BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Kajian tentang Keaktifan Belajar Siswa a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23), aktif adalah giat (bekerja, berusaha), sedangkan keaktifan adalah kegiatan, kesibukan. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dan relatif tetap, serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Suyono & Hariyanto, 2011: 9). Jadi keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan di mana siswa aktif dalam belajar. Ahmadi (2004: 207) mengemukakan bahwa, Keaktifan siswa adalah siswa yang terlibat secara intelektual dan emosional dalam kegiatan belajar sedangkan, Yusmiyati (2010: 10) berpendapat bahwa, Siswa yang aktif adalah siswa yang terlibat secara fisik, psikis, intelektual dan emosional secara terus menerus dalam proses pembelajaran. Keaktifan sendiri merupakan motor dalam kegiatan pembelajaran, siswa di tuntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah hasil belajarnya. Guna memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif, siswa dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan objek yang nyata. Jadi, pembelajaran harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sekolah diibaratkan sebuah miniatur dari masyarakat dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerjasama dan interaksi antarkomponen. 8

2 9 Pendidikan yang berdasarkan kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada aktivitas yang sejati, di mana siswa belajar dengan mengalami sendiri pengetahuan yang dipelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta perubahan perilaku termasuk sikap dan nilai. Saat ini, pembelajaran diharapkan terdapat interaksi siswa pada saat pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dalam proses pemelajaran guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam penelitian ini pengertian dari keaktifan belajar siswa berarti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan tersebut dilihat dari proses pembelajaran pada mata pelajaran Administrasi Kepegawaian kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran. Keaktifan belajar tersebut meliputi aktivitas belajar siswa yang berupa keterlibatan secara fisik dan non fisik dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya membutuhkan aspek pegetahuan (kognitif), tetapi juga memerlukan dikembangkannya aspek sikap (afektif) dan aspek ketrampilan (psikomotorik) yang dapat mendorong siswa untuk bersikap aktif dalam proses pembelajaran. b. Jenis-jenis Aktivitas Siswa dalam Belajar Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks dan prosesnya berlangsung pada diri seseorang. Dengan melakukan perbuatan belajar tersebut peserta didik akan menjadi aktif di dalam kegaiatan belajar siswa dalam pembelajaran sangat beragam. Menurut Paul D. Dierich (Hamalik, 2013: ) membagi kegiatan belajar ke dalam delapan kelompok, antara lain: 1) Kegiatan-kegiatan visual Kegiatan visual terdiri dari kegiatan membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

3 10 2) Kegiatan-kegiatan lisan (Oral) Kegiatan lisan terdiri dari kegiatan mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan Kegiatan mendengarkan terdiri dari kegiatan mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaian, dan mendengarkan radio. 4) Kegiatan-kegiatan menulis Kegiatan menulis terdiri dari kegiatan menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar Kegiatan menggambar terdiri dari kegiatan menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik Kegiatan metrik terdiri dari kegiatan melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan mental Kegiatan mental terdiri dari kegiatan merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubunganhubungan dan membuat keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional Kegiatan emosional berupa minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain. Hal senada yang diungkapkan oleh Paul D. Dierich yang dikutip oleh Sardiman (2014: 101) keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

4 11 1) Kegiatan visual (Visual activities): meliputi membaca, melihat gambargambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja. 2) Kegiatan lisan (Oral activities): meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3) Kegiatan mendengarkan (Listening activities): meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik dan pidato. 4) Kegiatan menulis (Writing activities): meliputi menulis cerita, menulis laporan, karangan, angket, dan menyalin. 5) Kegiatan menggambar (Drawing activities): meliputi menggambar, membuat grafik, diagram, dan peta. 6) Kegiatan metrik (Metric activities): meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7) Kegiatan mental (Mental activities): meliputi merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubunganhubungan dan membuat keputusan. 8) Kegiatan emosional (Emotional activities): meliputi minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Sardiman (2014: 99) berpendapat, Aktivitas belajar disini yang baik yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah apabila daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling terkait. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Banyak

5 12 aktivitas yang dapat dilakukan siswa di dalam poses pembelajaran. Beberapa macam aktivitas tersebut harus diterapkan siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu aktivitas fisik maupun non fisik yag mengacu pada Paul D. Dierich (Hamalik, 2013: ) yaitu: 1) kegiatan visual, 2) kegiatan lisan, 3) kegiatan mendengarkan, 4) kegiatan menulis, 5) kegiatan menggambar, 6) kegiatan metrik, 7) kegiatan mental, dan 8) kegiatan emosional yang tercermin dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. c. Ciri-ciri Keaktifan Belajar Siswa Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran apabila terdapat ciri-ciri sebagai berikut (Suryosubroto, 2002: 71-72): 1) Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan. 2) Pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan oleh siswa sendiri. 3) Mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa. 4) Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu. 5) Siswa mengkomunikasikan hasil pikiran dan penemuannya secara lisan. Gagne dan Briggs dalam Martinis (2007: 84) menyebutkan keaktifan siswa dapat dilihat dari: 1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. 2) Kerjasamanya dalam kelompok. 3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli. 4) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal. 5) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok. 6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat. 7) Memberi gagasan yang cemerlang. 8) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang.

6 13 9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain. 10) Memanfaatkan potensi anggota kelompok. 11) Saling membantu dan menyelesaikan masalah. Siswa aktif dalam pembelajaran apabila siswa melakukan sesuatu seperti menulis, membaca buku paket, LKS ataupun literatur lain, berani bertanya mengenai materi yang belum dipahami, dan mengungkapkan pendapat. Siswa mempelajari ilmu pengetahuan dengan cara mengalaminya yaitu mengamati, mengobservasi, mempraktikkan, dan menganalisis. Selama proses pembelajaran siswa pasti menemukan permasalahan berupa materi yang belum dipahami, rasa ingin tahu yang tinggi akan membangkitkan siswa untuk aktif bertanya kepada guru ataupun teman yang lebih mengetahuinya. Biasanya pada pelajaran praktik, siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan penasaran, sehingga siswa akan mencoba dan mempraktikkannya. Siswa yang aktif akan mengemukakan hasil pemikiran dan pendapatnya mengenai informasi tertentu. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan belajar setiap individu berbeda dengan individu lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat keaktifan siswa. Syah, Muhibbin (2012: 146) mengatakan bahwa: Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning). Secara sederhana faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Faktor internal peserta didik, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yang meliputi: a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

7 14 sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. b) Aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis peserta didik yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: (1) Inteligensi, tingkat kecerdasan peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan keaktifan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat inteligensinya, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, begitu juga sebaliknya. (2) Sikap, adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (3) Bakat, adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. (4) Minat, adalah kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. (5) Motivasi, adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. 2) Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal adalah: a) Lingkungan sosial, yang meliputi: guru, staf administrasi, dan temanteman sekelas. b) Lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat

8 15 belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. 3) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Menurut Slameto (2010: 54) keaktifan siswa dalam pembelajaran banyak faktor-faktor pendukungnya, faktor pendukung keaktifan belajar digolongkan menjadi dua jenis yaitu: 1) Faktor-faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa sendiri) Faktor-faktor intern meliputi: a) Faktor jasmaniah yang didukung dengan faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis didukung oleh intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani. 2) Faktor-faktor Ekstern (faktor dari luar diri siswa) Faktor-faktor ekstern meliputi: a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan pekerjaan rumah (PR). c) Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi keaktifan siswa dalam pembelajaran.

9 16 Menurut Purwanto dalam Thobroni (2012: 31-34) faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut: 1) Faktor individual yang meliputi faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan atau intelegensi, latihan dan ulangan, motivasi, dan pribadi. 2) Faktor sosial yang meliputi faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, suasana dan keadaan keluarga, guru dan cara pengajarannya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan faktor sosial. Hal lain diungkapkan Sukmadinata (2011: ) faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar dapat bersumber pada diri siswa dan diluar diri siswa atau lingkungan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Faktor-faktor dalam diri individu yang menyangkut dua aspek yaitu: a) Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. b) Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan kognitif dari individu. 2) Faktor-faktor lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, dapat diambil satu rangkuman bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah faktor internal (faktor dari dalam peserta didik) dan faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik). Faktor internal berupa keadaan fisik, kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi dari masing masing siswa sedangkan, faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan sarana prasarana belajar.

10 17 e. Indikator Keaktifan Belajar Siswa Dari kajian pustaka tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran, maka dapat disintesiskan bahwa keaktifan belajar siswa adalah keterlibatan siswa baik itu secara fisik maupun non fisik. Keterlibatan tersebut adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Administrasi Kepegawaian kelas XI yang dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa yang aktif akan menunjukan keaktifannya baik dengan mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan antusias terhadap proses pembelajaran. Indikator keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Paul D. Dierich (Hamalik, 2013: ) yang dilihat dari aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan melihat (visual), 2) Kegiatan lisan, 3) Kegiatan mendengarkan, 4) Kegiatan menulis, 5) Kegiatan menggambar, 6) Kegiatan metrik, 7) Kegiatan mental, dan 8) Kegiatan emosional. h. Hubungan antara Kemampuan Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Belajar Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan belajar siswa dipengaruhi dari beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Kemampuan komunikasi interpersonal yang ada pada diri siswa akan memudahkan siswa dalam mengkomunikasikan berbagai hal dengan guru dan teman, baik secara lisan maupun tertulis, sehingga membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran. Selain kemampuan komunikasi interpersonal siswa, motivasi belajar siswa juga menentukan

11 18 keaktifan belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar, sehingga akan berdampak pada aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Sulisworo dalam International Journal of Learning & Development ISSN , Vol. 4, No. 2 dengan judul The Effect of Cooperative Learning, Motivation and Information Technology Literacy to Achievement. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa dan motivasi dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Shasha dalam International Journal of Liberal Arts and Social Science ISSN: X dengan judul The Research on Cultivation of Post-90s University Students Interpersonal Communication Ability. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal berdampak pada interaksi siswa di sekolah. Penelitian tersebut mendukung bahwa terdapat hubungan antara kemampuan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar siswa terhadap keaktifan belajar siswa. 2. Kajian tentang Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Menurut terminologi komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communico yang artinya membagi dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti mengirim pesan (Cangara, 2014: 13). Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi yang salah dan benar secara absolute. Namun, definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada kalimat mendiskusikan makna, mengirim pesan dan penyampaian pesan lewat media. Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung pengertian memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan

12 19 maksud agar orang lain tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan (Mulyasa, 2013: 11). Menurut Edward Depari yang dikutip Suranto (2010: 3) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh pengirim pesan ditujukan kepada penerima pesan. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Lasswell komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa, sedangkan menurut Karlfried Knapp komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (katakata) dan non verbal (Liliweri, 2008: 4). Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi yaitu pengiriman pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung atau melalui media. Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal balik antara pengirim pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan komunikan. b. Unsur-unsur Komunikasi Komunikasi sebagai sebuah aktivitas, proses, atau kegiatan terbentuk oleh karena adanya unsur-unsur komunikasi. Dari komponen-komponen ini selanjutnya terbentuk proses komunikasi. Unsur-unsur komunikasi yang di kemukakan oleh Suranto (2010: 5) sebagai berikut: 1) Komunikator atau Sumber Informasi (Source/Informant) Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan yang ada pada diri sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.

13 20 2) Pesan (Message) Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal yang mewakili keadaan khusus sumber untuk disampaikan kepada pihak lain. 3) Saluran atau Media (Channel) Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. 4) Komunikan atau Penerima Informasi (Receiver) Adalah orang-orang yang menerima pesan dan orang yang terhubung dengan sumber pesan. 5) Gangguan (Noise/Barrier) Gangguan dapat masuk kedalam sistem komunikasi maupun apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian pesan, termasuk yang bersifatu atau fisik dan psikis. Menurut Liliweri (2008: 17-18) komunikasi sebagai aktivitas meliputi beberapa unsur yaitu: 1) Pengirim atau sumber adalah individu, kelompok, atau organisasi berperan untuk mengalihkan pesan. 2) Encoding adalah pengalihan gagasan ke dalam pesan. 3) Pesan adalah gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain. 4) Saluran (media) merupakan tempat di mana sumber menyalurkan pesan kepada penerima. 5) Decoding adalah pengalihan pesan ke dalam gagasan. 6) Penerima adalah individu atau kelompok yang menerima pesan. 7) Umpan balik merupakan reaksi terhadap pesan. 8) Gangguan adalah efek internal atau eksternal akibat dari peralihan pesan. 9) Bidang pengalaman merupakan bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima.

14 21 10) Pertukaran makna adalah bidang atau ruang pertemuan yang tercipta karena kebersamaan. 11) Konteks berupa situasi, suasana, atau lingkungan fisik, dan non fisik. Pendapat lain mengenai unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan oleh Cangara (2014: 15-17), antara lain: 1) Sumber yaitu pembuat atau pengirim informasi. 2) Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. 3) Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. 4) Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. 5) Pengaruh yaitu perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. 6) Tanggapan balik merupakan salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. 7) Lingkungan, berupa lingkungan fisik, sosial budaya, psikologi, dan dimensi waktu. Unsur-unsur komunikasi merupakan suatu hal yang peting dalam proses komunikasi. Dikarenakan dalam proses komunikasi dapat terjadi apabila didukung oleh adanya unsur-unsur komunikasi. Unsur-unsur tersebut juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Dari beberapa pendapat mengenai unsur-unsur komunikasi dapat diambil rangkuman, bahwa unsur-unsur komunikasi berupa komunikator, pesan, media, komunikan, pengaruh, umpan balik, dan gangguan. c. Macam-macam Komunikasi Dalam komunikasi terjadi pertukaran kata, arti dan makna tertentu. Pertukaran makna merupakan inti dari kegiatan komunikasi, karena yang disampaikan bukan hanya kata, tetapi arti atau makna dari kata itu sendiri.

15 22 Menurut Liliweri (2008: 20-22) komunikasi dibagi menjadi beberapa macam antara lain: 1) Komunikasi antarpribadi Komunikasi yang dilakukan dua orang atau tiga orang dengan jarak fisik diatara mereka yang dekat, bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, serta memiliki tujuan atau maksud komunikasi tidak terstruktur. 2) Komunikasi kelompok Komunikasi yang terjadi antara sejumlah orang (kalau kelompok kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar orang), umpan balik pesan berlagsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus tujuan atau maksud komunikasi tidak terstruktur. 3) Komunikasi organisasi Komunikasi yang berlangsung dalam sebuah organisasi. Melalui organisasi informasi-informasi yang diperoleh dapat disebarluaskan kepada individu dan komunitas. 4) Komunikasi publik Komunikasi yang disebarluaskan melalui forum-forum yang telah disiapkan secara terstruktur. 5) Komunikasi massa Komunikasi yang disebar luaskan melalui media massa. Sedangkan, menurut Cangara (2006: 30-35), komunikasi dapat dibedakan menjadi empat macam antara lain: 1) Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication), ialah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. 2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yakni proses komunikasi yang berlangsung dua orang atau lebih secara tatap muka.

16 23 3) Komunikasi publik (public communication), yaitu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. 4) Komunikasi massa (mass comunication) yaitu proses komunikasi yang yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatya masal melalui alat-alat yang bersifat teknis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Dari macam-macam komunikasi menurut beberapa ahli tersebut dapat diambil satu rangkuman bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain: komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi publik dan komunikasi organisasi. d. Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal menurut Mulyana (2015: 81) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Devito (dalam Effendy, 2006: 8) mengemukakan bahwa, Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mengambil tempat antara dua orang yang memiliki hubungan yang tidak bisa dipungkiri. Menurut Rogers (dalam Mulyana, 2015: 80) mendefinisikan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Menurut Thoha (2005: 190) komunikasi interpersonal berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini komunikasi dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman, dan motivasi di satu pihak dengan bahasa pada pihak yang lain. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan penyampaian

17 24 pesan dari seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang dengan efek umpan balik langsung. Dengan kata lain komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua orang atau sekelompok orang yang memiliki hubungan yang mantap dan jelas dalam penyampaian pesan dengan efek umpan balik langsung. Menurut Effendy (2006: 10), pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung baik verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal ini terjalin antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Administrasi Kepegawaian kelas XI. e. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal Menurut R. Wayne Pace yang dikutip oleh Cangara (2006: 32), komunikasi interpersonal dapat dibedakan atas dua macam, antara lain: 1) Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi yang tatap muka, di mana seorang menjadi komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi menjadi komunikan yang menerima pesan. Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara.

18 25 2) Komunikasi Kelompok Kecil (Small group communication) Proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu dengan yang lain. Redding yang dikutip Muhammad (2007, hlm ) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara. Berikut penjelasan dari klasifikasi komunikasi interpersonal: 1) Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat. 2) Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal. 3) Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. 4) Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. f. Tujuan Komunikasi Interpersonal Terdapat enam tujuan komunikasi interpersonal, antara lain (Muhammad, 2007, hlm ): 1) Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Apabila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri kita. Menarik dan mengasyikkan apabila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku diri kita. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain,

19 26 kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkahlaku kita. 2) Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa, hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. 3) Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal yang dibertujuan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. 4) Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Orang lain dapat terpengaruh dengan perkataan kita melalui komunikasi interpersonal ataupun sebaliknya. 5) Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan kerilekan dari semua keseriusan di lingkungan kita. 6) Untuk Membantu Semua orang juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Widjaja (2010: 19-20). Ada enam tujuan komunikasi interpersonal yang dianggap penting antara lain :

20 27 1) Mengenal diri sendiri dan orang lain Melalui komunikasi interpersonal orang dapat belajar tentang bagaimana dan sejauh mana harus membuka diri dengan orang lain, dalam arti bahwa tidak serta merta menceritakan latarbelakang kehidupan kepada setiap orang, tetapi dengan melalui komunikasi interpersonal dapat mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain, serta dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain. 2) Mengetahui dunia luar Melalui komunikasi interpersonal, maka orang dapat meberikan nasihat, saran, pendapat kepada orang lain. 3) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna Komunikasi interpersonal bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan social dengan orang lain. Hal ini membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan perasaan positif terhadap diri sendiri. 4) Mengubah sikap dan perilaku Komunikasi interpersonal sering kali dipergunakan untuk mempersuasi orang lain, untuk memilih sesuatu benar atau salah. 5) Bermain dan mencari hiburan Melalui komunikasi interpersonal memungkinkan untuk bisa memahami lingkungan secara baik mengenai objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi-informasi, acara-acara dan berita-berita dari media masa (Surat kabar, TV, radio, majalah) dibicarakan kembali melaui komunikasi interpersonal. 6) Membantu orang lain Berbagai pembicaraan-pembicaraan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Sering kali tujuan ini tidak penting, namun sebenarnya komunikasi interpersonal yang demikian perlu dilakukan, karena bisa memberi suasana yang lepas, keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.

21 28 g. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Tinggi rendahnya makna dari suatu komunikasi interpersonal sangat beragam dan bergantung pada kedekatan masing-masing individu sebagai komunikator dan komunikan. Karenanya terbentuk suatu komunikasi secara pribadi antara dua orang individu atau lebih di pengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal menurut Rakhmat (2011: 79-80) antara lain : 1) Persepsi Interpersonal Persepsi interpersonal adalah suatu persepsi yang menggunakan dan mengutamakan manusia sebagai objek persepsi. Interpersepsi manusia terhadap suatu rangsangan sangat di pengaruhi oleh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya. 2) Konsep Diri Konsep diri merupakan keadaan di mana seorang individu berusaha untuk mengamati, mencari gambaran, dan memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri. Untuk dapat memperoleh suatu bentuk konsep tentang diri sendiri, terdapat dua hal yang sangat terkait, yaitu: a) Orang lain Apabila kita diterima orang lain, dihormati, dan disegani karena keadaan diri kita, maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, apabila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan, dan menolak kita, maka akan cenderung tidak akan menyayangi diri kita. Orang lain yang paling berpengaruh terhadap diri kita adalah orang yang paling dekat dengan kita. b) Kelompok rujukan (Reference group) Setiap orang adalah anggota dari berbagai kelompok. Setiap kelompok memiliki norma-norma tertentu. Dengan melihat kelompok orang dapat mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan kelompok tersebut.

22 29 3) Atraksi Interpersonal Semakin ada ketertarikan kepada seseorang, maka kecenderungan untuk berkomunikasi dengannya juga semakin besar. Hubungan antar individu dalam atraksi interpersonal dipengaruhi oleh faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu). a) Faktor personal yang meliputi beberapa hal, yaitu : (1) Kesamaan karakteristik personal, orang akan cenderung menyukai orang yang memiliki kesamaan dengan kita, misalnya sikap, kepribadian dan minat seseorang. (2) Tekanan emosional, orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung membutuhkan kehadiran orang lain. (3) Harga diri yang rendah, orang yang memiliki harga diri rendah cenderung bergaul dengan orang lain dan cenderung dapat menerima kasih sayang dari orang lain. (4) Isolasi sosial, seseorang terisolasi oleh orang lain cenderung senang apabila kedatangan atau kehadiran seseorang akan disikapi dan direspon sebagai uluran kasih sayang. b) Faktor situasional meliputi: (1) Daya tarik fisik, penampilan fisik sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal, kesan pertama terhadap penampilan akan berpengaruh terhadap persepsi. (2) Ganjaran, kita akan senang dalam berkomunikasi apabila kita dapat memberikan keuntungan terhadap diri kita, baik itu keuntungan berupa fisik maupun psikologis. (3) Kedekatan, kedekatan jarak tempat tinggal mempengaruhi keakraban karena adanya kesamaan. (4) Kemampuan, orang akan cenderung tertarik berkomunikasi orang yang memiliki kemampuan, ketrampilan, dan kecerdasan tertentu.

23 30 4) Hubungan interpersonal Pesan yang jelas, tegas dan cermat dapat terjadi kegagalan, jika terdapat hubungan yang tidak baik antarorang yang berkomunikasi. Dengan adanya kegagalan hubungan, tidak dapat dipungkiri dapat menghancurkan setiap pesan yang disampaikan, sehingga melakukan komunikasi tidak hanya sekedar menyampaikan pesan (content) tetapi, juga hubungan (relationship). Lunandi (2000: 85) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, sebagai berikut: 1) Faktor psikologi, yaitu segala sesuatu yang ada di benak komunikator dan komunikan termasuk sikap dan situasi kejiwaan komunikator. Hal ini akan mengarahkan komunikasi yang terjadi menjadi formal atau tidak formal. 2) Faktor fisik, merupakan lingkungan fisik saat komunikasi terjadi, seperti restoran, kantor, ruang tunggu, dan lain-lain. 3) Faktor sosial, meliputi hubungan manusia satu sama lain, misalnya orang tua dan anak. Komunikasi yang terjadi mengikuti aturan-aturan sosial yang ada di masyarakat. 4) Faktor budaya, biasanya terdiri dari tradisi dan adat yang memiliki kemampuan besar untuk mempengaruhi karakter seseorang. Seluruh isi komunikasi akan mengikuti kebiasaan normal suatu budaya. 5) Faktor waktu, yaitu kapan sebuah komunikasi terjadi. h. Keefektifan Komunikasi Interpersonal De Vito (2006, ) yang dikutip Setyono mengatakan ada tujuh kualitas atau keterampilan yang dipertimbangkan untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap positif (positiveness), kebersatuan (immediacy), manajemen interaksi (interaction managemet), daya ekspresi (expressiveness), dan orientasi kepada orang lain (other-orientation).

24 31 Penjelasan dari masing-masing kualitas komunikasi interpersonal tersebut yaitu: 1) Keterbukaan (openness) Keterbukaan mencakup kesediaan untuk membuka diri, mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Keterbukaan juga termasuk kesediaan untuk mendengarkan dan bereaksi secara jujur terhadap pesan yang disampaikan oleh orang lain. 2) Empati (empathy) Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dari sudut pandang orang lain, untuk merasakan seperti yang dirasakan orang lain, untuk berjalan di dalam sepatu yang sama, dan untuk merasakan perasaan orang lain dengan cara yang sama persis. Bersikap empati berarti mengerti secara emosional, tanpa kehilangan indentitas pribadi mengenai apa yang dialami oleh orang lain. 3) Sikap positif (positiveness) Sikap positif dalam komunikasi interpersonal meliputi penggunaan pesan bersifat positif daripada pesan yang bersifat negatif. 4) Kebersatuan (immediacy) Kebersatuan mengacu pada keterlibatan pembicara dan pendengar, terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan. Komunikator yang memperlihatkan kebersatuan mengisyaratkan minat dan perhatian, hubungan dengan orang lain. 5) Manajemen interaksi (interaction management) Manajemen interaksi terdiri dari teknik-teknik dan strategi yang diatur dan dibawa dalam interaksi interpersonal. Manajemen interaksi yang efektif terlihat dari interaksi yang memuaskan kedua belah pihak. Tidak seseorang yang merasa diabaikan, masing-masing pihak berkontribusi dalam keseluruhan komunikasi. 6) Daya ekspresi (expressiveness) Daya ekspresi merupakan kemampuan mengkomunikasikan keterlibatan secara jujur, misalnya bertanggungjawab atas pemikiran dan perasaan

25 32 pribadi, mendorong ekspresi dan keterbukaan orang lain, dan memberikan umpan balik yang sesuai. 7) Orientasi kepada orang lain (other-orientation) Orientasi kepada orang lain adalah kemampuan untuk mengadaptasi pesan interpersonal kepada orang lain, hal ini termasuk menyampaikan minat dan ketertarikan pada orang lain dan dalam apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Menurut Thoha (2005: 191) suatu komunikasi interpersonal bisa efektif dengan lima hal berikut ini, yaitu: 1) Keterbukaan, untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal mengacu pada tiga aspek: aspek pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya, aspek kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran di mana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan harus bertanggungjawab atasnya. 2) Empati, dimaksudkan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal. 3) Dukungan, dengan dukungan ini akan tercapai komunikasi interpersonal yang efektif. Dukungan adakalanya terucapkan dan adakalanya tidak terucapkan. Dukungan yang tidak terucapkan seperti gerakan anggukan kepala, kedipan mata, senyuman, atau tepuk tangan merupakan dukungan positif yang tidak terucapkan.

26 33 4) Kepositifan, dalam komunikasi interpersonal kualitas terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur. Pertama, komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang, kedua, komunikasi interpersonal akan terpelihara baik apabila suatu perasaan positif terhadap orang lain dikomunikasikan, ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umumnya bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama. Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. 5) Kesamaan, komunikasi interpersonal akan lebih bisa efektif jika orangorang yang berkomunikasi itu dalam suasana kesamaan. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tidak bersyarat kepada individu lain. Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia yang memiliki suatu hubungan pribadi. i. Indikator Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Dari kajian pustaka tentang komunikasi interpersonal, maka dapat disintesiskan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung baik verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal dalam penelitian ini yaitu tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Administrasi Kepegawaian kelas XI yang

27 34 terjalin antara siswa dengan guru maupun teman. Komunikasi interpersonal akan dikatakan efektif apabila terdapat keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesamaan yang ada pada diri siswa. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa akan memudahkan siswa dalam berinteraksi dan mengkomunikasikan berbagai hal berkaitan pelajaran selama proses pembelajaran. Indikator kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam penelitian ini yang dilihat dari keefektifan komunikasi interpersonal yang mengacu pada Thoha (2005: 191) adalah sebagai berikut: 1) Keterbukaan, 2) Empati, 3) Mendukung, 4) Positif, dan 5) Kesamaan. k. Hubungan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Dalam proses pembelajaran tidak akan terlepas dari komunikasi, karena pembelajaran itu sendiri merupakan suatu usaha untuk membuat siswa belajar, maka diperlukan komunikasi. Pembelajaran berjalan baik apabila proses komunikasi juga berjalan dengan lancar namun sebaliknya, pembelajaran akan terkendala apabila proses komunikasi berjalan tidak lancar. Ketika seorang guru memberikan materi kepada siswa, maka secara tidak langsung akan terjadi proses komunikasi, dan apabila komunikasi berjalan baik, maka ada umpan balik (feed back) dari siswa baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran yang kondusif dapat ditingkatkan melalui aktivitas belajar siswa. Apabila komunikasi dan aktivitas belajar berjalan dengan baik, maka akan berpegaruh terhadap keaktifan belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Duta (2015) dalam jurnal penelitian Social and Behavioral Sciences 186 (2015) dengan judul The Effective Communication in Teaching,

28 35 Diagnostic Study Regarding the Academic Learning Motivation to Students. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung. Seseorang yang memiliki keterampilan komunikasi tinggi akan berpengaruh terhadap yang lain dan strategi komunikasi yang efektif akan potensi membawa kesuksesan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rozaq, Fadli dalam jurnal skripsi bulan Desember 2012 dengan judul Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Guru dan Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal antara guru dan siswa dengan keaktifan belajar siswa kelas XI program keahlian teknik otomotif di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah tahun ajaran 2012/ Kajian tentang Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Berkaitan dengan motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dari teori dasar motivasi dan konsep belajar. Kajian awal yang perlu diuraikan adalah mengenai definisi motivasi dan belajar. 1) Pengertian Motivasi Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin movere yang kemudian menjadi motion yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan pengertian motivasi, motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang

29 36 terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Greenberg (dalam Djaali, 2011: 101) mengemukakan bahwa Motivasi merupakan proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku kearah suatu tujuan. Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat diambil satu pengertian bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 2) Pengertian Belajar Sebelum menjelaskan tentang motivasi belajar, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang konsep belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain sebagai berikut: a) Hamalik (2008: 154) mengemukakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. b) Suyono & Hariyanto (2011: 9) memberikan definisi belajar merupakan suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan memperkokoh kepribadian. c) Gagne (dalam Suprijono 2013: 2) mengemukakan bahwa, Belajar adalah perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorag secara alamiah. Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diambil satu pengertian bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

30 37 sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya berkaitan dengan pengertian motivasi belajar menurut beberapa ahli, diantaranya Uno (2014: 23) menyatakan bahwa: Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan perubahan perilaku pada siswa yang didukung oleh unsur-unsur dan indikator yang terkait dalam pencapian tujuan. Indikator mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan kegiatan belajar. Pengertian lain menurut Suprijono (2013: 163) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Disamping itu, Sardiman (2014: 75) mengungkapkan pendapat bahwa: Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka pengertian tentang motivasi belajar pada penelitian ini, yakni keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan yang dihendaki dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran Administrasi Kepegawaian kelas XI Program Keahliaan Administrasi Perkantoran. Jadi peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penemuan (Discovery Method) Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik, tapi juga pengembangan emosional, interaksi sosial dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok 1. Metode Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilanketerampilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC 5E) Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Aktivitas Belajar a. Definisi Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah proses pembelajaran yang dilaksanakn guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Video Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan), dapat melihat (Prent dkk., Kamus Latin Indonesia, 1969:926).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya, BAB.II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar menurut Ahmadi (2007). Belajar adalah Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat

Lebih terperinci