PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI"

Transkripsi

1 PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Titik Anggraeni NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2015 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Pembelajaran tidak dicapai secara kebetulan, itu harus dicari dengan semangat dan ketekunan (Abigail Adams) Pendidikan merupakan perlengkapan terbaik untuk hari tua (Aristoteles) v

6 PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: 1. Kedua orangtuaku yang telah merawat dengan penuh kasih sayang. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa Bangsa dan Agama. vi

7 PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO Oleh Titik Anggraeni NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah yang meliputi perencanaan pengadaan, penyaluran, pemeliharaan, dan pengendalian sarana dan prasarana di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah dua orang kepala sekolah, dua orang wakil kepala sekolah, dua orang komite sekolah, dua orang staf tata usaha, dan dua orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan pencermatan dokumen. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan model dari Miles dan Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Peranan kepala sekolah di SMP N se-kecamatan Panjatan sebagai manajer yaitu: (a) Menyusun perencanaan berdasarkan berbagai pertimbangan ketika melakukan pengadaan sarana dan prasarana. (b) Memberikan pengarahan sekaligus mengawasi ketika diadakan kegiatan penyaluran sarana prasarana sekolah. (c) Mengatur kegiatan pemeliharaan sarana prasarana. (d) Mengawasi pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Selanjutnya, peranan kepala sekolah sebagai administrator sarana dan prasarana pendidikan, yaitu kepala sekolah sebagai penanggung jawab segala kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan. (2) Faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP N se-kecamatan Panjatan adalah keterbatasan pada sumber dana dan sumber daya manusia sehingga menyebabkan sarana dan prasarana yang dimiliki kurang memadai dan perlu adanya pergantian dalam penggunaannya pada proses belajar mengajar. Kata kunci: peranan, kepala sekolah, manajemen, sarana dan prasarana. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S1) pada program studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Tina Rahmawati, M.Pd. dan Bapak Nurtanio Agus Purwanto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan masukan, bimbingan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. selaku sekretaris penguji yang telah menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Bambang Saptono, M.Si selaku penguji utama yang telah menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. viii

9 6. Kepala Sekolah dan pengelola sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan atas bantuan dan kesediannya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 7. Bapak, Ibu, dan keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman jurusan Administrasi Pendidikan angkatan 2009 yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pengembangan ilmu manajemen pendidikan. Yogyakarta, Juli 2015 Penulis Titik Anggraeni ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepemimpinan 1. Konsep Dasar Kepemimpinan Kepemimpinan Kepala Sekolah Tanggung Jawab dan Fungsi Kepala Sekolah Kompetensi Kepala Sekolah B. Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengertian Sarana dan Prasarana x

11 2. Macam-Macam Sarana dan Prasarana Standar Sarana dan Prasarana SMP/MTs C. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan D. Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1. Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer Peranan Kepala Sekolah sebagai Administrator E. Hasil Penelitian yang Relevan F. Kerangka Berpikir G. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Pemeriksaan Keabsahan Data G. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Setting Penelitian Profil Sekolah a. Keadaan Guru dan Siswa b. Kondisi Sarana dan Prasarana B. Hasil Penelitian Peranan Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana Peranan Kepala Sekolah dalam Penyaluran Sarana dan Prasarana Peranan Kepala Sekolah dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Peranan Kepala Sekolah dalam Pengendalian Sarana dan Prasarana Hambatan dalam Manajemen Sarana dan Prasarana C. Pembahasan xi

12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Responden Penelitian Tabel 2. Alamat SMP Negeri se-kecamatan Panjatan Tabel 3. Data Jumlah Guru SMP N 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/ Tabel 4. Data Jumlah Tenaga Kependidikan SMP N 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/ Tabel 5. Data Jumlah Guru SMP N 2 Panjatan Tahun Ajaran 2013/ Tabel 6. Data Jumlah Tenaga Kependidikan SMP N 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/ Tabel 7. Keadaan Siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan Tahun Ajaran 2013/ Tabel 8. Kondisi Sarana dan Prasarana SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan Tahun Ajaran 2013/ hal xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Gambar 2. Alur Analisis Data Kualitatif Berdasarkan Model Interaktif hal xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian Lampiran 2. Transkrip Wawancara Lampiran 3. Hasil Observasi Lampiran 4. Data Kelembagaan Lampiran 5. Ijin Penelitian xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Setiap kepala sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap seluruh aspek operasional penyelenggaraan sekolah, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai pada pengawasan. Guna menjalankan tugasnya tersebut, seorang kepala sekolah wajib memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial (Permendiknas nomor 13 tahun 2007). Kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan tersebut yang berfungsi mengoptimalkan, mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bagi unit kerjanya. Kepala sekolah sebagai pemimpin bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan anggota sekolah mendayagunakan dan mengembangkan potensinya secara optimal. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dari bentuk kepemimpinan kepala sekolahnya. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru atau mengelola kegiatan sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah mampu 1

17 mempengaruhi, menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat terutama dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah. Beberapa tahun terakhir ini masih sering ditemukan banyaknya sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat yang penggunaannya tidak optimal dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Penyebab hal tersebut terjadi antara lain karena kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai. Mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana yang mengacu kepada mutu. Masalah sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya cukup kompleks. Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada mutu, aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku, sehingga permasalah tersebut manjadi bentuk tantangan kepala sekolah untuk menerapkan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah. 2

18 Sarana prasarana sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan. Bahkan terkadang masyarakat menilai kualitas pendidikan suatu sekolah dengan melihat sarana prasarananya, sekolah yang memiliki gedung yang besar, peralatan dan perlengkapan belajar mengajar yang lengkap dan modern seringkali dipandang sebagai sekolah yang berkualitas. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 2 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan; setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Selanjutnya, standar sarana dan prasarana pendidikan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan. Sehubungan dengan itu, pengelolaan sarana prasarana pendidikan di sekolah menjadi sangat penting agar tidak terjadi pemborosan, juga tidak terjadi gangguan terhadap kelancaran proses belajar mengajar karena tidak tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan oleh guru dan murid. Ketersedian sarana prasarana 3

19 untuk menunjang PBM itu terkadang bukan karena kurang dana, melainkan karena telah terjadi kesalahan manajemen. Kemampuan untuk mengelola sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting karena kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas pembelajaran pada khususnya sangat ditentukan oleh kualitas pengelolaan sarana dan prasarana sebagai komponen yang sangat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran pada khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya. Kepala sekolah sangat berperan aktif dalam mengelola sarana dan prasarana secara efektif dan efisien. Suatu pandangan yang bersifat umum daripada pandangan-pandangan di atas menyatakan bahwa administrasi merupakan proses mengintegrasikan sumbersumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk mencapai suatu tujuan. Yang dimaksud di sini ialah mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan, uang dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. Sarana prasarana sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan proses pembelajaran dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran maupun tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kepala sekolah dalam hal ini memiliki peranan yang sangat dominan dalam hal administrasi sarana dan prasarana sekolah dengan menggunakan dasar dan standar yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah. Pada kegiatan manajemen sarana dan prasarana di sekolah, peranan kepala sekolah adalah sebagai manajer dan administrator sarana dan prasarana 4

20 pendidikan. Manajer adalah orang yang melaksanakan kegiatan manajemen, mengatur berbagai kelompok, berwenang dan bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan, dan mengawasi terhadap pelaksanaan program kegiatan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu (Sukanto, 2000: 1). Menurut Husaini Usman (2006: 305) selaku manajer, kewenangan utama kepala sekolah adalah mengambil keputusan. Karena perannya tersebut, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan untuk: (1) mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang kualitas yang diinginkan masyarakat; (2) melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk memajukan sekolah; (3) menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif; (4) menyusun perencanaan, baik perencanaan strategis maupun perencanaan operasional, (5) menemukan sumbersumber pendidikan dan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan; (6) melakukan pengendalian atau control terhadap pelaksanaan pendidikan dan hasilnya. Kepala sekolah sehubungan dengan peranan dan fungsinya sebagai manajer sarana dan prasarana bertugas mengelola semua yang terdapat di sekolah yang meliputi gedung, pekarangan, dan peralatan secara lebih berdaya guna. Segala sesuatu yang ada di sekolah sedapat mungkin dimanfaatkan sebagai pelayanan untuk menunjang proses belajar mengajar. Kepala sekolah sebagai pengelola kantor berperan menentukan kelancaran jalannya administrasi dan ketertiban kerja di sekolah, karena kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting sebagai 5

21 penguasa di sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu memelihara ketertiban sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer lembaga formal mempunyai peranan penting dan kekuasaan penuh pada lembaga yang dipimpinnya. Oleh sebab itu kepala sekolah harus bertanggung jawab atas keseluruhan perilaku manajemen yang terjadi di sekolah. Kontrol dan koreksi merupakan tanggungjawab yang harus dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kondisi-kondisi ruangan sekolah beserta perlengkapannya termasuk halaman, toilet, dan tempat-tempat bermain. Hal sekecil apapun harus menjadi target pengawasan dan hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab kepala sekolah beserta stafnya dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, efektif dan tentu saja harus menarik peserta didik untuk ber internalisasi di dalam sekolah tersebut, sehingga seorang manajer atau kepala sekolah harus bekerja seoptimal mungkin dan mempunyai komitmen terhadap proses dan hasil kerja yang bermutu. Peranan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertolak dari hakikat administrasi pendidikan adalah memberdayakan berbagai sumber yang terdiri atas manusia, sarana, dan prasarana, serta berbagai media pendidikan lainnya secara optimal, relevan, efektif, dan efisien guna mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai administrator melakukan kerja sama dengan orang-orang dalam lingkup pendidikan, melibatkan komponen manusia dengan berbagai potensinya dan juga komponen non manusia termasuk sarana dan prasarana dengan berbagai jenisnya. Semuanya perlu didata dan dikoordinasikan atau didayagunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. 6

22 Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan diharapkan mampu menggunakan prinsip pengembangan dari pendayagunaan organisasi secara kooperatif dan aktivitas-aktivitas yang melibatkan keseluruhan personel dan orang-orang sumber dalam masyarakat. Secara konkret pelaksanaan tindakan dan fungsi administrator dalam administrasi pendidikan mencangkupi lingkup substansi manajemen pendidikan yang meliputi: (a) kurikulum atau pengajaran, (b) kesiswaan, (c) fasilitas, (d) keuangan, (e) personel sekolah, (f) ketatalaksanaan pendidikan, (g) organisasi sekolah, dan (h) hubungan sekolah dengan masyarakat (Suryosubroto, 2004: 30). Kepala sekolah dituntut memiliki kreativitas dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana yaitu kemauan dan kemampuan dalam menggunakan, mengembangkan, memberdayakan, memelihara, serta mengawasi, sehingga melalui sarana dan prasarana yang ada diharapkan akan mampu memberi dukungan yang sangat kuat di dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah itu. Menurut Eka Prihatin (2011: 58), dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, penggunaan, penghapusan. Jika keenam aspek pengelolaan sarana dan prasarana tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan mendapatkan resiko berupa tidak berdaya gunanya sarana dan prasarana secara optimal. Resiko tersebut berupa kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana baik secara kualitas dan kuantitas, banyak sarana prasarana yang rusak dan hilang, serta tidak optimalnya 7

23 penggunaan sarana prasarana sekolah yang dimiliki sehingga akan memudar daya gunanya begitu saja. Guna mengantisipasi hal tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan manajemen ini bagian yang paling penting dan berperan aktif adalah kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan, kemampuan dalam mengelola sarana prasarana sekolah tersebut guna mewujudkan layanan pembelajaran yang berkualitas. Menurut observasi awal terhadap kondisi sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan, peneliti menemukan bahwa di sekolah ini ketersediaan dan kesiapan sarana prasarana baik. Menurut wakil kepala sekolah, kepala sekolah sudah mengupayakan ketersediaan tempat dengan baik tetapi terkadang masih ada kendala dalam kesiapan menggunakan prasarana. Masih terdapat beberapa jadwal yang berbenturan sehingga harus mengubah jadwal dengan jadwal lain atau menggantinya di hari lain, contohnya jadwal dalam menggunakan ruang laboratorium, ruang komputer, dan ruang musik. Wakil kepala sekolah menambahkan bahwa dalam mengelola program perawatan dan pemeliharaan sarana prasarana, kepala sekolah menyerahkan tugasnya kepada wakil kepala bagian sarana prasarana. Sekolah ini telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap baik dari pengadaan alat yang dilakukan sendiri maupun dari pemerintah. Pemerintah telah memberikan bantuan pada sekolah berupa peralatan praktikum yakni kit sederhana, namun peralatan tersebut belum didayagunakan secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah masih 8

24 rendahnya keterampilan guru dalam mempergunakan peralatan yang ada guna membantu menyampaikan pelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti menemukan informasi dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bahwa sejauh ini kepala sekolah belum melakukan tindak lanjut untuk mengantisipasi rendahnya keterampilan guru tersebut, seperti melaksanakan penyuluhan atau pelatihan untuk guru-guru IPA sehingga penggunaan alat tersebut dapat optimal. Di sekolah ini juga terdapat kendala dalam penghapusan, kepala sekolah dan wakil kepala bagian sarana prasarana tidak pernah melakukan penghapusan karena proses yang harus ditempuh terlalu panjang dan prosedur yang sulit sehingga barang-barang yang sudah tidak terpakai hanya ditimbun di gudang dan dikategorikan sebagai barang tidak terpakai. Menurut observasi awal peneliti terhadap ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Panjatan, peneliti menemukan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki sudah cukup memadai baik secara kualitas maupun kuantitas meskipun masih terdapat beberapa sarana yang kondisinya kurang baik dan belum didayagunakan secara optimal. Menurut informasi yang didapat dari wakil kepala sekolah, di sekolah ini masih terdapat kendala pada kurangnya ketersediaan alat musik untuk ekstrakurikuler dan LCD yang jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan sehingga untuk penggunaannya harus bergantian. Sekolah ini juga memiliki ruang-ruang terbatas untuk menampung sarana dan prasarana sekolah baik yang masih terpakai maupun tidak karena keadaan gudang yang masih terbatas untuk meletakkan sarana dan prasarana tersebut. 9

25 Walaupun dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah sudah dirasa cukup baik, namun masih terdapat kendala yang dialami sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana. Jika melihat peranan kepala sekolah di dua sekolah tersebut, peneliti menemukan adanya beberapa kendala seperti kurangnya peran kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, sehingga kepala sekolah belum mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah. kurang mengelola sarana prasarana sekolah dengan baik, proses penyimpanan yang belum optimal, serta kurangnya pemanfaatan sarana pasarana yang dimiliki sekolah untuk proses pembelajaran. Guna melihat peranan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah guna memajukan sekolah tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan, kabupaten Kulon Progo dan penelitian ini nantinya akan dilaksanakan di dua sekolah yaitu SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kepala sekolah belum mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah 2. Kepala sekolah kurang memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki. 10

26 3. Terbengkalainya sarana dan prasarana sekolah yang masih terpakai maupun yang sudah tidak terpakai. 4. Kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten dalam mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki. 5. Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk proses pembelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini hanya dibatasi pada peranan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah. Permasalahan yang diteliti mengambil tempat di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, yaitu SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan fokus penelitian ini yaitu peranan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana prasarana di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan, maka permasalahan yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana di sekolah SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan? 2. Apa saja faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan? 11

27 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana di sekolah SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan. 2. Faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang keilmuan dari prodi Manajemen Pendidikan khususnya mengenai peran kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, Kemudian untuk menambah khasanah keilmuan Manajemen Pendidikan terutama dalam pengembangan mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini bisa bermanfaat bagi kepala sekolah, sekolah, siswa, serta jurusan Administrasi Pendidikan. a. Kepala Sekolah Dapat dijadikan data atau bahan dalam pengembangan kemampuan profesional dalam mengelola sarana prasarana sekolah. b. Sekolah 12

28 Dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan manajemen sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan. c. Jurusan Administrasi Pendidikan Memberikan sumbangan pemikiran di bidang garapan manajemen pendidikan khususnya pengelolaan sarana dan prasarana disekolah. 13

29 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepemimpinan 1. Konsep Dasar Kepemimpinan Kepemimpinan adalah subyek yang telah lama menjadi perhatian dunia ini. Dulu orang beranggapan bahwa studi kepemimpinan tidak dapat dibentuk sejak lahir, namun dalam studi empiris menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses pencapaian dan sangat logis untuk dipelajari, dipahami, dan pada akhirnya ditularkan kepada orang lain. Lembaga sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi formal didalamnya senantiasa akan terdiri dari unsur tujuan, sekumpulan orang (pegawai, guru, dan siswa), serta adanya hierarki kewenangan. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sekaligus agar dapat menggerakkan dan memotivasi orang-orang yang terlibat dalam situasi tersebut, diperlukan adanya suatu kepemimpinan. Menurut Terry (1997: 410), Leadership is the relationship in wich one person, the leader, influences others to work together willingly on related task to attain that which the leader desires. Kepemimpinan adalah hubungan antar orang di mana pemimpin mempengaruhi orang lain ke arah kemauan bersama dalam hubungannya dengan tugas-tugas untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan pemimpin. Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi 14

30 banyak ditentukan oleh pemimpin, karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pimpinan dalam organisasi tersebut. Lunenberg dan Ornstein (2000: 114), Leadership is a relationship between two or more people in which influence and power are unevenly distributed. Maksud dari pernyataan di atas adalah kepemimpinan adalah hubungan antara dua orang atau lebih dimana pengaruh dan kekuasaan didistibusikan tidak merata. Kepemimpinan menurut Griffin (2003: 68) adalah proses sekaligus atribut. Kepemimpinan sebagai proses, berfokus pada apa yang sebetulnya dilakukan pemimpin. Lebih lanjut Griffin mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan penggunaan pengaruh tanpa ada paksaam untuk membentuk tujuan-tujuan organisasi, memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur organisasi. Kepemimpinan sebagai atribut, adalah sekelompok karakteristik yang dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin. Mengacu pada pengertian di atas, apabila seorang pemimpin ingin menggerakkan para bawahan kearah pencapaian tujuan maka pemimpin harus: (1) menghindarkan diri dari sikap memaksa, (2) pemimpin harus mampu melakukan perbuatan dengan cara meyakinkan bawahan bahwa apa yang dilakukan adalah benar. Jadi, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan. 15

31 Pengertian yang sama dengan Terry, Lunenburg, dan Robbins dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 107) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pada kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan/ketaatan para pengikut karena dipengarugi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan pada pemimpin. Nurkolis (2006: 154), Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain kea rah tujuan tertentu adalah sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin. Menurut Wahyudi (2009:120), Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan menurut Terry dan Ornstein memiliki persamaan. Persamaan dari kedua pandangan tersebut adalah sama-sama menekankan pada hubungan antar orang yaitu antara pemimpin dan yang dipimpin. Orang hanya bisa dipengaruhi apabila ada hubungan yang menyebabkan orang melakukan apa yang diinginkan pemimpin. Griffin lebih menekankan kepada proses dan atribut yaitu apa yang harus dilakukan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dan karakteristik apa yang dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin. 16

32 Griffin juga menekankan bahwa kepemimpinan tidak menggunakan unsur paksaan atau tidak dengan kekerasan, sedangkan Nurkolis (2006), Mulyasa (2006), dan Wahyudi (2009) lebih menekankan pada kemampuan seseorang untuk menggerakkan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya dengan rela untuk mencapai tujuan. 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2002: 83). Starratt (2007: 16) menyatakan bahwa kepala sekolah merupakan agen berbagai komponen. Komponen pertama adalah negara. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan haluan negara dalam mengupayakan pendidikan paling baik bagi anak-anak di sekolah. Komponen kedua adalah komunitas lokal yang bertugas melayani kebutuhan orang tua dan siswa. Tugas kepala sekolah adalah menganalisis berbagai macam kebutuhan. Komponen ketiga adalah para pendidik. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas profesionalitas kerja para pendidik dan mengatasi permasalahan pendidikan baik yang ada di ruang kelas maupun di lingkungan sekolah. Selain itu kepala sekolah juga diharapkan mampu mengapresiasikan hasil 17

33 karya para pendidik dan menyediakan kesempatan pengembangan profesi pendidik. Guna melaksanakan tugasnya tersebut dibutuhkan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Mulyasa (2003: 126) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteia berikut ini: a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif. b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. c. Mampu manjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujan sekolah dan pendidikan. d. Berhasil dalam meneerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain disekolah. e. Bekerja dengan tim manajemen, serta f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kompetensi yang diberi tugas untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat berdaya guna secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Jadi apabila pengertian kepemimpinan dipadukan dengan pengertian kepala sekolah, Hendyat Soetopo (1984: 4) menyimpulkan kepemimpinan kepala sekolah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan lebih efisien dan efektif. Pada pencapaian tujuan-tujuan pendidikan serta pengajaran dan ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung 18

34 pada tanggung jawab, kecakapan, dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya. 3. Tanggung Jawab dan Fungsi Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan personil yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di sekolah, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya pengembangan dan memajukan sekolah. Soemanto (1982: 38) menyatakan bahwa, kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pembelajaran dan kurikulum, administrasi kesiswaan, personalia, hubungan masyarakat, administrasi sarana prasarana, dan organisai sekolah. Ia juga berperan menjalankan tugas-tugas manajerial, menjalankan kepemimpinan untuk memajukan pembelajaran, dan mengembangkan kepemimpinan staf sekolah. Sedangkan menurut Daryanto (2005: 8), kepala sekolah memiiki tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran disekolah. Inisiatif dan kreatifitas yang mengarah pada kemajuan sekolah merupakan tanggung jawabnya. Sujud (2005: 81) menyebutkan beberapa fungsi kepala sekolah, yaitu: (1) perumus tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah, (2) mengatur tata kerja sekolah, dan (3) supervisor kegiatan sekolah yang meliputi (mengawasi, menggerakkan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan). Kepala sekolah 19

35 mempunyai fungsi dan tugas penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Kepala sekolah bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina kesiswaan, pembelajaran dan ketenagaan serta melaksanakan kerjasama dengan masyarakat. 4. Kompetensi Kepala Sekolah Kepala sekolah sebagai pengatur jalannya proses belajar mengajar di sekolah memiliki standar kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut: a. Kompetensi Kepribadian 1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah. 2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. 4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. 6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. 20

36 b. Kompetensi Manajerial 1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. 2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. 3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal. 4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif. 5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah. 9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. 21

37 12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. 14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. c. Kompetensi Kewirausahaan 1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah. 2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. 4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. 5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. d. Kompetensi Supervisi 22

38 1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. e. Kompetensi Sosial 1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah. 2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Menurut Mulyasa (2007: 49), Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sementara prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, dan taman, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran Biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Prasarana pendidikan dapat dikatakan sebagai perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Sedangkan sarana pendidikan adalah segala 23

39 sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam mencapai maksud atau tujuan. Selanjutnya Yusak Burhanuddin (2005: 3) mendefinisikan bahwa sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008: 273) sarana pendidikan merupakan semua fasillitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal (2004: 3), prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Berdasarkan berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk prose belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman 24

40 sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. 2. Macam-macam Sarana dan Prasarana Terkait hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi (1987) mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu: a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu: 1) Sarana pendidikan yang habis dipakai. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contohnya adalah kapur tulis yang biasanya digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, besi, kayu, dan kertas karton yang seringkali digunakan oleh guru dalam mengajar materi pelajaran keterampilan. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali pakai atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya. 2) Sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe dan beberapa peralatan olah raga. b. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan. 1) Sarana pendidikan yang bergerak 25

41 Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan sarana pendidikan yang bisa dipindahkan kemana-mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digunakan atau dipindahkan kemana saja. 2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya saja suatu sekolah yang sudah memiliki saluran dari PDAM. Semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu. c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar. Terkait hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, contohnya kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang tidak secara langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 1. Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. 26

42 2. Prasarana yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008: 274). Media pendidikan mempunyai peranan yang lain dari alat peraga. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi, tetapi dapat pula sebagai pengganti peran guru. 3. Standar Sarana Prasarana SMP/MTs Standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, yakni diuraikan sebagai berikut: Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: a. Ruang kelas Ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan; Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar; Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik; Rasio minimum luas ruang kelas 2 m 2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang. Luas minimum ruang kelas 30 m 2. Lebar minimum ruang kelas 5 m; Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan; Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru 27

43 dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan; ruang kelas dilengkapi sarana sebagaimana mestinya. b. Ruang Perpustakaan 1) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempet kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. 2) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali luas ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m. 3) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. 4) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang mudah dicapai. 5) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana perpustakaan. c. Ruang Laboratorium IPA 1) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. 2) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar. 3) Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m 2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m 2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m 2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m. 28

44 4) Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan. 5) Tersedia air bersih. 6) Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana laboratorium IPA. d. Ruang Pimpinan 1) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah/majelis madrasah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya 2) Luas minimum ruang pimpinan 12 m 2 dan lebar minimum 3 m. 3) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah/madrasah, dapat dikunci dengan baik. 4) Ruang pimpinan dilengkapi dengan sarana ruang pimpinan. e. Ruang Guru 1) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. 2) Rasio minimum luas ruang guru 4 m 2 /pendidik dan luas minimum 40 m 2 3) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan. 4) Ruang guru dilengkapi dengan sarana ruang guru. 29

45 f. Ruang Tata Usaha 1) Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah/madrasah. 2) Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2. 3) Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah/madrasah ataupun dari luar lingkungan sekolah/madrasah, serta dekat dengan ruang pimpinan. 4) Ruang tata usaha dilengkapi dengan sarana ruang tata usaha. g. Tempat Beribadah 1) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah/madrasah. 2) Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMP/MTs, dengan luas minimym 12 m 2. 3) Tempat beribadah dilengkapi dengan sarana tempat ibadah. h. Ruang Konseling 1) Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. 2) Luas minimum ruang konseling 9 m 2. 3) Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik. 4) Ruang konseling dilengkapi dengan sarana ruang konseling. 30

46 i. Ruang UKS 1) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah/madrasah. 2) Luas minimum ruang UKS 12 m 2. 3) UKS dilengkapi dengan sarana ruang UKS. j. Ruang Organisasi Kesiswaan 1) Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. 2) Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m 2. 3) Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi dengan sarana ruang OSIS. k. Jamban 1) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. 2) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban tiap sekolah/madrasah 3 unit. 3) Luas minimum 1 unit jamban 2 m 2. 4) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. 5) Tersedia air bersih di setiap unit jamban. 6) Jamban dilengkapi dengan sarana jamban. l. Gudang 1) Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah/madrasah yang 31

47 tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah/madrasah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. 2) Luas minimum gudang 21 m 2. 3) Gudang dapat dikunci 4) Gudang dilengkapi dengan sarana gudang. m. Ruang Sirkulasi 1) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah. 2) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah/madrasah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. 3) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi cm. 5) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga. 6) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. 32

48 7) Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh denga tinggi cm. 8) Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga. 9) Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaaan yang cukup. n. Tempat Bermain/Berolahraga 1) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. 2) Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m 2 /peserta didik. Apabila jumlah peserta didik kurang dari 334 orang, luas minimum tempat bermain/olahraga adalah 1000 m 2. 3) Di dalam luas tersebut terdapat tempat berolahraga berukuran minimum 30 m x 20 m yang memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga. 4) Tempat bermain sebagian ditanami pohon peghijauan. 5) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. 6) Tempat bermain/berolahraga dilengkapi dengan sarana tempat bermain/olahraga. 33

49 C. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Konsep Manajemen Sarana dan Prasarana Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien (Ibrahim Bafadal, 2003: 24). Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Menurut Rohiat (2010: 26), manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Guna mendayagunakan semua fasilitas yang dimiliki agar dapat memberikan kontribusi yang baik dalam proses pendidikan, maka sarana prasarana pendidikan tersebut harus dikelola dengan baik. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah membutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana (2012: 187), manajemen sarana atau sering juga disebut sebagai manajemen materiil yaitu segenap proses 34

50 penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan. Pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu proses pendayagunaan semua sarana prasarana pendidikan yang ada dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 2. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah perlu meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan program pendidikan dan pengajaran dengan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar siswa. Untuk melaksanakan hal tersebut, maka pengelolaan sarana dan prasarana perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Hal yang perlu diperhatikan adalah masalah pemeliharaan dan pengawasan tentang sarana dan prasarana tersebut. Bilamana hal-hal di atas dilakukan dengan baik, maka sarana dan prasarana dapat dipakai dan digunakan dengan perasaan yang menyenangkan oleh para pemakainya. Ibrahim Bafadal (2004: 7) menyatakan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu meliputi: pengadaan, pendistribusian, pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Aktifitas pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana dan prasarana. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di sekolah, 35

51 menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan atau sebab-sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang. Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada beberapa hal yang perlu difahami, di antaranya yakni: 1) Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan (planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Dua orang teoritisi administrasi lain yang menjelaskan tentang prosedur perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah Emery Stoops dan Russel E. Johnson (1969). Pasangan penulis tersebut menegaskan bahwa prosedur perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah: 1. Pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan 2. Penetapan kebutuhan perlengkapan 3. Penetapan spesifikasi 4. Penetapan harga satuan perlengkapan 5. Pengujian segala kemungkinan 6. Rekomendasi 7. Penilaian kembali Ketika melaksanakan kegiatan pembentukan panitia perencanaan pengadaan barang, kepala sekolah juga menunjuk komite sekolah sebagai anggota panitia. Komite sekolah merupakan wadah atau organisasi kerjasama orangtua/wali siswa dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan dengan kepala sekolah beserta seluruh guru yang ada di sekolah masing-masing (Sukirno, 2006: 1). 36

52 Selanjutnya menurut Tim Pengembangan Dewan Pendidikan Komite Sekolah Depdiknas RI (2007: 6), komite sekolah memiliki peran sebagai berikut. 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. 2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sebagaimana dikemukakan di atas, dapat ditegaskan bahwa proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana di sekolah tidak mudah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan bukanlah sekadar sebagai upaya pencarian ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang diperlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci dan teliti berdasarkan informasi yang realistis tentang kondisi sekolah (Ibrahim Bafadal, 2004: 27). 2). Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang telah disusun sebelumnya. Seringkali sekolah mendapatkan bantuan sarana dan prasarana pendidikan dari pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten. Namun bantuan tersebut dalam jumlah terbatas dan tidak selalu ada, sehingga sekolah dituntut untuk selalu berusaha juga melakukan pengadaan perlengkapan dengan cara lain. 37

53 Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara: a) Pembelian, untuk membeli sarana dan prasarana di sekolah dapat ditempuh dengan cara membeli di pabrik, membeli di toko dan memesan. b) Hadiah atau sumbangan, selain dengan cara membeli, perlengkapan sekolah juga bisa diperoleh dari hadiah atau sumbangan perorangan maupun organisasi, badan-badan atau lembaga-lembaga tertentu. c) Tukar menukar, untuk memperoleh tambahan sarana dan prasarana, pengelola sarana dan prasarana sekolah bisa mengadakan hubungan kerjasama dengan pengelola sarana dan prasarana sekolah lainnya. Hubungan kerjasama tersebut berupa saling menukar perlengkapan sekolah. d) Meminjam, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada pihak-pihak tertentu. Pihakpihak yang dapat dipinjam adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru ataupun orang tua murid (Ibrahim Bafadal, 2003: 32). b. Pendistribusian Sarana dan Prasarana Sekolah Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Terdapat tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman barang; (3) penyerahan barang (Ibrahim Bafadal, 2004: 32). Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada dalam tanggung jawab salah seorang anggota staf yang ditunjuk. Karena pelaksanaan tanggungjawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat jika kepala atau guru sendiri yang langsung melaksanakannya yang paling tepat 38

54 adalah pegawai tata usaha. Kebijaksanaan pendistribusian ini hendaklah ditekankan kepada efisien dan fleksibilitas, maksudnya bila diperlukan sewaktuwaktu segera dapat disediakan (Daryanto, 2001: 52). c. Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan 1) Penggunaan/Pemakaian Sarana dan Prasarana Pendidikan Begitu barang-barang yang telah diadakan itu didistribusikan kepada bagianbagian kelas, perpustakaan, laboratorium, tata usaha atau personel sekolah berarti barang-barang tersebut sudah berada dalam tanggungjawab bagian-bagian atau personel sekolah tersebut. Atas pelimpahan itu pula pihak-pihak tersebut berhak memakainya utnuk kepentingan proses pendidikan di sekolahnya. Pada kaitannya dengan pemakaian perlengkapan pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus selalu diperhatikan yaitu prinsip efektifitas dan prinsip efisiensi. Dengan prinsip efektifitas berarti semua pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus digunakan semata-mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsng maupun tidak langsung. Sedangkan dengan prinsip efisisiensi berarti pemakaian semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak atau hilang (Ibrahim Bafadal, 2004: 42). Selain itu menurut Eka Prihatin (2011: 61), yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah: 1. Menyusun jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya. 2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah yang merupakan prioritas pertama. 39

55 3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya daijukan pada waktu awal tahun ajaran. 4. Penugasan/penunjukkan personil sesuai dengan keahlian pada bidangnya. 5. Penugasan/penunjukkan personil sesuai dengan keahllian pada bidangnya, misalnya: petugas laboratorium, perpustakaan, operator komputer, dan sebagainya. 6. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah. 2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan J. Mamusung (Eka Prihatin, 2011: 60) pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan building dan equipment serta furniture termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran serta penggantian. Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan/hambatan maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindari adanya unsur-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula (running well) disebut pemeliharaan atau perawatan (service). Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang. Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau jam pakai tertentu (mesin statis). Pemeliharaan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh penanggungjawabnya, atau memanggil tukang/ahli servis untuk melakukannya, atau membawanya ke bengkel servis. 40

56 Pada prinsipnya kegiatan pemeliharaan dilakukan agar setiap sarana dan prasarana itu senantiasa siap pakai dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Aktifitas, kreatifitas serta rasa tanggung jawab adalah kunci dari keberhasilan kegiatan pemeliharaan demi optimalisasi daya pakai dan daya guna setiap barang kita (Ari H. Gunawan, 1996: 146). d. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Sekolah Salah satu aktifitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah mencatat semua perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Pada umumnya, kegiatan pencatatan semua perlengkapan itu disebut dengan istilah inventarisasi perlengkapan pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan akan tercipta ketertiban administrasi barang, penghematan keuangan, mempermudah dalam pemeliharaan dan pengawasan. Lebih lanjut, inventarisasi mampu menyediakan data dan informasi untuk perencanaan. Kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan meliputi dua kegiatan, yaitu: 1) Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang perlengkapan. Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku 41

57 perpustakaan sekolah dan perabot-perabot lainnya. Sedangkan barang-barang bukan inventaris adalah semua barang habis pakai, seperti kapur tulis, karbon, kertas, pita mesin tulis dan barang-barang yang statusnya tidak jelas. Baik barang inventaris maupun barang bukan inventaris yang diterima sekolah harus dicatat di dalam buku penerimaan. Setelah itu, khusus barangbarang inventaris dicatat di dalam buku induk inventaris dan buku golongan inventaris. Sedangkan khusus barang-barang bukan inventaris dicatat di dalam buku induk bukan inventaris dan kartu (bisa berupa buku) stok barang (Ibrahim Bafadal. 2004: 57). Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventaris perlengkapan pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan kepemilikan barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah, baik ditinjau dari kepemilikan, penanggungjawab maupun jenis dan golongannya. Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik. Ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya barang perlengkapan yang akan diberi kode, dengan warna yang berbeda dari warna dasar barang sehingga mudah dibaca. Biasanya warna kode tersebut adalah putih atau hitam (Ibrahim Bafadal, 2004: 59). 42

58 2. Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Semua perlengkapan pendidikan di sekolah atau barang inventaris sekolah harus dilaporkan, termasuk perlengkapan baru kepada pemerintah, yaitu departemennya.sekolah-sekolah swasta wajib melaporkannya kepada yayasannya. Laporan tersebut seringkali disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan tersebut dilakukan sekali dalam setiap triwulan, misalnya pada setiap bulan Juli, Oktober, Januari dan April tahun berikutnya. Biasanya di sekolah itu ada barang rutin dan barang proyek. Bilamana demikian halnya, maka pelaporannya pun harus dibedakan. Dengan demikian, ada laporan barang rutin dan laporan barang proyek (Ibrahim Bafadal, 2004: 61). e. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Yang dimaksud dengan penghapusan adalah kegiatan yang mempunyai tujuan untuk menghapuskan barang-barang milik Negara dari daftar inventaris Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan mempunyai arti sebagai berikut. 1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang lebih besar, yang disebabkan oleh: a) Pengeluaran yang semakin besar untuk pemeliharaan/perbaikan barang-barang yang kondisinya semakin buruk. b) Pemborosan biaya untuk pengamanan barang-barang kelebihan atau barangbarang lain yang karena beberapa sebab tidak dipergunakan lagi. 2) Meringankan beban kerja inventarisasi 43

59 3) Membebaskan barang dari tanggung jawab satuan organisasi yang mengurusnya menurut peraturan dan ketentuan yang berlaku (Piet A. Sahertian, 1994: 198). Barang-barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih dari syarat-syarat di bawah ini: 1. Keadan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi 2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan pemborosan uang Negara. 3. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan. 4. Penyusutannya berada di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya bahanbahan kimia). 5. Barang kelebihan yang jika disimpan lebih lama, akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi. 6. Ada penurunan efektifitas kerja, misalnya dengan mesin tulis baru sebuah konsep dapat diselesaikan dalam waktu lima hari, tetapi dengan mesin tulis yang hampir rusak harus diselesaikan dalam waktu 10 hari. 7. Dicuri, terbakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam, dan sebagainya. Sebagaimana disampaikan oleh Ary H. Gunawan (1996: 151), dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua jenis cara, yaitu: 1. Menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang Negara prosedurnya adalah sebagai berikut: a. Pembentukan Panitia Penjualan oleh Pimpinan Unit Utama (Rektor, Kopertis, dsb) yang bersangkutan. b. Melaksanakan sesuai prosedur lelang. c. Mengikuti cara pelanggan yang berlaku. d. Pembuatan risalah lelang oleh kantor lelang, yang menyebutkan banyaknya nama barang, keadaan barang yang dilelang serta nama dan alamat pelelang serta harga jualnya. e. Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas Negara, selambatlambatnya tiga hari kerja setelah hari lelang. f. Biaya lelang dan biaya lainnya (dana sosial, MPO, dsb) yang dibebankan pada pembeli/pemenang lelang. 44

60 2. Pemusnahan Menurut Ari H. Gunawan (1996:151), pemusnahan terhadap barang barang yang diusulkan untuk dihapus harus sesuai surat keputusan untuk dimusnahkan, maka pemusnahannya dilakukan unit kerja yang bersangkutan dengan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah setempat (minimal Lurah/Kades) dan atau kepolisian Negara, serta mengikuti segala tata cara pemusnahan yang berlaku (dibakar, dikubur, dsb). D. Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Mulyasa (2005: 103) menyatakan bahwa dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai manajer, maka kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Manajer adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerjasama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran. Manajer berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin serta mengendalikan suatu kerja sama untuk mencapai sasaran. Kepala sekolah sebagai manajer, dalam pelaksanaannya kepala sekolah melaksanakan semua fungsi manajemen. Terry (1997: 4) menjelaskan pengertian manajemen, Management is a distinc process consisting of planning, organizing, 45

61 actuating, and controlling, performedia determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other recources. Manajemen adalah proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan potensi manusia dan sumber daya lainnya. Dari pengertian ini, maka kepala sekolah sebagai manajer sekolah mengatur dan mengelola segenap potensi sekolah melalui tahap merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi potensi-potensi tersebut untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan. a. Perencanaan Perencanaan adalah tindakan menentukan tujuan apa yang akan dicapai, apa langkah yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, di mana dilakukan, siapa yang melakukan, serta kapan dilakukan tentang suatu upaya untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Perencanaan sarana prasarana sekolah dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengadakan analisis terhadap materi pelajaran yang mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya dan kemudian dibuatkan daftar kebutuhan alat-alat media, (2) mengadakan perhitungan perkiraan biaya, (3) menyusun prioritas kebutuhan, (4) menunda pengadaan alat untuk perencanaan tahun berikutnya, dan (5) menugaskan kepada staf untuk melaksanakan pengadaan (Depdiknas, 2007: 13). b. Pengorganisasian Mengorganisasikan artinya mengatur dan menyusun bagian-bagian (orang dan sebagainya) sehingga seluruh bagian tersebut menjadi satu kesatuan 46

62 (Depdiknas, 2001: 803). Pada tahap ini kepala sekolah mengatur, menyusun, menetapkan potensi-potensi sekolah yang ada meliputi guru, staf, dan pihak-pihak yang terkait menjadi satu kesatuan fungsi untuk mendukung upaya pencapaian tujuan. Pada pengorganisasian sekolah, kepala sekolah perlu mengetahui karakteristik kemampuan guru dan staf lainnya, sehingga dapat menempatkan mereka pada posisi sesuai serta mengetahui tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga tidak menjadi beban tugas yang berlebihan. c. Penggerakkan atau Pelaksanaan Menurut Depdiknas (2007: 36), pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana dimaksudkan berkaitan dengan penggunaannya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu adanya pengarahan yakni berupa informasi, petunjuk, bimbingan, kepada guru dan peserta didik mengenai penggunaan sarana dan prasarana. Pelaksanaan atau penggunaan sarana prasarana mengikuti beberapa pengaturan agar sarana prasarana yang dimiliki bisa digunakan secara optimal. Pengaturan tersebut meliputi aturan tempat penyimpanan sarana prasarana berdasarkan frekuensi penggunaan sarana prasarana pendidikan, karakteristik kelompok sasaran pengguna sarana prasarana, tujuan pembelajaran, penggunaan media, respon siswa, dan keefektifan media/sarana. Menurut Yusak Burhanuddin (2005: 5), kegiatan penggunaan sarana prasarana pendidikan didasarkan pada beberapa hal, antara lain. 1) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, usianya, jenjang pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal. 2) Merumuskan tujuan pembelajaran yaitu kemampuan baru yang diharapkan dimiliki siswa setelah selesai pembelajaran. 47

63 3) Memilih, memodifikasi atau merancang/mengembangkan materi dan sarana yang tepat. 4) Menggunakan materi dan media (sarana). 5) Respon siswa yang diharapkan yakni guru sebaiknya mendorong siswa untuk bisa memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses pembelajaran. 6) Mengevaluasi proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media/sarana, pendekatan, dan pencapaian guru. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan atau penggunaan sarana prasarana mengikuti beberapa pengaturan agar sarana prasarana yang dimiliki bisa digunakan secara optimal. Pengaturan tersebut meliputi aturan tempat penyimpanan sarana prasarana berdasarkan frekuensi penggunaan sarana prasarana pendidikan, karakteristik kelompok sasaran pengguna sarana prasarana, tujuan pembelajaran, penggunaan media, respon siswa, dan keefektifan media/sarana. 2. Peranan Kepala Sekolah Sebagai Administrator Peran administrator kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana menurut Jamal Ma mur Asmani (2012: 102) yaitu mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaan, kelas, peralatan, perlengkapan, dan sebagainya), mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, serta perbaikan sarana dan prasarana, mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah, mengelola pembelian atau pengadaan sarana dan prasarana beserta asuransinya, mengelola administrtasi sarana dan prasarana sekolah, serta memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana 48

64 sekolah yang menjadi peranannya menjadi kepala sekolah sebagai administrator dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah. Mulyasa (2004: 108) menyatakan bahwa kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangan data administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin kantor (AMK), pengembangan kelengkapan data administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop. Dari pernyataan yang telah disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran administrator kepala sekolah meliputi kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pengendalian / evaluasi dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. E. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Anto Rahardi (2012) dalam skripsinya tentang peranan kepala sekolah dalam pengembangan sarana prasarana lembaga pendidikan islam di sekolah Amanasak, Pattani, Thailand. Berpijak dari realita dan masalah yang diambil, peneliti tersebut merumuskan masalah tentang bagaimana peranan dan upaya-upaya kepala sekolah dalam pengembangan sarana prasarana lembaga pendidikan Islam di sekolah Amanasak, Pattani, Thailand. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mendesripsikan peran dari kepala sekolah dalam pengembangan sarana 49

65 prasarana sekolah Amanasak, Pattani, Thailand serta untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah agar sarana prasarana lembaga pendidikan Islam di sekolah Amanasak, Pattani, Thailand dapat terus berkembang dan bertahan di masa yang akan datang. Setelah diadakan penelitian tersebut maka hasilnya adalah bahwa (1) Pada kegiatan pengembangan sarana prasarana di Sekolah Amanasak, terbukti bahwa adanya peran kepala sekolah yang sangat vital untuk perkembangan sekolah selanjutnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Peran yang dilakukan oleh kepala Amanasak Pattani khususnya untuk mengembangkan sarana prasarana adalah sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator bagi seluruh personil sekolah. Peran tersebut dijalankan semaksimal mungkin dengan penuh tanggungjwab supaya semua perangkat sekolah dapat berjalan bersamasama mengembangkan sekolah Amanasak, terutama di bidang sarana prasarana. (2) Upaya kepala sekolah dalam mengembangkan lembaga pendidikan di Amanasak Pattani, adalah dengan mengefisienkan pengeluaran sekolah, menciptakan kerjasama dengan masyarakat, membuat sistem pemeliharaan sarana prasarana, dan membentuk karakter civitas akademik untuk tetap memelihara dan menjaga sarana prasarana sekolah. 2. Isye Metriah (2010) dalam tesisnya tentang upaya kepala sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan di SMA Negeri 7 Solok Selatan. Berpijak dari permasalahan yang ada, peneliti tersebut berupaya mengungkap upaya kepala sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana 50

66 pendidikan yang berfokus pada: (1) Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan di lembaga yang dipimpinnya, (2) Sarana prasarana apa saja yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh kepala sekolah, (3) Bagaimana realisasi peningkatan sarana prasarana pendidikan disekolah, (4) Bagaimana manfaat pengembangan sarana prasarana pendidikan bagi perkembangan anak didiknya. Hasil temuan meliputi: (1) Kepala sekolah sebagai administrator kegiatannya meliputi: (a) perencanaan pengadaan (b) pengadaan (c) pemeliharaan (d) penyimpanan (d) penginventarisasi; (e) pemeliharaan; (f) rehabilitasi; (g) melakukan hubungan sekolah dengan masyarakat, (2) Prioritas sarana prasarana pendidikan yang ditingkatkan adalah gedung dan halaman, (3) Kepala sekolah merealisasikan perencanaannya yaitu mengajukan secara tertulis ke pihak lembaga di atasnya, orang tua murid, komite sekolah, hubungan aktif dengan pengusaha, (4) Setelah adanya pengembangan, olah raga dapat dilaksanakan dihalaman sendiri dan keinginan peserta didik semakin bertambah. F. Kerangka Pikir Kepemimpinan dalam pendidikan adalah proses mempengaruhi semua personel yang mendukung pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah adalah seseorang yang mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan aktivitas pendidikan di sekolah. Ketika memimpin 51

67 dan mengelola sekolah, kemampuan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan dan keberhasilan pencapaian tujuan dan pembelajaran. Peran kepala sekolah sebagai administrator khususnya dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah harus memperhatikan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Pengelolaan tersebut yakni meliputi: perencanaan pengadaan, penyaluran, pemeliharaan, dan pengendalian. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya, yaitu menghasilkan output (lulusan) yang baik. Banyak kepala sekolah yang gagal dalam melaksanakan proses dan pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran karena kepala sekolah tersebut tidak dapat melaksanakan tugas mengelola sekolah dengan baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi bagaimana peranan kepala sekolah dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana demi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Adapun kerangka pikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Kepemimpinan Kepala Sekolah Peranan kepala sekolah Manajer Administrator Sarana Prasarana yang dikelola dengan baik Perencanaan pengadaan Penyaluran dan Penggunaan Pemeliharaan Pengendalian Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 52

68 G. Pertanyaan Penelitian Dari kerangka pikir di atas, maka menghasilkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kepala sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan melaksanakan peranan dan fungsinya dalam perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? 2. Bagaimana kepala sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan melaksanakan peranan dan fungsinya dalam penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? 3. Bagaimana kepala sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan melaksanakan peranan dan fungsinya dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 4. Bagaimana kepala sekolah SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan melaksanakan peranan dan fungsinya dalam pengendalian sarana prasarana sekolah? 5. Apa saja faktor penghambat peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah Negeri Se-Kecamatan Panjatan? 53

69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu menggali data sebanyak mungkin dari obyek yang diteliti. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan secara deskripsi, meringkas berbagai macam kondisi yang ditemukan di lapangan atau obyek penelitian. Jenis penelitian yang berisi tentang paparan dengan tidak melibatkan kalkulasi angka (Kuncoro, 2003: 21). Sementara itu, Rahmat Kriyanto (2006: 58) menyatakan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya, dan penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau sampling sangat terbatas. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dalam melakukan penelitian tentang peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan fenomena yang ada sesuai dengan fakta. Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 309), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Sehingga penelitian ini tidak mengadakan manipulasi kondisi, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Hal ini yaitu tentang peranan kepala 54

70 sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. B. Subyek dan Obyek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 85), subyek penelitian adalah orang, benda, atau hal yang melekat pada variabel penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Responden Penelitian No Responden Jumlah Responden 1 Kepala Sekolah 2 2 Wakil Kepala Sekolah 2 3 Komite Sekolah 2 4 Staf Tata Usaha 2 5 Guru IPA 2 Jumlah 10 C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 di SMP N 1 Panjatan dan SMP N 2 Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan beberapa pertimbangan, yakni: (1) SMP N 1 Panjatan dan SMP N 2 Panjatan merupakan sekolah yang memiliki banyak peminat dan menjadi favorit siswa kecamatan panjatan, (2) Temuan peneliti pada saat melaksanakan observasi awal bahwa sarana dan prasarana di SMP N 1 Panjatan dan SMP N 2 Panjatan cukup lengkap (3) Lokasi yang dekat dengan peneliti sehingga dapat memudahkan pengambilan data. 55

71 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus Penelitian diawali dengan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada 20 s/d 23 Mei Kemudian dilanjutkan dengan membuat surat ijin penelitian selama dua minggu yaitu melalui perijinan dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Kantor Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, Kantor Bupati Kulon Progo, Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Kesbangpol, Kantor UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Panjatan serta dilanjutkan dengan surat ijin ke sekolah SMP Negeri 1 Panjatan dan SMP Negeri 2 Panjatan. Setelah mendapatkan ijin dari sekolah maka peneliti melaksanakan penelitian di SMP N 1 Panjatan dan SMP N 2 Panjatan secara bergantian. Penelitian yang pertama peneliti lakukan ke SMP N 2 Panjatan terlebih dahulu melalui metode wawancara kepada Kepala sekolah yang dilaksanakan satu kali yaitu pada tanggal 23 Juni 2014, wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah dan staf TU tanggal 26 Juni 2014, wawancara dengan komite sekolah tanggal 8 Agustus Pengamatan oleh peneliti dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2014 ketika ada rapat RAPBS dan melakukan observasi terhadap sarana dan prasarana sekolah. Penelitian di SMP Negeri 2 Panjatan dilaksanakan pada 30 Juni Wawancara dilakukan kepada Informan sebanyak lima orang yakni kepada kepala sekolah tanggal 30 Juni 2014, wawancara dengan wakil kepala sekolah tanggal 13 Agustus, wawancara dengan Staf TU dan guru IPA pada tanggal 16 Juni 2014, 56

72 wawancara kepada komite sekolah pada tanggal 15 Juli Observasi dilaksanakan ketika ada rapat RAPBS. Dokumentasi dilaksanakan sekaligus pada saat setelah wawancara. Setelah pengumpulan data selesai maka peneliti melakukan reduksi data dengan memilih data-data yang relevan dengan fokus penelitian. Kemudian data disajikan dan dianalisis selama dua minggu oleh peneliti hingga didapat kesimpulan. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah strategi atau cara-cara yang dilakukan peneliti guna mengumpulkan data data yang valid dari responden, serta bagaiman peneliti dapat menentukan metode metode yang tepat untuk memperoleh data kemudian diambil kesimpulan. Ada tiga teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data ini yaitu: 1. Wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012: 317), wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan akurat dari kepala sekolah maupun guru. Kegiatan wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara terstruktur diberikan kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana untuk mengetahui sejauh mana peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Panjatan berfungsi dan untuk mengambil data berupa pertanyaan yang sudah 57

73 dirancang sebelumnya. Hal ini berguna agar pembicaraan yang berlangsung dapat lebih efektif dan efisien serta tidak menyimpang dari konteks. 2. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung tentang kondisi yang terjadi di lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun perilaku yang terjadi selama berlangsungnya penelitian. Spradley (Flick, 2002: 141) mengemukakan bahwa terdapat sembilan dimensi tujuan observasi yaitu: (1) space, yaitu ruang atau tempat dalam aspek fisik; (2) actor, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian; (3) activity, yaitu apa saja yang dilakukan orang dalam situasi kegiatan; (4) act, yaitu aktivitas tunggal yang dilakukan seseorang; (5) object, yaitu benda-benda yang ada di dalam ruangan dan mendukung penelitian; (6) event, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan orang-orang; (7) time, yaitu urutan kegiatan yang sedang berlangsung; (8) goal, yaitu apa yang ingin dicapai seseorang; (9) feeling, yaitu perasaan emosi yang diekspresikan. Hasil observasi digunakan untuk melengkapi hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara. Pada penelitian ini, observasi digunakan untuk mengamati peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. 3. Dokumentasi Selain data dari wawancara dan observasi, peneliti juga mencari data pendukung lain berupa dokumen yang relevan dengan data yang dibutuhkan peneliti yaitu berupa data-data tertulis, foto-foto, arsip-arsip dan dokumen- 58

74 dokumen yang diperlukan oleh peneliti. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi melalui laporan dan dokumen sesuai dengan permasalahan penelitian. Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen resmi lembaga sebagai bukti fisik dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Data dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai administrasi sarana prasarana sekolah berupa buku inventaris sarana prasarana. Selain itu, juga mengambil data mengenai profil sekolah dan data lainnya yang relevan dengan penelitian. E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa panduan wawancara, lembar observasi, dan panduan dokumentasi. Instrumen tersebut digunakan untuk menjaring data tentang peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Instrumen penelitian disusun berdasarkan unsur-unsur manajemen yakni perencanaan, penyaluran, pemeliharaan, dan pengendalian sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Untuk memperoleh data yang lengkap melalui wawancara, setiap variabel dijabarkan menjadi beberapa indikator. Butir-butir pertanyaan kemudian disusun berdasarkan indikator yang ada. Adapun dalam penyusunan instrumen tersebut dibantu dengan kisi-kisi yang terdapat pada lampiran. Pada pengembangan kisi-kisi tersebut kemudian dibuat menjadi panduan wawancara, lembar observasi, dan panduan dokumentasi. 59

75 F. Uji Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya data yang tidak akurat yang diperoleh dalam penelitian. Guna memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi yakni pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Moleong, 2009: 178). 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah mengenai perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana, penggunaan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana prasarana, pengendalian sarana prasarana pendidikan yang ada di SMP N Se-Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Guna menguji kredibilitas data mengenai pengelolaan sarana prasarana tersebut, diadakan pengecekan kepada sumber-sumber data yakni kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana, staf tata usaha, komite sekolah, serta guru IPA. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh melalui wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Apabila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar. 60

76 G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 338) dilakukan secara interaktif yang ditunjukan pada gambar berikut ini. Data Collection Data Display Data Reduction Conclusions: drawing/veryfying Gambar 2. Alur Analisis Data Kualitatif Berdasarkan Model Interaktif Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan beberapa tahapan dalam proses analisa data, yaitu: 1. Data Collection (Pengumpulan Data) Pengumpulan data adalah prosedur yang sitematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungannya antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, dokumen resmi, gambar, dan foto. 61

77 2. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan membuang yang tidak diperlukan. Hal ini dikarenakan makin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data yang akan diperoleh makin banyak. 3. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 341), yang biasanya sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah yang bersifat naratif. 4. Conclusion Drawing/Verification Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012: 345), langkah keempat dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dimana kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini langkah-langkah analisis yang dilakukan peneliti adalah: 62

78 a. Peneliti mengumpulkan data dari wawancara, observasi, maupun dokumentasi dari sumber yang terpercaya. Data tersebut kemudian dikumpulkan, dipelajari, dan dimasukkan dalam catatan peneliti untuk diproses ke tahap selanjutnya. b. Peneliti kemudian membuat sajian data dan mereduksi data yang kurang penting. Kedua proses tersebut disusun secara sistematis. c. Peneliti menganalisis hasil dari reduksi data dan sajian data untuk ditarik kesimpulan. Data tentang peran kepala sekolah sebagai administrator dalam manajemen sarana dan prasarana dianalisis agar penelitian lebih utuh dan tajam. Apabila terdapat permasalahan atau pernyataan tambahan setelah dilakukan proses tersebut, maka peneliti kembali ke lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. 63

79 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana prasarana sekolah di SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Subjek penelitian ini adalah Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana,guru kelas, kepala TU, dan komite sekolah di SMP Negeri Se- Kecamatan Panjatan. Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Berikut adalah nama SMP Negeri yang ada di Kecamatan Panjatan beserta alamatnya. Tabel 2. Alamat SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan. No Sekolah Alamat 1 SMP Negeri 1 Panjatan Gotakan, Panjatan, Kulon Progo 2 SMP Negeri 2 Panjatan Pleret, Panjatan, Kulon Progo 1. Profil Sekolah a. Keadaan Guru dan Siswa Jumlah keseluruhan tenga pendidik dan kependidikan SMP Negeri Se- Kecamatan Panjatan ini terhitung 90 orang. 1) SMP N 1 Panjatan a) Data jumlah guru di SMP Negeri 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan data pencermatan dokumen yang dilakukan peneliti terhadap profil sekolah SMP Negeri 1 Panjatan diperoleh data jumlah guru SMP N 1 64

80 Panjatan pada tahun ajaran 2013/2014 yakni terdapat 43 orang guru dengan rincian seperti tercantum dalam Tabel 3. berikut. Tabel 3. Data Jumlah Guru SMP Negeri 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah dan Status Guru No Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah L P L P 1. S3/S S D D3/Sarmud D D SMA/sederajat Jumlah b) Data jumlah tenaga kependidikan di SMP Negeri 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan data pencermatan dokumen yang dilakukan peneliti terhadap profil sekolah SMP Negeri 1 Panjatan diperoleh data jumlah tenaga kependidikan SMP N 1 Panjatan pada tahun ajaran 2013/2014, yakni terdapat 10 orang tenaga kependidikan dengan rincian seperti tercantum dalam Tabel 4. berikut. 65

81 Tabel 4. Data Tenaga Kependidikan SMP N 1 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. No. Status dan Jenis Tenaga Kualifikasi Pendidikan Kelamin Kependidikan PNS Honorer SMP SMA D1 D2 D3 S1 L P L P Jml 1. Tata Usaha Perpustakaan Laboran lab. IPA Teknisi lab Komputer 5. Laboran lab Bahasa 6. PTD (Pend Tek Dasar) 7. Kantin Penjaga Sekolah Tukang Kebun Keamanan/Jaga Malam Jumlah ) SMP N 2 Panjatan a) Data jumlah guru di SMP Negeri 2 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil pencermatan terhadap dokumen profil sekolah, diperoleh data mengenai jumlah guru di SMP Negeri 2 Panjatan berjumlah 28 orang dengan rincian pada tabel sebagai berikut. 66

82 Tabel 5. Data Jumlah Guru SMP Negeri 2 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah dan Status Guru No. Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah L P L P 1. S S D D3/Sarmud D D < SMA/sederajat Jumlah b) Data jumlah tenaga kependidikan di SMP Negeri 2 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil pencermatan terhadap dokumen profil sekolah, diperoleh data mengenai jumlah tenaga kependidikan di SMP Negeri 2 Panjatan berjumlah 28 orang dengan rincian pada tabel sebagai berikut. Tabel 6. Data Jumlah Tenaga Kependidikan SMP Negeri 2 Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014 Status dan Jenis No Tenaga Kualifikasi Pendidikan Kelamin Kependidikan PNS Honorer < SMP SMA D1 D2 D3 S1 L P L P Jml 1. Tata Usaha Penjaga Sekolah Lainnya Jumlah Keadaan siswa SMP Negeri di Kecamatan Panjatan pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 960 siswa. Dari jumlah tersebut terperinci dalam Tabel 7. sebagai berikut. 67

83 Tabel 7. Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2013/2014 No Sekolah Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jml 1 SMP Negeri 1 Panjatan SMP Negeri 2 Panjatan JUMLAH 960 Data yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Panjatan berjumlah 572 siswa terbagi masing-masing enam rombongan belajar setiap tingkatan kelasnya, sedangkan SMP Negeri 2 Panjatan berjumlah 388 siswa yang masing-masing terbagi dalam empat rombongan belajar setiap tingkatan kelas. b. Kondisi Sarana dan prasarana di SMP N Panjatan Data mengenai kondisi sarana dan prasarana SMP Negeri yang ada di Kecamatan Panjaran diperoleh dari observasi awal penelitian. Berikut ini adalah data sarana dan prasarana yang terdapat pada SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan dalam bentuk tabel yakni sebagai berikut. 68

84 Tabel 8. Kondisi Sarana dan Prasarana SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan Tahun Ajaran 2013/2014 No Sarana dan Prasarana Kondisi Sarana dan Prasarana sekolah SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 A. Sarana 1 Ruang Belajar (Kelas) Ruang Perpustakaan Laboratorium IPA Laboratorium Komputer Ruang Keterampilan Ruang Multimedia Ruang Kesenian Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang TU Lapangan Sepak Bola Lapangan Basket Lapangan Voli Lapangan Upacara 1 1 B. Prasarana 15 Gudang KM/WC Guru KM/WC Siswa Ruang BK Ruang UKS Ruang OSIS Ruang Ibadah Ruang Koperasi Kantin Tempat Parkir 1 1 Sumber: Hasil observasi tanggal 21 dan 22 Juni 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kelengkapan sarana dan prasarana di SMP Negeri Se-kecamatan Panjatan pada umumnya sudah memenuhi aturan seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana meskipun masih terdapat ruang yang belum tersedia di SMP Negeri 1 Panjatan yakni ruang multimedia, serta lapangan sepak bola yang belum dimiliki oleh kedua sekolah tersebut. 69

85 B. Penyajian Data Data mengenai peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan kebutuhan, penyaluran dan penggunaan, pemeliharaan, pengendalian/pengawasan, serta hambatan yang dihadapi dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan yang diperoleh dari wawancara. Pedoman wawancara ini terdiri dari 33 butir pertanyaan yang dalam pelaksanaannya sering dikembangkan sendiri oleh peneliti untuk lebih menambah informasi mengenai peranaan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi, peneliti gunakan untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis terhadap data yang diperoleh dari wawancara. Berikut akan disajikan hasil penelitian yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah seperti apa yang dikemukakan pada bab Peranan Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana a) SMP Negeri 1 Panjatan Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana sekolah ditentukan oleh peranan kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan, yakni sebagai berikut. 1) Penyusunan rencana pengadaan, 2) Analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas, 3) Penunjukkan panitia, dan 4) Pelaksanaan pengadaan. Adapun data mengenai peranan kepala sekolah SMP N 1 Panjatan yang didapat dari penelitian dijabarkan sebagai berikut. 70

86 1) Penyusunan Rencana Pengadaan Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu melakukan rapat perencanaan dan pendataan sarana yang akan diadakan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Tim Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Panjatan ditemukan bahwa SMP ini melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu setiap akan melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolahnya. Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Panjatan perencanaan harus dilakukan dengan matang dan terkoordinasi, yang ditandai dengan adanya berbagai pertimbangan serta koordinasi atau hubungan baik dari berbagai pihak yang bersangkutan pengadaan barang. Dengan adanya rapat perencanaan, maka secara tidak langsung pihak sekolah akan mengetahui hal apa saja yang akan diadakan melalui keputusan bersama dengan analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas untuk disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah, hal ini dapat disimpulkan dari kutipan wawancara dengan KS1, kita mengadakan rapat perencanaan terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan melalui analisis kebutuhan dan menyesuaikannya dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah. Kepala sekolah SMP N 1 Panjatan mencari dan mengumpulkan informasi mengenai keberadaan serta kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebelum mengadakan rapat perencanaan tahunan. Kegiatan ini dilakukan sebelum awal tahun ajaran baru, namun secara tidak langsung pendataan mengenai keberadaan serta kondisi sarana prasarana dilakukan setiap hari, karena setiap hari 71

87 data tersebut diperbarui berdasarkan dari masukan semua warga sekolah tentang kondisi sarana yang dimiliki sekolah. Dari hasil analisis dokumen RKAS juga ditemukan informasi bahwa kegiatan pendataan keberadaan serta kondisi sarana dan prasarana sekolah dilakukan beberapa hari sebelum diadakan rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah pada awal tahun ajaran baru. Dilanjutkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat rapat perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat diketahui informasi mengenai adanya partisipasi warga sekolah dalam memberikan informasi secara spesifik mengenai keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana sekolah saat ini kepada kepala sekolah dan memberikan masukan-masukan mengenai rencana pengadaan yang akan dilakukan. Jadi, dari hasil pemaparan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyusunan rencana pengadaan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan tim perencanaan melalui analisis kebutuhan dan penyesuaian dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah. 2) Analisa Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas Pada rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan kegiatan analisa kebutuhan dan penentuan skala prioritas berdasarkan hasil pendataan mengenai keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan guna menghasilkan daftar kebutuhan yang memuat sarana dan prasarana apa saja yang akan dibeli atau diadakan. Kepala sekolah melakukan kegiatan analisa dan penentuan skala prioritas kebutuhan di setiap rapat perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan secara mufakat, dan menetapkan kebutuhan yang lebih penting dan mendesak yang dilaksanakan terlebih dahulu. 72

88 Kepala sekolah selalu berusaha untuk menentukan suatu tindakan atau kebijakan secara bersama melalui rapat, terbukti dengan selalu diadakan rapat dalam menganalisa sarana dan prasarana kebutuhan sekolah dan menentukan skala prioritas terhadap kebutuhan yang sangat penting dan paling diutamakan saat itu melalui berbagai pertimbangan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh KS1, Pertama, melihat perbandingan anggaran tahun itu; yang kedua melihat kondisi stok barang atau mungkin inventaris. Beli yang baru mengganti yang lama atau mungkin pengadaan yang murni baru. Untuk prosedur kita sesuaikan dengan kebutuhan guru, karyawan, dan siswa. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan WKS1, Kepala sekolah menganalisis kebutuhan secara umum saja apa yang sekiranya dibutuhkan maka kita adakan segera dengan melihat persediaan dana yang ada. Selanjutnya, menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap peranan kepala sekolah ketika melakukan analisis kebutuhan dan menetapkan skala prioritas dalam rapat perencanaan, diperoleh hasil bahwa analisa dan penentuan skala prioritas merupakan hal utama yang dibahas dalam rapat perencanaan pengadaan sarana prasarana. hasil rapat merupakan penentuan pengadaan sarana prasarana selanjutnya, karena kebutuhan akan sarana prasarana tidak dapat ditunda terutama untuk tipe barang habis pakai. Dari semua pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana kepala sekolah memutuskan hasil rapat berupa suatu daftar kebutuhan sarana dan prasarana sekolah yang didapat dari usulan-usulan serta masukan-masukan dari anggota tim perencanaan 73

89 pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan analisa kebutuhan dan skala prioritas. 3) Penunjukkan Panitia Pembentukan panitia pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dan pelaksanaan dari program yang telah diagendakan sesuai dengan keputusan rapat perencanaan. Pada keputusan tersebut, kepala sekolah menunjuk tim RKAS, tim belanja tahunan, serta menunjuk seorang staf bagian sarana dan prasarana untuk menjadi ketua panitia pengadaan sebagai penanggungjawabnya. KS1 menyatakan bahwa, Tinggal kita lihat apa yang diadakan dan berapa nilainya, nanti kan itu ada ketentuan-ketentuan dan prosedurnya. Didukung dengan pernyataan KMS1, Untuk dasar pembentukannya tentu saja dipilih yang berkompeten dan berhubungan dengan perencanaan pengadaan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa keanggotaan dalam panitia pengadaan ditunjuk oleh kepala sekolah disesuaikan dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang akan diadakan, hal ini dimaksudkan agar pengadaan ditangani oleh orang yang bersangkutan dengan sarana dan prasarana serta paham dengan sarana dan prasarana yang akan diadakan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada saat pelaksanaan rapat perencanaan pengadaan sarana dan prasarana terdapat anggota yang hadir dalam rapat yakni tim perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang terdiri dari kepala sekolah sebagai ketua dan penanggung jawab, 74

90 wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana, guru, dan staf pengelola sarana prasarana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penunjukkan panitia perencanaan dilakukan oleh kepala sekolah dengan mempertimbangkan keterlibatan seseorang tersebut dengan pengelolaan sarana dan prasarana yang nantinya akan diadakan dengan maksud supaya pengadaan sarana dan prasarana dapat ditangani oleh orang yang paham dengan sarana dan prasarana yang akan diadakan. 4) Pelaksanaan Pengadaan Pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan sebagian besar dilakukan melalui pembelian. Adapun sumber dana yang digunakan adalah dana yang berasal dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh KS1 Semua dana yang didapat oleh sekolah sendiri itu dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten. Hal tersebut didukung dengan hasil pencermatan dokumen yang dilakukan oleh peneliti terhadap dokumen inventaris barang di SMP Negeri 1 Panjatan memperoleh informasi bahwa sekolah ini tidak menerima barang dalam bentuk droping dan melakukan pengadaan dengan menggunakan dana dari BOS, BOSDA, dan BPBD kabupaten. Dropping yang sudah pernah ada di sekolah ini kebanyakan tidak sesuai dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah. Selain berperan dalam menentukan sumber dana dalam pengadaan sarana dan prasarana, kepala sekolah juga mengadakan evaluasi atau penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah seperti pendapat 75

91 WKS1, kepala sekolah melakukan evaluasi untuk kebutuhan kebutuhan pengadaan sarana prasarana. Kegiatan penilaian dilakukan dengan pengecekan barang hasil pengadaan yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Panjatan, Kepala Sekolah kadang ikut mendampingi dalam proses ini sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kontrol pengadaan barang, penjelasan ini sesuai dengan pernyataan KS1, Ya karena saya sebagai kepala sekolah dan penanggungjawab dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah, saya sering ikut melakukan checking tersebut. Menurut pengamatan yang dilakukan di lapangan, kepala sekolah turun langsung dalam mengawasi proses pengadaan sarana dan prasarana, walaupun sebenarnya kegiatan ini tidak diikuti setiap ada pengadaan karena padatnya jadwal dan pekerjaan kepala sekolah, namun hal itu merupakan suatu tindakan positif yang dimiliki kepala sekolah dalam lingkungan kerjanya. Dari berbagai pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peranan kepala sekolah dalam kegiatan pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana adalah sebagai penentu sumber dana pengadaan, melakukan penilaian kembali atau evaluasi terhadap pelaksanaan pengadaan dengan melakukan pengecekan barang. b) SMP Negeri 2 Panjatan Keberhasilan perencanaan sarana dan prasarana sekolah ditentukan oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah peranan kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Kegiatan perencanaan 76

92 tersebut terdiri dari kegiatan penyusunan rencana pengadaan, analisa kebutuhan, penentuan skala prioritas, penunjukkan panitia, dan pelaksanaan pengadaan. 1) Penyusunan Rencana Pengadaan Rapat perencanaan selalu dilakukan setiap awal tahun ajaran baru sebagai langkah awal dalam penentuan program apa saja yang akan dilakukan selama setahun ke depan. Perencanaan yang dilakukan dalam rapat tahunan ini tidak hanya lingkup sarana dan prasarana, tetapi semua aspek yang berhubungan dengan kelangsungan pembelajaran maupun kebutuhan sekolah. Dari analisis dokumen RKAS sekolah diperoleh informasi bahwa perencanaan kebutuhan dilakukan dengan rapat tahunan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk satu tahun kedepan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS). Sumber dana yang diperoleh dan pengalokasiannya terperinci pada proses ini yang dirangkum dalam suatu rencana kebutuhan dan anggaran sekolah (RKAS). Menurut KS2 kegiatan perencanaan diharapkan dapat menyeimbangkan antara pemasukkan dan pengeluaran sekolah, namun pada kenyataannya sekolah ini sering mengalami defisit karena pengeluaran yang bersifat insidental. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan pengadaan di SMP N 2 Panjatan dilakukan dengan rapat tahunan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk satu tahun kedepan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah. 77

93 2) Analisa Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas Pembahasan dalam rapat perencanaan di SMP Negeri 2 Panjatan juga mencakup hal apa saja yang akan diadakan dalam satu tahun kedepan dengan melihat anggaran sekolah yang ada. Penetapan skala prioritas ditentukan dalam rapat atau musyawarah secara mufakat, hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi program dan penganggaran dana yang akan digunakan termasuk di dalamnya adalah komite sekolah. Peran komite di SMP Negeri 2 Panjatan sangat aktif dalam keorganisasian sekolah. Secara tidak langsung komite sekolah juga berhak mengetahui dan ikut menyetujui apa saja kebutuhan yang akan diadakan sekolah. Analisis di atas menggambarkan bahwa SMP Negeri 2 Panjatan melakukan penentuan skala prioritas secara musyawarah dalam rapat perencanaan sebagai pemecahan masalah terhadap kepentingan bersama dalam lingkup sekolah, hal ini tetap dilakukan walaupun Kepala Sekolah juga memiliki kebijakan tersendiri untuk menentukan. KMS2 menyatakan, kedudukan kami sebagai komite yaitu harus memberikan advice serta support kepada sekolah sekaligus menjadi mediator antara pemerintah dengan masyarakat jadi mau nggak mau ya harus melibatkan komite. Pencermatan terhadap dokumen pencatatan kondisi sarana dan prasarana dapat diketahui daftar sarana dan prasarana apa saja yang perlu diperbaiki atau diadakan karena kondisinya yang rusak atau hilang. Daftar kondisi sarana dan prasarana sekolah yang ada akan diseleksi lagi sesuai kebutuhan sekolah saat itu 78

94 juga, kegiatan ini dilakukan dengan menyesuaikan anggaran yang dimiliki oleh sekolah. Menurut berbagai pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan analisis kebutuhan dan penentuan prioritas kebutuhan kepala sekolah menetapkan rencana pengadaan sesuai dengan keputusan dalam rapat perencanaan secara mufakat setelah melalui berbagai pertimbangan analisis kebutuhan dan skala prioritas barang. 3) Penunjukan panitia Menurut KS2, dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah dibentuk panitia khusus yang disebut dengan tim perencanaan. Tim perencanaan ini terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana, staf pengelola sarana dan prasarana, komite sekolah, dan guru mata pelajaran. Penunjukkan anggota tim perencanaan dilakukan oleh kepala sekolah berdasarkan berbagai pertimbangan seperti yang diungkapkan oleh KS2, Dasar pembentukannya dengan melihat siapa saja yang bersangkutan langsung dan tentunya memiliki peran dalam keberadaan sarpras sekolah. Hal tersebut didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh WKS2, Untuk urusan sarana prasarana tentunya yang kompeten dalam sarana prasarana, komite sekolah, ketua, sekretaris, dan bendahara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah menunjuk anggota tim perencanaan dengan mempertimbangkan seseorang yang bersangkutan langsung, 79

95 memiliki peran dan tanggung jawab serta mengetahui tentang sarana dan prasarana yang akan diadakan 4) Pelaksanaan pengadaan Menurut KS2 pelaksanaan pengadaan di SMP Negeri 2 Panjatan juga dilakukan oleh panitia pengadaan, namun untuk kebutuhan rutin, sekolah telah memiliki panitia tersendiri dan tetap keanggotaannya selama menjadi warga sekolah tersebut yang biasa disebut dengan panitia belanja. Kepanitiaan yang dibentuk didasarkan pada kebutuhan yang akan diadakan secara rutin maupun insidental. Bagian-bagian yang sangat berperan penting dan visual dalam kepanitiaan pengadaan ini ada pada bagian sarana dan prasarana TU dan keuangan. Proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan setelah ada panitia pengadaan dan disesuaikan dengan agenda pengadaan dalam rapat perencanaan. Proses pengadaan yang dilakukan SMP Negeri 2 Panjatan sebagian besar dengan melakukan pembelian dari macam-macam dana pemerintah, misal dana BOSDA, walaupun ada cara dengan hibah tapi itu hanya sebagian kecil dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Pada tahun ajaran ini sekolah juga tidak mengajukan proposal pengadaan kebutuhan, hal ini sesuai dengan hasil pencermatan dokumen dropping bahwa sekolah ini nihil tidak menerima dropping dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun pihak ketiga. Analisis di atas dapat diketahui bahwa sekolah ini secara garis besar melakukan pengadaan dengan mengendalikan anggaran dari pemerintah dengan cara pembelian. 80

96 Pengecekan terhadap barang yang telah diadakan harus selalu dilakukan untuk penyesuaian dengan kriteria awal. KS2 menyatakan bahwa beliau melakukan pengecekkan terhadap barang pengadaan sesuai dengan prosedur yang ada, hal ini dimaksudkan untuk melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan karena kalau ada barang yang tidak sesuai bisa langsung diadakan komplain terhadap pihak yang terkait. Fungsi dari penunjukkan anggota dalam kepanitiaan sesuai dengan bidangnya akan tampak pada proses ini, panitia akan melakukan pengecekkan terhadap sarana dan prasarana yang diadakan untuk diketahui kondisinya setelah sampai di sekolah. Jika nantinya terdapat kecacatan atau kekurangan bisa langsung di-return, dengan demikian pihak sekolah akan mendapatkan sarana dan prasarana pengadaan yang benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. 2. Peranan Kepala Sekolah dalam Penyaluran Sarana Prasarana a. SMP Negeri 1 Panjatan 1) Penyaluran Sarana dan Prasarana Penyaluran sarana dan prasarana dilakukan setelah kegiatan pengadaan sarana dan prasarana selesai dilakukan. Kegiatan penyaluran sarana dan prasarana dilakukan dengan cara kepala sekolah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang mengelola atau bertanggung jawab menyalurkan atau mendistribusikan sarana prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh WKS1, untuk penyaluran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola dan petugas inventaris karena 81

97 penyaluran keluar masuk barang di bawah pencatatannya. Hal tersebut didukung dengan pernyataan yang dikemukakan oleh ST1, Pada penyaluran sarana dan prasarana biasanya dari orang yang ditunjuk untuk membeli langsung menyerahkan kepada bagian yang sesuai dengan bidang tujuan barang itu nantinya akan dipergunakan, akan tetapi sebelumnya dimasukkan dalam buku inventaris terlebih dahulu, ya kami ini yang diserahi tugas oleh kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah menyerahkan tugas ini kepada penanggungjawabnya masing-masing dan kepala sekolah hanya bersifat mengawasi saja. 2) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pelaksanaan kegiatan ini ditangani oleh bagian sarana dan prasarana yang ada di sekolah. SMP Negeri 1 Panjatan ini sudah mempunyai tenaga administrasi bagian sarana dan prasarana yang berkompeten dan mendapat SK dari bupati sebagai penerima barang. Kegiatan inventarisasi di SMP Negeri 1 Panjatan ini telah dilakukan dengan baik, hasil ini diindikasikan dari orang yang mengurusi bagian ini adalah orang yang sangat paham dan ahli pada bagian sarana dan prasarana. Kondisi ini membuat guru dan staf saling bekerjasama dan saling membantu untuk menjalankan dan menikmati pekerjaan yang diberikan. Prosedur yang ada disamakan persepsinya dengan diadakannya diklat tentang inventarisasi melalui program kegiatan yang diselenggarakan dinas pendidikan Kulon Progo. Hasil inventarisasi juga dilaporkan untuk kepentingan pemantauan sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa SMP Negeri 1 Panjatan memiliki buku inventarisasi induk. Adanya buku inventarisasi induk barang akan sangat membantu para pengelola untuk mengecek 82

98 keseluruhan barang karena harus melihat satu persatu dari buku golongan. Dari uraian di atas mengenai aspek penginventarisasian sarana prasarana dapat diketahui bahwa kondisi sarana prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan saat ini cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya buku pencatatan tentang sarana dan prasarana pendidikan (buku induk), adanya pengkodean terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan sudah terpasang dengan baik. 3) Penyimpanan sarana dan prasarana Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan meletakkan dan menyimpan alat/bahan di tempat yang aman dari berbagai kerusakan dan kecelakaan. Penyimpanan yang baik akan membantu dalam pencarian secara cepat serta menjaga keawetan alat. Menurut GR1, Semua peralatan yang telah digunakan wajib dikembalikan ke tempat semula, dalam hal ini kita mendapatkan kendala yaitu peralatan masih belum bisa tertata baik karena terbatasnya tempat penyimpanan. Komponen yang terdapat dalam penyimpanan adalah pengelompokkan, pemisahan, tempat aman, mudah dicari, mudah diambil, daftar nama dan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah ini sudah melakukan pengelompokkan dan pemisahan terhadap sarana dan prasarana yang ada sehingga barang yang disimpan tidak bercampur dengan jenis lainnya. Sarana dan prasarana yang dirasa sangat penting disimpan dalam ruangan khusus yang terdapat di dalam ruang kepala sekolah, sehingga tidak sembarang orang yang dapat mengambilnya, untuk sarana prasarana lainnya disimpan di dalam gudang dan ruang khusus yang terdapat di ruang laboratorium IPA. 83

99 4) Penugasan/Penunjukkan Personil Penunjukan personil dilakukan untuk membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana dan prasarana, memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana dan prasrana, memberikan pelatihan kepada petugas untuk peningkatan kerjanya, mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana, dan mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personil di SMP Negeri 1 Panjatan sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya petugas khusus di bidang sarana dan prasarana, adanya kerjasama petugas sarana dan prasarana dengan pihak-pihak lain seperti guru, dan melakukan koordinasi dalam pembaharuan sarana dan prasarana di sekolah serta turut menjaga dan merawatnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan KS1,...sebenarnya ada petugas khusus, akan tetapi diharapkan semua warga sekolah mau turut serta dalam memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki peranan dalam membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana dan prasarana, memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana dan prasrana, memberikan pelatihan kepada petugas untuk peningkatan kerjanya, mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana, dan mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana. 84

100 b) SMP Negeri 2 Panjatan 1) Penyaluran sarana dan prasarana Penyaluran sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah sepenuhnya menjadi tugas staf pengelola barang yang diserahi tugas untuk mengelola barang, seperti yang dikemukakan oleh WKS2,...urusan keluar masuk barang sepenuhnya menjadi tanggung jawab si pengelola barang dan secara tidak langsung juga otomatis menjadi tanggung jawab penginventaris barang karena pendistribusian keluar masuk barang berada dibawah pencatatannya. Sebelum didistribusikan kepala sekolah mempertimbangkan terlebih dahulu alokasi sarana dan prasarana, KS2 mengatakan, Alokasi sarana prasarana yaitu dengan melihat rasio barang yang dimiliki dengan jumlah murid yang menggunakan barang tersebut. jika jumlahnya masih kurang maka dilakukan sistem penggiliran penggunaan sarana. Selanjutnya, dalam penggunaan sarana dan prasarana serta administrasi peminjaman sarana dan prasarana dipantau serta diatur berdasarkan oleh kesepakatan bersama. Kegiatan pendistribusian barang dilakukan dengan melihat tanggal terima barang, cek barang-barang, melihat garansi, pencatatan lalu dilakukan penyaluran. seperti yang dikemukakan oleh WKS2, dengan melihat tanggal terima, cek barang-barang, melihat garansi, pencatatan lalu penyaluran. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyaluran semuanya diserahkan kepada pengelola sarana dan prasarana yang telah diadakan dan kepala sekolah hanya bertugas untuk mengawasi saja. 85

101 2) Inventarisasi sarana dan prasarana Proses inventarisasi di SMP Negeri 2 Panjatan juga sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada, namun seiring berjalannya waktu keadaan sarana dan prasarana yang telah diinventaris dan keadaan sebenarnya berbeda. Hal ini sangat signifikan dapat ditemui terhadap label kode inventaris yang seharusnya sudah terpasang tetapi belum terpasang pada sarana yang tersedia. Hal tersebut didukung dari keterangan yang diberikan oleh ST2, masih terdapat kendala yaitu label kode inventaris yang seharusnya sudah terpasang tetapi belum dipasang. Selanjutnya terdapat beberapa barang yang sifatnya bergerak atau dapat dengan mudah dipindahkan dari posisi aslinya. Kejadian ini secara tidak langsung memberikan pekerjaan baru untuk selalu mengecek keadaan sarana dan prasarana secara rutin agar kondisinya selalu terpantau dan meminimalisir kehilangan. SDM dari siswa juga sangat berpengaruh dalam kondisi ini, kepedulian terhadap sarana dan prasarana sekolah kurang dimiliki siswanya. Guna mengatasi hal tersebut, kepala sekolah SMP N 2 Panjatan mengambil tindakan dengan mengarahkan kepada pengelola barang untuk sesegera mungkin mencatat barang yang telah diadakan. seperti pernyataan dari KS2, Barang setelah diadakan sesegera mungkin ditempatkan dan disimpan dengan baik agar selalu siap ketika akan digunakan. Jadi, dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan inventarisasi barang kepala sekolah memberikan pengarahan kepada staf pengelola sarana dan prasarana. 86

102 3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki supaya dapat selalu dalam kondisi tersedia ketika akan digunakan harus disimpan di tempat yang aman, dan terhindar dari hama perusak. KS2 mengatakan, Untuk penyimpanan saya serahkan kepada si pengelola barang. ditempatkan di tempat yang aman dari pengrusakan dan kemungkinan hilang. Masalah gudang penyimpanan yang ada belum cukup menampung semua barang yang dimiliki SMP Negeri 2 Panjatan. Gudang yang sedemikian rupa tidak proporsional dengan barang yang dimiliki sehingga gudang yang ada masih belum mencukupi dan belum berfungsi dengan baik. Pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi sebenarnya, gudang yang dimiliki belum memenuhi standar yang ada. Sarana dan prasarana yang sudah tidak terpakai banyak dibiarkan begitu saja sehingga mengganggu pandangan walaupun halaman yang dimiliki oleh sekolah tergolong luas tetapi tidak bisa menambah ruangan karena terbatasnya biaya yang dimiliki sekolah. Menurut GR2, untuk sarana dan prasarana yang khusus digunakan untuk proses pembelajaran, sekolah menempatkannya di satu ruangan khusus yang terdapat di dalam ruang TU dan di simpan di ruang AVA yang berada di ruang bagian belakang sekolah. Berdasarkan berbagai pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana kepala sekolah sebatas memberikan pengarahan kepada staf pengelola untuk menyimpan di tempat yang aman dan terhindar dari hama perusak. 87

103 4) Penugasan/Penunjukan Personil Koordinasi dalam penanganan sarana dan prasarana di sekolah ini adalah dengan membentuk suatu petugas khusus untuk menangani sarana dan prasarana. Petugas ini terdiri dari staf pengelola beserta cleaning service yang secara tidak langsung memiliki andil sebagai pemelihara sarana dan prasarana karena turut merawat dan menjaga kebersihan sarana dan prasarana. Hal ini didukung oleh pernyataan KS2,...petugas khusus ada, seperti pembagian struktur organisasi lab, perpus, dan sarpras yang lain, misal untuk cleaning service kan ada tugasnya masing-masing. Hal tersebut di atas menjelaskan bahwa untuk mengurusi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah ditentukan petugas khusus. Petugas ini bertugas untuk melakukan koordinasi mengenai penggunaan peralatan sehingga tidak terjadi benturan dalam penanganannya. Pada hal ini, ada tim yang mengurusi hal tersebut sesuai dengan yang ditetapkan sekolah. WKS2 menambahkan,...sekolah akan membentuk petugas khusus, petugas ini membina kerjasama dengan guru dan siswa agar sama-sama menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang ada. Dengan tujuan agar supaya setiap warga sekolah merasa memiliki dan bertanggung jawab atas sarana dan prasarana tersebut. Menurut hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah melakukan kerjasama dengan petugas misalnya dengan mengumpulkan semua petugas pengelola sarana dan prasarana dalam suatu forum dan memberikan pengarahan agar dalam menjalankan pekerjaannya dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya serta tidak lupa untuk selalu mengontrol sarana dan prasarana yang dimiliki. Sekolah juga sering mengirim staf pengelola sarana dan prasarana 88

104 untuk mengikuti diklat atau workshop mengenai pengelolaan sarana dan prasarana agar meningkatkan kompetensi si pengelola tersebut. 3. Peranan Kepala Sekolah dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana a) SMP Negeri 1 Panjatan 1) Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kegiatan ini dimulai dari pengawasan terhadap sarana dan prasarana sekolah. Pengawasan sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Panjatan dilakukan dengan melibatkan semua warga sekolah dibawah pengarahan Kepala Sekolah agar menumbuhkan kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, strategi ini dijalankan dengan memberikan imbauan kepada semua warga sekolah yang dikomando bapak kepala sekolah, artinya semua warga sekolah diajak untuk mengawasi sarana yang ada di sekolah dan selanjutnya juga dengan perawatan ringan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan KS1, Include dengan penggunaan ketika barang yang digunakan maka dari awal telah dilakukan pemeliharaan dengan adanya pemeriksaan periodik bersama pembenahan, jika terjadi kerusakan juga kita reparasi. Selanjutnya WKS1 mengemukakan, Kepala sekolah selalu membimbing dan mengarahkan lewat amanat kepala sekolah sewaktu upacara bendera untuk senantiasa menjaga kelestarian fasilitas sekolah. Jika terjadi kerusakan ringan, maka perbaikan dilakukan oleh guru yang memiliki keterampilan khusus dalam urusan sarana dan prasarana. Pada pengamatan yang dilakukan, pihak sekolah hanya memperbaikinya secara semaksimal dengan dana yang seminimal mungkin karena sekolah selalu terhambat dengan biaya yang dimiliki sekolah. Bentuk 89

105 pemeliharaan yang dilakukan oleh sekolah berupa pemeliharaan peralatan laboratorium IPA, sanitasi lingkungan, pemeliharaan taman dan lingkungan, pemeliharaan meubeler, pengecatan gedung, pemeliharaan peralatan elektronik, serta pemeliharaan instalasi listrik. Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dibimbing dan diarahkan oleh kepala sekolah kepada seluruh warga sekolah agar turut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki. b) SMP Negeri 2 Panjatan 1) Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan di sekolah secara tidak langsung dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan adanya laporan rutin terhadap kondisi sarana dan prasarana, namun secara langsung pengawasan dilakukan oleh semua warga sekolah. Hal tersebut diungkapkan oleh KS2, Pemeliharaan dilakukan dengan saya secara langsung mengecek ke lapangan dan juga mengontrol lewat buku inventaris. Selanjutnya dapat diketahui bahwa semua warga sekolah juga ikut andil dalam pengawasan terhadap sarana dan prasarana sekolah. Kepala sekolah juga melakukan pengawasan melalui laporan-laporan rutin yang diadakan setiap tiga bulan sekali untuk memantau kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh KS2, Ada petugas khusus untuk pemeliharaan sarana prasarana sekolah tetapi diharapkan 90

106 semua warga sekolah turut memiliki kesadaran untuk turut menjaga serta memelihara sarana prasarana sekolah. Perawatan rutin ini juga dilaksanakan SMP Negeri 2 Panjatan. namun dengan sedikit kendala pada anggaran dana, walaupun anggaran untuk perawatan selalu ada dan dilebihkan sesuai kebutuhan saat perencanaan, tetapi pada kenyataannya selalu mengalami kekurangan. Kepala sekolah selalu melakukan koordinasi untuk melakukan perawatan rutin setiap tiga bulan sekali sebagai langkah awal antisipasi terhadap kerusakan yang semakin parah. Kerusakan terhadap sarana dan prasarana yang ada dikarenakan sumber daya manusia pengguna yang masih kurang dan proporsi sarana dan prasarana dengan pengguna yang berlebih karena sarana dan prasarana itu banyak yang memakai. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pemakaian yang terus menerus tanpa memperhatikan kuota jadwal pemakaian akan lebih menambah parah kondisi sarana dan prasarana. Setelah melakukan perawatan rutin terhadap sarana dan prasarana yang ada yaitu setiap tiga bulan sekali, maka perawatan dilakukan dengan memilah-milah lagi sarana prasarana yg rusak agar perawatan terlaksana dengan cepat. Adanya proses penghapusan juga berpengaruh baik untuk perawatan, karena penghapusan yang telah dilakukan disekolah sama artinya dengan mengurangi dan perawatan terhadap sarana dan prasarana yang sudah mengalami kerusakan parah. 91

107 4. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengendalian a) SMP Negeri 1 Panjatan Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan dengan yang direncanakan, selain itu juga untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dan cara mengatasinya. Hasil pengawasan digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan program sekolah. Pengawasan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan secara tidak langsung dilakukan oleh kepala sekolah melalui laporan rutin tentang kondisi sarana dan prasarana dari pengelola sarana dan prasarana, akan tetapi Kepala Sekolah juga sesekali mengecek sendiri bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki. Bentuk pengawasan dalam hal perencanaan pengadaan sarana prasarana yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan cara checking. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan KS2, yaitu: Kepala sekolah turun langsung dalam mengawasi proses pengadaan sarana dan prasarana dengan cara checking, walaupun sebenarnya kegiatan ini tidak diikuti setiap ada pengadaan karena padatnya jadwal dan pekerjaan kepala sekolah, namun hal itu merupakan suatu tindakan positif yang dimiliki kepala sekolah dalam lingkungan kerjanya. Adapun bentuk pengawasan yang lain dilaksanakan dengan inventarisasi barang yang dilaksanakan oleh penginventarisir barang. Daftar inventaris barang ini akan menguntungkan ketika akan mengontrol peralatan yang dimiliki apakah masih baik atau dalam kondisi rusak. Seperti halnya dengan pernyataan WKS2, kepala sekolah melakukan pengawasan dengan menggunakan instrumen langsung dan tidak langsung, selain itu dengan melakukan pengecekan yang 92

108 dilaksanakan berkala serta melalui pengendalian melalui buku inventaris barang. Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa pengawasan atau monitoring di sekolah ini dilaksanakan dengan melakukan pengecekan secara berkala dan pengontrolan daftar inventaris barang. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan KS2 sebagai berikut, Selalu. Pada pengadaan tentunya barang yang diterima tidak selalu dalam keadaan yang baik dan sesuai dengan criteria sekolah, makanya pengecekan itu perlu, jika ada barang yang tidak sesuai maka bisa ditukar atau dikembalikan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala melakukan pemantauan terhadap keberadaan serta kondisi peralatan secara rutin. Hal ini juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa setiap peralatan atau sarana dan prasarana di cek secara rutin dan bila ada yang rusak langsung dilakukan perbaikan. Penginventarisasian juga dilaksanakan guna memudahkan dalam mengontrol dan mencari barang apabila dibutuhkan, serta dijadikan dasar dalam penentuan rencana pengadaan barang. b) SMP Negeri 2 Panjatan Pengawasan atau pengendalian terhadap sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan di sekolah. pengawasan / pengendalian ini berkaitan dengan pencatatan sarana dan prasarana sekolah, pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris, semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus 93

109 dilaporkan, dan melakukan penghapusan bagi sarana prasarana pendidikan yang bermasalah. Kepala sekolah menyatakan bahwa, pengawasan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Panjatan dilaksanakan dengan melibatkan semua warga sekolah dibawah pengarahan dari Kepala Sekolah agar mengembangkan kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki, karena sarana prasarana tersebut merupakan barang milik sekolah yang digunakan secara bersama maka semua warga sekolah wajib untuk ikut menjaga dan merawatnya, selanjutnya diperkuat dengan adanya peraturan atau tata tertib untuk pengendalian penggunaan sarana dan prasarana dan inventarisasi sarana dan prasarana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemantauan terhadap keberadaan sarana dan prasarana yang dilakukan rutin berkala, melakukan inventarisasi, pemantauan terhadap penggunaan sarana dan prasarana, melakukan perawatan terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengawasan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Panjatan dilaksanakan dengan melibatkan semua warga sekolah dibawah pengarahan dari Kepala Sekolah agar mengembangkan kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki, karena sarana prasarana tersebut merupakan barang milik sekolah yang digunakan secara bersama. 94

110 5. Hambatan yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Manajemen Sarana dan Prasarana a) SMP Negeri 1 Panjatan Pada saat mengelola sarana dan prasarana, SMP Negeri 1 Panjatan mengalami berbagai faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor pendukung yakni kerjasama yang baik, sistem administrasi/inventarisasi yang baik, dan perawatan yang dilakukan secara berkala. Salah satu faktor pendukung pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah ini adalah adanya kerjasama yang baik di antara petugas sarana dan prasarana dengan guru-guru dan siswa ditunjukkan dengan adanya laporan dari guru dan siswa mengenai peralatan yang perlu mendapat penanganan dengan segera. Adanya laporan ini membuat petugas lebih mudah untuk mendata peralatan yang harus mendapat penanganan dengan cepat sehingga tidak mengganggu atau menghambat penggunaannya dalam kegiatan belajar-mengajar. Sementara yang menjadi kendala dalam pengelolaan sarana dan prasarana yakni seperti yang dikemukakan oleh KS1, masih terbatas pada dana yang dimiliki oleh sekolah. Cara mengatasinya kita cukup belajar dari pengalaman saja harus seperti apa mbak. Keterbatasan dana merupakan hal yang menjadi kendala utama dalam pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah ini, namun belum ada tindakan yang berarti untuk mengatasi permasalahan ini. Disebabkan karena keterbatasan dana, maka menimbulkan permasalahan baru yakni sejumlah peralatan yang dibutuhkan oleh sekolah masih belum terpenuhi. Hal ini mengakibatkan harus adanya penggiliran dalam menggunakan sarana 95

111 prasarana. Keterbatasan dana ini juga berakibat pada terganggunya perawatan pada sarana prasarana yang dimiliki. Berdasarkan pernyataan si atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah belum melakukan tindakan yang berarti dalam mengatasi kendala yang dihadapi sekolah berupa keterbatasan dana sekolah. b) SMP Negeri 2 Panjatan Permasalahan yang dihadapi oleh SMP Negeri 2 Panjatan yaitu masalah pendanaan, seperti yang dinyatakan oleh KS2, Tentu ada, terutama pada aspek dana. Dana yang terbatas membuat sekolah memiliki sarana yang jumlahnya masih kurang sehingga dalam penggunaannya ya masih harus bergiliran. Kemudian terkadang ketika membeli barang tetapi barang yang dikirim kurang sesuai dengan yang diinginkan, maka sekolah akan menggantinya dengan yang baru. Dikarenakan keterbatasan dana tersebut, maka dalam melakukan pengadaan sarana prasarana kepala sekolah harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan jumlah dana yang ada sehingga baru dapat menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan, terbatasnya informasi mengenai persediaan kebutuhan di tempat yang menyediakan keperluan sekolah karena tidak semua tempat menyediakan kebutuhan yang diperlukan. Faktor penggunaan dan penempatan barang inventaris yang ada di sekolah menambah kondisi semakin rusak, dengan tidak adanya tempat untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai sekolah hanya meletakkannya begitu saja di belakang sekolah. Hambatan lainnya yaitu tidak adanya petugas khusus dalam 96

112 mengelola ruang laboratorium dan komputer (hanya bersifat tertulis saja), petugas yang ada hanya guru mata pelajaran. Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dana, pengrusakan barang karena penggunaan, serta terbatasnya tenaga ahli atau sumber daya manusia yang dimiliki oleh sekolah. Langkah kepala sekolah dalam mengatasinya yaitu dengan membuat sekolah menyesuaikan kebutuhan dengan sumber dana yang ada dan memanfaatkan guru mata pelajaran sebagai pengelolanya. C. Pembahasan Kepala sekolah merupakan orang yang berperan sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan yang berlangsung di sekolah, seperti yang dikatakan oleh Wahjosumidjo (2010: 81), kepala sekolah yang berhasil apabila mereka mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Peran penting kepala sekolah dibutuhkan dalam semua kegiatan baik di bidang pembelajaran dan kurikulum, administrasi kesiswaan, personalia, hubungan masyarakat, organisasi sekolah, serta administrasi sarana dan prasarana. Kepala sekolah bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina kesiswaan, pembelajaran, ketenagaan, serta melaksanakan kerjasama dengan masyarakat. Pelaksanaan tugas tersebut merupakan perwujudan dari peranan kepala sekolah. Adapun jika difokuskan pada kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah, maka peranan kepala sekolah yang memiliki kedudukan penting yaitu kepala sekolah sebagai manajer dan administrator. Peran kepala sekolah sebagai 97

113 manajer di sekolah adalah bagaimana tindakan kepala sekolah dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan aktivitas seluruh anggota organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah. Jika dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Wuradji (2009: 100), kepala sekolah memiliki peran dalam kegiatan menyusun perencanaan dengan baik tentang tujuan dan strategi pencapaian tujuan, melakukan pengorganisasian potensi sumber-sumber pendidikan yang ada, melaksanakan kegiatan, dan mengadakan control secara rutin pelaksanaan dan hasil pendidikan. Selanjutnya peran kepala sekolah sebagai administrator jika mengacu pada teori Akhmad Sudrajat (2008: 9), adalah bagaimana tindakan serta hubungan kepala sekolah atas berbagai aktivitas pengelolaan administrasi sarana dan prasarana sekolah yang berkaitan dengan pencatatan, penyusunan, dan pendokumentasian seluruh program sekolah agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien guna menunjang produktifitas sekolah. Sebagai penanggung jawab segala kegiatan yang berlangsung di sekolah, kepala sekolah perlu melaksanakan peranannya dengan baik dalam kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi perencanaan pengadaan, penyaluran dan penggunaan, pemeliharaan, serta pengendalian sarana dan prasarana. 1. Peranan Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana Kegiatan perencanaan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Proses perencanaan harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik dari karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya, beserta harganya. Perencanaan sangat 98

114 penting adanya supaya sarana prasarana tersebut tidak salah sasaran dan tidak menimbulkan pemborosan. Pada kegiatan perencanaan sarana dan prasarana, kepala sekolah memiliki peran manajerial serta peran sebagai administrator. Adanya teori Prajudi Atmosudirdjo (Husaini Usman, 2004: 138) yang menyebutkan bahwa perencanaan sarana dan prasarana merupakan fungsi terpenting dibandingkan dengan fungsi manajemen yang lainnya menjadikan dasar untuk kepala sekolah agar menggunakan perencanaan sarana dan prasarana sebagai pedoman yang digunakan untuk mengarahkan tujuan. Pada saat melaksanakan fungsi perencanaan, terdapat beberapa tahapan kegiatan. Adapun tahap-tahap yang termasuk dalam kegiatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah adalah sebagai berikut. a. Penyusunan Rencana Pengadaan Rapat perencanaan selalu dilakukan setiap awal tahun ajaran baru sebagai langkah awal dalam penentuan program apa saja yang akan dilakukan selama setahun kedepan. Perencanaan yang dilakukan dalam rapat tahunan ini tidak hanya lingkup sarana dan prasarana, tetapi semua aspek yang berhubungan dengan kelangsungan pembelajaran maupun kebutuhan sekolah. Dari analisis dokumen RKAS sekolah diperoleh informasi bahwa perencanaan kebutuhan dilakukan dengan rapat tahunan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk satu tahun kedepan yang nantinya dirumuskan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS). Sumber dana yang diperoleh dan 99

115 pengalokasiannya terperinci pada proses ini yang dirangkum dalam suatu rencana kebutuhan dan anggaran sekolah (RKAS) Perencanaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari terjadinya suatu kesalahan yang tidak diharapkan. Hal tersebut disebabkan karena perencanaan merupakan sebuah upaya memikirkan perlengkapan yang diperlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci dan teliti berdasarkan informasi yang realistis tentang kondisi sekolah seperti yang telah diungkapkan oleh teori Ibrahim Bafadal (2004: 27). Selanjutnya perencanaan yang matang akan membuat suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan merupakan acuan dalam pelaksanaan pengadaan barang, untuk menghindarkan pengadaan barang yang tidak diperlukan sehingga tidak terjadi pemborosan dan menyebabkan barang menjadi kurang bermanfaat. Misal untuk pengadaan sarana dan prasarana yang kurang direncanakan mungkin saja tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah. Guna mengantisipasi hal tersebut maka sangat diperlukan adanya peran aktif dari kepala sekolah sebagai manajer dan administrator pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Peran aktif kepala sekolah sebagai manajer dalam konteks ini adalah kepala sekolah bersama para guru dan staf mengadakan analisa terhadap materi pelajaran, mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada dan mengadakan re-inventarisasi terhadap peralatan yang perlu diperbaharui atau diubah, mengadakan seleksi terhadap alat atau media yang masih dapat 100

116 dimanfaatkan, mencari dana atau menentukan sumber dana mana yang akan digunakan serta menunjuk seseorang yang akan diserahi tugas untuk melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Pendataan kondisi sarana dan prasarana secara tidak langsung telah dilakukan setiap hari. Kepala sekolah menampung aspirasi ataupun keluhan dari semua pihak warga sekolah, dari proses ini bisa dilihat dan diketahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dan sangat mendesak. Perencanaan sarana prasarana ditindaklanjuti dengan pengadaannya dengan mempertimbangkan skala prioritas, yakni mendahulukan barang yang mendesak terlebih dahulu guna menunjang tujuan yang hendak dicapai. Peran kepala sekolah sebagai administrator dalam konteks ini terlihat pada pengadaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan berdasarkan aspirasi tentang kondisi sarana dan prasarana yang masuk, jika sudah parah dan tidak memungkinkan untuk dipakai lagi maka akan segera diusulkan agar dilakukan pengadaan. Dengan demikian, sekolah ini telah mencatat data atau sarana yang akurat, mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber-sumber yang ada. Hal ini terkait dengan adanya kerjasama dengan komite sekolah yang bersangkutan dalam menggali sumber dana yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sekolah berdasarkan skala prioritas. Komite sekolah merupakan anggota tim perencanaan yang memiliki kedudukan yang penting. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Sukirno (2006: 1), komite sekolah adalah wadah atau organisasi kerjasama orangtua/wali siswa dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan dengan kepala sekolah beserta seluruh guru yang ada di sekolah masing-masing. Selain itu, 101

117 komite sekolah memiliki peran sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan di satuan pendidikan, minimal dalam memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Hal tersebut sudah sesuai jika mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Wuradji (2009: 100) yakni kepala sekolah memiliki peran sebagai manajer pendidikan yakni salah satunya menyusun perencanaan secara matang tentang tujuan dan strategi pencapaian tujuan. Serta menurut Mulyasa (2004: 98) bahwa kepala sekolah juga harus mampu merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas seluruh anggota organisasi pendidikan utnuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. b. Analisis Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas Perencanaan harus dilaksanakan secara matang dan terkoordinasi, yaitu dengan adanya rapat perencanaan bersama-sama dengan tim perencanaan pengadaan barang yang telah dibentuk oleh Kepala Sekolah. Hal tersebut bertujuan supaya pihak sekolah dapat mengetahui barang apa saja yang akan diadakan melalui keputusan bersama dengan berdasarkan analisis pendataan keberadaan dan kondisi sarana dan prasarana dan skala prioritas disesuaikan dengan dana yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Wuradji (2009: 100) salah satu peran kepala sekolah sebagai manajer adalah menyusun perencanaan secara matang tentang tujuan dan strategi pencapaian tujuan. Peran kepala sekolah dalam kegiatan ini terletak pada tindakan kepala sekolah yakni memimpin rapat perencanaan secara mufakat melalui analisis 102

118 bersama dan mementukan skala prioritas, sehingga kebutuhan yang lebih penting dan mendesak akan didahulukan. Sesuai dengan teori Sujud (2005: 81), yakni salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai perumus tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah, maka peran kepala sekolah sangat penting dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Pada konteks ini kepala sekolah harus mampu mengambil berbagai dasar pertimbangan, seperti yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP N se-kecamatan Panjatan yakni melaksanakan pengadaan dengan melihat perbandingan anggaran tahun itu dengan barang yang dibutuhkan serta melihat kondisi stok barang apakah harus membeli yang baru untuk mengganti yang lama atau mengadakan perbaikan jika ada kerusakan. Artinya perencanaan sarana dan prasarana di sekolah ini dilakukan untuk menghindari salah sasaran pengadaannya dan menghindari terjadinya pemborosan dana serta menghindari pengadaan sarana dan prasarana yang kurang bermanfaat seperti pada teori perencanaan dari Prajudi Atmosudirdjo (Husaini Usman, 2004: 138). Terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana, sekolah melaksanakan dengan sangat teliti karena dalam pengadaan barang tim pengadaan akan mencermati setiap poin-poin serta mendahulukan mana yang lebih penting terlebih dahulu. c. Penunjukan Panitia Kepala sekolah dan para guru hendaknya bekerja sama dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana. Kepala sekolah berperan membentuk panitia pengadaan dengan melihat jenis pengadaan sarana dan prasarana yang akan 103

119 diadakan. Jika pengadaan barang yang besar maka akan dibentuk kepanitiaan, namun jika hanya pengadaan kecil tidak dibentuk kepanitiaan. Hal tersebut jika dikaitkan dengan teori Anwar (2003: 70) berbagai aktivitas atau tindakan yang dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin berupaya menggerakkan guru-guru karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar berbuat sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah berwenang untuk menunjuk panitia pengadaan disesuaikan dengan kebutuhan sarana dan prasarana yang akan diadakan, hal ini dimaksudkan agar pengadaan ditangani oleh orang yang bersangkutan serta paham dengan sarana dan prasarana yang akan diadakan. Selanjutnya jika mengacu pada teori Sagala (2009: 125) yakni keberhasilan sekolah ditentukan oleh kemampuan kepala sekolahnya dalam melakukan pengorganisasian secara sistematis dan komitmennya terhadap perbaikan pengelolaan sekolah dalam wewenang dan tanggung jawab sebagai pemimpin, maka peran kepala sekolah sebagai manajer menjadi sangat penting ketika sekolah ditunntut untuk bisa melakukan pengelolaan sarana dan prasarana dengan baik melalui penunjukkan panitia yang baik pula. Peran kepala sekolah sebagai manajer di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan terlihat pada kegiatan kepala sekolah dalam menunjuk panitia yang tergabung dalam tim perencanaan. Kepala sekolah melakukan kegiatan tersebut berdasarkan pertimbangan mengenai keterkaitan, kompetensi serta kecakapan seseorang dalam mengelola sarana dan prasarana yang akan diadakan. Jika mengacu pada teori dari Depdiknas (2001: 80) dalam pengertian mengorganisasikan yang artinya 104

120 mengatur dan menyusun bagian-bagian (orang dan sebagainya) sehingga seluruh bagian tersebut menjadi satu kesatuan. Pada pengorganisasian sekolah, kepala sekolah perlu mengetahui karakteristik kemampuan guru dan staf lainnya, sehingga dapat menempatkan mereka pada posisi sesuai serta mengetahui tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga tidak menjadi beban tugas yang berlebihan. d. Pelaksanaan Pengadaan Mengacu pada teori dari Depdiknas (2008: 19) salah satu kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana adalah pengadaan sarana dan prasarana. Melaksanakan adalah melakukan, menjalankan, mengerjakan rancangan keputusan. Pada pelaksanaannya berlangsung secara tertib, lengkap, tepat, dan cepat. Pelaksanaan proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan oleh panitia pengadaan dan diawasi oleh kepala sekolah, dsesuaikan dengan agenda pengadaan dalam rapat perencanaan. Kepala sekolah menentukan proses pengadaan yang dilakukan SMP Negeri 1 Panjatan sebagian besar dengan melakukan pembelian dari macam-macam dana pemerintah, misal dana BOSDA, walaupun ada cara dengan hibah tapi itu hanya sebagian kecil dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Peran kepala sekolah sebagai administrator terletak pada kebijakan sekolah bahwa pada tahun ajaran ini SMP N 1 Panjatan tidak mengajukan proposal pengadaan kebutuhan kepada pemerintah, karena sesuai hasil pencermatan dokumen droping bahwa sekolah ini nihil tidak menerima droping dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun pihak ketiga. Dari analisis di atas dapat 105

121 diketahui bahwa sekolah ini secara garis besar melakukan pengadaan dengan mengendalikan anggaran dari pemerintah dengan cara pembelian. Mengacu pada teori Sagala (2009: 131) yakni salah satu kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah yaitu mampu mengelola pengadaan fasilitas sesuai peraturan yang berlaku. Pada konteks ini kepala sekolah turut berperan melakukan pemeriksaan barang yang diadakan/dibeli. Pemeriksaan sarana dan prasarana yang diadakan dilakukan dengan cermat dan hati-hati, agar dapat diperoleh barang yang berkualitas, serta untuk menghindari barbagai kemungkinan yang tidak diinginkan seperti penyalahgunaan, spekulasi, dan manipulasi yang dapat merugikan berbagai pihak. Kegiatan pengecekan barang pengadaan ini juga dilakukan oleh SMP Negeri 1 Panjatan, Kepala Sekolah kadang ikut mendampingi dalam proses ini sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kontrol pengadaan barang. Pengecekan terhadap barang yang telah diadakan harus selalu dilakukan untuk penyesuaian dengan kriteria awal. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan karena kalau ada barang yang tidak sesuai bisa langsung diadakan komplain terhadap pihak yang terkait. Fungsi dari penunjukkan anggota dalam kepanitiaan sesuai dengan bidangnya akan tampak pada proses ini, panitia akan melakukan pengecekkan terhadap sarana dan prasarana yang diadakan untuk diketahui kondisinya setelah sampai di sekolah. Jika nantinya terdapat kecacatan atau kekurangan bisa langsung diretur, dengan demikian pihak sekolah akan mendapatkan sarana dan prasarana pengadaan yang benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. 106

122 2. Peranan Kepala Sekolah dalam Penyaluran Sarana Prasarana Peranan kepala sekolah dalam penyaluran sarana dan prasarana sekolah yakni bisa menjadi seorang manajer sekaligus seorang administrator dalam penyaluran dan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. Kegiatan penyaluran sarana dan prasarana dijabarkan sebagai berikut. a. Penyaluran Sarana dan Prasarana Setelah sarana dan prasarana dibeli atau diadakan, maka langkah selanjutnya adalah dicatat dan dimasukkan dalam buku inventaris barang untuk kemudian didistribusikan ke bagian yang sesuai dengan bidangnya untuk dirawat dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Peran kepala sekolah sebagai manajer terletak pada kegiatan penyaluran sarana dan prasarana yang dilakukan dengan cara kepala sekolah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang mengelola atau bertanggung jawab menyalurkan/mendistribusikan sarana prasarana. Penyaluran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola dan petugas inventaris karena penyaluran keluar masuk barang di bawah pencatatannya. Jadi dalam konteks ini peran kepala sekolah hanya bersifat mengawasi saja. Mengacu pada teori Ibrahim Bafadal (2004: 32) yaitu barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Terdapat tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) 107

123 pengiriman barang; (3) penyerahan barang. Sekolah ini telah melaksanakan penyaluran sarana dan prasarana dengan pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran yang berada dalam tanggung jawab salah seorang anggota staf yang ditunjuk. Karena pelaksanaan tanggungjawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kepala sekolah berperan dalam kegiatan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan staf tata usaha. Guna melaksanakan kegiatan penyaluran sarana prasarana agar tepat pada sasarannya, maka dibutuhkan peran kepala sekolah sebagai manajer yakni mampu memimpin bawahannya untuk dapat melaksanakan kegiatan penyaluran sarana dan prasarana dengan baik. Sesuai dengan teori Wahjosumidjo (2002: 94) kepala sekolah harus mampu memimpin, dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. b. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Kepala sekolah SMP N se-kecamatan Panjatan melakukan peranannya dengan baik dalam mengarahkan kegiatan inventarisasi barang. Hasil ini diindikasikan dari pemilihan orang yang mengurusi bagian ini adalah orang yang sangat paham dan ahli pada bagian sarana dan prasarana. Kondisi ini membuat guru dan staf saling bekerjasama dan saling membantu untuk menjalankan dan menikmati pekerjaan yang diberikan. Prosedur yang ada disamakan persepsinya dengan diadakannya diklat tentang inventarisasi melalui program kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kulon Progo. Hal tersebut menunjukkan 108

124 adanya peran kepala sekolah sebagai manajer dan sebagai administrator yang baik dalam mengelola sekolah. Sebagai perwujudan peran kepala sekolah sebagai administrator, hasil inventarisasi selalu dilaporkan untuk kepentingan pemantauan sarana dan prasarana yang dimiliki. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa SMP Negeri 1 Panjatan memiliki buku inventarisasi induk. Adanya buku inventarisasi induk barang akan sangat membantu para pengelola untuk mengecek keseluruhan barang karena harus melihat satu persatu dari buku golongan. Terkait aspek penginventarisasian sarana prasarana dapat diketahui bahwa kondisi sarana prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan saat ini cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya buku pencatatan tentang sarana dan prasarana pendidikan (buku induk), adanya pengkodean terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan sudah terpasang dengan baik. Penginventarisasian dilaksanakan guna memudahkan dalam mengontrol dan mencari barang apabila dibutuhkan, serta dijadikan dasar dalam penentuan rencana pengadaan barang. Hal ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal (2004: 57), yakni inventarisasi perlengkapan pendidikan akan menciptakan ketertiban administrasi barang, penghematan keuangan, mempermudah dalam pemeliharaan dan pengawasan serta selanjutnya dapat menyediakan informasi untuk melaksanakan perencanaan. Jika dikaitkan dengan teori Akhmad Sudrajat (2008), maka peran kepala sekolah sebagai administrator di kedua sekolah tersebut telah memiliki hubungan 109

125 yang baik dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, pendokumentasian seluruh program sekolah. c. Penyimpanan sarana dan prasarana Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan meletakkan dan menyimpan alat/bahan di tempat yang aman dari berbagai kerusakan dan kecelakaan. Teori dari Depdiknas (2007: 36) menyebutkan bahwa alat pelajaran untuk semua murid, penyimpanannya sebaiknya di ruang tertentu dan penggunaannya diatur dengan tata tertib yang disepakati bersama. Penyimpanan yang baik akan membantu dalam pencarian secara cepat serta menjaga keawetan alat. Komponen yang terdapat dalam penyimpanan adalah pengelompokkan, pemisahan, tempat aman, mudah dicari, mudah diambil, daftar nama dan jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki. Pada kegiatan penyimpanan sarana dan prasarana sekolah, hal yang paling penting untuk dilaksanakan adalah peranan kepala sekolah sebagai manajer sekaligus sebagai administrator yakni mampu menggerakan orang lain dalam menjalankan kegiatan administrasi penyimpanan sarana dan prasarana melalui arah dan bimbingan dari kepala sekolah agar sarana dan prasarana yang dimiliki bisa senantiasa tetap aman dan dalam kondisi optimal saat akan digunakan. Peranan kepala sekolah sebagai administrator adalah ketika sarana prasarana atau barang diadakan, kepala sekolah bertugas untuk memimpin dalam melakukan kegiatan administrasi pencatatan, pendistribusian dan selanjutnya penyimpanan barang. Jika dikaitkan dengan teori maka hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sagala (2009: 132), yaitu kepala sekolah harus mampu 110

126 mengelola administrasi sekolah yang meliputi administrasi akademik, kepesertadidikan, sarana/prasarana, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat. Jika dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam proses penyimpanan sarana dan prasarana, diketahui peranan kepala sekolah terletak pada bagaimana pengarahan tata letak dan penempatan sarana dan prasarana pada tempat yang aman dari pengrusakan dan resiko kehilangan. Kepala sekolah bertindak sebagai administrator yakni sebagai penanggung jawab atas keberadaan sarana dan prasarana sekolah. 3. Peranan Kepala Sekolah dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah merupakan barang yang harus dijaga dan dipelihara agar maksimal keberfungsiannya bagi proses belajar mengajar. Meskipun biasanya sekolah telah menunjuk seseorang untuk memelihara dan merawat sarana dan prasarana sekolah, akan tetapi sebaiknya semua warga memiliki kesadaran untuk ikut memelihara serta menjaga fasilitas sekolah dengan baik. Guna mewujudkan itu semua maka sangat dibutuhkan peranan seorang kepala sekolah yang berkompeten dan mampu mengarahkan kepada seluruh warga sekolah mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang dimiliki. a. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kepala sekolah SMP N 1 Panjatan mengarahkan agar menumbuhkan kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, strategi ini dijalankan dengan memberikan imbauan kepada semua warga sekolah yang dikomando bapak kepala sekolah, artinya semua warga sekolah diajak untuk 111

127 mengawasi sarana yang ada di sekolah dan selanjutnya juga dengan perawatan ringan. Istilahnya itu barang milik sekolah, maka warga sekolahnya yang harus menjaga dan merawatnya, disamping itu juga ditambahkan oleh pengelola sarana dan prasarana adanya peraturan dan tata tertib untuk pengendalian terhadap penggunaan sarana dan prasarana di sekolah, misal dalam peraturan itu ada aturan tersendiri dalam pemakaian atau peminjaman, jadi siswa tidak begitu saja bebas dalam pemakaian sarana dan prasarana yang ada. SMP Negeri 1 Panjatan merupakan sekolah yang memiliki lokasi strategis dekat dengan jalan raya sebagai akses untuk transportasi dan kondisi SDM yang lebih maju, kondisi ini berimbas pada perawatan yang dilakukan selalu tepat waktu (triwulan) dan dilakukan oleh ahlinya sesuai prosedur. Jika hanya terjadi kerusakan ringan, maka perbaikan dilakukan oleh guru yang memiliki keterampilan khusus dalam urusan sarana dan prasarana. Pada pengamatan yang dilakukan, pihak sekolah hanya memperbaikinya secara semaksimal dengan dana yang seminimal mungkin karena sekolah selalu terhambat dengan biaya yang dimiliki sekolah. Bentuk pemeliharaan yang dilakukan oleh sekolah berupa pemeliharaan peralatan laboratorium IPA, sanitasi lingkungan, pemeliharaan taman dan lingkungan, pemeliharaan meubeler, pengecatan gedung, pemeliharaan peralatan elektronik, serta pemeliharaan instalasi listrik. Perawatan rutin ini juga dilaksanakan SMP Negeri 2 Panjatan. namun dengan sedikit kendala pada anggaran dana, walaupun anggaran untuk perawatan selalu ada dan dilebihkan sesuai kebutuhan saat perencanaan, tetapi pada kenyataannya selalu mengalami kekurangan. 112

128 Mengacu pada teori Ari H. Gunawan (1996: 146) pada prinsipnya kegiatan pemeliharaan dilakukan agar setiap sarana dan prasarana itu senantiasa siap pakai dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Aktifitas, kreatifitas serta rasa tanggung jawab adalah kunci dari keberhasilan kegiatan pemeliharaan demi optimalisasi daya pakai dan daya guna setiap barang kita. Kerusakan terhadap sarana dan prasarana yang ada dikarenakan sumber daya manusia pengguna yang masih kurang dan proporsi sarana dan prasarana dengan pengguna yang berlebih karena sarana dan prasarana itu banyak yang memakai. Adanya proses penghapusan juga berpengaruh baik untuk perawatan, karena penghapusan yang telah dilakukan disekolah sama artinya dengan mengurangi dan perawatan terhadap sarana dan prasarana yang sudah mengalami kerusakan parah. Kepala sekolah melakukan pengawasan secara tidak langsung melalui adanya laporan rutin terhadap kondisi sarana dan prasarana sekolah, namun secara langsung pengawasan dilakukan oleh semua warga sekolah. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa semua warga sekolah juga ikut andil dalam pengawasan terhadap sarana dan prasarana sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer, juga melakukan pengawasan melalui laporan-laporan rutin yang diadakan setiap tiga bulan sekali untuk memantau kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Jika dikaitkan dengan teori Mulyasa (2003), maka kepala sekolah dalam konteks ini telah mewujudkan salah satu kegiatan kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer yang efektif yakni mampu menjalin hubungan yang harmonis 113

129 dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan. 4. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengendalian Sarana dan Prasarana Pengawasan atau pengendalian terhadap sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan di sekolah. pengawasan/pengendalian ini berkaitan dengan pencatatan sarana dan prasarana sekolah, pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris, semua perlengkapan pendidikan di sekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan, dan melakukan penghapusan bagi sarana prasarana pendidikan yang bermasalah. Mengacu pada teori Stoner dan Wankel (dalam Husaini Usman, 2008: 2) yakni salah satu batasan manajemen yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah pengendalian, yakni melaksanakan pengendalian dengan memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan. Pada hal ini kepala sekolah melaksanakan pengendalian lewat tindakan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana. Apabila hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan, maka kepala sekolah sebaiknya cepat melakukan perbaikan demi keberhasilan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah selanjutnya. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan dengan yang direncanakan, selain itu juga untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dan cara mengatasinya. Hasil pengawasan digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan program sekolah. Pengawasan sarana dan 114

130 prasarana di SMP Negeri 1 Panjatan secara tidak langsung dilakukan oleh kepala sekolah melalui laporan rutin tentang kondisi sarana dan prasarana dari pengelola sarana dan prasarana, akan tetapi Kepala Sekolah juga sesekali mengecek sendiri bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan teori Mulyasa (2005:103) bahwa dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai manajer, maka kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Artinya kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan tertinggi di sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerjasama dari sejumlah orang serta berwenang dan bertanggung jawab dalam membuat rencana, mengatur, memimpin, serta mengendalikan suatu kerja untuk mencapai sasaran. 5. Hambatan yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Kendala dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SMP Negeri sekecamatan Panjatan yakni keterbatasan sumber daya manusia dan keterbatasan dana. Permasalahan yang paling sering dihadapi oleh sekolah adalah masalah pendanaan. Oleh sebab itu, dalam melakukan pengadaan sarana prasarana harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan jumlah dana yang ada sehingga baru dapat menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan. Guna menghadapi hambatan tersebut, jika disesuaikan dengan teori Sagala (2009: 132) yang mengemukakan bahwa salah satu kemampuan yang harus 115

131 dimiliki oleh kepala sekolah dalam mengelola keuangan adalah mampu mengupayakan sumber-sumber keuangan terutama yang bersumber dari luar sekolah dan dari unit usaha sekolah, maka sebaiknya sekolah cepat mengambil tindakan dibawah arahan dari kepala sekolah yakni bersama dengan komite mengadakan pengadaan dana untuk mengatasi terbatasnya dana. Selanjutnya teori yang diungkapkan oleh Jamal Ma mur Asmani (2012: 102) yakni kepala sekolah memiliki peranan sebagai administrator yakni mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah, mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, serta perbaikan sarana dan prasarana, mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah, mengelola pembelian atau pengadaan sarana dan prasarana beserta asuransinya, mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah, serta memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah. Kendala yang dihadapi oleh sekolah lebih lanjut adalah mengenai terbatasnya informasi mengenai persediaan kebutuhan di tempat yang menyediakan keperluan sekolah karena tidak semua tempat menyediakan kebutuhan yang diperlukan. Faktor penggunaan dan penempatan barang inventaris yang ada di sekolah menambah kondisi semakin rusak, dengan tidak adanya tempat untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai sekolah hanya meletakkannya begitu saja di belakang sekolah. Hambatan lainnya yaitu tidak adanya petugas khusus dalam mengelola ruang laboratorium dan komputer (hanya bersifat tertulis saja), petugas yang ada hanya guru mata pelajaran. 116

132 Kondisi tersebut menunjukkan adanya kontras dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 bahwa sebagai manajer kepala sekolah harus mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia secara optimal. Terkait dengan keterbatasan sumber daya manusia yang dimaksud adalah tidak adanya petugas khusus yang mengelola laboratorium IPA dan perpustakaan (pustakawan) di SMP N 1 Panjatan. Tidak adanya kemampuan petugas khusus dalam perawatan khususnya untuk memperbaiki peralatan yang rusak. Hal ini mengakibatkan sejumlah peralatan yang dimiliki sekolah tidak mendapat penanganan dengan segera karena harus mengandalkan tenaga teknis dari luar. Keterbatasan kemampuan petugas khusus dalam bidang sarana dan prasarana ini mengakibatkan kecenderungan sekolah menjadi sangat tergantung pada tenaga teknis yang berada dari luar. Hal tersebut akan mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Namun, kendala tersebut dapat diatasi dengan baik oleh kepala sekolah dengan jalan mengirim personil yang ditunjuk untuk mengelola sarana prasarana untuk mengikuti diklat-diklat dan workshop pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Starratt (2007: 16) kepala sekolah bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas profesionalitas kerja para pendidik dan mengatasi permasalahan pendidikan baik yang ada di ruang kelas maupun di lingkungan sekolah. Selain itu kepala sekolah juga diharapkan mampu mengapresiasikan hasil karya para pendidik dan menyediakan kesempatan pengembangan profesi pendidik. 117

133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki peranan penting dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri Se-Kecamatan Panjatan yang meliputi aspek perencanaan, penyaluran, pemeliharaan, dan pengendalian yaitu sebagai berikut. 1. Peranan kepala sekolah di SMP N Se-Kecamatan Panjatan adalah sebagai manajer sekaligus administrator, yaitu: (a) Menyusun perencanaan dengan matang berdasarkan berbagai pertimbangan ketika melakukan pengadaan sarana dan prasarana. (b) Memberikan pengarahan sekaligus mengawasi ketika diadakan kegiatan penyaluran sarana prasarana sekolah. (c) Mengatur kegiatan pemeliharaan sarana prasarana sekolah. (d) Mengawasi semua kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana. 2. Faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP N 1 Panjatan adalah keterbatasan pada sumber dana yang dimiliki sekolah mengakibatkan kurang lengkapnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Sama halnya dengan SMP N 2 Panjatan memiliki hambatan berupa keterbatasan pada sumber dana yang dimiliki sekolah serta terdapat kendala pada keterbatasan sumber daya manusia sehingga menyebabkan sarana dan prasarana yang dimiliki kurang memadai dan perlu adanya penggiliran dalam penggunaan. 118

134 B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitrian yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti tidak mendapatkan penjelasan secara rinci mengenai peranan kepala sekolah dalam penggunaan sarana dan prasarana, karena sebagian besar sekolah hanya memiliki dokumen tata tertib untuk penggunaan sarana dan prasarana. 2. Peneliti tidak mengkaji data sampai kepada kegiatan evaluasi terhadap sarana dan prasarana. C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disampaikan saran tentang peranan kepala sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri se-kecamatan Panjatan sebagai berikut: 1. Mengadakan koordinasi dengan komite sekolah untuk mengatasi masalah pendanaan dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah. 2. Mengirimkan anggota pengelola sarana dan prasarana dalam pelatihan pengelolaan sarana dan prasarana untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkompeten dan mengadakan koordinasi dengan komite sekolah untuk mengatasi masalah pendanaan. 119

135 DAFTAR PUSTAKA Anto Rahardi. (2012). Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sarana Prasarana Lembaga Pendidikan Islam di Sekolah Amanasak, Pattani, Thailand. Skripsi. FIP-UNY. Anwar Idochi. (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Teori, Konsep, dan Isu. Bandung: Alfabeta. Ary H. Gunawan. (1996). Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Daryanto. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta E. Mulyasa. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Griffin, R.W. (2004). Manajemen (edisi ketujuh). (Alih bahasa: Gina Ganis). Jakarta: Penerbit Erlangga. Hendyat Soetopo. (1984). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Husaini Usman. (2010). Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ibrahim Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Isye Metriah. (2010). Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Negeri 7 Solok Selatan. Tesis. PPs-UNY. Kartini Kartono. (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lunenberg, F.C. and Ornstein, A.C. (2000). Educational Administration. Balmont: Wadworth/Thomson Learning. 120

136 M. Fathurohcman. (2004). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana Press. Nana, Syaodih, & Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (2008). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurkolis. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo. Nur Masriyah. (2006). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, Malang: Usaha Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana. Piet A. Sahertian. (1994). Dimensi Administrasi. Surabaya: Usaha Nasional. Siagian, S.P. (2006). Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara. Soewadji Lazaruih. (1987). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Kanisius. Soemanto. (1992). Kepemimpinan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Starratt, R.J. (2007). Leaders with Vision, The Quest for School Renewal. California: Corwin Press, Inc. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sukirno. (2006). Pedoman Kerja Komite Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Medika. Syaiful Sagala. (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Syaiful Sagala. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Alfabeta. 121

137 Terry, R.G. (1997). Principles of Management. Ontario: Richard D. Irwin, Inc. Tim Pengembangan Dewan Pendidikan Komite Sekolah Depdiknas RI. (2007). Materi Pelatihan Pemberdayaan Komite Sekolah. Karanganyar: Dewan Pendidikan Karanganyar. Veithzal Rivai. (2004). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (edisi kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta. Wuradji. (2009). The Educational Leadership. Kepemimpinan Transformasional. Yogyakarta: Gama Media. Yusak Burhanuddin. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 122

138 LAMPIRAN 123

139 Lampiran 1. Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian Sub No Variabel 1 Peran Kepala Sekolah dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana 2 Peran Kepala Sekolah dalam Penyaluran Sarana dan Prasarana Komponen Sumber Data Metode Butir a. Menunjuk petugas/panitia b. Mengadakan analisa terhadap sarana dan prasarana c. Skala Prioritas d. Mencari dana/menentuka n sumber dana e. Penilaian kembali a. Penyusunan alokasi sarana prasarana b. Pengiriman sarana prasarana c. Penyerahan sarana prasarana d.inventarisasi e. Informasi penggunaan sarana dan prasarana Kepala sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Arsip/dokumen Kepala sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Arsip/Dokumen Kepala sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Staf tata usaha Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Staf tata usaha Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Staf tata usaha Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Kegiatan Dokumen Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Dokumentasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Dokumentasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Observasi Dokumentasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi ,2 2,3 2,3 2, ,11 10,11 10,

140 3 Peran Kepala Sekolah dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 4 Peran Kepala Sekolah dalam Pengendalian /Pengawasan Sarana dan Prasarana f. Jadwal penggunaan sarana prasarana g. Penugasan/ Penunjukan personil a. Pengurusan sarana prasarana b. Pengaturan sarana prasarana c. Perawatan sarana prasarana d. Pemeliharaan sarana prasarana a. Pengawasan dalam perencanaan b.pengawasan dalam penyaluran c. Pengawasan dalam pemeliharaan Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Dokumen Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Guru kelas Kegiatan Kepala Sekolah Waka sarpras Komite sekolah Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Staf tata usaha Guru kelas Kegiatan Kepala sekolah Waka sarpras Guru Kelas Kegiatan Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Dokumentasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Guru kelas Observasi 13 13,14 13,14 2,3 14, ,19 18,19 7, ,21 21,22 9, ,23,24 22,23,24 11,12,13 20,21 25,26,27 25,26,27 14,15,16 22,23 28,29 28, ,25 30,31 30, ,27 32,33 32, ,29 125

141 Lampiran 2. Transkrip Wawancara Nama informan Jabatan : Guryadi, M.Pd. : Kepala Sekolah hari dan tanggal : 23 Juni 2014 Lokasi : SMP Negeri 1 Panjatan 2. Bagaimana cara bapak dalam menganalisa kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisa kebutuhan sekolah? seperti apa bentuknya? 3. Bagaimana cara bapak menganalisa kebutuhan sarana untuk tipe barang yang habis pakai? No. Pertanyaan Jawaban Kode A. Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah selama ini sekolah merencanakan pengadaan sarana prasarana terlebih dahulu dan adakah panitia khusus dalam perencanaan tersebut? Apa dasar pembentukan panitianya? Iya tentu saja direncanakan dan sudah masuk dalam RKAS sekolah dalam tahun anggaran, untuk susunan panitia disekolah ini terdiri dari tim RKAS dan tim belanja tahunan. Dasar pembentukannya ya tinggal kita lihat apa yang diadakan dan berapa nilainya, nanti kan itu ada ketentuan- KS1/23/6 /2014 ketentuan dan prosedurnya Pertama, melihat perbandingan anggaran tahun itu; yang kedua melihat kondisi stok barang atau mungkin inventaris. Beli yang baru mengganti yang lama atau mungkin pengadaan yang murni baru. Untuk prosedur kita sesuaikan dengan kebutuhan guru, karyawan, dan siswa Kita lihat persedian yang masih ada atau sudah habis terpakai dan kita sesuaikan dengan kebutuhan dalam 1 tahun. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 / Bagaimana cara bapak dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? Ya seperti yang telah dijelaskan. Pertama, melihat perbandingan anggaran tahun itu; yang kedua melihat kondisi stok barang atau mungkin inventaris. Beli yang baru mengganti yang lama atau mungkin pengadaan yang murni baru dan kita prioritaskan untuk proses pembelajaran. KS1/23/6 /

142 5. Bagaimana cara bapak dalam memperhitungkan pembiayaan dalam pengadaan sarana dan prasarana disekolah (perolehan dan penentuan sumber dana)? 6. Apakah bapak melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaiamana bentuk pelaksanaannya? Semua dana yang didapat oleh sekolah sendiri itu dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten. Ya tentu saja, kita melakukan pengecekan dalam bentuk evaluasi. B. Penyaluran dan Penggunaan Sarana dan Prasarana 7. Bagaimana cara bapak dalam membentuk penyusunan alokasi sarana dan prasarana yang dilakukan dalam penyaluran sarana dan prasarana? 8. Bagaimana cara bapak dalam mengatur/menjadwalkan pengiriman barang-barang tersebut? Semua itu kita sesuaikan dengan aturan yang ada di RAPBS. Kita sesuaikan dengan RAPBS dan dilakukan oleh tim pengadaan, pengecekkan, dan penerima. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 / Kapankah bapak mengatur penyerahan sarana tersebut dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 10. Apakah bapak melakukan rapat koordinasi terkait dengan pembuatan kode dalam inventarisasi dengan staf lain? Kapan pelaksanaannya? 11. Apakah ada kode khusus yang digunakan oleh sekolah dalam proses inventarisasi? Seperti apa bentuknya? Semua itu kita laksanakan setelah semua barang tersedia dan kita serahkan kepada pihak penerima, yaitu Pak Tarmo, Pak Budi Wardoyo, dan Ibu Mindarsih. Tentu saja kita melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu dengan pihak sarana prasarana, pelaksanaanya pada awal tahun ajaran. Ada dan semuanya berbentuk kartu barang. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

143 12. Apakah bapak memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Seperti apa bentuk informasi tersebut? 13. Apakah bapak membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? Bagaimana prosedur penggunaannya tersebut? 14. Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana proses jadwal tersebut tersusun? 15. Apakah bapak sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? Tentu saja iya, setiap sarana prasarana yang ada kan pasti ada pengelola barang misalnya lab ya. Lab itu kan pasti ada kepala unit lab nya atau laborannya. Ada ketua lab, ada laboran, ada guru mapel IPA. Guru mata pelajaran IPA itu biasanya sangat dibantu oleh laborannya. Dalam konteks penggunaan barang di lab yang paling tahu ya hanya laborannya. Kalau untuk perpustakaan kan ada Kepala Unit Perpustakaan dan ada pustakawannya. Ka perpus kan tidak harus pustakawan. Kepala perpus itu kan hanya sertifikasi sebagai Kepala Perpustakaan tapi ya dibantu oleh seorang pustakawan yang mengelola dan betul-betul mengerti menganai semua hal dalam perpustakaan sehingga semua menjadi terstruktur. Ada dalam konteks waktu, waktu membutuhkan pelayanan pasti ada penjelasan secara umum. Ya, pertama kita mengisi surat permohonan untuk penggunaan sarana, kuasa penggunaan barang, dan disposisi penggunaan aset. Tentu saja sudah, proses pembuatan saya serahkan kepada pihak kurikulum yang menyusun jadwal dan saya tinggal menyetujui jadwal tersebut. Sudah, semua sarana prasarana yang ada sudah disesuaikan dengan kegiatan pokok di sekolah ini. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

144 16. Bagaimana cara bapak mengelola penggunaan sarana dan prasarana? Apakah ada personil khusus yang dibentuk dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 17. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang bapak berikan kepada petugas sarana dan prasarana? Saya bekerjasama dengan bagian sarana prasarana dan menyerahkan semuanya kepada pihak-pihak yang menggunakannya yang bertanggunggjawab secara langsung. Tentu saja ada, bentuk pelatihan tersebut berupa pelatihan atau workshop untuk para guru dan karyawan. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 C. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 18. Bagaimana bapak Include dengan penggunaan mengelola pemeliharaan ketika barang yang digunakan sarana dan prasarana yang maka dari awal telah dilakukan dimiliki? pemeliharaan dengan adanya pemeriksaan periodik bersama pembenahan, jika terjadi kerusakan juga kita reparasi. KS1/23/6 / Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 20. Bagaimana bapak mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 21. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? Tentu saja semua warga sekolah ikut bertanggungjawab dalam pemeliharaan sarana prasarana sekolah. Untuk aset-aset penting kita letakkan di ruang kepala sekolah agar tidak sembarang orang yang dapat menggunakannya, untuk barang-barang lainnya kita letakkan diruang gudang, dan kita juga masih kekurangan tempat untuk menyimpan peralatan praktik laboratorium. Untuk alat-alat elektronik kita menyimpan nya di ruang kepala sekolah agar tidak sembarangan orang yang memakainya dan tidak cepat rusak juga, untuk sarana yang lain kita simpan di tempat-tempat penyimpanan yang sudah disediakan mbak. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

145 22. Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut dan kapan pelaksanaannya? 23. Apakah sarana prasarana yang rusak mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh bapak? 24. Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? Jika ada, darimana dana tersebut diperoleh? 25. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 26. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? Iya mbak, bentuk perawatannya berupa pengecekkan saja dan kita lakukan setiap 3 bulan sekali. Tentu saja kita langsung perbaiki semua sarana prasarana yang rusak tetapi kita juga harus menyesuaikan dengan kondisi dana yang kita miliki. Penanganan yang kita lakukan jika ada meja kursi yang patah atau rusak ringan kita perbaiki sendiri, dan untuk peralatan elektronik kita memanggil teknisi dari luar. Ada, dari dana BOS regular, BOSDA, dan BPBD Kabupaten. Kita melakukan pengecekan terhadap sarana prasarana dan pengecekan tersebut kita lakukan setiap hari. Untuk pemeliharaan yang bersifat pencegahan kita biasanya memberikan kapur barus untuk arsip-arsip penting yang kita ketakkan ditempat khusus agar tidak dimakan rayap atau ngengat, untuk computer kita pasang anti virus agat tidak tedeteksi virus, dan masih banyak lg. Untuk pelaksanaannya kita lakukan setiap 3 bulan sekali. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

146 27. Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki? D. Pengendalian/Pengawasan 28. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 29. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 30. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 31. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? Kita menjaga komunikasi secara baik saja agar tetap terjalin kerjasama yang baik. Tentu saja, bentuknya saya melakukan pemantauan terhadap jalannya pengadaan sarana prasarana sekolah dan evaluasi terhadap program tersebut. Ada, yaitu masih terbatas pada dana yang dimiliki oleh sekolah. Cara mengatasinya kita cukup belajar dari pengalaman saja harus seperti apa mbak. Ya, ada instrument yang kita gunakan dalam melakukan pengawasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selama ini tidak ada mbak.. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

147 32. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 33. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan program pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? Iya mbak, kita selalu melakukan rapat koordinasi program pemeliharaan sarana prasarana untuk memantau apakah masih optimal atau tidak, dan kita melakukan penghapusan jika ada. Ada, hambatan yang kita hadapi yaitu tidak adanya dana untuk melakukan pemeliharaan serta tidak adanya teknisi yang bertanggungjawab untuk tempat aset-aset sekolah. KS1/23/6 /2014 KS1/23/6 /

148 Nama informan Jabatan : Sahudi hari dan tanggal : 26 Juni 2014 Lokasi : Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana : SMP Negeri 1 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode A. Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah dalam perencanaan sarana dan prasarana ada panitia khusus dalam perencanaan tersebut? Apa dasar pembentukan dalam panitia perencanaan tersebut? Ada mbak, sekolahan yang menunjuk siapasiapa saja yang akan menjadi panitianya. WKS1/26 /6/ Bagaimana cara kepala sekolah dalam menganalisa kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisa kebutuhan sekolah? seperti apa bentuknya? 3. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menganalisa kebutuhan sarana untuk tipe barang yang habis pakai? 4. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? 5. Bagaimana cara kepala sekolah dalam memperhitunngkan pembiayaan dalam pengadaan sarana dan prasarana disekolah (perolehan dan penentuan sumber dana)? 6. Apakah kepala sekolah melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Semua kebutuhan harus disesuaikan dengan jumlah siswa/yang harus disepakati. Untuk prosedur tidak ada prosedur tertentu mbak hanya dilakukan setiap awal tahun pelajaran saja. Kepala sekolah menganalisis kebutuhan secara umum saja apa yng sekiranya dibutuhkan maka kita adakan segera dengan melihat persediaan dana yang ada. kepala sekolah hanya memprioritaskan kebutuhan sekolah untuk proses belajar mengajar saja yang pokok mbak. Untuk masalah dana, kepala sekolah menggunakan biaya dari BOS untuk keperluan/kebutuhan sekolah. Tentu saja mbak, kepala sekolah melakukan evaluasi untuk kebutuhan pengadaan sarana prasarana. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/

149 B. Penyaluran dan Penggunaan Sarana dan Prasarana 7. Bagaimana cara kepala sekolah dalam membentuk penyusunan alokasi sarana dan prasarana yang dilakukan dalam penyaluran sarana dan prasarana? Kepala sekolah menetapkannya sesuai hasil mufakat dalam rapat dan tentunya sesuai dengan kebutuhan 8. Bagaimana cara kepala sekolah dalam mengatur/menjadwalkan pengiriman barang-barang tersebut? 9. Kapankah kepala sekolah mengatur penyerahan sarana tersebut dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 10. Apakah kepala sekolah melakukan rapat koordinasi terkait dengan pembuatan kode dalam inventarisasi dengan staf lain? Kapan pelaksanaannya? 11. Apakah ada kode khusus yang digunakan oleh sekolah dalam proses inventarisasi? Seperti apa bentuknya? sekolah. Kepala sekolah menggunakan skala prioritas mbak untuk jadwal pengiriman atau distribusi. Dalam rapat rencana pengadaan kepala sekolah akan membentuk tiga buah tim yaitu panitia perencanaan, panitia pengadaan, dan panitia pengecekan barang. setelah barang ada ya sesegera mungkin untuk didistribusikan. Kode inventarisasi itu biasanya hanya mengikuti saja kode yang sudah ada sejak dulu jadi tinggal meneruskan saja. Kode biasanya memuat tanggal pembelian, jenis barang dan nomor urut barang. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/ Apakah kepala sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Seperti apa bentuk informasi tersebut? 13. Apakah kepala sekolah membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? Bagaimana prosedur penggunaannya tersebut? Iya. ya contohnya seperti tata tertib penggunaan fasilitas sekolah serta sanksi yang diberikan jika melanggar. Ya itu tadi adanya tata tertib fasilitas sekolah yang tentunya mengajak seluruh warga sekolah untuk bersama-sama menjaga dan memelihara fasilitas sekolah. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/

150 14. Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana proses jadwal tersebut tersusun? 15. Apakah kepala sekolah sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? 16. Bagaimana cara kepala sekolah mengelola penggunaan sarana dan prasarana? Apakah ada personil khusus yang dibentuk dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 17. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang kepala sekolah berikan kepada petugas sarana dan prasarana? Jika ya, seperti apa pelatihannya? Jika tidak, apa alasannya? C. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 18. Bagaimana kepala sekolah mengelola pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki? 19. Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 20. Bagaimana kepala sekolah mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? Iya.. jika untuk barang yang terbatas jumlahnya maka akan digunakan secara bergiliran per kelas. Ya, karena sekolah ini kan rohnya di pembelajaran. Jadi pendidikan apapun pasti pemerannya adalah keberhasilan program pembelajaran dan arahnya pasti akan menuju kesana. Kepala sekolah memberikan bimbingan dan arahan mengenai bagaimana cara menggunakan fasilitas sekolah dengan baik dan turut memelihara. personil khususnya ya pak bon yang ditugaskan secara khusus untuk mengurus fasilitas seperti taman, kebun, dan halaman. kalau untuk lab ada penjaga lab Ya. biasanya kepala sekolah mengikutsertakan laboran dan pustakawan dalam kegiatan diklatdiklat untuk meningkatkan skill laboran. Kepala sekolah selalu membimbing dan mengarahkan lewat amanat kepala sekolah sewaktu upacara bendera untuk senantiasa menjaga kelestarian fasilitas sekolah. Semuanya dihimbau untuk ikut memelihara fasilitas sekolah. Kepala sekolah memberikan pengarahan dalam penyimpanan dan pengamanan barang. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/

151 21. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 22. Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut dan kapan pelaksanaannya? 23. Apakah sarana prasarana yang rusakk mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh bapak? 24. Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? 25. Bagaimana usaha kepala sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? 26. Bagaimana usaha kepala sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? 27. Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki? Ditempatkan di gudang penyimpanan, dihindarkan dari hama perusak. kalau fasilitas itu berupa buku atau peralatan lab maka ditempatkan pada lemari penyimpanan. Ya. sekolah melakukan pengecekan rutin terhadap fasilitas sekolah per bulan Tentu saja mbak,,,tetapi sebelum melakukan perbaikan kita melakukan musyawarah dilu dengan staf pengelola yang terkait. Ada mbak,,,dana yang digunakan yaitu dana rehab kita ambil dari dana BOS. Kepala sekolah mendahulukan yang kotor untuk pemeliharaan yang bersifat pengecekkan dan dilakukan setiap 2 tahun sekali mbak. Kepala sekolah mengecek kebersihan tempat atau ruang penyimpanan dan kebersihan sarana prasarana yang ada. Untuk kerjasama kita tidak ada kerjasama khusus dengan pihak luar sekolah, hanya saja jika ada sarana prasarana yang rusak dan tidak bisa kita tangani kita memanggil teknisi khusus dari luar. selama ini kita hanya memanfaatkan tenaga yang ada saja mbak. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/

152 D. Pengendalian/Pengawasan 28. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 29. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dalam melakukan perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 30. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 31. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dalam melakukan penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 32. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 33. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dalam melakukan program pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? Iya mbak, tetapi bentuk pengawasan dan evaluasinya hanya controling saja. Ada mbak, hambatan yang kita hadapi yaitu berupa dana dan hanya menggunakan dana BOS. Dana yang terbatas membuat sekolah harus meminimalisir penggunaan dana. Iya mbak, berupa controlling dan audit sistem dari instansi inspektorat/bpk. Tidak ada mbak. Iya mbak, ada tim auditnya. Tim audit tersebut datang langsung untuk mengawasi. Selama ini tidak ada. WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/2014 WKS1/26 /6/

153 Nama informan Jabatan : Sumardi Idris : Komite Sekolah hari dan tanggal : Jum at, 8 Agustus 2014 Lokasi : SMP Negeri 1 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah Tentu saja, setiap ada rapat KMS1/8/8 melibatkan komite sekolah khususnya rapat tahunan /2014 dalam membentuk panitia untuk membentuk RKAS khusus dalam perencanaan atau RAPBS pasti pengadaan sarana dan melibatkan komite. prasarana? Untuk dasar Apa dasar pembentukan panitia tersebut? pembentukannya tentu saja dipilih yang berkompeten dan berhubungan dengan perencanaan pengadaan tersebut. 2. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menganalisis kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisis kebutuhan sekolah? 3. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menganalisa kebutuhan fasilitas untuk tipe barang yang habis pakai? 4. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? Tentu saja, biasanya dalam rapat akan didiskusikan bersama, dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat. Kalau untuk prosedur khususnya saya rasa tidak ada ya, akan tetapi ya itu harus selalu mengikuti tradisi yang telah lama ada yaitu berdasarkan skala prioritas kebutuhan. jadi yang mana yang lebih penting dan urgent untuk kebutuhan sekolah maka barang itulah yang diadakan terlebih dahulu. Selalu, ya baik barang habis pakai ataupun tidak habis pakai ya semuanya dibahas bersama-sama dengan kami dalam rapat. Saya kira jawabannya ya seperti itu tadi, kepala sekolah selalu melibatkan kami gitu ya mbak ya.. KMS1/8/8 /2014 KMS1/8/8 /2014 KMS1/8/8 /

154 5. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam memperhitungkan pembiayaan dalam pengadaan sarana prasarana sekolah (perolehan dana dan penentuan sumber dana)? 6. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? 7. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Jika ya, bagaimana bentuk pengawasannya? Jelas. terlebih yang berhubungan dengan pembiayaan tentulah dimusyawarahkan dengan komite juga. Untuk konteks evaluasi kami menerima bukti pengadaan sarana prasarana yang tentunya juga langsung digunakan oleh sekolah ya. Iya selalu melibatkan ya, karena kami juga mempunyai tugas untuk menyampaikan ke stakeholder bagaimana tentang penggunaan dana iuran komite untuk apa saja, tentunya kami juga harus bisa memberikan saran dan masukan yang baik bagi sekolah. Kalau bentuk pengawasannya kami mengontrol lewat laporan pertanggung jawaban. KMS1/8/8 /2014 KMS1/8/8 /2014 KMS1/8/8 /

155 Nama informan Jabatan : R. Nanang Widiantoro : Staf Tata Usaha hari dan tanggal : Kamis, 26 Juni 2014 Lokasi : SMP Negeri 1 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Penyaluran Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah melibatkan staf tata usaha dalam penyusunan alokasi sarana prasarana dalam penyaluran sarana prasarana? Bagaimana bentuk penyusunan alokasi sarana prasarana tersebut? Untuk penyaluran sarana dan prasarana biasanya dari orang yang ditunjuk untuk membeli langsung menyerahkan kepada bagian yang sesuai dengan bidang tujuan barang itu nantinya akan dipergunakan, akan tetapi sebelumnya dimasukkan dalam buku inventaris terlebih dahulu, ya kami ini yang diserahi tugas untuk melaksanakan kegiatan ST1/26/6/ Apakah kepala sekolah melibatkan staf TU dalam mengatur / menjadwalkan pengiriman sarana prasarana? Bagaimana bentuk aturan tersebut? 3. Apakah kepala sekolah melibatkan staf tata usaha dalam mengatur penyerahan sarana prasarana sekolah dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 4. Apakah kepala sekolah melibatkan staf TU dalam melakukan pengawasan terhadap penyaluran sarana prasarana sekolah? tersebut. Penempatan itu kan sudah ditetapkan sewaktu akan membeli atau mengadakan barang tersebut, jadi ya kita manut saja. pokoknya setelah barang itu dibeli ya diinventarisir terlebih dahulu. Kalau mbak tanya kapan ya pasti setelah barang itu ada langsung diserahkan kepada tempat yang membutuhkan fasilitas tersebut tentu saja setelah kami catat dalam buku induk inventaris sekolah. Iya. kalau kami kan hanya sebatas diberi tugas oleh kepala sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap sarana prasarana sekolah lewat kegiatan inventarisasi barang. ST1/26/6/ 2014 ST1/26/6/ 2014 ST1/26/6/

156 Nama informan : Kuwat, S.Pd Jabatan : Guru IPA hari dan tanggal : 27 Juni 2014 Lokasi : SMP Negeri 1 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Penyaluran Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah memberikan informasi penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Ya ada, semua peraturan penggunaan alat praktikum sudah tercantum pada tata tertib penggunaan peralatan. GR1/27/6/ Apakah kepala sekolah membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? Bagaimana prosedur penggunaannya tersebut? Ya tinggal koordinasi saja dengan petugas lab dan guru mata pelajaran yang akan menggunakan tempat, paling tidak setiap kelas menggunakan 1 minggu sekali. GR1/27/6/ Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana proses jadwal tersebut tersusun? 4. Apakah kepala sekolah sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? 5. Bagaimana cara kepala sekolah mengelola penggunaan sarana dan prasarana? Apakah ada personil khusus yang dibentuk dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 6. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang kepala sekolah berikan kepada petugas sarana dan prasarana? Sudah, semua sudah diserahkan kepada bagian kurikulum yang mengatur jadwal, kita tinggal koordinasi dengan petugasnya saja. Sejauh ini sudah sesuai namun masih belum maksimal dalam penggunaan peralatan praktikum, pasalnya para siswa dituntut kehati-hatiannya dalam menggunakan peralatan praktikum mengingat harganya yang tidak murah. Kepala sekolah bekerjasama dengan petugas yang diberi tanggungjawab untuk mengelola penggunaan sarana prasarana, walaupun secara tertulis untuk petugas itu ada tetapi secara teknis kami belum memiliki petugas khusus dalam mengelola laboratorium ini jadi hanya guru IPA saja. Ada mbak tetapi hanya bersifat pembimbingan tentang cara penggunaan peralatan praktikum saja. GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/

157 7. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana kepala sekolah mengelola pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki? 2. Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Bagaimana kepala sekolah mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 4. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? Selama ini tidak ada pengawasan langsung dari pengawas sekolah, tetapi kepala sekolah juga tidak terjun langsung untuk mengawasi. Jadi, kepala sekolah hanya menerima laporan saja dari petugas yang diberi tanggungjawab mengelola ruangan tersebut. Kepala sekolah bekerjasama dengan pihak pengelola yang terkait atau bertanggung jawab pada bidangnya. Hanya guru IPA saja karena belum ada petugas khususnya dan hanya bersifat tertulis saja. Semua peralatan yang telah digunakan wajib dikembalikan ke tempat semula, dalam hal ini kita mendapatkan kendala yaitu peralatan masih belum bisa tertata baik karena terbatasnya tempat penyimpanan. Semua alat praktikum disimpan dalam lemari yang ada di ruang gudang laboratorium. GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut dan kapan pelaksanaannya? 6. Apakah sarana prasarana yang rusakk mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh kepala sekolah? Tentu saja,perawatan kita laksanakan setiap 2 kali / semester diawal dan akhir, bentuk perawatannya kita kelompokkan dari ringan, sedang, dan berat. Iya mbak tergantung tingkat kerusakannya barang yaitu ringan, sedang, atau berat. GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/

158 7. Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? 8. Bagaimana usaha kepala sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 9. Bagaimana usaha kepala sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 10. Bagaimana bentuk kerjasama antara kepala sekolah dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki?.11. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan tersebut? Seharusnya ada tetapi belum ada dan belum maksimal karena berhubungan dengan jasa (tidak ada dananya). Hanya melakukan pengelompokkan alat saja setiap 2 kali dalam 1 semester (awal dan akhir). Kita mengecek ulang perlengkapan yang kita miliki, terutama utk alat-alat praktikum beri pencegahan seperti pelumas agar tidak berkarat dan tetap mudah digunakan. waktu pelaksanaannya tentu saja setiap 2 kali dalam 1 semester (awal dan akhir). Kalau bentuk kerjasama dengan pihak dari luar sekolah kita belum ada dan kita hanya memanfaatkan tenaga staf dan guru untuk saling bekerjasama dalam melakukan program pemeliharaan sarana prasarana yang ada. Iya, tetapi tidak selalu mbak. untuk pembelajaran sendiri dilakukan 3 kali dalam seminggu. sejauh ini belum ada komentar karena belum ada pengawas yang memantau untuk memberi masukan. GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/ 2014 GR1/27/6/

159 Nama informan Jabatan : Suparno, S.Pd. : Kepala Sekolah hari dan tanggal : 30 Juni 2014 Lokasi : SMP Negeri 2 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode A. Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah dalam perencanaan sarana dan prasarana ada Ya. Dasar pembentukannya dengan melihat siapa saja yang KS2/30/6/ 2014 panitia khusus dalam bersangkutan langsung dan perencanaan tersebut? tentunya memiliki peran dalam Apa dasar pembentukan keberadaan sarpras sekolah. dalam panitia perencanaan tersebut? 2. Bagaimana cara bapak dalam menganalisa kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisa kebutuhan sekolah? seperti apa bentuknya? 3. Bagaimana cara bapak dalam menganalisa kebutuhan sarana untuk tipe barang yang habis pakai? 4. Bagaimana cara bapak dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? 5. Bagaimana cara bapak dalam memperhitunngkan pembiayaan dalam pengadaan sarana dan prasarana disekolah? 6. Apakah bapak melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Dengan melaksanakan rapat perencanaan bersama-sama dengan staf, guru, dan komite sekolah dalam rapat tahunan sekolah. Prosedur khusus tidak ada, semua berdasarkan keputusan rapat. Itu saya serahkan kepada pengelola barang pada masingmasing bagian, jika habis atau hampir habis, segera melapor. Ditentukan dengan prioritas kebutuhan barang. Dalam perencanaan pengadaan barang, selain memprhitungkan tingkat prioritas kebutuhan barang tentunya juga menyesuaikan dengan dana yang dimiliki sekolah. Iya. dengan cara melakukan pengecekan keberadaan serta kondisi barang yang diadakan. jika ada yang rusak maka bisa dikembalikan. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/

160 B. Penyaluran dan Penggunaan Sarana dan Prasarana 7. Bagaimana cara bapak dalam membentuk penyusunan alokasi sarana dan prasarana yang dilakukan dalam penyaluran sarana dan prasarana? Alokasi sarana prasarana yaitu dengan melihat rasio barang yang dimiliki dengan jumlah murid yang menggunakan barang tersebut. jika jumlahnya masih kurang maka dilakukan sistem penggiliran penggunaan 8. Bagaimana cara bapak mengatur/menjadwalkan pengiriman barang-barang tersebut? 9. Kapankah bapak mengatur penyerahan sarana tersebut dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 10. Apakah bapak melakukan rapat koordinasi terkait dengan pembuatan kode dalam inventarisasi dengan staf lain? 11. Apakah ada kode khusus yang digunakan oleh sekolah dalam proses inventarisasi? Seperti apa bentuknya? sarana. Barang setelah diadakan sesegera mungkin ditempatkan dan disimpan dengan baik agar selalu siap ketika akan digunakan. Setelah dibeli, barang akan dicatat dan langsung diserahkan ke masing-masing personil pengelola barang. Biasanya tinggal meneruskan kode inventaris lama. Tidak. semuanya standar aja yaitu memuat tanggal pembuatan/pembelian, nomor urut, dan jenis barang. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ Apakah bapak memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Seperti apa bentuk informasi tersebut? 13. Apakah bapak membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? Bagaimana prosedur penggunaannya tersebut? Iya. saya buat tata tertib dan sanksi khusus jika melanggar. Ya. saya mengarahkan kepada pengelola untuk membuat tata tertib. misalnya di lab IPA ya, saya akan meminta laboran atau guru IPA untuk membuat tata tertib penggunaan lab untuk kemudian saya baca dan saya tekken. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/

161 14. Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? 15. Apakah bapak sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? 16. Bagaimana cara bapak mengelola penggunaan sarana dan prasarana? Apakah ada personil khusus yang dibentuk dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 17. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang bapak berikan kepada petugas sarana dan prasarana? Ya. sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal penggunaan untuk barang yang dilakukan bergiliran. Tentu saja menyesuaikan, Semua penggunaan sarana prasarana yang kita gunakan untuk pembelajaran selalu dikaji, nanti sarana dan prasarana yang sudah ada itu istilahnya menunjang KBM atau tidak, jika menunjang maka perlu penataan atau evaluasi kalau sekiranya tidak menunjang untuk pengadaannya tidak jadi diadakan. Dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana kita menyerahkannya kepada petugas yang bertanggung jawab pada bidangnya masingmasing.petugas khusus ada, seperti pembagian struktur organisasi lab, perpus, dan sarpras yang lain, misal untuk cleaning service kan ada tugasnya masing-masing Ya. saya mengirim laboran untuk mengikuti diklat di kabupaten. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 C. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 18. Bagaimana bapak mengelola pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki? Pemeliharaan, saya secara langsung mengecek ke lapangan dan juga mengontrol lewat buku inventaris. KS2/30/6/ Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? Ada petugas khusus untuk pemeliharaan sarana prasarana sekolah tetapi diharapkan semua warga sekolah turut memiliki kesadaran untuk turut menjaga serta memelihara sarana prasarana sekolah. KS2/30/6/

162 20. Bagaimana bapak mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 21. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 22. Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut? 23. Apakah sarana prasarana yang rusak mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh bapak? 24. Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? 25. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? 26. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? Untuk penyimpanan saya serahkan kepada si pengelola barang. ditempatkan di tempat yang aman dari pengrusakan dan kemungkinan hilang. Penyimpanan sarana sekolah di tempat masing-masing. peralatan lab ya di lab, peralatan olahraga ya di ruang alat olahraga. Melalui pengecekan rutin. ada yang per minggu, per bulan maupun per semester. Kalau srana prasarana sekolah ada yang rusak maka kami akan sesegera mungkin untuk melakukan perbaikan sebelum sarana tersebut semakin rusak semakin parah. tentunya jika sudah tersedia dana untuk perbaikan. Ada dana khusus untuk perbaikan yang sudah dicantumkan dalam RKAS sudah ada dana perbaikan Saya mengecek sarpras lewat laporan-laporan yang diberiken kepada saya. Sarana prasarana yang dimiliki, selain disimpan setelah digunakan juga harus selalu dicek dan dipelihara dari kerusakan. Pencegahan biasanya saya memberikan arahan misal untuk menaruh kapur barus pada buku-buku agar tidak lembap. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/

163 27. Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki? D. Pengendalian/Pengawasan 28. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 29. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 30. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 31. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan penyaluran sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut? Kerjasama dengan pengelola sarpras ya melalui koordinasi bagaimana supaya kita semua mau dan mampu untuk menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang dimiliki. Selalu. Dalam pengadaan tentunya barang yang diterima tidak selalu dalam keadaan yang baik dan sesuai dengan criteria sekolah, makanya pengecekan itu perlu, jika ada barang yang tidak sesuai maka bisa ditukar atau dikembalikan. Tentu ada, terutama pada aspek dana. Dana yang terbatas membuat sekolah memiliki sarana yang jumlahnya masih kurang sehingga dalam penggunaannya ya masih harus bergiliran. Kemudian terkadang ketika membeli barang tetapi barang yang dikirim kurang sesuai dengan yang diinginkan, maka sekolah akan menggantinya dengan yang baru. Ya. lewat buku induk barang. Selama ini untuk pendistribusian tidak mengalami hal yang berarti. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/

164 32. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 33. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan program pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? Ya. saya meminta untuk laborat, perpus, maupun kelas untuk dibuatkan ceklis kegiatan pemeliharaan sarana yang diisi per bulan. Ya ada, meskipun saya sudah gembar-gembor kepada muridmurid untuk menjaga dan melestarikan sarana sekolah tetapi terkadang masih ada saja anak yang malah merusak fasilitas sekolah. entah itu disengaja atau tidak, misalnya memecahkan kaca, menghilangkan alat praktek, dan lain lain. Cara untuk mengatasinya sekolah akan memberikan sanksi yang tegas bagi yang melanggar tata tertib sekolah. semua itu kan demi kebaikan bersama. KS2/30/6/ 2014 KS2/30/6/

165 Nama informan : Nugroho Udi Raharjo, S.Pd. Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana hari dan tanggal : 13 Agustus 2014 Lokasi : SMP Negeri 2 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode A. Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah dalam perencanaan Ada yaitu melalui rapat WKS2/13/ sarana dan prasarana ada pleno. 8/2014 panitia khusus dalam Untuk urusan sarana perencanaan tersebut? Apa dasar pembentukan dalam panitia perencanaan tersebut? prasarana tentunya yang kompeten dalam sarana prasarana, komite sekolah, ketua, sekretaris, dan bendahara. 2. Bagaimana cara bapak dalam menganalisa kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisa kebutuhan sekolah? seperti apa bentuknya? 3. Bagaimana cara bapak dalam menganalisa kebutuhan sarana untuk tipe barang yang habis pakai? 4. Bagaimana cara bapak dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? 5. Bagaimana cara bapak dalam memperhitunngkan pembiayaan dalam pengadaan sarana dan prasarana disekolah? 6. Apakah bapak melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Cara menganalisa yaitu dengan menggunakan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan siswa saja mbak. Untuk prosedur kita hanya melihat pada proses KBM (apa yang kurang),dan melihat kebutuhan seharihari. Dengan melihat penyusutan barang pertahunnya. Berdasarkan proses belajar mengajar (KBM) saja mbak. Semua kebutuhan akan sarana prasarana sekolah kita menggunakan dana dari dana BOS. Iya tentu saja, yaitu dengan mengevaluasi semua sumber dari biaya, pelaksanaan, dan lain-lain. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/

166 B. Penyaluran dan Penggunaan Sarana dan Prasarana 7. Bagaimana cara bapak dalam membentuk penyusunan alokasi sarana dan prasarana yang dilakukan dalam penyaluran sarana dan prasarana? yang kompeten. 8. Bagaimana cara bapak dalam mengatur/menjadwalkan pengiriman barang-barang tersebut? 9. Kapankah bapak mengatur penyerahan sarana tersebut dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 10. Apakah bapak melakukan rapat koordinasi terkait dengan pembuatan kode dalam inventarisasi dengan staf lain? Kapan pelaksanaannya? 11. Apakah ada kode khusus yang digunakan oleh sekolah dalam proses inventarisasi? Seperti apa bentuknya? 12. Apakah bapak memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Seperti apa bentuk informasi tersebut? Ada tim belanja sendiri dengan menganalisa kebutuhan dan prioritas kebutuhan, secara fisik dengan membentuk panitia Dengan melihat tanggal terima, cek barang-barang, melihat garansi, pencatatan lalu penyaluran. Langsung kepada masingmasing guru mata pelajaran tiap mapel. Personil yang terlibat antara lain yaitu bidang sarana prasarana, inventaris barang, masing-masing guru yang berkompeten. Ada tetapi langsung diserahkan kepa bagian inventaris untuk mengurus pencatatannya. Ada, yaitu dengan melihat catatan kode khusus dari buku panduan. Tentu saja ada, sesuai guru mata pelajaran untuk manual barang (KIT). WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/ Apakah bapak membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? Bagaimana prosedur penggunaannya tersebut? 14. Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana proses jadwal tersebut tersusun? Ada mbak, di letakkan di tempat penyimpanan barang sesuai dengan coordinator. Sudah mbak, untuk jadwal kita serahkan pada bagian kurikulum yang mengurusi pembuatan jadwal. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/

167 15. Apakah bapak sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? 16. Bagaimana cara bapak mengelola penggunaan sarana dan prasarana? Apakah ada personil khusus yang dibentuk dalam mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 17. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang bapak berikan kepada petugas sarana dan prasarana? C. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 18. Bagaimana bapak mengelola pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki? Tentu saja sudah tetapi tergantung membutuhkan atau menggunakan media/tidak. Bekerjasama dengan pengelola masing-masing yang telah ditunjuk. Sekolah akan membentuk petugas khusus, petugas ini membina kerjasama dengan guru dan siswa agar samasama menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang ada. Dengan tujuan agar supaya setiap warga sekolah merasa memiliki dan bertanggung jawab atas sarana dan prasarana tersebut Ada, untuk petugas inventaris ada pelatihan khusus di tingkat kabupaten dan provinsi. Untuk biaya pemeliharaan kita menggunakan biaya dari BOS (triwulan), untuk sarana prasarana yang rusak kita memanggil teknisi yang sesuai dengan standar SK dari Bupati. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/ Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 20. Bagaimana bapak mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? Petugas yang berhubungan dengan aset, guru mata pelajaran, bagian pembiayaan, tentu saja semua warga sekolah ikut bertanggungjawab dalam program pemeliharaan sarana prasarana sekolah. Di simpan ditempat yang sudah disediakan saja mbak. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/

168 21. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 22. Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut dan kapan pelaksanaannya? 23. Apakah sarana prasarana yang rusak mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh bapak? 24. Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? Jika ada, darimana dana tersebut diperoleh? 25. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 26. Bagaimana usaha bapak dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 27. Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki? D. Pengendalian/Pengawasan 28. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah?bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? Di simpan di almari penyimpanan, etalase di bidang masing-masing Tentu saja, perawatan dilakukan berdasarkan laporan dari penanggungjawab Untuk pelaksanaannya dilakukan secara triwulan. Tidak, melakukan inventarisasi dahulu dan mempertimbangkan skala prioritas mana yang harus diperbaiki terlabih dahulu (KBM lebih utama). Ada dari dana BOS sesuai skala prioritas berasarkan KBM. Untuk pemeliharaan yang bersifat pengecekkan diserahkan pada guru masing-masing saat pemakaian dan dilaksanakan secara triwulan. Dengan menempatkan alat sesuai pengamalan tertentu, untuk ruang TI ada penjaga malam dilakukan secara kontinu. Tidak ada kerjasama dan hanya bekerjasama dengan komite sekolah saja. Iya tentu saja. Bentuk pengawasannya Tim belanja dan petugas invebtaris melaporkan hasil pengadaan sarana prasarana. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/

169 29. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 30. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 31. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dan bapak dalam melakukan penyaluran dan penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah dan kepala sekolah dalam mengatasi hambatan tersebut? 32. Apakah bapak melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? 33. Apakah ada hambatan yang dihadapi sekolah dalam pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana cara sekolah mengatasinya? Ada, karena dalam mencari barang yang dibutuhkan harus mempertimbangkan persediaan dana yang ada. Kepala sekolah berkoordinasi dengan guru mata pelajaran untuk mengawasi penggunaan sarana prasarana dan kepala sekolah hanya menunggu laporan dari guru tersebut. Ada, banyak siswa yang belum mengerti cara menggunakan sarana prasarana tertentu sehingga dikhawatirka akan rusak. Pengawasannya dengan menerima laporan dari guru mata pelajaran saja dan pihak yang bertanggungjawab dalam bidangnya. Ada, program pemeliharaan tersebut diserahkan pada bagian inventaris. WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/2014 WKS2/13/ 8/

170 Nama informan Jabatan : Kamari, M.Pd. : Komite Sekolah hari dan tanggal : 16 Juni 2014 Lokasi : SMP Negeri 2 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Perencanaan Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah Untuk pembentukan panitia, KMS2/16/ melibatkan komite sekolah dalam membentuk panitia khusus dalam perencanaan kami tentunya selalu diikutkan. Dasar pembentukannya 6/2014 pengadaan sarana dan didasarkan pada orang-orang prasarana? yang berhubungan dengan Apa dasar pembentukan fasilitas sekolah yang akan panitia tersebut? diadakan. 2. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menganalisis kebutuhan yang diperlukan oleh sekolah? Apakah ada prosedur tertentu dalam menganalisis kebutuhan sekolah? 3. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menganalisa kebutuhan fasilitas untuk tipe barang yang habis pakai? 4. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam menetapkan analisa dan skala prioritas sarana prasarana? Bagaiamana cara penetapannya? 5. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam memperhitungkan pembiayaan dalam pengadaan sarana prasarana sekolah (perolehan dana dan penentuan sumber dana)? Ya. karena kan kedudukan kami sebagai komite yaitu harus memberikan advice serta support kepada sekolah sekaligus menjadi mediator antara pemerintah dengan masyarakat jadi mau nggak mau ya harus melibatkan komite.analisis kebutuhan sekolah itu didasarkan skala prioritas biasanya mbak. Ya. Pengadaan apapun selalu melibatkan kami. kecuali kalau untuk pengadaan atau perbaikan ringan itu tidak melibatkan kami. Ya..biasanya kami memberikan masukan serta pertimbangan, rekomendasi kepada sekolah. Penetapannya kalau semua sudah setuju atau dengan kata lain telah tercapai mufakat. Tentu saja, karena kami sebagai komite sekolah juga harus mengetahui dana yang dimiliki oleh sekolah itu digunakan untuk apa saja sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah. KMS2/16/ 6/2014 KMS2/16/ 6/2014 KMS2/16/ 6/2014 KMS2/16/ 6/

171 6. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pelaksanaannya? 7. Apakah kepala sekolah melibatkan komite sekolah dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perencanaan pengadaan sarana prasarana sekolah? Jika ya, bagaimana bentuk pengawasannya? Untuk penilaian kembali kami tidak terlibat mbak, kami hanya menerima laporan melalui rapat pleno saja. Ya. yakni dalam kegiatan pengadaan kami akan selalu mengontrol baik melalui dokumen maupun kami tinjau langsung mengenai keberadaan barang tersebut. KMS2/16/ 6/2014 KMS2/16/ 6/

172 Nama informan Jabatan : Sutarno. : Staf Tata Usaha hari dan tanggal : 15 Juli 2014 Lokasi : SMP Negeri 2 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Penyaluran Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah Sebelum barang itu ST2/15/7/ melibatkan staf tata usaha diadakan pastinya telah 2014 dalam penyusunan alokasi ditetapkan pula mana yang sarana prasarana dalam akan diserahi untuk penyaluran sarana prasarana? Bagaimana bentuk penyusunan penempatan barang tersebut. Lha nanti barang alokasi sarana prasarana setelah dibeli akan tersebut? diserahkan kepada kami untuk dicatat dalam buku induk dan kemudian kami salurkan ke lab atau ke kelas, perpustakaan, dan 2. Apakah kepala sekolah melibatkan staf tata usaha dalam mengatur/menjadwalkan pengiriman sarana prasarana? Bagaimana bentuk aturan tersebut? 3. Apakah kepala sekolah melibatkan staf tata usaha dalam mengatur penyerahan saran prasarana sekolah dan siapa saja personil yang terlibat dalam penyerahan tersebut? 4. Apakah kepala sekolah melibatkan staf tata usaha dalam melakukan pengawasan terhadap penyaluran sarana prasarana sekolah? lain-lain. Iya. kami diserahi tugas untuk bagian pencatatan. Bentuknya ya buku induk inventaris sekolah. Ya. ketika barang telah diinventaris lalu ya langsung diserahkan ke bidangnya masing-masing. Kontrol yang dilakukan oleh kepala sekolah lewat kami ya melalui kegiatan inventaris itu. ST2/15/7/ 2014 ST2/15/7/ 2014 ST2/15/7/

173 Nama informan : Mandarsih, S.Pd. Jabatan : Guru IPA hari dan tanggal : 7 Agustus 2014 Lokasi : SMP Negeri 2 Panjatan No. Pertanyaan Jawaban Kode Penyaluran Sarana dan Prasarana 1. Apakah kepala sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana sekolah? Seperti apa bentuk informasi tersebut? Ya tentu saja mbak, karena jika tidak ada informasi bagaimana kita akan menggunakannya. informasi tersebut ada di papan pengumuman, buku pedoman, setiap ruangan yang digunakan untuk GR2/7/8/ Apakah kepala sekolah membuat peraturan khusus dalam penggunaan sarana dan prasarana? 3. Apakah jadwal yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan? Bagaimana proses jadwal tersebut tersusun? 4. Apakah kepala sekolah sudah menyesuaikan penggunaan sarana dan prasarana dengan kegiatan pokok sekolah? 5. Bagaimana cara kepala sekolah mengelola penggunaan sarana dan prasarana? 6. Apakah ada pelatihan dan pengarahan yang kepala sekolah berikan kepada petugas sarana dan prasarana? 7. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? praktikpun ada. Ya tentu saja, untuk prosedur sudah ada di buku pedoman penggunaan mbak. Untuk jadwal 90% sudah terlaksana, dan jadwal diserahkan pada bagian kurikulum. Sudah mbak, sudah sesuai dengan kebutuhan. Diserahkan pada penanggungjawab masingmasing. Personil khusus sesuai petunjuk kepala sekolah. Ada pelatihan bagi petugas, untuk penanggungjawab lab. IPA ada pelatihan di UNY jumlah jam 100. Iya, selain kepala sekolah juga ada pengawas sekolah yang turut melakukan evaluasi terhadap penggunaan sarana prasarana dan dilakukan setiap 1 semester 1 sampai 2 kali. GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/

174 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana kepala sekolah mengelola pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki? 2. Siapa saja personil yang terlibat dalam program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Bagaimana kepala sekolah mengatur penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 4. Bagaimana bentuk penyimpanan sarana prasarana yang dimiliki sekolah? 5. Apakah sekolah melakukan perawatan sarana prasarana yang dimiliki secara berkala? Bagaimana bentuk perawatan tersebut dan kapan pelaksanaannya? 6. Apakah sarana prasarana yang rusak mendapat penanganan yang cepat? Seperti apa bentuk penanganan yang dilakukan oleh kepala sekolah? Kepala sekolah melakukan kalibrasi alat dan perbaikan terhadap sarana prasarana yang rusak. Seluruh warga sekolah turut bertanggung jawab atas penggunaan sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah dan tidak terkecuali. Disimpan di almari atau rak penyumpanan yang sudah disediakan, dan di gudang penyimpanan alat-alat. Di simpan di gudang penyimpanan sarana prasarana saja dan untuk alat-alat elektronik disimpan di ruang AVA. Tentu saja, dengan cara membersihkan tempat penyimpanan sarana prasarana, mengecat gedung sekolah, perawatan halaman sekolah, dan lain-lain. pelaksanaannya setiap Triwulan. Tidak mbak, karena kita melihat dahulu persedian dana yang ada, karena harus sesuai dana. GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/ Apakah ada dana khusus yang disediakan kepala sekolah untuk perbaikan sarana prasarana yang rusak? Semua dana yang kita gunakan dari dana BOS mbak tidak ada yang lain. GR2/7/8/ Bagaimana usaha kepala sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pengecekan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kepala sekolah melakukan pengamatan/pengecekkan saja terhadap sarana prasarana yang dimiliki. GR2/7/8/ Bagaimana usaha kepala Kepala sekolah melakukan GR2/7/8/2 159

175 sekolah dalam dalam program pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah? Kapan waktu pelaksanaannya? 10. Bagaimana bentuk kerjasama antara kepala sekolah dan petugas lain mengenai program pemeliharaan sarana prasarana yang dimiliki?.11. Apakah kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana prasarana sekolah? Bagaimana bentuk pengawasan dan evaluasi tersebut? pembersihan terhadap tempat-tempat penyimpanan dan perawatan berkala khususnya terhadap alat-alat elektronik dan alat-alat praktikum agar tidak cepat rusak. Kepala sekolah melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam melakukan program pemeliharaan sarana prasarana sekolah. Tentu saja, yaitu dengan cara kepala sekolah melihat laporan-laporan pertanggungjawaban dari masing-masing pengelola yang bertanggungjawab dibidangnya dan kemudian melakukan supervisi terhadap program pemeliharaan sarana prasarana sekolah. 014 GR2/7/8/2 014 GR2/7/8/

176 Keterangan 1. KS1/23/6/2014 : Kepala Sekolah SMP N 1 Panjatan pada tanggal 23 Juni KS2/30/6/2014 : Kepala Sekolah SMP N 2 Panjatan pada tanggal 30 Juni WKS1/26/6/2014 : Wakil Kepala Sekolah SMP N 1 Panjatan pada tanggal 26 Juni WKS2/13/8/2014 : Wakil Kepala Sekolah SMP N 2 Panjatan tanggal 13 Agustus KMS1/8/8/2014 : Komite Sekolah SMP N 1 Panjatan pada tanggal 8 Agustus KMS2/16/6/2014 : Komite Sekolah SMP N 2 Panjatan pada tanggal 16 Juni ST1/26/6/2014 : Staf Tata Usaha SMP N 1 Panjatan pada tanggal 26 Juni ST2/15/7/2014 : Staf Tata Usaha SMP N 2 Panjatan pada tanggal 15 Juli GR1/27/6/2014 : Guru IPA SMP N 1 Panjatan pada tanggal 27 Juli GR2/7/8/2014 : Guru IPA SMP N 2 Panjatan pada tanggal 7 Agustus

177 Lampiran 3. Hasil Observasi Nama Sekolah: SMP Negeri 1 Panjatan No Aspek yang diamati Tanggal Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan 1 Peranan kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah 23 Juni 2014 Penunjukan petugas panitia dilakukan dengan baik, yakni menunjuk orang yang bersangkutan dengan sarana prasarana Analisa terhadap sarana prasarana berdasarkan ketersediaan dan kondisi barang yang ada di sekolah pada saat ini. Penentuan skala prioritas, mendahulukan yang lebih penting dan mendesak terlebih dahulu Penentuan sumber dana, menyesuaikan dengan dana yang dimiliki Kepala sekolah melakukan penilaian kembali terhadap sarana prasarana yang diadakan Penyusunan alokasi sarana prasarana berdasarkan jumlah barang yang dimiliki dibandingkan dengan rasio 2 Peranan kepala sekolah dalam penyaluran dan penggunaan sarana dan prasarana jumlah siswa. 23 Juni 2014 Pengiriman sarana prasarana dilakukan setelah sarana prasarana dicatat dalam buku inventaris oleh petugas. Penyerahan sarana prasarana dilaksanakan sesegera mungkin kepada bidang masing-masing. Inventarisasi sarana prasarana dilakukan oleh petugas bagian inventaris barang dan diawasi oleh kepala sekolah. Informasi penggunaan sarana prasarana tersedia. Jadwal penggunaan sarana prasarana dilakukan dengan bergilir atau bergantian pada sarana dan prasarana yang terbatas jumlahnya. Kegiatan pokok sekolah terlaksana 162

178 3 Peranan kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Pemeliharaan sarana prasarana dengan baik karena sarana dan prasarana dalam kondisi siap sedia. Personil penggunaan sarana prasarana merupakan semua warga sekolah Pengaturan sarana prasarana ditetapkan oleh pertimbangan kepala sekolah. 23 Juni 2014 Kepala sekolah mengarahkan staf pengelola sarpras agar melakukan perawatan terhadap sarana prasarana Kepala sekolah menghimbau kepada semua warga sekolah agar turut memelihara sarana prasarana. 4 Peranan kepala sekolah dalam pengawasan sarana prasarana. 23 Juni 2014 Pengawasan dalam perencanaan sarana prasarana dilakukan melalui pengecekan rutin serta mengecek laporan yang masuk. Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam penyaluran dan penggunaan sarana prasarana Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam pemeliharaan sarana prasarana. 163

179 Nama Sekolah: SMP Negeri 2 Panjatan No Aspek yang diamati 1 Peranan kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah Tanggal Deskripsi Hasil Pengamatan Pengamatan 30 Juni 2014 Penunjukan petugas panitia dilakukan dengan baik, yakni menunjuk orang yang bersangkutan dengan sarana prasarana Analisa terhadap sarana prasarana berdasarkan ketersediaan dan kondisi barang yang ada di sekolah pada saat ini. Penentuan skala prioritas, mendahulukan yang lebih penting dan mendesak terlebih dahulu Penentuan sumber dana, menyesuaikan dengan dana yang dimiliki Kepala sekolah melakukan penilaian kembali terhadap sarana prasarana yang diadakan Penyusunan alokasi sarana prasarana berdasarkan jumlah barang yang dimiliki dibandingkan dengan rasio jumlah siswa. 2 Peranan kepala sekolah dalam penyaluran dan penggunaan sarana dan prasarana 30 Juni 2014 Pengiriman sarana prasarana dilakukan setelah sarana prasarana dicatat dalam buku inventaris oleh petugas. Penyerahan sarana prasarana dilaksanakan sesegera mungkin kepada bidang masing-masing. Inventarisasi sarana prasarana dilakukan oleh petugas bagian inventaris barang dan diawasi oleh kepala sekolah. Informasi penggunaan sarana prasarana tersedia. Jadwal penggunaan sarana prasarana dilakukan dengan bergilir atau bergantian pada sarana dan prasarana yang terbatas jumlahnya. Kegiatan pokok sekolah terlaksana dengan baik karena sarana dan prasarana dalam kondisi siap sedia. 164

180 Personil penggunaan sarana prasarana merupakan semua warga sekolah Pengaturan sarana prasarana ditetapkan oleh pertimbangan kepala sekolah. 3 Peranan kepala sekolah dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Pemeliharaan sarana prasarana 4 Peranan kepala sekolah dalam pengawasan sarana prasarana. 30 Juni 2014 Kepala sekolah mengarahkan staf pengelola sarpras agar melakukan perawatan terhadap sarana prasarana Kepala sekolah menghimbau kepada semua warga sekolah agar turut memelihara sarana prasarana. 30 Juni 2014 Pengawasan dalam perencanaan sarana prasarana dilakukan melalui pengecekan rutin serta mengecek laporan yang masuk. Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam penyaluran dan penggunaan sarana prasarana Kepala sekolah melakukan pengawasan dalam pemeliharaan sarana prasarana. 165

181 Lampiran 4. Data Kelembagaan 166

182 167

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH A. KUALIFIKASI Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran, dalam kaitannya

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah menegaskan bahwa dimensi kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH FORMAT 2A dan 2B INSTRUMEN PEMETAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2010 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. disebutkan bahwa Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

BAB II KAJIAN TEORI. disebutkan bahwa Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepala Madrasah Dalam Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 Pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH FORMAT 1 INSTRUMEN PEMETAAN KEPALA SEKOLAH TAHUN 2010 NAMA :... INSTANSI :... NUPTK :... KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Penilaian potensi kepemimpinan kepala sekolah Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Acuan penilain potensi kepala kepemimpinan kepala sekolah Pasal 1 Permendiknas

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menjadi dasar diadakannya suatu kegiatan. Oleh karena itu, latar belakang menguraikan dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan dan pengawasan adalah dua di antara fungsi manajemen yang berperan untuk mengendalikan proses kerjasama, agar dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Risa Rosalina Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak The goal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi Kepala Sekolah 1 of 8 3/22/2012 2:32 PM AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN Kompetensi Kepala Sekolah Posted on 29 Januari 2008 A. Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

Instrumen AKPK Kepala Sekolah

Instrumen AKPK Kepala Sekolah Instrumen AKPK Kepala Sekolah Berikut ini, Bapak Ibu Kepala sekolah sebelum menjawab pertanyaan yang ada di dalam Instrumen AKPK Versi Online ada baiknya silahkan membaca dulu instrumen di bawah ini: Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus globalisasi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di dalam kehidupannya manusia mengalami perubahan karena akibat kegiatan belajarnya. Pengembangan melalui belajar pada hakikatnya adalah merupakan proses aktualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3A A. PETUNJUK PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (IPPKS) 1. Penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 30. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan yang bermutu memerlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin Madrasah dan profesional dalam bidang kependidikan. Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa tidak semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu peradaban, manusia merupakan unsur terpenting didalamnya. Maka wajar jika suatu bangsa ingin maju maka hal utama yang harus diperhatikan adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) atau institusi (dalam konsep antropologi sosial). Organisasi adalah sistem kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta penegasan istilah. I.I Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan telah ditangani

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA Intan Hastiningrum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu e-mail : intan_hasti@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA SKRIPSI

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA SKRIPSI PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. dalam pengadaan sumber belajar di MA Al-Fatah Palembang. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Esti Wulandari

SKRIPSI. Disusun oleh: Esti Wulandari PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII F DI SMP NEGERI 2 NGEMPLAK SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP)

PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP) PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi: Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi & Tujuan SNP Dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Tujuan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah peradaban manusia, pendidikan diciptakan sebagai alat untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri seseorang. Pendidikan adalah suatu proses

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII A MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING DI SMP N 1 MLATI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 1 PAGERAJI

POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 1 PAGERAJI POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 1 PAGERAJI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 Lampiran 3B INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH (IPKWKS) A. PETUNJUK PENILAIAN 1. Penilaian

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU IPS DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

KREATIVITAS GURU IPS DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI i KREATIVITAS GURU IPS DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah Oleh: Nurtanio Agus P

Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah Oleh: Nurtanio Agus P Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah Oleh: Nurtanio Agus P Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan sumber daya pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana dan terorganisir dalam membantu siswa untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP Mekanisme Pengembangan RPP 1. Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PEDESAAN (PSP-3) DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Resume ke-9 Tgl 1 Desember 2015 Oleh: Lilik Lestari NIM:15105241037 Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum http://pengetahuanku.blogs.uny.ac.id URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga atau sarana dalam melaksanakan pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan formal, sekolah memiliki tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue

BAB II KAJIAN TEORI. dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pendidikan 1. Pengertian Biaya Menurut Supriyono (2000:16), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Definisi Pengawas Pengawas sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang bertugas untuk membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lebih terperinci