BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju
|
|
- Suharto Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan tersebut dapat disebabkan oleh adanya hubungan ekonomi antar negara dan perdagangan internasional yang sering kali dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan negara yang bersangkutan, terutama bagi negara berkembang (Sukirno, 1997 : 223). Perdagangan internasional memberikan harapan bagi negara untuk bisa menutupi kekurangan tabungan yang diperlukan bagi pertukaran modal dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Dalam hal ini dapat diketahui salah satunya melalui tingkat Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju pertumbuhan pendapatan rata-rata pertahunnya tinggi dengan komposisi yang tidak lagi didominasi oleh komoditas pertanian dan pertambangan (Tambunan, 2001 : 63). Indonesia yang merupakan sebuah negara yang sedang berkembang senantiasa akan melakukan kerjasama dengan negara-negara lainnya, karena Indonesia tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakatnya sendiri dengan keterbatasan sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) serta 1
2 teknologi yang dimiliki. Untuk itulah Indonesia senantiasa akan melakukan hubungan dengan luar negeri melalui perdagangan internasional. Kehidupan perdagangan internasional terdiri dari kegiatan ekspor dan impor, walaupun masing-masing memberikan dampak yang positif bagi pembangunan suatu negara, namun kegiatan eksporlah yang lebih memberikan nilai tambah bagi suatu negara bila dibandingkan dengan kegiatan impor. Kegiatan impor dalam jangka panjang akan membawa kebocoran bagi devisa negara. Disamping itu, apabila dilihat dari neraca perdagangan yang merupakan salah satu indikator makro perekonomian suatu negara, adanya volume ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan volume impor, menunjukkan majunya perekonomian suatu negara baik dari segi kegiatan perdagangan internasional, maupun dari sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan. Keadaan perdagangan internasional suatu negara tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung dalam percaturan ekonomi global. Situasi ini dapat dipastikan akan menularkan pengaruh ke setiap negara. Meningkatnya perdagangan internasional ditandai dengan peningkatan ekspor yang berdampak pada meningkatnya devisa, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara. Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara efektif tanpa bantuan negara lainnya. Perdagangan luar negeri memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian suatu negara terutama di negara berkembang dengan 2
3 pendapatan yang rendah yang tidak memungkinkan untuk melakukan akumulasi tabungan dan modal. Perdagangan luar negeri memberikan harapan bagi negara untuk bisa menutupi kekurangan tabungan domestik yang diperlukan bagi pembentukan modal dalam rangka meningkatkan produktivitas perekonomiannya. Pasca disepakatinya liberalisme perdagangan dunia dalam wadah WTO (World Trade Organization) yang menyebabkan kita harus siap untuk menyongsong era globalisasi ekonomi, maka peran perdagangan luar negeri (ekspor) sangatlah penting. Peran perdagangan luar negeri ini sangatlah vital, karena berkaitan dan saling menunjang bagi kegiatan sektor lainnya. Oleh karena itu pemerintah harus memberikan perhatian yang besar terhadap kebijakan pembangunan perdagangan yang berorientasi untuk peningkatan devisa. Perekonomian suatu negara akan dapat meningkatkan permintaan global, akibatnya perdagangan luar negeri melalui ekspor impor akan ikut meningkatkan permintaan agregat. Permintaan agregat ditandai dengan meningkatnya ekspor yang akan berdampak pada semakin meningkatnya devisa bagi negara yang neraca perdagangannya surplus sehingga pembangunan dapat dilaksanakan. Peningkatan efisiensi sangatlah tepat, apalagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas yakni di tingkat ASEAN sejak tahun 2002, di tingkat Asia- Pasifik tahun 2010 dan di tingkat Dunia tahun 2020 yang akan datang. Karena ini merupakan syarat utama bagi suatu negara atau daerah untuk memenangkan persaingan. Dengan efisiensi akan mampu tercipta produk yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Ekspor Indonesia sangat 3
4 beragam, keragaman ekspor tersebut tercakup dalam bentuk migas dan non migas dimana selama ini Indonesia mengandalkan ekspor non migas sebagai penghasil devisa utama dalam penerimaan negara. Perkembangan laju pertumbuhan dan peranan ekspor non migas Indonesia pada tahun terlihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Kontribusi atau Peranan Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia Tahun Nilai Ekspor (Juta US$) Kontribusi (%) Ekspor Total Tahun (Migas + Non Migas Non Migas Migas Non Migas Migas) , , ,36 77,64 61, , , ,86 78,14 71, , , ,45 77,55 85, , , ,04 78,96 100, , , ,36 80,64 114,100.9 Sumber : Badan Pusat Statistik, Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa nilai ekspor total Indonesia selama 5 tahun terakhir ( ) cenderung mengalami peningkatan jumlah ekspor. Di sini terlihat ekspor Indonesia terus meningkat dari 61,058.2 Juta US$ pada tahun 2003 naik hingga 114,100.9 Juta US$ pada tahun Peningkatan ekspor pada tahun 2007 ini disebabkan adanya peningkatan pada ekspor migas dari 21,209.5 Juta US$ tahun 2006 menjadi 22,088.6 Juta US$ dan pada ekspor non migas dari 79,589.1 Juta US$ tahun 2006 menjadi 92,012.3 Juta US$. Selain itu peranan/kontribusi ekspor non migas juga meningkat terus dari 77,6 persen pada tahun 2003 menjadi 80,6 persen pada tahun Sebaliknya peranan/kontribusi ekspor migas dari tahun ke tahun menunjukkan arah perkembangan yang terus menurun. Bila tahun 2003 kontribusinya mencapai 22,4 persen sedangkan tahun 4
5 2007 hanya tinggal 19,4 persen. Ini menandakan pula bahwa struktur ekspor Indonesia terus menerus bergeser ke arah komoditi non migas karena peranannya terhadap total ekspor yang cukup besar dalam penerimaan devisa. Kinerja perdagangan luar negeri Indonesia tentunya akan memberikan dampak bagi perekonomian Provinsi Bali yang juga aktif melakukan kegiatan perdagangan internasional baik kegiatan ekspor maupun impor. Hal ini disebabkan karena Provinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Provinsi Bali dilihat dari geografisnya merupakan daerah yang tidak begitu luas sehingga pengembangan sektor industri, terutama industri kecil dan menengah dipandang sebagai upaya yang sangat nasional dan usaha ini beraneka ragam serta sesuai dengan potensi daerah. Menurut data yang diperoleh di Disperindag Provinsi Bali, pada tahun 2008 realisasi ekspor komoditas Provinsi Bali dapat dikelompokkan menjadi 5 komoditas, yaitu: 1. Komoditi ekspor hasil kerajinan yang terdiri dari 17 jenis antara lain: kerajinan alat musik, anyaman, bambu, batu padas, furniture, kayu, keramik, kerang, perak, kulit, terracotta, logam, lukisan, rotan, tulang dan kerajinan lilin serta kerajinan lain-lain seperti kerajinan dari batok kelapa, kaca, kertas, sabun, alang-alang, plepah pisang, dan karet. 2. Komoditi ekspor hasil industri yang terdiri dari enam komoditi, yaitu: TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), plastik, sepatu, tas, komponen rumah jadi dan ikan dalam kaleng. 5
6 3. Komoditi ekspor hasil pertanian yang terdiri dari 12 jenis, yaitu: burung hidup, ikan tuna, lobster, ikan hias hidup, ikan nener, sirip ikan hiu, kepiting, ikan kerapu, ikan kakap, ikan lainnya, rumput laut dan buah-buahan. 4. Komoditi-komoditi hasil perkebunan yang terdiri dari 2 jenis, yaitu: kopi dan panili. 5. Komoditi ekspor lain-lain, seperti bunga dan dupa. Komoditas ekspor hasil kerajinan, industri, pertanian dan perkebunan maupun lain-lain sebagai komoditas ekspor utama (non migas) dari Provinsi Bali tentu saja diharapkan agar komoditas ekspor tersebut dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa Provinsi Bali. Hal ini tentu saja akan menyebabkan pentingnya usaha peningkatan volume maupun nilai ekspor non migas Provinsi Bali. Sebab dengan peningkatan volume maupun nilai ekspor non migas tersebut diharapkan akan mampu mendorong peningkatan penerimaan devisa Provinsi Bali. Perkembangan nilai ekspor non migas Provinsi Bali periode tahun dapat dilihat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Bali Tahun Tahun Nilai Ekspor Perkembangan (US$) (%) ,969, ,969, ,410, ,789, ,066, Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali,
7 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan nilai ekspor Non Migas Provinsi Bali berfluktuasi. Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar US$ 504,066, atau 9.87 persen, ini disebabkan oleh semakin pulihnya keadaan perekonomian di Bali pasca terjadinya Bom Bali II. Tetapi secara keseluruhan perkembangan pencapaian nilai ekspor tersebut telah melampaui nilai ekspor yang ditargetkan. Ekspor non migas Provinsi Bali terdiri dari 5 komoditas yaitu, komoditas hasil kerajinan, industri, pertanian, perkebunan dan hasil lain-lain. Dari lima jenis komoditas tersebut yang memberikan kontribusi paling besar setiap tahunnya terhadap total ekspor non migas Provinsi Bali adalah komoditas hasil kerajinan dan industri. Pembangunan di Provinsi Bali digerakkan melalui perkembangan sektorsektor ekonomi yang ada berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Salah satunya melalui kegiatan pada sektor perdagangan yaitu meningkatkan ekspor non migas. Karena Bali tidak memiliki sumber daya mineral, maka program pengembangan ekspor Provinsi Bali difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia yang potensial yang dimiliki dalam rangka meningkatkan produksi, diversifikasi produk pasar, peningkatan daya saing dengan tujuan meningkatkan perolehan devisa. Program yang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan ekspor non migas tidak mungkin dilaksanakan hanya dengan mengembangkan satu jenis komoditas saja, tetapi diperlukan langkah pengembangan yang seimbang untuk berbagai jenis komoditas. Dari berbagai jenis komoditas ekspor yang dimiliki oleh Provinsi Bali, tidak semua ekspor 7
8 komoditi-komoditinya memberikan kontribusi yang besar terhadap total ekspor non migas Provinsi Bali. Hal ini dikarenakan permintaan komoditi ekspor sangat tergantung terhadap permintaan dari negara-negara pengimpor dimana kualitas dan harga akan sangat mempengaruhi permintaan ekspor komoditi tersebut. Suatu komoditi akan memiliki potensi yang berbeda-beda dengan komoditi lainnya untuk berkembang dan bersaing agar dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai total ekspor serta dapat menjadi komoditi andalan Provinsi Bali. Seperti halnya komoditi ekspor hasil kerajinan yang sudah merupakan komoditi andalan Provinsi Bali yang berhasil menembus pasaran ekspor non migas sebagai penghasil devisa. Produk kerajinan yang ada di Bali, mayoritas bahan bakunya didatangkan dari luar Bali, sehingga produk kerajinan ini tidak diproduksi secara besar-besaran, selain itu karena bahan baku yang didatangkan dari luar Bali, membuat produk ini sangat tergantung dari ketersediaan bahan baku tersebut. Dengan demikian cara yang digunakan para pengusaha untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara made to order, yaitu pembeli harus memesan terlebih dahulu, baru setelah itu produk dari kerajinan tersebut dibuat. Pasar yang potensial untuk memasarkan hasil industri kerajinan adalah pasar luar negeri yaitu melalui wisatawan yang berkunjung ke Bali maupun melalui pameran produk ekspor dan melalui media promosi lainnya. Ekspor komoditi hasil kerajinan cukup berperan terhadap total ekspor daerah Bali. Hal ini terlihat dari kontribusi masing-masing komoditas hasil kerajinan yang memberikan peranan cukup besar terhadap nilai total ekspor Provinsi Bali. 8
9 Tabel 1.3 Realisasi Nilai Ekspor Komoditi Hasil Provinsi Bali Tahun No Komoditi Nilai Ekspor (US$) Kayu 83,181, ,843, ,559, ,210, ,272, Furniture 36,372, ,738, ,421, ,785, ,579, Perak 24,492, ,955, ,022, ,818, ,770, Bambu 11,834, ,613, ,695, ,879, ,751, Logam 6,482, ,876, ,372, ,342, ,469, Rotan 3,537, ,387, ,261, ,101, ,957, Terracotta 4,826, ,628, ,943, ,366, ,681, Kulit 4,796, ,369, ,880, ,697, ,076, Batu Padas 5,204, ,962, ,336, ,079, ,146, Anyaman 2,432, ,488, , ,044, ,027, Keramik 2,176, , ,982, ,040, ,730, Kerang 1,791, ,079, ,142, ,566, ,285, Lukisan 368, , , , ,231, Alat Musik 99, , , , , Lilin 279, , , , , Tulang 215, , , , , Lain-Lain 9,589, ,968, ,527, ,060, ,613, Total Hasil 197,682, ,022, ,604, ,882, ,282, Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Berdasarkan Tabel 1.3 pada tahun perkembangan nilai ekspor komoditi hasil kerajinan Provinsi Bali sangat berfluktuasi. Pada tahun 2007 nilai 9
10 ekspor kerajinan kayu memberikan sumbangan terbesar yaitu dengan nilai ekspor sebesar 98,272, US$ kemudian dilanjutkan dengan kerajinan furniture, perak dan seterusnya, sedangkan kerajinan yang memberikan kontribusi terendah adalah kerajinan tulang dengan nilai ekspor sebesar 313, US$ di tahun Disadari bahwa ekspor memang merupakan sumber pemasukan devisa bagi suatu negara. Namun dibalik semua itu untuk menjaga kestabilan ekspor beberapa hal perlu terus dikembangkan. Diantaranya adalah selalu berorientasi pada peningkatan kualitas, masalah pengiriman yang harus selalu sesuai dengan pesanan seperti jumlah produk, ketepatan waktu, desain dan keamanan. Apabila beberapa indikator diatas diperhatikan dengan seksama, maka ekspor komoditi hasil kerajinan makin lama makin dapat dipertahankan. Disamping itu ekspor juga berhubungan dengan kepercayaan dan pelayanan dimana artinya bagaimana mengemban kedua masalah diatas agar kesinambungan ekspor dapat dipertahankan. Salah satu kelebihan ekspor Bali khususnya dalam bidang industri kerajinan yang memiliki nilai estetika dan seni yang tidak dapat dihasilkan oleh negara lain, harusnya menjadi kekuatan yang dapat menggerakkan ekspor komoditi lainnya. Kekhususan ini sebenarnya telah memberikan keuntungan kompetitif bagi produk ekspor Bali. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana tingkat daya saing dan tingkat pertumbuhan komoditi ekspor hasil kerajinan Provinsi Bali tahun ? 10
11 2. Bagaimanakah prospek perkembangan nilai ekspor komoditi hasil kerajinan Provinsi Bali yang memiliki tingkat daya saing tinggi maupun rendah pada tahun ? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui tingkat daya saing dan tingkat pertumbuhan komoditi ekspor hasil kerajinan Provinsi Bali tahun Untuk mengetahui prospek perkembangan nilai ekspor komoditi hasil kerajinan Provinsi Bali yang memiliki tingkat daya saing tinggi maupun rendah pada tahun Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut. 1. Bagi khasanah ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman serta menerapkan teori-teori yang diperoleh selama diperkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi dan informasi untuk generasi selanjutnya yang berkaitan dengan masalah pengembangan komoditi ekspor non migas terutama yang berkaitan dengan peningkatan komoditi dan 11
12 pengembangan daya saing ekspor hasil kerajinan Provinsi Bali pada pasar Internasional. 2. Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan. Untuk instansi yang terkait dengan pengembangan dan peningkatan komoditas serta daya saing terutama pada daerah Bali, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ekspor komoditi, khususnya kebijakan bagi ekspor komoditi hasil kerajinan Provinsi Bali. 1.4 Sistematika Penyajian Dalam laporan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dimana masing-masing bab berisi hal-hal sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah dari penelitian ini yang kemudian dirumuskan dalam pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, dan akhir bab ini akan dikemukakan sistematika penyajian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Pustaka berisikan kajian teori-teori yang merupakan dasar dari pembahasan masalah yang pada umumnya mendasari dan mendukung pokok permasalahan. Dimana akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan tema yang diangkat pada penelitian skripsi ini antara lain : teori 12
13 perdagangan internasional, konsep ekspor, konsep tingkat daya saing, dan konsep komoditi ekspor. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan bab yang menguraikan tentang metode penelitian yang menyangkut obyek penelitian, jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Menyajikan hasil pembahasan yang menguraikan tentang gambaran umum wilayah penelitian, gambaran umum komoditi ekspor kerajinan di Bali, serta analisis dan perhitungan kemampuan daya saing ekspor, tingkat pertumbuhan dan prospek kedepannya dari komoditi-komoditi ekspor hasil kerajinan Provinsi Bali. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab terakhir yang membahas kesimpulan dari analisis yang dilakukan serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 13
BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum masalah yang dihadapi masyarakat adalah mengenai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia terbatas dari segi kuantitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha
Lebih terperinciKata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.
Judul Nama : Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan,Inflasi dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Ekspor Anyaman Provinsi Bali : I Putu Agus Sudarma Nim : 1206105080 ABSTRAK Ekspor merupakan kegiatan transaksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk memenuhi tujuan pemerintah yaitu mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus dengan memanfaatkan kemajuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar
Lebih terperinciKata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran
Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non minyak dan gas bumi (migas) adalah kerajinan tangan. Produk kerajinan tangan terdiri dari bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang menjadikan sektor pertanian sebagai basis perekonomiannya. Walaupun sumbangan sektor pertanian dalam sektor perekonomian diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antar negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh setiap negara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciDAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)
DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan
Lebih terperinciBAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah
BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR 4.1. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data dari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciRingkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indikator kemandirian daerah adalah besarnya pendapatan asli daerah (PAD), semakin besar PAD maka daerah tersebut akan semakin mandiri. Salah satu sektor yang dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya masyarakat adil dan sejahtera. Pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciKata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.
Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Anak Agung Ratih Wulandari NIM : 1306105031
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,
Lebih terperinciGelar Sepatu, Kulit dan Fesyen Merek Indonesia Mendunia Hadirin sekalian yang saya hormati,
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PAMERAN GELAR SEPATU, KULIT DAN FESYEN TAHUN 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER (JCC) JAKARTA, 1 JULI 2015 Yth. : 1. Para Duta Besar Negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada di peringkat 55 dari 134 negara, menurun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini,
Lebih terperinci1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN 1985-2005 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
Lebih terperinciBerita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur No.14/02/64 Th.XIX 1 Februari
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 14/02/64/TH XIX, 1 Februari 2016 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan IV Tahun 2015 Produksi Industri Manufaktur
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. setelah Provinsi DKI Jakarta. Luas wilayah administrasi DIY mencapai 3.185,80
62 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Keadaan Geografis DIY Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah setingkat provinsi yang memiliki luas wilayah administrasi terkecil kedua di Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara. Sobri (2001) menyatakan bahwa perdagangan internasional adalah
Lebih terperinciBAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)
BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan penting terhadap pembangunan perekonomian suatu negara. Struktur perekonomian suatu negara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Kreatif adalah industri yang memanfaatkan kreatifitas, keterampilan dan bakat individu demi menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang untuk mewujudkan negara yang maju dan mandiri. Tantangan paling fundamental adalah upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (mega biodiversity). Keanekaragaman tersebut tampak pada berbagai jenis komoditas tanaman
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu
Lebih terperinciPertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 72/11/64/TH XVIII, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciHerdiansyah Eka Putra B
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang ikut serta dalam kerjasama internasional, maka dari itu perekonomian Indonesia tidak lepas dari yang namanya ekspor dan impor.
Lebih terperinciPertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur*) Triwulan IV Tahun 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 07/02/64/XVIII, 2 Februari 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur*) Triwulan IV Tahun 2014 Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang. Dalam kehidupan sehari hari, semua kegiatan yang kita lakukan juga memiliki resiko. Resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Arus globalisasi ekonomi dan proses liberalisasi perdagangan merupakan kenyataan yang saat ini semakin berkembang dari segi globalisasi produksi sampai dengan
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan
Lebih terperinci