III. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana utama bagi pembangunan manusia untuk dapat berlangsung secara berkesinambungan. Dalam hal ini ketenagakerjaan yang merupakan jembatan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia menjadi pilar penting dalam pembangunan. Untuk mewujudkannya maka pemerintah perlu membuka peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat akses terhadap sumber-sumber ekonomi berdasarkan potensi wilayah yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya disusun strategi pembangunan dan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah yang saling bersinergi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi ramah terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan kata lain, secara teoritis, pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja Isu ketenagakerjaan merupakan salah satu isu yang sangat penting dalam perkembangan sosial ekonomi di Indonesia disamping isu kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Salah satu isu penting dalam ketenagakerjan disamping keadaan angkatan kerja (economically active) dan struktur ketenagakerjaan adalah isu tentang pengangguran sebagai residu dari tingkat penduduk yang bekerja (employment rate). Dari sisi ekonomi pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Masih rendahnya tingkat penduduk yang bekerja tidak hanya menimbulkan masalah-masalah di bidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan berbagai masalah di bidang sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial. Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data pokok yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian, sosial, bahkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah (misal provinsi) dan dalam suatu kurun waktu tertentu. Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk mensejahterakan dan meningkatkan taraf masyarakat dalam berbagai aspek untuk menuju kehidupan 31

2 yang lebih baik diwaktu sekarang maupun diwaktu mendatang. Pembangunan perlu dipahami sebagai proses multidimensi yang mencakup perubahan orientasi dan organisasi sistem sosial, ekonomi, politik, serta kebudayaan. Tujuannya adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Kemakmuran berkaitan dengan aspek ekonomi, dapat diukur dengan tingkat produksi, pengeluaran, dan pendapatan. Sedangkan kesejahteraan ditentukan oleh aspek non-ekonomi, misalnya kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Sebagai sebuah proses, pembangunan menunjukkan adanya hubungan saling pengaruh antara berbagai faktor yang dihasilkannya. Dalam kaitan ini data statistik diperlukan untuk dapat melihat proses itu secara obyektif (berdasarkan fakta yang sebenarnya), memonitor dan mengevaluasi perkembangannya, serta merancang proses selanjutnya berdasarkan pemahaman obyektif atau berbasis empiris. Sudah lebih dari 30 tahun para pakar pembangunan diilhami ide paradigma modernisasi. Paradigma tersebut mengandalkan tetesan strategi pertumbuhan (growth) ekonomi untuk mengatasi masalah sebagai akibat pembangunan seperti kemiskinan. Salah satu asumsi paradigma pertumbuhan adalah perlunya investasi kapital besar-besaran pada perusahaan industri modern dan aplikasi teknologi modern pada produksi. Terciptanya sektor industri yang dinamis melalui investasi tidak hanya membawa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja besar-besaran serta menyerap surplus tenaga kerja pedesaan yang subsisten ke sektor modern. Secara tidak langsung, akan terjadi peningkatan penghasilan dari banyak orang. Dengan peningkatan penghasilan, banyak keluarga akan mendapat sarana untuk dapat memenuhi kebutuhan sosial ekonomi mereka. Asumsi paradigma pertumbuhan tidak sepenuhnya mengandung kebenaran, karena meskipun banyak negara berkembang telah berhasil mengalami peningkatan dalam angka pertumbuhannya, tetapi peningkatan tersebut tidak diikuti dengan perbaikan nasib kaum miskin. Dalam arti keberhasilan pembangunan tidak diiringi keberhasilan dari sisi sektor ketenagakerjaan. Meskipun pertumbuhan ekonomi relatif cukup tinggi, namun tidak banyak menyerap tenaga kerja. Investasi lebih banyak disektor yang padat modal tetapi bukan disektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Akhirnya, muncul pengakuan 32

3 bahwa paradigma growth tadi yang memakai PDRB sebagai tolok ukurnya dianggap kurang sensitif terhadap upaya perbaikan kualitas hidup manusia. Siregar (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Pengertian pengurangan kemiskinan dalam hal ini bisa diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan penciptaan lapangan kerja baru atau dengan kata lain meningkatkan jumlah penduduk yang bekerja. Adapun syarat kecukupannya (sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin (growth with equity). Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor di mana orang miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya). Adapun secara tidak langsung, hal itu berarti diperlukan pemerintah yang cukup efektif meredistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan dari sektor modern seperti jasa dan manufaktur yang padat modal. Dari sisi kacamata makroekonomi, pemerintah dituntut untuk mampu untuk mengendalikan indikator perekonomian seperti inflasi, nilai tukar (kurs) dan tingkat suku bunga. Seperti inflasi, meskipun pergerakannya ditentukan oleh pasar namun peran pemerintah masih diperlukan untuk memperbaiki distribusi barang dan jasa maupun melakukan operasi pasar agar inflasi tidak lepas kontrol. Inflasi yang tinggi akan mempengaruhi produksi barang dan jasa sehingga akan mengurangi penyerapan tenaga kerja. Dari sisi supply, berlimpahnya tenaga kerja yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan yang kurang memadai serta kemampuan sumber daya manusia yang kurang handal akan memperlemah sisi bargaining dengan sisi demand-nya. Sementara dari sisi lain tuntutan kenaikan UMR tiap tahun akan memberatkan pihak yang memerlukan tenaga kerja sehingga perusahaan akan bertahan untuk merekrut tenaga baru atau tetap akan melakukan rekutmen dengan sistem off-sourcing. Dari uraian diatas bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah yang tercermin dalam PDRB dan ketenagakerjaan memiliki kaitan yang erat. Dari hubungan ini selanjutnya akan dicoba dibangun suatu model ekonometrika yang mampu menggambarkan terjadinya anomali tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat 33

4 penyerapan tenaga kerja. Selain itu model ini juga diharapkan mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja dan respon penyerapan tenaga terhadap perubahan faktor-faktor tersebut serta elastisitas penyerapan tenaga kerja terhadap variabel-variabel utama ekonomi. Melalui identifikasi pola perkembangan PDRB, kontribusi sektor dan kondisi makroekonomi, diharapkan hasil analisis identifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai landasan dalam merumuskan kebijakan yang dapat menselaraskan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja atau kebijakan yang dapat menghilangkan anomali tersebut. Gambar 3.1: Kerangka operasional penelitian 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan, tujuan dan alur kerangka berfikir penelitian di atas maka hipotesis yang dapat disusun dalam penelitian ini adalah: 1) Terjadi anomali tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang pada provinsi-provinsi yang dikaji. Menurut teori 34

5 ekonomi suatu wilayah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi akan diikuti dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi pula 2) Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan dua arah dengan tingkat penyerapan tenaga kerja, meskipun antara keduanya memiliki hubungan yang tidak secara otomatis. 3) Pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang akan mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja. Respon yang tercermin melalui elastisitas penyerapan tenaga kerja mempunyai sifat yang berbeda dimana peubah makro ekonomi dapat berdampak positif maupun negatif terhadap penyerapan tenaga baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 3.3 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Bank Indonesia (BI). Data yang dikumpulkan tersebut merupakan data panel (pooled data) yaitu data dari 30 provinsi di Indonesia dari tahun Dalam penelitian ini, untuk mengukur pertumbuhan ekonomi digunakan indikator rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama kurun Untuk ketenagakerjaan, indikator yang digunakan adalah pertumbuhan penduduk yang bekerja dalam kurun waktu sama menurut sektor. Berdasarkan dua indikator ini dapat diturunkan indikator elastisitas tenaga kerja sebagai salah satu alat ukur kualitas pertumbuhan ekonomi. Data jumlah penduduk yang bersumber dari data proyeksi penduduk Indonesia menurut provinsi Sementara untuk data PDRB menurut sektor maupun subsektor mencakup Sektor Pertanian, Industri, Pertambangan, Konstruksi, Perdagangan, Keuangan, dan Jasa. Untuk analisis ketenagakerjaan menggunakan data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan oleh BPS pada periode yang sama. Sakernas dinilai kridibel karena dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan. 35

6 Data pendidikan bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diselenggarakan BPS secara tahunan. Salah datu data yang dikumpulkan oleh survei ini adalah penduduk menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan mulai jenjang Sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Universitas atau Perguruan Tinggi (PT).. Dengan sampel sekitar rumah tangga survei ini dinilai kridibel untuk menyajikan data sosial ekonomi sampai level kabupaten/kota. Sementara itu data Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/P) berdasarkan data UMR yang dikumpulan oleh Kementrian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi secara tahunan. 3.4 Jenis Data Seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan berbagai jenis data sosial ekonomi yang bersumber dari berbagai data dari hasil survei yang diyakini sangat kredibel. Varibel-variabel sosial mencakup data jumlah penduduk dan tenaga kerja, PDRB, kontribusi menurut sektor, pendidikan, indikator makroekonomi dan upah minimum regional/provinsi. Variabel-variabel ini diduga kuat akan mampu menjelaskan keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja maupun hubungan antar keduanya. Secara umum, variabel-variabel yang akan digunakan sebagai analisis dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 3.1: Variabel yang digunakan dalam analisis Variabel Definisi variabel Satuan Sumber EMPLOYMENT Tingkat penduduk yang bekerja Orang BPS (2011) PENDUDUK Jumlah penduduk Orang BPS (2007) PDRB Produk Domestik Regional Bruto Juta BPS (2010) AGRISHARE Share pertanian terhadap PDRB % BPS (2010) INDUSTRISHARE Share industri terhadap PDRB % BPS (2010) TAMBANGSHARE Share pertambangan terhadap PDRB % BPS (2010) KONSTRUKSHARE Share konstruksi terhadap PDRB % BPS (2010) 36

7 Variabel Definisi variabel Satuan Sumber DAGANGSHARE Share perdagangan terhadap PDRB % BPS (2010) TRANSPORSHARE Share angkutan terhadap PDRB % BPS (2010) KEUANGANSHARE Share keuangan terhadap PDRB % BPS (2010) JASASHARE Share jasa terhadap PDRB % BPS (2010) SD Persentase orang yang lulus SD % BPS (2010) SMP Persentase orang yang lulus SMP % BPS (2010) UNIVERSITAS Persentase orang yang lulus PT % BPS (2010) UMR Upah Minimum Regional (Provinsi) Ribuan BPS (2010) 3.5 Metoda Analisis Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas pola dan pengaruh dari hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja yang terjadi pada provinsi-provinsi yang diteliti maka dilakukan analisis yang terbagi dalam 2 tahap yaitu: 1) Analisis Deskiptif, dan 2) Analisis Ekonometrika Metoda Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis ini dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian Nomor 1 dan 2. Dalam analisis ini menjelaskan dan menggambarkan mengenai hubungan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang pernah terjadi dalam perekonomian Indonesia selama kurun waktu dan bagaimana aspek kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi kondisi-kondisi dalam kurun waktu tersebut terhadap beberapa variabel makroekonomi. Untuk memudahkan dalam analisis, data tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat penyerapan tenaga kerja menurut provinsi yang terjadi selama kurun waktu akan diplot dalam 4 kuadran sebagai berikut: Kuadran 1 (Hubungan Kuat/Strong Links): provinsi-provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja relatif tinggi. Dengan perkataan lain provinsi-provinsi inilah yang disebut dengan ideal. 37

8 Kuadran 2 (Hubungan Tidak Seimbang/Unbalane Link): provinsi-provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi relatif rendah tetapi mempunyai pertumbuhan tenaga kerja relatif tinggi. Kuadran 3 (Hubungan Lemah/Weak Links): provinsi-provinsi yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja relatif rendah. Kuadran 4 (Hubungan Tidak Seimbang/Unbalane Link): provinsi-provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi relatif tinggi tetapi mempunyai pertumbuhan tenaga kerja relatif rendah. Untuk memudahkan pemahaman, Grafik 5.2. mengilustrasikan plotting kuadran yang terbagi dalam 4 wilayah. Grafik 3.2: Wilayah plotting kuadran Metoda Analisis Ekonometrika Analisis ekonometrika dilakukan dengan menggunakan data panel dimaksudkan untuk menelaah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja pada provinsi-provinsi yang diteliti. 38

9 Penyusunan Model Pendekatan model ekonometrika dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab tujuan nomor 2 dan nomor 3, yaitu menganalisis faktor-faktor penyebab munculnya anomali serta menelaah dampak yang akan ditimbulkan oleh setiap faktor (shock) tersebut terhadap variabel makroekonomi. Total variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 variabel, yang terdiri dari (1) jumlah penduduk (PENDUDUK), (2) output (PDRB), (3) kontribusi Sektor Pertanian (AGRISHARE), (4) kontribusi Sektor Industri (INDUSTRISHARE), (5) kontribusi Sektor Pertambangan (TAMBANGSHARE), (6) kontribusi Sektor Kontruksi (KOSNTRUK- SHARE), (7) kontribusi Sektor Perdagangan (DAGANGSHARE), (8) kontribusi Sektor Angkutan (TRANSPORSHARE), (9) kontribusi Sektor Keuangan (KEUANGANSHARE), (10) kontribusi Sektor Jasa (JASASHARE), (11) persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), (12) persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), (13) persentase penduduk tamat Universitas/ Perguruan Tinggi (PT), (14) Upah Minimum Regional (UMR). Berdasarkan hasil ordering (peringkat) terhadap masing-masing variabel, dikelompokkan dalam dua model, yaitu model kelompok kuadran dan model wilayah kuadran. Model kelompok kuadran terdiri dari Kuadran I (hubungan kuat) dan III (hubungan lemah) serta Kuadran II dan IV (hubungan tidak seimbang). Kuadran I dan III dimasudkan untuk membandingkan kelompok ini sejalan dengan teori ekonomi, sementara Kuadran II dan IV diduga adanya anomalli di wilayah ini. Sedangkan model wilayah kuadran dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari setiap variabel terhadap penyerapan tenaga kerja pada wilayah masing-masing kuadran. Variabelvariabel yang didepannya ada kata ln menunjukkan bahwa variabel tersebut telah ditransformasi dalam bentuk logaritma. Analisis diawali dengan pengujian ketidakstasioneran masing-masing variabel dengan menggunakan uji Augmented Dickey Fuller (ADF) (Verbeek, 2000). Semua variabel yang digunakan dalam analisis ditemukan bersifat non stasioner. Pengolahan data menggunakan program komputer Eviews Model Kelompok Kuadran Penyusunan model makroekonomi ini dimaksudkan untuk menjelaskan adanya keterkaitan dan hubungan kuantitatif antara peubah makroekonomi dengan 39

10 tingkat penyerapan tenaga kerja baik di kelompok Kuadran I dan III maupun Kuadran II dan IV. Interaksi hubungan tersebut akan digambarkan melalui suatu sistem persamaan simultan, dimana model dibangun dalam persamaan regresi. Adapun periode sampel yang digunakan untuk pendugaan model adalah data tahun Penyusunan model penyerapan tenaga kerja dimaksudkan untuk mengidenfikasi fenomena anomali pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja terjadi dalam jangka pendek atau jangka panjang baik pada kelompok Kuadran I dan III maupun II dan IV. Hal ini penting diketahui untuk dapat menentukan strategi kebijakan yang akan dilakukan pada masing-masing wilayah kelompok kuadran. E it = ln PENDUDUK it + 2 ln PDRB it + 3 AGRISHARE it + 4 INDUSTRISHARE it + 5 TAMBANGSHARE it + 6 KONSTRUKSHARE it + 7 DAGANGSHARE it + 8 TRANSPORHARE it + 9 KEUANGANSHARE it + 10 JASASHARE it + 11 SMP it + 12 SMA it + 13 PT it + 14 ln UMR it + ij... (1) dengan 0 menyatakan intersep dari model n menyatakan koefisien regresi (pengaruh dari variabel bebas ke-n terhadap variabel tak bebas, penduduk yang bekerja, dengan n = 1, 2, 14) adalah galat acak it merupakan indeks yang menyatakan provinsi ke-i dan tahun ke-t Model tersebut mengilustrasikan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja disuatu wilayah diduga dipengaruhi oleh jumlah penduduk (PENDUDUK), pendapatan (PDRB), pangsa sektor pertanian dalam PDRB (AGRISHARE), pangsa sektor industri manufaktur (INDUSTRISHARE), pangsa sektor pertambangan (TAMBANGSHARE), pangsa sektor kontruksi (KONSTRUK- SHARE), pangsa sektor perdagangan (TRADESHARE), pangsa sektor angkutan 40

11 (TRANSPORSHARE), pangsa sektor keuangan (KEUANGANSHARE), pangsa sektor jasa (JASASHARE), persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), persentase penduduk tamat Perguruan Tinggi (PT), dan Upah Minimum Regional (UMR) Model Wilayah Kuadran Secara umum model ini sama dengan model kelompok kuadran, hanya saya cakupan datannya adalah sejumlah provinsi yang tercakup dalam masingmasing kuadran. Tujuan dari penyusunan model ini adalah untuk melihat pola penyerapan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh variable-variabel makroekonomi seperti yang terjadi pada model kelompok kuadran. Hanya saja dalam analisis ini lebih memfokuskan pada sisi spesifik dari setiap kuadran baik yang diduga terjadi anomali maupun yang sesuai dengan teori ekonomi Model Fungsi Produksi Agregat Berangkat dari model pertumbuhan Solow tentang fungsi produksi agregat yang kemudian dimodifikasi menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, modal (kapital) fisik, sumberdaya manusia dan tenaga kerja. Sumberdaya manusia merupakan akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Investasi terhadap sumberdaya manusia melalui sektor pendidikan akan menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurang berinvestasi pada sektor tersebut. Secara umum model tersbut dirumuskan sebagai berikut: Y = A.F.(K, H, L) Dimana A merupakan teknologi, K modal (kapital) fisik, H sumberdaya manusia dan L adalah tenaga kerja. Dari persamaan tersebut ditransformasikan dengan proxy model: PDRB it = ln KAPITAL it + 2 SD it + 3 SMP it + 4 SMA it + 5 PT it + 6 EMPLOY it + ij.... (2) dengan 0 menyatakan intersep dari model 41

12 n menyatakan koefisien regresi (pengaruh dari variabel bebas ke-n terhadap variabel tak bebas, PDRB, dengan n = 1, 2, 6) adalah galat acak it merupakan indeks yang menyatakan provinsi ke-i dan tahun ke-t Model tersebut mengilustrasikan bahwa PDRB disuatu wilayah diduga dipengaruhi oleh besarnya modal (KAPITAL), persentase penduduk tamat Sekolah Dasar (SD), persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP),persentase penduduk tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), persentase penduduk tamat Perguruan Tinggi (PT), dan penyerapan tenaga kerja (EMPLOY). Aplikasi dari model ini akan dilakukan baik menurut kelompok kuadran maupun masing-masing kuadran untuk merumuskan kebijakan pada masing-masing wilayah. Hasil analisis yang diperoleh digunakan untuk melihat hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja Pemilihan Model Dalam penelitian ini menggunakan data panel (panel pooled data) yang menrupakan gabungan antara data time series dan data cross section. Data time series mencakup kurun waktu penelitian yaitu dan data cross section mencakup berbagai macam indikator sosial-ekonomi yang terbagi dalam 30 provinsi di Indonesia (3 provinsi pemekaran dalam analisis penelitian ini digabung dengan provinsi induknya). Terdapat dua keuntungan penggunaan model data panel dibandingkan data time series dan cross section saja (Verbeek, 2004). Pertama, dengan mengkombinasikan data time series dan cross section dalam data panel membuat jumlah observasi menjadi lebih besar. Dengan menggunakan model data panel marginal effect dari peubah penjelas dilihat dari dua dimensi (individu dan waktu) sehingga paramater yang diestimasi akan lebih akurat dibandingkan dengan model lain. Secara teknis menurut Hsiao (2003), data panel dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar peubah serta meningkatkan derajat kebebasan yang artinya meningkatkan efisiensi. Kedua, keuntungan yang lebih penting dari penggunaan data panel adalah mengurangi masalah identifikasi. Data panel lebih baik dalam mengidentifikasi 42

13 dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time series saja. Data panel mampu mengontrol heterogenitas individu. Dengan metode ini estimasi yang dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu. Data panel juga lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Hal ini berkaitan dengan observasi pada cross section yang sama secara berulang, sehingga data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis. Parameter model data panel pada persamaan (1) diatas akan diestimasi dengan menggunakan model Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Selanjutnya, dari hasil estimasi ketiga model tersebut, akan dilakukan beberapa uji statistik untuk melihat model yang lebih valid diantara ketiganya. Uji-uji tersebut antara lain: (i) Uji Chow (uji F), untuk menentukan model yang lebih valid antara model PLS dengan FEM; (ii) (ii) Uji Breusch Pagan LM, untuk menentukan model yang lebih valid antara model PLS dengan REM; dan (iii) (iii) Uji Hausman, untuk menentukan model yang lebih valid antara FEM dengan REM. Setelah pemilihan model yang terbaik, selanjutnya dilakukan identifikasi kondisi matrik varians covarians residual. Pengujian dilakukan untuk menghindari bias dari model terpilih apabila terdapat heteroskedastisitas. Pada penelitian ini tidak membandingkan model dengan struktur heteroskedastik serta tidak ada Cross Sectional Correlation/Seemingly Uncorrelated Regression (SUR), karena model yang dipakai tidak memungkinkan diestimasi dengan model SUR. Hal ini disebabkan jumlah unit cross-sections sebanyak 30 propinsi lebih banyak daripada periode waktu yang hanya 8 tahun. Statistik uji untuk pemilihan struktur homoskedastik dan heteroskedastik, menggunakan statistik LM (Lagrange Multiplier). 43

14 Halaman ini sengaja dikosongkan 44

I. PENDAHULUAN. oleh anggota rumah tangga. Dengan pendapatan yang diperoleh maka rumah

I. PENDAHULUAN. oleh anggota rumah tangga. Dengan pendapatan yang diperoleh maka rumah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan penduduk berkaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh rumah tangga. Dalam welfare economics, pendapatan rumah tangga tidak terlepas dari masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam analisis perekonomian, ketersediaan data yang sesuai sangat mempengaruhi hasil analisis yang diperlukan. Data yang biasa digunakan dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN. Hermanto Siregar IPB & Brighten Institute

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN. Hermanto Siregar IPB & Brighten Institute DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN Hermanto Siregar IPB & Brighten Institute 1 PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Pada kurun waktu 1968-1982, rataan pertumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ix HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah seluruh pemerintah Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun 2011 2015,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyerapan tenaga kerja menjadi salah satu elemen penting dalam tercapainya pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin besar jumlah angkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyususn penelitian ini adalah di Indonesia, khusunya per Provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam studi ini, yang terdiri dari spesifikasi model, definisi operasional variabel, data dan sumber data, serta metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun ,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun , BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun 2003-2009, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, Dana Alokasi Khusus

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dengan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara maupun suatu daerah terdiri dari berbagai faktor-faktor yang saling berinteraksi antara lain, sumber daya manusia (SDM), sumber

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia, dimana menganalisis permintaan tenaga kerja perusahaan industri manufaktur tahun 2000-2016. Alasan memilih karena terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel penelitian yang diteliti serta pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah, periode waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah, periode waktu 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah, periode waktu yang digunakan pada penelitian ini yaitu September 2014 sampai dengan selesai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten dan kota yang berada di Nusa Tenggara Barat, yaitu : a. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel

Kata Kunci : Common Effect, Fixed Effect, Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (IPM), Regresi Data Panel Judul Nama Pembimbing : Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali : Kadek Ari Lestari : 1. Ir. I Putu Eka Nila Kencana, M.T. 2. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT 5.1 Analisis Model Regresi Data Panel Persamaan regresi data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG 3.1. Kerangka Pikir Konseptual BAB III METODOLOGI Kerangka pikir konseptual yang digunakan dalam studi ini secara rinci tergambarkan dalam Gambar 3.1 berikut ini: LATAR BELAKANG Fakta: Penggunaan listrik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah tentang hubungan atau pengaruh variabel pilihan terhadap tingkat kemiskinan dengan daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional

Lebih terperinci

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun oleh : DODY APRILIAWAN J2E 009 045 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) dan AMH (Angka Melek Huruf) pada kabupaten/ kota di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder dari sebelas kota besar di wilayah Kanto. Lokasi ini dipilih karena Kanto terletak

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Departemen Kesehatan. Data yang

Lebih terperinci

5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA

5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA 5. DETERMINAN KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN RUMAH TANGGA 5.1 Determinan Ketahanan Pangan Regional Analisis data panel dilakukan untuk mengetahui determinan ketahanan pangan regional di 38 kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan Obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu, Satu kota madya kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Data-data yang akan digunakan diperoleh dari Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun berturut-turut, dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. tahun berturut-turut, dari tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengunduh data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan memilih perushaan yang terdaftar di LQ45 selama 5 tahun berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Jenis data yang digunakan adalah data panel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kemiskinan menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan di berbagai forum nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itu sendiri telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan yang lain. Secara

Lebih terperinci

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA Febriana Nur Rahmawati 14313072 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan distribusi pendapatan antara

Lebih terperinci