3. HASIL PENELITIAN 3.1. Uji Pendahuluan Hasil Isolasi Protein Daun Yakon ( Smallanthus sonchifolius) Hasil Analisis Proksimat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. HASIL PENELITIAN 3.1. Uji Pendahuluan Hasil Isolasi Protein Daun Yakon ( Smallanthus sonchifolius) Hasil Analisis Proksimat"

Transkripsi

1 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Uji Pendahuluan Hasil Isolasi Protein Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) Ekstraksi dan isolasi protein Spirulina dan daun yakon dilakukan dengan menggunakan metode salting out. Prinsip metode salting out yaitu mengikat air yang terdapat dalam larutan dengan menggunakan garam secara terus-menerus sehingga tidak air lagi yang dapat diikat oleh protein dan protein saling terikat antar molekul. Hasil efisiensi isolat protein Spirulina dan daun yakon yang diperoleh dengan menggunakan metode salting out dapat dilihat pada tabel 3, dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 3. Efisiensi isolat protein spirulina platensis dan daun yakon Bahan (g) Isolat Protein (g) Isolat Protein (%) Spirulina 1 0,87 ± 0,046 86,67 ± 4,601 Daun Yakon 0,8 0,08 ± 0,003 10,54 ± 0,315 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 1 gram Spiruina kering memiliki isolat protein sebesar 0,870 gram dengan standar deviasi sebesar ± 0,046. Pada isolasi daun Yakon dengan berat awal 0,8 gram memiliki isolat protein sebesar 0,084 dengan standar deviasi ± 0, Hasil Analisis Proksimat Analisis proksimat yang dilakukan terdiri dari analisis kadar air dengan menggunakan metode thermogravimetri, analisis kadar lemak dengan menggunakan metode soxlet, analisis kadar abu dengan menggunakan metode pengabuan, dan analisis kadar protein dengan menggunakan metode kjeldahl. Setelah data kadar air, lemak, abu dan protein telah diperoleh, maka kadar karbohidrat dapat dihitung dengan perhitungan carbohydrate by difference. Hasil analisis proksimat sorbet buah Pisang Ambon dapat dilihat pada Tabel 4, perhitungan dan foto dapat dilihat pada lampiran. 24

2 25 Tabel 4. Hasil analisis proksimat sorbet buah pisang Perlakuan Kadar Air (%) Kadar Abu (%) Kadar Lemak (%) Kadar Protein (%) Karbohidrat (%) SPA 80,26 ± b 0,79 ± 0,150 b 0,08 ± b 0,68 ± b 18,18 ± 1,837 b SPA I 82,51 ± 0,559 ab 0,69 ± 0,082 ab 0.18 ± ab 0,91 ± 0,156 ab 15,71 ± 0,530 ab SPA II 81,18 ± 1,174 a 0,63 ± 0,069 a 2,28 ± a 1,19 ± 0,417 a 14,72 ± 0,691 a Keterangan: - SPA : Sorbet pisang ambon - SPA I : Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB - SPA II : Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protien Spirulina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB - Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi - Nilai dengan superscript yang berbeda pada satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) dengan menggunakan uji Duncan - Jumlah sampel tiap pengujian (N) = 3 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui antar perlakuan terdapat beda nyata. Pada semua analisa proksimat, pada perlakuan sorbet buah Pisang Ambon berbeda nyata dengan sorbet buah pisang dengan penambahan isolat protein Spirulina 50 dan dan Yakon 25 mg/kg BB, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan sorbet buah pisang dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 dan dan Yakon 50 mg/kg BB. Kadar protein pada Sorbet buah Pisang dengan penambahan isolat Protein Spirulina 50 dan daun Yakon 25 mg/kg BB memiliki nilai sebesar 1,194 dengan standar deviasi 0,417, hal tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan Sorbet buah Pisang dengan penambahan isolat Protein Spirulina 25 dan daun Yakon 50 mg/kg BB tapi berbeda nyata dengan perlakuan Sorbet buah Pisang. (a) (b) (c) Gambar 6. (a). SPA, (b). SPA I, (c). SPA II

3 Berat Badan dan Kadar Gula Darah Tikus Uji Pada pengujian in vivo dapat dibedakan menjadi 4 macam perlakuan berbeda yang akan diberikan. Pertama-tama memilih tikus yang telah berusia 2-3 bulan dan kemudian disuntik dengan menggunakan streptozotocin dengan dosis 45 mg/kg BB secara intraperitoneal. Setelah diinduksi, kemudian tikus dibiarkan selama 3 hari untuk meningkatkan kadar gula darah (>125 mg/dl). Setelah kadar gula darah tikus meningkat kemudian diberi 4 macam perlakuan berbeda, yaitu tikus yang diberi pakan standar (kontrol), tikus yang disonde secar oral dengan menggunakan sorbet pisang ambon (SPA), tikus yang disonde dengan menggunakan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB (SPA I), dan tikus yang disonde dengan menggunakan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein spirullina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB (SPA II) Tikus yang Diberi Pakan Standar (Kontrol) Tikus diberi pakan standar (kontrol) selama 28 hari dengan berat pakan masing-masing 20gram/tikus. Setiap 7 hari tikus ditimbang berat dan diukur kadar gula darah dengan menggunakan alat glukometer. Tikus dikatakan mengalami hiperglikemia ketika kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dl. Hasil analisis kadar gula darah dan berat badan tikus dapat dilihat pada grafik 1 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran. Gambar 7. Tikus yang diberi pakan standar

4 27 Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai, Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan Grafik 1. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang diberi pakan standar

5 28 Berdasarkan Grafik 1 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat badan setiap minggunya. Akan tetapi berat badan tikus 5 mengalami penurunan selama 14 hari, kemudian dilanjutkan dengan peningkatan berat badan secara signifikan pada hari ke 21. Tikus 2 pada hari ke 21 mengalami penurunan berat badan. Tikus 1 dan 2 mengalami kenaikan berat badan secara bertahap setiap harinya. Setelah memasuki hari ke 35 (post-treatment) semua tikus mengalami kenaikan berat badan. Tikus 4 mengalami kenaikan berat badan paling tinggi pada hari 35 (post-treatment). Berdasarkan Grafik 1 pada bagian kadar gula darah dapat dilihat trend kenaikan kadar gula darah paling tinggi terjadi pada tikus 3. Tikus 2, 3, dan 5 tidak mengalami hiperglikemia sehingga kadar gula darahnya dibawah 100 mg/dl. Tikus 4 mengalami hiperglikemia dan kadar gula darah turun pada hari ke 14. Tikus 1, 2, dan 4 mengalami penurunan kadar gula darah pada hari ke 7, sedangkan tikus 3 dan 5 mengalami kenaikan kadar gula darah. Kenaikan kadar gula darah paling tinggi terdapat pada tikus ke 3 dimana kadar gula awal 66 meningkat menjadi 572 mg/dl. Pada hari ke 14, tikus 1 mengalami kenaikan gula darah, sedangkan tikus 3, 4, dan 5 mengalami penurunan kadar gula darah. Hari ke 21 hanya tikus 4 mengalami penurunan kadar gula darah, sedangkan tikus 1, 2, 3, dan 5 mengalami peningkatan kadar gula. Setelah memasuki masa post-treatment tikus 2 mengalami peningkatan kadar gula darah, sedangkan tikus 1, 3, 4, dan 5 semakin menurun kadar gula darahnya. Hasil analisis persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel 5.

6 29 Tabel 5. Persentase perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus kontrol Hari Perubahan Tikus Kontrol (%) Ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD 7 16,541-32,773 2,721-1,163 2, ,667 5,625-3,247-2,062 2, ,194 76,250 1,987 4,706 19,828-10,664 18,343-20,805-2,105-3, ,475-26,950 1,948 2,247 15,108 7,828 3,000-8,475 8,065 64, ,667 27,184 15,924-2,198 11,250-38,838 15,049 14,815 15,423-30, ,143-11,450 6,593 15,730 5,056-72,107 9,283-8,065 3,017-18,519 Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa kenaikan berat badan dan kadar gula darah pada semua tikus fluktuatif. Persentase peningkatan berat badan terbesar terdapat pada tikus 3 pada hari ke 14 sebesar 19,828%. Sedangkan pada tikus 5 mengalami penurunan berat badan selama 14 hari masa pengujian. Pada kadar gula tikus 3 mengalami peningkatan sebesar 766,667% pada hari ke 7, dan kemudian terjadi penurunan kadar gula sebesar 10,664%. Pada hari ke 35 tikus 2 mengalami peningkatan kadar gula darah sebesar 15,730%, sedangkan tikus yang lain mengalami penurunan kadar gula darah terutama pada tikus 3 dengan penurunan kadar gula sebesar 72,107% Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon (SPA) Pada perlakuan ini tikus yang mengalami hiperglikemia disonde dengan menggunakan sorbet pisang ambon sebanyak 3,5 ml secara oral selama 28 hari. Setiap 7 hari tikus ditimbang dan diukur kadar gula darahnya dengan menggunakan alat glukometer. Setelah 28 hari, tikus diberi pakan standar selama 7 hari (post-treatment) untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan kadar gula darah atau tidak. Hasil analisis berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang ambon (SPA) dapat dilihat pada grafik 2 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran.

7 30 Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai, Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan SPA : Sorbet pisang ambon Grafik 2. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang ambon

8 31 Berdasarkan grafik 2 dapat diketahui bahwa pada hari ke 7 semua tikus mengalami peningkatan berat badan. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tikus 2, yaitu dengan berat badan awal 125 gram menjadi 164 gram. Tikus 3 dan 5 menglami peningkatan berat badan yang tetap setiap minggu. Tikus 4 mengalami kenaikan berat badan hingga hari ke 7, akan tetapi berat badan tikus turun pada hari ke 14 dan 21. Hari ke 14 tikus 1, 2, 3, dan 5 tetap menunjukan peningkatan berat badan, akan tetapi pada tikus 4 berat badan tikus megalami penurunan. Hal tersebut juga terjadi kembali pada hari ke 21 dimana penurunan berat badan. Dalam perjalan ke hari 35 (post-treatment) tikus 2 mati dengan berat badan akhir 206 gram (hari 28), sedangkan tikus 1, 3, dan 5 tetap mengalami peningkatan kadar gula darah. Tikus 2 pada masa post-treatment mengalami penurunan kadar gula darah dari 171 gram menjadi 155 gram. Pada grafik 2 bagian kadar gula darah dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami hiperglikemia karena kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dl. Tikus 2 pada hari ke 7 mengalami penurunan kadar gula darah paling signifikan, sedangkan tikus 4 dan 5 kadar gula darah dibawah 125 mg/dl sehingga dapat dikatakan tikus 4 dan 5 sembuh dari hiperglikemia. Tikus 3 sembuh dari hiperglikemia pada hari ke 21 dengan kadar gula darah 124 mg/dl, sedangkan tikus ke 1 sembuh pada hari ke 28. Namun pada masa post-treatment tikus 1 mengalami peningkatan kadar gula darah. Hasil analisis persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA Hari Ke Perubahan Tikus SPA (%) Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD 10,484-8,787 31,200-65,116 22,500-50,704 17,365-44,767-2,062-50,813 10,219-33,716 12,195-2,667 14,796 35,238-11,735-11,579-2,105 4,132 11,921 8,997 8,152 28,082 9,333-12,676-2,312 40,476 8,065-6,349 2,367-64,444 3,518-32,086 2,846-24,194 1,183-38,983 15,423-26,271 3, ,250 * * 5,929 9,574-9,357-11,111 3,017 8,046 Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan (*) Tikus mati

9 32 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa berat badan dan kadar gula darah pada semua tikus fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan paling tinggi terdapat pada tikus ke 4 hari ke 21, namun pada hari ke 7 dan 14 terdapat penurunan kadar gula darah. Hal tersebut juga terjadi pada tikus 5 dimana terjadi penurunan berat badan pada hari ke 7 dan 14. Persentase penurunan kadar gula darah tertinggi terdapat pada tikus 2 pada hari ke 7 sebesar 65,116%. Tikus ke 1 pada hari ke 35 mengalami kenaikan kadar gula yaitu sebesar 181,250%. Kenaikan kadar gula pada hari ke 35 juga terjadi pada tikus 3 dan 5 yaitu sebesar 9,574% dan 8,046% Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon Dengan Penambahan Isolat Protein Spirulina 25 mg/kg BB dan Daun Yakon 50 mg/kg BB (SPA I) Pada perlakuan ini tikus disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB sebanyak 3,5 ml/hari selama 28 hari. Tikus kemudian diukur berat badan dan kadar gula darah setiap 7 hari. Hasil analisis berat badan dan kadar gula tikus yang disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB (SPA 1) dapat dilihat pada grafik 3 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran. Gambar 8. Tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan isolat protein spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB

10 33 Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai, Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan SPA I: Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB Grafik 3. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan Daun Yakon 50 mg/kg BB

11 34 Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat badan setiap minggunya. Akan tetapi pada tikus 4 pada hari ke 28 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan berat badan. Tikus dengan kenaikan berat badan terbesar terdapat pada tikus 1 dan 2 dengan berat awal 138 gram dan 126 gram, ketika hari ke 35 berat badan akhir tikus adalah 240 gram dan 232 gram. Berdasarkan grafik 3 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami keadaan hiperglikemia dimana kadar gula darah pada saat pada hari ke 0 lebih dari 135 mg/dl. Kadar gula darah tertinggi pada hari ke 0 terdapat pada tikus 2 dengan nilai 445 mg/dl. Tikus 3, 4, dan 5 pada hari ke 7 kadar gula darah telah normal, sedangkan pada tikus 1 dan 2 kadar gula darah kembali normal pada harike 21 yaitu dibawah 135 mg/dl, akan tetapi pada hari ke 28 kadar gula darah tikus 1 dan 2 kembali meningkat melebihi batas kadar gula darah normal yaitu 135 mg/dl. Hasil analisis persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA I Hari Perubahan Tikus SPA I (%) Ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD 7 32,609-1,351 37,302-56,854 11,976-54,592 10,559-38,164 22,400-57, ,290-7,534 7,514 18,229 9,091-19,101 8,989-32,031 16,340-18, ,500-30,370 3,226-54,185 10,784 43,056 14,948 10,345 16,854 18, ,461 78,723 4,688 73,077 1,770 10,680 0,000-5,208 3,846 18, ,111-27,381 15,423-30,556 5,652-5,263 7,623 13,187 10,185-11,111 Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa persentase kenaikan berat badan dan kadar gula darah fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan paling tinggi terdapat pada tikus ke 1 pada hari ke 7 yaitu sebesar 32,609%, akan tetapi pada hari ke 28 terjadi penurunan berat badan. Pada tikus 4 dihari ke 28 tikus tidak mengalami peningkatan maupun penurunan berat badan. Pada hari ke 35 semua tikus mengalami peningkatan berat

12 35 badan. Persentase penurunan kadar gula darah tertinggi terdapat pada tikus ke 1 pada hari ke 7 yaity sebesar 57,658%. Pada tikus 1 dan 2 hari ke 28 mengalami kenaikan kadar gula darah yang cukup tinggi yaitu 78,723% pada tikus 1 dan 73,007% pada tikus 2. Pada hari ke 35 semua tikus mengalami penurunan kadar gula darah, akan tetpai pada tikus 4 mengalami kenaikan kadar gula yaitu sebesar 13,187% Tikus yang Disonde Sorbet Pisang Ambon Dengan Penambahan Isolat Protein Spirulina 50 mg/kg BB dan Daun Yakon 25 mg/kg BB (SPA II) Pada perlakuan ini tikus disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB sebanyak 3,5 ml/hari selama 28 hari. Tikus kemudian diukur berat badan dan kadar gula darah setiap 7 hari. Hasil analisis berat badan dan kadar gula tikus yang disonde dengan sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat protein Spirulina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB (SPA II) dapat dilihat pada grafik 4 dan data mentah dapat dilihat pada lampiran. Gambar 9. Tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan isolat protein spirulina 50 mg/kg BB dan daun yakon 25 mg/kg BB

13 36 Keterangan : Hari ke-0 adalah hari pertama perlakuan sonde dimulai, Hari ke- 35 merupakan 7 hari setelah perlakuan sonde terakhir diberikan SPA I: Sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 25 mg/kg BB dan daun yakon 50 mg/kg BB Grafik 4. Perubahan berat badan dan kadar gula darah tikus yang disonde sorbet pisang ambon dengan penambahan isolat Spirulina 50 mg/kg BB dan Daun Yakon 25 mg/kg BB

14 37 Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa semua tikus mengalami kenaikan berat badan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tikus 5 dengan berat awal yaitu 142 gram dan pada hari ke 35 berat akhir tikus 270 gram. Tikus 1 mengalami hal yang serupa dengan peningkatan berat badan secara perlahan setiap minggunya, namun mengalami penurunan berat badan pada hari ke 14. Pada tikus 3 pada hari ke 0 hingga hari ke 21 mengalami peningkatan setiap minggunya, akan tetapi pada hari ke 28, tikus mengalami penurunan berat badan. Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa hanya tikus 2 tidak mengalami hiperglikemia dengan nilai gula darah 116 mg/dl, sedangkan tikus 1, 3, 4, dan 5 mengalami keadaan hiperglikemia terutama tikus 1. Pada hari ke 7 tikus 3, 4, dan 5 kadar gula darah telah kembali normal dengan nilai kurang 135 mg/dl. Tikus 1 pada hari ke 7 mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 450 mg/dl, akan tetapi kadar gula darah tikus 1 kembali meningkat pada hari ke 14 dengan nilai 373 mg/dl. Keadaan naik turun kadar gula darah tikus 1 terus berulang hingga hari ke 35 dimana kadar gula darah akhir sebesar 213 mg/dl. Hasil analisis persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah pada tikus yang diberi pakan standar dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Persentase peningkatan berat badan dan kadar gula darah tikus SPA II Hari Perubahan Tikus SPA II (%) Ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD ΔBB ΔKGD 7 55,056-75,000 12,105-8,621 30,769-42,424 6,509-79,884 32,394-72, , ,667 6,103-16,981 9,244-5,263 18,889-2,885 12,766-19, ,852-32,172 4,867 25,000 1,923-27,778 10,280-9,901 9,434 0, ,325-41,502 1,688-25,455-4,151-10,256 1,695 14,286 4,741 16, ,711 43,919-1,245-2,439 11,417 17,143 10,000-11,538 11,111-32,308 Keterangan : (-) Terdapat penurunan (+) Terdapat kenaikan Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui persentase kenaikan berat badan dan kadar gula darah fluktuatif. Persentase kenaikan berat badan tertinggi terdapat pada tikus 1 pada hari ke 7 yaitu sebesar 55,056%. Tikus 1 pada hari ke 14 dan 28 mengalami penurunan

15 38 berat badan sebesar 2,174% dn 1,325%. Tikus 2 dan 3 mengalami hal yang serupa pada hari ke 35 pada tikus 2 dan hari ke 28 pada tikus 3. Persentase penurunan kadar gula tertinggi terdapat pada terdapat pada tikus 4 yaitu sebesar 79,884% pada hari ke 7. Tikus 1 dan tikus 5 mengalami hal yang sama pada hari ke 7 dengan penurunan kadar gula yang signifikan yaitu sebesar 75% dan 72,692%. Pada hari ke 35 hanya tikus 1 dan 3 yang mengalami peningkatan kadar gula darah.

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein 59 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran sorbet buah naga yang ditambahkan isolat protein Spirulina platensis pada perubahan kadar gula darah. Pengujian dilakukan uji in vivo menggunakan

Lebih terperinci

4.1. Isolasi Protein Daun Yakon dan Spirulina platensis

4.1. Isolasi Protein Daun Yakon dan Spirulina platensis 4. PEMBAHASAN Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah lebih dari kadar gula darah puasa (124 mg/dl) atau kadar gula darah normal (200mg/dL). Akan tetapi sesaat setelah mengkonsumsi sesuatu

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis 4. PEMBAHASAN Pengujian in vivo untuk mengetahui kemampuan sorbet pisang (Musa paradisiaca) yang ditambah dengan isolat protein Spirulina platensis dibagi dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah proses isolasi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon dan Spirulina platensis

PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon dan Spirulina platensis 4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon dan Spirulina platensis Bahan yang digunakan dalam isolasi proteinpada penelitian ini adalah Daun yakon danspirulina platensis. Menurut teori Djamilet al (2014),

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon 4. PEMBAHASAN Daun yakon yang digunakan untuk pengobatan dan telah beredar dipasaran, umumnya dijual dalam bentuk kering. Untuk mengetahui aplikasi dari daun yakon dalam bidang makanan, maka dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: DANIEL ADI SAMBADA

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: DANIEL ADI SAMBADA PENGARUH PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) DAN Spirulina platensis DALAM SORBET BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca) TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH DAN BERAT BADAN TIKUS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hiperglikemia merupakan kondisi terlalu tingginya kadar gula darah pada tubuh, hal ini ditandai dengan kadar gula darah puasa yaitu 126 mg/dl dan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN DAUN YAKON

PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN DAUN YAKON PENGARUH SORBET BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN PENAMBAHAN ISOLAT PROTEIN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH THE EFFECT OF DRAGON FRUIT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 2. Gambar serbuk majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Lampiran 3. Bagan kerja penelitian Tikus Dikondisikan selama 2 minggu 1. Diukur Kadar 2. Diinduksi

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies 4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies Pada penelitian ini daun yakon dipilih karena memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Salah satu penelitian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daun yakon (Smallanthus sonchifolius) atau yang dikenal sebagai daun insulin merupakan salah satu spesies tanaman yang secara efektif dapat menurunkan kadar gula darah.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 52 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memberikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Formulasi Cookies

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Formulasi Cookies 4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Formulasi Cookies Spirulina platensis merupakan jenis mikroalga berbentuk spiral dan mengandung fikosianin tinggi sehingga berwarna hijau biru (Christwardana et.al, 2013). Spirulina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan

Lebih terperinci

Daun Yakon dan Diabetes Mellitus

Daun Yakon dan Diabetes Mellitus Daun Yakon dan Diabetes Mellitus Daun Yakon dan Diabetes Mellitus Yakon (Smallantus sonchifolius) adalah bahan ramuan yang populer dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa penelitian medis menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200 62 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil uji pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini ada 2 macam, meliputi penentuan waktu yang diperlukan untuk hewan uji mencapai DM setelah diinduksi STZ ip dosis 40 mg/kgbb,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah melebihi 200 mg/dl saat kondisi sewaktu dan di atas 126 mg/dl pada kondisi puasa (Arif dkk, 2013). Hiperglikemia disebabkan

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design. 53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumentasi Pengujian In Vivo Tikus Uji Pendahuluan

Lampiran 1. Dokumentasi Pengujian In Vivo Tikus Uji Pendahuluan 7. LAMPIRA Lampiran 1. Dokumentasi Pengujian In Vivo Tikus Uji Pendahuluan Lampiran 2. Dokumentasi Pengujian In Vivo Tikus Uji Utama Kelompok Perlakuan Tikus ormal Konsumsi Pakan Standar / PS (-) Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 14 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemiaadalah suatu istilah peningkatan kadar glukosa darah yang merupakan salah satu gejala umum yang terjadi pada diabetes melitus. Menurut (Shawet al, 2010)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis Hasil perhitungan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan sumbangan kalori dari karbohidrat, protein dan lemak dari ransum,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah 1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan 5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung untuk membuat teh hijau dan teh daun murbei; dan menganalisis kimia teh daun

Lebih terperinci

IPTEKMA Volume 2 No.1,

IPTEKMA Volume 2 No.1, IPTEKMA Volume 2 No.1, 01-04. 2010 ISSN: 2086-1354 Bidang Kemahasiswaan UNUD UJI KLINIS IN VIVO PENGARUH KONSUMSI DALUMAN (Cycllea barbata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS WISTAR JANTAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan oneway Annova. Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata n sampel, bila pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan 5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan Untuk menentukan kadar gula darah tetap stabil pada kondisi DM, pada penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula BAB V HASIL 5.1. Hasil 5.1.1 Ekstraksi Bawang putih (Allium sativum) Penelitian ini, menggunakan menggunakan 573gram Bawang putih basah (Allium sativum) yang kemudian dikeringkan, diperoleh 208 gram serbuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia adalah peningkatan kadar gula dalam darah diatas normal, akan tetapi peningkatan kadar gula sesaat setelah makan tidak dapat disebut dengan hiperlgikemia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kadar gula darah merupakan suatu parameter yang menunjukkan kondisi hiperglikemia ataupun hipoglikemia. Hiperglikemia merupakan keadaan atau kondisi kadar gula darah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 48 Lampiran 2. Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) 49 Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3.2 Teripang kering Pearsonothuria graeffei (Semper,1868)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume 51 Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Kulit Kayu Manis Madu Hutan 52 Lampiran 2. (lanjutan) Simplisia kulit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan the post test only control group design. Percobaan dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan rancangan pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2014, hal

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2014, hal Jurnal Farmasi Indonesia, November 2014, hal 168-174 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Vol. 11 No. 2 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ Aktivitas Antihiperglikemik Kombinasi Ekstrak Etanol

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS

PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS SKRIPSI PEMANFAATAN MINUMAN SERBUK INSTAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii BI.) UNTUK MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Disusun oleh: Rebecca Vanessa NPM : 090801091

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

1. Determinasi tanaman salam Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun salam Proses penyarian daun salam secara infundasi

1. Determinasi tanaman salam Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun salam Proses penyarian daun salam secara infundasi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR.. vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, 2008). Dicari Diketa Hui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmu 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 1,5 kg Kera 4 kg Men cit 20 g Tikus 200 g

Lebih terperinci

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin Daun Insulin memiliki nama latin Smallanthus Sonchifolius atau sinonim nya: Polymnia edulis, P. sonchifolia. daun insulin dikenal juga dengan nama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia merupakan pengertian dari suatu kondisi ketika kadar glukosa darah meningkat melebihi batas normalnya. Hiperglikemia menjadi salah satu gejala awal seseorang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah 19 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan prepost test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. 73 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Uji pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM. Agar diperoleh

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram)

Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram) LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1. Pengukuran morfometrik keong matah merah Parameter No Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (gram) Tinggi (cm) 1 3,8 1,8 5 1,3 2 3,7 1,7 5 1,8 3 3,7 1,7 4 1,7 4 4,2 2,1 7 1,7 5 3,7 1,8

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Ebadi, 2007). Diabetes mellitus juga dikenal sebagai penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Dosis aloksan untuk manusia adalah 120 mg/kgbb Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya 25 g. Volume penyuntikan intravena = 0,2 ml

LAMPIRAN 1. Dosis aloksan untuk manusia adalah 120 mg/kgbb Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya 25 g. Volume penyuntikan intravena = 0,2 ml LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis Alloksan Dosis aloksan untuk manusia adalah 120 mg/kgbb Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya 25 g. Perhitungan : 25/1000 x 120 = 3 mg Volume penyuntikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur kondisinya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia merupakan kondisi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi kadar glukosa darah normal. Kadar glukosa darah yang meningkat dapat disebabkan oleh tubuh yang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Desember 2010 bertempat di laboratorium Bioteknologi 2 dan laboratorium Biokimia, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan. BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan. 3.2.

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4 Gambar 2. Biskuit B1 dengan penambahan brokoli dan jambu biji fresh, dan konsentrasi tepung bekatul 3,5%; B2 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ilmu Gizi Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi pada masyarakat saat ini. Ketua Federasi Diabetes Internasional untuk kawasan Asia Fasifik yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tahap Penelitian. kolesterol. Analisis. Perlakuan IV. n=5. Induksi kolesterol 9 minggu Pembuatan pakan kolesterol. Perlakuan III.

Lampiran 1 Tahap Penelitian. kolesterol. Analisis. Perlakuan IV. n=5. Induksi kolesterol 9 minggu Pembuatan pakan kolesterol. Perlakuan III. LMPIR 16 17 Lampiran 1 Tahap Penelitian. rmal n=10 Hiperlipidemia n=10 Pembedahan awal @ 5ekor nalisis nalisis statistik Perlakuan I n=5 Pencekokan ekstrak selama 5 minggu Pembedahan akhir @ 5ekor Tikus

Lebih terperinci

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai

Lebih terperinci

Gambar 6. Hasil Analisis Sensori Flavored Edible Film

Gambar 6. Hasil Analisis Sensori Flavored Edible Film 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Karakteristik Sensori Flavored Edible Film Parameter analisis sensori ini meliputi penilaian rasa dan aroma. Hasil analisis uji sensori flavored edible film dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media tanam merupakan komponen utama yang diperlukan dalam budidaya suatu tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua jenis media tanam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes

Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes Mempelajari Prediabetes, Mendiagnosa Diabetes dan Mengetahui Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Ada beberapa cara untuk mendiagnosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER SERAT MAKANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN BERAT BADAN TIKUS Oleh : ESTHER YUNIANTI A. 301434 JURUSAN GIZI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara seperti di Negara-negara Afrika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 16 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit sebelum dan setelah pemberian alloxan, rata-rata kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN 32 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Percobaan dilakukan menggunakan randomisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008 PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN KULIT JERUK BALI (Citrus grandis) DAN KULIT PISANG AMBON (Musa spp.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Oleh: Soesy Asiah Soesilawaty

Lebih terperinci