BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri yaitu pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri yaitu pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk bisa mencapai tujuan utama dibidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, pemerintah berusaha meningkatkan pendapatan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya penerimaan pajak yang diperoleh akan mempengaruhi kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Pajak dijadikan pemerintah untuk melakukan pemerataan dan keadilan terhadap masyaratakat. Menurut Rahayu dan Lingga (2009) tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak. Tujuan utama dari reformasi perpajakan yaitu penegakan dalam hal kemandirian ekonomi untuk membiayai pembangunan nasional dengan mengerahkan segenap kemampuan sendiri. Secara bertahap dan berkelanjutan, diharapkan pajak 1

2 2 dapat mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri. Adanya reformasi perpajakan membuat sistem yang berlaku menjadi lebih sederhana yang meliputi penyederhanaan jenis, tarif, pembayaran pajak dan pembenahan pegawai perpajakan. Reformasi perpajakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah wajib pajak dan beban pajak akan semakin adil serta wajar, sehingga mampu mendorong wajib pajak untuk membayar pajak serta menghindarkan diri dari pegawai pajak yang mengambil keuntungan untuk kepentingan sendiri. Menurut Priyadi (2012) menyatakan bahwa reformasi perpajakan dilakukan bertahap. Tahap pertama dilakukan antara tahun Pada periode tersebut DJP melakukan dua buah perubahan mendasar. Yang pertama adalah reformasi administrasi yang meliputi restrukturisasi organisasi, perbaikan proses bisnis dan penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia. Sedangkan yang kedua dilakukan reformasi kebijakan, yaitu dengan amandemen atas beberapa undangundang perpajakan dan juga pemberian stimulus fiskal. Tahap kedua reformasi perpajakan dilakukan antara tahun Pada tahap ini perubahan DJP difokuskan kepada pengembangan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi dalam administrasi perpajakan. Pengelolaan terhadap sumber daya manusia merupakan sebuah perubahan subtansial dan belum pernah dijalankan pada perubahan sebelumnya. Menurut Abimanyu (2004) reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas menyangkut modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah (tiga hingga enam tahun) dengan tujuan tercapainya: (1) tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi; (2) kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi; dan (3) produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.

3 3 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai tugas mengumpulkan pendapatan negara dari sektor pajak dan mengoptimalkan pendapatan tersebut dengan membuat program perubahan yaitu melalui reformasi administrasi perpajakan untuk membuat wajib pajak selalu melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga membuat mereka menjadi wajib pajak patuh. Reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dengan penerapan sistem administrasi perpajakan modern. Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. Jika program modernisasi ini ditelaah secara mendalam termasuk perubahanperubahan yang telah, sedang dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner (Nasution, 2007). Perubahan struktur organisasi yang terdiri dari pembentukan organisasi berdasarkan fungsi dan bukan lagi berdasarkan jenis pajak, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga memberikan kemudahan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya. Penerapan modernisasi struktur organisasi berkaitan dengan program penerapan good governance dalam meningkatkan citra Direktorat Jenderal Pajak dan kampanye sadar serta peduli pajak. Perubahan implementasi pelayanan dilakukan dengan cara kecepatan melayani wajib pajak dalam mengurus keperluannya, diantaranya pembuatan NPWP, SPT dan pembayaran pajak.

4 4 Penerapan perubahan implementasi pelayanan berkaitan dengan perubahan kualitas pemberian pelayanan kepada wajib pajak serta efisien dan efektivitas kerja petugas pajak. Fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi membuat wajib pajak lebih mudah untuk menggunakan elektronik, seperti e-spt, e-filling, e- Registration. Penerapan penggunaan fasilitas teknologi perpajakan juga mempermudah petugas pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai standar perilaku pegawai dalam menjalankan tugas sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena wajib pajak merasa aman dan nyaman untuk melakukan pembayaran pajak tanpa harus takut disalahgunakan untuk kepentingan pribadi petugas pajak. Dengan adanya modernisasi administrasi perpajakan semoga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan dalam mendaftarkan diri, kepatuhan menyetorkan kembali surat pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan pembayaran tunggakan pajak. Kepatuhan menjadi hal yang sangat penting karena dengan adanya ketidakpatuhan dapat mengakibatkan penyetoran dana pajak ke kas negara menjadi berkurang. Adanya perbaikan administrasi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Rahayu dan Lingga (2009) melakukan penelitian tentang Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan struktur organisasi, perubahan implementasi pelayanan, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Triwigati (2013) tentang Pengaruh Penerapan

5 5 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Hasilnya bahwa penerapan sistem administrasi perpajakan di lingkungan KPP Pratama Malang Utara sebagian besar dalam kategori baik dari segi perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi, dan kode etik pegawai sehingga peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dapat terlaksana dengan baik untuk dapat mencapai pelayanan yang prima kepada masyarakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rapina, dkk (2011) tentang Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasilnya menunjukkan bahwa strukur organisasi, prosedur organisasi dan strategi organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cibeunying, sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sedangkan menurut Setiana, dkk (2010) tentang Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan struktur organisasi, prosedur organisasi dan strategi organisasi tidak memberikan pengaruh. Candra, dkk (2013) tentang Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak. Hasilnya bahwa struktur organisasi dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Madiun, sedangkan fasilitas layanan dengan teknologi informasi dan kode etik tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Madiun.

6 6 Hasil-hasil penelitian tersebut, ternyata masih terdapat perbedaan antara satu peneliti dengan peneliti yang lainnya. Hal ini yang memotivasi peneliti untuk meneliti kembali. Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kepatuhan wajib pajak, dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Demak. Penelitian ini merupakan replika dari Sri Rahayu dan Ita Salsalina Lingga (2009). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah responden atau subyek penelitian yaitu para petugas pajak yang bertugas dibagian pengolahan data dan informasi, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, pemeriksaan serta ekstensifikasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek dan tahun. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian di KPP Pratama Bandung dan tahun 2009, sedangkan pada penelitian ini objek penelitian di KPP Pratama Demak dan tahun Alasan memilih KPP Pratama Demak yaitu karena KPP Pratama Demak terpilih sebagai Kantor Pelayanan Percontohan terbaik kedua tingkat nasional pada tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perubahan struktur organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak? 2. Apakah perubahan implementasi pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

7 7 3. Apakah fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak? 4. Apakah kode etik pegawai berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk menguji secara empiris: 1. Pengaruh perubahan struktur organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Pengaruh perubahan implementasi pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Pengaruh fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi terhadap kepatuhan wajib pajak. 4. Pengaruh kode etik pegawai terhadap kepatuhan wajib pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Kantor Pelayanan Pajak Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak untuk penerapan saat ini guna memberikan pelayanan yang lebih baik dikemudian hari. 2. Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dibidang perpajakan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

8 8 3. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan akuntansi untuk menambah wawasan dan pengetahuannya serta digunakan sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya. 4. Peneliti dan Pembaca Hasil penelitian dapat bermanfaat dan memberikan gambaran langsung tentang bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi lima bab, yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab hasil dan pembahasan serta bab penutup. Adapun rincian masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan teori yang diperlukan dalam menunjang penelitian dan konsep yang relevan untuk membahas permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, tinjauan atas penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

9 9 Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai metode atau langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu meliputi variabel penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan. Bab IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini membahas mengenai objek penelitian, deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan. Bab V Penutup Pada bagian penutup membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan dan saran.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ciri-ciri yang melekat pada definisi pajak (Resmi, 2013) adalah sebagai berikut: 1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment. 10

11 Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak (Resmi, 2013): 1) Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. 2) Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan Reformasi Perpajakan Menurut Abimanyu (2004) reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas menyangkut modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah (tiga hingga enam tahun) dengan tujuan tercapainya: a. Tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi. b. Kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi. c. Produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Reformasi pajak (Suandy, 2005) dilakukan karena pemerintah menganggap bahwa peraturan perpajakan yang masih berlaku saat itu (tahun 1983 dan sebelumnya) adalah peninggalan kolonial Belanda yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, tidak sesuai dengan struktur dan organisasi

12 12 pemerintahan tidak berdasarkan Pancasila, dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan ekonomi, yang selama ini berlaku di Indonesia. Tujuan utama pembaruan perpajakan nasional ini adalah untuk lebih menegakkan kemandirian kita dalam membiayai pembangunan nasional dengan jalan lebih mengerahkan lagi segenap kemampuan kita sendiri. Dengan reformasi pajak nasioanl sistem pajak yang berlaku saat itu akan disederhanakan. Penyederhanaan tersebut mencakup jenis pajak, tarif pajak dan cara pembayaran pajak. Setelah reformasi ini sistem pembayaran pajak akan makin adil dan wajar sedangkan jumlah wajib pajak akan makin luas, selanjutnya reformasi pajak juga akan dilakukan terhadap aparat pajak (fiskus) baik yang menyangkut prosedur, tata kerja disiplin maupun mental. Menurut Priyadi (2012) menyatakan bahwa reformasi perpajakan dilakukan bertahap. Tahap pertama dilakukan antara tahun Pada periode tersebut DJP melakukan dua buah perubahan mendasar. Tahap pertama adalah reformasi administrasi yang meliputi restrukturisasi organisasi, perbaikan proses bisnis dan penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia. Sedangkan yang kedua dilakukan reformasi kebijakan, yaitu dengan amandemen atas beberapa undangundang perpajakan dan juga pemberian stimulus fiskal. Tahap kedua reformasi perpajakan dilakukan antara tahun Pada tahap ini perubahan DJP difokuskan kepada pengembangan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi dalam administrasi perpajakan. Pengelolaan terhadap sumber daya manusia merupakan sebuah perubahan subtansial dan belum pernah dijalankan pada perubahan sebelumnya.

13 Administrasi Perpajakan Menurut Gunadi (2005) administrasi pajak adalah administrasi hukum, artinya administrasi agar tujuan hukum tersebut dapat dicapai dengan baik, wajar dan tidak satu pihakpun yang akan merasa dirugikan, sedangkan tujuan dari hukum itu sendiri adalah keadilan. Menurut Gunadi (2005) administrasi pajak memerlukan persyaratan antara lain: 1. Transparan Artinya pelaksanaan tata usaha harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan kemauan undang-undang serta fakta yang benar-benar terjadi. 2. Sederhana Artinya tata usaha harus bersendikan kepada kesederhanaan yang meliputi antara lain mudah, lancar, cepat, tidak berbelit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 3. Kepastian atau kepastian hukum Artinya administrasi pajak adalah administrasi hukum (legal administration) haruslah mengabdi kepada adanya kepastian hukum, sehingga wajib pajak merasa puas dan kondisi yang demikian ini akan meningkatkan motivasi wajib pajak. 4. Efisien Artinya pelaksanaan tata usaha harus dilaksanakan dan dibatasi dengan hal-hal yang berkaitan langsung dalam pencapaian tujuan.

14 14 5. Ekonomis Artinya sejalan dengan salah satu asas pemungutan pajak yaitu harus dilakukan dengan ekonomis, sebab pada dasarnya yang membayar biaya tata usaha pajak adalah wajib pajak. 6. Berkeadilan Artinya pelaksanaan tata usaha pelayanan yang bersifat umum dan merata. 7. Tepat waktu Artinya penyelesaian tata usaha dan pelaksanaan pelayanan dilaksanakan dengan tepat waktu dan tidak bertele-tele, yaitu waktu yang pantas dan wajar untuk penyelesaian. Menurut Nasution (2007) ditengah beban pengamanan penerimaan negara yang terus meningkat dan tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap sistem perpajakan, pemerintah perlu melakukan reformasi yang komprehensif dibidang perpajakan. Tanpa strategi yang mendasar, dikhawatirkan akan terjadi penurunan kepatuhan membayar pajak sehingga dapat mengganggu kestabilan dan sustainability keuangan negara. Oleh karena itu, reformasi perpajakan ini merupakan faktor utama dalam rangka pemberdayaan strategi pemungutan pajak dengan pendekatan holistik dan berkesinambungan. Reformasi perpajakan yang dilakukan mencakup dua bidang yaitu reformasi dibidang kebijakan dan reformasi dibidang administrasi perpajakan.

15 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. Jika program modernisasi ini ditelaah secara mendalam, termasuk perubahanperubahan yang telah, sedang dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner (Nasution, 2007). Menurut Nasution (2007) tujuan modernisasi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan produktivitas dan integritas aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua, maka program reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dan komprehensif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Perubahan Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah kesesuaian pembagian pekerjaan antara struktur dan fungsi, di mana terjadi penumpukan atau kekosongan pelaksanaan pekerjaan, dan ada tidaknya hubungan dan urutan diantara unit-unit kerja yang ada (Tangkilisan, 2005). Menurut Naja (2004) struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, diorganisir, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi

16 16 (organizational structure) mengidentifikasikan tanggung jawab bagi masing-masing posisi jabatan dan hubungan di antara posisi-posisi tersebut (Madura, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubunganhubungan antar komponen bagian-bagian dalam suatu organisasi yang terstruktur dan terorganisir dengan baik Perubahan Implementasi Pelayanan Istilah pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah perihal atau cara melayani. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang. Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-84/PJ/2011, pelayanan yang baik adalah sentra dan indikator utama untuk membangun citra DJP, sehingga kualitas pelayanan harus terus-menerus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan harapan dan membangun kepercayaan wajib pajak dan seluruh stakeholder perpajakan terhadap DJP. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah cara melayani, mengurus, menyikapi, membantu menyelesaikan keperluan seseorang atau sekelompok orang Fasilitas Pelayanan yang Memanfaatkan Teknologi Informasi Teknologi merupakan hasil olah pikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya. Informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Jadi, pengertian teknologi informasi adalah tata cara atau sistem yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan atau informasi (Maryono dan Istiana, 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sistem yang

17 17 digunakan manusia sebagai perantara untuk penyimpanan dan pengolahan data menjadi informasi Kode Etik Pegawai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007 pasal 1, Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikat Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa kode etik pegawai adalah pedoman sikap yang harus dijalankan oleh pegawai Kepatuhan Definisi Wajib Pajak Patuh Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 pasal 2, Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang selanjutnya disebut sebagai Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.

18 18 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir Mekanisme Penetapan Wajib Pajak Patuh Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-13/PJ.331/2003: 1. Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak domisili terdaftar, antara lain sebagai berikut: 1) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang dalam 2 (dua) tahun pajak terakhir tepat waktu dalam menyampaikan SPT Tahunan. 2) Melakukan investarisasi terhadap Wajib Pajak yang dalam tahun terakhir tepat waktu menyampaikan SPT Masa untuk semua jenis pajak atau menyampaikan SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak dan tidak berturut-turut. 3) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang menyampaikan SPT sebagaimana dimaksud dalam butir 2 (dua) yang tidak melewati batas waktu penyampaian SPT Masa untuk masa pajak berikutnya. 4) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak per tanggal 31 Desember: a. kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; b. tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir.

19 19 5) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan. 6) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang laporan keuangannya diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. 7) Melakukan penelitian pemenuhan persyaratan/kriteria untuk menjadi Wajib Pajak Patuh terhadap Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai Wajib Pajak Patuh. 8) Menerima daftar nominatif hasil inventarisasi dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak lokal terdaftar. 9) Menyusun daftar nominatif Wajib Pajak Patuh berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada angka 1 sampai dengan angka 8, dan mengirimkan kepada Kepala Kanwil DJP paling lambat tanggal 25 Januari. 10) Menerima penetapan Wajib Pajak Patuh dan mengumumkan dengan cara menempatkannya pada papan pengumuman di Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. 11) Mengirimkan/menyampaikan surat pemberitahuan penetapan Wajib Pajak Patuh kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. 2. Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak lokasi terdaftar, antara lain sebagai berikut : 1) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang dalam tahun terakhir tepat waktu menyampaikan SPT Masa untuk semua jenis pajak

20 20 atau menyampaikan SPT Masa, yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak dan tidak berturut-turut. 2) Melakukan inventarisasi terhadap Wajib Pajak yang tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak per tanggal 31 Desember: a. kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; b. tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir. 3) Menyampaikan daftar nominatif hasil inventarisasi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak domisili terdaftar paling lambat tanggal 15 Januari. 4) Menerima penetapan Wajib Pajak Patuh, membuat Daftar Wajib Pajak Patuh-Lokasi dengan menggunakan formulir, dan mengumumkan dengan cara menempatkannya pada papan pengumuman di Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. 3. Kepala Kantor Wilayah DJP setelah menerima daftar nominatif Wajib Pajak Patuh dari Kantor Pelayanan Pajak, melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Atas nama Direktur Jenderal Pajak menetapkan Wajib Pajak Patuh paling lambat akhir bulan Januari, dengan menggunakan formulir. 2) Mengirimkan penetapan Wajib Pajak Patuh kepada: a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak domisili terdaftar;

21 21 b. Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak lokasi terdaftar; dan c. Kepala Kantor Wilayah DJP atasan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak lokasi terdaftar. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu No Peneliti 1 Rahayu dan Lingga (2009) Topik Penelitian Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Penelitian Perubahan struktur organisasi, perubahan implementa si pelayanan, fasilitas pelayanan yang memanfaatk an teknologi informasi dan kode etik pegawai. Hasil Variabel independen perubahan struktur organisasi, perubahan implementasi pelayanan, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dikarenakan jumlah Account Representative (AR) yang ada pada KPP Pratama yang digunakan sebagai tempat penelitian tidak sebanding dengan jumlah wajib pajak yang menjadi tanggung jawabnya sehingga kinerja petugas Account Representative (AR) menjadi tidak maksimal dalam memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak. Disamping itu, penggunaan teknologi internet oleh masyarakat guna mempermudah transaksi perpajakan yang masih rendah sehingga masih banyak wajib pajak yang terlambat dalam menyampaikan SPT dan membayar pajak terhutangnya.

22 22 2 Setiana, dkk (2010) 3 Rapina, dkk (2011) 4 Candra, dkk (2013) Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi Struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi Struktur organisasi, kualitas layanan, fasilitas layanan dengan teknologi informasi, kode etik Sistem administrasi perpajakan modern mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP di lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak. Modernisasi budaya organisasi memberikan kontribusi pengaruh yang terbesar, sedangkan modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi dan modernisasi strategi organisasi tidak memberikan pengaruh. Strukur organisasi, prosedur organisasi dan strategi organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Cibeunying, sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Struktur organisasi dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Madiun. Namun fasilitas layanan dengan teknologi informasi dan kode etik tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Madiun. Wajib pajak masih belum terbiasa melakukan registrasi dan pelaporan online dn lebih percaya melaporkan pajaknya secara langsung dengan datang ke kantor pajak, sehingga fasilitas layanan dengan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kode etik pegawai yang ada masih kurang dipahami dan dijalankan oleh pegawai pajak sehingga kode etik pegawai todak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

23 23 5 Triwiga ti, Listania (2013) Pengaruh Penerapan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP, perubahan implementa si pelayanan kepada wajib pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatk an teknologi informasi dan kode etik pegawai. Penerapan sistem administrasi perpajakan di lingkungan KPP Pratama Malang Utara sebagian besar dalam kategori baik dari segi perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi, dan kode etik pegawai sehingga peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dapat terlaksana dengan baik untuk dapat mencapai pelayanan yang prima kepada masyarakat. 2.3 Kerangka Pemikiran Perubahan struktur organisasi yang terdiri dari pembentukan organisasi berdasarkan fungsi dan bukan lagi berdasarkan jenis pajak, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga memberikan kemudahan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya. Perubahan implementasi pelayanan dilakukan dengan cara kecepatan melayani wajib pajak dalam mengurus keperluannya, diantaranya pembuatan NPWP, SPT dan pembayaran pajak. Penerapan perubahan implementasi pelayanan berkaitan dengan perubahan kualitas pemberian pelayanan kepada wajib pajak. Fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi membuat wajib pajak lebih mudah untuk menggunakan elektronik, seperti e-spt, e-filling, e- Registration. Penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai standar perilaku pegawai dalam menjalankan tugas sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

24 24 wajib pajak karena wajib pajak merasa aman dan nyaman untuk melakukan pembayaran pajak tanpa harus takut disalahgunakan untuk kepentingan pribadi petugas pajak. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini dikemukakan suatu pemikiran teoritis yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, seperti perubahan struktur organisasi, perubahan implementasi pelayanan, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai. Maka untuk menggambarkan alur langkah penelitian dibuat kerangka pemikiran teoritis yang ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut: Perubahan struktur organisasi (X1) Perubahan implementasi pelayanan (X2) Fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi (X3) Kepatuhan wajib pajak (Y) Kode etik pegawai (X4) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

25 Hipotesis Penelitian Perubahan Struktur Organisasi Menurut Nasution (2007) struktur organisasi merupakan implementasi konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan memerlukan perubahan pada struktur organisasi DJP, baik di tingkat kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun dijajaran kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Dengan adanya modernisasi struktur organisasi kerja yang lebih baik seperti pembentukan organisasi berdasarkan fungsi dan bukan lagi pada jenis pajak, spesifikasi tugas dan tanggung jawab seperti adanya bagian pengawasan, penagihan dan pemeriksaan, hal tersebut memudahkan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya sehingga kepatuhan pajak akan meningkat. Hasil penelitian Candra, dkk (2013) menunjukkan bahwa struktur organisasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama dibuktikan oleh Rapina, dkk (2011) bahwa modernisasi struktur organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Triwigati (2013) bahwa perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1 : perubahan struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

26 Perubahan Implementasi Pelayanan Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-84/PJ/2011, pelayanan yang baik adalah sentra dan indikator utama untuk membangun citra DJP, sehingga kualitas pelayanan harus terus-menerus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan harapan dan membangun kepercayaan wajib pajak dan seluruh stakeholder perpajakan terhadap DJP. Dengan ditingkatkannya kecepatan dalam pelayanan pajak dalam mengurus berbagai keperluan perpajakan akan membuat wajib pajak merasa nyaman dan tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia sehingga kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Candra, dkk (2013) menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama juga dibuktikan oleh Triwigati (2013) bahwa perubahan implementasi pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 2 : perubahan implementasi pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Pelayanan yang Memanfaatkan Teknologi Informasi Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak.

27 27 Jika program modernisasi ini ditelaah secara mendalam termasuk perubahanperubahan yang telah, sedang dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner (Nasution, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Triwigati (2013) dapat membuktikan adanya pengaruh signifikan antara pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 3 :pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Kode Etik Pegawai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007 pasal 1, kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan yang mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Penelitian yang dilakukan Triwigati (2013) membuktikan bahwa kode etik pegawai berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 4 : kode etik pegawai berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain dalam penelitian ini berdasarkan kerangka pikir dapat dibedakan sebagai berikut (Indriantoro dan Supomo, 2014): 1. Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain atau variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable) dari variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan struktur organisasi, perubahan implementasi pelayanan, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai (Rahayu dan Lingga, 2009). 2. Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable) dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak (Rahayu dan Lingga, 2009). 28

29 Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur (mengoperasionalisasi) construct menjadi variabel penelitian yang dapat diuji (Indriantoro dan Supomo, 2014). Masing-masing variabel dalam penelitian ini secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut: Perubahan Struktur Organisasi (X1) Menurut Nasution (2007) struktur organisasi merupakan implementasi konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan memerlukan perubahan pada struktur organisasi DJP, baik di tingkat kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun dijajaran kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Perubahan struktur organisasi diuji dengan empat pernyataan (Rahayu dan Lingga, 2009) yaitu: 1. Struktur organisasi pada KPP modern yang telah berubah menjadi fungsi. 2. Account Representative pada kantor pajak telah berjalan sebagaimana mestinya. 3. Rasio account representative telah memadai. 4. Terdapat pembagian tugas dan wewenang yang jelas Perubahan Implementasi Pelayanan (X2) Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-84/PJ/2011, pelayanan yang baik adalah sentra dan indikator utama untuk membangun citra DJP, sehingga kualitas pelayanan harus terus-menerus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan harapan dan membangun kepercayaan wajib pajak dan seluruh

30 30 stakeholder perpajakan terhadap DJP. Perubahan implementasi pelayanan diuji dengan enam pernyataan (Rahayu dan Lingga, 2009) yaitu: 1. Waktu rata-rata pemrosesan registrasi NPWP wajib pajak menjadi lebih singkat. 2. Waktu rata-rata pemrosesan pembayaran wajib pajak menjadi lebih singkat. 3. Waktu rata-rata pemrosesan SPT wajib pajak menjadi lebih singkat. 4. Pelatihan yang diberikan kepada petugas pajak dirasa cukup. 5. Kualitas pelayanan kepada wajib pajak meningkat. 6. Kecepatan pelayanan kepada wajib pajak meningkat Fasilitas Pelayanan yang Memanfaatkan Teknologi Informasi (X3) Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini (Nasution, 2007). Fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi diuji dengan empat pernyataan (Rahayu dan Lingga, 2009) yaitu: 1. Pembayaran online menmudahkan petugas pajak. 2. Infrastruktur yang ada mendukung pelayanan kepada wajib pajak. 3. e-spt sudah dimanfaatkan wajib pajak. 4. e-registration sudah dimanfaatkan wajib pajak.

31 Kode Etik Pegawai (X4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007 pasal 1, kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan yang mengikat pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Kode etik pegawai diuji dengan empat pernyataan (Rahayu dan Lingga, 2009) yaitu: 1. Aparat telah mempunyai pengetahuan yang baik. 2. Kode etik sudah cukup efektif. 3. Kode etik pegawai sudah dipatuhi. 4. Sudah adanya sanksi yang tegas Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Kepatuhan menjadi hal yang sangat penting karena dengan adanya ketidakpatuhan dapat mengakibatkan penyetoran dana pajak ke kas negara menjadi berkurang. Kepatuhan wajib pajak diuji dengan sepuluh pernyataan (Rahayu dan Lingga, 2009) yaitu: 1. Terjadi peningkatan wajib pajak dalam mendaftarkan diri. 2. Terdapat penurunan manipulasi pajak. 3. Wajib pajak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam penghitungan pajak. 4. Tingkat kesalahan perhitungan pajak terutang menurun. 5. Keterlambatan penyampaian SPT menurun. 6. Pelayanan yang dilakukan fiskus cukup signifikan. 7. Penagihan pajak terutang oleh fiskus menurun. 8. Jumlah tunggakan pembayaran wajib pajak berkurang.

32 32 9. Kesadaran wajib pajak meningkat. 10. Keterlambatan pembayaran pajak menurun. Teknik untuk mengubah data kualitatif yang diperoleh menjadi suatu urutan data kuantitatif menggunakan skala likert. Menurut Indriantoro dan Supomo (2014) skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 b. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 c. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Setuju (S) diberi skor 4 e. Sangat Setuju (SS) diberi skor Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah para petugas pajak di KPP Pratama Demak yang bertugas dibagian pengolahan data dan informasi, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, pemeriksaan serta ekstensifikasi yang berjumlah 55 orang. Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi (Indriantoro dan Supomo, 2014). Untuk menghitung jumlah sampel yang digunakan dengan rumus Slovin, yaitu: ( )

33 33 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batasan kesalahan maksimal yang ditolerir (10%) Berdasarkan rumus di atas, jika diketahui jumlah populasi (N) = 55 petugas pajak, dapat ditentukan ukuran sampel minimalnya sebagai berikut: ( ) = = 35 (responden) Setelah diketahui jumlah sampel kemudian pemilihan sampel menggunakan cluster sampling, yaitu populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergerombol (Indriantoro dan Supomo, 2014). Cluster sampling untuk menentukan jumlah sampel per unit dengan rumus berikut: Tabel 3.1 Pemilihan Sampel Menggunakan Cluster Sampling No Unit Jumlah Karyawan Sampel 1 Pengolahan data dan informasi Pelayanan Penagihan Pengawasan dan konsultasi Pemeriksaan Ekstensifikasi 5 3 Jumlah 55 35

34 34 Penyebarannya dengan menggunakan accidental sampling. Accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan cara memilih siapa yang kebetulan ada atau dijumpai (Indriantro dan Supomo, 2014). 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian atau responden (Indriantoro dan Supomo, 2014) Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2014). 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis (Indriantoro dan Supomo, 2014). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, yaitu pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara tertulis (Indriantoro dan Supomo, 2014).

35 Metode Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data. Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, menganalisis data (Indriantoro dan Supomo, 2014) Kualitas Data Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013) Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2013) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70.

36 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013): analisis statistik yang dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 atau 5 persen maka data terdistribusi secara normal Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013): Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya; (2) variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF Uji Autokorelasi Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara untuk mendeteksi autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test).

37 37 Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du d 4 dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 du Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan uji glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Data yang tidak heteroskedastisitas adalah data yang nilai signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0.05 (α > 5%) Uji Regresi Uji Model (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013). Kriteria pengujian menerima atau menolak hipotesis dapat ditentukan sebagai berikut: a. Jika nilai sig > 0.05 maka H 0 diterima artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

38 38 b. Jika nilai sig < 0.05 maka menerima H a artinya variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Uji Hipotesis (Uji t) Menurut Ghozali (2013), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian menerima atau menolak hipotesis dapat ditentukan sebagai berikut: a. Jika nilai sig > 0.05 maka H 0 diterima artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai sig < 0.05 maka menerima H a artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Koefisien Determinasi ( R 2 ) Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA DEMAK. Ika Naili Fauziyah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA DEMAK. Ika Naili Fauziyah FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA DEMAK Ika Naili Fauziyah Program Studi Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Dr. St. Dwiarso Utomo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai dengan bulan Mei 2017, untuk menyebarkan kuisioner kepada responden, dan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awalnya pajak merupakan suatu pungutan yang bersifat sukarela yang digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Klaten. Obyek penelitian digunakan sebagai wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cirebon. Subyek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Dinas Pendapatan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur. Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Namun, dewasa ini banyak kasus terjadi dalam bidang perpajakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data tersebut dikumpulkan dari PT S Three Technologies Indonesia dan PT Domini Polymerindo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Reasoned Action (TRA) Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Rendezvous,2012). Teori

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pelayanan Pajak, Penyuluhan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pelayanan Pajak, Penyuluhan Pajak. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dirjen pajak (DJP) memiliki tiga cara untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, pertama membuat program dan kegiatan yang dapat menyadarkan dan meningkatkan kepatuhan sukarela, khususnya Wajib

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Menurut Indriantoro dan Supomo (2014) Variabel adalah sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dalam waktu 6 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016. Sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, dimana periode yang akan diteliti adalah tahun pajak 2015 yaitu pada saat diberlakukannya Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengeluaran negara untuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan dibiayai oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kembangan yang beralamat Jalan Arjuna Utara No. 87 Gedung Guna Group, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Matraman di Jalan Matraman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada KPP Pratama di wilayah Pangkal Pinang dan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah wajib pajak yang berada di

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 sampai 24 Februari 2017 dan bertempat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon Jeruk Satu yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian KPP Kabupaten Sidoarjo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Barat dibentuk pada tanggal 27 November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENGARUH PENERAPAN E-SYSTEM PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA SURAKARTA) Irma Indrianti, Suhendro, Endang Masitoh Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi menurut Supardi (2005) dalam Amelia (2012) adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan selesai. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan suatu kewajiban warga negara yang berupa iuran wajib terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara langsung oleh Wajib Pajak.

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Objek penelitian yaitu sebuah sifat atau nilai dari orang, kegiatan yang mempunyai variasi yang ditetapkan peneliti dalam rangka untuk diteliti

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri dari dua di wilayah Jakarta Barat dan satu di wilayah Tangerang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Tahun 2013 di KPP Pratama Jakarta Kembangan. KPP Pratama Jakarta Kembangan beralamat di Jalan Arjuna Utara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah para masyarakat yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KOTA

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KOTA PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KOTA BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek dalam penelitian yang akan dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB III METODE PENELITIAN. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subyek Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan, yaitu dari bulan Desember tahun 2015 sampai dengan bulan Februari tahun 2016 untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena.

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel adalah konstruk yang dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas yang bertujuan menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antar

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Perusahaan Sampel 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Responden yang berpartisipasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN G. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dikategorikan sebagai metode survey dan data penelitian yang didapat menggunakan instrumen kuesioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang membutuhkan anggaran yang cukup besar setiap tahunnya untuk melaksanakan berbagai macam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Cengkareng, yang beralamat di Jalan lingkar luar barat nomor 10A, Cengkareng

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat 25 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Pajak Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku di berbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku di berbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku di berbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua negara di dunia

Lebih terperinci

Berikut sebuah penelitian:

Berikut sebuah penelitian: Berikut sebuah penelitian: pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Empiris Pada KPP Pratama Klaten) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan penting bagi suatu negara, selain demi meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Menurut Usman (2009) bahwa setiap penelitian pasti deskriptif (menjelaskan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian pada bulan Januari 2012 di KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri yaitu untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2-3 bulan yaitu bulan Nopember 2014 Sampai dengan bulan Januari 2015. untuk menyebarkan kuisioner kepada responden,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor fungsional yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian 3.1.1 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang. Obyek dan lokasi penelitian ini adalah bank syariah yang ada di kota 3.2. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

A. Populasi dan Sampel

A. Populasi dan Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Lokasi penelitian berada di KPP Pratama Provinsi Kalimantan Barat yang meliputi KPP Pratama Mempawah, KPP Pratama Singkawang dan KPP Pratama Kota Pontianak.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak. Judul : Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar Nama : I Wayan Sugi Astana

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah manajer hotel berbintang 3 dan 4. Hotel berbintang tiga dan empat telah menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan alamat Jln. Lintas Bono Pangkalan Bunut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian ini dapat dikelompokkan menurut tujuan, metode, tingkat eksplentasi, analisis dan jenis data. Menurut metodenya, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Metro. Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2017 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cengkareng Jakarta di Jalan. Lkr. Luar No.10A,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku di berbagai negara. Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam mengenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN C. Deskripsi Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah ditentukan yaitu responden Wajib Pajak Orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013, dilanjutkan analisis data dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013, dilanjutkan analisis data dan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013, dilanjutkan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar nomor empat di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa (www.bps.go.id). Pemerintah dalam

Lebih terperinci