PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Agus Tri Herisiswanto Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This study aims to determine the effect of increasing of fuel price announcement on stock prices of investment on LQ45. The tests using different test stock price at the time prior to the date of announcement of increasing of fuel price by the day-to-day after rising fuel prices. The results showed that abnormal returns after the announcement of fuel price increases in contrast to prior announcement of increasing of fuel price. Investor reaction shown by the announcement of increasing of fuel price are quite varied, for investors who have more information than the announcement of increasing of fuel price is likely to make a deal, but for investors who are just a little bit more information than the announcement of increasing of fuel price would tend to hold their investment for avoid the risk of uncertainty. A decrease in abnormal returns after the announcement of increasing of fuel price during the period of observation 1 day and 3 days showed that the increase in fuel prices is seen investors give a negative signal, so they are less interested to trade their shares on the market, which resulted in the power of sale and power of buy of investors decline. Keywords: announcement of increasing of fuel price, stock prices, the abnormal return ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peristiwa kenaikan harga BBM terhadap harga saham investasi LQ45. Pengujian menggunakan uji beda harga saham LQ45 pada saat sebelum tanggal pengumuman kenaikan harga BBM dengan hari-hari sesudah kenaikan harga BBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian. Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun. Kata kunci: pengumuman kenaikan BBM, harga saham, abnormal return PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi yang efisien dan aman. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan

2 2 terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi. Efek beruntun dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Pergerakan harga saham menentukan investor dalam memilih saham yang terbaik. Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun irrasional. Pengaruh yang sifatnya rasional mencangkup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing atau indeka harga saham dari negara lain. Pengaruh yang irrasional mencangkup rumor di pasar, mengukuti mimpi, bisikan teman atau permainan harga. Oleh karena itu jika kenaikkan atau penurunan berlangsung terus-menerus selama beberapa hari, maka hal itu akan diikuti oleh arus balik. Hal itu membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu ada kesalahan yang dinamakan overreaction atau mispriced, jika harga terus naik, akan diikuti dengan penurunan harga dari periode berikutnya. Untuk keperluan analisis dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Penelitian ini berusaha mengetahui pengaruh peristiwa kenaikan harga BBM terhadap harga saham investasi LQ-45 di pasar modal Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi dan perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya terhadap iklim investasi secara keseluruhan di Indonesia. Dengan mengetahui perilaku para pelaku pasar modal akan dapat diramalkan tanggapan dan reaksi pasar terhadap suatu peristiwa ekonomi dan bisnis di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada Investasi Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada Investasi Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal juga bisa diartikan pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik. Di Indonesia terdapat satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

3 3 Lembaga penunjang pasar modal menurut Tandelilin (2010:70) ada lima yaitu biro administrasi efek (securities administration Bureau), kustodian (custodian), wali amanat (trustee), penasihat investasi, pemeringkat efek. Kelima lembaga tersebut merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat. Biro administrasi efek (securities administration Bureau) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efeknya. Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa dan penitipan efek dan harga lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang. Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. Pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2009:12) ada beberapa macam yaitu pasar perdana (primary market), pasar sekunder (secondary market), pasar ketiga (third market), dan pasar keempat (fourth market). Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut dipasarkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Pasar sekunder adalah perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antar pembeli dan penjual. Hasil dari penjualan saham masuk kedalam kas para pemegang saham yang bersangkutan. Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market-otc) atau disebut juga bursa paralel. Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang pasar modal menurut Tandelilin (2010:70) ada lima yaitu biro administrasi efek (securities administration Bureau), kustodian (custodian), wali amanat (trustee), penasihat investasi, pemeringkat efek. Kelima lembaga tersebut merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat. Biro administrasi efek (securities administration Bureau) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efeknya. Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa dan penitipan efek dan harga lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

4 4 Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang. Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. Pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Saham Pengertian saham menurut Hanafi dan Halim (2005:6) adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan perubahan harga saham. Kalau harga saham meningkat dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gain dan apabila sebaliknya maka disebut sebagai capital loss (Tandelilin, 2010:32). Menurut Jogiyanto (2010:111) ada dua jenis saham yang sering diterbitkan oleh perusahaan yaitu saham preferen atau preferred stock, dan saham biasa atau common stock. Saham preferen atau preferred stock adalah saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam likuidasi klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang bond. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Saham biasa atau common stock adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham tersebut biasanya dalam bentuk saham biasa atau common stock. Investasi Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah dengan nilai saat ini pendapatan masa mendatang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan untuk menghemat pajak. Manfaat investasi pada saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:54) yang diperoleh investor dengan membeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis. Manfaat ekonomis meliputi perolehan dividen dan perolehan capital gain. Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen bisa dalam bentuk tunai (cash dividend)

5 5 ataupun dividen saham (stock dividend) sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan jalannya perusahaan. Selain bermanfaat risiko investasi pada saham juga mempunyai risiko. Risiko investasi pada saham menurut Tjiptono dan Fakhruddin (2009:10) adalah (1) Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. (2) Capital loss. Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss. (3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. (4) Saham Di-delist dari bursa (Delisting). Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun. (5) Saham di-suspend. Saham di-suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Jika suspend atas saham tersebut dicabut oleh bursa maka saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula. Proses Investasi Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Tandelilin (2010:12) menyatakan bahwa proses investasi terdiri dari lima tahap yaitu penentuan tujuan investasi, penentuan kebijaksanaan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, serta pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Tahap pertama yaitu penentuan tujuan investasi dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi bagi investor bisa berbeda-beda, tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya mungkin akan memilih reksa dana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana seperti bank misalnya yang mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi akan menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan. Pada tahap penentuan kebijaksanaan investas. dimulai dari penentuan alokasi aset (assets allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset tersedia (saham, obligasi, real estat atau sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi.

6 6 Pemilihan strategi portofolio ada dua yang bisa dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Dengan strategi aktif investor berusaha mengidentifikasi saham-saham yang dipertimbangkan akan bagus di masa mendatang. Sebaliknya dengan strategi pasif investor dapat membeli reksa dana. Pada tahap pemilihan aset memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan tertinggi dengan tingkat resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah. Pada tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio telah dilewati dan hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai keputusan investasi paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar). Studi Peristiwa (Event Study) Tandelilin (2010:239) menyatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memberikan kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar berikut : Ada abnormal return Ada kandungan informasi Pengumuman Peristiwa Tidak ada abnormal return Tidak ada kandungan Gambar 1 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Sumber: Jogiyanto (2010:557) Peristiwa yang menjadi fokus penelitian menurut Tandelilin (2010:566) dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis yaitu studi peristiwa konvensional, studi peristiwa kluster, studi peristiwa tak terduga, dan studi peristiwa berurutan.

7 7 Studi peristiwa konvensional mempelajari respon pasar terhadap peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Contoh: pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger dan akuisisi, pembelanjaan kapital, stock split, dan sebagainya. Karakteristik studi peristiwa konvensional adalah sebagai berikut (1) Pemicu peristiwa bisa terjadi di perusahaan lain namun umumnya tidak pada waktu yang sama, (2) Peristiwa bersifat lazim dan seringkali merupakan peristiwa rutin yang terjadi dalam perusahaan, (3) Dampak peristiwa hanya terjadi pada perusahaan yang mengumumkan peristiwa, (4) Tidak terdapat peristiwa lain yang berdekatan guna menghindari ambiguitas respons pasar terhadap informasi ganda. Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan. Contoh: pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Karakteristik studi kluster adalah (1) Pemicu peristiwa bersifat tunggal, (2) Peristiwa yang terjadi berdampak (berita baik atau buruk) pada sekelompok perusahaan. Dalam beberapa kasus, efek, efek peristiwa lebih kuat pada kelompok perusahaan dari pada kelompok perusahaan lainnya. Studi peristiwa tak terduga, studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Contoh: dampak kebocoran nuklir pada kelompok perusahaan tertentu. Karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tak terduga. Studi peristiwa tak terduga juga relevan untuk menguji hipotesis efisien secara informasi dan efisien secara keputusan. Studi peristiwa berurutan, studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar. Contoh: Penelitian kecelakaan kapal tanker Exon Valdes yang berdampak pada ditutupnya lalu lintas kapal minyak di perairan Alaska. Peristiwa berurutan terjadi karena pasar belum memperoleh informasi tingkat kebocoran kapal dan dampak luberan minyak yang menghalangi kapal-kapal tanker lainnya hingga tahap pengumuman resmi oleh otoritas perairan setempat. Tujuan Studi Peristiwa Studi peristiwa berusaha mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respon pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang. Tujuan studi peristiwa menurut Tandelilin (2010:569) ada 3 yaitu (1) Pengujian teoretis. Studi peristiwa pada dasarnya merupakan metodologi untuk pengujian teori atau hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat Selain teori hipotesis pasar efisien, peristiwa tertentu terkait dengan landasan teori relevan lainnya, misalnya: studi peristiwa tentang pengumuman dividen seringkali dikaitkan dengan teori signaling, studi peristiwa tentang pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat dikaitkan dengan teori signaling dan likuiditas. (2) Pengujian respon pasar. Terkait dengan pengujian teoritis, respon pasar terhadap suatu peristiwa mungkin tidak sejalan dengan teori. Oleh karena itu tujuan penelitian tidak sekedar mencari ada atau tidak adanya return tak normal melainkan apakah pasar bereaksi dengan cepat dan benar. (3) Pengujian return tak normal. Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada return tak normal di seputar pengumuman peristiwa. Return tak normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif) dari return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri). Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda dengan return harapan. Rumus return tak normal (RTNi) (2010:571) adalah: RTNi = Ri E(Ri)

8 8 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan pengujian hipotesis. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya akan diduga. Adapun gambaran dari populasi (objek) penelitian ini yaitu semua perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 464 perusahaan. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang selalu listing dalam daftar saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan secara terus menerus selama periode penelitian yaitu tahun Waktu observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Periode peristiwa : 17 Juni 2013 (penetapan DPR RI tentang kenaikan BBM) Periode jendela : 4-14 Juni 2013 (9 hari sebelum periode peristiwa) Juni 2013 (9 hari setelah periode peristiwa) Periode estimasi : 1 Mei 3 Juni 2013 (25 hari) Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah salah satu jenis informasi yang ada di masyarakat yang juga beredar di Bursa Efek Indonesia sebagai faktor fundamental eksternal. 2. Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap return yang diharapkan (expected return). Ukurannya adalah menggunakan prosentase atau angka desimal. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan rentang waktu terjadinya peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM. 2. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM). a. Periode estimasi (T -n-e hingga T -n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa. b. Periode peristiwa (T -n hingga T +n) adalah periode di seputar peristiwa (T 0) yang digunakan untuk menguji perubahan return tak normal. 3. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) berdasarkan rumus menurut Tandelilin (2010:573): RTN it = R it E(R it)

9 9 Keterangan: RTN it = return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(R it) = return harapan atau return prediksian 4. Pengujian hipotesis dengan uji t sampel berpasangan dengan langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) Ho: µ1=µ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. 2) Hi: µ1 µ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. b. Menggunakan level of significant (α) 5% c. Ketentuan Pengujian sebagai berikut: 1) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak atau Hi diterima, berarti ada perbedaan signifikan. 2) Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima atau Hi ditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pengamatan dilakukan di seputar tanggal pengumuman yaitu 17 Juni Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dari perusahaan yang listing dalam daftar saham LQ-45 pada di Bursa Efek Indonesia. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan harga saham dan abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Abnormal Return dapat terjadi bila ada perbedaan besarnya nilai return aktual dan return rata-rata return pada keadaan normal (sebelum pengumuman kenaikan harga BBM). Return aktual adalah return yang terjadi pada hari tersebut, sedangkan rata-rata return adalah rata-rata return pada waktu normal yang dalam penelitian ini dihitung selama periode estimasi selama 23 hari sebelum adanya peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM dan di luar periode pengamatan. Periode pengamatan adalah periode di seputar periode peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM yang jatuh pada tanggal 17 Juni Periode pengamatan dalam penelitian ini diukur 1 (satu) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa, 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa, dan 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa. Return Aktual Return aktual adalah tingkat keuntungan aktual yang akan diperoleh investor dari selisih harga saham yang dimilikinya. Return aktual dihitung dengan menggunakan rumus (Tandelilin, 2010:654): (P t - P t-1) + D R j = R j P t (P t-1) = Return saham periode ke j = Harga saham periode ke t P t-1 = Harga saham periode ke t-1 D = Dividen Rata-rata return saham masing-masing perusahaan LQ45 dapat dilihat pada berikut:

10 10 Gambar 2 Rata-Rata Return Saham Perusahaan LQ45 Dari Gambar 2 di atas, diketahui bahwa rata-rata return saham perusahaan LQ45 cenderung menunjukkan fluktuasinya yang tidak normal di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Return tampak lebih tajam baik penurunan maupun peningkatannya di sekitar tanggal pengumuman. Abnormal Return Abnormal return merupakan selisih antara return aktual yang terjadi pada periode pengamatan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM dengan rata-rata return aktual pada periode normal sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Abnormal return lebih menggambarkan reaksi sebenarnya dari investor atas informasi yang dikandung oleh suatu peristiwa, atau dalam hal ini pengumuman kenaikan harga BBM. Selanjutnya abnormal return dapat dihitung dengan cara sebagai berikut (Tandelilin, 2010:225): AR it = R it R it Keterangan: AR it = abnormal return atau return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t = rata-rata return pada periode normal R it 0,060 0,040 0,020 0,000-0,020-0,040-0,060 0,006-0,001 0,000 0,023 0,038-0,022-0,032-0,031-0,045 0,017-0,011-0,025-0,027-0,038 0,040 0,016 0,021 0,005 Gambar 3 Rata-Rata Abnormal Return Saham Perusahaan LQ45

11 11 Dari Gambar 3 di atas, nampak bahwa fluktuasi return saham perusahaan LQ45 makin terlihat jelas. Rata-rata abnormal return tertinggi adalah pada saat h+7 atau 7 (tujuh) hari setelah pengumuman kenaikan harga BBM. Sedangkan rata-rata abnormal return terendah adalah pada saat h-4 atau 4 (empat) hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Cumulative Abnormal Return Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan abnormal return yang terjadi antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM secara spesifik pada hari keberapa, dapat dihitung cumulative abnormal return yaitu abnormal return secara kumulatif yang dihitung berdasarkan periode pengamatan. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan cumulative abnormal return masing-masing periode pengamatan dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 1 Hari Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman Rata-Rata 1,725 0,744 Tertinggi 0,087 0,089 Terendah -0,040-0,032 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami penurunan antara 1 (satu) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu 1,725 pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman menjadi 0,744 pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham MNCN sebesar 0,087 dan cumulative abnormal return tertinggi pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham MLPL sebesar 0,089. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham LSIP sebesar -0,040 dan cumulative abnormal return terendah pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham KLBF sebesar -0,032. Tabel 2 Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 3 Hari Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman Rata-Rata 1,410-1,474 Tertinggi 0,165 0,092 Terendah -0,095-0,143 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami penurunan antara 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu 1,410 pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman menjadi -1,474 pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham INTP sebesar 0,165 dan cumulative abnormal return tertinggi pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,092. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham LSIP sebesar -0,095 dan cumulative abnormal return terendah pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham LPKR sebesar -0,143. Tabel 3 Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 9 Hari Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman Rata-Rata -2,808-0,136 Tertinggi 0,129 0,195 Terendah -0,429-0,198

12 12 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami peningkatan antara 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu -2,808 pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman menjadi - 0,136 pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,129 dan cumulative abnormal return tertinggi pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,195. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham MLPL sebesar -0,429 dan cumulative abnormal return terendah pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham LPKR sebesar -0,198. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari terjadi penurunan abnormal return, sedangkan pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari terjadi peningkatan abnormal return. Adanya penurunan abnormal return pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif pada saat sebelum peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM, para investor mengurangi transaksinya karena kondisi ketidakpastian yang terkandung dalam pengumuman kenaikan harga BBM. Sedangkan pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari terjadi peningkatan abnormal return, hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai merepon kenaikan harga BBM tersebut dengan positif. Artinya penurunan harga yang terjadi akibat reaksi negatif para investor merupakan peluang bagi investor lain untuk mendapatkan capital gain yang tinggi dari penawaran harga saham yang rendah. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji secara statistik adanya perbedaan abnormal return yang terjadi, apakah signifikan atau tidak. Ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah suatu peristiwa akan menggambarkan bentuk pasar modal serta bagaimana pasar bereaksi terhadap suatu informasi. Tabel 4 Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 1 (Satu) Hari Paired Samples Test Pair 1 CAR 1 hr sblm - CAR 1 hr ssdh Mean Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed),0219,03556,00530,0112,0326 4,129 44,000 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 1 (satu) hari sebelum dan sesudah pengumuman.

13 13 Pair 1 CAR 3 hr sblm - CAR 3 hr ssdh Tabel 5 Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 3 (Tiga) Hari Mean Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed),0643,07735,01153,0410,0875 5,575 44,000 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah pengumuman. Tabel 6 Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 9 (Sembilan) Hari Paired Samples Test Pair 1 CAR 9 hr sblm - CAR 9 hr ssdh Mean Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) -,0594,10518, ,0910 -,0278-3,791 44,000 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah pengumuman. Interpretasi Dari hasil uji t yang dilakukan terhadap abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode jendela 1 hari, 3 hari, dan 9 hari, menunjukkan hasil yang signifikan di mana probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05, yang artinya abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa pengumuman kenaikan harga BBM telah diketahui oleh publik sebagai suatu informasi yang mengandung ketidakpastian. Adanya informasi ini menyebabkan investor bereaksi di pasar modal sehingga menyebabkan adanya abnormal return. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian.

14 14 Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: 1. Terdapat penurunan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 (satu) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 (satu) hari. 2. Terdapat penurunan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 3 (tiga) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 3 (tiga) hari. 3. Terdapat peningkatan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari. 4. Abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, hal ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa pengumuman kenaikan harga BBM telah diketahui oleh publik sebagai suatu informasi yang mengandung ketidakpastian. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi 58 lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian. 5. Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil dengan jumlah sampel perusahaan yang lebih banyak, menambah jumlah variabel penelitian, dan menambah periode penelitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor. 2. Dari adanya perbedaan yang signifikan abnormal return pada perusahaan-perusahaan LQ45 antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk kepentingan investasinya agar memperoleh capital gain yang optimal. 3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat pengganggu penelitian ini, seperti kondisi perekonomian secara makro, situasi politik, serta tingkat kesejahteraan masyarakat.

15 15 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P dan P. Pakarti Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Semarang. Hanafi, M dan A. Halim Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Husnan, S dan E. Pudjiastuti Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Jogianto,H Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta. Keiso, D. E dan Weygant Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid Dua. Erlangga. Jakarta. Sartono, A Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, E Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta Tjiptono, D dan H. M. Fakhruddin Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta.

JENIS STUDI PERISTIWA

JENIS STUDI PERISTIWA 1 OVERVIEW 1/3 Jenis-jenis studi peristiwa. Tujuan studi peristiwa. Metodologi studi peristiwa. Teknik teknik perhitungan return tak normal dan kumulatif return tak normal. Cara menerapkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 5 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN MAKANAN MINUMAN DI BEI

ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN MAKANAN MINUMAN DI BEI ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN MAKANAN MINUMAN DI BEI Rosida roserosida@ymail.com Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA Vini Sundari E-mail: vinisundari@yahoo.com Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM

PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM DIEGO MAULANA YUSUF goe_fun@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi Jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat BAB I PENDAHULUAN Return saham di pasar modal merupakan satu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal MAJ 1 (3) (2014) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM 22 JUNI 2013 Ervina Ratna Ningsih, Dwi Cahyaningdyah

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan dalam berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return On assets (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan Bahan Bakar Minyak di Indonesia pada tahun 2013 dirasakan cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Merger dan Akuisisi. Kondisi perekonomian dengan persaingannya untuk mempertahankan bisnis perusahaan mendorong semakin aktifnya transaksi di pasar modal, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal. BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat berharga di perdagangkan. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengeluaran dana saat ini dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu tempat di mana para investor menanamkan dananya dalam berbagai bentuk investasi. Selain itu pasar modal juga alternatif yang sangat diminati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Earning Per Share (EPS) 1. Pengertian Earning Per Share (EPS) Earnings Per Share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu tempat untuk terjadinya perpindahan dana dari investor kepada yang membutuhkan dana. Menurut Tandelilin (2010:26-27) terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang dan penambahan financial assets pada saat yang sama sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK SPLIT OLEH PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. TAHUN 2013 (Studi Pada Perusahaan di Sektor Peternakan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013) I Putu Gede Brahmaputra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap informasi mengenai aktivitas perusahaan (emiten) dipasar Modal akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor, dalam menginvestasikan dana mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan nilai perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan tercermin dari harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu cara pengelolaan dana untuk memberikan keuntungan bagi investor dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang telah diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal.

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal. KONSEP PASAR MODAL Pengertian Pasar Modal. Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia melangsungkan hidupnya dengan mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini berbenturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1Right Issue 2.1.1.1 Pengertian Right Issue Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan salah satu upaya emiten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian saham Saham merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Saham juga merupakan sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. ditebak (Fahmi, 2006:14). Oleh karena itu, saham dikenal dengan karakteristik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergerakan harga dipasar saham sangat sulit untuk ditebak sehingga para pakar pasar modal mengatakan bahwa harga suatu saham, pada suatu saat telah mencerminkan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata I pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 JURNAL MAKSIPRENEUR, Vol. VI, No. 2, Juni 2017, hal. 56 65 ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 Dwi Cahyaningdyah Nidya Arum Cahyasani Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek) seperti saham dan obligasi. Pengembangan pasar modal merupakan komponen yang sangat penting dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahanperubahan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007). BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Pasar Modal Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari Bursa Efek Jakarta (yang dikenal dengan nama asingnya Jakarta Stock Exchange (JSX)).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan

Lebih terperinci