PEDOMAN PENYUSUNAN RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENYUSUNAN RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENYUSUNAN RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG

2 PEDOMAN PENYUSUNAN RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG A. PENDAHULUAN Akademi Keperawatan Pamenang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang harus mengikuti sistem pendidikan tinggi sebagaimana diatur oleh Undang-Undang. Terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Salah satu kewajiban lembaga perguruan tinggi adalah melakukan publikasi terhadap karya ilmiah mahasiswa sebagaimana diatur dalam regulasi (edaran Dikti) No. 152/E/T/2012. Untuk memudahkan proses unggah karya mahasiswa, maka diharapkan seluruh mahasiswa dapat menyusun artikel sebagai ringkasan karya imiah baik untuk kegiatan penyusunan proposal penelitian maupun studi kasus yang merupakan bagian dari tugas akhir mahasiswa. Pedoman ini disusun untuk memfasilitasi mahasiswa membuat ringkasan karya ilmiah mahasiswa dalam bentuk Proposal Penelitian. Terdapat dua bagian utama yang harus diperhatikan, yaitu sistematika penulisan ringasan dan teknik penulisan ringkasan. B. SISTEMATIKA PENULISAN Hal-hal yang harus diisikan dalam ringkasan proposal penelitian adalah sebagai berikut: 1. Judul 2. Nama Penulis dan NIM 3. Latar Belakang 4. Identifikasi Masalah 5. Tujuan 6. Landasan Teori 7. Metode 8. Simpulan 9. Daftar Pustaka Rincian dari penulisan diatas adalah : 1. Judul Judul dituliskan secara lengkap, baik judul utama maupun anak judul. Bila terdapat anak judul, dituliskan dalam baris yang berbeda yang terpisah dari judul utama. Contoh penulisan judul dan anak judul adalah sebagai berikut : PENGARUH PELATIHAN KEDARURATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN SISWA DALAM PERTOLONGAN KORBAN KECELAKAAN (Studi pada kelompok Pramuka SMPN 1 Pare Kec. Pare Kab. Kediri)

3 2. Nama Penulis dan NIM Nama Penulis ditulis secara lengkap (tidak disingkat) termasuk Nomor Induk Mahasiswa. Untuk penulisan NIM tidak perlu dicantumkan NIM. Misalnya seperti berikut : Arya Kamandanu Latar Belakang Latar belakang adalah uraian yang menjelaskan tentang alasan mengapa penelitian penting untuk dilakukan atau menguraikan mengapa seorang peneliti tertarik untuk melakukan studi lebih dalam terhadap permasalahan yang ada. Latar belakang harus mengandung masalah, skala/berat masalah, kronologis masalah dan solusi. Latar belakang harus memuat bagaimana kedudukan penelitian dalam upaya mengatasi masalah. Secara praktis, latar belakang yang telah disusun dalam proposal dipindahkan secara utuh kedalam bagian latar belakang dari ringkasan. 4. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah intisari dari permasalahan yang akan diangkat. Identifikasi masalah dapat dirupakan dalam bentuk pernyataan masalah atau pertanyaan masalah. Secara praktis, identifikasi masalah yang terdapat dalam proposal dipindahkan secara utuk ke bagian ini 5. Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai dari (rencana) pelaksanaan penelitian. Secara praktis, rumusan tujuan yang terdapat dalam proposal dipindahkan secara utuh kedalam bagian tujuan dari ringkasan. 6. Landasan Teori Landasan teori mengungkapkan berbagai studi literatur yang digunakan sebagai pijakan dalam penelitian. Landasan teori dapat berupa paparan tentang konsep, aksioma/ hubungan antar konsep serta analisis rasional hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lainnya; maupun hasil-hasil studi dan penelitian orang lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam merumuskan ringkasan dari landasan teori, penyusun harus mampu membuat ringkasan seefektif mungkin tentang konsep yang digunakan dalam penelitian maupun hubungan antar konsep (baik berupa narasi maupun bagan skematik). 7. Metode Penyusun meringkas metode yang digunakan dalam penelitian secara sistematis pada bagian ini

4 8. Simpulan Simpulan merupakan ringkasan yang menegaskan mengapa penelitian perlu dilakukan oleh peneliti. 9. Daftar Pustaka Tuliskan seluruh bagian dari daftar pustaka di proposal kedalam bagian ini C. TEKNIK PENULISAN Secara umum, teknik penulisan mengacu pada pedoman penyusunan karya tulis ilmiah yang telah ditetapkan di Akademi Keperawatan Pamenang. Pun demikian, khusus untuk penyusunan ringkasan ini terdapat beberapa bagian yang berbeda; yaitu : 1. Setting Kertas Layout kertas disetting ukuran A4 (21 X 29,7 cm) dengan margin atas 3 cm, bawah 3 cm, kanan 3 cm, kiri 3 cm. 2. Pengaturan Font dan Paragrap Font yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12 point (pt) pada keseluruhan bagian baik judul, anak judul maupun isi dan daftar pustaka. Khusus untuk Judul dan sub judul dibuat dalam bentuk tebal (bold) Jarak penulisan antara baris adalah 1 spasi. 3. Sub Judul (latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, Landasan teori, dll) tidak memerlukan penomoran 4. Tidak perlu penulisan nomor halaman D. CONTOH Berikut disajikan contoh-contoh ringkasan proposal : EFEKTIFITAS DAUN SIRIH MERAH UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Kristian Wijayanto NIM Latar Belakang Diabetes Mellitus berasal dari kata Yunani Diabainein, tembus atau pancuran air, dan kata latin Mellitus rasa manis (wikipedia.com) selama ini penyakit Diabetes Mellitus menjadi hal yang di takuti bagi setiap orang khususnya penderita diabetes mellitus. Hal ini membuat rasa cemas bagi penderita Diabetes Mellitus karena komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh (Tjokroprawiro, 2006). Diabetes Mellitus atau yang umum dikenal dikenal sebagai kencing manis adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Pada penderita Diabetes darah waktu puasa > 100 mg / dl dan dua jam sesudah makan > 140 mg / dl. (Utaminingsih, 2009).

5 Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita Diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk. Jumlah penderita Diabetes Mellitus untuk seluruh Indonesia sebesar 14 juta jiwa karena pola hidup yang tidak sehat. Diperkirakan pada tahun 2025 meningkat menjadi dua kali lipat. Jumlah penderita Diabetes Mellitus di Jawa Timur adalah sekitar 174 ribu jiwa. Di Kediri Jumlah penderita Diabetes Mellitus sejumlah 12,8 %. Jumlah penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Kepung pada bulan Mei Oktober 2009 sejumlah 25 orang yang berumur tahun. Berdasarkan hasil dari study pendahuluan yang di laksanakan pada tanggal 19 November 2009 di Desa Kepung Kec.Kepung dari hasil wawancara didapatkan 5 orang yang menderita Diabetes Mellitus 3(60%) sudah tidak berobat dan pola makan yang salah, 2 (40%) masih berobat ke klinik. Diabetes Mellitus disebabkan oleh menurunnya hormon insulin oleh karena adanya disfungsi sel beta pancreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer. Hormon insulin berfungsi sebagai pengontrol kadar gula dalam darah, dimana jika jumlah insulin menurun maka sel tubuh tidak mendapat suplai nutrisi yang cukup ke dalam tubuh yang akan menyebabkan kerusakan sel-sel di seluruh tubuh. Adapun gejala yang ditimbulkan pada Diabetes Mellitus adalah banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuri) (Tjokroprawiro, 2007).. Sekarang ini sudah banyak macam dan ragam obat untuk penyakit Diabetes Mellitus yang ditelah di produksi dan di konsumsi. Namun pengobatan Diabetes Mellitus dengan obat-obatan seperti itu ternyata kurang efektif. Hal ini dikarenakan harga obat-obatan relatif mahal, sehingga sulit dijangkau bagi masyarakat kelas bawah (Filbert, 2000). Bila tidak segera mendapat terapi, Diabetes Mellitus akan menimbulkan komplikasi seperti jantung Koroner, stroke, gangren atau luka kaki, gagal ginjal, retinopatidiabetik, aterosklerosis, kesemutan, dan disfungsi ereksi. Menghindari terjadinya komplikasi penyakit pada penderita Diabetes Mellitus maka diperlukan untuk mengontrol atau menurunkan kadar gula darah (Utaminingsih, 2009). Diabetes Mellitus jangan dijadikan hal yang menakutkan tapi dikendalikan dengan cara olahraga teratur, diet sehat dan seimbang dan hidup bersahaja selain dengan cara farmakologis, pengobatan diabetes mellitus dapat dilakukan secara non farmakologis. Adapun alternatif yang lebih baik, alamiah, murah, mudah didapat dengan efek minimal untuk menurunkan kadar gula darah dengan memanfaatkan tanaman obat yaitu daun sirih merah. Daun sirih merah mengandung tannin, alkaloid, dan polifenol memiliki aktivitas menurunkan kadar gula darah. Atas dasar uraian pada permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan merumuskan dalam judul penelitian Efektifitas Daun Sirih Merah Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka identifikasi masalahnya adalah Bagaimana Efektifitas Daun Sirih Merah Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung? Tujuan Penelitian Menganalisis efektifitas daun sirih merah untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di Desa Kepung Kecamatan Kepung.

6 Landasan Teori 1. Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter) sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya disfungsi sel Beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya (pada DM- Tipe 2). Menurut utaminingsih kriteri diabetes mellitus memiliki kadar gula darah acak > 140 mg/dl. Diabetes mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI)/non-insuline dependent diabetes mellitus (nama dulu: NIDDM). Pada tipe ini, pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi insulin) dan kemudian disusul dengan disfungsi sel Beta pankreas (defek pada fase pertama sekresi insulin). Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energ untuk sel-sel tubuh. Kadar gula dalam darah di monitor oleh pancreas. Bila konsentrasi glukosa menurun karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh pancreas melepaskan glukagon, kemudian sel-sel mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan gula darah. Apabila kadar gula darah meningkat karena perubahan glikogen maka ada hormon yang dilepaskan dari butir-butir sel yaitu insulin yang menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Kadar gula di dalam darah yang tinggi disebut dengan Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Utaminingsih, 2009). 2. Daun sirih merah. Daun sirih merah merupakan pengobatan alternatif yang lebih baik, alamiah, murah mudah didapat dengan efek minimal untuk menurunkan kadar gula darah. Dimana daun sirih merah memiliki kandaungan tannin, alkaloid dan polifenol yang memiliki aktivitas antidiabetik atau menurunkan kadar gula darah. Daun sirih merah mengandung Tannin yang berfungsi sebagai antidiabetik yang merangsang fosforilasi pada jalur transpor glukosa sama seperti yang diperantarai insulin dengan berikatan langsung pada reseptor insulin. Alkaloid berfungsi untuk menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus. Polifenol berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi kerusakan sel-sel pancreas dari radikal bebas (Santoso dan Saryono, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Andayana Puspitasari (UGM Yogyakarta) melaporkan bahwa dia berhasil menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus yang mengalami hiperglikemi dengan memberikan Daun sirih merah yang diolah dalam bentuk rebusan sebanyak 600 cc diminum 3 x sehari, sekali minum 0,5 gelas yang diberikan satu minggu. Sehingga penambahan insulin-nya secara berangsur-angsur berkurang, dan akhirnya para pasien tersebut mampu kembali ke diet normal dan mengalami penurunan 11,5 % 18,5 %. Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan dengan pemberian daun sirih merah secara teoritis dapat dijelaskan melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intrapankreatik dan ekstra pankreatik.

