BAB IV ANALISA DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 45 BAB IV ANALISA DAN BAHASAN IV.1 Analisa Aspek Manusia IV.1.1 Alur Kegiatan Analisa pelaku terbagi atas jenis pelaku kegiatan dalam hotel tersebut yakni, pemakai, pengelola, dan pekerja. Pada pelaku yang kita sebut pemakai terbagi atas 2 tipe yaitu pemakai yang menghuni, dan pemakai yang tidak menghuni. Sedangkan untuk pemakai yang kita sebut pengelola terbagi juga menjadi 2 yaitu pengelola bangunan (hotel), dan pengelola tenant (fasilitas penunjang) yang masing-masingnya memiliki pekerja dan pegawai. Agar memudahkan, alur kegiatan terbagi lagi menjadi 2, yaitu hotel dan fasilitas penunjang. Alur kegiatan pada hotel Alur kegiatan yang dilakukan pengguna hotel adalah sebegai berikut: Diagram 1 Alur Kegiatan Pengguna Hotel

2 46 Alur kegiatan yang dilakukan oleh pengelola/karyawan pada bangunan hotel adalah sebagai berikut: Diagram 2 Diagram Alur Kegiatan Pengelola Hotel Alur Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Pada alur kegiatan di bangunan fasilitas penunjang, pengguna hotel kita bagi menjadi 2 yakni pengguna yang menghuni (tamu huni) dan yang tidak menghuni.

3 47 Diagram 3 Diagram Kegiatan Pengguna Fasilitas Penunjang (huni) Diagram 4 Diagram Kegiatan Pengguna Fasilitas Penunjang (non-huni) Seperti yang telah disebutkan diatas, pengguna bangunan fasilitas penunjang tidak hanya tamu, tetapi juga pegawai/karyawan yang bekerja pada tenant bagunan penunjang tersebut. Kegiatan yang dilakukan pada bangunan penunjang tersebut cukup banyak terutama karena lalu-lalangnya pegawai, serta perlunya loading barang untuk fasilitas-fasilitas penunjang layaknya mini-market, restoran dan sebagainya. Alur kegiatan untuk pegawai tenant pada bangunan fasilitas penunjang antara lain adalah sebagai berikut:

4 48 Diagram 5 Diagram Alur Kegiatan Pegawai/Karyawan Pada Bangunan Penunjang Alur kegiatan untuk supplier tenant fasilitas penunjang untuk loading barang adalah sebagai berikut: Diagram 6 Diagram Alur Kegiatan Supplier Tenant Pada Bangunan Fasilitas Penunjang

5 49 IV.1.2 Organisasi Ruang Organisasi ruang dibagi menjadi 2, yakni organisasi ruang secara makro dan organisasi ruang secara mikro. Pembagian ini dilakukan agar terjadi kemudahan untuk menentukan hubungan antar ruangnya. Pembagian organisasi ruang secara makro nantinya akan dibahas secara mendetail per ruangannya ke sub-ruangan yang ada pada pembagian organisasi ruang secara makro tersebut. IV Organisasi Ruang Makro Diagram 7 Diagram Organisasi Ruang Secara Makro Berdasarkan diagram diatas dan dilihat dari hubungan organisasi ruangnya, semua ruangan (makro) berhubungan langsung melalui lobby. Pengguna hotel dapat mengakses fasilitas-fasilitas penunjang seperti retail dan restoran melalui lobby ataupun akses langsung. Pengguna hotel dapat mengakses ruang loker setelah melakukan checkin kemudian menuju kamar ataupun langsung menuju kamar setelah melakukan checkin di lobby. Begitu juga akses menuju ruang rapat/seminar, dapat diakses langsung dari lobby sehingga pengguna fasilitas penunjang yang tidak menginap tidak perlu melalui area private seperti kamar tidur. Pengelola/karyawan dapat mengakses kantor mereka langsung dari parkir dan bisa mengkases lobby agar tidak terjadinya crossing antara pengguna hotel dan karyawan

6 50 hotel. Posisi ruang servis berdekatan dengan fasilitas retail dan restoran dan diakses langsung melalui area parkir untuk memudahkan saat melakukan loading barang. IV Organisasi Ruang Mikro Ruang tidur Diagram 8 Organisasi Ruang Mikro Pada Ruang Tidur Untuk organisasi ruang secara mikro pada kamar tidur yang berupa kapsul ini, secara umum harus memuat kebutuhan 1 orang dengan ukuran besaran yang mencukupi. Karena hotel kapsul ini memiliki target pasa para businessman, maka tiap kapsul harus memiliki paling tidak sebuah area kerja baik nantinya area tersebut adalah sebuah ruang ataupun sebuah meja kerja. Penyimpanan barang pribadi juga perlu disediakan di kamar tidur ini meskipun disediakan ruang loker di organisasi ruang secara makro. Kamar mandi menjadi satu kesatuan dalam kapsul, dikarenakan kebiasan secara umum orang di Indonesia yang menginginkan fasilitas kamar mandi yang lebih private. Ruang Kantor Pengelola Diagram 9 Organisasi Ruang Mikro Pada Ruang Pengelola

7 51 Organisasi ruang kantor pengelola dibuat sesederhana mungkin, ruang kantor pengelola merupakan area backoffice dan area ruang kerja staff dibuat akses langsung menuju ruang file dan ruang manager. Retail Area Diagram 10 Organisasi Ruang Mikro Pada Retail Area Area ruang retail pembagiannya organisasi ruangnya dikumpulkan di bagian belakang ruangan, karena area yang diperlukan merupakan area yang bersifat service dan private seperti gudang, dan ruang karyawan. Restoran Diagram 11 Organisasi Ruang Mikro Pada Restoran

8 52 Restoran terbagi menjadi 5 bagian organisasi ruang, dimana area makan merupakan area yang terbesar dan memiliki akses langsung ke dapur. Dapur sendiri menjadi pusat orientasi organisasi ruangannya, dikarenakan ruangan seperti storage dan ruang pegawai (meliputi ruang loker) tidak dapat diakses dari area ruang makan restoran agar tidak terjadinya crossing antara pegawai restoran dan pengunjung restoran. Sedangkan area untuk loading harus memiliki akses langsung menuju ruang storage. Service Area Diagram 12 Organisasi Ruang Mikro Pada Area Servis Ruang karyawan menjadi pusat orientasi organisasi ruang servis ini, ruang karyawan memiliki akses menuju ruang genset, ruang elektrikal, gudang, laundry, ruang pompa, TPS. Fasilitas ruang karyawan memiliki ruang pantry dan WC yang juga memiliki akses langsung dari ruang karyawan. IV.1.3 Program Ruang Setelah proses analisa kegiatan membentuk hubungan antar ruang secara makro dan mikro, yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan pembentukan besaran ruang melalui program ruang. Program ruang disusun mengacu berdasarkan standar ruang

9 53 yang ada pada buku Neufert Architect Data dan Time Saver Standart pembahasan program ruang untuk bangunan Hotel. Kelengkapan Program Ruang terlampir pada lampiran Skripsi ini. IV.2 Analisa Aspek Lingkungan IV.2.1 Situasi Lingkungan Percetakan Parkir & Ojek Belakang Pasar St. Sudirman Depan Pasar Gambar 1 Kondisi Lingkungan Sekitar Tapak Kondisi lingkungan sekitar tapak terbilang sepi dan tidak padat, namun pada jam-jam tertentu seperti jam berangkat dan pulang kerja serta saat jam makan siang area sekitar terlihat sangat padat. Kepadatan pada jam berangkat dan pulang kerja diakibatkan tapak yang berdekatan dengan stasiun sudirman. Jalur kereta ini cukup

10 54 dipadati para pekerja/karyawan di area perkantoran M.H Thamrin terutama para pekerja yang memiliki rumah di perbatasan Jakarta. Gambar 2 Area yang dijadikan Lahan Parkir dan Parkir Ojek Pada sisi sebelah barat tapak, area yang memiliki cukup banyak penghijauan itu digunakan oleh warga sekitar untuk tempat parkir. Wilayah di jl.blora ini memiliki banyak ruko berupa tempat makan, sehingga cukup dipadati oleh pekerja dan karyawan di waktu makan siang. Tidak hanya parkir kendaraan pribadi, area sebelah barat juga menjadi area pangkalan ojek yang mengincar penumpang dari stasiun. Gambar 3 Parkir Ojek Yang memadati Pedestrian Stasiun Namun pada pagi dan sore, jumlah ojek menjadi bertambah hingga memadati area pedestrian di sisi sepanjang jalur stasiun. Tapak juga bersebelahan dengan pasar yang terbilang hampir non-aktif, kondisi pasar yang berdekatan dengan kawasan pemukiman area Menteng membuat pasar tidak terlalu ramai dan tidak berantakan (teratur).

11 55 IV.2.2 Kebisingan Tapak berada di kawasan yang cukup tenang, namun tidak pada jam-jam tertentu. Posisi tapak yang tepat berseberangan dengan stasiun kereta api sudirman membuat pada waktu pagi dan sore ketika kereta sering lalu-lalang menjadi ramai. Gambar 4 Arah Kebisingan Dari Luar Ke Dalam Tapak Sumber kebisingan tidak hanya berasal dari arah stasiun, kondisi jalan M.H.Thamrin pada pagi dan sore juga cukup terbilang ramai akibat kepadatan kendaraan yang lalu-lalang di jalan tersebut. Sedangkan dari sisi timur tapak terbilang cukup tenang, karena area di dominasi oleh kawasan pemukiman. Yang perlu diperhatikan justru adalah kebisingan yang akan terjadi dari dalam ke luar tapak (ke arah pemukiman). Jalan blora tidak terlalu dipadati kendaraan meski jalan blora merupakan jalan yang cukup lebar dan besar. Jalan blora bukan merupakan jalan utama (mainstreet) sehingga, tidak banyak kendaraan yang lewat. Sisi jalan kendal sama seperti jalan blora yang merupakan jalan 1 arah, namun jalan kendal bukan merupakan jalan yang lebar seperti jalan blora, sehingga tidak terlalu ramai dan kepadatan kendaraan yang lalulalang di area ini tidak terlalu menghasilkan kebisingan.

12 56 Gambar 5 Respon Terhadap Sumber Kebisingan Bukaan ke dalam bangunan diatur agar kebisingan yang masuk tidak terlalu besar, sehingga masih tercipta tingkat privasi yang tinggi terutama masalah kebisingan tersebut. Menempatkan fungsi ruang yang membutuhkan ketenangan ke sisi yang terjauh dari kebisingan Seandainya area yang membutuhkan ketenangan terpaksa bertempat di area yang bising, kebisingan di-buffer dengan memaksimalkan penggunaan sandwich panel foam core pada sisi ruangan tersebut.

13 57 IV.2.3 View dan Orientasi Bangunan Terhadap Tapak Tapak memanjang ke arah utara dan selatan, dengan sisi pipih yang menghadap ke barat dan timur. Sisi pendek tapak kurang lebih berukuran 1/3 dari sisi panjangnya. Ukuran sisi terpendek dari tapak kurang lebih 27m. Dengan lebar 27m, massa bangunan tetap harus dikondisikan berorientasi timur-barat. Gambar 6 Orientasi Tapak dan View Perlu dilakukan perlakuan khusus terhadap massa bangunan yang menghadap ke sisi barat, dengan menggunakan overstek ataupun menggunakan secondary skin sebagai buffer dari panas matahari barat. Sedangkan dari sisi timur, tidak perlu diberlakukan treatment khusus cukup memberi bukaan yang sesuai dan menyeimbangkan/merespon dari secondary skin yang diterapkan dari sisi sebelah barat.

14 58 IV.2.4 Matahari Gambar 7 Pergerakan Matahari dan Respon Terhadapnya Dengan posisi tapak berorientasi timur-barat, diperlukan bukaan-bukaan untuk memasukan cahaya alami ke dalam bangunan semaksimal mungkin namun tanpa memasukan panasnya. Bukaan diarahkan ke arah sisi timur tapak untuk memaksimalkan cahaya matahari yang masuk ke dalam. Pergerakan matahari di Jakarta berada sisi utara dikarenakan posisi Jakarta yang berada di bawah garis khatulistiwa. Sehingga dari analisa tersebut, terbentuklah zoning yang disesuaikan kondisi di tapak. IV.2.5 Zoning Gambar 8 Lokasi Pangkalan Ojek

15 59 Pada lingkungan sekitar tapak, area pangkalan ojek yang memaksakan tempat ke area pedestrian sepanjang jalur stasiun sudirman membuat pejalan kaki dari arah stasiun sudirman yang menuju ke utara (arah bundaran HI) merasa terganggu. Diharapkan dengan membuka ruang public yang merespon/terkoneksi dengan wilayah pedestrian setempat akan menambah kenyamanan bagi pejalan kaki di area tersebut. Gambar 9 Pembentukan Ruang Public Berdasarkan Kondisi Tapak Dengan menciptakan zona ruang terbuka besar yang berfungsi sebagai ruang public diharapkan memudahkan para pejalan kaki untuk melakukan pencapaian mereka tanpa harus terhalangi oleh kawasan yang padat terutama oleh para ojek.

16 60 Gambar 10 Zoning Tapak Area public ditempatkan di sisi selatan dan barat sebagai buffer dari kebisingan yang telah di analisa di sub-bab sebelumnya, sedangkan area service ditempatkan di sisi utara yang juga berfungsi sebagai buffer dari panas matahari. Area private yang berada di tengah dan terlindung dari bising serta panas matahari. Sisi zona ruang public tersebut juga terbentuk dari analisa kepadatan manusia dari arah sisi stasiun sudirman pada jam-jam tertentu. Dengan penempatan tersebut, diharapkan ruang public yang tercipta dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

17 61 IV.2.5 Angin Gambar 11 Rata-rata Arah angin Di Indonesia sumber: J.H Houbolt, Iklim Indonesia Arah angin secara makro (Pulau Jawa), angin cukup banyak berasal dari arah barat laut. Tidak hanya dari arah barat laut, angin juga berhembus dari arah barat daya dikarenakan dari sisi tersebut cukup banyak bangunan tinggi. Bangunan tinggi akan menyebabkan pergerakan udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, dimana area yang memiliki tekanan rendah adalah area yang berketinggian rendah juga. Karena sisi timur dari lahan merupakan kawasan residensial, dan sisi tenggara adalah kawasan terbuka (jalur kereta dan kanal) maka pergerakan udara akan menuju ke daerah tersebut. Gambar 12 Arah Sumber Angin Pada Tapak Dan Respon Terhadapnya

18 62 Angin banyak berasal dari arah barat daya dan dari barat laut meskipun dari arah barat daya intensitas anginnya tidak terlalu banyak, maka respon bangunan harus memberikan bukaan pada sisi sebelah barat daya dan barat laut. IV.3 Analisa Aspek Bangunan IV.3.1 Analisa Massa Bangunan Setelah melakukan analisa aspek manusia dan aspek lingkungan, proses berikutnya adalah melakukan analisa aspek bangunan yang terdiri dari proses analisa massa bangunan. Proses analisa massa bangunan dilakukan berdasarkan pertimbangan dari analisa aspek manusia, aspek lingkungan, serta aspek dari bangunan itu sendiri. Gambar 13 Proses pembentukan Massa I Berdasarkan Orientasi Tapak Berdasarkan orientasinya, tapak memanjang ke utara dan selatan sehingga sisi pipih dari tapak menghadap ke barat timur. Orientasi bangunan dibuat memanjang, mengikuti bentuk lahan.

19 63 Gambar 14 Massa Bangunan II dibentuk seperti huruf S Bangunan dibentuk seperti huruf S untuk memberikan ruang terbuka (public space) di sisi yang menghadap ke stasiun sudirman untuk memberikan kesan menyambut pejalan kaki dari arah tersebut. Dari analisa zoning pada sub-bab sebelumnya juga disebutkan pembentukan public space untuk memudahkan pejalan kaki mencapai ke arah sisi utara tapak tanpa harus terhalangi oleh kepadatan yang diakibatkan oleh ojek. Sisi timur laut bangunan (bagian belakang) juga dibuat mengikuti untuk merespon bentuk dan memberikan ruang besar bagi penempatan area loading dock di bagian belakang bangunan.

20 64 Gambar 15 Massa III, ditambahkan Fungsi Tambahan Seperti Restoran Di Area Terbuka Pada bagian yang terbuka, diisikan massa bangunan yang difungsikan sebagai restoran. Pada analisa di sub-bab sebelumnya pada bagian analisa aspek manusia, untuk jenis hotel transit perlu ditambahkan fungsi tambahan/pendukung seperti restoran. Gambar 16 Massa IV, Massa Bagian Bawah Restoran di-press pull

21 65 Massa bagian bawah fungsi restoran diperkecil untuk memperluas area public space di bagian depan. Dan diberikan fungsi lobby, sebagai penyambutan terhadap pengguna yang datang dari arah stasiun sudirman. Gambar 17 Massa V, Massa Restoran Dipotong dan Diberikan Akses Pada massa restoran, massa dipotong dan diberikan akses langsung untuk menuju ke fungsi massa secara langsung dari arah luar. Ini dibuat untuk menghindari pengunjung non-huni untuk mengakses restoran harus masuk ke dalam bangunan hotel terlebih dahulu. Dengan sistem ini, diharapkan tidak menjadi crossing antara pengguna restoran huni dan non-huni. IV Analisa Model Struktur Bangunan Setelah massa bangunan didapatkan dari analisa-analisa sebelumnya, dari bentuk massa perlu ditentukan struktur bangunan yang dapat membentuk bentuk massa yang sudah didapatkan tersebut. Struktur dibagi menjadi 2 jenis yakni Struktur bagian bawah (sub-structure) Struktur bagian atas (upper-structure)

22 66 Struktur Bagian Bawah Sub structure adalah struktur dari bangunan yang menahan beban dari atas ke bawah, bisa juga disebut sebagai kaki dari bangunan tersebut. Perbandingan beberapa jenis sub structure : Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan Batu kali Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuatan beban terbatas Beton bertulang Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuatan beban terbatas Tiang Pancang Menahan beban besar Pemasangan relatif cepat Kualitas bahan terjaga Bore pile Menahan beban cukup besar Table 1 Tabel analisis Sub-Structure Biaya besar Menimbulkan bising Perlu arat berat Biaya relatif besar Pelaksanaan rumit Waktu nya lama Berdasarkan Tabel Sub structure di atas, Sistem Sub Structure yang digunakan Hotel Kapsul ini adalah Tiang Pancang. Pondasi Tiang Pancang digunakan berdasarkan

23 67 efisiensi waktu yang digunakan dalam proses pembangunan dan pondasi tiang pancang dapat menerima beban yang relatif sangat besar. Struktur Bagian Atas Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis sistem upper structure : Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Portal (kolom dan balok) kekakuan cukup struktur sederhana dan ringan dimensi relatif besar untuk bentang lebar trafe kolom relatif kecil Dinding pemikul kekakuan tinggi material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara Memipih sesuai ruang (efisiensi) Waktu pemasangan cepat Struktur baja penampilan pemakaian bahan masif (balok, rangka, grid, sedikit dan berupa dan slab) prefab waktu pengerjaan cepat dapat digunakan untuk bentang lebar Biaya yang cukup besar Harus terjadi banyak penyesuaian dengan barang dari pabrik mahal korosi

24 68 Struktur bentang Bentuk-bentuk yang Tidak cocok untuk lebar impresif dan ruang-ruang yang (baja, balon, hybrid, dll) fleksibel (struktur kabel, membran, shell,dsb) Cocok untuk ruangan berbentang lebar sangat fungsional Konstruksi pabrikasi Cenderung mahal Table 2 Tabel Analisis Upper-Structure Berdasarkan tabel analisis di atas dan bentuk massa yang telah didapatkan, cukup jelas bahwa jenis upper-structure yang digunakan untuk massa bangunan hotel kapsul ini adalah sistem struktur portal. Aplikasi Struktur Pada Hotel Kapsul Setelah mendapatkan jenis struktur yang sesuai dengan massa bangunan yang didapatkan, jenis struktur tersebut disimulasikan ke dalam massa bangunan. Struktur pondasi tiang pancang Gambar 18 Simulasi Penerapan Sub-Structure Pada Massa Hotel Kapsul (Pondasi Tiang Pancang)

25 69 Substruktur menggunakan sistem pondasi tiang pancang, disusun mengikuti pola bentuk massa yang sebelumnya telah dianalisis menjadi bentuk linear. Gambar 19 Simulasi Penerapan Sub-Structure Pada Massa Hotel Kapsul (Sloof) Setelah pondasi tiang pancang tersusun, masing-masing pondasi diikat dengan sloof terutama di bagian struktur inti. Gambar 20 Simulasi Penerapan Upper-Structure Pada Massa Hotel Kapsul Kemudian masuk ke dalam sistem upper-structure, dimana kolom yang disusun secara sistem portal dengan bentangan tertentu diikat oleh balok dan menerus secara tipikal hingga ke struktur bangunan paling atas.

26 70 IV Pemasangan Sandwich Panel terhadap Struktur Setelah simulasi bentuk struktur dilakukan, saat ini kondisi bentuk massa beserta strukturnya telah terlihat, kemudian pembahasan berlanjut dengan bagaimana kapsul dapat mengikat ke struktur bangunan. Dengan mengacu kepada sistem yang diaplikasikan oleh Nakagin Capsule Hotel pada buku "Beyond Metabolism: The New Japanese Architecture" maka terciptalah suatu sistem sambungan yang menyesuaikan dengan sistem struktur yang digunakan dalam Hotel Kapsul dalam skripsi ini. Gambar 21 Sistem Sambungan Sandwich Panel Pada Kapsul Ke Struktur Bangunan Struktur inti berupa struktur dengan sistem portal baja yang diberikan sambungan sebagai pengikat kapsul. Sambungan bagian bawah dibuat sistem sambungan vertikal untuk menahan gaya gravitasi, sedangkan sambungan bagian atas dibuat secara horizontal dengan baut. Dengan sistem pemasangan seperti ini, kapsul yang sudah terpasang dapat dilepas dengan melepaskan baut-baut pada sambungan yang telah tersedia. sehingga memenuhi kebutuhan pada konsep lepas-pasang kapsul yang dibahas pada tabel permasalahan.

27 71 IV Analisa Aplikasi Material Exterior Aplikasi material exterior dalam analisa ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni: Solid Translucent Kategori material solid di artikan sebagai material yang tertutup rapat, sedangkan kategori material translucent merupakan kategori material yang dapat melihat ke bagian dalam (transparant) Gambar 22 Analisa Aplikasi Material Pada gambar diatas, telah dibagi jenis material yang masuk ke dalam material solid dan translucent. Analisa material translucent dibagi 3, sisi utara bangunan, sisi selatan bangunan, dan pusat bangunan. 1. Pusat Bangunan Material jenis translucent diaplikasikan pada pusat bangunan, seperti yang telah dibahas pada sub-bab Analisa Lingkungan pada bagian Analisa Matahari, tujuan untuk memberikan material translucent di area ini dikarenakan pergerakan matahari yang berada di posisi lebih ke utara akibat posisi Jakarta yang berada di bawah area khatulistiwa. Material translucent ditujukan untuk merespon pergerakan matahari di sisi sebelah timur, untuk memasukan cahaya matahari ke dalam bangunan sebesar-besarnya.

28 72 Kemudian pada sub-bab Analisa Lingkungan pada bagian Orientasi tapak, bagian translucent pada pusat bangunan diaplikasikan untuk merespon view pengguna kereta api di stasiun sudirman. Dengan bentuk massa yang seperti massa bangunan ini, material translucent juga menjadi point of interest untuk para pengguna jalan M.H.Thamrin. 2. Sisi Utara Bangunan Sisi utara bangunan bagian lantai dasar dibuat material translucent atas pertimbangan estetika, dimana dengan membuat area tersebut dengan material translucent maka massa bangunan akan terlihat seolah "terbang". 3. Sisi Selatan Bangunan Pada Analisa Lingkungan bagian Analisa Zoning, telah ditentukan 3 bagian zona yang tersusun pada tapak ini. Sisi selatan bangunan merupakan area public dimana retail dan restoran berada, area ini diekspos dengan material translucent agar bersifat terbuka dan tidak terlihat tertutup. IV Pemasangan Sandwich Panel terhadap Material Exterior Material exterior yang digunakan dalam kategori translucent beberapa diantaranya adalah kaca. Sedangkan kategori material solid salah satunya adalah sandwich panel. Bata, beton dan material solid lainnya hubungan terhadap material translucent tidak dibahas secara spesifik. Pembahasan spesifik antara material sandwich panel terhadap kaca, karena sandwich panel adalah jenis material yang dibahas dalam skripsi ini dan material kaca yang merupakan material dominan lainnya.

29 73 Gambar 23 Sambungan Sandwich Panel Terhadap Kaca Menggunakan Frame Alumunium Dapat dilihat pada gambar diatas, sambungan sandwich panel terhadap kaca menggunakan kusen frame alumunium yang dibaut langsung ke sandwich panel sebagai pengikat. Frame alumunium yang telah dibatu di-coating agar baut menjadi tidak terlihat.

30 74 Gambar 24 Sambungan Sandwich Panel Terhadap Kaca Secara Langsung (Sealent) Pada gambar 56 dapat kita lihat sandwich panel dapat disambungkan secara langsung dengan kaca dengan hanya menggunakan sealent, namun kaca dijepit dengan alumunium frame yang ditanam ke dalam plat lantai/ditanam di dalam keramik. IV.3.2 Analisa Bentuk Kapsul Dalam produksi, sandwich panel memiliki bentuk modul tetap yakni bentuk panel persegi panjang dengan lebar antara 24" sampai 42" (±61cm - 107cm) dan ketinggian yang disesuaikan dengan kebutuhan.

31 75 Gambar 25 Modul Sandwich Panel Berdasarkan modul tersebut, kapsul yang akan mengaplikasikan sandwich panel sebagai dinding akan dianalisa terlebih dahulu untuk mendapatkan bentuk yang optimal dan efisien. Bentuk Unit Keuntungan terhadap sandwich panel Modul sandwich panel dapat diaplikasikan dengan maksimal. Kerugian terhadap sandwich panel Bentuk kaku dan monoton. Mudah dalam pengaplikasian terhadap struktur bangunan Bentuk yang tidak monoton Modul sandwich panel sulit diaplikasikan Sandwich panel perlu di-

32 76 customize Table 3 Analisis Bentuk Kapsul Dari analisis bentuk diatas, yang cocok untuk diterapkan pada bangunan hotel kapsul di skripsi ini adalah bentuk kubus. Dilihat dari analisa pada sub-bab sebelumnya yakni Analisa Bangunan pada bagian struktur, telah didapatkan jenis struktur yang efisien yakni jenis struktur portal. Dari kedua bentuk diatas, yang cocok untuk diterapkan pada jenis struktur tersebut adalah bentuk kubus. Gambar 26 Unit Kapsul Dari bentuk kubus, dimasukan ukuran kebutuhan yang telah dianalisa pada analisa manusia di sub-bab sebelumnya. area kapsul dibagi menjadi 3, yakni area tidur, area sirkulasi, dan area kamar mandi. IV Pemasangan Sandwich Panel sebagai Dinding Kapsul Setelah bentuk kapsul didapatkan pada analisa bentuk kapsul di sub-bab sebelumnya, yang perlu dianalisa adalah bagaimana penerapan sandwich panel sebagai dinding kapsul tersebut. Pembahasan akan berlanjut juga ke sambungan antar sandwich panel sebagai dinding.

33 Gambar 27 Penerapan Sandwich Panel Sebagai Dinding Kapsul Pada gambar 59 di atas, sandwich panel sebagai dinding dibuat tersusun secara linier begitu pula dengan sandwich panel sebagai atap dan lantai. Susunan sandwich panel tersebut perlu ditinjau sambungan antar panelnya. Gambar 28 Sambungan Antar Sandwich Panel, Detail 1 Sambungan antar panel mengacu pada literatur Metal Construction Association. Dimana sambungan menggunakan sistem hidden bolt, dengan baut yang tersembunyi diantara 2 panel tersebut.

34 78 Gambar 29 Corner Flashing, Detail 2 Sistem corner flashing untuk penyambungan antara sandwich panel vertikal dengan sandwich panel horizontal. IV Pemasangan Kapsul Menggunakan Sistem Crane Kapsul dipasang menggunakan system crane yang telah terintegrasi pada bangunan. Crane yang digunakan adalah system crane portable dengan rail yang terpasang pada rooftop bangunan kapsul. Gambar 30 Sistem pemasangan Kapsul Dengan menggunakan Crane

35 79 Kapsul dibawa setelah dirakit dengan menggunakan container dan kemudian di angkat dari bawah menuju ke atas dengan system crane. Gambar 31 Sistem Rail Pada Mobile Crane Gambar 32 Contoh gambar mobile crane

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Sistem modular adalah metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkan material atau komponen pabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Aspek Manusia V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel perbandingan, diantaranya; Tabel V.1 Pelaku,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Ide awal dari desain stasiun ini adalah hub, hal ini disebabkan stasiun ini akan menjadi pusat transit dari moda-moda transportasi yang akan ada di kawasan Dukuh Atas, sehingga

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Vindri Anggraini

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 112 BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY 3.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Fasilitas Transportasi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 87 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Gambar 5. 1 Konsep Dasar Sumber: dokumentasi pribadi, 2015 Pada umumnya terminal bus memiliki 3 permasalahan utama yaitu sirkulasi silang, tindak kriminalitas dan polusi.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S-1) Disusun oleh: Nama : NIM : PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. IV.1 Pendekatan Perancangan. Behavior Architecture (Arsitektur perilaku) ialah suatu konsep yang

BAB IV ANALISIS. IV.1 Pendekatan Perancangan. Behavior Architecture (Arsitektur perilaku) ialah suatu konsep yang BAB IV ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecture (Arsitektur perilaku) ialah suatu konsep yang dalam selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangannya, yakni kaitan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut: BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir 80 BAB V KONSEP A. Konsep Dasar Konsep terfokus pada upaya pembentukkan kesan serta perilaku khususnya pasien demi tercapainya kepuasan pasien serta kesembuhan yang menyeluruh, tidak hanya dari segi fisik

Lebih terperinci