ELECTRICAL LOAD DATA CALCULATION FEED OF ARUN LPG STORAGE AND TRANSHIPMENT TERMINAL PROJECT PT. PERTAMINA (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ELECTRICAL LOAD DATA CALCULATION FEED OF ARUN LPG STORAGE AND TRANSHIPMENT TERMINAL PROJECT PT. PERTAMINA (PERSERO)"

Transkripsi

1 ELECTRICAL LOAD DATA CALCULATION FEED OF ARUN LPG STORAGE AND TRANSHIPMENT TERMINAL PROJECT PT. PERTAMINA (PERSERO) Yoshua Habibnur 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 1,2 Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia yhabibnur@gmail.com 1, tejo@elektro.ft.undip.ac.id 2 Abstrak Proses perancangan engineering di suatu facility melibatkan peralatan kerja atau produksi. Untuk produksi dan penyaluran produk gas LNG (liquid natural gas) dan LPG (liquid pertoleum gas) PT. Arun NGL Blang Lancang, Lhoksemawe, Aceh menggunakan sistem pemrosesan yang terdiri dari berbagai peralatan elekrik yang membutuhkan daya listrik. Maka dari itu, dalam perancangan supply daya pada plant harus mempertimbangkan besar daya yang digunakan. Untuk menghitung total daya, maka hal pertama yang dilakukan adalah menggumpulkan daftar beban (load list) yang digunakan oleh plant. Daftar beban (load list) ini berisi data spesifikasi dari beban yang dibutuhkan untuk perhitungan. Setelah itu dilakukanlah serangkaian tahap tahap perhitungan yang dalam istilah engineering biasa disebut electrical load data calculation. Dengan menghitung total daya yang dibutuhkan, dapat ditentukan supply yang dibutuhkan. Selain itu dapat dilakukan equipment sizing beberapa peralatan penting seperti transformator, busbar, dan circuit breaker juga berfungsi sebagai data primer sistem pelepasan beban (load shedding system). Kata kunci: LPG, LNG, Engineering, Load Calculation, Equipment Sizing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses perencanaan dan perancangan dalam dunia kelistrikan merupakan salah satu proses yang sangat penting untuk menggambarkan dan menganalisis suatu rancangan dalam dunia kelistrikan sebelum diaplikasikan ke dalam proses yang sebenarnya di lapangan sehingga hal hal yang akan terjadi bisa di prediksikan dan dicarikan solusinya terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat kesalahan yang akan terjadi. PT. RE (Rekayasa Engineering) merupakan salah satu perusahaan Engineering Consultant yang bergerak dalam bidang perencanaan dan perancangan pada suatu project yang akan dirancang. Project yang dikerjakan oleh PT. Rekayasa Engineering pun bermacam macam jenisnya salah satunya adalah project plant dari PT. Pertamina dengan PT. Arun LNG Blang Lancang, Lhoksemawe, Aceh sebagai pelaksana operasi plant. Project dari PT. Pertamina tersebut yang dikerjakan oleh PT. Rekayasa Engineering adalah tentang Engineering Study untuk Feed Of Arun LPG Storage and Transhipment Terminal Project di Blang Lancang, Lhoksemawe, Aceh Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek (KP) di PT. REKAYASA ENGINEERING adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui proses kerja dalam pengerjaan dokumen engineering desian basic dan desain detail yang dikerjakan ole PT. Rekayasa Engineering 2. Memahami tahap tahap pengerjaan electrical load calculation pada suatu project. 3. Sebagai media untuk memperoleh ilmu, pengalaman berpikir kritis dan praktis, melatih ketrampilan serta bertindak dalam lingkungan masyarakat industri yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari mahasiswa. 4. Mengaplikasikan Ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan pada case project yang dilaksanakan salama masa kerja praktek (KP) 1.3. Batasan Masalah Penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek (KP), penulis hanya membahas masalah mengenai electrical load calculation pada Feed Of Arun LPG Storage and Transhipment Terminal Project di PT. Rekayasa Engineering. 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro 1

2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Istilah Beban Jenis Beban Berdasarkan jenisnya, beban listrik dibebdakan menjadi 2 jenis, yaitu. a. Beban Dinamis Merupakan beban yang sifat dayanya berubahubah/tidak stabil setiap waktunya. Beban ini biasanya berupa motor atau perangkat yang tersusun motor di dalamnya. b. Beban Statis Merupakan beban yang sifat dayanya tidak berubah/stabil setiap waktunya. Beban ini biasanya berupa lampu atau perangkat lain bukan motor Karakteristik Beban Berdasarkan karakteristiknya, beban listrik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu. a. Beban Continuous (C) Merupakan beban yang beroperasi secara kontinu terus menerus hingga 1 hari penuh (24 jam), seperti panel sistem kontrol, sistem UPS, pompa proses dan lain lain. b. Beban Intemittent (I) Merupakan beban yang hanya beroperasi beberapa kali dalam sehari, seperti pintu otomatis, pompa back-up, dan lain lain. c. Beban Spare/Standby (S) Merupakan beban yang berada pada keadaan standby atau jarang dioperasikan pada kondisi normal, seperti sistem emergency, pompa standby, penerangan darurat dan lain lain Perhitungan Beban Pada perhitungan terdapat 4 kategori beban yang dihitung, yaitu a. Absorbed Load Merupakan besar daya yang diperkirakan diserap oleh beban. Sebagian besar dari beban tidak beroperasi pada kapasitas rating, tetapi pada titik dibawah rating-nya. Nilai beban ini dipengaruhi oleh nilai faktor beban. b. Consumed Load Merupakan kuantitas daya elektrik yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh beban. Dari setiap beban dihitung daya aktif dan reaktifnya. Nilai beban ini dipengaruhi oleh nilai efisiensi beban. c. Peak Load Merupakan daya minimal yang dibutuhkan untuk sistem beroperasi pada beban puncak Peralatan Elektrikal Motor Control Center (MCC) Motor Control Center (MCC) adalah kombinasi starter dalam satu perakitan. Motor Control Center (MCC) berfungsiuntuk mengontrol beberapa atau bahkan semua motor listrik dari pusat lokasi dalam suatu plant. Gambar 2.1 Motor Control Units Switchgear Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board). Selain itu, Switchgear berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian beban listrik pada saat kondisi normal maupun abnormal akibat gangguan ataupun overload. Gambar 2.2 Switchgear Circuit Breaker (CB) Peralatan ini merupakan peralatan dapat memberikan fungsi penyaluran tenaga dan pemutusan tenaga 2

3 serta proteksi arus lebih otomatis. Tidak seperti sekring (fuse) yang harus diganti setiap terjadi open circuit mengamankan peralatan setelahnya dari arus lebih. Untuk CB dapat dikembalikan pada keadaan semula setelah kondisi arus lebih terjadi dengan cara mengembalikan posisi handle dari OFF kembali ke posisi ON. Jika CB kembali open berkali kali setelah dilakukan proses reset, maka CB harus diperiksa oleh teknisi atau diganti dengan yang baru. kondisi tertentu busbar harus memiliki isolasi kecuali pada bagian koneksi dengan cabang konduktror yang lainnya. Gambar 2.5 Busbar Gambar 2.3 Circuit Breaker (CB) Schneider Electric Transformator Pada umumnya transformator dibedakan menjadi dua macam yaitu transformator ukur dan transformator daya. Transformator ukur masih dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu transformator arus (current transformer), dan transformator tegangan (potential transformer), Transformer ukur berfungsi untuk menurunkan arus atau tegangan, yang mana besaran arus atau tegangan tersebut digunakan sebagai besaran masukan Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industri. Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Gambar 2.4 Transformator Daya Busbar Busbar atau rel adalah sebuah konduktor yang berperan sebagai koneksi antar 2 atau lebih cabang konduktor. Busbar secara schematical dipresentasikan garis lurus dengan beberapa koneksi yang terhubung dengannya. Standar sebuah busbar biasanya terbuat dari bahan alumunium dan tembaga. Pada dasarnya fungsi dari busbar sama seperti kabel, perbedaan kabel dan busbar terletak pada bagian isolatornya. Jika kabel memiliki isolator diseluruh penampangnya, busbar tidak miliki isolasi. Namun untuk Gambar 2.6 Motor Listrik Langkah Perhitungan Beban Elektrik Dalam perhitungan beban elektrik, tidak ada standar baku yang mengatur tata cara perhitungan ini. Maka cara perhitungan ditentukan berdasarkan aturan umum yang diterima dan paling sering digunakan oleh praktisi industri atau engineer. Berikut merupakan tahap tahap dalam melakukan perhitungan beban elektrik. 1. Kumpulkan daftar dari seluruh beban elektrik yang ada dalam sistem (Load list). 3

4 2. Dari setiap beban, tentukan parameter seperti rating nominal atau absorbed rating, faktor beban (Load factor), faktor daya (power factor), dan efisiensi beban. 3. Hitung nilai consumed load untuk setiap beban dan peak load untuk setiap kelompok MCC 4. Hitung nilai operating load Berikut merupakan flowchart untuk tahap kerja electrical load calculation. LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram Trucking Area LSTT-64-P1-EF-001~022 Piping & Instrument Diagram ARUN LPG STORAGE 3.2. Perhitungan Beban Menentukan Parameter Beban (absorbed rating, faktor beban [Load factor], faktor daya [power factor], dan efisiensi beban) a. Absorbed Load Absorbed load dapat hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut =P Rating (kw ) Load Factor. (3.1) b. Load Factor Faktor ini dapat diartikan sebagai daya yang dipakai per daya rating yang dimiliki oleh peralatan elektrik. Secara rumus faktor beban dapat dituliskan sebagai berikut. Used Load(kW ) LF= Load Rating(kW ) Gambar 2.7 Flowchart Electrical Load Calculation III.PEMBAHASAN 3.1. Electrical Load Calculation Electrical load calculation atau perhitungan beban elektrik adalah perhitungan kebutuhan energi listrik beban. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan kapasitas transformator daya, busbar dan circuit breaker Mengumpulkan Load List Load list ini sejatinya berfungsi untuk mengetahui beban apa saja yang ada dalam proyek. Tanpa adanya load list, perhitungan beban tidak dapat dilakukan. Penentuan rating dari peralatan disusun berdasarkan : Simulasi P&ID oleh Process Departement Input dari instrument, mechanical dan existing load Referensi Daftar beban dibuat berdasarkan dukungan dari dokumen berikut : LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram Plant U-64...(3.2) Berdasarkan standar NEMA, nilai faktor beban dapat ditentukan dari nilai rating beban dalam kw. Tabel 3.1 Nilai Faktor Beban per Rating Rating (kw) Load Factor Load 0,1 0,7 c. Power Factor 0,1<Load 1 0,75 1<Load 5,5 0,83 5,5<Load 22 0,90 22<Load 55 0,91 55<Load 220 0,92 Load> 220 0,94 4

5 LP-8313 Dapat diartikan sebagai perbandingan daya aktif (kw) dan daya semu (kva). Secara perhitungan faktor daya dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut. V Rating (kw) Rating (KVA) STREET & FENCE ,00 LIGHTING FEEDER Load 1 0,80 1.1< Load 5,5 0,85 5,5<Load 22 0,91 22<Load 55 0,92 55<Load 220 0,93 Load> 220 0,95 GM-6405A LPG RETURN PUMP ,00 - cosφ= P (W ) S(VA)...(3.3) Berdasarkan standar NEMA, nilai faktor daya dapat ditentukan dari nilai rating beban dalam kw atau KVA Tabel 3.2 Nilai Faktor Daya per Rating Rating (P [kw] or S Power Factor [KVA]) Load 5 0,8 5<Load 30 0,86 30<Load 100 0,90 Load>100 0,92 Contoh Perhitungan : LOAD PM-8313-A Tabel 3.4 Contoh Data Beban 1. Nilai Efisiensi LP-8313 = 0,92 Nilai Efisiensi GM-6405A = 0,93 2. Nilai Faktor Daya LP-8313 = 0,9 Nilai Faktor Daya GM-6405A = 0,92 3. Nilai Faktor Beban LP-8313 P rating (kw )=P rating (KVA ) cos φ...(435) P rating (kw )=50 0,9 P rating (kw )=45kW Faktor Beban=0,91(lihat tabel 4.4) Nilai Faktor Beban GM-6405A = 0,92 (lihat tabel 4.4 ) d. Load Efficiency Efisiensi adalah rasio perbandingan antara daya output dan daya input. Absorbed Load η= Consumed Load..(3.4) Berdasarkan standar NEMA, nilai efisiensi beban dapat ditentukan dari nilai rating beban dalam kw atau KVA. Tabel 3.3 Nilai Efisiensi per Rating Rating (P [kw] or S Efficiency [KVA]) 4. Nilai absorbed load LP-8313 =P Rating (kw ) Load Factor =45 0,91 =40,95kW Nilai absorbed load GM-6405A =P Rating (kw ) Load Factor =150 0,92 =138 kw (3.6) (3.7) 5

6 Untuk perhitungan absorbed load pada peralatan dengan load factor yang telah diketahui dapat dilakukan dengan cara yang sama(tanpa langkah ke-2). Dari contoh perhitungan diatas, dapat dihitung parameter beban untuk beban lainnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada laman lampiran Menghitung Nilai Consumed Load Setiap Beban dan Peak Load Untuk Setiap Kelompok MCC Gambar 3.2 Diagram Urutan Pengelompokan MCC Gambar V Over All One-Line Diagram Feed Of Arun LPG Storage and Transhipment Terminal Project PT. Pertamina (Persero) Pada gambar 3.7 terlihat pembagian daya pada plant. Dari transmisi 150 kv menuju trafo PT-8353-AR 150/33 kv, lalu diteruskan menuju PT-8313-A dan PT-8313-B 33/4,16 kv sehingga plant terbagi dalam 2 bagian beban besar. PT A 33/4,16 kv mempunyai beban trafo PT-8313-E dan PT-8313 C 4160/480 V, juga mempunyai beberapa beban motor. Sedangkan PT-8313-B terdiri dari beban trafo PT F dan PT-8313 D 480 V serta beberapa beban motor. Pada 4 Trafo 4160/480 V ini, 3 diantaranya terdapat pembeban berupa sebuah trafo khusus penerangan plant. Untuk mengkontrol semua beban pada trafo, maka masing beban untuk setiap trafo dihubungkan dengan sebuah MCC (motor control center) untuk mengatur distribusi daya ke beban. MCC ini dipasang diantara beban dan transformer. Berikut merupakan skema perhitungan beban. Pada gambar 3.2 tertera urutan perhitungan beban. MCC dihitung secara berurutan untuk yang selanjutnya digunakan untuk menentukan switchgear utama. Dengan mengetahui kapasitas beban pada switchgear, maka max peak load/load demand dapat ditentukan. Selain itu, terlihat transformer dengan bagan berwarna orange yang menunjukan transformer dengan load factor yang telah diketahui nilainya. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan consumed load dan peak load sesuai dengan urutan pada gambar 3.8 dengan rumus seperti dibawah ini. Consumed load P l = η...(3.8) 1 Q l =P l cos 2 ϕ 1...(3.9) Peak Load 6

7 Peak Load Demand(kW kvar)= X A +Y B+Z C...(3.10) Peak Load Demand(kVA)= P PLD 2 +Q PLD 2 P l =16,64 kw... (4.6) 1 Q l =P l cos 2 30,6 1 o...(3.13)...(3.11) Contoh Perhitungan Beban pada MCC PM-8313-C Tabel 3.5 Data Beban Air Conditioner Tag No. Description C I S V Absorbed Load (kw) 64-AC-002R AIR CON FOR DOCK OFFICE Motor Load (kw) Load Factor (kw) ,48 17,20 0,90 0,93 0,86 Eff. Pf Q l =16,64 1 0, Contoh perhitungan consumed load : 64-AC-002R P l = η...(3.12) P l = 15,48 0,93... karakteristiknya pada tabel berikut. (4.6) (4.7) Q l =9,88 kvar 4.7 Masing masing daya beban dikelompokkan sesuai dengan karakteristiknya yang telah dijelaskan pada subbab Dengan contoh perhitungan diatas dapat dihitung nilai consumed load untuk beban lainnya dan jumlah beban sesuai 7

8 Tabel 3.6 Load Schedule MCC PM-8313-C 1249,3 kva. Sisa daya ini dapat dimanfaatkan untuk supply peralatan tambahan untuk pengembangan sistem plant di masa yang akan datang. Setelah itu dihitunglah kelompok beban lainnya dengan cara yang sama Electrical Equipment Sizing Dengan electrical load calculation ini, terdapat 3 peralatan elektrikal yang dapat dilakukan sizing equipment. 1. Circuit Breaker 2. Transformer 3. Busbar Berikut merupakan tahap tahap menentukan kapasitas peralatan. Jumlah daya beban per kartakteristik : Total Continuous Load = 104,87 kw 56,47 kvar Total Intermittent Load = 192,00 kw 87,14 kvar Total Standby Load = 233,34 kw 120,74 kvar Daya Puncak (peak load) dapat dihitung dengan rumus Peak Load Demand=X A +Y B+Z C...(3.14) P=1.104,87 +0, ,1. 233,34 Peak Load P= 224,21 kw Q=1.55,21+ 0, ,1. 139,17 Peak emanq= 112,1 kvar Peak Load Demand(kVA)= P PLD 2 +Q PLD 2...(3.15) dswd= 224, ,1 2 Peak Load Demand Peak Load=250,7 kva Kapasitas transformer untuk MCC PM-8313-C sebesar 1500 kva sehingga terdapat daya sisa (spare) sebesar Menentukan Kapasitas Circuit Breaker a. Menentukan rating dalam kw atau kva dan tegangan b. Menentukan arus beban dalam Ampere c. Menentukan Arus desain CB d. Menentukan CB mengacu pada perhitungan I d, disesuaikan dengan ukuran yang dikeluarkan oleh mayoritas vendor elektrikal Contoh perhitungan CB pada MCC PM-8313-F Daya Rating = 786,9 kva (menggunakan peak load demand) Tegangan = 480 V Karena menggunakan daya 3 fasa maka arus beban penuh dihitung dengan rumus sebagai berikut. I FL ( Amp )= S (VA ) 3V...(3.16) Keterangan : I FL = Arus beban dalam keadaan Full Load P = Rating beban dalam W S = Rating beban dalam VA Cos f = Faktor daya I FL ( Amp )=218,07 A I FL ( Amp )= (3.14) 8

9 Setelah arus beban penuh diketahui, dapat dihitung arus desain CB dengan rumus sebagai berikut. Keterangan : I D = Arus beban untuk desain peralatan MF = Multiplying Factor I FL = Arus beban dalam keadaan Full Load I D ( Amp )=1,25 218,07 A I D ( Amp )=272,59 A cdcdc I D ( Amp )=MF I FL...(3.17) Perhitungan desain CB sebesar 272,59 A. Karena arus yang dipakai relatif besar dan peralatan ini berfungsi untuk mengamankan beberapa beban lainnya, maka digunakan CB jenis MCCB. Beracuan pada katalog vendor protekuk, MCCB yang dipakai adalah 315 A. Keterangan : Tr = Kapasitas Transformer dalam kva MF = Multiplying Factor NEC 1,25 S PLD = Peak Load Demand dalam kva Tr=MF S PLD...(3.18) Tr=1,25 786,9 Tr=983,625 kva Beracuan pada katalog Centrado dan Geafol, kapasitas transformer yang dipakai yang mendekati nilai 983,625 kva adalah 1000 kva Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai kapasitas transformer lainnya sebagai berikut. Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kapasitas Transformer Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai arus desain CB lainnya untuk masing masing MCC sebagai berikut. Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Kapasitas MCCB Menentukan Kapasitas Transformer a. Menentukan rating dalam kva dan tegangan b. Menentukan kapasitas desain transformer (Tr) c. Menentukan Kapasitas mengacu pada perhitungan Tr disesuaikan dengan ukuran yang dikeluarkan oleh mayoritas vendor elektrikal Contoh Perhitungan : PT-8313-F MF= 1,25 (standar NEC) S PLD = 786,9 kva Menentukan Kapasitas Busbar a. Menentukan rating transformer dalam VA dan tegangan b. Menentukan arus beban penuh pada bus bar c. Menentukan kapasitas desain busbar d. Menentukan Kapasitas mengacu pada perhitungan Tr disesuaikan dengan ukuran yang dikeluarkan oleh mayoritas vendor elektrikal Contoh Perhitungan : Busbar pada PM-8313-F MF= 1,25 (standar NEC) Tr = 983,625 kva = VA V = 480 V Tr x1000 I bus = 3V...(3.19) Keterangan : I bus = Arus Busbar (A) 9

10 Tr = Kapasitas Transformer (kva) V = Tegangan Rating (V) pembangkit mengalami gangguan. Pada prinsipnya, I bus = pelepasan beban ini bertujuan untuk menjaga agar sistem tidak mengalami blackout. Untuk itu, frekuensi dan tegangan sistem harus dijaga sehingga nilainya tidak jatuh secara drastis(seimbang pada level tertentu). Keadaan yang kritis (4.52) dalam sistem karena jatuhnya unit pembangkit dapat I bus =1183,11 A... (4.52) Setelah arus beban penuh diketahui, dapat dihitung kapasitas arus busbar dengan rumus sebagai berikut. Br =MF I bus...(3.20) Keterangan : Br = Rating Busbar (A) MF = Multiplying Factor NEC 1,25 I bus = Arus Busbar (A) Br =1, ,11 digambarkan dalam gambar 4.4 pada t=ta ada unit pembangkit yang jatuh sehingga frekuensi menurun.... (4.51) Br =1478,89 A... (4.51) Beracuan pada katalog EAE Elektrik, kapasitas transformer yang dipakai yang mendekati nilai 983,625 kva adalah 1600 A Dengan contoh perhitungan diatas, dapat diperoleh nilai kapasitas Busbar lainnya sebagai berikut. Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Kapasitas Busbar Gambar 3.3 Perubahan Frekuensi sebagai Fungsi Waktu dengan Adanya Pelepasan Beban Turunnya frekuensi dapat menurut garis 1, garis 2, atau 3. Semakin besar unit pembangkit yang jatuh (daya yang tersedia hilang) makin cepat frekuensi menurun. Penurunan terjadi dari titik A-C sedangkan C-E grafik cenderung naik dan E-F stabil. Pada titik C-E ini lah proses pelepasan beban dilakukan, sehingga semakin frekuensi semakin menuju kestabilan yang pada akhirnya menjadi normal pada titik G. IV. PENUTUP 4.1 Simpulan Dari kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Rekayasa Engineering dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 3.3. Electrical Equipment Sizing Selain electrical equipment sizing, electrical load calculation juga dibutuhkan untuk melakukan beberapa study case. Salah satu study case yang dimaksud adalah load shedding study, yaitu merupakan studi dalam menentukan beban beban yang akan dilepas ketika sistem generator 1. Proyek Arun LPG Storage and Transhipment Terminal ini merupakan proyek existing yang akan dikembangkan jalur baru pemrosesan dan transportasi gas menuju kapal. 2. Hasil perhitungan peak load demand (S PLD) untuk setiap kelompok MCC dan switchgear untuk PM A, PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut turut adalah sebesar 4150,2 kva, 2404,9 kva, 250,7 10

11 kva, 145 kva, 873,1 kva, 786,9 kva, dan kva. 3. Hasil penentuan kapasitas MCCB untuk setiap kelompok MCC dan switchgear untuk PM-8313-A, PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut turut adalah sebesar 800 A, 500 A, 400 A, 315 A, 1600 A, 315 A dan 315 A 4. Hasil penentuan kapasitas transformer untuk setiap transformer pada kelompok MCC dan switchgear PM-8313-A, PM-8313-B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut turut adalah 6300 kva, 4000 kva, 315 kva, 200 kva, 1250 kva, 1000 kva dan kva. 5. Hasil penentuan kapasitas busbar untuk setiap kelompok MCC dan switchgear PM-8313-A, PM B, PM-8313-C, PM-8313-D, PM-8313-F, dan PM-8313-AR berturut turut adalah 1000 A, 600 A, 600 A, 315 A, 2000 A, 1600 A, dan 400 A. 6. Output dari electrical load calculation dapat menentukan load shedding system. Breaker. Tanggal Akses: 15 Oktober 2015 [3] Busbar Catalouge EAE Elektrik [4] Juanda, Meyga Pranata Electrical Load Calculation North Duri Development Area 13 Project Chevron Pasific Indonesia. [5] Katalog Transformator Centrado & Geafol [6] LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram [7] LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram Plant U-64 [8] LSTT-64-E2-SL V One Line Diagram Trucking Area [9] LSTT-64-P1-EF-001~022 Piping & Instrument Diagram ARUN LPG STORAGE [10] MCCB Catalouge Protekuk [11] Purwanto, Wiwit Load List Calculation [Online]. Diakses di: Tanggal Akses : 15 Oktober 2015 [12] Siemens Technical Education Program Handbook : Switchboard [13] Siemens Technical Education Program Handbook : Motor Control Center [14] Siemens Technical Education Program Handbook : Circuit Breaker [15] Steps for Selecting The Proper Transformer. ACME Electric, Power Distribution Division 4.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Dilakukan penentuan kapasitas beban pada load list secara nyata yaitu mencocokan dengan katalog yang vendor gunakan sehingga perhitungan menjadi lebih aktual. 2. Perhitungan beban elektrik dilakukan secara rinci setiap masing masing beban yang ada. 3. Jika plant tidak dilakukan pengembangan lebih lanjut setelah proyek ini, sebaiknya plant menggunakan kapasitas yang telah diperkirakan oleh engineer. BIODATA PENULIS Yoshua Habibnur ( ) dilahirkan di Semarang, 11 September Memulai pendidikan dari TK Kuncup Harapan Bogor, SD Kartika 02 Medan, SMP Negeri 18 Bandung, SMA Negeri 22 Bandung. Saat ini penulis sedang melanjutkan pendidikan di Jurusan S1-Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Semarang, 23 November 2015 Menyetujui, Dosen Pembimbing DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim Kapasitas Ukuran Busbar / Rel Tembaga [Online]. Diakses di: Tanggal Akses : 15 Oktober 2015 [2] Anonim How to Determine Amperage of Circuit Breaker: 5 Steps [Online]. Diakses di: Ir. Tejo Sukmadi, MT NIP

12 12

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 3.1 Sistem Proteksi Kelistrikan pada Motor Control Center (MCC) Sistem proteksi kelistrikan pada motor control center

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk BAB IV ANALISA DATA 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) ETAP merupakan program analisa grafik transient kelistrikan yang dapat dijalankan dengan menggunakan program Microsoft Windows 2000,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

Perbandingan Penyetelan Rel dan Pemutus Tenaga Eksisting Terhadap Penyetelan Hasil Perhitungan Metode MVA Base, I Base dan IEC 60909 Pada Fasilitas Pemrosesan Gas Ratri Adhilestari 1 dan Ridwan Gunawan

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah X

Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah X Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V Alga Bagas Setiawan 1, Ir. Agung Nugroho, Mkom 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal 4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini antara lain adalah : 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema

Lebih terperinci

SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF

SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF Mulyono, M. Rafli Alfanani Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl.

Lebih terperinci

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan Langkah Perancangan Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan Pembuatan gambar rancangan (diagram rancangan) Pemilihan komponen Pemasangan komponen Pengujian

Lebih terperinci

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41 Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNTAG 2016 PERCOBAAN I PENGENALAN ETAP I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari fungsi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

Makalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Makalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Bayu Anggoro- L2F 003 489 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2, Ir. Agung Warsito, DHET 2. Jurusan

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perencanaan tie breaker ini secara umum yang menjadi pertimbangan dalam perancangannya diantaranya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan infrastruktur dasar untuk perkembangan ekonomi suatu negara. Jika suplai energi berkurang atau bahkan berhenti, maka dapat berakibat buruk pada sektor-sektor

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK Kata Kunci : ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya sektor perindustrian di Indonesia, maka kebutuhan akan energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur PT. Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim atau PKT merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN Umar 1* 1,2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani no 1 Kartasura, Jawa Tengah * Email: Umar@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem starting star delta, autotrafo dan reaktor pada motor induksi 3 fasa 2500 KW sebagai penggerak

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang

Lebih terperinci

MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM

MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM MODUL 2 SINGLE LINE DIAGRAM Dalam menganalisa sistem tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik OPTIMALISASI PENGGUNAAN KAPASITOR BANK PADA JARINGAN 20 KV DENGAN SIMULASI ETAP (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan) David Tampubolon, Masykur Sjani

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN

STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN : 43-49 STUDI PENGARUH PEMASANGAN STATIC VAR COMPENSATOR TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA PENYULANG NEUHEN Alkindi #1, Mahdi Syukri #2, Syahrizal #3 # Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO Anggi Muhammad Sabri Saragih 13204200 / Teknik Tenaga Elektrik Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR 1 STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR Albertus Rangga P. 2206100149 Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya Abstrak - Suatu industri membutuhkan sistem kelistrikan

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN 26 BAB KONSEP PERHTUNGAN JATUH TEGANGAN studi kasus: Berikut ini proses perencanan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan Mulai Pengumpulan data : 1. Spesifikasi Transformator 2. Spesifikasi Penyulang

Lebih terperinci

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Tarif dan Koreksi Faktor Daya Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan.

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port PROCEEDING TUGAS AKHIR, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port Adam Anas Makruf, Margo Pujiantara 1), Feby Agung Pamuji 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci