BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jawa Pos berhasil merangkum berita pemberitaan kematian Salim Kancil selama dua minggu, dari kronologis kematian hingga siapa saja yang terlibat dalam tambang ilegal. Tidak hanya sebatas bagaimana Salim meninggal namun juga nasib pertambangan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya Sintaksis Sintaksis membeberkan bagaimana wartawan menyusun kata atau frase dalam kalimat. Selain itu, dalam sintaksis terdapat cara atau strategi yang dilakukan oleh wartawan untuk menyusun fakta-fakta yang diperoleh baik peristiwa, opini, kutipan ataupun pengamatan atas peristiwa ke dalam suatu berita. Berikut adalah unsur-unsur yang terkandung dalam sintaksis : a. Headline Headline merupakan aspek sintaksis dan wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa yang akan mereka tampilkan. Berdasarkan pemberitaan di Koran Jawa Pos edisi 27 September 10 Oktober 2015 mengenai kasus kematian Salim Kancil ditemukan sebagai berikut : 1. Warga Penolak Tambang Ketakutan (Selasa, 29 September 2015) Jawa Pos sengaja memilih judul yang membuat penasaran, dengan meletakkan kata ketakutan di judul pemberitaan mereka. Terlihat bahwa Jawa Pos menjual situasi yang tengah paska kematian salah satu warga penolak tambang, Salim Kancil. Warga penolak tambang sendiri menjadi subjek yang penting bagi Jawa Pos. Ungkapan warga yang ketakutan ini disimpulkan Jawa Pos dari hasil wawancara dengan salah satu warga, yaitu Abdul Hamid yang merasa resah dan khawatir akan terjadi peristiwa susulan. 28

2 2. Ijin Tambang Harus Dibekukan (Rabu, 30 September 2015) Headline yang dipilih Jawa Pos terlihat jelas jika judul tersebut mengutip dari salah satu pendapat yang terangkum dalam pemberitaan mereka yang dikutip dari hasil wawancara dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan. Kata tambang kembali menjadi perhatian Jawa Pos, karena kasus kematian Salim Kancil sendiri diketahui terjadi karena masalah tambang ilegal di desanya. Selain itu pemilihan judul tersebut menjadikan tanda dari Jawa Pos bahwa ijin tambang yang sudah menjatuhkan korban tewas patut untuk ditutup. 3. Ketika itu Terjadi, Saya Sedang Tidur (Rabu, 30 September 2015) Kembali menggunakan kutipan hasil wawancara dengan Kepala Desa Selok Awar-Awar. Kata tersebut menarik bagi wartawan dan jelas ingin menunjukkan dalih yang dilakukan Kades Selok Awar- Awar tersebut. Kata saya sedang tidur sepertinya menarik perhatian Jawa Pos karena menjadi alasan yang umum dilakukan ketika orang ingin menghindar dari tuduhan. Notabene orang yang sedang tertidur tidak akan mengetahui apa-apa yang terjadi di sekitarnya, seperti yang menjadi judul berita ini. 4. Polda Selidiki Pembiaran Pembunuhan (Kamis 1 Oktober 2015) Menggunakan format SPO. Headline ini sudah jelas melaporkan apa yang sedang dikerjakan oleh Polda. Jawa Pos tidak mencantumkan pembunuhan apakah yang mereka maksud. Namun, karena beberapa hari ini Jawa Pos tengah menghadirkan kasus Salim Kancil di Lumajang. Pembaca langsung mengetahui bahwa kasus setingkat resor ini sampai ditangani oleh Polisi tingkat daerah. Jika sudah begitu, ini menjadi hal yang membuat publik penasaran dengan kasus ini. 5. Saya Tidak Takut, Saya Tidak Akan Mundur (Kamis 1 Oktober 2015) 29

3 Pemilihan kutipan yang diangkat menjadi judul ini menunjukkan semangat yang membara dari korban penganiayaan aktivis antitambang, Tosan yang saat itu tengah dirawat di rumah sakit karena luka yang ia derita paska dianiaya. Selain itu, kata-kata yang dipilih seperti sebuah tantangan bagi pihak protambang, atau para pembunuh dan penganiaya aktivis anti tambang. 6. Giliran Usut Oknum Polisi dan Pejabat (Jumat, 2 Oktober 2015) Kata Giliran yang dipilih menerangkan bahwa tindakan untuk mengusut oknum polisi dan pejabat merupakan kegiatan yang terjadi setelah mengerjakan agenda selain mengusut Polisi dan pejabat terkait pengusutan peristiwa Salim Kancil. Jawa Pos jelas-jelas ingin menunjukkan keterlibatan aparat pemerintahan mengenai peristiwa kematian Salim Kancil dengan menyertakan Oknum Polisi dan Pejabat di salam headlinenya. 7. Dikabari Salim Kancil Kebal, Kirim Eksekutor ke Paranormal (Jumat, 2 Oktober 2015) Keberadaan kata Paranormal menunjukkan adanya jalan lain yang ditempuh oleh penganiaya warga antitambang. Di jaman yang serba modern ini, ternyata jasa seperti paranormal masih digunakan. Jawa Pos memanfaatkan kesempatan ini dengan membubuhkan paranormal ke dalam judul yang mereka pilih. Judul ini menggunakan kalimat sebab-akibat. Namun, subjek atau siapa pelaku tidak dituliskan di judul. Artinya tidak tahu siapa yang dikabari dan yang mengirim dalam judul tersebut. Hal ini membuat pembaca penasaran siapa yang melakukan perbuatan seperti ada pada headline. 8. Rela Jual Apa Saja agar Bisa Mengadu ke Jakarta (Jumat, 2 Oktober 2015) Hanya dengan membaca headline yang dipilih, menunjukkan perjuangan warga Desa Selok Awar-Awar untuk memperoleh keadilan. Tentu ini menciptakan pertanyaan mengapa harus sampai ke 30

4 Jakarta. Sementara ini adalah masalah yang terjadi di desa mereka. Selain itu, nama Salim dan Tosan dipilih untuk menjadi subjudul mereka. Sejauh yang diketahui, Salim dan Tosan merupakan korban pembunuhan dan penganiayaan oleh warga pro tambang. 9. Dewan Jatim Bentuk Pansus Lumajang (Jumat, 2 Oktober 2015) Penyantuman Dewan Jatim di awal judul mereka, Jawa Pos ingin menunjukkan bahwa kasus ini sampai harus membuat dewan provinsi dalam hal ini adalah DPRD Jatim turun tangan menangani kasus Salim Kancil dan kasus penambangan lain di Lumajang. Hal ini hampir sama dengan Jawa Pos ketika memilih Polda untuk menjadi subjek di judul mereka. 10. Temukan Air Gun di Rumah Hariyono (Jumat, 2 Oktober 2015) Seperti biasa, meskipun berisikan tentang penggeledahan di rumah Hariyono. Daripada hanya memberi judul polisi geledah rumah Hariyono, Jawa Pos memilih sesuatu yang menarik selama penggeledahan atau hasil dari penggeledahan untuk dijadikan judul mereka. Koran ini dengan tegas mengungkapkan apa yang ditemukan di rumah Hariyono, yaitu Air gun. Air gun sendiri merupakan sejenis alat yang digunakan untuk olahraga, hanya saja berbentuk seperti senapan. Hanya dengan melihat judulnya saja, pembaca sudah menduga-duga tentang kepemilikan air gun oleh Hariyono. 11. Periksa Pejabat Hingga Mantan Kapolres (Sabtu, 3 Oktober 2015) Jawa Pos jelas menuliskan isi berita mereka di judul yang mereka pilih. Tanpa basa-basi langsung dituliskan memeriksa pejabat, dalam hal ini yang diduga terkait dengan kasus Salim Kancil adalah pejabat daerah Lumajang dan mantan Kapolres Kabupaten Lumajang. Namun, tidak disebutkan siapa yang memeriksanya, apakah Polda atau Dewan Jatim yang juga dijadikan berita oleh Jawa Pos di edisi sebelumnya. 31

5 12. Polda Tahan Dua Pengusaha Alat Berat (Minggu, 4 Oktober 2015) Tanpa bosan, Jawa Pos terus mengikuti perkembangan penyidikan kasus Salim Kancil. Siapakah orang-orang yang berhasil digiring ke kantor polisi atas kasus Salim Kancil. Seperti penahanan dua pengusaha alat berat. Usaha tambang seperti tambang pasir di pesisir pantai Lumajang, tentu menggunakan alat berat. Namun, masih ambigu apakah kedua pengusaha alat berat ini terlibat dalam kasus pembunuhan Salim dan penganiayaan Tosan, atau hanya terlibat dalam kasus tambang ilegal ataukah ada alasan lain. Hal ini sudah tentu membuat pembaca penasaran. 13. Menantang Kutukan Tambang (Senin, 5 Oktober 2015) Jawa Pos membuat judul yang penuh makna kali ini. Kata menantang merujuk kepada warga yang tengah berjuang atau melawan. Serta kutukan tambang yang sudah dijelaskan di sub judul mereka, yaitu tambang yang bukannya menuai berkah, tapi malah menjadi bencana bagi warga. Judul ini sangat identik dengan kasus kematian Salim Kancil yang dilatar belakangi dengan kasus tambang ilegal di desa tempat tinggal Salim. 14. Demi Investasi, Penegakan Hukum Setengah Hati (Senin, 5 Oktober 2015) Senada dengan judul berita di halaman yang sama, Jawa Pos menggunakan permainan sajak dengan vokal yang sama, yaitu investasi dan setengah hati. Kata investasi merujuk pada kentungan dari tambang ilegal. Serta kata penegakan hukum yang bisa ditebak pelakunya adalah para pejabat ataupun polisi yang mempunyai tugas menegakan hukum di Indonesia. 15. Stop Tambang Hanya Lip Service (Kamis, 8 Oktober 2015) Judul yang dipilih ini terlihat jelas menghakimi salah satu pihak. Penggunaan bahasa asing atau istilah asing dipilih oleh Jawa 32

6 Pos untuk menarik pembaca. Kata lip service sendiri sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hanya saja bahasa yang digunakan berbeda, seperi omong tok dalam bahasa Jawa, atau omong doang yang mempunyai makna yang sama dengan lip service. Dalam percakapan sehari-hari omong tok digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak konsisten dengan perkataannya. Bisa saja Jawa Pos menggunakan kata tersebut untuk menyidir pihak tertentu. 16. Uang Mengalir ke Mantan Kapolsek-Camat (Jumat, 9 Oktober 2015) Uang merupakan kebutuhan utama manusia masa kini. Karena alasan itulah Jawa Pos menarik perhatian pembaca dengan menaruh kata uang di judul mereka. Selain itu, kasus tambang ilegal yang digadang-gadang menghasilkan banyak rupiah ini juga tengah menjadi perhatian Jawa Pos saat itu. Mantan Kapolsek dan Camat dijadikan objek oleh Jawa Pos, karena Kapolsek dan Camat yang seharusnya mengayomi malah terlibat dalam kasus ini. Hal ini menjadi hal yang digunakan Jawa Pos untuk menarik pembacanya. Dari ke 16 judul berita di atas dapat disimpulkan bahwa Jawa Pos menentukan judul yang memojokkan para tersangka maupun pihak-pihak pro tambang. Jika judul tersebut bercerita mengenai korban, maka judul tersebut akan mengundang simpatik masyarakat. Sedangkan jika bercerita mengenai tersangka dan pihak-pihak lain yang pro tambang dan terlibat, pernyataan yang disuguhkan dari hasil wawancara dan pengamatan Jawa Pos cenderung menjatuhkan. b. Lead Dalam sebuah pemberitaan, lead berfungsi untuk mengetahui sudut pandang berita secara keseluruhan nantinya, dan memberikan prespektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. Berikut adalah analisis lead berita mengenai kasus kematian Salim Kancil. 33

7 1. Warga Penolak Tambang Ketakutan (Selasa, 29 September 2015) LUMAJANG - Penyelidikan kasus penganiayaan terhadap Tosan, 52, dan pembunuhan sadis terhadap, Salim, 46, dua tokoh anti penambangan pasir di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang berjalan lambat. Bahkan, salah satu sosok yang diketahui warga mendalangi pembunuhan. yakni Kepala Desa Selok Awar Awar Hariyono, justru belum tersentuh penyelidikan Polisi. Kepala berita yang dipilih menunjukkan kejadian yang terjadi dengan tokoh antitambang di Lumajang. Yaitu penganiayaan dan pembunuhan terhadap Salim dan Tosan. Jawa Pos memilih untuk menulis kabar dari sudut situasi warga yang tinggal di sekitar penambangan, atau masyarakat yang dekat dengan kedua korban tersebut. Kalimat salah satu sosok yang diketahui warga mendalangi pembunuhan menunjukkan pendapat dari warga, meskipun belum diketahui kebenaran oleh penyidikan. Karena pada kalimat sebelumnya disebutkan bahwa penyelidikan berjalan lambat. 2. Ijin Tambang Harus Dibekukan (Rabu, 30 September 2015) JAKARTA - Penyelesaian kasus pembunuhan sadis terhadap Salim Kancil, 46, aktivis penolak tambang di Lumajang, Jawa Timur, harus sampai ke akar-akarnya. Selain mengusut tuntas pelaku pembunuhan melalui ranah pidana, kewenangan pemda menerbitkan izin tambang di Lumajang harus dibekukan. Dua kalimat yang dipilih menunjukkan kritik oleh narasumber Jawa Pos terhadap aparat penegak hukum dan pemerintahan mengenai kasus tambang di Lumajang. Kutipan kalimat harus sampai ke akar-akarnya menunjukkan penyidikan yang selama ini dilakukan oleh pihak berwajib masih dangkal atau baru sampai ke dahan jika menggunakan filosofi pohon seperti dipakai oleh Jawa Pos. Tak hanya itu, koran ini juga melayangkan kritikan dari narasumber 34

8 melalui kutipan kalimat kewenangan pemda menerbitkan izin tambang di Lumajang harus dibekukan. 3. Ketika itu Terjadi, Saya Sedang Tidur (Rabu, 30 September 2015) KEPALA Desa Hariyono menjadi musuh bagi sebagian warga Selok Awar-Awar. Dia dituding sebagai otak penganiayaan dan pembunuhan terhadap Salim Kancil serta menganiaya Tosan. Inilah pengakuan Hariyono kepada Jawa Pos di sela sela pemeriksaan di Mapolres Lumajang. Dengan terlebih dahulu mengenalkan Hariyono di mata sebagian warga Selok Awar-Awar, Jawa Pos seperti memojokan sang kepala desa. Karena bagi sebagian warganya, Hariyono adalah musuh karena dituduh sebagai otak penganiayaan terhadap Tosan dan pembunuhan terhadap Salim. Barulah kemudian koran ini mengemukan bahwa mereka telah mewawancarai Hariyono mengenai tanggapan dari warga desanya bahwa ia adalah otak pembunuhan Salim Kancil. 4. Polda Selidiki Pembiaran Pembunuhan (Kamis 1 Oktober 2015) SURABAYA - Kelalaian aparat Polres Lumajang yang mengabaikan surat permohonan perlindungan Salim Kancil bisa berujung pada bui. Hal itu ditegaskan Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji kemarin (30/9). Jawa Pos langsung tegas memberikan semacam ancaman bagi aparat Polres Lumajang yang tidak menanggapi permohonan perlindungan Salim Kancil yaitu dengan mencantumkan pernyataan dari Kapolda Jatim. Koran ini dengan tegas menuliskan bahwa aparat yang terbukti mengabaikan surat permohonan perlindungan Salim Kancil akan dibui. 35

9 5. Saya Tidak Takut, Saya Tidak Akan Mundur (Kamis 1 Oktober 2015) MASA kritis Tosan sudah lewat kemarin (30/9). Dia telah pula sadar total meski belum stabil, menurut dokter sewaktu-waktu dia bisa ambruk karena infeksi. Maklum, lambung pria 52 tahun itu sobek sangat lebar sampai 10 cm. otomatis luka tersebut menjadi luka yang sangat potensial bagi tumbuh kembangnya bakteri. Kondisi Tosan, korban penganiayaan dipilih untuk mengawali berita. Kondisi Tosan ini menunjukkan betapa kejamnya penganiaayan terhadap aktivis anti tambang tersebut. Selain itu pemilihan lead mengenai kondisi Tosan karena isi pemberitaan sendiri merupakan perjuangan Tosan melawan para penjahat dalam rupa penambang ilegal berserta anak buah dan bekingnya. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati masyarakat akan korban lain yang saat itu tengah dirawat di rumah sakit. 6. Giliran Usut Oknum Polisi dan Pejabat (Jumat, 2 Oktober 2015) LUMAJANG - Meski telah menetapkan Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono sebagai tersangka kasus pembunuhan pekerjaan polisi belum tuntas. Mereka dituntut mengungkap apakah ada pelaku lain yang menjadi beking Hariyono baik dalam kasus pembunuhan maupun pengelolaan tambang ilegal. Jawa Pos dalam lead mereka seperti mengungkapkan bahwa oknum polisi dan pejabat merupakan beking Hariyono. Seperti tertulis pada kalimat kedua. Mereka menyatakan bahwa penetapan Hariyono sebagai tersangka masih belum ada apa-apanya dalam rangka mengusut kasus pembunuhan dan penganiayaan aktivis anti tambang serta keberadaan tambang ilegal. Jawa Pos melalui lead memberikan pernyataan bahwa kinerja kepolisian kurang efektif. 36

10 7. Dikabari Salim Kancil Kebal, Kirim Eksekutor ke Paranormal (Jumat, 2 Oktober 2015) PENETAPAN Kades Selok Awar-Awar Hariyono sebagai tersangka oleh penyidik gabungan dari Polda Jatim dan Polres Lumajang membuat kasus tewasnya Salim Kancil memasuki babak baru. Dengan peningkatan status itu, Hariyono kini menyandang dua status tersangka. Jawa Pos menjelaskan perkembangan terhadap kasus yang menimpa Salim Kancil. Dalam hal ini adalah bertambahnya status Hariyono, menjadi dua status tersangka, yaitu pembunuh Salim Kancil dan satu tersangka lagi yang tidak disebutkan oleh Jawa Pos dalam lead mereka. Kata babak baru menjadi pertanda dari Jawa Pos bahwa kasus ini semakin panas atau mulai terungkap satu-persatu. 8. Rela Jual Apa Saja agar Bisa Mengadu ke Jakarta (Jumat, 2 Oktober 2015) Sebelum Salim dibunuhpun, warga penolak tambang pasir harus menghadapi beragam teror. Baik di rumah maupun di sawah. Penolakan mereka murni karena penambangan merusak sumber penghidupan. Lead yang dipilih Jawa Pos adalah menceritakan masa lalu para aktivis penolak tambang sebelum jatuhnya korban tewas, Salim Kancil. Kata beragam teror dipilih untuk mewakilkan bentukbentuk ancaman maupun perbuatan tidak menyenangkan kepada aktivis anti tambang. Keterangan tempat di rumah maupun di sawah ditujukan agar pembaca mengetahui apakah mata pencaharian para penolak tambang ini. Karena pada kalimat penutup lead dijelaskan mengapa mereka gencar menolak tambang pasir ilegal ini. 9. Dewan Jatim Bentuk Pansus Lumajang (Jumat, 2 Oktober 2015) SURABAYA - Kasus penganiayaan dan Salim Kancil dan Tosan tidak hanya diproses dari sisi hukum. Kasus tersebut juga 37

11 mulai diusut dan sisi politis. Buktinya, kemarin DPRD Jawa Timur turun tangan dan membentuk panitia khusus (pansus) kasus Lumajang. Jawa Pos memancing pembaca dengan mencantukan korban penganiayaan Tosan, dan korban pembunuhan Salim Kancil untuk menarik pembaca. Selain itu penggunaan nama kedua korban ini karena pembaca sudah mengenal kedua tokoh tersebut dan langsung tahu kasus yang dimaksud Jawa Pos. Meskipun kasus yang ditangani oleh DPRD Jawa Timur sebenarnya tidak sebatas tentang Salim dan Tosan. Tetapi juga tentang tambang pasir liar di sekitar Lumajang, baik di Desa Selok Awar-Awar maupun di tempat lain di Kabupaten Lumajang. 10. Temukan Air Gun di Rumah Hariyono (Jumat, 2 Oktober 2015) PENGGELEDAHAN yang dilakukan untuk mengungkap pembunuhan Salim dan penganiayaan Tosan menemukan air gun. Sebuah senjata yang digunakan untuk olahraga. Tetapi, nama Hariyono cukup asing di komunitas tersebut. Air gun menjadi sebuah produk unggulan dalam berita ini. Dalam lead ini saja Jawa Pos memilih untuk menyebutkan air gun sebagai barang yang ditemukan dalam penggeledahan di rumah kades Hariyono. Bahkan mereka menjelaskan fungsi dari air gun yang merupakan alat untuk olahraga. Mereka juga mempertanyakan keberadaan Hariyono di kumunitas olahraga air gun. 11. Periksa Pejabat Hingga Mantan Kapolres (Sabtu, 3 Oktober 2015) LUMAJANG Sejumlah anggota DPR melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Lumajang kemarin (2/10). Dalam kunjungan itu, anggota DPR menemui warga Desa Selok Awar-Awar dan melihat lokasi pasir ilegal yang selama ini dijalankan Kepala Desa Hariyono. 38

12 Subjek pemberitaan, yaitu DPR menjadi hal yang menarik karena pegawai pemerintah taraf nasional sampai turun tangan menindak kasus Salim dan Tosan. Sama halnya dengan Jawa Pos yang memilih menggunakan subjek pemberitaan mereka di awal lead. Dalam lead, mereka menjelaskan sedikit kegiatan yang dilakukan oleh DPR di Desa Selok Awar-Awar. 12. Polda Tahan Dua Pengusaha Alat Berat (Minggu, 4 Oktober 2015) SURABAYA - Pemeriksaan tragedi Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jatim, terus berkembang. Polda Jatim tidak pandang bulu dalam memeriksa pihak-pihak yang ditengarai terkait dengan kasus penambangan liar yang berujung pada pembunuhan terhadap Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan itu. Keduanya adalah aktivis anti penambangan pasir liar yang dijalankan Kepala Desa Hariyono dan ke1ompoknya. Perkembangan pemeriksaan terhadap kasus di Lumajang terus disorot oleh Jawa Pos. Penyebutan ulang kedua korban Salim dan Tosan menjadi penarik bagi pembaca yang merasa simpatik dengan kedua aktivis antitambang ini. Selain itu koran ini juga mengingatkan bahwa kasus tersebut telah menjatuhkan korban jiwa. Serta Polda Jatim mendapat sanjungan dengan menuliskan bahwa Polda Jatim tidak pandang bulu menangani kasus ini. 13. Menantang Kutukan Tambang (Senin, 5 Oktober 2015) Pembunuhan Salim Kancil, warga yang menolak aktivitas penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar, membuktikan bahwa kutukan tambang masih terjadi di negeri ini. Kekayaan alam yang seharusnya menjadi berkah malah kerap menjadi bencana bagi masyarakat di sekitanya. Dari lead yang ditulis oleh Jawa Pos, kasus Salim Kancil hanya sebagai contoh atau umpan untuk mengungkap kasus-kasus kutukan tambang seperti yang disebutkan Jawa Pos. Kalimat terakhir menjadi 39

13 sebuah tamparan bagi pemerintah tentang masalah kekayaan alam Indonesia yang sudah lama menjadi masalah negeri. Kurangnya pengelolaan kekayaan alam hingga menimbulkan bencana bagi masyarakat di sekitar tambang. 14. Demi Investasi, Penegakan Hukum Setengah Hati (Senin, 5 Oktober 2015) BAGAIMANA mengakhiri kutukan yang menimpa masyarakat di daerah tambang? Ketua Tim Advokasi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Ki Bagus Hadi Kusuma berpendapat, tidak ada solusi lain selain penegakan hukum. Dia menilai, penegakan hukum dalam kasus kejahatan pertambangan sangat lemah. Segala bentuk pelanggaran hokum dibiarkan aparat kepolisian maupun pemerintahan dengan tameng investasi daerah, tuding Bagus (4/10). Berita ini masih satu konten dengan berita sebelumnya yang berjudul Menantang Kutukan Tambang. Terlihat Jawa Pos ingin menunjukkan lemahnya penegakkan hukum terkait kasus tambang pesisir pantai Lumajang ini karena investasi daerah. Lembaga penegak hukum yang seharusnya bisa menyelesaikan kasus tambang ilegal justru ikut-ikutan terlibat dalam kasus tersebut. 15. Stop Tambang Hanya Lip Service (Kamis, 8 Oktober 2015) LUMAJANG - Tanah kuburan Salim Kancil masih basah. Namun, komitmen para pejabat dan penegak hukum meneruskan misi perjuangan aktivis antitambang itu untuk menghentikan penambangan pasir di desanya sudah mengering. Jawa Pos kemarin (7/10) menyaksikan kegiatan penambangan pasir di sekitar desa Salim Kancil, Selok Awar-Awar marak lagi. Jawa Pos kembali menarik simpati pembaca dengan membandingkan korban dengan para penegak hukum. Tanah kuburan Salim Kancil masih basah. Menggambarkan kejadian yang baru saja terjadi dan menggunakan kata mengering dalam kalimat 40

14 kedua yaitu Namun, komitmen para pejabat dan penegak hukum meneruskan misi perjuangan aktivis antitambang itu untuk menghentikan penambangan pasir di desanya sudah mengering. Untuk menunjukkan perjuangan para penegak hukum yang tidak sebanding ketika baru saja mengusut kasus ini. Bisa disebut bahwa penegak hukum lagi-lagi dipojokan oleh Jawa Pos. 16. Uang Mengalir ke Mantan Kapolsek-Camat (Jumat, 9 Oktober 2015) LUMAJANG - Penyidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan bisnis tambang terus bergulir. Hasilnya, aliran uang panas itu sampai ke sejumlah aparat. Di antaranya, tiga polisi. Salah seorang di antara polisi tersebut adalah mantan Kapolsek Pasirian AKP Sudarminto yang kini menjabat Kasubbagdalops Pokes Lumajang. Di lead ini, Jawa Pos ingin mengatakan, hasil tambang yang melimpah ternyata sampai kepada aparat. Penyebutan status salah satu tersangka lengkap dengan jabatannya dahulu dan sekarang, jelas Jawa Pos ingin menonjolkan tersangka tersebut ke dalam pemberitaan mereka. Dari ke 16 lead berita di atas, terlihat bahwa Salim Kancil sering kali menjadi pengingat oleh Jawa Pos. Jawa Pos berulang kali mengungkapkan bahwa kasus terkuaknya tambang ilegal ini berawal dari tewasnya Salim Kancil. Baik dari menceritakan kronologis kematian, perjuangan, maupun menjadi kata pengganti desa Selok Awar-Awar sebagai desa Salim Kancil. Selain itu Jawa Pos dalam menuliskan langsung tegas mengkritik maupun mengundang simpati pembaca. Jika dilihat dari headline dan lead diatas, lead cenderung menjelaskan headline yang sudah dipilih. Sudah jelas dengan melihat judul dan kepala berita berita ini akan mengarah kemana. Apakah pembelaan terhadap korban dengan mengundang simpati atau mengkritik pihak penegak hukum serta menjatuhkan tersangka dan pihak yang terlibat. 41

15 Skrip Dalam membuat laporan berita, wartawan dihadapkan dengan tokoh, karakter dan kejadian hendak ditulis. Demi meraih perhatian pembaca, wartawan harus meramu skrip dengan mencampur unsur emosi dan menyusunnya dari awal, adegan, klimaks dan akhir. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah 5W+1H. Skrip merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh wartawan dalam mengkonstruksi suatu berita. Selain itu, akan terlihat juga bagian mana yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Bagian skrip ini dikerjakan oleh peneliti dalam bentuk tabel (tabel analisis skrip terdapat pada bagian lampiran 1). Dari skrip terlihat bahwa sebenarnya Jawa Pos sudah berusaha mewawancari baik dari pihak korban, tersangka, penegak hukum maupun pemerintah. Namun porsi yang diberikan kurang seimbang, bahkan cenderung malah menjatuhkan tersangka, penegak hukum dan pemerintah terkait kinerja mereka mengusut kasus Salim Kancil Tematik Struktur tematik berkaitan dengan bagaimana fakta itu ditulis, kalimat dipakai, dan penempatan sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan. Struktur tematik mencakup tentang bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Tematik merupakan proses pengaturan tekstual yang disuguhkan kepada pembaca sehingga pembaca dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian yang dianggap penting dari sebuah berita. Seperti pada kata sambung dan kutipan. 1. Warga Penolak Tambang Ketakutan (Selasa, 29 September 2015) LUMAJANG - Penyelidikan kasus penganiayaan terhadap Tosan, 52, dan pembunuhan sadis terhadap, Salim, 46, dua tokoh anti penambangan pasir di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang berjalan lambat. Bahkan, salah satu sosok yang diketahui warga mendalangi pembunuhan. yakni Kepala Desa Selok Awar Awar Hariyono, justru belum tersentuh penyelidikan Polisi. Dalam pemberitaan ini, Jawa Pos mengajak pembacanya untuk mengetahui nasib yang dialami oleh Salim dan Tosan selaku aktivis antitambang di desa Selok Awar-awar terlebih dahulu. Salim dan Tosan 42

16 mengalami penganiayaan hingga Salim harus terbunuh dalam kejadian tersebut. Kata bahkan pada awal kalimat kedua tersebut menunjukkan banyaknya masalah yang menyebabkan warga penolak tambang ketakutan. Dikonfirmasi soal masih lambatnya penyelidikan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memercayakan sepenuhnya penanganan kasus tersebut ke aparat Polres Lumajang yang dibeking Polda Jatim. Menurut dia, penyidik membutuhkan waktu untuk mengungkap fakta. Yang jelas, lanjut dia, dirinya sudah mengintruksikan penuntasan kasus itu secepatnya. Bahkan, Badrodin memberikan perhatian khusus terhadap kasus pembunuhan keji tersebut. Sementara itu, selain mengawasi pengusutan kasus oleh Polres Lumajang, Polda Jatim memastikan akan menutup penambangan pasir di Selok Awar-Awar. Kabid humas Polda Jatim Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, tambang pasir itu bakal ditutup karena tidak memiliki izin. Namun, polisi belum memastikan kapan penutupan. Kami pasti akan menutupnya, tegasnya. Beberapa koherensi dimanfaatkan oleh Jawa Pos dalam berita ini. Seperti yang jelas menujukkan penjelas dari kalimat sebelumnya yaitu Kapolri mempercayakan penyidikan ke aparat Polres Lumajang, serta sudah menginstruksikan agar kasus Salim bisa dituntaskan secepatnya. Kata bahkan juga menjadi kesimpulan dari pernyataan-pernyataan Kapolri sebelumya, yaitu Badrodin memberikan perhatian khusus terhadap kasus yang menimpa Salim Kancil. Koherensi dengan menggunakan kata sementara itu menunjukkan aktifitas lain yang sedang dilakukan oleh pihak yang terlibat dalam penyidikan kasus ini. Yaitu Polda Jatim yang ditunjuk Badrodin membeking Polres Lumajang untuk menangani kasus Salim Kancil. Polda Jatim menginformasikan bahwa mereka akan menutup tambang pasir ilegal. Kata namun seperti memberikan harapan palsu bagi para pembaca. Karena memang dituliskan polisi belum memastikan waktu yang tepat untuk melakukan penutupan terhadap tambang ilegal. Berita ini sudah cukup lengkap menceritakan keresahan warga desa Selok Awar-Awar, serta menghadirkan pihak yang bertanggung jawab untuk menjaga warga yaitu polisi. Serta menghadirkan LSM pembela lingkungan yang memberi pernyataan mengenai tambang tersebut. Namun pihak tersangka belum dicantumkan dalam berita ini. 43

17 2. Ijin Tambang Harus Dibekukan (Rabu, 30 September 2015) Koran ini menyoroti tambang ilegal yang menjadi penyebab pembataian terhadap Salim Kancil. Tidak hanya sebatas tambang yang ilegal, namun juga apa yang ada di belakang tambang tersebut, dengan kata lain pihak-pihak yang menyokong tambang tersebut. Bagaimana perkembangan pengusutan polisi terhadap para tersangka? Jawa Pos Radar Semeru melaporkan, Kades Selok Awar Awar, Pasirian, Lumajang, Hariyono tampaknya harus mendekam di penjara. Namun, penyebabnya bukan kasus pembunuhan dan penganiayaan, melainkan kasus penambangan pasir liar di Watu Pecak, Selok Awar-Awar. Sebab, hingga kemarin, petugas belum bisa menemukan bukti keterkaitan Hariyono dengan peristiwa berdarah tersebut. Menurut informasi yang dihimpun Jawa Pos, Hariyono ditetapkan sebagai tersangka tadi malam. Namun penetapan status Kades itu bakal diumumkan pagi ini. Kami masih melakukan gelar perkara. Tetapi, arahnya ke sana, ucap sumber di internal kepolisian. Menurut dia, bukti-bukti yang sudah cukup kuat baru didapat untuk kasus penambangan pasir liar. Jawa Pos memberikan informasi kepada pembacanya bahwa Kades Hariyono nampaknya harus mendekam di penjara. Kata nampaknya menjadi perumpamaan yang belum pasti baik pembaca berita ini. Dan mengarahkan pembaca bahwa Hariyono akan menyandang status tersangka. Penggunaan kata namun juga membuat pembaca kecewa dua kali. Tapi hal tersebut dibayar oleh koran ini dengan membeberkan penyebab penetapan Hariyono sebagai tersangka bukan karena kasus pembunuhan dan penganiayaan. Dalam berita ini Jawa Pos menyuguhkan juga pernyataan dari Presiden tentang kasus ini. Serta rekontruksi dari penganiayaan Salim Kancil. 3. Ketika itu Terjadi, Saya Sedang Tidur (Rabu, 30 September 2015) Berhasil mewawancarai secara eksklusif Kades Selok Awar-Awar Hariyono, Jawa Pos pun membuat satu judul sendiri untuk hasil wawancara mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hasil wawancara dengan Kades Hariyono bagi Jawa Pos. Karena sampai berita ini terbit, Hariyono dicurigai terlibat dalam pembunuhan terhadap Salim dan Tosan. 44

18 Itu saya lakukan untuk mengantisipasi adanya aksi demo (Sabtu pagi, 26/9, memang Salim cs berencana melakukan demo antitambang). Saat itu di hadapan babinsa, babinkamtibmas dan orang orang yang terlihat pengeroyokan. Tapi, saya tak pernah merencanakan untuk membunuh. Murni untuk kerja bakti. (Saat mengucapkan itu, Hariyono berkali-kali mengambil tisu untuk mengelap keringatnya yang terus menetes di dahi.) Dalam kutipan di atas, dalam tanda kurung Jawa Pos menyertakan tindakan Hariyono ketika tengah diwawancarai. Saat mengucapkan itu, Hariyono berkali-kali mengambil tisu untuk mengelap keringatnya yang terus menetes di dahi. Melalui kutipan tersebut, Jawa Pos berharap pembaca sudah mengetahui bahwa pada saat wawancara Hariyono merasa canggung. Karena keringat biasanya muncul ketika orang berbohong. 4. Polda Selidiki Pembiaran Pembunuhan (Kamis 1 Oktober 2015) Ketika itu mereka memperoleh ancaman pembunuhan. Mereka bertemu dengan Kasatreskim Polres Lumajang, AKP Heri Sugiono. Saat itu, Heri menyanggupi. Namun tidak ada tindak lanjut untuk melindungi Salim cs Koherensi pertentangan digunakan oleh Jawa Pos dengan menggunakan kata namun sebagai pengawal kalimat berikutnya sebagai pernyataan perlawanan dengan kalimat sebelumnya. Dijelaskan, bahwa Salim berhasil menemui Kasatreskim Polres Lumajang, AKP Heri Sugiono. Yang menjadi perhatian adalah tidak ada tindakan paska Salim cs menemui Heri. Dengan hal ini Jawa Pos ingin menunjukkan pada pembaca bahwa hal yang dilakutan setelah kata namun yaitu Heri tidak menindak lanjuti untuk melindungi Salim merupakan perbuatan yang salah. Jenderal polisi yang besar di Jember itu megaku kaget saat kasus tersebut meletus. Dia menyatakan, ketika peristiwa main hakim sendiri itu terjadi, dirinya berada di Madura. Anton sudah mendapat informasi dari Dirintelkan bahwa terjadi masalah di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Lumajang. Namun, dia tidak menyangka kasus tersebut sangat besar. Terus terang kaget. Tidak ada angin, tidak ada topan, tidak ada badai, ternyata seperti itu. 45

19 Jenderal polisi yang besar di Jember dipilih untuk menggantikan Kapolda. Jember sendiri merupakan salah satu kota di Jawa Timur, menegaskan bahwa Kapolda saat itu merupakan putra daerah. Kata meletus juga dipilih menyingkirkan kata muncul atau berhembus. Karena kata meletus lebih menggambarkan kepada sesuatu yang besar dan mengagetkan orang. Dalam berita ini polisi menjadi sorotan dan isinya cenderung menjatuhkan dengan ditulisnya pernyataan bahwa kinerja aparat kurang cerdas. 5. Saya Tidak Takut, Saya Tidak Akan Mundur (Kamis 1 Oktober 2015) Apa yang terjadi pada Tosan, juga Salim Kancil, adalah kebiadapan. Kejahatan yang sungguh grotesque tak terbayangkan. Dan itu terjadi secara terbuka, di depan mata, di depan umum. Pada Sabtu jahanam itu, sekitar pukul 07.30, tiga puluhan anggota Tim 12 yang pro penambangan pasir menghajar Tosan dengan kayu, besi, dan pentungan di depan rumahnya di Selok Awar Awar. Tubuh bapak tiga anak itu disabet celurit. Imam yang bersama Tosan membagikan selebaran rencana demonstrasi pada siangnya berhasil kabur. Kalimat pertama menunjukkan betapa koran ini mengutuk kejadian yang dialami Salim dan Tosan. Seperti dengan menyebutnya sebagai kebiadapan dan kejahatan yang sungguh grotesque. Penggunaan bahasa asing juga menjadi penekanan tersendiri untuk kasus ini. Selain itu, meski sudah diterangkan bahwa peristiwa tersebut terjadi secara terbuka, Jawa Pos masih belum puas dan kembali menyebutkan di depan mata, di depan umum yang sebenarnya mempunyai makna yang sama. Ditambah dengan penambahan jahanam di belakang kata Sabtu untuk menekankan bahwa hari itu merupakan hari terkutuk. Pemberitaan ini juga fokus ke Tosan, dari kronologi penganiayaan dirinya hingga kronologi dirinya bergabung di komunitas anti tambang. 6. Giliran Usut Oknum Polisi dan Pejabat (Jumat, 2 Oktober 2015) LUMAJANG - Meski telah menetapkan Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono sebagai tersangka kasus pembunuhan pekerjaan polisi belum tuntas. Mereka dituntut mengungkap apakah 46

20 ada pelaku lain yang menjadi beking Hariyono baik dalam kasus pembunuhan maupun pengelolaan tambang ilegal. Sebab, dalam forkopimda (forum koordinasi pimpinan daerah) yang diadakan di pendapa bupati, beberapa pejabat daerah memberikan sinyal adanya keterlibatan beberapa oknum dan pemkab maupun kepolisian. Misalnya, pernyataan Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang Gede Nur Mahendra. Dia mengaku kerap mendapat laporan dan anggota intelnya mengenai penambangan pasir ilegal. Namun, karena kewenangannya hanya pada penuntutan, kejaksaan tidak bisa berbuat banyak. Koran ini menyoroti oknum Polisi dan pejabat yang diduga terlibat dalam kasus tambang ilegal. Dalam lead mereka, lebih dulu dijelaskan alasan kenapa polisi perlu mengusut oknum polisi dan pejabat seperti yang mereka sebutkan di judul mereka. Yaitu pekerjaan polisi belum tuntas meski sudah menetapkan Hariyono sebagai tersangka. Dan oknum Polisi dan pejabat mereka gambarkan dengan pelaku lain yang menjadi beking Hariyono. Penggunaan koherensi sebab akibat juga semakin memperjelas maksud dari paragraf sebelumnya. Disebutkan bahwa beberapa pejabat memberikan sinyal bahwa ada beberapa oknum dan pemkab serta polisi yang terlibat dalam kasus Salim dan tambang ilegal ini. Pada tahap ini pembaca masih menduga-duga siapakah pejabat yang dimaksud. Kemudian pada paragraf berikutnya disebutkan pejabat yang dimaksud Jawa Pos yaitu Kepala Kejaksaan Negeri Lumajang Gede Nur Mahendra. Jawa Pos menjelaskannya dengan menggunakana kata sambung misalnya yang menunjukkan ada orang lain selain kepala kejaksaan Lumajang. Banyak pula truk pembawa pasir yang tidak dilengkapi surat keterangan asal barang (SKAB). Coba, pelanggaran-pelanggaran seperti itu tadi, penindakannya menjadi kewenangan siapa? Mengapa kok tidak ditindak ujar politikus asal Partai Gerindra tersebut. Dalam banyak kesempatan, Jawa Pos menggunakan kata ganti orang dengan menyebutkan asal partai politik jika orang itu merupakan pejabat pemerintah seperti anggota dewan. Jawa Pos seperti ingin mengkaitkan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan para pejabat daerah tersebut 47

21 dengan asal partai mereka. Bisa saja hanya ingin memberi pengetahuan dari partai mana saja politikus Lumajang ini berasal. 7. Dikabari Salim Kancil Kebal, Kirim Eksekutor ke Paranormal (Jumat, 2 Oktober 2015) Penetapan Hariyono sebagai tersangka itu diumumkan Kapolres Lumajang AKBP Fadly Munzir Ismail saat berbicara di forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda) di pendapa kabupaten kemarin. Hari ini Kades Selok Awar-Awar sudah kami tetapkan sebagai tersangka dalam dua berkas perkara yang berbeda, ucap alumnus Akpol 1997 itu. Pernyataan Fadly itu seolah-olah ingin mengingatkan para kepala desa lain agar tidak melakukan tindakan yang sama seperti Hariyono. Sebab, dalam forkompimda tersebut Bupati Lumajang As at sengaja menghadirkan seluruh perangkat desa di daerahnya. Jawa Pos kembali menyoroti Hariyono sebagai aktor utama pemberitaan mereka. Jawa Pos memberikan dugaannya terhadap pernyataan Fadly dengan menuliskan Pernyataan Fadly itu seolah-olah ingin mengingatkan para kepala desa lain... dengan menggunakan koherensi sebab akibat. Selain itu dalam kutipan Fadly, dia tidak menyebutkan nama orang yang dimaksud, melainkan jabatan yaitu Kades Selok Awar-Awar. Untuk menyebutkan Fadly pun Jawa Pos memilih untuk menggunakan alumnus Akpol 1997, koran ini seolah ingin menunjukkan lamanya Fadly mengapdi pada negara sebagai Polisi. Dia sengaja mengundang Babinkamtibnas Polsek dan Babinsa Koramil Pasirian. Saat itu dia mengimbau anak buahnya untuk bekerja bakti saja dan tidak melawan kegiatam aktivis antitambang. Ternyata, kata kerja bakti itu hanya sebuah kode. Kode agar anak buahnya siap dengan peralatan perang seperti cangkul, gergaji dan lain-lainnya. Dalam perkembangan penyidikan Hariyono, polisi kemarin menggeledah rumah Kades yang telah dua periode memimpin Desa Selok Awar-Awar tersebut. Dari rumah Hariyono, polisi mengamankan dokumen dan sebuah air gun yang sepintas mirip revolver. Diduga, air gun yang bisa melukai orang itu digunakan untuk menakut-nakuti orang. Tak mau dengan memberikan kode seperti ungkapan Hariyono, yaitu kerja bakti, Jawa Pos mengumpamakan peralatan seperti cangkul, gergaji 48

22 dan lainnya sebagai peralatan perang. Perang sendiri mengandung makna pertempuran, yang mana Tim 12 berperang melawan para aktivis antitambang. Atau lebih cocok disebut dengan menyerang para penolak tambang tersebut. Jawa Pos juga mengungkapkan masa jabatan Hariyono dalam awal paragraf mereka.... rumah Kades yang telah dua periode memimpin Desa Selok Awar-Awar tersebut menjadi kata ganti untuk Hariyono. Hal ini menunjukkan betapa berkuasanya Hariyono di desa itu. 8. Rela Jual Apa Saja agar Bisa Mengadu ke Jakarta (Jumat, 2 Oktober 2015) Tidak hanya sebatas memberitakan perkembangan penyidikan kasus pembunuhan Salim dan tambang ilegal, Jawa Pos turut menghadirkan profil warga aktivis antitambang di Selok Awar-Awar. Jawa Pos menghadirkan perjuangan para aktivis antitambang. Sawah yang digarap dua warga Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, itu memang hanya terletak sekitar 300 meter dan bibir Pantai Watu Pecak. Tapi, selama ini padi di sana aman dan serbuan air laut yang dilemparkan gelombang Samudra Hindia. Sebab, di antara persawahan dan pantai, ada benteng alami berupa bukit bukit pasir setinggi 3-4 meter. Tapi penambangan pasir ilegal yang menggila sejak 2012 melenyapkan benteng tersebut. Sekarang lihat sendiri, ombak besar terlihat begitu dekat ujar Nadi yang hanya bisa bertutur dalam bahasa Jawa bercampur Madura. Jawa Pos terlebih dahulu mengajak pembacanya untuk mengetahui penyebab sekelompok warga Selok Awar-Awar menolak tambang pasir di desa mereka. Yaitu adanya penambangan pasir yang menghilangkan benteng penahan air laut yang sampai ke sawah mereka. Berita kali ini digunakan koherensi sebab-akibat dengan kata sebab di awal paragraf ke dua. Serta penggunaan kata menggila yang menunjukkan perkembangan tambang pasir di desa tersebut sungguh luar biasa atau tak terkendali. Selain itu kalimat terakhir paragraf kedua ujar Nadi yang hanya bisa bertutur dalam bahasa Jawa bercampur Madura menjelaskan bahwa Nadi memang benar-benar warga desa. Maksudnya, notabene di Indonesia banyak warga asli yang masih belum bisa berbahasa Indonesia dan mengandalkan bahasa daerah mereka. 49

23 9. Dewan Jatim Bentuk Pansus Lumajang (Jumat, 2 Oktober 2015) SURABAYA - Kasus penganiayaan dan Salim Kancil dan Tosan tidak hanya diproses dari sisi hukum. Kasus tersebut juga mulai diusut dan sisi politis. Buktinya, kemarin DPRD Jawa Timur turun tangan dan membentuk panitia khusus (pansus) kasus Lumajang. Menurut Ketua Komisi A DPRD Jatim Freddy Poemomo, kasus tersebut mempunyai banyak dimensi. Salah satu yang akan menjadi fokus adalah keterlibatan oknum pemerintah daerah dan aparat setempat dalam kasus itu. Kami juga akan mengawal perkembangan penyidikan, kerusakan lingkungan, dan trauma anak kecil di sana yang melihat peristiwa pembunuhan sadis di depan mata, tutur politikus Partai Golkar tersebut. Pada lead mereka koran ini terlebih dahulu memberitahukan bahwa penanganan kasus Salim dan Tosan tidak hanya diproses dari sisi hukum. Maksudnya adalah kasus ini tidak hanya diproses oleh para penegak hukum seperti polisi dan jaksa. Selanjutnya, Jawa Pos menjelaskan bahwa kasus tersebut diusut dari sisi politis, maksudnya adalah politisi yang tergabung di pemerintahan mulai mengusut kasus tersebut. Penggunaan kata buktinya menunjukkan bahwa apa yang menjadi pernyataan Jawa Pos adalah benar adanya. Jawa Pos memilih menggunakan kata turun tangan untuk menjelaskan bahwa DPRD Jatim ambil bagian untuk menuntaskan kasus tersebut. Hal ini juga menjelaskan maksud dari pemberitaan mereka yaitu keterlibatan dewan provinsi menangani kasus tambang ilegal. Koran ini juga menyebutkan asal partai yang diusung oleh narasumbernya, seperti politikus Partai Golkar untuk menggantikan Ketua Komisi A DPRD Jatim. 10. Temukan Air Gun di Rumah Hariyono (Jumat, 2 Oktober 2015) Penelusuran Jawa Pos Radar Semeru menunjukkan, nama Hariyono tidak dikenal di kalangan komunitas airsoft gun maupun air gun. Itu mengindikasikan, Hariyono memiliki senjata tersebut bukan olahraga, namun diduga kuat untuk kepentingan lain. Misalnya, menakut-nakuti atau bahkan menembak. Salah satunya adalah Boby Pramudya. Lelaki asal Kelurahan Tompokersan, Lumajang, tersebut mengaku sangat asing dengan nama Hariyono. Siapa itu Hariyono? Setahu saya nama Hariyono tidak ada pada komunitas airsoftgun, jelas lelaki 35 tahun tersebut. 50

24 Penemuan airgun di rumah Hariyono menjadi sorotan sendiri bagi Jawa Pos. Meskipun di artikel lain sudah disebutkan bahwa polisi menemukan airgun di rumah Hariyono. Namun Jawa Pos lebih memilih untuk membuat artikel sendiri untuk penemuan airgun tersebut. Disertai dengan pengakuan anggota komunitas airgun yang tidak mengetahui nama Hariyono dalam komunitas itu. Ini menunjukkan bahwa penemuan airgun di rumah Hariyono bukan hal yang bisa dilepaskan dari perhatian, mengingat airgun tersebut berbentuk seperti senapan. Koran ini ingin mengajak pembacanya untuk menganggap bahwa Hariyono bersifat sok kuasa dengan menyimpan airgun di rumahnya yang diduga digunakan untuk menakut-nakuti warganya. 11. Periksa Pejabat Hingga Mantan Kapolres (Sabtu, 3 Oktober 2015) Kesal saya melihat tambang selama ini dibiarkan. Saya ingin bikin dia tidak mantap, ancam Akbar. Politikus Partai Nasdem itu juga mendapat cerita bahwa anggota Polsek Pasirian bernama Bripka Sigit Pranomo kerap bekerja sama dengan Hariyono. Sigit kerap dijadikan alat show of force Hariyono. Benny Kabur Harman mengungkapkan hal yang sama. Dia meminta perwakilan Itwasum Polri yang kemarin hadir memproses Aries. Kenapa dia dapat promosi? Saat bertugas saja membiarkan illegal mining, ucapnya. Benny meminta penyidikan polisi tidak berhenti pada Hariyono. Peran-peran orang lain, termasuk oknum pejabat dan aparat juga harus diusut tuntas. Bahasa asing banyak digunakan dalam artikel ini, seperti show of force, dan illegal mining. Hal yang menarik adalah bahasa asing itu diungkapkan oleh para anggota DPR RI. Selain itu, Jawa Pos kembali menerangkan asal partai politik politikus yang menjadi narasumbernya. Kata show of force dalam bidang kepolisian sendiri berarti menunjukkan sesuatu agar orang lain yang melihat akan memujinya. Ini bearti Sigit menjadi alat Hariyono agar banyak orang memujinya dan mungkin menanggapnya hebat karena dekat dengan anggota kepolisian. Dan illegal mining sendiri bearti tambang ilegal. Dalam sebuah kutipan wartawan bisa saja mengubah kata berbahasa asing menjadi bahasa Indonesia asalkan tidak mengubah maknanya. Namun, Jawa Pos memilih untuk membiarkan 51

25 dalam bahasa Inggris. Polisi lagi-lagi menjadi pihak yang dipojokkan terlihat dari salah satu pernyataan dari narasumber yang menuntut penyidikan polisi tidak berhenti di Hariyono. 12. Polda Tahan Dua Pengusaha Alat Berat (Minggu, 4 Oktober 2015) Dengan tambahan tiga tersangka kemarin, berarti sudah ada 26 orang yang berstatus tersangka dalam kasus pembunuhan dan penambangan pasir ilegal di Lumajang. Dua di antaranya tidak ditahan karena masih di bawah umur. Perwira polisi dengan tiga melati di pundak itu menambahkan, S berperan sebagai informan. Dialah yang membocorkan tentang siapa-siapa saja yang terlibat dalam aksi penolakan tambang pasir. Selain itu, dia memberitahukan tempat tinggal para aktivis antitambang. Bahkan, dia menguntit pergerakan mereka. Posisi terakhir Salim Kancil cs pun diketahui. Bukan hanya kepada Tim 12, S juga membocorkan itu kepada Kades Hariyono. Kata berarti dalam kalimat pertama di atas menunjukkan sebuah kesimpulan dari pemberitaan dari Jawa Pos sebelumnya. Jawa pos mengungkapkan adanya tiga tersangka baru dan sebelumnya diberitakan jumlah tersangka yang sudah ditetapkan yaitu 23. Jadi total tersangka yang diketahui oleh Jawa Pos ada 26 orang. Tak jauh berbeda dengan beritaberita sebelumnya, koran ini kembali menjelaskan pangkat seorang polisi dengan menyebutkan lencana di pundak narasumber. Seperti perwira polisi dengan tiga melati di pundak pada paragraf ke dua. Kata selain itu dan bahkan menjelaskan banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh tersangka berinisial S berdasarkan tingkatannya. Seperti memberitahukan tempat tinggal para aktifis yang masih bisa ditoleransi tindakannya dibanding dengan menguntit yang bisa disebut dengan tindakan yang sangat mengganggu. 13. Menantang Kutukan Tambang (Senin, 5 Oktober 2015) Pembunuhan Salim Kancil, warga yang menolak aktivitas penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar, membuktikan bahwa kutukan tambang masih terjadi di negeri ini. Kekayaan alam yang seharusnya menjadi berkah malah kerap menjadi bencana bagi masyarakat di sekitanya. 52

26 Berkah dan sumber daya alam (SDA) tak akan pernah terjadi bila dikelola dengan kerakusan dan mengesampingkan akal sehat. Kekayaan alam dieksploitasi habis-habisan sampai nyaris tak tersisa. Izin pengeloaan hanya diberikan kepada pelaku ekonomi yang berani memberikan upeti. Dengan begitu, amanah konstusi bahwa kekayaan alam digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat jauh panggang dan api. Eksploitasi tambang pasir besi di Lumajang adalah kasus terbaru. Awalnya, limpahan pasir dan aktivitas Gunung Semeru begitu disyukuri warga. Pasir yang merupakan bahan bangunan vital itu seakan ganti rugi dari Tuhan karena warga juga sering was was jika Gunung Semeru mulai batuk-batuk. Jawa Pos menggunakan koherensi dengan menuliskan kata membuktikan. Kata tersebut menunjukkan akibat dari kutukan tambang masih terjadi di Indonesia, yaitu peristiwa pembunuhan Salim Kancil. Kalimat Kekayaan alam dieksploitasi habis-habisan sampai nyaris tak tersisa. Menunjukkan tindakan masif yang dilakukan oleh penambang. Hanya dengan menyebutkan eksploitasi habis-habisan saja sebenarnya sudah cukup menjelaskan betapa rakusnya para penambang. Namun, untuk semakin memperdalam makna kerakusannya, Jawa Pos menambahkan kata nyaris tak tersisa. Pihak-pihak penambang menjadi pihak yang dianggap tidak bertanggung jawab oleh Jawa Pos. Kata ganti rugi juga menjadikan makna bahwa Gunung Semeru yang dianggap sebagai bencana alam saat meletus, justru hasil letusannya dapat membawa berkah bagi warga. 14. Demi Investasi, Penegakan Hukum Setengah Hati (Senin, 5 Oktober 2015) Publish What You Pay (PWYP) Indonesia melihat konflik kerap terjadi karena tidak jelasnya tata ruang. Pemerintah memang berhak memberikan izin, tetapi kepentingan masyarakat di atas tanah itu seharusnya juga diperhatikan. Selama ini banyak tambang yang terlalu dekat dengan pemukiman, ujar Koordinator PWYP Indonesia Maryati Abdullah. Akibatnya, masyarakat yang tidak mendapat cukup informasi ketakutan. Misalnya, penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan atau terjadi kecemburuan sosial karena warga sekitar tak dilibatkan dalam penambangan. Kata tetapi pada kalimat kedua menunjukkan apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh pemerintah. Tertulis pemerintah mempunyai hak 53

27 untuk memberikan izin, hal tersebut harus disertai dengan memperhatikan kepentingan masyarakat yang tinggal di sekitar tambang yang telah diizinkan. Kata akibatnya menunjukkan hasil dari banyaknya tambang yang terlalu dekat dengan pemukiman, yaitu warga ketakutan karena tidak mendapat cukup informasi dari keberadaan tambang di sekitarnya. Serta kata misalnya yang memberikan contoh dari ketidak tahuan masyarakat tentang tambang tersebut. 15. Stop Tambang Hanya Lip Service (Kamis, 8 Oktober 2015) LUMAJANG - Tanah kuburan Salim Kancil masih basah. Namun, komitmen para pejabat dan penegak hukum meneruskan misi perjuangan aktivis antitambang itu untuk menghentikan penambangan pasir di desanya sudah mengering. Jawa Pos kemarin (7/10) menyaksikan kegiatan penambangan pasir di sekitar desa Salim Kancil, Selok Awar-Awar marak lagi. Temuan tersebut menunjukan, bahwa instruksi bupati dan Kapolres Lumajang agar seluruh, penambangan pasir dihentikan sampai pengusutan pembunuhan Salim Kancil tuntas ternyata, hanya komitmen di bibir (lip service). Kamis pekan lalu (1/10) atau lima hari setelah pembantaian biadab terhadap Salim Kancil, Pemkab Lumajang sepakat dengan polisi agar semua aktivitas aktivitas penambangan pasir di Lumajang dihentikan. Termasuk yang yang mengantongi izin. Jenis berita yang dipilih oleh Jawa Pos kali ini adalah Jurnalisme Sastra. Selain menghadirkan berita secara investigatif, permainan kata dan kalimat juga diperhatikan oleh Jawa Pos. Koran ini memilih untuk tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Misalnya saja dengan mengangkat tentang tanah kuburan Salim yang masih basah. Tidak banyak yang memperhatikan hal ini. Namun Jawa Pos seperti mengingatkan kembali dan mengkaitkannya dengan perjuangan penegak hukum dengan mengumpamakan dengan kata mengering. Mengering di sini artinya sudah tidak segerilya saat kasus kematian Salim Kancil mencuat. Kata bahasa asing, seperti lip service juga dipilih oleh Jawa Pos untuk menggantikan kata komitmen di bibir. 54

28 16. Uang Mengalir ke Mantan Kapolsek-Camat (Jumat, 9 Oktober 2015) LUMAJANG - Penyidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan bisnis tambang terus bergulir. Hasilnya, aliran uang panas itu sampai ke sejumlah aparat. Di antaranya, tiga polisi. Salah seorang di antara polisi tersebut adalah mantan Kapolsek Pasirian AKP Sudarminto yang kini menjabat Kasubbagdalops Pokes Lumajang. Ada beberapa orang yang diperiksa kemarin (8/10). Antara lain, Camat Pasirian Abdul Basar dan Kabag Perekonomian Ninis Indrayati. Dua polisi lain adalah Kanitreskrim Polsek Pasinan Aiptu Samsul Hadi dan Babinkamtibmas Polsek Pasirian Bripka Sigit Pramono. Koran ini menyebut uang yang diperoleh dari bisnis tambang dengan uang panas. Hal ini menujukkan bahwa uang itu bukannya uang yang halal, karena panas sendiri identik dengan hal yang membuat gerah. Tentu saja, uang ini memang membuat gerah banyak pihak karena merupakan uang yang dihasilkan dari bisnis tambang ilegal. Dari tematik di atas bisa dilihat bahwa tidak hanya menggunakan hasil wawancara mereka, namun Jawa Pos juga mengamati untuk mendapatkan berita secara mendetail. Serta kata ganti yang digunakan oleh Jawa Pos juga sering digunakan untuk mengarahkan pembacanya dan mendramatisasi atau hanya sebatas pengetahuan Retoris Struktur retoris dalam berita merupakan bentuk penggambaran dari pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Selain melalui kata, penekanan pesan dapat juga ditampilkan melalui grafis atau foto yang dibuat. 1. Warga Penolak Tambang Ketakutan (Selasa, 29 September 2015) Dalam pemberitaan ini, Jawa Pos menyuguhkan tiga foto kepada pembacanya. Jawa Pos ingin menunjukkan kepada pembacanya tempat kejadian perkara yang menjadi pemberitaan mereka yaitu tambang dan sebuah rumah milik salah satu korban penganiayaan. Foto ketiga yang dimuat cukup besar adalah selembar baliho demo yang di atasnya terdapat 55

29 sebuah foto yang terletak dalam bingkai dengan sebuah tangan yang sedang menaburkan bunga. Jawa Pos ingin menunjukkan bahwa dalam kejadian yang ia muat telah jatuh korban jiwa. Serta tak jauh dari foto tersebut terdapat papan bertuliskan DI TANAH KAMI NYAWA TAK SEMAHAL TAMBANG. Hal ini menunjukkan semacam aksi solidaritas atas kejadian yang sedang dibahas oleh Jawa Pos. Gambar 4. Halaman depan Jawa Pos edisi 29 September 2015 Gambar 5. halaman sambungan Jawa Pos edisi 29 September

30 Jawa Pos menjadikan berita aktifis antitambang ini menjadi headline news mereka. Selain menampilkan judul yang cukup besar, gambar yang mereka suguhkan juga memenuhi hampir separuh halaman depan. Tidak hanya pada halaman depan saja, pada halaman sambungan berita ini dimuat cukup besar dan diletakkan cukup mencolok sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sambungan berita dari halaman depan. Dengan kata lain Jawa Pos tengah mengarahkan pembacanya untuk mengikuti kasus yang sedang ia sajikan, yaitu mengenai aktifis antitambang. Mengenai dilepasnya Hariyono, Fadly berdalih masih berfokus memeriksa tersangka lain. Dia justru mengungkapkan, Hariyono datang ke kantor polisi beberapa jam setelah kasus terjadi, yakni Sabtu petang (26/9). Saat itu, dia menyerahkan beberapa nama yang disebut-sebut sebagai pelaku penganiayaan dan pembunuhan, jelas perwira dengan dua melati di pundak tersebut. Keterangan Fadly tersebut memunculkan banyak pertanyaan. Sebab, bagaimana Hariyono bisa mengetahui nama-nama pelaku (Hariyono tidak berada di lokasi saat peristiwa itu terjadi, Red)? Apakah dia sekedar berupaya cuci tangan dari kasus tersebut? Fadly tidak mau berspekulasi. Sekali lagi yang jelas, kepala desa belum kami sentuh, tegasnya. Untuk menegaskan jabatan Fadly sekaligus mengenalkan ciri-cirinya, Jawa Pos menyebut Fadly dengan perwira dengan dua melati di pundak. Selain itu, juga digunakan metafor, cuci tangan sebagai pengganti tidak mau bertanggung jawab. Namun, makna cuci tangan lebih menunjukkan bahwa si empunya tangan menginginkan namanya bersih dari kasus yang sedang tengah menjadi sorotan ini. Hal ini dapat dilihat bahwa Jawa Pos tidak percaya dengan kinerja Fadly. 2. Ijin Tambang Harus Dibekukan (Rabu, 30 September 2015) Dua aksi biadab itu diduga dipicu penolakan Salim dan Tosan terhadap penambangan di Pantai Watu Pecak yang disponsori Kepala Desa Selok Awar-Awar Hariyono. Pengerukan pasir besar besaran itu membuat akses ke ladang dan pantai rusak berat. Keduanya pun menggalang dukungan dengan mengadakan demo beberapa jam sebelum mereka dianiaya. 57

31 Jawa Pos seakan menyumpahi tindakan penganiayaan dan pembunuhan dengan menyebutnya sebagai aksi biadab. Biadab diartikan dengan tidak beradab, dan dimaksudkan kepada para pelaku bahwa mereka tidak mempunyai adat-istiadat sebagai mana manusia semestinya. Kata disponsori lebih dipilih untuk menunjukan dukungan Hariyono terhadap tambang pasir ketmbang disokong atau ditunjang. Ini menciptakan pikiran bahwa Hariyono mempunyai kuasa lebih terhapad tambang pasir tersebut. Jawa Pos masih menjadikan kasus tambang ilegal di Lumajang menjadi berita unggulan mereka pada 30 September Sama dengan hari sebelumnya, Jawa Pos menampilkan foto terlebih dahulu sebelum menunjukkan judul headline news mereka. Di situ terlihat segerombolan orang yang menggunakan seragam tahanan, dengan caption para tahanan tersebut pindah ruang tahanan. Selanjutnya pada berita yang sama, terdapat foto orang yang mengendarai sepeda motor dan seseorang yang berbaring seolah sedang dilindas oleh pengendara sepeda motor tersebut. Tanpa melihat caption, pembaca sudah mengetahui bahwa itu merupakan foto renkontruksi pembunuhan aktivis anti tambang. Gambar 6. Halaman depan Jawa Pos edisi 30 September

32 Gambar kronologi juga dijadikan penyangga pemberitaan mereka. Pembaca menjadi lebih jelas dengan melihat gambar terebut jika ingin mengetahui kronologi pembunuhan Salim Kancil, karena disertai dengan ilutrasi tiap urutan kejadian yang mereka sebutkan dengan memberikan nomor di setiap ilustrasi. 3. Ketika itu Terjadi, Saya Sedang Tidur (Rabu, 30 September 2015) Gambar 7. Berita hasil wawancara dengan Hariyono di Jawa Pos edisi 30 September 2015 Berita ini semacam sub berita dari berita utama Ijin Tambang Harus Dibekukan yang dimuat pada hari yang sama. Pada berita ini Jawa Pos terang-terangan menunjukan nara sumber pada wawancara eksklusif mereka. Yaitu wajah Kades Hariyono yang tengah tersenyum. Serta memberikan caption PENYOKONG TAMBANG, Kades Hariyono. Kata penyokong dalam kalimat tersebut bearti penunjang, atau bisa disebut orang yang melancarkan adanya pertambangan ilegal tersebut. Dengan kata lain Jawa Pos ingin menjelaskan pada masyarakat jika Hariyono terlibat dalam tambang illegal. 4. Polda Selidiki Pembiaran Pembunuhan (Kamis 1 Oktober 2015) Jenderal polisi yang besar di Jember itu megaku kaget saat kasus tersebut meletus. Dia menyatakan, ketika peristiwa main hakim sendiri itu terjadi, dirinya berada di Madura. Anton sudah mendapat informasi dari Dirintelkan bahwa terjadi masalah di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Lumajang. Namun, dia tidak menyangka kasus tersebut sangat besar. Terus terang kaget. Tidak ada angin, tidak ada topan, tidak ada badai, ternyata seperti itu. 59

33 Berbeda dengan sebelumnya, Jawa Pos lebih ringan menggambarkan kasus penganiayaan pembunuhan menjadi peristiwa main hakim sendiri. Meskipun main hakim sendiri di Indonesia indentik dengan pengeroyokan, namun masih lebih ringan jika dibanding sebelemnya, yang mana Jawa Pos menyebut sebagai aksi biadab. Jawa Pos masih melanjutkan kasus tambang ilegal menjadi headline mereka, hanya saja posisi mereka harus berbagi dengan pemberitaan kebakaran di Mapolda Jateng. Meskipun gambar lebih besar untuk berita kebakaran, namun ruang untuk judul pemberitaan mengenai tambang ilegal masih lebih luas. Pada edisi hari ini, Jawa Pos membeberkan jumlah tambang legal dan liar di Lumajang beserta omzet dan PAD Lumajang dalam bentuk grafik. Menunjukkan keseriusan Jawa Pos dalam memberitakan kasus tambang liar ini. Selain itu grafis dipilih karena banyaknya angka yang mereka sebutkan sehingga pembaca akan lebih mudah memahami jika berbentuk grafis daripada dijelaskan dengan kalimat berita. Gambar 8. Halaman depan Jawa Pos edisi 1 Oktober

34 Gambar 9. Grafis yang dirangkum oleh Jawa Pos mengenai bisnis tambang ilegal 5. Saya Tidak Takut, Saya Tidak Akan Mundur (Kamis 1 Oktober 2015) Gambar 10. Berita mengenai korban penganiayaan di Jawa Pos edisi 1 Oktober 2015 Pada pemberitaan kali ini, Jawa Pos menyajikan foto seseorang yang sedang tergolek di ranjang yang identik dengan suasana rumah sakit. Orang dalam foto tersebut yaitu Tosan yang merupakan korban penganiayaan, tengah menggunakan alat bantu pernafasan dengan seseorang wanita di sampingnya. Jawa Pos ingin menunjukkan kepada pembacanya bagaimana 61

35 kondisi korban penganiayaan yang terjadi akibat konflik tambang ilegal di Lumajang. Diikuti judul yang menegaskan meskipun dalam kondisi masih menjadi pasien rumah sakit, dia tidak takut dan mundur menghadapi konflik tambang. Hal tersebut bisa digunakan untuk menarik simpati pembaca terhadap korban yang tengah menjalani perawatan tersebut. 6. Giliran Usut Oknum Polisi dan Pejabat (Jumat, 2 Oktober 2015) Foto dengan frontground garis kuning dengan tulisan GARIS POLISI ini menunjukkan seseorang yang sedang berdiri di sebuah pantai, yang bisa dipastikan pembaca akan langsung menebaknya sebagai area tambang pasir ilegal. Meskipun pada edisi sebelumya posisi kasus tambang ilegal sempat tergeser akibat berita kebakaran, kini Jawa Pos kembali menjadikanya sebagai headline news mereka. Dengan judul yang memenuhi satu baris halaman depan koran mereka. Gambar 11. Halaman depan Jawa Pos edisi 2 Oktober

36 Gambar 12. Tabel yang dibuat Jawa Pos untuk menunjukkan status keterlibatan dalam kasus pembunuhan Salim Kancil Bahkan untuk memperjelas khalayak terhadap judul yang mereka pilih, Jawa Pos menampilkan grafis status, pihak dan peran yang sebelumnya sudah mereka beritakan pada koran mereka edisi sebelumnya. Koran ini menuliskan personel Polsek Pasirian dan Polres Lumajang yang membiarkan laporan ancaman warga, kini tengah diperiksa oleh Irwasda Polda Jatim. Serta oknum pejabat kecamatan dan bupati yang tidak menggubris laporan oleh aktivis antitambang dan status yang masih kosong, karena masih dalam tahap penyidikan polisi. 7. Dikabari Salim Kancil Kebal, Kirim Eksekutor ke Paranormal (Jumat, 2 Oktober 2015) Gambar 13. Berita yang dimuat pada halaman depan di Jawa Pos edisi 2 Oktober Jawa Pos kembali menghadirkan aktor intelektual kasus Salim Kancil ke dalam foto pemberitaan mereka. Karena koran ini memang sedang membahas Hariyono dan timnya yang sempat mengunjungi paranormal karena mereka tahu bahwa Salim Kancil kebal. Dalam foto tersebut terlihat 63

37 empat orang sedang duduk dengan menggunakan penutup kepala dan sedang menunduk seakan pasrah dengan nasib mereka. Namun, bisa saja mereka sedang menyesali perbuatan mereka. 8. Rela Jual Apa Saja agar Bisa Mengadu ke Jakarta (Jumat, 2 Oktober 2015) Gambar 14. Berita yang dimuat pada halaman depan di Jawa Pos edisi 2 Oktober 2015 Gambar 15. Halaman sambungan di Jawa Pos 2 Oktober 2015 Berada di kolom paling bawah halaman depan Jawa Pos, namun berita ini tak luput dari pembaca karena mempunyai judul yang menarik 64

38 perhatian dengan pendekatan psikologis dengan pembaca yaitu Rela Jual Apa Saja Demi Mengadu ke Jakarta. Selain itu, ditampikan sebuah foto yang menunjukkan poster berisikan foto Tim 12 yang sudah ditangani polisi sebagai tersangka penganiayaan dan pembunuhan Tosan dan Salim. Berbeda dengan berita yang menjadi headline, sambungan berita ini terletak di halam berita utama Jawa Pos dan mempunyai ruangan yang cukup luas, yang menunjukkan sebenarnya berita mengenai perjuangan warga antitambang desa Selok Awar-Awar ini mempunyai perhatian khusus dari Jawa Pos. 9. Dewan Jatim Bentuk Pansus Lumajang (Jumat, 2 Oktober 2015) Gambar 16. Halaman Jawa Timur di Jawa Pos edisi 2 Oktober 2015 Pada koran Jawa Pos yang beredar di Jawa Timur, berita ini muncul di halaman Jawa Timur. Namun pada edisi yang beredar di daerah lain, berita ini muncul di halaman Nusantara. Namun masih dengan isi berita dan foto yang sama. Yaitu gambar seorang anggota DPR, Abdul Hamid yang terlihat tengah dalam suasana rapat. Ia tertangkap kamera sedang mengangkat tangan dan hampir seperti menunjuk sesuatu dengan jari telunjuknya. Ekspresi seperti ini identik dengan orang yang sedang marah. Serta foto lain yang memperlihatkan seorang perempuan sedang memegang poster Salim Kancil dengan tulisan Dibunuh karena benar. Dari background terlihat jika perempuan tersebut tengah melakukan aksi 65

39 solidaritas, melihat orang-orang dibelakangnya sedang membawa gambar yang identik dengan gambar yang sedang ia bawa. 10. Temukan Air Gun di Rumah Hariyono (Jumat, 2 Oktober 2015) Pada halaman Jawa Timur hanya disajikan dua buah berita, satu di antaranya adalah berita berjudul Temukan Air Gun di Rumah Hariyono. Berita yang disajikan Jawa Pos ini cukup singkat. Terlihat hanya dua kolom untuk berita ini. Jawa Pos turut menyajikan foto Hariyono tengah memperlihatkan senjata yang ia miliki kepada seseroang yang merupakan anggota kepolisian. Gambar 17. Halaman Jawa Timur di Jawa Pos edisi 2 Oktober Periksa Pejabat Hingga Mantan Kapolres (Sabtu, 3 Oktober 2015) 66

40 Gambar 18. Halaman depan Jawa Pos edisi 3 Oktober Polda Tahan Dua Pengusaha Alat Berat (Minggu, 4 Oktober 2015) Meskipun tanpa menyuguhkan foto pada halaman depan, berita perkembangan penyidikan kasus tambang ilegal ini masih menjadi berita utama pada edisi hari ini. Karena judul yang disuguhkan oleh Jawa Pos cukup besar dan sejajar dengan foto topik lain yang juga disuguhkan Jawa Pos hari itu. Selain itu, di halaman sambungan, berita kasus penahanan dua pengusaha alat berat diletakkan di bagian atas dan judul yang sangat besar. Menunjukkan besaran rupiah yang cukup fantastis untuk kisaran pengusaha di daerah desa hanya untuk menyewa alat saja. Tidak bisa terbayangkan laba yang diperoleh jika hanya sewa peralatan saja menghabiskan Rp 1,8 miliar. Membuat pembaca penasaran dan melanjutkan berita yang sedang mereka baca. 67

41 Gambar 19. Halaman depan Jawa Pos edisi 4 Oktober 2015 Gambar 20. Halaman sambungan Jawa Pos edisi 4 Oktober Menantang Kutukan Tambang (Senin, 5 Oktober 2015) Judul berita ini dituliskan cukup besar serta diberi highlight warna merah di sub judul mereka. Warna ini cukup menarik perhatian pembaca meskipun berita ini berada di tengah pada halaman ini. Tulisan cover story di dalam lingkaran warna merah juga menarik mata pembaca, disertai dengan grafis di sampingnya. Grafik tersebut menunjukkan kegiatan ekonomi proyek tambang yang mencapai 15 triliun rupiah. 68

42 Gambar 21. Halaman depan Jawa Pos edisi 5 Oktober Demi Investasi, Penegakan Hukum Setengah Hati (Senin, 5 Oktober 2015) Gambar 22. Berita yang dimuat di halaman depan Jawa Pos edisi 5 Oktober 2015 Berita ini terletak di samping berita Menantang Kutukan Tambang. Hal ini masih berhubungan dengan pertambangan yang masih belum bisa mensejahterakan masyarakat secara merata. Karena dijelaskan hanya perusahaan-perusahaan besar yang bisa menikmati hasil tambang ini. 69

43 Warga sekitar yang tidak mempunyai modal hanya bisa gigit jari. Selain itu, dampak kepada alam juga besar akibat pertambangan ini. Konflik terjadi di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Pengoperasian perusahaan tambang di Pulau Bangka sempat menampar citra Sulut. Provinsi yang melambungkan event World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiatives (Cli) Summit pada 2009 itu seolah menjilat ludahnya sendiri tatkala mengizinkan pengoperasian PT Mikgro Metal Perdana (MMP). Kata menjilat ludahnya sendiri, dipilih Jawa Pos untuk menjelaskan bahwa Provinsi Sulewesi Utara tidak menerapkan sendiri kegiatan yang telah mereka selenggarakan sehubungan dengan pelestarian laut. Hal ini terjadi karena Sulut mengizinkan pengoperasian perusahaan tambang yang nota bene bisa menghancurkan kelestarian laut. 15. Stop Tambang Hanya Lip Service (Kamis, 8 Oktober 2015) Gambar 23. berita yang dimuat di halaman Berita Utama Jawa Pos edisi 8 Oktober

44 Meskipun berada di tengah pada halaman berita utama, namun berita ini disajikan dengan judul yang paling besar dan foto yang paling besar pula. Foto yang dilampirkan oleh Jawa Pos menunjukkan lokasi pertambangan yang seharusnya sudah dihentikan. Namun terlihat beberapa orang tengah aktif menambang di lokasi tersebut. Sebagian besar isi dari berita ini adalah hasil pengamatan wartawan di lokasi tambang. Penulis menjelaskan apa saja yang ia lihat sehingga pembaca membayangkan sendiri apa yang terjadi. Barulah penulis meminta konfirmasi kepada pihak terkait meskipun tidak diperoleh jawaban. 16. Uang Mengalir ke Mantan Kapolsek-Camat (Jumat, 9 Oktober 2015) Gambar 24. Berita yang dimuat di halaman Berita Utama Jawa Pos edisi 9 Oktober 2015 Meskipun sudah lewat dua minggu sejak jatuhnya korban tewas akibat tambang ilegal, Jawa Pos masih mengawasi perkembangan kasus ini. Baik dalam hal penetapan tersangka maupun pengawasan di tempat kejadian perkara. Seperti pada foto yang ditampilkan oleh Jawa Pos, yaitu 71

BAB IV PROFIL MEDIA CETAK

BAB IV PROFIL MEDIA CETAK BAB IV PROFIL MEDIA CETAK 4.1. Profil Harian Jawa Pos 4.1.1. Sejarah Jawa Pos Jawa Pos didirikan pada 1 Juli 1949 oleh The Chung Shen, staf marketing film teater di Surabaya. Pada awal berdiri Jawa Pos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR

ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR ANALISIS PRAGMATIK KRITIS KEBERPIHAKAN PENULIS BERITA DILIHAT DARI TAJUK BERITA TRAGEDI PEMBANTAIAN SALIM KANCIL DIBERBAGAI SURAT KABAR Nurun Hidayati Universitas Sebelas Maret nurun.hidayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

Tgl Judul What Where When Who Why How. 29 Septem ber Fadly Munzir Ismail, Kapolres. Lumajang. - Heri Sugiono, Kasatreskrim Polres.

Tgl Judul What Where When Who Why How. 29 Septem ber Fadly Munzir Ismail, Kapolres. Lumajang. - Heri Sugiono, Kasatreskrim Polres. Lampiran 1 Tabel 5.3 Skrip Koran Jawa Pos Tgl Judul What Where When Who Why How Warga Keresahan Selok - Warga Selok Awar- Kepala desa yang Penolak warga penolak Awar- Awar ditengarai sebagai Tambang tambang.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual Hukum Acara Pidana dibuat adalah untuk melaksanakan peradilan bagi pengadilan dalam lingkungan peradilan umum dan Mahkamah Agung dengan mengatur hak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kasus teroris tidak pernah habis untuk dibahas dan media merupakan sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum mempunyai berbagai cara dan daya upaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan dimasyarakat demi terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur

Lebih terperinci

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA http://www.beritasatu.com 1 Bengkulu - Kepala Polda Bengkulu, Brigjen Pol. M. Ghufron menegaskan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999 KLP: RUU KKR-1999 KOMPAS - Senin, 28 Jun 1999 Halaman: 1 Penulis: FER/AS Ukuran: 5544 RUU HAM dan Komnas HAM: Jangan Hapuskan Pelanggaran HAM Orba Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara tanpa memiliki aparat yang melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat, maka negara tersebut tidak akan mampu bertahan lama, karena pelanggaran

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA

Lebih terperinci

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Selasa, 26 April 2016 01:43 http://www.beritametro.co.id/feature/cari-kuburan-massal-untuk-pelurusan-sejarah Aktivis HAM menemukan kuburan massal yang diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme I. PARA PEMOHON 1. Umar Abduh; 2. Haris Rusly; 3. John Helmi Mempi; 4. Hartsa Mashirul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan masyarakat, sehingga berbagai dimensi hukum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT INTERNAL TIMUS KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

Memburu Senpi Made in Cipacing. Oleh Yohanes Rabu, 11 September :54

Memburu Senpi Made in Cipacing. Oleh Yohanes Rabu, 11 September :54 Perburuan yang dilakukan aparat terhadap dua penembak gelap yang menyerang anggota polisi akhirnya bermuara di sebuah desa bernama Cipacing. Desa kecil yamg terletak di Kecamatan Jatinangor, Sumedang,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

Kami Suka Semangka, Bukan Pasir Besi

Kami Suka Semangka, Bukan Pasir Besi Kami Suka Semangka, Bukan Pasir Besi Sejarah perlawanan masyarakat Desa Wotgalih menolak penambangan pasir besi 1997-2012 Oleh : M. Qhufron / 12 September 2016 Pengantar Desa Wotgalih adalah sebuah desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan segala informasi yang terjadi di sekitar masyarakat ataupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah dan cepat mendapatkan segala informasi yang terjadi di sekitar kita ataupun yang sedang

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan.

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Setelah diculik, disiksa dan dijebak dengan ransel berisi sejumlah peluru dan ditahan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus

KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus Nama anggota : NAMA NIM Agung Dwi Laksono 14102003 Ayu Rakhmawati 14102010 Bona Putra Sembiring 14102014 M. Fariz Azzam 14102030 Sania

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum, artinya segala tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia harus berdasarkan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Penerapan hukum

Lebih terperinci

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK?

Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK? Siapa di Belakang Ide Praperadilankan KPK? OPINI 07 February 2015 11:08 http://politik.kompasiana.com/2015/02/07/siapa-di-belakang-ide-praperadilkan-kpk-700386.html (Harian Kompas, Sabtu, 7 Februari 2015)

Lebih terperinci

13. KESIMPULAN. Majelis Hakim Yang Terhormat

13. KESIMPULAN. Majelis Hakim Yang Terhormat 13. KESIMPULAN Majelis Hakim Yang Terhormat Maksud saya menuliskan Pembelaan saya sendiri adalah untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang mudah dipahami, dengan demikian agar tidak ada lagi keraguan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERHENTIAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat dan rahmat-nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, salawat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi hukum ada perilaku yang sesuai dengan norma dan ada pula perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang sesuai dengan norma

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Bahan TIMUS 23-06-04 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bagian Kedua Penyidikan

Bagian Kedua Penyidikan Bagian Kedua Penyidikan Pasal 106 Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil akhir berupa angka. Keseluruhan isi yang ada pada pemberitaan yang. dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil akhir berupa angka. Keseluruhan isi yang ada pada pemberitaan yang. dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Untuk mengetahui kecenderungan arah isu pemberitaan pada media massa, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH

PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH A. Jumlah Kasus yang dilakukan Kelompok Kriminasl bersenjata DM Cs sebanyak 14 Kasus dengan Rincian sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan marak diberitakan tentang tuduhan pencemaran nama baik oleh berbagai pihak. Penyebabnya beragam, mulai dari menulis di mailing list (milis), meneruskan

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB V PENUTUP A. Temuan BAB V PENUTUP A. Temuan Harian Jogja merupakan media lokal yang cukup aktif dalam memantau berbagai perkembangan mengenai pembangunan bandara di Kulon Progo. Arah pemberitaan (September 2014 - Oktober

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 43 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERGADANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG (ANALISIS KASUS EKS LUBANG TAMBANG BATUBARA KALIMANTAN TIMUR) Luluk Nurul Jannah, SH., MH (Staf Sub Bidang Tindak Lanjut P3E Kalimantan) Era desentralisasi membuka peluang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.293, 2014 POLHUKAM. Saksi. Korban. Perlindungan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi sebenarnya termasuk penyakit universal, sebab hampir seluruh negara dihinggapi penyakit ini, terlebih lagi pada negara yang sedang berkembang dikarenakan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beragam karakteristik etnis budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai macam permasalahan yang kerap

Lebih terperinci

Dibubarkan Paksa, Ratusan Keluarga Korban HAM 65/66 Pingsan

Dibubarkan Paksa, Ratusan Keluarga Korban HAM 65/66 Pingsan Dibubarkan Paksa, Ratusan Keluarga Korban HAM 65/66 Pingsan http://harianterbit.com/national/read/2015/02/23/20235/25/25/dibubarkan-paksa-ratusan-keluarga-korban-ham-6566-pingsan Di Publish Pada Tanggal

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 3, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3668) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA 1. Wewenang Jaksa menurut KUHAP Terlepas dari apakah kedudukan dan fungsi Kejaksaan Republik Indonesia diatur secara eksplisit atau implisit

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam

HASIL WAWANCARA. Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam 1 HASIL WAWANCARA Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam 14.30 WIB di Gedung Komisi Yudisial RI. Narasumber yang diwawancara adalah Dr.Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H.,

Lebih terperinci

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013 LAMPIRAN PASAL-PASAL RUU KUHAP PELUMPUH KPK Pasal 3 Pasal 44 Bagian Kedua Penahanan Pasal 58 (1) Ruang lingkup berlakunya Undang-Undang ini adalah untuk melaksanakan tata cara peradilan dalam lingkungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini penulis telah melakukan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini penulis telah melakukan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini penulis telah melakukan wawancara dengan responden yang berkaitan dengan Analisis Yuridis Penyidikan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap pemeriksaan penyidikan dan atau penuntutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap pemeriksaan penyidikan dan atau penuntutan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjamin perlindungan hak azasi manusia dan agar para aparat penegak hukum menjalankan tugasnya secara konsekuen, maka KUHAP membentuk suatu lembaga baru yang

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu

Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu Saiful Rizal Senin, 06 Mei 2013-14:37:23 WIB JAKARTA - Sikap polisi yang tidak tegas terhadap penyerbuan gerombolan organisasi masyarakat (ormas) berbendera Islam terhadap

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.727, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Tata Cara. Pendampingan. Saksi. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BPK: ADA INDIKASI VANATH KORUPSI

BPK: ADA INDIKASI VANATH KORUPSI BPK: ADA INDIKASI VANATH KORUPSI www.siwalimanews.com Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku belum melakukan audit kerugian negara. Namun dari data yang dipasok penyidik Ditreskrimsus

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli *

Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli * Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli * Naskah diterima: 18 Februari 2016; disetujui: 10 Maret 2016 Karakteristik korupsi di Indonesia teramat kompleks dan mengakar

Lebih terperinci