BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh World Health. Organization (WHO), usia lanjut diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
|
|
- Sudomo Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1998 dalam pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah individu yang berusia 60 tahun ke atas. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh World Health Organization (WHO), usia lanjut diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia (elderly) adalah tahun, lanjut usia tua (old) adalah tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Perkembangan pada lansia mencirikan tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses penuaan. Pada masa tersebut, seorang mengalami penurunan dan kemunduran fisik, psikis, dan sosial sedikit demi sedikit sehingga dalam melakukan tugas sehari-harinya lansia membutuhkan oranglain. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada mahkluk hidup, termasuk jaringan, tubuh dan sel yang mengalami penurunan kapasitas secara fungsional (Desmita, 2005). Lansia yang mengalami penurunan kondisi sosial, fisik, psikologis, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit 8
2 9 degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, hipertensi dan salah satunya Stroke (Papalia, 2009). 2.2 Stroke Definisi Stroke Stroke atau cidera serebrovaskular (CVA) didefinisikan sebagai kondisi otak kehilangan fungsinya, yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak, sehingga oksigen tidak terpenuhi dengan baik (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke merupakan suatu gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah (Ginsberg, 2005). Faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke yaitu hipertensi, penyakit kardioavaskular, kolestrol tinggi, obesitas, diabetes, merokok, konsumsi alkohol (Smeltzer & Bare, 2002) Klasifikasi Stroke Menurut Sustrani, dkk (2003), secara garis besar stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke Hemoragik dan Stroke Non-Hemoragik atau iskemik. Stroke hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak mengalami hipoksia karena darah tidak dapat mengalir secara
3 10 semestinya. Menurut letaknya, stroke hemoragik dibagi menjadi 2 jenis: pertama, hemoragik intraserebral, yaitu perdarahan terjadi dalam jaringan otak. Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak, dan otak besar. Pada kasus ini, sebagian besar orang yang mengalaminya bisa menderita lumpuh dan susah diobati. Kedua, hemoragik subaraknoid ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak Sustrani, dkk (2003). Masih dari sumber yang sama, Stroke Non-hemoragik (Iskemik) dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral. Stroke terjadi secara tiba-tiba bisa saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan, akan tetapi terjadi iskemia yang dapat menimbulkan hipoksia serta dapat timbul edema sekunder. Stroke iskemik terjadi pada sel-sel otak, sehingga otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan penyempitan ataupun penyumbatan pada pembuluh darah (arteriosklerosis). Arteriosklerosis terjadi akibat timbunan lemak pada arteri yang menyebabkan luka pada dinding arteri. Luka ini akan menimbulkan gumpalan darah (trombus) yang mempersempit arteri. Stroke hemoragik terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: pertama,
4 11 stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya trombus yang membuat penggumpalan. Kedua, stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan. Ketiga, Hipoperfusion sistemik merupakan jenis stroke yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung Penyebab Stroke Stroke dapat terjadi bila pasokan darah ke otak mengalami hambatan, sehingga jaringan pada otak tidak dapat memperoleh darah ataupun oksigen. Padahal otak merupakan salah satu organ tubuh yang sangat membutuhkan oksigen. Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian, menurut Smeltzer dan Bare (2002) penyebab stroke adalah: (1) trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher), (2) embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), (3) iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), dan (4) hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan
5 12 kehilangan permanen atau sementara gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi. Faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke yaitu hipertensi, penyakit kardioavaskular, kolestrol tinggi, obesitas, diabetes, merokok, konsumsi alkohol (Smeltzer dan Bare, 2002) Dampak Stroke Pasien pasca stroke biasanya mengalami perubahan seperti perubahan fisik, sosial, dan psikologi (Ginsberg, 2005). Menurut Smeltzer dan Bare (2002) stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis bergantung pada lokasi lesi dan luasnya kerusakan neuron pada fokal otak ataupun secara global (pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesoris). Selanjutya, menurut Sustrani (2003) akibat stroke ditentukan oleh bagian otak mana yang cedera, tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah stroke, baik yang mempengaruhi bagian kanan atau kiri otak pada.
6 13 Dampak stroke umumnya adalah sebagai berikut (Ginsberg, 2005): 1. Gangguan Fisik Gangguan fisik stroke seperti kelumpuhan sebelah sebagian tubuh (hemiplegia) adalah cacat yang paling umum akibat stroke. Stroke yang menyerang bagian kiri otak, terjadi hemiplegia kanan. Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan termasuk tenggorokan dan lidah. Dampaknya lebih ringan, biasanya bagian yang terkena dirasakan tidak bertenaga (hemeparesis kanan). Bila yang terserang adalah bagian kanan otak, yang terjadi adalah hemiplegia kiri dan yang lebih ringan disebut hemiparesis kiri. Pasien stroke hemiplegia kesulitan melaksanakan kegiatan sehari-harinya seperti berjalan, berpakaian, makan, buang air besar atau kecil (Sustrani, 2003). Apabila kerusakan terjadi pada bagian bawah otak (cerebellum), kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan gerak tubuh berkurang. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada kesulitan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan seharihari, misalnya bangun dari tempat tidur atau duduk,
7 14 berjalan atau meraih gelas. Ada juga pasien stroke yang mengalami kesulitan untuk makan dan menelan, disebut disfagia (dysphagia), karena bagian otak yang mengendalikan otot-otot yang terkait telah rusak dan tidak berfungsi (Sustrani, 2003). 2. Gangguan komunikasi Paling tidak seperempat dari semua pasien stroke mengalami gangguan komunikasi, yang berhubungan dengan mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan bahkan bahasa isyarat dengan gerak tangan. Menurut Smeltzer & Bare (2002), gangguan komunikasi yang timbul dapat berupa afasia ekspresif (kesulitan untuk menyampaikan kata-kata maupun tulisan, seringkali kata-kata yang terpikir dapat terucapkan tetapi tidak dapat dipahami), afasia reseptif (pasien stroke mengalami kesulitan untuk mengerti bahasa lisan maupun tulisan), afasia global (tidak mampu memahami bahasa sehingga tidak dapat menyampaikan pikirannya), disartia (mampu memahami bahasa verbal, tapi tidak dapat bicara atau bisu) (Sustrani, 2003). 3. Gangguan Emosional Pada saat individu mengalami penyakit kronis seperti stroke, maka individu dan keluarganya akan mengalami
8 15 guncangan dan ketakutan, hal ini disebabkan sesuatu yang dialami tidak pernah diduga sebelumnya (Sustrani, 2003). Dampak psikologi stroke juga terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Hama dkk., (2011) mengungkapkan bahwa pasien pasca stroke yang menderita kelumpuhan mengalami kedukaan dan rentan terhadap stres serta depresi. Respon emosional seperti stress dan depresi itu juga mengganggu pemulihan pada pasien selama rehabilitasi. Dalam membantu pemulihan pada pasien pasca stroke memerlukan pendekatan multidisiplin, difokuskan pada emosional dan fisik (rehabilitasi). Ginsberg (2005) menyatakan bahwa penyakit stroke dapat mempengaruhi psikologis penderita pasca stroke, ada beberapa masalah psikologis yang dirasakan oleh penderita pasca stroke yaitu: 1) Kemarahan Menurut Ginsberg (2005) kebanyakan penderita stroke, mengekspresikan amarahnya bahkan seringkali tidak patuh, melawan perawat, dokter dan ahli terapinya. Selanjutnya, Ginsberg (2005) penderita juga bisa memaki-maki dengan kata-kata yang
9 16 menyakitkan dan memukul secara fisik. Penderita juga sering memiliki amarah yang meledak-ledak. 2) Isolasi Menurut Ginsberg (2005) penderita kelumpuhan yang diakibatkan oleh stroke dapat mengakibatkan individu melakukan penarikan diri terhadap lingkungan, karena perasaan mereka sering terluka karena sering tidak diperdulikan oleh orang lain. Sering sekali temanteman mereka meninggalkan mereka sendirian karena tidak tahu bagaimana harus bereaksi dengan penderita kelumpuhan tersebut. 3) Kelabilan Emosi Menurut Ginsberg (2005) penderita stroke memiliki reaksi-reaksi emosional yang membingungkan. Kelabilan emosi merupakan gejala yang aneh terkadang penderita stroke tertawa atau menangis tanpa alasan yang jelas. 4) Kecemasan yang Berlebihan Menurut Ginsberg (2005) sebagian penderita mungkin memperlihatkan rasa ketakutannya ketika keluar rumah, keadaan ini dinamakan agorafobia. Hal ini terjadi karena mereka merasa malu ketika bertemu dengan orang lain, sekalipun dengan teman lamanya.
10 17 Perasaan malu ini mungkin timbul akibat adanya gangguan pada kemampuan bicara dan kelumpuhannya. 5) Depresi Menurut Ginsberg (2005) depresi adalah perasaan marah yang berlangsung di dalam batin, beberapa depresi tidak hanya bersifat reaktif, tetapi penderita kelumpuhan pasca stroke akan bereaksi terhadap semua kehilangannya dan merasa putus asa. Gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering dikaitkan dengan stroke. 2.3 Sumber Stressor Secara umum keadaan yang dapat menimbulkan stres adalah stressor. Menurut Maramis (1999) dalam Jaya (2015) stresor adalah keadaan atau kejadian yang menimbulkan stres sehingga memunculkan reaksi stres seperti ketakutan, kecemasan, dan kemarahan. Sumber stres dapat di timbulkan dari lingkungan sekitar misalnya keluarga, penyakit kronis dan lain-lain yang di sebut stresor psikososial. Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan pada individu, sehingga individu perlu mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya (Hawari, 2008). Apabila seseorang yang
11 18 menerima stresor ini tidak dapat melakukan adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, akan timbul berbagai keluhan, yaitu stres. Berikut adalah jenis stresor psikososial Hawari (2008): 1. Problem orangtua: Menjadi orangtua pada zaman sekarang ini tidak semudah seperti zaman dahulu. Hal ini disebabkan tatanan sosial dan ekonomi sudah jauh berbeda. 2. Hubungan interpersonal (antarpribadi): Hubungan antarsesama (perorangan atau individual) yang tidak baik dapat merupakan sumber stres seperti hubungan yang tidak serasi atau harmonis, tidak baik atau buruk, dengan teman atau sesama rekan, atasan dan bawahan, pengkhianat dan lainnya. Berinteraksi dengan lingkungan baru, bertemu macam-macam orang seringkali membuat seseorang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Namun apabila gagal dalam menyesuaikan dengan lingkungan yang baru hanya akan membuat seseorang tertekan dan menimbulkan stress bahkan depresi. 3. Pekerjaan: tidak bekerja ataupun kehilangan pekerjaan karena di PHK, akan berdampak pada gangguan kesehatan bahkan bisa sampai pada kematian. Ataupun
12 19 juga seseorang yang terbiasa bekerja apabila tiba-tiba kehilangan pekerjaan biasanya mengalami kejenuhan dan ketidak berdayaan, merasa tidak berguna terhadap dirinya, sehingga dapat menumbulkan stres. 4. Lingkungan hidup: Kondisi lingkungan hidup yang buruk, akan berpengaruh besar bagi kesehatan seseorang dimana seseorang yang baru tinggal dilingkungan baru perlu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga jika seseorang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya bisa membuat orang menjadi stres sehingga berpengaruh terhafdap kondisi kesehatannya. 5. Keuangan: Masalah keuangan salah satu masalah utama karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari orang membutuhkan uang. Apabila kebutuhan fundamental seperti kesehatan tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan untuk memperoleh uang seseorang cenderung melakukan hal-hal negative seperti keingingan untuk bunuh diri. Stres inilah yang pada akhirnya memunculkan perilaku-perilaku yang destruktif seperti tersebut di atas. Misalnya pendapatan lebih kecil dari pengeluaran, terlibat utang, kebangkrutan usaha, dan lain sebagainya.
13 20 6. Perkembangan: Yang dimaksud disini adalah tahapan perkembangan baik fisik maupun mental seseorang (siklus kehidupan). Misalnya menopause, masa remaja, masa dewasa, masa dewasa, usia lanjut dan lain sebagainya. 7. Penyakit fisik dan cidera: Berbagai penyakit fisik terutama yang kronis atau cedera dapat menyebabkan stres bahkan depresi pada diri seseorang, sebagai contoh misalnya penyakit jantung, paru-paru, stroke, kanker, HIV atau AIDS, dan lain sebagainya. Stres bisa memperparah penyakit yang derita, karena penyakit yang tak kunjung sembuh, pengobatan yang mahal, atau pikiran bahwa semakin hari sakit yang diderita semakin merepotkan diri dan keluarga. Stres pun muncul, akibatnya penyakit semakin parah. Stres bisa menjadi penyebab sekaligus akibat bagi penyakit. 8. Faktor keluarga: Sikap dan perilaku yang keluarga tunjukkan yang dapat menimbulkan stres atau tekanan pada seseorang seperti sikap acuh tak acuh, tidak perhatian, sering marah, kurang komunikasi dan lainlain.
14 21 9. Trauma: Seseorang yang mengalami bencana alam, pemerkosaan, kebakaran, peperangan, kekerasan, perampokan dan lain sebagainya. 2.4 Konsep Koping Mekanisme Koping Mekanisme koping setiap individu berbeda-beda dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam hidupnya. Mekanisme koping diartikan menurut Keliat (1999, dalam Jaya, 2015), mekanisme Koping yaitu cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Pengertian mekanisme koping lainnya adalah usaha individu dalam mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Mekanisme koping dapat berupa positif ataupun negatif. Mekanisme koping positif memungkinkan perubahan diri saat lansia merenungkan pengalaman hidup dan pengetahuan yang sudah dia peroleh selama bertahun-tahun. Mekanisme koping negatif
15 22 memperlihatkan bahwa mereka berfokus pada kehilangan dan dalam pikiran mereka terbenam dalam masa lalu (Jaya, 2015) Faktor-faktor yang mempengaruhi koping Setiap individu mempunyai cara masing-masing dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut Lazarus & Folkman (1995, dalam Jaya, 2015) dalam mengahadapi masalah mengidentifikasikan sumber koping yang menolong manusia untuk beradaptasi terhadap stres ataupun menyesuaikan diri dengan perubahan situasi/kondisi, sumber koping tersebut meliputi: 1) Kesehatan fisik: kesehatan merupakan hal yang penting, karena dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. 2) Keyakinan positif: keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting untuk seseorang tetap optimis atau yakin. 3) Keterampilan memecahkan masalah: keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisis keadaan dan masalah dengan tujuan untuk menghasilkan tindakan, kemudian mempertimbangkan cara tindakan untuik mencapai tujuan dengan menghasilkan rencana yang tepat
16 23 4) Keterampilan Sosial: keterampilan yang terkait dengan komunikasi serta bertindak melalui cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. 5) Dukungan sosial: dukungan ini meliputi pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan keluarga, saudara, teman dan lingkungan sekitar tempat tinggal. 6) Materi: materi biasanya berkaitan dengan barang, uang atau layanan Jenis Koping Menurut Lazzarus & Folkman (1995, dalam Jaya, 2015) ada dua jenis coping yaitu: Emotion-Focused Coping yaitu coping yang digunakan dalam mengontrol respon emosional dari masalah yang dihadapi. Koping ini biasanya dilakukan melalui pendekatan perilaku atau kognitif. Strategi koping ini biasanya digunakan ketika seseorang yakin bahwa mereka tidak mampu untuk merubah lingkungan. Biasanya strategi koping ini digunakan untuk penghindaran masalah. Yang termasuk dalam emotion-focused coping yaitu:
17 24 1. Seeking emotional support (mencari dukungan emosional): Untuk mendapatkan kenyamanan emosional, seseorang mencari dukungan moral, simpati, pengertian dengan mengungkapkan perasaannya kepada orang lain untuk mambangkitkan empati dan mencari teman untuk bicara. 2. Positive reinterpretation (menginterpretasikan kembali secara positif): menginterpretasikan situasi stres dengan pandangan positif dan berusaha mencari makna positif atau melibatkan diri pada hal-hal yang religius dalam menghadapi masalah dengan terfokus pada pengembangan diri. 3. Acceptance (penerimaan): usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapi dan berusaha membuat semua menjadi lebih baik dengan menerimanya dengan tulus. 4. Seeking meaning (mencari arti): mencoba mencari segi-segi yang menurutnya penting dalam hidupnya ketika mengalami kegagalan.
18 25 ketika mengalami kegagalan individu mencari pelajaran atau hikmah yang positif. 5. Distancing: usaha untuk tidak terlibat dengan suatu masalah, seperti menciptakan pandangan positif dengan menganggap bahwa tidak ada permasalahan yang dihadapi seperti menganggap masalah tidak begitu berat. 6. Denial (pengingkaran): Denial (pengingkaran): penolakan untuk percaya adanya stresor atau berusaha untuk bertindak seolah-olah stresor tidak nyata. 7. Self-blame (menyalahkan diri sendiri): merupakan strategi yang bersifat pasif yang lebih diarahkan ke dalam, daripada usaha untuk keluar dari masalah atau ketidakberdayaan atas masalah yang dihadapi dengan menyalahkan diri sendiri tanpa evaluasi diri secara optimal 8. Wishfull thinking: larut dalam kesedihan yang mendalam karena ideal diri yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk menerima perubahan pada dirinya.
19 Problem-Focused Coping yaitu koping bertujuan untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang menekan atau memperluas sumber yang dimiliki untuk menutupi tuntutannya. Biasanya digunakan ketika seseorang yakin bahwa tuntutan atau sumber yang ada bisa diubah. Yang termasuk dalam problem-focused coping, 1. Active coping (koping aktif) mencakup memulai tindakan secara langsung, dalam meningkatkan usaha seseorang untuk mengatasi stres. 2. Seeking sosial support for instrumental reason (membutuhkan dukungan untuk peran): meliputi mendapatkan nasihat/saran, bantuan dan informasi ketika berhadapan dengan stres yang dialami. Tindakan individu yang diarahkan pada penyelesaian masalah secara langsung, serta menyusun langkah yang akan dilakukannya. 3. Planning (merencanakan): mencakup menghasilkan strategi-strategi tindakan, memikirkan langkah apa yang mau diambil dan cara terbaik untuk mengatasi masalah.
20 27 4. Confrontative coping: melakukan tindakan secara agresif untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan, dengan ingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko. 5. Behavioral disengagement (perilaku ketidakpedulian): acuh tak acuh dengan keadaan cenderung pasrah tanpa ada usaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan berdalih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obatobatan Penggolongan Mekanisme Koping Menurut Lazarus & Folkman (1984, dalam Jaya, 2015), mekanisme koping dapat digolongkan menjadi dua yaitu : Mekanisme koping Adaptif Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme koping yang mendukung pertumbuhan, fungsu integrasi, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif, teknik relaksasi dan aktivitas konstruktif yaitu menerima, berhubungan dengan orang lain,
21 28 melakukan aktivitas sehari-hari dan terpenuhi kebutuhan fisik. Menurut Lazarus & Folkman (2006) ada 8 strategi coping adaptif yaitu: Active coping (coping aktif), seeking emotional support (mencari dukungan emosional), seeking sosial support for instrumental reason (membutuhkan dukungan untuk peran), positive reinterpretation (menginterpretasikan kembali secara positif), planning (merencanakan), distancing, acceptance (penerimaan, seeking meaning (mencari arti) Mekanisme Koping Maladaptif Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme coping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi) ataupun koping tidak efektif yang menyebabkan marahmarah, menyendiri, merasa tidak berguna, sedih.
22 29 Menurut Gillen (2006) ada beberapa strategi koping maladaptif yaitu: Denial (pengingkaran), behavioral disengagement (perilaku ketidakpedulian), self-blame (menyalahkan dirisendiri), wishfull thinking, confrontative coping.
23 Kerangka Teori Lansia: Mengalami kemunduran kondisi fisik, sosial, dan psikologis Penyakit Degeneratif Stroke Stroke Hemoragik Stroke Non- Hemoragik Dampak: Gangguan komunikasi, emosional, dan fisik Emotion Focused Coping Seeking emotional focused Positive reinterpretation Acceptance Seeking meaning Distancing Denial Self-blame Wishfull thinking Problem Focused Coping Active Coping Seeking social support Planning Confrontative coping Behavioral disangagement Adaptif Active Coping. Seeking Emotional Support. Seeking Sosial Support For Instrumental Reason. Positive Reinterpretation. Planning Distancing, Acceptance Seeking Meaning Maldaptif Denial Behavioral Disengagement Self-Blame Wishfull Thinking, Confrontative Coping. Ket: (garis putus-putus): Fokus penelitian GAMBAR 2.5 Kerangka Teori
BAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran
Lebih terperinciGejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah
Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari
Lebih terperinciKesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI
DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI PENGERTIAN Dasar pemikiran: hubungan pikiran/mind dengan tubuh Merupakan bidang kekhususan dalam psikologi klinis yang berfokus pada cara pikiran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciSTROKE Penuntun untuk memahami Stroke
STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penderita penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian kini mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker, HIV/AIDS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, jasmani (mental) dan spritual serta sosial, yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai
Lebih terperinci- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.
Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciDisusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Coping 1. Pengertian Strategi Coping Coping berasal dari kata cope yang dapat diartikan menghadang, melawan ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan dalam setiap keluarga dan setiap orang tua pasti memiliki keinginan untuk mempunyai anak yang sempurna, tanpa cacat. Bagi ibu yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, salah satu jenis penyakit tersebut adalah Diabetes Mellitus (DM). DM adalah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian stroke menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stroke Pengertian stroke menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh (Papalia, 2007). Penuaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lanjut merupakan suatu periode dari rentang kehidupan yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh (Papalia, 2007). Penuaan dihubungkan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya
Lebih terperinciMEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku
MEMAHAMI STROKE Berdasarkan Pengalamanku Pada bagian ini, menurut pengalaman dan kesaksianku. Aku melakukan riset sendiri untuk berusaha memberikan pemahaman sederhana mengenai stroke 1 Seberapa Mematikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan menimbulkan gejala sesuai daerah otak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan pola hidup sehat kita dapat melakukan segala hal sehat, tidak hanya sehat jasmani saja namun kesehatan rohani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat
Lebih terperinciLEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE
LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dan akibat gangguan pembuluh
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Coping 2.1.1 Pengertian Coping Coping adalah proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita, Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini semakin pesat perkembangan di berbagai bidang teknologi, termasuk bidang informasi. Perkembangan informatika mengakibatkan ketidak berjarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek
112 113 PEDOMAN OBSERVASI Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek b. Perilaku pengobatan penyakit subyek : melakukan diet, obat oral atau terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Konsep Lansia Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan stress lingkungan.
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengatasan Masalah Lazarus menyebut pengatasan masalah dengan istilah coping. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) pengatasan masalah merupakan suatu proses usaha individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat. Hal ini membawa perubahan terhadap gaya hidup dan meningkatnya tuntutan dalam pekerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti
Lebih terperinciSINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS. Oleh: Nia Agustiningsih
SINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS Oleh: Nia Agustiningsih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai masalah ekonomi yang terjadi menjadi salah
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR
892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap orang yang telah menikah, memiliki anak adalah suatu anugerah dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tumbuh dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi kehidupan mereka,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian anak sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, setiap anak berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merujuk pada istilah medis stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
109 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harapan dan konsep Tuhan pada anak yang mengalami kanker, serta bagaimana mereka mengaplikasikan
Lebih terperinci