7 Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki (regenerasi) sel β pankreas yang rusak dan ekstra pankreatik melindungi sel β dari kerusakan lebih lanjut. Tanin merupakan senyawa yang ditemukan dalam makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Tanin adalah senyawa fenol yang terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angoispermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tanin merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam daun sirih yang bermanfaat sebagai obat. Tanin merupakan senyawa dengan ukuran dan bentuk molekul yang memungkinkan larut dalam air. Tanin juga dapat larut dalam alkohol, alkali encer, gliserol dan aseton. Kegunaan tanin sangat luas, salah satunya dalam bidang farmasi yaitu sebagai obat diare. anti bakteri, astringen atau menciutkan selaput dinding usus yang rusak karena asam atau. bakteri (Sjamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Sebagai antidiabetik tanin merangsang fosforilasi pada jalur transpor glukosa sama seperti yang diperantarai insulin (Insulin Mediated Glicose Transpoter) dengan berikatan langsung pada insulin reseptor Selanjumya akan terjadi translokasi GLUT 4 kepermukaan sel seperti mekanisme kerja insulin. Sehingga GLUT 4 akan memfasilitasi ambilan glukosa ke dalam sel. Selain itu cara kerja tannin juga sama dengan insulin. Alkaloid adalah sekelompok besar senyawa organik alami dalam hampir semua jenis organisme dengan berbagai efek farmakologi yang ditimbulkan seperti antikanker, anti inflamasi dan antimikroba. Alkaloid merupakan senyawa yang juga terdapat pada tumbuhan sirih. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan regenerasi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Li dan Ogata, dimana ekstrak alkaloid terbukti secara nyata mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus (absorbsi glukosa secara perlahan), meningkatkan transportasi glukosa dengan menghambat enzim glukosa 6-fostatase, fruktosa 1,6-bifostatase serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain karbohidrat (Santoso dan Saryono, 2002). Polifenol merupakan bagian dari senyawa flavonoid yang memiliki gugus OH. Senyawa polifenol ini mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel pankreas dari radikal bebas yang merupakan molekul yang sangat tidak stabil yang berada di dalam tubuh. Polifenol merupakan antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E (Santoso dan Saryono, 2002) Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Desain Pra-Eksperimental dengan rancangan one-group pra-post test design. One-group pra-post test design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu : a. Variabel independent (bebas) : Daun Sirih Merah b.variabel dependent (tergantung) : Kadar Gula Darah Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan April 2010, dan dilaksanakan di Desa Kepung, Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat yang dinyatakan posisif menderita diabetes mellitus, yaitu sebanyak 25 orang

8 penderita. Pada penelitian ini sampel diambil 10 orang dengan kriteria menderita Diabetes Mellitus Tipe II, tidak sedang menjalani pengobatan, diet tidak teratur dan bersedia menjadi responden. Penetapan responden berdasarkan atas kriteria : a. Kriteria inklusi 1) Penderita diabetes mellitus yang berumur 45 s/d 60 tahun. 2) Penderita diabetes mellitus Tipe II 3) Penderita diabetes mellitus yang memiliki kadar gula darah mg/dl 4) Penderita diabetes Mellitus Tipe II yang tidak menjalani pengobatan, diet tidak teratur dan tidak puasa. 5) Bersedia menjadi responden untuk dilakukan penelitian. b.kriteria Ekslusi 1) Penderita diabetes Mellitus Tipe II dengan komplikasi 2) Penderita diabetes Mellitus Tipe II yang gagal mengikuti treatment dari peneliti Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk mendapatkan data dari responden peneliti datang dari rumah ke rumah (door to door). Peneliti menggunakan tekhnik wawancara dengan memenuhi criteria inklusi, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden dan kontrak waktu selama dilakukan penelitian dan peneliti juga mengajukan surat permohonan untuk menjadi responden. Selanjutnya peneliti memberikan lembar kesediaan untuk menjadi responden, dimana responden benar-benar atau bersedia untuk diteliti. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada penderita yang memiliki kadar gula darah mg/dl, dengan menggunakan instrumen atau alat ukur berupa gelas ukur dan glukotest. Sebelum dilakukan terapi penderita dilakukan pretest dengan mengukur tinggi kadar gula darah dengan glukotest. Kemudian penderita diberikan terapi dengan rebusan dan sirih merah selama 1 minggu, maka dilakukan post test dengan mengukur tinggi kadar gula darah dengan glukotest juga. Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan analisis data berdasarkan kajian teori. Untuk mengetahui efektifitas daun sirih merah untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus, dengan menggunakan uji statistik Uji T 2 sampel berpasangan (Paired T- test). Kesimpulan 1. Diabetes adalah adalah penyakit metabolik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya disfungsi sel Beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer 2. Daun sirih merah dapat menurunkan kadar Gluokosa pada penyakit Diabetes karena mengandung Tannin yang berfungsi sebagai antidiabetik yang merangsang fosforilasi pada jalur transpor glukosa sama seperti yang diperantarai insulin dengan berikatan langsung pada reseptor insulin 3. Penelitian diperlukan untuk mengidentifikasi secara empiris benarkah pemberian daun sirih merah mampu menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes

9 DAFTAR PUSTAKA (2009). (download 17 Nopember). (2009). Rumah Dibetes. http ://rumahdiabetes.com/download (9 September 2009). (2009). Manfaat Daun Sirih Merah. (download : 09 September 2009) ( 2009). http: // (download : 17 Nopember 2009) ( 2009). http: // (download : 17 Nopember 2009) ( 2009). http: // (download : 17 Nopember 2009) Arikunto, S. (2006). Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta : EGC Filbert. (2001). Masalah Hipertensi. (download.23 oktober 2009 ) Ganong, William F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC http//argomedia. net/artikel/diagnosa- dan- Medis- Diabetes- Mellitus (download, 07 oktober 2009) Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta : Media Aesculapius Ngafenan, M. (1999). Pedoman Lengkap Kencing Manis. Pekalongan : CV. Gunung Mas Notoadmodjo, S. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed. 2. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Price, S.A. & Wilson, L.M. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6. Jakarta : EGC Sudewo, B (2005). Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Jakarta : Agro Media Pustaka Tjokroprawiro, A (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diebetes Mellitus. Jakarta : PT. Graha Media Pustaka Utara Tjokroprawiro, A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press. Utaminingsih, W. (2009). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke untuk hidup lebih berkualitas. Yogyakarta : Media Ilmu

10 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI (Studi Deskriptif di Desa Pare Kec. Pare Kabupaten Kediri) Susilawatiningsih Latar Belakang Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu benjolan atau tumor yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (Nisman, 2010). Kanker payudara merupakan penyakit yang tersembunyi dan jarang menimbulkan rasa sakit atau nyeri, tanda tanda yang biasa muncul yaitu berupa benjolan pada payudara (Nisman, 2010). Upaya pencegahan kanker payudara salah satunya dengan pemeriksaan secara mandiri atau bisa disebut SADARI, yang merupakan langkah awal bagi wanita mengenali tanda tanda adanya kelainan pada payudara (Brunner dan Suddarth, 2002). Saat ini sebagian besar wanita belum melakukan SADARI (Sampepayung, 2010). Di Indonesia kanker tertinggi yang diderita wanita adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per orang perempuan (0,026%). Menurut Dinkes Jatim, tahun 2009 untuk kanker payudara pasien rawat inap sebanyak orang dan yang menjalani rawat jalan 970 orang. (Dinkes Jatim, 2009). Salah satu upaya pencegahan kanker payudara adalah dengan pendidikan kesehatan tentang teknik SADARI (Sampepayung, 2010). SADARI merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan antara hari ke 5 sampai hari ke 10 dari siklus menstruasi untuk mendeteksi kanker secara dini (Brunner dan Suddarth, 2002). Peran perawat sebagai konselor kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit (Potter dan Perry, 2005). Dengan penyuluhan tersebut diharapkan dapat menambah peengetahuan wanita dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang keganasan kanker payudara serta teknik pemeriksaan dengan cara SADARI (Brunner dan Suddarth, 2002). Sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat yang sebelumnya tidak pernah memeriksa payudaranya menjadi rutin untuk memeriksa payudara secara mandiri (Brunner dan Suddarth, 2002). Semakin cepatnya pendeteksian adanya kanker payudara maka dapat dilakukan penanganan yang tepat di rumah sakit (Sampepayung, 2011). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Adapun pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. (Wawan, 2010). Kurangnya pengetahuan tentang SADARI dan kesadaran tentang tumor di payudaara yang berbahaya menyebabkan wanita tidak melakukan SADARI sehingga menyebabkan wanita datang berobat pada stadium lanjut (Sampepayung, 2010). Sejak Program Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker payudara dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2008, sejumlah daerah telah mengembangkan program ini. Sampai dengan tahun 2010 kegiatan deteksi dini kanker payudara di bawah naungan Kementerian Kesehatan telah dilaksanakan di 68 kabupaten / kota pada 14 provinsi di 152 Puskesmas. Saat ini program deteksi dini telah dimasukkan ke dalam

11 Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Sampai tahun 2011 Kementerian Kesehatan telah melaksanakan TOT (Training of the Trainers) bagi 17 provinsi, ini akan terus dikembangkan sehingga diharapkan pada 2014 pencegahan dan penanggulangan dapat dilaksanakan di seluruh propinsi (Menkes, 2011). Berdasarkan uraian tersebut, upaya untuk meningkatan pengetahuan tentang SADARI telah banyak dilakukan tetapi masih dijumpai wanita usia tahun yang belum melakukan SADARI. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil judul Gambaran pengetahuan pada wanita umur tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI. Identifikasi Masalah Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012? Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pada wanita usia tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012 Landasan Teori 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan seseorang dapat diketahui dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu Pengetahuan baik, cukup dan kurang (Arikunto, 2006). Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya faktor internal yaitu pendidikan, pekerjaan, usia. Dan Faktor Eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya (Wawan, 2010). Mengacu pada teori Determinan Perilaku dari Green sebagaimana diuraikan oleh Notoatmodjo (2007), bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Pengetauan seseorang termasuk dalam komponen faktor predisposisi yang diharapkan mampu memberikan dasar dan pembentukan sikap serta dasar untuk bertindak. Seseorang dapat melakukan tindakan yang diharapkan lebih baik manakala memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk mewujudkan perilaku. Mengacu pada teori Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan) dari Rosenstock bahwa perilaku seseorang dapat saja dipengaruh oleh banyak faktor dan belum tentu pengetahuan yang baik akan selalu membawa pada perilaku yang positif, karena begitu banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. 2. Kanker Payudara Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu benjolan atau tumor yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (Nisman, 2010). Kanker payudara merupakan penyakit yang tersembunyi dan jarang menimbulkan rasa sakit atau nyeri, tanda tanda yang biasa muncul yaitu berupa benjolan pada payudara (Nisman, 2010). Upaya pencegahan kanker payudara salah

12 satunya dengan pemeriksaan secara mandiri atau bisa disebut SADARI, yang merupakan langkah awal bagi wanita mengenali tanda tanda adanya kelainan pada payudara (Brunner dan Suddarth, 2002). 3. Hubungan Pengetahuan dan Kanker Payudara Sebagaimana diungkapan pada bahasan sebelumnya, bahwa Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku, karena pengetahuan yang memadai akan mampu memberikan pengertian dan pemahaman yang mendapat terhadap suatu fenomena. Pengetahuan membangun persepsi dan sikap mental manusia yang menjadi faktor predisposisi untuk bertindak (tend to act). Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan pada wanita dewasa muda usia tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI. Penelitian dilaksanakan di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri pada bulan Juni Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia tahun di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri sebanyak 24 orang, dengan sample dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria (inklusi dan eksklusi) yaitu dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, dimana hasil yang didapat dianalisa melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding), tabulating dan scoring. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kesimpulan 1. Pengetahuan adalah segala yang diketahui oleh seseorang sebagai hasil dari pengamatan, dan pengetahuan merupakan salah satu dasar pijakan bagi seseorang untuk bertindak 2. Kanker payudara adalah keganasan sel-sel payudara, yang dapat dideteksi lebih dini secara sederhana melalui prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SARARI) 3. Perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang SARARI DAFTAR PUSTAKA Aimul, Aziz H. (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Brunner dan Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. (2011). Tercatat 160 RiBu Penderita Kanker. www. Pothwatch. Phm. Htm (download: 20 September 2011 Menkes. (2010). Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita Kanker. info@puskom.depkes.go.id (download: 20 Oktober 2011) Nisman, Wenni A. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta : Andi Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

13 Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan vol:1. Jakarta : EGC Sampapayung, Daniel. (2010). Kanker Payudara Serang Perempuan Usia Muda. www. Unhas.ac.id. (download: 28 September 2011) Tamsuri, Anas. (2006). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press Wawan, A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogjakarta: Nuha Medika Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DAUN SIRIH MERAH UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

EFEKTIFITAS DAUN SIRIH MERAH UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS EFEKTIFITAS DAUN SIRIH MERAH UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Suryono*, Sevin Yudha C** *) Dosen Akademi Keperawatan Pamenang **) Perawat Komunitas Ds. Pandansari Purwoasri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM), merupakan penyakit yang dikenal di masyarakat awam dengan sebutan kencing manis. Sebutan tersebut bermula dari penderita DM yang kadar glukosa

Lebih terperinci

AFAF NOVEL AININ ( S

AFAF NOVEL AININ ( S HUBUNGAN KEPATUHAN LIMA PILAR PENANGANAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN KAKI DIABETIK PADA DIABETESI DI DESA TANGKIL KULON KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI AFAF NOVEL AININ ( 08.0245.S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan dunia dimana morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Saat ini Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan penanganan yang tepat dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR Ratna Daud 1, Afrida 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat

Lebih terperinci

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Tanaman obat yang menjadi warisan budaya dimanfaatkan sebagai obat bahan alam oleh manusia saat ini untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus atau kencing manis salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kali diterapkan pola hidup yang kurang sehat. Seperti dalam hal pola makan, sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik

Lebih terperinci

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) atau yang biasa disebut kencing manis adalah suatu group penyakit metabolik yang dikarakteristikan dengan adanya kondisi hiperglikemik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yang memerlukan waktu dan biaya terapi yang tidak sedikit. Penyakit ini dapat membuat kondisi tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah kesehatan yang sangat penting. Secara global, WHO memperkirakan PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sindroma yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. DM, secara klinik dikarakterisasi oleh gejala intoleransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala penyakit degeneratif kronis yang disebabkan karena kelainan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan hormon Insulin baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. DM adalah suatu kumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat jumlahnya penyebab kesakitan dan kematian. Penyakit ini di tandai dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan heterogen ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah atau sering disebut hiperglikemia yang biasanya terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak akibat penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin (Dorland, 2010). DM suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena terjadinya gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lidah buaya (Aloe barbadensis Mileer) merupakan tanaman obat populer yang telah digunakan selama ribuan tahun. Tanaman ini paling dikenal untuk mengobati luka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dari orang normal. The Expert Comitte on the Diagnosis andclassification

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dari orang normal. The Expert Comitte on the Diagnosis andclassification 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian The National Diabetes Data Group (NDDG) pertama kali pada tahun 1970 memperkenalkan istilah intoleransi glukosa. Subjek dengan intoleransi glukosa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau lebih dikenal dengan sebutan kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karateristik hiperglikemia. DM terjadi karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi politik dan ekonomi mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kronik yang cukup banyak dijumpai dewasa ini adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik (kadar gula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes adalah penyakit tertua didunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. WHO

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar

Lebih terperinci

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan Obat Diabetes Herbal Dari Daun- Daunan Saat ini telah banyak beredar obat diabetes baik dalam bentuk bahan kimia atau berupa obat herbal tradisional.

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan

Lebih terperinci

Tradisional Bagian Daun dan Buah

Tradisional Bagian Daun dan Buah Tanaman Obat Diabetes Tradisional Bagian Daun dan Buah Tanaman obat diabetes tradisional bisa anda temukan di sekitar lingkungan anda. Sadarkah kalau tanaman tersebut berkhasiat? Mungkin ada diantara kalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah / hiperglikemia. Secara

Lebih terperinci