V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. ULASAN KARYA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Alur Cerita Video Profil 1. Segmen pembuka video profil (opening) Dalam segmen ini ditampilakan berbagai macam shoot aktifitas masyarakat suku Baduy, menampilkan keadaan alam suku Baduy dan lain sebagainya dengan teknik slow motion, kemudian muncul suara narrator yang mengaskan bahwa suku Baduy memiliki kehidupan yang bersahaja dan berdampingan dengan alam serta menerangkan keberadaan suku Baduy tinggal di wilayah kaki gunung Kendeng. 2. Animasi Bumper Video Profil Animasi bumper masih tergolong masuk pada segmen opening video profil. Animasi bumper ini bertujuan untuk melakukan gebrakan awal pada video profil ini yang berisi animasi panorama pemandangan gunung, sungai, gambar-gambar orang Baduy dengan berbagai aktifitas dan ditutup dengan scene background judul Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. 3. Judul segmen Asal Usul Sebutan Nama Baduy Pada segmen ini menjelaskan tentang keberadaan suku Baduy Dalam dan Baduy luar, yaitu dengan menyebutkan suku Baduy tinggal diwilayah Baduy Dalam dan wilayah Baduy Luar, menceritakan sebutan atau istilah asal usul sebutan nama Baduy yaitu dengan mengaitkanya nama Baduy dengan nama sungai yang terdapat diwilayah tempat tinggal mereka, yaitu sungai Cibaduy. 4. Judul segmen Budaya Suku Baduy Pada segmen ini, video profil memberikan informasi mengenai beberapa budaya kearifan lokal masyarakat suku Baduy seperti masyarakat suku Baduy yang selalu bepergian kemanapun dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki, budaya suku Baduy yang tidak mengikuti modernisasi seperti tidak menggunakan listrik dan lain sebagainya. 5. Judul Segmen Wilayah Suku Baduy Pada segmen ini menjelaskan tentang wilayah suku Baduy yang berada pada wilayah bagian barat pulau jawa, berada tepat di kaki pegunungan Kendeng di 30

2 desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Berjarak sekitar 38 km dari kota Rangkasbitung dan Sekitar 172 kilometer sebelah barat Ibukota Jakarta. Selain itu pada segmen ini juga memberikan informasi berupa luas wilayah, keadaan tanah, suhu dan lain sebagainya. 6. Judul Segmen Kelompok Masyarakat Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi mengenai kelompok masyarakat suku Baduy yang terbagi menjadi tiga, yaitu kelompok Baduy Dalam, Baduy Luar, dan kelompok masyarakat Dangka. Pada video ini menjelaskan ciriciri pakaian serta fungsi dan peran masing-masing masyarakat tersebut. Namanama desa tempat tinggal kelompok masyarakat ini juga dijelaskan pada segmen ini. 7. Judul Segmen Arsitektur Rumah Suku Baduy Pada segmen ini memberikan informasi seputar arsitektur rumah suku Baduy, seperti nama rumah, nama bagian-bagian rumah beserta fungsinya, aturan dalam pembuatan rumah, alat yang dipakai dalam membuat rumah dan lain sebagainya. 8. Judul Segmen Sistem Pemerintahan Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi yang tersaji lengkap mengenai sistem pemerintahan suku Baduy yang berkaitan dengan kepemimpinan yang berada di suku Baduy, seperti kepala Desa atau Jaro dan juga kepala adat tertinggi yang disebut puun. 9. Judul Segmen Interaksi suku Baduy Dengan Masyarakat Luar Pada segmen ini video profil memberikan informasi serta menjelaskan bahwa masyarakat suku Baduy yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat, bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Selain itu pada segmen ini juga menyebutkan tentang bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Baduy dan cara mereka berinteraksi dengan masyarakat luar Baduy. 31

3 10. Judul Segmen Mata Pencaharian Suku Baduy Pada segmen ini video profil memberikan informasi seputar berbagai macam mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat suku Baduy, sekaligus memberikan informasi cara-cara mereka dalam melakukan aktifitas bekerja atau membuat karya, seperti cara mereka menenun, cara membuat kerajinan tas dan cara membuat gula aren. 11. Judul Segmen Tradisi Upacara Seba Badduy Dalam segmen ini video profil memberikan informasi mengenai tradisi upacara Seba Baduy dari waktu pelaksanaan seba, liputan perjalanan Seba dan lain sebagainya. 12. Segmen Penutup Pada segmen ini narrator menegaskan kembali tentang kehidupan bermasyarakat Suku Baduy berjalan harmonis, seperti alam yang melingkupi tempat tinggal mereka, asri, dan tetap terjaga kelestarianya. Setelah narrator selesai, maka muncul sesi yang paling akhir yaitu credit title sebagai informasi teknis seperti pembuat video profil, penulis skrip narasi, sound mixing, backsound yang dipakai, referensi karya video sejenis, dan ucapan terima kasih ke berbagai pihak yang telah membantu terciptanya karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy 32

4 B. Teknik Pengambilan Gambar Video Profil Teknik pengambilan gambar yang dipakai oleh penulis dalam proses produksi karya video profil ini yaitu. Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah. Following adalah gerakan kamera mengikuti objek atau actor Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: Extreme Close Up (ECU/XCU) : Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. Big Close Up (BCU) : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Close Up (CU) : Gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru 33

5 Medium Close Up (MCU) : Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Medium Shot (MS) : Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Knee Shot (KS) : Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. Full Shot (FS) : Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Long Shot (LS) : Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. Medium Long Shot (MLS) : Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. Extreme Long Shot (XLS): Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. Backlight Shot: Teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. Reflection Shot: Teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. Door Frame Shot: Gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. Artificial Framing Shot: Benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. Jaws Shot: Kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. 34

6 Framing with Background: Objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. The Secret of Foreground Framing Shot: Pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. Tripod Transition: Posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. Artificial Hairlight: Rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. Fast Road Effect: Teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. Walking Shot: Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. Over Shoulder : Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. Profil Shot : Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua. Seluruh teknik pengambilan gambar yang telah disebutkan diatas digunakan dalam proses shoot video profil ini. C. Dubbing & Narasi Video Profil 1. Teknik Dubbing Teknik dubbing atau pengambilan suara narrator yaitu dilakukan di ruang khusus atau ruang audio visual. Peralatan untuk melakukan proses dubbing yang penulis gunakan yaitu; Komputer, Digunakan untuk pengoprasian proses perekaman suara. Software aplikasi yang digunakan yaitu software Nuendo. 35

7 Microphone, Alat ini dihubungkan dengan amplify yang berguna untuk memasukan suara ke media perekam. Headphone, Alat ini digunakan untuk mendengarkan suara narrator sendiri pada saat proses perekaman suara dimulai, sehingga narrator bisa mengontrol suaranya sendiri saat proses dubbing berlangsung. Amplify, Alat ini terhubung langsung ke komputer yang berguna untuk mensinkronisasi antara mesin perekam analog dengan software perekam digital yang diinstal di computer. Dalam penggunaan alat ini penulis harus teliti saat akan memulai proses dibbing, dikarenakan jika terjadi salah settingan standar output antara software nuendo dan amplify maka hasil yang didapatkan akan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Setelah peralatan yang disebutkan tersebut sudah terpasang dan disetting dengan benar maka sebelum proses dubbing dimulai maka harus dilakukan pengetesan terlebih dahulu, terutama mengetes suara yang dihasilkan saat merekam dan memastikan apakah ada noise suara yang muncul hingga berlebihan. Jika dirasa semua peralatan yang terpasang sudah siap digunakan maka proses dubbingpun bias dimulai. 2. Artist Dubber Dalam pembuatan video profil, pemilihan serta penetapan narrator sangat diperlukan, karena karakteristik suara narrator dapat mempengaruhi suasana dalam video tersebut. Dalam memproduksi video ini penulis memilih narrator wanita untuk mengisi suara. Pemilihan narrator wanita dalam video ini dinilai sesuai dengan tema video. Wanita mempunyai karakter yang lembut, sehingga diharapkan dalam penyampaian informasi akan lebih mengenai sasaran. Nama artis narrator pada produksi video ini yaitu Fitri Amoera, penulis memilih talent tersebut berdasarkan hasil casting yang dilakukan dengan tiga orang peserta wanita untuk membacakan narasi, dan pilihan dijatuhkan pada talent yang bernama Fitri Amoera dikarenakan denagan berbagai pertimbangan, salah satunya intonasi suara saat membacakan skrip narasi dinilai cocok dengan isi narasi yang disampaian. 3. Isi Narasi 36

8 Dalam suatu produk video profil, narasi merupakan hal yang cukup penting dikarenakan informasi pokok disampaikan melalui isi narasi cerita. Narasi cerita dapat mempengaruhi dan menentukan hasil akhir video profil yang dibuat. Maka dari hal tersebut penulis merancang sebuah isi narasi yang informasinya nanti mudah dicerna oleh penonton. Narasi yang dimasukan tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang, hal tersebut dilakukan bertujuan supaya komposisi isi video lebih seimbang anatara informasi dari narasi sound dengan informasi yang disampaikan secara visual atau dengan video. Berikut ini adalah isi narasi dalam Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. Segmen opening (NARASI PEMBUKA) Hidup bersahaja, Berdampingan dengan alam, Masih teguh memegang adat warisan leluhur, Mereka tinggal dan menetap di kaki gunung Kendeng. Judul segmen ASAL USUL SEBUTAN NAMA BADUY Suku Baduy, sebagian tinggal di wilayah Baduy Dalam dan sebagian diwilayah Baduy Luar. Istilah Baduy merupakan salah satu nama suku Bangsa yang terdapat di Indonesia. Nama Baduy diambil dari nama sungai yang melintasi wilayah desa mereka, sungai Cibaduy. Judul segmen BUDAYA SUKU BADUY Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak merupakan semboyan dari sebuah suku di Banten yang bernama Baduy, sebagai bentuk kewajiban mereka untuk melestarikan dan menjaga alam. 37

9 Orang Baduy berjalan kemanapun dengan tidak menggunakan alas kaki dan kendaraan, dan tidak menggunakan bahan seperti sabun, shampo dan bahan kimia yang lain untuk keperluan mandi juga mencuci. Orang Baduy sanggup untuk bertahan hidup tanpa mengikuti peradaban, termasuk juga tanpa menggunakan listrik. Setiap insan Baduy berkewajiban menjaga dan memelihara inti jagad itu, untuk menjaga kemurnian inti jagad, suku Baduy harus tetap mempertahankan adat, tradisi dan perikehidupan seperti apa adanya warisan nenek moyang. Aturan tradisional yang memiliki nilai kearifan lokal tinggi tersebut, termuat dalam adat pokok atau pikukuh yang antara lain menyatakan bahwa, Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung, yang artinya panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Gambaran orang Baduy yang bersahaja jelas tercermin juga pada peralatan hidup mereka. Peralatan hidup sehari-hari baik untuk pertanian, rumah tangga, maupun keperluan lain dibuat sederhana dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar mereka, misalnya kayu, bambu, tempurung kelapa dan rotan. Hanya beberapa jenis peralatan yang tidak dapat dibuat, ditukar atau dibeli di luar, seperti golok, pisau dan peralatan lainya yang diperbolehkan oleh adat. Suku Baduy tidak diperbolehkan menggunakan peralatan yang serba modern atau yang menggunakan mesin dalam berladang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan adat guna pelestarian alam disekitarnya, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Judul segmen WILAYAH Komunitas Urang Kanekes yang kita kenal dengan masyarakat Baduy berada pada wilayah bagian barat pulau jawa, berada tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 38

10 Berjarak sekitar 38 km dari kota Rangkasbitung dan Sekitar 172 kilometer sebelah barat Ibukota Jakarta. Luas areal suku Baduy sekitar hektar, yang terdiri dari hutan konservasi dan sebagian lagi untuk wilayah tempat tinggal suku Baduy. Pegunungan Kendeng memiliki ketinggian 900 meter Diatas Permukaan Laut dengan topografi berbukit dan bergelombang, dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%. Suhu rata-rata di kampung suku Baduy yaitu sekitar 20ºC. Panorama alam yang indah dan dikelilinginya sungai yang jernih, dengan dihiasi hamparan hutan tropis adalah nuansa alam eksotis di Baduy. Rumah-rumah asli kampung, masih bergaya arsitektur tradisional yang berjajar rapi, mencerminkan bahwa masyarakat Baduy hidup harmonis dengan alam dan lingkungannya. Judul segmen KELOMPOK MASYARAKAT SUKU BADUY Masyarakat Suku Baduy secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu; Tangtu, Panamping dan kelompok Dangka. Kelompok Tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai suku Baduy Dalam, kelompok ini merupakan kelompok Suku Baduy yang paling ketat mengikuti adat. Suku Baduy Dalam mendiami di tiga kampung, yaitu; kampung Cibeo, Cikertawana dan kampung Cikeusik. Ciri khas orang Baduy Dalam, menggunakan pakaian berwarna putih alami dan biru tua, serta memakai ikat kepala putih. Yang kedua kelompok masyarakat Panamping, kelompok ini yang dikenal sebagai suku Baduy Luar. 39

11 Suku Baduy Luar tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam, seperti; kampung Kaduketug, Cikadu, kadukolot, Balinbing, Gajeboh, Cicakal, Cipaler, Cisagu, Kaduketer, Batara dan lain sebagainya. Masyarakat baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian warna hitam dan ikat kepala berwarna biru. Sedangkan kelompok masyarakat Dangka, merupakan kelompok masyarakat Baduy yang tinggal diluar wilayah desa Kanekes. Masyarakat Dangka mendiami di dua kampung yaitu; kampung Cibengkung dan kampung Cihandam. Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai penyaring pengaruh dari budaya luar. Judul segmen ARSITEKTUR RUMAH SUKU BADUY Rumah tradisional masyarakat suku Baduy disebut Imah. Rumah terdiri dari bagian depan, tengah dan belakang. Bagian depan disebut sosoro, digunakan untuk menerima tamu, bagian tengah untuk tempat tidur, sedangkan bagian belakang untuk memasak. Seluruh bangunan rumah tinggal suku Baduy menghadap ke utara atau selatan dan saling berhadapan. Menghadap kearah barat dan timur tidak biperkenankan berdasarkan adat. Bangunan rumah suku Baduy berbentuk rumah panggung, dengan lantai yang terbuat dari pelepah bambu, dan berdinding yang terbuat dari anyaman bambu. Rumah-rumah masyarakat suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, tidak ada yang menggunakan genteng, semua rumah beratabkan ijuk atau daun kelapa. Atapnya disebut sulah nyanda dan memiliki satu atap tambahan yang disebut curugan. Salah satu atap lebih panjang dan memiliki kemiringan yang rendah. Kontruksi rumah suku Baduy tidak boleh menggunakan paku kecuali rumah suku Baduy Luar. 40

12 Disamping itu, ada hal yang cukup menarik dan penting di kalangan mereka, yaitu cara mereka memperlakukan alam atau bumi. Mereka tidak pernah berusaha mengubah keadaan tanahnya, misalnya diurug atau diratakan untuk kepentingan bangunan yang akan didirikan. Konsep rancanganya mengikuti kontur lahan, tiang penyangga masing-masing bangunan memiliki ketinggian berbeda-beda. Hasilnya memperlihatkan permukiman yang alami. Bangunan-bangunan tersebut bagaikan sebuah kesatuan dari alam itu sendiri, berdiri berumpak umpak mengikuti kontur atau kemiringan tanahnya. Pada bagian tanah yang datar atau tinggi, tiang penyangga relatif rendah. Adapun pada bagian yang miring, tiangnya lebih tinggi. Tiang-tiang penyangga tersebut bertumpu pada batu kali agar kedudukanya stabil. Batu kali merupakan komponen yang cukup penting pula di lingkungan kampung Baduy. Selain digunakan untuk tumpuan tiang penyangga, batu kali juga digunakan sebagai penahan tanah agar tidak longsor, caranya dengan ditumpuk membentuk benteng atau dipakai untuk membuat anak tangga, selokan, ataupun tempat berjalan yang sangat berguna terutama jika musim hujan tiba. Judul segmen SISTEM PEMERINTAHAN SUKU BADUY Masyarakat Baduy mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional, penduduk suku Baduy dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Baduy yang tertinggi, yaitu "puun". Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan 41

13 dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut. Judul segmen INTERAKSI SUKU BADUY DENGAN MASYARAKAT LUAR Masyarakat suku Baduy yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat, bukan merupakan masyarakat terasing, terpencil, ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar. Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda, dialek Sunda-Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Baduy tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan dan cerita nenek moyang, hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja. Namun Suku Baduy tidak menutup diri untuk terus mempelajari Bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Terbukti, sudah banyak masyarakat Baduy yang dapat berbahasa Indonesia. Judul segmen MATA PENCAHARIAN SUKU BADUY Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat Baduy mampu memenuhinya secara mandiri, dengan bercocok tanam atau berladang. Mata pencaharian yang paling utama suku Baduy adalah, bercocok tanam padi huma dan berkebun, serta membuat berbagai macam kerajinan, seperti koja atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, membuat kerajinan tenun dan sebagian kecil orang Baduy telah mengenal berdagang, selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan, seperti Durian, Pisang dan Asam keranji, serta madu hutan. 42

14 Proses pembuatan kain tenun dikerjakan oleh para wanita, karena sebagian besar aktifitas diladang dikerjakan oleh para kaum Pria. Kain tenun khas Baduy memiliki banyak variasi, dari warna, motif serta ukuranya. Meskipun alat yang digunakan untuk membuat kain tenun tergolong sederhana, namun kain tenun karya masyarakat suku Baduy memiliki kualitas yang sangat baik, karena dibuat oleh para penenun yang sudah terampil dan dikerjakan dengan sangat teliti. Dulu masyarakat suku Baduy tak mengenal sistem jual beli seperti saat ini, mereka melakukan sistem barter untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun seiring dengan kuatnya pengaruh budaya dari dunia luar, masyarakat Baduy mulai mengenal tukar menukar yang lebih modern. Masyarakat Baduy memiliki ketergantungan tinggi pada alam, meski begitu mereka mengelola alam dengan cara yang arif. Contoh salah satu mata pencaharian mereka adalah membuat gula Aren, untuk membuat gula aren orang Baduy menyadap pohon aren yang didapat dihutan sekitar kampung mereka. Untuk membuat gula, yang diambil dari pohon Aren adalah air Nira-nya, biasanya air Nira disadap dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Hasil sadapan ditampung dalam bambu yang disebut lodok. Air Nira yang sudah disadap diolah dengan cara digodok sampai mengental, jika sudah susah untuk diaduk tandanya air Nira siap dicetak. Gula aren dari Baduy banyak dicari orang, karena gula aren buatan Baduy rasanya pas atau tidak terlalu manis. Masyarakat Baduy memiliki ketahanan pangan yang sangat baik, setiap hasil pertanian, atau setelah panen padi, masyarakat Baduy tidak pernah menjualnya, melainkan mereka menyimpannya kedalam Leuit untuk menjaga ketersediaan pangan dalam waktu yang lama. 43

15 Padi yang disimpan bisa bertahan hingga 100 tahun dan Leuit juga dapat diwariskan ke anak cucu mereka. Leuit atau lumbung padi pada masyaraakat Baduy berbentuk seperti rumah panggung, dan hanya terdapat satu lubang dibagian atas yang berguna untuk memasukan dan mengambil padi. Jika persediaan beras untuk sehari hari sudah habis, mereka dapat mengambil padi yang disimpan pada Leuit dan biasanya kaum ibulah yang menumbuk padi hingga menjadi beras. Judul segmen TRADISI UPACARA SEBA BADUY Bulan penuh berkah dan suci bagi warga Baduy adalah di tanggal 17, 18 dan 19 bulan purnama dalam tanggalan adat Baduy. Dalam pertengahan bulan ini, warga Baduy melakukan puasa satu hari satu malam selama 3 bulan lamanya, yaitu puasa Kasa, puasa Karo, dan puasa Katiga. Setelah itu, masyarakat Baduy malakukan tradisi yang wajib dilaksanakan tiap tahunya; Seba Baduy, memberikan hasil bumi kepada pihak Pemerintah Kabupaten Lebak dan pihak Provinsi Banten. Karena terdapat perbedaan aturan bagi suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, maka proses menuju kantor pemerintahanpun menjadi perjalanan yang unik. Awalnya dimalam sebelum suku Baduy melakukan Seba, mereka memainkan alat musik semalaman di tempat Jaro Dainah, kepala suku Baduy Luar. Menjelang subuh, puluhan suku Baduy melakukan sarapan dan menyirih, sebelum melakukan perjalanan panjang menuju kawasan Pemerintah Kabupaten Lebak. Bagi Suku Baduy Dalam, mereka akan berjalan sejauh 70 km melewati jalanan beraspal dan juga hutan, menuju kawasan Pemerintah Kabupaten, tanpa menggunakan alas-kaki. Ini sudah menjadi aturan adat yang harus dipatuhi, jika 44

16 melanggar, maka akan ada sanksi tegas bagi mereka. Bekal yang dibawapun hanya sebuah tas yang terbuat dari akar. Menurut tokoh adat Baduy Dalam, Ayah Mursyid mengaku, sudah ratusan tahun suku Baduy melakukan tradisi jalan kaki tanpa alas untuk melakukan acara Seba Baduy. Setelah melewati jalur hutan, mereka akan melakukan ritual Damar Wilis atau bebersih di sungai Cigolear, hal ini dipercaya dapat membawa keselamatan dalam perjalanan. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke- Kecamatan Leuwidamar untuk bersilaturahmi dengan Camat. Dalam acara Seba ini, ribuan suku Baduy bergotong royong mempersiapkan hasil panen berupa Pisang, Gula Merah, Padi dan lainya. Dan setelah semua terkumpul, merekapun akan menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak untuk upacara puncaknya disana. Bagi warga Baduy Luar, mereka diperbolehkan menggunakan mobil menuju lokasi, sementara bagi Baduy Dalam, perjalanan masih terus dilakukan dengan berjalan kaki. Sesampainya dikantor Pemerintahan Kabupaten Lebak Banten, ritual Seba pun dimulai, acara dipimpin langsung oleh ketua adat atau Jaro. Dalam kesempatan ini, para sesepuh adat menjadi perwakilan ribuan masyarakat Baduy untuk menyampaikan beberapa pesan dari mereka, diantaranya agar Pemerintah mau melindungi dan mengakui keberadaan mereka serta menjaga kelestarian daerahnya. Sementara pihak pemerintahpun akan berusaha memfasilitasi yang terbaik untuk kemajuan warganya. 45

17 Ritual belum berakhir, karena warga Baduy akan melanjutkan perjalanan menuju Pendopo Banten untuk bersilaturahmi dengan Pemerintah Provinsi Banten yang berjarak 45 km dari kantor pemerintahan Kabupaten Lebak. Kali ini suku Baduy Luar pun bergabung dengan suku Baduy Dalam untuk berjalan kaki menuju Pendopo Gubernur yang berada di alun-alun kota Serang. Sesampainya di Pendopo, suku Baduy disambut oleh sejumlah pejabat tinggi Banten. Malam harinya merekapun kembali berdialog dengan pemerintah agar didukung untuk menjaga alam yang berada di Banten. Beginilah tradisi yang masih terus dipertahankan sejak ratusan tahun yang lalu, kekayaan budaya semacam ini mengandung nilai filosofis yang tinggi dan menjadi ajang silaturahmi antar warga dengan pemerintahnya. Tradisi Seba Baduy ini jelas menjadi perwujudan rasa cinta terhadap aturan adat dari leluhur mereka yang harus terus dihormati. Segmen akhir (NARASI PENUTUP) Seperti itulah kearifan lokal masyarakat Suku Baduy yang berada di tanah Banten. Kehidupan bermasyarakat Suku Baduy berjalan harmonis, seperti alam yang melingkupi tempat tinggal mereka, Asri, dan tetap terjaga kelestarianya. D. Musik / Sound Video Profil 1. Backsound Dalam perancangan video profil ini, penulis menggunakan ilustrasi musik atau backsound untuk menghidupkan suasana supaya lebih menarik. Beberapa backsound yang digunakan di tiap masing-masing segmen yaitu: Segmen Opening : Backsound menggunakan instrument Suling Sunda. 46

18 Judul segmen Asal-usul sebutan nama Baduy : Backsound menggunakan instrument Kecapi Suling-Jaka Sunda. Judul segmen Budaya Suku Baduy : Backsound menggunakan instrument Degung Sunda. Judul segmen Wilayah Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Sunda Walang Sungsang. Judul segmen Kelompok Masyarakat Suku Baduy : Backsound menggunakan Lagu Sunda Kecapi Suling Cianjuran. Judul segmen Arsitektur Rumah Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Degung Panggung. Judul segmen Sistem Pemeritahan Suku Baduy : Backsound menggunakan Kecapi Suling Kencana Sari. Judul segmen Interaksi Suku Baduy Dengan Masyarakat Luar : Backsound menggunakan Instrumen Sabilulungan Musik Sunda (Beautiful sundanese music from Indonesia). Judul segmen Mata Pencaharian Suku Baduy : Backsound menggunakan instrument Kecapi Suling Kulawu. Judul segmen Tradisi Seba Baduy : Backsound menggunakan musik Baduy Banten Angklung dan Kecapi Suling Kencana Sari. Musik penutup segmen/credit title : Backsound menggunakan instrument Ruh Ki Sunda Suling, perkusi dan Gamelan. 2. Sound Effect Pada perancangan video ini tidak banyak menggunakan sound effect karena di tiap segmen judul sudah didominasi dengan backsound atau musik instrument. Bagian yang menggunakan sound effect hanya pada animasi teks opening. Sound effect yang digunakan menggunakan sound effect dramatic instrument. 47

19 E. Spesisifikasi Teknis Video Profil 1. Format Akhir Video Output atau hasil akhir setelah proses editing dengan software Adobe Premiere maka master produk karya video ini di export dalam bentuk file Windows Media Audio /.*wmv. Spesifikasi video ini yaitu video HD dengan komposisi Frame width 1920 x Frame height 1080 dengan frame rate 25 frames/second. Alasan menggunakan resolusi HD 1920x1080 (widescreen) karena yang pertama atas permintaan dari pihak Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten dimana video ini akan diputar pada layar LED 42 inch. Dengan pemilihan resolusi ini kualitas gambar akan terlihat maksimal. Alasan yang kedua pemilihan resolusi tersebut karena saat ini masyarakat sudah banyak yang menggunakan layar jenis widescreen. Dengan tersebutlah karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat suku Baduy dibuat dengan format ukuran lebar. 2. Durasi Video Video profil ini memiliki durasi yaitu 30 Menit, durasi tersebut sudah termasuk dari beberapa komposisi yaitu; Condown timer, Animasi teks opening, Bumper Video opening, Isi atau inti pokok video dan Credit title. 48

20 F. Pengemasan Video Profil 1. Desain Cover CD/DVD Hasil akhir karya akan dikemas kedalam DVD dan berikut ini merupakan tampilan label CD Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Banten. 49

21 2. Desain Kemasan / DVD Berikut adalah desain kemasan CD/DVD karya Video Profil Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy. 50

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sangat kaya dengan budaya yang berbeda-beda. Salah saru diantaranya adalah masyarakat Kanekes (Baduy) yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Pada bagian ini akan disimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul. Kehidupan Masyarakat Baduy Luar Di Desa Kanekes

Lebih terperinci

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN Djumiko Abstrak Suku Baduy merupakan masyarakat yang hidup di daerah Lebak, Banten dan merupakan masyarakat yang hidup dengan tetap memelihara

Lebih terperinci

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Tujuan Komunikasi Video animasi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini bertujuan untuk melakukan perubahan pada pola permainan anak-anak pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ 83 4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ a. Sampul (Cover) Depan Gambar 3.30 Sampul Depan Buku Cerita Bergambar PASOSORÉ Sampul cerita bergambar berjudul PASOSORÉ dengan subjudul Kaulinan Barudak

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan hidup bersama dalam negara kesatuan RI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam keanekaragaman

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai sekarang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan diyakininya,

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dari Perancangan Program Features Televisi Lokal Surabaya Bertema Bike Adventure dengan Lingkup Jawa Timur untuk Dewasa ini dapat diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Video Teaser yang akan dibuat untuk acara Festival Video Edukasi (FVE) di Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan (BPMTPK) ini merupakan video teaser yang

Lebih terperinci

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat dan tradisi yaitu suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Iklan Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising)

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Dokumenter

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA 3.1 Analisa Data Lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang tenun baduy, Penulis mengadakan perjalanan ke salah satu desa pemukiman masyarakat

Lebih terperinci

3.1.2 Masyarakat Suku Baduy Kabupaten Banten memiliki masyarakat yang hingga kini tidak mengenal kebudayaan mesin yang modern, mereka tetap berpegang

3.1.2 Masyarakat Suku Baduy Kabupaten Banten memiliki masyarakat yang hingga kini tidak mengenal kebudayaan mesin yang modern, mereka tetap berpegang BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Budaya Banten 3.1.1 Tinjauan Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang Banten merupakan empat daerah yaitu, Kapupaten dan Kotamadya Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK Nomor : 1 Tahun 1991 Seri D PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK NOMOR : 13 TAHUN 1990 T E N T A N G PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA ADAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi....... 45 Gambar 2.3 Urutan Kerja Dalam Pra Produksi...... 52 Gambar 2.4 Urutan Kerja

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan kreatif penciptaan karya sastra merupakan refleksi pandangan pengarang yang direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Apa yang akan dibuat oleh penulis disini adalah sesuatu yang berhubungan dengan sebuah promosi bersifat komersial. Sebuah video promosi sebuah universitas di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi. BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab implementasi ini peneliti akan menjelaskan tentang penerapan semua rancangan yang telah dibuat dalam proses perancangan karya yang terdiri dari beberapa tahapan hingga menjadi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan proses lanjutan dalam proses pembuatan video, merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi dan di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia dan tanah tidak dapat dipisahkan. Manusia diciptakan dari tanah, hidup

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya yang berbeda-beda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan hasil sensus penduduk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi dan pasca produksi. Dimana proses pra-produksi telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut akan dijelaskan proses produksi

Lebih terperinci

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia PROLOG Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Itu potongan lagu yang sering saya nyanyikan di Sekolah Dasar ketika ada pengambilan nilai mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pada film Tugas Akhir ini menggunakan teknik penggabungan 2D dan 3D.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pada film Tugas Akhir ini menggunakan teknik penggabungan 2D dan 3D. 57 BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I bagian rumusan masalah, bahwa pada film Tugas Akhir ini menggunakan teknik penggabungan 2D dan 3D. Selanjutnya proses metode dan proses

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan animasi 3d perancangan simulasi 3d dibuat dalam bentuk video dengan resolusi gambar 1700 x 1133 pixel. Selain ditampilkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Foto

Teknik Pengambilan Foto Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Teknik Media Teknik perancangan media utama dan media pendukung menggunakan ilustrasi dengan warna-warna yang cerah. Dimana target audiencenya merupakan anak tingkat Sekolah

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Bermula dari kekhawatiran anak muda di zaman sekarang yang beberapa kurang memperhatikan adab dalam kesehariannya dan bahkan ada sebagian yang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 11 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Taman Nasional Gunung Halimun Salak 3.1.1 Sejarah, letak, dan luas kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1992 dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Tugas Akhir ini akan membuat sebuah video klip dengan menggunakan teknik

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Tugas Akhir ini akan membuat sebuah video klip dengan menggunakan teknik BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I bagian rumusan masalah, bahwa Tugas Akhir ini akan membuat sebuah video klip dengan menggunakan teknik clay motion dalam satu frame. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat telah berhasil menarik perhatian baik masyarakat asing maupun masyarakat lokal. Ketertarikan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe..

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak.. 17 Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. 18 Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : DEVITA NELA SARI NIM. 14148146 SEKAR MANIK

Lebih terperinci

Tinjauan Arsitektur Interior Tradisional Desa Kanekes

Tinjauan Arsitektur Interior Tradisional Desa Kanekes Jurnal Rekajiva Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Desain Interior Itenas/no.x/vol.xx Januari 2013 Tinjauan Arsitektur Interior Tradisional Desa Kanekes Jamaludin, M.Ginanjar Ilham Permadi,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. 1. Foto pada Surat kabar Radar Surabaya dalam Rubrik Surabaya Kota

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. 1. Foto pada Surat kabar Radar Surabaya dalam Rubrik Surabaya Kota BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Hasil Karya Selama proses kerja praktek dengan kurun waktu satu bulan, memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Foto pada Surat kabar Radar Surabaya dalam Rubrik Surabaya Kota

Lebih terperinci

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI 3.1 Lokasi Produksi Salatiga. Lokasi yang akan menjadi bahan untuk produksi tugas akhir ini adalah kota 3.2 Sumber Informasi Sumber informasi yang peneliti pilih dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Indonesia untuk anak sekolah dasar. Selanjutnya proses metode dan proses BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I bagian rumusan masalah, bahwa Tugas Akhir ini akan membuat sebuah CD pembelajaran pengenalan budaya Indonesia untuk anak sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Judul Perancangan CD Interaktif Judul perancangan CD Interaktif ini adalah Promosi Yuli Batik Motif Pekalongan. 5.1.2 Tema Perancangan Tema perancangannya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJAJARAN Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat.

UNIVERSITAS PADJAJARAN Jln. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat. KAJIAN PUBLIC RELATIONS BUDAYA DALAM KEGIATAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BADUY (Studi Etnografi Komunikasi tentang aktivitas Internal dan External Relations oleh Jaro Pamarentah pada masyarakat Kanekes Luar,

Lebih terperinci

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,

Lebih terperinci