Pengarahan Presiden RI pd Penyerahan Kartu ASPDB, KKS, KIP, dan KIS, di Sulbar, 30 Mei 2015 Sabtu, 30 Mei 2015

Transkripsi

1 Pengarahan Presiden RI pd Penyerahan Kartu ASPDB, KKS, KIP, dan KIS, di Sulbar, 30 Mei 2015 Sabtu, 30 Mei 2015 PENGARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN KARTU ASISTENSI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS BERAT (ASPDB), KARTU KELUARGA SEJAHTERA (KKS), KARTU INDONESIA PINTAR (KIP), DAN KARTU INDONESIA SEHAT (KIS), DI LAPANGAN MERDEKA, MAMUJU UTARA, SULAWESI BARAT TANGGAL 30 MEI 2015 Assamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil anbiya'i wal mursalin sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin wa 'ala alihi waashabihi ajma'in.

2 Amma ba'du. Selamat siang. Salam sejahtera bagi kita semuanya. Bapak Gubernur, Bapak Bupati serta seluruh Warga Masyarakat di Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Siang hari ini saya akan membagikan Kartu Disabilitas sebanyak 10, Kartu Kelurga Sejahtera 671, Kartu Indonesia Pintar 1.864, kemudian Kartu Indonesia Sehat Jadi, tadi Kartu Indonesia Pintar 1.864, Kartu Indonesia Sehat Ini saya bagi dulu untuk Kartu Disabilitas. Kartu Disabilitas ini diberikan bantuan Rp 300 ribu per bulan untuk Rohman. Mana Rohman? Ya, di situ aja. Pak Kadek Deden. Ya. Sandy? Ya, ini saya antar. Jadi tadi diberikan bantuannya Rp 300 ribu setiap bulan untuk kesehatan kita. Sekarang Kartu Indonesia Pintar, yang pertama. Jadi saya sampaikan bantuan untuk Kartu Indonesia Pintar untuk SD, anak SD itu Rp 450 ribu per tahun, anak SMP Rp 750 ribu per tahun, untuk SMA/SMK Rp 1 juta per tahun. Cukup nggak Rp 1 juta per tahun? Masa nggak cukup Rp 1 juta? Rangga coba maju, Rangga. Ini, Rangga. Rangga ini kurus kayak saya. Waktu saya masih kecil ya kurus kayak gini ini. Bener, ini bener. Nur Haryani, Dede. Dede mana? Oh, Dede yang tadi. Sini, De. Dewi. Lari, Wi, lari. Asriani, Indra, M. Ridwan, Lilik, Zulfikar. Lari, Zul. Farida.

3 Jadi, tadi, saya sudah sampaikan mengenai bantuannya. Itu bisa diambil nanti setelah minggu kedua, minggu ketiga Juni, waktu akan apa? Penerimaan murid baru, ya, bisa diambil. Tapi, jangan lupa, tidak boleh uang itu untuk beli pulsa. Awas nanti yang, terutama yang SMK/SMA beli pulsa. Ini untuk beli buku, sepatu, seragam itu, jangan untuk beli pulsa. Ini ada yang pengen dapet tambahan sepeda nggak? Tunjuk jari, yang ingin? Siapa? Tapi diberi pertanyaan sulit, coba tunjuk jari, berani ndak? Nah ya itu, sini, yang lain kembali ke tempat. Ini kayak saya waktu saya SMP ya seperti ini. Tinggi, kurus gitu. Mau ditanya yang sulit apa yang mudah? Anak 1: Yang mudah. Presiden RI : Yang mudah

4 itu apa? SMP, apa ya? Pertanyannya apa SMP itu? Ini yang mudah, sebutkan 5 provinsi di Indonesia! Lima, ya lima provinsi mana aja? Lima saja, kan ada 34, nyebutin 5 aja nggak bisa awas kamu. Anak 1: Sulawesi Selatan. Hah? Sulawesi Selatan, satu. Anak 1: Sulawesi Barat. Sulawesi Barat.

5 Anak 1: Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah. Jangan Sulawesi terus. Anak 1: Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara, terus? Anak 1:

6 Sulawesi Utara. Sulawesi? Anak 1: Utara. Presiden RI: Sulawesi semuanya sudah. Ambil itu, ambil, ambil itu sepedanya. Pinter. Cepet banget, pinter. Iya, ambil itu. Pilih, sepedanya. Boleh milih. Lha kok mau pulang gimana kamu? Sepedanya taruh di situ nggak apa-apa. Taruh aja di situ. Biar yang lain pengen. Nah, situ aja tuh. Nah. Bagus sepedanya. Sekarang saya bagi Kartu Indonesia Sehat. Rainita, Ibu Rainita. Bu Aningsih Yusuf. Bu Marlina, Bu Nur Hidayah, Bu Maimunah. Bu Maimunah? Pak Syafrudin, Syafrudin. Pak Wawan, Bu Diana, Pak Syari, Bu Maimunah, Ya. Meriyana.

7 Jadi, Kartu Indonesia Sehat ini diberikan untuk, kita nggak mau, kita nggak mau sakit ya, tetapi kalau sudah pegang Kartu Indonesia Sehat, kalau sakit, kalau sakitnya flu atau sakitnya batuk ya ke Puskesmas perginya. Jangan ke rumah sakit. Kalau sudah dicek di Puskesmas, batuknya kok berat gitu, wah ini mungkin paru-paru, baru dirujuk ke rumah sakit bawa kartu itu tunjukkan, tidak dipungut biaya. Saya pesan, nanti kalau rumah sakit melayani, melayani pemegang kartu ini tidak baik, entah dokternya, entah perawatnya, tolong dilaporkan ke saya. Harus dilayani dengan baik. Rakyat itu harus dilayani dengan baik, baik di Puskesmas maupun di rumah sakit. Saya sudah menekankan ini kepada Menteri Kesehatan juga. Kalau ada yang pelayanannya tidak baik, panggil, peringatkan, awasi, copot. Setuju ndak? Rakyat pasti setuju. Sekarang ada yang pengen sepeda ndak? Yang lain kembali. Ini dari tadi saya lihat semangat tadi, ini. Tapi kalau nanti ditanya nggak bisa awas. Tadi ibu siapa tadi?

8 Ibu Aningsih: Bu Aningsih. Presiden RI : Bu Aningsih. Bu Aningsih. Pengen ditanya apa, Bu? Saya itu kadang-kadang yang bertanya juga bingung, saya tanya apa ya? Apa? Ditanya apa? Ibu Aningsih: Kesehatan, Pak. Oh ya, ini karena kartu kesehatan ditanya mengenai kesehatan. Kita tidak pengen sakit, tetapi harus tahu mengenai penyakit. Nah, sekarang sebutkan 7 macam penyakit! Ada penyakit ringan, penyakit berat, penyakit paru, lah kan banyak, satu?

9 Ibu Aningsih: TBC. Hah? Ibu Aningsih: TBC. TBC, terus? Ibu Aningsih: Jantung.

10 Hah? Ibu Aningsih: Jantung. Jantung itu apa? Ibu Aningsih: Kolesterol.

11 Penyakit jantung, terus apa lagi? Ibu Aningsih: Rheumatik. Hah? Ibu Aningsih: Rheumatik. Rheumatik? Rheumatik itu penyakit ndak itu? Penyakit itu. Terus?

12 Ibu Aningsih: Asam urat. Asam urat? Ya, asam urat juga penyakit, terus? Ibu Aningsih: Diabetes. Presiden RI : Diabetes juga penyakit. Penyakit ringan-ringan kan juga banyak, hati-hati itu harus dijaga juga itu. Ibu Aningsih:

13 Flu. Hah? Ibu Aningsih: Flu. Flu, boleh. Ibu Aningsih: Batuk.

14 Presiden RI : Batuk. Ya sudah, sepeda diambil. Pertanyaan gampang-gampang banget. Ternyata memang, memang di Mamuju Utara pinterpinter banget itu. Iya, kalau di provinsi yang lain saya tanya, bingung, diem gitu. Cepet sekali Bu Aningsih tadi. Dipilih yang bagus, Bu. Nah, bagus itu. Bisa untuk mboncengin anak. Kartu Keluarga Sejahtera. Jadi, kartu ini diberikan bantuan 200 ribu hanya untuk 3 bulan, diambil di Kantor Pos, silakan Bu Hafasah. Bu Hafasah. Pak M. Nasir. Pak Kahfi. Pak Bajong. Ini namanya bagus sekali Pak Bajong. Pak Zainuddin. Pak Mulyadi. Pak Kanu. Pak Kanu, ini juga bagus namanya, Pak Kanu. Pak Hamka. Nah ini dulu, kita pernah punya menteri, Prof. Hamka. Pak Riswan. Pak Jufri. Ya sudah, ada yang pengen sepeda ndak? Sekarang nunjuknya langsung begini. Pak Jufri ya, yang terakhir? Ayo sini, yang lain kembali, silakan. Apa tanyanya, ya? Pak Jufri, coba sebutkan, gampang ini juga, gampang udah. Bentar. Ya, sebutkan coba yang sulit, 10 nama hewan. Loh, sulit, loh, jangan dipikir mudah. Coba, satu?

15 Bapak Jufri: Tentang apa, Pak, tadi? Hewan atau binatang? Bapak Jufri: Oh, hewan. Ayam.

16 Ayam. Bapak Jufri: Anjing. Anjing. Bapak Jufri: Kerbau.

17 Hah? Bapak Jufri: Kerbau. Kerbau. Bapak Jufri: Sapi.

18 Sapi, baru empat. Bapak Jufri: Ular. Hah? Bapak Jufri: Ular.

19 Ular, lima. Bapak Jufri: Monyet. Monyet. Bapak Jufri: Tikus.

20 Hah? Bapak Jufri: Tikus. Tikus, terus? Bapak Jufri: Kodok

21 Kodok, kurang dua. Bapak Jufri: Komodo. Hah? Bapak Jufri:

22 Komodo. Komodo. Bapak Jufri: Gajah. Hah? Gajah itu apa itu? Bapak Jufri:

23 Gajah, yang besar. Presiden RI: Ya tahu. Udah, diambil sepedanya. Pertanyaan kok gampang-gampang gini. Oh, nggih. Ya. Loh, kok diangkat gini kenapa itu? Oh nggak bisa jalan? Oh kena plastik. Ya, itu sepedanya masih dua, ada yang mau lagi ndak? Tunjuk jari! Mana ada, ndak? Itu yang ini yang dengan anaknya. Sini, Pak. Sini. Ini putranya ya? Anaknya?

24 Bapak Yosa: Iya, Pak. Presiden RI : Oh, ya. Namanya siapa, Pak? Sini agak deket saya. Deket sini. Namanya? Hah? Oh, nggak bisa Bahasa Indonesia, ya, ya. Ya, namanya dulu. Namanya, dari mana? Bapak Yosa: Yosa.

25 Namanya Jose. Hah? Oh, Yosa, ya. Dari mana ini? Bapak Yosa: Kalibamba. Dusun Kalibamba. Bapak Yosa: Polewali.

26 Hah? Desa? Bapak Yosa: Polewali. Desa Polewali. Dari sini jauh ndak, Pak? Oh, dekat. Tujuh kilo kan dekat, ya. Pertanyaannya, nah kalau ini pertanyaannya sulit ini. Pertanyaan sulit dia bilang iya, Pak Yosa bilang ya, berarti bisa ini. Harus bisa. Ya, siapa nama saya? Siapa nama saya? Nama saya siapa? Bapak Yosa: Pak Joko Widodo.

27 Hah? Bapak Yosa: Joko Widodo. Presiden RI : Udah betul tadi, udah. Diulang lagi, udah betul. Ambil sepedanya, udah. Ngerti gitu, bisa. Bapaknya pilih yang ini, anaknya pilih yang sana. Ya, masih satu, ada yang mau ndak? Mana coba?

28 Mana, ayo? Semua tunjuk jari tapi kalau yang ini pertanyaannya sulit bener ini, ini sulit. Biar, masih ada yang tunjuk jari ndak? Tadi ibu-ibu belum, ya? Ibu-ibu, ada ndak Ibu-ibu, mana? Itu Ibu-ibu yang sana itu, belakang. Ya, maju. Itu yang sana tadi. Mana tadi? Hilang. Ya, ini, ini, ini, yang ini, ya, ya, ya. Yang kelihatan di sana. Ya. Nama, Bu? Ibu Sumarni: Sumarni, Pak. Sumarni Sumarni. Bu Sumarni. Ini yang sulit yang bertanya ini malah. Coba, coba sebutkan, yang banyak apa ya? Yang sulit, yang banyak gitu, loh. Apa? Kalau Ibu-ibu ini kan seneng, seneng bunga ya? Seneng bunga ndak? Ya, seneng bunga. Sebutkan tujuh macam bunga! Gampang ini.

29 Ibu Sumarni: Bunga mawar, bunga melati, bunga anggrek, bonsai. Bentar, bentar, sebentar, sebentar, sebentar. Dari depan tadi bunga mawar, bunga melati, bunga anggrek, keempat? Ibu Sumarni: Melati, bonsai, keladi.

30 Bunga? Ibu Sumarni: Keladi. Baru tiga. Ibu Sumarni: Kamboja.

31 Kamboja, boleh Ibu Sumarni: Bunga anggrek. Udah. Udah toh? Ibu Sumarni: Bunga lili.

32 Hah? Ibu Sumarni: Bunga lili. Bunga lili, boleh. Lima? Ibu Sumarni: Matahari.

33 Bunga matahari. Satu lagi. Ibu Sumarni: Bunga teratai. Hah? Ibu Sumarni:

34 Teratai. Bunga teratai. Bunga? Ibu Sumarni: Teratai. Teratai. Bener nggak? Silakan diambil. Lagi? Sepedanya habis gitu. Sepedanya sudah nggak ada. Mana sepedanya? Sudah habis gitu.

35 Jadi, Bapak, Ibu sekalian yang saya hormati, tadi baru saja saya meninjau di petani tambak, di mana, Pak Agus tadi? Di Desa Pajalele. Saya melihat di situ, tadi tanya ke Pak Bupati, ada berapa hektar? Ada hektar yang bisa berpotensi besar untuk menghasilkan udang ataupun ikan bandeng, tapi belum digarap secara baik. Sehingga tadi saya sampaikan Pak Bupati, saya akan bantu kalau memang luasnya sangat luas sekali kalau dikerjakan dengan tangan tidak mungkin. Harus dikerjakan dengan alat berat. Ya, sekarang saya bantu sepuluh ekskavator traktor, saya bantu. Tapi tidak cuma-cuma, nanti suatu saat nggak tahu tiga bulan atau enam bulan lagi, saya ke Desa Pajalele tambaknya harus sudah jadi, harus sudah mulai kelihatan berproduksi, benihnya nanti juga kita bantu. Benihnya dari pemerintah pusat, nggak apa-apa. Tapi saya hanya titip, bantuan seperti itu harus jadi sesuatu dan harus menumbuhkan ekonomi di daerah. Saya kira luar biasa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mamuju Utara. Berapa? 12%? 13%, ini tinggi sekali. Rata-rata nasional sekarang hanya 5. Jadi, alhamdulillah saya kira masyarakat dan penduduk di Mamuju Utara patut bersyukur. 13% bukan pertumbuhan yang kecil. Berlipat-lipat 2,5 kali lipat pertumbuhan ekonomi nasional, ini patut kita syukuri. Oleh sebab

36 itu, nanti misalnya tambak udang dan bandeng nanti sudah jadi lagi, ini juga akan menaikkan lagi pertumbuhan ekonomi di sini. Dan akhirnya banyak, semua masyarakat bisa bekerja, semua masyarakat bisa merasakan pertumbuhan ekonomi di daerah. Dan pertumbuhan ekonomi daerah itu akan menopang nanti pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi negara. Dan tidak mungkin yang namanya pemerintah itu bekerja sendiri, harus ada dukungan penuh dukungan dari masyarakat. Masyarakat rajin bekerja, masyarakat rajin beraktivitas, untuk baik membuat kebun, bekerja untuk tambak, bekerja untuk mencari ikan di nelayan, saya kira semuanya. Di sini saya melihat potensinya sangat bagus sekali. Hanya masyarakat memang harus lebih rajin lagi agar ekonominya lebih meningkat. Kemudian juga pasar, tadi sudah saya janjikan kepada Pak Bupati, pasar yang terbakar insya Allah juga akan kita bantu dari pemerintah pusat. Nanti saya minta diberikan hitungan habisnya berapa. Tadi bisik-bisik Pak Bupati menyampaikan "Habisnya, Pak, kurang lebih Rp 10 miliar." Ya, kalau Rp 10 miliar saya bantu, ndak ada masalah. Biar pasarnya juga bisa tertata lebih baik, tapi saya minta gambar dan nanti proposal resminya dari Pak Bupati. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih atas perhatian dan penerimaan yang sangat ramah dari seluruh masyarakat Mamuju Utara. Saya tutup. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

37 Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara RI