BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Budi Irawan
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien [1]. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan perizinan [2] yang diselenggarakan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu [3]. Beberapa daerah penyelenggara pelayanan perizinan telah berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui layanan website. Secara umum, informasi yang disajikan sudah bisa memenuhi kebutuhan pemohon izin, khususnya untuk permohonan izin usaha yang tidak memerlukan adanya persyaratan Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) sebagai proses awal dalam pengurusan izin usaha, seperti permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Akan tetapi, untuk permohonan izin usaha yang membutuhkan adanya IPR sebagai salah satu persyaratan, maka informasi yang disajikan belum bisa mengakomodasi kebutuhan utama pemohon izin. Selama ini, orang membicarakan perizinan hanya sebatas pada penyelenggaraan PTSP yaitu bagaimana memadukan beberapa jenis pelayanan perizinan menjadi satu pintu. Disisi lain, masih ada aspek riil yang belum tertangani dengan baik terkait bagaimana menyajikan informasi agar mampu memenuhi kebutuhan pemohon izin khususnya untuk informasi peruntukan lahan yang sesuai dengan rencana detail tata ruang suatu wilayah yang menjadi dasar dalam penerbitan IPR. Untuk menerbitkan IPR dibutuhkan data dan informasi dari beberapa instansi yang terkait dengan bidang perizinan khususnya instansi yang menangani 1

2 masalah pertanahan dan tata ruang. Saat ini, proses pelayanan perizinan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Karangasem masih dilakukan secara manual. Untuk mendapatkan informasi tentang peruntukan lahan, pemohon izin harus datang langsung ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Karangasem untuk memastikan bahwa lahan yang akan dimohonkan izin masuk dalam fungsi kawasan sebagaimana yang termuat dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) wilayah Kabupaten Karangasem. Proses pelayanan IPR seharusnya dapat dipermudah apabila KPPT Kabupaten Karangasem bisa memperoleh informasi pertanahan dan tata ruang dari instansi terkait secara langsung. Dengan adanya komunikasi dan pertukaran data antar sistem pada instansi terkait dimungkinkan pencarian informasi lahan dan pendaftaran IPR dapat dilakukan masyarakat secara langsung melalui website. Penelitian yang dilakukan akan membuat prototype layanan IPR untuk akomodasi pariwisata pada KPPT Kabupaten Karangasem. Kabupaten Karangasem yang terletak di ujung Timur Pulau Bali memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari penerbitan izin usaha pariwisata yang menempati urutan teratas dari seluruh penerbitan izin usaha yang membutuhkan IPR untuk tahun Data yang ada menunjukkan bahwa hampir 85% izin yang diterbitkan merupakan izin usaha pariwisata [4]. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu terjadi kesulitan mendapatkan informasi tentang kepastian lahan yang akan dimohonkan izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata dan proses pendaftaran izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata masih dilakukan secara manual. 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah maka diperlukan pembatasan masalah, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 2

3 1. Fokus penelitian ini pada pembuatan prototype layanan izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata menggunakan perluasan kerangka kerja Zachman dengan service oriented architecuture yang meliputi level kontekstual, konseptual, logikal dan fisik. 2. Integrasi dengan layanan informasi rencana tata ruang pada Bappeda Kabupaten Karangasem hanya untuk kawasan pariwisata Ujung. 3. Integrasi dengan layanan informasi pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karangasem hanya untuk lahan yang masih kosong (belum berdiri bangunan). 4. Pendaftaran izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata pada penelitian ini hanya untuk pendaftaran baru. 5. Penelitian ini tidak membahas perancangan infrastruktur jaringan dan tidak membahas teknologi yang digunakan untuk menghadapi ancaman keamanan. 6. Implementasi berupa prototype tidak menguji integrasi melalui heterogenitas platform aplikasi dan basis data. 1.4 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terkait dengan sistem informasi perizinan dan integrasi pendekatan SOA ke dalam kerangka kerja Zachman adalah sebagai berikut. 1. Huda [5] melakukan penelitian untuk merancang ulang prototype sistem informasi perizinan berbasis web yang sesuai kebutuhan para stakeholder pada Kantor Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Trenggalek menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan waterfall model. 2. Achmad [6] melakukan penelitian untuk membuat cetak biru sistem informasi pelayanan terpadu di Pemerintah Kota Pekalongan dengan menggunakan kerangka kerja rekayasa web. 3. Yoosnanto [7] melakukan penelitian untuk membangun arsitektur informasi sistem TI Service Point PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang dengan pendekatan SOA dalam kerangka kerja Zachman. 3

4 4. Penelitian Bloomberg [8] mengusulkan penggunaan kerangka kerja Zachman sebagai upaya untuk mengakomodasi pandangan yang berbeda terhadap SOA. Untuk integrasi SOA ke dalam kerangka kerja Zachman, SOA diposisikan dalam sembilan sel pada kerangka kerja Zachman. 5. Penelitian Laplante et al [9] menggunakan kerangka kerja Zachman untuk memperjelas perbedaan antara SOA dan software as a service (SaaS). Untuk integrasi SOA ke dalam kerangka kerja Zachman, SOA diposisikan dalam kolom jaringan pada kerangka kerja Zachman. 6. Penelitian Khoshnevis et al [10] mengajukan sebuah metode baru yang mengintegrasikan model Service Oriented Architecture (SOA) ke dalam kerangka Enterprise Architecture menggunakan perluasan kerangka kerja Zachman dengan menambahkan kolom baru bernama kolom layanan. Penelitian tersebut mengambil studi kasus pada perusahaan distribusi barang dan hanya fokus pada pemodelan untuk kolom layanan. Penelitian ini akan mereplikasi model penelitian Khoshnevis et al [10] untuk membuat prototype layanan izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Karangasem dengan melakukan pemodelan untuk semua kolom pada arsitektur kontekstual, konseptual, logikal dan fisik. Dari uraian di atas, penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian terdahulu baik secara ruang lingkup metode maupun objek penelitian. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menghasilkan prototype layanan izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Karangasem. Prototype dilengkapi informasi kepemilikan lahan dan blok peruntukan lahan pada kawasan efektif pariwisata Kabupaten Karangasem dengan melakukan integrasi dengan layanan informasi pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karangasem dan layanan informasi rencana tata ruang pada Bappeda Kabupaten Karangasem. Prototype yang dihasilkan pada penelitian ini berupa sistem yang bisa diuji coba 4

5 ke pengguna sehingga bisa diketahui secara langsung apakah prototype yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat sebagai berikut. a. Dapat memberikan masukan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Karangasem dalam membuat prototype layanan izin pemanfaatan ruang untuk akomodasi pariwisata yang mampu memenuhi kebutuhan pemohon izin terhadap informasi rencana tata ruang, sehingga pemohon izin bisa mendapatkan kepastian lahan yang akan dimohonkan izin. b. Bagi daerah lain yang ingin mengimplementasikan prototype yang sama, maka prototype yang terbentuk dapat digunakan sebagai acuan. c. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menambah referensi tentang cara membuat prototype menggunakan perluasan kerangka kerja Zachman dengan Service Oriented Architecture (SOA). 5

dokumen-dokumen yang mirip

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN

DAFTAR ISI PRAKATA ARTI SINGKATAN PRAKATA ARTI SINGKATAN ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Batasan Masalah 2 1.4 Keaslian Penelitian