Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI"

Transkripsi

1

2

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii DAFTAR TABEL. iii DAFTAR GRAFIK.. v IKHTISAR EKSEKUTIF... vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Gambaran Umum BPKAD... Sistematika Penulisan BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Rencana Kinerja Tahunan Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Kinerja Evaluasi dan Analisis Kinerja Cost Per Outcome Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP Kesimpulan Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Matrik Renstra Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 3 Pengukuran Kinerja Tahun 2016 Lampiran 4 Penghargaan Tahun 2016 Lampiran 5 Indikator Kinerja Utama ii

4 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1 Data personil Berdasarkan Golongan Ruang 13 Tabel 1.2 Data personil Berdasarkan Tingkat Pendidikan 13 Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun Tabel 3.2 IKU Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur 26 Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 29 Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah 29 Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 31 Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 32 Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based 33 Capacity Building Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi 34 Pemerintahan (SAP) Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 36 Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan 37 dimanfaatkan Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah 38 Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tabel 3.12 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang 40 dievaluasi tepat waktu Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan 41 APBD yang dievaluasi tepat waktu Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang 42 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja 43 Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 46 Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan 48 iii

5 Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran 51 Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 54 iv

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan 32 Grafik 2 Tren SKPD dengan realisasi diatas 95% 32 Hal v

7 IKHTISAR EKSEKUTIF Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian visi dan misi BPKAD pada Tahun Selain itu, Laporan Kinerja juga merupakan salah satu parameter yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Penyusunan Laporan Kinerja BPKAD Tahun 2016 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam melaksanakan mandatnya, BPKAD telah menetapkan visi yaitu Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara tertib, normatif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi tersebut BPKAD menetapkan misi yaitu Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih Transparan dan Akuntabel. Dalam mencapai visi dan misi, BPKAD menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai dalam tahun yaitu (1) Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah; (2) Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota. Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis tersebut disusunlah peta strategi yang terdiri dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se- Jawa Timur. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penilaian kualitas IKU didasarkan pada kriteria SMART-C (Specific, Measureable, Agreeable, Realistic, time-bounded dan Continously Improved). Pada tahun 2016 BPKAD menerapkan 12 (dua belas) IKU yang merupakan komitmen kinerja Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dan secara umum, pencapaiannya sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 12 (dua belas) IKU tersebut, terdapat 5 (lima) IKU yang capaian kinerjanya diatas target. Namun, di satu sisi masih terdapat 1 (satu) IKU yang masih di bawah target yaitu Rasio Kemandirian Keuangan Daerah. Dalam rangka terwujudnya tata kelola kelembagaan pemerintahan yang baik dan bersih telah dilakukan perbaikan kapasitas kelembagaan. Perbaikan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan reformasi birokrasi, penguatan sumber daya manusia vi

8 aparatur perencana serta penyempurnaan pelaksanaan administrasi perencanaan pembangunan. Upaya perbaikan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi yang lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah target akan terus dilakukan evaluasi dan action plan yang relevan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang secara tidak langsung mendukung pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Beberapa upaya perbaikan yang dapat dilakukan, antara lain : 1. Meningkatkan peran dalam mengkoordinasikan penyusunan rencana pembangunan ; 2. Melakukan peningkatan kompetensi SDM agar lebih responsif dalam memprediksi perubahan lingkungan strategis ; 3. Melakukan penyempurnaan dan pengembangan tata kelola kelembagaan dalam mendukung reformasi birokrasi ; 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara berkala dan berjenjang. vii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas yang sangat strategis yaitu menyiapkan perumusan kebijakan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah diupayakan untuk melaksanakannya dengan transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi dilingkungan BPKAD Provinsi Jawa Timur serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi 1

10 stakeholders demi perbaikan kinerja BPKAD. Selain itu, penyusunan laporan ini untuk memenuhi prinsip akuntabillitas, sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja Landasan Hukum Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ; 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah ; 6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 7. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja ; 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2

11 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ; 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 ; 12. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis BPKAD Provinsi Jawa Timur ; 13. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016; 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 ; 15. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Perubahan Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016; 16. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 70 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tujuan Penyusunan LKjIP ini, mempunyai tujuan untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur sesuai visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun Hasil evaluasi tersebut, diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan dalam merumuskan dan merencanakan program, kegiatan dan anggaran serta melakukan koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang sehingga menjadi lebih baik, dapat dilaksanakan secara sistematis dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset daerah Gambaran Umum SKPD Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur, dan sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun

12 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang, BPKAD Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut : Tugas Pokok, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang meliputi penyusunan rancangan APBD/Perubahan APBD, penetapan APBD, pelaksanaan APBD, penatausahaan APBD, akuntansi keuangan dan aset daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan administrasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota dan pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Fungsi, Untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada point 1.4.1, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi, yaitu: a. Penyiapan bahan kebijakan dan pedoman penyusunan APBD ; b. Penyiapan bahan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD; c. Penyiapan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD ; d. Pelaksanaan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/ Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ; e. Pelaksanaan penetapan Surat Penyediaan Dana (SPD) ; f. Pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ; g. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) ; h. Pemrosesan usulan penunjukan pengelola Keuangan Daerah ; i. Pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas ; j. Pelaksanaan rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas daerah; k. Pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) ; l. Pelaksanaan pemungutan/pemotongan dan penyetoran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) ; m. Pelaksanaan restitusi/pengembalian kelebihan pendapatan ; n. Penyiapan kebijakan akuntansi keuangan daerah ; o. Pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan dan aset daerah ; 4

13 p. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; q. Penyiapan kebijakan, pedoman, pembinaan pengelolaan aset daerah ; r. Evaluasi rancangan APBD, rancangan Perubahan APBD, dan rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota ; s. Pembinaan pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota ; t. Penyajian informasi keuangan dan aset daerah ; u. Pengkoordinasian pengumpulan bahan dan pemrosesan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR) ; v. Pengkoordinasian pengumpulan bahan pembiayaan daerah ; w. Pengkoordinasian dan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD; x. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris, 5 (lima) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kepala Unit Pelaksanan Teknis (UPT) dengan susunan organisasi sebagai berikut : 1. Sekretariat, Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi antara lain : a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum, kepegawaan, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga; b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundangundangan; c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu : 1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Sub Bagian Penyusunan Program 3. Sub Bagian Keuangan 5

14 2. Bidang Anggaran, Bidang Anggaran mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi, pembinaan, perumusan kebijakan dan petunjuk teknis penyusunan rancangan APBD dan Perubahan APBD, Nota Keuangan, Jawaban Eksekutif dalam pengajuan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD kepada DPRD, mengkoordinasi dan memverifikasi Rencana Bisnis Anggaran (RBA), Rencana Kerja Anggaran (RKA), DPA dan DPPA, menyiapkan data untuk penerbitan SPD, anggaran kas dan menyiapkan data petunjuk teknis yang berkaitan dengan pinjaman atas nama Pemerintah Provinsi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi antara lain : a. Pelaksanaan penyiapan petunjuk teknis penyusunan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD; b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dan pembahasan RBA/RKA, rancangan APBD dan Perubahan APBD, penyusunan anggaran kas SKPD dan SKPKD; c. Pelaksanaan penyiapan dan koordinasi bahan Nota Keuangan, Jawaban Eksekutif rancangan APBD dan Perubahan APBD; d. Pelaksanaan penyiapan bahan persetujuan dan pengesahan DPA/DPPA SKPD dan SKPKD; e. Pelaksanaan penerbitan SPD sebagai pengendalian pelaksanaan APBD; f. Pelaksanaan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD dalam rangka penyusunan anggaran; g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Anggaran terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu : 1. Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan 2. Sub Bidang Anggaran Belanja I 3. Sub Bidang Anggaran Belanja II 3. Bidang Perbendaharaan, Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan bahan pedoman teknis, melaksanakan pengelolaan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian dibidang penerimaan dan pengeluaran kas. 6

15 Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi antara lain : a. Pelaksanaan penempatan uang daerah dengan membuka rekening kas umum daerah ; b. Pelaksanaan dan pengendalian penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atas beban rekening kas umum daerah ; c. Pelaksanaan verifikasi atas penerimaan dan pengeluaran kas daerah, verifikasi pembebanan rincian penggunaan atas pengesahan SPJ Gaji dan Non Gaji, serta verifikasi dan penerbitan SKPP ; d. Pemrosesan, penerbitan, pendistribusian SP2D dan pelaksanaan rekonsiliasi data penerimaan dan pengeluaran kas serta pemungutan dan pemotongan atas SP2D dengan instansi terkait ; e. Penyusunan laporan realisasi penerimaan dan pengeluaran kas daerah serta laporan aliran kas ; f. Pelaksanaan analisis pemberdayaan dan penempatan uang daerah melalui investasi jangka pendek dalam rangka penerimaan daerah ; g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Perbendaharaan terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu : 1. Sub Bidang Pengelolaan Kas 2. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja I 3. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja II 4. Bidang Akuntansi, Bidang Akuntansi mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi pembinaan dan petunjuk pelaksanaan akuntansi, melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan kas, akuntansi pengeluaran kas dan akuntansi selain kas, rekonsiliasi realisasi APBD, restitusi dan pelaporan keuangan daerah dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan daerah serta pembinaan pelaporan keuangan BLUD. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi antara lain : a. Pelaksanaan penyusunan kebijakan akuntansi Pemerintah Provinsi; b. Pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah Pemerintah Provinsi; 7

16 c. Pelaksanaan penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Pemerintah Provinsi dan pelaporan kinerja keuangan Pemerintah Provinsi; d. Pembinaan dalam rangka pelaporan BLUD; e. Pelaksanaan verifikasi dan pengujian atas Bukti Memorial; f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu : a. Sub Bidang Akuntansi Penerimaan Kas b. Sub Bidang Akuntansi Pengeluaran Kas c. Sub Bidang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 5. Bidang Pengelolaan Aset Daerah, Bidang Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan kegiatan perencanaan, penatausahaan, inventarisasi, pengamanan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, perubahan status hukum, TP-TGR serta pengendalian aset daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengelolaan Aset Daerah mempunyai fungsi antara lain : a. Pelaksanaan administrasi dan akuntansi aset daerah dan pemberian izin penggunaan aset daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; b. Penyusunan perumusan kebijakan serta petunjuk pelaksanaan dibidang penatausahaan, inventarisasi, pengamanan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, perubahan status hukum dan TP-TGR serta pengendalian aset daerah; c. Pelaksanaan pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pengelolaan aset daerah; d. Pengumpulan bahan koordinasi, pembinaan dan petunjuk pelaksanaan di bidang pengelolaan aset daerah; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu : 1. Sub Bidang Perencanaan dan Penatausahaan 2. Sub Bidang Penggunaan dan Pemanfaatan 3. Sub Bidang Penghapusan dan Pemindahtanganan 8

17 6. Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota, Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi, pembinaan dan petunjuk pelaksanaan evaluasi serta bimbingan teknis penyusunan APBD, Perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pengolahan data keuangan daerah serta memfasilitasi dana transfer pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan memberikan pembinaan terkait dengan pemanfaatan, penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan dana transfer. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Bina Keuangan Kabupaten/Kota mempunyai fungsi antara lain : a. Pelaksanaan evaluasi terhadap ketaatan asas, norma, struktur anggaran dan sinkronisasi kebijakan nasional dengan kebijakan pelaksanaan anggaran daerah; b. Pelaksanaan penyiapan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) terhadap Raperda Kabupaten/Kota tentang APBD, Perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan Raper Bupati/Walikota tentang penjabaran APBD, penjabaran Perubahan APBD serta penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; c. Pelaksanaan bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi serta fasilitasi terkait dengan penyusunan APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten / Kota; d. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan dana transfer kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Bina Keuangan Kab./Kota terdiri dari 3 (tiga) sub bidang, yaitu : a. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah I b. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah II c. Sub Bidang Bina Keuangan Wilayah III 7. UPT LPKD, Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 39 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis BPKAD Provinsi Jawa 9

18 Timur. Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah (UPT - LPKD) Provinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas BPKAD Provinsi Jawa Timur di bidang teknis pengelolaan keuangan daerah, yaitu memberikan pelatihan dan/atau penguasaan teknis serta pengembangan wawasan, pemahaman dan pola pikir untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia utamanya di bidang pengelolaan keuangan daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPT LPKD mempunyai fungsi antara lain : a. Penyelenggaraan program dan proses kegiatan laboratorium pengelolaan keuangan ; b. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas UPT LPKD ; c. Pelaksanaan prses kegiatan laboratorium oengelolaan keuangan bagi Sumber Daya Manusia di lingkungan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota serta Desa/Kelurahan dan masyarakat ; d. Pelaksanaan penyediaan tenaga pengajar/pendamping proses kegiatan laboratorium pengelolaan keuangan ; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. UPT LPKD terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu : a. Sub Bagian Tata Usaha b. Seksi Perencanaan dan Program c. Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Kepala Badan dengan dibantu jajaran struktural, dengan struktur organisasi (Gambar 1.1) sebagai berikut: 10

19 Struktur Organisasi BPKAD Provinsi Jawa Timur KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SEKRETARIS KASUBBAG TATA USAHA KASUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM KASUBBAG KEUANGAN KEPALA BIDANG ANGGARAN KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN KEPALA BIDANG AKUNTANSI KEPALA BIDANG PENGELOLAAN ASET DAERAH KEPALA BIDANG BINA KEUANGAN KABUPATEN /KOTA KEPALA UPT LAB PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KASUBBID ANGGARAN PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN KASUBBID PENGELOLAAN KAS KASUBBID AKUNTANSI PENERIMAAN KAS KASUBBID PERENCANAAN DAN PENATAUSAHAAN KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH I KASUBBAG TATA USAHA KASUBBID ANGGARAN BELANJA I KASUBBID PERBENDAHARAAN BELANJA I KASUBBID AKUNTANSI PENGELUARAN KAS KASUBBID PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH II KEPALA SEKSI PERENCANAAN DAN PROGRAM KASUBBID ANGGARAN BELANJA Ii KASUBBID PERBENDAHARAAN BELANJA II KASUBBID AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWAB AN DAN PELAKSANAAN APBD KASUBBID PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN KASUBBID BINA KEUANGAN WILAYAH III KEPALA SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA Sesuai pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, dijelaskan bahwa Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada : a. Sekretaris Daerah, selaku koordinator pengelola keuangan daerah ; b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku PPKD ; c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB). Memperhatikan ketentuan tersebut, untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi SKPKD, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang menjelaskan bahwa, SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD dalam hal ini dilakukan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur. Mendasari 11

20 ketentuan tersebut, BPKAD Provinsi Jawa Timur memiliki 2 (dua) peran strategis dan paralel, yaitu selaku SKPD dan SKPKD yang mempunyai tugas : a. Selaku SKPD, BPKAD Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan yang bersifat regular, koordinasi dan fasilitasi yang menunjang kebutuhan SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, utamanya terkait dengan perencanaan anggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan pengelolaan keuangan dan aset daerah serta pembinaan pengelolaan keuangan kabupaten/kota. b. Selaku SKPKD, Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, BPKAD selaku SKPKD mempunyai tugas : 1. Menyusun dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah, meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah ; 2. Menyusun Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD ; 3. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ; 4. Menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ; 5. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah Kekuatan dan Sumber Daya Sumber Daya Aparatur Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Provinsi Jawa Timur didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup. Data kepegawaian sampai dengan Desember 2016 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 128. Komposisi pegawai dapat diuraikan sebagai berikut : 12

21 a. Berdasarkan golongan ruang Tabel 1.1 Data personil berdasarkan Golongan Ruang No Golongan Jumlah (Orang) 1 Pembina Utama Madya (IV/d) 1 2 Pembina Utama Muda (IV/c) - 3 Pembina Tingkat I (IV/b) 5 4 Pembina (IV/a) 26 5 Penata Tingkat I (III/d) 38 6 Penata (III/c) 13 7 Penata Muda Tingkat I (III/b) 22 8 Penata Muda (III/a) 12 9 Pengatur Tingkat I (II/d) 2 10 Pengatur (II/c) 4 11 Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 4 12 Pengatur Muda (II/a) - 13 Juru Tingkat I (I/d) 1 JUMLAH 128 b. Berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1.2 Data personil berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) 1 S3 1 2 S S D IV 3 5 D III 2 6 D I 1 7 SMA 6 8 SMP 1 JUMLAH 128 Data personil berdasarkan tingkat pendidikan, PNS yang berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sebanyak 115 (89,84%), 13

