DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Transkripsi

1 Nomor : DPD.220/SP/5/2011 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG I TAHUN SIDANG I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat 2. Tanggal : 28 Oktober Waktu : WIB Selesai 4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD 1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.) 8. Acara : 1. Laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing Alat Kelengkapan DPD RI. 2. Pengesahan Putusan DPD RI. 3. Penutupan Masa Sidang I Tahun Sidang Hadir : 96 Orang 10. Tidak hadir : 36 Orang II. JALANNYA SIDANG :

2 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Karena waktu kurang 20 menit jam 10.00, sementara hari ini adalah hari Jumat, maka saya kira kit tidak perlu menundanya lagi dan sidang ini saya buka dengan resmi. KETOK 1X Bapak-bapak Ibu-ibu sekalian, pertama sekali saya atas nama pimpinan mengucapkan mohon maaf, karena Pak Irman Gusman, Pak Ketua itu berhalangan hadir untuk bagian pertama pada pembukaan sidang hari ini, pagi ini, karena beliau memberikan satu kesaksian yang dia tidak bisa tinggalkan pada hari ini sehingga meminta saya untuk menggantikan beliau. Tapi beliau segera menyusul pada sekitar jam 10.00, beliau akan segera menyusul. Pagi ini adalah pembukaan Sidang Paripurna ke-5 dewan Perwakilan Daerah Masa Sidang I Tahun Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. Om Swastyastu. Sebelum kita memasuki sidang, maka sebagaimana diatur dalam undang-undang kita wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk itu pada tim paduan suara kami mintakan waktunya untuk memandu lagu Indonesia Raya dan kita semua diharapkan berdiri. 2. PEMBICARA : PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku. Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. 1

3 Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. 3. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Bapak-bapak Ibu-ibu anggota DPD yang sama saya hormati. Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat, pada sekarang ini sudah hadir 50 orang anggota, yang sedang bertugas, yang ijin 3 orang dan laporan yagn bertugas belum ada. Jadi karena kita pada sidang pagi ini kita akan mengambil beberapa keputusan dari setiap alat kelengkapan, maka saya kira kita sambil menunggu waktu kita skors sidang dulu sekitar 10 menit atau 5 menit. 4. PEMBICARA : H. ABDUL GAFAR USMAN, MM. (RIAU) Pimpinan. 5. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Pak Gafar, silakan. 6. PEMBICARA : H. ABDUL GAFAR USMAN, MM. (RIAU) Saya melihat materi yang kita terima tidak semuanya mengambil keputusan. Karena tidak semuanya mengambil keputusan, kita dahului saja yang tidak mengambil keputusan tidak perlu kuorum. Jadi saran saya, karena hari ini hari Jumat jadi kita dulukan sekarang agenda yang tidak mengambil keputusan. Demikian Pak Ketua terima kasih sekali. 7. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Iya, apa kita setuju seperti itu? karena yang mengambil keputusan kita putuskan berdasarkan kuorum, tapi yang tidak mengambil keputusan saya kira kita bisa lanjutkan. Saya kira ini ide yang bagus. Setuju? Oke kita lanjutkan. KETOK 1X Saya kira kita lanjutkan dengan mendengarkan laporan saja dari alat-alat kelengkapan yang menyampaikan laporan perkembangan kegiatannya tetapi tidak emngambil keputusan. Yang pertama PPUU, kemudian yang kedua Panitia Urusan Rumah tangga, ketiga PAP, dan keempat Kelompok DPD di MPR. Empat alat kelengkapan ini yang akan menyampaikan laporan tapi tidak diambil keputusan. Untuk itu dengan hormat saya mengundang Ketua PPUU atau Pimpinan PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangannya. Belum ada? 2

4 PAP, PAP ini saya kira sudah siap ini laporannya, bahannya masih ditunggu ya Pak? PURT? PURT silakan, Pak Budi. 8. PEMBICARA : Dr. BUDI DOKU (GORONTALO) Bahannya belum dikasih, nanti, bagus menunggu kuorum kalau PURT. 9. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Kalau begitu Kelompok DPD di MPR. 10. PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, SH. (PAPUA BARAT) Ijin Pak Ketua, kalau bisa dikasih istirahat 5 menit sambil menunggu berkas-berkas yang sedang dipersiapkan. 11. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Sudah diputuskan dilanjutkan, tapi saya kira. 12. PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, SH. (PAPUA BARAT) Taip bahan yang mau dilaporkan itu sementara lagi didalam proses. Dan ini mau dibacakan apa kalau orang-orangnya sudah ada tapi bahannya belum ada. Jadi mohon pertimbangkan. 13. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM) Pimpinan, B-92. Mungkin bisa di cek kedepan ada tambahan. Terima kasih. 14. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Sementara saya minta di cek oleh sekretariat sudah berapa orang yang hadir, dan saya kira hampir mencapai kuorum paling tidak ya. Sudah 62 orang dalam catatan dan yang ijin 3 orang, jadi 65 orang. Kurang 2 orang lagi untuk mencapai kuorum. Pak Farouk sudah ada yang bisa disampaikan? PURT? Silakan PURT. 15. PEMBICARA : dr. BUDI DOKU (KETUA PURT) Jangan lupa ketik kodomo sms ke Rahmat. Eh komodo. Bismillahirrohmanirrohim. Laporan perkembangan pelaksanaan tugas PURT DPD Masa Sidang I Tahun Sidang pada Sidang Paripurna ke-4 DPD, dibacakan oleh dr. Budi Doku. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastyastu. Yang saya hormati pimpinan DPD. Saudara-saudara anggota DPD RI. Yang terhormat saudara Sekretaris Jenderal DPD beserta jajarannya. Hadirin yang berbahagia. 3

5 Pada hari ini ijinkanlah kami atas nama seluruh anggota PURT melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada Masa Sidang I Tahun Sidang , pada Sidang Paripurna ke-4 DPD Tahun Sidang Yang berkenaan dengan penyusunan kebijakan anggaran dan kerumahtanggaan DPD sesuai dengan tugas dan wewenang DPD yang diamanatkan dalam peraturan DPD tentang tata tertib. Dalam rangka efektifitas pelaksanaan tugas pada tahun sidang PURT telah membentuk 3 tim kerja PURT DPD, yaitu tim kerja bidang anggaran, tim kerja bidang sarana dan prasarana, tim kerja bidang peningkatan kinerja dan pengawasan. Pada masa sidang pertama tahun sidang ini PURT telah melakukan pembahasan mengenai revisi anggaran program kegiatan DPD tahun anggaran 2011, rancangan anggaran program kegiatan DPD tahun 2012, pembentukan kantor DPD di ibukota provinsi, dukungan sarana prasarana dalam rangka peningkatan kinerja DPD, review rencana strategis DPD Tahun , penyusunan petunjuk operasional kegiatan dana aspirasi percepatan pembangunan daerah (P2D) DPD Tahun Anggaran 2011 dan evaluasi Askes bagi anggota beserta keluarga. Hadirin yang berbahagia, seiring dengan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan, pelaksanaan tugas dan kewenangan alat kelengkapan DPD dan Kelompok DPD, PURT memandang bahwa masih terdapat program kegiatan alat kelengkapan DPD dan Kelompok DPD yang anggarannya tidak mencukupi, atau bahkan belum teralokasi, atau dalam anggaran DPD tahun Untuk itu PURT telah melakukan optimalisasi melalui revisi anggaran berdasarkan usulan, masukan dari seluruh alat kelengkapan DPD dan Kelompok DPD di MPR dalam rangka optimalisasi penyerapan anggaran DPD RI Tahun Berkenaan dengan Pagu Anggaran DPD Tahun 2012, pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 15/KMK.02/2011 Tanggal 30 Juni 2011 telah menetapkan Pagu Sementara DPD RI Tahun 2011 sebesar Rp (Enam ratus empat milyar sembilan puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh ribu rupiah). Dengan perincian : 1. Program penguatan kelembagaan DPD dan sistem demokrasi sebesar Rp (tiga ratus satu milyar). 2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya DPD RI Rp (dua ratus enam puluh empat milyar) 3. Program peningkatan sarana/prasarana aparatur DPD RI Rp (tiga puluh tujuh milyar) Total Rp (Enam ratus empat milyar sembilan puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh dua ribu rupiah). PURT menilai bahwa Pagu Sementara DPD Tahun 2012 belum dapat mendukung pelaksanaan tugas dan kewenangan DPD sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-undangan. Untuk itu DPD mengajukan usulan penambahan Pagu Anggaran DPD Tahun 2012 sebesar Rp (tujuh ratus empat puluh tiga milyar dua belas juta empat ratus tujuh puluh dua ribu tujuh ratus rupiah). Yang antara lain dialokasikan untuk pembangunan gedung kantor DPD di ibukota provinsi, operasional kantor sementara DPD di ibukota provinsi dan dukungan anggaran untuk pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPD. Sehingga diharapkan Pagu Anggaran Tahun 2012 sebesar Rp (satu triliun tiga ratus empat puluh milyar seratus sepuluh juta delapan ratus lima puluh empat ribu tujuh ratus rupiah). Usulan penambahan Pagu DPD tahun 2012 telah pula disampaikan oleh anggota PURT yang berasal dari Komite IV DPD kepada Banggar DPR pada saat sidang bersama antara Badan Anggaran DPR dan Komite IV DPD dalam rangka pembahasan RAPBN 2012 pada tanggal 6 Oktober

6 Hadirin yang berbahagia, berkenaan dengan perkembangan pembentukan kantor DPD di ibukota provinsi pada tahun anggaran 2011 dapat kami sampaikan bahwa berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2011, tanggal 7 April 2011, seluruh kementerian, lembaga termasuk DPD diminta untuk melakukan review dan evaluasi terhadap alokasi pembangunan gedung kantor termasuk pengadaan tanah pada tahun anggaran Pembangunan gedung kantor dapat dilaksanakan sepanjang sangat diperlukan (urgent) dengan besaran luasan sesuai dengan kententuan perundangan yang berlaku, azas kepatutan dan kepantasan. Berdasarkan persetujuan clearance dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Persetujuan clearance atas rencana pembangunan gedung DPD di ibukota provinsi dari Kementerian Menpan telah diterbitkan pada tanggal 26 Agustus, dari BPKP pada tanggal 13 September 2011, sedangkan dari Kementerian PU pada tanggal 16 Oktober Kementerian PU dalam surat persetujuan tersebut juga menyampaikan analisa teknis atas pembangunan gedung DPD di ibukota provinsi dengan luasan meter yang meliputi 3 lantai. Dimana keseluruhan biaya pembangunan gedung kantor DPD di 33 provinsi adalah sebesar Rp ( sembilan puluh tiga milyar enam ratus lima puluh lima juta dua ratus empat puluh tujuh ribu enam ratus rupiah). Penetapan luasan gedung meter yang meliputi 3 lantai tersebut berdasarkan Surat Menteri Menpan tanggal 21 September 2011 tentang persetujuan organisasi kantor DPD di ibukota provinsi, bahwa kepala kantor DPD di ibukota provinsi adalah pejabat struktural Eselon IIIA dengan didukung oleh 4 pejabat struktural Eselon IVA serta pejabat fungsional. Selanjutnya PURT juga telah menyepakati bahwa pembangunan gedung kantor DPD RI di 33 provinsi dilakukan melalui kontrak tahun jamak (multi years contract) selama 3 tahun mulai tahun 2011 sampai dengan tahun Berkaitan dengan ketersediaan tanah dalam hal hibah lahan tanah kepada DPD RI, PURT juga menyepakati bahwa pembangunan gedung kantor DPD di 33 provinsi dilaksanakan dengan tiga tahapan yang telah disesuaikan dengan kesiapan lahan di masing-masing provinsi. Tahap pertama ada 9 provinsi. Sumatera Selatan, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jogja, NTT, Kalimantan Tengah, Papua Barat dan Sulawesi Barat. Dan gambarnya sudah ada di anggota PURT dan sudah diserahkan ke teman seprovinsi. Itu tahap pertama yang akan dimulai bulan depan. Yang tahap kedua, 13 provinsi. Jadi yang tahap pertama ini yang sudah menyelesaikan hibah. Yang tahap kedua masih pinjam pakai dan akan di-ini sampai ke hibah. Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Tahap tiga, DKI Jakarta, Nanggroe Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kaltim, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua. Hadirin yang berbahagia, pada Sidang Paripurna ke-5 DPD Masa Sidang I Tahun Sidang pada tanggal 26 Oktober 2010 DPD telah menetapkan Keputusan DPD Nomor 7/DPDRI/I/ tentang dana aspirasi untuk percepatan pembangunan daerah atau dikenal dengan P2D yang telah menetapkan 3 alternatif atas usulan Komite IV. Pertama, penyaluran dana aspirasi untuk percepatan pembangunan daerah, itu alternatif pertama dana aspirasi masyarakat melalui lembaga parlemen. Alternatif kedua, Bagian Anggaran 99 Kementerian Keuangan. Alternatif ketiga, dana alokasi khusus aspirasi percepatan pembangunan daerah. Berdasarkan Keputusan DPD tersebut anggaran DPD Tahun 2011 telah dialokasikan dana aspirasi untuk percepatan pembangunan daerah sebagaimana yang ditetapkan dalam alternatif pertama, yaitu dana artikulasi aspirasi masyarakat melalui lembaga parlemen. Selanjutnya, Sidang Pleno ke-3 PURT DPD pada tanggal 4 September 2011 telah menyepakati pembentukan tim ad hoc PURT DPD dalam rangka penyusunan petunjuk operasional kegiatan dana aspirasi percepatan pembangunan daerah DPD tahun 2011 yang 5

7 beranggotakan 7 orang, yang terdiri atas gabungan anggota PURT dan anggota Komite IV. Tim ad hoc bersama sekretariat jenderal DPD, mantan auditor utama BPK dan mantan pejabat kantor perbendaharaan Kementerian Keuangan, pakar ahli telah merumuskan rancangan petunjuk operasional kegiatan dana aspirasi P2D DPD tahun Yang meliputi dasar hukum, prinsip-prinsip dan tujuan, alokasi anggaran, kriteria umum kegiatan yang biasa didanai oleh dana P2D DPD, kelompok penerima dana P2D DPD, persyaratan kelompok penerima dana ini dan mekanisme pengelolaan dana P2D dan petunjuk teknis pengelolaan anggaran P2D DPD. Dari hasil perumusan ini diketahui bahwa terdapat perbedaan mekanisme dan teknis penganggaran dana ini yang ditetapkan dalam keputusan DPD No.7/DPDRI/I/ dan rancangan petunjuk operasional kegiatan dana aspirasi P2D DPD tahun Sehingga perlu dilakukan perubahan atas keputusan DPD No.7/DPDRI/I/ Dari logika peraturan perundang-undangan yang berhak mengubah atau mencabut keputusan tesebut adalah si pembuat keputusan yaitu Komite IV. Dan proses awalnya harus diulangi kembali yang mana Komite IV DPD perlu merumuskan kembali dengan DPR dan pemerintah jika akan melakukan perubahan atas keputusan tersebut. Selanjutnya Sidang Pleno PURT ke-7 PURT DPD Masa Sidang I Tahun Sidang pada tanggal 26 Oktober 2011 merekomendasikan agar dilakukan moratorium tentang dana aspirasi ini dan mengembalikan kepada Komite IV DPD untuk menyusun keputusan DPD No.7/DPDRI/I/ tentang dana aspirasi untuk percepatan pembangunan daerah, untuk penyempurnaan mekanisme dan teknis penganggaran dana aspirasi untuk percepatan pembangunan daerah. PURT juga berpandangan perlu dilakukan kajian secara mendalam atas konsep dana aspirasi DPD agar pelaksanaannya tidak ada penyimpangan dan sorotan publik. Dan perlu ada telaahan tentang mekanisme dana aspirasi berkenaan dengan mekanisme keuangan, politis, hukum terkait penyaluran dana aspirasi berdasarkan pakar ahli. Hadirin yang berbahagia, demikianlah beberapa hal yang dapat kami sampaikan. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Syalom. Om Shanty Shanty Shanty Om. 16. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Ketua PURT. Memang berdasarkan catatan yang masuk dari sekretariat sekarang sudah berjumlah 67, yang masuk dua orang terakhir, berarti 69. Yang sakit, yang izin 2 orang, yang tugas 1 orang. Jadi sudah sekitar 72 orang yang hadir dalam ruangan ini yang menandatangani administrasi. Tapi saya kira tadi kita sudah mulai dulu dengan yang tidak mengambil keputusan. Tadi kita sudah mendengarkan laporan dari Ketua PURT dan saya kira itu rekomendasi-rekomendasinya perlu ditindaklanjuti secara administrasi dan secara politik oleh alat kelengkapan yang terkait. Kami persilakan. 17. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM) Interupsi Ketua. Saya pikir kan sudah kuorum ini, ada hal-hal sesuai keputusan Panmus segera dilakukan keputusan di paripurna. Mungkin kembali lagi yang tadi bisa dicabut untuk memberi kesempatan kepada komite-komite atau alat kelengkapan lain melakukan suatu pengesahan. Terima kasih. 6

8 18. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Nanti setelah PAP, karena Pak Faoruk sudah siap dari tadi, ya? 19. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (KETUA PAP) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi salam sejahtera. Om Swastyastu. Pimpinan dan forum paripurna yang sama kami hormati. Dengan terlebih dahulu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan ini dan kami langsung saja kepada pokok permasalahan. Sebelumnya sebagai ilustrasi kami laporkan kepada pimpinan sebagaimana secara tertulis sudah disampaikan bahwa di awal masa sidang pimpinan Komite IV bersama PAP telah mengadakan pertemuan dan dicapai suatu kesepatakan. Sehingga PAP lebih memfokuskan tugasnya kepada penanganan kasus itu, itu yang utama dari kesepakatan yang kita lakukan. Dan alhamdulillah hal itulah yang dilakukan oleh PAP dalam masa sidang I ini. PAP laporan lengkap, mudah-mudahan sudah dibagi kepada para anggota semua yang terhormat. Secara summary saja saya menyampaikan beberapa hal. Pertama mengenai kunjungan kerja PAP provinsi Bali, Kalimantan Timur dan Riau. Dan objek obrik yang dikunjungi atau yang didengar, atau dilakukan klarifikasi itu di Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Pemerintah Provinsi Riau, Kabupaten Indragiri hilir, Indragiri hulu, Kuantan Singingi, Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru. Pemilihan ini didasarkan kepada kasus-kasus yang menonjol dari temuan-temuan BPK sebelumnya, , bahkan ada yang Kasus dan kerugian yang disampaikan di provinsi Bali atau masing-masing kabupaten secara teknis sudah tertera di dalam laporan kami, yaitu masing-masing di Provinsi Bali ada 1 kasus, kemudian Kabupaten Badung ada satu kasus, Kutai Kartanegara ada 11 kasus, Provinsi Riau 6 kasus, Indragiri hulu 5 kasus, Indragiri hulu 10 kasus, Kuantan Singi 1 kasus, Siak 5 kasus dan kota Pekanbaru 7 kasus. Klarifikasi ada 47 kasus yang dapat diklarifikasi dan telah berhasil menambah pengembalian kerugian negara senilai, jadi dari posisi terakhir pada waktu kita klarifikasi ada penambahan updating data pemutakhiran 2,7 milyar yang berasal dari Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Disamping itu juga dari Kabupaten Kutai Kartanegara dari seluruh kerugian negara yang semestinya harus dikembalikan sekitar 18 milyar baru dikembalikan sekitar 2 milyar, berarti ada penambahan dari laporan terakhir kepada BPK sekitar 1 milyar. Ada beberapa kendala yang ditemukan dalam tindaklanjut temuan BPK ini, termasuk peraturan pemerintah yang memang belum dibentuk, diadakan. Adanya perbedaan penafsiran. Ini yang menjadi hal yang sangat penting. Jadi acap kali ternyata pemerintah daerah ini kita coba gali pemikiran-pemikirannya, apa kendala-kendala yang dihadapi dalam menindaklanjuti temuan BPK. Kita telah memberikan rekomendasi kepada objek terperiksa untuk segera menyelesaikan tagihan-tagihan. Dan untuk sebagian yang dipandang sudah ada indikasi korupsi untuk kita koordinasikan dengan aparat penegak hukum. Kasus yang menonjol yang perlu kami laporkan disini pertama; pengadaan tanah di desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Dimana ada dugaan terjadi mark up, ini kejadian tahun anggaran 2008 sebesar kurang lebih 1 milyar. Dan ternyata disini ada beda persepsi antara pemerintah daerah dengan BPK. Tapi dilain pihak juga ini telah menjadi diproses secara hukum oleh Polda tetapi tidak dilanjutkan, nanti kami jelaskan. 7

9 Kasus kedua, terkait dengan penerimaan negara dari sumber royalty. Ini yang menjadi permasalahan kita hadapi. Ternyata ditemukan di daerah itu didalam temuan BPK itu ada sejumlah perusahaan tambang yang belum membayar royalti yang mestinya masuk menjadi bagian dari pemerintah daerah. Ini kita temukan di Kutai Kartanegara saja itu ada sekitar hampir 10 milyar dan 9 juta US Dolar sejak Dan ternyata kasus ini kita coba kembangkan ditemukan untuk seluruh Kalimantan Timur ada sekitar 7 triliun uang mestinya masuk di kas daerah. Hal serupa kita temukan juga di kabupaten yang lain seperti di Indragiri Hilir maupun Indragiri Hulu, Kuantan Singingi. Ini permasalahan saya pikir sangat berarti bagi pemerintah daerah. Mestinya uang dari royalti itu masuk, dibayar ke pemerintah pusat diturunkan ke pemerintah daerah, tapi pemerintah daerah ternyata belum menemukan. Ini adalah harus menjadi bagian dari perjuangan kita DPD untuk dilakukan oleh kita sebagai wakil dari daerah ini. Kemudian ada beberapa kasus yang juga kita koordinasikan dengan aparat penegak hukum. Pertama dengan Polda. Di Bali ada 2 kasus yang sedang ditangani, yaitu kasus yang tadi saya sampaikan, pengadaan tanah atau dugaan mark up dari pengadaan tanah ini, kurang lebih dengan kerugian 1 milyar. Tapi kasus ini ternyata belum bisa diserahkan oleh Polri, karena Polri masih menunggu audit dari BPK dan pemeriksaan saksi ahli. Hal serupa ini ternyata menjadi fenomena, sekian banyak kasus-kasus tindak pidana korupsi yang sekarang ini ditangani oleh aparat penegak hukum itu tidak bisa berlanjut, alasannya karena audit dan karena keterangan ahli. Yang agak menonjol saya sampaikan kepada forum yang terhormat ini kasus misalnya Papua Barat. Papua Barat belasan milyar kasus dari dana transfer dari bagi hasil masuk ke rekening diluar rekening pemerintah daerah, katakanlah pribadi, sudah 2 tahun, 3 tahun ditangani oleh kejaksaan agung tapi tidak ada ujung pangkalnya. Saya langsung telepon jaksa agung dan menanyakan bagaimana kelanjutan kasus ini Pak Basrief, oh saya baru Pak Farouk, nanti biar jaksa jampidsus yang menghubungi Pak Faoruk. Saya dihubungi jampidsus Pak Andi dijelaskan kepada saya tentang duduk persoalan kasus ini dan beliau mengatakan, Kejaksaan Agung telah mengirim kepada BPK untuk melakukan audit, atau memberikan keterangan ahli tentang kerugian negara. Hal serupa saya temukan di beberapa, lain, di polisi ada kasus Bupati Rembang terjadi hal serupa, masih menunggu. Jadi rupanya ada permasalahan stagnas dari proses penegakan hukum ini, salah satunya bersumber dari keterangan ahli. Dilain pihak saya mendapat informasi dari BPK itu mereka kesulitan, jumlah sumber daya tenaganya terbatas, itu memerlukan proses yang cukup panjang. Berarti lagi-lagi ini merupakan permasalahan yang ada semua di dalam rangkaian proses mulai dari pengelolaan keuangan negara, pengawasan sampai dengan penegakan hukum. Di lain itu kami juga mengkoordinasikan dengan kepolisian setempat tentang adanya pengaduan masyarakat yang mengakibatkan ada orang mati tertembak karena melakukan unjuk rasa beberapa tahun yang lalu, pengaduan masyarakat terkait penahanan warga karena sengketa tambang. Di Riau juga kita mencoba menanyakan minta klarifikasi dari penegak hukum tentang proses pemanggilan atau istilahnya undangan kepada pejabat daerah yang memang dalam proses PJR-nya itu masih berlangsung. Ini masalah-masalah yang kita koordinasikan baik dengan polda maupun dengan kejaksaan Tinggi. Kemudian kami juga mengadakan rapat dengar pendapat dengan aparat penegak hukum. Tapi dengan sangat menyesal harus saya sampaikan bahwa rapat RDP yang semestinya dengan Kapolri diadakan pada tanggal 12 Oktober dan rombongan dari mabes Polri mewakili Kapolri sudah ada sekitar 15 orang tapi yang PAP hanya 8 orang. Karena itu dengan sangat menyesal itu kami mohon maaf dan ditunda dengan alasan bahwa sebagian anggota PAP masih ternyata ada kendala teknis belum bisa kembali ke Jakarta dari perjalanan dinas luar daerah. Begitu juga dengan Kejaksaan Agung esok harinya kita tidak bisa lanjutkan karena anggota yang bisa hadir hanya 8 orang. Jadi kita lain kali mungkin kalau kami mengundang pejabat ini ya sudahlah kita ajak saja anggota-anggota komite lain 8

10 supaya, karena permasalahan ini mungkin begitu, jangan hanya PAP sajalah. Mungkin kan banyak yang mempunyai masalah dengan kepolisian yang punya masalah dengan kejaksaan, karena ini barang yang sifatnya umum jadi mungkin itu nanti. Kemudian PAP juga melakukan FGD Bapak ketua, wakil ketua, yang lalu 3 dan sekarang 2 sehingga menjadi 5. Dan FGD ini terkait untuk menggali lebih banyak tentang permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam terkait dengan hasil pengawasan atau pemeriksaan dari BPK. Kemudian insya Allah puncak dari kegiatan FGD ini sebagaimana direncanakan akan dilaksanakan seminar nasional dan kemarin alhamdulillah sudah disepakati dalam Panmus seminar nasional itu akan diadakan pada tanggal 8 Desember dan insya Allah akan dibuka oleh Bapak Wakil Presiden dengan menghadirkan para gubernur, para bupati semua anggota DPD, sejumlah anggota DPR, dan semua pejabat dari kementerian pusat. Disana kita akan membahas fakta-fakta yang ditemukan oleh DPD tentang keluhan-keluhan dirasakan oleh pemerintah daerah, baik yang menyangkut BPK maupun aparat penegak hukum, begitu juga keluhan-keluhan BPK, begitu juga keluhan-keluhan aparat penegak hukum dan kita pertemukan semua dalam seminar itu, kita undang sebagai pembicara mulai dari Ketua BPK, Ketua Mahkamah Agung, KPK, Kapolri untuk memberikan tanggapan sehingga harus ada jalan keluar dan Wakil Presiden sangat appreciate pada langkah yang diambil oleh DPD. Karena itu beliau memberikan support secara teknis stafnya untuk membantu DPD supaya seminar ini lancar dan berhasil menelurkan suatu pemikiran untuk perubahan yang mendasar dari keseluruhan sistem pengawasan dan penegakan hukum di republik yang kita cintai ini. Kemudian terakhir kami sampaikan juga bahwa kami menerima pengaduan dari masyarakat, ini masalah sangat krusial, sangat ini sekali. Dari Sumatera Selatan terkait pembebasan tanah wisma atlit yang akan digunakan untuk sea games beberapa hari yang akan datang. Ternyata ada warga masyarakat mengeluhkan karena sampai sekarang belum ada penggantian kerugian. Dan untuk itu PAP telah menyurati Gubernur Sumatera Selatan untuk menaruh perhatian, dan kemarin juga kami laporkan kepada Bapak Wakil Presiden, karena kemarin bersama ketua kami mengahadap Wakil Presiden untuk mohon kesediaan beliau untuk membuka dan memberikan sebagai keynote speaker pada seminar dan masalah ini juga kami sudah laporkan kepada Wakil Presiden dan Wakil Presiden akan memberikan perhatian. Dan Wakil Presiden sudah kami juga laporkan terkait royalti yang kami sebutkan tadi. Jadi ada hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menyangkut hak-hak dari daerah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat. Kami rasa cukup sekian yang dapat kami laporkan dalam forum yang kami hormati ini. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan terinformasikan dengan baik kepada semua anggota DPD. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Bilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Syalom. Om Shanty Shanty Shanty Om. 20. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Farouk, Ketua PAP. Karena tadi ada permintaan memang kita harus memutuskan berapa rancangan keputusan dari beberapa alat kelengkapan, maka saya kira kita mulai kembali dengan pimpinan Komite I untuk menyampaikan laporannya dan sekaligus saya kira rancangan keputusannya akan diambil pada pagi hari ini. Saya ingatkan waktu, saya kira tidak lebih dari 10 menit untuk setiap alat kelengkapan menyampaikan laporannya. 9

11 21. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (DKI JAKARTA) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastyastu. Kepada yang terhormat pimpinan DPD RI, anggota DPD RI seluruh Indonesia. Ibu Sesjen dan Bapak Wakil Sesjen beserta seluruh jajaran sekretariat jenderal dan hadirin serta undangan yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang berkat limpahan karunia-nya sehingga kita dapat menghadiri dan insya Allah bisa mengikuti seluruh agenda sidang paripurna ke-5 DPD RI ini sampai selesai. Sebagaimana diketahui bersama bahwa Komite I dalam menjalankan tugas dan wewenang konstitusionalnya pada masa sidang tahun sidang ini pada dasarnya diarahkan untuk terus mengoptimalkan penyelesaian program-program kegiatan terkait pembahasan RUU yang masuk prioritas Prolegnas 2011, pengawasan pelaksanaan undangundang maupun perkembangan kekinian yang menuntut penanganan atas permasalahan aktual di daerah secara cepat. Untuk lebih lengkapnya sebagaimana agenda acara pada hari ini Komite I akan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ruang lingkup tugas Komite I. Perkembangan pelaksanaan tugas : 1. Penyusunan RUU usul inisiatif. RUU tentang pertanahan. RUU Pertanahan merupakan usul RUU inisiatif Komite I yang merupakan kelanjutan pembahasan dari masa sidang sebelumnya. Melalui Tim Kerja RUU Pertanahan yang diketuai oleh Dr. Rahmat Shah, telah disusun agenda kegiatan secara bertahap dimulai dari penyerapan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh rapat kerja, dengar pendapat umum, dengar pendapat, kunjungan kerja, studi referensi, uji shahih sampai dengan finalisasi penyusunan draft RUU. Dalam masa sidang I ini Komite I telah melakukan kegiatan kunjungan kerja ke provinsi Nusantara Tenggara Barat pada tanggal 12 sampai 14 Oktober 2011 dan kunjungan kerja ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 16 sampai 19 Oktober dengan laporan lengkap sebagaimana yang telah kami bagikan. Sampai dengan saat ini Komite I masih menghimpun masukan-masukan materi dari berbagai narasumber terkait dengan masalah pertanahan untuk kemudian akan dituangkan dalam sebuah naskah akademik. 2. Pembahasan RUU bersama DPR dan Pemerintah. Penyusunan pandangan dan pendapat. Terkait dengan tugas legislasi lainnya, Komite I dalam masa sidang ini tengah melakukan pembahasan dalam rangka penyusunan pandangan DPD RI terhadap RUU Penanganan Konflik Sosial dan RUU Aparatur sipil negara. a. Penyusunan pandangan atas Rancangan Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial. Komite I melalui tim kerja penangan konflik sosial yang diketahui oleh Bapak Anang Prihantoro melanjutkan tugas legislasi yang dimulai sejak akhir masa sidang IV tahun sidang untuk menyiapkan pandangan DPD atas RUU Penanganan Konflik Sosial. Pada masa sidang I ini Komite I telah berhasil menyelesaikan pandangan atas RUU Penanganan Konflik Sosial untuk mendapatkan informasi yang sebanyakbanyaknya dari masyarakat dan pemerintah daerah telah dilakukan beberapa kegiatan oleh Komite I, diantaranya kunjungan kerja, rapat kerja, dengan pendapat umum dan finalisasi. Secara lengkap kegiatan yang dilakukan tersebut adalah sebagaimana yang 10

12 tertera dibawah ini. Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut maka Komite I telah merumuskan sebuah pandangan terhadap RUU Penanganan Konflik Sosial yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Komite I berpandangan bahwa draft RUU Penanganan Konflik Sosial ini tidak perlu dilanjutkan pembahasannya. Mengingat dalam susbtansi pengaturan di RUU ini terdapat banyak berbagai permasalahan krusial dan fundamental. Berbagai permasalahan tersebut tidak hanya terkait dengan pengaturan di pasal perpasalnya, tetapi juga dalam naskah akademiknya. b. Komite I berpandangan bahwa berbagai ketentuan pengaturan dalam RUU Penanganan Konflik Sosial ini menimbulkan sejumlah implikasi serius dan mendasar. Permasalahannya tersebut diantaranya : 1. Menimbulkan potensi terjadinya tumpang tindih fungsi, tugas dan kewenangan antara instansi pemerintah baik horizontal atau vertikal. 2. Jika RUU Penanganan Konflik Sosial ini dilanjutkan maka terbuka kemungkinan untuk mengabaikan penegakan hukum dan penggunaan lembaga negara dalam penyelesaian konflik. 3. Memiliki potensi menyuburkan praktek impunitas berkaitan dengan pelaku kejahatan, kekerasan dalam konflik. 4. Mengambil alih kewenangan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan terkait hukum tata negara darurat. 5. Menimbulkan problematika dalam tata hubungan kewenangan antara pusat dan daerah terkait bidang keamanan. 6. Mengacaukan tata kelola keamanan negara berkaitan pembagian fungsi tugas dan kewenangan antara TNI dan Polri. c. Komite I berpandangan bahwa dasar pembentukan RUU Penanganan Konflik Sosial tidak memiliki prespektif korban. RUU ini menggambarkan penekanan semata pada penyelesaian konfliknya. d. Komite I berpandangan bahwa penanganan konflik sosial seharusnya dilakukan melalui upaya maksimalisasi kelembagaan negara yang sudah ada. Sejalan dengan itu memperbaiki koordinasi dan kerjasama yang selama dinilai bermasalah. Dengan demikian tidak perlu membentuk undang-undang dan lembaga baru yang khusus menangani konflik, karena persoalan yang ada bukan pada aspek regulasi akan tetapi kinerja setiap instansi pemerintah dari pusat sampai mengimplementasikan peraturannya yang telah ada. Oleh sebab itu melalui sidang paripurna yang mulia ini Komite I mengharapkan Bapak-Ibu anggota DPD RI dapat menyetujui naskah pandangan DPD RI terhadap RUU tentang PKS. b. Penyusunan pandangan atas Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Untuk tugas legislasi penyusunan pandangan DPD atas RUU Aparatur Sipil Negara, Komite I membentuk tim kerja Aparatur Sipil Negara yang diketuai oleh Bapak Jack Jacob Ospara yang anggotanya merupakan anggota Timja RUU Pokok-pokok Kepegawaian dan Pejabat Negara yang RUU-nya telah mendapat persetujuan dalam sidang paripurna ke-3 DPD yang lalu. Dalam proses penyusunan pandangan DPD RI atas RUU Aparatur Sipil Negara dimaksud, Komite I telah memproleh berbagai macam masukan dari para pakar yang berkompeten. Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut dan kajian secara mendalam maka Komite I telah merumuskan sebuah pandangan terhadap RUU Aparatur Sipil Negara yang secara garis besar memuat beberapa hal sebagai berikut : 11

13 1. Komite I mengusulkan agar nomenklatur RUU Aparatur Sipil Negara dirubah menjadi RUU tentang Pokok-pokok Kepegawaian dan Pejabat Negara. 2. Dalam beberapa ketentuan pasal per pasal masih diperlukan adanya beberapa penajaman dan konfirmasi lebih lanjut seperti pola karir, peta garis, peta karir, rencana suksesi, orientasi married system, struktur pembinaan dan sebagainya. Selain itu diperlukan perhatian lebih terhadap masih adanya ciri power culture, format pegawai negeri tidak tetap, konsistensi filosofi dan trust building. 3. RUU ini hendaknya dapat mengatur lebih jelas dan tegas mengenai netralitas pegawai negara. 4. Meleburkan komisi aparatur sipil, Lembaga Administrasi Negara dan Badan Kepegawaian Negara menjadi komisi kepegawaian negara. Oleh sebab itu melalui sidang paripurna yang mulia ini Komite I mengharapkan Bapak-Ibu anggota DPD RI dapat menyetujui naskah pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Aparatur Sipil Negara. 3. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang. a. Untuk melaksanakan tugas dan kewenangan Komite I yang terkait untuk pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, Komite I telah sepakat untuk mengawasi 2 buah undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, ditambah dengan pengawasan atas pelaksanaan program e-ktp. Terkait dengan pengawasan atas Undang-Undang Wilayah Negara dan sebagai bagian dari upaya untuk memperdalam permasalahan perbatasan khususnya menyikapi permasalahan aktual perbatasan di wilayah RI dan Malaysia, Komite I telah melakukan rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan, Bakorsurtanal dan Gubernur Kalimantan Barat pada tanggal 24 Oktober 2011 yang menghasilkan nota kesepakatan sebagai berikut : 1. Cara pandang atau paradigma yang perlu dibangun bersama mengenai wilayah Indonesia yaitu wilayah Indonesia merupakan wilayah bekas penjajahan Belanda. Maka peta perbatasan Indonesia berdasarkan pada peta yang dibuat oleh pemerintah Belanda bersama dengan pemerintah Inggris untuk di Kalimantan. 2. Terdapat perbedaan pada segmen Tanjung Batu dan Camar Bulan yang perlu disatukan dengan bersama-sama mempelajari dengan teliti : a. Peta Kerajaan Sambas yang menjadi wilayah Belanda. b. Dokumen Belanda dan Inggris. c. Kondisi lokal dan masyarakat daerah. d. Kondisi lapangan tertindih. Komite I bersama-sama dengan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat meminta agar pemerintah pusat meninjau kembali memorandum of understanding tahun Terhadap perbedaan garis perbatasan 10 out boundary problems di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Komite I meminta agar pemerintah pusat teliti dan hati-hati dalam membuat kesepakatan dengan pemerintah Malaysia. Tidak boleh ada sejengkal tanah pun yang lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Komite I DPD RI memperjuangkan penambahan anggaran untuk menjaga kedaulatan wilayah perbatasan Indonesia. 6. Bangun kesejahteraan masyarakat perbatasan dengan mengembangkan potensi ekonomi dan pemberdayaan sumber daya manusia. b. Terkait dengan tugas pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia. Untuk mengefektifkan pembahasan Komite 12

14 I telah membentuk tim kerja yang diketuai oleh Bapak Amang Syafrudin. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh Komite I dalam rangka penyusunan hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah penyerapan aspirasi masyarakat yang dilakukan melalui dengar pendapat umum, dengar pendapat, rapat kerja maupun kunjungan kerja dan finalisasi pengawasan ditargetkan selesai pada masa sidang III tahun c. Terkait dengan pengawasan pelaksanaan program e-ktp sebagaimana diketahui bahwa program e-ktp oleh pemerintah akan ditargetkan selesai pada tahun program e-ktp dapat dikatakan sebagai salah satu mega proyek pemerintah karena dana yang dianggarkan untuk program ini sangat besar, yakni hampir mencapai 6 triliun. Oleh sebab itu Komite I memandang perlu dilakukan pemantauan atas pelaksanaan program e-ktp dengan maksud agar program pemerintah tersebut jangan sampai gagal dan dapat berjalan efektif. Sehubungan dengan hal itu Komite I mengharapkan kepada seluruh anggota untuk dapat melakukan pemantauan atas pelaksanaan program e-ktp di daerah pemilihannya masing-masing pada saat reses. d. Tindaklanjut Pansus Perbatasan. Komite I melalui tim kerja perbatasan yang merupakan tindak lanjut dari tugas Pansus Perbatasan telah menyelesaikan pembahasan dalam rangka penyusunan buku laporan yang menandai berakhirnya tugas tim kerja perbatasan. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini kami mohon ijin kepada pimpinan sidang untuk memberikan kesempatan kepada ketua tim kerja perbatasan untuk menyampaikan laporannya. Atas ijin Bapak Ketua nanti kami persilakan kepada Bapak Ferry Tinggogoy untuk menyampaikan laporan mengenai perbatasan. Demikian laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite I untuk sidang paripurna ke-5 pada masa sidang tahun yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian pimpinan dan seluruh anggota DPD RI serta hadirin kami ucapkan terima kasih Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam Sejahtera bagi kita semua. Om Shanty Shanty Shanty Om. 22. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Ketua Komite I. Tadi kita ada permintaan untuk mengesahkan 2 rancangan keputusan DPD. Tapi sebelum itu juga ada permintaan untuk mempersilakan Ketua Panja Perbatasan, Panitia Kerja Perbatasan untuk menyampaikan laporannya. Itu saya kira. Ini saya tawarkan, tapi saya kira ini bagian dari laporan Komite I ya Pak, mudahmudahan tidak lebih dari 5 menit. Silakan Pak 23. PEMBICARA: FERRY F.X. TINGGOGOY (KETUA PANSUS PERBATASAN) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam Sejahtera, dan Om Swastyastu. Pimpinan yang kami hormati, Ibu Sekjen, Wakil Sekjen dan staf yang kami hormati, sahabat-sahabat senator dari seluruh Indonesia yang saya banggakan. Dihadapan Bapak dan Ibu ada dua buku yang kami sampaikan, satu buku agak tebal, agak membosankan untuk membaca, kadang-kadang agak ilmiah dan ada yang kecil. Saya berharap yang kecil saja dipahami, maka seluruh masalah perbatasan negara dapat dipahami. Kalau kita berbicara tentang perbatasan sangat terkait dengan Undang-Undang Dasar. 13

15 Dimana dikatakan bahwa sebuah negara harus terdiri dari sebuah wilayah, kemudian penduduk dan pemerintahan, lain-lain hanya tambahan. Permasalahannya wilayah yang kita peroleh dari saudara tua kita Belanda diserahkan kepada kita belum memperoleh garis batas yang pasti. Jangan dipersoalkan kenapa kita dengan Malaysia masih banyak permasalahan. Dalam buku yang kecil ini Bapak-bapak bisa pahami dan rasakan terutama sahabat-sahabat dari 12 provinsi yang memiliki perbatasan. Dari 12 provinsi yang mengalami perbatasan provinsi mana saja tolong dibaca. Ada 2 masalah yang sangat berat yaitu masalah perbatasan darat antara Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dengan Malaysia. Masalahnya karena Malaysia lebih sejahtera, sedangkan kita selama 65 tahun tidak memperhatikan masalah perbatasan. Artinya selama 65 tahun negara tidak hadir di perbatasan sehingga perbatasan itu identik dengan terpencil, miskin dan bodoh. Siapa yang disalahkan? Mari kita bersama-sama menyalahkan negara termasuk diri kita sendiri. Saatnya untuk kita berbuat sahabat-sahabat senator dari perbatasan siapakah anda, lakukan sesuatu untuk bisa membangun perbatasan. Undang-undang yang berbicara perbatasan baru 65 tahun kemudian lahir di Undang- Undang 43 Tahun Untung ada Komite I yang ada perhatian, terima kasih dibawah kepemimpinan Pak Dani Anwar, calon Gubernur kita yang akan datang. Kami akan tetap lanjutkan sebuah kritik yang harus saya sampaikan kepada Pansus yang diberikan waktu 6 bulan hari kerjanya itu tidak lebih dari 30 hari kerja. Karena hanya diberikan 1 hari, masalahnya begitu luas belum terpotong dengan kerja reses dan lain-lain. Jadi saya kira itu juga perlu diperhatikan. Bapak-Ibu sekalian, pada akhirnya Komite I akan merencanakan supaya perbatasan akan ada seminar pada satu waktu yang melibatkan seluruh unsur negara ini. Karena miskin dan bodoh itu adalah stigma yang paling tidak enak untuk kita terima bagi bangsa yang sudah merdeka, karena itu kita akan coba mengangkat masalah perbatasan. Dan kesimpulannya BNPP yang hanya dibentuk dengan Keppres tidak mungkin akan mampu menangani masalah perbatasan. Sehingga dari lembaga yang terhormat ini kita mengusulkan bahwa pemerintah yang akan datang sudah layaknya membentuk perbatasan sebagai satu kementerian tersendiri. Mudah-mudahan masalah perbatasan dapat ditangani dengan sebaik-baiknya dan insya Allah republik kita tidak akan malu lagi berhadapan dengan dunia luar. Terima kasih atas perhatian sahabat-sahabat sekalian dan kami akhiri penyajian dari Komite I. Terima kasih. 24. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Tapi kalau ada seminar tadi, jangan seminar di Jakarta lagi, seminar di perbatasan, bukan di hotel mulia, saya kira begitu sehingga nuansanya lebih, iya kan? Tadi ada 2 rancangan keputusan dari Komite I; yang pertama adalah pandangan DPD RI atas Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Itu saya kira dokumennya sudah ada didepan kita semua dan ini sudah dibahas panjang lebar oleh teman-teman di Komite I. Yang kedua pandangan DPD RI atas Rancangan Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial. Tadi saya kira kita sudah dengar intinya, DPD itu sebetulnya dengan berbagai pertimbangannya minta untuk rancangan undang-undang ini tidak perlu dilanjutkan pembahasannya. Saya kira begitu intinya. Dan saya minta tanggapan apa ini disetujui? Pak Farouk dan Pak Jhon Pieris ada yang angkat tangan, mudah-mudahan kita bisa mengatur waktu sampai. 25. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB) Terima kasih pimpinan dan forum yang saya hormati. Perkenankan saya menyampaikan kekecewaan saya, kepada Pimpinan Komite I yang menyampaikan mengangkat, membawa naskah pandangan, baik RUU Penanganan Konflik Sosial maupun 14

16 RUU Aparatur Sipil Negara ini didalam sidang paripurna. Sementara ada prasyarat didalam keputusan yang tidak diindahkan. Pada waktu pembahasan terakhir di Hotel Gran Mahakam kita sepakat sikap kita sudah jelas, yaitu mengusulkan untuk tidak membahas atau menerbitkan RUU tentang Konflik Sosial. Permasalahannya, didalam naskah ini itu masih belum mencakup semua apa yang diharapkan. Pada saat itu yang dipersoalkan kalau kita ingin menyatakan sikap, kuncinya, kata intinya itu menolak ini RUU, maka semua argumentasi kita itu harus bermuara kesana. Jangan ada argumentasi-argumentasi yang justru melemahkan, dengan mengambil misalnya menanggapi pasal maupun naskah akademik. Dengan cara begini saya sudah katakan, ini sama saja mengatakan DPD memang mengatakan menolak ini RUU. Tapi sebenarnya DPD juga menyetujui asal pasal-pasal tertentu itu diperbaiki. Ini yang dapat disini. Ini yang kemarin sudah disepakati sebenarnya, dicoba memang kepada, tapi hasilnya itu dikembalikan lagi kepada kita, coba dilihat dulu. Dan secara khusus kemarin saya disebutkan, minta, bahkan kemarin kecenderungannya kita semua forum itu mengarah, sudahlah nanti pada masa sidang berikut saja ini RUU Penanganan Sosial. Toh DPR juga bingung kok. Pada waktu itu Pak Adang Daradjatun sebagai Ketua Pansus yang diundang, begitu saya mengajukan beberapa pertanyaan itu tidak ada yang bisa dibela oleh Pak Adang. Memang menerima semua. Kuncinya hanya di republik Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini ada konflik yang begini ini. Jadi persoalannya bukan karena tidak ada Undang-Undang Konflik, di negara lain banyak tidak ada konflik bukan karena mereka punya Undang-Undang Konflik. Kenapa ini terjadi? Karena ada persoalan mendasar, konflik sosial rakyat ini baku tembak dan baku ini semua bukan karena kelengahan dari pemerintah. Sumbernya ada dari sana keadilan, ketimpangan sosial, pengangguran, keteladanan. Ini sebenarnya yang harus kita tunjukan dalam RUU ini. Kita minta RUU ini tidak dilanjutkan tapi kita minta ada dua; satu, aspek harmonisasi. Disini ada disharmonisasi, itu yang harus ditekankan, sudah ter-coveri. Tapi yang kedua, memperbaiki akar masalahnya, ini tidak, masih belum itu. Jadi saya minta ini saya apa boleh buat, saya mau itu jangan diputuskan, kembalikan dulu ke Komite I, RUU Penangan Konflik Sosial, karena ini menghianati kesepakatan yang telah dicapai. Saya tidak mau. Yang paling berharga dalam hidup ini adalah kita menghormati apa yang kita sepakati. Tapi begitu yang paling anu bagi saya adalah menghianati kesepakatan itu adalah paling prinsip dalam hidup saya. Hal serupa juga RUU ASN, RUU ASN sudah jelas-jelas dikatakan, oke diberi kesempatan untuk memperbaiki, tapi tolong itu semua forum waktu mengajukan kembali kepada saya, saya diberi kesempatan untuk melihat apakah semua sudah tercatat atau tidak. Ternyata disini ada keanehan sistematika, coba baca baik-baik ini, tidak ada sistematika DPD model begini. Yang kedua, ada masalah-masalah yang tidak terakomodir, istilah aparatur tidak dijelaskan disini. Itu kunci, karena nama undang-undang itu aparatur. Aparatur itu lembaga kok, sedang yang diatur adalah manusianya, ini tidak pernah dibahas. Dan yang paling prinsip saya punya kritikan waktu itu RUU ini membuat ketentuan pidana. Pasal-pasal yang sudah diatur undang-undang lain dan mestinya itu dirubah. Ini sama sekali tidak dirubah. Saya minta dua RUU pandangan ini tidak dibahas disini. Ini adalah bukan apa-apa karena penyimpangan, penghianatan terhadap apa yang sudah disepakati dalam rapat Komite I sendiri. Saya minta Komite I tidak perlu memaksakan diri mengejar target seperti SKPD. Dan mohon maaf ini tidak berarti mengurangi dukungan saya kepada Ketua Komite I Pak Dani Anwar untuk menjadi calon gubernur, saya tetap dukung, tapi berbicara ini prinsip buat saya. Terima kasih. 15

17 26. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Iya, Pak Jhon Pieris, kita mohon atur, saya kira kalau ada yang prinsip-prinsip tekan pada prinsipnya saja. 27. PEMBICARA : Prof. Dr. JHON PIERIS, SH., MS. (MALUKU) Mengenai batas wilayah saudara ketua ini isu yang sangat besar. Saya berpikir atau saya mengusulkan agar supaya selepas sidang paripurna ini mungkin Komite I tidaklah salah kalau melakukan konferensi pers dengan 1 strong point bahwa negara membiarkan ketertinggalan, ketersiksaan masyarakat di daerah perbatasan. Ini untuk mengangkat citra DPD sebagai lembaga pengawas pembangunan dan lembaga untuk menaikan citra masyarakat Indonesia supaya masyarakat itu hidup dalam kemaslahatan yang layak. Kalau tidak kita lakukan itu saudara ketua, saya kira keterpurukan lembaga ini akan semakin menjadi-jadi, intinya adalah itu. Kalau tidak keberatan setelah ini konferensi pers saja untuk mengkritik pemerintah sepedas-pedasnya. Terima kasih. 28. PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI) Saya kira dua penanya telahg memberikan komentar ini, saya minta dulu Pak Dani Anwar untuk memberikan respon. Tapi kalau memang hal-hal yang prinsip tadi memang disetujui mungkin dikembalikan kepada Komite I atau diberikan catatan pada Komite I untuk mencoba menyempurnakan ini. Karena Pak Farouk juga sebetulnya setuju dengan prinsip bahwa tidak perlu untuk membahas ini, karena tetapi argumen-argumen yang harus dibangun ke arah itu saya kira harus komprehensif dan mendasar untuk memastikan bahwa kita menolak untuk membahas ini. Silakan Pak Dani 29. PEMBICARA : H. DANI ANWAR (KETUA KOMITE I) Terima kasih pimpinan. Terima kasih juga dukungannya Pak Farouk untuk menjadi calon gubernur DKI. Jadi begini Pak pimpinan, sebetulnya tidak ada penghianatan sebagaimana yang disampaikan sama Pak Farouk. Saya orang yang taat asas terhadap keputusan yang diambil. Keputusan pleno pada saat itu meminta kepada tim ahli untuk mengejar ini sampai pada tanggal 28 dan itu disepakati pleno, kalau misalnya dianggap tim ahli bisa memperbaiki, karena memang waktu itu ada beberapa alinea yang dianggap abu-abu, begitu. Dan kemarin sore staf ahli yang mendampingi ini sudah melapor ke Pak Anang Prihantoro sebagai Ketua Timja RUU PKS ini. Dan Pak Anang sudah setuju untuk ini kemudian diajukan di paripurna untuk disahkan, begitu. Jadi, karena Pak Anang sebagai ketua timjanya saya menghormati keputusan dari timja dimaksud untuk kemudian ini diambil keputusannya. Dan pleno memang mengamanahkan demikian. Pleno mengamanahkan, karena waktu itu terjadi perdebatan bukan tentang keputusannya. Keputusannya kita semua sepakat untuk ini tidak dilanjutkan. Kita menolak RUU PKS ini tentang argumentasinya. Makanya kemudian kita minta kepada staf ahli coba bisa tidak dikejar dalam wakltu satu jam saya bilang. Orang semuanya ketawa kalau satu jam mana mungkin Pak Dani. Ya dua jamlah saya bilang begitu, dua jam tidak mungkin. Akhirnya coba kita kejar kejar sampai dengan tanggal 28. Kalau sampai tanggal 28 nanti itu kalau dianggap selesai, selesai. Kalau persoalan kemudian draft ini tidak diberikan ke Pak Farouk saya tidak tau juga, karena mohon maaf saya kemarin dua hari ada di Sulawesi Tengah, tidak ada di Jakarta untuk tugas MPR. Jadi begitu posisinya Pak Farouk, saya baru hadir mendarat semalam. Jadi kalau misalnya, yang saya ingin koreksi 16

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH, SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAN SEKRETARIS JENDERAL MAHKAMAH

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ------------------ LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI PADA SIDANG PARIPURNA KE-17 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jumat,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM,

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal

Lebih terperinci

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI HASIL KONSULTASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL 2005-2009 DAN PRIORITAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2005 DALAM RAPAT PARIPURNA Tanggal

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN KOMISI YUDISIAL SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG, SEKJEN MPR RI, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN SEKJEN DPD RI. ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6 Persandingan UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 dan TATIB DPR Dalam kaitannya dengan pembahasan dan penetapan APBN, Peran DPD, Partisipasi Masyarakat, dan tata cara pelaksanaan rapat. UU NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/5/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA, KEMENTERIAN SOSIAL, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

RAKYAT REPUBLIK INDONESI RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 DPR RI DAN ASPIRASI MASYARAKAT Minggu, 25 Oktober 2009

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---------------------RANCAN------------ RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERATURAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2010 NOMOR 03/DPD RI/IV/2009-2010 TENTANG SIDANG BERSAMA DEWAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU PIDATO BUPATI KAPUAS HULU PADA ACARA PENGANTAR NOTA KEUANGAN RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN 2016 PUTUSSIBAU, 7 SEPTEMBER 2016 BUPATI KAPUAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, KOMNAS HAM DAN PIMPINAN KPK ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAN PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN KOMISI YUDISIAL, DAN KOMNAS HAM (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 215216 Masa Persidangan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011 keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERTEMUAN SILATURAHMI PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-1/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016

Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016 Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA DPR RI PERTEMUAN

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada acara Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP, Jakarta, 12 Juni 2013 Rabu, 12 Juni 2013

Pengantar Presiden RI pada acara Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP, Jakarta, 12 Juni 2013 Rabu, 12 Juni 2013 Pengantar Presiden RI pada acara Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP, Jakarta, 12 Juni 2013 Rabu, 12 Juni 2013 PENGANTAR PRESIDEN RI PADA ACARA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LHP-LKPP)

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua LAPORAN KOMISI VIII DPR RI ATAS HASIL PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DISAMPAIKAN PADA RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KAMIS, 17 MARET 2016

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN DPD RI DAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG Nomor : DPD./SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE III DPD RI DISAMPAIKAN PADA SIDANG PARIPURNA KE- 5 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 Tanggal 20 Oktober 2017 JAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. No.539, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN

Lebih terperinci

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 1 LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Bapak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA.

BUPATI KAPUAS HULU SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA. BUPATI KAPUAS HULU PIDATO JAWABAN / PENJELASAN BUPATI KAPUAS HULU TERHADAP PEMANDANGAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TERHADAP RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1035, 2017 OMBUDSMAN. Laporan. Penerimaan, Pemeriksaan, dan Penyelesaian. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013

Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013 Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HARI ULANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-225/A/J.A/05/2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE JANUARI 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA BPK RI PADA ACARA ULANG TAHUN KE-64 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17 JANUARI 2011 Yth. Wakil Ketua BPK dan Para Anggota BPK, Yth.

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI DALAM ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ------- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI 25-27 APRIL 2011 Program Orientasi Tenaga Ahli DPR RI 25-27 April

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG 1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KONSULTASI KOMISI III DPR RI DENGAN MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2016-2017.

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL NOTULEN SIDANG PLENO KOMITE III DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL NOTULEN SIDANG PLENO KOMITE III DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ---------------- NOTULEN SIDANG PLENO KOMITE III DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA H a r i : Senin Tanggal : 21 Januari 2014 Pukul : 10.00 s.d selesai

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 12 April 2011 Selasa, 12 April 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 12 April 2011 Selasa, 12 April 2011 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 12 April 2011 Selasa, 12 April 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016

LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016 LAPORAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD PROV.KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD 2017 Samarinda, 4 April 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

Lebih terperinci

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273 LAPORAN BADAN LEGISLASI TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU PRIORITAS TAHUN 2016 DAN PERUBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU TAHUN 2015-2019 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI Tanggal 26 Januari

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS MEMBAHAS TENTANG LANGKAH-LANGKAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL 18 JULI 2006

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL 18 JULI 2006 LAPORAN KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah 1 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh. Saudara Ketua beserta jajaran Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pemalang; Ysh. Sekretaris Daerah beserta segenap Jajaran Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci