BAB I PENDAHULUAN. antara lain, letak geografis, sosial, dan sejarah. Kontak dengan bidang politik,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. antara lain, letak geografis, sosial, dan sejarah. Kontak dengan bidang politik,"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pemaparan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjuan pustaka, sumber dan metodologi penelitian, serta sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Variasi bahasa di suatu daerah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, letak geografis, sosial, dan sejarah. Kontak dengan bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh bahasa yang lain. Proses saling memengaruhi antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah di atas. Saling memengaruhi antarbahasa pasti terjadi, misalnya kosakata bahasa yang bersangkutan. Kosakata itu memiliki sifat terbuka, meskipun dimungkinkan terdapat berbagai perubahan dan berbagai reaksi terhadap variasi regional dan sosial masyarakat. Keanekaragaman bahasa memungkinkan setiap individu atau masyarakat dapat menguasai lebih dari satu bahasa. Kemampuan untuk menggunakan lebih dari satu bahasa disebut dengan bilingualisme atau kedwibahasaan. Masyarakat multilingual adalah masyarakat yang mampu menggunakan lebih dari dua bahasa dan memungkinkan adanya kontak bahasa dari masing-masing bahasa tersebut.

2 2 Saat ini era globalisasi juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam bahasa. Masyarakat multilingual disebut masyarakat bahasa yang menggunakan lebih dari satu bahasa yang semua anggotanya memiliki kesamaan, paling tidak satu ragam ujaran. Suatu masyarakat ujaran dapat menyempit menjadi satu jaringan interaksi tertutup, keseluruhan anggotanya menganggap satu sama lainnya berbeda dalam satu kapasitas (Fishman, 1972: 22). Ilmu yang mempelajari tentang hubungan bahasa dan masyarakatnya adalah sosiolinguistik. Chaer dan Agustina (2010: 2) menjelaskan bahwa untuk memahami sosiolinguistik perlu dipahami terlebih dahulu sosiologi dan linguistik. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia di dalam masyarakat, menyangkut di dalamnya mengenai proses interaksi sosial manusia di dalam masyarakat. Sementara itu, linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa. Linguistik mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitan penggunaan bahasa tersebut di dalam masyarakat. Selain menempatkan bahasa di dalam penelitian linguistik sebagai objek kajian sosiolinguistik, bahasa dipandang sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia (Chaer 2010: 3). Dalam artikel yang ditulis oleh Weinreich, Labov dan Herzog (1968) problematik yang terjadi pada negara multilingual disebabkan oleh bergabungnya dua bahasa sehingga menyebabkan variasi bahasa. Hal tersebut menimbulkan perubahan linguistik yang berbeda dengan bahasa asal.

3 3 Variasi bahasa terlihat dalam keberagaman bahasa yang salah satunya terjadi di negara-negara bekas jajahan. Dalam buku Panorama Francophone 1 (2014: 166), Prancis merupakan salah satu negara kolonial. Terdapat sekitar puluhan negara yang pernah dijajah Prancis dan sekitar 29 negara masih menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi, serta 7 negara yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa tidak resmi. Masyarakat dari negara tersebut biasa disebut dengan masyarakat francophone. Walaupun bukan dalam wilayah Prancis, mereka dapat menuturkan dan berkomunikasi dalam bahasa Prancis, baik sebagai bahasa ibu, bahasa yang digunakan karena pernah dijajah oleh Prancis, maupun bahasa yang pernah dipelajari. Terdapat juga sebuah organisasi yang merupakan gabungan dari negara-negara Francophone, yaitu Organisation Internationale de la Francophonie (OIF). Organisasi tersebut berdiri sejak 20 Maret 1970 dan terdapat 80 negara yang tergabung, 57 negara merupakan anggota, sedangkan 23 negara sebagai pengamat. Sebagai anggota dari OIF, Kanada memiliki masyarakat yang mencakup 900 juta orang dan di antaranya 274 juta francophone, sisanya menggunakan bahasa Inggris. Hampir di semua wilayah di Kanada terdapat masyarakat francophone, tetapi yang paling utama bahasa Prancis dituturkan di seluruh Quebec. Di wilayah lain terdapat juga komunitas francophone, yaitu di Ontario (terutama di bagian utara), Labrador, Manitoba, dan Saskatchewan. Di Kanada timur, terdapat masyarakat Acadian (memiliki aksen yang berbeda dengan bahasa Prancis Quebec) yang berada di wilayah pesisir Pantai Nouveau-Brunswick, beberapa di

4 4 Nouvelle-Écosse, dan di Pulau Prince Édouard yang juga memakai bahasa Prancis. 1 Variasi bahasa Quebec mempunyai kekhasan tersendiri dalam setiap struktur yang disebabkan oleh kata tersebut berasal dari sejarah maupun warisan leluhur yang diturunkan hingga saat ini. Dari akhir abad ke-17, semua orang di New France (sebutan untuk Quebec) berbicara bahasa Prancis. Pada dasarnya variasi bahasa yang ditemukan pada masyarakat Quebec dapat berupa variasi fonologis, morfologis, leksikal, ataupun semantis. Perbedaan dialek dan perbedaan les expressions verbales (ekspresi-ekspresi lisan) sangat jelas karena Kanada memiliki dua bahasa resmi. Variasi bahasa yang terbentuk merupakan percampuran antara bahasa Prancis dan bahasa Inggris sehingga menimbulkan terbentuknya variasi bahasa. Salah satu media yang dapat menunjukkan adanya variasi bahasa adalah lagu. Lagu merupakan media paling dekat dengan masyarakat dan digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat, seperti anak-anak, remaja, dan dewasa. Oleh karena itu, lagu merupakan media yang paling mudah untuk menyampaikan sebuah pesan. Lagu juga merupakan sebuah bentuk ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar, maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan kekhasan terhadap lirik atau 1 diakses 9 April 2016 pukul 15:11.

5 5 syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa, dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe 2003: 51). Lagu Prancis adalah jenis musikal yang seperti namanya menyiratkan bahwa penyanyinya bernyanyi dalam lirik berbahasa Prancis. Tidak berarti hanya orang Prancis yang dapat menyanyikan lagu-lagu Prancis, tetapi juga semua orang yang dapat berbicara bahasa Prancis. Lynda Lemay merupakan seorang penyanyi yang berasal dari Quebec. Ia terkenal karena lagu-lagunya ia tulis sendiri dan kebanyakan berupa kisah hidupnya. Lagu pertama yang ditulisnya adalah Papa es-tu là? ketika dia berumur 9 tahun. Ia mulai dikenal di Prancis dengan albumnya yang berjudul La Visite yang menceritakan sebuah kemunafikan di dalam sebuah reuni keluarga dan ia menunjukkan kejadian sehari-hari yang sering dialami. Pengetahuannya yang baik tentang Prancis dan Quebec memberinya inspirasi dalam penulisan lagu-lagunya, tetapi bahasa Prancis di Quebec dan bahasa Prancis di Prancis memiliki perbedaan. Dapat terlihat variasi bahasa dalam lirik lagu Lynda Lemay, seperti contoh berikut ini. (1) Qui promène son bacon. (Lirik Lagu Macédoine) Yang berjalan dengan uangnya. (2) J'ai la tête froid. (Lirik Lagu Je suis grande) Aku tenang.

6 6 Pada contoh (1) kata tersebut mempunyai arti lain dalam bahasa Prancis, di Prancis yang berarti avoir bacon (memiliki daging babi), tetapi dalam bahasa Prancis Quebec berarti avoir l argent (mempunyai uang). Jadi, dalam konteks lirik lagu tersebut bermakna yang berjalan dengan uangnya. Dalam kamus online dictionaryreference.com, kata bacon berasal dari bahasa Inggris yang berarti bagian belakang dan sisi babi, asin dan kering atau diasap, biasanya diiris tipis dan digoreng untuk makanan. Dalam variasi bahasa, bahasa Prancis Quebec identik dengan perbandingan menggunakan istilah kata yang berhubungan dengan tanaman atau makanan. Jadi, kata bacon dapat diartikan dengan kata uang (argent). Dalam beberapa konteks sering ditemukan kombinasi variasi bahasa menggunakan kata motton (variasi bahasa Quebec yang lainnya) yang berarti grumeau (gelembung kecil yang terbentuk karena menggumpal), contohnya Il ne fait plus rien de ses journées depuis qu il a hérité d un gros motton de bacon. (Dia tidak juga melakukan apa-apa dalam beberapa hari sejak dia sudah mewarisi banyak uang). 2 Sementara itu, dalam contoh (2) avoir la tête froid berarti être calme dalam bahasa Prancis Quebec, sedangkan dalam bahasa Prancis di Prancis berarti berkepala dingin. Contoh tersebut menunjukkan adanya variasi bahasa yang 2 ns_quebecoises.pdf diakses 26 Maret 2016 pukul 20:32.

7 7 terdapat dalam variasi bahasa. Hal tersebut menjadi dasar penelitian mengenai variasi bahasa Prancis di Quebec pada lirik lagu Lynda Lemay. 1.2 Rumusan Masalah Variasi bahasa yang terdapat dalam bahasa Prancis Quebec di Kanada memiliki pergeseran makna dengan bahasa Prancis di Prancis. Oleh karena itu, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Dari kacamata linguistik, sejauh mana lirik lagu Lynda Lemay mencerminkan kekhasan dialek Quebec? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai penjabaran latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Menunjukan ciri khas variasi bahasa Prancis Quebec yang terlihat dalam lirik lagu Lynda Lemay. 1.4 Landasan Teori Semua bidang ilmu dapat diteliti dari berbagai cara, tidak terkecuali bahasa yang menjadi alat komunikasi bagi manusia. Bahasa dapat dikaji dari segi internal dan eksternal (Chaer 2010: 1). Adapun pengkajian dari segi internal

8 8 dilakukan terhadap struktur internal bahasa yang hasilnya hanya akan berhubungan dengan bahasa tersebut, seperti struktur fonologis, struktur morfologis, maupun struktur sintaksis. Berbeda pada kajian internal, penelitian eksternal dikaji melalui faktor-faktor di luar bahasa terkait dengan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat bahasa. Pengkajian secara eksternal tidak hanya melibatkan teori dan prosedur linguistik saja, tetapi juga melibatkan teori dan prosedur disiplin lain yang berkaitan dengan penggunaan bahasa sehingga wujudnya berupa ilmu antardisiplin, seperti analisis sosiolinguistik, pragmatik, atau wacana. Menurut Fishman (1972: 4), sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, serta saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Seorang manusia tentu akan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Cara berkomunikasi tersebut dapat berupa berbicara langsung dengan seseorang atau dengan cara tidak langsung. Cara tidak langsung adalah melalui suatu sarana tertentu, misalnya melalui sarana seni atau media. Bahasa terdiri atas dua aspek yang mendasar, yaitu aspek bentuk dan makna. Aspek bentuk berkaitan dengan bunyi, tulisan, dan struktur, sedangkan aspek makna bersifat leksikal dan fungsional. Bahasa dalam aspek bentuk dan makna sering kali menunjukkan perbedaan kecil maupun besar. Perbedaan-

9 9 perbedaan dalam bahasa akan menghasilkan ragam dan variasi bahasa. Variasi bahasa adalah bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nababan (1993:2) bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial). Bell (1995: 51) mengemukakan bahwa variasi-variasi bahasa yang ada di masyarakat bersifat sistematis dan bukan bersifat acak karena bahasa mempunyai dua aspek mendasar, yaitu bentuk dan makna. Aspek bentuk meliputi bunyi, tulisan, dan strukturnya. Aspek makna meliputi makna leksikal, fungsional, dan struktural. Menurut Chaer (2010: 62), variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan para penuturnya tidak homogen. Dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa di dalam masyarakat bahasa. Kevariasian bahasa akan tampak jelas dalam dialog yang digunakan oleh anggota masyarakat, misalnya dalam proses berkomunikasi yang dilakukan sehari-hari. Variasi-variasi yang muncul dalam pemilihan kosakata merupakan refleksi dari berbagai macam kosakata dari dialek tertentu di wilayah Quebec. Mahsun (1995: 12-15) menyatakan bahwa setiap variasi bahasa yang hadir di lingkungan masyarakat memiliki variasi-variasi dalam unsur kebahasaan yang

10 10 membangunnya. Perbedaan fonologis yang hadir dalam tuturan sebuah dialek biasanya tidak disadari oleh si penutur dialek. Perbedaan morfologis dibatasi oleh adanya sistem tata bahasa yang bersangkutan, frekuensi morfem yang berbeda, wujud fonetis, dan sejumlah faktor lainnya. Perbedaan morfologis menyangkut, antara lain, aspek afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan morfofonemik. Sementara itu, perbedaan leksikon berkaitan dengan leksem-leksem yang digunakan untuk merealisasikan suatu makna yang sama. Dengan demikian, variasi bahasa yang terdapat pada lirik-lirik lagu berbahasa Prancis Quebec dimungkinkan mengalami perubahan terkait dengan kosakata yang digunakan. Kata-kata yang dipakai dimungkinkan mengalami proses retensi atau sebaliknya sudah menjadi sebuah bentuk inovasi. Inovasi variasi bahasa yang terjadi dalam sebuah bahasa terbagi dalam beberapa bagian. Menurut Chaer (1994: 55), idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Idiolek setiap orang mempunyai variasi bahasanya masingmasing yang berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan susunan kalimat yang paling dominan adalah warna suara sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang hanya dengan mendengar suaranya bicara tanpa melihat orangnya kita dapat mengenali orangnya. Suwito (1982: 21) mengemukakan bahwa setiap penutur mempunyai sifat-sifat khas yang tidak dimiliki oleh penutur yang lain. Sifat ini disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis. Sifat khas yang disebabkan oleh faktor fisik, misalnya perbedaan bentuk atau kualitas alat-alat penuturnya, seperti mulut, bibir, gigi, lidah, dan sebagainya. Sementara itu, sifat

11 11 khas yang disebabkan oleh faktor psikis biasanya disebabkan oleh perbedaan watak, intelegensi, dan sikap mental lainnya. Dialek merupakan variasi bahasa atau ragam bahasa berdasarkan faktor geografis. Adisumarto (1992: 23) mengemukakan istilah dialek berasal dari bahasa Yunani, yaitu dialektos. Dialek atau variasi dialektal ini dapat didefinisikan sebagai variasi bahasa berdasarkan pemakainya. Dengan kata lain, dialek merupakan bahasa yang biasa digunakan oleh pemakainya yang tergantung pada siapa dan dari mana pemakainya berasal. Menurut Kridalaksana (2001: 42), dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai; variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan di tempat tertentu, atau golongan tertentu dari suatu kelompok bahasawan, atau oleh kelompok bahasawan yang hidup dalam waktu tertentu. Dialek ada dua macam, yaitu dialek geografis dan sosiolek. Secara khas ciri dialek bertumpu pada pemakainya, yaitu dari mana tempat penuturnya atau bagaimana tingkat status sosial penuturnya. Chaer dan Leonie (2004: 63) menyatakan bahwa dialek yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Ciri dialek adalah bahwa para penutur dari dialek-dialek bahasa yang sama masih saling mengerti. Jika dialek-dialek itu menjadi tidak saling dimengerti oleh para penuturnya, dialek-dialek tersebut menjadi bahasa yang mandiri, secara teoretis jika dua pembicara dari dua kelompok masyarakat yang berbeda dapat

12 12 berkomunikasi dengan baik walaupun masing-masing menggunakan sistem mereka. Meillet (dalam Ayatrohaedi, 1983: 3) mengemukakan bahwa ciri utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesamaan dalam perbedaan. Dapat diartikan bentuk ujaran dalam suatu negara yang menggunakan bahasa dari negara lain akan memiliki ciri-ciri umum dan kekhasannya tersendiri dibandingkan ujaran di sebuah negara penutur asli bahasa tersebut. Setiap bahasa yang dipergunakan di suatu negara tertentu cepat atau lambat akan membentuk kebahasaan yang berbeda-beda pula, seperti lafal, tata bahasa, serta arti dan setiap ragam mempergunakan salah satu bentuk khusus. Wardhaugh (dalam Alwasilah, 1985: 48) memberikan batasan tentang hubungan antara bahasa dengan dialek, karena menurutnya dialek itu sendiri merupakan satu ragam bahasa yang dikaitkan dengan sekelompok penutur tertentu dan saling mengerti dengan ragam lainnya. Bahasa terdiri atas berbagai dialek yang dimiliki (dipakai) oleh kelompok penutur tertentu, walau demikian antara kelompok satu dengan lainnya sewaktu berbicara dengan dialeknya sendiri, satu sama lain dapat saling mengerti. Menurut Fishman (1972: 179), satu dialek merupakan satu sub unit regional yang berkaitan dengan satu bahasa, khususnya dalam logat aslinya/realisasi ujarannya. Bahasa merupakan satu petunjuk pada tingkat atas, dialek adalah petunjuk pada tingkat bawah.

13 13 Pembagian macam dialek dapat didasarkan pada fakta daerah (regional), waktu (temporal), dan sosial. Satu dialek berbeda dari dialek lainnya dan perbedaan ini teramati dalam pengucapan, tata bahasa, dan kosakata. Menurut Hudson (1980: 31-32), ada perbedaan tolak ukur bahasa dan dialek karena bahasa lebih luas daripada dialek. Bahasa juga lebih mengandung banyak unsur daripada dialek. Perbedaan lain antara bahasa dan dialek ialah persoalan prestise, bahasa memiliki prestise yang tidak ada pada dialek. Satu ragam disebut bahasa atau dialek tergantung pada besarnya prestise ragam itu menurut seseorang dan bagi kebanyakan orang inilah persoalan sebenarnya yaitu tergantung pada apakah ragam itu dipakai pada tulisan formal. Dialek adalah subunit dari bahasa. Bahasa yang sebenarnya merupakan satu variasi bahasa dan disepakati untuk menjadi bahasa nasional yang melahirkan kesusastraan dan karena alasan-alasan tertentu memperoleh keistimewaan melebihi dialek-dialek lainnya. Karena keistimewaan tersebut, bahasa memiliki prestise tinggi dibandingkan dengan dialek. Dialek yang satu berbeda dengan dialek yang lain karena masing-masing memiliki kekhasan yang bersifat lingual. Kekhasan ini yang menjadi pembeda bagi dialek-dialek tersebut. Ayatrohaedi (1983: 3 5) mengacu pada pandangan Guiraud (1970: 43) yang berpendapat bahwa pembeda dialek pada garis besarnya ada lima macam, yakni sebagai berikut: (1) perbedaan fonetis, yaitu perbedaan pada bidang fonologi; (2) perbedaan semantis, yang mencakup (a) sinonimi, yaitu nama yang berbeda untuk lambang yang sama pada beberapa tempat yang berbeda

14 14 (b) homonimi, yaitu nama yang sama untuk hal yang berbeda pada beberapa tempat yang berbeda; (3) perbedaan onomasiologis, yaitu nama yang berbeda berdasarkan satu konsep yang diberikan pada beberapa tempat yang berbeda; (4) perbedaan semasiologis, yaitu nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda; (5) perbedaan morfologis, yaitu perbedaan yang dibatasi oleh adanya sistem tata bentuk kata yang berbeda. Perbedaan ini termasuk tingkat yang lebih luas. Oleh karena itu, dialek merupakan suatu variasi bahasa nyata yang dapat diamati dan sistem bunyi (fonologi), kosa kata, tata bahasa, morfologi, semantik, leksikal, dan sintaksis. Sosiolek adalah idiolek-idiolek yang menunjukkan persamaan dengan idiolek-idiolek lain yang disebabkan oleh kedekatan sosial, yaitu penutur-penutur idiolek tersebut termasuk dalam suatu golongan masyarakat yang sama (Nababan 1986: 4). Di dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang dapat dilihat dari golongan sosialnya sehingga idiolek-idiolek tersebut dapat terlihat. Sosiolek juga disebut dengan dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya (Chaer 1995: 84). Variasi ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, pekerjaan, keadaan sosial ekonomi, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi ini cenderung menyangkut masalah pribadi penuturnya, seperti faktor usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan keadaan ekonomi.

15 15 Melalui perbedaan-perbedaan golongan tersebut dapat terlihat variasi bahasa yang digunakan oleh para penutur. Berbeda dengan dialek yang merupakan variasi yang sudah mengakar di masyarakat sejak dahulu, sosiolek adalah variasi bahasa yang disesuaikan dengan lingkungan penutur berada. Kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat bukan hanya dibedakan berdasarkan daerah di mana kelompok itu tinggal, melainkan juga dapat dibeda-bedakan atas dasar kondisi sosialnya. Sehingga, kelompok sosial dalam suatu daerah masih dapat dikelompok-kelompokkan lagi berdasarkan kondisi sosial tiap individunya. Perbedaan kelompok yang bersifat sosial dapat ditentukan dari jenis kelamin, umur, dan pekerjaan. Perbedaan tersebut dapat juga ditentukan oleh status ekonomi yang membedakan kelompok kaya dan kelompok miskin; atau status sosial seperti pada masyarakat yang mengenal kasta, atau adanya kelompok terdidik dan kelompok tidak terdidik. Perbedaan tersebut juga terjadi karena status kekuasaan yang bersumber pada politik yang menimbulkan adanya kelompok penguasa dan kelompok rakyat jelata. Pada masyarakat majemuk kita melihat adanya kelompok-kelompok yang menjadi satu karena keturunan atau etnik. Semua kelompok sosial berpotensi untuk mempunyai variasi bahasa dengan ciri-ciri tertentu yang membedakanya dari kelompok lain. Jika potensi itu benar-benar direalisasikan menjadi kenyataan, variasi bahasa yang didasarkan pada kelompok ini menjadi dialek sosial atau sosiolek. Oleh sebab itu, muncul variasi tuturan yang berbeda antara penutur, misalnya golongan middle class dan working class di Inggris, antara kasta Brahmana dan Sudra di Bali,

16 16 antara golongan priyayi dan golongan petani di Jawa, antara kaum Muslim, Yahudi, Kristen di Irak, meskipun mereka menggunakan bahasa yang sama. Bentuk dan ciri sosiolek didasari pada stratifikasi kelas sosial antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya yang beranekaragam. Stratifikasinya berdasarkan pekerjaan atau tingkat pendapatan sehingga sangat dimungkinkan adanya perpindahan penutur dari anggota kelas yang satu ke anggota kelas yang lainya. Akan tetapi, jika stratifikasi sosial dalam masyarakat seorang penutur berdasarkan kasta, kelas-kelas sosialnya akan terdefinisi dengan jelas karena mempunyai batasan-batasan yang lebih tegas, yaitu faktor keturunan. Meskipun sistem kasta bersifat stabil, anggota suatu kasta kadang perlu mengatahui dan memahami berbagai dialek sakaligus. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang variasi bahasa sudah banyak dilakukan sebelumnya, tetapi di antaranya belum ada penelitian yang secara khusus meneliti variasi bahasa Prancis Quebec. Berikut ini merupakan beberapa tinjauan pustaka yang pernah meneliti variasi bahasa. Dalam skripsi yang ditulis oleh Gusni Hernias Prastyani (2007) yang berjudul Makna dan Fungsi Pemarkah Negatif di dalam Dialek Osaka membahas sekilas mengenai salah satu dialek yang berada di wilayah Kansai, yaitu dialek Osaka. Skripsi tersebut sangat menitikberatkan pada pemaparan

17 17 bentuk-bentuk pemarkah negatif yang ada dalam dialek Osaka, kemudian mendeskripsikan makna dan fungsinya. Skripsi yang berjudul Variasi Bahasa pada SMS (Short Message Service) dalam Surat Kabar Padang Ekspres yang disusun oleh Yessi Andriani (2011) membahas tentang penggunaan bahasa oleh masyarakat luas dalam sebuah pesan SMS di surat kabar Padang Ekspres yang mempunyai makna atau pesan agar pembaca dapat mengetahui perkembangan bahasa pada masyarakat pengguna bahasa. Pada skripsi yang berjudul Kajian Sosiolinguistik pada Stiker Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung yang disusun oleh Dwi Wahyuni (2012) membahas tentang bentuk lingual dan variasi bahasa pada stiker kendaraan bermotor roda dua di kota Bandung dan menganalisis maksud dan tujuan petuturan pada stiker kendaraan bermotor roda dua di Bandung. Penelitian tentang variasi bahasa dalam bahasa Prancis Quebec yang terdapat dalam lirik lagu Lynda Lemay belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini menarik untuk dilakukan. 1.6 Sumber dan Metodologi Penelitian Penelitian ini ditempuh melalui tiga tahapan penelitian dasar yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1998: 5), yaitu tahap pengumpulan atau

18 18 penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian atau pemaparan hasil analisis data. Lirik lagu Lynda Lemay menjadi sumber data dalam penelitian ini, termasuk juga bait dari lirik lagu tersebut yang mengandung variasi bahasa. Penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah yang berurutan. Pertama, menentukan objek material, yaitu lagu-lagu Lynda Lemay. Data yang digunakan menjadi sampel adalah lagu-lagu dari beberapa album Lynda Lemay, seperti Le plus fort c'est mon père, Macédoine, Les maudits Français, dan lainnya. Materi didapat dari media internet melalui situs Setelah objek material ditemukan, pengumpulan data dilakukan dengan kriteria pemilihan berdasarkan kata yang merupakan variasi bahasa Prancis Quebec. Setelah hal tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan mengklasifikasi data dengan mencocokkan kata tersebut dalam Kamus Bahasa Prancis Quebec. Teknik yang digunakan adalah teknik catat. Data yang ditemukan kemudian dicatat dan dikelompokkan lalu dianalisis. Setelah itu, ditentukan teori yang sesuai dan memilih teori yang paling cocok dengan data. Analisis data menggunakan metode deskriptif, metode komparasi, dan metode padan. Setelah analisis selesai, akan ditarik kesimpulan. Hasil data diolah kemudian akan disajikan dengan metode intralingual. Hasil penelitian juga akan ditampilkan tanpa menggunakan simbol-simbol agar mudah dimengerti oleh pembaca.

19 Sistematika Penyajian Skripsi ini akan disajikan dalam tiga bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, sumber dan metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis data variasi bahasa terdapat dalam lirik lagu Lynda Lemay dengan teori pendekatan dalam sosiolinguistik. Bab III berisi penutup serta kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat dilihat dari perbedaan dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat Minangkabau di berbagai wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH 47-51 ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH Asriani, Harunnun Rasyid dan Erfinawati Universitas Serambi Mekkah Email : asrianiusm82@gmail.com Diterima 14 Oktober 2017/Disetujui

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah bangsa Indonesia berhasil lepas dari belenggu penjajahan dengan diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki peran yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini keberadaan talk show atau dialog interaktif sebagai sarana dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin beragamnya talk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini diuraikan (1) latar belakang, (2) masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH Asriani, S.Pd, M. Pd Dan Erfinawati, S.Pd, M.Pd. Program Studi Pendidikan B.Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.1 Dialek Dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialekto syang berarti varian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah Oto Plus adalah majalah yang mengupas tentang berbagai bidang otomotif, diantaranya adalah bidang modifikasi, modif balap dan masih banyak lagi bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.1 Dialek Dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos. Dialektologi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah buku-buku tentang sosiolinguistik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga 320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bentuk komunikasi masyarakat untuk saling berinteraksi sosial. Berbagai macam kelas sosial memengaruhi perkembangan bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana komunikasi yang paling penting sesama masyarakat adalah bahasa. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam dialek. Istilah dialek merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika penulis belajar bahasa Jepang di tahun pertama memasuki jurusan Sastra Jepang, dapat dikatakan bahwa pengetahuan penulis terhadap bahasa Jepang adalah nol besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sebuah interaksi dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia membutuhkan media bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ucapan, pikiran perasaan seseorang yang teratur serta yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut Kridalaksana (dalam Abdul Chaer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya adalah komunitas waria. Sebuah komunitas dapat memunculkan variasi bahasa yang terbentuk untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:17). Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era globalisasi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan bahasa. Mudahnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena kedudukannya yang sangat penting, maka membuat bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari digunakan. Oleh karena itu tidak heran apabila bahasa daerah yang kita kenal pada saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan dan perubahan bahasa terjadi karena bahasa yang bersifat produktif dan dinamis.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Demikian pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno berkembang menjadi bahasa Jawa tengahan,

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Penelitian ini mengaji tentang ragam bahasa Pedagang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

PENGANTAR. 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik

PENGANTAR. 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik PENGANTAR 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik Pengantar مقدمة Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian internal mikrolinguistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berbahasa yang baik dan benar seperti dianjurkan pemerintah bukanlah berarti harus selalu menggunakan bahasa baku atau resmi dalam setiap kesempatan, waktu dan tempat

Lebih terperinci

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau lebih yang disebut masyarakat bilingual (dwibahasawan). Interferensi merupakan perubahan

Lebih terperinci

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS BAHASA BATAK ANGKOLA DALAM KARANGAN BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS 5 SDN 105010 SIGAMA KECAMATAN PADANG BOLAK TAPANULI SELATAN Fitriani Lubis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.merangkai kata-kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL oleh: Ni Made Yethi suneli Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial, sehingga manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia lain. Setiap manusia pasti membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling berinteraksi dengan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill Review Buku Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill Dosen Pengampu: Dr. Inyo Yos Fernandez Oleh Intan Rawit Sapanti 12 / 339581 / PSA / 07324

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan

Lebih terperinci