ANALISIS USAHATANI KEDELAI BERBASIS AGROEKOLOGI DI PROVINSI JAMBI
|
|
- Surya Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS USAHATANI KEDELAI BERBASIS AGROEKOLOGI DI PROVINSI JAMBI Nur Imdah Minsyah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru, Jambi Telp (0741) , faks ( ABSTRAK Provinsi Jambi memiliki lahan ha untuk pengembangan dan peningkatan produksi kedelai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari luas dan bulan tanam, teknologi produksi, dan nisbah manfaat-biaya usahatani pada tiga garoekologi (pasang surut, irigasi teknis, dan daerah aliran sungai). Metoda yang digunakan adalah metoda survei. Luas tanam kedelai petani di tiga agroekologi masing-masing 0,48 ha untuk pasang surut, 0, 56 ha untuk irigasi teknis, dan 0,21 ha untuk daerah aliran sungai. Usahatani kedelai di tiga agroekologi beluam menjadi usahatani dan sumber pendapatan utama. Frekuensi penanaman, untuk di agroekologi lahan sapang surut dan irigasi teknis 1 kali setahun, sedangkan di daerah aliran sungai 2 kali setahun dan ditanam diantara kelapa sawit muda (<3 tahun). Produktivitas tertinggi diperoleh di daerah irigasi teknis (1,14 t/ha), dan yang terendah diperoleh dari agroekologi DAS (0,98 t/ha). Namun di lihat dari nisbah manfaat dan biaya (B/C ratio) nilai tertinggi di peroleh dari DAS (1,17) Kata kunci: agroekologi, teknologi produksi, produktivitas, dan nisbah B/C ABSTRACT Jambi Province has 127,400 ha of land for the development and improvement of soybean production. This assessment aims to identify and study the vast and moon planting, production technology, and benefit-cost ratio of the system at three garoekologi (tidal, technical irrigation and watershed). The method used was a survey method. Soybean acreage farmers in three agroecological 0.48 ha respectively for the ups and downs, 0, 56 ha for technical irrigation, and 0.21 ha for the watershed. Soybean production in three agro-ecological farming and beluam become the main source of income. Frequency planting, to land in Sapang downs agroecology and technical irrigation 1 time a year, whereas in the watershed 2 times a year and planted oil palm among young (<3tahun). Obtained the highest productivity in irrigated areas of technical (1.14 t/ha), and the lowest were obtained from agroecology DAS (0.98 t/ha). However, in view of the ratio of benefits and costs (B/C ratio) obtained the highest value of the DAS (1.17). Keywords: agro-ecology, production technology, productivity, and ratio B/C PENDAHULUAN Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi cukup besar untuk dijadikan sebagai sentra produksi kedelai di luar Pulau Jawa, mencapai ha (Arsyad dan Syam 1998). Luas lahan tersebut secara agroekologi terdapat di beberapa agroekologi, di antaranya adalah agroekologi lahan pasang surut, agroekologi lahan irigasi teknis, dan agroekologi daerah aliran sungai (DAS). Lahan pasang surut adalah lahan yang masuk dalam radius pengaruh pasang surut air laut, yang dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat atau diamati secara langsung terjadinya peristiwa naik dan surutnya air di sekitarnya (Adhi dkk. 1992). Mengingat lahan pasang surut mempunyai keragaman sangat tinggi dan sifat lahan yang piasan (marginal) serta rapuh, maka pengembangan lahan pasang surut memerlukan langkah-langkah antara lain: (1) pemilihan lokasi yang tepat; (2) pemilihan cara reklamasi atau pembukaan yang tepat; (3) Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
2 penggunaan teknologi pengelolaan tanah, air, dan tanaman yang tepat dan spesifik lokasi, dan; (4) sistem pertanian yang berkelanjutan (Noor dkk 2004). Secara keseluruhan luas lahan pasang surut di Provinsi Jambi ha, sebagian besar ( atau 70,39%) berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, selebihnya berada di Kabupaten Tanjung jabung Barat, atau 24,56% dan di Kabupaten Muara Jambi, ha atau 5,05% (Bappeda Provinsi Jambi 2012). Dari luas tersebut yang telah direklamasi ha dengan rincian luas yang telah dan untuk sementara waktu tidak diusahakan ha dan yang belum diusahakan ha. Lahan irigasi adalah lahan sawah yang terletak dalam satu kawasan daerah irigasi (DI) yang terdiri dari daerah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana, dan irigasi desa/non PU. Luas lahan potensial untuk dijadikan sebagai daerah irigasi mencapai ha, yang sudah dikembangkan