Laporan Delegasi Dpr-Ri ke Sidang ke-9 ASEaN INTER-PaRLiaMENTaRY ASSEMBLY
|
|
- Yohanes Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Delegasi Dpr-Ri ke Sidang ke-9 ASEaN INTER-PaRLiaMENTaRY ASSEMBLY AIPA Caucus Tanggal Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta i
2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pecipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72: 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masimg-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/ atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). ii Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
3 Laporan Delegasi Dpr-Ri ke Sidang ke-9 ASEaN INTER-PaRLiaMENTaRY ASSEMBLY AIPA Caucus Tanggal Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2017 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta iii
4 Laporan Delegasi Dpr-Ri ke Sidang ke-9 ASEaN INTER-PaRLiaMENTaRY ASSEMBLY AIPA Caucus Tanggal Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPR RI 2017 Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) adalah alat kelengkapan DPR RI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama antara DPR RI dengan parlemen-parlemen negara lain baik secara bilateral maupun multilateral, termasuk organisasi regional/internasional yang menghimpun parlemen-parlemen dan/atau anggota-anggota parlemen. Lebih lanjut lihat Semua pertanyaan tentang hak dan izin, termasuk hak-hak tambahan sekaligus saran dan masukan dialamatkan ke: Sekretariat Kerjasama Organisasi Regional Biro Kerja Sama Antar-Parlemen Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Gedung Nusantara III Lantai 6 Jl. Jend Gatot Subroto Jakarta Indonesia Telepon , Faks oprbksap@dpr.go.id x halaman ; 21 cm x 28 cm ISBN: iv Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
5 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta v
6 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Assalamu alaikum Wr. Wb. Sejak pembentukan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), DPR RI telah memegang peran yang sangat aktif. Selain menjadi penggagas ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO) yang merupakan cikal bakal AIPA, DPR RI merupakan salah satu penggerak transformasi AIPO menjadi AIPA. Dengan perubahan Statuta AIPO menjadi AIPA, forum kerja sama antar parlemen di kawasan Asia Tenggara ini diharapkan menjadi satu institusi yang lebih efektif dan terintegrasi. Sejalan dengan dinamika di kawasan yang semakin mengemuka terutama setelah integrasi Komunitas ASEAN yang didahului dengan peluncuran Masyarakat Ekonomi ASEAN, peran AIPA menjadi semakin krusial. AIPA diharapkan mampu memberi solusi bagi tantangan bersama. Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam bentuk Resolusi tidak hanya mengendap dan menjadi arsip berdebu di sekretariat parlemen-parlemen anggota AIPA. Pembentukan AIPA Caucus yang disahkan di Singapura pada tahun 2007 diharapkan mampu menjadi salah satu mekanisme pengawasan implementasi resolusi-resolusi AIPA. Selain itu, AIPA Caucus menjadi sarana dialog untuk merumuskan kerangka acuan dalam pembuatan common legislation; membahas upaya-upaya harmonisasi legislasi yang dapat memfasilitasi kerjasama regional serta menyediakan platform untuk interaksi reguler antara AIPA dan ASEAN. Tahun ini DPR RI mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah AIPA Caucus. Dengan menjadi tuan rumah, DPR RI mendapat keleluasaan untuk menentukan agenda dan fokus pertemuan tahun ini. Sejalan dengan kepentingan nasional dan mengingat bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan wilayah yang didominasi oleh perairan, DPR RI mengangkat pembahasan isu maritim dalam perspektif politik. Laut merupakan sumber daya bersama yang harus dijaga kelestariannya, agar tragedy of the commons yang dikemukakan ekologis Gareth Hardins di tahun 1968 tidak menjadi kenyataan. vi Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
7 kata pengantar Perlindungan lingkungan laut dari degradasi lingkungan dan praktik yang merusak keanekaragaman hayati laut dan pesisir membutuhkan komitmen melebihi batas-batas negara. Kesepakatan yang telah dicapai di tingkat global melalui tujuan ke-14 dari Sustainable Development Goals (SDGs): Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for sustainable development harus diterjemahkan ke dalam konteks regional dan nasional. Namun, upaya perlindungan lingkungan dalam konteks tujuan yang lebih besar seperti pembangunan ekonomi suatu kawasan hanya dapat berjalan apabila didukung oleh kondisi damai dan adanya stabilitas keamanan, AIPA Caucus tahun ini mengangkat pula isu penyelesaian konflik damai di ASEAN. Rencana aksi B. 4 cetak biru Komunitas Politik Keamanan 2025 telah menyatakan Resolve differences and disputes by peaceful means, in accordance with the ASEAN Charter and principles of international law, including refraining from the threat or use of force as well as adopting peaceful dispute settlement mechanisms while strengthening confidence building measures, promoting preventive diplomacy activities and conflict resolution initiatives. Melalui pembahasan isu ini diharapkan dapat menegaskan kembali sentralitas ASEAN dan dukungan untuk mengefektifkan instrumen resolusi penanganan konflik yang dimiliki ASEAN. AIPA sebagai perwakilan masyarakat Asia Tenggara yang berorientasi pada rakyat memiliki posisi strategis untuk mengawal ASEAN dalam mengimplementasikan modalitas dan instrumen penyelesaian konflik yang dimiliki. Bagi AIPA dan ASEAN, tahun ini merupakan pula tahun yang bersejarah dimana ASEAN menginjak tahun emas keberadaannya dan AIPA memasuki usia 40 tahun. Momentum ini dimanfaatkan pula oleh DPR RI untuk menggelar sesi khusus di sela-sela Sidang untuk membahas rekomendasi upaya-upaya penguatan kapasitas organ pendukung AIPA baik Sekretariat AIPA maupun Sekretariat Nasional di masing-masing parlemen. Demikian pengantar singkat saya. Detail mengenai hasil kerja diplomasi parlemen di tingkat ASEAN terutama terkait topik-topik di atas termasuk pula implementasi resolusi-resolusi AIPA melalui legislasi di tingkat nasional dapat ditemukan secara komprehensif dalam laporan kerja ini. Selamat membaca. Billahitaufiq wal hidayah. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam/A-347 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta vii
8 Kata Pengantar oleh Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc...vi Daftar Isi...viii Pendahuluan A Dasar Pengiriman Delegasi... 3 B Susunan Delegasi DPR RI... 4 C Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi... 8 D Misi Delegasi... 8 E Persiapan Pelaksanaan... 8 Isi Laporan A Uraian Tentang Situasi Umum Persidangan B Hasil - Hasil yang Dicapai Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Rekomendasi Penutup Anggaran Keterangan Lampiran viii Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
9 daftar isi Lampiran Laporan Sidang Agenda Programme of Activities List of Delegations Opening Remarks_H.E. Dr. Fadli Zon Summary Table of the Status of Implementation of 37 th GA WG 1 - Country Report on Regional Maritime Cooperation WG 2 - Country Progress Report on Peaceful Resolution to Conflicts WG 3 - Country Progress Report on CITES Summary Report of the 9 th AIPA Caucus Report Working Group 1 Discussion on Regional Maritime Cooperation Report Working Group 2 Discussion on Peaceful Resolution to Conflicts Report Working Group 3 Discussion on Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora Report of The Special Session on Developing Aipa Capacity Recommendation of Special Session on Developing Aipa Capacity Kliping Media Album Foto Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta ix
10 x Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
11 bagian satu Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia PENDaHULUaN Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 1
12 2 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
13 AIPA Caucus dibentuk pada Sidang Umum ke-29 ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) di Singapura berdasarkan Resolusi No. Res28/GA/2007/ Pol/03. Pembentukan AIPA Caucus bertujuan untuk memantau tindak lanjut pelaksanaan resolusi-resolusi AIPA yang telah disahkan sebelumnya; merumuskan kerangka acuan dalam pembuatan common legislation; membahas upaya-upaya harmonisasi legislasi yang dapat memfasilitasi kerjasama regional serta menyediakan platform untuk interaksi reguler antara AIPA dan ASEAN. DPR RI telah turut aktif berpartisipasi pada sidang-sidang AIPA Caucus sejak pertama kali diselenggarakan pada bulan April 2009 di Kuala Lumpur. Berdasarkan rotasi tuan rumah penyelenggaraan Sidang AIPA Caucus, pada Sidang Umum AIPA ke-37 AIPA tahun 2016 di Myanmar, DPR RI ditetapkan menjadi tuan rumah Sidang ke-9 AIPA Caucus tahun Sidang yang mengusung tema Strengthening Maritime Cooperation and Peaceful Resolution to Conflicts in ASEAN telah diselenggarakan dengan lancar pada tanggal Juli 2017 di Fairmont Jakarta. Sidang ke-9 AIPA Caucus dihadiri oleh 74 (tujuh puluh empat) orang delegasi dari seluruh Parlemen Anggota AIPA (kecuali Filipina), Kementerian Luar Negeri Filipina, Perwakilan Thailand untuk ASEAN, Perwakilan Sekretariat ASEAN, Sekretaris Jenderal dan Sekretariat AIPA, Sekretariat GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit), Sekretariat ASEAN, Freeland (organisasi non-pemerintah yang memperjuangkan anti perdagangan ilegal satwa liar dan perbudakan manusia), dan perwakilan USAID. A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI Partisipasi Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR- RI) ke Sidang ke-9 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus pada tanggal Juli 2017 di Fairmont Jakarta, didasarkan atas Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor : 111/PIMP/V/ tanggal 10 Juli Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 3
14 B. SUSUNAN DELEGASI Susunan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus adalah sebagai berikut: Yth. Sdr. Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam Yth. Sdr. Fahri Hamzah, S.E. Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Yth. Sdr. Juliari P. Batubara Wakil Ketua BKSAP/ F-PDIP Yth. Sdr. H. Rofi Munawar, Lc Wakil Ketua BKSAP/ F-PKS 4 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
15 Yth. Sdr. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., MS. Wakil Ketua BKSAP/ F-PPP Yth. Sdri. Dra. Sarwo Budi Wiryanti Anggota Delegasi/F-PDIP Yth. Sdri. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. Anggota Delegasi/F-PDIP Yth. Sdr. Dony Maryadi Oekon, ST Anggota Delegasi/F-PDIP Yth. Sdr. Dave Akbarshah Fikarno, ME Anggota Delegasi/F-PG Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 5
16 Yth. Sdri. Dwie Aroem Hadiatie, S.I.Kom Anggota Delegasi/F-PG Yth. Sdri. Rachel Maryam Sayidina Anggota Delegasi/F-PGerindra Yth. Sdr. H. Syofwatillah Mohzaib, S.Sos Anggota Delegasi/ F-PD Yth. Sdr. Sartono, S.E., M.M Anggota Delegasi/ F-PD Yth. Sdr. H. Jon Erizal, S.E., MBA Anggota Delegasi/F-PAN 6 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
17 Yth. Sdri. Dra. Hj. Siti Masrifah, M.A. Anggota Delegasi/F-PKB Yth. Sdr. Drs. H. Mahfuz Sidik, M.Si. Anggota Delegasi/F-PKS Yth. Sdri. Hj. Nurhayati Anggota Delegasi/F-PPP Yth. Sdr. H. Hamdani, S.IP. Anggota Delegasi/F-PNasdem Yth. Sdr. Moh. Arief Suditomo, S.H., M.A Anggota Delegasi/F-P Hanura Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 7
18 C. MAKSUD DAN TUJUAN PENGIRIMAN DELEGASI Maksud dan tujuan pengiriman Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus yaitu: a. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya harmonisasi legislasi di negara-negara yang tergabung di dalam ASEAN, terutama di dalam harmonisasi legislasi kerjasama maritim, penyelesaian konflik di kawasan secara damai, dan juga perdagangan satwa liar illegal. b. Ikut serta di dalam mengidentifikasi legislasi yang akan diharmonisasi serta memastikan mekanisme implementasi yang efektif dari resolusiresolusi Sidang Umum AIPA c. DPR RI berperan aktif di dalam Sidang ke-9 AIPA Caucus yang merupakan salah satu bentuk dari diplomasi parlemen. d. Memberikan rekomendasi terhadap isu-isu yang dianggap relevan oleh Sidang ke-9 AIPA Caucus ini, e. Mempelajari praktik terbaik yang dilakukan oleh parlemen lainnya terkait isu yang dibahas di dalam Sidang ke-9 AIPA Caucus. f. Memperkuat hubungan kerjasama antar parlemen dan juga kerjasama dengan organisasi lainnya seperti ASEAN ataupun Freeland International. D. MISI DELEGASI AIPA Caucus merupakan salah satu upaya implementasi diplomasi DPR RI di kawasan untuk turut serta secara aktif mewujudkan ASEAN Community Vision ASEAN Community 2025 merupakan panduan ASEAN dalam meningkatkan kualitas integrasi ekonomi ASEAN dalam 10 tahun ke depan, yang meliputi ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Political-Security Community (APSC), dan ASEAN Socio-Culture Community (ASCC). E. PERSIAPAN PELAKSANAAN a. Persiapan Materi Materi yang dijadikan referensi bagi Delegasi DPR RI diolah oleh Sekretariat dan Tenaga Ahli BKSAP dan disusun berdasarkan masukan yang komprehensif dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. b. Rapat Delegasi DPR RI Sebelum pelaksanaan Sidang ke-9 AIPA Caucus, Delegasi DPR RI telah mengadakan rapat delegasi yaitu pada tanggal 17 Juli 2017 dengan mengundang Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menerima masukan mengenai isu-isu terkait dan melakukan koordinasi persiapan materi Delegasi untuk setiap sesi persidangan. 8 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
19 bagian dua Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia ISi LapORaN Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 9
20 10 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
21 A. URAIAN TENTANG SITUASI UMUM PERSIDANGAN Adapun rangkaian Sidang ke-9 AIPA Caucus adalah sebagai berikut: Courtesy Call Sebelum rangkaian acara persidangan dimulai, pada tanggal 18 Juli 2017 dilaksanakan Courtesy Call para Ketua Delegasi dan Sekretaris Jenderal AIPA, Hon. Mr. Isra Sunthornvut, kepada Wakil Ketua DPR RI bidang Korpolkam, Yth. Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc, yang didampingi oleh Wakil Ketua BKSAP, Yth. Sdr. Juliari P. Batubara, di Peacock Lounge, Fairmont Jakarta. Secara garis besar, Wakil Ketua DPR RI menyampaikan selamat datang dan terima kasih bagi seluruh delegasi yang hadir dan berharap bahwa Sidang yang akan berlangsung dapat berjalan dengan lancar serta menghasilkan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi terwujudnya Komunitas ASEAN. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 11
22 Opening Session Setelah acara Courtesy Call, dilanjutkan dengan acara pembukaan Sidang ke-9 AIPA Caucus di Ballroom 3, Fairmont Jakarta. Acara diawali dengan sambutan dari Sekretaris Jenderal AIPA, Hon. Mr. Isra Sunthornvut yang menggarisbawahi bahwa kini di usia 40 tahun kelahirannya adalah saatnya bagi AIPA untuk melakukan transisi, bergerak maju dan meningkatkan relevansi dengan ASEAN. AIPA diharapkan bisa menampung pandangan masyarakat ASEAN agar membuat AEC lebih kuat. AIPA harus menjadi suara utama opini dan ekspresi masyarakat ASEAN. Sekjen berharap AIPA menjadi lebih proaktif dan mewakili suara sejati masyarakat ASEAN. Beliau juga menekankan bahwa transformasi AIP A adalah proses yang terus berkembang yang memerlukan perhatian lebih dari Anggota Parlemen AIPA sebagai suara pemangku kepentingan masyarakat. Sidang ke-9 AIPA Caucus dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua DPR RI bidang Korpolkam, Yth. Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc.. Dalam sambutannya, beliau menggarisbawahi bahwa Sidang ke-9 AIPA Caucus merupakan forum penting untuk memastikan upaya terpadu dalam mengimplementasikan komitmen yang dibuat di Sidang Umum AIPA di tahun sebelumnya. Beliau mengakui adanya kemajuan pembangunan yang signifikan yang dibuat di ASEAN dan menyoroti kontribusi penting parlemen dalam menciptakan Masyarakat ASEAN. Beliau juga menekankan pentingnya tema Sidang ke-9 AIPA Caucus Strengthening Maritime Cooperation and Peaceful Resolution to Conflicts in ASEAN yakni untuk memastikan keamanan dan stabilitas regional, terutama mengingat arus obat-obatan terlarang, senjata, dan perdagangan manusia di sepanjang perairan Asia Tenggara. Beliau juga 12 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
23 memuji perkembangan reformasi demokrasi di kawasan ini, namun demikian, beliau juga menekankan bahwa tantangan tetap ada. Beliau juga menilai baik inisiatif menjadikan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES) sebagai agenda tetap pada AIPA Caucus. Selanjutnya, beliau menjelaskan secara singkat bahwa Special Session to Developing AIPA Capacity diadakan untuk mencari rekomendasi mengenai masa depan AIPA sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Beliau menekankan peran AIPA dalam upaya harmonisasi legislasi dan kebijakan dan dalam hal ini, untuk mengupayakan mekanisme regional untuk fondasi yang lebih kuat dalam menciptakan kesempatan ekonomi yang sama dan kesejahteraan bagi masyarakat ASEAN. First Plenary Session Setelah dibuka secara resmi, rangkaian persidangan AIPA Caucus diawali dengan Sesi Pleno Pertama yang bertempat di Ballroom 3, Fairmont Jakarta. Pada agenda pertama sesi ini, Chairperson of the 9 th AIPA Caucus, Yth. Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc., membuka sidang dan melaksanakan pemilihan Vice- Chairperson dan Sekretaris Sidang AIPA Caucus ke-9. Pada kesempatan ini Hon. Ms. Htoot May dari Myanmar ditetapkan sebagai Vice Chairperson of the 9 th AIPA Caucus dan Hon. Mr. Isra Sunthornvut, Sekretaris Jenderal AIPA sebagai Secretary of the 9 th AIPA Caucus. Setelah perkenalan seluruh delegasi oleh masing-masing Ketua Delegasi, sidang dilanjutkan dengan penetapan agenda dan program sekaligus penetapan 4 (empat) Chair untuk 3 (tiga) Working Groups dan Special Session. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 13
24 Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation Tema Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation penting bagi Indonesia di tengah visi poros maritim Indonesia dan mengingat kawasan Asia Tenggara merupakan wilayah yang didominasi oleh perairan dengan garis pantai sepanjang 173 ribu kilometer dan 80 persen wilayahnya merupakan lautan. Sumber daya kelautan sangat penting bagi kehidupan dan terkait erat dengan keamanan pangan, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama kemaritiman merupakan juga faktor esensial dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama Goal 14: Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for sustainable development. Diskusi mengenai pemanfaatan sumber daya kelautan juga dapat membahas mengenai kerja sama pengelolaan keamanan maritim mengingat stabilitas kawasan merupakan prasyarat mutlak bagi pencapaian keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan. Selain itu, pembahasan topik ini dapat menyentuh aspek pembangunan konektivitas maritim dalam upaya pemerataan kesejahteraan di kawasan sebagaimana termaktub dalam Masterplan on ASEAN Connectivity 2025 sebagai bagian dari pembentukan Masyarakat ASEAN Pada kesempatan ini, hadir Deputi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Maritim Republik Indonesia, Yth. Dr. Arif Havas Oegroseno sebagai Pembicara. Beliau menyatakan bahwa sebagian besar wilayah ASEAN terdiri dari perairan yang menyediakan sumber daya kelautan melimpah. Asia Tenggara terletak di posisi strategis sehingga banyak negara, seperti Malaysia, Indonesia dan Singapura dapat menempatkan diri mereka sebagai titik utama perdagangan maritim dunia. Karena itu, peran 14 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
25 ASEAN dalam perekonomian global jangan sampai terpinggirkan terutama dengan adanya peralihan pusat perekonomian ke kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara. Salah satu ancaman terhadap kelestarian laut di Asia Tenggara adalah sampah plastik. Dikhawatirkan pada tahun 2050, akan ada lebih banyak ikan pemakan plastik. Meningkatnya jumlah plastik mikro di lautan akan mencemari lautan dan berbagai makanan ikan seperti ganggang dan plankton. Hal ini pada akhirnya akan membawa dampak buruk bagi masyarakat di Asia Tenggara sebagai konsumen ikan. Dr. Oegroseno menggarisbawahi bahwa negara-negara Asia merupakan penyumbang utama sampah plastik dan oleh karena itu, sampah plastik di laut adalah salah satu masalah terbesar yang saat ini kita hadapi. Dia mengusulkan pengelolaan limbah padat sebagai salah satu topik penting yang harus dipikirkan Anggota Parlemen ASEAN. Ia menggarisbawahi bahwa negaranegara ASEAN kaya dengan tanaman industri yang bisa dijadikan bahan utama plastik bio degradable, seperti kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, atau singkong di Thailand dan Kamboja. Ini bisa menjadi salah satu isu bahwa ASEAN bisa bekerja sama. Beliau berharap ada kerjasama yang lebih baik antara negara-negara ASEAN untuk mengurangi sampah plastik laut. Dengan melakukan ini, kawasan maritim ASEAN akan lebih sehat dan bersih, sehingga mendorong pariwisata, lapangan kerja dan pada akhirnya memperbaiki perekonomian regional. Setelah paparan diatas, masing-masing delegasi menyampaikan Country Report on Regional Maritime Discussion. Selanjutnya dalam sesi Discussion on National Initiatives and Possible Common Legislation on Regional Maritim Cooperation ada beberapa tanggapan yang disampaikan oleh peserta. Sesi ini menghasilkan Report of the Working Group on Regional Maritime Cooperation yang akan dijadikan lampiran Report of the 9 th AIPA Caucus. Working Group 2 on Discussion on Peaceful Resolution to Conflicts Tema Working Group 2 on Peaceful Resolution to Conflicts dipilih dilatarbelakangi harapan agar AIPA dapat menjadi forum dialog mengenai beragam upaya penanganan konflik secara damai di ASEAN maupun situasi lainnya yang dapat mengancam stabilitas kawasan ASEAN ataupun menyita perhatian dunia internasional. Parlemen bersama-sama pemerintah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan kebijakan dan legislasi yang tepat dalam memastikan program-program yang mendorong keterlibatan berbagai stakeholders dalam mediasi konflik, deradikalisasi, pendidikan kewarganegaraan, penanaman nilai toleransi dan upaya-upaya lain yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan politik di kawasan. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 15
26 Pada kesempatan ini, turut hadir Southeast Asia Programme s Advisory Board of the Center for Strategic & International Studies (CSIS) dan Menteri Luar Negeri RI periode , Yth. Dr. Marty Natalegawa sebagai Pembicara. Dalam pidatonya, beliau mengakui bahwa Sidang AIPA Caucus ke-9 mewakili perwujudan komitmen ASEAN. AIPA adalah manifestasi masyarakat ASEAN yang berpusat dan berorientasi pada rakyat. Realitas proyek dan inisiatif ASEAN memerlukan legislasi dan kerangka kerja parlemen untuk memiliki efek positif. Ada perasaan terombang-ambing di kawasan dan dunia disebabkan kelambanan kebijakan, kontradiksi dan ketidakpercayaan. Penting bagi Sidang ke-9 AIPA Caucus ini untuk menegaskan sentralitas ASEAN. ASEAN telah memiliki instrumen penangananan resolusi konflik, namun saat ini tantangan yang dihadapi adalah sebagian besar instrumen tersebut tidak dimanfaatkan secara efektif. Hal tersebut menjadi tantangan bagi ASEAN dan AIPA dalam lima dekade ke depan. Dalam mendukung ASEAN untuk tetap menggunakan modalitas dan instrumen mereka untuk menyelesaikan konflik, AIPA memegang peran strategis untuk mengembangkan kemitraan yang kuat antara negaranegara ASEAN. ASEAN menjadi institusi yang langka, karena semua modalitas, instrumen dan kemungkinan untuk memecahkan konflik secara damai tersedia. Keberanian dibutuhkan untuk membuat ASEAN menjadi relevan untuk mengatasi isu-isu tradisional dan masalah abad ke-21 yang memerlukan kerja sama antara negara dan pemerintah. Oleh karena itu, ASEAN harus menunjukkan ketangkasan dan kemampuan beradaptasi dengan cara yang lebih terkini: solusi abad ke-21 untuk masalah abad ke-21. Setelah paparan diatas, masing-masing delegasi menyampaikan Country Report on Peaceful Resolution to Conflicts. Secara umum, Parlemen Anggota 16 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
27 AIPA berbagi keprihatinan yang sama terkait konflik yang terjadi di beberapa bagian ASEAN. Semua delegasi sepakat bahwa resolusi secara damai harus diprioritaskan, termasuk melalui diplomasi dan mediasi. Sesi ini menghasilkan Report of the Working Group on Peaceful Resolution to Conflicts yang akan dijadikan lampiran Report of the 9 th AIPA Caucus. Working Group 3 on CITES Working Group 3 on CITES merupakan wujud implementasi kemitraan antara AIPA dengan ASEAN Wildlife Law Enforcement Network untuk upaya pelestarian flora fauna di kawasan melalui CITES. Kedua lembaga sepakat untuk mengadakan sesi regular untuk membahas secara mendalam segala aspek CITES dan juga isu-isu terkait lainnya di AIPA Caucus. Special Session on Developing AIPA Capacity merupakan sesi khusus untuk pertukaran ideide penguatan kelembagaan AIPA. Pada kesempatan ini, Mr. Brian V. Gonzales, Partnership Specialist and Objective 3 Lead (USAID Wildlife Asia Activity) of Freeland memberikan presentasi mengenai Policy reforms: Going beyond arrests and seizures. Mr. Gonzales menyoroti beberapa kegiatan dengan AIPA. Pertama, peluncuran ARREST difasilitasi oleh Sekretaris Jenderal AIPA pada tahun Kedua, Resolusi yang dihasilkan pada Sidang Umum ke-33 di Lombok pada tahun 2012 dan kolaborasi yang ditingkatkan dengan Pertemuan Pejabat Tinggi ASEAN mengenai Kejahatan Transnasional (SOMTC) pada tahun Ketiga, peluncuran Buku Pegangan ASEAN tentang Kerjasama Hukum Untuk Memerangi Kejahatan Satwa di Luang Prabang tahun lalu. Buku pegangan ini digunakan sebagai dasar penyusunan undang-undang tentang konservasi satwa liar. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 17
28 Beliau menjelaskan bahwa produk legislatif telah dikembangkan dengan Parlemen Anggota AIPA dengan mitra pendukung undang-undang, seperti International Conservation Caucus Foundation (ICCF), US Department of Justice, US Congress Potential serta mitra potensial lainnya seperti Parlemen Inggris yang bersedia berkontribusi memberikan dukungan teknis dalam penelitian dan nasihat hukum. Di Thailand, Freeland bekerja sama dengan Mahkamah Agung untuk memantau dan meningkatkan hukum dan kebijakan untuk memerangi perdagangan satwa liar. Dia juga mengakui bahwa Freeland akan memperluas kerja sama mereka dengan mitra potensial lainnya seperti Asian Judges Network on the Environment, ASEAN Chief Justices Roundtable on the Environment dan Asian Development Bank. Dia berharap bahwa acara ini akan menghasilkan kerja sama regional yang melibatkan anggota parlemen anggota AIPA untuk menjalin jaringan dan kolaborasi lebih lanjut dalam memerangi perdagangan satwa liar. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh Ms. Sallie Yang, Legal Specialist (USAID Wildlife Asia Activity) of Freeland yang berjudul Combating Wildlife Trafficking: Best Practices and Innovations. Dia merekomendasikan Handbook on Legal Cooperation to Combat Wildlife Crime yang diluncurkan pada Sidang ke-8 AIPA Caucus tahun 2016 di Luang Prabang-Laos, sebagai pedoman untuk mereformasi atau mengembangkan undang-undang dan kebijakan dalam memberantas kejahatan satwa liar. Freeland mendorong inovasi dan praktik terbaik yang dapat dipelajari dan diadopsi oleh negara-negara ASEAN satu sama lain. Dia menyoroti beberapa inovasi dan praktik terbaik dari negara-negara ASEAN. Pertama, dengan mengalokasikan dana yang cukup untuk upaya pemberantasan satwa liar; 18 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
29 harmonisasi peraturan perundang-undangan di kawasan terkait satwa liar; memberikan reward bagi pemberi informasi terjadinya penangkapan satwa liar yang dilindungi; melibatkan komunitas dalam mencegah penangkapan satwa liar; spesialisasi hakim yang menguasai hukum terkait penangkapan satwa liar; kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat luas; penggunaan petisi online untuk menyentuh masyarakat secara lebih luas Setelah paparan diatas, masing-masing delegasi menyampaikan Country Report on CITES. Secara umum, beberapa perkembangan telah dicapai terkait penerapan CITES ke dalam undang-undang dan peraturan nasional. Meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda, Parlemen Anggota AIPA telah menetapkan mekanisme nasional masing-masing untuk memastikan pelaksanaan CITES yang tepat. Beberapa negara anggota bahkan melangkah lebih jauh dengan membentuk pengadilan khusus untuk mengadili kasuskasus yang melibatkan kejahatan lingkungan. Sesi ini menghasilkan Report of the Working Group on CITES yang akan dijadikan lampiran Report of the 9 th AIPA Caucus. Special Session on Developing AIPA Capacity Pada kesempatan ini, Sekretaris Jenderal AIPA, Hon. Isra Sunthornvut menyampaikan presentasi yang antara lain menyebutkan bahwa AIPA telah memasuki tahun ke 40 keberadaannya. Tantangan utama bagi AIPA adalah bahwa AIPA masih relatif belum diketahui Sekretariat bersedia membantu, mencari bantuan dari afiliasi dan mitra AIPA dalam proses rebranding. AIPA perlu membuat dirinya dikenal untuk mendorong harmonisasi kebijakan Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 19
30 di wilayah ini dan untuk mempromosikan peraturan yang harmonis di antara masyarakat. Ada jarak cukup jauh antara orang-orang dan anggota parlemen. Inilah yang dihadapi AIPA terkait hukum dan kebijakan. Rebranding akan menjadi cara yang efektif untuk mendistribusikan pesan AIPA. Pada Sidang Umum ke-38 AIPA bulan September 2017 mendatang, AIPA akan memperkenalkan logo barunya. AIPA saat ini sedang dalam proses pembenahan media sosial sehingga masyarakat bisa memiliki akses ke AIPA. Sekretaris Jenderal AIPA mendorong Anggota AIPA untuk mempromosikan AIPA Anda untuk ASEAN Kita. Sesi ini menghasilkan rekomendasi yang akan disampaikan pada Sidang Umum ke-38 AIPA bulan September B. AGENDA SIDANG Agenda Sidang ke-9 AIPA Caucus adalah sebagai berikut: Courtesy Call Heads of Delegation of AIPA Member Parliaments with H.E. Dr. Fadli Zon, Vice Speaker of the House of Representatives of the Republic of Indonesia Opening Session Remarks by Hon. Mr. Isra Sunthornvut, AIPA Secretary General Opening Remarks by H.E. Dr. Fadli Zon, Vice Speaker of the House of Representatives of the Republic of Indonesia Group Photo First Plenary Sesssion Appointment of Vice Chair of the 9th AIPA Caucus (next hosting Parliament) Appointment of Secretary of the 9th AIPA Caucus (Secretary General of AIPA) Introduction of Delegates Adoption of Tentative Agenda and Program of Activities Appointment of 4 (four) Chair for 3 (three) Working Groups and a Special Session; Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation Working Group 2 on Peaceful Resolution to Conflicts Working Group 3 on CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Special Session on Developing AIPA Capacity Presentation of the Reports on the Status of Implementation of the 37th AIPA General Assembly Resolutions from AIPA Member Parliament (10 minutes for each AIPA Member Parliament) General discussion 20 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
31 Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation Appointment of Secretary of the Working Group Speaker: H.E. Dr. Arif Havas Oegroseno, Deputy Minister for Maritime Sovereignty of the Coordinating Ministry for Maritime Affairs of the Republic of Indonesia Presentation of Country Report by AIPA Member Parliament (7 minutes for each AIPA Member Parliament) Discussion on national initiatives and possible common legislation Working Group 2 on Peaceful Resolution to Conflicts Appointment of Secretary of the Working Group Speaker: H.E. Dr. Marty Natalegawa, Southeast Asia Programme s Advisory Board of the Center for Strategic & International Studies (CSIS), Former Minister for Foreign Affairs of the Republic of Indonesia Presentation of Country Report by AIPA Member Parliament (7 minutes for each AIPA Member Parliament) Discussion on national initiatives and possible common legislation Working Group 3 on CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appointment of Secretary of the Working Group Presentation by representative of Freeland Presentation of Country Report by AIPA Member Parliament (7 minutes for each AIPA Member Parliament) Discussion on national initiatives and possible common legislation Special Session on Developing AIPA Capacity Presentation by Hon. Mr. Isra Sunthornvut, AIPA Secretary General Discussion and Recommendation Report of the Working Groups and Special Session of the 9 th AIPA Caucus Second Plenary & Closing Session Adoption of the Report of the 9th AIPA Caucus Date and Venue of the 10th AIPA Caucus Acceptance Speech by the next host parliament Signing the Report of the 9th AIPA Caucus Meeting by Head of Delegations Closing Remarks by H.E. Dr. Fadli Zon, Vice Speaker of the House of Representatives of the Republic of Indonesia Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 21
32 C. PARTISIPASI DELEGASI DPR RI Sebagaimana pada Sidang-sidang AIPA Caucus sebelumnya dan terutama selaku tuan rumah, Delegasi DPR RI telah berpartisipasi aktif dalam setiap sesi persidangan. First Plenary Session Sesi ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI bidang Korpolkam, Yth. Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Merujuk kepada Article I.(6) of Term of Reference of the AIPA Caucus, sidang menunjuk Hon. Ms. Htoot May dari Parlemen Myanmar sebagai Vice Chairperson of the 9 th AIPA Caucus dan Hon. Mr. Isra Sunthornvut, Sekjen AIPA sebagai Secretary of the 9 h AIPA Caucus. Pada sesi ini, masing-masing Parlemen Anggota AIPA yang hadir menyampaikan presentasi mengenai Reports on the Status of Implementation of the 37 th AIPA General Assembly Resolutions from AIPA Member Parliament. Terdapat 12 (sepuluh) Resolusi yang dihasilkan pada Sidang Umum ke- 37 AIPA di Luang Prabang, Laos, tahun 2016, yaitu: Resolving Internal and External Challenges Through Democratic Process and Achieving Peace and Stability Through Consultation, Consensus, and Negotiation (RES.37GA/2016/ POL/03); Strengthening Cooperation to Ensure Cyber security in ASEAN (RES.37GA/2016/POL/04); Enhancing Maritime Security Cooperation and Protection of Marine Resources in ASEAN (RES.37GA/2016/POL/05); Creating Job Opportunities and Decent Working Conditions in the Process of Enhancing Sustainable Economic Development (RES.37GA/2016/ECO/01); Strengthening the Growth of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in Entering and Optimizing the Global Value Chains by Improving Access to Finance and Technology, and Enhancing Productivity and Innovation (RES.37GA/2016/ ECO/02); Parliamentary Support for ASEAN Economic Community (AEC) Implementation (RES.37GA/2016/ECO/03); Strengthening Cooperation among AIPA Member Parliaments on Preparedness and Response to Zika Virus Infection (RES.37GA/2016/SOC/01); Strengthening Cooperation among AIPA Member Parliaments on the Implementation of Plan of Action to Materialize ASEAN Declaration on Strengthening Social Protection (RES.37GA/2016/ SOC/02); Enhancing Cooperation in Response to Climate Change in ASEAN (RES.37GA/2016/SOC/03); Sustainable Tourism (RES.37GA/2016/SOC/04); Decent Work for Women in ASEAN by Promoting Social Protection and Equal Opportunity (RES.37GA/2016/WAIPA/02); Extending the Maternity Benefits of Working Women in ASEAN (RES.37GA/2016/WAIPA/03). 22 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
33 Delegasi DPR RI yang diwakili oleh Yth. Sdr. Sartono Hutomo menyampaikan Country Report yang berisi pokok-pokok pikiran pembahasan implementasi resolusi yang dihasilkan AIPA pada Sidang Umum ke-37 antara lain: Di bidang politik, Delegasi Indonesia menegaskan komitmennya untuk membangun kelembagaan yang demokratis, termasuk melalui perang melawan korupsi. Indonesia mendorong ratifikasi instrumen internasional untuk penindasan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Indonesia pada tahun 2017 sedang dalam proses mendirikan Negara Cyber dan Cypher Agency untuk mempromosikan pengembangan ekosistem cyber yang tangguh dan aman. Dalam keamanan maritim, Indonesia telah mengambil beberapa inisiatif untuk memperbaiki keamanan maritim di perairan ASEAN melalui patroli yang terkoordinasi. Indonesia juga telah meratifikasi beberapa konvensi internasional mengenai keamanan maritim; Di bidang ekonomi, Indonesia telah menandatangani Indonesia Jobs Pact, sebuah adopsi nasional dari Pakta Lapangan Kerja Global ILO. Indonesia juga telah meratifikasi delapan konvensi dasar ILO. Indonesia berkomitmen untuk memperbaiki pilihan pekerjaan bagi masyarakat di daerah pedesaan. Indonesia mendukung pelaksanaan Rencana Aksi Strategis ASEAN untuk Pengembangan UKM (SAP SMED) untuk meningkatkan daya saing UMKM. Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia telah membentuk Kelompok Kerja untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, yang juga berfokus pada pengembangan UKM; Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 23
34 Di bidang sosial, Delegasi Indonesia menyatakan bahwa Otoritas Kesehatan Indonesia telah meningkatkan kapasitasnya dalam situasi darurat dan kesiagaan kesehatan untuk semua penyakit menular termasuk virus Zika. Indonesia telah membentuk dua badan jaminan sosial yang memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan. Indonesia telah mendirikan Badan Restorasi Lahan Gambut pada tahun 2016 untuk memulihkan ekosistem lahan gambut yang terdegradasi. Indonesia telah meratifikasi Persetujuan Paris pada tahun Indonesia berkomitmen untuk memperbaiki industri ekowisata melalui program insentif; dan, Di bidang WAIPA, Indonesia telah meratifikasi beberapa instrumen hukum internasional untuk mempromosikan kesempatan yang sama di tempat kerja dan perlindungan pekerja migran. Manfaat persalinan di Indonesia telah diperluas tidak hanya melalui peraturan cuti ibu hamil dan melahirkan tetapi juga dalam perlindungan kerja untuk wanita selama masa kehamilan. Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation Working Group I dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP, Yth. Sdr. Juliari P. Batubara, sebagai Chairperson of the Working Group I dan Hon. Ms. Nik Hafimi Abdul Haadii dari Parlemen Brunei Darussalam sebagai Secretary of the Working Group I. 24 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
35 Pada Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation, Yth. Dr. Evita Nursanty, M.Sc., menyampaikan presentasi mengenai Indonesia Country Progress Report on Regional Maritime Cooperation. Dalam presentasinya beliau menegaskan kembali pentingnya lautan dalam perdagangan dan transportasi dunia. Penting bagi samudra untuk tetap damai, menghindari konflik sumber daya alam dan sengketa teritorial. Indonesia memiliki visi untuk menjadi Global Maritime Fulcrum. Dia menyoroti tiga poin penting dalam memperkuat kerja sama maritim, yaitu: 1) merumuskan kerangka kerja hukum dan peraturan yang jelas; 2) membangun kerangka kelembagaan yang efektif sebagai badan pelaksana dari undang-undang dan peraturan yang berlaku; dan 3) terus memperkuat kerja sama maritim di semua tingkatan. Indonesia memiliki peran utama dalam meningkatkan kerja sama maritim dalam kerangka Indian Ocean Rim Association (IORA). Dia lebih jauh menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kerja sama maritim dalam kerangka sub-regional. Untuk mengatasi ancaman maritim, Indonesia telah memulai Kerjasama Trilateral dengan Malaysia dan Filipina. Dalam sesi Discussion on National Initiatives and Possible Common Legislation on Regional Maritim Cooperation, ada beberapa tanggapan yang disampaikan oleh peserta. Delegasi DPR RI mengungkapkan upayanya membuat pembatasan untuk penggunaan mal plastik di supermarket dan pusat perbelanjaan. Namun, kebijakan tersebut belum sepenuhnya berhasil menghilangkan penggunaan kantong plastik. Delegasi dari Kamboja Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 25
36 menyarankan AIPA untuk melarang kantong plastik di semua negara ASEAN dan mempromosikan penggunaan tapioka untuk menghasilkan kantong biodegradable. Delegasi DPR RI menyarankan agar kebijakan larangan plastik bisa dimulai dari Sidang-sidang AIPA. Misalnya dengan tidak menggunakan air mineral yang dikemas dalam botol plastik. Thailand menyoroti bahwa pendidikan publik adalah alat yang paling penting yang harus dilakukan dalam meningkatkan kesadaran akan dampak berbahaya kantong plastik. Seluruh delegasi akhirnya menyepakati untuk mengusulkan topik Marine Plastic Debris untuk diakomodasi sebagai salah satu Resolusi dalam Sidang Umum AIPA ke-38 yang akan datang di Filipina. Resolusi tersebut nantinya diharapkan dapat menggarisbawahi peran parlemen dalam mendorong Pemerintah untuk mengambil upaya yang diperlukan guna mengatasi isu sampah plastik di laut, termasuk melalui pengembangan rencana aksi nasional, pendidikan, mendorong penggunaan plastik daur ulang dan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Working Group 2 on Discussion on Peaceful Resolution to Conflicts Working Group 2 dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP, Yth. Sdr. Dave Akbarshah Fikarno, ME., sebagai Chairperson of the Working Group 2 dan Hon. Mr. Chhit Kim Yeat dari Parlemen Kamboja sebagai Secretary of the Working Group 2 26 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
37 Pada Working Group 2 on Peaceful Resolution to Conflicts, Yth. Sdr. H. Mahfuz Sidik, M.Si dalam presentasinya menggaribawahi bahwa konflik meninggalkan luka psikologis dan menghambat pembangunan nasional. Sangat penting untuk merumuskan dasar hukum dalam pengelolaan konflik sosial, yang juga menangani pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pascakonflik. Lebih lanjut dia menekankan bahwa pengelolaan konflik harus ditujukan untuk menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. Dia mendesak AIPA untuk kembali mendorong Negara-negara Anggota ASEAN untuk meningkatkan upaya bersama dalam pengelolaan konflik. Indonesia memiliki perhatian khusus pada situasi kemanusiaan dan keamanan kelompok minoritas di kawasan ini, dengan menghormati hak asasi manusia dan perlindungan semua masyarakat. Selanjutnya dalam sesi Discussion on National Initiatives and Possible Common Legislation on Peaceful Resolution to Conflicts, para delegasi mendukung inisiatif regional dan mekanisme kooperatif untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan untuk mempromosikan resolusi mengenai perselisihan maritim dengan cara damai berdasarkan hukum internasional. Delegasi juga berbagi pandangan yang sama mengenai pentingnya menyelesaikan konflik internal dan menjaga stabilitas domestik sebagai fondasi yang kuat dalam memastikan perdamaian dan stabilitas regional. Keberhasilan pembentukan Komunitas ASEAN terletak pada koeksistensi damai masyarakat multietnis, multikultural dan multiagama. Beberapa perkembangan telah dilakukan dalam perumusan dan penerapan undang-undang dan peraturan Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 27
38 terkait tentang pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pascakonflik. Anggota Parlemen AIPA juga secara aktif berpartisipasi dalam mekanisme bilateral, regional, dan internasional untuk memastikan penyelesaian konflik secara damai. Working Group 3 on CITES Working Group 3 dipimpin oleh Wakil Ketua BKSAP, Yth. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., MS, sebagai Chairperson of the Working Group 3 dan Hon. Mr. Viengthavisone Thephachanh dari Parlemen sebagai Secretary of the Working Group 2 Pada Working Group 3 on CITES, Yth. H. Hamdani, S.IP., menyampaikan presentasi mengenai Indonesia Country Progress Report on CITES. Beliau menginformasikan bahwa satwa liar Indonesia dan komoditas turunannya semakin berisiko diperdagangkan, termasuk gading gajah, trenggiling, larva lobster, kura-kura berhidung babi, burung hantu, elang, dan orang utan. Indonesia mendesak para pemimpin ASEAN dan AIPA untuk menaruh perhatian mereka terhadap masalah ini, untuk menghentikan aktivitas penyelundupan satwa liar yang terus meningkat. Perdagangan satwa liar yang ilegal memiliki rantai pasokan yang sangat kompleks, karena mungkin melibatkan banyak pihak, mulai dari pemburu hingga eksportir di banyak negara. Indonesia telah memulai amandemen Undang- Undang tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan sebagai alat untuk memperkuat kerangka hukum untuk deteksi dini perdagangan satwa liar. 28 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
39 Dia menggarisbawahi bahwa dampak aktivitas manusia terwujud pada semua skala ekologis, mulai dari perubahan jangka pendek dalam perilaku hewan hingga kepunahan global. Dia selanjutnya mengakui peran CITES dalam menangani perdagangan ilegal spesies yang terancam punah, yang hanya bisa dieliminasi dengan koordinasi dan kerjasama regional dan internasional yang efektif. Delegasi menyampaikan keprihatinan yang sama mengenai perlunya meningkatkan kolaborasi dan koordinasi lintas sektoral dalam pengawasan satwa liar, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, partisipasi dan keterlibatan masyarakat dan penguatan kerja sama regional dan internasional untuk memerangi kejahatan satwa liar. Indonesia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Kamboja juga menyebutkan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak berbahaya dari menurunnya jumlah satwa liar dan hilangnya habitat mereka. Masyarakat lokal harus menjadi pengawas di lingkungan alam mereka. Selanjutnya dalam sesi Discussion on National Initiatives and Possible Common Legislation on CITES, Indonesia menyarankan setiap Negara Anggota AIPA untuk menandatangani sebuah MoU yang mendukung pengembangan undang-undang dan kebijakan umum dalam mendukung pelaksanaan CITES. Indonesia dan Singapura mendukung saran Thailand bahwa Specialized Task Force within AIPA on tackling Illegal Trade of Wildlife Endangered Species and Siamese Rosewood harus dibentuk. Task Force ini mendukung ASEAN Working Group on CITES and Wildlife Enforcement (AWG-CITES Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 29
40 dan WE) dan diharapkan dapat bertemu secara teratur untuk mendukung dan mempromosikan harmonisasi, pengembangan, dan evolusi kerangka hukum dan kebijakan dalam melawan upaya perdagangan satwa liar di kawasan. Task Force juga akan memantau upaya pemberantasan kejahatan satwa liar. Selanjutnya, Parlemen Anggota AIPA menyepakati untuk terus memperbaiki strategi nasional mereka sebagai fondasi yang kuat dalam menciptakan kawasan ASEAN yang sah, bermartabat, dan beradab. Special Session on Developing AIPA Capacity Special Session on Developing AIPA Capacity dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI, Yth. Sdr. Fahri Hamzah, S.E., sebagai Chairperson of the Special Session on Developing AIPA Capacity. Pada pembukaan sesi, beliau menyatakan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi ASEAN adalah menciptakan kesadaran akan keberadaannya di antara Masyarakat ASEAN. AIPA dalam hal ini, telah melakukan upaya untuk mendekatkan masyarakat di kawasan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan keterlibatan AIPA dengan ASEAN untuk mencapai tujuan AIPA dalam mendukung visi dan sasaran ASEAN. Pada tahun 2007, AIPA Caucus dibentuk untuk membantu komite eksekutif memantau pelaksanaan resolusi AIPA. Lebih lanjut dia menekankan bahwa untuk mewujudkan tujuannya, pembangunan kelembagaan untuk AIPA sangat penting. Sebagai pemangku kepentingan ASEAN, penting bagi AIPA untuk menjangkau konstituen dengan cara yang paling mencerminkan kepentingan masyarakat. 30 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
41 Chairperson of the Special Session on Developing AIPA Capacity kemudian mengundang Parlemen Anggota AIPA untuk menyuarakan pendapat mereka dalam meningkatkan status AIPA. Indonesia, Malaysia dan Singapura menyarankan agar AIPA seharusnya membentuk forum diskusi yang lebih kecil antar delegasi untuk membahas isu-isu yang lebih spesifik. Laos dan Malaysia memandang bahwa AIPA harus secara reguler memberikan informasi terbaru terkait isu, kegiatan dan kebijakan di kawasan dalam rangka mengkoordinasikan kegiatan legislasi antar Anggota Parlemen AIPA. Thailand menyarankan agar website AIPA lebih informatif untuk menarik pelajar mempelajari lebih lanjut hukum dan kebijakan di kawasan. Brunei dan Kamboja berharap AIPA dapat melakukan harmonisasi kegiatan dan fokus pada membuat kebijakan bagi generasi mendatang. Pada akhir sesi, Chairperson menyampaikan bahwa Indonesia telah menyusun sejumlah rekomendasi untuk disahkan pada Sidang Umum ke-38 AIPA bulan September Sidang kemudian menyetujui untuk mengadopsi rekomendasi tersebut untuk dibahas lebih lanjut di Komisi Organisasi pada Sidang Umum ke-38 AIPA. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 31
42 D. HASIL-HASIL YANG DICAPAI Pertemuan diakhiri dengan mengadopsi Report of the 9 th AIPA Caucus yang ditandatangani oleh seluruh Ketua Delegasi. Report tersebut memuat rangkuman upaya Parlemen Anggota AIPA dalam mengimplementasikan resolusi-resolusi Sidang Umum ke-37 AIPA. Status Implementasi 37 th AIPA GA Resolutions: Political Matters Parlemen Anggota AIPA telah melakukan upaya terbaik mereka untuk memberikan kontribusi positif dalam penciptaan kawasan damai. Proses demokratisasi terus berjalan untuk mempercepat reformasi nasional. Berkenaan dengan tantangan globalisasi, beberapa Negara Anggota AIPA telah membentuk badan nasional untuk memperbaiki langkah-langkah keamanan dunia maya. Keamanan maritim telah menjadi salah satu isu utama yang berkaitan dengan penciptaan keamanan regional. Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk memperbaiki keamanan maritim di ASEAN, salah satunya melalui patroli yang terkoordinasi. Anggota Parlemen AIPA juga terus memperkuat undang-undang nasional mereka melalui ratifikasi instrumen hukum internasional mengenai masalah keamanan. 32 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
43 Economic Matters Anggota Parlemen AIPA pada umumnya memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pengembangan sumberdaya manusia melalui penciptaan sistem pendidikan yang lebih relevan, sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, termasuk dengan meningkatkan kualitas pendidikan teknik dan kejuruan. Parlemen Anggota AIPA juga berkomitmen untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat bagi bisnis dan investasi sebagai landasan utama keberhasilan pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN. Delegasi juga terus menyesuaikan peraturan nasional mereka untuk melindungi hakhak pekerja dan untuk mempromosikan kondisi kerja yang lebih baik. Semua Delegasi berbagi perhatian dan komitmen khusus untuk pengembangan UMKM, termasuk memperbaiki akses finansial bagi UKM; Membantu UKM dalam memanfaatkan teknologi digital; Meningkatkan kemampuan UKM dalam inovasi; Memajukan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing UKM, dan membantu UKM untuk terlibat dalam rantai nilai global. Social Matters Anggota Parlemen AIPA telah mendukung pemerintah Negara-negara Anggota AIPA untuk memperkuat kapasitas nasional dalam mencegah, mendeteksi dan mengendalikan infeksi dan penyebaran virus Zika. Langkah-langkah perlindungan sosial terus menjadi focal point dalam target pembangunan berkelanjutan dari Negara-negara Anggota AIPA. Meskipun dapat mengambil bentuk yang berbeda, Parlemen Anggota Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 33
44 AIPA telah melakukan upaya tertinggi mereka untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan yang baik dalam meningkatkan penghidupan dan kesejahteraan semua orang, khususnya masyarakat miskin dan yang paling rentan. Komitmen ini telah ditunjukkan melalui proses terus-menerus untuk memajukan langkah-langkah keamanan sosial terhadap kesehatan dan ketenagakerjaan. Dengan semakin banyaknya ratifikasi Persetujuan Paris oleh Negara-negara Anggota AIPA, Parlemen Anggota AIPA terus berkembang dalam menangani isu perubahan iklim. Beberapa negara telah membentuk komite nasional untuk menanggapi perubahan iklim. Selain itu, ekowisata telah menjadi bagian dari karakteristik ASEAN dengan undang-undang yang relevan mengenai industri pariwisata yang terus diformulasikan dan diadopsi. WAIPA Negara Anggota AIPA pada umumnya telah menjamin hak perempuan di tempat kerja untuk mendapatkan manfaat serupa dengan rekan laki-laki mereka. Partisipasi perempuan dan jumlah perempuan yang memegang jabatan tinggi di lembaga pemerintah dan swasta terus meningkat. Kebijakan pengarusutamaan gender terus diimplementasikan, bersamaan dengan upaya untuk meningkatkan keterampilan para remaja putri. Manfaat bersalin untuk wanita pekerja juga terus membaik. Di beberapa negara, durasi cuti melahirkan telah diperpanjang. Working Groups Setiap working group menghasilkan Report of Working Group yang akan dijadikan lampiran dalam Report of the 9 th AIPA Caucus dan akan diadopsi pada Sidang Umum ke-38 AIPA di Manlia - Filipina. 34 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
45 Working Group 1 sepakat untuk menjadikan isu Marine Plastic Debris sebagai salah satu resolusi yang akan dibahas pada Sidang Umum ke-38 AIPA di Manila - Filipina. Sidang juga menyepakati untuk mengadopsi hasil diskusi pada Special Session on Developing AIPA Capacity untuk didiskusikan lebih lanjut pada Komite Organisasi AIPA pada Sidang Umum ke-38 nanti. Rekomendasi tersebut, antara lain: 1) Mengembangkan AIPA untuk menjadi mitra setara ASEAN; 2) Untuk lebih mencerminkan aspirasi dan situasi regional dengan membangun mekanisme lain yang diperlukan di luar bisnis seperti biasa, seperti merumuskan inisiatif berbasis proyek, dengan mempertimbangkan modalitas untuk memobilisasi sumber internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan AIPA; 3) Membangun mekanisme baru untuk respon yang tepat waktu terhadap situasi regional; 4) Melakukan standardisasi prosedur pelaksanaan serta mekanisme pengawasan pelaksanaan Resolusi AIPA di tingkat nasional; 5) Memperkuat kerjasama AIPA dengan forum parlemen internasional dan regional lainnya; 6) Mereformasi Sekretariat AIPA; 7) Meningkatkan kapasitas masing-masing Sekretariat Nasional AIPA; dan 8) Mengkaji Statuta AIPA dan mengembangkan usulan perubahan yang diperlukan. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 35
46 36 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
47 bagian tiga Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia KESiMpULaN DaN SaRaN Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 37
48 38 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
49 A. KESIMPULAN a. Penyelenggaraan Sidang ke-9 AIPA Caucus yang diselenggarakan pada tanggal Juli 2017 di Fairmont, Jakarta, berjalan dengan lancar dan sukses sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan dan berdasarkan semangat kerjasama ASEAN. Delegasi DPR RI secara aktif berkontribusi dalam sesi-sesi yang dilaksanakan. b. Dalam sidang ini, Delegasi DPR RI telah menyampaikan secara komprehensif perkembangan inisiatif serta peran Indonesia dalam melaksanakan implementasi resolusi-resolusi yang diadopsi dalam Sidang Umum ke-37 AIPA tahun 2016 serta dalam topik mengenai Regional Maritime Cooperation, Peaceful resolution to Conflicts, CITES dan Developing AIPA Capacity. B. SARAN a. Sebaiknya hasil-hasil Sidang ini disampaikan pada Komisi-Komisi terkait di DPR. b. Koordinasi dengan kementerian/instansi terkait penting untuk dilanjutkan sebagai persiapan menjelang Sidang Umum ke-38 AIPA. c. Dilakukan tindaklanjut mengenai rancangan-rancangan resolusi yang akan diajukan ke Sidang Umum ke-38 AIPA sebagai mandat dari AIPA Caucus. d. Mendorong reformasi keorganisasian AIPA guna mensejajarkan AIPA dengan ASEAN dan memperkuat kapasitas AIPA dalam menghadapi dinamika kawasan di tengah upaya menuju Komunitas ASEAN. Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 39
50 40 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
51 bagian empat Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia PENUTUp Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 41
52 42 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
53 a. Anggaran Biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan Sidang ke-9 AIPA Caucus adalah Rp ,- (Satu Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Sembilan Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah). b. Keterangan Lampiran Laporan ini dilengkapi dengan: Agenda Program List of Participants Opening Remarks by Chairperson of the 9 th AIPA Caucus Indonesia Summary Reports on Status of Implementation of 36 th AIPA General Assembly Resolutions Indonesia Country Report on Regional Maritime Cooperation Indonesia Country Report on Peaceful Resolutions to Conflicts Indonesia Country Report on CITES Report the 9 th AIPA Caucus Meeting Reports of the Chairperson of the Working Groups and Special Session of the 9th AIPA Caucus Meeting Recommendation on Developing AIPA Capacity Kliping Media Dokumentasi Foto Demikian pokok-pokok laporan Delegasi DPR RI Sidang ke-9 ASEAN Inter- Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus yang telah diselenggarakan pada tanggal Juli 2017 di Fairmont Jakarta, Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, Juli 2017 Ketua Delegasi, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam/A-347 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 43
54 44 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
55 lampiran satu Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia LapORaN SiDaNG Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 45
56 46 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
57 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 47
58 48 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
59 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 49
60 50 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
61 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 51
62 52 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
63 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 53
64 54 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
65 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 55
66 56 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
67 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 57
68 58 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
69 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 59
70 60 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
71 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 61
72 62 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
73 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 63
74 64 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
75 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 65
76 66 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
77 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 67
78 68 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
79 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 69
80 70 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
81 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 71
82 72 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
83 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 73
84 74 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
85 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 75
86 76 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
87 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 77
88 78 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
89 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 79
90 80 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
91 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 81
92 82 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
93 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 83
94 84 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
95 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 85
96 86 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
97 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 87
98 88 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
99 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 89
100 90 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
101 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 91
102 92 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
103 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 93
104 94 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
105 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 95
106 96 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
107 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 97
108 98 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
109 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 99
110 100 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
111 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 101
112 102 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
113 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 103
114 104 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
115 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 105
116 106 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
117 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 107
118 108 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
119 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 109
120 110 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
121 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 111
122 112 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
123 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 113
124 114 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
125 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 115
126 116 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
127 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 117
128 118 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
129 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 119
130 120 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
131 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 121
132 122 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
133 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 123
134 124 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
135 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 125
136 126 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
137 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 127
138 128 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
139 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 129
140 130 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
141 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 131
142 132 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
143 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 133
144 134 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
145 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 135
146 136 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
147 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 137
148 138 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
149 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 139
150 140 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
151 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 141
152 142 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
153 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 143
154 144 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
155 lampiran dua Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia KLipiNG MEDia Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 145
156 146 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
157 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 147
158 148 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
159 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 149
160 150 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
161 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 151
162 152 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
163 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 153
164 154 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
165 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 155
166 156 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
167 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 157
168 158 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
169 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 159
170 160 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
171 lampiran tiga Caucus Meeting Juli 2017 Fairmont, Jakarta Indonesia ALBUM FOTO Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 161
172 Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan (KORPOLKAM) Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., Courtesy Call dengan para Ketua Delegasi sebelum pembukaan Sidang ke-9 AIPA Caucus Wakil Ketua DPR RI Bidang KORPOLKAM, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., memberikan sambutan pada pembukaan Sidang ke-9 AIPA Caucus 162 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
173 Delegasi DPR RI pada acara pembukaan Sidang ke-9 AIPA Caucus Delegasi berfoto bersama seusai pembukaan Sidang ke-9 AIPA Caucus Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 163
174 Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, Dr. Arif Havas Oegroseno menyampaikan pidato pada Working Group 1 on Regional Maritime Cooperation Anggota Advisory Board dari Center for Strategic & International Studies (CSIS) sekaligus Menteri Luar Negeri RI tahun , Dr. Marty Natalegawa menyampaikan pidato pada Working Group 2 on Peaceful Resolution to Conflicts 164 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
175 Wakil Ketua DPR RI Bidang KORKESRA Fahri Hamzah, S.E.,sebagai Chairperson of the Special Session on Developing AIPA Capacity Suasana Sidang ke-9 AIPA Caucus Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta 165
176 Konferensi pers pada Sidang ke-9 AIPA Caucus Wakil Ketua DPR RI Bidang KORPOLKAM, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., memberikan pernyataan kepada awak media 166 Laporan Delegasi DPR RI ke Sidang ke-9 AIPA Caucus Juli 2017 Fairmont Jakarta
Assalamu alaikum Wr.Wb.
ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY PRESS RELEASE PENYELENGGARAAN EXCOM dan AIFOCOM MEETING Yogyakarta, 9 10 July 2012 ----------------- Assalamu alaikum Wr.Wb. Terima kasih atas atensi dan kehadiran rekan-rekan
Lebih terperinciLAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE 5TH MEETING OF ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) CAUCUS MEI 2013 DI DA LAT, VIETNAM
LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE 5TH MEETING OF ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) CAUCUS 11 14 MEI 2013 DI DA LAT, VIETNAM I. PENDAHULUAN A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI Partisipasi Delegasi DPR RI
Lebih terperinciS E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA)
S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) Pendahuluan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) dulunya bernama ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO). Proses kelahirannya
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013)
RENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013) A. Pengiriman Delegasi 1. Pengiriman Delegasi DPR-RI ke the 16th General Assembly of Asia-Pacific Parliamentarians
Lebih terperinciINTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21
INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21 INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21 Penyunting: Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, MA Penulis: Lisbet, SIP, MSi Dina Martiany, SH,
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciPIDATO KETUA DPR-RI Dr. MARZUKI ALI PADA SIDANG PLENO I AIPA GENERAL ASSEMBLY KE-32 PHNOM PENH, THE KINGDOM OF CAMBODIA
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR-RI Dr. MARZUKI ALI PADA SIDANG PLENO I AIPA GENERAL ASSEMBLY KE-32 PHNOM PENH, THE KINGDOM OF CAMBODIA Yang Mulia Presiden ASEAN Inter-Parliamentary
Lebih terperinciKERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN
LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.
Lebih terperinciPESAN AIPA OLEH Y.M. TAN SRI DATUK SERI PANGLIMA PANDIKAR AMIN BIN HAJI MULIA PRESIDEN AIPA & KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MALAYSIA
PESAN AIPA OLEH Y.M. TAN SRI DATUK SERI PANGLIMA PANDIKAR AMIN BIN HAJI MULIA PRESIDEN AIPA & KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MALAYSIA PERTEMUAN TATAP MUKA PEMIMPIN ASEAN DENGAN PERWAKILAN ASEAN INTER-PARLIAMENTARY
Lebih terperinciASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)
ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat
Lebih terperinciL A P O R A N DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COUNCIL ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) TANGGAL MEI 2013 DI TEHRAN, IRAN
1 L A P O R A N DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COUNCIL ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) TANGGAL 06 07 MEI 2013 DI TEHRAN, IRAN I. PENDAHULUAN The Asian Parliamentary Assembly (APA) Executive Council Meeting
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE MATERI: ASEAN COMMUNITY DAN REALITAS BANGSA
Hari, tanggal : TERM OF REFERENCE MATERI: ASEAN COMMUNITY DAN REALITAS BANGSA Tujuan : Mencapai profil poin 1 1. A. Mahasiswa memahami secara umum salah satu aspek; sosial, ekonomi, budaya, teknologi,
Lebih terperinciDEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA
DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN ASEAN CONVENTION AGAINST TRAFFICKING IN PERSONS, ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN (KONVENSI ASEAN MENENTANG PERDAGANGAN ORANG, TERUTAMA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN NAGOYA PROTOCOL ON ACCESS TO GENETIC RESOURCES AND THE FAIR AND EQUITABLE SHARING OF BENEFITS ARISING FROM THEIR UTILIZATION TO THE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciMENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON THE ASEAN POWER GRID (MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009
Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek
BAB V KESIMPULAN Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk
Lebih terperinciPeran DPR RI dalam Agenda. Hj. Siti Masrifah Anggota Komisi IX DPR RI Panitia Kerja SDGs BKSAP DPR RI
Peran DPR RI dalam Agenda 2030 melalui Panja SDGs Hj. Siti Masrifah Anggota Komisi IX DPR RI Panitia Kerja SDGs BKSAP DPR RI Dasar Keterlibatan DPR dalam SDGs UUD 1945 dengan Perubahannya DPR memegang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)
Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan
BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan masyarakat di Asia Tenggara meluas mencangkup persolan-persoalan yang tidak terbatas pada
Lebih terperinciAssalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Salam sejahtera bagi kita semua;
OPENING REMARKS by: H.E. Dr. Marzuki Alie Speaker of the Indonesian House of Representatives Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Salam sejahtera bagi kita semua; Yang kami hormati, Para Delegasi
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JUNCTO
Lebih terperinciASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN
1 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PERESMIAN PROGRAM MECU (MOBILE EDUCATION CONSERVATION UNIT) DAN PENYERAHAN SATWA DI DEALER FORD ROXY MAS HARI JUMAT TANGGAL 11 MARET
Lebih terperinciTOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL
TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA Salah satu langkah penting dalam diplomasi internasional adalah penyelenggaraan KTT Luar Biasa ke-5 OKI untuk penyelesaian isu Palestina
Lebih terperinciTransnational Organized Crime (TOC)
Hukum di Indonesia untuk Melindungi Satwa Liar Ani Mardiastuti aniipb@indo.net.id Fakultas Kehutanan IPB Transnational Organized Crime (TOC) Terorisme Penyelundupan senjata Narkoba Kejahatan dunia maya
Lebih terperinci2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur
No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017
Lebih terperincisebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.
BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik
Lebih terperinciGROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang
GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY (Catatan Pertemuan the 8 th ASEAN Finance Ministers Investor Seminar (AFMIS), 8 November 2011, Jakarta I. Latar Belakang (Nugraha Adi) Kawasan ASEAN telah menjadi
Lebih terperinciKota, Negara Tanggal, 2013
Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan
Lebih terperinciMASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI
MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI MASALAH NEGARA KEPULAUAN Di ERA GLOBALISASI Penyunting: Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, MA Penulis: Dra. Adirini Pujayanti, M.Si Lisnawati, SSi, M.Si Yuni
Lebih terperinciPERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL
PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Peran Indonesia dalam
Lebih terperinciSTATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA
STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) ARIFIN RUDIYANTO Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Rapat Koordinasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN NAGOYA PROTOCOL ON ACCESS TO GENETIC RESOURCES AND THE FAIR AND EQUITABLE SHARING OF BENEFITS ARISING FROM THEIR UTILIZATION TO THE
Lebih terperinciKEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke
KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA Penyunting Humphrey Wangke Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2011
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciPidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi
Pidato Menlu RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa Pada Pertemuan Pejabat Tinggi Untuk Pembentukan ASEAN Supreme Audit Institutions (SAI), Jakarta, 13 Oktober 2011 Kamis, 13 Oktober 2011 Mohon diperiksa disesuaikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciPROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI
PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut
Lebih terperinciDEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA
Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LUAR NEGERI RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.1 PERUNDINGAN DAN PENYELESAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE MEMBER STATES OF ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) AND
Lebih terperincimemberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan
INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek
Lebih terperinciPERSETUJUAN TRANSPORTASI LAUT ANTARA PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK Pemerintah-pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja,
Lebih terperinci1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)
1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) Adopsi Amandemen untuk Konvensi Internasional tentang Pencarian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI LUAR NEGERI ---------------------------------------------------
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270 LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) STANDING COMMITTEE ON ECONOMIC AND SUSTAINABLE
Lebih terperinciMUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM
MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai
Lebih terperincilebih banyak pihak yang akan hadir dalam General Assembly nanti. Mengenai materi presentasi juga mereka dapat diminta bantuannya untuk membawakan
PRESS RELEASE DELEGASI DPR-RI MENGHADIRI FIRST CONTACT GROUP MEETING OF PARLIAMENTARIANS FOR EDUCATION IN THE UNESCO NEW DELHI CLUSTER COUNTRIES OF BANGLADESH, BHUTAN, INDIA, MALDIVES, NEPAL, AND SRI LANKA
Lebih terperinciCONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE
LAPORAN KEGIATAN BKSAP DPR RI MENJADI NARA SUMBER DALAM SEMINAR INTERNASIONAL : PROSES DAN TUJUAN DENGAN TEMA CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE TANGGAL 10-11 JUNI 2013,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciKomite Advokasi Nasional & Daerah
BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT NOMOR : 41B/ RI/I/2009-2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, Menimbang
Lebih terperinciMengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum
Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kebijakan dan Konvensi Internasional yang berdampak pada Perdagangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciLAPORAN DELEGASI DPR RI KE AIPA & ASEAN SECRETARIAT RETREAT
1 LAPORAN DELEGASI DPR RI KE AIPA & ASEAN SECRETARIAT RETREAT 4-7 September 2012 Hotel Ayodya Resort, Nusa Dua Bali --------------------------------------------------- I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015
PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2015-2016 SENIN, 16 NOVEMBER 2015 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2015 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN. c.bahwa... melaksanakan hubungan dan kerja sama internasional untuk mencegah dan memberantas tindak pidana
SALINAN PRES I DEN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN ASEAN CONVENTION AGAINST TRAFFICKING IN PERSOJV$ ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN (KONVENSI ASEAN MENENTANG PERDAGANGAN ORANG, TERUTAMA
Lebih terperinciBUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA
BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah
Lebih terperinciRoyal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas
Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh
Lebih terperinciDIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciKajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik
Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME
Lebih terperinciASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)
ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen
Lebih terperinciLaporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017
Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Ketua Delegasi Indonesia pada HLD RECI UN-ESCAP Bangkok,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;
LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA
Lebih terperinciKeterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011
Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ
Lebih terperinciPernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016
Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016 PERNYATAAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN FEDERASI RUSIA KEDIAMAN PRESIDEN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2012 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5343) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM. Penyunting Poltak Partogi Nainggolan
PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM Penyunting Poltak Partogi Nainggolan Pusat Pengkajian dan Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI Tahun 2010 i PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN
Lebih terperinciKebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5518 PENGESAHAN. Konvensi. Penanggulangan. Terorisme Nuklir. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 59) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciKEYNOTE ADDRESS INTERNATIONAL CONFERENCE PRINCIPLES FOR ANTI-CORUPTION AGENCIES (ACA)
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEYNOTE ADDRESS INTERNATIONAL CONFERENCE PRINCIPLES FOR ANTI-CORUPTION AGENCIES (ACA) Hotel JW. Mariot, Jakarta, 26 November 2012 Yang Saya Hormati; Ketua
Lebih terperinciK143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975
K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang
Lebih terperinciJURNAL PERJANJIAN INTERNATIONAL
JURNAL PERJANJIAN INTERNATIONAL EDISI KHUSUS KUNJUNGAN RAJA ARAB SAUDI 1 9 MARET 2017 Treaty Journal diterbitkan oleh Ditjen HPI cq Setditjen HPI secara berkala (kuartal) dan memuat perjanjian internasional
Lebih terperinciBismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERISIKO TINGGI DAN BERBAHAYA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA
ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian
Lebih terperinciNASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)
NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA) 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Protokol Piagam ASEAN
Lebih terperinci