PERBANDINGAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES DAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES DAN JARINGAN SARAF TIRUAN"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES DAN JARINGAN SARAF TIRUAN Karina Priscilia 1, Rian Febrian Umbara 2, Jondri 3 School of Computing Telkom University, Bandung 1 nanakarinapriscilia@gmail.com, 2 rianum123@gmail.com Abstrak Support vector machines merupakan sebuah alat prediksi klasifikasi dan regresi yang menggunakan teori pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan akurasi prediksi dan sekaligus menghindari data yang over-fit. Jaringan saraf tiruan adalah suatu teknologi komputasi yang berbasis pada model saraf biologis, model ini membantu mensimulasikan tingkah laku dan kerja model saraf terhadap berbagai macam masukan. Penelitian ini menggunakan metode support vector machines dan jaringan saraf tiruan untuk peramalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Kedua metode ini akan dibandingkan melalui nilai akurasi, waktu komputasi dan kompleksitas algoritma. Hasil perhitungan 10 indikator dijadikan input pada sistem. Pada penelitian ini diperoleh hasil, yaitu dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan didapatkan akurasi testing sebesar 68,26% dan total waktu komputasi sebesar 9,068 seconds, sedangkan menggunakan metode support vector machines didapatkan akurasi sebesar 56,57% dan total waktu komputasi sebesar 27,666 seconds. Waktu asimptotik metode JST adalah O(n 2 ) dan waktu asimptotik metode SVM adalah O(n 3 ). Percobaan ini menunjukkan metode jaringan saraf tiruan lebih baik dibandingkan support vector machines dalam meramalkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, selain itu metode JST memiliki kompleksitas waktu asimptotik yang lebih cepat, hal ini menunjukkan bahwa algoritma JST lebih efisien. Kata kunci : support vector machines, jaringan saraf tiruan, 10 indikator, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kompleksitas waktu. 1. Pendahuluan Prediksi atau peramalan permasalahan finansial, seperti peramalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu peramalan modern yang paling sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh deret waktu pada permasalahan tersebut bersifat non-stasioner, dimana harga selalu berfluktuasi, serta tidak ada informasi lengkap yang dapat diperoleh melalui perilaku masa lalu dari pasar keuangan yang dapat dipelajari dan dilihat sifat ketergantungannya dan pengaruhnya terhadap harga masa mendatang. IHSG merupakan tolok ukur dari kinerja seluruh saham di BEI yang dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi nasional. Dalam ini akan dilakukan perhitungan untuk peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan menggunakan support vector machines, mencari akurasi peramalannya, serta akan membandingkan hasil peramalan yang dihasilkan oleh metode SVM dengan metode lainnya, yaitu jaringan saraf tiruan, sehingga menghasilkan akurasi dari masing-masing metode yang selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut. Selain itu dilakukan juga perbandingan kompleksitas algoritma dan waktu komputasi, untuk mengetahui metode yang lebih baik dalam peramalan harga saham. Sebagai input untuk kedua metode ini digunakan indikator teknis. Indikator teknis adalah hasil perhitungan matematis berdasarkan indikasi harga atau volume. Nilai-nilai yang diperoleh digunakan untuk memperkirakan kemungkinan perubahan harga. Dalam penelitian ini akan digunakan sepuluh indikator teknis, yaitu Simple 10-day moving average, Weighted 10-day moving average, Momentum, Stochastic K%, Stochastic D%, RSI (Relative Strength Index), MACD (moving average convergence divergence), Larry William s R%, A/D (Accumulation/Distribution Oscillator), CCI (Commodity Channel Index). Sepuluh indikator ini juga sudah dibahas dan dikaji oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yakup Kara, Melek Acar Boyacioglu dan Ömer Kaan Baykan[12]. Mereka menggunakan sepuluh indikator tersebut untuk memprediksi pergerakan harga saham Instanbul Stock Exchange dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, dalam penelitian tersebut didapatkan akurasi hasil prediksi menggunakan JST sebesar 75,74% dan akurasi hasil prediksi menggunakan SVM sebesar 1

2 71,52%, hal ini menyatakan bahwa hasil prediksi menggunakan metode ANN lebih baik dibandingkan dengan hasil prediksi menggunakan metode SVM. 2. Dasar Teori 2.1 Support vector machines Support vector machines pertama kali muncul pada tahun 1992, dikenalkan oleh Boser, Guyon dan Vapnik di COLT-92. Support vector machines adalah serangkaian set dari relasi metode supervised learning yang digunakan untuk klasifikasi, pengenalan (recognition), time series, dan regresi. Pengertian lain support vector machines adalah sebuah alat prediksi klasifikasi dan regresi yang menggunakan teori pembelajaran mesin (machine learning) untuk meningkatkan akurasi prediksi dan sekaligus menghindari data yang over-fit[11]. Ide pokok dari SVM adalah membangun sebuah hyperplane atau fungsi pemisah untuk memutuskan pemisahan margin positif dan negatif atau dua macam obyek, sedangkan ide pokok SVM untuk fungsi pendekatan adalah memetakan x data kedalam high-dimentional feature space menggunakan pemetaan nonlinier, kemudian menampilkan sebuah regresi linier didalam feature space[21]. Dalam teknik ini kita berusaha menemukan fungsi pemisah (klasifier/hyperplane) terbaik diantara fungsi yang tidak terbatas jumlahnya untuk memisahkan dua macam obyek. Hyperplane yang baik adalah hyperplane yang terletak ditengah-tengah antara dua set obyek dari dua kelas[22]. Mencari hyperplane terbaik ekuivalen dengan memaksimalkan margin atau jarak antara dua set obyek dari kelas yang berbeda. Contoh training, dengan input vektor x i R d dan label yang diberikan y i {+1,-1}, SVM mempelajari mengklasifikasikan objek kedalam dua kelas. SVM menggunakan model linier untuk menetapkan batas kelas nonlinier melalui beberapa pemetaan nonlinier inputan vektor x ke dalam ruang fitur dimensi tinggi (high-dimensional feature space). Model linier yang dibangun pada ruang baru dapat merepresentasikan sebuah keputusan nonlinier pada ruang yang asli (original space). Didalam ruang baru (new space) ini, hyperplane yang optimal dibangun. Dengan demikian, SVM dikenal sebagai algoritma yang dapat menemukan bentuk-bentuk spesial dari modelmodel linear (the maximum margin hyperplane). The maximum margin hyperplane memberikan pemisahan maksimum antar kelas-kelas keputusan (decision classes). Contoh-contoh training yang memiliki jarak terdekat terhadap the maximum margin hyperplane disebut vektor pendukung atau support vectors. Contoh training yang lainnya tidak relevan untuk mendefinisikan batas-batas kelas biner. Untuk kasus linier terpisah (linearly separable), sebuah hyperplane yang memisahkan kelas biner dalam kasus tiga atribut, dapat direpresentasikan dengan persamaan berikut[13]: y = w 0 + w 1x 1 +w 2x 2 +w 3x 3 (1) dimana y adalah hasil, x i adalah nilai atribut, dan terdapat empat bobot w i untuk dipelajari oleh algoritma pembelajaran (learning algorithm). Pada persamaan (7), bobot w i adalah parameter yang menentukan hyperplane. The maximum margin hyperplane dapat direpresentasikan dengan persamaan dibawah ini dalam bentuk support vectors: y = b + α y x(i). x (2) dimana y i adalah nilai kelas dari contoh pelatihan (training example) x(i),. merepresentasikan dot product. Vektor x merepresentasikan sebuah contoh test dan vektor x(i) adalah support vector. Dalam persamaan ini b dan α adalah parameter yang menentukan hyperplane. dari implementasi, menemukan support vector dan menentukan parameter b dan α, setara dengan memecahkan pemrograman kuadratik (QP) dengan konstrain (constrained quadratic programming). SVM membangun model linier untuk mengimplementasikan batas-batas kelas nonlinier melalui transformasi input kedalam ruang fitur dimensi tinggi (high-dimentional feature space). Dalam kasus nonlinier terpisah, sebuah ruang fitur dimensi tinggi dapat direpresentasikan sebagai berikut: y = b + α y K(x(i), x) (3) fungsi K(x(i), x) disebut sebagai fungsi kernel. Terdapat beberapa macam kernel yang dapat digunakan untuk menghasilkan hasil kali dalam (inner product) untuk membuat mesin dengan tipe tampilan nonlinier yang berbeda dalam ruang input (input space). Pemilihan terhadap kernel yang berbeda yang dapat meminimalisasi estimasi adalah pilihan yang baik Kernel Secara umum, kasus-kasus di dunia nyata adalah kasus yang tidak linier dan datanya sulit dipisahkan secara linier. Metoda kernel adalah salah satu cara untuk mengatasinya. K(x i, x j) dinamakan fungsi kernel. Nilainya sama dengan nilai perkalian dalam (inner product) dari dua vektor X i dan X j dalam ruang fitur (feature space) φ(x ) dan φ(x ). K(x i, x j) = φ(x ) φ(x ). 2

3 Dengan metoda kernel suatu data x di input space dimapping ke feature space F dengan dimensi yang lebih tinggi melalui map φ sebagai berikut : x φ (x). Karena itu data x di input space menjadi φ (x) di feature space. Suatu fungsi kernel, k(x, x ), bisa untuk menggantikan dot product < φ (x), φ (x) >. Kemudian di feature space, kita bisa membuat suatu fungsi pemisah yang linier yang mewakili fungsi nonlinear di input space. Terdapat banyak pilihan fungsi kernel, diantaranya adalah: Linear kernel : K(x i,x j) = x, x Polinomial kernel : K(x i,x j) = x, x + 1, d Sigmoid kernel : K(x i,x j) = tanh x, x + Θ Gaussian Radial Basis Function (RBF) kernel : K(x i,x j) = exp Radial Basis Function (RBF), σ R Pada machine learning, radial basis function kernel (RBF) adalah kernel fungsi yang digunakan pada klasifikasi support vector machines. RBF kernel pada dua sampel x dan x, direpresentasikan sebagai fitur vektor dalam beberapa ruang input, didefinisikan sebagai: K(x,x ) = exp (4) x x diketahui sebagai jarak Euclidean kuadrat diantara dua fitur vektor. σ adalah parameter bebas. Bentuk yang lebih sederhana adalah sebagai berikut: K(x,x ) = exp(γ x x )(5) Dimana γ =. Nilai dari RBF menurun dengan jarak yang berkisar antara 0 sampai 1, ketika x = x. Feature space dari kernel memiliki jumlah dimensi yang tak terbatas. Untuk σ = 1, ekspansinya adalah: exp x x = exp x! exp x (6) Karena SVM dan model lainnya yang menggunakan trik kernel tidak mempunyai skala yang baik dalam sampel training atau fitur dalam jumlah yang besar dalam input space, maka dibuat beberapa pendekatan/aproksimasi untuk kernel RBF. Biasanya digunakan bentuk fungsi z yang memetakan vektor tunggal kepada vektor dimensi yang lebih tinggi. Bentuk pendekatannya adalah sebagai berikut: z(x)z(x ) φ(x)φ(x ) = K(x, x ) (7) Dimana φ adalah pemetaan implisit yang terdapat didalam kernel RBF. Salah satu cara untuk membangun z adalah dengan sampel acak dari transformasi Fourier dari kernel Polynomial Kernel Kernel polinomial merupakan jenis kernel non-stasioner. Kernel polinomial efektif digunakan pada data training yang sudah dinormalisasi. Bentuk sederhana dari rumus kernel polinomial adalah sebagai berikut: k(x, y) = (x y + 1) (8) Dimana d adalah derajat polinomial dan x adalah data training yang telah di transpose. 2.2 Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan adalah algoritma pembelajaran yang terinspirasi dari sistem saraf biologis[1]. Jaringan saraf tiruan merupakan representasi buatan manusia yang selalu mencoba mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Otak manusia berisi berjuta-juta sel saraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiap-tiap sel bekerja seperti suatu processor sederhana. Masingmasing sel tersebut saling berinteraksi sehingga mendukung kemampuan kerja otak manusia[23]. Jaringan saraf tiruan sering digunakan karena kemampuannya untuk menggeneralisasi hasil dari data yang tak terlihat, terutama untuk sistem dinamis secara real time. JST dapat mengidentifikasi dan mempelajari pola korelasi antara set input data. Jaringan saraf tiruan memiliki dua fase kerja, yaitu fase pembelajaran (learning) dan fase recall. Dalam fase pembelajaran, set data digunakan sebagai sinyal pelatihan (training signal) pada input dan output layer. Fase recall dilakukan menggunakan berat (weight) yang diperoleh dalam tahap fase pembelajaran[1]. 3

4 2.2.1 Backpropagation Backpropagation merupakan salah satu metode pelatihan dari jaringan saraf tiruan. Backpropagation lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sistem jaringan saraf lainnya, berbeda dengan perceptron sebelumnya, Backpropagation adalah jaringan feedforward multilayer dengan fungsi transfer yang berbeda dalam neuron buatan dan memiliki learning rule yang lebih kuat[7]. Backpropagation menggunakan arsitektur multilayer dengan metode pelatihan supervised training[23]. Disebut backpropagation karena merupakan jenis teknik gradient descent dengan propagasi kesalahan mundur (backward error)[7]. Jaringan backpropagation terdiri dari satu input layer, satu output layer dan satu atau lebih hidden layer. Algoritma Backpropagation[7] Inisialisasi bobot (weight initialization) Atur semua bobot dan node pada angka-angka berjumlah kecil secara acak. Catat bahwa batas ambang node adalah negatif dari bobot yang berasal dari unit bias (dimana level aktivasi ditentukan 1). Perhitungan aktivasi 1. Level aktivasi dari sebuah input ditentukan oleh pemisalan (asumsi) yang diberikan ke jaringan. 2. Level aktivasi O j dari sebuah hidden dan output unit ditentukan oleh O j = F( Σ W jio i Ɵ j) (1) Dimana W ji adalah bobot dari input O i, Ɵ j adalah batas simpul (node threshold), dan F adalah fungsi sigmoid: F(a) = (2) Pelatihan bobot (weight training) 1. Mulai dari unit output dan bekerja mundur ke lapisan tersembunyi (hidden layers) secara rekursif. Sesuaikan bobot oleh W ji(t+1) = W ji(t) + ΔW ji (3) Dimana W ji(t) adalah bobot dari unit i ke unit j pada saat t (atau pada saat iterasi ke-t) dan ΔW ji adalah penyesuaian bobot (weight adjustment). 2. Perubahan bobot dapat dihitung menggunakan ΔW ji = ηδ jo i (4) Dimana η adalah sebuah trial-independent learning rate (0 < η < 1, misalnya 0,3) dan δ j adalah error gradient pada unit j. Konvergensi terkadang lebih cepat dengan menambahkan momentum term: W ji(t+1) = W ji(t) + ηδ jo i + α[w ji(t) W ji(t 1)] Dimana 0 < α < Error gradient diperoleh dari: Untuk unit output: δ j = O j (1 O j)(t j O j) (5) dimana T j adalah target aktivasi output dan O j adalah output aktual aktivasi pada output unit j. Untuk hidden unit: δ j = O j (1 O j) δ W (6) dimana δ adalah error gradient pada unit k yang merupakan sebuah titik koneksi dari hidden unit j. 4. Ulangi iterasi sampai mendapatkan bentuk yang konvergen dalam pemilihan kriteria error. Iterasi mencakup memberikan sebuah pemisalan/asumsi (instance), menghitung aktivasi dan memodifikasi bobot. Untuk meminimumkan kriteria error, dapat digunakan: E = (T O ) (7) Kriteria Berhenti (Stopping Criteria)[7] Proses penyesuaian bobot berdasarkan gradient diulang sampai kriteria minimum tercapai. Dalam prakteknya kita harus memilih kondisi berhenti. Ada beberapa kriteria berhenti yang dapat dipertimbangkan: Berdasarkan minimalisasi error: dalam pengenalan pola, prosedur pemberhentian akan tercapai ketika data benar-benar sudah terklasifikasi. Jika keadaan tersebut tidak tercapai, maka asumsi pembatasan akan digunakan. Namun, kriteria ini tidak menjamin generalisasi ke data baru. Berdasarkan gradient: algoritma akan berhenti ketika gradien sudah cukup kecil. Perlu diingat bahwa gradien akan menjadi nol saat minimal menurut definisi/asumsi. Berdasarkan kinerja cross-validasi: kriteria ini dapat digunakan untuk memantau kinerja generalisasi selama proses learning dan untuk memberhentikan algoritma ketika sudah tidak ada perbaikan. 4

5 Dua kriteria pertama sensitif terhadap pemilihan parameter dan dapat menyebabkan hasil yang buruk jika parameter yang dipilih tidak tepat. Kriteria cross-validasi tidak memiliki kekurangan ini, kriteria ini dapat menghindari overfitting data dan dapat meningkatkan kinerja generalisasi jaringan. Namun crossvalidasi lebih bersifat komputasi intensif dan memerlukan lebih banyak data. 2.3 Indikator Teknis Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan, menjadi petunjuk atau keterangan. Dalam peramalan pergerakan harga saham, indikator dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan harga dimasa depan. Indikator teknis adalah hasil perhitungan matematis berdasarkan indikasi harga atau volume. Nilai-nilai yang diperoleh digunakan untuk memperkirakan kemungkinan perubahan harga. Terdapat beberapa indikator teknis yang telah dikembangkan, namun dalam penelitian ini hanya akan digunakan sepuluh indikator, yaitu Simple 10-day moving average, Weighted 10-day moving average, Momentum, Stochastic K%, Stochastic D%, RSI (Relative Strength Index), MACD (moving average convergence divergence), Larry William s R%, A/D (Accumulation/Distribution Oscillator), CCI (Commodity Channel Index). Sepuluh indikator yang digunakan dalam penelitian ini merupakan indikator yang diterima dan digunakan oleh investor dan manager keuangan sebagai sinyal trend pasar saham masa depan. Selain itu, sepuluh indikator ini juga sudah dibahas dan dikaji oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yakup Kara, Melek Acar Boyacioglu dan Ömer Kaan Baykan [12]. Penggunaan indikator teknis juga dilakukan oleh Kyoung-jae Kim [13]. Selain telah diterima dan digunakan oleh investor dan manager keuangan, penggunaan indikator ini efektif menyaring data, melatih classifier dan mengekstrak rules dari classifier, selain itu mengurangi dimensi dari ruang fitur, meningkatkan kemampuan generalisasi classifier dan mengurangi biaya serta waktu. Adapun rumus perhitungan 10 indikator adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Rumus 10 Indikator [12] Indikator Simple 10-day moving average Weighted 10-day moving average Momentum Stochastic K% Stochastic D% Rumus C + C + + C 10 ((n) x C + (n 1) x C + + C ) (n + (n 1) + + 1) C C x 100% K % n RSI (Relative Strength Index) ( )/( /) MACD (moving average convergence divergence) Larry William s R% A/D (Accumulation/Distribution Oscillator) MACD(n) + 2 n + 1 x (DIFF MACD(n) x 100% H C H L 5

6 CCI (Commodity Channel Index) M SM 0.015D Keterangan: C t : Harga penutupan (closing price) L t : Low price H t : High price k : Periode waktu dari hari ke-k exponential moving average LL t : Lowest low HH t : Highest high Up t : Perubahan harga naik pada saat t Dw t : Perubahan harga turun pada saat t MACD : Indikator yang menyatakan hubungan harga antara dua moving average. MACD dihitung melalui 26-days Exponential Moving Average (EMA) dan 12-days EMA DIFFt : Selisih antara 12-days EMA dan 26-days EMA ( 12days EMA 26days EMA) Mt : Typical price SMt : Simpe Moving Average 3. Perancangan Sistem Perancangan sistem menggambarkan proses sistem yang akan dirancang, dimana dimulai dari pengumpulan data indeks harga saham gabungan sampai proses peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan tersebut. Pemodelan sistem untuk ini adalah : Data IHSG Prediksi Menggunakan SVM Prediksi Menggunakan JST Hasil Prediksi Peramalan Pergerakan IHSG dan akurasi Membandingkan Tingkat Akurasi dari Kedua Metode Didapat Metode yang Memiliki Akurasi terbaik Rekomendasi Data historis harga Indeks Harga Gabungan (IHSG) yang digunakan adalah close, high, low dan merupakan data harian (daily) periode Januari 2009 sampai Desember Data historis dapat di unduh pada Data di kelompokkan menjadi 2 kelas, kelas 0, jika (harga saham sebelumnya harga saham saat ini) < 0 (saham mengalami penurunan) dan kelas 1, jika (harga saham sebelumnya harga saham saat ini) > 0 (saham mengalami kenaikan). Setelah proses normalisasi, data IHSG tersebut akan digunakan dalam perhitungan 10 indikator[12] (simple 10-day moving average, weighted 10-day moving average, momentum, stochastic K%, stochastic D%, RSI(Relative Strength Index), MACD(moving average convergence divergence), larry william s R%, A/D (Accumulation/Distribution) Oscillator, CCI (Commodity Channel Index). Hasil perhitungan 10 indikator akan digunakan sebagai input dalam perhitungan pada metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines. Kemudian akan dilakukan proses training dan testing 6

7 Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Akurasi Waktu Komputasi Training (%) Testing (%) Training (s) Testing (s) 66,31 68,26 8,936 0,132 ISSN : menggunakan kedua metode tersebut untuk memperoleh output berupa nilai 1 untuk pergerakan IHSG naik dan nilai 0 untuk pergerakan IHSG turun, serta untuk mendapatkan akurasi, waktu komputasi dan kompleksitas algoritma. 4. Pengujian dan Analisis Pengujian pada penelitian ini menggunakan data historis IHSG (close price, high, low) yang sudah dihitung menggunakan rumus 10 indikator (Tabel 2.1). Kemudian akan digunakan strategi pengujian untuk masing-masing metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, dengan skenario sebanyak ( 9 skenario untuk metode jaringan saraf tiruan dan 3 skenario untuk support vector machines, serta 3 kali perbandingan (akurasi, waktu komputasi (dalam seconds) dan kompleksitas algoritma). 4.1 Skenario Jaringan Saraf Tiruan Skenario pada metode jaringan saraf tiruan dilakukan dengan mengganti nilai epoch, error, dan learning rate setiap kali percobaan. Dari skenario yang telah dilakukan akan diperoleh skenario terbaik, yaitu skenario yang memiliki akurasi testing paling tinggi. Adapun skenario terbaik yang dihasilkan melalui percobaan menggunakan metode JST adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Skenario JST Error 0.01, LR 0.1, HN 4 dapat diketahui bahwa hasil terbaik terdapat pada percobaan error 0.01, learning rate 0.1, hidden neuron 4 dan epoch 50. Didapatkan akurasi testing sebesar 68,26%, total waktu komputasi sebesar 9,068 seconds. 4.2 Skenario Support vector machines Skenario pada metode support vector machines dilakukan dengan mengganti kernel (RBF atau polynomial), dan nilai d (derajat) dan σ (gamma) setiap kali percobaan. Dari skenario yang telah dilakukan akan diperoleh skenario terbaik, yaitu skenario yang memiliki akurasi paling tinggi. Adapun skenario terbaik yang dihasilkan melalui percobaan menggunakan metode JST adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Skenario SVM kernel RBF, gamma=2 σ = 2, Kernel RBF Akurasi Waktu Komputasi Training (%) Testing (%) Training (s) Testing (s) 62,49 56,57 11,702 15,964 dapat diketahui bahwa hasil terbaik yaitu pada percobaan dengan menggunakan kernel RBF pada saat nilai gamma sebesar 2, didapatkan akurasi sebesar 56,57%, total waktu komputasi sebesar 27,666 seconds. 4.3 Perbandingan Akurasi Akurasi merupakan tolak ukur yang sangat penting bagi suatu peramalan, melalui nilai akurasi dapat diketahui baik atau tidaknya suatu peramalan. Akurasi adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Akurasi Training (%) Testing (%) 66,31 68,26 σ = 2, Kernel RBF Akurasi Training (%) Testing (%) 62,49 56,57 7

8 Error 0,01, LR 0,1, HN 4 Epoch 50 Waktu Komputasi (s) 9,068 σ = 2, Kernel RBF Waktu Komputasi (s) 27,666 ISSN : Perbandingan akurasi antara dua metode dapat dilihat melalui hasil skenario terbaik. Melalui tabel diatas dapat dilihat bahwa metode JST memiliki akurasi yang lebih tinggi, yaitu 68,26% dibandingkan dengan metode SVM yang hanya sebesar 56,57%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa akurasi metode JST lebih baik dibandingkan metode SVM. 4.4 Perbandingan Waktu Komputasi Banyaknya waktu yang diperlukan untuk menjalankan sebuah metode juga berpengaruh terhadap peramalan. Semakin lama waktu yang diperlukan maka metode tersebut tidak efisien. Jika dihitung, total waktu komputasi metode JST sebesar 9,068 seconds dan total waktu komputasi metode SVM sebesar 27,666 seconds. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa waktu komputasi metode JST lebih cepat dibandingkan metode SVM. 4.5 Perbandingan Kompleksitas Algoritma Kompleksitas waktu algoritma jaringan saraf tiruan backpropagation. Perhitungan kompleksitas waktu asimptotik metode backpropagation dapat dihitung dengan menelusuri setiap langkah metode backpropagation pada pseudocode-nya. Jika dilihat dari pseudo-code proses yang banyak dilakukan oleh algoritma JST backpropagation adalah for. Kompleksitas waktu for dapat dihitung melalui jumlah pengulangan dikali dengan kompleksitas waktu rumus atau perhitungan yang berada didalamnya. Kompleksitas waktu asimptotik no(n) = O(n. n) = O(n ) Dalam kompleksitas waktu O(n ) bila n dinaikkan menjadi dua kali semula, maka waktu pelaksanaan algoritma meningkat menjadi empat kali semula. Kompleksitas waktu asimptotik support vector machines. Proses yang dijalankan oleh metode SVM mirip dengan algoritma sequential search, karena sistem akan selalu mencari nilai α yang sesuai dengan target, sampai nilai α tersebut ditemukan dan tidak berubah. Kasus terbaik (terjadi bila α = x) T (n) = 1 Pada kasus ini nilai Big-O = O(1) Kompleksitas O(1) berarti waktu pelaksanaan algoritma adalah tetap, tidak bergantung pada ukuran masukan. Kasus terburuk (terjadi bila α = x atau x belum ditemukan dan masih berubah). T (n) = n Pada kasus ini nilai Big-O = O(n) Dalam kompleksitas O(n) bila nilai n dijadikan dua kali semula, maka waktu pelaksanaan juga dua kali semula. Kasus rata-rata (jika nilai x ditemukan pada posisi ke-j, maka operasi perbandingan akan dieksekusi sebanyak j kali. ( n) n(1 + n) (n + 1) T = = n n 2 Pada kasus ini nilai Big-O = O(n) Pada dasarnya kompleksitas waktu algoritma SVM bervariasi antara O(n) sampai O(n. ). Pada kasus SVM yang menggunakan quadratic programming, kompleksitas waktu training SVM sebesar Big-O = O(n ). 8

9 Berdasarkan analisis diatas, waktu asimptotik metode JST adalah O(n ) dan waktu asimptotik metode SVM yang menggunakan QP (quadratic programming) adalah O(n ), hal ini menunjukkan bahwa metode JST memiliki waktu asimptotik yang lebih cepat dibandingkan dengan metode SVM. 5. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap implementasi sistem dan pengujian sistem peramalan pergerakan indeks harga saham gabungan dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan dan support vector machines, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan backpropagation didapatkan akurasi sebesar 68,26%, sedangkan menggunakan metode support vector machines kernel RBF didapatkan akurasi sebesar 56,57%. 2. Total waktu komputasi metode jaringan saraf tiruan backpropagation sebesar 9,068 seconds, dan total waktu komputasi metode support vector machines kernel RBF sebesar 27,666 seconds. 3. Waktu asimptotik metode JST adalah O(n ) dan waktu asimptotik metode SVM adalah O(n ). Berdasarkan perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa metode JST memiliki kompleksitas waktu asimptotik yang lebih cepat dibandingkan metode SVM, hal ini menunjukkan bahwa algoritma JST lebih efisien. Daftar Pustaka [1] Aamodt, Rune. (2010). Using Artificial Neural Networks To Forecast Financial Time Series. Norwegian University of Science and Technology. [2] Bab II Tinjauan Pustaka. Bab-ii. Diperoleh pada 29 November 2013, dari [3] Cao, Lijuan., E.H, Francis. (2001). Neural Comput & Applic: Financial Forecasting Using Support vector machines. Springer-Verlag London Limited. 10: [4] Capital Market Education s by Coki. IHSG sebagai indikator bursa di Indonesia. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [5] Endang, Triana. (2008). Model Peramalan Harga Saham dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Tesis. Institut Pertanian Bogor. [6] Finance Roll. (2012). IHSG. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [7] Fu, LiMin. (1994). Neural Networks in Computer Intelligence. McGraw-Hill Companies. [8] IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia. (2010). Indeks. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [9] IDX Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia. (2010). Saham. Diperoleh pada 29 November 2013, dari [10] Indonesia Stock Exchange. (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. [11] Jakkula, Vikramaditya. Tutorial on Support Vector Machine (SVM). School of EECS. Washington State University. [12] Kara, Yakup., Boyacioglu Acar, Melek., Baykan Kaan, Omer. (2011). Predicting Direction of Stock Price Index Movement Using Artificial Neural Networks and Support vector machines: The Sample of The Istanbul Stock Exchange. Expert Systems with Applications 38. Elsevier Ltd

10 [13] Kim. Kyoung-jae. (2003). Financial Time Series Forecasting Using Support vector machines. Elsevier B.V. Neurocomputing 55 (2003) [14] Lin, Yuling., Guo, Haixiang., Hu, Jinglu. (2013). An SVM-based Approach for Stock Market Trend Prediction. Proceedings of International Joint Conference on Neural Networks. USA. [15] Neural networks. Feed-Forward Network. Diperoleh pada 10 Desember 2013, dari e/feedforward.html. [16] Neural Networks chapter 20. Diperoleh pada 13 Agustus 2014, dari [17] Pemilihan Teknik Peramalan dan Penentuan Kesalahan Peramalan. Diperoleh pada 20 Desember 2013, dari [18] Pedersen, Rasmus.,Schoeberl,Martin. An Embedded Support Vector Machine. Diperoleh pada 13 Agustus, dari [19] Rujukan Forex Marketiva AGEA Indonesia. (2010). Saham, Indeks Saham, dan Indeks Saham Berjangka. Diperoleh pada 1 Desember 2013, dari [20] Rusmiati, Nurmalasari. Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sebagai Metode Peramalan Pada Perhitungan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia. Universitas Gunadarma. [21] Samsudin. R., Shabri. A., Saad.P. A Comparison of Time Series Forecasting Using Support Vector Machine and Artificial Neural Network Model. Universiti Teknologi Malaysia. [22] Santosa Budi. Tutorial Support Vector Machine. Kampus ITS. Surabaya. [23] Setiawan, Wahyudi. (2008). Prediksi Harga Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Feedforward Network dengan Algoritma Backpropagation. Konferensi Nasional Sistem dan Informatika. KNS&I

Prediksi Pergerakan Indeks Harga Saham Menggunakan Artificial Neural Network dan Support Vector Machine

Prediksi Pergerakan Indeks Harga Saham Menggunakan Artificial Neural Network dan Support Vector Machine Prediksi Pergerakan Indeks Harga Saham Menggunakan Artificial Neural Network dan Support Vector Machine Prediction of Stock Price Index Movement Using Artificial Neural Network and Support Vector Machine

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu yang akan terjadi dimasa sekarang maupun yang akan datang. dikarena masa yang akan datang

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan besar, tidak lepas dari adanya proses jual beli saham. Saham secara umum merupakan surat berharga yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA Anggi Purnama Undergraduate Program, Computer Science, 2007 Gunadarma Universiy http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Budi Santosa, Riza Nugraha Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo

Lebih terperinci

Neural Networks. Machine Learning

Neural Networks. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION Feni Andriani 1, Ilmiyati Sari 2 1 Universitas Gunadarma, feni.andriani@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron (Joni Riadi dan Nurmahaludin) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA Joni Riadi (1) dan Nurmahaludin

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan saham secara maksimal (Wang et al, 2009). semakin berkembang. Dengan memanfaatkan model model peramalan dari

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan saham secara maksimal (Wang et al, 2009). semakin berkembang. Dengan memanfaatkan model model peramalan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan indeks harga saham merupakan sebuah peramalan deret waktu yang cukup sulit dilakukan (Kara et al, 2011). Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

Metode Kernel. Machine Learning

Metode Kernel. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Metode Kernel Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439,

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering terdapat tenggang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4, No2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-31 Perbandingan Performansi Metode Peramalan Fuzzy Time Series yang Dimodifikasi dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Studi

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

SVM untuk Regresi. Machine Learning

SVM untuk Regresi. Machine Learning MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Estimasi Needs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan adalah menduga atau memperkirakan suatu keadaan di masa yang akan datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk menetapkan kapan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Peramalan Harga Indeks Saham Hang Seng dengan Menggunakan Jaringan

Lebih terperinci

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Citra Digital Citra digital adalah suatu citra elektronik yang diambil dari dokumen, seperti foto, buku, maupun sebuah video. Proses perubahan citra analog menjadi citra digital

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE

KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan Support Vector Backpropagation. Pembahasan bertujuan untuk menguraikan teori dan algoritma yang digunakan dalam

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN PEMODELAN MLP DAN RBF

PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN PEMODELAN MLP DAN RBF PRDIKSI HARGA SAHAM PRUSAHAAN KLAPA SAWIT MNGGUNAKAN PMODLAN MLP DAN RBF Linda Sari Dewi Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Jl. Damai No. 8 Warung Jati Barat (Margasatwa) Jakarta

Lebih terperinci

Pengantar Support Vector Machine

Pengantar Support Vector Machine Pengantar Support Vector Machine Anto Satriyo Nugroho February 8, 2007 1 Pengantar Pattern Recognition (PR) didefinisikan sebagai proses pemetaan suatu data ke dalam konsep tertentu yang telah didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Bilqis Amaliah 1, Amethis Oktaorora 2 1,2 Teknik Informatika, FTIf - ITS,Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Dasar Teori Penelitian mengenai peramalan harga saham terbagi dalam dua kelompok penelitian yaitu penelitian mengenai Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penelitian harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian di bidang metode peramalan terhadap data runtun waktu keuangan (financial time series forecasting) selalu menjadi bahasan yang menarik. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 811-820 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), merupakan metode untuk mengoptimalkan performa dari sistem dengan mempelajari data

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Dewi Kusumawati 1), Wing Wahyu Winarno 2), M. Rudyanto Arief 3) 1), 2), 3) Magister Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

SVM untuk Regresi Ordinal

SVM untuk Regresi Ordinal MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA Budho Setyonugroho 1), Adhistya Erna Permanasari 2), Sri Suning Kusumawardani

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR Sofi Dwi Purwanto Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah kemampuan pemecahan masalah subjek kedalam elemen-elemen konstituen, mencari hubungan-hubungan internal dan diantara elemen-elemen, serta mengatur

Lebih terperinci

APLIKASI DIGITAL MAPPING UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

APLIKASI DIGITAL MAPPING UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA APLIKASI DIGITAL MAPPING UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Eka Mala Sari Rochman 1), Aeri Rachmad 2),Evodius Arizona Haryanto 3) Teknik Multimedia dan Jaringan, Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression

2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Bandwidth Bandwidth adalah ukuran kapasitas dari sistem transmisi (Comer, 2004) Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan, tetapi konsep ini memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua negara mempunyai mata uang sebagai alat tukar. Pertukaran uang dengan barang yang terjadi disetiap negara tidak akan menimbulkan masalah mengingat nilai uang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Algoritma genetik merupakan salah satu algoritma yang biasanya digunakan dalam optimalisasi data. Namun penggunaan algoritma genetik dalam melakukan peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Seminar Nasional Informatika 0 ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian, Purwa Hasan Putra Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55-10 PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK Nurmahaludin (1) (1) Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN PREDIKSI HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN ARIMA Dwi Prisita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

Support Vector Machine

Support Vector Machine MMA10991 Topik Khusus Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

Vol 3, No 3 Desember 2013 ISSN

Vol 3, No 3 Desember 2013 ISSN Vol 3, No 3 Desember 2013 ISSN 2088-2130 PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Rio Bayu Afrianto 1*), Handayani Tjandrasa 1), Isye Arieshanti 1) 1) Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ibrahim Arief NIM : 13503038 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

Analisis Akurasi Support Vector Machine...

Analisis Akurasi Support Vector Machine... ANALISIS AKURASI SUPPORT VECTOR MACHINE DENGAN FUNGSI KERNEL GAUSSIAN RBF UNTUK PRAKIRAAN BEBAN LISTRIK HARIAN SEKTOR INDUSTRI Luqman Assaffat 1 * 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Karyawan atau tenaga kerja adalah bagian

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network Neural Network (NN) adalah suatu prosesor yang melakukan pendistribusian secara besar-besaran, yang memiliki kecenderungan alami untuk menyimpan suatu pengenalan yang pernah dialaminya, dengan kata lain

Lebih terperinci

Research of Science and Informatic BROILER CHICKENS WEIGHT PREDICTION BASE ON FEED OUT USING BACKPROPAGATION

Research of Science and Informatic   BROILER CHICKENS WEIGHT PREDICTION BASE ON FEED OUT USING BACKPROPAGATION Sains dan Informatika Vol.2 (N0.2) (2016): 1-9 1 Andre Mariza Putra, Chickens Weight Prediction Using Backpropagation JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic e-mail: jit.kopertis10@gmail.com

Lebih terperinci

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Penerapan Neural Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Klasifikasi citra penginderaan jarak jauh (inderaja) merupakan proses penentuan piksel-piksel masuk ke dalam suatu kelas obyek tertentu. Pendekatan

Lebih terperinci

2 2 ... v... 3 Santoso... 21 abawa... 29... 37... 53... 59... 67... 77 Yohakim Marwanta... 85... 89... 101 ... 109... 117 D. Jaringan Komputer Amirudd... 135 andha... 141... 151... 165 Syahrir... 171...

Lebih terperinci

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A ARTIFICIAL NEURAL NETWORK CAHYA YUNITA 5213100001 ALVISHA FARRASITA 5213100057 NOVIANTIANDINI 5213100075 TEKNIK PERAMALAN - A MATERI Neural Network Neural Network atau dalam bahasa Indonesia disebut Jaringan

Lebih terperinci

Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation

Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia hansun@umn.ac.id Diterima 31 Agustus 2012 Disetujui

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM Nanik Susanti 1* 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

Lebih terperinci

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP) Apriliyah, Wayan Firdaus Mahmudy, Agus Wahyu Widodo Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165)

ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165) ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165) Muhammad Reza Putra, S. Kom, M. Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail:

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI CABAI RAWIT DENGAN NEURAL NETWORK Muhammad Fajar

PERAMALAN PRODUKSI CABAI RAWIT DENGAN NEURAL NETWORK Muhammad Fajar PERAMALAN PRODUKSI CABAI RAWIT DENGAN NEURAL NETWORK Muhammad Fajar Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melakukan peramalan produksi cabai rawit dengan menggunakan neural network. Data yang digunakan dalam

Lebih terperinci