seluas ha (Bappeda Provinsi Jambi 2012). Dari luas lahan irigasi yang sudah dikembangkan, yang telah dimanfaatkan baru mencapai ha, terdiri dari: (1) irigasi teknis ha; (2) irigasi setengah teknis ha; (3) irigasi sederhana ha, dan; (4) irigasi non PU/desa 20,13 ha (BPS 2011). Disamping kedua agroekologi tersebut di atas, yang masing-masing memiliki spsifikasi teknis dan karakterisitik yang berbeda satu sama lain, kegiatan budidaya berbagai tanaman pangan juga dilakukan oleh petani yang memiliki/menguasai lahan yang berada di bibir sungai, yang berada pada bagian hilir dari satu kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pada bagian hilir sungai ini umumnya bertopografi landai, dan tanahnya subur karena setiap tahun umumnya terluapi air sungai yang membawa lumpur yang kaya bahan organik, dan terdapat kawasan pertanian yang cukup luas (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi 2012). Tanaman yang paling luas dibudidayakan di ketiga agroekologi di atas adalah padi, untuk jenis tanaman pangan lainnya termasuk di dalamnya tanaman kedelai secara relatif adalah kecil. Sebagai contoh, pada tahun 2011 luas panen padi di lahan pasang surut Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai ha (1 kali setahun), sedangkan untuk kedelai hanya 760 ha (BPS dan Bappeda Kabupaten Tanjung Timur 2012). Padahal tanaman kedelai dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan direkemdasikan untuk ditanam pada semua tipologi lahan pasang surut (Alihamsyah dkk 2000 dan Abdullah dkk. 2010). Untuk lahan irigasi teknis di Desa Sri Agung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat luas tanam padi (2 kali setahun) mencapai 742 ha, kedelai hanya 86 ha, pada hal secara teknis lahan irigasi di Desa Sri Agung ini sangat potensial untuk di tanam kedelai (BP3K Batang Asam 2012). Terakhir, di Desa Teluk Rendah Ilir yang terletak di DAS Batanghari, luas areal pertanaman padinya pada tahun 2011 mencapai 136 ha (1 kali setahun), kedelai hanya 34 ha (BPP Tebo Ilir 2012). Hasil analisis usahatani kedelai berbasis agroekologi, terutama dilihat dari aspek ekonomi merupakan suatu upaya untuk menyingkat tabir dari fakta rendahnya arreal pertanaman kedelai pada agroekologi pasang surut, irigasi teknis dan daerah aliran sungai, pada hal secara teknis ketiga agroekologi tersebut sangat potensial untuk kedelai. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari luas dan bulan tanam, teknologi dan produksi dan perbandingan biaya manfaat usahatani kedelai petani pada tiga agroekologi yang berbeda. Ketiga agroekologi tersebut adalah agroekologi lahan pasang surut yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Agroekologi irigasi teknis yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan agroeekologi Daerah Alisan Sungai (DAS) Batanghari di Kabupaten Tebo. 286 Minsyah: Analisis usahatani kedelai berbasis agroekologi di Provinsi Jambi
3 METODOLOGI Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Rantau Makmur, Kecamatan berbak, kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan agroekologi lahan pasang surut; di Sri Agung, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Agroekologi Irigasi Teknis, dan; di Desa Teluk Rendah Ilir, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari petani contoh. Penentuan petani contoh dilakukan dengan menggunakan metoda penarikan contoh (MPC) acak sederhana. Jumlah petani yang dijadikan sebagai petani contoh masing-masing 20 petani di Desa Rantau Makmur, 30 petani di Desa Sri Agung, dan 30 petani di Desa Teluk Rendah Ilir, total jumlah petani contoh yang diwawancarai 80 orang. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer ini adalah wawancara langsung (tatap muka) per individu petani contoh. Instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan berstrukur yang telah disipakan terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik tabulasi sederhana berdasarkan masing-masing kategori data. Sedangkan analisisnya berupa analisis deskriptif kuantitatif dan deskritif kualitatif. Analisis kuantitatif ditujukan untuk melihat besaran biaya yang dikeluarkan, nilai produksi yang diperoleh dan pendapatan (keuntungan yang dinikmati), dan rasio antara penerimaan (R=revenue) dan biaya (C = Cost), dan antara manfaat/ keuntungan (B = Benefit) dan biaya (C = Cost). Sedangkan yang bersifat deskriprif kualitatif menjelaskan alasan petani menerapkan tingkat teknologi usahatani (pengolahan tanah, mutu dan jumlah varietas, pupuk dan obat-obatan, dan lain-lain). Pnr = TP x Hj Pnd = Pnr Bp R/C ratio = Pnr/Bp B/C ratio = Pnd/Bp Pnr = Penerimaan (Rp) TP = Total Produksi (Kg) Hj = Rata-rata harga jual yang diterima petani (Rp/kg) Pnd = Pendapatan (Rp) Bp = Biaya Produksi (Rp) R/C = Nisbah penerimaan dengan biaya produksi B/C = Nisbah pendapatan dengan biaya produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Luas Lahan dan Bulan Tanam Walaupun termasuk salah satu desa yang menjadi sentra produksi kedelai untuk masing-masing kabupaten, ternyata usahatani kedelai belum menjadi usahatani yang masuk kategori sebagai usahatani terpenting bagi petani di desa lokasi penelitian, hal ini paling tidak terlihat dari luas lahan yang digunakan dibandingkan dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki. Di Desa Rantau Makmur, luas lahan yang digunakan untuk penanaman kedelai hanya 37,50% dari luas lahan pangan yang dimiliki, di Desa Sri Agung, 49,12%. Sedangkan di Desa Teluk Rendah Ilir, luas pertanaman kedelai petani rata-rata 0,21 ha. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
4 Di Desa Rantau Makmur penanaman kedelai satu kali dalam yang berlangsung antara akhir Februari hingga pertengahan Maret. Penanaman kedelai ini dilakukan setelah 0,5 1 bulan setelah panen padi pada bulan Januari sampai dengan pertengahan bulan Februari. Menurut petani setempat berdasarkan pengalamannya selama ini, bila penanaman dilakukan diluar kebiasaan akan mendapatkan resiko gagal panen yang cukup besar akibat adanya serangan hama utamanya ulat grayak dan penggerek polong. Seperti halnya dengan petani di Desa Rantau Makmur, penanaman kedelai di Desa Sri Agung juga hanya dilakukan satu kali dalam setahun yang berlangsung antara pertengahan bulan Mei hingga awal Juni. dan Sri Agung, kedelai hanya ditanam satu kakli dalam setahun, penanamannya dilakukan antara Februari hingga Maret dan dan antara Mei hingga Juni. Di Desa Teluk Rendah Ilir frekuensi penanaman kedelai dua kali setahun. Penanaman pertama berlangsung antara pertengahan bulan Maret sampai dengan awal April, penanaman kedua berlangsung antara akhir Juni hingga pertengahan Juli tergantung dari kesiapan petani dan ketersediaan benih. Di desa ini, ada satu petani yang pernah menanam kedelai sampai tiga kali setahun. tergantung dari kesiapan masing-masing petani, bahkan ada satu petani yang pernah menanamnya sampai tiga kali setahun. Dari sisi pertumbuhan tanaman, penanaman yang ketiga cukup baik, namun tidak mendapatkan hasil karena pada masa pengisian polong lahannya tergenang luapan air Sungai Batanghari. Berdasarkan pengalaman tersebut, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk petani lain di lingkungannya penanaman kedelai cukup dua kali setahun. Bila di Desa Rantau Makmur dan di Desa Sri Agung penanaman kedelai di lakukan pada areal persawahan, di Desa Teluk Rendah Ilir penanaman kedelai di lakukan di antara kelapa sawit muda yang berumur di bawah tiga tahun. Dengan demikian dalam jangka waktu dua tahun kedepan, areal pertanaman kedelai akan semakin menyempit yang pada akhirnya akan menghilang. Dilihat dari jadwal pertanaman kedelai di tiga desa yang berbeda antara satu desa dengan desa lainnya, merupakan suatu potensi untuk membentuk suatu sistem perbenihan Jalur Benih Antar Lapang Antar Musim yang popular disingkat dengan istilah JABALSIM. Bila sistem penyediaan benih dengan pola JABAlSIM dapat terbentuk dan berlangsung sesuai dengan mekanismenya sangat membantu dalam upaya pemecahanan permasalahan perbenihan (kedelai), paling tidak mencukupi kebutuhan benih kedelai untuk petani di Tiga Kabupaten (Kabupaten Tanjang Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, dan Tebo). 288 Minsyah: Analisis usahatani kedelai berbasis agroekologi di Provinsi Jambi
5 Tabel 1. Luas, jadwal,frekwesi, bulan tanam dan bulan panen kedelai di lokasi pengkajian, Desa/Kabupaten/Agroekologi Uraian A. Luas (ha) 1. Kisaran 2. Rata-rata B. Frekwensi Tanam C. Bulan tanam Rantau b) Makmur/Tanjung Jabung Timur/ pasang surut 0,41 1,24 0,48 1 Kali Maret April Sumber: Data primer diolah (2012). Keterangan: a). dari 30 responden; b). dari 20 responden. Sri Agung a) Tanjung Jabung Barat/ irigasi teknis 0,32 1,28 0,56 1 Kali Mei Juni Teluk a) Rendah/ilir/Tebo/ DAS 0,26 0,93 0,21 2 kali 1. Mei Juni 2. Sept Okt Tekonologi Produksi Teknik budidya yang diterapkan petani di lokasi pengkajian pada pertanaman, menunjukkan belum sepenuhnya mengacu kepada teknik budidaya yang dianjurkan. Hal ini paling tidak terlihat dari dosis dan kualitas sarana produksi yang di gunakan. Untuk benih, dilihat dari jenis atau varietas yang digunakan sudah menggunakan varietas unggul yaitu Anjasmoro namun tidak tidak berlabel. Petani hanya menggunakan varietas yang berlabel bila benih tersebut berasal dari program seperti Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) pada Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Program Bangkit Kedelai beberapa tahun yang lalu. Rendahnya produktivitas kedelai petani di lokasi penelitian (kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Tebo) diduga disebabkan oleh penggunaan sarana produksi yang belum sesuai dengan anjuran baik dalam kelas mutu maupun dalam jumlah (dosis). Kelas mutu benih (Varietas Anjasmoro), umumnya tidak berlabel bahkan sebagian menggunakan hasil panen. Dosis pupuk yang digunakan masih jauh di bawah dosis pupuk yang direkomendasikan. Dosisi pupuk untuk pertanaman kedelai agar mendapat hasil (produksi) yang optimal adalah: Urea 50/kg/ha, SP Kg/ha, dan KCl 75 kg/ha. Bila menggunakan hasil pertanaman sebelumnya, benih yang digunakan tersebut telah disimpan antara bulan. Secara teoritis, lama penyimpanan ini masih berada dalam jangka yang ditolerir, dengan syarat perlakuan-perlakuan yang disyaratkan terpenuhi, seperti kadar air maksimal 12% disimpan dalam wadah vakum. Permasalahannya adalah benih yang disimpan tersebut berasal dari hasil beberapa kali pertanaman sebelumnya, sehingga dikhawatirkan mutu genetik dari benih tersebut telah mengalami penurunan. Dalam kajian tersebut yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dan mendalam adalah adanya temuan petani kurang mempercayai bahwa benih (kedelai) yang berlabel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik yang bermuara akan memberikan hasil (produksi) yang tinggi. Penilaian ini didapatkan petani dari pengalamannya selama ini yang telah beberapa kali menerima bantuan benih berlabel. Pengalaman yang dimaksud adalah daya tumbuh, hasil dan kualitas yang diperoleh dari benih berlabel tersebut tidak lebih baik dibandingkan dengan daya tumbuh, hasil dan kualitas yang diperoleh dari benih sendiri yang diperoleh dari musim pertanaman sebelumnya atau membeli dari penangkar setempat. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
6 Tabel 2. Teknologi dan produksi kedelai petani di lokasi penelitian, Teknologi dan Tenaga Kerja Desa/Kabupaten/Agroekologi Rantau b) Sri Agung a) Makmur/Tanjung Jabung Timur/ pasang surut Tanjung Jabung Barat/ irigasi teknis Teluk a) Rendah/ilir/Tebo/DAS A. Pengolahan Tanah TOT TOT TOT B. Jarak Tanam 15 X X x 15 C. Jumlah Benih/Lobang D. Sarana produksi 1. Benih a. Dosis (kg/ha) 43, ,57 b. Varietas Anasmoro Anjasmoro Anjasmoro c. Berlabel (Unggu) 10% c) 10% c) 20% c) d. Tidak berlabel Label 90% c) 90% c) 80% c) 2. Pupuk (kg) a. Urea 14,13 12,10 8,54 b. SP 36 4,61 5,42 7,32 c. KCl 6,18 5,21 3,54 d. NPK 38,37 34,32 36,42 3. Pestisida (kg/lt) a. herbisida 3,12 3,84 4,14 b. Insektisida 1,36 1,82 1,85 E. Tenaga kerja (HOKP) 1. Keluarga 59,92 60,04 67,15 2. Upahan 20,47 15,27 8,93 G. Produksi (ton) a. per luas panen 0,50 0,64 0,21 b. per hektar 1,05 1,14 0,98 Sumber: Data primer diolah (2012). Keterangan: a) dari 30 responden; b) dari 20 responden, c) Dari jumlah responden. Dosis benih dan pupuk yang digunakan. Untuk benih dosis yang digunakan lebih dari dosis yang direkomendasikan. Menurut Balitbang Pertanian (2010) untuk setiap ha benih kedelai yang dibutuhkan sebanyak 40 kg/ha. Dengan demikian untuk desa Rantau makmur tedapat kelebihan (inefisinesi) dalam penggunaan benih kedelai senayak 3,54 kg, di Desa Sri Agung sebanyak 6,86 kg, dan di Teluk Rendah Ilir sebanyak 4,57 kg. Alasan utama petani yang terkait terkait dengan dosis benih yang digunakan lebih dari dosis yang dianjurkan adalah untuk mengantisipasi kekurangan bibit untuk ditanam yang disebabkan daya tumbuh tidak maksimal dan untuk penyulaman pada lobang tanam yang kurang bagus. Sebaliknya untuk pupuk, dosis yang digunakan jauh di bawah kisaran dosis yang direkomendasikan. Kisaran dosis pupuk yang direkomendasikan adalah untuk Urea 100 kg/ha, untuk TSP/SOP kg/ha, Urea 100 kg/ha. Analisis Usahatani Analisis usahatani umumnya digunakan untuk besaran korbanan dalam hal ini biaya dan tenaga kerja yang dialokasikan, penerimaan yaitu total produksi dikalikan dengan 290 Minsyah: Analisis usahatani kedelai berbasis agroekologi di Provinsi Jambi
7 harga jual yana diterima petani, dan pendapatan yaitu penerimaan dikurangi dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Secara lengkap hasil analisis usahatani kedelai petani di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Uraian Analisis ekonomi per hektar usahatani kedelai petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Tebo Desa/Kabupaten/Agroekologi Rantau b) Makmur/Tanjung Jabung Timur/pasang surut Sri Agung a) Tanjung Jabung Barat/ irigasi teknis Teluk a) Rendah/ilir/Tebo/ DAS A. Biaya Produksi (Rp) Saprodi Tenaga Kerja Upahan B. Penerimaan (Rp) C. Pendapatan (Rp) D. R/C 1,97 2,16 2,17 E. B/C 0,97 1,16 1,17 Sumber: Data primer diolah (2012) Keterangan : a). dari 30 responden; b). dari 20 responden. Biaya yang dikeluarkan antar lokasi penelitian berbeda satu sama lain, perbedaan ini disamping karena berbeda secara kuantitas/jumlah (Tabel 3), juga disebabkan adanya perbedaan harga sarana produksi dan upah tenaga kerja (Tabel 5). Biaya usahatani kedelai terbesar dikeluarkan oleh petani di daerah irigasi tekns Kabupaten Tanjung Jabung Barat, diikuti oleh petani di Das Kabupaten Tebo, dan terakhir (terkecil), yang dikelurkan petani di lahan pasang surut. Hal lain yang juga perlu dilihat adalah porsi antara upah tenaga kerja dengan biaya sarana produksi. Perhitungan biaya/upah tenaga kerja tidak termasuk tenaga kerja keluarga. Rata-rata porsi biaya untuk upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terhadap total biaya produksi per hektar adalah yang terbesar, yaitu 39,47%, disusul Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tebo dengan porsi masing-masing 38,65% dan 34,41%. Dengan demikian porsi untuk sarana produksi (benih, pupuk, dan pestisida) yang dikeluarkan oleh petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 60,53%, Tanjung Jabung Timur 61,34%, dan Tebo 65,59%. Dari sisi penerimaan, ternyata penerimaan petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari per ha usahatani kedelainya adalah yang tertinggi yaitu sebesar Rp , disusul oleh petani di Kabupaten Tebo sebesar Rp dan terakhir oleh petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar Rp Tingginya penerimaan yang diperoleh petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ternyata tidak berbanding lurus dengan ratio pendapatan dan penerimaan dengan biaya (R/C, B/C). Dalam hal ini R/C, dan B/C rasio tertinggi diperoleh petani di Kabupaten Tebo. Hal ini mengindikasikan bahwa efisiensi usahatani kedelai di Kabupaten Tebo lebih tinggi dibandingkan dengan efisiensi usahatani kedelai pertain dari kedua kabupaten lainnya. KESIMPULAN 1. Teknik budidaya usahatani kedelai yang diterapkan oleh petani di tiga agroteknologi belum sempurna seperti yang dianjurkan. Dampaknya terlihat dari produktivitas yang relative rendah yaitu hanya 1,05 t/ha pada agroekologi lahan pasang surut, 1,15 pada Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
8 agroekologi irigasu teknis dan 0,98 t/ha di Daerah Aliran Sungai. 2. Nisbah manfaat dan biaya (B/C ratio), yang diperoleh petani di DAS atas usahatani kedelainya pada tahun 2012 adalah yang terbesar, yaitu 1,17 diikuti oleh petani di irgasi teknis 1,16, dan yang terkecil diperoleh petani di lahan pasang surut 0,98. DAFTAR PUSTAKA Alihamsyah, T. Ananto, E.E., Supriadi, H. Ahyuni, S. Suhartatik, E. Nugroho, K. dan Sutrisna Karakterisasi Wilatyah di Scheme Pamusiran dan Rantau Rasau Wilayah Pengembangan ISDP Provinsi Jambi. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Lahan rawa Terapdu- ISDP, Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Petunjuk Teknis SL-PTT Padi, Jagung, dan Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi, Potensi dan Pemanfaatan lahan Rawa di Provinsi Jambi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi, Jambi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi, Profil Pembangunan Jambi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi, Jambi. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka Muara Sabak. Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kecamatan Batang Asam Program Penyuluhan Tahun Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kecamatan Batang Asam. Balai Penyuluhan Pertanian Kercamatan Tebo Ilir Programa Penyuluhana Pertanian Kecamatan Tebo Ilir Tahun Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tebo Ilir, Sungai Bengkal. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Penggunaan Lahan Provinsi Jambi Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jambi. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batanghari. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Jambi. Noor, M., A. Jumberi dan T. Alihamsyah Prospek pertanian Lahan Pasang Surut: Hasil Penelitian dan Eksplorasi. Dalam Prosiding Lokakarya Pengelolaan Lahan Pasang Surut di Kalimantan Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Taufik, A. Marwoto. Rozi, F. dan Mejaya, I.M.J Peningkatan Produksi Kedelai di Lahan Pasang Surut: Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Pasang Surut Tipe C. Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang. 292 Minsyah: Analisis usahatani kedelai berbasis agroekologi di Provinsi Jambi
I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama
Lebih terperinciDINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani
Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN
Lebih terperinciOptimalisasi Pemanfaatan Lahan Kering: Analisis Usahatani Kedelai pada Lahan Sela antara Tanaman Kelapa Sawit yang Belum Menghasilkan
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, 89 Oktober 2015 ISBN: 9795875809 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kering: Analisis Usahatani Kedelai pada Lahan Sela antara Tanaman Kelapa Sawit yang Belum
Lebih terperinciPENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG
PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciKERAGAAN PRODUKSI BENIH KEDELAI DI PROVINSI JAMBI. (Perfomance of Seed Production of Soybeans in Jambi Province) Hery Nugroho 1 dan Yardha 1
KERAGAAN PRODUKSI BENIH KEDELAI DI PROVINSI JAMBI (Perfomance of Seed Production of Soybeans in Jambi Province) Hery Nugroho 1 dan Yardha 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda Paal
Lebih terperinciInovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional
Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa
Lebih terperinciKERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG
KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT
Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT
TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT Yardha dan Adri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru Jambi Email: yan_sinaro@yahoo.com
Lebih terperinciPengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan
Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Water Resource Management to Increase Sustainably of Rice Production in Tidal
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI
PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI Bustami, Julistia Bobihoe dan Jumakir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Lebih terperinciKeragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas
Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas Rusli Burhansyah 1*, Y. Nurhakim 1, dan Nila Prasetiaswati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Jl. Budi Utomo
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciDINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1
DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA
Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciFAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, PROVINSI JAMBI
FAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR, PROVINSI JAMBI Husni Jamal 1) dan Jumakir 2) 1) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Jl. R.M.Noor
Lebih terperinciSKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA
ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG DAN SISTEM GERAKAN SERENTAK TANAM PADI DUA KALI SETAHUN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA JURUSAN / SISTEM
Lebih terperinciPeran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten
Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten Eka Rastiyanto Amrullah¹ dan Sholih Nugroho Hadi² ¹Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jl. Ciptayasa KM 01 Ciruas Serang
Lebih terperinciPENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK
PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe, Endrizal dan Didiek Agung Budianto 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi 2)
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN OLEH: GUNARDI DWI SULISTYANTO DR. NOVIRA KUSRINI, SP, M.SI MASWADI, SP, M.SC SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Lebih terperinciAnalisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara
Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI LAHAN PASANG SURUT JAMBI
KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI LAHAN PASANG SURUT JAMBI Jumakir 1) dan Abdullah Taufiq 2) Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciKajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi
Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Abstrak Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilaksanakan pada
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK
POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH Abdul Choliq, Sri Rustini, dan Yulianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegal Lepek, Sidomulyo,
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI BENIH KEDELAI DAN PERMASALAHANNYA DI PROVINSI JAMBI
SISTEM PRODUKSI BENIH KEDELAI DAN PERMASALAHANNYA DI PROVINSI JAMBI Nur Imdah Minsyah dan Adri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi; Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru, Jambi; email:nurimdah@yahoo.co.id;
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.
REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5
Lebih terperinciKelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman
Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman Subagiyo dan Sutardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl. Stadion Maguwoharjo No. 22, Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN
Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciKAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Budidaya tanaman jagung di Provinsi Jambi dilakukan
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciVARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)
VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) Retno Utami H. dan Eko Srihartanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil
Lebih terperinciKERAGAAN TEKNOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PTT DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROVINSI JAMBI
KERAGAAN TEKNOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PTT DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROVINSI JAMBI Endrizal, Rima P dan Jumakir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jln. Samarinda Paal V Kotabaru
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras
Lebih terperincisosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.
85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA
PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA Sri Bananiek 1, Agussalim 1 dan Retna Qomariah 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciRismarini Zuraida dan A. Hamdan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan
UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN DI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN: Kasus Desa Sungai Durait Tengah Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara Income Improvement of Rice and Vegetable
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA LAHAN RAWA LEBAK DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA LAHAN RAWA LEBAK DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciKata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering
PEMBERIAN RHIZOBIUM PADA 3 VARIETAS KEDELAI DI KEGIATAN UJI VARIETAS UNGGUL BARU DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Rina D. Ningsih BPTP Kalimantan Selatan Jl. P. Batur Barat No 4 Banjarbaru 70711
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut Dillon (2009), pertanian adalah sektor yang dapat memulihkan dan mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Peran terbesar sektor pertanian adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam, memungkinkan Indonesia menjadi negara agraris terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar yang memberikan kontribusi sebesar 22,74 persen dibandingkan sektor-sektor lainnya, walaupun terjadi sedikit penurunan
Lebih terperinciOni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.
Profil Pengembangan Tanaman Palawija dan Kelembagaan Penunjang di Lokasi Eks Primatani Agroekosistem Lahan Pasang Surut Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia
Lebih terperinciPERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciPOLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT
POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinciINTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Dewi Rumbaina Mustikawati dan Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Badan
Lebih terperinciKata kunci: Kedelai, Anjasmoro, produktivitas, Lahan rawa lebak
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI PADA LAHAN RAWA LEBAK DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH
LAPORAN AKHIR KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH Oleh : Bambang Irawan Herman Supriadi Bambang Winarso Iwan Setiajie Anugrah Ahmad Makky Ar-Rozi Nono Sutrisno PUSAT SOSIAL
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis ISSN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM MINAPADI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PROVINSI JAMBI Yusma Damayanti Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN
POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN Suwarno Asisten Direktur Perum Perhutani Unit 2 PENDAHULUAN Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit 2 berdasar Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2010 mendapat
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN Noris Puja Kusuma 1), Edison 2) dan Ernawati 2 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2)
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN
ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN (Studi Kasus di Desa Budi Mulia, Kabupaten Tapin) Oleh : Adreng Purwoto*) Abstrak Di masa mendatang dalam upaya mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)
Lebih terperinciPERAN LAHAN PASANG SURUT SEBAGAI SENTRA PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
PERAN LAHAN PASANG SURUT SEBAGAI SENTRA PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI THE ROLE OF TIDAL LAND AS A PRODUCTION CENTER FOOD CROPS IN JAMBI PROVINCE Nur Imdah Minsyah Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciLahan pasang surut dikenal sebagai lahan yang bermasalah
TEKNIK PENCEGAHAN OKSIDASI PIRIT DENGAN TATA AIR MIKRO PADA USAHA TANI JAGUNG DI LAHAN PASANG SURUT Rustan Hadi 1 Lahan pasang surut dikenal sebagai lahan yang bermasalah (marginal) dan rapuh (fragile).
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN
ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN Bunyamin Z. dan N.N. Andayani Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung sebagian besar dihasilkan pada lahan kering dan lahan
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan
Lebih terperinciMODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar
Lebih terperinciLITKAJIBANGRAP. R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini
KAJIAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DAN PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) MENJADI IP 300 PADI DI LAHAN PASANG SURUT DI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman,
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani
Lebih terperinciSEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN
SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017
ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN SISTEM TEGEL DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Comperative Analysis of Jajar Legowo Rice Farming Planting System
Lebih terperinciKERAGAAN TEKNOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PTT DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROVINSI JAMBI. Endrizal dan Jumakir
KERAGAAN TEKNOLOGI DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DENGAN PENDEKATAN PTT DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROVINSI JAMBI Endrizal dan Jumakir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jln. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI
PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI Q. Dadang Ernawanto, Noeriwan B.S, dan S. Humaida Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso
Lebih terperinciSistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 20 ISBN : 978-979-8940-29-3 Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai. mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai Karakter demografi petani kedelai yang dibahas dalam penelitian ini mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka
Lebih terperinciAbstrak
Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciMINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN
MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciAnalisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract
Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers
Lebih terperinciADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Pemanfaatan
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004
KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT
KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT ABSTRAK Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,
PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
. PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesejahteraan dapat dilihat dari tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan pangan. Apabila tidak tercukupinya ketersediaan pangan maka akan berdampak krisis pangan. Tanaman pangan
Lebih terperinciPendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh
Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh Abdul Azis 1, Chairunas 1, dan Harun Kurniawan 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh Jl. TP. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor tanaman pangan merupakan penghasil bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia salah satunya adalah komoditi kedelai.kedelai merupakan tanaman pangan yang penting
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH Muh. Rusdi, Herman S. dan Ruslan Boy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinci