PERBANDINGAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES DAN JARINGAN SARAF TIRUAN
|
|
- Inge Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES DAN JARINGAN SARAF TIRUAN Karina Priscilia 1, Rian Febrian Umbara 2, Jondri 3 School of Computing Telkom University, Bandung 1 nanakarinapriscilia@gmail.com, 2 rianum123@gmail.com Abstrak Support vector machines merupakan sebuah alat prediksi klasifikasi dan regresi yang menggunakan teori pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan akurasi prediksi dan sekaligus menghindari data yang over-fit. Jaringan saraf tiruan adalah suatu teknologi komputasi yang berbasis pada model saraf biologis, model ini membantu mensimulasikan tingkah laku dan kerja model saraf terhadap berbagai macam masukan. Penelitian ini menggunakan metode support vector machines dan jaringan saraf tiruan untuk peramalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Kedua metode ini akan dibandingkan melalui nilai akurasi, waktu komputasi dan kompleksitas algoritma. Hasil perhitungan 10 indikator dijadikan input pada sistem. Pada penelitian ini diperoleh hasil, yaitu dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan didapatkan akurasi testing sebesar 68,26% dan total waktu komputasi sebesar 9,068 seconds, sedangkan menggunakan metode support vector machines didapatkan akurasi sebesar 56,57% dan total waktu komputasi sebesar 27,666 seconds. Waktu asimptotik metode JST adalah O(n 2 ) dan waktu asimptotik metode SVM adalah O(n 3 ). Percobaan ini menunjukkan metode jaringan saraf tiruan lebih baik dibandingkan support vector machines dalam meramalkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, selain itu metode JST memiliki kompleksitas waktu asimptotik yang lebih cepat, hal ini menunjukkan bahwa algoritma JST lebih efisien. Kata kunci : support vector machines, jaringan saraf tiruan, 10 indikator, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kompleksitas waktu. 1. Pendahuluan Prediksi atau peramalan permasalahan finansial, seperti peramalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu peramalan modern yang paling sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh deret waktu pada permasalahan tersebut bersifat non-stasioner, dimana harga selalu berfluktuasi, serta tidak ada informasi lengkap yang dapat diperoleh melalui perilaku masa lalu dari pasar keuangan yang dapat dipelajari dan dilihat sifat ketergantungannya dan pengaruhnya terhadap harga masa mendatang. IHSG merupakan tolok ukur dari kinerja seluruh saham di BEI yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi nasional. Dalam ini akan dilakukan perhitungan untuk peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan menggunakan support vector machines, mencari akurasi peramalannya, serta akan membandingkan hasil peramalan yang dihasilkan oleh metode SVM dengan metode lainnya, yaitu jaringan saraf tiruan, sehingga menghasilkan akurasi dari masing-masing metode yang selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut. Selain itu dilakukan juga perbandingan kompleksitas algoritma dan waktu komputasi, untuk mengetahui metode yang lebih baik dalam peramalan harga saham. Sebagai input untuk kedua metode ini digunakan indikator teknis. Indikator teknis adalah hasil perhitungan matematis berdasarkan indikasi harga atau volume. Nilai-nilai yang diperoleh digunakan untuk memperkirakan kemungkinan perubahan harga. Dalam penelitian ini akan digunakan sepuluh indikator teknis, yaitu Simple 10-day moving average, Weighted 10-day moving average, Momentum, Stochastic K%, Stochastic D%, RSI (Relative Strength Index), MACD (moving average convergence divergence), Larry William s R%, A/D (Accumulation/Distribution Oscillator), CCI (Commodity Channel Index). Sepuluh indikator ini juga sudah dibahas dan dikaji oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yakup Kara, Melek Acar Boyacioglu dan Ömer Kaan Baykan[12]. Mereka menggunakan sepuluh indikator tersebut untuk memprediksi pergerakan harga saham Instanbul Stock Exchange dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, dalam penelitian tersebut didapatkan akurasi hasil prediksi menggunakan JST sebesar 75,74% dan akurasi hasil prediksi menggunakan SVM sebesar 1
2 71,52%, hal ini menyatakan bahwa hasil prediksi menggunakan metode ANN lebih baik dibandingkan dengan hasil prediksi menggunakan metode SVM. 2. Dasar Teori 2.1 Support vector machines Support vector machines pertama kali muncul pada tahun 1992, dikenalkan oleh Boser, Guyon dan Vapnik di COLT-92. Support vector machines adalah serangkaian set dari relasi metode supervised learning yang digunakan untuk klasifikasi, pengenalan (recognition), time series, dan regresi. Pengertian lain support vector machines adalah sebuah alat prediksi klasifikasi dan regresi yang menggunakan teori pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan akurasi prediksi dan sekaligus menghindari data yang over-fit[11]. Ide pokok dari SVM adalah membangun sebuah hyperplane atau fungsi pemisah untuk memutuskan pemisahan margin positif dan negatif atau dua macam obyek, sedangkan ide pokok SVM untuk fungsi pendekatan adalah memetakan x data kedalam high-dimentional feature space menggunakan pemetaan nonlinier, kemudian menampilkan sebuah regresi linier didalam feature space[21]. Dalam teknik ini kita berusaha menemukan fungsi pemisah (klasifier/hyperplane) terbaik diantara fungsi yang tidak terbatas jumlahnya untuk memisahkan dua macam obyek. Hyperplane yang baik adalah hyperplane yang terletak ditengah-tengah antara dua set obyek dari dua kelas[22]. Mencari hyperplane terbaik ekuivalen dengan memaksimalkan margin atau jarak antara dua set obyek dari kelas yang berbeda. Contoh training, dengan input vektor x i R d dan label yang diberikan y i {+1,-1}, SVM mempelajari mengklasifikasikan objek kedalam dua kelas. SVM menggunakan model linier untuk menetapkan batas kelas nonlinier melalui beberapa pemetaan nonlinier inputan vektor x ke dalam ruang fitur dimensi tinggi (high-dimensional feature space). Model linier yang dibangun pada ruang baru dapat merepresentasikan sebuah keputusan nonlinier pada ruang yang asli (original space). Didalam ruang baru (new space) ini, hyperplane yang optimal dibangun. Dengan demikian, SVM dikenal sebagai algoritma yang dapat menemukan bentuk-bentuk spesial dari modelmodel linear (the maximum margin hyperplane). The maximum margin hyperplane memberikan pemisahan maksimum antar kelas-kelas keputusan (decision classes). Contoh-contoh training yang memiliki jarak terdekat terhadap the maximum margin hyperplane disebut vektor pendukung atau support vectors. Contoh training yang lainnya tidak relevan untuk mendefinisikan batas-batas kelas biner. Untuk kasus linier terpisah (linearly separable), sebuah hyperplane yang memisahkan kelas biner dalam kasus tiga atribut, dapat direpresentasikan dengan persamaan berikut[13]: y = w 0 + w 1x 1 +w 2x 2 +w 3x 3 (1) dimana y adalah hasil, x i adalah nilai atribut, dan terdapat empat bobot w i untuk dipelajari oleh algoritma pembelajaran (learning algorithm). Pada persamaan (7), bobot w i adalah parameter yang menentukan hyperplane. The maximum margin hyperplane dapat direpresentasikan dengan persamaan dibawah ini dalam bentuk support vectors: y = b + α y x(i). x (2) dimana y i adalah nilai kelas dari contoh pelatihan (training example) x(i),. merepresentasikan dot product. Vektor x merepresentasikan sebuah contoh test dan vektor x(i) adalah support vector. Dalam persamaan ini b dan α adalah parameter yang menentukan hyperplane. dari implementasi, menemukan support vector dan menentukan parameter b dan α, setara dengan memecahkan pemrograman kuadratik (QP) dengan konstrain (constrained quadratic programming). SVM membangun model linier untuk mengimplementasikan batas-batas kelas nonlinier melalui transformasi input kedalam ruang fitur dimensi tinggi (high-dimentional feature space). Dalam kasus nonlinier terpisah, sebuah ruang fitur dimensi tinggi dapat direpresentasikan sebagai berikut: y = b + α y K(x(i), x) (3) fungsi K(x(i), x) disebut sebagai fungsi kernel. Terdapat beberapa macam kernel yang dapat digunakan untuk menghasilkan hasil kali dalam (inner product) untuk membuat mesin dengan tipe tampilan nonlinier yang berbeda dalam ruang input (input space). Pemilihan terhadap kernel yang berbeda yang dapat meminimalisasi estimasi adalah pilihan yang baik Kernel Secara umum, kasus-kasus di dunia nyata adalah kasus yang tidak linier dan datanya sulit dipisahkan secara linier. Metoda kernel adalah salah satu cara untuk mengatasinya. K(x i, x j) dinamakan fungsi kernel. Nilainya sama dengan nilai perkalian dalam (inner product) dari dua vektor X i dan X j dalam ruang fitur (feature space) φ(x ) dan φ(x ). K(x i, x j) = φ(x ) φ(x ). 2
3 Dengan metoda kernel suatu data x di input space dimapping ke feature space F dengan dimensi yang lebih tinggi melalui map φ sebagai berikut : x φ (x). Karena itu data x di input space menjadi φ (x) di feature space. Suatu fungsi kernel, k(x, x ), bisa untuk menggantikan dot product < φ (x), φ (x) >. Kemudian di feature space, kita bisa membuat suatu fungsi pemisah yang linier yang mewakili fungsi nonlinear di input space. Terdapat banyak pilihan fungsi kernel, diantaranya adalah: Linear kernel : K(x i,x j) = x, x Polinomial kernel : K(x i,x j) = x, x + 1, d Sigmoid kernel : K(x i,x j) = tanh x, x + Θ Gaussian Radial Basis Function (RBF) kernel : K(x i,x j) = exp Radial Basis Function (RBF), σ R Pada machine learning, radial basis function kernel (RBF) adalah kernel fungsi yang digunakan pada klasifikasi support vector machines. RBF kernel pada dua sampel x dan x, direpresentasikan sebagai fitur vektor dalam beberapa ruang input, didefinisikan sebagai: K(x,x ) = exp (4) x x diketahui sebagai jarak Euclidean kuadrat diantara dua fitur vektor. σ adalah parameter bebas. Bentuk yang lebih sederhana adalah sebagai berikut: K(x,x ) = exp(γ x x )(5) Dimana γ =. Nilai dari RBF menurun dengan jarak yang berkisar antara 0 sampai 1, ketika x = x. Feature space dari kernel memiliki jumlah dimensi yang tak terbatas. Untuk σ = 1, ekspansinya adalah: exp x x = exp x! exp x (6) Karena SVM dan model lainnya yang menggunakan trik kernel tidak mempunyai skala yang baik dalam sampel training atau fitur dalam jumlah yang besar dalam input space, maka dibuat beberapa pendekatan/aproksimasi untuk kernel RBF. Biasanya digunakan bentuk fungsi z yang memetakan vektor tunggal kepada vektor dimensi yang lebih tinggi. Bentuk pendekatannya adalah sebagai berikut: z(x)z(x ) φ(x)φ(x ) = K(x, x ) (7) Dimana φ adalah pemetaan implisit yang terdapat didalam kernel RBF. Salah satu cara untuk membangun z adalah dengan sampel acak dari transformasi Fourier dari kernel Polynomial Kernel Kernel polinomial merupakan jenis kernel non-stasioner. Kernel polinomial efektif digunakan pada data training yang sudah dinormalisasi. Bentuk sederhana dari rumus kernel polinomial adalah sebagai berikut: k(x, y) = (x y + 1) (8) Dimana d adalah derajat polinomial dan x adalah data training yang telah di transpose. 2.2 Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan adalah algoritma pembelajaran yang terinspirasi dari sistem saraf biologis[1]. Jaringan saraf tiruan merupakan representasi buatan manusia yang selalu mencoba mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Otak manusia berisi berjuta-juta sel saraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiap-tiap sel bekerja seperti suatu processor sederhana. Masingmasing sel tersebut saling berinteraksi sehingga mendukung kemampuan kerja otak manusia[23]. Jaringan saraf tiruan sering digunakan karena kemampuannya untuk menggeneralisasi hasil dari data yang tak terlihat, terutama untuk sistem dinamis secara real time. JST dapat mengidentifikasi dan mempelajari pola korelasi antara set input data. Jaringan saraf tiruan memiliki dua fase kerja, yaitu fase pembelajaran (learning) dan fase recall. Dalam fase pembelajaran, set data digunakan sebagai sinyal pelatihan (training signal) pada input dan output layer. Fase recall dilakukan menggunakan berat (weight) yang diperoleh dalam tahap fase pembelajaran[1]. 3
4 2.2.1 Backpropagation Backpropagation merupakan salah satu metode pelatihan dari jaringan saraf tiruan. Backpropagation lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sistem jaringan saraf lainnya, berbeda dengan perceptron sebelumnya, Backpropagation adalah jaringan feedforward multilayer dengan fungsi transfer yang berbeda dalam neuron buatan dan memiliki learning rule yang lebih kuat[7]. Backpropagation menggunakan arsitektur multilayer dengan metode pelatihan supervised training[23]. Disebut backpropagation karena merupakan jenis teknik gradient descent dengan propagasi kesalahan mundur (backward error)[7]. Jaringan backpropagation terdiri dari satu input layer, satu output layer dan satu atau lebih hidden layer. Algoritma Backpropagation[7] Inisialisasi bobot (weight initialization) Atur semua bobot dan node pada angka-angka berjumlah kecil secara acak. Catat bahwa batas ambang node adalah negatif dari bobot yang berasal dari unit bias (dimana level aktivasi ditentukan 1). Perhitungan aktivasi 1. Level aktivasi dari sebuah input ditentukan oleh pemisalan (asumsi) yang diberikan ke jaringan. 2. Level aktivasi O j dari sebuah hidden dan output unit ditentukan oleh O j = F( Σ W jio i Ɵ j) (1) Dimana W ji adalah bobot dari input O i, Ɵ j adalah batas simpul (node threshold), dan F adalah fungsi sigmoid: F(a) = (2) Pelatihan bobot (weight training) 1. Mulai dari unit output dan bekerja mundur ke lapisan tersembunyi (hidden layers) secara rekursif. Sesuaikan bobot oleh W ji(t+1) = W ji(t) + ΔW ji (3) Dimana W ji(t) adalah bobot dari unit i ke unit j pada saat t (atau pada saat iterasi ke-t) dan ΔW ji adalah penyesuaian bobot (weight adjustment). 2. Perubahan bobot dapat dihitung menggunakan ΔW ji = ηδ jo i (4) Dimana η adalah sebuah trial-independent learning rate (0 < η < 1, misalnya 0,3) dan δ j adalah error gradient pada unit j. Konvergensi terkadang lebih cepat dengan menambahkan momentum term: W ji(t+1) = W ji(t) + ηδ jo i + α[w ji(t) W ji(t 1)] Dimana 0 < α < Error gradient diperoleh dari: Untuk unit output: δ j = O j (1 O j)(t j O j) (5) dimana T j adalah target aktivasi output dan O j adalah output aktual aktivasi pada output unit j. Untuk hidden unit: δ j = O j (1 O j) δ W (6) dimana δ adalah error gradient pada unit k yang merupakan sebuah titik koneksi dari hidden unit j. 4. Ulangi iterasi sampai mendapatkan bentuk yang konvergen dalam pemilihan kriteria error. Iterasi mencakup memberikan sebuah pemisalan/asumsi (instance), menghitung aktivasi dan memodifikasi bobot. Untuk meminimumkan kriteria error, dapat digunakan: E = (T O ) (7) Kriteria Berhenti (Stopping Criteria)[7] Proses penyesuaian bobot berdasarkan gradient diulang sampai kriteria minimum tercapai. Dalam prakteknya kita harus memilih kondisi berhenti. Ada beberapa kriteria berhenti yang dapat dipertimbangkan: Berdasarkan minimalisasi error: dalam pengenalan pola, prosedur pemberhentian akan tercapai ketika data benar-benar sudah terklasifikasi. Jika keadaan tersebut tidak tercapai, maka asumsi pembatasan akan digunakan. Namun, kriteria ini tidak menjamin generalisasi ke data baru. Berdasarkan gradient: algoritma akan berhenti ketika gradien sudah cukup kecil. Perlu diingat bahwa gradien akan menjadi nol saat minimal menurut definisi/asumsi. Berdasarkan kinerja cross-validasi: kriteria ini dapat digunakan untuk memantau kinerja generalisasi selama proses learning dan untuk memberhentikan algoritma ketika sudah tidak ada perbaikan. 4
5 Dua kriteria pertama sensitif terhadap pemilihan parameter dan dapat menyebabkan hasil yang buruk jika parameter yang dipilih tidak tepat. Kriteria cross-validasi tidak memiliki kekurangan ini, kriteria ini dapat menghindari overfitting data dan dapat meningkatkan kinerja generalisasi jaringan. Namun crossvalidasi lebih bersifat komputasi intensif dan memerlukan lebih banyak data. 2.3 Indikator Teknis Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan, menjadi petunjuk atau keterangan. Dalam peramalan pergerakan harga saham, indikator dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan harga dimasa depan. Indikator teknis adalah hasil perhitungan matematis berdasarkan indikasi harga atau volume. Nilai-nilai yang diperoleh digunakan untuk memperkirakan kemungkinan perubahan harga. Terdapat beberapa indikator teknis yang telah dikembangkan, namun dalam penelitian ini hanya akan digunakan sepuluh indikator, yaitu Simple 10-day moving average, Weighted 10-day moving average, Momentum, Stochastic K%, Stochastic D%, RSI (Relative Strength Index), MACD (moving average convergence divergence), Larry William s R%, A/D (Accumulation/Distribution Oscillator), CCI (Commodity Channel Index). Sepuluh indikator yang digunakan dalam penelitian ini merupakan indikator yang diterima dan digunakan oleh investor dan manager keuangan sebagai sinyal trend pasar saham masa depan. Selain itu, sepuluh indikator ini juga sudah dibahas dan dikaji oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yakup Kara, Melek Acar Boyacioglu dan Ömer Kaan Baykan [12]. Penggunaan indikator teknis juga dilakukan oleh Kyoung-jae Kim [13]. Selain telah diterima dan digunakan oleh investor dan manager keuangan, penggunaan indikator ini efektif menyaring data, melatih classifier dan mengekstrak rules dari classifier, selain itu mengurangi dimensi dari ruang fitur, meningkatkan kemampuan generalisasi classifier dan mengurangi biaya serta waktu. Adapun rumus perhitungan 10 indikator adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Rumus 10 Indikator [12] Indikator Simple 10-day moving average Weighted 10-day moving average Momentum Stochastic K% Stochastic D% Rumus C + C + + C 10 ((n) x C + (n 1) x C + + C ) (n + (n 1) + + 1) C C x 100% K % n RSI (Relative Strength Index) ( )/( /) MACD (moving average convergence divergence) Larry William s R% A/D (Accumulation/Distribution Oscillator) MACD(n) + 2 n + 1 x (DIFF MACD(n) x 100% H C H L 5
6 CCI (Commodity Channel Index) M SM 0.015D Keterangan: C t : Harga penutupan (closing price) L t : Low price H t : High price k : Periode waktu dari hari ke-k exponential moving average LL t : Lowest low HH t : Highest high Up t : Perubahan harga naik pada saat t Dw t : Perubahan harga turun pada saat t MACD : Indikator yang menyatakan hubungan harga antara dua moving average. MACD dihitung melalui 26-days Exponential Moving Average (EMA) dan 12-days EMA DIFFt : Selisih antara 12-days EMA dan 26-days EMA ( 12days EMA 26days EMA) Mt : Typical price SMt : Simpe Moving Average 3. Perancangan Sistem Perancangan sistem menggambarkan proses sistem yang akan dirancang, dimana dimulai dari pengumpulan data indeks harga saham gabungan sampai proses peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan tersebut. Pemodelan sistem untuk ini adalah : Data IHSG Prediksi Menggunakan SVM Prediksi Menggunakan JST Hasil Prediksi Peramalan Pergerakan IHSG dan akurasi Membandingkan Tingkat Akurasi dari Kedua Metode Didapat Metode yang Memiliki Akurasi terbaik Rekomendasi Data historis harga Indeks Harga Gabungan (IHSG) yang digunakan adalah close, high, low dan merupakan data harian (daily) periode Januari 2009 sampai Desember Data historis dapat di unduh pada Data di kelompokkan menjadi 2 kelas, kelas 0, jika (harga saham sebelumnya harga saham saat ini) < 0 (saham mengalami penurunan) dan kelas 1, jika (harga saham sebelumnya harga saham saat ini) > 0 (saham mengalami kenaikan). Setelah proses normalisasi, data IHSG tersebut akan digunakan dalam perhitungan 10 indikator[12] (simple 10-day moving average, weighted 10-day moving average, momentum, stochastic K%, stochastic D%, RSI(Relative Strength Index), MACD(moving average convergence divergence), larry william s R%, A/D (Accumulation/Distribution) Oscillator, CCI (Commodity Channel Index). Hasil perhitungan 10 indikator akan digunakan sebagai input dalam perhitungan pada metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines. Kemudian akan dilakukan proses training dan testing 6
7 Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Akurasi Waktu Komputasi Training (%) Testing (%) Training (s) Testing (s) 66,31 68,26 8,936 0,132 ISSN : menggunakan kedua metode tersebut untuk memperoleh output berupa nilai 1 untuk pergerakan IHSG naik dan nilai 0 untuk pergerakan IHSG turun, serta untuk mendapatkan akurasi, waktu komputasi dan kompleksitas algoritma. 4. Pengujian dan Analisis Pengujian pada penelitian ini menggunakan data historis IHSG (close price, high, low) yang sudah dihitung menggunakan rumus 10 indikator (Tabel 2.1). Kemudian akan digunakan strategi pengujian untuk masing-masing metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, dengan skenario sebanyak ( 9 skenario untuk metode jaringan saraf tiruan dan 3 skenario untuk support vector machines, serta 3 kali perbandingan (akurasi, waktu komputasi (dalam seconds) dan kompleksitas algoritma). 4.1 Skenario Jaringan Saraf Tiruan Skenario pada metode jaringan saraf tiruan dilakukan dengan mengganti nilai epoch, error, dan learning rate setiap kali percobaan. Dari skenario yang telah dilakukan akan diperoleh skenario terbaik, yaitu skenario yang memiliki akurasi testing paling tinggi. Adapun skenario terbaik yang dihasilkan melalui percobaan menggunakan metode JST adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Skenario JST Error 0.01, LR 0.1, HN 4 dapat diketahui bahwa hasil terbaik terdapat pada percobaan error 0.01, learning rate 0.1, hidden neuron 4 dan epoch 50. Didapatkan akurasi testing sebesar 68,26%, total waktu komputasi sebesar 9,068 seconds. 4.2 Skenario Support vector machines Skenario pada metode support vector machines dilakukan dengan mengganti kernel (RBF atau polynomial), dan nilai d (derajat) dan σ (gamma) setiap kali percobaan. Dari skenario yang telah dilakukan akan diperoleh skenario terbaik, yaitu skenario yang memiliki akurasi paling tinggi. Adapun skenario terbaik yang dihasilkan melalui percobaan menggunakan metode JST adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Skenario SVM kernel RBF, gamma=2 σ = 2, Kernel RBF Akurasi Waktu Komputasi Training (%) Testing (%) Training (s) Testing (s) 62,49 56,57 11,702 15,964 dapat diketahui bahwa hasil terbaik yaitu pada percobaan dengan menggunakan kernel RBF pada saat nilai gamma sebesar 2, didapatkan akurasi sebesar 56,57%, total waktu komputasi sebesar 27,666 seconds. 4.3 Perbandingan Akurasi Akurasi merupakan tolak ukur yang sangat penting bagi suatu peramalan, melalui nilai akurasi dapat diketahui baik atau tidaknya suatu peramalan. Akurasi adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Akurasi Training (%) Testing (%) 66,31 68,26 σ = 2, Kernel RBF Akurasi Training (%) Testing (%) 62,49 56,57 7
8 Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Waktu Komputasi (s) 9,068 σ = 2, Kernel RBF Waktu Komputasi (s) 27,666 ISSN : Perbandingan akurasi antara dua metode dapat dilihat melalui hasil skenario terbaik. Melalui tabel diatas dapat dilihat bahwa metode JST memiliki akurasi yang lebih tinggi, yaitu 68,26% dibandingkan dengan metode SVM yang hanya sebesar 56,57%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa akurasi metode JST lebih baik dibandingkan metode SVM. 4.4 Perbandingan Waktu Komputasi Banyaknya waktu yang diperlukan untuk menjalankan sebuah metode juga berpengaruh terhadap peramalan. Semakin lama waktu yang diperlukan maka metode tersebut tidak efisien. Jika dihitung, total waktu komputasi metode JST sebesar 9,068 seconds dan total waktu komputasi metode SVM sebesar 27,666 seconds. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa waktu komputasi metode JST lebih cepat dibandingkan metode SVM. 4.5 Perbandingan Kompleksitas Algoritma Kompleksitas waktu algoritma jaringan saraf tiruan backpropagation. Perhitungan kompleksitas waktu asimptotik metode backpropagation dapat dihitung dengan menelusuri setiap langkah metode backpropagation pada pseudocode-nya. Jika dilihat dari pseudo-code proses yang banyak dilakukan oleh algoritma JST backpropagation adalah for. Kompleksitas waktu for dapat dihitung melalui jumlah pengulangan dikali dengan kompleksitas waktu rumus atau perhitungan yang berada didalamnya. Kompleksitas waktu asimptotik no(n) = O(n. n) = O(n ) Dalam kompleksitas waktu O(n ) bila n dinaikkan menjadi dua kali semula, maka waktu pelaksanaan algoritma meningkat menjadi empat kali semula. Kompleksitas waktu asimptotik support vector machines. Proses yang dijalankan oleh metode SVM mirip dengan algoritma sequential search, karena sistem akan selalu mencari nilai α yang sesuai dengan target, sampai nilai α tersebut ditemukan dan tidak berubah. Kasus terbaik (terjadi bila α = x) T (n) = 1 Pada kasus ini nilai Big-O = O(1) Kompleksitas O(1) berarti waktu pelaksanaan algoritma adalah tetap, tidak bergantung pada ukuran masukan. Kasus terburuk (terjadi bila α = x atau x belum ditemukan dan masih berubah). T (n) = n Pada kasus ini nilai Big-O = O(n) Dalam kompleksitas O(n) bila nilai n dijadikan dua kali semula, maka waktu pelaksanaan juga dua kali semula. Kasus rata-rata (jika nilai x ditemukan pada posisi ke-j, maka operasi perbandingan akan dieksekusi sebanyak j kali. ( n) n(1 + n) (n + 1) T = = n n 2 Pada kasus ini nilai Big-O = O(n) Pada dasarnya kompleksitas waktu algoritma SVM bervariasi antara O(n) sampai O(n. ). Pada kasus SVM yang menggunakan quadratic programming, kompleksitas waktu training SVM sebesar Big-O = O(n ). 8
9 Berdasarkan analisis diatas, waktu asimptotik metode JST adalah O(n ) dan waktu asimptotik metode SVM yang menggunakan QP (quadratic programming) adalah O(n ), hal ini menunjukkan bahwa metode JST memiliki waktu asimptotik yang lebih cepat dibandingkan dengan metode SVM. 5. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap implementasi sistem dan pengujian sistem peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan backpropagation didapatkan akurasi sebesar 68,26%, sedangkan menggunakan metode support vector machines kernel RBF didapatkan akurasi sebesar 56,57%. 2. Total waktu komputasi metode jaringan saraf tiruan backpropagation sebesar 9,068 seconds, dan total waktu komputasi metode support vector machines kernel RBF sebesar 27,666 seconds. 3. Waktu asimptotik metode JST adalah O(n ) dan waktu asimptotik metode SVM adalah O(n ). Berdasarkan perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode JST memiliki kompleksitas waktu asimptotik yang lebih cepat dibandingkan metode SVM, hal ini menunjukkan bahwa algoritma JST lebih efisien. Daftar Pustaka [1] Aamodt, Rune. (2010). Using Artificial Neural Networks To Forecast Financial Time Series. Norwegian University of Science and Technology. [2] Bab II Tinjauan Pustaka. Bab-ii. Diperoleh pada 29 November 2013, dari [3] Cao, Lijuan., E.H, Francis. (2001). Neural Comput & Applic: Financial Forecasting Using Support vector machines. Springer-Verlag London Limited. 10: [4] Capital Market Education s by Coki. IHSG sebagai indikator bursa di Indonesia. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [5] Endang, Triana. (2008). Model Peramalan Harga Saham dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Tesis. Institut Pertanian Bogor. [6] Finance Roll. (2012). IHSG. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [7] Fu, LiMin. (1994). Neural Networks in Computer Intelligence. McGraw-Hill Companies. [8] IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia. (2010). Indeks. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [9] IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia. (2010). Saham. Diperoleh pada 29 November 2013, dari [10] Indonesia Stock Exchange. (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. [11] Jakkula, Vikramaditya. Tutorial on Support Vector Machine (SVM). School of EECS. Washington State University. [12] Kara, Yakup., Boyacioglu Acar, Melek., Baykan Kaan, Omer. (2011). Predicting Direction of Stock Price Index Movement Using Artificial Neural Networks and Support vector machines: The Sample of The Istanbul Stock Exchange. Expert Systems with Applications 38. Elsevier Ltd
10 [13] Kim. Kyoung-jae. (2003). Financial Time Series Forecasting Using Support vector machines. Elsevier B.V. Neurocomputing 55 (2003) [14] Lin, Yuling., Guo, Haixiang., Hu, Jinglu. (2013). An SVM-based Approach for Stock Market Trend Prediction. Proceedings of International Joint Conference on Neural Networks. USA. [15] Neural networks. Feed-Forward Network. Diperoleh pada 10 Desember 2013, dari e/feedforward.html. [16] Neural Networks chapter 20. Diperoleh pada 13 Agustus 2014, dari [17] Pemilihan Teknik Peramalan dan Penentuan Kesalahan Peramalan. Diperoleh pada 20 Desember 2013, dari [18] Pedersen, Rasmus.,Schoeberl,Martin. An Embedded Support Vector Machine. Diperoleh pada 13 Agustus, dari [19] Rujukan Forex Marketiva AGEA Indonesia. (2010). Saham, Indeks Saham, dan Indeks Saham Berjangka. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [20] Rusmiati, Nurmalasari. Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sebagai Metode Peramalan Pada Perhitungan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia. Universitas Gunadarma. [21] Samsudin. R., Shabri. A., Saad.P. A Comparison of Time Series Forecasting Using Support Vector Machine and Artificial Neural Network Model. Universiti Teknologi Malaysia. [22] Santosa Budi. Tutorial Support Vector Machine. Kampus ITS. Surabaya. [23] Setiawan, Wahyudi. (2008). Prediksi Harga Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Feedforward Network dengan Algoritma Backpropagation. Konferensi Nasional Sistem dan Informatika. KNS&I
Prediksi Pergerakan Indeks Harga Saham Menggunakan Artificial Neural Network dan Support Vector Machine
Prediksi Pergerakan Indeks Harga Saham Menggunakan Artificial Neural Network dan Support Vector Machine Prediction of Stock Price Index Movement Using Artificial Neural Network and Support Vector Machine
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu yang akan terjadi dimasa sekarang maupun yang akan datang. dikarena masa yang akan datang
Lebih terperinciImplementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series
Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan besar, tidak lepas dari adanya proses jual beli saham. Saham secara umum merupakan surat berharga yang dapat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada
Lebih terperinciBACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA
BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciPenerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6
Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011
Lebih terperinciPREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK
PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya
Lebih terperinciPERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION
PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Budi Santosa, Riza Nugraha Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo
Lebih terperinciNeural Networks. Machine Learning
MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,
Lebih terperinciBAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK
BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis
Lebih terperinciPREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION
PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION Feni Andriani 1, Ilmiyati Sari 2 1 Universitas Gunadarma, feni.andriani@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan
Lebih terperinciAPLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA
Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin
Lebih terperinciPENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT
PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciArchitecture Net, Simple Neural Net
Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA
ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan
Lebih terperinciSATIN Sains dan Teknologi Informasi
SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan saham secara maksimal (Wang et al, 2009). semakin berkembang. Dengan memanfaatkan model model peramalan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan indeks harga saham merupakan sebuah peramalan deret waktu yang cukup sulit dilakukan (Kara et al, 2011). Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI
Lebih terperinciMetode Kernel. Machine Learning
MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Metode Kernel Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439,
Lebih terperinciVOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :
PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara
Lebih terperinciSATIN Sains dan Teknologi Informasi
SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara
BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban
Lebih terperinciPrediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation
1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering terdapat tenggang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK
ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4, No2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-31 Perbandingan Performansi Metode Peramalan Fuzzy Time Series yang Dimodifikasi dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Studi
Lebih terperinciPerbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation
65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciSVM untuk Regresi. Machine Learning
MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,
Lebih terperinciSATIN Sains dan Teknologi Informasi
SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan adalah menduga atau memperkirakan suatu keadaan di masa yang akan datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk menetapkan kapan
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION
ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Peramalan Harga Indeks Saham Hang Seng dengan Menggunakan Jaringan
Lebih terperinciPREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION
JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Citra Digital Citra digital adalah suatu citra elektronik yang diambil dari dokumen, seperti foto, buku, maupun sebuah video. Proses perubahan citra analog menjadi citra digital
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE
KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN
Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan
Lebih terperinciPERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses
Lebih terperinciPENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF
Lebih terperinciJurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari
Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan Support Vector Backpropagation. Pembahasan bertujuan untuk menguraikan teori dan algoritma yang digunakan dalam
Lebih terperinciPREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN PEMODELAN MLP DAN RBF
PRDIKSI HARGA SAHAM PRUSAHAAN KLAPA SAWIT MNGGUNAKAN PMODLAN MLP DAN RBF Linda Sari Dewi Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Jl. Damai No. 8 Warung Jati Barat (Margasatwa) Jakarta
Lebih terperinciPengantar Support Vector Machine
Pengantar Support Vector Machine Anto Satriyo Nugroho February 8, 2007 1 Pengantar Pattern Recognition (PR) didefinisikan sebagai proses pemetaan suatu data ke dalam konsep tertentu yang telah didefinisikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan
Lebih terperinciPEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Bilqis Amaliah 1, Amethis Oktaorora 2 1,2 Teknik Informatika, FTIf - ITS,Surabaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA
MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan
Lebih terperinciPengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Dasar Teori Penelitian mengenai peramalan harga saham terbagi dalam dua kelompok penelitian yaitu penelitian mengenai Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penelitian harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian di bidang metode peramalan terhadap data runtun waktu keuangan (financial time series forecasting) selalu menjadi bahasan yang menarik. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 811-820 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data
Lebih terperinciANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)
ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo
Lebih terperinciAnalisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation
Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id
Lebih terperinciPREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Dewi Kusumawati 1), Wing Wahyu Winarno 2), M. Rudyanto Arief 3) 1), 2), 3) Magister Teknik Informatika STMIK
Lebih terperinciAnalisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation
Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id
Lebih terperinciSVM untuk Regresi Ordinal
MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,
Lebih terperinciPERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA
PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA Budho Setyonugroho 1), Adhistya Erna Permanasari 2), Sri Suning Kusumawardani
Lebih terperinciSISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR Sofi Dwi Purwanto Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah kemampuan pemecahan masalah subjek kedalam elemen-elemen konstituen, mencari hubungan-hubungan internal dan diantara elemen-elemen, serta mengatur
Lebih terperinciAPLIKASI DIGITAL MAPPING UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
APLIKASI DIGITAL MAPPING UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Eka Mala Sari Rochman 1), Aeri Rachmad 2),Evodius Arizona Haryanto 3) Teknik Multimedia dan Jaringan, Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut
Lebih terperinciT 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX
T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta
Lebih terperinci2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression
2.1. Dasar Teori 2.1.1. Bandwidth Bandwidth adalah ukuran kapasitas dari sistem transmisi (Comer, 2004) Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan, tetapi konsep ini memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua negara mempunyai mata uang sebagai alat tukar. Pertukaran uang dengan barang yang terjadi disetiap negara tidak akan menimbulkan masalah mengingat nilai uang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan
Lebih terperinciANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK
Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK
Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan
Lebih terperinciUnnes Journal of Mathematics
UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN PREDIKSI HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN ARIMA Dwi Prisita
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal
Lebih terperinciSupport Vector Machine
MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,
Lebih terperinciVol 3, No 3 Desember 2013 ISSN
Vol 3, No 3 Desember 2013 ISSN 2088-2130 PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Rio Bayu Afrianto 1*), Handayani Tjandrasa 1), Isye Arieshanti 1) 1) Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN
PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ibrahim Arief NIM : 13503038 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu
Lebih terperinciAnalisis Akurasi Support Vector Machine...
ANALISIS AKURASI SUPPORT VECTOR MACHINE DENGAN FUNGSI KERNEL GAUSSIAN RBF UNTUK PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK HARIAN SEKTOR INDUSTRI Luqman Assaffat 1 * 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN
ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian
Lebih terperinciWAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi
Lebih terperinciNeural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network
Neural Network (NN) adalah suatu prosesor yang melakukan pendistribusian secara besar-besaran, yang memiliki kecenderungan alami untuk menyimpan suatu pengenalan yang pernah dialaminya, dengan kata lain
Lebih terperinciResearch of Science and Informatic BROILER CHICKENS WEIGHT PREDICTION BASE ON FEED OUT USING BACKPROPAGATION
Sains dan Informatika Vol.2 (N0.2) (2016): 1-9 1 Andre Mariza Putra, Chickens Weight Prediction Using Backpropagation JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic e-mail: jit.kopertis10@gmail.com
Lebih terperinciBab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh
Penerapan Neural Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Klasifikasi citra penginderaan jarak jauh (inderaja) merupakan proses penentuan piksel-piksel masuk ke dalam suatu kelas obyek tertentu. Pendekatan
Lebih terperinci2 2 ... v... 3 Santoso... 21 abawa... 29... 37... 53... 59... 67... 77 Yohakim Marwanta... 85... 89... 101 ... 109... 117 D. Jaringan Komputer Amirudd... 135 andha... 141... 151... 165 Syahrir... 171...
Lebih terperinciARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A
ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan
Lebih terperinciPeramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation
Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia hansun@umn.ac.id Diterima 31 Agustus 2012 Disetujui
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI
PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM
PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM Nanik Susanti 1* 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus
Lebih terperinciPERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)
PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165)
ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165) Muhammad Reza Putra, S. Kom, M. Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail:
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKSI CABAI RAWIT DENGAN NEURAL NETWORK Muhammad Fajar
PERAMALAN PRODUKSI CABAI RAWIT DENGAN NEURAL NETWORK Muhammad Fajar Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melakukan peramalan produksi cabai rawit dengan menggunakan neural network. Data yang digunakan dalam
Lebih terperinci