22 Diploma I sampai dengan Diploma IV sebanyak 6 orang (4,69%), Sekolah Menengah Pertama dan Atas sebanyak 7 orang (5,47%). Dengan demikian BPKAD mempunyai sumber daya manusia yang cukup memadai dengan ditunjang oleh latar belakang pengalaman dan pendidikan. c. Berdasarkan Jenis Kelamin No Golongan Laki Jenis Kelamin Perempuan 1. IV III II I 1 - JUMLAH Sarana dan Prasarana, Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan, di BPKAD Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa fasilitas sarana dan prasarana, antara lain : Tabel 1.3 Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2016 No Uraian Jumlah/Unit Nilai (Rp) 1 Tanah 3 bidang Peralatan dan Mesin buah/set Gedung dan Bangunan 8 buah Jalan, Irigasi dan Jaringan 1 buah Aset Tetap Lainnya 119 buah/set Keterangan : Data unaudited Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BPKADs selain dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana, juga dipengaruhi 14

23 adanya beberapa kelemahan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan koreksi dalam rangka peningkatan, penyempurnaan dan pengembangan organisasi pada masa yang akan datang, antara lain : 1. Keterbatasan pegawai yang memiliki kompentensi di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah serta masih adanya pegawai yang kurang memahami etos kerja dan tanggung jawab tupoksi masing-masing ; 2. Rendahnya tingkat kepedulian pegawai terhadap lingkungan kerja masih mementingkan tugasnya sendiri (egois) serta kurang berorientasi pada tujuan jangka panjang, pola pikir dan pola kerja pegawai masih bersifat parsial dan sektoral ; 3. Pegawai yang kurang memahami peraturan perundang-undangan, utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah ; 4. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan komunikasi antar staf maupun antar bidang masih lemah ; 5. Belum maksimalnya kesempatan peningkatan pendidikan formal ataupun informal karena intensitas dan ritme kerja yang relatif tinggi. Selanjutnya, untuk menentukan tujuan, sasaran dan menetapkan target capaian keberhasilan pelaksanaan program kegiatan, maka pada awal perencanaan anggaran harus dilakukan identifikasi faktor-faktor yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam menunjang keberhasilan suatu organisasi dalam rangka menjawab tuntutan kebutuhan berdasarkan perkembangan dan realita yang ada. Faktorfaktor ini, lebih berfungsi untuk memfokuskan strategi organisasi dalam mengsinkronkan misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien Sistematika Penulisan Secara umum, Laporan Akuntabilitas ini memberikan penjelasan dan informasi mengenai capaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran Adapun sistematika penulisan Laporan Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan 15

24 Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Menjelaskan latar belakang, landasan hukum dan tujuan penyusunan laporan serta gambaran umum SKPD. Bab II : Perencanaan Kinerja Menjelaskan secara ringkas mengenai dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan progam, kegiatan serta anggaran BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 antara lain Rencana Strategis Tahun serta Penetapan Kinerja Tahun Bab III : Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan tentang pengukuran, sasaran, dan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis, Indikator Kinerja utama BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Bab IV : Penutup Menjelaskan simpulan dan saran dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun

25 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis, Agenda pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tahun adalah Terciptanya tata kelola yang efektif di pemerintahan dan lembaga. Dengan sub agenda yang terkait langsung dengan BPKAD Provinsi Jawa Timur, antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah. Agenda pembangunan tersebut dijabarkan kedalam Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahun yang memuat target selama 5 (lima) tahun, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan dengan pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur. Di dalam Renstra tersebut juga ditetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran BPKAD Provinsi Jawa Timur. Adapun visi BPKAD yaitu Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dilakukan secara tertib, normatif dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai visi tersebut, BPKAD menetapkan misi yaitu Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih Transparan dan Akuntabel. Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari misi, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan BPKAD untuk periode sebagai berikut : 1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah ; 2. Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota. 17

26 Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, BPKAD menyusun sasaran strategis. Sasaran strategis BPKAD tahun sebagai berikut : Tujuan 1 : Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah, sasaran yang ingin dicapai antara lain : 1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur. Dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut: a. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan PAPBD Provinsi Jawa Timur ; b. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ; c. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ; d. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ; e. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building ; f. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ; g. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat ; h. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan ; i. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur ; Tujuan 2 : Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota, sasaran yang ingin dicapai antara lain : 2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-jawa Timur. Dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut : a. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu ; b. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu ; c. Persentase Rancangan Perda/Rancangan Peraturan Kepala Daerah Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu. 18

27 Sasaran strategis BPKAD diatas akan dicapai melalui 6 (enam) program yang dilaksanakan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun keenam program tersebut adalah : Program Prioritas 1. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan melalui penyusunan kebijakan akuntansi, penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, sehingga terjadi peningkatan tertib administrasi penatausahaan keuangan SKPD, pemantapan sistem informasi keuangan, manajemen aset/barang daerah dan pendayagunaan aset daerah. 2. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota Program ini bertujuan untuk mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Perubahan APBD, rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD dan Perubahan APBD sehingga rancangan peraturan tersebut sinkron dengan program prioritas dan program nasional, tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya. Program Penunjang 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program ini bertujuan meningkatkan sistem pelayanan administrasi perkantoran dalam menunjang pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada SKPD dan Kabupaten/Kota. 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam bidang penyediaan maupun pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan BPKAD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. 5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 19

28 6. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian program dan kegiatan serta pelaksanaan pembangunan RENCANA KINERJA TAHUNAN, Rencana Kinerja merupakan penetapan kegiatan tahunan beserta indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Penetapan kegiatan ini diwujudkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang memuat sasaran, program kegiatan prioritas dan target yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang, yang diharapkan dapat menjadi dasar menghitung prakiraan kebutuhan alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah perencanaan anggaran tahunan pemerintah daerah yang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan akumulasi dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Selanjutnya, untuk menjabarkan rencana tersebut, SKPD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD) yang memuat rencana induk dalam bentuk program dan kegiatan menjadi suatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) sebagai komitmen yang akan dicapai (target setting) dalam waktu tertentu PERJANJIAN KINERJA, Perjanjian kinerja merupakan kesepakatan antara pihak pemberi tugas dengan pihak penerima tugas secara berjenjang dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja ini, menjabarkan target kinerja yang dihitung secara kuantitatif dan melekat pada setiap indikator kinerja serta berfungsi sebagai dasar pengukuran keberhasilan suatu organisasi setiap akhir periode pelaksanaan. Perjanjian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada dasarnya merupakan pernyataan dan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan 20

29 Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Tahun MISI Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Lebih Transparan dan Akuntabel TUJUAN 1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah 2. Optimalisasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota SASARAN 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur terukur dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran dengan mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya yang dikelolanya. Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi BPKAD harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan sasaran strategis. Sasaran strategis Tahun 2016 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana tertuang dalam matrik Rencana Strategis (Renstra) Tahun Rencana strategis BPKAD memuat 2 (dua) sasaran strategis. Kedua sasaran strategis tersebut adalah (1) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur; (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/kota se-jawa Timur. Berikut ini adalah tabel keterkaitan antara misi, tujuan dan sasaran 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/kota se- Jawa Timur 21

30 Secara rinci, perjanjian kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016, meliputi : Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Sasaran Indikator Kinerja Target 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan Tepat RPAPBD Provinsi Jawa Timur waktu 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 310% 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 4,9% 24% 75% 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/kota se-jawa Timur 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu 80% 20,68% 98,87% 40% 100% 100% 100% 22

31 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya yang diamanatkan kepada setiap instansi pemerintah yang mengelola APBD berdasarkan suatu sistem akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja ini, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap tingkat keberhasilan dan kegagalan atas pelaksanaan program kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi BPKAD Provinsi Jawa Timur. Selain itu, akuntabilitas pada hakekatnya juga merupakan salah satu faktor penilaian yang sistematis berdasarkan indikator kinerja kegiatan yang berupa masukan, keluaran dan hasil dalam rangka menjawab tuntutan kinerja pemerintahan dengan mengacu pada dinamika dan kebutuhan masyarakat. Aparatur pemerintah sebagai pelaku utama dalam menjalankan fungsi regulasi melalui proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan pembangunan diharapkan untuk lebih transparan dan berintegritas untuk mewujudkan clean governance. Penilaian kinerja juga merupakan kegiatan mengolah input menjadi output dan outcome yang diharapkan dapat menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan mempunyai manfaat serta dampak yang lebih luas dan lebih baik kepada masyarakat PENGUKURAN KINERJA, Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program kegiatan BPKAD pada tahun anggaran berkenaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA), visi dan misi BPKAD Provinsi Jawa Timur. Pengukuran kinerja ini, dilakukan dengan cara membandingkan antara capaian target pada indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dengan realisasi. Capaian kinerja masing-masing indikator kinerja utama dari 5 (lima) program dan 20 (dua puluh) kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKAD Provinsi Jawa Timur dalam 1 (satu) tahun anggaran, dapat diilustrasikan sebagai berikut : 23

32 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Capaian Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (%) Optimalisasi Meningkatnya 1. Ketepatan waktu Tepat Tepat pengelolaan kualitas penyusunan RAPBD dan waktu waktu keuangan dan pengelolaan RPAPBD Provinsi Jawa aset daerah keuangan dan Timur aset daerah 2. Rasio Kemandirian 310% 176% 57 Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi 4,9% 3,1% 163 penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan 24% 54% 225 realisasi diatas 95% Persentase SKPD yang 75% 79% 105 menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 6. Persentase Laporan 80% 80% 100 Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik 20,68% 20,9% 101 Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 8. Persentase Aset Tetap 98,87% 98,71% 99 Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi 40% 54,7% 137 kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Optimalisasi 2. Meningkatnya 10. Persentase 100 % 97% 97 pengelolaan keuangan kabupaten/kota kualitas pembinaan pengelolaan Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu 24

33 Capaian Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (%) keuangankabupat 11. Persentase 100 % 100% 100 en / kota Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase 100 % 97% 97 Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu 3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program kegiatan dengan membandingkan capaian indikator kinerja utama pada Tahun 2016 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar dapat diperbaiki guna mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Adapun hasil evaluasi kinerja dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. TUJUAN 1 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sasaran strategis ini, dapat diukur melalui 9 (sembilan) indikator kinerja yang didukung oleh 1 (satu) program, yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. 25

34 Indikator Kinerja Utama (IKU), target dan realisasinya disajikan sebagai berikut : 1. Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Tabel 3.2 IKU Ketepatan Waktu Penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Indikator Kinerja Target Realisasi Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Tepat waktu Tepat waktu Capaian (%) 100 Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, pemerintah daerah sebelum menyusun APBD, wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan mendasarkan pada usulan SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Selanjutnya, dengan mendasari dokumen perencanaan tersebut Pemerintah Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan setiap tahun dan RKPD. Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada Kepala Daerah dan DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan. Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibahas bersama dengan DPRD untuk selanjutnya disepakati menjadi Prioritas Plafon Anggaran (PPA) paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. KUA-PPA yang telah disepakati, dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menerbitkan Surat Edaran (SE) perihal Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD paling lambat awal bulan Agustus tahun 26

35 anggaran berjalan untuk dijadikan dasar penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selanjutnya, Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Oktober Mekanisme dan tahapan tersebut, sesuai dengan Pasal 104 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 dikategorikan Tepat Waktu. Berdasarkan ketentuan Bab VIII Pasal 154 sampai dengan Pasal 178 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran kecuali dalam keadaan luar biasa. Kepala daerah memformulasikan kembali terhadap hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan APBD ke dalam rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) serta PPAS Perubahan APBD dan disepakati bersama DPRD paling lambat minggu kedua bulan Agustus tahun anggaran berjalan. KUPA dan PPA Perubahan APBD yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Berdasarkan Nota Kesepakatan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menerbitkan Surat Edaran kepala daerah perihal Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan DPA SKPD paling lambat minggu ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan. Selanjutnya, RKPA yang telah disusun dijadikan dasar penyusunan rancangan peraturan daerah tentang 27

36 Perubahan APBD dan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk dilakukan evaluasi paling lambat 15 hari kerja dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Hasil Evaluasi Perubahan APBD. Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) disampaikan Gubernur Jawa Timur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 08 Agustus Hal tersebut, sesuai dengan Pasal 172 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjelaskan bahwa Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan September tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Berdasarkan kondisi diatas, penyusunan Raperda PAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dikategorikan Tepat Waktu. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Perubahan APBD yang tepat waktu antara lain : Klarifikasi Data Prediksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 dan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2017 ; Rapat Perhitungan Kembali Gaji dan Tunjangan serta TPP untuk PAPBD Tahun Anggaran 2016 ; Perhitungan Kebutuhan Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja SKPD dan Anggaran Pembiayaan untuk Persiapan Penyusunan Rancangan KUA-PPAS Perubahan APBD TA Terkait Anggaran ; Penyusunan Bahan Rapat Kebijakan Efisien Anggaran oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Timur Bersama SKPD terkait Persiapan Penyusunan Rancangan Perubahan APBD TA

37 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tabel 3.3 IKU Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi* Capaian (%) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 310% 176% 57 *) Data Un Audited Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah. Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Rasio ini ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lainnya misalnya bantuan pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari pinjaman. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal semakin rendah, dan sebaliknya. Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah (Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah) x 100 Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah, bisa mengacu pada Kepmendagri No tahun 1996, sebagai berikut : Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan Rendah sekali Rendah Sedang Tinggi 0 25 > > > 75 Instruktif Konsultatif Partisipatif Delegatif Sumber : Kepmendagri No /1996 Rasio kemandirian keuangan daerah pada Tahun 2016 adalah sebesar 176 persen dari target 310 persen atau realisasi capaian 57%. Hal 29

38 ini, dikarenakan adanya Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, bahwa terdapat perubahan postur transfer dana perimbangan ke daerah dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi. Semula dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hsil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi DBH, DAU, DAK Fisik dan DAK Non Fisik. DAK Non Fisik antara terdiri dari : 1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); 2. Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah; 3. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah, dll. Mengakibatkan besarnya anggaran dana perimbangan sehingga realisasi rasio kemandirian lebih rendah dari target yang ditetapkan. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,20, diperoleh dari : a. Pajak daerah, sebesar Rp ,90 b. Retribusi daerah, sebesar Rp ,68 c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar Rp ,00 d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sebesar Rp ,68 Penerimaan Dana Perimbangan sebesar Rp ,00, diperoleh dari : a. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar Rp ,00 b. Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp ,00 c. Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp ,00 Rasio kemandirian menunjukkan tren yang selalu meningkat, dimana pada Tahun 2014 sebesar 414 persen dan Tahun 2015 sebesar 494 persen. Pada tahun 2016 mengalami penurunan disebabkan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan ditindaklanjuti 30

39 dengan keluarnya Surat Edara (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 905/501/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, sehingga dana perimbangan mengalami kenaikan sebesar Rp atau 190 persen. 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan Tabel 3.5 IKU Toleransi deviasi penyerapan keuangan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 4,9% 3,1% 163 Toleransi deviasi penyerapan keuangan Tahun 2016 sebesar 3,1 persen dari target 4,9 persen atau mencapai 163 persen. Hal ini, disebabkan karena realisasi belanja daerah sebesar Rp ,10 atau lebih kecil bila dibandingkan dengan anggaran belanja daerah sebesar Rp ,00 sehingga terdapat selisih anggaran belanja yang tidak terealisasi sebesar Rp ,90 atau 3,1 persen. Pada grafik dibawah, nampak bahwa tren toleransi deviasi selalu naik. Tren ini menunjukkan bahwa realisasi beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masih dibawah batas toleransi. Sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan, yang artinya realisasi SKPD sudah diatas target toleransi. Kondisi ini, antara lain disebabkan sudah banyak SKPD yang mempedomani jadwal pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sehingga di Triwulan IV atau menjelang tahun anggaran berakhir dapat direalisasaikan sebelum batas waktu pencairan akhir tahun serta menyelesaikan dokumen dan kelengkapan persyaratan administrasi tepat waktu. 31

40 Grafik 1. Tren toleransi deviasi penyerapan keuangan Toleransi deviasi penyerapan ,1 5,2 5,21 4,44 3, Toleransi deviasi penyerapan 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% Tabel 3.6 IKU Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 24% 54% 225 Persentase SKPD dengan realisasi belanja daerahnya diatas 95% Tahun Anggaran 2016 sebesar 54 persen dari target 24 persen atau mencapai 225 persen. Jumlah SKPD dengan realisasi diatas 95% Tahun Anggaran 2016 sebanyak 40 SKPD dari 74 SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Keadaan ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015, yaitu sebanyak 23 SKPD atau meningkat 74 persen. Grafik 2. Tren SKPD dengan realisasi diatas 95% SKPD dengan realisasi diatas 95% SKPD dengan realisasi diatas 95% 32

41 Memperhatikan tren realisasi belanja SKPD diatas 95% mulai Tahun Anggaran terdapat penurunan jumlah SKPD, sedangkan pada tahun mengalami kenaikan. Hal ini, disebabkan beberapa hal, antara lain : a. Adanya efisiensi anggaran, yang diperoleh dari selisih lebih hasil lelang pengadaan barang dan jasa. Namun, jumlah tersebut belum diimbangi dengan penyesuaian capaian tingkat realisasi kinerja ; b. Adanya faktor kehati-hatian dari para pengguna anggaran untuk melakukan realisasi anggaran karena masih adanya perbedaan persepsi antara pelaksana dengan Aparatur Pemeriksa. Hal ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi percepatan realisasi ; c. Masih kurang cermatnya perencanaan. Hal ini, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, lemahnya fungsi koordinasi antara struktural dan fungsional sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan SKPD dengan realisasi diatas 95%, antara lain : Bintek penatausahaan Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan dan aplikasi penatausahaan keuangan daerah pada SKPD ; Sosialisasi sistem prosedur belanja daerah berbasis akrual pada SKPD : Asistensi realisasi belanja/apbd Provinsi Jawa Timur per triwulan. 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building Tabel 3.7 IKU Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 75% 79% 105 Persentase SKPD yang menerapkan accrual accounting based capacity building pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 79 persen dari 33

42 target 75 persen atau mencapai 105 persen. Jumlah SKPD yang telah menerapkan akuntansi berbasis akrual sebanyak 56 (lima puluh enam) SKPD dari 71 (tujuh puluh satu) SKPD, sementara sisanya masih terdapat permasalahan dalam penerapannya. Beberapa kendala dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual antara lain : a. Masih diperlukan peningkatan pemahaman para pengelola keuangan tentang perubahan dan penerapan kebijakan akuntansi berbasis akrual ; b. Masih diperlukan penguatan sistem pengendalian intern pada pengelolaan keuangan di tingkat SKPD; c. Masih diperlukan penyempurnaan terhadap regulasi terkait penerapan kebijakan akuntansi berbasis akrual yang disesuaikan dengan regulasi/perundang-undangan yang berlaku. Realisasi Tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2015 sebesar 3% atau ada peningkatan terhadap 2 (dua) SKPD dimana pengelola keuangan khususnya fungsi akuntansi dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual. Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan kepada SKPD terhadap penerapan akuntansi berbasis akrual antara lain : Rekonsiliasi data jurnal, Laporan Operasional dan Laporan Realisasi Anggaran sesuai dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi berbasis akrual; Sosialisasi Bagan Akun Standar (BAS), Aplikasi SIBAKU 2016 dan Evaluasi Pelaksanaan Akuntansi Berbasis Akrual Tahun Anggaran 2016; Pembinaan dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Akuntansi berbasis akrual pada SKPD pelaksana PPK BLUD ke RS Kusta Kediri, RSU Karsa Husada Batu dan RS Kusta Sumberglagah Mojokerto. 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Tabel 3.8 IKU Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 34

43 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 80% 80% 100 Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 80 persen dari target 80 persen atau mencapai 100 persen. Penilaian ini, dilihat dari tingkat pemahaman SKPD terhadap standar akuntansi pemerintahan di dalam pelaksanaan prosedur akuntansi. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan secara eksplisit bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Salah satu persyaratan untuk dapat menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, perlu disusun kebijakan akuntansi yang menjadi pedoman bagi fungsi akuntansi di SKPD dan SKPKD untuk menyusun laporan keuangan. Kebijakan akuntansi berbasis akrual ini mengatur penyusunan laporan keuangan finansial yaitu laporan keuangan yang menggunakan basis akrual dalam pencatatannya dan laporan pelaksanaan anggaran berbasis kas. Perbedaan antara penggunaan basis kas dan basis akrual difasilitasi dengan pembuatan bagan akun standar yang membedakan antara akun finansial untuk menyusun Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca serta bagan akun pelaksanaan anggaran untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Jenis Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Sedangkan Laporan Finansial terdiri dari Laporan Operasional, Laporan Finansial terdiri dari Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas. 35

44 Pada Tahun 2016 masih ada beberapa SKPD yang melakukan tindakan kesalahan dalam penyajian akun/pos sehingga mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan, antara lain karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan standar dan akuntansi, kelalaian dan lain-lain yang ditemukan diperiode yang sama saat kesalahan dibuat dan pada periode di masa depan. Upaya yang dilakukan dalam melakukan pembinaan terhadap penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, antara lain : Penyelenggaraan Helpdesk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 ; Rekonsiliasi piutang dan penyisihan piutang Pemprov Jatim; finalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah provinsi jawa timur tahun 2016 dan konsolidasi laporan keuangan skpd Tahun Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat Tabel 3.9 IKU Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 20,68% 20,9% 101 Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 20,9 persen dari target 20,68 persen atau mencapai 101 persen. Luas tanah yang bersertifikat sampai dengan Tahun Anggaran 2016 seluas m 2 dari total tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas m 2, sehingga masih terdapat selisih seluas m 2, yang secara bertahap setelah dokumen persyaratannya lengkap akan dilakukan 36

45 percepatan sertifikasi. Permasalahan di lapangan yang sering dihadapi, antara lain disebabkan karena : Sertifikasi aset tetap tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak dapat dipastikan jangka waktu penyelesaiannya (satu tahun anggaran), karena proses pengajuan sertifikasi harus clean dan clear sehingga memerlukan waktu dan beberapa tahapan, antara lain harus melakukan klarifikasi dengan tetangga kiri, kanan, depan serta belakang untuk memastikan tapal batas dan mengetahui proses perolehan agar tidak menimbulkan kerugian kedua belah pihak dan permasalahan di kemudian hari; Proses pengukuran aset tetap tanah yang akan disertifikatkan dapat dihentikan oleh BPN, apabila masih terdapat permasalahan dan/atau ada pihak-pihak yang tidak setuju (complaint) dan akan dilanjutkan kembali setelah permasalahan telah diselesaikan, dengan mengacu jadwal waktu pengukuran mengacu dari BPN. Upaya yang dilakukan dalam mempercepat proses sertifikasi, antara lain : Pengukuran & Pemetaan Bidang Tanah, Pelayanan Pemeriksaan Tanah; Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Desa/Kelurahan; Koordinasi/Klaririfikasi dan menindaklanjuti proses sertifikasi Aset Provinsi Jawa Timur; Melakukan kerjasama dengan BPN di seluruh Jawa Timur; Lebih aktif dan intens berkomunikasi dengan para pihak (SKPD, pemilik lahan/tanah). 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Tabel 3.10 IKU Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 98,87% 98,71% 99 37

46 Persentase aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Tahun Anggaran 2016 untuk sewa tanah dan bangunan serta pinjam pakai untuk instansi lain sebesar 98,71 persen dari target 98,87 persen atau mencapai 99 persen. Secara keseluruhan jumlah aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan sebanyak bidang dari total jumlah aset tetap tanah dan bangunan sebanyak bidang atau 98,71 persen. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah merupakan optimalisasi terhadap penggunaan aset disamping meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang. Pemanfaatan disebut sebagai pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD, dapat berupa sewa, pinjam pakai, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dengan tidak mengubah status kepemilikan. Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai. Penyewaan merupakan penyerahan hak penggunaan/ pemanfaatan kepada Pihak Ketiga, dalam hubungan sewa menyewa tersebut harus memberikan imbalan berupa uang sewa tahunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, baik sekaligus maupun secara berkala. Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan Barang Milik Daerah dengan tidak merubah status kepemilikan barang daerah kepada instansi pemerintah dan antar pemerintah daerah serta untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Surat Perjanjian untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, Barang Milik Daerah tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah. 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tabel 3.11 IKU Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 38

47 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 40% 54,7% 137 Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7 persen dari target 40 persen atau mencapai 137 persen. Jumlah pengelola keuangan yang telah mengikuti bimbingan teknis pengelolaan keuangan dan aset daerah sebanyak 637 orang dari orang pengelola keuangan. Terlampauinya Persentase Sertifikasi Kompetensi pengelola keuangan daerah dikarenakan antusiasme SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota mengajukan usulan permintaan pelatihan bagi para pengelola keuangan agar lebih paham terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Meskipun telah melampaui target, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam menyelenggarakan bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah, diantaranya : Beberapa SKPD kurang tertib, disiplin dan responsif dalam menyampaikan usulan peserta pelatihan, seringkali baru disampaikan ketika pelaksanaan pelatihan sedang berlangsung, sehingga penggantian peserta tidak memungkinkan untuk dilakukan oleh SKPD pengirim; Beberapa kali jadwal pelaksanaan kegiatan di UPT LPKD bersamaan dengan bidang-bidang dan bahkan dengan peserta yang sama. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah, antara lain : Forum Group Discussion (FGD) Penerapan dan Persiapan Penyusunan Dokumen Pembentukan Lembaga Sertifikasi profesi (LSP); Konsultasi terkait upgrade Modul Pengelolaan daerah ke Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis ( P2 EB- FEB ) UGM; 39

48 Tindak Lanjut penawaran kerjasama in house training Keuangan daerah di UPT LPKD oleh P2EB UGM Di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 2. TUJUAN 2 : OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN/KOTA SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN/KOTA SE JAWA TIMUR 10. Persentase Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Raperkada) Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu Tabel 3.12 IKU Persentase Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)/Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Raperkada) Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Persentase Raperda/Raperkada 100% 97% 97 Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen dari target 100 persen atau mencapai 97 persen. Jumlah Kab./Kota yang Raperda/Raperkada tentang APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 37 Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur. Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya lamanya proses penerbitan di Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur 40

49 Jawa Timur, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa upaya antara lain: a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan Perda/Rancangan Perkada kab/kota ; b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen Raperda/Raperkada Kab/Kota ; c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur Jawa Timur dapat segera diterbitkan. 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu Tabel 3.13 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Persentase Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 100% 100% 100 Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 100 persen dari target 100 persen atau mencapai 100 persen. Jumlah Kab./Kota yang Raperda/Raperkada tentang Perubahan APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 38 Kab./Kota dari 38 Kab./Kota di Jawa Timur. Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang Perubahan APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya lamanya proses penerbitan di Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena mensinkronkan dengan 41

50 jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur Jawa Timur, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang di evaluasi telah dilakukan beberapa upaya antara lain: a. Mempercepat kegiatan evaluasi sejak diterimanya Rancangan Perda/Rancangan Perkada kab/kota ; b. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota untuk segera melengkapi dokumen evaluasi berdasarkan berita acara penerimaan dokumen Raperda/Raperkada Kab/Kota ; c. Melakukan koordinasi dengan tim evaluasi sehingga Keputusan Gubernur Jawa Timur dapat segera diterbitkan. 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu Tabel 3.14 IKU Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Persentase Kab./Kota Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Pertanggungjawaban Raperda/Raperkada tentang Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu 100% 97% 97% Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu sebesar 97 persen dari target 100 persen atau mencapai 97 persen. Jumlah Kab./Kota yang Raperda/Raperkada tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dievaluasi tepat waktu sebanyak 36 Kab./Kota dari 37 Kab./Kota. Terdapat 1 (satu) Kabupaten yang melakukan pembahasan raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015 yaitu Kabupaten Ponorogo. Hal ini disebabkan 1 (satu) bulan sejak diterimanya rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, DPRD tidak mengambil keputusan bersama dengan Kepala Daerah, maka Kepala Daerah menyusun dan menetapkan Perkada tentang 42

51 penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan ketentuan pasal 323 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Rancangan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah Kab/Kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama oleh DPRD disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dituangkan dalam Keputusan Gubernur dan disampaikan kepada Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja. Keterlambatan waktu dari evaluasi Raperda/Raperkada sampai dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur disebabkan adanya beberapa hal diantaranya lamanya proses penerbitan di Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur karena mensinkronkan dengan jadwal kegiatan Sekretaris Daerah dan Gubernur Jawa Timur, kurangnya koordinasi antara BPKAD, Bappeda dan Biro Hukum Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Th.2015(n-1) Realisasi Th.2016 (n) Meningkatnya kualitas 1. Ketepatan waktu Tepat Tepat waktu Tepat pengelolaan keuangan penyusunan RAPBD dan waktu waktu dan aset daerah RPAPBD Provinsi Jawa Provinsi Jawa Timur Timur 2. Rasio Kemandirian 310% 430,5% 176% Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi 4,9% 5,21% 3,1% penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan 24% 31,08% 54% realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang 75% 76% 79% menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 43

52 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Th.2015(n-1) Realisasi Th.2016 (n) Persentase Laporan 80% 80% 80% Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 20,68 % 19,77% 20,9% 8. Persentase Aset Tetap 98,87 98,70% 98,71% Tanah dan Bangunan % yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi 40% 33,5% 54,7% kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2. Meningkatnya kualitas 10. Persentase 100 % 81,57% 97% pengelolaan keuangan kabupaten / kota se- Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD Jawa Timur yang dievaluasi tepat waktu 11. Persentase Raperda/Raperkada 100 % 92,10% 100% Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase Raperda/Raperkada 100 % 42,10% 97% Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran 2016 tersusun tepat waktu. Hal ini sesuai sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 104 ayat (1) 44

53 Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama. 2. Rasio kemandirian keuangan daerah Tahun Anggaran 2016 sebesar 176 persen atau menurun 59 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 430,5 persen. Hal ini, disebabkan pada Tahun Anggaran 2016 terdapat kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp ,50 menjadi Rp ,20 atau sebesar 19 persen dan peningkatan dana perimbangan yang pada Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,00 di tahun 2016 menjadi Rp ,00 atau sebesar 190 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan Dana Perimbangan melebihi dari PAD, disebabkan adanya perubahan postur pada Dana Perimbangan yaitu adanya rekening Bantuan Operasional Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merupakan tindak lanjut dari undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target Tahun Anggaran 2016 sebesar 3,1 persen atau naik 60 persen bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 5,21 persen. Pada Tahun Anggaran 2016, berdasarkan laporan realisasi Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), penyerapan belanja sebesar Rp ,10 atau 96,9 persen dibandingan dengan anggaran belanja. Sedangkan, Tahun Anggaran 2015, penyerapan belanja sebesar Rp ,50 atau 94,79 dibandingkan dengan anggaran belanja. 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 54 persen atau meningkat 74 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 31,08 persen. Tahun 2016 SKPD dengan realisasi diatas 95% sebanyak 40 SKPD, sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 23 SKPD. 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 79 persen. Hal ini disebabkan karena terdapat 15 SKPD yang belum optimal atau masih terdapat kendala dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. Mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 terdapat 17 SKPD yang belum optimal, karena terdapat peningkatan pemahaman dalam pelaksanaan 45

54 akuntansi berbasis akrual pada pengelola keuangan khusus fungsi akuntansi SKPD. 6. Persentase laporan keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 80 persen sedangkan tahun 2015 sebesar 80 persen. Masih adanya beberapa kendala yang dihadapi dan adanya kesalahan dalam penyajian data keuangan. 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat Tahun Anggaran 2016 sebesar 20,9 persen atau meningkat 6 persen bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 19,77 persen. Luas tanah yang bersertifikat tahun 2016 seluas m 2 sedangkan tahun 2015 seluas m Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 98,71 persen atau meningkat 0,10 persen bila dibandingan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 98,70 persen. Jumlah aset tetap tanah dan bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan Tahun Anggaran 2016 sebanyak sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebanyak Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016 sebesar 54,7 persen atau 637 orang. Sedangkan, pada Tahun Anggaran 2015 sebesar 33,5 persen atau 655 orang. 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 97 persen atau meningkat 19 persen bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 81,57 persen. Pada Tahun Anggaran 2016 terdapat 35 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/ Raperkada sedangkan tahun 2015 sebanyak 31 kab./kota. 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu, pada Tahun Anggaran 2016 sebesar 100 persen atau meningkat 9 persen dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2015 sebesar 92,10 persen. Pada tahun 2016 terdapat 38 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 35 kab./kota. 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu pada Tahun Anggaran

55 sebesar 97 persen atau meningkat sebesar 130 persen dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 42,10 persen. Pada Tahun Anggaran 2016 terdapat 36 kab./kota yang tepat waktu menyampaikan Raperda/Raperkada sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 16 kab./kota. Indikator kinerja dapat dibandingkan dengan indikator kinerja yang ada di RPJMD yang digambarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir RPJMD (Th.2019) Realisasi Tingkat Kemajuan Meningkatnya kualitas 1. Ketepatan waktu - Tepat - pengelolaan keuangan penyusunan RAPBD dan waktu dan aset daerah RPAPBD Provinsi Jawa Provinsi Jawa Timur Timur 2. Rasio Kemandirian - 176% - Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi - 3,1% - penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan - 54% - realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang - 79% - menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 6. Persentase Laporan - 80% - Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat - 20,9% - 8. Persentase Aset Tetap - 98,71% - Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi - 54,7% - kompetensi pengelola 47

56 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir RPJMD (Th.2019) Realisasi Tingkat Kemajuan keuangan daerah 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se- Jawa Timur Pemerintah Provinsi Jawa Timur 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota Pertanggungjawaban tentang Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu - 97% % % - Indikator Kinerja Utama BPKAD yang dijelaskan pada tabel diatas bukan merupakan Indikator Kinerja Daerah yang ada di RPJMD. Indikator Kinerja Daerah di RPJMD yaitu Predikat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, yang mana indikator tersebut merupakan Indikator Kinerja Utama Inspektorat. Oleh sebab itu, realisasi indikator kinerja BPKAD tidak dapat dibandingkan dengan realisasi indikator RPJMD 3.3. COST PER OUTCOME 1. ALOKASI PER SASARAN PEMBANGUNAN Laporan kinerja ini menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan capaian kinerja pelaksanan suatu program yang meliputi realisasi keuangan atas setiap kegiatan, informasi keuangan yang mengkaitkan antara realisasi keuangan dengan hasil-hasil program yang menggambarkan kinerja utama 48

57 dan informasi keuangan yang dapat mengidentifikasi jumlah biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran tertentu (cost per outcome), yang dapat diilustrasikan, sebagai berikut : Tabel 3.17 Alokasi per Sasaran Pembangunan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp) % Anggaran Meningkatnya kualitas 1. Ketepatan waktu ,5 pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur 2. Rasio Kemandirian ,5 Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi ,4 penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan ,5 realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang ,2 menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 6. Persentase Laporan ,1 Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat ,3 8. Persentase Aset Tetap ,4 Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi ,2 kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 49

58 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (Rp) % Anggaran Meningkatnya kualitas 10. Persentase ,8 pengelolaan keuangan Raperda/Raperkada kabupaten / kota se-jawa Kab./Kota tentang APBD Timur yang dievaluasi tepat waktu 11. Persentase Raperda/Raperkada ,8 Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase Raperda/Raperkada ,7 Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu Memperhatikan tabel 3.17, dapat dijelaskan bahwa alokasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar Rp ,00, dengan rincian : 1. Ketepatan waktu penyusunan Rancangan APBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur, didukung oleh Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 6,5% dari total anggaran belanja langsung ; 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, didukung oleh Kegiatan Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 2,5% dari total anggaran belanja langsung ; 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, didukung oleh Kegiatan Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 3,4% dari total anggaran belanja langsung; 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, didukung oleh Kegiatan Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan 50

59 alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 2,5% dari total anggaran belanja langsung ; 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building, didukung oleh Kegiatan Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 7,2% dari total anggaran belanja langsung ; 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), didukung oleh Kegiatan Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 4,1% dari total anggaran belanja langsung; 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat, didukung oleh Kegiatan Percepatan Sertifikasi Aset Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 3,3% dari total anggaran belanja langsung ; 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan, didukung oleh Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Aset dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 4,4% dari total anggaran belanja langsung ; 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, didukung oleh Kegiatan Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 6,2% dari total anggaran belanja langsung ; Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten/ kota se-jawa Timur, yaitu sebesar Rp ,00, dengan rincian : 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 1,8% dari total anggaran belanja langsung ; 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 1,8% dari total anggaran belanja langsung ; 51

60 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, didukung oleh Kegiatan Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 1,7% dari total anggaran belanja langsung. 2. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Sasaran / Program Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan aset Provinsi Timur dan daerah Jawa Program 1 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Indikator 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Kinerja Anggaran Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Tepat waktu Tepat waktu % 176% ,9% 3,1% % 54% % 79% % 80% , , , , , , Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa 20,68 % 20,9% ,52 Timur yang bersertifikat 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan 98,87 % 98,71% ,16 dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola 40% 54,7% ,42 keuangan daerah Pemerintah 52

61 Sasaran / Program Indikator Provinsi Jawa Timur Kinerja Anggaran Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Sasaran 2 Meningkatnya 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang 100% 97% ,29 kualitas dievaluasi tepat waktu pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-jawa Timur 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 100% 100% ,29 Program 2 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu 100% 97% ,91 Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu : 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur, capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 81,16 persen ; 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, capaian realisasi kinerja sebesar 57 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 91,92 persen ; 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, capaian realisasi kinerja sebesar 163 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 96,57 persen ; 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, capaian realisasi kinerja sebesar 225 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 91,92 persen ; 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building, capaian realisasi kinerja sebesar 105 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 86,03 persen ; 53

62 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 73,26 persen ; 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat, capaian realisasi kinerja sebesar 101 persen sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 83,52 persen ; 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan, capaian realisasi kinerja sebesar 99 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 88,16 persen ; 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, capaian realisasi kinerja sebesar 137 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 99,42 persen ; Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-jawa Timur, yaitu : 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 97 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 87,29 persen ; 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 100 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 87,29 persen ; 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, capaian realisasi kinerja sebesar 97 persen, sedangkan capaian realisasi anggaran sebesar 88,91 persen. 3. EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA Tabel 3.19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya No Sasaran Indikator Sasaran 1. Meningkatnya 1. Ketepatan waktu kualitas pengelolaan penyusunan RAPBD dan keuangan dan aset RPAPBD Provinsi Jawa daerah Provinsi Jawa Timur % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi ,16 18,84% 54

63 No Sasaran Indikator Sasaran Timur 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2. Meningkatnya 10. Persentase kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-jawa Timur Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu 12. Persentase Raperda/Raperkada % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 57 91,92 8,08% ,57 3,43% ,92 8,08% ,03 13,97% ,26 26,74% ,52 16,48% 99 88,16 11,84% ,42 0,58% 97 87,29 12,71% ,29 12,71% 97 88,91 11,09% 55

64 No Sasaran Indikator Sasaran Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi Memperhatikan tabel 3.18, dapat dijelaskan bahwa capaian realisasi kinerja dan capaian realisasi anggaran untuk sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur, yaitu : 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD Provinsi Jawa Timur, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 18,84% ; 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 57% dan tingkat efisiensi sebesar 8,08% ; 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 163% dan tingkat efisiensi sebesar 3,43% ; 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95%, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 225% dan tingkat efisiensi sebesar 8,08% ; 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 105% dan tingkat efisiensi sebesar 13,97% ; 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 26,74% ; 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 101% dan tingkat efisiensi sebesar 16,48% ; 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 99% dan tingkat efisiensi sebesar 11,84% ; 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 137% dan tingkat efisiensi sebesar 0,58% ; 56

65 Sedangkan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan kabupaten / kota se-jawa Timur, yaitu : 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 97% dan tingkat efisiensi sebesar 12,71% ; 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 100% dan tingkat efisiensi sebesar 12,71% ; 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu, dengan capaian realisasi kinerja sebesar 97% dan tingkat efisiensi sebesar 11,09%. Memperhatikan uraian tersebut, realisasi belanja BPKAD Tahun Anggaran 2016, secara umum menunjukkan bahwa capaian keberhasilan atas pelaksanaan program kegiatan dapat dikategorikan sesuai dengan sasaran dan target yang direncanakan, sebagaimana dokumen perencanaan baik jangka menengah (Renstra) maupun jangka pendek (Renja) walaupun masih terdapat beberapa kendala dan memerlukan penyempurnaan dalam pelaksanaan pada tahun mendatang, antara lain : 1. Aspek Perencanaan, a. Pola pikir dalam menyusun perencanaan anggaran masih bersifat rutinitas serta belum yang didasarkan hasil analisa dan kebutuhan riil ; b. Perencanaan program kegiatan masih bersifat formalitas, parsial/ sektoral, sehingga sangat dimungkinkan adanya program atau kegiatan baru yang pelaksanaannya muncul pada tahun anggaran berjalan ; c. Perencanaan masih kurang visioner dan/atau belum mengantisipasi adanya kebijakan atau peraturan perundang-undangan baru. 2. Aspek Pelaksanaan, a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kemampuan dibidang perencanaan anggaran, program kegiatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta kompetensi di bidang akuntansi ; 57

66 b. Adanya kebijakanatau regulasi yang diterbitkan dalam tahun anggaran berjalan dan atau kebijakan yang kadang kala tidak diikuti dengan petunjuk pelaksanaannya serta adanya perbedaan kebijakan yang mengatur pengelolaan keuangan antara APBN dan APBD (terdapat perbedaan sistem dan SOP) ; c. Penyusunan Daftar Kebutuhan Kas Bulanan (DKKB) masih bersifat formalitas dan/atau belum dihitung berdasarkan analisa kebutuhan riil. 3. Aspek Penatausahaan, a. Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan kemampuan dibidang penatausahaan keuangan daerah ; b. Adanya keterlambatan dalam menyusun dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ), kurang teliti, cermat dan juga masih terdapat kesalahan pembebanan dalam penulisan Buku Kas Umum (BKU) ; c. Masih adanya kekurangan persyaratan dan kelengkapan penyusunan dokumen SPJ, dan inkonsistensi pencatatan transaksi harian, sehingga berdampak pada keakurasian data. Memperhatikan beberapa kendala tersebut, untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang sama dan berulang pada tahun-tahun berikutnya dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah, perlu : 1) Optimalisasi dan pemberdayaan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) melalui Forum Group Discusion (FGD) ; 2) Pemberdayaan fungsi UPT- Laboratorium Pengelolaan Keuangan Daerah (UPT-LPKD) melalui bintek, workshop dan sosialisasi kepada para pengelola keuangan dan aset daerah ; 3) Melakukan pendampingan dan mengikutsertakan pendidikan dan pelatihan kepada para pengelola keuangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan pertanggungjawaban ; 4) Memfasilitasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah serta mengembangkan aplikasi berdasarkan regulasi, dinamika dan kebutuhan riil ; 5) Membangun keselarasan dan kesepahaman antar bidang dan instansi terkait melalui koordinasi, komunikasi dan konsolidasi. 58

67 3.4. REALISASI ANGGARAN, Akuntabilitas keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban yang mencakup integritas keuangan, ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan-undangan yang harus disusun setiap kementerian/lembaga/instansi dan pemerintahan daerah. Sasaran pertanggungjawaban adalah laporan keuangan yang berlaku, meliputi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang SKPD. Sedangkan, instrumen utama akuntabilitas keuangan adalah anggaran pemerintah dan data laporan tahunan yang disusun secara periodik dalam tahun anggaran berkenaan, sehingga nampak proses penganggaran secara keseluruhan relevan untuk dipertanggungjawabkan pada berbagai tingkatan operasi dari masing-masing indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan Tahun Anggaran Mendasari uraian tesebut, sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur dari alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,74 persen, dengan rincian: KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI NOMINAL (Rp) % BELANJA DAERAH , ,00 92,50 BELANJA TIDAK LANGSUNG , ,00 97,93 BELANJA LANGSUNG , ,00 87,96 01 Pelayanan Administrasi Perkantoran 012 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 021 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana 031 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana 07 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah , ,00 94, , ,00 94, , ,00 87, , ,00 85, , ,00 89, , ,00 91,36 59

68 KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI NOMINAL (Rp) % 002 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 004 Fasilitasi Laboratorium Keuangan Daerah 08 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan 001 Penyusunan Dokumen Perencanaan 002 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran 17 Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 003 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah 006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD 008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD 010 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah 043 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah 069 Pemantapan Sistem Informasi Keungan Daerah 250 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah , ,00 85, , ,00 95, , ,00 78, , ,00 72, , ,00 84, , ,00 87, , ,00 86, , ,00 81, , ,00 94, , ,00 73, , ,00 85, , ,00 96, , ,00 81, , ,00 91, Optimalisasi Pengelolaan Aset , ,00 88, Percepatan Sertifikasi Aset Daerah , ,00 83, Pemberdayaan Kapasitas Laboratorium Keuangan Daerah 18 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota , ,00 99, , ,00 87,98 60

69 KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI NOMINAL (Rp) % 105 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota 106 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota , ,00 88, , ,00 87,29 61

70 4.1 KESIMPULAN BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan pelaksanaan Perjanjian Kinerja (PK) program kegiatan dan anggaran maupun kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang disusun secara rutin dan wajib bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setiap akhir tahun anggaran untuk disampaikan kepada Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah yang dikuasakan kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, penyusunan Laporan Kinerja juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan sarana penilaian kinerja suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja juga dapat dijadikan saran/pertimbangan terhadap penyempurnaan perencanaan anggaran, penyusunan program kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban. Secara umum, pelaksanaan program dan kegiatan di BPKAD pada Tahun Anggaran 2016 dapat dikatagorikan cukup berhasil dengan baik. Hal ini, dapat dilihat dari persentase capaian output kegiatan sebesar 92,50 persen dengan penyerapan anggaran sebesar Rp ,00. Output dan realisasi anggaran ini, didukung oleh 12 (dua belas) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu : 1. Ketepatan waktu penyusunan RAPBD dan RPAPBD Provinsi Jawa Timur ; 2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ; 3. Toleransi deviasi penyerapan keuangan sesuai target ; 4. Persentase SKPD dengan realisasi diatas 95% ; 5. Persentase SKPD yang menerapkan Accrual Accounting Based Capacity Building ; 6. Persentase Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ; 7. Persentase tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bersertifikat; 62

71 8. Persentase Aset Tetap Tanah dan Bangunan yang digunakan dan dimanfaatkan ; 9. Persentase sertifikasi kompetensi pengelola keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur ; 10. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang APBD yang dievaluasi tepat waktu ; 11. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Perubahan APBD yang dievaluasi tepat waktu ; 12. Persentase Raperda/Raperkada Kab./Kota tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang dievaluasi tepat waktu SARAN Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan ini, tidak lain karena rahmat dan ridho dari Allah SWT serta dukungan semua pihak, kerjasama antar SKPD dan kerjasama dari seluruh bidang dan UPT LPKD di BPKAD. Keberhasilan ini, tentunya tidak dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang menjadi kendala atau hambatan yang perlu diperbaiki ke depan, antara lain penguatan fungsi koordinasi serta membangun komunikasi yang baik antar unit kerja dan koordinasi antar SKPD. Selanjutnya, sebagai upaya perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja pada tahuntahun mendatang perlu dilakukan, antara lain : 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur, utamanya yang ditunjuk sebagai pengelolaan keuangan melalui pendampingan, kursus, pelatihan dan desiminasi ; 2. Memperbaiki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas sistem pelaporan dan pertanggungjawaban SKPD serta meningkatkan kualitas review atas laporan kinerja SKPD ; 3. Melakukan validasi dan rekonsiliasi data aset dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timurdan meningkatkan fungsi koordinasi ; 4. Melaksanakan fungsi konsolidasi dengan SKPD sebagai pengguna barang serta melakukan inventarisasi dan identifikasi aset tetap tanah yang akan disertifikasi ; 5. Penguatan fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan pengecekan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) setiap bulan. 63

72

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T I M U R

P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T I M U R P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T I M U R TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunianya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG % BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG URAIANTUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014 1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada 1.1. Gambaran Umum Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON * NOMOR 88 TAHUN 2016, SERI D. 37 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 88 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG

JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2011 TANGGAL : 21 Juli 2011 JADWAL TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG A. JADWAL BULANAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Bulan Januari

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG 5 WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk menciptakan Pemerintah

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2007 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 15 JANUARI 2007 NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Sekretariat Daerah Kota

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA Draf 1 16-09-2008 GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 11 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN ANGGARAN JL. DARMA PRAJA NO. 01 GUNUNG TINGGI BATULCIN KAL-SEL

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN ANGGARAN JL. DARMA PRAJA NO. 01 GUNUNG TINGGI BATULCIN KAL-SEL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN ANGGARAN 2016-2020 JL. DARMA PRAJA NO. 01 GUNUNG TINGGI BATULCIN KAL-SEL KATA PENGANTAR Segala

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTATATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C 22 Pebruari 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C 2 / C PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SETDA KABUPATEN LAMONGAN DASAR HUKUM SISTEM AKIP 1. UU No. 23 Tahun 2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 07

TAHUN : 2006 NOMOR : 07 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES 1 BREBES PEMERINTAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bupati Garut P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 382 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Bupati Garut P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 382 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GARUT Bupati Garut P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 382 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 11 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2017 0 A. PENDAHULUAN Rencana Kerja (RENJA ) BPKAD Provinsi Bali Tahun 2017 Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kota Balikpapan merupakan salah satu kota besar yang berada di Provinsi Kalimantan Timur, luas wilayah kota ini mencapai 843,48 KM2, yang terdiri atas

Lebih terperinci

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN

Lebih terperinci

1. PROFIL BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun

1. PROFIL BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun 1. PROFIL BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN Foto dan Alamat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun Alamat Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) TIPE A KABUPATEN BANGKA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 72 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Oleh : Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Nusa Tenggara Barat TAHUN 2016 DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan P a g e 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Sebagai tindak lanjut Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 11 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci