REMBUK NASIONAL BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JAKARTA, 23 OKTOBER 2017

Transkripsi

1 Rembugda LHK, Samarinda, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, 11 Oktober 2017 REMBUK NASIONAL BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JAKARTA, 23 OKTOBER 2017

2 ISU PENTING SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PENYELAMATAN HUTAN TROPIS TERSISA PENYELAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI JASA LINGKUNGAN, TERMASUK WISATA KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN PENYELAMATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PENYELESAIAN KONFLIK TENURIAL KEHUTANAN MODEL BISNIS BARU KEHUTANAN

3 TUJUAN REMBUK NASIONAL BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUPDAN KEHUTANAN Mengidentifikasi dan memetakan hal-hal krusial yang menghambat capaian kinerja Bidang Lingkungan, Kehutanan dan Agraria dalam 2 tahun terakhir Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Mengidentifikasi area/elemen pengungkit terbesar untuk mendong-krak kinerja dalam waktu 2 tahun tersisa

4 PROSES REMBUK DAERAH BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PEMAPARAN 11 NARA SUMBER Perhutanan Sosial Dishut Kaltim Kesatuan Pengelolaan Hutan GIZ/Forclime Wisata Alam dan Jasa Lingkungan Dirjen KSDAE Konflik dan Tata Kelola Hutan Yayasan BUMI Geospasial PPIIG Unmul Bisnis Kehutanan APHI & WWF Indonesia Lahan Gambut PSDA Muara SIran Hutan Energi, Biofarmaka, HHBK Fahutan Unmul, LP2M, TESD Unmul DISKUSI KELOMPOK 4 TOPIK MASUKAN/GAGASAN DISAMPAIKAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK, LEMBAR GAGASAN DAN FORM ONLINE Konflik Kehutanan, Kerusakan Lingkungan dan Masyarakat Tempatan/Adat, Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Pemenuhan Nationally Determined Contributions, Bisnis Masa Depan Kehutanan, dan Penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan

5 PEMAPARAN NARA SUMBER Perhutanan sosial harus diikuti dengan ketersediaan pembiayaan yang memadai dan komitmen dalam percepatannya dari penyelenggara negara KPH harusnya mempunyai kewenangan yang jelas, mempunyai struktur organisasi yang kuat, finansial yang kuat, sumber daya manusia kuat, kompetensinya kuat dan perencanaan kelembagaan yang kuat Perlu adanya percepatan penyelesaian konflik di sektor kehutanan, sebagian besar konflik yang terjadi adalah konflik tenurial. Perlu ada kesadaran secara kolektif dalam keterbukaan informasi di institusi pemerintahan, termasuk informasi spasial Peluang kayu pasar domestik sangat besar, namun belum ada angka publikasi yang pasti. Indikasinya adalah adanya usaha dagang produksi hilir kayu besar di Indonesia Potensi kayu energi, biofarmaka, dan hasil hutan bukan kayu serta jasa lingkungan hutan masih belum tergarap maksimal.

6 GAGASAN PRIORITAS terdapat 86 poin gagasan dari diskusi kelompok, lembar gagasan dan form online 1. Membangun kelembagaan penyelesaian konflik yang lintas sektor dan memiliki kewenangan dan pendanaan untuk penyelesaian konflik yang bersifat proaktif 2. Percepatan penyelesaian/penuntasan tata batas kawasan hutan dan memberikan tugas kepada KPH untuk menyelesaikan permasalahan dalam kawasan hutan di areal KPH dengan disertai dukungan pendanaan 3. Penjabaran dan turunan lebih lanjut dari Perpres 88 tahun 2017 hingga prosedur operasional baku di tingkat lapangan 4. Peraturan untuk pembatasan penggunaan energi fosil (revisi/baru) dan perlunya badan independen yang bertugas mengawasi distribusi bahan bakar (solar) sehingga bisa terkendali 5. Rencana terpadu pengembangan energi terbarukan di pedesaan pedalaman dan sekitar hutan yang sesuai dengan potensi wilayah 6. Dukungan pembiayaan untuk percepatan kemandirian KPH dan percepatan perhutanan sosial dan verifikasi/pengakuan wilayah masyarakat hukum adatdukungan kebijakan, akses modal dan bantuan teknis bagi peningkatan nilai HHBK, Jasa lingkungan dan Pemanfaatan Kawasan 7. Penguatan pelaksanaan instrumen lingkungan hidup (KLHS dan Ijin Lingkungan) ke dalam Perencanaan pembangunan dan investasi sektor kehutanan dan sumberdaya alam lainnya 8. Pengurangan/penghapusan PSDH DR untuk kayu limbah bagi pengembangan usaha Mikro dan Kecil

7 PENUTUP Meskipun pelaksanaan Rembugda Bidang 8 LHK hanya di Kaltim, tetapi hasil Rembugda diharapkan telah dapat mencerminkan kondisi/kebutuhan secara Nasional, dengan pertimbangan: 1) Kaltim salah satu barometer LHK Nasional; 2) Isu yang dibahas mencakup keseluruhan isu LHK Nasional; dan 3) Keikutsertaan para pihak LHK yang cukup lengkap. Kekuranglengkapan hasil Rembugda Bidang 8 LHK diharapkan dapat disempurnakan pada Rembugnas di Jakarta (23 Oktober 2017)

8 TERIMA KASIH DOKUMENTASI REMBUK BIDANG 8 di SAMARINDA: