BAB I PENDAHULUAN. jika jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 diasumsikan sebesar kira-kira
|
|
- Iwan Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan informasi pada finance.detik.com tanggal 4 Juni 2008 (Arin Widiyanti - Detik Finance), diberitakan bahwa sekitar 40% dari jumlah penduduk pada tahun 2008 atau sekitar 80 juta penduduk Indonesia harus menggunakan kacamata, namun berdasarkan temuan PDO (Pusat Desain Optik) Gapopin pada tahun 2008 yang berkacamata baru sekitar 30 juta penduduk. Bila data prosentase pengguna kacamata diatas diasumsikan sama yaitu 40% dari jumlah penduduk & jika jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 diasumsikan sebesar kira-kira jiwa ( maka penduduk Indonesia yang harus berkacamata ditahun 2015 kira-kira sekitar 100 juta orang. Pengguna kacamata bisa dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga usia lanjut. Penggunaan intens gadget yang sedang marak dikalangan anak-anak bisa memicu anak-anak menggunakan kacamata. Penggunaan alat-alat tekhnologi seperti komputer, gadget dan smart phone yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan usia, dengan jangka waktu yang lama dan sering - tanpa mengistirahatkan mata bisa menjadi penyebab menggunakan kacamata. Selain dari faktor penggunaan tekhnologi yang berlebihan- menggunakan mata untuk aktifitas baca dekat dan menengah, faktor lain yang mendorong orang 1
2 untuk berkacamata adalah karena untuk fashion/gaya hidup dan alasan kesehatan mata. Menggunakan kacamata bukan hanya untuk tujuan koreksi gangguan kelainan refraksi tetapi juga untuk tujuan fashion. Berdasarkan hal tersebut bukan tidak memungkinkan bila tiap orang memiliki kacamata lebih dari satu. Satu kacamata untuk kerja, satu kacamata untuk traveling dan satu kacamata untuk aktifitas-aktifitas lainnya. Selain membeli atau memiliki kacamata yang berbeda tujuan penggunaannya, pembelian kacamata juga bisa sering dilakukan, artinya membeli kacamata untuk satu fungsi kacamata tersebut tidak mesti menunggu kacamata yang lama rusak. Hal ini dikuatkan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Inventure Research, frekuensi pembelian kacamata ditiap tingkatan usia adalah dijabarkan sbb : Tabel 1.1 Frekuensi Pembelian Kacamata Pembelian kacamata untuk anak yang dilakukan orang tua Pembelian kacamata yang dilakukan remaja 2
3 Pembelian kacamata yang dilakukan orang dewasa Pembelian kacamata yang dilakukan orang usia lanjut Sumber : Inventure Research untuk Kasoem Vision Care (2014) Berdasarkan data diatas terlihat bahwa frekuensi pembelian kacamata dari tingkatan usia manapun rata-rata adalah satu tahun. Untuk jawaban tidak tentu dari para responeden bila diasumsikan bisa saja berarti lebih cepat dari satu tahun atau bahkan lebih dari dua tahun atau mungkin tergantung dari keinginan pelanggan yang dipacu dari ketertarikan terhadap produk frame yang ditawarkan atau tergantung dari nilai lebih lain yang ditawarkan optik. Kacamata sebagai produk unggulan dari setiap optik, merupakan produk yang paling banyak mendapatkan perhatian pengelolaan penjualannya dibandingkan produk jual optik lainnya seperti lensa kontak (softlens) maupun accesories (cairan pembersih kacamata, lap kacamata, cairan pencuci softlens, dll). Selain produk unggulan optik dan yang paling menjadi tujuan pencarian utama para penggunanya, kacamata juga memberikan margin keuntungan yang lebih besar bagi optik maka tidak mengherankan bila tiap optik banyak melakukan promosi demi untuk mengejar volume penjualan maupun value 3
4 penjualan kacamata. Promosi yang dilakukan optik terhadap kacamata selain karena tujuan untuk meningkatkan volume penjualan kacamata, juga karena maraknya pilihan kacamata yang ada dipasar. Dalam dunia yang penuh dengan pilihan, promosi penjualan yang baik akan membuat pelanggan berhenti sejenak, membuat mereka berpikir tentang suatu produk yang ditawarkan, dan bila pengaruh yang ditimbulkannya tepat, akan mengalihkan pelanggan sehingga membuat keputusan untuk mengikuti promosi penjualan yang ditawarkan. Promosi penjualan selain sebagai alat untuk meningkatkan penjualan, juga bisa digunakan untuk memperkenalkan merek kepada pelanggan. Produk yang dipromosikan terus menerus membuat merek produk tersebut menjadi familiar dan makin dikenal. Selain membuat merek produk semakin dikenal, promosi yang dilakukan juga dapat menimbulkan persepsi tentang suatu produk ataupun merek. Pengelolaan promosi yang baik akan membuat merek dikenal baik dan dipersepsikan baik, begitu juga sebaliknya jika pengelolaan promosi buruk akan membawa dampak buruk terhadap merek dan persepsi merek. Jika sudah demikian, akan menggangu perolehan volume penjualan Untuk sebuah merek yang belum dikenal bisa menggunakan promosi sebagai alat perkenalan. Merek yang sudah dikenal akan memudahkan pelanggan untuk memutuskan pembelian produk. Melalui merek juga pelanggan bisa membedakan produk yang satu dengan produk lainnya. Merek juga bisa menjadi penghubung antara harapan pelanggan dengan janji manfaat yang ditawarkan perusahaan. 4
5 Menjadi merek pilihan pelanggan merupakan harapan setiap perusahaan. Demikian pula untuk sebuah optik. Menjadi optik yang dikenal dan dipercaya akan memudahkan optik mengembangkan promosi penjualan, terlebih lagi penjualan untuk produk kacamata karena berbicara tentang kacamata tidak terlepas dari tempat menjualnya yaitu optik. Pelanggan dalam mencirikan optik yang dipilihnya tidak terlepas dari citra merek yang diasosiasikan pelanggan terhadap optik tersebut. Terlebih lagi bila pelanggan sudah mampu mempersepsikan keseluruhan kualitas/keunggulan suatu optik baik dari sisi layanan maupun produk yang dijualnya, maka bisa dipastikan pelanggan tidak akan ragu-ragu untuk memilih optik tersebut dan bahkan akan tetap menggunakan layanan dan produk dari optik tersebut dalam jangka waktu yang tidak berbatas (menjadi pelanggan loyal). Keseluruhan kekuatan merek yang disebutkan diatas disebut sebagai brand equity. Hal lain yang ikut mendukung perlunya kekuatan merek optik adalah dari sisi produk kacamata tersebut. Bila dilihat berdasarkan klasifikasi produk konsumen, kacamata dapat dikategorikan sebagai shopping goods. Shopping goods (barang toko) adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Dalam proses menuju keputusan untuk membeli kacamata selain membandingkan kacamata satu dengan kacamata lainnya dalam satu optik yang sama, sangat memungkinkan juga pelanggan membandingkan kacamata yang sama (merek frame dan lensa yang sama) antara optik yang satu dengan optik lainnya. 5
6 Selain faktor kacamata sebagai shopping goods (barang toko), keputusan membeli kacamata disuatu optik juga ditentukan oleh kebiasaaan pelanggan dalam membeli kacamata, maksudnya tindakan-tindakan yang sering dilakukan dan selalu dilakukan sebelum membeli kacamata. Tindakan tersebut adalah seperti yang tergambarkan dalam tabel 1.2. Tabel 1.2. Kebiasaan Membeli Kacamata (menentukan Optik Tujuan) Kebiasaan membeli kacamata untuk anak-anak yang dilakukan orang tua Kebiasaan membeli kacamata yang dilakukan remaja Kebiasaan membeli kacamata yang dilakukan orang dewasa Kebiasaan membeli kacamata yang dilakukan orang lanjut usia Sumber : Inventure Research untuk Kasoem Vision Care (2014) 6
7 Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pelanggan usia lanjut, pelanggan di main city dari kalangan dewasa, remaja dan pelanggan yang membeli kacamata untuk anak sudah memutuskan tempat/optik yang dituju, artinya sebelum memutuskan untuk membeli kacamata sudah memutuskan di optik mana mereka akan membeli kacamata, begitu juga untuk pelanggan usia lanjut yang ada di second city. Sedangkan keterangan lain menggambarkan bahwa pelanggan di second city dari kalangan dewasa dan pelanggan yang membeli kacamata untuk anak selalu datang ke satu tempat dan langsung membeli. Hal ini membuktikan bahwa pelanggan dalam proses menuju keputusan pembelian kacamata sudah menentukan ditempat mana mereka akan melakukan pembelian, selanjutnya bila sudah menentukan optik, bila manfaat yang mereka dapatkan dari sebuah kacamata di optik tertentu lebih besar daripada usaha yang mereka keluarkan demi untuk membeli kacamata di optik tersebut, maka pelanggan akan selalu datang ke optik tersebut dan langsung melakukan pembelian. Setiap perusahaan, tidak terkecuali Kasoem Vision Care akan selalu berupaya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dapat dikelola dengan cara menjaga kestabilan tingkat penjualan produk yang dihasilkan perusahaan. Penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan (Freddy Rangkuti, 2010:57) Usaha yang dilakukan Kasoem Vision Care untuk menjaga tingkat penjualan yang dihasilkan adalah dengan melakukan promosi penjualan. Promosi penjualan yang dilakukan Kasoem Vision Care adalah consumer promotion yaitu 7
8 promosi penjualan yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sedangkan waktu pelaksanaan promosi penjualan dikaitkan dengan moment-moment spesial yang umumnya terjadi dimasyarakat seperti : awal dan akhir tahun, hari kemerdekaan ataupun hari raya atau saat perusahaan memandang perlu untuk menampilkan promosi penjualan. Sasaran pelanggan yang dituju dari promosi penjualan adalah semua pelanggan baik pelanggan baru maupun pelanggan lama. Untuk sarana yang digunakan untuk sosialisasi promosi penjualan adalah spanduk yang dipasang di area mall/toko, Banner ditoko, flyer yang dibagikan kepada pengunjung mall, dan sms/telepon ke pelanggan lama. Dari pelaksanaan promosi penjualan selama periode tahun 2013 hingga 2015 diperoleh pencapaian penjualan sebagai berikut : Tabel 1.3 Pencapaian Penjualan Kasoem Vision Care Sumber : Data Internal Perusahaan (2016) 8
9 Tabel 1.4 Prosentase Capaian Realisasi Terhadap Target Penjualan Periode Tahun Sumber : Data Internal Perusahaan (2016) Grafik 1.1 Pertumbuhan Penjualan Kasoem Vision Care Periode Tahun Sumber : Data Internal Perusahaan (2016) Berdasarkan tabel 1.3 dimana dari data terlihat bahwa pencapaian target penjualan pada tahun 2015 cenderung menurun dibandingkan tahun 2014 yaitu 9
10 minus 20% (75%-95%) dan dari tabel 1.4 terlihat dari sejumlah data yang tersaji dominan pencapaian penjualan ada dilevel kurang dari 80% ( 8 kali kejadian ). Hal ini menandakan bahwa Kasoem Vision Care punya permasalahan dalam penjualan atau pencapaian penjualan terhadap target. Dilihat dari pertumbuhan penjualan pada grafik 1.1 bahwa peningkatan penjualan Kasoem Vision Care tahun 2015 terhadap 2014 sebesar 2%. Pertumbuhan tahun 2014 terhadap tahun 2013 sebesar 17% tanpa memasukan penjualan cabang Cibinong City Mall (Cibinong City Mall buka ditahun 2014). Dari data dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan pencapaian penjualan yaitu 2014 ke 2015 dibandingkan dengan 2013 ke Jadi selain tidak mencapai target tahun , penurunan pencapaian penjualan juga terjadi di Kasoem Vision Care. Pada tahun 2014 saat Kasoem Vision Care masih bernama A. Kasoem Cikini Optikal, perusahaan mengadakan survei tentang kekuatan merek A. Kasoem Cikini Optikal. Elemen dari kekuatan merek yang disurvei adalah brand awareness dan brand association. Berikut adalah hasil survei tentang brand awareness A. Kasoem Cikini Optikal : 10
11 Grafik 1.2 Brand Awareness Pelanggan (survei pada pelanggan non A. Kasoem Cikini Optikal) 11
12 Sumber : Inventure Research untuk Kasoem Vision Care (2014) Dari hasil survei tentang kesadaran merek (brand awareess) terhadap brand A. Kasoem Cikini Optikal atau yang digambarkan pada grafik 1.2 diketahui bahwa A. Kasoem Cikini Optikal belum termasuk brand yang menduduki posisi top of mind bagi pelanggan kacamata. Bila demikian bila dihubungkan dengan perilaku sebelum pembelian dimana pelanggan terlebih dahulu menetapkan optik yang dituju sebelum membeli kacamata maka dapat dipastikan bahwa dalam membeli kacamata, A. Kasoem Cikini Optikal bukanlah optik tujuan pertama yang ada dalam benak pelanggan atau dengan kata lain pelanggan akan memilih optik A. Kasoem Cikini Optikal setelah terlebih dahulu mendatangi optik tujuan pertama. Sedangkan dari survei tentang brand association, diketahui brand association A. Kasoem Cikini Optikal adalah sebagai berikut : 12
13 Tabel 1.5 Brand Association A. Kasoem Cikini Optikal (berdasarkan hasil survei) Parent Teenager Adult Old Sumber : Inventure Research untuk Kasoem Vision care (2014) Berdasarkan dari hasil survei pada tabel 1.5 diatas bahwa atribut-atribut yang melekat pada brand association A. Kasoem Cikini Optikal bila disederhanakan dapat dikatakan bahwa A. Kasoem Cikini Optikal merupakan optik yang eksklusif yang kemungkinan akan membuat pelanggan bangga memilih A. Kasoem Cikini Optikal. Bila demikian bila disebutkan nama A. Kasoem Cikini Optikal maka pelanggan tidak akan ragu-ragu untuk mencoba produk atau layanan A. Kasoem Cikini Optikal, ataukah justru sebaliknya?. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, dimana program promosi penjualan tidak berhasil mendongkrak penjualan, dimana merek A. Kasoem Cikini Optikal belum masuk dalam top of mind kesadaran merek dalam benak pelanggan, dan asosiasi merek yang penulis rasakan belum pasti membawa nilai 13
14 positif terhadap pencapaian penjualan membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang program promosi penjualan dan elemen brand equity dimana didalamnya terdapat kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality) dan loyalitas merek (brand loyalty). Sehubungan dengan itu maka judul penelitian ini adalah ANALISIS PENGARUH SALES PROMOTION DAN BRAND EQUITY TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KACAMATA DI KASOEM VISION CARE (Studi Kasus Pada Pelanggan Kacamata Kasoem Vision Care Cabang Bogor, Cianjur, Sukabumi, Cirebon) 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian masalah yang dikemukakan diatas maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh sales promotion terhadap proses keputusan pembelian kacamata di Kasoem Vision Care? 2. Bagaimana pengaruh brand equity terhadap proses keputusan pembelian kacamata di Kasoem Vision Care? Tujuan dan Kontribusi Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh sales promotion terhadap proses keputusan pembelian kacamata di Kasoem Vision Care. 14
15 2. Untuk mengetahui pengaruh brand equity terhadap proses keputusan pembelian kacamata di Kasoem Vision Care. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada pelanggan kacamata Kasoem Vision Care cabang Bogor, Cianjur, Sukabumi dan Cirebon karena cabang-cabang tersebut merupakan cabang-cabang yang berada dalam pengelolaan Penulis dan terkait dengan program perbaikan yang ingin dilakukan dicabang-cabang tersebut Kontribusi Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis /akademis maupun secara praktis bagi : 1. Manfaat bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan inspirasi bagi perusahaan guna perbaikan program pemasaran khusus yang berkaitan dengan kegiatan sales promotion dan pengelolaan dan pengembangan ekuitas merek Kasoem Vision Care 2. Manfaat bagi penulis Untuk menerapkan teori yang didapat dan menambah wawasan dalam bidang pemasaran. 3. Manfaat bagi masyarakat umum dan dunia akademis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pemasaran dan khususnya tentang sales promotion dan brand equity. 15
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini terbilang banyak dan beraneka ragam usaha yang berkembang. Dunia mode pun sekarang dalam luar dan dalam negeri sangat berpengaruh bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
Lebih terperinciB A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam abad 21 seperti sekarang perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif (competitive rivalry) dalam hal menciptakan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN dan SARAN
119 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dalam bab IV terdapat beberapa kesimpulan, antara lain: A. Brand Equity untuk merek PAC: Brand Awareness: secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong perusahaan untuk mencari celah guna meningkatkan loyalitas pembelian dan memenangkan persaingan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya peningkatan pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah meningkatkan persaingan-persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran pemasaran sangat penting dalam menunjang kemajuan usaha. Produsen sebagai penghasil produk atau
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan melalui pemasaran. Tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah melayani dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah dirumuskan melalui fokus permasalahan serta menurut hasil yang diperoleh
Lebih terperinciKesimpulan dan Saran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan diberikan saran sebagai masukan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat bertahan hidup dan harus mempunyai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan. saat yang sama peran brand akan semakin penting.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan Kartajaya (2004) brand merupakan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan informasi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan individu baik laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produknya terutama consumer goods. Consumer goods adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri bisnis saat ini semakin menantang, perusahaan harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga seringkali dijumpai bahwa merek Indomie ini bukan lagi hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indomie adalah merek produk mie instan yang sudah ada sejak lama, bahkan merek ini juga sudah melekat di benak para konsumen mie instan sehingga seringkali dijumpai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang usaha yang menjanjikan untuk digeluti salah satunya adalah usaha bisnis kedai kopi. Bisnis kedai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi pengaruh pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciBab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity
Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah merek mempunyai peranan yang sangat penting dalam benak konsumen. Mayoritas seorang konsumen akan selalu melakukan pembelian produk berbekal dari kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri telepon seluler saat ini sangat ketat. Produsen telepon seluler saling berlomba menciptakan seri dan model terbaru dengan fiturfitur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar bagi produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci: brand, equity, awareness, association, perceived quality, loyalty, wafer DAFTAR ISI
ABSTRAK Persaingan dalam dunia industri di semua bidang semakin marak dan kompleks pada tahun-tahun belakangan ini. Salah satu industri yang sangat ketat persaingannya adalah industri makanan sehari-hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, termasuk dalam bidang industri. Perkembangan industri menyebabkan persaingan dalam memasarkan produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan perebutan pasar dalam industri barang konsumsi tidak tahan lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena barang konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat.perusahaan dituntut untuk dapat bersikap dan bertindak secara cepat dan tepat agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.
Lebih terperinciBab IV. Berdasarkan uji brand awareness, brand association, perceived quality
Bab IV A. Kesimpulan Berdasarkan uji brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty, terbukti bahwa keempat elemen tersebut memiliki pengaruh terhadap minat beli walaupun setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era ekonomi sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi pasar dari perusahaan akan meluas, dan
Lebih terperinciANALISIS EKUITAS MEREK PADA ENAM MEREK SHAMPO DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI
ANALISIS EKUITAS MEREK PADA ENAM MEREK SHAMPO DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam khususnya perusahaan sepeda motor keluaran Jepang. Persaingan terletak pada model, kepraktisan,
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Mie Instan merupakan salah satu kategori produk makanan kering cepat saji dengan tingkat persaingan yang sangat ketat dan penetrasi produk yang hampir mendekati titik jenuh yaitu: (84%). Keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan memiliki variasi yang semakin beragam, pasaran dibanjiri oleh berbagai produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention konsumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan
Lebih terperinciF o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto
B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak dengan adanya persaingan dimana setiap perusahan dituntut untuk lebih berusaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat terutama para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara republik yang menganut dasar demokrasi atau kebebasan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan pemikiran. Kondisi ini didukung dengan berdirinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen Maranatha Bandung, maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju perkembangan bisnis yang sangat pesat, konsumen telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka, oleh sebab itu perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan, khususnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan dunia asuransi terutama asuransi jiwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Namun demikian masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan, masyarakat dapat mengetahui
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Merek Merek adalah suatu nama, istilah simbol, desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perawatan kesehatan badan dan kecantikan kulit sudah dilakukan oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawatan kesehatan badan dan kecantikan kulit sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu kala. Bahkan di masyarakat, proses perawatan itu sudah menjadi budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan masyarakat tentang teknologi menjadikan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Teknologi saat ini seakan-akan tak bisa terlepas dari keseharian manusia. Kebutuhan masyarakat tentang teknologi menjadikan teknologi selalu berkembang kian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.
Lebih terperinciSIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 86 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta gigi Pepsodent dan pasta gigi Close-Up di kota Bandung berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini terbilang banyak dan beraneka ragam usaha yang berkembang.dunia mode pun sekarang dalam luar dan dalam negeri sangat berpengaruh bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan
Lebih terperinciLIKA WIDAYANTI B
1 ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK AIR MINUM BERKARBONASI MEREK FANTA, COCA-COLA DAN SPRITE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Mahasiwa Fakultas Ekonomi UMS Surakarta) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciAnalisis Ekuitas Merek pada PT. Sentul City Tbk.
Analisis Ekuitas Merek pada PT. Sentul City Tbk. Imanuel Gunadi 0700714294 Robert 0700715795 ABSTRAK PT. Sentul City Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan property. Pengertian ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika suatu persaingan meningkat, peran pemasaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, yaitu: Kartu telepon CDMA yang memiliki tingkat awareness paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi yang begitu cepat, dewasa ini bukan lagi perang kualitas jasa melainkan perang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperincipenelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian. 5.1 Simpulan Simpulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya era pasar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem
20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab itu gaya hidup masyarakat saaat ini ikut berubah karena pengaruh dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini teknologi jauh lebih canggih dan terus berkembang. Perkembangan teknologi tersebut dapat dirasakan didalam berbagai bidang mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking. Di Indonesia bank-bank yang sudah menawarkan layanan internet banking antara lain Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi yang begitu cepat, dewasa ini pemasaran memiliki peranan penting terhadap kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin sengit. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak di jumpai di sekitar kita adalah jenis sepeda motor. Selain geografis, faktor harga juga mempengaruhi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar harga yang berlaku pada 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9). Artinya, terdapat
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. SARLAN SIANTURI, Analisis Ekuitas Merek Kopi Bubuk di Kota Bogor. Di bawah bimbingan ANNY RATNAWATI dan MD. DJAMALUDIN.
RINGKASAN EKSEKUTIF SARLAN SIANTURI, 2004. Analisis Ekuitas Merek Kopi Bubuk di Kota Bogor. Di bawah bimbingan ANNY RATNAWATI dan MD. DJAMALUDIN. Membangun ekuitas merek dalam pemasaran produk atau jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan salah satu asset tidak berwujud, sehingga bagi perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling penting karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menghadapi tiga tantangan dan peluang utama berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan trend terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di era globalisasi sekarang ini semakin mengarahkan sistem perekonomian ke arah mekanisme pasar, dimana para pemasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat Indonesia menempati urutan lima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Salah satu perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju menuntut perusahaan melakukan pengembangan pada segala aspek pendukung bisnis sehingga kelangsungan bisnis
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.
ABSTRAK Iklan televisi merupakan sebuah media yang efektif dalam suatu pemberian informasi kepada konsumen. Televisi adalah sebuah media yang mampu menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua
Lebih terperinci