BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Kementrian Hukum dan Ham. (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara.
|
|
- Herman Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pertama kali dibentuk pada tanggal 1 Agustus 145 dengan nama Departemen Kehakiman. Menteri kehakiman yang pertama menjabat adalah Soepomo. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada zaman pemerintahan Belanda disebut Departemen Van Justitie yaitu berdasarkan peraturan Herdeland Yudie Staatblad No Dalam sidang PPKI tahun 145 menetapkan mengenai Depertemen Kehakiman dalam struktur negara menurut UUD. Dalam UUD tadi disebutkan departemen termasuk Departemen Kehakiman yang mengurus tentang pengadilan, penjara, kejaksaan dan sebagainya. Dalam sidang PPKI tersebut dibuat pula penetapan tentang tugas pokok masalah ruang lingkup tugas Departemen Kehakiman walaupun secara singkat masih mengacu kepada peraturan Herdeland Yudie Staatblad No Pada tanggal 1 Oktober 145 kewenangan Departemen Kehakiman diperluas yakni Kejaksaan berdasarkan Maklumat Pemerintah tahun 145 Nomor 1/s.d. Jawatan Topografi kemudian dikeluarkan dari Departemen Kehakiman dan masuk Departemen Pertahanan berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 146 nomor 8/S.D.
2 10 Ketika Departemen Agama dibentuk pada tanggal 3 Januari 146 Mahkamah Islam Tinggi dikeluarkan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia dan masuk ke Departemen Agama Republik Indonesia berdasarkan penetapan pemerintah tahun 146 No. 5/S.D. Pada 22 Juli 160, rapat kabinet memutuskan bahwa kejaksaan menjadi departemen dan keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 204/160 tertanggal 1 Agustus 160 yang berlaku sejak 22 Juli 160. Sejak itu pula, Kejaksaan RI dipisahkan dari Departemen Kehakiman. Pemisahan tersebut dilatarbelakangi rencana kejaksaan mengusut kasus yang melibatkan Menteri Kehakiman pada saat itu. Pengalihan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ke Mahkamah Agung berawal dari Undang- undang No. 35 tahun 1 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian dijabarkan dalam Undang- Undang No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang- Undang No. 5 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 14 tahun 185 tentang Mahkamah Agung. Pada tanggal 23 Maret 2004 presiden Megawati mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 21 tahun 2004 tentang pengalihan organisasi, administrasi dan finansial dan lingkungan Peradilan Umum dan Tata Usaha Negara, Pengadilan Agama ke Mahkamah Agung yang kemudian ditindaklanjuti dengan serah terima Pengalihan Organisasi, administrasi dan finansial di lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara ke Mahkamah Agung pada tanggal 31 Maret 2004.
3 11 Nama Departemen Kehakiman telah beberapa kali berubah nama karena disesuaikan dengan fungsi dari Departemen tersebut yaitu dari Departemen Kehakiman menjadi Departemen Hukum dan Perundang Undangan dan sekarang menjadi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia disingkat dengan Kemenkumham, dahulu bernama Departemen Kehakiman adalah kementerian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan Hukum dan Hak Asasi Manusia dipimpin oleh seorang menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang sejak tanggal 1 Oktober 2011 dijabat oleh Amir Syamsudin. Sistem Holding Company ke sistem Integrated dilingkungan Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan surat persetujuan MENPAN No. B 477/MENPAN/7/84 tanggal 6 Juli 184 KEPRES R.I No. 124/M Tahun 184 dan KEPMENKEH R.I No. M.05-PR.07. Nomor 10 Tahun 184 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Kehakiman Republik Indonesia. Akibat reformasi dikeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 1 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan, organisasi, dan tata kerja departemen. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 14 Tahun 170 tentang ketentuanketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman bahwa pada menegaskan untuk dilingkungan peradilan umum dikeluarkan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan masa transisi paling lama (5) tahun. Berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayaan
4 12 Aparatur Nomor 24/M.PAN/1/2000. Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Perundang Undangan Republik Indonesia. Setelah sidang tahunan Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Pada tanggal 7 agustus 2000 sampai dengan 14 agustus 2000, Presiden Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid merampingkan kabinet kesatuan dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23/ M Tahun 2000 tentang Pengangkatan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra. KANTOR WILAYAH Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkedudukan di setiap provinsi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kanwil terdiri atas beberapa divisi serta sejumlah Unit Pelaksana Teknis ( UPT ), termasuk Kantor Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), Lapas Terbuka ( LATER), Lapas Narkotika, Rumah Tahanan Negara ( RUTAN ), Cabang Rutan (CARUT), Penyimpanan Benda Sitaan Negara ( RUPBASAN), Balai Pemasyarakatan (BAPAS), Balai Harta Peninggalan (BHP), serta Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM).
5 Visi dan Misi Serta Nilai, Tujuan, dan Sasaran Kantor Kementrian Visi: Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara. Terwujudnya sistem dan Politik Nasional yang mantap dalam rangka tegaknya supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menunjang tercapainya kehidupan masyarakat yang aman, bersatu, rukun, damai, adil, dan sejahtera. Misi: 1. Menyusun perencanaan hukum. 2. Membentuk, menyempurnakan, memperbaharui hukum, dan peraturan perundang- undangan. 3. Melaksanakan penerapan hukum, pelayanan hukum, dan penegakan hukum. 4. Melakukan pembinaan dan pengembangan hukum. 5. Meningkatkan dan menetapkan pengawasan huku. 6. Meningkatkan dan menetapkan kesadaran dan budaya hukum masyarakat. 7. Meningkatkan dan memantapkan jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional. 8. Meningkatkan upaya perlindungan, pemajuan, penegakan, pemenuhan, penghormatan hak asasi manusia.. Melaksanakan penelitian dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia.
6 Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia aparatur hukum. 11. Meningkatkan dan melindungi karya intelektual dan karya budaya yang inovatif dan inventif. 12. Meningkatkan sarana dan prasarana hukum. 13. Melindungi hak asasi manusia. Nilai: 1. Profesional Aparat Kementerian Hukum dan Ham adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjungjung tinggi etika dan integritas profesi. 2. Akuntabel Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku. 3. Sinergi Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas. 4. Transparan Kementerian hukum dan ham menjamin akses kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasil- hasil yang ingin dicapai.
7 15 5. Inovatif Kementerian hukum dan ham mendukung kreatifitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaruan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Tujuan: 1. Terwujudnya politik legislasi yang berkualitas melalui pembentukan peraturan perundang- undangan yang terencana. 2. Terwujudnya layanan hukum kementerian hukum dan hak asasi manusia yang cepat dan murah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Terwujudnya penegakan hukum yang berkualitas di bidang keimigrasian, hak kekayaan intelektual, kerjasama timbal balik dengan negara lain, pembinaan pemasyarakatan serta efektifitas koordinasi antar instansi penegek hukum. 4. Terwujudnya kebijakan nasional yang mendorong penghormatan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia. 5. Terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan penyelenggaraan birokrasi kementerian hukum dan hak asasi manusia yang profesional. 6. Terwujudnya aparat kementerian hukum dan hak asasi manusia yang profesional dan berintegritas.
8 16 Sasaran: 1. Kesesuaian arah politik legislasi dengan arah pembangunan hukum nasional pada tahap pra legislasi, legislasi dan pasca legislasi. 2. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan administrasi hukum dan layanan jasa hukum kementerian hukum dan hak asasi manusia. 3. Efektifitas penyelenggaraan forum mahkumjakpol baik ditingkat nasional, propinsi maupun kabupaten kota. 4. Berkurangnya pelanggaran hukum di bidang keimigrasian dan HKI. 5. Efektifitas peran central authority dalam mendukung kerjasama hukum timbal balik. 6. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan. 7. Terwujudnya masyarakat yang sadar dan cerdas hukum dan memperluas akses keadilan bagi masyarakat miskin. 8. Terimplementasikannya kebijakan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan ham sesuai rencana aksi nasional hak asasi manusia.. Manajemen Organisasi Kementerian Hukum dan Ham yang transparan dan akuntabel berdasarkan semangat reformasi birokrasi kementerian hukum dan ham. 10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kementerian hukum dan hak asasi manusia.
9 Makna Logo Kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara. Setiap instansi memiliki logo yang memiliki arti dan pemahaman tersendiri. Begitu juga dengan kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara memiliki logo sebagai ciri khas instansi tersebut. Logo kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara adalah lambang atau simbol yang terdiri dari gambar dan tulisan yang merupakan identitas resmi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Logo ini berbentuk segi empat warna dasar biru tua, memuat gambar dan tulisan PENGAYOMAN dibawah berwarna kuning emas terang. Adapun logo instansi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sumber : Gambar 2.1 Logo Kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara
10 18 Sesuai dengan pasal 6 tentang logo Kementrian Hukum dan Ham Nomor M.HM-05.UM Tahun 2013 tentang logo Kementrian Hukum dan Ham diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: 1. Logo menggambarkan tugas dan fungsi Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang memuat: a. Tulisan Tulisan PENGAYOMAN. b. Gambar 1) Lima (5) garis busur 2) Dua (2) garis tegak lurus sejajar dan 3) Garis siku kanan dan garis siku kiri c. Tata warna 1) Warna biru tua tulisan sebagai dasar yang mempunyai makna amanah, keamanan, keteraturan, kedalaman makna jati diri, bangsa, percaya diri. 2) Warna emas pada garis lukisan logo dan tulisan PENGAYOMAN. 2. Makna tulisan PENGAYOMAN sebagaimana dimaksud, huruf A berarti mengayomi dan melindungi seluruh rakyat Indonesia dibidang hukum dan hak asasi manusia. a. Makna gambar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf B sebagai berikut: a) Lima (5) garis busur melambangkan pancasila yang merupakan falsafah negara.
11 1 b) Dua (2) garis tegak lurus sejajar yang mempunyai makna demokrasi dan keadilan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. c) Garis siku kanan bermakna hukum dan garis siku kiri bermakna hak asasi manusia yang menjunjung tinggi agama dan moral. b. Makna warna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf C sebagai berikut: a) Warna biru tua sebagai warna dasar yang mempunyai makna amanah, keamanan, keteraturan, kedalaman, makna jati diri bangsa, percaya diri, ketertiban dan inovasi teknologi. b) Warna emas bermakna keagungan, keluhuran, kewibawaan. 2.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang sangat penting dalam suatu lembaga, yang berfungsi untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab dari masing- masing anggota kerja. Dengan dibentuknya struktur organisasi maka hubungan orang- orang yang membuat keputusan dan yang menjalankan keputusan menjadi jelas. Struktur organisasi juga dibuat agar semua unit mengetahui batas- batas kekuasaan kepada siapa bertanggung jawab dan siapa yang harus bertanggung jawab kepadanya.
12 20 Ada 3 (tiga) jenis struktur organisasi yaitu : 1. Bentuk garis (line) 2. Bentuk garis dan staf 3. Organisasi fungsional Kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara saat ini menggunakan sistem struktur organisasi bentuk garis dan staf, dimana struktur organisasi tersebut digunakan untuk menetapkan tugas, hak, dan wewenang setiap bagian yang ada.suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang berfungsi melakukan serangkaian tugas atau kegiatan tertentu. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi Kantor Kementrian Hukum dan Ham (KEMENKUMHAM) Wilayah Sumatera Utara sebagai berikut :
13 21 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN IDANG HUKUM DAN HAM REPUBLIK DIVISI ADMINISTRASI BAGIAN UMUM BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN LAPORAN SUB BAFIAN & TATA USAHA SUB BAGIAN PENYULUHAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SUB BAGIAN HUMAS DAN LAPORAN DIVISI PERMASYARAKATAN DIVISI IMIGRASI DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM BIDANG KEAMANAN DAN PEMBINAAN BIDANG REGISTRASI PERAWATAN DAN BINA KHUSUS NARKOTIKA BIDANG LALULINTAS, IJIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN BIDANG INTELIJEN, PENINDAKAN DAN SISTEM KEIMIGRASIAN LAPAS SUB BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN SUB BIDANG BIMBINGAN KEMASYARAKATAN LATIHAN KERJA LAPAS TERBUKA SUB BIDANG REGISTRASI DAN STATISTIK SUB BIDANG PERAWATAN DAN BINA KHUSUS NARKOTIKA RUTAN CAB. RUTAN SUB BIDANG LALULINTAS KEIMIGRASIAN SUB BIDANG IJIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN KANIM SUB BIDANG INTELIJEN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN SUB BIDANG INFORMASI DAN SISTIM KEIMIGRASIAN RUDENIM BIDANG PELAYANAN HUKUM SUB BIDANG PELAYANAN HUKUM UMUM SUB BIDANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM BIDANG HUKUM SUB BIDANG PENGEMBANGAN HUKUM SUB BIDANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUK BIDANG HAM SUB BIDANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN SUB BIDANG DISEMINASI HAM LAPAS NARKOTIKA BAPAS RUDBAIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BALAI HARTA PENINGGALAN Sumber : Gambar 2.2 Struktur Organisasi
14 Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Ham RI Nomor 28 Tahun 2014, tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia maka kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara dilemgkapi dengan 4 Divisi dalam menopang kinerjanya, antara lain: Divisi administrasi, Divisi Pemasyarakatan, Divisi Keimigrasian, Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia. 1. DIVISI ADMINISTRASI a. Tugas Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Jenderal dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia di Kantor Wilayah. b. Fungsi 1. Pengoordinasian kegiatan di lingkungan Kantor Wilayah. 2. Pengoordinasian dan penyusunan rencana, program, kegiatan dan anggaran serta evaluasi dan laporan. 3. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi keuangan, dan perlengkapan, serta tata usaha dan rumah tangga. 4. Pelaksanaan kehumasan dan pelayanan pengaduan serta pengelolaan teknologi informasi.
15 23 Divisi administrasi membawahi 2 (dua) Kepala Bagian : 1. Kabag Umum, tugasnya yaitu: Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, administrasi keuangan, perlengkapan dan tata usaha, serta rumah tangga, dan melaksanakan koordinasi pengelolaan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kantor Wilayah berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan. 2. Kabag Program dan Pelaporan, tugasnya yaitu: Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran, pengelolaan dan penyajian data, pemberian informasi dan komunikasi, dan hubungan antar lembaga serta evaluasi dan laporan. 2. DIVISI PEMASYARAKATAN a. Tugas Melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan diwilayah. b. Fungsi 1. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di bidang bimbingan pemasyarakatan, pengentasan anak, informasi dan komunikasi, kea manan, kesehatan, dan perawatan narapidana/ tahanan, serta pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara. 2. Pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis dibidang bimbingan pemasyarakatan, pengetasan anak, informasi dan komunikasi, keamanan, kesehatan, dan
16 24 perawatan narapidana/ tahanan, serta pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara. 3. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Divisi Pemasyarakatan. 4. Pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana,serta administrasi keuangan di lingkungan unit pelaksanaan teknis pemasyarakatan berkoordinasi dengan Divisi administrasi. 3. DIVISI IMIGRASI a. Tugas Melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Imigrasi di wilayah. b. Fungsi 1. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis lalu lintas keimigrasian, izin tinggal, dan status keimigrasian, serta penindakan keimigrasian dan rumah detensi imigrasi. 2. Pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis dibidang lalu lintas keimigrasian, izin tinggal, dan status keimigrasian, serta penindakan keimigrasian dan ruma detensi imigrasi. 3. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Divisi Keimigrasian. 4. Pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta administratif keuangan di
17 25 lingkungan unit pelaksana teknis imigrasi berkoordinasi dengan divisi administrasi. 4. DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM a. Tugas Melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal atau badan terkait diwilayah. b. Fungsi 1. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas teknis di bidang pelayanan administrasi hukum umum dan hak kekayaan intelektual, pelaksanaan pembinaan hukum, fasilitasi pembentukan produk hukum daerah. 2. Perancangan peraturan perundang- undangan dan penyuluhan hukum serta pejabat fungsional tertentu lainnya, pengoordinasian pemajuan hak asasi manusia, sertapemantauan pelaksanaan tugas balai harta peninggalan. 3. Pelaksanaan kerja sama, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas teknis di bidang pelayanan administrasi hukum umum dan hak kekayaan intelektual, pelaksanaan pembinaan hukum, fasilitasi pembentukan produk hukum daerah, pengembangan Perancangan peraturan perundang- undangan dan penyuluhan hukum serta pejabat fungsional tertentu lainnya, pengoordinasian pemajuan hak asasi manusia, sertapemantauan pelaksanaan tugas balai harta peninggalan.
18 26 4. Penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan divisi pelayanan hukum dan hak asasi manusia. 5. Pengoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta administrasi keuangan dilingkungan unit pelaksanan teknis pelayanan hukum. Adapun Susunan organisasi dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 2.1 NAMA JABATAN Drs.IBNU CHULDUN, Bc.IP.SH.Msi Kepala Kantor Wilayah Drs.IMAM JAUHARI, MH Kepala Divisi Administrasi HERMAWAN YUNIANTO Kepala Divisi Pemasyarakatan MOHAMAD YUNUS AFFAN. S.H.,M.H Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM ANGGIAT FERDINAN, S.H.,M.H Kepala Bagian Umum H. JOHAN MANURUNG, S.H.,M.H Kepala Bagian Program dan Pelaporan JOUHARI Kepala Bidang Lalu Lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian Dra. I SABARITA Br. GINTING Kepala Bidang Intelijen, Penindakan, Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Drs. M.SULTON MAARIF Kepala Bidang Pembinaan, Bimbingan Pemasyarakatan, Pengentasan Anak, Informasi dan Komunikasi BADARUDDIN, Bc.IP.,S.H Kepala Bidang Keamanan, Kesehatan, Perawatan Narapidana/Tahanan dan Pengelolaan Benda Sitaan dan
19 27 Barang Rampasan Negara HJ.JURAINI SULAIMAN,S.H.,M.Hum Kepala Bidang Pelayanan Hukum KURNIAMAN Kepala Bidang Hukum TELAUMBANUA,S.H.,M.Hum TETI WINARTI, S.H.,M.Si Kepala Bidang Hak Asasi Manusia (HAM) ERNO, S.H Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan SARTOWALI, Amd.IP.,S.H Kepala Sub Bagian Penyusunan Program HASRAN SAPAWI, S.H.,M.Hum Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha JOSUA GINTING, S.H Kepala Sub Bagian Humas Laporan dan Informasi Teknologi GELORA GINTING Kepala Sub Bidang Lalu Lintas Keimigrasian Drs.SYAHRUDIN, M.M Kepala Sub Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian ABDUL KARIM, S.H., M.H Kepala Sub Bidang Izin Tinggal dan Status Keimigrasian SAMUEL P. PANGGABEAN, S.Sos Kepala Sub Bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian RONALD HERU P, AMd.IP.,S.H Kepala Sub Bidang Keamanan ROBINSON PERANGIN-ANGIN Kepala Sub Bidang Registrasi, Informasi dan Komunikasi MATHRIOS Z. HUTASOIT, Kepala Sub Bidang Pembinaan, Amd.IP.,S.H Bimbingan Masyarakat, dan Pengentasan Anak JAWASMER S.H., M.Kn Kepala Sub Bidang Pelayanan Administrasi Hukum Umum dan
20 28 DARTIMNOV M.T. HARAHAP, S.H EKA N.A.M. SIHOMBING, S.H., M.Hum SURYA DARMA, S.H DESNI PRIANTY EFF.MANIK. S.H.,M.Hum FLORA NAINGGOLAN, S.H., M.Hum Hak Kekayaan Intelektual Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum Kepala Sub Bidang Fasilitas Pembentukan Produk Hukum Daerah Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Umum Kepala Sub Bagian Pemajuan HAM Kepala Sub Bidang Pelayanan, Pengkajian, dan Informasi HAM 2.6 Kinerja Terkini Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara Kinerja usaha terkini yang digunakan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara yang bersifat rutin dilakukan adalah melaksanakan apel pagi dan apel sore dengan dihadiri seluruh karyawan maupun pejabat untuk memberikan pengarahan kepada karyawan tentang disiplin kerja, pelayanan masyarakat, serta memberikan motivasi kepada karyawan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara melaksanakan kegiatan kebugaran setiap hari Jumat pagi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara juga memberikan pelatihan kepada setiap karyawan apabila terdapat peraturan baru dari pusat. Pelatihan dimaksudkan agar menambah wawasan dan meningkatkan
21 2 kinerja sehingga mutu pekerjaan dan karyawan menjadi berkualitas. Selain pelatihan diadakan juga pertemuan setiap sekali dalam satu bulan untuk mengevaluasi kinerja dari setiap divisi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja. 2.7 Rencana Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara dalam upaya peningkatan kinerja dan disiplin maupun peningkatan kualitas pelayanannya antara lain: 1. Penguatan Perencanaan (RKA-K/L) dan Laporan Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 2. Penguatan Satuan Kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK); 3. Reviu Kinerja Satuan Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 4. Evaluasi Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 5. Penguatan/Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 6. Percepatan Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Jenderal, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 7. Penanganan Laporan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM; dan 8. Pelaksanaan Penilaian Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1698, 2014 KEMENKUMHAM. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. NC PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG Organisasi
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.650, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Logo. Bentuk. Ukuran. PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.UM.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DAN HAK ASASI MANUSIA PERATURAN MENTERI DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR : M.02.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN DAN HAK ASASI MANUSIA DI PROVINSI IRIAN JAYA BARAT,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN km2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau dengan luas sekitar 632.26 km2 dan secara astronomis terletak di antara 0 25-0 45 Lintang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung terletak di Ibukota Provinsi Lampung yaitu Bandar Lampung. Saat
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS
- 131 - BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS Lambang negara, logo, dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA
MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS
BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS Lambang negara, logo, dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas sebagai tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM
BAB III PENGESAHAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS DIREKTORAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM A Deskripsi Umum Departemen Hukum dam Hak Asasi Manusia dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan bangsa Indonesia
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fu
No.433, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Logo. Bentuk. Makna. Pemakaian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.UM.01.01 TAHUN 2011
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2016 KEMENKUMHAM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciInstitute for Criminal Justice Reform
KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR.07.04 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH DETENSI IMIGRASI MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... B. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI... 3 C. STRUKTUR ORGANISASI... 3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI... 3 C. STRUKTUR ORGANISASI... 3 D. SATUAN KERJA UNIT
Lebih terperinciSemoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Lebih terperinci2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme
No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPRESENTASI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN. Dalam Rakornis BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2016
PRESENTASI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN Dalam Rakornis BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2016 Visi dan Misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciMENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN
MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN Oleh Patri Handoyo Kondisi kesehatan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) Indonesia sejak tahun 2000-an telah terbawa
Lebih terperinciMATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN
MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KODE 006 01 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEJAKSAAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1 ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2014 KEMENDIKBUD. Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.OT.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN NOMOR M.01-PR.07.03 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGaAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR: 5 TAHUN 2002 TENTANG POLA ORGANISASI PEMERINTAHAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.453, 2014 JAKSA AGUNG. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-006/A/JA/3/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN JAKSA AGUNG
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA
No.873, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725,2014 KEMEN ESDM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang- Undang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM R.I NOMOR M.HH-05.OT TAHUN 2010 TANGGAL 30 DESEMBER 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM R.I NOMOR M.HH-05.OT.01.01 TAHUN 2010 TANGGAL 30 DESEMBER 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN HUKUM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANYUWANGI
-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2012 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA. Penyelenggaraan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciBUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... ii EXECUTIVE SUMMARY... 1-4 BAB I PENDAHULUAN..... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Yogyakarta... 5-7 C. Organisasi
Lebih terperinci2012, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nom
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.982, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Aparatur. Pengawasan Intern. Kompetensi. Standar. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.272, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. Tahun 2014. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN TENTANG PROGRAM
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R
No.272, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. Tahun 2014. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENGALIHAN ORGANISASI, ADMINISTRASI, DAN FINANSIAL DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA, DAN PERADILAN AGAMA KE
Lebih terperinciKANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jl. Gedongkuning 146 Yogyakarta 55171 Telpon (0274) 378431 Faximile (0274) 378432 www.jogja.kemenkumham.go.id Nomor
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Ne
No.2122, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Klasifikasi Arsip. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP KEMENTERIAN
Lebih terperinciMENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M-03.PS.01.04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN REMISI BAGI NARAPIDANA YANG MENJALANI PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1047, 2012 OMBUDSMAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar
No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENGADUAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA PENGELOLAAN PENGADUAN DILINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM Harmoni dalam Gerak dan Langkah RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM Profesional Akuntabel
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1988 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF )
EXECUTIVE SUMMARY ( IKHTISAR EKSEKUTIF ) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017 Pengadilan Negeri Sungguminasa, merupakan LKjIP dari Renstra tahun 2015-2019. Laporan ini disusun
Lebih terperinciBAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN
BAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Sejarah Ringkas Pengadilan Negeri Medan Pengadilan Negeri Medan terletak di ibukota provinsi Sumatera Utara yakni kota Medan. Pengadilan Negeri Medan merupakan bekas gedung
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Departemen Hukum dan HAM
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Departemen Hukum dan HAM Departemen Hukum dan HAM (dahulu Departemen Kehakiman) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG WAKIL MENTERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG WAKIL MENTERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Undang-
Lebih terperinciAYO KERJA, KAMI PASTI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA GERAKAN REVOLUSI MENTAL AYO KERJA, KAMI PASTI LATAR BELAKANG 1. Menindaklanjuti Hasil Rapat Koordinasi Perencanaan Penganggaran pada tanggal 10-13
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinci-1- PERATURAN BUPATI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2016
-1- PERATURAN BUPATI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Lebih terperinciPROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG
PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi
Lebih terperinciPowered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) -2-9. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi (Lembaran Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011
Lebih terperinciMengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1912, 2016 KEMENKUMHAM. Pedoman. Analisis Jabatan ASN. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.789, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPT. Kerjasama. Penegak Hukum. Penanganan Tindak Pidana. Terorisme PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/K.BNPT/11/2013
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mene
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.54, 2016 KEMENKUMHAM. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG DAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci1. Hubungan Sistem Pemasyarakatan dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu
MATRIKS SUBSTANSI MANAJEMEN 1. Hubungan Sistem dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu Pelaksanaan Misi dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu NO HIGH-QUICK WINS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOE TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA SOE.
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOE NOMOR : W23-A6/26.a/HK.00/SK/l/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA SOE
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, perlu
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWAA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TATA NILAI, BUDAYA KERJA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinci