SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN GEMPA TEKTONIK DAN JALUR EVAKUASI DI YOGYAKARTA
|
|
- Harjanti Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN GEMPA TEKTONIK DAN JALUR EVAKUASI DI YOGYAKARTA Edi Iskandar STMIK El Rahma Jl. Sisingamangaraja 76 Yogyakarta beeyku@gmail.com Sri Hartati Dosen Program Magister Ilmu Komputer UGM Gedung SIC Lt. 3 FMIPA UGM Sekip Utara Bulaksumur Yogyakarta shartati@ugm.ac.id Naskah diterima: 2 April 2012 dan disetujui: 4 Mei 2012 Abstrak Tragedi gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah masih menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat korban gempa. Ditinjau secara geologis, kepulauan Indonesia berada pada pertemuan dua jalur gempa utama, yaitu jalur gempa sirkum pacifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic, sehingga kepulauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktifitas gempa bumi cukup tinggi. Sistem Informasi Geografis yang dibangun mampu men-generate peta yang tersimpan dalam database dan dapat menampilkan peta daerah rawan gempa secara visual dalam format XML SVG pada client, serta mampu mencarikan rute terpendek untuk evakuasi korban gempa dengan algoritma Dijkstra. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa terdiri dari layer Kabupaten, layer Kecamatan, Layer Jalan, Layer Lokasi yang berupa titik lokasi serta rute asal dan rute akhir untuk mendapat rute terpendek yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan untuk jalur evakuasi korban gempa. Kata kunci : system informasi geografis, gempa, pemetaan, rute terpendek, algoritma Dijkstra Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 27
2 GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM FOR MAPPING OF TECTONIC EARTHQUAKE-PRONE AREAS AND EVACUATION ROUTES IN YOGYAKARTA Abstract The earthquake tragedy in 27th may 2006 that happened in Yogyakarta and a part of central java still left behind the deep sorrow for the society of earthquake victim. In term of geology, the Indonesian archipelago is on the meeting of two main earthquake strips namelly Pacific circum earthquake strip and alpide transasiatic earthquake strip. So, Indonesian archipelago is on the area that has the activities for the high earthquake. The geographical information system that is built is able to generate the map which is saved on the database and abel to show the map of disturbed earthquake area visually on the format of XML SVG on client, and able to seek for the shortest route that can aid on taking the decision for the evacuation stipe of earthquake victims. Keywords: Geographic information system, earthquake, the partition, shortest route, Dikstra algorithm. PENDAHULUAN Latar Belakang Tragedi gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah masih menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat korban gempa. Kemudian disusul gempa bumi di Bengkulu, di Tasikmalaya dan beberapa gempa yang menimpa bumi pertiwi yang menelan banyak korban jiwa dan harta. Secara geografis, kepulauan Indonesia berada di antara 60 LU dan 110 LS serta diantara 95 0 BT dan BT dan terletak pada perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan lempeng India Australia. Ditinjau secara geologis, kepulauan Indonesia berada pada pertemuan dua jalur gempa utama, yaitu jalur gempa sirkum pacifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic, karena itu, kepulauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktifitas gempa bumi cukup tinggi. Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu alat yang bermanfaat untuk menangani data spasial dan menyimpan format digital. Sistem Informasi Geografis (SIG) juga dapat 28 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
3 digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik, dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran mengenai konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya. SIG pemetaan daerah rawan gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa dengan rute terpendek perlu dibangung karena dengan alasan : 1) SIG dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang daerah rawan gempa yang dibagi dalam tiga zona yaitu zona merah, zona kuning dan zona hijau ; 2) SIG dapat membantu mencarikan rute terpendek yang bisa dilewati untuk evakuasi korban gempa. Alasan inilah yang melatar belakangi peneliti untuk membuat Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah rawan gempa tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa dengan rute terpendek. Rumusan Masalah Bagaimana Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi Di Yogyakarta? LANDASAN TEORI Ada banyak penelitian yang membahas tentang Sistem Informasi Geografis dalam penentuan lokasi, namun pembahasan secara khusus tentang Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan daerah rawan gempa tektonik Jurnal Penelitian IPTEK-KOM di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa dengan rute terpendek belum pernah dilakukan. Mukhlis (2006) melakukan penelitian tentang Sistem Informasi Geografis sebagai alat bantu untuk menentukan lokasi pemberian dana bantuan SD di Banjarbaru Kalimantan Selatan. Haryanto (2008) melakukan penelitian tentang Implementasi WAP pada Telepon Seluler untuk Pencarian Rute Jalan Terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi kasus: Kota Surakarta). Sunjaya (2008 ) melakukan penelitian tentang Sistem Informasi Geografis Wisata Kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini membuat perancangan Sistem Informasi Geografis untuk pencarian lokasi wisata kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data spasial dan non-spasial yang dimiliki oleh wisata kuliner dan menampilkannya secara visual pada peta. Yuhanto (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana Balai Monitoring (Balmon) spectrum dan orbit satelit mengetahui tentang lokasi, daerah cakupan atau coverage area radio FM. Ismanto (2008) melakukan penelitian tentang Sistem Informasi Geografis untuk penentuan arahan fungsi pemanfaatan lahan di Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Dwidasmara (2009) melakukan penelitian dengan judul Sistem Informasi Geografis berbasis SVG untuk perjalanan Wisata dengan Dukungan Teknologi Mobile dan Pencarian Rute Terpendek dengan Algoritma Dijkstra. Penelitian ini membuat Sistem Informasi Geografis 29
4 dengan memetakan daerah wisata di Bali dan mampu mencarikan rute terpendek yang bisa dilewati wisatawan yang bisa diakses lewat web dan mobile. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dan sangat mendukung suatu penelitian, jenis penelitian yang dilakukan adalah merekayasa sistem informasi geografis diawali dari pengumpulan data yaitu mengumpulkan data daerah rawan gempa tektonik khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibagi dalam tiga zona (zona merah, zona kuning dan zona hijau), data jalur evakuasi bagi korban gempa kemudian melakukan digitasi peta ke dalam layer layer yang dibutuhkan untuk pemetaan daerah rawan gempa dan jalur evakuasi bagi korban gempa. Tahap selanjutnya membuat perancangan sistem, meliputi rancangan data spasial dan non spasial, rancangan database dan sistem alur data, rancangan user interface dan rancangan pencarian rute terpendek, tahapan berikutnya melakukan penulisan program dimana hasil rancangan dituangkan ke dalam instruksi instruksi yang dikenali oleh komputer melalui bahasa pemrograman dan terakhir adalah tahap pengujian. PERANCANGAN SISTEM Perancangan Data non Spasial Entity Relationship Diagram (ER-D) merepresentasikan secara grafis hubungan antar entitas dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa setiap Kabupaten (yang terdiri dari Id_Kab, Label merupakan nama dari Kabupaten, the_geom dan keterangan) memiliki banyak Kecamatan, dimana Gambar 3.1 ER-D Data non Spasial 30 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
5 setiap Kecamatan (yang terdiri dari Id_Kec, label merupakan nama dari Kecamatan, the_geom, keterangan) memiliki zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau) dan setiap Kecamatan terdapat satu lokasi (tipe_lokasi dan kecamatan) dan setiap lokasi terdapat Jalan (Id_Jalan, Label merupakan nama Jalan, the_geom dan status buka/tutup jalan) dan setiap Lokasi (Id_Lokasi, Label merupakan nama lokasi, the_geom dan keterangan) memiliki satu Tipe_lokasi. Perancangan Data Spasial SIG Peta Gempa dan Jalur Evakuasi ini dirancang agar dapat digunakan oleh pengguna sebagai sarana untuk mengetahui informasi tentang wilayah daerah rawan gempa tektonik serta dapat menentukan jalur terpendek sebagai jalur evakuasi korban gempa, Informasi spasial yang dibuat terdiri dari beberapa layer, yaitu : 1).Layer Kabupaten, layer ini berisikan peta wilayah kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.2). Layer Kecamatan, layer kecamatan berisi peta wilayah Kecamatan yang ada di setiap Kabupaten beserta zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau) di setiap kecamatan. 3). Layer Jalan, layer ini memuat jalan berikut nama jalan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 4). Layer Lokasi, layer lokasi berisi titik lokasi yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 5). Layer Rute, layer ini berisi rute yang bisa dilewati untuk jalur evakuasi, yang di dukung algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek. Diagram Konteks Administrator melakukan transaksi data kabupaten, data kecamatan, data jalan, data status jalan untuk menentukan status buka / tutup jalan, data lokasi, data tipe lokasi dan data zona gempa. Gambar 3.2 Diagram Konteks Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 31
6 Administrator juga menerima laporan kabupaten, kecamatan, jalan beserta statusnya, lokasi serta tipe lokasi dan zona gempa. User adalah pengguna yang membutuhkan informasi kabupaten, kecamatan, jalan, lokasi serta rute asal dan rute tujuan dengan mencentang combo box pada layar, maka akan mendapatkan aliran data yang dibutuhkan. (Gambar 3.2) Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel menunjukkan tabel tabel yang saling berelasi, tabel kecamatan berelasi dengan tabel kabupaten yang berfungsi untuk menentukan suatu kecamatan berada pada wilayah kabupaten tertentu, tabel kecamatan juga berelasi dengan tabel zona_gempa untuk menentukan suatu setiap kecamatan memiliki zona gempa (zona merah, zona kuning atau zona hijau). Tabel lokasi berelasi dengan tabel Kecamatan, berfungsi untuk menentukan suatu lokasi berada pada suatu kecamatan tertentu, tabel lokasi juga berelasi dengan tipe_lokasi dengan fungsi untuk menentukan suatu lokasi memiliki suatu tipe lokasi, dan tabel lokasi berelasi dengan tabel jalan dengan fungsi lokasi tersebut terhubung dengan suatu jalan tertentu. (Gambar 3.3) HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Sistem Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi ini secara umum dapat berjalan dengan baik, MapServer mempunyai kemampuan mengolah data spasial dan non-spasial pada database postgresql menjadi sebuah informasi peta rawan gempa dengan format XML SVG yang dapat dibaca oleh MapClient, menganalisa data spasial jalan dengan algoritma Dijkstra yang dapat mengkalkulasi jalur Gambar 3.3 Relasi Antar Tabel 32 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
7 yang akan dilewati sehingga didapat jalur yang terpendek yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sebagai jalur evakuasi korban gempa. MapClient mempunyai menampilkan peta gempa dengan memilih layer layer yang ada seperti layer kabupaten, layer kecamatan, layer jalan, layer lokasi, selain itu juga mampu menampilkan jalur evakuasi korban gempa dengan menentukan titik awal dan titik akhir. Analisa Daerah Rawan Gempa Menu Opsi Peta Rawan Gempa dan Jalur Evakuasi yang menyajikan pilihan dalam bentuk chek box (Gambar 4.1) dapat dipilih salah satu layer atau semua layer kemudian tekan tombol tampilkan peta akan terjadi proses request data peta ke server, server akan menerima request dan mengolahnya menjadi sebuah tampilan peta dalam format XML SVG sesuai layer layer yang diminta oleh client, selain itu juga server melakukan kalkulasi rute dari data spasial jalan yang ada pada database menggunakan algoritma Dijkstra serta menggabungkan dengan layer layer yang lain sehingga membentuk sebuah tampilan peta. Server akan mengirimkan kembali response berupa XML SVG peta dan diterima oleh objek XMLHttpRequest untuk ditulis kembali ke dalam sebuah target element div html yang telah disediakan sehingga akan muncul tampilan pada halaman peta penyebaran gempa. Daerah rawan gempa tektonik di Yogyakarta dibagi dalam tiga zona yaitu : zona merah yang merupakan daerah berbahaya, zona kuning merupakan daerah rawan gempa dan yang terakhir zona hijau yang merupakan daerah relatif aman dari gempa (Gambar 4.1). Gambar 4.1 Peta Daerah Rawan Gempa Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 33
8 Gambar 4.2 Menambahkan kriteria Zona Gempa Gempa bumi bisa terjadi sewaktu - waktu dan lokasinya sulit diprediksi, untuk mengatasi hal tersebut Sistem Informasi Geografis daerah rawan gempa dan jalur evakuasi menyediakan fasilitas update daerah rawan gempa baik penambahan kriteria zona (Gambar 4.2) maupun update nama status zona (Gambar 4.3) Penambahan kriteria zona (zona Gambar 4.3 Update Status Zona Gempa 34 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
9 merah, zona kuning dan zona hijau) bisa dilakukan dari mapserver dengan memilih menu kecamatan pilih add data maka akan tampil menu (Gambar 4.2), dengan mengisi kolom yang ada lalu klik simpan. Update status zona gempa juga bisa dilakukan misalnya pada kecamatan Bambanglipuro dari zona merah berubah status ke zona hitam (pusat gempa) bisa dilakukan dari mapserver pilih menu kecamatan dan pilih update maka akan tampil menu (Gambar 4.3) lalu klik tombol simpan. Penambah kriteria zona gempa (Gambar 4.2) dan update status zona (Gambar 4.3) jika dijalankan pada webclient akan menghasilkan perubahan zona gempa pada kecamatan Bambanglipuro dari zona merah menjadi zona hitam yaitu titik pusat gempa (Gambar 4.4). Analisa Pencarian Jalur Evakuasi Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik adalah pencarian jalur terpendek sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menentukan jalur evakuasi korban gempa (Gambar 4.5 dan Gambar 4.6) dengan menggunakan algoritma Dijkstra. Evakuasi diilustrasikan dari kecamatan Kretek (jalan Samas -Kretek) sebagai titik awal menuju kecamatan Temon (Jalan Temon -Purworejo) sebagai titik akhir. Algoritman Dijkstra akan mencarikan jalur terpendek yang bisa dilewati sebagai jalur evakuasi antara titil awal dan titik akhir yang sudah ditentukan, hasil pencarian dari algortima Dijksta ditampilkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 dengan jarak tempuh 25,1 km. Gambar 4.4 Peta Hasil Update Zona Gempa Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 35
10 Gambar 4.5 Peta Jalur Evakuasi Gambar 4.6 Jalur Evakuasi Algoritma membutuhkan graph yang berbobot sebagai acuan dalam menghitung jalur terpendek, dalam kasus Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi data spasial yang tersedia adalah layer jalan, karena layer jalan yang satu dengan layer jalan yang lainnya saling terhubung dan 36 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
11 berpotongan satu sama lainnya, selain itu setiap layer jalan memiliki panjang atau jarak yang nantinya akan dijadikan bobot dari graph yang terbentuk. Analisis spasial yang dilakukan oleh Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi adalah melakukan pencarian titik potong antar jalan ( intersection), titik potong tersebut dijadikan node yang memiliki label dengan nama label yang sesuai dengan koordinat x,y dari masing masing node. Node node yang dihasilkan akan dihubungkan satu dengan yang lainnya sesuai dengan keadaan jalan dengan penambahan bobot sesuai panjang jalan, hubungan antar node disebut dengan link. Setelah semua data terkumpul sistem akan membuat sebuah matrik koneksi antar node yang menggambarkan rangkaian graph (Gambar 4.5). Matrik yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Matriks ketetanggaan pada Tabel 4.1 merupakan graph yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan jalur evakuasi dengan algoritma Dijkstra sesuai node asal dan node akhir dari sebuah rute. Misalkan mengguna memasukan node awal adalah A menuju node I, maka yang dilakukan sistem adalah : 1. Inisialisasi node awal dan node akhir dengan VS dan VD Tabel 1. Matrik Ketetanggaan Node A B C D E F G H I A 0 2,93 6,2 B 2,93 0 2,02 C 6,20 0 3,29 D 3,29 0 2,13 E 2,13 0 4,50 18,08 F 4, G ,01 H 5,01 0 5,19 I 18,08 5,19 0 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 37
12 Gambar 4.7 Node Awal sebagai T-Node 2. Set VS (A) menjadi T-Node, seperti Gambar Mengubah status record A dari node tetangga VS (A) yaitu B dengan jarak 2,93 dan C dengan jarak 6,2, dan memilih jarak terdekat dari A yaitu B dan diset menjadi T-Node (Gambar 4.8). Gambar 4.8 Pemilihan Jarak Terdekat dari Node A Gambar 4.9 Pemilihan jarak terdekat dari node B 38 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
13 Gambar 4.10 Pemilihan Jalur Evakuasi selama T-Node Tidak Sama dengan Node Akhir 4. Mengubah status record (B) dengan D (Gambar 4.9) 5. Melakukan perulangan yang sama selama T-Node tidak sama dengan node akhir (VD) (Gambar 4.10). 6. Mengkoleksi record set dari node awal sampai akhir yang nantinya sebagai rute atau jalur evakuasi. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi yang dibangun memiliki kelebihan dan kekurangan, Kelebihan Sistem adalah : Data peta daerah rawan gempa tektonik dapat diakses oleh client di mana saja, asalkan client dapat melakukan koneksi dengan server ; Data terpusat pada server, sehingga client tidak harus menyimpan data dalam memori lokal sehingga perawatan data menjadi lebih mudah ; Layer layer peta daerah rawan gempa merupakan data spasial vector sehingga kualitas gambar peta tidak akan berkurang walaupun peta diperbesar maupun diperkecil ; Gambar peta merupakan rangkaian kode XML SVG sehingga lebih fleksibel dibaca oleh client; Sistem dapat mencarikan jalur evakuasi dangan rute terpendek. Kekurangan Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi ini adalah Sistem belum mampu mendeteksi GPS dan BTS jaringan seluler untuk menentukan posisi lokasi akses. Pencarian rute hanya berdasarkan jarak antar node, sistem belum mampu memperhitungkan tingkat kemacetan suatu jalan, kecepatan suatu kendaraan dan sebagainya. Pencarian rute terpendek menggunakan perpotongan antar garis (intersection), sehingga jika terdapat salah satu garis tidak berpotongan maka perulangan tidak pernah berhenti. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 39
14 PENUTUP Simpulan Penelitian yang sudah dilakukan serta pembahasan pada bab bab sebelumnya, Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa mampu menyajikan peta daerah rawan gempa (sesuai zona), juga mampu mengupadate status zona dan menambahkan kriteria zona sesuai dengan kejadian gempa terakhir. 2. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa memiliki kemampuan mencarikan rute terpendek dari jalur yang akan dilalui, sehingga dapat membantu mengambil keputusan untuk penentuan jalur evakuasi korban gempa dengan menggunakan algoritma Dijkstra. 3. Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik memiliki kelemahan yaitu pada analisis rute terpendek, pada sistem ini belum mampu mempertimbangkan faktor kemacetan suatu jalan, faktor kecepatan kendaraan dan belum mampu mendeteksi GPS dan BTS Seluler untuk menentukan posisi lokasi akses. Saran Sesuai dengan kekurangan yang diuraikan pada kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melengkapi penelitian ini dengan : 1. Pengembangan sistem yang dapat mendeteksi GPS atau BTS seluler sehingga bisa mendeteksi posisi lokasi akses. 2. Pengembangan sistem yang dapat mempertimbangkan tingkat kemacetan suatu jalan dan faktor kecepatan kendaraan pada analisis rute terpendek. 3. Analisis spasial jalan yang digunakan dengan membaca perpotongan garis pada spasial jalan sehingga jika perpotongan tidak pada titik yang sama, maka sistem menganggap jalan tersebut tidak saling terhubung, sehingga pengembang sistem selanjutnya mampu menutupi kekurangan tersebut 40 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
15 DAFTAR PUSTAKA Dwidasmara,I.B.G, Sistem Informasi Geografis berbasis SVG untuk perjalanan Wisata dengan Dukungan Teknologi Mobile dan Pencarian Rute Terpendek dengan Algoritma Dijkstra, Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Haryanto, Implementasi WAP pada Telepon Seluler untuk Pencarian Rute Jalan Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus : KotaSurakarta), Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ismanto, Sistem Informasi Geografis untuk penentuan arahan fungsi pemanfaatan lahan di Kabupaten Merauke Provinsi Papua, Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mukhlis, Sistem Informasi Geografis sebagai alat bantu untuk menentukan lokasi pemberian dana bantuan SD di Banjarbaru Kalimantan Selatan, Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sunjaya, Sistem Informasi Geografis Wisata Kuliner, Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yuhanto, Sistem Informasi Geografis Radio FM di Yogyakarta, Tesis Program Magister Ilmu Komputer Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM 41
16 42 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM
Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta
Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Oleh : 1. Donnyca Mazda Putra (K3513018) 2. Rosyid Esanudin (K3513062) PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciReview Jurnal. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta.
Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Disusun oleh: Nama : 1. Septhea Pradina M (K3513063) 2. Sri Puji Lestari (K3513067)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ada banyak kasus kasus permasalahan tentang Sistem Informasi Geografis dalam penentuan lokasi, dari hasil kajian pustaka yang dilakukan, banyak ditemukan buku, tesis, paper, artikel
Lebih terperinciSISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME
SISTEM MITIGASI BANJIR BENGAWAN SOLO BERBASIS J2ME Atik khoiriyah 1, Ir. Wahjoe Tjatur S., M.T 2, Arna Fariza, S. Kom, M. Kom 2, Yuliana Setiowati, S.Kom, M.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang letak geografis berada pada 94-141 BT dan 6 LU - 11 LS. Letak geografisnya, menjadikan Indonesia sebagai negara yang
Lebih terperinciPenentuan Rute Terpendek Pengambilan Sampah di Kota Merauke Menggunakan Algoritma Dijkstra
Penentuan Rute Terpendek Pengambilan Sampah di Kota Merauke Menggunakan Algoritma Dijkstra Sri Andayani, Endah Wulan Perwitasari Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang 0 E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu bencana paling fenomenal adalah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang melanda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geografic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial
Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial Dosen Pembimbing : Dr. Ing Adang Suhendra SSi, SKom, MSc Nama : Idham Pratama Abstract Aplikasi ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang spesifik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk kedalam wilayah rawan gempa. Secara geografis, kepulauan Indonesia berada di antara 6 LU dan 11 LS serta di antara 95 BT dan 141 BT dan terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa. se-tingkat provinsi di Indonesia yang merpakan peleburan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa se-tingkat provinsi di Indonesia yang merpakan peleburan dari Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Saat ini sistem informasi peringatan dini tsunami yang telah ada di Indonesia hanya merupakan sistem penyampaian informasi mengenai bahaya tsunami saja dengan memberikan
Lebih terperinciPencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG
Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK
PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Ilmu Komputer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan Ibukota Sumatera Utara, yang secara geografis terletak pada posisi antara 03. 30' - 03. 48' LU dan 98. 35' - 98. 44' BT dengan ketinggian 30 meter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II TINJUN PUSTK 2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN.1. Analisis Sistem Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan analisis untuk keperluan sistem. Dengan adanya analisis sistem, sistem yang dirancang diharapkan akan lebih
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
94 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi hardware minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE TERPENDEK JALAN DAN LOKASI PARIWISATA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN WAP PADA HANDPHONE
PENENTUAN RUTE TERPENDEK JALAN DAN LOKASI PARIWISATA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN WAP PADA HANDPHONE Siti Nandiroh 1, Haryanto 2. 1,2 Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad
Lebih terperinciAplikasi Wap pada Telepon Seluler untuk Pencarian Rute Jalan Terpendek (Studi Kasus: Kota Surakarta) Haryanto 6) Emai:
ISSN : 1693 1173 Aplikasi Wap pada Telepon Seluler untuk Pencarian Rute Jalan Terpendek (Studi Kasus: Kota Surakarta) Haryanto 6) Emai: haryanto_solo@yahoo.com Abstrak Perkembangan mobile communication
Lebih terperinciProsedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada
Prosedur Instalasi Prosedur instalasi aplikasi Tuntun adalah dengan mengunduh Tuntun.apk pada website www.tuntun.web.id. Gambar 1 Website Tuntun Setelah selesai mengunduh file Tuntun.apk, akses file Tuntun.apk
Lebih terperinciPEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA
SISFO-Jurnal Sistem Informasi PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Umi Laili Yuhana 1, I G.L.A. Oka Cahyadi P. 2, Hadziq Fabroyir 1 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma A* dan Dijkstra ini menggunakan model waterfall. Model waterfall penelitian untuk
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi Sekolah ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, mobilitas manusia pun semakin meningkat dan tuntutan kerja mereka pun semakin padat. Hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS Agus Qomaruddin Munir Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3 Depok Sleman Yogyakarta
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI
1 IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI DEFI RAKHMAWATI 091421023 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada bagian
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN PARIWISATA PADA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
ARTIKEL SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN PARIWISATA PADA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Sarjana Teknik Informatika Disusun Oleh Nama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem
ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
Lebih terperinciPenentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh
Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh Asti Ratnasari 1, Farida Ardiani 2, Feny Nurvita A. 3 Magister Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciJurnal JARKOM Vol. 2 No. 1 Desember 2014
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN LOKASI USAHA KERAJINAN TANGAN MENGGUNAKAN CAKEPHP Meireza Pratama 1, Mohammad sholeh 2, Naniek widyastuti 3 1,2,3 Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM DAN APLIKASI Dalam tugas Akhir ini dikembangkan aplikasi mobile berbasis context aware dan location based service yang dinamakan dengan Mobile Surveyor. Mobile Surveyor bertujuan
Lebih terperinciAPLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI
APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada program Studi
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Pariaman merupakan wilayah kota yang sedang berkembang seperti pada tempat-tempat pariwisata, pendidikan, sarana transportasi umum dan Pelayanan Publik. Seiring
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI Fie Jannatin Aliyah Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan Lokasi yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik Universitas
Lebih terperinciBab 3. Metode Perancangan
Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PERINGATAN DINI BATAS LUAR WILAYAH INDONESIA BERBASIS ANDROID
RANCANG BANGUN APLIKASI PERINGATAN DINI BATAS LUAR WILAYAH INDONESIA BERBASIS ANDROID Muhammad Yazir Zainudin Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, yazir.ylf@gmail.com Martaleli Bettiza Dosen Informatika, FT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman yang telah maju ini manusia telah dimanjakan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Hampir diseluruh aspek kehidupan manusia terdapat teknologi yang canggih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat pesat sekali, dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan perkantoran, pendidikan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA Taufiq Hidayat, Agus Qomaruddin Munir Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
ABSTRAK Pembuatan Aplikasi denah kampus Maranatha ini dibangun dengan menggunakan teknologi Web Mapping, yang artinya hasil implementasi peta mulai dari tahap pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyimpanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Systems) merupakan sistem informasi berbasis komputer digunakan untuk menyajikan secara digital dan menganalisa penampakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekembangan teknologi informasi dan komputer yang sangat pesat dewasa ini semakin luas. Komputer merupakan alat bantu yang memberikan kemudahan bagi manusia untuk
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi Futsal Track, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi Futsal Track. 3.1 Arsitektur
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian
Lebih terperinciPENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0
PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing
Lebih terperinciWeb GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang
Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Masyarakat membutuhkan informasi mengenai
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis untuk Perguruan Tinggi Negeri Di Indonesia
Sistem Informasi Geografis untuk Perguruan Tinggi Negeri Di Indonesia Oleh : I G.L.A. Oka Cahyadi P. NRP 5106100061 Pembimbing I : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc NIP 132309747 Pembimbing II : Hadziq Fabroyir,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah prototipe aplikasi android untuk melakukan pencarian rute terpendek dengan menggunakan algoritma dijkstra
Lebih terperinciPENDAHULUAN Pada tahun 2010 sampai dengan Maret 2011 di Indonesia terdapat penderita Tuberkulosis, diantaranya meninggal. Pada survei D
Web-Based Information System of Tuberculosis Patients Distribution in Depok Chandra Halimy *), Johan Harlan **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG Putu Kussa Laksana Utama 1, Amir Fatah Sofyan 2 Abstract Sistem Informasi Geografis Lokasi Hotel di Yogyakarta
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN Puput Lestari, Edi Iskandar Peneliti Muda Teknik Informatika, STMIK EL RAHMA Yogyakarta e-mail: bopu.puputcute@gmail.com,
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PADA PERANGKAT BERGERAK
PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PADA PERANGKAT BERGERAK PRIYANKA GEMET ARISMOYO NRP 5109100178 Dosen Pembimbing I Henning Titi Ciptanigntyas S.Kom., M.Kom. Dosen Pembimbing
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI KUKUH HANNA PRAPANCA 06 / 20067 / ET / 05412 JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA Latar Belakang Informasi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA
SISEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMEAAN DAERAH RAWAN BENCANA DI DAERAH ISIMEWA OGAKRA Muhammad Ikrimashabri, Edi Iskandar, S.., M.Cs eknik Informatika Sekolah inggi Manajemen Informatika Dan Ilmu Komputer El
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN PARIWISATA KABUPATEN PESISIR BARAT BERBASIS WEB
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN PARIWISATA KABUPATEN PESISIR BARAT BERBASIS WEB 1 Resti Lucyana, 1 Kurnia Muludi, 1 Machudor Yusman 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila Abstract Information on
Lebih terperinciWEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR
WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
Lebih terperinciAplikasi Sistem Informasi Geografis Kunjungan Wisatawan Di Bali
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Kunjungan Wisatawan Di Bali I Gde Arya Aristha, I Nyoman Piarsa, Ni Kadek Ayu Wirdiani Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana e-mail: igdearyaaristha@gmail.com,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita, Budi Sulistyo, Devi Pratami Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Rumah Sakit. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
BAB II DASAR TEORI 2.1. Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Geografis Lokasi Penjualan Parkir Fashion di Kota Medan Berbasis Web Menggunakan Metode
Lebih terperinciBenni Agung Nugroho Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Kediri
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SARANA UMUM DI WILAYAH KOTA KEDIRI BERBASIS ANDROID UNTUK MENINGKATKAN AKSES SARANA UMUM BAGI MASYARAKAT KOTA KEDIRI DAN PENDATANG Benni Agung Nugroho Jurusan Teknik
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)
Lebih terperinci1-1.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Teknologi komputasi yang berkembang pesat sangat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi geografis dalam pembuatan peta dewasa ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik
Lebih terperinci8 JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 07, No. 01, Tahun Benni Agung Nugroho 1, Fery Sofian Efendi 2
8 JURNAL INFORMATIKA & MULTIMEDIA, Vol. 07, No. 01, Tahun 2015 Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Sarana Umum di Wilayah Kota Kediri Berbasis Android untuk Meningkatkan Akses Sarana Umum bagi Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesibukan maupun kemacetan merupakan kendala pelanggan untuk pergi ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk kendaraan Toyota
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tanah dalam perspektif ekonomi merupakan suatu investasi yang mempunyai nilai tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tanah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Edi Iskandar Teknik Informatika STMIK Akakom e-mail: edi_iskandar@akakom.ac.id Abstrak Dalam kehidupan global
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang melibatkan parameterparameter penting yang diperlukan dalam pengambilan keputusan pengembangan agroindustri
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD-WARSHALL UNTUK PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU WAHANA BERMAIN (STUDI KASUS JAWA TIMUR PARK 1 KOTA BATU) TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI ALGORITMA FLOYD-WARSHALL UNTUK PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU WAHANA BERMAIN (STUDI KASUS JAWA TIMUR PARK 1 KOTA BATU) TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Pusat Provider Jaringan Internet Kota Medan di Sumatera Utara dapat
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) FASILITAS UMUM KOTA MOJOKERTO BERBASIS WEB Arifin 1, Arna Fariza, S.Kom, M.Kom 2, Ahmad Syauqi Ahsan, S.Kom 2 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan) SKRIPSI ADLY AZHARY 101421060 PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis Pemetaan Hutan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Klasifikasi Sumber Daya Alam
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hutan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Klasifikasi Sumber Daya Alam Fitri Nuraeni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE
PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG. Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1
IMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1 1 Fakultas Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah pencarian
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PERIBADATAN WILAYAH KOTA PADANG BERBASIS WEB
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PERIBADATAN WILAYAH KOTA PADANG BERBASIS WEB Heri Yanto Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail: dimazheriyanto@gmail.com Abstract Geographic Information System
Lebih terperinciGambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah prototipe aplikasi android untuk melakukan pembuatan rute lari dengan menggunakan algoritma haversine formula.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BENCANA LUMPUR LAPINDO SIDOARJO MENGGUNAKAN J2ME
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BENCANA LUMPUR LAPINDO SIDOARJO MENGGUNAKAN J2ME Pramadhi Dharma 1, Arna Fariza,S.Kom,M.Kom 2,Rizki Yuniar Haqqun,S.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan teknologi yang terus berkembang seakan tidak ada titik akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information Technology (IT). Apalagi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum sistem ini dibuat, beberapa pengujung ke Kabupaten Labuhan Batu baik pengujung dalam negeri maupun pengujung luar negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL (STUDI KASUS KOTA SINGKAWANG) Mohammad Hendra Istyanto
RANCANG BANGUN APLIKASI PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL (STUDI KASUS KOTA SINGKAWANG) Mohammad Hendra Istyanto Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSeminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008
PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA Ema Utami 1, Anisa Rahmanti 2 1,2 Jurusan
Lebih terperinciGambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Algortima Semut Koloni semut merupakan algoritma yang bersifat heuristik untuk menyelesaikan masalah optimasi. Algoritma ini diinspirasikan oleh lingkungan koloni semut pada
Lebih terperinci