ANALISIS ANOMALI PASAR PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ANOMALI PASAR PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS ANOMALI PASAR PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Isfenti Sadalia 1 dan Octavianus Pandiangan 2 1 Dosen FE USU 2 Alumnus FE USU Abstract: The purpose of this research is to examine and to analyze the day of week effect, week four effect, rogalsky effect and january effect at Indonesian Stock Exchnge. Sample were choosen by Purposive Sampling. For the samples of this research are 34 companies was listed as LQ45 stock during The data s analyzed statisctically by using SPSS 16.0 for wondows program such as ANOVA, One sample t test, and Independent sample t test. The result of this research show that anomaly of trade day market such as the day of week effect, week four effect, rogalsky effect and january effect at stock return was not occured at 2008 in Indonesian Stock Exchange. Keywords: The day of the week effect, Week Four Effect, AND Rogalsky Effect PENDAHULUAN Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dalam menginvestasikan dana tersebut investor yang realistis akan membandingkan keuntungan yang dihasilkan dengan risiko yang akan ditanggung oleh investasi tersebut di masa yang akan datang. Investor harus terlebih dahulu membuat bebagai analisis dan evaluasi atas saham-saham yang ditawarkan di bursa efek. Pergerakan pasar saham internasional misalnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nasional dari hari ke hari. Oleh karena itu para investor dalam melakukan investasi perlu berpikir lebih jauh ke depan serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pengaruh internasional ini. Pemilik modal atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam ini dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilaku-kannya. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan ke-untungan yang relatif besar. Kelaziman yang sering dijumpai adalah bahwa semakin besar return yang diharapkan (expected), semakin besar pula peluang risiko yang terjadi. Semakin kompleks tingkat persaingan, baik dalam hal menarik dana investasi maupun dalam pemasaran produk merupakan peringatan dini untuk mengelola setiap sumber dana dan sumber daya secara serius dan ini berarti penyelengggaraan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas seoptimal mungkin. Apalagi saat ini dunia sedang dilanda krisis global yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi semua negara. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh investor dalam melakukan investasi. Di pasar modal terdapat berbagi macam perusahaan dengan kinerjanya masing-masing yang dapat dipilih investor untuk melakukan investasi dalam berbagai macam surat berharga. Perusahaan yang menawarkan surat berharga kepada masyarakat adalah perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang diminta oleh Badan Pengawas Modal (Bapepam) perusahaan yang telah memenuhi syarat dan telah terdaftar di Bursa Efek untuk menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan go public. Timbulnya risiko dapat dipicu oleh berbagai informasi yang masuk ke pasar seperti situasi politik yang tidak menentu 71

2 Isfenti Sadalia, Octavianus Pandiangan: Analisis Anomali Pasar Perdagangan pada Return Saham adanya kebijakan pemerintah, ketidakpastian dalam dunia usaha dan khususnya dalam krisis global yang melanda semua negara di dunia saat ini termasuk Indonesia. Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi komunitas keuangan dunia termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) dan para pelaku Pasar Modal Indonesia. Krisis keuangan global yang bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, berdampak luas pada sektor keuangan dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut berdampak pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Puncaknya terjadi pada hari Rabu 8 Oktober 2008, IHSG terkoreksi sebesar 10,38% hingga menyentuh level 1.451,669. Hal tersebut mendorong BEI mensuspen perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif di seluruh pasar hingga dibuka kembali pada tanggal 13 Oktober Akibat terimbas krisis finansial global seperti disebutkan dalam siaran pers, IHSG terus mengalami penurunan pada 3 (tiga) bulan terakhir di tahun 2008 yang diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar di BEI. Hal tersebut menyebabkan pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.340,892 atau turun sebesar 51,17 % dari level penutupan di tahun 2007 sebesar 2.745,826. ( Nilai kapitalisasi pasar untuk saham di akhir tahun 2008 turun 46,42% dari tahun sebelumnya senilai Rp1.988,3 triliun menjadi Rp1.065,36 triliun. Namun demikian, ratarata nilai transaksi harian meningkat sebesar 4,17% dari Rp 4,27 triliun di tahun 2007 menjadi Rp4,45 triliun pada tahun 2008, demikian pula dengan rata-rata frekuensi transaksi harian yang mengalami peningkatan sebesar 16,19% dari kali ditahun 2007 menjadi kali di tahun Sedangkan volume transaksi harian menurun sebesar 22,34% dari 4,23 miliar lembar di tahun 2007 menjadi 3,28 miliar lembar di tahun Sementara itu, sepanjang tahun 2008, aktifitas pasar Surat Utang Korporasi mencapai Rp52.980,43 miliar atau turun sebesar 23% dibanding dengan tahun 2007 yaitu Rp68.715,55 miliar. Frekuensi transaksi di tahun 2008 mencapai kali atau turun sebesar 21% dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar kali. Rata-rata transaksi harian turun dari Rp279 miliar perhari pada tahun 2007 menjadi Rp218 milliar per hari pada tahun 2008 atau turun 22 %. Untuk aktifitas Surat Utang Negara (SUN) termasuk ORI disepanjang tahun 2008, mencapai Rp ,73 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 23% dari Rp ,51 miliar pada tahun Frekuensi transaksi di tahun 2008 mencapai kali atau turun sebesar 11% dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar kali. Rata-rata transaksi harian turun dari Rp miliar perhari pada tahun 2007 menjadi Rp3.907 miliar per hari pada tahun 2008 atau turun 22%. ( Adanya penelitian-penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar modal memberikan kesimpulan yang beragam. Berbagai penelitian dalam bidang pasar modal dan mengenai perilaku keuangan (behavioral finance) menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi yang dapat mempengaruhi harga saham. Penyimpangan tersebut diantaranya adalah fenomena-fenomena The Day of Week Effect, Week Four Effect, Rogalsky Effect, dan January Effect. Penelitian day of the week effect di Bursa Efek Jakarta menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil penelitian Primawurti (2003) dan Suwarni (2002) menunjukkan pada return pasar IHSG tidak ditemukan adanya day of the week effect tetapi pada return saham secara individual ditemukan adanya fenomena tersebut. Algifari (1998) dan Listyaningsih (2004) menemukan adanya day of the week effect. Sun dan Tong (2002) dalam membuktikan lebih lanjut penelitian Wang, Li dan Erickson menemukan bahwa return Senin yang negatif terkonsentrasi pada minggu keempat setiap bulan yaitu antara tanggal 18-26, hal ini berkaitan dengan tuntutan likuiditas investor individu. Mereka menyebut fenomena ini sebagai week-four effect. Juga ditemukan bahwa negatif return yang terkonsentrasi antara tanggal setiap bulannya dapat dijelaskan secara statistik oleh negatif return yang terjadi pada sebelumnya. Rogalski (1984) dalam mengemukakan adanya hubungan yang menarik antara day of the week effect dengan January effect. Ratarata return Senin dalam bulan Januari adalah positif, sementara return Senin di bulan 72

3 lainnya adalah negatif. Ini menunjukkan fenomena Monday effect menghilang pada bulan Januari. Fenomena ini kemudian disebut Rogalski effect. Rozeff dan Kinney (1976) adalah peneliti pertama yang mengemukakan bahwa tingkat rata-rata return saham pada bulan Januari lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat rata-rata return saham pada bulan-bulan lain selama periode waktu 1904 sampai Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Diduga terjadi efek hari perdagangan (the day of the week effect) return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun ) Diduga terjadi efek minggu keempat (week four effect) return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun ) Diduga terjadi rogalsky effect return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun ) Diduga terjadi efek bulan Januari (January Effect) retrun saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun METODE Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing atau yang terdaftar di BEI sebagai saham LQ 45 selama tahun Hal ini dilakukan untuk menghindari saham tidur atau saham yang tidak diperdagangkan pada waktu tertentu. Tabel 1 : Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel No. Karakteristik Sampel Jumlah 1. Perusahaan yang terdaftar dalam LQ selama tahun Perusahaan yang keluar dari saham LQ (17) 45 selama tahun 2008 Jumlah Akhir Sampel 34 Sumber: data diolah peneliti (2008) Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Return Saham Return saham yang digunakan adalah return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara indeks harga saham periode saat ini ( t ) dengan indeks harga saham pada periode sebelumnya ( t-1 ). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, HM 2000) : ( t t 1 ) R t t 1 b. Efek Hari Perdagangan (The Day of The Week Effect) Hari perdagangan saham (The Day of The Week Effect) dilakukan mulai hari Senin sampai dengan hari. Dalam hal ini terjadi perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan. Biasanya return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada harihari lainnya. Untuk mencari nilai return saham hari perdagangan dilakukan dengan cara: Langkah pertama: menghitung return saham harian dari 34 sampel perusahaan selama tahun Langkah kedua, return saham yang diperoleh kemudian dirata-ratakan sehingga diperoleh nilai return saham harian selama satu tahun sebanyak 250 return saham. Langkah ketiga, return saham harian yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan harinya untuk kemudian diuji dengan metode analisis data pengujian hipotesis yang digunakan yaitu ANOVA. c. Efek Minggu Keempat (Week Four Effect) Pengaruh Minggu Keempat (Weekfour Effect) merupakan suatu fenomena yang mengungkapkan bahwa Monday Effect hanya terjadi pada minggu keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari Senin pada minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau sama dengan nol. Untuk melihat efek minggu keempat pada return saham dilakukan dengan cara: Langkah pertama, menghitung return saham hari Senin setiap minggu selama tahun ( Senin ) RSenin( Minggu4) R Senin( Minggu1 3) ( ) Senin Langkah kedua, return saham hari Senin yang diperoleh kemudian 73

4 Isfenti Sadalia, Octavianus Pandiangan: Analisis Anomali Pasar Perdagangan pada Return Saham dikelompokkan menjadi dua kelompaok yaitu return saham pada minggu pertama sampai minggu ketiga dengan return saham pada minggu pertama. Langkah ketiga, return saham yang telah dikelompokkan tersebut diuji berdasarkan metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesisnya melaui one sample t test. c. Rogalsky Effect Rogalski Effect bisa diartikan sebagai suatu fenomena dimana return negatif yang biasa terjadi pada hari Senin (Monday Effect) menghilang pada bulan tertentu yaitu bulan April. Untuk melihat return saham rogalsky effect dilakukan dengan cara: Langkah pertama, menghitung return saham setiap hari Senin selama tahun R R Senin( April) Senin( Non April) ( ) Senin Senin ( ) Langkah kedua, return saham yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua yaitu return saham hari Senin pada bulan April dan return saham hari Senin selain bulan April. Langkah ketiga, return saham yang telah dikelompokkan kemudian diuji dengan menggunakan metode analisis data pengujuan hipotesis yang dipakai yaitu independent sample t test. e. Efek Bulan Januari (January Effect) Fenomena efek bulan Januari ini merupakan sebuah anomali. Disebut anomali karena return saham dari setiap bulan pada sepanjang tahun apabila dirata-ratakan relatif akan sama sehingga ketika return di bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, hal ini adalah anomali. Fenomena ini di pasar modal global dikenal dengan sebutan January Effect. Untuk dapat melihat efek bulan Januari return saham pada tahun 2008 di BEI maka dilakukan dengan cara: Langkah pertama, menghitung return saham setiap bulannya yang diperoleh dari return saham harian yang dirata-ratakan setiap bulannya. Langkah kedua, return saham yang diperoleh kemudian dibagi berdasarkan bulan masing-masing. Setelah itu kemudian dianalisis dengan pengujian hipotesisnya yaitu ANOVA. HASIL Pengamatan terhadap 34 saham perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini, diperoleh hasil rata-rata pendapatan harian pada bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2008, sebagaimana disajikan pada tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa ratarata return adalah negatif dan return terendah terjadi pada hari Senin. dimana rata-rata return menunjukkan nilai negatif sebesar - 1, % setelah itu terjadi kenaikan return pada hari Selasa sebesar -0, %. Pada hari Rabu meningkat menjadi - 0, % kemudian pada hari Kamis meningkat menjadi -0, % dan pada hari meningkat menjadi - 0, %. Agar memberikan gambaran yang lebih jelas, maka akan disajikan fluktuasi rata-rata return harian pada Gambar 1. Tabel 2 : Analisis Deskriptif Return Saham Harian Perusahaan LQ45 periode Tahun 2008 di BEI N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Senin Selasa Rabu Kamis Total

5 RETURN FLUKTUASI RATA-RATA RETURN Senin Selasa Rabu Kamis PERIODE Gambar 1 : Pergerakan Rata-Rata Return Harian Periode Tahun 2008 Dari gambar 1 dapat dilihat dengan jelas bahwa return terendah terjadi pada hari Senin. Berdasarkan nilai standart deviasi, dapat diketahui bahwa standart deviasi terbesar terjadi pada hari Senin yaitu sebesar Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata return pada hari Senin memiliki risiko tertinggi dibanding hari perdagangan lainnya. Standart deviasi terendah terjadi pada hari Selasa, yakni sebesar Hal ini menandakan bahwa resiko pada hari Selasa lebih kecil dibandingkan dengan hari lainnya. Akhirnya berdasarkan penelitian minimum dan maksimumnya, dapat diketahui bahwa return terendah pada tahun 2008 terjadi pada hari Senin yakni - 15, % dan return tertinggi juga terjadi pada hari Senin yakni sebesar 11, %. Hal yang penting yang dapat diperhatikan dari penelitian ini adalah bahwa rata-rata return setiap hari pada tahun 2008 adalah bernilai negatif. Pengamatan return saham bulanan terhadap 34 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini, diperoleh hasi rata-rata return saham bulanan pada tahun 2008, sebagaimana disajikan pada table 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata return saham adalah negatif dan return saham terendah terjadi pada bulan Oktober dimana rata-rata return saham menunjukkan nilai negatif sebesar - 2,80% sedangkan return saham yang tertinggi terjadi pada bulan Mei dimana rata-rata return sahambernilai positif sebesar 0,63%. Tabel 3 : Analisis Deskriptif Return Saham Bulanan Perusahaan LQ45 Periode Tahun 2008 di BEI Bulan N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Januari 20-0, , , , Februari 19 0, , , , Maret 18-0, , ,0544 0, April 22-0, , , , Mei 20 0, , ,0172 0, Juni 21-0, , , , Juli 22-0, , , , Agustus 20-0, , , , september 21-0, , , , Oktober 18-0, , , , november 20-0, , , , desember 19 0, , , , Total 240-0, , , , Sumber: data diolah 75

6 Isfenti Sadalia, Octavianus Pandiangan: Analisis Anomali Pasar Perdagangan pada Return Saham Dari data yang ada jelas bahwa return saham terndah terjadi pada bulan Oktober. Berdasarkan nilai standart deviasi, dapat diketahui bahwa standart deviasi terbesar terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 0, Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata return saham pada bulan Oktober memiliki risiko yang tertinggi dibanding bulan lainnya pada tahun Standart deviasi terendah terjadi pada bulan Mei, yakni sebesar 0, Hal ini menandakan bahwaresiko bulan Mei lebih kecil dibandingkan bulan lainnya pada tahun PEMBAHASAN Hipotesis 1 Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah bahwa terjadi efek hari perdagangan pada return saham harian tahun 2008 pada Bursa Efek Indonesia. Pembuktian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Uji F Analysis of Variance (ANOVA). Hasil pengujian ANOVA dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 0,725 lebih kecil dari pada nilai F tabel sebesar 2,370. Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,576 yang lebih besar dari pada tingkat signfikansi Secara empiris hal ini membuktikan bahwa hari perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti H 0 dalam penelitian diterima. Dengan demikian, tidak terjadi pengaruh hari perdagangan (the day of week effect) pada return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun Efek hari perdagangan (the day of the week effect) return saham tidak terjadi pada tahun Hal ini disebabkan oleh karena rata-rata return saham pada tahun 2008 bernilai negatif setiap harinya. Artinya, bahwa pada tahun 2008 rata-rata return saham yang diperoleh oleh setiap perusahaan LQ45 menurun atau tetap. Kondisi ini bertentangan dengan kondisi pasar sebenarnya dimana return saham bernilai negatif hanya terjadi pada hari Senin sedangkan untuk hari lainnnya return saham bernilai positif. Penyebab tidak terjadinya efek hari perdagangan return saham pada tahun 2008 di BEI adalah tidak terlepas dari pengaruh krisis ekonomi global yang terjadi. Krisis keuangan global yang bermula dari Amerika Serikat memberikan dampak yang negatif pada sektor keuangan di dunia termasuk pasar modal Indonesia. Kondisi ini membuat para investor sangat berhati-hati dalam berinvestasi dalam bentuk saham sehingga membuat kondisi di pasar modal menjadi tidak stabil akibat perilaku investor yang sangat protektif. Untuk perusahaan-perusahaan LQ45 sendiri kondisi ini juga sangat mempengaruhi penerimaan return sahamnya. Perolehan return saham yang negatif atau sama dengan nol membuat perusahaan sangat berhati-hati dalam menjual saham-sahamnya kepada investor. Hipotesis 2 Pengujian yang kedua adalah untuk menguji bahwa rata-rata return hari Senin pada minggu keempat adalah negatif dibandingkan dengan rata-rata return hari Senin pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Hasil pengujian yang dilakukan melalui One sample t test dapat dilihat bahwa nilai rata-rata return hari Senin pada akhir bulan adalah sebesar -0, Nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (-1,613 > -1,796) dengan tingkat signifikansi 0,135 yang lebih besar dari pada 0.05, begitu juga dengan rata-rata return hari Senin pada awal bulan dimana nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel (-1,609 > - 1,671) dengan tingkat signifikansi 0,117 yang lebih besar dari pada 0,05 yang berarti bahwa H 0 tidak dapat di tolak. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata return hari Senin pada akhir bulan dan awal bulan adalah tidak signifikan atau tidak berbeda dengan nol. Dengan demikian tidak terjadi efek minggu keempat (week four effect) return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan kondisi yang sebenarnaya dimana biasanya return saham terendah hari Senin hanya terjadi pada minggu keempat. Sedangkan return saham hari Senin minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negati atau sama dengan nol. Sementara pada tahun 2008 return saham dari minggu pertama sampai minggu keempat bernilai negatif. Fenomena Week-four effect ini biasanya disebabkan karena adanya tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan utama yang harus dilakukan pada awal bulan berikutnya. Oleh karena itu, pada akhir bulan 76

7 banyak terjadi tekanan jual pada Bursa Efek Jakarta. Sesuai dengan teori penawaran, jika terdapat banyak barang yang ditawarkan maka akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga inilah yang menyebabkan return pada minggu keempat dan minggu kelima menjadi negatif. Hasil ini memberikan implikasi bagi para investor agar melakukan pembelian saham pada hari Senin di minggu keempat dan minggu kelima untuk setiap bulannya. Namun akibat dari kondisi pasar modal yang tidak pasti karena kondisi ekonomi dunia membuat para investor enggan untuk berbelanja saham meskipun telah terjadi penurunan harga saham. Investor lebih memilih untuk menahan modalnya dan berhati-hati dalam berinvestasi. Hipotesis 3 Hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ratarata return saham pada hari Senin pada bulan April lebih besar dibandingkan rata-rata return saham hari Senin pada bulan selain April. Hasil pengujian yang dilakukan melalui independent sample t test dapat dilihat bahwa rata-rata return hari Senin bulan April adalah sebesar -0,0029, sedangkan rata-rata return hari Senin selain bulan April adalah sebesar -0,0134. Artinya, return saham pada hari Senin pada bulan April lebih besar dari pada return saham hari Senin selain bulan April. Perbedaan return saham pada hari Senin bulan April dan non April juga dapat dilihat dari metode analisis data Independent Sample Ttest sebagai berikut. bahwa nilai t hitung adalah 1,383 sedangkan nilai t tabel 1,711 (t hitung < t tabel ), sehingga H 0 tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada terjadi rogalsky effect return saham di BEI. Jika dilihat berdasarkan rata-rata return saham maka sebenarnya return saham pada hari Senin bulan April lebih besar daripada return saham hari Senin selain bulan April. Namun berdasrkan alat uji hipotesisnya tidak terjadi secara sinifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidak dapat diterima dan tidak terjadi Rogalsky effect return saham pada tahaun Dalam penelitian ini pada tahun 2008 Bursa Efek Indonesia tidak mengalami rogalsky effect return saham, hal ini disebabakab adanya pengaruh kondisi ekonomi dalam dan luar negeri yang terjadi selama bulan April selain akibat dari pengarih krisis ekonomi global. Dari kondisi pasar modal, selama April 2008, IHSG diperdagangkan sangat berfluktuasi dengan nilai kapitalisasi pasar di bawah rata-rata perdagangan harian. Pada awal April indeks diperdagangkan pada level 2393 dan sempat turun sampai diakibatkan kekhawatiran investor dalam negeri karena tingginya inflasi bulan Maret yang jauh di atas prediksi para ekonom. Berdasarkan kondisi ekonomi dunia, pada bulan April harga minyak dunia kembali memecahkan rekor tertinggi yaitu USD 120/barel. Kenaikan harga minyak ini lebih disebabkan terus melemahnya nilai tukar dollar Amerika terhadap mayoritas mata uang utama dunia, kenaikan harga minyak ini berakibat terhadap naiknya harga komoditas dunia baik komoditas di sektor pertambangan, energi maupun pertanian. Sedangkan kondisi keuangan dalam negeri, akibat tingkat inflasi yang cukup tinggi pada kuartal pertama tahun 2008,diperkirakan Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya (BI Rate) tetap berada di level 8%. Akibat beberapa kondisi diatas maka mempengaruhi perilaku investor untuk menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham yang diperdagangkan di pasar modal. Hipotesis 4 Pengujian terakhir dalam penelitian ini adalah untuk melihat bahwa return saham pada bulan Januari lebih besar dari pada bulan selain Januari. Hasil pengujian yang dilakukan melalui One Way ANOVA dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 1,567 lebih kecil dari pada nilai F tabel sebesar 1,830. Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,11 yang lebih besar dari pada tingkat signfikansi Secara empiris hal ini membuktikan bahwa efek bulan Januari (January effect) return saham tidak terjadi secara signifikan terhadap return saham. Hal ini berarti H 0 dalam penelitian tidak dapat ditolak. Dengan demikian, tidak terjadi efek bulan Januari (January effect) return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun Efek bulan Januari return saham yang tidak terjadi pada tahun 2008 disebabkan oleh karena pengaruh krisis ekonomi global yang melanda pasar modal Indonesia sejak awal 77

8 Isfenti Sadalia, Octavianus Pandiangan: Analisis Anomali Pasar Perdagangan pada Return Saham pembukaan perdagangan bulan Januari 2008 dimana ISHG dibuka melemah. Kondisi pasar modal yang tidak pasti membuat para investor menjadi sangat berhati-hati dalam berinvestasi di pasar modal. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan LQ45 mengalami penurunan return saham selain karena perilaku investor juga dipengaruhi oleh kondisi internal perusahaan dan ekonomi yang terjadi. Tabel 4 : Homogeneous Subset Tukey HSD, Return Bulan N Subset for alpha Tukey Oktober HSD a November September Agustus Maret Januari Juni April Juli Februari Desember Mei Sig Sumber : lampiran return saham, data diolah (2009) Selanjutnya dengan menggunakan Homogeneous Subset Tukey HSD ternyata terbentuk dua kelompok. Berdasarkan Tabel d adai atas 2 kelompok yang terbentuk, dapat diketahui bahwa pada kelompok 1 berisi ratarata return untuk bulan Januari, Februari, Maret, April, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember, sedangkan pada kelompok 2 berisi nilai ratarata return bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, November dan Desember. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata return antara bulan-bulan tersebut tidak berbeda secara signifikan. Perbedaan signifikan terjadi antara rata-rata return bulan Mei dan Oktober, dimana bulan Mei return bernilai positif dan tertinggi sebesar 0,0063 dan Oktober return saham bernilai negatif dan terendah sebesar -0,0280 pada tahun Return saham terendah terjadi pada bulan oktober karena BEI pada bulan Oktober 2008, dimana IHSG terkoreksi sebesar 10,38% hingga menyentuh level 1.451,669. Hal tersebut mendorong BEI mensuspen perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif di seluruh pasar hingga dibuka kembali pada tanggal 13 Oktober Tujuan suspensi tersebut adalah untuk memberikan perlindungan kepada investor dan pasar secara lebih luas. Sedangkan return saham yang tinggi terjadi pada bulan Mei karena IHSG selama bulan Mei telah mengalami kenaikan sebesar 4% dengan rentang kisaran level hingga Kenaikan ini dipicu oleh keluarnya laporan kinerja keuangan emiten dan pengumuman pembagian dividen. Tinggi dan rendahnya return saham yang diperoleh setiap bulannya tidak lepas dari kondisi dari pasar modal sendiri dan juga kondisi ekonomi yang mempengaruhi perilaku para investor di pasar modal. Investor menjadi sangat berhatihati dan protektif dalam berinvestasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji yang dilakukan terhadap efek hari perdagangan (the day of week effect) return saham dengan menggunakan ANOVA ternyata tidak membuktikan terjadinya efek hari perdagangan return saham pada tahun 2008 di Bursa Efek Indonesia. 2. Hasil uji One sample t test untuk membuktikan efek minggu keempat (week four effect) return saham di BEI pada tahun 2008 tidak terbukti terjadi. 3. Hasil uji independent sample t test untuk membuktikan Rogalsky effect return saham di BEI pada tahun 2008 tidak terjadi. 4. Hasil uji ANOVA untuk membuktikan efek bulan Januari (January effect) return saham di BEI pada tahun 2008 tidak terjadi. Pada tahun 2008 return saham tertinggi terjadi pada bulan Mei SARAN 1. Anomali pasar hari perdagangan pada return saham di Bursa Efek Indonesia yaitu efek hari perdagangan, efek minggu keempat, rogalsky effect, dan efek bulan Januari ternyata tidak selamanya terjadi, khususnya pada tahun Anomali tersebut ternyata dapat juga dipengaruhi oleh kodisi eksternal pasar modal seperti kondisi ekonomi dalam dan luar negeri. Untuk itu kepada 78

9 para investor agar juga mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal di BEI yang terjadi untuk dapat memperoleh return saham yang maksimal. Sedangkan untuk BEI sendiri juga harus mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu para investor agar investor tetap berminat untuk berinvestasi melalui sahan yang diperdagangkan. 2. Keterbatasan pada penelitian ini adalah teletak pada periode penelitian yang hanya satu tahun yaitu mulai Januari- Desember. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan akan lebih baik dengan menambahkan periode penelitian agar pengaruh variasi antar waktunya dapat diamati dengan lebih jelas. 3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini harus lebih dikembangkan, misalnya varibel dependen dilihat dari segi volume perdagangan harian, abnormal return dan sebagainya. DAFTAR RUJUKAN Anogara, Pandji dan Piji Pakarti Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta Bodie, dkk Investments. Jakarta. Salemba Empat Fatma Lubis, Ade Pasar Modal. Jakarta. Yayasan Peduli Bangsa Fakruddin, M dan M. Sopian H Perangkat Dan Model Analisis Investasi Di Pasar Modal. Buku Satu. Jakarta. Gramedia Ghozali, H. Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta Santoso, Singgih Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta. Gramedia Samsul, Mohamad Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya. Erlangga Situmorang, Syafrizal Helmi, et al Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS). Medan : USU Press. Iramani,Rr dan Ansyori Mahdi Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ. Universitas Kristen Petra Kantor Berita Ekonomi Syariah dan diakses oleh Octavianus 10 Maret 2009, pukul WIB diakses oleh Octavianus 10 Mei 2009, pukul WIB. 79

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Ditengahtengah perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan suatu metode dimana datadata yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 ABSTRACT PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Mellysa Maria 1 Syahyunan 2 1 Alumni FE USU Departemen Manajemen 2 Staf Pengajar Departemen Manajemen FE USU ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ

Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ Rr. Iramani, Ansyori Mahdi Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS, Surabaya Email: Irma_Subagyo@yahoo.com; Mahdie_Aja@plasa.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang akan diberikan berdasarkan hasil dan solusi yang telah diperoleh melalui setiap tahap pengujian yang telah dilakukan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PADA BURSA EFEK JAKARTA PERIODE JANUARI 2014 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2014

ANALISIS PENGARUH DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PADA BURSA EFEK JAKARTA PERIODE JANUARI 2014 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2014 ANALISIS PENGARUH DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM PADA BURSA EFEK JAKARTA PERIODE JANUARI 2014 SAMPAI DENGAN DESEMBER 2014 Muhammad Yusuf Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Hampir seluruh negara di dunia memiliki pasar modal (capital market), kecuali di negara-negara yang masih berbenah. Pasar modal adalah pertemuan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode Januari 2010 Desember 2012. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Radita Sari Anggraeni 10208985 Latar Belakang Masalah Sebagai pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dijadikan

Lebih terperinci

PENGUJIAN THE DAY OF THE WEEK EFFECT, WEEK FOUR EFFECT, DAN ROGALSKY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN THE DAY OF THE WEEK EFFECT, WEEK FOUR EFFECT, DAN ROGALSKY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PENGUJIAN THE DAY OF THE WEEK EFFECT, WEEK FOUR EFFECT, DAN ROGALSKY EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Lutfiaji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta WURI PURNAMASARI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA I.PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

ANALISIS ANOMALI PASAR HARI PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS ANOMALI PASAR HARI PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA 1 MEDAN ANALISIS ANOMALI PASAR HARI PERDAGANGAN PADA RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DRAFT SKRIPSI OLEH OCTAVIANUS PANDIANGAN 050502175 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akurat dan segera tentang harga dan volume transaksi yang sudah terjadi sebelumnya, merupakan hal penting bagi para investor dalam melakukan kegiatan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada Penelitian ini menggunakan beberapa Penelitian Terdahulu, 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di pasar modal kini menjadi alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat karena pasar modal memiliki beragam instrumen investasi dengan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013)

EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013) ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1649 EFEK ANOMALI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013) THE EFFECT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Pinjaman dari luar negeri tidak selamanya bisa diandalkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa Efek Indonesia Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 43-54 ISSN 2339-1545 Pengaruh The Day Of The Week Effect, Week Four Effect dan Rogalsky Effect terhadap Return Saham Lq-45 di Bursa

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan Zumrotun Nafiah Jurusan Akuntansi STIE SEMARANG Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada Bab V SIMPULAN DAN SARAN Setelah analisis dan pembahasan penelitian selesai dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan memuat saran-saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal dewasa ini sangat dilirik oleh para investor, hal ini dikarenakan adanya perkembangan perekonomian dimana pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua kelompok besar, yakni investor lokal dan investor asing. Aktifitas investor asing cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aset-aset finansial dan ada yang melakukan investasi pada aset-aset riil. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. aset-aset finansial dan ada yang melakukan investasi pada aset-aset riil. Investasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang investor yang menempatkan sejumlah dana saat ini mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang. Ada investor yang melakukan investasi pada aset-aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI OLEH : NAMA :MUHAMMAD BAIQUNI NIM : B 200 010 091 NIRM : JURUSAN : AKUNTANSI JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dicapai, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di negara-negara maju pasar modal sejak lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Indonesia. Hari libur yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Indonesia. Hari libur yang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hari libur idul fitru terhadap abnormal return saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak mulai didirikannnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 maka ekonomi syariah mulai banyak dikenal masyarakat dan mengalami perkembangan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontroversi mengenai pasar yang efisien masih mewarnai dunia investasi di pasar modal. Dibuktikan dengan beragamnya hasil penelitian mengenai konsep EMH (Efficient Market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada perekonomian dalam negeri. Penurunan kondisi ekonomi ini ditandai oleh kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh negatif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015 Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di pertengahan tahun 2007 hingga 2009 lalu perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat mengalami gejolak keuangan yang cukup serius. Banyak analis yang memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan keuntungan serta dapat menjamin kehidupan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas ekonomi serta pertumbuhan investasi. Pertumbuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci