ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN Mutiara Shifa Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Pascasarjana, Universitas Negeri Medan Abstrak : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap pengangguran di Kota Medan periode tahun Data dari penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder selama periode tahun Alat analisis data yang digunakan yaitu metode regresi linear berganda,uji t dan uji koefisien determinasi dengan bantuan program komputer SPSS Versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran. Hal ini membuktikan bahwa teori kurva Philips tidak bisa diterapkan di Kota Medan. Kata kunci : Inflasi, Pengangguran PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara inflasi dan pengangguran mulai menarik perhatian para ekonom pada akhir tahun 1950an,ketika A W Phillips dalam tulisannya dengan judul The Relationship Between Unemployment and The Rate of Change of Money Wage Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan adanya hubungan negatif antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran (yang kemudian dikenal dengan nama kurva Phillips). Penelitian Phillips yang menggunakan data laju perubahan upah dan pengangguran di Inggris selama tahun , menunjukkan bahwa jika terjadi inflasi yang tercermin dari kenaikan tingkat upah yang tinggi akan dapat menyebabkan menurunnya tingkat pengangguran. Sebaliknya, tingkat pengangguran yang tinggi akan disertai dengan menurunnya tingkat upah (upah menjadi rendah). Keadaan ini berarti penciptaan kesempatan kerja dan kestabilan harga tidak dapat terjadi bersama-sama. Kalau pemerintah menghendaki kestabilan harga, maka harus mau menanggung beban tingkat pengangguran yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, jika pemerintah mau menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, maka konsekuensinya angka inflasi akan cenderung lebih tinggi. Kedua pilihan tersebut tentu saja sama-sama sulit untuk dilakukan. Padahal tingkat inflasi yang rendah bersamasama dengan tingkat pengangguran yang juga rendah, disamping pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara, dan selalu menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan untuk

2 perekonomian di Indonesia. Namun faktanya sekarang, banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi pengangguran. Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Padahal masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan 1 %, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya hanya mampu menyerap tenaga kerja lebih kecil dari jumlah pencari kerja maka akan menyebabkan adanya sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di indonesia bertambah setiap tahunnya. Pengangguran merupakan masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat.bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti menurunkan standar kehidupan dan tekanan psikologis.masalah Pengangguran dalam hal ini adalah keadaan terkendalanya pemenuhan hak atas kesejahteraan dan hak atas pekerjaan.tingginya angka pengangguran dapat membawa bangsa berada pada kehancuran yang sulit dihindarkan. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Secara ekonomi makro, pengangguran menjadi permasalahan pokok baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya, hal ini disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja. Atau dengan kata lain, di dalam pasar tenaga kerja jumlah penawaran akan tenaga kerja yang ada lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Pengangguran ini merupakan masalah yang selalu menjadi persoalan di Sumatera utara yang sulit untuk dipecahkan. Hal ini mengingat jumlah kepadatan penduduk di Sumatera utara yang terus bertambah dan tidak diiringi dengan tingginya permintaan akan tenaga kerja dan kurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Jumlah penduduk yang besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang semakin besar pula.hal ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2-4 persen per tahun. Dengan persentase sebesar itu, dapat dikatakan inflasi yang rendah sedangkan tingkat inflasi yang tinggi berkisar lebih dari 30 persen. Namun ada juga negara yang menghadapi tingkat inflasi yang sangat tinggi,yang disebut dengan hiper inflasi (hyper inflation). Jika suatu negara mengalami hiper inflasi bisa dipastikan jumlah pengangguran di negara tersebut akan bertambah secara drastis. Karena dengan kenaikan harga-harga di semua sektor, maka perusahaan-perusahaan akan mengambil kebijakan mengurangi biaya untuk memproduksi barang atau jasa dengan cara

3 mengurangi pegawai atau tenaga kerja. Akibatnya, angka pengangguran yang tinggi tidak dapat dihindari dan dapat membuat perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Pemerintah (pasca reformasi) sepertinya telah berusaha keras menjaga tingkat inflasi, namun berbagai tekanan dari dalam dan luar negeri pasca reformasi (1997) masih sangat tinggi mempengaruhi pergerakan perekonomian Indonesia. Inflasi yang terjadi di Indonesia masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi Malaysia dan Thailand yang berkisar 2%, bahkan Singapura yang berada di bawah 1%. Bila sektor-sektor riil dalam negeri tidak dibangkitkan maka upaya di sektor moneter menjaga kestabilan makro ekonomi dalam jangka panjang hanya akan menjadi hal yang sia-sia. Terjadi inflasi sebesar 3,35 persen sepanjang 2015, dari Januari hingga Desember.Sementara secara year-on-year dibandingkan dengan 2014, inflasi desember 2015 tumbuh juga sebesar 3,35 persen.bila dibedah lebih dalam, untuk komponen inti inflasi yang terjadi adalah sebesar 3,95 persen baik untuk 2015 maupun secara year-onyear antara Desember 2015 dan 2014.Inflasi komponen inti adalah komponen inflasi yang cenderung menetap atau di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, yaitu: 1. Interaksi permintaan-penawaran 2. Lingkungan eksternal: Nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang 3. Ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen Sementara lebih spesifik pada Desember 2015, terjadi inflasi sebesar 0,96 % dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,99. Dari 82 kota yang IHK-nya diukur, seluruhnya mengalami inflasi.inflasi tertinggi terjadi di Merauke yaitu 2,87% dengan IHK 131,04 dan terendah terjadi di Cirebon yaitu 0,27 % dengan IHK 118,94. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, empat kota indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi dengan rincian Sibolga 2,57 %, Siantar 0,77%, Medan 2,18% dan Padangsidimpuann 1,07%, Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono, Jumat (1/4/2016). Medan merupakan kota penyumbang inflasi tertinggi selama Januari Maret Sebab, andil Medan terhadap inflasi mencapai 82%. Karena itu jika harga bahan kebutuhan pokok naik di kota ini, akan membuat inflasi tinggi.dengan besaran inflasi pada periode ini, maka secara year on year (yoy) angka inflasi di Sumut sebesar 7,16% yang juga jauh lebih tinggi dari nasional yang hanya 4,45%. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menetapkan aturan membatasi penjualan ke luar daerah. Sebab, banyak produk pertanian Sumut dijual ke daerah lain padahal kebutuhan di sini juga tidak mencukupi. Jumlah penduduk yang terus berkembang pesat menunjukan bahwa fenomena pengangguran sudah menjadi hal yang biasa tetapi menjadi masalah bagi perekonomian suatu negara. Untuk tahun 2010, tercatat bahwa sekitar orang jumlah pengangguran di Kota Medan dengan tingkat kemiskinan8.58%. Selama kurun waktu , tingkat pengangguran terbuka di kota Medan mengalami sedikit penurunan,

4 yakni dari 15.01% pada tahun 2006 menjadi13.11% di tahun Hal ini memberikan gambaran bahwa dari 100 orang yangtermasuk angkatan kerja pada tahun 2010 masih terdapat sekitar lebih kurang 15orang yang menganggur. Angka pengangguran ini relative tinggi dan masih banyak hal lain yang perlu menjadi perhatian baik yang berkaitan langsung dengan upaya setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga dapat hidup layak dan tidak menjadi beban sosial maupun untuk mendorong mereka agar dapat aktif secara ekonomi.jumlah angkatan kerja yang tinggi dan tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia menyebabkan tidak tertampungnya seluruh angkatan kerja yang ada. Untuk itu, kebijakan anggaran pada masa yang akan datang seharusnya lebih menitikberatkan dan meningkatkan anggaran di bidang ekonomi dan investasi di samping bidang-bidang yang lainnya. Melalui uraian diatas, dengan berbagai permasalahan berkaitan dengan pengangguran, serta fenomena ekonomi yang terjadi didalamnya. Penulis tertarik dan ingin melihat sejauh mana hubungan pengangguran dengan inflasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Analisis Tingkat Inflasi dan Tingkat Pengangguran di Kota Medan. Penelitian Terdahulu Irham(2013) melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Inflasi Dengan Tingkat Pengangguran,Pengujian Kurva Philips Dengan Data Indonesia, penelitian ini diteliti dengan menggunakan Uji Stasionaritas (Unit-root Test), Uji Kausalitas (Granger Causality Test), Uji Kointegrasi (Cointegration Test), Dan Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori kurva Phillips yang menyebutkan adanya trade off atau hubungan negatif antara inflasi dengan tingkat pengangguran ternyata tidak terbukti dengan menggunakan data Indonesia tahun Iqbal dan Rahmawati (2012) melakukan penelitian tentang Pengaruh tingkat pengangguran terhadap inflasi di Kota Surabaya. penelitian ini diteliti dengan Menggunakan metode VAR (vector autoregressive). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel inflasi dikota surabaya.melalui analisis vector autoregressive, justru angka inflasi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel pengangguran di kota surabaya. Variabel inflasi justru berpengaruh secara negatif terhadap variabel pengangguran. Rovia Nugrahani Pramesthi (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh pengangguran dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten trenggalek, dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengangguran berpengaruh negatif terhadap variabel pertumbuhan ekonomi,inflasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan Pengangguran dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat angka atau bilangan. Data-data yang diambil akan membantu dalam penyajian hasil penelitian dan menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan fenomena beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian.

5 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian akan dimulai pada bulan agustus Definisi Operasional 1. Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.dinyatakan dalam persen. 2. Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum secara terus-menerus. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data skunder dengan deret waktu tahunan (time series) dari tahun 2005 sampai Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Skripsi, Jurnal, Website yang relevan serta buletin-buletin penelitian dan hal-hal lain yang mendukung penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data dalam penelitian.dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dari buku atau literature untuk memperoleh data yang dibutuhkan.data yang akan dicatat yaitu inflasi dan pengang guran di kota Medan dari tahun Teknik Analisis Data 1.Uji t (Uji Parsial) Uji T dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen (inflasi) secara parsial terhadap variabel dependen (pengangguran). Adapun hipotesis statistik pengujian sebagai berikut: Ho : b1 = 0 (tidak ada pengaruh inflasi terhadap pengangguran). H1 : b1 0 (ada pengaruh inflasi terhadap pengangguran). 2.Koefisien Determinasi (R²) Koefisien yang mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.semakin tinggi nilai R² maka semakin baik pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografis Kota Medan memiliki luas Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/ kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' ' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung

6 oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lainlain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Data Inflasi dan Pengangguran Kota Medan Inflasi dan pengangguran dikota Medan selalu mengalami perubahan setiap periode dan tahunnya seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Data Inflasi dan Pengangguran Analisis Linier Sederhana Analisis linier sederhana dilakukan dengan bantuan SPSS 21.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Inflasi (X)terhadap variabel terikat yaitu Pengangguran (Y).

7 Tabel 2 Analisis Linier Berganda Berdasarkan Tabel 2 dari hasil estimasi yang di uji, maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: Y = 2, ,024 X1 Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a) Konstanta (a) = 2,129, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel Inflasi (X) = 0, maka Pengangguran = 2,129 (naik sebesar 2,129 persen) b) Koefisien X = -0,024, ini berarti bahwa variabel Inflasi (X) berpengaruh negatif terhadap Pengangguran, atau dengan kata lain jika Inflasi (X) meningkat sebesar satu-satuan, maka Pengangguran akan berkurang sebesar 0,024. Koefesien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara variabel Inflasi dengan Pengangguran, semakin meningkat Inflasi maka akan semakin menurun Pengangguran. Uji Hipotesis 1.Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah : a) Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dansignifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b) Ho : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah: a) Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% b) Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% Hasil pengujian adalah : Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 40 k = jumlah variabel yang digunakan, k = 2 Derajat kebebasan / degree of freedom (df) =(n-k) = 40-2 = 38 Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan adalah t= 0,05(38) = 1,686

8 Tabel 3 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa: Variabel Inflasi (X) Nilai thitung variabel Inflasi adalah -0,058 dan nilai ttabel 1,686 maka thitung<ttabel(-0,058< 1,686) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan (0,95< 0,05) secara parsial terhadap pengangguran. Artinya, jika variabel inflasi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka pengangguran akan menurun sebesar -0, Pengujian Koefesien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 R² 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Tabel 4 Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summaryb.

9 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,009 berarti hubungan antara variabel inflasi (X), terhadap pengangguran (Y) sebesar 0,9%. Artinya hubungannya sangat lemah. 2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,026 berarti variabel pengangguran (Y) dapat dijelaskan oleh variabel inflasi (X) sebesar 2,6%. 3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. Pembahasan Menurut Sukirno inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut, inflasi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : a. Inflasi ringan ( dibawah 10 % setahun) b. Inflasi sedang ( antara 10% - 30% setahun) c. Inflasi berat ( antara 30% - 100% setahun) d. Hiper inflasi (diatas 100% setahun) Menurut Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah : a.besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. b.struktur Lapangan Kerja tidak seimbang c.kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. d.meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia e.penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran.hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif -0,024dan nilai thitung (-0,058) yang lebih kecil dari nilai ttabel (1,686) dengan tingkat signifikansi 0,954. Artinya jika inflasi ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka pengangguran juga akan mengalami penurunan sebesar -0,024. Dari nilai R dapat diketahui bahwa hubungan inflasi dan pengangguran sangat lemah, yaitu hanya 0,9 %. Berarti dikota Medan inflasi tidak begitu berhubungan dengan pengangguran Dari nilai Adjusted R Square dapat diketahui bahwa pengangguran hanya dapat dijelaskan oleh inflasi sebesar 2,6%. Hal ini berarti inflasi tidak begitu berpengaruh terhadap pengangguran dikota Medan. Dari uji yang telah peneliti lakukan dapat diketahui bahwa teori kurva Philips tidak bisa diterapkan di Kota Medan, karena inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran dikota Medan. KESIMPULAN 1. Dari hasil analisis estimasi regresi linear sederhana > membuktikan bahwa tingkat inflasi adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

10 pengangguran. Dengan hasil estimasi tersebut membuktikan bahwa curva Philips tidak bisa diterapkan di kota Medan dari tahun Dari hasil estimasi uji t didapat -0,058< 1,686 membuktikan bahwa adanya hubungan negatif dan tidak signifikan tingkat inflasi terhadap pengangguran. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan timbal balik tingkat inflasi terhadap pengangguran di kota Medan. 3. Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,026 berarti 2,6% variabel tingkat pengangguran (Y) dapat dijelaskan oleh variabel tingkat inflasi (X). Sedangkan sisanya 97,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini SARAN Saran ditujukan tidak hanya pada pemerintah, tetapi juga pada para mahasiswa pada umumnya, dan mahasiswa Ekonomi pada khususnya yang dianggap sebagai calon penerus bangsa, dan juga sebagai Social Control agar setiap periode mengkaji hubungan antara komponen-komponen yang terkait antara inflasi dan pengangguran, sehingga pola antara indikator tersebut dapat terbaca untuk bisa membantu langkah-langkah yang perlu di ambil oleh pemerintah guna mengatasi pengangguran dan inflasi. DAFTAR PUSTAKA Arief, Seritua Teori Ekonomi Mikro Dan Makro Lanjutan, Raja Gafindo Persada, Jakarta Utara. Daulay, Murni Metodologi Penelitian Ekonomi, USU Press, Medan Dra. Afrida BR,M.S Ekonomi Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Ghozali, Imam Aplikasi Spss. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Horesh, Tamir Agmun Reuven Inflasi, Disinflasi, Dan Keputusan Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta. P.Todaro, michael Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga edisi ke 4, Erlangga, Jakarta. P.Todaro, michael Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga edisi ke 6, Erlangga, Jakarta. Santoso, Rokhedi Priyo Ekonomi Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan, UPP SITM YKPN, Yogyakarta. Jurnal dan Artikel : Irdam Ahmad.2013.Hubungan Antara Inflasi Dengan Tingkat Pengangguran, Pengujian Kurva Philips Dengan Data Indonesia, , Muhammad Iqbal Surya Pratiko dan Lucky Rachmawati.2012.Pengaruh tingkat pengangguran terhadap inflasi dikota surabaya, Rovia Nugrahani Pramesthi Pengaruh pengangguran dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten trenggalek, tahun April Mei

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara inflasi dan pengangguran mulai menarik perhatian para ekonom pada akhir tahun 1950an, ketika A W Phillips dalam tulisannya dengan judul The Relationship

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 Mangaradot Saur A. Sinaga Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan E-mail : Mangaradot@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1 ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA Evi Hartati 1 evi.hartati94@yahoo.com Ida Ayu Purba Riani 2 purbariani@yahoo.com Charley M. Bisai

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA. Abstrak

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA. Abstrak ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA Duma Lasmaria Siagian Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Pascasarjana, Universitas Negeri Medan e-mail: duma_gian@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil daerah Kota Malang. Hal ini dikarenakan Kota Malang merupakan salah satu propinsi yang memiliki sumbangan potensi cukup besar bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang- barang secara. yang berlaku dalam suatu perekonomian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang- barang secara. yang berlaku dalam suatu perekonomian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang- barang secara terus-menerus. Menurut Sukirno inflasi merupakan suatu proses kenaikan hargaharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik

BAB I PENDAHULUAN. Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik adalah inflasi dan pengangguran. Prathama dan Mandala menjelaskan kategori pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penilitian ini menggunakan penelitian pendekatan historis. Penelitian ini sering disebut dengan longitudinal research, yaitu penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA Patryano G Anggara Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan e-mail

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Kecamatan Johan Pahlawan terletak antara 04 1 0 lintang utara serta antara 96 04 0 dan 96 09 0 bujur timur dengan luas 44,91 km².

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi biasa diartikan sebagai upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang berkelanjutan agar negara dapat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan yang lain. Secara

Lebih terperinci

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi Abstrak Salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA Abstract Inflasi dan pengangguran adalah masalah pelik yang selalu dihadapi oleh Negara Indonesia terkait belum berkualitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari berupa catatan yaitu melakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, atau data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Januari sampai April 2017 dengan tahun pengamatan dari Januari 2010 sampai Desember 2016 untuk memperoleh data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau lebih (independen variable) terhadap variabel tertentu (dependent variable). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda. Penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di DKI Jakarta Embun Rahmawati Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH HOVONLY APRISTA SIMBOLON Email: ivosimbolon@gmail.com Mahasiswa Program Pascasajana, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian yang tidak bisa diabaikan, karena dapat mengakibatkan dampak yang sangat luas baik terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangguran merupakan suatu topik yang tidak pernah hilang dalam sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah istilah bagi orang yang

Lebih terperinci

Contoh Kasus Regresi sederhana

Contoh Kasus Regresi sederhana Contoh Kasus Regresi sederhana Kasus : Seorang mahasiswa akan meneliti apakah terdapat pengaruh promosi terhadap volume penjualan pada perusahaan-perusahaan di Kabupaten Malang, untuk kepentingan penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar dan tingkat suku bunga yang stabil serta tingkat pengangguran yang rendah atau bahkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu apakah jumlah

Lebih terperinci

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan dalam usaha membangun suatu perekonomian. Jumlah penduduk biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan income per

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan perekonomian yang tidak menguntungkan, hal ini telah memacu tingkat inflasi yang tinggi, dan pada

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE Oleh : Hendry Wijaya Staf Pengajar STIE Rahmaniyah Sekayu Email : hendrywijaya2001@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan diteliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu negara Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE 11090270 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO HELDY ISMAIL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan Negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam katagori metode penelitian kuantitatif karena menggunakan data yang diukur dengan sekala numerik (angka) dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi masalah memelihara kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia disamping

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian apabila dilihat dari segi bentuk data ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1 Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan yang meluas merupakan tantangan terbesar dalam upaya Pembangunan (UN, International Conference on Population and Development, 1994). Proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan. suku bunga sebagai variabel independen dan simpanan deposito mudharabah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan. suku bunga sebagai variabel independen dan simpanan deposito mudharabah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan 3.1.1 Objek Penelitian Yang Digunakan Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Suharismi Arikunto (2001:5)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 NI RAI ARTINI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pembangunan nasional merupakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang di peroleh antara lain dari literatur, laporan, buku ataupun sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia selalu berusaha untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. Pembangunan ekonomi dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON

ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON Jurnal Euclid, Vol.5, No.1, pp.100 ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON Y.A. Lesnussa 1), H. W. M. Patty 2), A. N. Mahu 3), M. Y. Matdoan 4) 1) Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, serta IHSG yang dibatasi pada penutupan tiap akhir bulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen. Analisis ini untuk mengetahui arah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentan waktu bulan Maret 2016 sampai dengan Juli 2016. Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan pengutipan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth) merupakan awal proses pembangunan suatu negara. Pembangunan suatu negara diharapkan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 2004-2013 (The Analysis Factors That Influenced Unemployment In Jombang District In Periode 2004-2013) Setyo Tri

Lebih terperinci

24 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

24 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 24 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA Studi kasus pada PT. Krida Dinamik Auto Nusa Mataram Oleh: Tama Krisnahadi

Lebih terperinci