DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY"

Transkripsi

1 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ADJI SATRIO UTOMO I DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 ABSTRACT ADJI SATRIO UTOMO. Impact of Implementation Program Corporate Social Responsibility PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk to Local Community (Supervised by: RILUS A. KINSENG). This research aims to investigate impacts of Corporate Social Responsibility (CSR) programs of PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk to local Community. This research was conducted in Nambo Village, Subdistrict of Klapanunggal, Province of West Java. The subject of this research is the village government, local community, and the corporate. This study investigated kinds of CSR program, impacts of CSR progam, and factors that influence impacts of CSR program of PT. Indocement. The method of this research is using purposive sampling technique to decide the sample. In this research, one key informant and twenty respondents were interviewed. The conclusion of this research are impacts of CSR programs of PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk influenced by internal factor (corporate perception about CSR, corporate motivation about CSR, CSR implementation strategy, and community development strategy) and external factor (characteristic, requirements, and community perception). Keywords : Impact, CSR, Local Community, PT. Indocement

3 RINGKASAN ADJI SATRIO UTOMO. DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. TERHADAP MASYARAKAT LOKAL. Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Dibawah bimbingan Rilus A. Kinseng). Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini sedang menjadi bahan pembicaraan yang cukup hangat oleh banyak pakar dan perusahaan yang concern terhadap CSR, bahkan juga dari kalangan masyarakat sebagai salah satu stakeholder dari perusahaan pelaku CSR. Banyak pakar CSR yang berpendapat bahwa kegiatan CSR sudah tidak dapat lagi terpisahkan dari perusahaanperusahaan besar. Karena dengan melaksanakan CSR, perusahaan akan mendapatkan kepercayaan penuh dari para stakeholders dan memperoleh keuntungan. PT. Indocement merupakan salah satu perusahaan yang melaksanakan CSR. PT. Indocement dijadikan tempat penelitian karena prestasi yang telah diperoleh terkait CSR yaitu CSR Award 2008 dan Peringkat Emas PROPER Program CSR PT. Indocement dilaksanakan di dua belas desa binaan, salah satunya adalah Desa Nambo. Desa Nambo dijadikan tempat penelitian karena adanya pola kemitraan yang baik dengan PT. Indocement. Hal ini didasarkan atas persepsi positif masyarakat terhadap program-program CSR PT. Indocement dan tidak pernah terjadi konflik antara perusahaan dengan masyarakat Nambo. Selain itu, faktor jarak Desa Nambo yang berada pada ring dua (jarak menengah dari PT. Indocement) memungkinkan adanya penilaian objektif terhadap program CSR PT. Indocement, dibandingkan dengan desa dengan jarak yang terjauh dan yang terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami jenis program CSR PT. Indocement, dampak program CSR PT. Indocement terhadap masyarakat lokal serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR terhadap masyarakat lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah purposive (menentukan secara sengaja) untuk menentukan informan dan responden penelitian dengan kriteria yaitu orang yang mengikuti, melaksanakan

4 dan atau menerima program CSR PT. Indocement. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu CSR Department Head, sedangkan responden dalam penelitian ini adalah CD Section Head, SDP Section Head, Kordinator CSR Desa Nambo, Ketua LPM Desa Nambo, serta enam belas orang warga Desa Nambo sebagai penerima program CSR PT. Indocement. Warga Desa Nambo yang menerima program CSR PT. Indocement terdiri dari anggota kelompok peternak Hidayah Alam yang berjumlah sebelas orang, pelaksana dan atau penerima manfaat program CD lima aspek (empat orang), dan penerima program SDP (satu orang). Jenis-jenis program CSR PT. Indocement yang selama ini dijalankan di dua belas desa binaan mengacu pada kegiatan Community Development (CD) lima aspek (pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, sosial, budaya, dan agama) dan Sustainable Development Project (SDP). Program yang dilaksanakan dalam lima aspek ini seperti pembangunan infrastruktur, pemberian beasiswa, bantuan sosial hari besar agama, dan pelatihan-pelatihan (pelatihan beternak ayam petelur, pelatihan LINMAS, dan lain-lain). Kegiatan yang dilaksanakan dalam Sustainable Development Project lebih memperhatikan keberlanjutan proyek, seperti biogas, pengolahan sampah, bengkel terpadu, dan lain-lain. Dampak dari program CSR PT. Indocement yang dirasakan oleh warga Desa Nambo adalah perubahan tingkat pengetahuan, tingkat kesehatan, dan berkurangnya jumlah pengangguran. Karena mereka (penerima program) berpendapat bahwa program tersebut bermanfaat baik dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berusaha, serta meningkatkan penghasilan. Namun, dampak yang dirasakan hanya sedikit dan lebih besar kepada penerima program. Hal ini didasarkan oleh data jumlah pengangguran yang berkurang dari program CSR (ayam petelur) hanya lima belas orang (terdiri dari 11 peternak, 3 karyawan ternak, dan 1 distributor) dari 3657 orang pengangguran di Desa Nambo. Perubahan sosial yang terjadi akibat program CSR PT. Indocement secara keseluruhan relatif kecil dan terbatas. Hal ini dikarenakan program CSR yang dilaksanakan belum berdampak besar bagi masyarakat Desa Nambo, seperti jumlah pengangguran hanya berkurang lima belas orang dari program ternak ayam petelur. Perubahan sosial yang terjadi karena sejak awal direncanakan,

5 seperti pelaksanaan social mapping yaitu dengan pemetaan dan survey langsung kebutuhan masyarakat ke tempat pelaksanaan CSR. Faktor internal PT. Indocement yang mempengaruhi dalam proses pelaksanaan CSR-nya adalah cara pandang perusahaan yang memandang CSR as a commitment, visi dan misi CSR yang fokus pada keberlanjutan, perencanaan dari manajemen yang baik (melakukan social mapping), divisi CSR yang terkoordinasi dengan baik (divisi CD lima aspek dan divisi SDP), dan alokasi dana CSR yang tersedia setiap tahunnya. Faktor eksternal (masyarakat) yang mempengaruhi proses pelaksanaan CSR PT. Indocement adalah karakteristik dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, persepsi warga dan sikap pemerintah terhadap program juga akan mempengaruhi pelaksanaan program CSR PT. Indocement.

6 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh Adji Satrio Utomo I SKRIPSI Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

7 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Adji Satrio Utomo NIM : I Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul Skripsi : Dampak Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Terhadap Masyarakat Lokal Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rilus A. Kinseng, MA NIP Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP Tanggal Lulus:

8 LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. TERHADAP MASYARAKAT LOKAL BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, 2 Februari 2010 Adji Satrio Utomo I

9 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Adji Satrio Utomo yang dilahirkan pada tanggal 23 September 1988 di Bekasi. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Soebardono dan Ibu Hj. Yetti Rosmiati. Pendidikan yang pertama kali ditempuh adalah Taman Kanak-kanak Jayasari Bekasi pada tahun Kemudian penulis melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri Panca Motor 1 Bekasi pada tahun , Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bekasi pada tahun , dan Sekolah Menengah Umum Negeri 4 Bekasi pada tahun Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Saringan Masuk IPB) dan memilih Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis selain kuliah juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, khususnya menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia tahun Penulis juga menjadi Asisten M.K. Dasar-Dasar Komunikasi selama dua semester, yaitu semester enam dan semester tujuh. Selain itu, berkat ijin Allah SWT, penulis juga dapat mengukir prestasi lainnya yaitu menjadi lulusan pertama (3.5 tahun) dari program akselerasi KPM.

10 x KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam skripsi ini ialah Dampak Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Terhadap Masyarakat Lokal. Penelitian ini bertujuan untuk [1] mengetahui jenis program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, [2] menganalisis dampak program CSR, dan [3] menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi proses pembelajaran bagi peneliti dalam memahami fenomena sosial yang terjadi di lapangan serta dapat menjadi masukan bagi perusahaan terkait kegiatan CSR. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademisi sebagai tambahan literatur tentang CSR. Selain itu, semoga skripsi ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan CSR. Bogor, 2 Februari 2010 Adji Satrio Utomo

11 xi UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan nikmat-nya, penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan Insya Allah memuaskan. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Rilus A. Kinseng, MA selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ir. Fredian Tonny, MS sebagai dosen penguji utama. 3. Martua Sihaloho, SP, MSi sebagai dosen penguji perwakilan departemen. 4. Ibu Via, Ibu Lia, Pak Toto, Pak Bambang, Pak Yadi, Pak Romy, dan seluruh karyawan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah membantu peneliti dalam kelengkapan data. 5. Pak Nurohim dan seluruh warga Desa Nambo yang telah membantu peneliti dalam kelengkapan data. 6. Papah, Mamah, Ka Didit, Ka Adi, Ka Uul, dan keponakanku tersayang Algi yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, dan dukungannya. Terima kasih atas doanya. 7. Annisa Rahmawati, yang senantiasa memberikan semangat, perhatian, ideide, dan dukungannya dalam pembuatan skripsi ini. 8. Sahabatku Icha, Ega, Azis, Cecep, Hendra, Untung, Ogi, Kapten, Adha, Bedhil, Arif, Bayu, Ipung, dan Andris. 9. Seluruh staf pengajar KPM yang telah memberikan ilmu dan berbagi pengalaman. 10. KPM ers, angkatan Semoga semangat dan sukses selalu mengiringi kita semua. Amin. 11. Rekan-rekan BEM FEMA Kabinet HEROIC, terima kasih atas kerjasamanya. Semoga kita semua dapat meraih kesuksesan di dunia dan bahagia di akhirat. Amin.

12 xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Konsep Corporate Social Responsibility Pandangan Perusahaan Terhadap CSR Motivasi Perusahaan dalam Pelaksanaan CSR Strategi Pelaksanaan CSR Strategi Pengembangan Masyarakat Konsep Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Tingkat Partisipasi Masyarakat Konsep Pembangunan Berkelanjutan Perubahan Sosial dan Kebudayaan Dampak Program CSR Terhadap Masyarakat Lokal Kerangka Pemikiran Hipotesis Pengarah Definisi Konseptual BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Teknik Pemilihan Informan dan Responden Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sejarah PT. Indocement dan Peristiwa Penting Visi, Misi, dan Motto PT. Indocement CSR Department Desa Binaan PT. Indocement Desa Nambo Kondisi Geografis Kondisi Demografis... 33

13 xiii 4.4. Ikhtisar BAB V JENIS PROGRAM CSR PT. INDOCEMENT CD Program Lima Aspek Pendidikan Ekonomi Kesehatan Sosial, Budaya, Agama Keamanan Sustainable Development Project (SDP) Proyek Tanaman Jarak Pagar Proyek Pengolahan Sampah Ulat Sutera Biogas Bengkel Terpadu Peternakan Usaha Mikro Ikhtisar BAB VI DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CSR PT. INDOCEMENT TERHADAP MASYARAKAT DESA NAMBO Program Peternak Ayam Petelur dan Program UMKM Latar Belakang Program Pelaksanaan Program Dampak Pelaksanaan Program Program Pemberian Makanan Tambahan Latar Belakang Program Pelaksanaan Program Dampak Pelaksanaan Program Program Betonisasi Jalan Dusun II Latar Belakang Program Pelaksanaan Program Dampak Pelaksanaan Program Pelatihan LINMAS Latar Belakang Program Pelaksanaan Program Dampak Pelaksanaan Program Program Biogas Latar Belakang Program Pelaksanaan Program Dampak Pelaksanaan Program Analisis Dampak Pelaksanaan Program CSR PT. Indocement Terhadap Masyarakat Desa Nambo CSR dan CD: Diskusi Teoritis Ikhtisar... 73

14 xiv BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PELAKSANAAN PROGRAM CSR PT. INDOCEMENT Faktor Internal (Perusahaan) Pandangan PT. Indocement dalam Pelaksanaan CSR Motivasi PT. Indocement dalam Pelaksanaan CSR Strategi Pelaksanaan CSR PT. Indocement Strategi Pengembangan Masyarakat PT. Indocement Keberlanjutan Proyek PT. Indocement Faktor Eksternal (Masyarakat) Karakteristik dan Kebutuhan Masyarakat Persepsi Masyarakat dan Pemerintah Desa Terhadap Program Ikhtisar BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 92

15 xv Nomor DAFTAR TABEL Teks Halaman Tabel 1. Metamorfosis CSR... 5 Tabel 2. Tingkat Partisipasi Masyarakat Tabel 3. Luas Wilayah dan Populasi dua belas Desa Binaan PT Indocement Tahun Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Binaan PT. Indocement Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Orang Yang Bekerja Tahun Tabel 5. Jarak Kantor Desa Nambo ke Pusat Pemerintahan Tabel 6. Pemanfaatan Lahan di Desa Nambo Tahun Tabel 7. Jumlah Penduduk Usia Produktif, Orang Bekerja, dan Pengangguran di Desa Nambo Tahun Tabel 8. Realisasi Program CSR PT. Indocement di Desa Nambo Tabel 9. Analisis Dampak Pelaksanaan Program CSR PT. Indocement Terhadap Masyarakat Desa Nambo Tahun

16 xvi Nomor DAFTAR GAMBAR Teks Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen CSR PT. Indocement Tahun Gambar 3. Kandang Ayam Petelur Milik Bapak Emad Gambar 4. Instalasi Biogas Feses Sapi Gambar 5. Pandangan PT. Indocement tentang CSR Gambar 6. Flow CSR Program PT. Indocement Gambar 7. Peserta BILIKOM... 80

17 xvii Nomor DAFTAR LAMPIRAN Teks Halaman Lampiran 1. Jumlah Penduduk Desa Nambo November Tahun Lampiran 2. Data Demografi Pendidikan Desa Nambo Tahun Lampiran 3. Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun Lampiran 4. Demografi Kesehatan Desa Nambo Tahun Lampiran 5. Demografi Sosial, Budaya, Agama Desa Nambo Tahun Lampiran 6. Profil Anggota Kelompok Peternak Hidayah Alam Lampiran 7. Matriks Alokasi Waktu Penelitian Lampiran 8. Panduan Pertanyaan Kualitatif Lampiran 9. Matriks Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Lampiran 10. Catatan Harian Penelitian

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan (BUMN maupun swasta) memiliki peranan sosial yang sangat penting dan strategis dalam memberikan kontribusi dan dorongan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan faktor lingkungan hidup dalam proses pembangunan sebuah negara. Perusahaan juga mempunyai peran sosial terkait pemanfaatan sumber daya alam guna menghasilkan manfaat bagi masyarakat, sehingga perusahaan wajib melakukan CSR. Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni mengenai pengintegrasian konsep 3P, yaitu keuntungan, lingkungan, dan masyarakat (profit, planet, people) dalam kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Hopkins (2004) 1 berpendapat bahwa CSR berhubungan dengan upaya perusahaan memperlakukan stakeholder dari perusahaan secara etis atau bertanggung jawab. Etis atau bertanggung jawab berarti memperlakukan stakeholder dengan hormat sebagai masyarakat beradab. Pelaksanaan setiap kegiatan perusahaan saat ini tidak lagi hanya difokuskan pada keuntungan materi semata, namun juga telah meliputi aspek keberlanjutan lingkungan hidup seperti dalam konsep triple bottom line (profit, people, planet) yang merupakan kunci dari pelaksanaan konsep pembangunan yang berkelanjutan berbasis pengembangan masyarakat yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada image perusahaan di mata para stakeholders. Saat ini, banyak perusahaan yang terus mencanangkan program CSR sebagai ujung tombak perusahaan. Hal ini terbukti dari komitmen perusahaan untuk bergandengan tangan dengan pemerintah dalam pembangunan masyarakat yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari anggaran CSR yang hanya Rp0.8 miliar di tahun 2002 menjadi Rp4.9 miliar di tahun Dalam kurun waktu empat tahun, dari tahun ada peningkatan komitmen penganggaran sekitar 550 persen. Peningkatan anggaran CSR tersebut meningkat tajam pada tahun Anggaran sebesar Rp1.3 miliar di tahun 2005 telah 1 Disampaikan pada konferensi International Labour Office di Geneva, 2004 dalam jurnal ilmiah Sutisning, Volume 1, Tahun 1, Mei 2007, hal

19 2 menjadi Rp4.9 miliar pada tahun Artinya dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan anggaran sebesar 360 persen 2. Menurut Wibisono (2007), implementasi program-program Corporate Social Responsibility sangat bergantung pada cara setiap perusahaan memandang makna atau motivasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Kenyataannya, terdapat perusahaan yang hanya melihat programprogram Corporate Social Responsibility dari perspektif ekonomi, sehingga kegiatan tersebut dimaknai sebagai program-program yang hanya menghabiskan dana perusahaan saja. Namun, ada juga perusahaan yang memandang programprogram Corporate Social Responsibility dengan perspektif goodwill yang memaknai setiap kegiatan berorientasi masyarakat yang didanai perusahaan sebagai program yang mampu menarik dan menumbuhkan simpati dari shareholders, investor, masyarakat luas, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam kegiatan bisnis perusahaan tersebut. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya disebut PT. Indocement) merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia, yang jika didasarkan atas data prestasi yang telah diraih, maka dapat dikatakan telah melaksanakan CSR dengan baik. Prestasi yang telah didapatkan oleh PT. Indocement yaitu CSR Awards 2008 (Penghargaan Terbaik Satu untuk Kategori Pimpinan Perusahaan (Bapak Kuky Permana) Tipe Perorangan, dan Penghargaan Emas dan Penghargaan Terbaik Satu untuk Sektor Industri dan Manufaktur Bidang Sosial dan Lingkungan). Prestasi terbaru yang diraih oleh PT. Indocement pada bulan oktober 2009 adalah Peringkat Emas PROPER dari KLH yang dinilai telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, dan telah melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle, Recovery), menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang. PT. Indocement melaksanakan program CSR di dua belas desa binaan, salah satunya adalah Desa Nambo yang memiliki relasi dengan PT. Indocement dalam kerangka CSR. Hal ini dikarenakan PT. Indocement mendirikan infrastruktur dan memanfaatkan sumberdaya alam (Quary C) dari Desa Nambo, 2 Bakdi Soemanto Sustainable Corporation. Gresik: PT. Semen Gresik Tbk.

20 3 sehingga masyarakat Desa Nambo berhak untuk mendapatkan manfaat dari perusahaan (pemberdayaan masyarakat). Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk menganalisis dampak pelaksanaan program CSR PT. Indocement terhadap masyarakat lokal (Desa Nambo) Perumusan Masalah PT. Indocement termasuk perusahaan yang telah melaksanakan CSR dengan baik jika didasarkan atas prestasi yang diraihnya. PT. Indocement melaksanakan CSR di dua belas desa binaan. Pelaksanaan CSR PT. Indocement tersebut memiliki dampak terhadap masyarakat lokal, seperti yang dirasakan warga Desa Nambo. Proses pelaksanaan CSR PT. Indocement dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal yang berasal dari perusahaan, dan faktor eksternal yang berasal dari masyarakat sebagai penerima program CSR. Berdasarkan hal ini, penulis merasa penting untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Apa saja jenis program CSR PT. Indocement? 2. Bagaimana dampak program CSR PT. Indocement terhadap masyarakat lokal? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR PT. Indocement terhadap masyarakat lokal? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami: 1. Jenis program CSR PT. Indocement; 2. Dampak program CSR PT. Indocement terhadap masyarakat lokal; dan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR terhadap masyarakat lokal Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya untuk kalangan akademisi yang terkait dengan CSR maupun untuk menambah literatur khususnya tentang dampak program CSR. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan terkait program CSR yang sedang berjalan maupun yang sedang dalam perencanaan.

21 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Konsep Corporate Social Responsibility Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni mengenai pengintegrasian konsep 3P (profit, planet, people) dalam kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Kotler & Lee (2005) dalam Mulyadi (2007) menyebutkan definisi CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan praktek bisnis yang baik serta melalui pemberian sumbangan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Definisi mengenai konsep CSR ini juga dikemukakan dalam World Business Council on Sustainable Development seperti dikutip oleh Pambudi (2006) dalam Mulyadi (2007), yakni sebagai sebuah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Menurut Hopkins (2004) 3, CSR berhubungan dengan upaya perusahaan memperlakukan stakeholder dari perusahaan secara etis atau bertanggung jawab. Etis atau bertanggung jawab berarti memperlakukan stakeholder dengan hormat sebagai masyarakat beradab. International Organization for Standardization (ISO) sebagai induk organisasi standarisasi internasional berhasil menghasilkan panduan dan standardisasi untuk tanggung jawab sosial pada bulan September tahun 2004, yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. ISO mengartikan CSR sebagai tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis. Di dalam ISO 26000, CSR mencakup tujuh isu pokok, yaitu: 1. Pengembangan masyarakat; 2. Konsumen; 3. Praktek kegiatan institusi yang sehat; 3 Loc.cit.

22 5 4. Lingkungan; 5. Ketenagakerjaan; 6. Hak Asasi Manusia; dan 7. Organisasi Kepemerintahan 4. Good Corporate Citizenship dalam pelaksanaannya berfokus pada kontribusi suatu perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mengalami metamorfosis, dari yang bersifat charity menjadi aktivitas yang lebih menekankan pada penciptaan kemandirian masyarakat, yakni program pemberdayaan (Ambadar, 2008). Metamorfosis kontribusi perusahaan tersebut diungkapkan oleh Za im Zaidi (2003) dalam Ambadar (2008), yaitu dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Metamorfosis CSR Paradigma Charity Philantropy Good Corporate Citizenship (GCC) Motivasi Agama, tradisi, adaptasi Misi Mengatasi masalah setempat Norma, etika dan hukum universal Mencari dan mengatasi akar masalah Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial Memberikan kontribusi terhadap masyarakat Pengelolaan Jangka pendek, Terencana, terorganisasi, Terinternalisasi mengatasi masalah dan terprogram dalam kebijakan sesaat perusahaan Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/dana Keterlibatan baik pribadi/profesionalitas dana maupun sumberdaya lain Penerima Manfaat Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan Kontribusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah (sosial dan pembangunan serta keterlibatan sosial) Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama Sumber : Za im Zaidi (2003) dalam Ambadar (2008) Pandangan Perusahaan Terhadap CSR Wibisono (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga model cara pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu: 1. Sekedar basa-basi dan keterpaksaan, yaitu pelaksanaan CSR karena faktor eksternal (external driven). Pemenuhan tanggung jawab lebih karena 4 Sumber: Diakses tanggal 4 Februari 2010 pukul WIB.

23 6 keterpaksaan akibat tuntutan daripada kesukarelaan. CSR diimplementasikan sebagai upaya dalam konteks public relation yang diliputi kemauan meraih kesempatan untuk melakukan publikasi positif dan untuk meningkatkan citra perusahaan yang didasarkan bukan atas regulasi CSR dari pemerintah; 2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance), didasarkan atas adanya regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Kewajiban perusahaan melaksanakan CSR adalah karena adanya market driven (dorongan pasar/masyarakat dan lingkungan setempat). Pandangan lain yang sanggup memaksa perusahaan untuk mempraktekkan CSR adalah adanya penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap institusi atau lembaga. Misalnya CSR Award baik yang regional maupun global; dan 3. Beyond compliance atau compliance plus, yakni CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Penelitian Mulyadi (2007) menjelaskan bahwa pelaksanaan CSR oleh PT. Telkom masih memandang CSR sekedar basa-basi, karena pelaksanaan CSR mereka bertujuan untuk menunjang keberhasilan perusahaan, memperoleh citra yang baik di mata masyarakat, serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, terdapat juga kenyataan yang terjadi di lapangan mengenai program CSR PT. Telkom ini, yaitu mereka hanya bergerak pada lingkup community service yang hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah sesaat dan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya proses kemandirian dari masyarakat penerima program CSR PT. Telkom ini akibat masyarakat tidak mempunyai akses yang lebih luas terhadap program CSR PT. Telkom ini. Penelitian Herlin (2008) mempunyai fakta yang berbeda. Menurut Herlin (2008), PT. Antam Tbk memandang CSR yang dilaksanakannya sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). Hal ini didasarkan atas penerapan CSR

24 7 yang dilakukan oleh PT. Antam Tbk sesuai dengan ketentuan dari pemerintah yaitu Keputusan Menteri BUMN No 236/MBU/2003 berupa PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). PT. Antam Tbk ini juga mempunyai komitmen penuh untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan CSR PT. Antam Tbk ini selain program kemitraan adalah bantuan dana dalam pembangunan jalan, pelatihan pembukuan keuangan bagi mitra binaan, sunatan masal yang dilakukan setiap tahun, serta bentuk kerja sama dan bantuan kepada suatu yayasan yang terletak di sekitar kantor pusat Antam. Berdasarkan kegiatankegiatan tersebut diatas, CSR PT. Antam Tbk selain karena kewajiban/kebijakan dari pemerintah dalam KEPMEN BUMN, juga merupakan dorongan tulus dari dalam (internal driven) atau beyond compliance Motivasi Perusahaan dalam Pelaksanaan CSR Motivasi perusahaan terkait CSR adalah sejumlah alasan dari pelaksanaan kegiatan CSR, diantaranya yaitu feedback yang baik dari para stakeholder untuk keberlanjutan kegiatan perusahaan. Menurut Susanta (2007), ada beberapa motivasi perusahaan terkait dengan pelaksanaan CSR, diantaranya sebagai berikut: 1. Menciptakan brand image dan brand reputation. Image atau reputasi dari sebuah merek, baik merek produk maupun perusahaan, menjadi semakin relevan pada masa sekarang, dimana pembelian produk oleh konsumen semakin dipengaruhi oleh reputasi merek produk maupun perusahaan pembuat; 2. Mengatasi krisis manajemen. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan CSR dapat menciptakan komunitas-komunitas yang bisa membantu perusahaan mengatasi krisis; 3. Meningkatkan motivasi karyawan dan menarik karyawan berkualitas. Kualitas perusahaan di bidang CSR dapat menimbulkan dampak positif di dalam seperti meningkatkan kebanggaan karyawan. Melibatkan karyawan dalam kegiatan CSR juga dapat meningkatkan kualitas moral karyawan dan bahkan menarik karyawan berkualitas untuk masuk ke dalam perusahaan; dan

25 8 4. Menciptakan inovasi. Perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya inovasi. Seringkali inovasi didapatkan dari hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masyarakat sekitar melalui aktivitas CSR. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan inovasi yang dapat diciptakan untuk memperoleh sumber daya yang lebih murah dan efisien. Penelitian Aprilianti (2009) menjelaskan bahwa motivasi pelaksanaan CSR PT. Antam Pongkor adalah menciptakan brand image dan brand reputation. Hal ini dikarenakan pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh PT. Antam Pongkor dipandang oleh sebagian besar masyarakat semata-mata hanya memberi bantuan karitatif, yaitu setelah bantuan dana disalurkan, hampir tidak ada bantuan teknis dari PT. Antam ini. Pelaksanaan CSR PT. Antam Pongkor ini ternyata juga tidak mempunyai staf tetap yang bertugas mendampingi masyarakat desa (sebagai pelaksana pengembangan masyarakat profesional). Hal ini mengakibatkan kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Antam tersebut tidak banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat hanya sebagai penerima (recipient) bantuan yang tidak pernah diberdayakan secara individu maupun sebagai komunitas. Penelitian Setianingrum (2007) menjelaskan fakta yang berbeda. Menurut Setianingrum (2007), PT. ISM Bogasari Flour Mills dalam menerapkan CSR telah menerapkan prinsip partisipasi dan berbasis pemberdayaan. Bahkan konsep CSR tersebut telah melekat pada kebijakan perusahaan yang merupakan pedoman dari setiap insan Bogasari dalam menjalankan misi guna meraih visi bersama, sedangkan CD dianggap sebagai bagian dari aktivitas CSR Bogasari. Hal ini menjadikan motivasi PT. ISM Bogasari dapat digolongkan dalam kegiatan menciptakan inovasi Strategi Pelaksanaan CSR Mulyadi (2007) menjelaskan bahwa terdapat empat model strategi pelaksanaan kedermawanan sebagai upaya tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan, yaitu: 1. Perusahaan terlibat langsung dan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya tanpa perantara atau bantuan pihak lain, misalnya melalui

26 9 corporate secretary, public affair, hubungan masyarakat, atau manager community development; 2. Perusahaan menyelenggarakan bantuan melalui yayasan atau organisasi sosial yang umumnya sering diterapkan di negara maju; 3. Perusahaan bermitra dengan pihak lain yang dinilai kompeten untuk menyelenggarakan program kedermawanan misalnya dengan LSM, universitas, dan media massa; dan 4. Perusahaan membentuk atau bergabung dalam satu konsorsium di mana perusahaan tersebut ikut serta dalam mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial yang dilakukan untuk tujuan sosial tertentu. Penelitian Sihaloho (2007) menjelaskan bahwa strategi pelaksanaan CSR PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari adalah bermitra dengan masyarakat. Namun, kemitraan yang terjalin hanya pada tataran semiproductive, yang bersifat kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak menimbulkan sense of belonging antara perusahaan dengan mitranya. Hal ini terjadi karena masyarakat masih dianggap sebagai obyek program, sehingga menimbulkan kurangnya kepercayaan dan ketidaktaatan mitra pada aturan yang telah disepakati. Penelitian Febriana (2008) menjelaskan fakta yang berbeda. Menurut Febriana (2008), strategi pelaksanaan CSR yang diterapkan oleh PT. Indosat adalah terlibat langsung dan menyelenggarakan sendiri kegiatan CSR-nya. Namun, strategi ini hanya sampai pada bentuk partisipasi konsultatif, yaitu masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi tentang permasalahan dan kebutuhannya, sedangkan pihak perusahaan hanya mendengarkan, menganalisa masalah, dan pemecahannya. Hal ini menyebabkan belum adanya peluang untuk pembuatan keputusan bersama antara perusahaan dan masyarakat, serta perusahaan pun tidak ada keharusan untuk menindaklanjuti pandangan masyarakat.

27 Strategi Pengembangan Masyarakat Pengembangan masyarakat (PM) merupakan gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup komunitas secara keseluruhan dengan partisipasi aktif dan inisiatif dari komunitas (Brokensha dan Hodge, 1969 dalam Nasdian 2006). Chin dan Benne (1961) dalam Nasdian (2006) memperkenalkan tiga strategi pengembangan masyarakat bagi perubahan dan asumsi-asumsi yang melandasinya. Pilihan strategi tersebut yaitu: 1. Rational-empirical adalah strategi PM yang didasarkan atas pandangan yang optimistik karena strategi ini mempunyai asumsi dasar bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional; 2. Normative-reeducative adalah strategi PM yang menekankan pada bagaimana klien memahami permasalahan pembaruan seperti perubahan sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia, sehingga lebih menekankan pada proses pendidikan dibandingkan hasil perubahan itu sendiri; dan 3. Power-coersive adalah strategi PM yang cenderung memaksakan kehendak dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi yang sebenarnya dimana program itu akan dilaksanakan, sedangkan objek utama dari program itu sendiri sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaannya. Pelaksanaan CSR tidak terlepas dari konsep pengembangan masyarakat. Seperti yang dijelaskan dalam World Business Council on Sustainable Development seperti dikutip oleh Mulyadi (2007), yakni CSR sebagai sebuah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Penelitian Mulyadi (2007) menjelaskan bahwa strategi pengembangan masyarakat yang dilakukan PT. Telkom dalam pelaksanaan CSR adalah powercoersive, karena masyarakat penerima bantuan program CSR melalui PKBL ini tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses-proses tersebut dilaksanakan sepenuhnya oleh

28 11 perusahaan dengan alasan semua proses tersebut telah tercantum dalam kebijakan perusahaan, sehingga masyarakat tidak mempunyai akses untuk turut serta dalam pengelolaan program Konsep Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Penerapan program CSR oleh perusahaan sering kali tidak menjadikan masyarakat sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan program. Peran serta masyarakat pun dibatasi hanya pada tahap pelaksanaan saja, sehingga masyarakat tidak dapat berdaya dan tidak berkembang daya kreatifnya. Akhirnya, partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki kesadaran kritis (Nasdian, 2006). Payne (1979) dalam Nasdian (2006) menjelaskan bahwa pemberdayaan ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Nasdian (2006) menjelaskan bahwa partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Pengertian ini melihat keterlibatan masyarakat mulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil, dan evaluasi (Cohen dan Uphoff, 1980 dalam Nasdian, 2006). Melihat berbagai pendapat yang ada mengenai pemberdayaan dan partisipasi di tingkat komunitas dapat dikatakan dua konsep yang erat kaitannya (Nasdian, 2006). Pendapat ini sejalan dengan Craig dan Mayo (1995) dalam Nasdian (2006), yaitu empowerment is road to participation Tingkat Partisipasi Masyarakat Arnstein (1969) dalam Wazdy (2009) menjelaskan terdapat delapan tangga partisipasi masyarakat yang kemudian dikenal dengan tipologi Arnstein, seperti terlihat dalam Tabel 2.

29 12 Tabel 2. Tingkat Partisipasi Masyarakat 8 Citizen control Degree of citizen power 7 Delegated power 6 Partnership 5 Placation Degree of tokenism 4 Consultation 3 Information 2 Therapy Non participation 1 Manipulation Sumber: Arnstein (1969) dalam Wazdy (2009) Manipulation bisa diartikan tidak ada komunikasi apalagi dialog; therapy berarti ada komunikasi namun masih bersifat terbatas, inisiatif dari pemerintah dan hanya satu arah; information menyiratkan bahwa komunikasi sudah banyak terjadi tetapi masih bersifat satu arah; consultation bermakna bahwa komunikasi telah berjalan dua arah; placation berarti bahwa komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi antara masyarakat danpemerintah, masyarakat dapat memberi saran tetapi tidak memiliki kewenangan menentukan keputusan (partisipasi semu); partnership berarti suatu kondisi pemerintah dan masyarakat merupakan mitra sejajar; delegated power berarti bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk mengurus sendiri beberapa keperluannya; dan citizen control berarti bahwa masyarakat menguasai kebijakan publik mulai dari perumusan, implementasi hingga evaluasi dan kontrol. Manipulation dan therapy dikategorikan sebagai non participation; information, consultation, dan placation dikategorikan sebagai tingkat tokenism (pertanda) yaitu tingkat peran serta di mana masyarakat di dengar dan berpendapat, tetapi tidak ada jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang kekuasaan. Peran serta pada tingkat ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil menghasilkan perubahan dalam masyarakat; partnership, delegated power, dan citizen control dikategorikan dalam tingkat kekuasaan masyarakat dalam mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan (Arnstein, 1969 dalam Wazdy, 2009).

30 Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development) Menurut Jaya (2004) 5, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi pelaksanaannya, diantaranya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang yang diikuti pendekatan secara ideal. Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan yaitu keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta pertahanan dan keamanan. Sementara itu, menurut Emil Salim (1990) 6, pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hakekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Sebagaimana hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brasil, pada tahun 1992, yang menegaskan mengenai konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development) sebagai suatu hal yang bukan hanya menjadi kewajiban negara, namun juga harus diperhatikan oleh kalangan korporasi. Konsep pembangunan berkelanjutan menuntut korporasi dalam menjalankan usahanya untuk turut memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: 1. Ketersediaan dana; 2. Misi lingkungan; 3. Tanggung jawab sosial; 4. Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah); 5. Mempunyai nilai keuntungan/manfaat) 7. Penelitian Aprilianti (2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan CSR PT. Antam Tbk belum memperhatikan konsep keberlanjutan. Hal ini didasarkan atas sasaran program CSR yaitu masyarakat, hanya dijadikan sebagai penerima (recipient) bantuan yang tidak pernah diberdayakan secara individu maupun 5 Askar Jaya 2004, Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Halaman 1. Diakses tanggal l8 Desember 2009 pukul WIB. 6 Loc.cit. 7 Sumber: Diakses tanggal 4 Februari 2010 pukul WIB.

31 14 sebagai komunitas. Febriana (2008) dalam penelitiannya berpendapat bahwa pelaksanaan CSR PT. Indosat belum memperhatikan konsep keberlanjutan. Hal ini didasarkan atas pelaksanaan CSR PT. Indosat hanya berbentuk partisipasi konsultatif, yaitu masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi tentang permasalahan dan kebutuhannya, sedangkan perusahaan hanya mendengarkan, menganalisa masalah, dan pemecahannya. Hal ini mengakibatkan belum adanya peluang untuk pembuatan keputusan antara perusahaan dan masyarakat, serta perusahaan tidak ada keharusan untuk menindaklanjuti pandangan masyarakat Perubahan Sosial dan Kebudayaan Soemardjan (1962) menyatakan bahwa konsep perubahan sosial mencakup bermacam-macam perubahan di dalam lembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola tingkah laku antar kelompok di dalam masyarakat. Teori dan konsep perubahan sosial ini dapat dibedakan dari perubahan kultural, seperti halnya konsep masyarakat bisa dibedakan dengan kebudayaan. Perubahan kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan kompleks yang mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, modal, hukum, adat, dan tiap kemauan serta kebiasaan lainnya, yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat, maka setiap perubahan pada salah satu bagian dari keseluruhan kultural mempunyai satu segi persamaan, yaitu keduanya menyangkut suatu adaptasi atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (Soemardjan, 1962). Soekanto (1990) menjelaskan bahwa perubahan sosial dan kebudayaan terkait dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Perubahan kebudayaan dalam skala kecil seperti perubahan model pakaian, dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan/sistem sosial. Sebaliknya sulit dibayangkan terjadi perubahan sosial tanpa didahului suatu perubahan kebudayaan. Lembagalembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, atau negara, tidak akan mengalami perubahan jika tidak didahului perubahan fundamental di dalam kebudayaan. Soekanto (1990) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial terdiri atas faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal.

32 15 Faktor-faktor internal yakni kondisi atau perkembangan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan yang mendorong perubahan sosial. Faktor-faktor ini mencakup: 1. Faktor demografis (kependudukan), yaitu semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk; 2. Faktor adanya penemuan-penemuan baru, yaitu adanya penemuan di kalangan atau oleh warga masyarakat berkaitan dengan suatu alat atau cara yang selanjutnya diterima penggunaannya secara luas oleh masyarakat, dan karena itu mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial mereka; dan 3. Konflik internal dalam masyarakat, yaitu pertentangan yang timbul di kalangan warga atau kelompok-kelompok masyarakat sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan atau perbedaan persepsi yang dipertahankan oleh masing-masing kelompok. Faktor-faktor eksternal yaitu kondisi atau perkembangan yang terjadi di luar lingkungan masyarakat yang bersangkutan, tetapi secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam faktor eksternal, yang terpenting diantaranya adalah pengaruh lingkungan alam, pengaruh unsur kebudayaan maupun aktualisasi, dan dapat berupa adanya peperangan yang mengakibatkan terjadinya penaklukan suatu masyarakat atau bangsa oleh bangsa lain, yang selanjutnya memaksakan terjadinya perubahan sosial terutama di kalangan bangsa yang kalah perang (Soekanto, 1990). Soekanto (1990) menjelaskan bahwa menurut skala pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat, perubahan sosial memiliki dampak yang luas dan dalam terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan dan ada pula perubahan sosial yang berskala kecil dalam arti pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan relatif kecil dan terbatas. Menurut proses terjadinya, Soekanto (1990) menjelaskan bahwa terdapat perubahan sosial yang memang dari semula direncanakan dan dikehendaki (intended change), yaitu proses yang berupa perintah dan larangan untuk menetralisasikan suatu keadaan krisis dengan suatu

33 16 akomodasi (khususnya arbitrasi) untuk melegalisasikan hilangnya keadaan yang tidak dikehendaki, misalnya dalam bentuk program-program pembangunan sosial. Namun ada pula yang tidak dikehendaki terjadinya atau tidak direncanakan (unintended change). Soemardjan (1962) menjelaskan unintended change adalah perubahan yang tidak disengaja, sehingga perubahan-perubahan itu juga tidak dapat diduga lebih dahulu. Banyak perubahan sosial yang membingungkan masyarakat, bahkan ditentang oleh banyak orang Dampak Program CSR Terhadap Masyarakat Lokal 8 Komitmen PT. Riaupulp dalam melaksanakan CSR telah dilakukan sejak tahun 1999 sampai sekarang. Keberpihakan Riaupulp terhadap CSR mendapatkan penghargaan dari Menko Kesra berupa Social Empowerment Award tahun Komitmen Riaupulp untuk menciptakan masyarakat yang berdaya terlihat melalui kegiatan-kegiatan CSR-nya. Kegiatan CSR Riaupulp meliputi Community Empowerment, Care Services (Program Kesehatan Masyarakat dan Pendidikan), Basic Social Walfare, dan Local Economics and Community Based Business Development. Salah satu dari program Care Services adalah program pengurangan angka kematian balita. Program ini merupakan program yang terintegrasi dalam program kesehatan masyarakat, yang terdiri dari program preventif dan program kuratif dan telah dijalankan di sekitar 200 desa sekitar daerah operasional perusahaan yang masih belum terjangkau oleh pemerintah. mengenai usaha Riaupulp dalam mengurangi angka kematian balita. Program kuratif diterapkan setiap tahunnya dalam bentuk imunisasi kepada balita dan anak serta medical check untuk kesehatan ibu hamil. Dengan adanya program ini, masyarakat semakin mengerti langkah-langkah dan usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sehat. Dalam Program preventifnya, Riaupulp juga telah bekerjasama dengan UNICEF dalam usaha mencegah terjadinya Flu Burung, yang telah diikuti oleh sekitar 60 orang dari 104 desa di sekitar operasional. Program CSR dalam bidang pendidikan juga dilaksanakan oleh Riaupulp, seperti program taman bacaan yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas 8 Sumber: Diakses tanggal 4 Februari 2010 pukul WIB.

34 17 anak-anak. Program taman bacaan ini telah dibangun 100 buah di seluruh Riau, dengan tiap-tiap taman bacaan mempunyai 200 buah judul buku. Untuk memaksimalkan pemberdayaan ini, Riaupulp juga merekrut guru/pendidik untuk bekerja pada taman bacaan ini. Program pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi juga dilaksanakan oleh Riaupulp, seperti program pertanian terpadu yang telah membinan petani. Selain itu, Riaupulp juga melakukan kerja sama dengan kalangan perbankan untuk pinjaman modal kepada mitra binanya. Menurut data Riaupulp, kredit yang telah dikeluarkan untuk mitra bina adalah Rp1.1 miliar dan dari program UMKM ini, telah menghasilkan 85 wirausahawan lokal yang mempekerjakan tenaga kerja. Kaltim Prima Coal (KPC) juga merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen dalam melaksanakan CSR. Hal ini ditunjukkan perusahaan dalam mengalokasikan dana US$5 juta setiap tahun bagi aksi corporate social responsibility (CSR). CSR KPC terdiri dari tujuh program untuk masyarakat sekitar lokasi usahanya, yaitu pengembangan agribisnis, kesehatan dan sanitasi, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), pelestarian alam dan budaya, serta penguatan kapasitas masyarat dan pemerintah. Program-program pemberdayaan masyarakat PT KPC tersebut diarahkan kepada pengembangan sumber daya alam (SDA) yang terbarukan serta diselaraskan dengan program pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Program agribisnis yang telah dilaksanakan KPC adalah membangun 300 hektar untuk penanaman kakao. Masyarakat setempat diberikan bibit, pupuk sampai kepada pelatihan mengenai penanaman itu. Selain itu, program agribisnis ini juga membuat kolam udang untuk masyarakat di Desa Muara Bengalon dan membangun perkebunan pisang dan peternakan ayam di Kampung Kabo. KPC juga memberikan kredit mikro kepada masyarakat Bengalon dengan total peminjam tak kurang dari 700 orang. Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan adalah program irigasi, pembangunan jalan, dan lapangan sepakbola.

35 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni mengenai pengintegrasian konsep 3P (profit, planet, peolple) dalam kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Hal ini terkait dengan jenis program CSR yang dilaksanakan, dampak dari pelaksanaan program CSR tersebut terhadap masyarakat lokal, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR tersebut. PT. Indocement dalam pelaksanaan CSR-nya dipengaruhi oleh adanya anggaran khusus tiap tahun, socio demography mapping analize and review, dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor tersebut PT. Indocement melaksanakan jenis program CSR seperti community development (CD) lima aspek yang terdiri dari aspek pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, agama, dan keamanan; dan sustainable development project (SDP) yang akan berdampak terhadap masyarakat lokal. Dampak program CSR dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi perusahaan melaksanakan CSR (menciptakan brand image, mengatasi krisis manajemen, memotivasi karyawan, dan menciptakan inovasi), cara pandang perusahaan tentang CSR (sekedar basa-basi, compliance, beyond compliance), strategi pelaksanaan CSR (melaksanakan sendiri CSR-nya, bermira dengan pihak berkompeten, bantuan yayasan, bergabung dalam konsorsium), dan strategi pengembangan masyarakat (rational empirical, normative reeducaive, power coercive). Strategi pengembangan masyarakat ini akan berdampak terhadap masyarakat lokal, karena terkait prinsip pemberdayaan dan partisipasi. Selain itu, dampak program CSR ini juga dipengaruhi oleh aspek keberlanjutan proyek dan proses pelaksanaan CSR. Faktor eksternal yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR diantaranya adalah persepsi masyarakat terhadap program dan perusahaan, serta karakteristik dan kebutuhan masyarakat. Sikap warga dan pemerintah desa terhadap program dan perusahaan juga mempengaruhi keberhasilan program CSR. Gambaran alur pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

36 19 PT. INDOCEMENT Jenis program CSR Faktor Eksternal Karakteristik dan kebutuhan masyarakat Persepsi masyarakat terhadap program Sikap pemerintah desa terhadap program Dampak Program CSR terhadap masyarakat lokal Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan: Mempengaruhi Faktor Internal Motivasi perusahaan tentang CSR Cara Pandang Perusahaan tentang CSR Strategi Pelaksanaan CSR Strategi Pengembangan Masyarakat Keberlanjutan Program 2.3. Hipotesis Pengarah 1. Program CSR yang dilaksankan oleh PT. Indocement diduga telah berdampak besar terhadap masyarakat lokal; 2. Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indocement diduga telah memberdayakan masyarakat. 3. Implementasi program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indocement diduga dipengaruhi oleh faktor internal (berasal dari perusahaan, yaitu motivasi CSR, cara pandang CSR, strategi pelaksanaan CSR, strategi pengembangan masyarakat, dan keberlanjutan program) dan faktor eksternal (berasal dari kondisi masyarakat, yaitu karakteristik, kebutuhan, persepsi, dan sikap pemerintah desa terhadap program) Definisi Konseptual 1. Cara pandang perusahaan tentang CSR adalah segala bentuk pemikiran hasil informasi (baik dari dalam maupun dari luar perusahaan) yang didapatkan oleh pihak-pihak yang terkait, yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan CSR atau tidak, yang terdiri dari: a. External driven adalah pandangan perusahaan mengenai CSR dipraktekkan karena faktor eksternal; b. Compliance adalah pandangan perusahaan mengenai CSR sebagai

37 20 upaya untuk memenuhi kewajiban berdasarkan regulasi maupun hukum terkait; c. Beyond Compliance adalah pandangan perusahaan mengenai CSR yang diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driver). 2. Motivasi perusahaan terkait CSR adalah sejumlah alasan dari pelaksanaan kegiatan CSR, diantaranya yaitu feedback yang baik dari para stakeholder demi keberlanjutan kegiatan perusahaan. 3. Pengembangan masyarakat (PM) adalah kegiatan yang dirancang dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat dalam mencapai kondisi kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan sekaligus sebagai upaya pemberdayaan untuk mendukung kesejahteraan dan kemandirian komunitas hingga pada generasi berikutnya. 4. Strategi pengembangan masyarakat adalah teknik atau tindakan pilihan yang telah terprogram dalam rangka mengembangkan masyarakat, yang terdiri dari: a. Rational-empirical adalah strategi PM yang didasarkan atas pandangan yang optimistik karena strategi ini mempunyai asumsi dasar bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau rasional; b. Normative-reeducative adalah strategi PM yang menekankan pada bagaimana klien memahami permasalahan pembaruan seperti perubahan sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia, sehingga lebih menekankan pada proses pendidikan dibandingkan hasil perubahan itu sendiri; dan c. Power-coersive adalah strategi PM yang cenderung memaksakan kehendak dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi yang sebenarnya di mana program itu akan dilaksanakan, sedangkan objek utama dari program itu sendiri sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaannya.

38 21 5. Strategi pelaksanaan CSR adalah teknik atau tindakan pilihan yang telah terprogram dalam rangka melaksanakan CSR, yang terdiri dari: a. Keterlibatan adalah perusahaan terlibat langsung dan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya tanpa perantara atau bantuan pihak lain, misalnya melalui corporate secretary, public affair, hubungan masyarakat, atau manager community development; b. Melalui yayasan atau organisasi adalah perusahaan menyelenggarakan bantuan melalui yayasan atau organisasi sosial yang umumnya sering diterapkan di negara maju; c. Perusahaan bermitra dengan pihak lain yang dinilai kompeten untuk menyelenggarakan program kedermawanan misalnya dengan LSM, universitas, dan media massa; dan d. Perusahaan membentuk atau bergabung dalam satu konsorsium, dimana perusahaan tersebut ikut serta dalam mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial yang dilakukan untuk tujuan sosial tertentu. 6. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis dan memahami dampak program CSR terhadap masyarakat lokal. Dampak yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan CSR, sehingga perubahan-perubahan yang tidak terkait dengan CSR tidak akan diteliti. Data kuantitatif digunakan untuk melengkapi dan memperkuat informasi yang didapatkan dari informan dan responden. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu menyoroti beberapa kasus dengan melakukan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Metode studi kasus yang digunakan adalah bersifat deskriptif. Artinya penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan dampak program CSR PT. Indocement yang dirasakan oleh masyarakat Desa Nambo dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR tersebut berdasarkan hasil analisis peneliti di lapang dan catatan harian peneliti Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Indocement yang beralamat di Jalan Mayor Oking Jayaatmaja, Citeureup, Bogor dan Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor yang merupakan salah satu desa binaan PT. Indocement. Penelitian dilaksanakan tanggal 18 November hingga 24 Desember Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). PT. Indocement dipilih menjadi kasus penelitian karena meraih CSR Award 2008 kategori sosial-lingkungan dan Peringkat Emas PROPER Desa Nambo dijadikan tempat penelitian karena memiliki relasi dengan perusahaan dalam kerangka CSR. Hal ini dikarenakan PT. Indocement mendirikan infrastruktur dan memanfaatkan sumberdaya alam (Quary C) dari Desa Nambo, sehingga masyarakat Desa Nambo berhak untuk mendapatkan manfaat dari perusahaan (pemberdayaan masyarakat).

40 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen-dokumen yang terkait dengan data-data jenis program CSR yang dilaksanakan PT. Indocement. Untuk menghindari adanya distorsi pesan dan untuk melengkapi informasi, maka setiap selesai melakukan wawancara mendalam dengan informan dan responden, peneliti menuliskan kembali hasil wawancara dalam bentuk catatan harian Teknik Pemilihan Informan dan Responden Peneliti menggunakan teknik purposive (menentukan secara sengaja) untuk menentukan informan dan responden penelitian dengan kriteria yaitu orang yang mengikuti, melaksanakan, dan atau menerima program CSR PT. Indocement. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu CSR Department Head, sedangkan responden dalam penelitian ini adalah CD Section Head, SDP Section Head, Koordinator CSR Desa Nambo, Ketua LPM Desa Nambo, serta enam belas orang warga Desa Nambo sebagai penerima program CSR PT. Indocement. Warga Desa Nambo yang menerima program CSR PT. Indocement terdiri dari anggota kelompok peternak Hidayah Alam yang berjumlah sebelas orang, pelaksana dan atau penerima manfaat program CD lima aspek (empat orang), dan penerima program SDP (satu orang). Nama informan dan responden disamarkan untuk menjaga kerahasiaan identitas Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif diolah melalui tiga tahap analisis data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sugiyono (2008) mendefinisikan tahap-tahap analisis data sebagai berikut: 1. Reduksi data: merangkum, memilih, memfokuskan pada hal-hal penting; 2. Penyajian data: menyajikan data dalam bentuk uraian singkat; dan 3. Penarikan kesimpulan yang menghasilkan temuan baru atas obyek penelitian.

41 BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO 4.1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup Sejarah Perusahaan dan Peristiwa Penting 9 PT. Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. PT. Indocement didirikan pada tahun 1985 dan dioperasikan secara terpadu dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 17.1 juta ton semen per tahun. PT. Indocement saat ini mengoperasikan dua belas pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sejak tahun 2005, PT. Indocement telah melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan Semen Komposit Portland (Portland Composite Cement/PCC). PT. Indocement juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Ordinary Portland Tipe I, Tipe II dan Tipe V, serta Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih. Sampai saat ini, PT. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. Produk-produk PT. Indocement tersebut dipasarkan dengan merek dagang Tiga Roda. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen terkemuka di dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di lima puluh negara, menjadi pemegang saham mayoritas PT. Indocement. Sejak itu, PT. Indocement bertekad untuk memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis keuangan di Asia. Untuk mencapai hal tersebut, dan dengan dukungan HeidelbergCement Group, PT. Indocement kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, beton siap-pakai dan agregat. Sejak tahun 2006 hingga saat ini, PT. Indocement telah berhasil mencapai kondisi keuangan yang sehat. Pada tahun 2007, PT. Indocement menyelesaikan proyek modifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup, yang memberikan tambahan kapasitas produksi terpasang sebesar ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan PT. 9 Sumber: CSR Department File, 2009, setelah ditulis kembali oleh peneliti.

42 25 Indocement meningkatkan volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, PT. Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar perkebunan jarak (Jatropha Curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. PT. Indocement juga berhasil memprakarsai proyek pengolahan sampah rumah tangga dalam skala kecil untuk masyarakat di sekitar Pabrik Citeureup dan Cirebon. Sampah yang diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa yang menghasilkan energi pada proses produksi, dan juga menghasilkan kompos. Saham PT. Indocement tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp miliar pada akhir tahun Per tanggal 31 Desember 2008, jumlah karyawan PT. Indocement adalah orang. PT. Indocement telah mengalami beberapa tahap perubahan dari tahun ke tahun. Tahun-tahun penting perubahan PT. Indocement adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1985, PT. Indocement didirikan melalui penggabungan usaha enam perusahaan yang terdiri dari delapan pabrik semen; 2. Tahun 1989, PT. Indocement menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia; 3. Tahun 1991, PT. Indocement mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi terpasang 1.3 juta ton semen per tahun; penyelesaian pembangunan terminal semen Surabaya; dan memulai usaha Beton Siap-Pakai; 4. Tahun 1996, Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 1.3 juta ton semen per tahun; 5. Tahun 1999, Pabrik ke-11 di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 2.6 juta ton semen per tahun; 6. Tahun 2000, pengambilalihan PT. Indo Kodeco Cement (Pabrik ke-12) melalui penggabungan usaha dengan kapasitas produksi terpasang 2.6 juta ton semen per tahun;

43 26 7. Tahun 2001, HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui anak perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd; 8. Tahun 2003, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT. Indocement kepada HC PT. Indocement GmbH; 9. Tahun 2005, meluncurkan produk PCC ke pasar Indonesia; penggabungan usaha antara HC PT. Indocement GmbH dengan HeidelbergCement South-East Asia GmbH, di mana yang disebutkan terakhir menjadi pemegang saham langsung PT. Indocement; 10. Tahun 2006, melakukan pembiayaan kembali untuk menggantikan Master Facilities Agreement yang berlaku efektif sejak Desember 2000; HeidelbergCement South-East Asia GmbH melakukan penggabungan usaha dengan HeidelbergCement AG, yang menguasai persen kepemilikan saham di PT. Indocement; 11. Tahun 2007, modifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup yang menambah kapasitas produksi terpasang sebesar ton semen per tahun; membeli 51 persen saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah perusahaan tambang agregat yang terletak di Rumpin, Jawa Barat; 12. Tanggal 4 Maret 2008, PT. Indocement menerima penghargaan dari Forum Wartawan Harian Bogor; 13. Tanggal 16 Maret 2008, PT. Indocement menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk pertama kalinya dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif; 14. Bulan Juni 2008, PT. Indocement menerima pembayaran pertama atas penjualan CER ke Prototype Carbon Fund-Perusahaan Afiliasi dari World Bank; 15. Tanggal 12 Juni 2008, PT. Indocement menerima IMAC Award (Indonesia s Most Admired Companies) Award untuk ketiga kalinya, sebagai The Best Performance Company Image untuk kategori industri semen di Indonesia dari Frontier Consulting Group dan majalah Business Week;

44 Tanggal 31 Juli 2008, PT. Indocement menerima Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode , dengan meraih peringkat Hijau untuk Pabrik Citeureup dan Biru untuk Pabrik Cirebon; 17. Tanggal 4 Agustus 2008, PT. Indocement menerima penghargaan sebagai Seven Best Managed Companies in Indonesia 2008, dari majalah Finance Asia, Hongkong; 18. Tanggal 6 Agustus 2008, Semen Tiga Roda meraih Top Brand Award 2008 dari Frontier Consulting Group dan majalah Marketing; 19. Tanggal 11 September 2008, PT. Indocement menerima The Value of Creator Award untuk kedua kalinya, dari majalah SWA dan Stern Steward & Co. Management Consultant; 20. Tanggal 5 November 2008, PT. Indocement menerima penghargaan sebagai 5 Terbaik dalam Pelaporan Keuangan Indonesia 2008 untuk kategori industri manufaktur, yang diberikan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bekerjasama dengan Bapepam-LK dan lembaga lainnya; 21. Tanggal November 2008, Dua Gugus Kendali Mutu ( GKM ) PT. Indocement berhasil meraih medali emas (dengan nilai tertinggi) dan medali Prime Gold (medali peringkat tertinggi yang baru pertama kali diberikan kepada GKM di Indonesia) dalam Konvensi Mutu Indonesia 2008; 22. Tanggal 19 November 2008, PT. Indocement untuk pertama kalinya menyelenggarakan PT. Indocement Awards, suatu kompetisi penganugerahan berskala nasional; 23. Tanggal 26 November 2008, PT. Indocement menerima Anugerah Business Review dari majalah Business Review; 24. Tanggal 28 November 2008, Dalam rangka restrukturisasi internal, HeidelbergCement AG (Jerman)-pemegang saham utama PT. Indocement - mengalihkan seluruh sahamnya di PT. Indocement kepada Birchwood Omnia Limited (Inggris), yang dimiliki 100 persen oleh HeidelbergCement Group;

45 Tanggal 23 Februari 2009, PT. Indocement berhasil meraih tiga penghargaan pada Indonesia CSR Awards 2008 yaitu: Penghargaan Emas dan Penghargaan Terbaik Pertama untuk sektor industri dan manufaktur dalam kategori bidang sosial dan lingkungan; dan 26. Tanggal 15 Oktober 2009, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih peringkat Emas dari hasil penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) kurun waktu yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). PT. Indocement dengan pabrik yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat menjadi satu-satunya yang berperingkat Emas dari 627 perusahaan yang dinilai PROPER oleh KLH Visi, Misi, dan Moto PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 10 Aktivitas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk selalu dilakukan dengan landasan visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Visi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah menjadikan perusahaan sebagai pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Sementara itu, misinya adalah kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki motto perusahaan yang dapat dilihat selalu tertera di setiap sudut lokasi perusahaan. Moto PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tersebut adalah turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life). Visi, misi, dan moto perusahaan tersebut selalu dijadikan pijakan bagi setiap karyawan perusahaan dari berbagai tingkatan dalam menjalankan aktivitas perusahaan ini Corporate Social Responsibility Department (CSR Department) Peraturan pemerintah mengenai Undang-Undang PT. Indocement Terbatas (UU PT) Pasal 74 ayat 1 Tahun 2007 yang merupakan perubahan atas UU tentang 10 Loc.cit.

46 29 PT. Indocement Terbatas No.1 Tahun 1995 menyebutkan bahwa setiap PT. Indocement yang menjalankan kegiatan usaha yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan aturan yang disebutkan dalam ayat-ayat berikutnya. Berdasarkan peraturan tersebut, maka kewajiban PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebagai salah satu produsen terbesar di Indonesia juga wajib melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki suatu bagian dari organisasi perusahaan yang dikhususkan untuk menangani segala kegiatan yang terkait dengan kewajibannya sebagai perusahaan ekstraktif tersebut. Bagian yang khusus menangani kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Corporate Social Responsibility Department (CSR Department). CSR Department berada di bawah divisi Corporate Human Resources Development yang merupakan bagian dari perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar perusahaan. Misi CSR PT. Indocement adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development). Visi CSR PT. Indocement adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal di mana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Ranah kerja CSR Department berdasarkan visi dan misi tersebut adalah sebagai departemen yang menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat dilandasi dengan dasar pengembangan masyarakat dengan salah satu kewajiban yang harus dilakukan adalah memberi pendidikan kepada warga masyarakat sekitar mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Selain itu, CSR Department memiliki tugas utama yakni menjalankan proyek CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan. CSR Department selalu melaksanakan proyek-proyek CSR dengan landasan konsep triple bottom line,

47 30 yakni konsep yang menggambarkan kewajiban perusahaan yang harus bertanggung jawab terhadap keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pelaksanaan gagasan-gagasan tanggung jawab sosial perusahaan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk bertujuan untuk memberikan mata pencaharian, perhatian dan perlindungan yang layak bagi masyarakat dan lingkungannya untuk memastikan keberlangsungan pertumbuhan serta kesejahteraan bagi generasi berikutnya (CSR Department file, 2009). Pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan ini juga terinspirasi oleh tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals) yang dicetuskan oleh PBB pada tahun 2000, selain didasarkan pada konsep triple bottom line. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki kerangka lima aspek pembangunan berkelanjutan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan program CSR oleh perusahaan ini. Kerangka lima aspek tersebut terdiri dari bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial-budaya-agama, dan keamanan. Skema dari struktur organisasi CSR Department yang berada di unit Citereup dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur Organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup Tahun 2009 CSR Organization Chart Citeureup Unit CSR Department Head CD Section Head SDP Section Head CD Officer SDP Officer Jr. CD Officer Jr. Data Analyist CD Coordinators Project Leader Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

48 31 CSR Department Head bertugas untuk mengkoordinasikan seluruh program CD dan SDP di tiap section. SDP Section terdiri dari SDP officer (berperan dalam pelaksanaan proyek yang berkelanjutan, seperti bengkel dan peternakan) dan Jr. Data Analist (berperan dalam pengumpulan dan analisis data SDP). Comdev Section terdiri dari CD Officer (berperan dalam pelaksanaan program lima aspek, yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, agama, dan keamanan), Jr. CD Officer (berperan dalam pengumpulan dan analisis data), dan CD Coordinator (berperan dalam pengawasan pelaksanaan program di desa setiap harinya). Informasi dalam CSR Department File tahun 2009 yang berjudul Sekilas PT. Indocement, menjelaskan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berhasil mencapai suatu terobosan baru dalam dunia usaha pada tahun 2007, yakni ketika perusahaan ini berhasil menyelaraskan kepentingan konservasi lingkungan dengan sumber bahan bakar alternatif dan pembangunan komunitas. Aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terpusat pada empat proyek yang berbeda, antara lain bertujuan untuk memberikan peluang kerja pada wilayah dengan kesempatan kerja yang langka, menawarkan pendapatan bagi orang yang tidak memiliki penghasilan, mengubah pola pikir masyarakat tentang kebersihan dan sanitasi di dalam dan sekitar desa mereka, dan membuka peluang untuk menggalang keterlibatan dan pengembangan masyarakat pada kegiatan yang memiliki nilai ekonomis dan memberi manfaat sosial yang berkelanjutan dalam jangka panjang Desa Binaan PT. Indocement 11 PT. Indocement memiliki dua belas desa binaan dalam pelaksanaan CSRnya yaitu Desa Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Lulut, Leuwi Karet, Nambo, Bantarjati, Tarikolot, Gunung Sari, Pasir Mukti, Tajur, dan Hambalang. Penentuan dua belas desa binaan ini didasarkan pada kedekatan geografis letak PT. Indocement dengan desa, asas manfaat (PT. Indocement menggunakan potensi desa sebagai bahan baku operasional perusahaan), dan desa yang dilewati 11 Loc.cit.

49 32 jalur conveyor. Semua desa binaan PT. Indocement ini mendapatkan programprogram yang disesuaikan dengan potensi desanya. Dalam pelaksanaan programprogram CSR-nya, PT. Indocement memperhatikan potensi desa terkait, seperti jumlah penduduk terkait dengan jumlah pengangguran/angkatan kerja yang ada dan luas wilayahnya. Luas wilayah dan populasi dua belas desa binaan PT. Indocement dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Wilayah dan Populasi Dua Belas Desa Binaan PT. Indocement Tahun 2009 No Desa Luas wilayah (hektar) Populasi (jiwa) 1 Citeureup Tarikolot Tajur Hambalang Puspanegara Gunung Sari 374, Pasir Mukti Bantar Jati 1.198, Nambo 1.014, Lulut 1.396, Leuwikaret Gunung Putri Total , Sumber: CD Profile for media 2009 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan serta jumlah total penduduk yang bekerja di desa binaan PT. Indocement dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Binaan PT. Indocement Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Orang Yang Bekerja Tahun 2009 No Desa Binaan Jumlah lakilaki Jumlah Jumlah orang perempuan yang bekerja 1 Bantarjati Citeureup Gunung Putri Gunungsari Hambalang Leuwikaret Lulut Nambo Pasir Mukti Puspanegara Tajur Tarikolot Total Sumber Data : SSCD File 2009

50 Desa Nambo Kondisi Geografis 12 Desa Nambo merupakan salah satu desa binaan PT. Indocement di Wilayah Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, memiliki luas: 1.014,35 hektar, yang terbagi menjadi dua Dusun, delapan Rukun Wilayah (RW) dan delapan belas Rukun Tetangga (RT) yang berbatasan dengan: 1. Sebelah utara : Desa Tanjung Udik (Kecamatan Gunungputri) 2. Sebelah timur : Desa Kembangkuning 3. Sebelah selatan : Desa Lulut (Kecamatan Klapanunggal) 4. Sebelah barat : Desa Bantarjati Jarak kantor desa ke pusat pemerintahan cukup dekat, karena letak kantor Desa Nambo yang dekat dengan jalan besar, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jarak Kantor Desa ke Pusat Pemerintahan Jarak Kantor ke Km Ibu Kota Kecamatan 6 Ibu Kota Kabupaten 16 Ibu Kota Provinsi 182 Ibu Kota Negara 54 Sumber: Data Demografi Desa Nambo Tahun 2009 Pemanfaatan lahan di Desa Nambo sebagian besar digunakan untuk ladang, perumahan, dan sawah, seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pemanfaatan Lahan di Desa Nambo Tahun 2009 No. Kegunaan dan Pemanfaatan Tanah Luas (hektar) 1 Perumahan Sawah Ladang/huma 700 Sumber : Data Demografi Desa Nambo Tahun Kondisi Demografis Jumlah penduduk Desa Nambo tahun 2009 tercatat sebanyak orang (Lampiran 1). Jumlah penduduk Desa Nambo yang telah berpendidikan tinggi hanya sedikit, yaitu 3 orang lulusan perguruan tinggi, 62 orang lulusan SMA, 123 orang lulusan SLTP, dan 162 orang lulusan SD (Lampiran 2). Pada umumnya, 12 Sumber : Data Demografi Desa Nambo Tahun 2009

51 34 mata pencaharian masyarakat Desa Nambo bergerak dalam usaha industri kecil sebanyak lima unit dan usaha pertanian/peternakan/perikanan 552 unit. Berikut data demografi ekonomi Desa Nambo 2009 (Lampiran 3). Jumlah pengangguran di Desa Nambo cukup banyak. Hal ini tidak terlepas dari minimnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Desa Nambo. Berikut adalah data jumlah penduduk usia produktif dan orang bekerja Desa Nambo pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah penduduk usia produktif, orang bekerja, dan jumlah pengangguran di Desa Nambo tahun 2009 No RW Jumlah Usia Produktif Jumlah Orang Jumlah (18-50 tahun) Bekerja Pengangguran (orang) Jumlah Sumber : Data Demografi Desa Nambo Tahun 2009 Tingkat kesehatan yang terdapat di Desa Nambo cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tidak adanya balita yang mengalami gizi buruk dari total jumlah balita 1053 orang (Lampiran 4). Fasilitas sosial, budaya, dan agama serta fasilitas olahraga di Desa Nambo dapat dikatakan cukup banyak, seperti jumlah masjid sebanyak 19 buah, jumlah lapangan voli sebanyak 4 buah, dan jumlah LINMAS sebanyak 34 orang (Lampiran 5) Ikhtisar PT. Indocement merupakan sebuah perusahaan semen besar yang mempunyai konsep triple bottom line (ekonomi, sosial, dan lingkungan) dan konsep lima aspek (ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, dan sosial, budaya, serta agama) yang sangat baik. Hal ini didasarkan oleh keberhasilan yang diraih oleh perusahaan ini tidak hanya dalam hal memperoleh keuntungan/produktivitas yang tinggi, tetapi juga meraih berbagai penghargaan

52 35 yang terkait dengan kepedulian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu penghargaan yang terbaru adalah PT. Indocement meraih Penghargaan Emas dalam PROPER (Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) dari Kementrian Lingkungan Hidup tanggal 15 Oktober Program pemberdayaan masyarakat telah dilakukan oleh PT. Indocement di seluruh Desa binaan mereka yang berjumlah dua belas desa binaan. Pelaksanaan CSR PT. Indocement dilaksanakan oleh departemen khusus, yaitu Departemen CSR. Desa Nambo merupakan salah satu desa binaan PT. Indocement yang memiliki jumlah penduduk sebanyak orang. Namun, dari jumlah total penduduk tersebut, terdapat orang yang masih menganggur. Masalah pengangguran ini terkait tingkat pendidikan yang masih rendah di Desa Nambo. Menurut data kependudukan Desa Nambo tahun 2009, tercatat hanya 3 orang lulusan Universitas, 62 orang lulusan SLTA, 123 lulusan SLTP, dan 162 orang lulusan SD.

53 BAB V JENIS PROGRAM CSR PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indocement didasarkan atas hasil survey kebutuhan masyarakat di lapang, socio demography mapping analize and review yaitu dengan pemetaan dan survey langsung ke tempat pelaksanaan CSR, dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sudah dianggarkan tiap tahunnya. Program-program CSR PT. Indocement yang selama ini dijalankan di dua belas desa binaan mengacu pada kegiatan lima aspek (The Five Pillars) dan sustainable development project. 13 Menurut Pak SUH, konsep lima aspek (pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, agama, dan keamanan) telah dilaksanakan PT. Indocement sejak tahun 2001 di bawah divisi security. Kegiatan yang dilaksanakan dalam lima aspek ini masih sebatas charity. Akhirnya, pada akhir tahun 2008 kegiatan CSR PT. Indocement ditambah dengan Sustainable Development Project yang lebih mengutamakan keberlanjutan proyek CSR. Program CD lima aspek ini dilaksanakan secara merata di dua belas desa binaan. Setiap aspeknya memiliki penanggung jawab dari masing-masing staf Departemen CSR yang akan saling berkoordinasi dengan CD Section Head, yaitu Ibu LID. Masing-masing program di tiap aspek saling berkaitan, misalnya program pelatihan peternak ayam petelur yang awalnya termasuk aspek pendidikan. Namun, setelah program peternak ayam petelur ini disertai dengan program UMKM dan bekerja sama dengan Bank Mandiri, maka program ini beralih kepada aspek ekonomi. Program SDP ini tidak dilaksanakan secara merata di dua belas desa binaan terkait kebutuhan masyarakat dan potensi desa tempat pelaksanaan program. Masing-masing dari program ini juga memiliki penanggung jawab dari staf Departemen CSR yang akan saling berkoordinasi dengan SDP Section Head, yaitu Pak AYB. Program SDP ini juga berkaitan dengan CD lima aspek, seperti Program Peternak Ayam Petelur pada aspek pendidikan dan ekonomi 14. WIB. 13 CSR Department File, Hasil wawancara dengan Pak SHT pada tanggal 10 Desember 2009, pukul

54 Community Development (CD) Program Lima Aspek Community Development (CD) program terdiri dari konsep lima aspek yang saling berkaitan programnya, yaitu pendidikan, kesehatan, keamanan, sosial, budaya, agama, dan ekonomi. Program CSR konsep lima aspek ini telah dijalankan secara merata dan seragam oleh PT. Indocement di dua belas desa binaan Pendidikan Semua program pendidikan PT. Indocement ditujukan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi PT. Indocement. Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang berupa yayasan PT. Indocement dan berjumlah masing-masing satu sekolah di tiap desa binaan dan beasiswa Yasmen dengan rincian dua belas orang anak berprestasi dari tiap angkatan pada tingkat SLTA. Di samping itu, PT. Indocement melalui Yayasan PT. Indocement juga menyelenggarakan pendidikan formal dengan memilki dan mengelola dua buah SLTP dan satu buah SMA di Bogor, satu Kelompok Bermain (Play Group), satu Taman Kanak-kanak, satu SLTP dan satu SMA di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. PT. Indocement juga memberikan pembagian dana anak asuh (SD dan SLTP/MTs, SMU kelas 1, 2, 3) sebanyak tiga puluh orang, pelatihan lele yang diikuti oleh delapan belas orang dari dua belas desa binaan, pelatihan OMETRIC (otomotif, mesin, dan elektrik) yang diikuti oleh empat orang pada tahun 2009, dan pelatihan peternak ayam petelur yang diikuti oleh 22 orang dari dua belas desa binaan. PT. Indocement juga memberikan bantuan seragam sekolah, seperti seragam, tas, sepatu, buku, pensil, pulpen, dan tempat pensil kepada 240 anak di dua belas desa binaan Ekonomi PT. Indocement mencoba memberdayakan masyarakat sekitar operasi PT. Indocement dengan membangun usaha kecil dan menengah, yang disesuaikan dengan potensi yang ada di desa-desa binaan tersebut. Usaha-usaha pemberdayaan itu mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana

55 38 mengembangkan bisnis mereka itu serta bantuan modal usaha, sehingga banyak diantara mereka telah menjadi unggulan di bidangnya masing-masing, seperti peternakan ayam. Program peternakan ayam merupakan salah satu program yang mendapatkan bantuan modal bergulir dari PT. Indocement. Peternak yang telah mendapatkan modal bergulir ini berjumlah enam orang dari Desa Nambo, yaitu Bapak SAN, GUM, SAL, SUL, AMN, dan Pak ROH, di mana masing-masing orang mendapatkan seratus ekor ayam Arab senilai Rp ,00 dan seluruhnya berhasil mengembalikan pinjaman. Jika pengajuan pinjaman modal melebihi lima juta rupiah, maka PT. Indocement akan memfasilitasi pinjaman dengan Bank Mandiri Kesehatan PT. Indocement bekerja sama dengan Puskesmas milik pemerintah, mengelola Puskesmas keliling guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar wilayah operasi PT. Indocement. Puskesmas keliling ini beroperasi minimal satu kali dalam satu bulan di tiap desa binaan. PT. Indocement juga membangun fasilitas-fasilitas kesehatan seperti puskesmas pembantu yang didirikan masing-masing satu buah di tiap desa binaan. Selain itu, PT. Indocement juga melakukan operasi katarak sejumlah lima belas orang dari dua belas desa binaan dan operasi khitanan sejumlah tiga puluh orang dari dua belas desa binaan secara gratis, bekerja sama dengan dokter dari dinas kesehatan Sosial, Budaya, Agama, Olahraga PT. Indocement membangun berbagai infrastruktur, seperti betonisasi jalan lingkungan yang dilakukan di tiap desa binaan dan masjid sejumlah satu buah di desa-desa binaan sekitar operasi PT. Indocement. PT. Indocement juga memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui pemberian bantuan dana untuk kegiatan olah raga sejumlah dua juta rupiah untuk tiap desa binaan, pembinaan sepak bola untuk mengikuti kompetisi, dan memelihara budaya lokal, seperti tarian Degung dan Reog. Selain itu, PT. Indocement juga memberikan bantuan dana untuk pelaksanaan kegiatan Isra Mi raj di tiap desa binaan.

56 Keamanan PT. Indocement menggalang kerja sama dengan masyarakat untuk memelihara suasana aman melalui pembinaan LINMAS. Hal itu dilaksanakan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keamanan kepada masyarakat atau petugas LINMAS dengan perwakilan dua orang dari tiap RT di dua belas desa binaan, memberikan seragam kepada petugas LINMAS, menyediakan fasilitasfasilitas pendukung dan peralatan, seperti pos keamanan lingkungan dan seragam petugas keamanan lokal. Selain itu, PT. Indocement juga melakukan rapat koordinasi minimal tiga bulan sekali untuk membahas keamanan di tiap desa binaan Sustainable Development Project (SDP) Sustainable Development Project (SDP) merupakan program CSR PT. Indocement yang terkait dengan proyek besar dan berkelanjutan. Berbeda dengan program CD lima aspek, SDP ini tidak dilaksanakan secara merata di dua belas desa binaan PT. Indocement. Hal ini didasarkan atas analisis kebutuhan masyarakat dan potensi desa tempat program akan dilaksanakan Proyek Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn Project) PT. Indocement dalam proyek ini melakukan konservasi lahan bekas penambangan batu kapur yang berlokasi di Citeureup, Cirebon, dan Tarjun, menjadi perkebunan seluas 30 hektar yang ditanami dengan lebih dari pohon jarak yang kaya akan kandungan minyak. Proyek ini dilakukan dengan bermitra dengan Institut Pertanian Bogor. Selama tahun 2008, Indocement menanam lebih dari bibit di tiga lokasi pabriknya, memperluas total lahan perkebunan pohon jarak yang ditanami sehingga menjadi lebih dari 170 hektar pada akhir tahun Proyek ini telah memadukan usaha konservasi lingkungan dengan program pembangunan masyarakat. Perkebunan tersebut telah merehabilitasi sebagian dari areal bekas penambangan perusahaan. Hasil panennya diharapkan mengurangi biaya bahan bakar, karena biji-biji jarak itu dipakai sebagai bahan bakar alternatif dalam proses pembakaran.

57 Proyek Pengolahan Sampah (Waste-to-Energy Project) Proyek ini membantu kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan sampah skala rumah tangga yang dikelola dan diolah menghasilkan biomasa dan kompos yang dilaksanakan di Desa Puspanegara, Citeureup. Biomassa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif bagi perusahaan dan kompos digunakan sebagai pupuk organik untuk kebun jarak pagar. Proyek pengolahan sampah menjadi energi ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Unit Pelayanan Kebersihan Kecamatan. Hasil dari program ini masyarakat sekitar terbantu kebersihan lingkungannya, pemberdayaan masyarakat, hasil biomassa dan kompos mempunyai nilai ekonomis yang sekarang dijual di PT. Indocement. Pengelolaan sampah rumah tangga ini diselenggarakan bersama Kepala Desa dan masyarakat sekitar pabrik untuk mengetahui manfaat pengolahan sampah tersebut. Mereka tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah rumah tangga mereka secara benar. Pengolahan ini menghasilkan biomassa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik. Semua hasil pengolahan sampah mempumyai nilai ekonomis. Manfaat lebih besar yang terkait dengan proyek pengolahan limbah ini yaitu respon positif masyarakat atas inisiatif dan yang lebih penting lagi, kesadaran yang lebih tinggi akan nilai suatu lingkungan yang bersih dan sehat di sekeliling tempat tinggal mereka. Hal ini terlihat dari jumlah warga yang mengikuti program ini, dengan rincian Unit Pelayanan Kebersihan (UPK) Puspanegara melayani 22 RT tersebar di Karang Asem Barat, Puspanegara, Citeureup dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1672 KK. UPK mampu menyerap tenaga kerja enam belas orang berasal dari Citeureup, Puspanegara. PT Indocement Tunggal Prakarsa telah memiliki dua fasilitas pengumpulan dan pengolahan sampah rumah tangga yang didirikan di Citeureup dan Cirebon hingga saat ini. Setiap hari, kedua fasilitas tersebut memproduksi hingga 1.7 ton sampah yang dikonversi sebagai biomassa dan kompos. Meskipun jumlah bahan bakar yang berasal dari biomassa tak berarti bila dibandingkan dengan energi total yang dibutuhkan perusahaan, namun ada manfaat lebih besar

58 41 yang terkait dengan proyek pengolahan limbah ini yaitu respon positif masyarakat atas inisiatif dan yang lebih penting lagi, kesadaran yang lebih tinggi akan nilai suatu lingkungan yang bersih dan sehat di sekeliling tempat tinggal mereka Ulat Sutera Proyek Penelitian dan Produksi Kokon Ulat Sutera dari pakan daun jarak berkerjasama dengan Environmental Biology Network, IPB. Tujuan proyek pengembangan masyarakat ini yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dengan antara lain mengembangkan budidaya ulat sutra yang dapat menghasilkan kokon sebagai bahan baku pembuatan kain tenun. Proyek ini salah satunya bertujuan untuk memanfaatkan kembali daun jarak yang telah ditanam untuk dijadikan pakan ulat sutera. Beberapa bulan yang lalu, proyek ini menemui kegagalan karena ternyata ulat sutera yang diberi makan dari daun jarak mati, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait pakan ulat sutera ini Biogas PT. Indocement saat ini telah membantu masyarakat dua belas desa binaaan berupa pemanfaatan energi yang dihasilkan dari kotoran sapi yang diubah menjadi biogas. Dengan syarat masyarakat mempunyai ternak sapi minimal tiga ekor. Proyek ini bertujuan membantu masyarakat yang terkena dampak dari harga BBM naik yang mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang. Semua proyek ini bertujuan untuk pengembangan, peningkatan kualitas hidup, dan kemandirian masyarakat di dua belas desa binaan. Tujuan program ini antara lain: 1. Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pola hidup sehat, karena jika kotoran sapi tidak dikumpulkan, maka berpotensi menyebabkan penyakit; 2. Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam isu pemanasan global, karena kotoran sapi juga menyebarkan gas CH 4, yang merupakan salah satu gas rumah kaca dan mempunyai GWP (Global Warming Potential) 21 kali gas CO 2. Dengan demikian memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan; 3. Menghemat pemakaian bahan bakar minyak tanah; dan 4. Memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat.

59 42 Biogas sudah terpasang sembilan unit di Desa Bantarjati, Nambo, Tajur, Pasirmukti, Hambalang, Ginung Sari, Leuwikaret masing-masing satu unit dan Desa Lulut dua unit Bengkel Terpadu Proyek Bengkel Terpadu merupakan satu unit usaha terpadu dan sekaligus sebagai pusat pelatihan yang diperuntukkan bagi masyarakat, khususnya pemuda di sekitar lingkungan Pabrik Citeureup. Proyek ini dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diharapkan mampu menciptakan unit usaha baru di lingkungan tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak sembilan orang terdiri dari kepala bengkel, administrasi, montir, dan satpam yang berasal dari Desa Lulut, Bantarjati dan Hambalang Peternakan Salah satu program pembangunan berkelanjutan dari PT. Indocement Pabrik Citeureup adalah Peternakan Domba (Pembibitan Domba dan Inkubator Peternak) yang berlokasi di Desa Hambalang Kecamatan Citeureup, Bogor, yang saat ini sudah mulai beroperasi. PT. Indocement Pabrik Citeureup dalam program ini bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB). Peternakan diisi oleh domba yang didatangkan dari Garut, Jawa Barat pada tanggal 21 Juni 2009 lalu, sebanyak seratus ekor indukan dan sepuluh ekor pejantan. Proses selanjutnya, dimulai dengan kegiatan penggemukan dan pengawinan domba, dan dari beberapa induk sudah melahirkan tujuh anak domba. Jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak tiga orang peternak dan satu orang Koordinator Peternak, dibantu oleh dua orang tenaga ahli dari Fakultas Peternakan IPB Mendukung usaha mikro untuk menghasilkan produk kelas dunia PT. Indocement bekerja sama dengan produsen bola sepak terkemuka yang secara rutin mengekspor bola untuk kompetisi internasional seperti Piala Dunia, dan menghimpun kelompok masyarakat usia kerja yang sebelumnya menganggur, untuk menjadi penjahit bola sepak, sementara produsen bola memberikan pelatihan dan pesanan untuk menjahit bola kulit buatan tangan.

60 Ikhtisar PT. Indocement dalam menjalankan program CSR di dua belas desa binaan mempunyai dua jenis program, yaitu CD program lima aspek (pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, agama, dan keamanan) sejak tahun 1985 yang dilaksanakan secara merata di dua belas desa binaan dan SDP (Sustainable Development Project) yang dilaksanakan sesuai dengan potensi desa sejak tahun Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indocement didasarkan atas hasil survey kebutuhan masyarakat di lapang, socio demography mapping analize and review, dan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sudah dianggarkan tiap tahunnya. Program CD lima aspek dan SDP masing-masing memiliki penanggung jawab program. Hal ini dikarenakan program ini dapat saling berkaitan, seperti program peternak ayam petelur yang awalnya merupakan program SDP (pemberdayaan ekonomi), berkembang menjadi program CD aspek pendidikan yaitu setelah adanya pelatihan dan aspek ekonomi yaitu setelah adanya program UMKM.

61 BAB VI DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CSR PT. INDOCEMENT TERHADAP MASYARAKAT DESA NAMBO Masyarakat Desa Nambo sebagai desa binaan PT. Indocement telah merasakan program CSR PT. Indocement baik dari program CD lima aspek maupun program SDP. Dari pelaksanaan program CD lima aspek PT. Indocement di Desa Nambo, dapat dilihat jenis-jenis program yang telah dilaksanakan di Desa Nambo. Sebagian besar program CSR yang dilaksanakan di Desa Nambo adalah pembangunan infrastruktur seperti betonisasi jalan, pengaspalan jalan, pembangunan atau renovasi masjid dan musholla, dan renovasi makam. Pada bab ini, dijelaskan dampak pelaksanaan program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Indocement di Desa Nambo, yaitu program CD lima aspek (pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, agama, dan keamanan) yang seragam dilaksanakan di dua belas desa binaan dan sustainable development project (SDP). Setiap program pada lima aspek mempunyai jenis program yang banyak, sehingga peneliti hanya membahas program yang dilaksanakan di Desa Nambo. Program pendidikan dan ekonomi yang dibahas yaitu pelatihan ternak ayam petelur dan program UMKM untuk ternak ayam petelur ini, program kesehatan yang dibahas adalah PMT (Pemberian Makanan Tambahan), program sosial, budaya, dan agama yang dibahas adalah berupa pembangunan infrastruktur betonisasi jalan Dusun II. Program keamanan yang dibahas adalah pelatihan LINMAS (Perlindungan Masyarakat) dan program SDP yang dibahas di Desa Nambo adalah program biogas Dampak Program CSR pada Bidang Pendidikan dan Ekonomi: Program Peternak Ayam Petelur dan Program UMKM Latar Belakang Program Sejarah program peternak ayam petelur di Desa Nambo ini berawal dari Pak ROH. Pak ROH (32 tahun) merupakan seorang sarjana Manajemen lulusan Universitas Ibnu Khaldun yang mengikuti pelatihan ternak ayam Buras di Ciawi pada tahun Pelatihan ini diikutinya setelah mendapatkan informasi dari koran dan untuk mengisi waktu luangnya yang kosong karena masih menganggur

62 45 setelah lulus kuliah. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Pak ROH membeli 200 ekor ayam kampung pada tahun 2002 pada temannya di Cilodong. Namun, ternaknya kemudian mati sebanyak 46 ekor. Karena melihat ternaknya mati dan tidak juga bertelur, atas saran dari temannya di Cilodong, sisa ayam kampungnya ditukar dengan lima puluh ekor ayam Arab yang merupakan ayam petelur. Kegiatan usaha beternak ayam petelur ini, sementara ditinggalkan oleh Pak ROH karena menikah tahun 2002 dan ayamnya diberikan kepada kakaknya di Desa Nambo. Ternyata setelah ayamnya dipindah dan dipelihara di rumah kakaknya yang bernama Pak EMD, ayam Arab ini langsung bertelur banyak. Akhirnya pada tahun 2004, setelah pertemuan dalam BILIKOM (Bina Lingkungan Komunikasi) antara PT. Indocement dengan warga Desa Nambo, Pak ROH mengajukan pinjaman modal berupa seratus ekor Ayam Arab senilai lima juta rupiah kepada PT. Indocement, yang saat itu masih diwakili oleh Pak SUH. Sistem pengembalian pinjaman tersebut yaitu sekitar Rp ,00 setiap bulannya. Setelah melihat potensi dari usaha ternak ayam petelur yang dilakukan oleh Pak ROH dan keberhasilan Pak ROH untuk mengembalikan pinjaman dari PT. Indocement, maka PT. Indocement bersama masyarakat Desa Nambo berdiskusi dalam forum BILIKOM (Bina Lingkungan Komunikasi) yang secara rutin dilakukan empat kali dalam setahun di semua desa binaan yang berjumlah dua belas desa. Hasilnya disepakati untuk melaksanakan program pelatihan ternak ayam petelur ini. Program pelatihan ini setelah mendapatkan modal dari PT. Indocement dan Bank Mandiri, kemudian disebut program UMKM Pelaksanaan Program Pelaksanaan program ini diawali dengan diskusi dalam forum BILIKOM dan melakukan social mapping yaitu pemetaan dan survey yang dilakukan oleh Departemen CSR PT. Indocement untuk mengetahui demografi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat Desa Nambo. Hasilnya adalah masih banyaknya warga desa usia produktif yang menjadi pengangguran, yaitu 3657 orang (berdasarkan data demografi Desa Nambo tahun 2009). Berdasarkan social maping Desa Nambo dan potensi Desa Nambo berupa kemauan besar masyarakatnya untuk berusaha (modal bergulir) serta tersedianya lahan, maka PT. Indocement

63 46 merancang program peternak ayam petelur di Desa Nambo. Program CSR pelatihan peternak ayam petelur ini awalnya dibawah koordinasi sustainable development project section, CSR Department PT. Indocement. Saat ini, program peternak ayam petelur ini berada di bawah koordinasi CD Section yang berdampak pada aspek pendidikan, seperti yang diinformasikan oleh Pak ROH. Program peternak ayam petelur ini termasuk pada aspek pendidikan dikarenakan oleh program peternak ayam petelur ini meliputi kegiatan pelatihan yang diadakan oleh PT. Indocement di kantor Desa Nambo dan SMI (Sekolah Magang Indocement) untuk dua belas desa binaan. Pada aspek pendidikan, program ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di Desa Nambo, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, serta merubah pola pikir masyarakat untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan berusaha. Tujuan ini direalisasikan dengan pelatihan yang diadakan PT. Indocement pada tahun 2004 di kantor Desa Nambo diikuti oleh dua puluh orang warga Desa Nambo dengan pelatih/tutor dari dosen peternakan IPB. Pelatihan yang kedua dilaksanakan oleh PT. Indocement pada tahun 2009 di Sekolah Magang Indocement dengan jumlah peserta 22 orang yang mewakili dua belas desa binaan dengan narasumber yaitu Pak ROH (Ketua LPM Desa Nambo dan Ketua kelompok ternak Hidayah Alam). Materi pelatihan yang diberikan kepada masyarakat yaitu cara pembuatan pakan, pembuatan kandang, jamu ayam, dan vaksinasi. Masyarakat Desa Nambo yang berusaha ternak ayam petelur ini semuanya tergabung dalam kelompok ternak Hidayah Alam yang diketuai oleh Bapak ROH, dan beranggotakan sepuluh orang lainnya, yaitu Pak EMN, MAS, JAM, NAN, AMN, EMD, SAD, ARN, OJN, dan Pak SAL. Saat ini, pekerjaan Bapak ROH adalah Ketua LPM Desa Nambo, Pak EMN bekerja serabutan mengolah limbah, Pak MAS bekerja sebagai kuli supir, Pak JAM bekerja di Holcim, Pak NAN sebagai kuli bangunan, Pak AMN sebagai pemasar Baitul Mal, Pak EMD sebagai karyawan Metro, Pak SAD sebagai kontraktor, Pak ARN sebagai petani, Pak OJN sebagai petani, dan Pak SAL sebagai karyawan pabrik beton. Profil lengkap kelompok ternak Hidayah alam ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Namun,

64 47 kelompok peternak ini kegiatannya tidak seperti kelompok pada umumnya yang sering bertemu dan berdiskusi merencanakan sesuatu, seperti yang diinformasikan oleh Pak EMD (35 tahun) yang memiliki 500 ekor ayam. Kelompok peternak ini tidak pernah mengadakan pertemuan rutin untuk merencanakan usaha bersama selanjutnya. Tetapi yang dilakukan oleh tiap anggota hanya bertemu Pak Rohim secara langsung di rumahnya dan tidak menentu jadwalnya, biasanya satu minggu satu kali. Karena hanya untuk berkonsultasi tentang usaha ternaknya itu. Kelompok Peternak Hidayah Alam ini dibentuk oleh Pak ROH pada tahun 2002 untuk membentuk jaringan pemasaran dan kerja sama antar peternak, serta untuk mengembangkan usaha ternak ayam petelur setiap anggotanya. Untuk menjadi anggota kelompok peternak ini tidak dikenakan biaya administrasi apa pun. Usaha ternak ayam petelur di Desa Nambo dapat terlaksana sampai sekarang atas peran Pak ROH yang juga merupakan Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Desa Nambo. Berikut merupakan gambar kandang ayam milik salah satu peternak (Pak EMD) pada Gambar 3. Gambar 3. Kandang Ayam Petelur Milik Bapak EMD Hasil dari pelatihan yang telah dilaksanakan oleh PT. Indocement, Pak ROH melihat adanya keseriusan, kemauan, dan potensi dari lima orang peserta pelatihan tersebut, yaitu Pak SAN, GUM, SAL, SUL, dan Pak AMN. Kemudian Pak ROH menjelaskan kepada lima orang tersebut tentang peluang untuk mengajukan pinjaman modal ayam kepada PT. Indocement. Akhirnya kelima

65 48 orang tersebut menerima masing-masing seratus ekor ayam Arab senilai Rp ,00 dari PT. Indocement pada tahun 2006 untuk periode pengembalian pinjaman pada bulan Februari 2006 sampai bulan Januari Atas bimbingan Pak ROH, kelima orang tersebut dapat mengembalikan pinjamannya tepat waktu. Berusaha ayam petelur, harus memiliki perhitungan yang matang antara pengeluaran dan penghasilannya. Seperti yang diungkapkan oleh Pak EMN (32 tahun) yang telah memiliki 500 ekor ayam: Untuk mendapatkan 100 ekor ayam Arab yang siap bertelur yaitu yang berusia empat-lima bulan, dibutuhkan modal lima juta rupiah, karena satu ekornya berharga Rp50.000,00. Dan dari 100 ekor ayam Arab itu, yang produktif untuk bertelur setiap harinya hanya sekitar 70 persen. Maka didapatkan minimal tujuh puluh ekor ayam Arab yang bertelur menghasilkan tujuh puluh butir telur. Harga tiap telurnya Rp1.000,00, sedangkan untuk biaya pakan 100 ekor ayam Arab yaitu 8 kg pakan, dengan harga tiap kg pakannya Rp4.000,00. Hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan bersih per hari adalah penjualan telur (Rp70.000,00) biaya pakan (Rp32.000,00) biaya lainlain (vitamin dan obat =Rp8.000,00) = Rp30.000,00 per hari. Pendapatan bersih per bulannya adalah Rp ,00 untuk 100 ekor ayam Arab. Program peternak ayam petelur ini juga berdampak pada aspek ekonomi setelah adanya program UMKM yang berada di bawah koordinasi CD Section, seperti yang diinformasikan oleh Pak ROH selaku Ketua LPM Desa Nambo. Program peternak ayam petelur ini termasuk pada aspek ekonomi karena peternak ayam petelur ini dapat mengajukan pinjaman modal ke PT. Indocement dalam program UMKM yang bekerja sama dengan Bank Mandiri. Pendapat yang sama diinformasikan oleh Ibu LID (CD Section Head) tentang program ternak ayam petelur yang berdampak pada aspek ekonomi. Program ternak ayam petelur ini tergolong dalam aspek ekonomi yaitu program UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Hal ini dikarenakan adanya bantuan modal dengan sistem pinjaman dari PT. Indocement berdasarkan survey langsung berdasarkan demografi masyarakat. Program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri sejak periode Agustus-Desember tahun 2008, di mana pinjaman dengan

66 49 nilai kurang dari lima juta rupiah dan jangka waktu pengembalian kurang dari satu tahun, akan diberikan pinjaman oleh CD Section CSR Department. Sementara itu, untuk pinjaman dengan nilai lebih dari lima juta rupiah dan jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun, akan diberikan pinjaman oleh Bank Mandiri. PT. Indocement dalam program UMKM ini, memberikan insentif modal untuk beternak telur berupa 100 ekor ayam Arab kepada Pak ROH sebagai Ketua LPM Desa Nambo pada tahun Usaha beternak telur ini terus berkembang dan telah menarik minat tetangga Pak ROH. Hal ini mengakibatkan pada tahun 2006, PT. Indocement kembali memberikan bantuan modal ayam, seperti yang yang diinformasikan oleh Bapak SUH yaitu PT. Indocement kembali memberikan 500 ekor ayam Arab kepada lima orang warga Desa Nambo, yaitu Bapak SAN, GUM, SAL, SUL, dan AMN, di mana masing-masing orang mendapatkan 100 ekor ayam Arab senilai Rp ,00 dengan sistem pengembalian selama satu tahun (periode Februari 2006-Januari 2007). Ya, pembayaran setiap bulannya sekitar Rp ,00. Sejak adanya program PKBL Bank Mandiri ini, tercatat pada Januari 2009 telah ada dua warga Desa Nambo yang telah menerima pinjaman, yaitu Bapak ROH sebesar dua puluh juta rupiah dan Bapak EMD sebesar lima juta rupiah Dampak Pelaksanaan Program Pelatihan ternak ayam petelur ini diakui oleh masyarakat Desa Nambo yang tergabung dalam kelompok peternak Hidayah Alam memiliki dampak positif seperti yang diinformasikan Pak MAS (43 tahun) yang memiliki 400 ekor ayam. Program pelatihan peternak ayam petelur ini telah berdampak pada meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang ayam petelur, sehingga masyarakat dapat berusaha ternak ayam petelur, dan pada akhirnya masyarakat dapat mandiri secara ekonomi. Peternak ayam Hidayah Alam ini tidak semuanya merasakan dampak secara langsung dari CSR PT. Indocement. Peternak yang langsung menerima program CSR sebanyak enam orang, yaitu Pak ROH, Pak SAL, Pak SAN, GUM, SUL, dan Pak AMN. Peternak lainnya mengikuti usaha dari Pak ROH sebanyak lima orang, yaitu Pak EMD, SAD, EMN, OJN, MAS, JAM, NAN, dan Pak ARN.

67 50 Dampak dari program pelatihan ternak ayam petelur ini secara langsung adalah memberikan pengetahuan tentang cara pembuatan pakan ayam, pembuatan kandang, jamu ayam, dan vaksinasi kepada para peserta pelatihan sebanyak 25 orang Desa Nambo. Dampak dari program ini dapat dirasakan oleh peserta pelatihan dari berbagai level masyarakat, mulai dari masyarakat biasa (di luar pemerintahan desa yang bekerja sebagai petani atau buruh) hingga pemerintah desa (Pak ROH-Ketua LPM Desa Nambo). Pola pikir peserta pelatihan juga mengalami inovasi dengan memikirkan untuk berusaha ayam petelur setelah mengikuti pelatihan, seperti yang dilakukan masyarakat yang tergabung dalam kelompok ternak Hidayah Alam. Persepsi para peserta pelatihan terhadap program CSR PT. Indocement adalah positif. Seperti yang diutarakan oleh Pak OJN (45 tahun) yang merupakan seorang petani dan peternak ayam petelur (sejumlah 125 ekor) berikut ini. PT. Indocement telah banyak memberikan bantuan kepada Desa Nambo, sehingga ketika ada program seperti pelatihan dari PT. Indocement, tingkat partisipasi warga untuk mengikuti program tinggi. Ketika mereka mempunyai waktu untuk mengikuti program, maka mereka akan ikut. Saya rasa, ini merupakan timbal balik juga dari masyarakat kepada PT. Indocement. Tidak pernah terjadinya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, menjadikan masyarakat menilai objektif terhadap program CSR perusahaan. Dampak ekonomi dari program UMKM untuk peternak ayam petelur terhadap masyarakat Desa Nambo adalah terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat yaitu berusaha ternak ayam petelur ini. Lapangan kerja baru ini berdampak pada menurunnya angka pengangguran di desa, yaitu sebanyak lima belas orang dari total pengangguran 3657 orang dengan rincian sebelas orang peternak ayam petelur, tiga orang karyawan peternak, dan seorang pemasar/distributor. Selain itu, penghasilan warga yang beternak ayam petelur ini juga meningkat dari usaha ayam petelur ini, seperti diutarakan oleh Pak ARN (60 tahun) yang memiliki ayam sebanyak tiga puluh ekor. Penghasilan para peternak tidak hanya dari menjual telur ayam saja, tetapi juga dengan menjual kotoran ayamnya untuk dijadikan pupuk yang dihargai Rp5.000,00 per karungnya. Rata-rata dalam seminggu (tergantung jumlah ayam) dapat dihasilkan satu karung kotoran. Maka dalam satu bulan kami bisa mendapat tambahan penghasilan sekitar

68 51 Rp20.000,00. Di sisi lain, dengan harga pupuk yang lebih murah dan berkualitas ini juga dapat menguntungkan para petani, sehingga pendapatan petani pun dapat meningkat. Kendala secara umum yang dialami oleh anggota kelompok peternak Hidayah Alam ini adalah modal untuk mengembangkan usahanya. Dalam hal pemasaran, hampir semua peternak Hidayah Alam memasarkan telur ke agen jamu di Pasar Cileungsi dan ada juga yang memasarkan telur melalui Pak ROH. Sebagaian besar peternak telah mengetahui dari Pak ROH, bahwa terdapat peluang untuk meminjam modal dari PT. Indocement dan program UMKM dari PKBL Bank Mandiri. Namun, anggapan bahwa mereka adalah orang bodoh membuat mereka takut untuk meminjam modal, karena khawatir tidak dapat mengembalikannya. Seperti yang diinformasikan oleh Pak NAN (46 tahun) yang memiliki 180 ekor ayam. Masalah saya untuk beternak ayam petelur ini adalah modal. Saya tahu ada peluang untuk meminjam modal ke PT. Indocement. Tapi, karena saya orang bodoh, SD saja tidak lulus, maka saya takut untuk meminjam. Takut tidak bisa mengembalikannya. Saat pinjam modal memang pegang banyak uang, tetapi besok sudah bingung lagi mau mengembalikan pinjaman seperti apa. Usaha beternak ayam petelur ini turut mempengaruhi pola pikir dan pola hidup dari para peternak ayam petelur yang awalnya hanya bekerja sebagai petani maupun buruh dan rata-rata berpendidikan tingkat SLTP. Seperti yang diinformasikan oleh Pak SAD (36 tahun) yang memiliki 190 ekor ayam. Pemikiran saya saat ini, ketika mendapatkan hasil lebih dari usaha beternak, lebih baik digunakan untuk membeli ayam pitik (DOC) lagi atau untuk biaya sekolah anak daripada ditabung. Karena yang namanya beternak ayam resikonya besar dan tak terduga seperti ayam yang mati atau tidak bertelur. Berbeda ketika saya bekerja di Kandang Roda yang sudah pasti penghasilannya setiap bulan. Pendapat yang sama diinformasikan oleh Pak AMN (30 tahun) yang memiliki ayam 80 ekor, seperti berikut ini. Usaha beternak ayam itu harus dijadikan sampingan, jangan menjadi usaha pokok. Karena usaha ayam itu tidak tentu untung dan ruginya. Ya kalau ayam mati dan tidak bertelur pasti hitungannya jadi rugi. Kalau hitungan bersih untuk beternak telur memang untung. Sejak beternak, Saya lebih memilih untuk investasi dengan membelikan ayam.

69 52 Perubahan pola pikir peternak di atas dapat dikatakan positif karena dengan melakukan investasi berupa pembelian bibit ayam, dapat menjaga keberlanjutan usaha dan tidak bergantung kepada pihak manapun. Namun, seiring dengan ketidakpastian keuntungan yang diperoleh dari usaha ayam petelur ini seperti ayam yang mati atau tidak bertelur, maka mayoritas peternak yang mengalami kerugian mulai mencari pekerjaan yang lebih pasti seperti bekerja di pabrik. Hal ini mengakibatkan mayoritas dari usaha ternak mereka terlantar atau diurus oleh istrinya. Tetapi tidak ada yang meninggalkan usaha ternak ini walaupun mengalami kerugian. Seperti yang diinformasikan oleh Pak JAM (46 tahun) yang merupakan seorang karyawan Holcim dan mempunyai 60 ekor ayam. Usaha ayam ini telah menghidupi banyak orang, tidak hanya keluarga saya tetapi seluruh peternak. Selain itu, usaha ayam ini juga dapat dijadikan sampingan dan tambahan penghasilan. Mayoritas dari peternak ayam petelur Hidayah Alam ini sudah berusaha secara mandiri atau tidak bergantung dengan pihak manapun. Seperti yang diinformasikan oleh Pak SAL (48 tahun) yang memiliki ayam 50 ekor dan pernah mengajukan pinjaman kepada PT. Indocement. Ketergantungan itu muncul ketika kami ingin memulai usaha ini, yaitu dengan mengajukan pinjaman modal berupa ayam kepada PT. Indocement. Setelah berhasil mengembalikan pinjaman dan memperoleh keuntungan, maka kami memilih untuk memutarkan keuntungan tersebut sebagai investasi dengan membelikan ayam kembali, sehingga keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Dampak program UMKM PT. Indocement terhadap penerima program (enam orang peternak) adalah bantuan modal awal untuk beternak dan modal untuk mengembangkan usaha ternaknya. Program ini tidak menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap perusahaan, karena walaupun perusahaan memberikan modal untuk berusaha, peternak yang meminjam modal harus berpikir cara untuk mengembalikannya, yaitu dengan melakukan investasi atau memutar kembali modal mereka. Tidak pernah terjadinya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, menjadikan masyarakat menilai objektif terhadap program CSR perusahaan. Dampak dari program ini dapat dirasakan oleh berbagai level masyarakat, mulai dari masyarakat biasa (di luar pemerintahan desa yang

70 53 bekerja sebagai petani dan buruh) hingga pemerintah desa (Pak ROH-Ketua LPM Desa Nambo). Hal ini terlihat pada peternak ayam petelur yang berasal dari berbagai kalangan, seperti Pak SAD yang merupakan pengangguran, Pak JAM yang merupakan karyawan PT. Holcim, dan Pak ROH sebagai Ketua LPM Dampak Program CSR pada Bidang Kesehatan: Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Latar Belakang Program Salah satu bidang pelaksanaan kegiatan CSR yang menjadi sasaran PT. Indocement adalah bidang kesehatan. Secara umum, program CSR PT. Indocement di bidang kesehatan merupakan bentuk partisipasi perusahaan dalam program pemerintah yakni membangun manusia Indonesia yang sehat, sedangkan tujuan khusus dari pelaksanaan program CSR di bidang ini adalah untuk memberikan sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan sebagai usaha peningkatan kesehatan masyarakat desa binaan. PT. Indocement melihat bahwa kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas SDM yang potensial 15. Program kesehatan ini menjadi fokus dari PT. Indocement atas dasar kebutuhan dari sebagian besar desa binaannya yang berjumlah dua belas desa akan pelayanan kesehatan. Jarak yang jauh dari desa menuju ke puskesmas terdekat menjadi faktor pentingnya fasilitas/bantuan kesehatan di desa binaan. Pelaksanaan program CSR PT. Indocement dalam bidang kesehatan, diantaranya adalah pembangunan sarana fisik kesehatan seperti posyandu, pemberian makanan tambahan, dan fasilitas air bersih. Pembangunan posyandu dilakukan di Desa Gunungputri dan Pasirmukti, sedangkan pembangunan fasilitas air bersih di Desa Citeureup dan Pasirmukti. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap satu bulan sekali yang dilaksanakan PT. Indocement di dua belas desa binaannya merupakan wujud nyata perusahaan untuk memberantas gizi buruk yang dialami oleh sebagian besar balita. 15 Op.cit.

71 Pelaksanaan Program Salah satu program CSR dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan di Desa Nambo adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi para balita yang hidup di desa ini. Program ini dilaksanakan berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat Desa Nambo, khususnya anak-anak yang berusia di bawah lima tahun yang membutuhkan tambahan makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Seperti halnya program CSR PT. Indocement di bidang lain, pelaksanaan program PMT ini juga diawali dengan social mapping yakni kegiatan pemetaan dan survey yang dilakukan oleh staf Departemen CSR khususnya kondisi para balita yang ada di Desa Nambo. Hasil pemetaan tersebut akan menunjukkan seberapa banyak balita yang dinilai membutuhkan program PMT ini. Hasil ini akan disesuaikan dengan permintaan masyarakat desa mengenai kebutuhan PMT bagi para balita dalam forum BILIKOM. Pelaksanaan program PMT di Desa Nambo ini dilakukan (mulai tahun 2006) sebanyak satu kali dalam sebulan oleh staf Community Development Program Section dari Departemen CSR PT. Indocement dan dibantu oleh kaderkader posyandu Desa Nambo. Para kader posyandu bertugas untuk mendistribusikan makanan-makanan tambahan dari PT. Indocement kepada para balita. Jenis makanan tambahan yang biasanya diberikan dalam program ini adalah susu, biskuit dan bubur untuk bayi. Menurut Ibu ACH (36 tahun) yang merupakan staf pemerintah Desa Nambo dan juga merupakan salah seorang kader Posyandu Desa Nambo, program PMT ini sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan balita. Program PMT ini sangat baik untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan balita, karena makanan yang diberikan kepada bayi berupa susu dan biskuit. Berdasarkan data demografi Desa Nambo Tahun 2009, dapat diketahui bahwa dari jumlah total balita Desa Nambo, yakni sebanyak 1053 jiwa, tidak ada satu orang pun yang mengalami gizi buruk. Data ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu ACH diatas bahwa program pemberian makanan tambahan oleh PT. Indocement ini memang sangat berguna bagi peningkatan kualitas gizi dan kesehatan balita Desa Nambo.

72 Dampak Pelaksanaan Program Pelaksanaan program pemberian PMT di Desa Nambo ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dampak positif pelaksanaan program PMT di desa ini adalah peningkatan kualitas gizi dan kesehatan balita Desa Nambo. Berdasarkan data demografi Desa Nambo dari akhir tahun 2007 sampai akhir tahun 2009, sejak diadakan program PMT ini tidak ada satupun balita di Desa Nambo yang mengalami gizi buruk. Hal ini diasumsikan bahwa program PMT yang bergizi serta pengecekan kondisi para balita yang dilakukan bersamaan dengan pemberian makanan tambahan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi buruk pada balita. Selain itu, tingginya minat dan motivasi yang dimiliki oleh kaum ibu Desa Nambo untuk membawa balita ke posyandu juga mempengaruhi dampak program ini. Seperti yang diutarakan oleh Ibu EV (34 tahun) yang memiliki balita bernama GNA (berusia 4 tahun) berikut ini. Kemauan ibu-ibu untuk membawa bayinya ke posyandu sangat tinggi. Karena mereka sudah sadar bahwa kesehatan bayi itu sangat penting untuk dijaga. Selain itu, pemberian makanan tambahan secara gratis dari PT. Indocement ini juga mempengaruhi kemauan ibu-ibu untuk membawa bayinya ke posyandu. Oleh karena itu, masyarakat Desa Nambo sangat mengharapkan program PMT ini dapat terus dilakukan agar kesehatan para balita di desa ini dapat terjamin. Selain memiliki dampak positif, program pemberian makanan tambahan bagi para balita ini berpeluang menimbulkan dampak negatif, jika pada masa yang akan datang pelaksanaan program PMT ini tidak dilaksanakan kembali atau tidak disertai dengan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan gizi balita. Peluang ketergantungan masyarakat kepada perusahaan terkait pemberian makanan bergizi secara gratis akan muncul jika perusahaan tidak memikirkan konsep keberlanjutan dari program ini (hanya dilaksanakan untuk jangka pendek) Dampak Program CSR pada Bidang Sosial, Budaya, Agama: Betonisasi Jalan Dusun II Latar Belakang Program Pada dua sub-bab sebelumnya, penulis telah membahas beberapa program CSR oleh PT. Indocement yang termasuk dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, ketiga bidang ini

73 56 termasuk dalam ranah kerja Community Development Program Section Departemen CSR PT. Indocement. Dalam sub-bab berikut ini, penulis membahas salah satu program CSR PT. Indocement yang termasuk dalam bidang sosial, budaya, dan agama (selanjutnya disebut sosbudag), yang juga merupakan salah satu ranah kerja Community Development Program Section. Pelaksanaan program CSR di bidang sosial, budaya, dan agama (sosbudag) oleh PT Indocement memiliki fungsi sebagai wadah bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas sosbudag masyarakat desa binaan perusahaan. Program-program CSR dalam bidang sosbudag antara lain bertujuan untuk 16 : 1. Melakukan pembangunan infrastruktur di dua belas desa binaan; 2. Menunjang kesejateraan hidup masyarakat; 3. Menggali potensi sumberdaya manusia dan mengarahkannya kearah yang positif; dan 4. Berpartisipasi dalam bidang kerohanian masyarakat dua belas desa binaan untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Realisasi program CSR PT Indoecement di Desa Nambo sebagian besar merupakan kegiatan pembangunan infrastruktur sarana desa, seperti pengaspalan dan betonisasi jalan, rehabilitasi musholla, dan pembangunan masjid. Ketua LPM Desa Nambo, Bapak ROH, mengatakan bahwa program pembangunan infrastruktur yang paling besar yang dilaksanakan di Desa Nambo adalah betonisasi jalan Dusun II Desa Nambo yang telah selesai dilaksanakan pada tahun Menurut beliau, kegiatan betonisasi jalan Dusun II ini dilaksanakan karena masyarakat merasa bahwa kegiatan ini memang memberikan manfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu akses menuju jalan besar keluar desa. Karena sebelum adanya program ini, akses masyarakat berupa jalan menuju keluar desa masih tidak layak, berupa jalan yang masih rusak dan tergenang air. Realisasi program CSR PT. Indocement di Desa Nambo dapat dilihat pada Tabel Loc.cit

74 57 Tabel 8. Realisasi program CSR PT. Indocement di Desa Nambo No. Kegiatan Program Tahun Betonisasi Jalan Dusun II & Dusun III Kp Walahir Rt.07/04 1. dan RT.09/05 (220 X 2 X 0.1 ) Sosbudag 2008 Betonisasi Jalan Dusun II & Dusun III Kp Walahir Rt.07/04 2. dan RT.09/05 (220 X 2 X 0.1 m) Sosbudag Pengaspalan Jalan Dusun II - III Desa Nambo (400 X 2,5 m) Sosbudag Fasilitas MCK Kp Lengkong Desa Nambo Kesehatan 2007 Pengkerasan & Pengaspalan Jalan Nambo Induk (RT 17) 5. Desa Nambo Sosbudag 2007 Rehab Musholla Nurul Hidayah Kp Walahir Rt.10/05 Desa 6. Nambo Sosbudag Betonisasi jalan Dusun II Sosbudag Rehab Masjid Al-Hikmah Sosbudag Rehab Masjid Al-Istiqomah Sosbudag Turap makam Nambo dusun IV ( longsor ) Sosbudag Masjid H. Sulaiman 10 X 10 m Sosbudag 2009 Sumber : CSR Department File Pelaksanaan Program Pelaksanaan program betonisasi jalan Dusun II diawali dengan adanya kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES) antara pihak pemerintah desa dan pihak PT. Indocement. Seperti halnya yang diutarakan oleh Pak JAJ (35 tahun) yang merupakan Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan Desa Nambo sekaligus pelaksana program. Program betonisasi jalan ini, diawali dengan MUSRENBANGDES antara masyarakat dengan PT. Indocement. Masyarakat mengajukan program berdasarkan hak sosial dan kebutuhan. Perusahaan menganalisa apakah kebutuhan ini pantas dijadikan skala prioritas. Setelah terjadi sinkronisasi program dan perusahaan telah menetapkan skala prioritas untuk program ini, maka program baru dapat dilaksanakan. Program ini dilaksanakan sesuai dengan instruksi dan koordinasi antar pemerintah desa, serta transparan kepada masyarakat, agar ketika terjadi pengaduan dari masyarakat terdapat bukti. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Pak JAJ. Setiap program/bantuan dari perusahaan ke desa, pasti melalui kantor desa. Secara struktural, LPM yang akan mengkordinasikannya dengan saya, BPD, dan tokoh masyarakat, agar terdapat legalitas.

75 58 Pelaksanaan program betonisasi jalan Dusun II ini sepanjang 220 x 2 x 0.1 m). Sikap dari pihak pemerintah desa memperlihatkan dukungan mereka terhadap pelaksanaan program dari PT Indocement. Menurut Pak JAJ, sikap ini pantas karena telah didasarkan pada kepentingan bersama masyarakat desa, seperti yang diungkapkan beliau pada pernyataan berikut ini. Pemerintah desa akan mendukung setiap program/bantuan perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Karena memang hal tersebut merupakan hak-hak sosial kami. Berbeda, ketika ada hak pribadi yang harus kami perjuangkan kepada perusahaan, maka kami akan memperjuangkannya. Tapi tidak selamanya kami bergantung pada perusahaan. Jika perusahaan memiliki itikad baik untuk membantu, maka kami terima. Jika tidak, kami tidak akan memaksa. Secara komunikasi memang kami saling bergantung, tetapi secara materi belum tentu kami saling bergantung. Keterangan dari Pak JAJ tersebut memperlihatkan ketegasan pemerintah desa dalam menyikapi berbagai macam pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan. Pemerintah Desa Nambo tidak menginginkan masyarakatnya selalu bergantung pada bantuan-bantuan dari pihak perusahaan, sehingga bisa dikendalikan begitu saja oleh perusahaan. Namun pemerintah desa juga tidak akan menampik pelaksanaan program-program CSR di desa, selama kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat desa Dampak Pelaksanaan Program Pelaksanaan program betonisasi jalan Dusun II di Desa Nambo ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat desa. Dampak positif yang dirasakan masyarakat dengan pelaksanaan program ini adalah masyarakat dapat memiliki akses menuju jalan umum yang lebih mudah dan cepat, sehingga mudah untuk melakukan distribusi ekonomi, seperti yang dirasakan oleh peternak ayam petelur dalam menjual telurnya ke agen jamu di pasar. Dampak positif pelaksanaan program ini juga terkait dengan persepsi positif warga terhadap program CSR PT. Indocement. Seperti yang diutarakan oleh Pak Rohim berikut ini. PT. Indocement telah banyak memberikan bantuan kepada Desa Nambo, sehingga ketika ada program seperti pelatihan dari PT. Indocement, tingkat partisipasi warga untuk mengikuti program tinggi. Ketika mereka mempunyai waktu untuk mengikuti program, maka

76 59 mereka akan ikut. Saya rasa, ini merupakan timbal balik juga dari masyarakat kepada PT. Indocement. Tidak pernah terjadinya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, menjadikan masyarakat menilai objektif terhadap program CSR perusahaan. Pelaksanaan program ini selain menimbulkan dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat Desa Nambo, juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif ini dirasakan oleh masyarakat desa yang tanahnya digunakan untuk kepentingan kegiatan betonisasi jalan ini. Pada awalnya, tanah yang digunakan untuk kegiatan betonisasi jalan ini menembus areal pemakaman milik warga RT 06 sehingga terdapat beberapa warga yang merasa keberatan jika tanahnya digunakan untuk umum. Untuk menyelesaikan masalah ini, pihak pemerintah desa berupaya memberikan pengertian pada masyarakat yang berkeberatan bahwa apabila mereka mau mengizinkan lahan milik pribadinya untuk kepentingan umum, maka manfaat sosial yang diperoleh masyarakat Desa Nambo akan lebih besar. Atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah desa tersebut, maka warga pemilik tanah pribadi (pemakaman) akhirnya mau menyepakati pelaksanaan program ini bersama pihak-pihak lainnya yang terkait Dampak Program CSR pada Bidang Keamanan: Pelatihan LINMAS Latar Belakang Program Pilar terakhir dari pelaksanaan program CSR oleh Community Development Program Section adalah pilar keamanan. Pelaksanaan program CSR di bidang ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan aparat keamanan di dua belas desa binaan agar tercipta keamanan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Program CSR yang ternasuk dalam pilar ini adalah pelatihan LIMNAS (Perlindungan Masyarakat) yang diperuntukkan khusus bagi para aparat keamanan yang berasal dari dua belas desa binaan PT Indocement. Program ini didasarkan atas sinkronisasi kebutuhan antara perusahaan dan Desa Nambo, yaitu dalam hal menjaga keamanan lingkungan masyarakat desa dan perusahaan. Hal ini dikarenakan Desa Nambo merupakan desa yang termasuk Quary C (daerah pertambangan PT. Indocement), sehingga menjaga keamanan secara swadaya juga perlu ditingkatkan terkait dengan timbal balik kepentingan perusahaan dan desa. Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak YAD bahwa:

77 60 Pelatihan LINMAS bagi para hansip di desa binaan ini dilakukan untuk menjaga keamanan lingkungan kedua belah pihak, baik masyarakat maupun perusahaan. Karena bagaimana pun juga Indocement tetap merupakan bagian dari masyarakat. Apalagi lokasi perusahaan memang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Indocement tidak bisa sepenuhnya menjamin keamanaan perusahaan tanpa adanya bantuan dari pihak masyarakat yang merupakan warga lokal disini. Oleh karena itu, kita berinisiatif untuk melakukan kerjasama dalam hal keamanan bersama warga masyarakat di dua belas desa binaan. Pelaksanaan program CSR di bidang keamanan ini diharapkan dapat membangun rasa saling mempercayai antara perusahaan dengan masyarakat dua belas desa binaan, sehingga keamanan kegiatan operasional perusahaan dan kelangsungan hidup masyarakat desa dapat berlangsung dengan tertib dan aman Pelaksanaan Program Pelaksanaan program CSR dalam bidang keamanan yang berupa pelatihan LINMAS ini terdiri dari materi pengenalan dan pencegahan kriminal (pencurian di areal Indocement) dan latihan fisik (baris-berbaris). LINMAS yang terdiri dari dua orang setiap RT akan melakukan kordinasi dengan PT. Indocement dan dua belas desa binaan dalam Rapat Kordinasi Satuan Tugas (SATGAS) setiap tiga bulan satu kali. Dalam rapat ini, terdiri dari pemaparan laporan catatan kriminal dan situasi keamanan masing-masing desa. Menurut Ketua SATGAS Desa Nambo, Bapak NAS (52 tahun), selama ini belum ada catatan kriminal yang tergolong kasus berat yang dilakukan oleh warga desa Nambo yang berkaitan dengan hubungan antara warga masyarakat dengan pihak Indocement. Hal ini diutarakan oleh beliau berikut ini: Alhamdulillah, warga desa Nambo mah tidak ada yang macam-macam ke Indocement. Selama ini, kami bisa hidup berdampingan dengan perusahaan. Setiap rapat LINMAS, saya hampir tidak pernah mencatat adanya tindak kriminal yang dilakukan oleh warga desa. Karena kita juga mengadakan kegiatan hansip keliling desa setiap hari. Palingpaling yang ada mah maling ayam di rumah warga Pelaksanaan kegiatan pelatihan LINMAS ini dilakukan dengan kerjasama antara CSR Department dan Security Division PT. Indocement. Security Divison sebagai penanggung jawab keamanaan perusahaan mengadakan kegiatan pelatihan LINMAS ini juga bekerjasama dengan aparat kepolisian wilayah setempat,

78 61 sedangkan pihak CSR Department yang mengatur pertemuan antara pihak perusahaan dan masyarakat untuk melakukan kegiatan pelatihan LINMAS Dampak Pelaksanaan Program Dampak yang dirasakan oleh peserta pelatihan LINMAS ini adalah meningkatnya motivasi aparat keamanan desa dalam melakukan kegiatan penjagaan dan perlindungan terhadap masyarkat desa. Hal ini didasarkan atas partisipasi peserta pelatihan LINMAS yang tinggi terhadap program (mengikuti awal pelatihan hingga rapat triwulan). Ibu EV (34 tahun), salah satu warga Desa Nambo yang bekerja sebagai ibu rumah tangga berpendapat bahwa setelah adanya program pelatihan LINMAS bagi aparat kemanan desa, kegiatan ronda yang dilakukan aparat desa semakin rutin dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan beliau berikut ini: Hansip disini pada semangat setelah ikut program pelatihan LINMAS. Mereka dikasih baju, sepatu, dan alat-alat keamanan lain. Udah gitu jadwal hansipnya jadi rutin sekali sehari. Maling ayam juga jadi jarang, alhamdulillah, Mas. Reaksi positif yang ditunjukkan masyarakat terhadap program pelatihan LINMAS ini merupakan bentuk penghargaan masyarakat terhadap kontribusi dan upaya Indocement untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat melalui programprogram CSR-nya. Seperti yang diutarakan oleh Pak NAS (56 tahun) yang merupakan Ketua SATGAS Desa Nambo. Menjaga keamanan desa sekaligus keamanan peralatan Indocement Kami laksanakan dengan senang hati. Hal ini dikarenakan oleh toleransi yang selama ini ditunjukkan Indocement kepada warga Desa Nambo Dampak Program Sustainable Develompent Project (SDP): Biogas Latar Belakang Program PT. Indocement membagi pelaksanaan program CSR menjadi dua section, yakni Community Development Section dan Sustainable Development Project Section. Pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Community Development Section terdiri dari lima pilar, dimana masing-masing penjelasan mengenai latar belakang, pelaksanaan, dan dampaknya di Desa Nambo telah dipaparkan dalam

79 62 beberapa sub-bab sebelumnya. Pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Sustainable Development Project Section terdiri dari beberapa proyek, diantaranya proyek pengolahan sampah, tanaman jarak pagar, proyek penelitian dan produksi kokon ulat sutera, dan lain-lain. Program SDP ini tidak dilaksanakan secara merata di dua belas desa binaan terkait kebutuhan masyarakat dan potensi desa tempat pelaksanaan program. Pelaksanaan proyek SDP yang dilakukan di Desa Nambo adalah proyek biogas. Proyek biogas merupakan inisiatif perusahaan untuk membantu warga mengatasi kenaikan harga BBM yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Proyek ini berupa pemanfaatan energi yang dihasilkan dari kotoran sapi yang diubah menjadi energi biogas dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tujuan pelaksanaan proyek biogas ini antara lain: 1. Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pola hidup sehat, karena jika kotoran sapi tidak dikumpulkan, maka berpotensi menyebabkan penyakit; 2. Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam isu pemanasan global, karena kotoran sapi juga menyebarkan gas CH 4, yang merupakan salah satu gas rumah kaca dan mempunyai GWP (Global Warming Potential) 21 kali gas CO 2. Dengan demikian memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan; 3. Menghemat pemakaian bahan bakar minyak tanah; dan 4. Memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat. Bapak YAD, Koordinator Desa Nambo, menegaskan bahwa pelaksanaan program ini didasarkan pada kepedulian perusahaan terhadap krisis energi yang dihadapi masyarakat. Biogas ini diusulkan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap penggunaan minyak tanah untuk menyalakan kompor, padahal kita tahu sendiri bahwa harga minyak tanah semakin lama semakin mahal. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek biogas ini diharapkan dapat menjadi alternatif masyarakat untuk mengurangi anggaran belanja rumah tangga, khususnya dalam penggunaan minyak tanah Pelaksanaan Program Program ini merupakan percontohan kompor biogas dengan pemanfaatan kotoran sapi (minimal mempunyai tiga ekor sapi), sehingga program ini diberikan

80 63 hanya kepada Ibu NAM (33 tahun) di RT 07 RW 04 pada tahun 2007 karena beliau mempunyai lima ekor sapi, yang dipilih secara sengaja karena saat itu pihak Indocement sedang melakukan betonisasi jalan lingkungan yang melalui rumahnya. Setelah melihat adanya peluang dan terjadinya sinkronisasi kebutuhan Ibu NAM dan PT. Indocement, maka akhirnya dilaksanakan program biogas ini. Ibu NAM mempunyai tiga orang anak, yang pertama sudah lulus SMA, yang kedua masih sekolah di SD dan yang paling kecil masih balita. Ibu NAM merupakan seorang ibu rumah tangga, sedangkan suaminya adalah seorang buruh tani. Penerima kompor biogas ini dalam pelaksanaannya harus mau berpartisipasi pada awal program, seperti mengeluarkan biaya untuk menggali tanah di bawah kandang sapi, yang digunakan untuk menampung kotoran sapi dalam tabung yang akan disalurkan melalui selang ke kompor biogas. Biaya yang dikeluarkan menurut Ibu NAM sebesar Rp ,00.Menurut informasi yang didapatkan dari Ibu NAM, kompor biogas ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu Sejak memakai kompor gas ini, yah kelebihannya tidak usah memakai kayu bakar lagi yang harus Saya cari jauh-jauh ke gunung dan tidak usah mengeluarkan biaya untuk membeli minyak tanah lagi. Selain itu juga untuk memasak cepat sekali, api tidak berbau, dan berwarna biru. Kelemahannya yaitu ketika mengurus kotoran sapi untuk dapat masuk ke tabung selang biogas ini. Karena dalam satu hari dibutuhkan kotoran sapi sebanyak lima Kilogram dan hanya menghasilkan nyala api selama empat jam. Gambaran mengenai mekanisme kerja dari biogas dijelaskan oleh Ibu NAM sebagai berikut: Kotoran sapi yang dimasukkan ke dalam tabung, yang telah tersedia dibawah kandang sapi. Pengisian tabung dilakukan setiap hari yaitu sebanyak lima Kilogram kotoran sapi. Karena kurang dari jumlah itu tidak bisa menghasilkan api. Kotoran lima Kilogram tersebut akan diolah melaui tabung tersebut secara otomatis, tugas Saya mah hanya memastikan tabung penuh lima Kilogram kotoran sapi. Setelah itu gas mengalir melalui selang yang disalurkan menuju kompor di dalam rumah saya. Kotoran sapi sebanyak lima Kilogram itu hanya menghasilkan api selama empat jam saja.

81 64 Gambar 4. Instalasi Biogas Feses Sapi Dampak Pelaksanaan Program Dampak yang dirasakan oleh Ibu Namih dan keluarga dari program ini adalah berkurangnya pengeluaran Ibu NAM, seperti untuk membeli minyak tanah maupun kayu bakar untuk memasak. Selain itu, Ibu NAM juga memperoleh pengetahuan tentang pengolahan kotoran sapi menjadi biogas dengan kualitas api yang bagus. Namun, kompor biogas ini memiliki harga yang mahal, yaitu sekitar lima juta rupiah 17, sehingga hanya dapat dirasakan oleh level masyarakat tertentu. Selain itu, masyarakat yang ingin menggunakan kompor biogas ini juga harus mempunyai minimal tiga ekor sapi Analisis Dampak Pelaksanaan Program CSR PT. Indocement Terhadap Masyarakat Desa Nambo Perubahan sosial yang terjadi di Desa Nambo sebagai dampak program CSR PT. Indocement adalah bertambahnya ilmu pengetahuan dan pola pikir/kemauan untuk berusaha masyarakat penerima program (11 orang). Hal ini dikarenakan program CSR tersebut telah memancing pemikiran dan keinginan masyarakat untuk dapat berusaha dan menghasilkan pendapatan, seperti program peternak ayam petelur yang telah mengurangi pengangguran sebanyak lima belas orang. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi adalah adanya peningkatan pengetahuan dan gizi balita, motivasi LINMAS yang meningkat untuk menjaga keamanan desa, dan aktivitas ekonomi masyarakat ke luar desa yang meningkat, WIB. 17 Hasil wawancara dengan Pak ROH, tanggal 10 Desember 2009 pukul

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Corporate Social Responsibility Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/CSR) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pengembangan Perekonomian Lokal Melalui Program Kemitraan PT ANTAM Tbk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Paradigma dalam CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN (Kasus PT Indofarma Tbk. Cikarang, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) FACHRI AZHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Dr.H. Ahmad Badawi Saluy, SE.,MM www.mercubuana.ac.id Corporate Social Responcibility Definisi World Bank komitmen dunia usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA i PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ANNISA AVIANTI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Isu mengenai lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang baru. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

BAB V PE N U T U P A. Simpulan

BAB V PE N U T U P A. Simpulan BAB V PE N U T U P A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Kebijakan pembangunan sarana air bersih menunjukkan dengan

Lebih terperinci

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Materi Kuliah ETIKA BISNIS Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Latar Belakang Munculnya isu pemanasan global, penipisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di pertambangan, pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

17 BAB 1 PENDAHULUAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN 17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009) ABSTRAK KEMITRAAN PEMERINTAH DAN SWASTA Pelaksanaan otonomi daerah telah membawa perubahan yang mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan tersebut tentunya tidak hanya berdampak pada sistem

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK KANDATEL MADIUN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AT

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK KANDATEL MADIUN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AT TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK KANDATEL MADIUN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AT PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK KANDATEL MADIUN ) SKRIPSI Oleh Eka Fitriana Said NIM 070910202104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah perusahaan tentunya akan dibatasi oleh beberapa hal, salah satunya ialah kebijakan dan etika bisnis yang berlaku. Kebijakan yang dimaksud ialah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI.

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI. EVALUASI PROGRAM KEMITRAAN PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN(APJ) BANYUWANGI DENGAN USAHA KECIL MITRA BINAAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN BANYUWANGI Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sering dipandang sebagai pedang bermata dua, perusahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, namun di sisi lain perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang) SITI HANI RAHMANITA I34050585 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, menyebabkan banyak sekali perusahaan yang melakukan segala cara agar dapat menekan biaya produksi serendah-rendahnya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI ANALISIS DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KONDISI USAHA UMKM MITRA BINAAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EKONOMI LAHAN (LAND RENT) PADA LAHAN PERTANIAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR. Oleh ANDIKA PAMBUDI A

ANALISIS NILAI EKONOMI LAHAN (LAND RENT) PADA LAHAN PERTANIAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR. Oleh ANDIKA PAMBUDI A ANALISIS NILAI EKONOMI LAHAN (LAND RENT) PADA LAHAN PERTANIAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR Oleh ANDIKA PAMBUDI A14304075 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN AKUNTANSI SOSIAL PERUSAHAAN PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Diajukan oleh : MIRANTI DYAH DWI NURMAYANI 0713010045/FE/EA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung PT. Astra Multi Trucks Indonesia atau AMT Indonesia adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, wacana mengenai peran etika dan tanggung jawab sosial perusahaan semakin marak diperbincangkan oleh para pelaku bisnis, organisasi

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan) Oleh : YOHANA DESI FEBRIANA A14204047

Lebih terperinci

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) Mata Kuliah : Etika Bisnis Dosen Pembina : Hj.I.G.A.Aju Nitya D, SST,SE,MM CHAIRUL ANAM S. 01210007 UNIVERSITAS NAROTAMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAGEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis Corporate Social Responsibility Etika bisnis Perkembangan CSR Dalam perkembangan negara industri, terjadi pengelompokkan negaranegara terutama dalam golongan yang dikenal sebagai negara penghasil bahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Ada pun beberapa penelitian yang membahas mengenai program CSR yang mendasari peneliti melakukan penelitian ini. Annisa Rahmawati (2010) dalam jurnalnya

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2013 salah satu brand dari perusahaan Unilever Indonesia yaitu Wipol melaksanakan sebuah program baru yang diberi nama Aksi Anti Kuman Wipol. Wipol merupakan

Lebih terperinci

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN ROAD MAP GOOD GOVERNANCE Visi: Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL, SENSITIVITAS ETIKA, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR DALAM KONFLIK AUDIT PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL, SENSITIVITAS ETIKA, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR DALAM KONFLIK AUDIT PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL, SENSITIVITAS ETIKA, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR DALAM KONFLIK AUDIT PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan oleh : Sintiya Dewi Abdar 1013010170/FE/EA Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci