BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi tubuh (Orem, et al., 2001). Penelitian mengenai keadekuatan zat zat gizi
|
|
- Budi Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asupan nutrisi yang cukup merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan anak dalam siklus kehidupannya untuk perkembangan dan menjaga fungsi tubuh (Orem, et al., 2001). Penelitian mengenai keadekuatan zat zat gizi telah banyak dilakukan, antara lain survei penelitian yang dilakukan tim medis Rumah Sakit Dr. Sardjito (2006), bahwa kekurangan Yodium terjadi penurunan kognitif pada anak usia sekolah dasar. Akibat kekurangan Yodium dapat menyebabkan terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak-anak yang dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar (Mutalazimah, 2009). Hasil penelitian Erwin (2005), menunjukkan terdapat hubungan antara kejadian anemia dengan prestasi belajar, anemia karena defisiensi zat besi pada anak-anak menggangu kemampuan belajar mereka disekolah (Erwin, 2005). Penyakit dan gizi buruk akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah, kondisi ini berisiko menganggu tugas perkembangan dan kemajuan belajar di sekolah (Del Rosso, 2009). Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behavior) (Notoadmojo, 2012). Berdasarkan teori kognitif sosial disebutkan bahwa sifat karakteristik pribadi setiap orang akan mempengaruhi pola perilaku manusia untuk bertindak secara mandiri, intervensi pendidikan gizi dapat memberikan pengetahuan dan 1
2 2 ketrampilan untuk membuat perubahan diet di sekolah maupun di Rumah (Sharif, et al, 2008). Dari penelitian yang dilakukan oleh Allo (2012) mengenai tingkat pengetahuan terhadap konsumsi junk food anak usia 9 12 tahun di Makasar 70 persen anak memiliki pengetahuan kurang, dan 30 persen anak memiliki pengetahuan baik tentang konsumsi fast food sedangkan sikap yang ditunjukkan anak dalam penelitian tersebut disebutkan 70 persen anak sering mengkonsumsi junk food setiap harinya yang berakibat pada kondisi obesitas (Allo, 2012). Penelitian yang dilakukan Wei Lin (2001) mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku nutrisi pada anak usia sekolah dasar di Taiwan, dengan 1218 subyek penelitian didapatkan setengah dari subyek penelitian memiliki pengetahuan rendah mengenai pentingnya nutrisi sehat bagi tubuh sehingga anak anak tersebut dalam kesehariannya tidak mengkonsumsi makanan sehat (Lin W, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Marcia (2004) mengenai pengetahuan nutrisi dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di Brazil, dengan 573 subyek penelitian didapatkan data sebanyak 549 anak memiliki tingkat pengetahuan kurang dan 24 anak dalam kondisi obesitas (Marcia, 2005). Penelitian edukasi tentang nutrisi pada anak banyak dilakukan, responden adalah orang tua ataupun keluarga. Peran orang tua sangat berpengaruh, akan tetapi sikap anak dalam menentukan makanan yang dikonsumsi setiap harinya bergantung pada tingkat pengetahuannya sendiri terhadap pengetahuan nutrisi, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safrina tahun (2012) tentang perilaku memilih jajanan pada siswa sekolah dasar dengan 148 subyek penelitian diperoleh hasil yaitu tingkat pengetahuan gizi dan jajanan orang tua dan
3 3 dukungan dalam pemilihan jajan tergolong rendah, penelitian ini menyebutkan anak dalam memilih jajanan lebih terpengaruh oleh media iklan dan teman sebaya (Safrina, 2012). Penelitian Rostania (2013) mengenai pengaruh edukasi gizi terhadap perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di Sekolah Dasar Negri di Makasar, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bermakna antara edukasi dengan perubahan pengetahuan, akan tetapi tidak ada pengaruh bermakna antara edukasi dengan gaya hidup sedentary (Rostania, 2013). Penelitian lainnya dilakukan oleh Siti Zulaekah (2012) mengenai Efektifitas pendidikan gizi dengan media booklet terhadap pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar dengan anemia di Sukoharjo, hasil penelitian terdapat peningkatan secara statistik ada perbedaan bermakna pengetahuan gizi anak SD yang anemia sebelum dan setelah intervensi (Zulaekah, 2012) Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), data nasional menunjukkan tingkat terhambatnya pertumbuhan berkisar 20 sampai 50 persen per provinsi, mayoritas di tiap provinsi lebih dari sepertiga anak usia 6 15 tahun mengalami kerdil. Prevalensi menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) pada anak usia 5-12 tahun adalah 11,2 persen, terdiri 4 persen sangat kurus dan 7, 2 persen kurus. Prevalensi sangat kurus paling rendah di Bali dua koma tiga persen, dan paling tinggi di Nusa Tenggara Timur sebanyak tujuh koma delapan persen, sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki prevalensi kurus sebanyak dua koma lima persen. Selain masalah kurus, terdapat masalah gemuk pada usia anak sekolah, yaitu secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih tinngi yaitu 18,8 persen terdiri dari gemuk 10,8
4 4 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur sebanyak 8,7 persen dan tertinggi di DKI Jakarta 30,1 persen, sedangkan DIY prevalensi gemuk sebanyak 9,2 persen (Riskesdas 2013) Upaya promosi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada program School Health and Nutrition (SHN) telah dimulai sejak tahun 1950 sampai dengan saat ini program untuk anak usia sekolah antara lain Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dalam program UKS program pendidikan kesehatan sudah terintegrasi dengan kurikulum pembelajaran, melakukan pelatihan bagi guru sekolah, program dokter kecil. Selain program UKS di Sekolah, Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas memiliki program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) (Del Rosso, 2009) Evaluasi dari program School Health Education Nutrition dari program yang telah dilakukan di Indonesia dalam praktiknya UKS tidak memainkan peranan penting dalam pelaksanaan program kesehatan sekolah, tanggung jawab program BIAS diberikan kepada petugas kesehatan yang bekerja langsung tanpa adanya dukungan UKS, dari beberapa program UKS terdapat beberapa program yang tidak terlaksana sesuai dengan perencanaan (World Bank, 2006) Upaya perawat anak yang profesional mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pengkajian status nutrisi, melakukan bimbingan antisipatif dalam nutrisi, melakukan intervensi nutrisi seperti pendidikan kesehatan pada klien anak, dewasa dan lansia (Michael, 2009) Penelitian survei mengenai pengetahuan dan sikap banyak dilakukan, dari hasil penelitian tersebut terdapat penyimpangan perilaku seperti perilaku
5 5 konsumsi makanan junk food, fast food, street food sehingga berdampak pada obesitas, diare pada anak. Penelitian intervensi dalam peningkatan pengetahuan tentang nutrisi banyak dilakukan. Evaluasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan menggunakan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat bahwa pemberian promosi belum terintegrasi, sehingga masih terdapat daerah-daerah bermasalah kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Sehingga penelitian ini jika tidak dilakukan maka terjadi penambahan angka kejadian anemia pada anak, sehingga akan menyebabkan konsentrasi dalam belajar menurun yang berakibat pada prestasi belajar pada anak menurun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan Januari Penulis melakukan wawancara pada anak, guru, orang tua serta petugas kesehatan. Hasil antropometri yang dilakukan status gizi didapatkan 7 (60 %) anak dengan kondisi gizi kurang, 4 anak (30%) dengan gizi baik atau normal dan 1 (10 %) anak dengan obesitas; Dari 12 (100%) anak tidak mengetahui pentingnya gizi bagi tubuhnya serta tidak mengatahui fungsi zat gizi dalam makanan, Dari 12 (100%) anak menjajakan makanan di sekolah dengan jajanan tidak sehat. Pengetahuan orang tua didapatkan 70 % orang mengetahui masalah gizi dan 30 % tidak mengetahui masalah gizi pada anak. Pihak Sekolah mengatakan di sekolah terdapat anak dengan malnutrisi, upaya yang dilakukan sekolah adalah pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang hanya berfungsi saat siswa sakit, sedangkan upaya promosi nutrisi tidak dilakukan di sekolah. Informasi mengenai program Puskesmas tentang sosialisasi gizi, Puskesmas belum melakukan promosi terkait gizi anak sekolah, Puskesmas melakukan kunjungan setiap tahun
6 6 pada program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), kunjungan Screening pada anak kelas 1 di awal tahun serta pihak Puskesmas tidak pernah melakukan kunjungan secara kontinu di Sekolah. Kecamatan Cangringan memiliki jumlah anak usia sekolah yang banyak dibuktikan dengan terdapat 20 Sekolah Dasar, Selain hal itu kecamatan Cangkringan merupakan kecamatan dengan dampak erupsi gunung merapi terparah pada tahun 2010, karakteristik matapencaharian masyarakat semula petani kini telah berubah menjadi pedagang dan penambang basir di kaki gunung merapi.dari hasil wawancara anak usia sekolah sarapan menggunakan mie instan sebagai dampak dari waktu mengungsi ketika terjadi erupsi merapi. (Laporan Skreening Puskesmas Cangkringan, 2014) Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut tentang Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang makanan sehat anak usia sekolah di Cangkringan B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang ada bahwa pengetahuan tentang makanan sehat akan mempengaruhi sikap anak usia sekolah dalam memilih jenis makanan yang dikonsumsi dalam keseharian. Penelitian pada anak usia sekolah di Puskesmas Cangkringan belum pernah dilakukan. Dampak dari kurangnya paparan informasi tentang makanan sehat akan berakibat pada perilaku anak dalam mengkonsumsi makanan yang berbahaya, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengurangi kejadian malnutrisi pada anak usia sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah yang
7 7 dapat mengubah pengetahuan, sikap anak sehingga dapat mencegah terjadinya malnutrisi. C. Pertanyaan penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang makanan sehat pada anak usia sekolah di Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang makanan sehat pada anak usia sekolah di Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, teridentifikasinya : a. Mengetahui rerata skor pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. b. Mengetahui rerata skor sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. c. Menganalisis faktor media informasi dan pengaruh orang lain terhadap pengetahuan dan sikap anak.
8 8 E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Manfaat Aplikatif a. Anak dapat mengetahui pentingnya makanan sehat pada usia sekolah b. Bagi perawat hasil penelitian ini dapat digunakan, untuk meningkatan pengetahuan dan sikap tentang makanan sehat pada anak c. Bagi pelayanan kesehatan penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang pendidikan kesehatan dengan booklet dapat meningkatan pengetahuan dan sikap tentang makanan sehat anak usia sekolah 2. Manfaat keilmuan Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran, informasi dan penjelasan tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak sekolah 3. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini dapat memperkaya jumlah penelitian dan menjadi dasar penelitian selanjutnya dengan pendekatan yang berbeda pada anak sakit usia sekolah. F. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, penelitian tentang Pengaruh pendidikan kesehatan tentang makanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Kecamatan Cangkringan Sleman belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan yaitu :
9 9 1. Caszza (2007) Penelitian dengan judul The method of delivery of nutrition and physical activity information may play role in eliciting behavior changes in adolescent, penelitian dilakukan di United States, penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan tradisional yaitu pemberi edukasi adalah guru sedangkan media yang digunakan pamphlets dengan pendidikan kesehatan dengan media computer disekolah melalui media CD Rom berdasarkan program yang dirancang peneliti. Metode penelitian Nonrandomized group trial, dengan jumlah sampel 275 anak usia 16 tahun. Hasil penelitian didapatkan perbedaan signifikan, yaitu terdapat peningkatan pengetahuan dan konsumsi makanan sehat dan penurunan pada konsumsi makanan berlemak dan tidak sehat. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas, metode penelitian, dan subyek penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terdapat pada variabel terikat yaitu makanan sehat. 2. Turnin (2001) Penelitian dengan judul Video game play, child diet and physical activity behavior change A Randomized clinical trial, penelitian dilakukan di Perancis, penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan metode pendidikan kesehatan tentang pengetahuan nutrisi dan konsumsi makanan sehat dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru di kelas dibandingkan dengan games di komputer. Metode Randomized Clinical Trial, dengan jumlah sampel 1879 anak usia 9 tahun. Hasil penelitian didapatkan perbedaan signifikan, yaitu terdapat perbedaan secara signifikan penggunaan games komputer lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas, metode penelitian, dan subyek
10 10 penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terdapat pada variabel terikat yaitu makanan sehat. 3. Horne (2004) Penelitian dengan judul Increasing children s fruit and vegetable education consumption A peer modeling and rewards based intervention, penelitian dilakukan di United Kingdom, penelitian ini bertujuan mengetahui pendidikan kesehatan tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur pada usia sekolah. Media pendidikan kesehatan yang digunakan berupa video tentang petualangan pahlawan yang gemar memakan buah dan sayur ( The food dudes) who enjoy eating, durasi video selama 6 menit. Penelitian ini memberikan hadiah kecil berupa makanan sehat bagi subyek penelitian jika mau mengkonsumsi buah dan sayur selama proses penelitian.metode penelitian Randomised Control Trial dengan jumlah sampel penelitian 435 anak usia sekolah 4 11 tahun.hasil penelitian didapatkan peningkatan pengetahuan tentang pentingnya buah dan sayur serta anak bersedia mengkonsumsi buah dan sayur selama di Rumah. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas, metode penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terdapat pada variabel terikat yaitu makanan sehat. 4. Zulaekah (2012) Penelitian dengan judul Efektivitas pendidikan gizi dengan media booklet terhadap pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar, penelitian dilakukan di Indonesia, penelitian ini bertujuan mempelajari efek pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan gizi anak sekolah dasar sengan anemia. Metode penelitian quasi exsperiment, dengan jumlah sampel 36 anak. Hasil penelitian didapatkan perbedaan signifikan, yaitu terdapat perbedaan tingkat
11 11 pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas, tempat penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terdapat pada variabel terikat, metode penelitian, dan subyek penelitian. 5. Rahmawati (2007) Penelitian dengan judul Pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita gizi kurang dan buruk di Kabupaten Kotawaringin barat provinsi Kalimantan Tengah, penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu sebelum dan setelah intervensi penyuluhan dengan media audio visual dibandingkan dengan modul. Metode penelitian quasi exsperiment dengan pre post test dengan group kontrol, dengan 45 ibu sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian didapatkan peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita yang mengikuti penyuluhan dengan media audio visual lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang mengikuti penyuluhan dengan modul. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas dan media yang digunakan saat penelitian. Sedangkan persamaan dalam penelitian terdapat pada variabel terikat, dan metode penelitian. 6. Alanri (2011) Penelitian dengan judul pengaruh penyuluhan jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Deresan Depok Sleman Yogyakarta, peneltian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar. Metode penelitian quasi eksperimental dengan desain one group pre test post test, dengan 113
12 12 siswa sebagai subyek penelitian. Hasil penelitian didapatkan terdapat pengaruh penyuluhan jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel bebas dan media yang digunakan saat penelitian. Sedangkan persamaan dalam penelitian terdapat pada variabel terikat dan metode penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di mana ketika masalah gizi kurang masih belum dapat teratasi, masalah gizi lebih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak yang sehat merupakan anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang normal, sesuai dengan umur mereka. Anak yang sehat memiliki status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dibawah 5 tahun adalah masa kritis dengan pertumbuhan cepat baik pertumbuhan fisik dan otak yang merupakan kelompok paling sering menderita kekurangan gizi,
Lebih terperinci1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi ialah suatu kondisi anemia dan terdapat bukti yang jelas akan kehilangan zat besi. Anemia defisiensi besi merupakan tahap berat dari defisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah menderita kelainan gizi, Kejadian gizi kurang seperti fenomena gunung es
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumberdaya yang sehat, cerdas dan produktif. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan anak dalam siklus kehidupannya untuk perkembangan dan menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asupan nutrisi yang cukup merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan anak dalam siklus kehidupannya untuk perkembangan dan menjaga fungsi tubuh (Orem,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari status gizi, kesehatan ibu, dan tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil, melahirkan, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang sangat penting (Riskesdas, 2013). Pada masa ini, anak juga mengalami periode kritis. Berbagai bentuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangan nya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan mempengaruhi status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas bangsa yang akan datang sangat tergantung dengan kualitas anak-anak saat ini, salah satunya yaitu anak sekolah. Upaya peningkatan kualitas anak sekolah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit degeneratif di Indonesia seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan stroke menunjukkan peningkatan insiden (Riskesdas, 2013). Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. peranan penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu sumber daya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami pengeluaran feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki karakteristik feses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang Energi Protein (KEP) dan defisiensi mikronutrien merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus terutama di negara-negara
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak merupakan proses dinamis, dimulai dari anak bergantung pada pengasuh (caregiver) atau orang tua dalam semua aspek fungsional selama masa bayi, lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi yang lebih tinggi harus terpenuhi. Pada masa ini balita sangat rentan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu dimensi dasar pembangunan manusia. Salah satu indikator pencapaian pembangunan kesehatan adalah status gizi anak usia bawah lima
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab kedua kematian pada anak dibawah lima tahun. Didapatkan data dari World Gastroenterology Organisation Global Guideline
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari-hari. Makanan atau zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Energi ini diperoleh dari hasil metabolisme bahan makanan sehari-hari. Makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab kekurangan gizi pada anak adalah kemiskinan. Memperbaiki gizi di masa awal kehidupan manusia dapat membangun fondasi yang kuat dalam membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan bahwa upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas salah satunya adalah dengan mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk menyusu sesegera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk menunjang perkembangan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciMelewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah generasi penerus bagi pembangunan di masa depan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan malaria. Secara global, diare dan pneumonia menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa 90% dari anak didunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) tahun 2005 menunjukkan bahwa 90% dari anak didunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian besar dari pemerintah terlebih kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (kadar gula darah melebihi normal) akibat kerusakan pada sekresi insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia telah meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Asupan nutrisi yang tidak seimbang akan mengakibatkan anak kependekan, kekurusan, maupun kegemukan. Anggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu merupakan masalah yang cukup penting, mengingat kesehatan ibu di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Status kesehatan ibu di Indonesia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahulu badan gemuk dianggap sebagai simbol kemakmuran karena umumnya masalah kegemukan banyak dijumpai di negara kaya seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas faktor gizi memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas yaitu terdapat penimbunan lemak yang belebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya obesitas ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International of Diabetic Federation (IDF, 2015) menyatakan bahwa tingkat prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan gizi pada balita dan anak terutama pada anak pra sekolah di Indonesia merupakan masalah ganda, yaitu masih ditemukannya masalah gizi kurang dan gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan usia penting untuk tumbuh kembang secara fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP
ARTI KEL 23 22 21 PENELI 20PENGARUH TI AN KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN POLA MAKAN DAN BERAT BADAN ANAK YANG MENGALAMI MASALAH GIZI (DI TAMAN KANAK-KANAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan makan dan zat gizi yang digunakan oleh tubuh. Ketidakseimbangan asupan makan tersebut meliputi kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan suplemen semakin meningkat, dan sepertinya akan terus menerus bertambah 1. Di Inggris, tidak kurang dari 40 persen penduduk mengkonsumsi suplemen secara teratur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak dengan status gizi lebih merupakan salah satu tantangan paling serius dalam bidang kesehatan masyarakat di abad 21. Hal ini merupakan masalah global yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asupan nutrisi bagi bayi yang paling penting adalah air susu ibu (ASI). Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Ukuran yang menentukan obesitas adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan merupakan pilar dalam penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit (Notoatmodjo et al., 2012). Target dari promosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Direktorat Gizi Masyarakat adalah terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Untuk dapat mencapai masyarakat yang sehat, perlu ditanamkan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu untuk melangsungkan kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi banyak perubahan baik fisik yaitu pertumbuhan yang sangat cepat (growth spurt) dan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka panjang tahap ke dua ( PJP II) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan
Lebih terperinciJURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok anak sekolah merupakan salah satu segmen penting di masyarakat dalam upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran gizi sejak dini. Anak sekolah merupakan sasaran
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR
Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (239-244) PENGARUH PENYULUHAN GIZI DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SARAPAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR Ricvan Dana Nindrea Program Pascasarjana S2 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebutuhannya untuk bertumbuh dan berkembang. World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan kondisi normal bayi mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhannya untuk bertumbuh dan berkembang. World Health Organization (WHO) merekomendasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu tantangan yang paling serius. Masalahnya adalah global dan terus mempengaruhi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja atau young people adalah anak yang berusia 10-19 tahun (World Health Organization, 2011). Pada periode ini manusia mengalami masa transisi dengan kebutuhan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu keluarga, masyarakat maupun pemerintah harus memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dewasa ini lebih dititikberatkan pada pembangunan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia seutuhnya. Salah satu agenda pembangunan nasional adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa ini banyak persoalan yang dihadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit. Kelompok usia yang paling rentan yaitu usia 2-4 tahun, hal ini disebabkan karena pada usia
Lebih terperinciISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia
ISSN 2442-7659 InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI di Indonesia 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari
Lebih terperinci