BAB 1 BAB 1 - PENDAHULUAN. Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Transkripsi

1 BAB 1 BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai salah satu lembaga keuangan yang dibentuk dan dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, mengemban amanat untuk mendorong kinerja ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) yang salah satu diantaranya adalah mendorong sektor Usaha Kecil dan Menengah berorientasi ekspor (UKME) melalui peningkatan kemampuan produksi yang berdaya saing tinggi dan memiliki keunggulan untuk ekspor. Adapun bentuk PEN diberikan dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan/atau asuransi. Sebagai suatu sistem organisasi, proses pelaksanaan PEN dilaksanakan oleh seluruh unit kerja dalam struktur organisasi LPEI. Unit kerja tersebut berdasarkan fungsi dikategorikan dalam unit kerja bisnis, unit kerja penunjang dan unit kerja pengawas. Dalam kaitannya mendukung kegiatan ekspor yang dilaksanakan oleh segmen UKME, terdapat 5 (lima) unit kerja bisnis yang bertanggungjawab, yaitu Divisi Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah, Kantor Wilayah Medan, Kantor Wilayah Surakarta, Kantor Wilayah Surabaya dan Kantor Wilayah Makassar. 1

2 (Miliar Rupiah) Dilihat dari aspek finansial, kinerja kelima Unit Kerja tersebut dalam pelaksanaan PEN terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2015, tercatat kinerja penyediaan fasilitas pembiayaan untuk segmen UKME mencapai Rp7,27 Triliun atau tumbuh sebesar 60,34% (yoy), fasilitas penjaminan mencapai Rp6,25 Triliun atau tumbuh sebesar 72,13% (yoy) dan fasilitas asuransi ekspor penjaminan mencapai Rp1,21 Triliun atau tumbuh sebesar 72,06% (yoy). Secara keseluruhan, total aktiva produktif LPEI pada tahun 2015 telah mencapai Rp85,92 Triliun atau meningkat sebesar 39,64% (yoy). Gambar 1.1 Grafik Kinerja Penyaluran Pembiayaan Segmen UKME, Penjaminan dan Asuransi Ekspor 8, , , , Asuransi ,207.3 Penjaminan , , , ,247.3 Pembiayaan Segmentasi UKM , , , , ,266.6 Sumber : Laporan Tahunan LPEI, Rumusan Masalah Sejak didirikan pada tahun 2009 peningkatan bisnis LPEI masih memiliki kendala, khususnya terkait sebaran secara geografis penyaluran pembiayaan segmen UKME, penjaminan dan asuransi ekspor. Kegiatan bisnis tersebut masih terpusat di pulau Jawa. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebab 2

3 adalah belum maksimalnya masing-masing unit kerja terkait untuk mengoptimalkan potensi bisnis di cakupan wilayah kerjanya. Gambar 1.2 Sebaran Pembiayaan Ekspor Kepada Pelaku Ekspor Segmen UKME LPEI Tahun 2015 Sumber : Internal LPEI, diolah. Di tahun 2015, ditinjau dalam skala ekonomi Divisi Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah mencakup 7 provinsi dengan luas spasial seluas 336 km 2 memiliki share sebesar 56,10% dari total nilai ekspor segmen UKME di Indonesia atau memiliki total nilai ekspor segmen UKME sebesar US$18,89 Miliar. Sementara luas spasial masing-masing jaringan kantor adalah sebagai berikut: a) Kantor Wilayah Medan memiliki luas spasial 338 km 2 memiliki share sebesar 13,87% dari total nilai ekspor segmen UKME di Indonesia atau memiliki total nilai ekspor segmen UKME sebesar US$4,67 Miliar. b) Kantor Wilayah Surakarta memiliki luas spasial 319 km 2 memiliki share sebesar 14,21% dari total nilai ekspor segmen UKM di Indonesia atau memilki total nilai ekspor segmen UKM sebesar US$4.79 Miliar. 3

4 c) Kantor Wilayah Surabaya memiliki luas spasial 159 km 2 memiliki share sebesar 13,96% dari total nilai ekspor segmen UKM di Indonesia atau memiliki total nilai ekspor segmen UKM sebesar US$4,70 Miliar. d) Kantor Wilayah Makassar memiliki luas spasial 683 km 2 memiliki share sebesar 1,86% dari total nilai ekspor segmen UKM di Indonesia atau memiliki total nilai ekspor segmen UKM sebesar US$0,63 Miliar. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) LPEI Tahun 2016 memiliki rencana untuk mendirikan Kantor Pemasaran pada 4 (empat) lokasi di seluruh wilayah Republik Indonesia yang dinilai strategis dalam rangka mendukung pelaksanaan visi dan misi lembaga Pertanyaan Penelitian Memperhatikan pendirian Kantor Pemasaran sebagaimana tercantum di dalam RKAT LPEI Tahun 2016 sebagai salah satu bentuk strategi pengembangan bisnis LPEI, permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah dimanakah provinsi yang dinilai potensial sebagai kandidat lokasi pendirian Kantor Pemasaran di seluruh wilayah Republik Indonesia? 1.4. Tujuan Penelitian Penulisan Tesis ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi provinsi yang dinilai layak untuk dilakukan pendirian Kantor Pemasaran dengan berdasarkan hasil analisa yang antara lain meliputi: (i) kinerja ekonomi terkait 4

5 ekspor, (ii) portofolio kredit perbankan dan (iii) kelayakan investasi pendirian kantor pemasaran Manfaat Penelitian Bagi kalangan akademika, manfaat dari penulisan tesis ini adalah untuk dapat mengetahui bagaimana penentuan lokasi pendirian jaringan kantor lembaga keuangan non-bank di suatu wilayah dengan hal-hal yang harus menjadi perhatian khusus dalam proses pendiriannya yang memiliki perbedaan dengan proses pendirian lembaga keuangan lain pada umumnya seperti Bank Batasan Penelitian Penelitian ini terbatas pada analisa provinsi-provinsi di Indonesia sebagai lokasi yang dinilai potensial sebagai bagian dari proses pendirian Jaringan Kantor dalam bentuk Kantor Pemasaran. Adapun proses analisa dilakukan atas kondisi ekonomi terkait ekspor dengan tetap memperhatikan kondisi pasar Struktur Penulisan Bab 1 Bab 2 Pendahuluan penelitian. Landasan teori yang menjadi acuan untuk mendapatkan kesimpulan dari tujuan kajian. Bab 3 Penjabaran metode penelitian dan profil LPEI. 5

6 Bab 4 Analisa potensi ekspor pelaku ekspor segmen UKME di Indonesia masing-masing jaringan kantor LPEI. Bab 5 Kesimpulan dan rekomendasi. 6