BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Catherine Marshal (1995), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai

Transkripsi

1 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan masalah spesifik Menurut Catherine Marshal (1995), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada di dalam interaksi manusia. Pemahaman mengandung makna bahwa peneliti dalam melakukan penelitian memahami permasalahan dari dalam konteks masalah. Dalam penelitian kualitatif gejala dalam suatu objek bersifat holistik sehingga di dalam penelitian kualitatif tidak menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus yang berisi pokok permasalahan yang bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan 4 alternatif untuk menetapkan fokus yaitu : 1. menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan 2. menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu 3. menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek 4. menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori teori yang telah ada Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah tingkat evaluasi yang dilakukan pada efektivitas pelatihan. Menurut teori Kirkpatrick evaluasi terhadap pelatihan terdiri atas 4 tingkatan yaitu tingkat reaksi, tingkat pembelajaran,

2 49 tingkat tingkah laku dan yang terkahir adalah tingkat hasil. Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, tingkat evaluasi yang dilakukan hanya sampai pada tingkat terendah dalam tingkatan evaluasi ini yaitu tingkat reaksi pada tingkat 1. tingkat reaksi hanya mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap fasilitator pelatihan seperti tingkat kepuasan peserta terhadap fasilitas pembelajaran, materi dan metode pengajaran instruktur. Evaluasi pada tahap reaksi ini tidak memberikan hasil yang optimal untuk mengukur efektivitas pelatihan secara keseluruhan. Mengingat profesi awak kabin udara yang lingkup pekerjaannya sangat situasional maka untuk mendapatkan hasil pelatihan yang optimal perlu dilakukan evaluasi efektivitas pelatihan pada tingkat pembelajaran (level 2) dan juga tingkat hasil (level 3). Akan tetapi, mengingat adanya kriteria tertentu dalam melakukan evaluasi efektivitas pelatihan maka evaluasi ini dilakukan hanya sampai tingkat pembelajaran (tahap 2) Penetapan Tekhnik Penanganan Dalam tekhnik penanganan menggunakan tekhnik triangulasi. Tekhnik triangulasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Susan Stainback (1988) meyatakan bahwa tujuan dari tekhnik triangulasi bukan untuk mencari kebenaran akan suatu fenomena tetapi pada peningkatan pemahaman peneliti atas apa yang ditemukan. Ada 2 sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi dan dokumentasi. Dalam memilih sampel penelitian kualititatif menggunakan tekhnik non probabilitas, yaitu suatu tekhnik pengambilan sample yang tidak didasarkan kepada rumusan statistic tetapi lebih kepada pertimbangan subjek peneliti dengan didasarkan kepada jangkauan dan kedalaman masalah yang diteliti. Pada penelitian

3 50 ini, sample penelitian dipilih dengan tekhnik penilaian. Subjek yang menjadi responden penelitian dipilih berdasarkan pada informasi yang tersedia sehingga dianggap perwakilannya terhadap populasi mampu dipertanggungjawabkan. Tekhnik penanganan yang akan dilakukan adalah dengan mengevaluasi efektivitas pelatihan adalah dengan menggunakan metode self rating dan kuesioner. Setiap self rating dan kuesioner tersebut menggunakan pengukuran dengan skala likert. Menurut Uma Sekaran (1992), Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Dalam penelitian feniomena sosial ini tela ditetapkan secara spesifik oleh penliti yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan skala likert maka variable yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau prnyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Adapun skala yang telah ditetapkan dalam instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3. 1 Tabel Skala Instrumen Pengukuran Angka Keterangan 1 Sangat buruk 2 Buruk 3 Baik 4 Sangat Baik Sumber : Diolah Penulis

4 Pemberian Teknik Perlakuan / Penanganan Tabel 3. 2 Tabel Pemberian Tekhnik Perlakuan No Tahap Evaluasi Tekhnik Responden Hal yang diukur Waktu Jumlah Evaluasi 1 Reaksi Kuesioner siswa pelatihan Program, fasilitas dan instruktur pengambilan data Setelah pelatihan 30 2 Siswa Sebelum 30 Pembelajaran Self Rating pelatihan Kompetensi & Setelah pelatihan Sumber : Diolah Penulis Tekhnik perlakuan ini akan dijelaskan sebagai berikut : 1. pemberian perlakuan evaluasi tahap reaksi pada tahapan ini perlakuan diberikan dengan metode kuesioner yang mengukur tentang program, fasilitas dan instruktur dalam program pelatihan. Kuesioner tersebut diberikan kepada subjek yaitu peserta pelatihan Initial New Hire yang berjumlah 30 orang. Rentang umur subjek adalah tahun. Kuesioner diberikan setelah program pelatihan diberikan. 2. pemberian perlakuan evaluasi tahap pembelajaran pada tahapan ini, metode self rating yang berisi tentang kompetensi yang harus dimiliki siswa sebagai hasil pembelajaran selama pelatihan. Self rating ini diberikan sebelum dan setelah pelatihan Evaluasi Pengukuran Efektivitas Perlakuan Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuan dari analisis tersebut

5 52 adalah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Salah satu kelemahan di dalam penelitian kualitatif yang sering kali dipertanyakan oleh kelompok peneliti beraliran kuantitatif adalah mengenai validitas dan realibilitas hasil penelitian kualitatif. Menurut Jonathan Sarwono (2006), terdapat beberapa cara untuk meningkatkan validitas penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut : a) memfokuskan dengan cara melihat sumber data lain seperti penggunaan tekhnik triangulasi dan perbandingan dengan sumber lain secara lebih ekstensif b) membuat kutipan ekstensif yang berasal dari catatan lapangan serta arsip dan rekaman audio/ video c) menggunakan data penelitian lainnya sebagai sumber verifikasi penelitian dengan cara tersebut diharapkan mampu meningkatkan validitas dan realibilitas dari penelitian kualitatif. Sekalipun demikian sesuai dengan sifat dasarnya bahwa kenyataan bersifat dinamis sehingga sulit untuk mendapatkan hal-hal yang bersifat konsisten. Ciri penelitian kualitatif adalah mempelajari realitas yang ada secara utuh dan bagaimanapun juga suatu realitas tidak dapat dipelajari secara sempurna.