BAB V ANALISA KONSEP PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA KONSEP PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA KONSEP PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA 5.1. ANALISA NON FISIK Analisa Kebutuhan Ruang Dasar pertimbangan : Pola kegiatan Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas / kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. Macam dan fungsi kegiatan Dari macam dan fungsi kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk mewadahi kegiatannya. 1. Sesuai dengan program kegiatan yang dilakukan dalam Pusat Buku di Surakarta, maka kebutuhan ruang secara umum yang diperlukan dapat dilihat pada tabel berikut : Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang Pengunjung Datang, parkir Istirahat sejenak Melihat informasi tentang buku Membeli buku Membaca buku Meminjam buku Memasukkan karya (buku) Mencetak karya (buku) Melihat pameran Mengikuti event-event buku Menyaksikan kegiatan kesenian Tempat parkir, basement area pengunjung Plaza, hall/lobby Hall/lobby Toko buku baru, toko buku bekas Perpustakaan, kafe buku, taman, lobby Perpustakaan Penerbit Percetakan R. Pamer R. pamer Plaza (out door), r. pamer (indoor) 79

2 Hotspot Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Taman dan hotspot area Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Pengelola Pelaku perwakilan penerbit buku Pelaku perwakilan percetakan buku Pelaku jasa pengiriman / kargo Datang, parkir Mengelola operasional Pusat Buku Menerima tamu Rapat Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima tamu Mengedit karya / naskah Mengikuti pameran buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima tamu Menampung karya / naskah Mengikuti pameran buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Membersirkan dan menata ruang Menerima barang Menampung barang Mengemas barang (packing) Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. pengelola dan karyawan R. tamu pengelola R. rapat Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing penerbit R. tamu dalam stand R. staff dalam stand R. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing percetakan R. tamu dalam stand R. staff dalam stand R. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. stand masing-masing jasa pengiriman / kargo R. penerimaan Gudang Gudang Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM 80

3 Pelaku ruang pamer Pelaku toko buku Pelaku kios buku bekas Pelaku toko alat tulis dan perlengkapan sekolah Pelaku perpustakaan Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengatur jadwal pengadaan event-event buku Menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Menyimpan peralatan dan perlengkapan Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola kegiatan Melayani pengunjung Merapikan buku Menyimpan stock buku Melayani pembayaran Menyimpan tas dan peralatan pribadi Mengikuti atau mengadakan pameran buku Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani pembeli Merapikan buku Menyimpan stock buku Melayani pembayaran Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani pembeli Merapikan stock Menyimpan stock Melayani pembayaran Makan dan minum Menyimpan alat kebersihan Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melayani peminjam Melayani penitipan barang / tas Mengelola operasional perpustakaan Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan/pengelola R. pengelola/panitia R. pamer Gudang Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola R. pengelola R. display R. display Gudang Kasir R. karyawan, loker R. Pamer Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola Kios buku Kios buku Kios buku Kios buku Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola Kios Kios Gudang Kasir Food court, kafe buku Janitor Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area karyawan / pengelola R. peminjaman R. penitipan brg 81

4 Pelaku kafe buku Pelaku food court Pelaku kegiatan penunjang (copy center, counter) Pelaku kegiatan servis Merapikan buku Meyimpanan buku Melayani kebutuhan foto copy dalam perpustakaan Menyimpan alat kebersihan Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola operasional kafe buku Melayani pengunjung Melayani penitipan tas/barang Menyiapkan makanan&minuman Menyajikan makanan&minuman Melayani pemesanan dan pembayaran Memutar musik Menata koleksi buku Menampilkan pertunjukkan live music Menyimpan tas dan peralatan pribadi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Mengelola operasional food court Melayani pengunjung Menyiapkan makanan&minuman Menyajikan makanan&minuman Melayani pemesanan dan pembayaran Menyimpan tas dan peralatan pribadi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Membersihkan area kios Melayani pengunjung Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Datang, parkir Membersihkan seluruh area pusat buku Menata kerapian parkir Menjaga keamanan Merawat sarana utilitas dan MEE Makan dan minum R. pengelola & karyawan Gudang R. display Mesin foto copy Janitor Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan R. pengelola Seluruh area kafe buku R.penitipan brg Dapur&pantry Area makan, mini bar, area baca Kasir R.sound R.display buku Mini stage R.karyawan, loker Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan R. pengelola Seluruh area food court Dapur&pantry masingmasing stand Area makan Kasir masing-masing stand R.karyawan, loker Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan Kios Kios Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tempat parkir, basement area pengelola/karyawan Seluruh area pusat buku Tempat parkir, basement Pos satpam, main security R. MEE Food court, kafe buku 82

5 Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa 2. Ruang pamer yang juga merupakan ruang multi fungsi dimana dapat menampung kegiatan-kegiatan yang berbeda memiliki pendekatan kebutuhan ruang tersendiri, yaitu : Lavatory Mushola ATM Counter Tabel 5.1 Kebutuhan Ruang Pusat Buku di Surakarta Pelaku Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang Pengunjung Panitia penyelenggara acara (event organizer) Peserta pameran buku Datang, parkir Istirahat sejenak, duduk, sanatai Melihat informasi tentang buku Melihat pameran buku Mengikuti acara bedah dan diskusi buku Mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan buku Menyaksikan pertunjukkan seni indoor Mengantar dan menunggu peserta lomba Hotspot Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Mengatur jadwal pengadaan event-event buku Mengelola, mengkoordinasi dan mengawasi jalannya acara Rapat Menerima tamu Menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Menata layout Menyiapkan sound dan lighting Menyipman peralatan dan perlengkapan Menyiapkan konsumsi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsi Datang, parkir Melakukan registrasi Menata barang pada stand Melayani pengunjung Bersama panitia mendata stock buku Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Tempat parkir, basement area pengunjung R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. utama r.pamer R. utama r. pamer R. tunggu pada r. pamer Taman dan hotspot area Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area pengelola/keryawan R. panitia R. panitia R. panitia R. tamu panitia R. utama r. pamer R. utama r. pamer R. sound dan lighting Gudang Pantry Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. administrasi /r. panitia Stand pada r. pamer Stand pada r. pamer Stand pada r. pamer Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM 83

6 Pembicara Pemain kesenian Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Menyiapkan diri dan materi Berkoordinasi dengan panitia / briefing Menyampaikan materi Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Foto copy Membeli pulsa Datang, parkir Melakukan GR Berkoordinasi dengan panitia menyiapkan peralatan dan perlengkapan acara Berhias Ganti kostum Makan dan minum Metabolisme Ibadah Mengambil uang tunai Membeli pulsa Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. pembicara R. pembicara Podium, stage Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Copy center Counter Tempat parkir, basement area khusus R. utama r. pamer R. panitia R. rias / r. persiapan R. ganti Food court, kafe buku Lavatory Mushola ATM Counter Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Pada Ruang Pamer Pusat Buku di Surakarta Analisa Besaran Ruang Dasar pertimbangan : Jumlah pengguna Barang dan peralatan pendukung yang digunakan Kebutuhan ruang gerak (flow) Dasar perhitungan besaran ruang : Perhitungan khusus dilakukan berdasarkan standar ruaang baku yang telah ditetapkan yaitu : Time Server Standart For Building Types, Yosep De Chiara and John Calender, Mc Graw Hill Book Company, New York

7 Time Server Standart For Urban Design, Donald Watson, Alan Plattus, and Robert Shibley, Mc Graw Hill Book Company, New York Architect Data, Ernest Neufert, John Wiley and Sons, New York 1980 (NAD). Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero dan Matin Zelnik, terjemahan Ir. Djoeliana Kurniawan, Jakarta 2003 (DMI). Perhitungan asumsi berdasarkan studi banding (SB). Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya sirkulasi dan flow gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang adalah sebagai berikut : 5%-10% = standart minimum 20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi 30% = tuntutan kenyamanan fisik 40% = tuntutan kenyamanan psikologis 50% = tuntutan spesifik kegiatan 70%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan 1. Perhitungan besaran ruang dalam Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan secara umum yaitu sebagai berikut : a. Kelompok kegiatan umum Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Sumber Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Plasa SB Taman SB Total 1000 Tabel 5.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Umum Total kebutuhan ruang commit pada to kegiatan user umum = 1000 m 2 85

8 b. Kelompok kegiatan utama 1) Kelompok kegiatan distribusi R. stand perwakilan penerbitan buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.layout karya asumsi r. tamu 2 staf 1,2m 2 /org 4 tamu NAD 7,2 1 7,2 Kantor 10 org 2,4m 2 /org NAD 24 30% 1 31,2 Pantry asumsi Lavatory asumsi Total 50,4 Sirkulasi 20% x 50,4 = 10,08 (10, ,4 = 60,48~61) x Tabel 5.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Stand Perwakilan Penerbitan R. stand perwakilan percetakan buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.layout karya asumsi r. tamu 2 staf 1,2m 2 /org 4 tamu NAD 7,2 1 7,2 r.staf 10 org 2,4m 2 /org NAD 24 30% 1 31,2 Pantry asumsi Lavatory asumsi Total 50,,4 Sirkulasi 20% x 50,4 = 10,08 (10, ,4 = 60,48~61) x Tabel 5.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Stand Percetakan Buku R. kargo / pengiriman Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R. penerimaan asumsi R. packing asumsi Pantry SB Lavatory asumsi Total 47 Sirkulasi 20% x 47 = 9,4 ( 9, = 56,4~57) x Tabel 5.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kargo Pengiriman 86

9 2) kelompok kegiatan promosi dan penjualan R. pamer Ruang r. utama Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) 1000 org 0,9m 2 /org NAD % 50 stand 9m 2 /stand asumsi % ,5 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB Total 1.501,25 Sirkulasi 30% x 1.501,25 = = (450, ,25 = 1.951,625 ~ 1.952) Tabel 5.7 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Ruang Pamer Toko buku baru Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R. penitipan brg SB Area general book ex 0,09m 2 /15 ex DMI Area text book ex 0.09m 2 /15 ex DMI Area kol anak 1000 ex 0.09m 2 /15 ex DMI Gbr. 5.1 Standart Ruang Display Buku & Majalah sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior Electronik software SB Music & film SB Alat tulis SB Kasir 1 set meja 2,4m 2 /org SB 1pengelola 0,6m 2 /org NAD 3 25% 2 8 r.karyawan 25 org 1,2 m 2 /org NAD 30 20% 1 36 Gudang SB Lavatory SB Janitor SB Total Sirkulasi 20% x = 341,2 (341, = 2.047,2 ~ 2.050) x Tabel 5.8 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Toko Buku 87

10 Kios buku bekas Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Kios survei 6 30% Total Sirkulasi 20% x = 234 ( = ~ 1.500) Tabel 5.9 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kios Buku Bekas 3) Kelompok kegiatan sosialisasi Perpustakaan Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) R.Informasi 3 org 3 m²/org NAD Loker pengjng 200 org SB R.pengembalian /peminjaman 4 org 3 m²/org NAD buku R. display buku 300m 2 / jilid jilid NAD Gbr. 5.2 Jarak-jarak minimal untuk lorong/ jalan. sumber: Data arsitek. b R. baca 400 org 1,2 m²/org NAD Gbr. 5.3 Luas Untuk Meja Perorangan (kiri) & Jarak Minimum Antar Meja (kanan). sumber: Data arsitek. 88

11 Gbr. 5.4 Ruang Gerak Minimum (kiri) & Lalu Lintas Pergerakan (kanan). sumber: Data arsitek. r. pengelola 10 org 2,4 m²/org NAD 24 25% 1 30 gudang Karyawan 20 org SB 1,8 m²/org NAD % 1 43,2 lavatory SB janitor SB Total 1.162,2 Sirkulasi 20% x 1.162,2 = 232,44 (232, ,2 = 1.394,64 ~ 1.400) Tabel 5.10 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Perpustakaan Kafe buku Ruang R. display dan katalog Area makan Area baca Besaran Ruang Kapasitas Standart smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) pengjung 50 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 5bh pengjung 60 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org =10bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m 2 /bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m 2 /bh SB 1 50 SB 47,2 30% 1 61,36~62 SB 54,4 30% 1 70,72~71 Mini bar SB Mini stage SB Kasir 1set meja 2,4 m 2 /org SB 1pengelola 0,6 m 2 /org NAD 3 25% 1 4 wastafel 2 org 0.48 m²/org SB ~5 2 wastafel 0.72 m²/org r.pengelola 4 org 1,2m 2 /org NAD 4,8 20% 1 5,76~6 r. karyawan 20 org 1,2m 2 /org NAD 24 20% 1 28,8~30 dapur 0.65m²/ 110 kursi NAD 71,5 20% 1 85,8~86 kursi pantry SB

12 r.persiapan 5 org 1,2 m²/org NAD 6 30% 1 7,8~8 r.sound SB gudang SB lavatory SB janitor SB Total 412 Sirkulasi 20% x 412 = 82,4 ( = 494,4 ~495) 495 Tabel 5.11 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kafe Buku Total kebutuhan ruang pada kegiatan utama = m 2 c. Kelompok kegiatan pengelola Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smb Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. Direksi 40 m²/org SB r. General Manager 1 org 40 m²/org NAD r. sekretaris 1 org 12 m²/org NAD r. rapat 25 org 2,5m²/org NAD 62,5 1 62,5 r. arsip SB r. marketing 1 org 18 m²/org NAD manager r. bag. informasi 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r. bag. Promosi 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r.arsip marketing SB r. operational 1org 18 m²/org NAD manager r. bag. Personlia 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r. bag. 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 maintenance 2 staff 6,25m²/org r. bag.operational 1 kepala 18 m²/org NAD 30,5 1 30,5 2 staff 6,25m²/org r.arsip operational SB 1 12 r. Store Manager 1 org 18 m²/org NAD r. bag gudang 1 kepala 18 m²/org 2 staff 6,25m²/org NAD r. arsip store SB 1 12 r. Finance 1 org 18 m 2 /org NAD Manager r. bag.kasir 2 staff 6,25m²/org NAD 12,5 1 12,5 r. bag. 2 staff 6,25m²/org Pembukuan r. bag bendahara 2 staff 6,25m²/org NAD 12,5 1 12,5 NAD 12,5 1 12,5 r.arsip finance SB 1 12 r. karyawn/ OB 10 org 1,2m²/org NAD 12 20% 1 14,4~15 90

13 r. ganti OB 1org/room 1,35m²/bh NAD 1,35 5 6,75~7 Pantry SB r. ibadah 20 org 0,72m²/org SB 14,4 20% 1 17,28~18 Lavatory SB Janitor SB Total 590,5 Sirkulasi = 20% x 590,5 = 118,1 (118, ,5 = 708,6~709 ) 709 Tabel 5.12 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola Total kebutuhan ruang pada kegiatan pengelola = 709 m 2 d. Kelompok kegiatan penunjang 1) Unit kegiatan kuliner (foodcourt) Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) Kapling kios SB area makan pengjung 300 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 50bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 50bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m²/bh SB % 1 353,6 ~ 354 Wastafel 4 org 0.48m²/org SB 4,8 2 9,6~10 4 wastafel 0.72m²/org Lavatory umum SB Janitor SB Gudang umum SB r. sampah SB Total 932 Sirkulasi = 20% x 932 = 186,4 ( 186, = 1.118,4~1.120) Tabel 5.13 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Foodcourt 2) Unit kegiatan pelengkap (ATM, counter, copy center) Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) ATM box 5 box 2 m²/atm survei Counter 4 m²/atm asumsi Copy center 12 m²/atm asumsi Total

14 Sirkulasi = 20% x 116 = 23,2 ( 23, = 139,2 ~ 140) 140 Tabel 5.14 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan ATM box, Counter, dan Copy center Total kebutuhan ruang pada kegiatan penunjang = m 2 e. Kelompok kegiatan servis Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r.karyawan 20 org 1,2m²/org NAD 24 20% 2 57,6~58 Lavatory karyawan SB lavatory umum SB r. ibadah umum 100 org 0,72m²/or SB g Pantry SB r. sampah SB r. MEE dan SB maintenance r. panel SB Main security post SB Security post SB r. genset SB r.transformator SB r.ahu SB r.chiller SB r.reservoir SB r.pompa SB r.pabx SB r. shaft SB Gdg cleaning servis SB Gudang peralatan SB Area parkir pengunjung Area parkir karyw & pengelola 280 mobil 420 motor 90 mobil 360 motor 3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor 3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor NAD NAD % % 2.902,5 ~ r.tiket parkir SB Sirkulasi m² SB tangga darurat 2x1,8x8= 28,8~29 m 2 NAD Total Tabel 5.15 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis Total kebutuhan ruang pada kegiatan servis = m 2 92

15 2. Perhitungan besaran ruang pada ruang pamer Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan secara khusus diperinci sebagai berikut : a. Kebutuhan ruang kegiatan pameran buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. pameran 1000 org 0,9m 2 /org % 50 stand 9m 2 NAD /stand % ,5 r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB Total 1.501,25 Sirkulasi 30% x 1.501,25 = 450,375 = (450, ,25 =1.951,625 ~1.952 ) Tabel 5.16 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pameran buku b. Kebutuhan ruang kegiatan bedah dan diskusi buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. seminar 500 0,9m 2 /org NAD % r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB Total 713,75 Sirkulasi 30% x 713,75 = 214,125 = (214, ,75 = 927,875~928) 928 Tabel 5.17 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Bedah dan Diskusi Buku c. Kebutuhan ruang kegiatan launching buku Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. seminar 500 0,9m 2 /org NAD % r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. pembicara 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB Total 713,75 Sirkulasi 30% x 713,75 = 214,125 = (214, ,75 = 927,875~928) 928 Tabel 5.18 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Launching Buku d. Kebutuhan ruang kegiatan perlombaan Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. lomba 300 1,2m 2 /org NAD % r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. juri 5 org 1,2m 2 /org NAD 6 25% 1 7,5 Sound&lighting SB Total 578,75 93

16 Sirkulasi 30% x 578,75 = 173,625 = (173, ,75 = 752,375~753) 753 Tabel 5.19 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Perlombaan e. Kebutuhan ruang kegiatan pertunjukkan seni Ruang Besaran Ruang Kapasitas Standart Smbr Luas(m 2 ) Flow Jml Total(m 2 ) r. pertunjukkan 100 pemain 1,35m 2 /org NAD % r.panitia 10 org 0,9m 2 /org NAD 9 25% 1 11,25 r. make up pemain 100 org 1,2m 2 /org NAD % r. ganti kostum 1 org 1,5m 2 /org NAD 1,5 25% 10 18,75 Sound&lighting SB r. penonton 500 org 0,9m 2 /org NAD % Total Sirkulasi 30% x = 343,5 = (343, = 1.488,5) 1.488,5 Tabel 5.20 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Kesenian Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan: Kelompok ruang Luasan Kelompok kegiatan umum m 2 Kelompok kegiatan utama m 2 Kelompok kegiatan pengelola 709 m 2 Kelompok kegiatan penunjang m 2 Kelompok kegiatan servis m 2 Jumlah m 2 Sirkulasi horizontal 30% 8.052,9 m 2 Total m 2 Tabel 5.21 Rekapitulasi Besaran Ruang 5.2. ANALISA FISIK Analisa Kebutuhan Luasan Site Bangunan Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan mmepunyai ketinggian lebih dari 2 lantai, dengan analisa: analisa perhitungan bila bangunan memiliki 3 lantai : m 2 / 3 = m 2 94

17 BC 70%, maka m 2 / 70% = ,14 m 2 dibulatkan menjadi m 2 analisa perhitungan bila bangunan memiliki 4 lantai : m 2 / 4 = m 2 BC 70%, maka m 2 / 70% = ,86 m 2 dibulatkan menjadi m 2 analisa perhitungan bila bangunan memiliki 5 lantai : m 2 / 5 = 6.979,2 m 2 BC 70%, maka 6.979,2 m 2 / 70% = 9.970,29 m 2 dibulatkan menjadi m 2 Berdasarkan analisa perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa lahan/site yang dibutuhkan mimiliki luas antara m 2 hingga m Analisa Site 1. Kondisi site terpilih a. Site terletak di koridor Jl. Slamet Riyadi yang merupakan pusat kegiatan bisnis, hiburan, dan juga pariwisata yang juga berdekatan dengan pusat kebudayaan (Mangkunegaran Palace, museum Radya Pustaka dan Sriwedari Park). Gbr. 5.1 Peta Udara Site sumber : gooogle earth.com 95

18 Jalan pemukiman Jl Diponegoro Pemukiman penduduk Deretan ruko Deretan ruko Gbr. 5.2 Batas-batas Site sumber : dokumentasi pribadi b. Site memiliki luasan sebesar ± m 2 dengan batas-batas site: Utara : Jalan Lingkungan dan pemukiman penduduk Selatan : Jl. Slamet Riyadi dan deretan ruko Barat : Jalan Lingkungan dan pemukiman penduduk Timur : Jl. Diponegoro dan rumah makan Bima 96

19 2. Potensi site Site terpilih tersebut memiliki beberapa kelebihan, antara lain adalah : a. Berdasarkan fungsinya, Jl. Slamet Riyadi termasuk jalan arteri sekunder. Berdasarkan RUTRK Surakarta , jalur ini didominasi oleh bangunan dengan fungsi budaya, pariwisata dan perdagangan dan termasuk ke dalam BWK (Bagian Wilayah Kota) II. b. Luas lahan cukup untuk memenuhi kebutuhan ruang bangunan Pusat Buku di Surakarta mengingat bangunan yang direncanakan akan membutuhkan lahan parkir yang luas. c. Jl. Diponegoro merupakan jalan kolektor sekunder. Jalan ini meliliki lebar + 20 m, kondisinya cukup ramai dan juga dilalui oleh kendaraan umum. d. Site mudah diakses, baik dari dalam maupun luar kota, karena dilalui oleh kendaraan umum. Di dekat site juga terdapat halte yang menunjang kelancaran mobilisasi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum. e. Karena terletak di tengah kota, maka site terpilih memiliki jaringan utilitas yang lengkap seperti saluran drainase, saluran PDAM, jaringan listrik, telepon, dan juga pemadam kebakaran. 3. Peraturan bangunan Peraturan bangunan dan rencana ketinggian bangunan di Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Diponegoro adalah : a. Building Coverage (BC) Jl. Slamet Riyadi antara 75-80% sedangkan Building Coverage (BC) Jl. Diponegoro antara 50-75%. Akan tetapi, karena bangunan lebih berorientasi ke Jl. Slamet Riyadi, maka peraturan bangunan dan rencana ketinggian yang dipakai adalah mengacu commit pada to user Jl. Slamet Riyadi. 97

20 b. Karena mengacu pada Jl. Slamet Riyadi, maka ketinggian bangunan yang diijinkan adalah 9-20 lantai dengan GSB (Garis Sempadan Bangunan) mencapai 7,50-11,25 m. 4. Analisa pengolahan site a. Analisa pencapaian 1) Kriteria : Kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan Nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke dalam site. Adanya pertimbangan terhadap kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu lintas (crossing) dan lingkungan sekitarnya. Faktor keamanan terhadap operasional dari macammacam pencapaian. Gbr. 5.3 Kondisi Lalu Lintas Jl. Slamet Riyadi, Jl. Diponegoro, dan Jalan Pemukiman Sumber : dokumen pribadi 2013 Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Diponegoro mempunyai alur lalu lintas satu arah, sedangkan jalan-jalan lingkungan mempunyai alur lalu lintas dua commit arah. to user 98

21 Jalan lingkungan daerah pemukiman, lebar + 7,5 m. Kondisi jalannya relatif sepi, dua arah, hanya dilewati kendaraan pribadi. 2) Analisis Gbr. 5.4 Analisa Pencapaian Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi ) Penerapan konsep dalam desain Jl. Diponegoro mempunyai lebar + 20 m dan jalur lalu lintas satu arah. Kondisi jalanrelatif lebih tenang dibanding dengan Jl. Slamet Riyadi. Ramai pada saat-saat tertentu (event di Mangkunegaran dan Ngarsopuro). Jl. Slamet Riyadi dengan lebar + 22m, merupakan jalan utama dengan jalur satu arah dan mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum SE ME Keterangan : Gbr. 5.5 Hasil Analisa Pencapaian Site Sumber : dokumen pribadi 2013 ME berada di Jl. Slamet Riyadi, karena sisi site pada area tersebut berhubungan langsung dengan Jl. Slamet Riyadi sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai entrance. Selain itu, terdapat faktor-faktor pendukung lainnya, yaitu : Mudah dikenali dan mudah dicapai pengunjung Arah kedatangan commit to pengunjung user biasanya dari jalan utama 99

22 Kondisi lalu lintas cukup lancar, tidak ada crossing atau gangguan yang cukup berarti mengingat jalan tersebut berjalur satu arah SE berada di jalan lingkungan sebelah barat, karena kondisi jalan pada sisi site ini relatif sepi tidak sepadat Jl. Slamet Riyadi. Diharapkan kegiatan servis yang terjadi nantinya tidak menggangu kelancaran kegiatan utama, kegiatan lainnya dan pengunjung. Area servis Area publik Gbr. 5.6 Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Pencapaian Site Sumber : dolumen pribadi 2013 b. Analisa orientasi bangunan 1) Kriteria Bangunan mudah dicapai dan mudah untuk dikenali Tata massa bangunan yang tidak merusak suasana lingkungan Pemanfaatan potensi site dan lingkungannya dengan semaksimal mungkin 100

23 Orientasi tidak potensial karena arah pandang ke arah site dari area ini tertutup bangunan pemukiman penduduk 2) Analisa Orientasi sangat potensial, karena pada area ini, bangunan diekspose ke public di Jl. Diponegoro sehingga nilai komersial cukup tinggi dan arah pandang luas. Orientasi potensial karena arah pandang ke arah site dari area ini cukup luas sehingga mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi Gbr. 5.7 Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi ) Penerapan konsep dalam desain Orientasi sangat potensial, karena pada area ini, bangunan banyak diekspose ke public di Jl. Slamet Riyadi sehingga nilai komersial tinggi dan arah pandang luas. Area ini merupakan area orientasi primer baik pada site maupun massa bangunannya karena pada area inilah site dan massa bangunan akan terekspose secara maksimal sehingga memerlukan pengolahan site dan massa yang maksimal 1 2 Area ini merupakan area orientasi sekunder untuk ekspose massa bangunan Gbr. 5.8 Hasil Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 Area servis Area publik Gbr. 5.9 Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Orientasi Bangunan Terhadap Site 101 Sumber5 : dokumen pribadi 2013

24 c. Analisa klimatologi 1) Kriteria Arah datang sinar matahari Arah angin yang berhembus 2) Analisa Angin barat laut membawa panas yang menyengat dan cenderung kering Karena matahari sore bersifat tidak menyehatkan (menyebabkan silau dan menyengat), maka bukaan bangunan pada area tersebut dibuat seminimal mungkin untuk mereduksi panas ke dalam bangunan Bagian bangunan yang menghadap utara-selatan lebih besar untuk memaksimalkan cahaya yang relative lebih lunak dan lebih merata baik pada pagi hari maupun pada siang hari Gbr Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi ) Penerapan konsep dalam desain Sifat matahari pagi adalah menyehatkan, maka bukaan pada area ini cenderung lebih besar sekaligus sebagai orientasi view Angin tenggara sejuk & kandungan airnya cukup sehingga bisa dimanfaatkan untuk system penghawaan alami Area ini sesuai untuk kegiatan pengelolaan dan servis Berdasarkan analisis di atas, area ini sangat sesuai untuk fungsi ruang kegiatan utama yang bersifat publik karena sifat ruangan yang sangat terbuka dan terekspos lebih banyak Gbr Hasil Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi

25 Area servis Area publik Gbr Zonifikasi (horizontal) Hasil Analisa Faktor Klimatologis Terhadap Site Sumber : dokumen pribadi 2013 d. Zonifikasi Zona ini sesuai untuk kegiatan pengelolaan, servis Zona ini sesuai untuk kegiatan utama yang bersifat publik tetapi lebih membutuhkan ketenangan seperti area perpustakaan Gbr Zonifikasi Akhir (horizontal) Sumber : dokumen pribadi 2013 Zona ini sesuai untuk kegiatan utama yang memang bersifat publik yaitu kegiatan jual beli buku, pameran buku, perlombaan dan kegiatan lain yang menghasilkan tingkat kebisingan cukup tinggi 103

26 Keterangan : Gbr Zonifikasi Vertikal Sumber : dokumen pribadi 2013 Area kios, toko, stand, perpustakaan, kafe, dll. Ruang pamer + hall Plaza + RTH ME + jalur sirkulasi kendaraan SE + R.parkir + droping area Ruang servis + karyawan + kantor Analisa Penekanan Fleksibilitas Pada Ruang Pamer Berdasarkan indikator fleksibilitas yang telah dibahas di bab II, pemilihan indikator ruang berdasarkan jenis ruang yang mewadahi aktivitas pengguna, yaitu: Ruang fix, adalah ruangan yang tidak dapat dirubah baik luasan, tinggi lantai, dan batasan ruang, fungsi ruang ini biasanya hanya satu jenis 104

27 Ruang non fix, adalah ruangan yang dapat dirubah luasan, tinggi lantai, batasan ruang, bukaan, tampilan bahkan furniture yang ada di dalam ruangan. Biasanya ruangan ini memiliki fungsi lebih dari satu. Berikut adalah indikator fleksibilitas yang dapat diaplikasikan kedalam bangunan: Gbr : indikator fleksibilitas ruang Sumber: 105

28 1. Analisa bentuk ruang pamer berdasarkan aplikasi penekanan fleksibilitas a. Segi empat Bentuk segi empat merupakan bentuk yang stabil. Bila dibagi secara simetris dan tegak lurus bentuk pecahannya akan sama dengan bentuk dasarnaya, hanya luasannya yang berbeda. Bentuk ini paling memungkinkan memiliki sudut yang sama / tetap dengan sudut bentuk dasar pada setiap bentuk pecahannya Selain itu bentuk segiempat mempunyai jumlah pembagi yang paling banyak dibanding bentuk lainnya. Sehingga lebih mudah untuk dirubah konfigurasinya. Penataan perabot juga lebih mudah dan efisien tempat karena tidak banyak atau bahkan tidak ada sudut yang terbuang (semua sudut dapat terpakai). b. Segi tiga Gbr 5.16 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar segi empat Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk segitiga merupakan bentuk yang kurang luwes. Sudut-sudut yang terbentuk (apalagi sudut tajam) sering menjadi dead area apabila tidak diolah secara benar. Banyaknya sudut yang disfungsional membuat bentuk segitiga menjadi kurang efisien dalam sebuah ruang. 106

29 Gbr 5.17 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar segitiga Sumber: dokumen pribadi 2013 c. Lingkaran Bentuk lingkaran adalah bentuk massa yang dinamis karena mempunyai pandangan ke segala arah. Namun, dalam tingkat pembagi tinggi akan membentuk sebuah sudut yang cukup tajam dan menjadi dead area. Lay out furnitur lebih susah karena bentuk furnitur harus menyesuaikan bentuk lengkung dan sudut yang ada sehingga kurang bisa mengandalkan stock dipasaran pada umumnya. Gbr 5.18 : Analisa bentuk ruang pamer dengan bentuk dasar lingkaran Sumber: dokumen pribadi Fleksibilitas pada ruang pamer Penekanan fleksibilitas yang diaplikasikan pada ruang pamer pada Pusat Buku di Surakarta ditinjau berdasarkan 3 hal, yaitu kapasitas, kualitas ruang, dan fungsi. a. Fleksibilitas mengarah pada kapasitas ruang Dalam hal ini fleksibitas berpengaruh terhadap besaran ruang. Ruang dimungkinkan dapat berubah konfigurasi berdasarkan kapasitas yang akan commit ditampung to user hingga jumlah tertentu yang telah 107

30 ditentukan. Sehingga dimungkinkan pada satu ruang besar dapat tercipta beberapa ruang-ruang kecil sesuai dengan kebutuhan kapasitas yang akan diwadahi. Gbr 5.19 : indikator fleksibilitas ruang mengarah pada kapasitas Sumber: Fleksibilitas dalam hal ini sangat erat berkaitan dengan struktur bangunan baik struktur utama (rangka utama bangunan) maupun struktur pendukung (pembagi / pembatas ruang). Gbr 5.20 : perubahan konfigurasi ruang pamer pada Pusat Buku di Surakarta karena perbedaan kapasitas yang diwadahi masing-masing event Sumber : dokumen pribadi 2013 Berdasarkan ilustrasi di atas terdapat sebuah ruang besar yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian kecil sesuai kebutuhan 108

31 kapasitas yang akan diwadahi. Pembagi ruang menggunakan dinding partisi yang ketika dibutuhkan ruang yang luas karena kapasitasnya yang besar partisi dilipat dan disimpan pada ruang penyimpanan yang telah disediakan dan ketika membutuhkan ruang yang lebih kecil karena kapasitasnya lebih sedikit partisi dapat ditarik sesuai dengan kebutuhan besaran ruang. Penggunaan partisi tersebut membentuk ruang pamer yang bersifat fleksibel atau mudah diubah konfigurasinya sesuai kapasitas yang ingin diwadahi. b. Fleksibilitas mengarah pada kualitas ruang Dengan penekanan fleksibilitas ini ruang dapat diatur secara desain enclosure nya. Seperti ruang dapat didesain terbuka / tertutup, terang / gelap, luas / sempit, dll. Kualitas ruang dapat diciptakan melalui elemen dinding dan atap. Dinding partisi Gbr Penggunaan sistem partisi pada ruang pamer Pusat Buku di Surakarta Sumber : dokumen pribadi 2013 Pemilihan penggunaan sistem dinding partisi adalah karena sifatnya yang fleksibel. Penggunaan partisi dapat di tiada kan dengan melipat dan meyimpan partisi. Ketinggian commit partisi pun to user dapat di atur sesuai kebutuhan pada 109

32 masing-masing acara. Sistem partisi yang fleksibel seperti di atas dapat membantu membentuk kualitas ruang yang ingin ditampilkan pada acara yang diselenggarakan. Atap Selain dari dinding partisi, atap juga dapat membantu untuk mengarahkan pada penciptaan kualitas ruang. Menciptakan kesan ruang terbuka-tertutup. Teknologi retractable roof dapat diterapkan sebagai atap pada area ruang pamer. Gbr Sistem retractable roof pada stadion Sumber : c. Fleksibilitas mengarah pada fungsi ruang Penekanan fleksibilitas yang mengarah pada fungsi ruang memungkinkan ruang dapat menampung beberapa kegiatan, baik yang bersifat formal maupun non formal. Gbr Suasana ruang pamer dengan fungsi non formal (kiri) dan formal (kanan) Sumber : 110

33 Analisa Gubahan Massa 1. Bentuk dasar massa Bentuk massa yang akan digunakan dalam perancangan Pusat Buku di Surakarta adalah bentuk massa yang dapat mendukung kegiatan yang diwadahi. Kegiatan pada Pusat Buku di Surakarta tentunya berhubungan dengan buku dan erat kaitannya dengan membaca. Untuk mendukung kegiatan membaca tersebut diperlukan pencahayaan yang cukup. Oleh karena itu, Pusat buku di Surakarta dirancang dengan banyak bukaan berupa jendela kaca dengan tujuan mendapatkan pencahayaan yang cukup. Waktu operasional Pusat Buku di Surakarta antara jam WIB. Berdasarkan waktu operasional tersebut sangat dimungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan yang cukup dengan memanfaatkan cahaya matahari. Selain itu, dengan memanfaatkan cahaya matahari dapat menekan beban operasional listrik Pusat Buku di Surakarta. Alternatif bentuk-bentuk dasar yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan bentuk massa bangunan meliputi: a. Segi empat Gbr 5.24 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar segi empat Sumber: dokumen pribadi

34 Bentuk segi empat merupakan bentuk massa yang cenderung simetri, teratur dan mendukung bentuk-bentuk geometris. Secara struktur bentuk segi empat lebih mudah karena gridnya yang teratur. Lebih mudah dan efisien dalam lay out perabot. Pengolahan bentuk yang kurang tepat akan membuat bentuk terkesan kaku dan monoton. b. Segi tiga Gbr 5.25 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar segi tiga Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk segitiga merupakan bentuk yang kurang luwes. Banyaknya sudut yang disfungsional membuat bentuk segitiga menjadi kurang efisien menjadi sebuah ruang. Sama seperti bentuk segi empat, cahaya hanya dapat masuk melalui bidang permukaan yang lansung terkena paparan cahaya matahari. Dalam kasus bangunan bertingkat penentuan grid struktur harus benar-benar tepat sehingga menciptakan ruang yang optimal dan efisien. 112

35 c. Lingkaran Gbr 5.26 : Analisa gubahan massa dengan bentuk dasar lingkaran Sumber: dokumen pribadi 2013 Bentuk lingkaran adalah bentuk massa yang dinamis. Karena mempunyai pandangan ke segala arah bentuk ini mempunyai pengaruh visual yang kuat. Bentuknya yang tak bersudut memberikan efek suasana ruang yang luas dan luwes. Bentuk lingkaran dengan sudut luar yang lebar sangat memungkinkan cahaya dapat leluasa untuk masuk ke dalam ruangnya. Selain itu karena bentuk luarnya yang cembung dapat memantulkan cahaya lebih luas sesuai hukum dalam ilmu fisika dimana sifat bidang cembung menghasilkan sudut pantul yang lenih besar. Untuk mengoptimalkan luasan ruang dan menambah nilai estetika dalam sudut pandang kerapian dapat menggunakan struktur kolom inti atau core. Dari ketiga alternatif bentuk di atas, bentuk yang dianggap sesuai dengan perancangan Pusat Buku di Surakarta adalah bentuk segi empat. Bentuk segi empat merupakan bentuk yang netral, mudah diolah, tidak mengacu pada satu arah dan yang paling membedakan dengan bentuk yang lain bahwa bentuk segi empat adalah bentuk yang 113

36 paling efisien dalam penggunaan ruang dan paling efektif ketika dihubungkan dengan penataan perabot. 2. Analisa pola tata massa Dasar pertimbangan: Konsep pola sirkulasi dalam tapak. Zonifikasi kegiatan pada tapak. Konsep fleksibilitas yang ditekankan terutama pada ruang pamer. Analisa: Terdapat beberapa klasifikasi pola tata massa yang biasa digunakan dalam mendesain bangunan, yaitu: Massa Tunggal - Kelebihannya terkait dengan nilai ekonomi, yaitu pengaturan massa mudah, efisiensi penggunaan lahan, struktur mudah. - Kekurangannya antara lain, bentuk terlalu kaku dan terkesan monoton/ membosankan. Massa Majemuk Pola Menyebar - Kelebihannya antara lain, bentuk mudah dikembangkan dan tidak terkesan monoton sehingga dapat memberi daya tarik lebih bagi masyarakat. - Pola Penyebaran massa dapat disesuaikan dengan kondisi klimatologis lingkungan. - Kekurangannya antara lain, secara nilai ekonomi, efisiensi commit lahan kurang to user dan struktur rumit. 114

37 Massa Majemuk Pola Berkelompok - Kelebihannya antara lain, bentuk lebih estetis dan tidak terkesan monoton sehingga dapat memberi daya tarik lebih bagi masyarakat. - Kekurangannya yaitu struktur lebih rumit. Hasil analisa: Berdasarkan teori di atas yang disinkronkan dengan keadaan site terpilih yang mempunyai keterbatasan luasan maka pola tata massa yang digunakan pada Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan adalah pola massa tunggal. Untuk menyiasati banyaknya aktivitas yang harus diwadahi dalam Pusat Buku di Surakarta, pola massa tunggal yang terpilih akan didesain mempunyai lantai lebih dari satu (berlantai banyak) dengan pembagian zonifikasi secara vertikal. 3. Analisa tampilan fisik bangunan Desain tampilan fisik bangunan Pusat Buku di Surakarta didasarkan pada rancangan desain yang mendukung kegiatan di Pusat buku di Surakarta terutama kegiatan membaca. Desain yang dirancang diharapkan dapat memberikan kenyamanan membaca kepada pengunjung dengan memberikan penerangan yang cukup. Gbr Bangunan yang banyak menggunakan material transparan untuk memasukkan cahaya ke dalam ruang Sumber : 115

38 Lokasi site Pusat Buku di Surakarta sangat dekat dengan lokasi Keraton Mangkunegaran, dimana kawasan tersebut merupakan kawasan segitiga budaya. Bermaksud tidak melupakan hal tersebut tetapi juga tidak terlalu menonjolkannya dalam desain, pada beberapa bagian dinding eksterior Pusat Buka di Surakarta dipasang ornamen tradisional. 4. Gubahan Massa Gbr Ornamen adaptasi bentuk tradisional Sumber : Tabloid Asri edisi Juni 2013, design boom Gbr Gubahan massa Pusat Buku di Surakarta Sumber : dokumen pribadi

39 Dari hasil analisa bentuk dasar gubahan massa, pola tata massa terpilih dan analisa tampilan fisik bangunan maka didapatkan bentuk dasar bangunan lingkaran dengan banyak bukaan dan penggunaan material transparan (kaca) serta lubang di tengah bangunan untuk mengoptimalkan masuknya cahaya ke dalam bangunan Analisa Sistem Struktur Dalam melakukan pemilihan sistem struktur yang sesuai dengan perencanaan bengunan Pusat Buku di Surakarta, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan : 1. Sub struktur Sub struktur membahas mengenai pondasi bangunan. Pondasi adalah bagian struktur bangunan yang berfungsi sebagai penyalur beban bangunan ke dalam tanah. Disamping itu pondasi juga bertugas mengamankan bangunan dari keruntuhan akibat beban-beban dari dalam tanah, misalnya penurunan permukaan tanah akibat dislokasi lapisan tanah, getaran-getaran dalam tanah, tekanan horisontal tanah (pada pondasi turap), dan lain sebagainya (materi SKBG 1). Alternatif pondasi yang dapat digunakan : Pondasi foot plat Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. Gbr Pondasi Foot plat Sumber : architectaria.com 117

40 Pondasi sumuran Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian. Pondasi tiang pancang Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi cukup dalam. Gbr Pondasi sumuran Sumber : teknikbangunansmkn3kuningan.blogspot.com Pusat Buku di Surakarta direncanakan mempunyai ketinggian lantai tidak lebih dari 4 lantai dan jenis tanah pada site yang dipilih adalah tanah yang tidak begitu keras, sehingga pondasi yang sesuai untuk digunakan adalah jenis pondasi foot plat. Gbr Pondasi tiang pancang Sumber : hydroengi.blogspot.com 118

41 2. Super struktur Super struktur merupakan sistem struktur badan bangunan. Sistem struktur badan yang banyak digunakan pada bangunan komersial adalah Shear Wall/Core Wall system dan sistem struktur rangka. Pemilihan struktur badan ini disesuaikan dengan pola peruangan dalam bangunan. Pada Pusat Buku di Surakarta tidak semua sekat ruang dirancang menggunakan dinding massif (dinding batu bata). Ada beberapa bagian sekat ruang yang didesain menggunakan partisi. Dalam hal ini dinding tidak berfungsi sebagai pemikul beban. Oleh karena itu, struktur rangka dipilih menjadi struktur utama bangunan Pusat Buku di Surakarta, dimana beban dari atap akan disalurkan ke pondasi melalui kolom. 3. Upper struktur Gbr Struktur Rangka (kiri) dan Struktur Core (kanan) Sumber : Upper struktur merupakan sistem struktur bagian atas bangunan. Berikut beberapa alternatif upper struktur : Struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan karakter seperti ini sangat potensial 119

42 untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang membutuhkan bentang lebar. Struktur kabel Struktur ini dapat menahan atap dengan bentangan besar. Dari segi artistik, konstruksi ini memiliki nilai lebih untuk eksterior bangunan. Spaceframe Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki kekuatan yang baik dan dapat mencapai bentang yang cukup lebar, dengan hanya membutuhkan ketebalan 5% dari lebar bentang. Sedangkan untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 sampai dengan 14 persen dari bentang. Struktur beton bertulang atau dag Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. Struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Bangunan Pusat Buku di Surakarta direncanakan menggunakan kombinasi 2 jenis atap, yaitu : Atap space frame Atap space frame digunakan sebagai penutup bangunan utama selain area di atas ruang pamer. Pemilihan atap ini dengan dasar pertimbangan luas bangunan, elelmen estetika dan dapat menjadi alat penunjuk waktu pembangunan. 120

43 Retractable roof Ruang pamer dirancang bisa menjadi ruang terbuka maupun tertutup sesuai dengan kebutuhan fungsi kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu, atap ruang pamer dirancang menggunakan teknologi retractable roof atau atap yang bisa dibuka tutup seperti atap stadion-stadion modern seperti stadion di Madrid, Veltins-Arena Gelsenkirchen, Sapporo Dome Jepang, Amsterdan Arena, University of Phoenix Stadium. Material atap menggunakan fiberglass yang dilapisi teflon sehingga tahan terhadap cuaca baik saat hujan deras maupun terik matahari yang sangat menyengat. Material transparan akan membuat ruang pamer tetap terang di siang hari meskipun tertutup atap. Retractable roof digunakan sebagai penutup ruang pamer dengan maksud memberikan efek-efek tertentu pada ruang pamer, seperti ruang pamer terasa semakin luas dan membawa suasana luar ke dalam ruang ketika atap dibuka, menjadi ruang yang lebih formal ketika atap ditutup. Gbr Sistem retractable roof Sumber : 121

44 Analisa Sistem Utilitas 1. Sistem air bersih Sumber air bersih yang tersedia dilokasi berupa sumur artesis dan PAM, keduanya dapat difungsikan. Sebagai sumber air alternatif dapat digunakan air hujan yang ditampung diatap kemudian dilakukan treatment agar dapat digunakan. 2. Sistem air kotor Air kotor yag berasal dari bangunan didaur ulang dalam kolam-kolam tretment untuk dimanfaatkan kembali untuk keperluan bangunan utilitas bangunan. Sisa air kotor yang tidak dapat dimanfaatkan kembali diresap ketanah setempat. 3. Sistem listrik Sumber listrik utama berasal dari PLN. Disediakan cadangan berupa satu genset untuk kebutuhan darurat. Untuk mendukung cadangan energi listrik dan untuk menghemat penggunaan listrik PLN digunakan panel surya. 4. Sistem penghawaan Sistem penghawaan pada Pusat Buku di Surakarta lebih ditekankan pada pemeliharaan kondisi buku serta kenyamanan pengunjung. Untuk menjaga kondisi buku agar tidak cepat rusak buku, suhu dan kelembapan ruangan harus selalu dijaga. Standar penyimpanan buku yaitu antara 20-24º C dan kelembaban antara 45-60%. Sedangkan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung dapat dilakukan dengan menjaga suhu pada suhu ruangan yaitu tidak lebih dari 27º C. Perlu diperhatikan bahwa Indonesia merupakan negara tropis dan untuk suhu Kota Surakarta sendiri saat ini cukup tinggi. 122

45 Oleh karena itu sistem penghawaan yang dipilih adalah sistem penghawaan buatan. Strategi sistem penghawaan buatan yang diterapkan adalah : a. Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu yang berhubungan langsung dan erat dengan buku seperti perpustakaan, toko buku, kios buku. Dengan memasang AC, berarti ruangan harus dalam keadaan tertutup dan secara tidak langsung mengurangi masuknya debu. AC dapat membantu mengatur suhu dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan standar penyimpanan buku, serta mencegah perkembangan tumbuhnya jamur pada buku. Yang perlu diperhatikan, sebaiknya AC dihidupkan 24 jam, karena bila tidak justru dapat merusak buku. Selain ruang-ruang yang berhubungan langsung dan erat dengan buku ada ruang-ruang lain yang membutuhkan pengaturan suhu khusus sesuai kebutuhan ruang seperti ruang pameran, foodcourts, serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik yang diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. b. Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan ruang lingkup yang kecil, seperti: ruang pengelola, ruang penerbitan. c. Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur, lavatory, fasilitas parkir dan basement. Untuk membantu kerja sistem penghawaan buatan, pada Pusat Buku di Surakarta menggunakan secondary skin. Secondary skin berfungsi untuk memaksimalkan pendinginan alami bangunan (Passive Solar Cooling). Selain itu, untuk menyerap panas sinar matahari yang 123

PUSAT BUKU DI SURAKARTA Dengan Penekanan Fleksibilitas Arsitektur Pada Ruang pamer

PUSAT BUKU DI SURAKARTA Dengan Penekanan Fleksibilitas Arsitektur Pada Ruang pamer KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA Dengan Penekanan Fleksibilitas Arsitektur Pada Ruang pamer TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 7.1 Program Ruang Pembagian ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM 5.1 Program Dasar Perencanaan Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

5.1 Konsep macam dan besaran ruang BABV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep macam dan besaran ruang a Kegiatan perkantoran Tabel 5.1 Kegiatan perkantoran No JENIS RUANG MODUL JUMLAH BESARAN (m2) TOTAL 1 Ruang direktur 4,5x5 1 22,5 m2 22,5 m2

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabe5.1 Rekapitulasi Program Ruang SMA Negeri 54 Jakarta Kelompok Kegiatan Utama 1. Hall 75,00

Lebih terperinci

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang BABIV KONSEP DASAR PERANCANGAN 4.1. KONSEP PERENCANAAN TAPAK 4.1.1. Pencapaian Ke Site/Tapak Pencapaian ke site/tapak Pasar Kota Purbalingga dengan : 1. Pencapaian kendaraan pribadi. Pencapaian ke site

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 87 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Gambar 5. 1 Konsep Dasar Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 Pada umumnya terminal bus memiliki 3 permasalahan utama yaitu sirkulasi silang, tindak kriminalitas dan polusi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Program dasar perencanaan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro terdiri dari program ruang dan daya

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci