Perkembangan Uang Beredar (M2)
|
|
- Hartono Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh 14,8 meningkat dibanding periode ember (13,5%;yoy). Perkembangan M2 tersebut dipengaruhi oleh penyaluran kredit yang tumbuh 21,4 melambat dibanding periode ember (21,9%;yoy). Perlambatan kredit tersebut diimbangi oleh ekspansi operasi keuangan pemerintah sesuai dengan pola tahunan yang meningkat di akhir tahun. Pertumbuhan M2 yang ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan simpanan masyarakat di perbankan tersebut salah satunya didorong oleh kenaikan suku bunga Simpanan Berjangka 1, 3 dan 6 bulan yang mencapai 7,9%, 7,6% dan 7,5%, meningkat dibanding ember yaitu sebesar 7,3% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, serta 7,1% untuk jangka waktu 6 bulan. Tabel 1. Uang Beredar Sejak periode data uari 2012 dilakukan perluasan cakupan BPR melalui penambahan BPR Syariah *Data BPR menggunakan data periode Okt Tabel 2. Penghimpunan Dana DPK * * Rupiah 2.874, ,5 9,6 9,5 Giro 535,5 536,5 6,1 3,4 Tabungan 1.062, ,2 10,9 11,1 Simpanan Berjangka 1.276, ,8 10,0 10,9 Valas 589,5 607,4 27,6 33,9 Giro 274,2 260,7 45,0 36,2 Tabungan 84,5 86,7 33,8 34,0 Simpanan Berjangka 230,8 259,9 10,1 31,6 Total Jenis Simpanan 3.464, ,9 12,3 13,0 Giro 809,7 797,2 16,7 12,2 Tabungan 1.147, ,9 12,3 12,5 Simpanan Berjangka 1.507, ,7 10,0 13,9 Kurs Rp/USD , ,0 KOMPONEN UANG BEREDAR Pertumbuhan Uang Beredar (M2) ember relatif stabil dibanding embe vember r. M2 pada ember tercatat Rp3.727,7T atau tumbuh 12,7, relatif stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). Perkembangan M2 tersebut dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan Uang Kuasi 1 dari 13,5 menjadi 14,8 yang terjadi beriringan dengan perlambatan pertumbuhan M1 (berupa Uang Kartal dan Giro Rupiah) dari 8,6% (yoy) menjadi 5,4 (Tabel1). Simpanan dana masyarakat di perbankan berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) 2 pada ember tercatat Rp3.575,9 T, tumbuh 13,0, sedikit meningkat jika dibandingkan pertumbuhan periode ember (12,3%;yoy). Jenis DPK yang tumbuh tinggi adalah simpanan berjangka sebesar 13,9, lebih tinggi jika dibandingkan periode ember sebesar 10,0 yang ditengarai akibat kenaikan suku bunga. Sementara jenis simpanan berupa Giro tumbuh 12,2, mengalami perlambatan jika dibandingkan ember (16,7%;yoy) (Tabel 2). Perlambatan pertumbuhan Simpanan Giro 1 Uang Kuasi merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan Giro Valuta Asing. 2 DPK merupakan simpanan pihak ketiga pada Bank Umum dan BPR, yang terdiri dari Tabungan, Giro, dan Simpanan Berjangka dalam Rupiah dan Valas. Pada Uang Beredar, perhitungan DPK tidak termasuk simpanan yang diblokir karena kehilangan fungsinya sebagai uang. DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 1
2 Tabel 3. Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (dalam Triliun Rp) Sejak periode data uari 2012 dilakukan perluasan cakupan BPR melalui penambahan BPR Syariah *Data BPR menggunakan data periode Okt Grafik 1.. Pinjaman Kepada Sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan (dalam ( triliun Rp) Grafik 2. Pertumbuhan Uang Beredar, Dana dan Kredit (%yoy) tersebut terutama karena menurunnya giro valas dari 45 pada ember menjadi 36,2% (yoy) pada ember. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UANG BEREDAR Perl erlambat ambatan pertumbuhan kredit 3 menahan laju pertumbuhan uang beredar. Pada ember, kredit yang disalurkan mencapai Rp3.322,7 T atau tumbuh 21,4, sedikit melambat jika dibandingkan periode ember, yang tumbuh 21,9 (Tabel 3). Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut tidak banyak mempengaruhi perkembangan Uang Beredar karena pada bulan ember terdapat ekspansi operasi keuangan pemerintah sesuai dengan pola tahunan yang meningkat di akhir tahun dan meningkatnya aktiva luar negeri bersih. Ekspansi operasi keuangan pemerintah tersebut tercermin pada menurunnya simpanan Pempus di BI. Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi pada kredit sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (pangsa 29,9% terhadap total kredit produktif 4 ). Pada ember, posisi kredit pada sektor tersebut sebesar Rp 713,4 T, tumbuh 28,6 melambat dibandingkan ember (29,3%;yoy). Hal ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara kredit kepada sektor Industri Pengolahan pada ember mencapai Rp574,4 T tumbuh 29,3, meningkat dibandingkan ember (26,3%;yoy) (Grafik 1). Kondisi ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan produk industri di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pada ember, penyaluran kredit sektor properti, dengan pangsa 14,2% terhadap total kredit mengalami perlambatan. Kredit properti pada ember sebesar Rp472,9 T, tumbuh 26,5, melambat dibandingkan ember yang tumbuh 26,9. Perlambatan penyaluran kredit properti tersebut terutama dalam bentuk KPR dan KPA yang tumbuh melambat dari 28,3 di ember 3 Kredit dalam analisis ini disusun untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan Uang Beredar (konsep moneter), mencakup kredit yang diberikan kepada perusahaan dan rumah tangga, tidak termasuk kredit kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk 4 Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan untuk pembiayaan kegiatan produksi, mencakup kredit modal kerja dan investasi DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 2
3 Tabel 4.. Kredit Properti * * Kredit Properti 469,9 472,9 26,9 26,5 KPR dan KPA 278,8 281,5 28,3 26,6 Konstruksi 117,2 115,5 19,8 21,5 Real estate 73,9 75,9 33,8 34,8 1,530 1,330 1,130 Grafik 3. Posisi Aktiva Luar Negeri Bersih Grafik 4.. Perkembangan BI Rate dan Suku Bunga Simpanan Berjangka dan Kredit % % 8,0 BI Rate 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan Kredit (RHS) 13 7,5 7,0 6,5 6,0 5,5 5, Mei Tagihan Kepada Bukan Penduduk Aktiva Luar Negeri Bersih Kewajiban Kepada Bukan Penduduk * * 12,8 12,6 12,4 12, ,8 11,6 11,4 menjadi 26,6 di ember (Tabel 4), akibat pembaruan ketentuan LTV. Pembiayaan perbankan kepada masyarakat untuk pembelian rumah tinggal/apartemen tersebut masih didominasi oleh kelompok Bank Persero Rp141,8 T (pangsa mencapai 50,4%), dengan pertumbuhan 37,7, lebih rendah dibandingkan ember sebesar 39,6. Sementara itu, kredit yang dipergunakan untuk pembiayaan ekspor mencapai Rp62,4 T (pangsa 2,6% dari total kredit produktif). Kredit tersebut tumbuh 31,4 pada ember, meningkat tajam jika dibandingkan ember (15,2%;yoy). Disamping pertumbuhan kredit, perkembangan M2 juga dipengaruhi oleh Aktiva Luar Negeri Bersih yang naik 4,8. Pertumbuhan tersebut meningkat dibanding ember yang tumbuh negatif 0,1 (Grafik 3). Jika diperhitungkan dengan kurs tetap, pertumbuhan NFA ember tersebut juga lebih tinggi, yaitu sebesar negatif 19,1 dibanding ember (-21,9%;yoy). Peningkatan suku bunga Simpanan masih terus berlanjut sebagai respon atas kebijakan kontraksi moneter yang diterapkan oleh BI. Pada ember, rata-rata suku bunga Simpanan Berjangka 1, 3 dan 6 bulan mencapai 7,9%, 7,6% dan 7,5% meningkat dibanding ember yaitu sebesar 7,3% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, serta 7,1% untuk jangka waktu 6 bulan (Grafik 4). Kenaikan suku bunga dana tersebut tidak langsung direspon oleh peningkatan suku bunga kredit. Rata-rata suku bunga kredit di ember sebesar 12,4%, sama dengan periode ember. ruari 2014 DIVISI STATISTIK MONETER DAN FISKAL DEPARTEMEN EN STATISTIK IK DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 3
4 Lampiran 1. Tabel Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Miliar Rp) Lampiran 2. Tabel Dana Pihak Ketiga di Perbankan (Trilliun Rp) DPK 2012 Mei Okt * * Rupiah 2.709, , , , , , , , , , , , ,5 9,6 9,5 Giro 519,0 497,5 498,5 512,1 542,8 524,8 549,8 535,4 533,7 547,1 530,0 535,5 536,5 6,1 3,4 Tabungan 1.021, ,3 994,0 985,4 995,6 998, , , , , , , ,2 10,9 11,1 Simpanan Berjangka 1.169, , , , , , , , , , , , ,8 10,0 10,9 Valas 453,7 470,5 472,7 472,9 469,0 514,5 506,6 525,7 549,2 591,1 577,2 589,5 607,4 27,6 33,9 Giro 191,4 207,4 213,8 200,4 200,6 227,0 215,6 221,5 231,5 255,4 254,9 274,2 260,7 45,0 36,2 Tabungan 64,7 69,6 70,3 71,3 71,7 72,4 73,5 74,3 76,3 82,0 82,6 84,5 86,7 33,8 34,0 Simpanan Berjangka 197,5 193,5 188,6 201,1 196,7 215,1 217,5 230,0 241,4 253,7 239,7 230,8 259,9 10,1 31,6 Total Jenis Simpanan 3.163, , , , , , , , , , , , ,9 12,3 13,0 Giro 710,4 704,9 712,2 712,5 743,4 751,8 765,4 756,9 765,2 802,6 784,9 809,7 797,2 16,7 12,2 Tabungan 1.085, , , , , , , , , , , , ,9 12,3 12,5 Simpanan Berjangka 1.367, , , , , , , , , , , , ,7 10,0 13,9 Total Kelompok Bank 3.163, , , , , , , , , , , , ,9 12,3 13,0 Persero 1.127, , , , , , , , , , , , ,9 11,9 12,7 BPD 270,3 322,1 322,1 322,1 322,1 322,1 323,5 315,7 312,2 338,2 326,6 327,2 279,4 5,3 3,4 BUSN 1.459,8 322,1 134,7 67,1 120, , , , , , , , ,8 13,7 14,5 Asing & Campuran 261,8 284,5 284,5 284,5 284,5 284,5 280,4 286,4 286,0 300,5 293,3 304,9 306,8 14,9 17,2 BPR 44,3 45,8 45,8 45,8 45,8 45,8 45,6 45,8 45,8 47,5 47,9 47,9 47,9 9,8 8,1 Kurs Rp/USD 9.698, , , , , , , , , , , ,0 * data BPR menggunakan periode Oktober DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 4
5 Lampiran 3. Pinjaman Perbankan Kepada Sektor Swasta Domestik (Trilliun Rp) Keterangan 2012 Mei Agt Okt * * Jenis Valuta Rupiah 2.327, , , , , , , , , , , , ,6 20,0 19,2 83,5 Valas 410,7 412,9 404,7 419,3 433,1 439,1 440,6 453,6 485,1 512,6 493,3 531,8 548,0 33,1 33,4 16,5 Jenis Penggunaan KI 591,1 592,6 596,4 604,1 610,2 626,3 697,9 712,9 725,8 748,7 752,0 771,3 794,1 33,9 34,4 23,9 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 81,8 82,9 83,9 83,6 84,9 85,1 101,0 103,8 104,5 105,6 108,6 105,5 114,2 35,7 39,6 3,4 Pertambangan dan Penggalian 36,3 35,8 34,7 36,5 35,7 37,1 37,2 37,3 39,0 39,2 38,3 39,1 40,7 6,0 12,0 1,2 Industri Pengolahan 103,4 104,0 105,5 107,2 108,4 111,9 123,5 127,3 131,2 140,2 138,4 140,1 147,8 40,9 43,0 4,4 Listrik, Gas dan Air Bersih 45,5 46,3 46,5 45,7 45,7 46,6 55,3 56,0 55,7 58,7 60,0 58,1 66,3 30,2 45,7 2,0 Konstruksi 21,8 21,9 21,6 21,4 22,1 23,3 29,4 29,6 33,1 33,0 29,9 32,6 30,8 52,2 41,3 0,9 Perdagangan, Hotel dan Restoran 108,8 107,5 109,5 111,0 113,8 116,6 130,8 132,3 133,2 135,9 139,8 135,4 144,9 29,1 33,1 4,4 Pengangkutan dan Komunikasi 73,8 73,3 74,1 75,4 75,9 78,0 84,9 86,3 88,4 92,5 92,2 92,0 99,8 25,8 35,2 3,0 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 69,6 71,4 70,4 71,6 72,0 74,9 75,8 79,3 79,2 81,0 82,4 81,0 85,6 17,3 23,0 2,6 Jasa-jasa 50,0 49,4 50,2 51,7 51,6 52,8 60,1 61,0 61,4 62,6 62,4 62,6 64,0 28,2 28,0 1,9 KMK 1.325, , , , , , , , , , , , ,3 20,7 20,2 48,0 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 68,6 67,5 68,1 70,8 71,8 75,4 62,2 62,0 62,9 68,2 67,7 68,1 72,2 4,2 5,3 2,2 Pertambangan dan Penggalian 65,3 66,5 62,4 65,8 74,9 73,5 70,3 64,5 71,3 73,2 69,4 73,2 84,2 23,7 28,8 2,5 Industri Pengolahan 340,8 336,7 339,4 345,1 347,7 355,9 359,9 372,0 386,8 401,3 397,4 400,2 426,6 21,9 25,2 12,8 Listrik, Gas dan Air Bersih 13,4 19,5 23,4 17,3 17,7 21,3 14,2 16,1 12,2 14,8 13,6 14,5 13,1 (36,2) (2,2) 0,4 Konstruksi 74,3 68,1 69,3 72,2 74,8 80,0 80,2 82,7 85,5 89,7 88,8 88,8 86,1 14,8 15,9 2,6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 446,0 434,8 452,0 475,6 489,6 494,5 527,7 538,1 537,2 551,2 554,7 550,3 568,5 29,4 27,5 17,1 Pengangkutan dan Komunikasi 46,3 45,5 45,7 49,1 50,6 53,5 53,6 53,8 56,9 58,9 57,9 58,4 60,1 31,3 29,7 1,8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 152,8 152,6 152,9 157,1 159,2 167,0 169,6 173,8 176,6 179,5 179,9 179,4 185,7 18,9 21,6 5,6 Jasa-jasa 118,0 109,1 112,2 106,9 111,4 111,5 81,7 84,8 84,3 85,9 87,2 84,6 96,9 (20,0) (17,9) 2,9 KK 821,6 825,2 827,1 837,2 848,7 862,1 877,5 897,1 902,8 917,2 923,3 929,6 935,3 15,4 13,8 28,1 Kelompok Bank Persero 942,3 927,8 939,6 959,1 981, , , , , , , , ,1 24,1 22,7 34,8 BPD 218,4 217,7 222,6 226,9 232,9 237,9 244,3 249,3 251,3 256,7 260,4 263,4 263,7 21,7 20,7 7,9 BSN 1.217, , , , , , , , , , , , ,9 18,6 17,9 43,2 Asing & Camp. 310,0 311,6 310,9 318,0 329,6 335,5 339,2 357,1 374,1 386,5 376,3 395,5 408,8 29,5 31,9 12,3 BPR 49,6 50,2 51,6 52,6 51,9 54,8 56,1 57,2 57,0 57,7 57,9 58,1 58,1 17,7 17,3 1,7 Total 2.738, , , , , , , , , , , , ,7 21,9 21,4 100,0 Kurs Rp/USD 9.698, , , , , , , , , , , ,0 * data BPR menggunakan periode Oktober Pangsa (%) DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 5
% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember 2016. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciabungan, baik dalam rupiah giro valuta
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinci% (yoy) Feb'15 Mar'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperinci% (yoy) Oct'15 Nov'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian, uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Juli. Pertumbuhan M2 pada Juli tercatat sebesar 8,1% (yoy), lebih
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Maret Likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret tumbuh 7,4% (yoy), Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa uari 2017 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada uari 2017. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.938,7 triliun
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciL A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL
PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Pinjaman Yang Diberikan 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik
Lebih terperinciNo. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan
PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciP u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t
PROFIL INDIKATOR MAKRO FINANSIAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 Pengarah : Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja,DEA Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Penanggung jawab : H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF
Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan II 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Rincian Konsumsi c. Sektor Ekonomi* I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 Modal Kerja 9.4 63.7 59.2 42.8 Investasi 41.6 32.4 37.7 35.8 Konsumsi -4.3 75.4 28.9 45.7 KPR/KPA 13.3 55.7 9.0 36.6 Kendaraan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Kredit Rincian Kredit a. I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 Kredit Modal Kerja 33.7 70.5 80.9 76.1 Kredit Investasi 53.5 82.0 58.5 45.7 Kredit Konsumsi 6.9 31.8 25.0 14.6 KPR/KPA 24.1 34.2 14.1-14.4
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 27/05/61/Th. XVII, 5 Mei PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 4,69 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH
Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I-2012 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 6,0 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciJumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, karena pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi merupakan upaya
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 64/11/61/Th. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 TUMBUH 4,45 PERSEN Besaran Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu stablilitas perekonomian nasional sebagaimana diatur sebagai tugas pokok
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciBI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Juli 2005, Bank Indonesia menerapkan BI Rate sebagai salah satu instrumen utama dalam menerapkan kebijakan moneter. Instrumen ini juga menjadi acuan utama oleh
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 54/11/61/Th. XIII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III TAHUN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III- meningkat sebesar
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 27/05/61/Th. XVI, 6 Mei PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 5,79 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.63/11/61/Th. XVI, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2013 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2013 TUMBUH 6,41 PERSEN Produk Domestik Regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013
No. 027/05/63/Th XVII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013 Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan 1-2013 dibandingkan triwulan 1- (yoy) tumbuh sebesar 5,56 persen, dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 27 Perekonomian Indonesia pada Tahun 27 tumbuh 6,32%, mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dari sisi produksi, semua sektor mengalami ekspansi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XIV, 7 November2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III TAHUN 2011 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III-2011
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013
No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 214/11/21/Th.V, 5 Nopember 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2010 TUMBUH 1,23 PERSEN PDRB Kepri
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012
No. 61/11/72/Th. XV, 05 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/08/61/Th. XIII, 5 Agustus 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2010 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan II-2010 menurun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009
No. 04/02/63/Th XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2009 meningkat sebesar 5,01 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014
No. 63/08/Th. XVII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014 TUMBUH 5,12 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik
Lebih terperinciANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran
ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1
Lebih terperinciNo. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014
No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciGrafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)
Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna
Lebih terperinciBoks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang
Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN 2009 I. Latar Belakang Terjadinya gangguan di sektor riil tentunya akan menimbulkan gangguan bagi stabilitas sistem keuangan daerah. Salah satu sektor keuangan
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT
BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014
No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/08/Th. XVI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 TUMBUH 5,81 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinci