BAB II PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK. pengertian dari pendidikan dan akhlak.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK. pengertian dari pendidikan dan akhlak."

Transkripsi

1 BAB II PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK A. Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Untuk memahami pendidikan akhlak, maka peneliti akan menjelaskan pengertian pendidikan akhlak. Sebelum menjelaskan pengertian pendidikan akhlak, maka terlebih dahulu mengetahui pengertian dari pendidikan dan akhlak. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berasal dari awal kata didik, yang artinya pelihara dan latihan. Mendapat kata awalan pen dan akhiran an, menjadi pen-didik-an yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. 39 Kata pendidikan dalam bahasa Arab adalah tarbiyah yang mengandung arti pembinaan, pemeliharaan, perbaikan, bimbingan, penjagaan, dan pengembangan. 40 Secara istilah, para ahli mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: 39 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi IV, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Qur an dan Hadits, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011) hlm

2 23 a. Menurut M. Atiyah al-abrasy mendefinisikan pendidikan adalah usaha untuk mempersiapkan individu agar ia dapat hidup dengan kehidupan yang sempurna. 41 b. Menurut Ibnu Faris, Pendidikan adalah perbaikan, perawatan dan pengurusan terhadap pihak yang dididik dengan menggabungkan unsur-unsur pendidikan di dalam jiwanya, sehingga ia menjadi matang dan mencapai tingkat sempurna sesuai dengan kemampuannya. 42 c. Menurut Anwar Jundi mendefinisikan pendidikan sebagai usaha menumbuhkan manusia dengan pertumbuhan yang terus menerus sejak lahir sampai meninggal. 43 Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 44 Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk 41 Ibid., hlm Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm Imam Suraji., Op.cit, hlm Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I tentang Sistem Pendidikan Nasional

3 24 mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang di milikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Sedang kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yang diartikan sebagai tingkah laku, perangai dan kesopanan. Kata akhlaq merupakan jama taksir dari kata khuluq, yang sering juga diartikan dengan sifat bawaan atau tabiat, adat kebiasaan dan agama. 45 Secara istilah, para ahli mendefinisikan akhlak sebagai berikut: 1) Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan norma agama, dinamakan akhlak baik. Tetapi jika melahirkan tindakan buruk, maka dinamakan akhlak buruk. 46 2) Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm.1 46 Imam Suraji., Op.cit, Ibid., hlm.176

4 25 3) Menurut Farid Ma ruf, akhlak sebagai kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. 48 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu kekuatan yang ada dalam jiwa seseorang. Kekuatan tersebut berfungsi untuk mendorong atau mencegah seseorang melakukan suatu perbuatan. Mendorong kalau perbuatan tersebut sesuai dengan suara hatinya dan mencegah kalau perbuatan itu bertentangan dengan suara hatinya. 49 Dari kedua pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir yang baik yang bersifat formal maupun nonformal yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam Dasar Pendidikan Akhlak Dalam Islam, dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur an dan Hadits, karena akhlak merupakan sistem moral yang bertitik pada ajaran Islam. Al-Qur an mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang buruk. Sedangkan hadits merupakan cerminan akhlak Rasulullah baik berupa perbuatan, ucapan dan hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, (Jakarta: Amzah, 2007), 49 Imam Suraji, Op.cit., hlm Yatimin Abdullah, Op.cit., hlm. 4

5 ب ه ن ي م 26 penetapan yang harus diikuti dan diteladani. Segala sesuatu yang baik menurut Al-Qur an dan Hadits, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut Al-Qur an dan Hadits, berarti tidak baik dan harus dijauhi. 51 Atas dasar itulah keduanya menjadi dasar ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik. 52 Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Israa ayat 9: ا ن ه ذ اال ق ر ء ان ي ه د ى ل ل ت ى ه ن مل و ع ي ن ال ذ ي ن ي م م ؤ را ل بش و ا ق و ى )۹ )االسراء: يرا جرا ك ا م ل ن ا حا ت الص ال Sesungguhnya Al-Qur an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Israa : 9) Maksud ayat di atas bahwa al-qur an membimbing dan memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan yang lebih lurus dan lebih selamat yang membuat mereka memperoleh keberuntungan hakiki di dunia dan akhirat. Jalan yang lebih lurus dan lebih benar adalah yang datang dari Allah dan merupakan pilihan-nya. Jika Al- Qur an adalah kitabullah yang di dalamnya tidak ada kesalahan sama sekali dan ia dapat menunjukan kepada jalan yang lebih lurus, maka 51 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm Yatimin Abdullah., Op.cit, hlm. 198

6 ث 27 keberuntungan hakiki manusia di dunia dan akhiratnya tidak akan diperoleh, kecuali dengan mengikuti petunjuknya. 53 Petunjuk Al-Qur an menuju jalan yang lurus dapat membuahkan hasil bagi manusia jika mereka berpegang teguh kepada ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Hal ini disebabkan karena di dalamnya dijelaskan tentang nilai-nilai akhlak mulia yang harus dimiliki manusia dan perilaku-perilaku tercela yang harus di jauhi. 54 Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 ل ق د ك ان ل ك م ف ي ر س و ل هللا ا س و ة ح س ن ة ل م ن ك ا ن و ال ي و م جواهللا ر ي )۱۲ يرا)االحزاب: ك اال خ ر و ذ ك ر هللا Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21) 55 Ayat ini dinilai sebagai pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Rasul sekaligus bukti penegasan Allah terhadap beliau, karena dalam jiwanya telah tertanam nilai-nilai akhlak mulia yang dijadikan sebagai panutan bagi manusia dalam menempuh jalan yang lurus. Karena perilaku beliau senantiasa dijaga oleh Allah. Sehingga kepribadiannya merupakan cerminan atau implementasi dari sifat-sifat yang agung. Dalam hadits disebutkan sebagai berikut: 53 Ali Abdul Halim Mahmud., Op.cit, hlm Ibid., hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahan, (Bandung: PT. Sugma Examedia Arkanleema, 2009), hlm. 336

7 ب ق ه هللا 28 ع ن م ال ك ع ن ا ب ى ه ر ي ر ة ر ض ي هللا صل ى هللا ل س و ر ن ا ه ع ن ال ت ق ل خ اال م كا ر م م م ت ع ث ل م سل و ع ل ي 56 )رواه احمد( Dari Malik dari Abu Hurairah RA. Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, Aku diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhlak. (H.R. Ahmad). 57 Hadis diatas adalah sebagai pengajaran bagi bangsa Arab Jahiliyah pada masa pra Islam, maka dalam hal ini Beliau tidak hanya berucap tetapi juga melaksanakan melalui tindakan dan perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia sebagai suri tauladan bagi umatnya. Telah jelas bahwa Al-Qur an dan hadits Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlakul karimah dalam ajaran Islam. Al-Qur an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran manapun hasil renungan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan Al-Qur an dan hadits. Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk Tujuan Pendidikan Akhlak 56 Imam Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Jilid I, (Beirut: Maktabah Islami, 1978), hlm Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Penerjemah Moh Zuhri Dipl, dkk, Jilid V, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 2003), hlm Yatimin Abdullah., Op.cit, hlm. 5

8 29 Menurut Mansur Ali Rajab, tujuan mempelajari ilmu akhlak adalah: a. Untuk memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kriteria baik dan buruk, lalu memberikan tuntunan tentang cara yang terbaik untuk melakukan perbuatan baik, serta cara yang terbaik untuk menjauhi perbuatan buruk. b. Untuk menanamkan sikap pada diri manusia, bahwa perbuatan baik dapat memperoleh kebaikan hidup, sedangkan perbuatan buruk dapat menyengsarakannya. c. Bersedia berbuat kebaikan, kapan dan dimana saja bila dibutuhkan. Dan bersedia menghindari perbuatan buruk, kapan dan dimana saja, untuk menjaga dan memelihara agamanya, masyarakatnya dan dirinya. 59 Menurut Ali Abdul Halim Mahmud, tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 60 Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur an. Hal-hal yang termasuk akhlak terpuji atau mulia: 1) Mencintai semua orang. Ini tercermin lewat perkataan dan perbuatan. 2) Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan transaksi, seperti jual beli. 59 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 158

9 30 3) Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta terlebih dahulu. 4) Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemarah, dan semua sifat tercela. 5) Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesama. 6) Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain. 7) Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji. 61 Menurut Ali Abdul Halim Mahmud, pendidikan akhlak juga mempunyai tujuan-tujuan lain di antaranya: a) Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal saleh. Tidak ada sesuatu pun yang menyamai amal saleh dalam mencerminkan akhlak mulia ini. Tidak ada pula yang menyamai akhlak mulia dalam mencerminkan keimanan seseorang kepada Allah. b) Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dan meninggalkan apa yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela dan mungkar. c) Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya. Dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia. d) Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma ruf nahi munkar dan berjuang di jalan Allah demi tegaknnya agama Islam. 62 e) Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu 61 Ibid., hlm Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 160

10 31 memberikan hak-hak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikit pun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar. f) Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan bahasa. Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu. g) Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi. Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu, dan jiwanya demi tegaknya syariat Allah. Secara garis besar, pendidikan akhlak ingin mewujudkan masyarakat beriman yang senantiasa berjalan di atas kebenaran. Masyarakat yang konsisten dengan nilai-nilai keadilan, kebaikan dan musyawarah. Di samping itu, pendidikan akhlak juga bertujuan menciptakan masyarakat yang berwawasan, demi tercapainya kehidupan manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai humanisme yang mulia Materi Pendidikan Akhlak Materi pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak pada fase awal masa kanak, sebaiknya berupa tuntunan tingkah laku yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti cara makan, minum, berbicara, bergaul dan berpakaian serta dilatih untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tua. Pada fase ini anak juga harus dilatih cara-cara menghormati orang lain, dibiasakan berkata benar dan jujur, 63 Ibid., hlm. 161

11 32 menolong orang lain, memaafkan kesalahan temannya dan bertanggung jawab terhadap kewajiban yang dimilikinya. Disamping membiasakan perilaku yang baik, anak harus dibiasakan untuk menghindari sifat-sifat tercela, seperti berbohong, menipu, iri hati, dengki, sombong, dendam, kikir, menyakiti hati teman-temannya. Sedang materi pendidikan akhlak pada fase terakhir masa kanak-kanak prinsipnya masih sama dengan fase awal masa kanak-kanak hanya penyampaiannya lebih diperkaya dan menekankan kepada pelaksanaan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. 64 Materi pendidikan akhlak terus bertambah sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan psikis anak. Pada saat anak memasuki usia sekolah anak harus sudah mengetahui masalah yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang dimilikinya dan hak-hak orang lain yang harus dipenuhinya. Dengan demikian pendidikan akhlak harus dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus, sehingga dapat mengantarkan anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan mampu menunaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Baik kewajiban yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun kewajiban yang berkaitan dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. 65 Kewajiban yang berkaitan dengan hukum selalu dikaitkan dengan kedewasaan sebagai salah satu syaratnya. Sedang anak adalah 64 Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Qur an dan Hadits, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011) hlm Ibid., hlm. 179

12 33 pribadi yang belum dewasa. Oleh karena itu, dilihat dari sisi hukum anak belum memiliki suatu kewajiban tertentu. Akan tetapi karena anak adalah pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang menuju dewasa, maka sejak dini anak harus sudah mulai dikenalkan dan dibiasakan dengan bermacam-macam kewajiban yang harus mereka ketahui dan kerjakan serta mempertanggung jawabkan pada saat dewasa. 66 Menunaikan kewajiban terhadap diri sendiri, yang dengan itu kemuliaan dan hak-hak seseorang dapat terpelihara merupakan sebuah keutamaan. Demikian juga sebaliknya, meninggalkan kewajiban terhadap diri sendiri merupakan tindakan yang tidak terpuji. Mengenai kebenaran akan hal ini tidak ada seorang pun yang berakal sehat yang tidak menerimanya, atau dengan kata lain hal ini merupakan kesepakatan bersama yang tidak bisa diperdebatkan lagi. 67 Kewajiban terhadap diri harus dikenalkan dan dibiasakan kepada anak sejak dini, yaitu makan dan minum dengan cara yang baik. Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia. Tanpa makan dan minum manusia akan menjadi lemah atau bahkan sakit sehingga tidak mampu melaksanakan kewajiban lain yang dibebankan diatas pundaknya, seperti belajar, bekerja, beribadah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, anak harus sudah dilatih dan dibiasakan makan dan minum dengan cara yang baik, tidak 66 Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Dalam Perspektif Al-Qur an dan Hadits, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011) hlm Ali Abdul Halim Mahmud., Op.cit, hlm. 16

13 34 berlebihan, dan hanya makan atau minum makanan serta minuman yang halal sejak usia dini. Anak juga harus dibiasakan makan dan minum dengan cara yang baik. Dalam hal tata cara atau sopan santun makan dan minum Faktor Yang Memengaruhi Pendidikan Akhlak Setiap perilaku manusia berdasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun panca indera kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak seseorang adalah: Pembentukan akhlak manusia, sangat ditentukan oleh lingkungan alam dan lingkungan sosial (lingkungan pergaulan). 69 Lingkungan alam ialah seluruh ciptaan Tuhan baik di langit dan di bumi selain Allah. Alam dapat menjadi aspek yang memengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan alam dapat menghalangi bakat seseorang, namun alam juga dapat mendukung untuk meraih segudang prestasi. Sebagai contoh, masyarakat yang tinggal di gunung dan hutan, mereka akan hidup sebagai seorang pemburu dan petani yang berpindah-pindah. Masyarakat yang hidup di pantai, kehidupan mereka akan menjadi nelayan dan tingkah laku mereka 68 Imam Suraji., Op.cit, hlm Mahjuddin., Op.cit, hlm. 33

14 35 cenderung berafiliasi ke laut. Masyarakat yang tinggal di daerah kutub yang dingin, mereka berpakaian tebal dan memiliki cara yang khas. Itulah lingkungan alam. Alam dapat membentuk kepribadian manusia sesuai lingkungan alamnya. Sedangkan lingkungan sosial (lingkungan pergaulan) adalah mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan kantor pemerintahan. Lingkungan pergaulan dapat mengubah keyakinan, akal pikiran, adat istiadat, pengetahuan dan akhlak. Pendeknya dapat dikatakan bahwa lingkungan pergaulan dapat membuahkan kemajuan dan kemunduran manusia. Dalam masa kemundurannya, manusia lebih banyak terpengaruh dengan lingkungan alam. Lingkungan pergaulanlah yang banyak membentuk kemajuan pikiran dan kemajuan teknologi, namun juga dapat menjadikan perilaku baik dan buruk. 70 Pertumbuhan dan perkembangan manusia, ditentukan juga oleh faktor dari luar dirinya, yaitu faktor pengalaman yang disengaja, termasuk pendidikan dan pelatihan, sedangkan yang tidak disengaja, termasuk lingkungan alam dan lingkungan sosial. Pendapat J.J. Rosseau mengatakan bahwa faktor dalam diri manusia, termasuk pembawaannya, selalu membentuk akhlak baik manusia, sedangkan faktor dari luar, termasuk lingkungan alam dan 70 Yatimin Abdullah, Op.cit, hlm. 89

15 36 lingkungan sosialnya, ada kalanya berpengaruh baik, dan ada kalanya berpengaruh buruk. Ketika manusia lahir di lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan akhlaknya baik juga dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik, maka pengaruhnya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah pendidikan dan bimbingan akhlak sangat diperlukan, untuk membentuk dan mengembangkan akhlak manusia. Ini diakui oleh Imam Al-Ghazali yang mengatakan: Seandainya akhlak manusia tidak bisa diubah, maka tidak ada gunanya memberikan pesan-pesan, nasehat-nasehat dan pendidikan kepada manusia. 71 Kepribadian muslim adalah terwujudnya akhlak mulia, namun akhlak mulia tersebut tidak akan terbentuk tanpa faktorfaktor yang memengaruhinya. Menurut Zakiyah Darajat bahwa perkembangan agama yang ada di dalamnya termasuk pembentukan akhlak terjadi melalui pengalaman hidup sejak masih anak-anak, yaitu terhadap pada lingkungan keluarga, lembaga pendidikan dan lingkungan masyarakat. 72 a. Lingkungan Keluarga Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, peranan Ibu dan Bapak dalam membina anaknya mempunyai pengaruh, terutama dalam bahasa dan gaya bahasa, dimana anak akan senantiasa mengikuti dan menirukan gaya Ibunya. Jika dalam bertutur kata Ibu 71 Mahjuddin, Op.cit, hlm Zakiyah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. (Jakarta: Gunung agung, 1980), hlm. 65

16 37 dan Bapak baik, maka secara otomatis anaknya juga akan bertutur kata baik pula. Dalam tingkah laku, sopan santun juga sangat berpengaruh bagi anak, tingkah laku yang baik akan lahir dalam keluarga yang baik (dengan contoh dari kedua orang tua). Suasana yang tercipta (dalam keluarga) yang melingkupi anak adalah merupakan faktor terpenting dalam pembentukan akhlaknya. 73 Melalui keluargalah, pendidikan akhlak diterima oleh anakanak kita, dan dengan keluarga tersebut dapat dijadikan bekal bagi perkembangan psikologinya di masadepan. Bapak ibunya adalah orang yang pertama mewariskan kebudayaan dan mengajarkan pendidikan agama bagi anaknya. 74 b. Lingkungan Sekolah Pembinaan akhlak dapat pula dilakukan melalui lembagalembaga pendidikan, baik formal maupun non formal. Sikap pengalaman yang dilalui oleh anak baik melalui penglihatan dan perilaku yang diterima akan ikut menentukan dalam pembentukan dan pembinaan akhlaknya kelak dikemudian hari. Sikap anak terhadap guru, ustadz dan pendidik agama yang diberikan di lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh sikap guru, jika guru mampu membina sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka anak 73 Muhammad Athiya Al-Abrosyi, Ruh At-Tarbiyah wa al-talim, (Kairo: Paru Ihya Al- Kutubi Al-Arobiyah, 2000), hlm Baron Abu Bakar Ikhsan, Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm 11.

17 38 telah mempunyai pegangan dalam menghadapi kegoncangan yang terjadi. c. Lingkungan Masyarakat Dalam pembentukan dan pembinaan akhlak anak, masyarakatlah yang sangat berpengaruh dalam menghiasi kepribadian dan akhlak anak. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian masyarakat adalah kelompok sosial yang majemuk yang akan selalu bersinggungan dengan anak. 75 Lingkungan pergaulan adalah mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan kantor pemerintahan. Lingkungan pergaulan dapat mengubah keyakinan, akal pikiran, adat istiadat, pengetahuan dan akhlak. Singkat kata, bahwa lingkungan pergaulan dapat membuahkan kemajuan dan kemunduran manusia. Dalam masa kemundurannya, manusia lebih banyak terpengaruh dengan lingkungan alam. Lingkungan pergaulanlah yang banyak membentuk kemajuan pikiran dan kemajuan teknologi, namun juga dapat menjadikan perilaku baik dan buruk. 76 Ketika manusia lahir di lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan akhlaknya baik juga dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik, maka pengaruhnya juga 75 Bakir Yusuf Barnawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam Pada Anak, Semarang: Bina Utama,1993), hlm Yatimin Abdullah, Op.cit, hlm. 89

18 39 menjadi tidak baik. Maka disinilah pendidikan dan bimbingan akhlak sangat diperlukan, untuk membentuk dan mengembangkan akhlak manusia. Ini diakui oleh Imam Al-Ghazali yang mengatakan: Seandainya akhlak manusia tidak bisa diubah, maka tidak ada gunanya memberikan pesan-pesan, nasehat-nasehat dan pendidikan kepada manusia. 77 Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa berhubungan, dimana beradaptasi, akal harus dapat membedakan dan menempatkannya sesuai fitrah manusia. 78 Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak. lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. 2) Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama, 3) Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam lingkungan agama. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa berhubungan, dimana beradaptasi, akal harus dapat membedakan dan menempatkannya sesuai fitrah manusia Mahjuddin, Op.cit, hlm Yatimin Abdullah, Op.cit, hlm Yatimin Abdullah, Op.cit, hlm. 91

19 40 B. Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Hartomo mengatakan bawha keluarga adalah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami isteri dan anak-anak. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia. 80 Menurut Nur Uhbiyati mengatakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan laki-laki dengan perempuan berdasarkan hukum dan undang-undang perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya Fungsi Keluarga Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. Fungsi di sini mengacu pada kegunaan individu dalam sebuah keluarga yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. 82 Soelaeman berpendapat bahwa hlm Hartomo, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm Mahmud, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013),

20 41 fungsi-fungsi itu serta pelaksanaannya dipengaruhi oleh kebudayaan sekitar dan intensitas keluarga dalam turut sertanya dengan kebudayaan serta lingkungan. Juga tidak lepas dari keyakinan, pandangan hidup dan sistem nilai yang menggariskan tujuan hidup serta kebijaksanaan keluarga dalam rangka melaksanakan tata laksana (manajemen) keluarga. 83 Keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang meliputi: pemenuhan kebutuhan biologis dan emosional atau perasaan, pendidikan sosialisasi, ekonomi dan pengawasan sosial. Fungsi keluarga meliputi: hubungan seks, ekonomi, reproduksi dan edukasi. a. Keluarga mempunyai fungsi seksual Di dalam keluarga dapat dikemukakan, bahwa privelege seksual yang diberikan kepada dua orang suami isteri itu memperkokoh hubungan mereka di dalam keluarga, tiap-tiap masyarakat menyusun tata tertib, berdasarkan atas sistem nilai-nilai sosial budaya dan faktor kebutuhan biologis. 84 b. Keluarga juga mempunyai fungsi ekonomi Artinya bagi kelangsungan hidupnya, keluarga harus mengusahakan penghidupannya. Di dalam masyarakat yang sederhana pembagian kerja dalam rangka kerjasama ekonomi dilakukan antara anggota-anggota keluarga. Tugas-tugas yang dilakukan oleh anggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada 83 Soelaeman, Pendidikan dalam Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 1994), hlm Hartomo, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 86

21 42 umumnya saling melengkapi. Dan pembagian tugas serta pekerjaan yang dilakukan oleh anggota-anggota keluarga seperti suami atau isteri, khususnya oleh para wanita pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor kebudayaan daripada oleh kondisi fisik maupun psikologi. 85 c. Fungsi keluarga yang ke tiga adalah reproduksi Dorongan dasar manusia untuk melangsungkan kehidupan jenisnya menimbulkan basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks, percintaan, pengorbanan menimbulkan kebutuhan dasar biologis untuk memenuhi kebutuhan seksual yang kemudian dapat menghasilkan keturunan itu. Dan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak merupakan pranata sosial yang paling memadai untuk memelihara anak-anak yang kemudian dilahirkan di dalam keluarga itu. d. Fungsi keluarga inti yang ke empat adalah fungsi edukasi. Fungsi ini merupakan konsekuensi yang logis daripada pemeliharaan anak-anak yang dilahirkan di dalam keluarga. Proses sosialisasi dari seseorang anak dimulai di dalam lingkungan keluarga. Dari lingkungan keluarga itulah anak belajar berbahasa, mengumpulkan pengertian-pengertian dan menggunakan nilai-nilai kebudayaan yang berlaku. Keluarga dalam hubungan ini mempunyai fungsi meneruskan kebudayaan. Didikan yang 85 Ibid, 87

22 43 diberikan di dalam keluarga pada masa kanak-kanak disesuaikan dengan daya tangkap dan sifat-sifat emosionalnya Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Akhlak Penekanan terhadap tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anaknya, dilatar belakangi oleh suatu pandangan bahwa orang tua (ayah dan ibu) adalah pemimpin dalam rumah tangga. Sedangkan anak adalah amanat Allah yang harus dijaga dan dipertanggung jawabkan oleh orang tuanya. Pemberian tanggung jawab karena secara fisik dan psikis orang tua adalah pribadi yang paling dekat dengan anak. Sedang secara sosial orang tua mempunyai kepentingan langsung dengan keberhasilan anak-anaknya. Dilihat dari sisi anak, secara psikologis, jiwa anak kecil masih polos, belum tahu apa-apa dan memiliki kecenderungan yang kuat untuk meniru apa-apa yang ada disekitarnya. Oleh karena itulah, orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam mengarahkan pendidikan anak-anaknya. Al-Ghazali berpendapat bahwa dibebankannya tanggungjawab utama pendidikan anak kecil pada kedua orang tuanya, karena jiwa anak kecil masih bersih. Kebersihan itu di ibaratkan bagaikan intan atau cermin yang selalu siap merefleksikan apa yang ada disekitarnya. Untuk itu, orang tua harus membiasakan anak-anak sejak kecil dengan 86 Ibid, hlm. 88

23 44 kebaikan agar mereka tumbuh dengan baik, sehingga dapat meraih kebahagiaan. Sebaliknya apabila anak dibiasakan kepada keburukan dan dilupakan, maka keburukan akan melekat pada hidupnya. 87 Tanggung jawab orang tua di dalam memberikan pendidikan akhlak, bukan hanya mengajarkan satu dari beberapa akhlak yang ada di dalam ajaran agama. Lebih dari itu, kewajiban dan tanggung jawabnya untuk memberikan pendidikan akhlak pada anak mencakup keseluruhan akhlak, sikap dan perilaku yang mampu memperbaiki dirinya sendiri dan ketika ada kesalahan maupun dosa yang diperbuatnya, ia mampu menanganinya denga baik. Juga, akhlak atau perilaku yang mampu membuat anak mengangkat kehormatan agama, dan mengajarkan bagaimana ia dapat bersikap baik dalam berinteraksi dengan masyarakay sekitar. Apa saja yang menjadi tanggung jawab orang tua dalam hal akhlak? Di antaranya sejak masih kecil dididik untuk berkata jujur, amanah, istikamah, tidak mudah mengeluh. Juga menanamkan pada anak sikap untuk mampu memberikan manfaat kepada orang lain, menghormati yang lebih tua, memuliakan tamu yang datang kerumah, berbuat baik kepada tetangga, tidak boleh menyakiti dengan cara apa pun, dan mencintai orang lain. Juga, orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkan anak perihal menjaga lisan dan perkataanperkataan yang kotor dan keji, seperti: menghardik, mencaci, memaki 87 Imam Suraji, Op.cit, hlm. 130

24 45 dan kata-kata buruk anaknya jangan sampai dengan perkataannya membuat orang lain tersinggung. Termasuk juga yang menjadi tanggung jawab orang tua dalam pendidikan akhlak pada anak adalah mengajarkan kepada anak agar melakukan kebiasaan yang tidak bertentangan dengan norma agama dan mencegah sesuatu yang akan merendahkan kehormatan dan harga dirinya, menanamkan perasaan kasih sayang, dan lemah lembut, berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang yang terkena musibah, apakah karena ditimpa duka, banjir, gempa, kebakaran, longsor Mahmud, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: akademia, 2013), hlm.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah memberikan tuntunan hidup berupa Al Qur an dan Sunnah, sebagai pedoman yang sempurna, karena dalamnya terkandung hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. 1 Kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pendidikan yaitu mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah berpedoman penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Kelompok E ; Syayid Nurrofik Bahriyan Setiaji Bilhuda Fauzu Yusuf Pengertian Iman Dalam bahasa Arab, iman berarti pengetahuan (knowledge), percayaa (belief), dan yakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa, A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa, karena tujuan pendidikan suatu bangsa erat hubungannya dengan usaha mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam, karena Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Dalam menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan inklusif sesungguhnya berupaya memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin dihindari. Tentunya dengan segala dampak positif dan negatifnya, bangsa dan negara akan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ini sangat dinamis dalam arti perjalanan kehidupan seorang manusia dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekelilingnya dan manusia belajar apa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga merupakan tempat yang paling penting dimana anak akan memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di Masyarakat.

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-qur an dan al-hadist yang di dalamnya ع 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembentukan manusia untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

Lebih terperinci

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Defenisi Peranan Berdasarkan referensi yang ada, belum ada kesatuan persepsi tentang arti kata peranan, karena itu dalam rangka menyatukan persepsi, maka berikut ini akan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada si terdidik, baik jasmani maupun rohani, diarahkan kepada suatu tujuan positif dan mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya, bahkan merupakan makhluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ajaran agama Islam tidak hanya mengajarkan agar seseorang cerdas dari segi pendidikan namun juga harus memiliki akhlak terpuji seperti yang dicontohkan oleh

Lebih terperinci

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا

إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا Majalah MATAN edisi 129, April 2017 Memanfaatkan Diri untuk Orang Lain Oleh: Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag. Kaprodi PBA Universitas Muhammadiyah Malang إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis AKHLAQ BISNIS ISLAMI تا ا ق ا Rikza Maulan Lc M.Ag Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis (1) Barometer Kataqwaan Seseorang: Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188) ن - 2 # 5 وا 2 6 + س 3% "! ا ا ال ا # & م %

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat sekarang zaman sudah semakin tua dan semakin majunya teknologi yang memicu pada menipisnya nilai-nilai agama dan keimanan serta norma-norma dan juga

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah tugas semua orang tua, namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut menjadi dewasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan

Lebih terperinci

Konsisten dalam kebaikan

Konsisten dalam kebaikan Konsisten dalam kebaikan Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad المداومة على فعل المعروف محمود محمد الخزندار Maktab Dakwah Dan Bimbingan

Lebih terperinci

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini Mengeluh Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini adalah FathAs y Syakwah yang berarti membuka bejana kecil. Yaitu, jika bejana kecil itu dibuka mulutnya

Lebih terperinci

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui: Cece Abdulwaly Diterbitkan oleh: melalui: HAFAL AL-QUR'AN: BUAH SABAR & ISTIQAMAH Oleh: Cece Abdulwaly Copyright 2014 by Cece Abdulwaly Cetakan I, 2015 Desain Sampul: Cece Abdulwaly Penerbit: Tahfidz Media

Lebih terperinci

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut: Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Pada bulan Rabiul Awal ini kita teringat momentum kelahiran Rasulullah Saw., tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal. Mari pada kesempatan ini kita sejenak mengenal lebih dekat

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ش ر ع ال ق ر ع ة إ ذ ا ج ه ل ال م س ت ح ق و ت ع ذ ر ت ال ق س م ة Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature) dan asalusulnya (antropologis), dan moral (ethics).

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature) dan asalusulnya (antropologis), dan moral (ethics). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan dengan segala kelebihan dibanding dengan makhluk lain. Naluri beragama merupakan fitrah manusia sejak lahir. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia berpengetahuan, berkepribadian,

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang di sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kehidupannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diperoleh melalui jalur sekolah dan luar sekolah, salah satu jalur pendidikan luar sekolah adalah keluarga. Keluarga merupakan penanggung jawab pertama

Lebih terperinci

(Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali)

(Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali) NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AMTSAL NUR KAJIAN ATAS QS. AN-NUR AYAT 35 (Studi Komparatif Antara Al-Maraghi dan Al-Ghazali) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH حىت حيبك اهلل رمح اهلل Oleh: Syaikh Abdurrohman bin Nashir as-sa di Publication: 1433 H_2012 M AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH رمح اهلل Oleh: Syaikh Abdurrohman bin Nashir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1436 H_2015 M Keutamaan Membaca dan Merenungkan Ayat Al-Kursi حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M Kaidah Fiqh ان ح ظ س ان ع ب اد اث ف األ ص م ان إ ب اح ت انع اد اث ف ان أ ص م و PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: Pada Dasarnya Ibadah

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari Publication : 1437 H_2016 M Tetangga: Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan al-halabi Disalin

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak

Lebih terperinci