REMBUK DAERAH BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
|
|
- Dewi Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KERANGKA ACUAN REMBUK DAERAH BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MEMPERJUANGKAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH BAIK Samarinda, 11 Oktober 2017 A. LATAR BELAKANG Tanggung jawab sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meliputi wilayah lingkungan hidup di seluruh wilayah RI dan kawasan Hutan meliputi luas 120,77 juta hektare (64,32% luas daratan). Untuk mengurus sektor LHK, Presiden menugaskan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mempunyai 13 Program yang dipimpin 13 Pejabat Eselon I, didukung Program Pendukung yang dipimpin Sekjen dan Program Pengawasan yang dipimpin oleh Irjen Rincian Program dan Pejabat Eselon I. Saat ini terdapat 71,94% kawasan hutan yang masih berhutan (86,88 juta hektare), dan 11,39% kawasan non kehutanan yang masih berhutan (7,63 juta hektare). Hingga Juli 2017, telah ditetapkan 87,47 juta hektare sebagai hutan negara (status hukum legal), namun masih terdapat kawasan hutan masih ada penguasaan tanah oleh pihak ketiga yang belum clear dan clean. Pembangunan Nasional Indonesia memiliki visi Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, dengan misi: (1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berdasarkan negara hukum, dan; (3) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. KLHK memiliki peran untuk: (1) menjaga kualitas LH yang memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; (2) menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta spesies dilindungi, dan; (3) memelihara kualitas LH, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan sumber daya. Terdapat beragam pemangku kepentingan yang terlibat dalam sektor LHK, antara lain: Kementerian lain, Seluruh Gubernur, Seluruh Bupati, Kepala Desa sekitar hutan, Swasta (240 pemegang IUPHHK-HA dan 200 pemegang IUPHHK-HT, Pemegang Ijin Pinjam pakai), BUMN (Perum Perhutani dan PT Inhutani I-V), Lembaga Internasional, masyarakat umum, masyarakat adat dan LSM. Dalam upaya pemenuhan komitmen Nationally Determined Contributions Indonesia, KLHK memiliki aksi mitigasi: 1. Penurunan deforestasi* (< 0,45 ha- 0,325 juta ha/tahun di 2030). 2. Peningkatan penerapan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan, baik di hutan alam (penurunan degradasi) maupun di hutan tanaman*. 1
2 3. Rehabilitasi 12 juta ha lahan terdegradasi pada tahun 2030 atau 800,000 ha/tahun dengan survival rates sebesar 90%. 4. Restorasi 2 juta ha gambut pada tahun 2030 dengan tingkat kesuksesan sebesar 90%. Hingga 2016, KHLK telah mencapai kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 62,96 atau 99,15%, Kawasan Konservasi yang memiliki nilai Indeks METT (nilai efektivitas pengelolaan) 70% ada 40 unit dari rencana 100 unit, KPH yang memproduksi barang dan jasa 135 unit dari 149 unit rencana, realisasi Perhutanan Sosial seluas ha (6,14%) dari rencana 12,7 juta hektare, 7 Provinsi yang dapat dilindungi dari bahaya kebakaran, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 4,52 T (132,94%), Ekspor Olahan USD 9,2 M (123,96%), dan Tumbuhan dan Satwa Liar Rp 6,5 T (130,95%). Pertanyaan kritisnya adalah Apakah angka-angka yang terpapar dalam laporan kinerja tersebut dapat menggambarkan realitas lapangan? Faktanya: 1. Luas dan kualitas lingkungan hidup menurun, ditambah kawasan hutan sebagian belum clear dan clean berkaitan dengan penguasaan lahan oleh masyarakat. 2. Keanekaragaman hayati dan Ekosistem sebagai penyangga kehidupan manusia masih berada dalam ancaman. 3. Bisnis kehutanan menuju penurunan. 4. Perubahan iklim masih belum direspons secara progresif. Namun demikian, harus tetap membangun optimisme dengan semangat juang pantang menyerah sesuai dengan Nawacita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karenanya Rembug Nasional dan Rembug Daerah dilaksanakan untuk memperjuangkan masa depan lingkungan hidup dan kehutanan yang lebih baik. Hal yang melingkupinya meliputi: 1. Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Pemantapan KPH dalam satu Paket Kebijakan. 2. Pengembangan Model Bisnis Baru Sektor Kehutanan dan Jasa Lingkungan. 3. Memperkuat implementasi adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim. Adapun isu-isu penting pada sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diantaranya adalah: 1. Bahaya laten Kebakaran lahan dan hutan 2. Penyelamatan Hutan Hujan Tropis Yang tersisa 3. Penyelamatan Keanekaragaman Hayati 4. Pengembangan Jasa Lingkungan, termasuk Wisata Alam Sektor Kehutanan 5. Peningkatan Kualitas lingkungan di Perkotaan 6. Penyelamatan Daerah Aliran Sungai sebagai penyangga hidrologi 7. Reformasi agraria dan penyelesaian konflik tenurial kehutanan 8. Membelokkan bisnis kehutanan yang saat ini menuju ke sunset B. TUJUAN Merembug (membahas dengan spirit gotong royong dan musyawarah) dengan tujuan: 1. Mengidentifikasi dan memetakan hal-hal krusial yang menghambat capaian kinerja Bidang Lingkungan, Kehutanan dan Agraria dalam 2 tahun terakhir Pemerintahan Jokowi-JK. 2. Mengidentifikasi area/elemen pengungkit terbesar untuk mendongkrak kinerja dalam waktu 2 tahun tersisa C. RUANG LINGKUP 1. Eksplorasi pandangan dan sikap pemangku kepentingan segala hal mengenai 4 topik, yang mengarah kepada pemetaan faktor-faktor dengan pengungkit terbesar 2
3 2. Mendorong Pemerintah lebih progresif dalam masa 2 tahun tersisa Kabinet Kerja, sekaligus meletakkan fondasi yang lebih kuat, cermat dan realistis untuk kelanjutan/kesinambungan Pemerintahan D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan dilaksanakan di Gedung Bundar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua Samarinda, pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017 pukul wita. E. MATERI DAN NARA SUMBER 1. Implementasi Perpres No. 88 Tahun 2017 sebagai Instrumen kebijakan Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Penguatan KPH, Deputy Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kemenko Bidang Perekonomian 2. Perhutanan Sosial sebagai salah satu Instrumen Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan, Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Ir. H. Wahyu Widhi Heranata, M.P. 3. Aksi Progresif Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc., Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 4. Penguatan KPH dan Pembangunan Hutan Masa Depan, Tunggul Butarbutar, M.Sc., GIZ- Forclime 5. Menata Puzzle Kelola Hutan Indonesia: Mitra SETAPAK Kalimantan Timur 6. Pemantauan Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup dan Hutan (termasuk Kebakaran Hutan dan Lahan), Dr. Y Budi Sulistioadi, Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial Unmul 7. Membelokkan Bisnis Kehutanan dari Sunset, Dr. Indroyono Susilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia 8. Bisnis Kehutanan Masa Depan, Joko Sardjito, WWF 9. Pengembangan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan sebagai Sektor Unggulan Masa depan LHK, Ir. Wiratno, M. Sc., Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10. Pengembangan Energi berbasis Biomassa Hutan, Dekan Fakultas Kehutanan Unmul, Dr. Rudianto Amirta, 11. Pengembangan Industri Biofarmaka Hutan, Prof. Dr. Enos Tangke Arung 12. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam pengelolaan KPH, Dr. Harlinda Kuspradin dan Dr Irawan Wijaya Kusuma, ULS TESD Unmul Moderator: Dr. Haryadi Himawan 3
4 F. AGENDA ACARA Waktu Agenda Registrasi peserta PEMBUKAAN REMBUK NASIONAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1. Pembukaan 2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 3. Pembacaan Doa 4. Laporan Ketua Penyelenggara oleh Wakil Rektor I Universitas Mulawarkan, Prof. Dr. Mustofa Agung Sardjono 5. Sambutan sekaligus Pembukaan dari Rektor Universitas Mulawarman 6. Penjelasan Rembug Nasional dan Rembug Daerah oleh Ketua Bidang Rembug 8, Dr. Haryadi Himawan 7. Penutup Rehat PEMAPARAN NARA SUMBER SESI I Moderator: Haryadi Himawan Materi dan Nara Sumber (masing-masing 10 menit): 1. Implementasi Perpres No. 88 Tahun 2017 sebagai Instrumen kebijakan Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Penguatan KPH, Deputy Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kemenko Bidang Perekonomian 2. Perhutanan Sosial sebagai salah satu Instrumen Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan, Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Ir. H. Wahyu Widhi Heranata, M.P. 3. Aksi Progresif Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc., Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 4. Penguatan KPH dan Pembangunan Hutan Masa Depan, Tunggul Butarbutar, M.Sc., GIZ-Forclime 5. Menata Puzzle Kelola Hutan Indonesia: Mitra SETAPAK Kalimantan Timur 6. Pemantauan Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup dan Hutan (termasuk Kebakaran Hutan dan Lahan), Dr. Y Budi Sulistioadi, Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial Unmul Diskusi Sesi I PEMAPARAN NARA SUMBER SESI 2 Moderator: Haryadi Himawan Materi dan Nara Sumber (masing-masing 10 menit): 7. Membelokkan Bisnis Kehutanan dari Sunset, Dr. Indroyono Susilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia 8. Bisnis Kehutanan Masa Depan, Joko Sardjito, WWF 9. Pengembangan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan sebagai Sektor Unggulan Masa depan LHK, Ir. Wiratno, M. Sc., Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10. Pengembangan Energi berbasis Biomassa Hutan, Dekan Fakultas 4
5 Waktu Agenda Kehutanan Unmul, Dr. Rudianto Amirta, 11. Pengembangan Industri Biofarmaka Hutan, Prof. Dr. Enos Tangke Arung 12. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam pengelolaan KPH, Dr. Harlinda Kuspradin dan Dr Irawan Wijaya Kusuma, ULS TESD Unmul Diskusi Sesi Rehat dan ISHOMA Diskusi Kelompok: Gagasan Terbuka Fasilitator: GIZ Forclime, TNC, GGGI, GIZ GELAMAI Kata Kunci: 2 Tahun; Dapat diimplementasikan secara Nasional Tema Diskusi Kelompok: 1. Konflik Kehutanan, Kerusakan Lingkungan dan Masyarakat Tempatan/Adat 2. Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Pemenuhan Nationally Determined Contributions 3. Bisnis Masa Depan Kehutanan 4. Penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan Pleno Hasil Diskusi Kelompok (Fasilitator: GIZ Forclime) Rehat PENUTUPAN 1. Sambutan dari Bidang Rembug 8, Haryadi Himawan 2. Sambutan dari Dekan Fahutan Unmul, Dr. Rudianto Amirta 3. Sambutan dari Rektor Universitas Mulawarman, sekaligus menutup acara G. PENYELENGGARA Kegiatan diselenggarakan oleh Universitas Mulawarman dengan dukungan para pihak kehutanan. Untuk konfirmasi dan informasi lainnnya dapat menghubungi: Reski Udayanti melalui nomor kontak Hp atau reski.udayanti@gmail.com H. LOGISTIK Panitia akan menyediakan konsumsi selama acara berlangsung. I. PESERTA a) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 1. Staff Ahli Lingkungan dan SDA Pemprov Kaltim 2. Tenaga Ahli Lingkungan dan SDA Pemprov Kaltim 3. Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur 4. Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur 5. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur 6. Kepala Bidang di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (4 orang) 7. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur 8. Kepala Bidang di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (4 orang) 5
6 9. KPH Kendilo, Telake 10. KPH Meratus, Damai 11. KPH Bongan, Balikpapan 12. KPH Santan, Kelinjau 13. KPH Batu Ayau, Batu Rok, Mook Manoor Bulant 14. KPH Berau Barat, Berau Pantai, Berau Tengah, Berai Utara 15. KPH Bengalon, Manubar 16. KPH Sub DAS Belayan, Delta Mahakam, Samarinda 17. UPTD Tahura Bukit Soeharto 18. Dewan Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur 19. Kelompok Kerja MRV DDPI Kaltim 20. Kelompok Kerja REDD+ dan LULUCF DDPI Kaltim 21. Kelompok Kerja Green Growth DDPI Kaltim 22. Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial Kalimantan Timur 23. Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan KPH Kalimantan Timur 24. Forum DAS Kalimantan Timur b) Pemerintah Pusat 25. Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 26. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK 27. Badan Litbang dan Inovasi KLHK 28. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) KLHK 29. Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kalimantan 30. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan KLHK 31. Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Kalimantan KLHK 32. Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Kalimantan KLHK 33. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa KLHK 34. Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 35. Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah XI Samarinda 36. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda 37. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur 38. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Lahan Mahakam Berau 39. Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan c) Perguruan Tinggi 40. Rektor Universitas Mulawarman 41. Wakil Rektor I Universitas Mulawarman 42. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 43. Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman 44. Ketua Program Pascasarjana Magister Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman 45. Ketua Program Doktoral Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman 46. Ketua Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman 47. Ketua Jurusan Kehutanan Universitas 17 Agustus Samarinda 48. UPT Laboratorium Sumber Daya Hutan Kalimantan 49. Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi GeoSpatial Universitas Mulawarman 6
7 50. ULS Perhutanan Sosial Universitas Mulawarman 51. ULS Center for Climate Change Studies Universitas Mulawarman 52. ULS. Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan 53. Kepala Laboratorium dan Workshop di lingkungan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (18 orang) d) Swasta 54. Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia Kalimantan Timur (15 orang) e) Mahasiswa 55. BEM Universitas Mulawarman 56. Sylva Mulawarman 57. Mapflofa Fahutan Universitas Mulawarman 58. Forestry Magazine Fahutan Unmul 59. IMAPA Unmul 60. Mahasiswa Fahutan Unmul (10 orang) 61. GMNI 62. HMI 63. PMKRI 64. PMII 65. GMKI 66. Mahasiswa Kehutanan Untag 1945 (3 Orang) 67. Mahasiswa Politeknik Pertanian (3 Orang) f) Masyarakat 68. Masyarakat Kutai Barat (3 orang) 69. Masyarakat Kutai Kartanegara (2 orang) 70. Lingkar Belajar Masyarakat Kalimantan Timur (3 orang) g) Asosiasi Profesi 71. APIK Kaltim (3-4 Orang) 72. IKA Fahutan Unmul (3 orang) 73. IKA SKMA Kaltim (3 orang) 74. PERSAKI Kaltim 75. Rumah Akademisi Kehutanan Indonesia (RAKI) h) Organisasi Non Pemerintah/Lembaga Kerjasama 76. WWF Indonesia 77. GIZ-Forclime 78. GIZ-GELAMAI 79. Global Green Growth Institute 80. The Nature Conservancy 81. TFCA Kalimantan 82. The Asia Foundation/SETAPAK 83. Yayasan BUMI 84. Yayasan BIOMA 85. Kawal Borneo Community Foundation 86. AMAN Kalimantan Timur 87. JATAM Kalimantan Timur 7
8 88. WALHI Kalimantan Timur 89. Perkumpulan STABIL 90. Nurani Perempuan 91. Indonesia Mediator Network 92. Yayasan Payopayo 93. Operation Walacea Trust 94. Yakobi Berau 95. Pokja Naladwipa 97. Jaringan Advokat Lingkungan Balikpapan 98. Prakarsa Borneo 99. Forum Peduli Teluk Balikpapan 100. Yayasan RASI 101. Forum Save Bekantan 102. Serumpun 103. Yayasan PRIMA 104. Planete Urgence 105. Menapak 106. FLIM i) Media Massa 107. Antara Kaltim 108. Tribun Kaltim 109. Kompas 110. Kaltim Post 111. Samarinda Pos 112. Kaltim TV 113. MNC TV 114. Mongabay 115. RRI Samarinda 116. TVRI Kaltim 117. Metro TV 118. Koran Kaltim 119. Seputar Indonesia 8
REMBUK NASIONAL BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JAKARTA, 23 OKTOBER 2017
Rembugda LHK, Samarinda, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, 11 Oktober 2017 REMBUK NASIONAL BIDANG 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JAKARTA, 23 OKTOBER 2017 ISU PENTING SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciPERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM
PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM Oleh DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM ACARA PELATIHAN GCF YANG BERJUDUL PENGUATAN KERANGKA KERJA KELEMBAGAAN PROVINSI MENGENAI PERUBAHAN
Lebih terperinciSUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGANTAR Sebagai konsekuensi dari perubahan nomeklatur Kementerian
Lebih terperinciRencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun
Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN
Lebih terperinciBAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA
BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi
Lebih terperinciUSULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN Dasar Hukum Lingkungan Hidup UU No. 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No. 18/2008: Pengelolaan Sampah PP turunannnya Kehutanan UU No. 41/1999: Kehutanan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah
Lebih terperinciPembangunan Kehutanan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Kehutanan Sokoguru Pembangunan Nasional Berkelanjutan Dr. Ir. Hadi Daryanto, DEA (Sekretaris Jenderal) Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang
Lebih terperinciDR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur
RENCANA AKSI KEGIATAN KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur
Lebih terperinci2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.429, 2016 KEMEN-LHK. Jaringan Informasi Geospasial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/Menlhk/Setjen/KUM.1/2/2016
Lebih terperinciKebijakan Bioenergi, Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kebijakan Bioenergi, Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Arief Yuwono Staf Ahli Menteri Bidang Energi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Latar Belakang (1) Pasal 33 UUD 45 menyatakan bahwa bumi,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEHUTANAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN (Jakarta, 14 Juli 2010)
SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEHUTANAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN (Jakarta, 14 Juli 2010) Para pejabat Eselon I dan II Lingkup Dephut yang saya hormati,
Lebih terperinciDaftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013
Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Lokakarya Mengarusutamakan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Agenda
Lebih terperinciTOR GELAR TEKNOLOGI HASIL LITBANG DAN INOVASI
TOR GELAR TEKNOLOGI HASIL LITBANG DAN INOVASI TAHUN 2015 Konservasi Sumber Daya Alam, Restorasi Areal Terdegradasi Pasca Tambang dan Pengelolaan Dipterokarpa KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciPembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015
Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) DISKUSI KONDISI KUALITAS KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA DALAM KERANGKA KEMANDIRIAN KESEHATAN INDONESIA BERBASIS PERDESAAN
Lebih terperinciNomor : S. /PHM-1/2012 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu I Bulan Januari 2012
Nomor : S. /PHM-/0 Januari 0 Lampiran : (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu I Bulan Januari 0 Kepada Yth :. Menteri Kehutanan. Sekretaris Jenderal 3. Inspektur Jenderal 4. Direktur Jenderal
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN. Samarinda, 11 Oktober 2017
LAPORAN KEGIATAN REMUK NASIONAL IDANG REMUK 8 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MEMPERJUANGKAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEIH AIK Samarinda, 11 Oktober 2017 UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM (Target, Progres, dan Tantangan) Seminar Restorasi Ekosistem
Lebih terperincidan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011
Strategi Nasional, Pengembangan Kelembagaan, dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Perhatian khusus terhadap hutan bukan hal baru 2007 2008 2009 Jan 2010 Mei 2010
Lebih terperinciPERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN
PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN Ir. H. WAHYU WIDHI HERANATA, MP. KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Pengertian Konflik Kawasan Hutan atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam 2.1.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Balai Besar KSDA Jawa Timur merupakan salah satu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN
KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Rapat Koordinasi Teknis Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Tahun 2015 Balikpapan, 9-12 Juni 2015 TUGAS & FUNGSI PUSLITBANG
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN
SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN International Conference on Sustainable Mangrove Ecosystems Bali, 18 April 2017 Yang kami
Lebih terperinciNomor : S. /PHM-1/2011 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV & V Bulan Desember 2011
Nomor : S. /PHM-1/211 Januari 212 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV & V Bulan Desember 211 Kepada Yth : 1. Menteri Kehutanan 2. Sekretaris Jenderal 3. Inspektur Jenderal 4.
Lebih terperinci2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep
No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka percepatan pemulihan
Lebih terperinciStruktur Organisasi Kementerian Kehutanan. 3 September 2014
Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan 3 September 2014 1 Kementerian Kehutanan Saat Ini 0/9/21/51 8 Eselon I 5 Staf Ahli 52 Es II Pusat 172 Es. III (Bag., Bid., Sub Dit.) 403 Es. IV 1/6/4/13 1/5/20/59
Lebih terperinciPontianak, 1-2 Oktober Agenda Tentatif
Lokakarya Mendukung Mitigasi Perubahan Iklim: Kerjasama Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, dan Japan International Cooperation Agency Pontianak, 1-2 Oktober 2013 Agenda Tentatif
Lebih terperinciKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan NAWACITA Meningkatkan kualitas manusia Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman Membangun Indonesia dari pinggiran
Lebih terperinciMEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA
PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis
Lebih terperinciALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa
UPAYA DEPARTEMEN KEHUTANAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN FENOMENA PEMANASAN GLOBAL Planet in Peril ~ CNN Report + Kenaikan
Lebih terperinciNomor : S. /PHM-1/2011 Desember 2011 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Bulan November 2011
Nomor : S. /PHM-1/211 Desember 211 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Bulan November 211 Kepada Yth : 1. Menteri Kehutanan 2. Sekretaris Jenderal 3. Inspektur Jenderal 4. Direktur Jenderal
Lebih terperinciSAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO Manado, 23-24 Oktober 2012 Assalamualaikum Warakhmatullah Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi
Lebih terperinciMENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN) SERTA HARI CINTA PUSPA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Balai Besar KSDA Jawa Timur merupakan salah satu dari 8 (delapan) Balai Besar KSDA di Indonesia
Lebih terperinciPidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012
For more information, contact: Leony Aurora l.aurora@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)8111082309 Budhy Kristanty b.kristanty@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)816637353 Sambutan Frances Seymour, Direktur
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS
TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 A. LATAR BELAKANG Pulau Sumatera merupakan salah kawasan prioritas konservasi keanekaragaman hayati Paparan Sunda dan salah
Lebih terperinciNomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012
Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012 Kepada Yth : 1. Menteri Kehutanan 2. Sekretaris Jenderal. Inspektur Jenderal. Direktur
Lebih terperinciNomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 2012
Nomor : S. /PHM-1/01 Februari 01 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 01 Kepada Yth : 1. Menteri Kehutanan. Sekretaris Jenderal 3. Inspektur Jenderal 4. Direktur
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT
SALINAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 2012 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT PRESIDEN, Dalam rangka menyeimbangkan dan menselaraskan pembangunan
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1938, 2017 KEMEN-LHK. Penugasan bidang LHK kepada 33 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.66/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
Lebih terperinciTerm of Reference (ToR)
Term of Reference (ToR) SEMINAR NASIONAL SILVIKULTUR Ke-5 & KONGRES MASYARAKAT SILVIKULTUR INDONESIA Ke-4 Hotel Novotel Banjarbaru, 23-24 Agustus 2017 Kerjasama Masyarakat Silvikultur Indonesia Dengan
Lebih terperinciPeta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera
Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera Jakarta, 29 Juli 2011 1 2 3 Progress Legalisasi RTR Pulau Sumatera Konsepsi Tujuan, Kebijakan, Dan Strategi Rtr Pulau Sumatera Muatan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Sungai Citarum
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN Deputi Bidang SDA dan LH
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA PEMERINTAHAN BARU
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DAN POSISI IPTEK HASIL LITBANG KEHUTANAN DI ERA PEMERINTAHAN BARU Oleh: Direktur
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari : Kamis Tanggal : 31 Juli 2008 Pukul : 09.00 Wib
Lebih terperinciWaktu: April Tempat: Ruang Sonokeling, Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270
Lokakarya Percepatan Aksi Restorasi Hutan dan Bentang Lahan di Indonesia: Tantangan dan Kesempatan untuk Meningkatkan Ketahanan Ekologi dan Penghidupan Masyarakat Sebuah forum pemangku kepentingan restorasi
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI
Lebih terperinciLokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi
Lokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi Balikpapan, 24-25 November 2014 Dr. H. Awang Faroek Ishak Gubernur Kalimantan
Lebih terperinciBAB II. PERENCANAAN KINERJA
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciKEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-BogorKM. 46. Cibinong 69 Telepon. (0) 875 06-06. Faksimile. (0) 875 064 PO. Box. 46 CBI Website: http://www.big.go.id BADAN INFORMASI GEOSPASIAL KEPUTUSAN
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017
PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR Makassar, 2017 2 14 PRIORITAS NASIONAL Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat 1. Revolusi Mental 2. Kesehatan 3. Perumahan dan Permukiman Dimensi Pembangunan
Lebih terperinciSAMBUTAN. PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015 Yang saya hormati: 1. Kepala Dinas
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN 2016 JAKARTA, RABU, 16 MARET 2016
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN 2016 JAKARTA, RABU, 16 MARET 2016
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM PSKL DUKUNGAN KEGIATAN LITBANG TAHUN 2017 JULI, 2016
SASARAN 2015-2019 INDIKATOR KINERJA 2016 7/21/2016 KEBIJAKAN PSKL DUKUNGAN KEGIATAN LITBANG TAHUN 2017 JULI, 2016 : PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN (Renstra Ditjen PSKL 2015 2019) Meningkatnya
Lebih terperinciRISALAH RAPAT. Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Kalimantan Timur
RISALAH RAPAT Hari/Tanggal : Kamis/15 Juni 2017 Waktu : 13.30 15.00 WIB Tempat : KPPIP Perihal : Rapat Tindak Lanjut Rapat Terbatas (RATAS) Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Timur Peserta :
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan penyelenggaraan pelayanan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TAHURA Bukit Soeharto merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara dengan luasan 61.850 ha. Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
Oleh : Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Disampaikan dalam Festival Iklim KemenLHK Jakarta, 17 Januari 2018 Periode Peletakan Dasar Transformasi Sosial Ekonomi
Lebih terperinciSTANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS
SERI PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM 9 STANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS Jakarta, 30 Mei 2014 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. 1 Bab II Ketentuan Biaya Baku Standar Maksimum. 3 2.1. Honorarium
Lebih terperinciIMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA
IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciRencana Strategi Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Bab 1
Bab 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Kekayaan Sumber Daya Hutan yang telah dikaruniakan di merupakan anugerah yang harus disyukuri, dimanfaatkan serta dijaga kelestariannya demi keseimbangan lingkungan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Foto : Kantor PPE Kalimantan. Foto : Rempah/ramuan obat - obatan. Foto : Bekantan - Kalimantan. Foto : Sungai Lesan - Berau
PENDAHULUAN Foto : Kantor PPE Kalimantan Foto : Danau Sentarum Foto : Sungai Lesan - Berau Foto : Bekantan - Kalimantan Foto : Rempah/ramuan obat - obatan STATUS LINGKUNGAN HIDUP EKOREGION KALIMANTAN LAPORAN
Lebih terperinciMemperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciPENATAAN KORIDOR RIMBA
PENATAAN KORIDOR RIMBA Disampaikan Oleh: Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dalam acara Peluncuran Sustainable Rural and Regional Development-Forum Indonesia DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
Lebih terperinciFrekuensi Pemberitaan Media Massa Minggu I & II Bulan November 2012.
Frekuensi Pemberitaan Media Massa Minggu I & II Bulan November 2. NO MEDIA JUMLAH BERITA Media Indonesia 28 berita 2 Kompas 9 berita 3Republika 6 berita Investor Daily berita Suara Karya berita 6 Sinar
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciMENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA
PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis
Lebih terperinciDEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA SEKRETARIS JENDERAL
Pulau Tinabo, TN. Taka Bonerate. Foto oleh Asri, BTN. Taka Bonerate.. DEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA 2015-2019 SEKRETARIS JENDERAL ASSALAMU ALAIKUM WR.WB SELAMAT PAGI
Lebih terperinciNOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012
NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012 Maret 2012 Kepada Yth. : Menteri Kehutanan Dari : Sekretaris Jenderal Lampiran : 1 (Satu Berkas) Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Februari Memperhatikan berita
Lebih terperinciKERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN
KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN Oleh: Dini Ayudia, M.Si. Subbidang Transportasi Manufaktur Industri dan Jasa pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA & LH Lahan merupakan suatu sistem yang kompleks
Lebih terperinciMENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.56/M.PPN/HK/03/2015 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2015-2019 MENTERI PERENCANAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciDisampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang
Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang Makasar, 25 Januari 2017 PENDAHULUAN PERPRES NO. 16 TAHUN 2015 Tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Inspektorat
Lebih terperinciSeminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs
Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan
Lebih terperinci1. Laporan Kegiatan DRN Rencana Kegiatan 2017: 3. Naskah Akademik DRIN. 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016
25/01/2017 1 1. Laporan Kegiatan DRN 2016 1) Laporan Tahunan 2016 (Administratif) 2) Laporan Substantif 2016 2. Rencana Kegiatan 2017: 1) Struktur Anggaran DRN 2017 2) Rencana Kegiatan SP, BP, Komtek,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) ARIFIN RUDIYANTO Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Rapat Koordinasi
Lebih terperinciBAB 2 Perencanaan Kinerja
BAB 2 Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kean Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Lebih terperinciMuhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
+ Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada Lokakarya Community of Practice : Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2017 TENTANG DUKUNGAN DATA, INFORMASI DAN AHLI DALAM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciWorkshop Ahli Perubahan Iklim Regional Maluku dan Maluku Utara. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku
Workshop Ahli Perubahan Iklim Regional Maluku dan Maluku Utara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Ambon, 3 Juni 2016 I. KARAKTERISTIK WILAYAH PROVINSI MALUKU PROVINSI MALUKU 92,4 % LUAS
Lebih terperinciKEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MENJAGA PEMBANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN PEKAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) 2014 Bappenas, 23 Januari 2014 1 STRUKTUR
Lebih terperinciKesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar
Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar Oleh : Ir. HENDRI OCTAVIA, M.Si KEPALA DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA BARAT OUTLINE Latar Belakang kondisi kekinian kawasan
Lebih terperinci