PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 KULKAS DUA PINTU DENGAN DAYA 1/8 PK, PANJANG PIPA KAPILER 150 CM DAN REFRIGERAN R134A SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh: DUWI SEPTIYANTO NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 REFRIGERATOR WITH POWER 1/8 PK, 150 CM LONG CAPILLARY TUBE AND REFRIGERANT R134A FINAL PROJECT As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering By DUWI SEPTIYANTO Student Number : MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGI FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015

3 i

4 ii

5 iii

6 iv

7 ABSTRAK Latar belakang pada penelitian ini adalah teknologi. Pada kehidupan kita khususnya di Negara Indonesia yang beriklim tropis ini, mesin pendingin pada saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan dunia modern, tidak hanya sebatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menjadi penunjang kehidupan manusia. Mesin kulkas dibutuhkan untuk mendinginkan, mengawetkan, dan membekukan bahan makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pegelolaan (R-134a) pada mesin kulkas pendingin penyimpan bahan makanan dan minuman dan juga untuk mengetahui unjuk kerja (COP), dan efisiensi mesin pendingin yang menggunakan refrigeran (R-134a). Mesin yang diteliti merupakan mesin kulkas pendingin dengan siklus kompresi uap. Variasi penelitian yang dipakai adalah panjang pipa kapiler, yaitu dengan menggunakan panjang pipa kapiler 150 cm dan diuji sebanyak 3 kali dalam 3 hari selama 300 menit. Hasil Penelitian memberi kesimpulan (a) kulkas dibuat dan bekerja dengan baik, (b) menghasilkan Koefisien prestasi ideal (COP ideal ) sebesar 5,0. Dan menghasilkan efisiensi sebesar 77,5%. Kata kunci : Penelitian, siklus kompresi uap, R134a. v

8 ABSTRACT The background of this research is the technology. In our life, especially in Indonesia which has tropical climate, the cooler machine nowadays effects on our modern life, it is not only on the quality improvement and life comfort, but it also has become the support of human lives. Refrigerator machine is needed to cool, preserve, and freeze the food and beverages. The objectives of this research are to know the management implementation of (R-134a) on the food and beverages storage refrigerator machine and to know the coefficient of performance (COP), and the efficiency of the cooler machine using refrigerant (R-134a). The machine examined is the refrigerator machine with vapor compression cycle. The variation used in this research is the length of capillary pipe by using the 150 cm long capillary pipe and examining it three times in three days for 300 minutes. The result of this research concludes that (a) the refrigerator is successfully made and works well, (b) it results ideal performance coefficient (COP ideal ) in the amount of 5.0. It also results 77.5% efficiency. Keywords : Research, vapor compression cycle, R134a. vi

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Judul skripsi ini adalah Kulkas dua pintu dengan Daya 1/8 PK, Panjang Pipa Kapiler 150 cm dan Refrigeran R134a. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana S1 di Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Penulis merasa bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang tidak mudah, karena pada penelitian ini penulis melakukan pembuatan dari awal, pengambilan data, pemahaman tentang prinsip kerja alat, dan solusi terhadap masalah yang telah dihadapi. Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ir. P.K. Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, selaku dosen pembimbing akademik selama saya kuliah di Universitas Sanata Dharma. 4. Seluruh Staf Pegajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma. vii

10 viii

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TITLE PAGE HALAMAN PERSETUJUAN i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS iv ABSTRAK.....v ABSTRACT...vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.l Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan-Batasan Manfaat Penelitian... 4 BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulkas Siklus Kompresi Uap sebagai Dasar Kerja Kulkas Dua Pintu Perhitungan Karakteristik Mesin Kulkas Dua Pintu Tinjauan Pustaka BAB III. PEMBUATAN ALAT 3.l Diagram Alir Pembuatan dan Pengambilan Data Komponen Komponen Kulkas Dua Pintu Peralatan Pendukung Pembuatan Alat Langkah Langkah Pembuatan Alat ix

12 BAB IV PENGAMBILAN DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Mesin Yang Diteliti Skematik Mesin Pendingin Yang Diteliti Alat Bantu Penelitian Cara Mendapatkan Data Suhu dan Tekanan pada Setiap Titik yang Sudah Ditentukan Cara Mengolah Data Cara Mendapatkan Kesimpulan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Perhitungan Pembahasan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran Grafik R134a x

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Chest Freezer... 2 Gambar 1.2 Showcase... 2 Gambar 1.3 Kulkas... 2 Gambar 1.4 Freezer... 2 Gambar 1.5 Air Cooled... 3 Gambar 1.6 ice maker... 3 Gambar 2.1 Jenis Kulkas Non Freezer... 6 Gambar 2.2 Kulkas Jenis Freezer... 7 Gambar 2.3 Kulkas Jenis Door Glass Refrigerator... 8 Gambar 2.4 Kompresor Hermatik... 9 Gambar 2.5 Evaporator Gambar 2.6 Kondensor Gambar 2.7 Filter Gambar 2.8 Termostat Gambar 2.9 Heater Gambar 2.10 Kipas Gambar 2.11 Timer Gambar 2.10 Overload Gambar2.11 Refrigeran Gambar 2.12 Pipa Kapiler Gambar 2.13 Skematik Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Gambar 2.14 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h xi

14 Gambar 2.15 Siklus Kompresi Uap dengan Diagram T-s Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan kulkas Gambar 3.2 Kontruksi Kulkas Dua Pintu Gambar 3.3 Ruangan Pendinginan/ Evaporator Gambar 3.4 Kompresor Gambar 3.5 Kondensor Gambar 3.6 Evaporator Pipa Dengan Sirip-Sirip Gambar 3.7 Pipa Kapiler Gambar 3.8 Filter Gambar 3.9 Refrigeran R134a Gambar 3.10 Tube Cutter Gambar 3.11 Pelebar Pipa Gambar 3.12 Tang Jepit Gambar 3.13 Alat Las Gambar 3.14 Bahan Las Gambar 3.15 Pompa Vakum Gambar 3.16 Manifold Gauge Gambar 3.17 Fan Motor Gambar 3.18 Termostat Gambar 3.19 Plat Baja Siku Gambar 3.20 Styrofoam Gambar 3.21 Box Plastik Gambar 3.22 Perakitan Rangka Kulkas xii

15 Gambar 3.23 Proses pengelasan pipa kompresor dengan kondensor Gambar Proses pengelasan Filter dengan kondensor Gambar 3.25 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler Gambar 3.26 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator Gambar 3.27 Proses Pengelasan evaporator dengan kompresor Gambar 3.28 Proses pengisian metil Gambar 3.29 Proses pemvakuman Gambar 3.30 Proses pengisian refrigeran R134a Gambar 4.1 Diagram alir pengambilan data dan metodologi penelitian 48 Gambar 4.2, (a) Mesin kulkas dua pintu yang diteliti tampak luar dan (b) menunjukkan tampak dalam rangka Gambar 4.3 Skematik mesin pendingin kulkas dua pintu Gambar 4.4, (a) Termokopel dan (b) Penampil suhu digital APPA Gambar 4.5 Tang meter Gambar 4.6 Pengukur Tekanan Gambar 4.7 P h diagram Gambar 4.8 Botol Air Gambar 4.9 Kabel Roll Gambar 4.10 Aluminium Foil Gambar 4.11 Isolasi Gambar 4.12 Cara menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h Gambar 5.1 Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari waktu ke waktu xiii

16 Gambar 5.2 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan kondensor dari waktu ke waktu Gambar 5.3 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator dari waktu ke waktu Gambar 5.4. COP aktual mesin kulkas dua pintu dari waktu ke waktu Gambar 5.5 COPideal dari waktu ke waktu Gambar 5.6 Efisiensi dari waktu ke waktu Gambar 5.7.Laju aliran massa refrigeran dari waktu ke waktu xiv

17 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Cara mencatat hasil pengukuran suhu Tabel 5.1.Nilai rata rata suhu masuk kompresor, keluar kondensor, tekanan masuk kompresor, keluar kompresor, arus dan voltage Tabel 5.1.Nilai rata rata suhu masuk kompresor, keluar kondensor, tekanan masuk kompresor, keluar kompresor, arus dan voltage.(lanjutan) Tabel 5.2.Suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor, dan suhu keluar kompresor Tabel 5.2.Suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor, dan suhu keluar kompresor.(lanjutan) Tabel 5.3 Nilai entalpi dari siklus kompresi uap Tabel 5.4. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a (Win) Tabel 5.4. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a (Win). (Lanjutan) Tabel 5.5 Energi kalor persatuan massa refrigerant R134a yang dilepaskan oleh kondensor (Qout) Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator (Qin) Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator (Qin). (Lanjutan) Tabel 5.7 Hasil perhitungan Coefficient of Performance actual (COPaktual) Tabel 5.7 Hasil perhitungan Coefficient of Performance actual (COPaktual) (Lanjutan) Tabel 5.8 Hasil perhitungan Coefficient of Performanceideal (COPideal) Tabel 5.8 Hasil perhitungan Coefficient of Performanceideal(COPideal). (Lanjutan) Tabel 5.9 Hasil perhitungan efisiensi kulkas dua pintu xv

18 Tabel 5.10 Laju aliran massa refrigerant Tabel 5.10 Laju aliran massarefrigerant. (Lanjutan) xvi

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini mesin pendingin merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi mesin pendingin pada saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia modern, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menyentuh hal-hal esensial penunjang kehidupan manusia. Salah satu alat yang berguna untuk mendinginkan, mengawetkan dan membekukan bahan makanan ataupun bahan makanan lain adalah kulkas. Kulkas sangat berguna untuk mendinginkan dan mengawetkan bahan makanan seperti, daging, sayuran, minuman kaleng, ikan laut. Selain dipergunakan di rumah tangga kulkas juga dipergunakan di rumah sakit dan toko kelontong. Banyak sekali jenis mesin pendingin dengan kegunaan dan fungsi yang berbeda beda. Showcase mempunyai fungsi untuk mendinginkan minuman kaleng, minuman kemasan yang biasa dijual di supermarket, toko kelontong dan lain lain. Cold storage memiliki fungsi sebagai alat pembeku daging dan ikan, yang biasa digunakan di industri dan hotel. Chest freezer berfungsi untuk mendinginkan makanan hingga beku, seperti daging, ice cream dan nuget. Water Chilled berfungsi untuk mendinginan air pada sisi evaporator di teruskan mengalir ke AHU (Air Heandling Unit) yang berfungsi untuk menjadikan udara menjadi dingin. Freezer berfungsi sama dengan chest freezer yaitu mendinginkan makanan hingga beku, yang membedakan adalah freezer biasanya terdapat pada kulkas dua 1

20 2 pintu yang terletak pada bagian atas. Ice maker adalah mesin pendingin yang berfungsi untuk pembuatan es batu, yang biasa digunakan di restaurant atau rumah makan. Kulkas memiliki fungsi sebagai alat untuk menyegarkan buah buahan dan sayuran yang biasanya digunakan di rumah tangga. Mesin pengawet mayat memiliki fungsi untuk mengawetkan mayat supaya tidak cepat membusuk, yang sering dipergunakan di rumah sakit. Hampir sebagian besar mesin pendingin menggunakan siklus kompresi uap dalam bekerjanya. Mesin pendingin mempergunakan fluida kerja yang disebut Freon. Gambar 1.1, Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 menyajikan contoh gambar berbagai macam mesin pendingin. Gambar 1.1 Chest Freezer Gambar 1.2 Showcase Gambar 1.3 Kulkas Gambar 1.4 Freezer

21 3 Gambar 1.5 Air Cooled Gambar 1.6 Ice maker Dari berbagai macam mesin pendingin tersebut penulis berkeinginan untuk mengenal dan melakukan penelitian tentang kulkas. 1.2 Rumusan Masalah Kulkas yang ada di pasaran pada kenyataannya tidak terdapat informasi tentang karakteristik dari mesin kulkas. Tidak ada informasi tentang COP dan efisiensi kulkas pada name platenya. Informasi tentang karakteristik kulkas terutama COP dan efisiensi sangat penting bagi masyarakat untuk memutuskan jenis kulkas yang mana yang akan dibeli. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Membuat kulkas dua pintu dengan panjang pipa kapiler 150 cm dan dengan menggunakan refrigeran R134a. b. Mengetahui karakteristik kulkas dua pintu dengan panjang pipa kapiler 150 cm dan dengan menggunakan refrigeran R134a : 1. Laju aliran kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Q in ) 2. Laju aliran kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Q out )

22 4 3. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (W in ) 4. COP aktual kulkas dua pintu (COP actual ) 5. COP ideal kulkas dua pintu (COP ideal ) 6. Efisiensi kulkas dua pintu (η) 7. Laju aliran masa refrigerant (ṁ) 1.4 Batasan - Batasan Batasan - batasan masalah yang diambil didalam pembuatan mesin kulkas dua pintu pada penelitian ini adalah : a. Kulkas dua pintu bekerja dengan mempergunakan siklus kompresi uap. b. Menggunakan kompresor dengan daya ⅛ PK, berjenis hermatik. c. Panjang pipa kapiler 150 cm, berdiameter 0,026 inci, berbahan tembaga. d. Menggunakan kondensor standar 12 U pada kulkas dua pintu berdaya ⅛ PK. e. Menggunakan evaporator standar pada kulkas dua pintu berdaya ⅛ PK berjenis evaporator sirip. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah : a. Dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang ingin meneliti tentang kulkas dua pintu. b. Dapat menambah ilmu pengetahuan. c. Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah referensi di perpustakaan.

23 BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulkas Kulkas adalah lemari es yang digunakan untuk menyimpan dan mendinginkan berbagai jenis makanan dan minuman. Kulkas biasa digunakan di rumah tangga dan di pertokoan. Kulkas merupakan salah satu dari jenis pendingin yang memiliki ciri ciri pintu dan bodynya tertutup yang berfungsi agar pendinginan rata secara maksimal di dalam ruangan kulkas tersebut. Produk yang biasa didinginkan oleh kulkas adalah sayuran, minuman dan bahan makanan. Kulkas bekerja dengan tujuan untuk mengambil panas dari benda benda yang diinginkan di dalam evaporator. Proses tersebut diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas yang masuk ke kompresor dan dilakukan proses kompresi sehingga suhu refrigeran menjadi sangat panas dan bertekanan tinggi. Gas panas bergerak menuju kondensor dan selanjutnya mulai didinginkan. Proses ini menyebabkan gas berubah menjadi cair. Refrigeran dipaksa menuju pipa kapiler dalam bentuk cair. Pipa kapiler memiliki diameter yang sangat kecil. Ketika refrigeran melalui pipa tersebut, refrigeran akan berubah menjadi campuran cair dan gas bertekanan rendah yang sangat dingin. Suhu embun refrigeran bisa mencapai suhu jauh dibawah suhu 0 0 C dan menyerap kalor dari benda-benda yang ada di ruangan evaporator. Sebagai akibat refrigeran akan mendidih. Refrigeran kemudian dikirim kembali ke kompresor untuk memulai lagi siklus tersebut dari awal. 5

24 6 a. Kulkas Jenis Non Freezer Jenis kulkas non freezer termasuk jenis kulkas yang banyak dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Salah satu dari aneka macam kulkas ini mempunyai dua ruangan terpisah. Ruangan atas berfungsi sebagai pembeku seperti untuk membuat es batu. Sedangkan ruangan di bawahnya berfungsi untuk menyimpan makanan yang tersusun atas beberapa rak. Efek dingin yang ada didapat dari hembusan dingin yang ada di dalam ruang evaporator atau pembeku yang ada di bagian atas. Jenis kulkas ini biasanya ada beberapa model, misalnya satu pintu dan dua pintu. Pada kulkas satu pintu, evaporatornya terletak dibagian atas dan ukurannya tidak lebih 1/3 ukuran total kulkasnya. Pada kulkas dua pintu dan seterusnya evaporator tersendiri dan ukurannya lebih besar dibandingkan evaporator satu pintu. Temperatur dingin pada rak - rak dibawah evaporator, sebenarnya berasal dari hembusan dingin evaporator. Suhu kerja kulkas non freezer ini sekitar C Bagian rak ini biasa digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman. Gambar 2.1 Jenis Kulkas Non Freezer

25 7 b. Kulkas Jenis Freezer Lemari es jenis freezer dapat membekukan atau menjadikan sesuatu menjadi es disetiap bagiannya. Biasanya, lemari es jenis ini biasa digunakan untuk kegiatan wirausaha, seperti penjual es batu atau es lilin. Tidak seperti kulkas biasanya, kulkas freezer mempunyai evaporator disetiap raknya. Suhu kerja freezer ini sekitar C, Jadi kulkas freezer mampu membekukan lebih banyak dibandingkan lemasri es non freezer. Gambar 2.2 Kulkas Jenis Freezer c. Kulkas Jenis Door Glass Refrigerator Kulkas pintu kaca termasuk jenis kulkas non freezer. Kulkas jenis ini khusus digunakan untuk menyimpan aneka jenis minuman kaleng dan botol. Dengan pintu terbuat dari kaca, memungkinkan minuman yang berada didalam terlihat dari luar. Temperatur yang dihasilkan oleh kulkas pintu kaca berkisar antara C. Kulkas ini tidak membekukan minuman yang ada didalamnya, tetapi hanya mendinginkan atau menyegarkannya.

26 8 Gambar 2.3 Kulkas Jenis Door Glass Refrigerator Komponen utama kulkas merupakan bagian yang di aliri bahan pendingin, yang terdiri dari : (a) kompresor, (b) evaporator, (c) kondensor, (d) filter, (e) thermostat, (f) heater, (g) kipas, (h) timer, (i) overload, (j) refrigerant, (k) pipa kapiler. a. Kompresor Kompresor merupakan bagian terpenting di dalam kulkas. Kompresor berfungsi untuk memompa refrigeran ke seluruh bagian dari kulkas, dan juga untuk menaikkan temperatur kondensasi gas refrigeran dengan cara menaikkan tekanan gas refrigeran yang masuk dari evaporator. Ada beberapa kendala yang dapat mengakibatkan kompresor rusak seperti beban muatan melebihi muatan kapasitas kulkas. Kulkas jangan di tempatkaan terlalu dekat dengan dinding tembok rumah. Alangkah baiknya ada jarak antara body kulkas dengan dinding, minimal 30 cm untuk sirkulasi udara yang baik. Tegangan listrik yang tidak stabil atau tegangan terlalu rendah dapat mengakibatkan kinerja kompresor menjadi berat. Untuk mengatasi hal tersebut, bisa menggunakan stabilizer sebagai

27 9 solusinya. Stabilizer berfungsi untuk menghindari tegangan yang tidak stabil pada kulkas. Kulkas yang diteliti menggunakan kompresor jenis hermatik. Kompresor hermatik atau ( Hermatic type compressor ) jenis kompresor yang motor penggeraknya dan kompresornya berada dalam suatu rumahan yang tertutup. Motor penggerak langsung memutar poros dari kompresor sehingga putaran motor penggerak sama dengan kompresor. Keuntungan dari kompresor hermatik adalah : 1. Bentuknya kecil dan harganya relatif terjangkau. 2. Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga tingkat kebisingan rendah. 3. Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran. 4. Tidak memerlukan ruang penempatan yang besar. Kerugian kompresor hermatik adalah : 1. Ketinggian minyak pelumas kompresor susah diketahui. 2. Kerusakan yang terjadi didalam kompresor susah diketahui sebelum rumah kompresor dibuka. 3. Digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas kecil.

28 10 Gambar 2.4 Kompresor Hermatik (sumber : b. Evaporator Evaporator merupakan suatu tempat dimana bahan pendingin menguap dari cair menjadi gas. Proses penguapannya memerlukan panas, panas diambil dari sekitar lingkungan evaporator ( misalnya air disekitar evaporator tersebut ). Evaporator berbentuk pipa yang dibuat sedemikian rupa. Evaporator dibuat dari bahan logam anti karat yaitu tembaga dan alumunium. Alat ini apabila bocor, oli dari dalam kompresor akan mengendap didalamnya, sehingga harus diflusing terlebih dahulu agar kulkas berfungsi normal dan mendapatkan suhu dingin normal kembali. Jenis evaporator yang biasa digunakan pada mesin pendingin adalah yang berbentuk permukaan datar, dan pipa dengan sirip sirip.

29 11 Gambar 2.5 Evaporator (sumber : c. Kondensor Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk merubah fase bahan pendingin dari bentuk gas menjadi cair, pada saat terjadi perubahan fase tersebut panas dikeluarkan oleh kondensor. Bahan pendingin saat keluar kompresor memiliki suhu dan tekanan tinggi. Panas tersebut dikeluarkan melalui permukaan rusuk rusuk kondensor ke udara, sebagai akibat dari kehilangan panas, bahan pendingin didinginkan awalnya menjadi gas jenuh kemudian mengembun berubah menjadi cair. Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak memerlukan perawatan khusus. Saat kulkas bekerja kondensor akan terasa hangat bila dipegang. Alat ini jarang sekali rusak.

30 12 Gambar 2.6 Kondensor (sumber : d. Filter Filter berguna untuk menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran bahan pendingin setelah melakukan sirkulasi. Sehingga kotoran tidak ikut masuk ke dalam kompresor dan pipa kapiler. Selain itu bahan pendingin yang akan disalurkan pada proses berikutnya akan lebih bersih sehingga akan menyerap kalor lebih maksimal. Bentuk dari filter adalah tabung kecil dengan diameter antara mm, sedangkan memiliki panjang kurang dari 8 15 cm. Gambar 2.7 Filter (sumber :

31 13 e. Thermostat Thermostat memiliki banyak istilah dalam penyebutannya, antara lain temperatur kontrol dan cool control. Thermostat sendiri memiliki fungsi sebagai pengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan batasan suhu pada setiap bagian kulkas. Jika suhu evaporator sesuai dengan pengatur suhu thermostat, maka secara otomatis thermostat akan memutuskan listrik ke kompresor. Biasanya thermostat terletak menempel di evaporator kulkas. Untuk mengecek thermostat, cabut kedua ujung kabel thermostat, kemudian hubungkan pada multytester dengan ukuran x1 ohm atau x10 ohm, jika pada jarum multytester bergerak naik menunjuk suatu angka berarti komponen Thermo-fuse masih normal. Tapi jika sebaliknya, jika jarum multytester tidak bergerak naik sama sekali berarti thermostat rusak dan harus segera diganti dengan thermostat yang baru. Gambar 2.8 Termostat (sumber :

32 14 f. Heater Heater hanya terdapat pada kulkas dua pintu, hampir keseluruhan kulkas nofrost dan sebagian kecil kulkas defrost dilengkapi dengan pemanas ( heater ). Pemanas berfungsi untuk mencairkan bunga es yang terdapat di evaporator. Selain itu, pemanas juga dapat mencegah penimbunan bunga es pada bagian rak es yang terdapat di dalam kulkas. Gambar 2.9 Heater (sumber : g. Kipas Kipas atau fan berfungsi untuk menghembuskan angin. Pada kulkas ada dua jenis kipas yaitu : 1. Fan motor evaporator Fan motor evaporator berfungsi untuk menghembuskan udara dingin dari evaporator keseluruh bagian rak didalam kulkas. Jika kipas evaporator ini rusak dapat menyebabkan kulkas menjadi tidak dingin karena evaporator yang sudah

33 15 dingin tidak dihembuskan ke dalam kulkas oleh kipas ini, sehingga lama kelamaan akan terbentuk bunga es. 2. Fan motor kondensor Fan motor kondensor memiliki fungsi untuk menghisap dan mendorong udara melalui kondensor dan kompresor. Selain itu kipas ini juga berfungsi untuk mendinginkan kompresor. Kipas angin ini diletakkan pada bagian bawah kulkas yang memiliki kondensor berukuran kecil. Gambar 2.10 Kipas (sumber : h. Timer Timer terletak diberbagai macam tempat, seperti di samping kompresor kulkas dan juga terletak di dekat thermostat lampu penerang kulkas. Timer kulkas ini yang menghubungkan kompresor bekerja dan heater bekerja. Pada body timer kulkas terdapat angka yang memiliki fungsi sebagai penunjuk arus motor rotary.

34 16 Gambar 2.11 Timer (sumber : i. Overload Overload adalah komponen pengaman yang letaknya menyatu dengan terminal kompresor. Cara kerja overload sama seperti cara kerja sekering yang dapat menyambung dan memutus arus listrik. Alat ini dapat melindungi komponen kelistrikan dari kerusakan akibat arus yang dihasilkan kompresor melebihi arus acuan normal.

35 17 Gambar 2.10 Overload (sumber : j. Refrigeran Refrigeran adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair. Jenis bahan pendingin sangatlah beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda. Refrigeran - 314a adalah jenis refrigerant yang di gunakan di dalam penelitian ini. Refrigeran ini biasanya dilambangkan R-134a dan mempunyai rumus kimia CH 3 CH 2 F. R-134a memiliki titik didih F (-26,2 0 C). Refrigeran ini merupakan pengganti R-22. R-134a sebagai alternative memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan relatif stabil. Diantaranya secara khusus sifat dari refrigeran R-134a adalah : a. Tidak beracun, berwarna dan berbau. b. Tidak merusak lapisan ozon.

36 18 c. Bukan termasuk bahan yang mudah terbakar. d. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. e. Memiliki unsur kimia yang stabil. f. Memiliki titik didih yang rendah. g. Memiliki tekanan kondensasi yang rendah. h. Memiliki tingkat penguapan yang rendah. i. Memiliki kalor laten yang rendah. Gambar2.11 Refrigeran (Sumber : k. Pipa kapiler Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran yang ditempatkan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Refrigeran yang mengalir melalui pipa kapiler mengalami pressure drop yang berarti tekanan dan suhunya diturunkan sesuai dengan kebutuhan evaporator. Penggunaan pipa kapiler

37 19 pada mesin pendingin akan mempermudah pada waktu start, karena dengan mempergunakan pipa kapiler pada saat sistem tidak bekerja tekanan pada kondensor dan evaporator selalu sama. Hal ini berarti meringankan tugas kompresor pada waktu start. Gambar 2.12 Pipa Kapiler (sumber : Siklus Kompresi Uap sebagai Dasar Kerja Kulkas Dua Pintu Sistem kompresi uap merupakan dasar sistem refrigerasi yang paling banyak digunakan, dengan komponen utamanya adalah kompresor, evaporator, pipa kapiler dan kondensor. Keempat komponen tersebut melakukan proses yang saling berhubungan dengan membentuk siklus kompresi uap. Siklus refrigerasi kompresi uap mempunyai dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh sebab itu banyak panas yang dibuang dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan panas membolehkan pengambilan panas tanpa menaikkan suhu fluida kerja. Siklus kompresi uap ditunjukkan pada Gambar 2.13, Gambar 2.14, dan Gambar 2.15 :

38 20 Gambar 2.13 Skematik Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Gambar 2.14 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h

39 21 Gambar 2.15 Siklus Kompresi Uap dengan Diagram T-s Proses yang terjadi pada proses siklus kompresi uap mesin refrigerasi : a. Proses kompresi dari 1 2 Proses ini berlangsung di kompresor secara isentropik adiabatik (isoentropi atau entropi konstan). Pada siklus teoritis diasumsikan refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama mengalir di jalur hisap. Pada proses ini uap refrigeran pada tekanan evaporasi dikompresi sampai pada tekanan kondensor, setelah dikompresi refrigeran menjadi uap panas lanjut bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi. b. Proses penurunan suhu dari 2-2a dan proses kondensasi dari 2a-3a Proses ini berlangsung di kondensor. Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi keluar dari kompresor membuang kalor di kondensor sehingga fasanya berubah dari gas panas lanjut menjadi cair. Di kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran dengan udara, kalor berpindah dari refrigeran

40 22 ke udara yang ada sekitar kondensor sehingga refrigeran mengembun menjadi cair. Pada proses 2-2a, merupakan proses pendinginan sensible gas panas lanjut dari temperatur keluar kompresor menuju temperatur kondensasi. Proses ini terjadi pada tekanan konstan. Jumalah panas yang dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2-2a, sedangkan pada Proses 2a-3a adalah proses perubahan fase gas menjadi cair. Proses kondensasi terjadi pada tekanan konstan. Jumlah panas yang dipindahkan selama proses ini adalah jumlah antara panas yang dikeluarkan pada proses 2-2a ditambah panas yang dikeluarkan pada proses 2a-3a. Panas total ini berasal dari panas yang diserap oleh refrigeran yang menguap didalam evaporator dan panas yang masuk karena adanya kerja mekanis pada kompresor. c. Proses pendinginan lanjut dari 3a-3 Proses ini berlangsung dari kondensor menuju pipa kapiler, proses pendingin lanjut berlangsung dari titik 3a ke titik 3. Refrigeran dalam wujud cair jenuh mengalir menjadi cair lanjut. Pada proses ini suhu refrigeran mengalami penurunan. Jika entalpi dan entropi refrigeran juga ikut mengalami penurunan. Dengan adanya proses pendingin lanjut, refrigeran masuk pipa kapiler benar benar dalam kondisi cair. d. Proses ekspansi dari 3-4 Proses ekspansi berlangsung dari titik 3-4. Pada proses ini terjadi penurunan tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi titik 3 menjadi tekanan evaporasi titik 4. Pada waktu cairan diekspansikan melalui alat ekspansi ke evaporator, temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensasi ke temperatur

41 23 evaporasi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penguapan sebagian cairan refrigeran selama proses ekspansi. Proses ekspansi berlangsung pada entalpi konstan, sehingga h3 = h4. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi campuran cair- uap. e. Proses evaporasi dari 4-1a Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar (tekanan sama) dan isotermal (suhu sama). Refrigeran dalam wujud campuran cair dan gas bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan sekitar / media yang didinginkan sehingga wujudnya berubah seluruhnya menjadi gas jenuh bertekanan rendah, ini adalah proses penguapan atau pendidihan dari campuran cair dan gas menjadi gas. f. Proses pemanasan lanjut dari 1a-1 Pada Proses ini kondisi refrigeran berubah dari kondisi uap jenuh menjadi gas panas lanjut. Proses ini berlangsung secara reversible dan pada tekanan yang konstan. Proses penguapan refrigeran pada tekanan tetap. Suhu refrigeran meningkat, tetapi nilai tekanan tetap. Adanya proses pemanasan lanjut menjadikan kondisi refrigeran masuk kompresor benar benar dalam keadaan gas. 2.3 Perhitungan Karakteristik Mesin Kulkas Dua Pintu Dengan bantuan diagram entalpi-tekanan, entalpi atau nilai (h) dalam siklus kompresi uap dapat diketahui sehingga dapat dihitung kerja kompresor, energi kalor yang diserap evaporator, energi kalor yang dilepas kondensor, koefisien prestasi (COP), efisiensi dan laju aliran massa.

42 24 a. Kerja Kompresor (W in ) Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi dari titik 1 ke 2, dapat dihitung dengan Persamaan (2.1) W in = (h 2 -h 1 ) (2.1) pada Persamaan (2.1) : W in h 2 h 1 : kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kj/kg : nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kj/kg : nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kj/kg b. Energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor (Q out ) Energi kalor persatuan massa refigeran yang dilepas oleh kondensor merupakan perubahan entalpi dari titik 2 ke 3, perubahan tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.2). Q out = (h 2 -h 3 )..(2.2) Pada Persamaan 2.2 : Q out h 3 h 2 : energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran, kj/kg : nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor, kj/kg : nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, kj/kg c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator (Q in ) Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator merupakan proses perubahan entalpi dari titik 4 ke 1, perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan Persamaan (2.3). Q in = (h 1 -h 4 ) (2.3)

43 25 pada Persamaan (2.3) : Q in h 1 : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kj/kg : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor, kj/kg h 4 : nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler berlangsung pada entalpi yang tetap maka nilai h 4 =h 3, kj/kg d. Koefisien prestasi aktual (COP aktual ) Koefisien prestasi aktual siklus kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan (2.4). COP aktual = Q in / W in...(2.4) pada Persamaan (2.4) : COP aktual Q in W in : koefisien prestasi aktual kulkas dua pintu : kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigerant, kj/kg : kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigerant, kj/kg e. Koefisien prestasi ideal (COP ideal ) Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan (2.5). COP ideal (2.5) pada Persamaan (2.5) : COP ideal T e T c : koefisien prestasi ideal kulkas dua pintu : suhu evaporator, o C : suhu kondensor, o C

44 26 f. Efisiensi Efisiensi kulkas dua pintu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.6). Efisiensi % (2.6) pada Persamaan (2.6) : COP ideal COP aktual : koefisien prestasi maksimum kulkas dua pintu : koefisien prestasi kulkas dua pintu 2.4 Tinjauan Pustaka Anwar, (2010) telah melakukan penelitian tentang efek beban pendinginan terhadap performa sistem mesin pendingin. Penelitian ini membahas tentang efek beban pendingin terhadap kinerja sistem mesin pendingin meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien prestasi dan waktu pendinginan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan fariasi beban pendingin yang diperoleh dengan menempatkan bola lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt didalam ruang pendingin. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perfoma optimum pada pengujian selama 30 menit diperoleh pada bolam lampu 200 watt dengan COP sebesar 2,64. Sedangkan untuk waktu pendinginan diperoleh paling lama oleh beban paling tinggi (bola lampu 400 watt). Amna (2007) meneliti pengaruh penggantian R-12 dengan R-22 pada mesin pendingin. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggantian R-22 pada mesin pendingin kompresi uap yang mempergunakan refrigerant R-12

45 27 mempengaruhui kinerja komponen mesin pendingin. Efek pendinginan, panas buang kondensor dan kerja kompresi yang dihasilkan pada mesin yang menggunakan R-22 lebih besar, namun tidak diikuti dengan laju pendinginan yang cepat. Besarnya nilai ketiga parameter ini dikarenakan besarnya laju aliran massa yang terjadi. Suhu evaporasi yang dapat dicapai R-22 lebih rendah dari pada R-12 karena kurangnya kalor serap air sebagai medium pendingin. Wilis, GR (2013) telah melakukan penelitian yang membandingan prestasi kerja refrigeran R-22 dengan refrigeran R-134a pada mesin pendingin. Penelitian ini membahas perbandingan antararefrigeran R-22 dengan R-134a untuk menentukan refrigeran mana yang lebih baik digunakan, baik dari efek refrigerasi, koefisien prestasi (COP) dan ramah lingkungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kedua jenis refrigeran, diketahui bahwa karakteristik dari kedua refrigeran berbeda yang berpengaruh pada prestasi kerjanya. R-22 dari segi prestasi kerjanya lebih baik dari R-134a, tetapi R-22 tidak ramah lingkungan sebaliknya R-134a lebih ramah lingkungan tetapi prestasi kerjanya lebih rendah dari R-22.

46 BAB III PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir Pembuatan dan Pengambilan Data Diagram alir pada Gambar 3.1 menunjukkan tahap pembuatan kulkas dua pintu dan proses penelitian: Mulai Perancangan Kulkas Dua Pintu Persiapan Komponen-komponen Kulkas Dua Pintu Penyambungan Komponen-komponen Kulkas Dua Pintu Pemvakuman Kulkas Dua Pintu Pengisian Refrigeran R134a Pengujian Tidak baik Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan kulkas 28

47 Komponen-Komponen Kulkas Dua Pintu Gambar 3.2. Kulkas dua pintu beserta komponen-komponennya dapat dilihat pada Ruang Evaporator Kondensor Pipa Kapiler Filter Kompresor Gambar 3.2 Kontruksi Kulkas Dua Pintu

48 30 Evaporator Gambar 3.3 Ruangan Pendinginan/ Evaporator Kulkas dua pintu pada kontruksi Gambar 3.2 memiliki beberapa bagian penting, yaitu : (a) kompresor, (b) kondensor, (c) evaporator, (d) pipa kapiler, (e) filter, (f) refrigeran R134a. a. Kompresor Spesifikasi kompresor yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 Kompresor

49 31 Jenis kompresor : Hermetik Seri kompresor : Model BES 45H Volttase :220 volt Arus : 0,88 A Daya kompresor : 1/8 PK = 93,21 Watt ( 1 PK = 1 HP = 745,7 Watt ) b. Kondensor Spesifikasi kondensor yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.5 Kondensor

50 32 Jenis kondensor : kondensor tipe U, dengan jumlah U = 12 (pipa dengan jari-jari penguat) Panjang kondensor : 95 cm Diameter pipa : 0,47 cm Bahan pipa : Besi Bahan sirip : Baja Diameter sirip : 0,2 cm Jarak antar sirip : 0,45 cm c. Evaporator Spesifikasi evaporator yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.6 Evaporator Pipa Dengan Sirip-Sirip

51 33 Jenis evaporator : Jenis pipa dengan sirip-sirip Panjang, lebar dan tinggi : 40 cm x 18 cm x 5 cm Bahan pipa evaporator : Alumunium Diameter pipa evaporator : 0,55 cm Bahan sirip evaporator : Alumunium Diameter sirip : 0,1 cm d. Pipa Kapiler Spesifikasi pipa kapiler yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.7 Pipa Kapiler Panjang pipa kapiler : 150 cm Diameter pipa kapiler : 0,026 inchi Bahan pipa kapiler : Tembaga

52 34 e. Filter berikut : Spesifikasi filter yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai Gambar 3.8 Filter Panjang filter : 9 cm Diameter filter : 2 cm Bahan filter : Tembaga f. Refrigeran R134a Dalam penelitian Kulkas dua pintu ini menggunakan refrigeran R134a sebagai fluida kerja. Menggunakan refrigeran R134a karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan jenis refrigeran yang lain yang tersedia di pasaran.

53 35 Gambar 3.9 Refrigeran R134a 3.3 Peralatan Pendukung Pembuatan Alat Dalam pembuatan kulkas dua pintu menggunakan alat pendukung berupa, (a) tube cutter, (b) pelebar pipa, (c) tang, (d) alat las, (e) bahan las, (f) pompa vakum, (g) manifold gauge, (h) fan motor, (i) thermostat, (j) plat baja siku, (k) styrofoam, (l) box plastik. a. Tube Cutter (Pemotong pipa) Tube cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong pipa. Pada pembuatan alat ini diperlukan tube cutter yang berukuran kecil untuk memotong pipa kapiler. Dengan menggunakan tube cutter ini, akan lebih bersih, lebih cepat dan lebih nyaman bila dibandingkan dengan pemotongan lainnya seperti gergaji besi.

54 36 Gambar 3.10 Tube Cutter b. Pelebar pipa Pelebar pipa digunakan untuk memperbesar diameter pada pipa. Ukuran alat pelebar pipa sangat bervariasi tergantung dengan kebutuhan. Tujuan dari melebarkan pipa adalah agar saat kedua pipa disambungkan dengan las dapat menempel lebih kuat bila dibandingkan dengan sambungan tanpa melakukan proses pelebaran pipa. Gambar 3.11 Pelebar Pipa c. Tang Tang adalah alat bantu yang berbentuk seperti gunting yang berguna untuk memotong, menjepit atau mengencangkan baut. Tang sendiri memiliki beberapa

55 37 bentuk dan fungsi. Untuk pembuatan alat ini di butuhkan tang yang dapat menjepit pipa pada saat pengelasan. Gambar 3.12 Tang Jepit d. Alat Las Fungsi alat las adalah untuk menyambung pipa kapiler dan pipa-pipa pada rangkaian Kulkas dua pintu ini. Penyambungan pipa-pipa harus bagus supaya tidak terjadi kebocoran pada pipa yang di las. Gambar 3.13 Alat Las e. Bahan Las Bahan las digunakan dalam penyambungan pipa kapiler dan pipa-pipa pada rangkaian kulkas dua pintu ini dengan menggunakan bahan berupa perak dan borak. Penggunaan bahan perak digunakan untuk mengelas pipa tembaga dengan

56 38 tembaga. Sedangkan bahan borak digunakan untuk penyambungan tembaga dengan besi, agar hasil pengelasan lebih baik. Gambar 3.14 Bahan Las f. Pompa Vakum Pompa vakum berfungsi untuk menghisap atau menghilangkan udara dan uap air yang ada didalam sistem mesin pendingin kulkas. Hal ini dilakukan karena udara yang mengandung uap air akan mempercepat proses pembekuan zat pendingin (refrigeran) yang dapat mengakibatkan saluran-saluran akan tersumbat es. Gambar 3.15 Pompa Vakum

57 39 g. Manifold Gauge Manifold gauge adalah alat yang mempunyai fungsi untuk mengukur tekanan refrigeran pada saat pengisian freon maupun pada saat kulkas bekerja. Gambar 3.16 Manifold Gauge h. Fan motor (kipas) Fan motor mempunyai fungsi besar dalam sistem pembekuan. Fan motor terletak didalam kotak plastik dengan evaporator. Fan motor ini nanti berkerja mensirkulasi udara dingin didalamnya sehingga dapat membuat beban yang ada didalamnya menjadi sangat dingin (beku). Gambar 3.17 Fan Motor

58 40 i. Termostat Termostat berfungsi sebagai pengatur suhu pada evaporator yang kita inginkan. Jika suhu evaporator sudah tercapai sesuai dengan kebutuhan maka alat ini akan memutuskan arus listrik sehingga kompresor berhenti bekerja. Gambar 3.18 Termostat j. Plat Baja Siku Plat baja mempunyai fungsi sebagai kerangka dasar pembuatan kulkas dua pintu dan sebagai tempat komponen - komponen utama kulkas dua pintu. Gambar 3.19 Plat Baja Siku

59 41 k. Styrofoam Styrofoam mempunyai fungsi sebagai dinding evaporator di bagian dalam agar suhu dari evaporator tidak kontak langsung dengan udara luar melalui dengan dinding bagian luar. Gambar 3.20 Styrofoam l. Box Plastik Box plastik mempunyai fungsi sebagai rangka tempat evaporator dengan blower. Gambar 3.21 Box Plastik

60 Langkah Langkah Pembuatan Alat Langkah langkah pembuatan Kulkas dua pintu adalah sebagai berikut : a. Proses Persiapan. Pertama tama siapkan komponen utama Kulkas dau pintu seperti kompresor, kondensor, evaporator, pipa kapiler, filter, refrigeran R134a dan komponen pendukung lainnya seperti alat pemotong pipa, pelebar pipa tang, gergaji, alat las, bahan las, pompa vakum, manifold gauge, plat baja siku, fan motor dan lain lainnya. b. Merakit Kerangka Kulkas. Kulkas dua pintu ini dirangka dengan plat besi siku yang kokoh. Pada proses ini di butuhkan alat gergaji untuk memotong plat baja siku sesuai ukuran panjang, lebar dan tinggi yang sudah ditentukan sebelumnya dengan bantuan alat ukur. Pada pembelian plat baja siku sudah dilengkapi dengan baut untuk menyambungkan plat baja yang sudah dipotong. Gambar 3.22 Perakitan Rangka Kulkas

61 43 c. Pengelasan/ Penyambungan Antar Komponen Komponen. Pengelasan pada bagian pipa pres (keluar) pada kompresor dengan kondensor. Pada proses pengelasan atau penyambungan ini menggunakan bahan perak dan kuningan. Dalam penyambungan terdapat perbedaan material yang akan disambungkan pipa keluar kompresor terbuat dari bahan tembaga sedangkan kondensor terbuat dari besi. Proses penyambungan komponen ini dibutuhkan bahan bantu borak yang berfungsi sebagai bahan tambahan dalam proses pengelasan karena perbedaan karakteristik material dan agar pipa saluran keluar kompresor dan pipa masuk kondensor tersambung dengan baik dan tidak mengalami kebocoran. Pengelasan ini dibutuhkan alat bantu tang untuk menahankomponen yang akan dilakukan pengelasan serta alat bantu pelebar pipa agardapat tersambung dengan baik. Gambar 3.23 Proses pengelasan pipa kompresor dengan kondensor Pengelasan filter pada ujung kondensor. Dalam proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung antara pipa output kondensor dengan input filter.

62 44 Proses pengelasan menggunakan bahan perak dan kuningan serta borak sebagai perekat dalam proses pengelasan karena terdapat perbedaan material antara kondensor dengan pipa tembaga. Pengelasan ini dibutuhkan alat bantu tang untuk membantu menjepit atau menahan pipa tembaga pada saat penyambungan serta alat bantu pelebar pipa agar dapat tersambung dengan baik. Gambar Proses pengelasan Filter dengan kondensor Pengelasan antara filter dengan pipa kapiler. Dalam pengelasan atau penyambungan ini berfungsi untuk menyambungkan output filter dengan saluran input pipa kapiler. Proses pengelasan hanya menggunakan bahan perak dan kuningan karena tidak ada perbedaan material. Pengelasan ini dibutuhkan alat bantu tang untuk membantu menahan komponen yang akan dilakukan pengelasan serta alat bantu pelebar pipa agar dapat tersambung dengan baik.

63 45 Gambar 3.25 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler Pengelasan antara pipa kapiler dengan evaporator. Dalam pengelasan atau penyambungan ini berfungsi untuk menyambungkan saluran keluar pipa kapiler dengan saluran masuk evaporator. Proses pengelasan menggunakan bahan bahan perak dan kuningan. Dan dibutuhkan alat bantu tang untuk menahan komponen dan juga untuk memipihkan pipa masuk evaporator agar dapat tersambung dengan baik. Gambar 3.26 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator

64 46 Pengelasan pipa pengembalian dari evaporator dengan kompresor bagian suction (isap). Dalam proses pengelasan ini dibutuhkan pipa tembaga untuk menyambungakan pipa output evaporator dengan pipa isap kompresor. Proses pengelasan ini menggunakan bahan perak dan kuningan. Dan menggunakan alat bantu tang untuk menahan komponen yang akan dilakukan pengelasan serta alat bantu pelebar pipa agar dapat tersambung dengan baik. Gambar 3.27 Proses Pengelasan evaporator dengan kompresor d. Proses Pengisian Metil. Proses pemetilan berfungsi untuk membersihkan saluran saluran pipa pipa pada kulkas dua pintu yang sudah jadi dari kotoran kotoran, misalnya kotoran dari pengelasan, dan menyakinkan apakah ada terjadi kebocoran. Sebelum dihubungkan pipa kapiler dengan filter makan terlebih dahulu melalui proses pemetilan. Pengisian metil ini memerlukan kurang lebih satu tutup botol metilnya dengan menghidupkan kompresor dan menutup pentil sehingga dalam proses perangkaian udara akan keluar melalui filter dan pipa kapiler akan mengisap metilnya (tunggu beberapa menit agar metilnya merata).

65 47 Gambar 3.28 Proses pengisian metil e. Proses Pemvakuman. Pemvakuman ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang masih terjebak. Sebelumnya di pastikan semua rangkaiannya rapat semua (las dan pentil). Proses pemvakuman ini di perlukan pompa vakum untuk membantu proses pengvakuman agar siklus dalam kulkas dua pintu ini dapat bekerja dengan maksimal. Gambar 3.29 Proses pemvakuman

66 48 f. Proses Pengisian Freon. Proses pengisian Freon ini menggunakan refrigeran R134a sebagai fluida kerja kulkas dua pintu. Tekanan yang akan dimasukan dalam siklus kulkas harus sesuai dengan standar kerja kulkas dua pintu (10 psi) agar dapat bekerja dengan maksimal. Isi refrigeran R134a ini sebanyak 330 ml. Gambar 3.30 Proses pengisian refrigeran R134a g. Proses Uji Coba Setelah mesin pendingin terrakit, langkah selanjutnya adalah proses uji coba. Pengujian di lakukan untuk mendapatkan mesin kulkas dalam kondisi baik. Kulkas tidak bocor dan bekerja sesuai dengan tekanan kerjanya. Evaporator dapat mendinginkan ruangan sesuai suhu kerja dan kondensor dapat membuang kalor ke udara sekitar. Jika mesin dalam kondisi baik,

67 49 pengambilan data dapat segera di lanjutkan, tetapi jika terjadi kebocoran atau tekanan kerja evaporator dan kondensor tidak sesuai dengan yang di ijinkan, proses di ulang dari tahap awal.

68 BAB IV PENGAMBILAN DATA DAN METOLOGI PENELITIAN Pengujian Pencatatan Data : T 1, T 3, P 1, P 2, I, V Penggambaran siklus kompresi uap pada P-h diagram Perolehan nilai h 1, h 2, h 3, h 4, T e, dan T c Pegolahan Data W in, Q in, Q out, COP aktual, COP ideal, Efisiensi, dan Laju aliran massa (m) Pembahasan, Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.1 Diagram alir pengambilan data dan metodologi penelitian 4.1 Mesin yang diteliti Mesin yang diteliti merupakan kulkas dua pintu hasil rangkaian sendiri dengan komponen standar dari kulkas dua pintu yang ada di pasaran. Kulkas bekerja dengan siklus kompresi uap yang disertai dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut, berdaya 115 watt dan mempunyai panjang pipa kapiler 150 cm. Proses pendinginan yang terjadi dalam kulkas ini dilakukan oleh udara dingin yang di sirkulasikan oleh fan. Proses pendinginan di ruang pendingin sama seperti yang terjadi pada kulkas dua pintu yang ada di pasaran. 50

69 51 (a) Evaporator Ruang pendingin Fan Pipa kapiler Filter Kondensor Kompresor (b) Gambar 4.2, (a) Mesin kulkas dua pintu yang diteliti tampak luar dan (b) menunjukkan tampak dalam rangka.

70 Skematik Mesin Pendingin yang Diteliti Pada Gambar 4.3 menyajikan skematik dari mesin pendingin kulkas dua pintu yang diteliti. Dalam skematik ini ditentukan posisi titik titik yang dipasangi alat ukur suhu dan tekanan dari kulkas dua pintu. Gambar 4.3 Skematik mesin pendingin kulkas dua pintu Keterangan Gambar 4.3 : Titik 1 : posisi termokopel sebelum masuk kompresor dan posisi alat ukur tekanan sebelum masuk kompresor Titik 2 : posisi alat ukur tekanan setelah keluar kompresor Titik 3 : posisi termokopel sebelum masuk filter

71 Alat Bantu Penelitian Dalam penelitian kulkas dua pintu ini memerlukan alat alat ukur untuk membantu dalam pengujian kulkas dua pintu tersebut. Alat alat bantu tersebut adalah : (a) Termokopel dan Penampil suhu digital APPA, (b) Tang meter, (c) Pengukur tekanan, (d) P h diagram, (e) Air/ beban pendingin, (f) Kabel roll, (g) Aluminium foil, (h) Isolasi. a. Termokopel dan Penampil suhu digital APPA Termokopel mempunyai fungsi sebagai sensor suhu yang digunakan untuk mengubah suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. Sedangkan Penampil suhu digital APPA mempunyai fungsi sebagai alat yang memperlihatkan nilai suhu yang diukur. (a) (b) Gambar 4.4, (a) Termokopel dan (b) Penampil suhu digital APPA

72 54 b. Tang meter Alat ini berfungsi untuk mengukur berapa besar arus yang mengalir masuk kedalam kompresor. Gambar 4.5 Tang meter c. Pengukur Tekanan (Manifold Gauge) Manifold gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan pada sistem pendingin pada kulkas dua pintu. Jenis manifold gauge yang dipakai dalam pengambilan data adalah double manifold gauge dengan merek Lotus. Dalam pengambilan data ditentukan 2 titik, yaitu pada posisi keluar dari kompresor, dan masuk kompresor. Diperlukan sepasang manifold gauge, dengan satu bagian manifold gauge untuk mengukur tekanan tinggi (warna merah) dengan angka skala tertera sampai 500 psi dan satu untuk mengukur tekanan rendah (warna biru) dengan angka skala tertera sampai 220 psi.

73 55 Gambar 4.6 Pengukur Tekanan d. P h diagram P h diagram mempunyai fungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin pendingin kulkas dua pintu. Dengan P h diagram ini dapat diketahui nilai entalpi disetiap titik yang ditinjau. Gambar 4.7 P h diagram

74 56 e. Air (beban pendingin) Air mempunyai fungsi sebagai beban pendingingan pada mesin pendingin kulkas dua pintu yang dipergunakan dalam penelitiian. Beban air yang dipergunakan adalah sebesar 330 ml. Gambar 4.8 Botol Air f. Kabel Roll Kabel roll merupakan alat bantu yang berfungsi membagi daya listrik ke sejumlah alat, baik listrik maupun elektronik. Hal ini dikarenakan panjang kabel listrik pada alat penelitian terbatas. Gambar 4.9 Kabel Roll

75 57 g. Aluminium Foil Aluminium foil mempunyai fungsi sebagai pelindung bagian komponen yang akan diukur suhunya agar suhu tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh suhu yang ada dibagian luar komponen yang diukur. Gambar 4.10 Aluminium Foil h. Isolasi Isolasi merupakan alat bantu yang berfungsi untuk merekatkan termokopel dengan bagain komponen yang akan diukur suhunya. Gambar 4.11 Isolasi

76 Cara Mendapatkan Data Suhu dan Tekanan pada Setiap Titik yang Sudah Ditentukan Data data penelitian di peroleh dari hasil pengukuran alat ukur suhu dan tekanan. Hasilnya disajikan dalam tabel seperti Tabel 4.1. Tabel 4.1 Cara mencatat hasil pengukuran suhu Waktu Nilai Suhu ( 0 C) Nilai Tekanan (bar) No. t (menit) T 1 T 3 P 1 P Cara Mengolah Data Prosedur pengolahan data : a. Setelah semua data suhu dan tekanan pada setiap titik diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan proses siklus kompresi uap pada P

77 59 h diagram. Dengan menggambarkan dalam P h diagram dapat diketahui hasil entalpi (h 1, h 2, h 3, h 4 ) dan suhu evaporator serta suhu kondensor. Diasumsikan proses kompresi pada kompresor berlangsung secara isentropis. Proses yang berlangsung dari pipa keluar kompresor sampai dengan pipa masuk filter berjalan pada tekanan yang tetap demikian juga proses dari pipa keluar filter sampai dengan sebelum masuk kompresor. P2 (3) (2) (T3) (T1) P1 (4) (1 ) (h3 = h4) (h 1) (h2) Gambar 4.12 Cara menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h a. Data nilai nilai enthalpi yang sudah didapat kemudian digunakan untuk menghitung besarnya energikalor persatuan massa yang dilepaskan oleh kondensor, menghitung kerja kompresor, menghitung besarnya energi kalor

78 60 persatuan massa yang diserap oleh evaporator, nilai COP aktual, nilai COP idealkulkas dua pintu, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran. b. Perhitungan dan pengolahan data dapat menggunakan persamaan persamaan (2.3) untuk menghitung kerja kompresor, persamaan(2.4) untuk menghitung energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor, persamaan (2.5) untuk menghitung energi kalor yang diserap evaporator, persamaan (2.6) untuk menghitung COP aktual, persamaan (2.7) untuk menghitung COP ideal, persamaan (2.8) untuk menghitung efisiensi kulkas dua pintu dan persamaan (2.9) untuk menghitung laju aliran massa refrigeran. c. Hasil hasil perhitungan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik agar memudahkan untuk pengolahan data dan pembahasan. Pada saat melakukan pembahasaan harus memperhatikan hasil hasil penelitian sebelumnya yang relevan, serta tidak menyimpang dari tujuan penelitian. 4.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan Kesimpulan dapat diperoleh dari hasil pembahasaan penelitian. Kesimpulan merupakan intisari dari hasil pembahasaan dan merupakan jawaban atas tujuan dari penelitian.

79 BAB V HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian a. Data suhu, tekanan, arus, dan voltage. Hasil penelitian berupa nilai suhu refrigeran masuk kompresor, suhu refrigeran keluar kondensor, tekanan refrigeran masuk kompresor dan tekanan refrigeran keluar kompresor, voltage, dan arus listrik disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1.Nilai rata rata suhu masuk kompresor, keluar kondensor, tekanan masuk kompresor, keluar kompresor, arus dan voltage. Waktu Arus Suhu Tekanan Voltage No. t Listrik (menit) T 1 ( o C) T 3 ( o C) P 1 (bar) P 2 (bar) (A) (V) ,3 40,1 1,8 11,1 0, ,1 40,5 1,9 11,4 0, ,2 40,6 1,9 11,4 0, ,3 40,4 1,9 11,4 0, , ,9 11,0 0, ,6 39,2 1,9 11,2 0, ,7 41,2 1,9 11,2 0, ,9 38,5 2,0 11,2 0, ,6 38,9 2,0 10,8 0, ,5 40,1 1,9 10,8 0, ,8 38,4 2,0 10,9 0, ,4 40,3 2,0 11,2 0, ,6 39,6 2,1 11,3 0, ,3 38,3 2,0 11,0 0,

80 62 Tabel 5.1.Nilai rata rata suhu masuk kompresor, keluar kondensor, tekanan masuk kompresor, keluar kompresor, arus dan voltage.(lanjutan) Waktu Suhu Tekanan Arus Voltage t Listrik No. (menit) T 1 ( o C) T 3 ( o C) P 1 (bar) P 2 (bar) (A) (V) ,3 36,3 2,0 10,4 0, ,0 40,0 2,0 11,2 0, ,8 40,2 2,0 11,2 0, ,4 37,6 1,9 10,9 0, ,4 38,4 1,9 10,8 0, ,4 35,5 2,0 10,8 0, Keterangan untuk Tabel 5.1: T 1 : suhu refrigeran masuk kompresor, o C T 3 : suhu refrigeran keluar kondensor, o C P 1 : tekanan refrigeran masuk kompresor, bar. P 2 : tekanan refrigeran keluar kompresor, bar. Suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor dan suhu refrigeran keluar kompresor di dapat dari P-h diagram.tabel 5.2.Menyajikan suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor dan suhu keluar kompresor. Tabel 5.2.Suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor, dan suhu keluar kompresor. Waktu Suhu Keluar No. t (menit) T evaporator T kondensor ( o C) ( o C) Kompresor ( o C) ,0 41,7 40, ,8 42,0 40, ,8 41,7 40, ,8 41,7 40,4

81 63 Tabel 5.2.Suhu kerja evaporator, suhu kerja kondensor, dan suhu keluar kompresor.(lanjutan) No. Waktu t (menit) T evaporator ( o C) T kondensor ( o C) Suhu Keluar Kompresor ( o C) ,8 41, ,8 41,5 39, ,8 41,5 41, ,0 41,5 38, ,0 40,5 38, ,8 40,5 40, ,0 40,8 38, ,0 41,5 40, ,8 41,3 39, ,0 41,0 38, ,0 40,5 36, ,0 41,5 40, ,0 41,5 40, ,8 40,8 37, ,8 40,5 38, ,0 40,5 35,5 b. Nilai entalpi Hasil entalpi dari siklus kompresi uap yang di dapat dari P-h diagram di sajikan pada Tabel 5.3.

82 64 Tabel 5.3 Nilai entalpi dari siklus kompresi uap. No. Waktu t (menit) Entalpi (kj/kg) h 1 h 2 h 3 h , ,4 255, , ,7 454,5 258,1 258, ,5 457,7 258,1 258, ,6 456,3 252,7 252, ,2 455,4 254,8 254, ,4 456,3 257,2 257, ,2 454,5 254,5 254, ,5 455,4 253,6 253, ,5 454,5 255,7 255, ,4 455,7 253,6 253, ,4 453,1 255,8 255, ,7 454,3 253,4 253, ,6 454,1 252,7 252, ,7 454,3 250,8 250, ,4 454,5 255,4 255, ,7 452,3 256,5 256, ,5 454,5 252,7 252, ,6 456,1 254,3 254, ,4 452,7 254,5 254,5

83 Perhitungan a. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a (W in ) Perhitungan kerja kompresor dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.3) yaitu W in = h 2 -h 1, kj/kg. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit ke 270. Diperoleh hasil W in = 454,5 414,5 = 40 kj/kg. Hasil untuk semua perhitungan disajikan pada Tabel 5.4. Perhitungan dilakukan dengan cara yang sama. Tabel 5.4. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a (W in ) No. Waktu t (menit) h 1 h 2 W in (kj/kg) (kj/kg) , , ,8 42, ,7 454,5 41, ,5 457,7 43, ,6 456,3 42, ,2 455,4 39, ,4 456,3 40, ,2 454,5 39, ,5 455,4 40, ,5 454, ,4 455,7 40, ,4 453,1 39, ,7 454,3 41, ,6 454,1 40, ,7 454,3 42, ,4 454,5 41, ,7 452,3 40,6

84 W in, kj/kg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Tabel 5.4. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a (W in ). (Lanjutan) Waktu h 1 h 2 W in No. t (kj/kg) (kj/kg) (menit) ,5 454, ,6 456,1 42, ,4 452,7 37,3 Hasil penelitian kerja kompresor persatuan massa refrigeran R134a bila disajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar Gambar 5.1 Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari waktu ke waktu b. Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang dilepaskan oleh kondensor (Q out ). Perhitungan energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.4), yaitu : = -,kj/kg. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270. Diperoleh hasil = 454,5 252,7 = 201,8 kj/kg. Hasil perhitungan untuk keseluruhan data disajikan pada Tabel 5.5.

85 67 Tabel 5.5 Energi kalor persatuan massa refrigerant R134a yang dilepaskan oleh kondensor (Q out ). Waktu h 2 h 3 Q out No. t (menit) (kj/kg) (kj/kg) ,4 203, , , ,5 258,1 196, ,7 258,1 199, ,3 252,7 203, ,4 254,8 200, ,3 257,2 199, ,5 254, ,4 253,6 201, ,5 255,7 198, ,7 253,6 202, ,1 255,8 197, ,3 253,4 200, ,1 252,7 201, ,3 250,8 203, ,5 255,4 199, ,3 256,5 195, ,5 252,7 201, ,1 254,3 201, ,7 254,5 198,2

86 Q out, kj/kg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Hasil penelitian energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang dilepaskan kondensor bila disajikan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar Waktu t (menit) Gambar 5.2 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan kondensor dari waktu ke waktu. c. Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator (Q in ). Perhitungan energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator dengan menggunakan Persamaan (2.5), yaitu: = -, kj/kg. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270.Dihasilkan data disajikan pada Tabel 5.6. = 414,5 252,7 = 161,8 kj/kg. Hasil perhitungan untuk semua Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator (Q in ). Waktu h 1 h 2 Q in No. t (menit) (kj/kg) (kj/kg) ,1 255,4 162,

87 69 Tabel 5.6 Energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator (Q in ). (Lanjutan) No. Waktu t (menit) h 1 h 2 Q in (kj/kg) (kj/kg) ,7 258,1 154, ,5 258,1 156, ,6 252,7 160, ,2 254,8 161, ,4 257,2 158, ,2 254,5 160, ,5 253,6 160, ,5 255,7 158, ,4 253,6 161, ,4 255,8 157, ,7 253,4 159, ,6 252,7 160, ,7 250,8 160, ,4 255, ,7 256,5 155, ,5 252,7 161, ,6 254,3 159, ,4 254,5 160,9

88 Q in, kj/kg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Hasil penelitian energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang di serap oleh evaporator bila disajikan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar Waktu t (menit) Gambar 5.3 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator dari waktu ke waktu. d. Nilai Coefficient of Perfomance actual (COP actual ) Perhitungan Coefficient of Perfomance actual dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.6), yaitu: = = x. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270. Diperoleh hasil = = x = 4,0. Hasil perhitungan untuk keseluruhan data disajikan pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Hasil perhitungan Coefficient of Performance actual (COP aktual ) No. Waktu Q in W in t (menit) (kj/kg) COP aktual ,7 40,9 4, ,8 3,7

89 71 Tabel 5.7 Hasil perhitungan Coefficient of Performance actual(cop aktual ) (Lanjutan) No. Waktu t (menit) Q in W in COP actual (kj/kg) ,6 41,8 3, ,4 43,2 3, ,9 42,7 3, ,4 39,2 4, ,2 40,9 3, ,7 39,3 4, ,9 40,9 3, ,7 40 4, ,8 40,3 4, ,6 39,7 4, ,3 41,6 3, ,9 40,5 4, ,9 42,6 3, ,1 3, ,2 40,6 3, ,8 40 4, ,3 42,5 3, ,9 37,3 4,3 Hasil penelitian Coefficient of PerformanceActual bila disajikan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar 5.4

90 COP aktual Waktu t (menit) Gambar 5.4.COP aktual mesin kulkas dua pintu dari waktu ke waktu. e. Nilai Coefficient of Performance ideal(cop ideal ) PerhitunganCoefficient of Performance ideal dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.7), yaitu: : = (273,15 + T e ) / (T c T e ) Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270. Diperoleh hasill = (275,15 + (-11,8)) / (40,8-(-11,8)) = 5,00. Hasil perhitungan secara keseluruhan data disajikan pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Hasil perhitungan Coefficient of Performanceideal (COP ideal ) Waktu T e T c No. t COP ideal (menit) ,0 41,7 4, ,8 42,0 4, ,8 41,7 4, ,8 41,7 4, ,8 41,0 4, ,8 41,5 4, ,8 41,5 4, ,0 41,5 5,1 o C

91 73 Tabel 5.8 Hasil perhitungan Coefficient of Performance ideal (COP ideal ). (Lanjutan) Waktu T e T c No. t COP ideal (menit) ,0 40,5 5, ,8 40,5 5, ,0 40,8 5, ,0 41,5 5, ,8 41,3 5, ,0 41,0 5, ,0 40,5 5, ,0 41,5 5, ,0 41,5 5, ,8 40,8 5, ,8 40,5 5, ,0 40,5 5,2 o C Hasil penelitian Coefficient of Performance idealbila disajikan dalam grafik, seperti terlihat pada Gambar 5.5. COP ideal Waktu t (menit) Gambar 5.5 COP ideal dari waktu ke waktu

92 74 f. Nilai Efisiensi Perhitungan Efisiensi kulkas dua pintu dengan menggunakan Persamaan (2.8), yaitu: Efisiensi = x100%. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270. Diperoleh hasil Efisiensi = x 100% = 81,3. Hasil perhitungan untuk keseluruhan data disajikan pada Tabel 5.9 Tabel 5.9 Hasil perhitungan efisiensi kulkas dua pintu. Waktu No. t (menit) COP aktual COP ideal Efisiensi (%) ,0 4,9 81, ,7 4,9 77, ,7 4,9 75, ,6 4,9 74, ,8 4,9 76, ,1 4,9 84, ,9 4,9 78, ,1 5,1 80, ,9 5,2 75, ,0 5,0 79, ,0 5,2 77, ,0 5,1 77, ,8 5,2 74, ,0 5,2 77, ,8 5,2 72, ,8 5,1 75, ,8 5,1 74, ,0 5,0 81, ,7 5,0 75, ,3 5,2 82,8

93 Efisiensi (%) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Hasil penelitian Efisiensi bila disajikan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar Waktu t (menit) Gambar 5.6 Efisiensi dari waktu ke waktu g. Nilai Laju Aliran Massa Refrigeran Perhitungan laju aliran massa refrigeran dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.9), yaitu: m =. Contoh perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pada menit 270. Diperoleh hasil m =.Hasil perhitungan untuk keseluruhan data disajikan pada Tabel Tabel 5.10 Laju aliran massa refrigeran. No. Waktu t (menit) Voltage Arus W in M (V) (I) (kj/kg) (kg/s) ,62 40,9 0, ,62 42,8 0, ,62 41,8 0, ,62 43,2 0, ,62 42,7 0, ,62 39,2 0, ,62 40,9 0,00333

94 Laju Aliran Massa kg/detik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Tabel 5.10 Laju aliran massa refrigeran. (Lanjutan) Waktu Voltage Arus W in M No. t (V) (I) (kj/kg) (kg/s) (menit) ,62 39,3 0, ,62 40,9 0, , , ,62 40,3 0, ,62 39,7 0, ,62 41,6 0, ,62 40,5 0, ,62 42,6 0, ,62 41,1 0, ,62 40,6 0, , , ,62 42,5 0, ,62 37,3 0,00365 Hasil penelitian laju aliran massa refrigeran disajikan dalam bentuk grafik, pada Gambar Waktu (t) menit Gambar 5.7.Laju aliran massa refrigeran dari waktu ke waktu

95 Pembahasan Mesin kulkas dua pintu dengan daya kompresor 1/8 PK dengan panjang pipa kapiler 150 cm dan menggunakan refrigerant R134a berhasil dirangkai dengan baik dan dapat bekerja dengan baik. Suhu kerja evaporator dapat mencapai -10,9 o C, dan suhu kondensor dapat bekerja pada suhu 41,17 o C. Siklus kompresi uap bekerja dengan disertai proses pendingin lanjut dan pemanas lanjut. Hasil penelitian untuk kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran R134a disajikan pada Tabel 5.4 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.1. Dari data yang diperoleh kerja kompresor dari waktu ke waktu berlaku untuk t = 15 menit sampai t = 300 menit. Kerja kompresor terendah sebesar 37,3 kj/kg dan tertinggi sebesar 43,2 kj/kg, sedangkan rata ratanya sebesar 40,9 kj/kg. Harga rata rata ini dapat dianggap sebagai kerja kompresor pada saat stabil. Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa setelah 15 menit kerja kompresor menampilkan harga yang tidak banyak berubah. Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang dilepas kondensor disajikan pada Tabel 5.5 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.2. Dari data yang diperoleh, energi kalor yang dilepas kondensor dari waktu ke waktu berlaku t = 15 menit sampai dengan 300 menit. Energi kalor yang dilepas kondensor terendah sebesar 195,8 kj/kg dan tertinggi sebesar 203,6 kj/kg, sedangkan rata ratanya 200 kj/kg. Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa dalam waktu 15 menit, mesin sudah bekerja secara stabil. Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator disajikan pada Tabel 5.6 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.3. Dari data yang diperoleh, energi kalor yang diserap evaporator dari waktu ke waktu berlaku untuk t = 15 menit sampai 300 menit. Energi kalor yang diserap evaporator terendah sebesar 154,6 kj/kg dan tertinggi sebesar 161,8 kj/kg, sedangkan rata ratanya sebesar 159,5 kj/kg. Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa dalam waktu 15 menit, mesin sudah bekerja secara stabil.

96 78 Hasil penelitian untuk Coefficient of Perfomance (COP aktual ) disajikan pada Tabel 5.7 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.4. Dari data yang diperoleh COP aktual dari waktu ke waktu berlaku untuk t = 15 menit sampai dengan 300 menit. COP aktual terendah sebesar 3,6 dan tertinggi sebesar 4,3, sedangkan rata ratanya sebesar 3,9. Dari Gambar 5.4 terlihat bahwa dalam waktu 15 menit, mesin sudah bekerja secara stabil. Hasil penelitian untuk Coefficient of Perfomance (COP ideal ) disajikan pada Tabel 5.8 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.5. Dari data yang diperoleh COP ideal dari waktu ke waktu berlaku untuk t = 15 menit sampai dengan 300 menit. COP ideal terendah sebesar 4,9 dan tertinggi sebesar 5,2, sedangkan rata ratanya sebesar 5,0. Dari Gambar 5.5 terlihat bahwa dalam waktu 15 menit, mesin sudah bekerja secara stabil. Hasil penelitian untuk efisiensi kulkas dua pintu disajikan pada Tabel 5.9 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.6. Dari data yang diperoleh, efisiensi kulkas dua pintu dari waktu ke waktu berlaku untuk t = 15 menit sampai dengan 300 menit. Efisiensi terendah sebesar 72,1% dan tertinggi sebesar 84,0%, sedangkan efisiensi rata ratanya sebesar 77,5%. Dari Gambar 5.6 terlihat bahwa dalam waktu 15 menit, mesin sudah bekerja secara stabil. Efisiensi pada saat stabil dapat dianggap mempunyai nilai yang sama dengan nilai rata rata dari efisiensinya, karena setelah 15 menit berjalan mesin sudah bekerja secara stabil. Nilai efisiensi tidak dapat mencapai 100% karena proses pada siklus kompresi uap tidak dapat berjalan secara ideal, seperti (1). Ketika kompresor bekerja, casing kompresor menjadi panas, sehingga terjadi proses perpindahan kalor dari kompresor ke udara sekitar. (2). Ketika evaporator bekerja, di evaporator terjadi pembentukan es, sehingga proses perpindahan kalor dapat berjalan dengan maksimal. (3). Isolator yang tidak sempurna pada pipa pipa saluran yang menghubungkan antara komponen satu dengan komponen penyusun mesin pendingin yang lain.

97 79 Pada saat stabil, nilai Q in, Q out, W in, COP dan efisiensi sedikit mengalami perubahan, hal ini dapat terjadi kemungkinan karena, (1).Kondisi udara di sekitar kondensor tidak stabil (baik suhu maupun kecepatannya). (2). Ketebalan es pada evaporator yang juga tidak tetap, dll. Pada saat penelitian berlangsung, penelitian dilakukan di laur lab, sehingga kondisi udara luar cenderung berubah ubah.

98 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian mesin kulkas dua pintu memberikan hasil : a. Kulkas dua pintu hasil rancangan dapat bekerja dengan baik, mampu memberikan suhu kerja evaporator sebesar -10,9 o C, dan suhu kerja kondensor sebesar 41,17 o C. b. Kerja kompresor (W in ) pada saat stabil sebesar 40,9 kj/kg. c. Energi kalor yang dilepas kondensor (Q out ) pada saat stabil sebesar 200 kj/kg. d. Energi kalor yang diserap evaporator (Q in ) pada saat stabil sebesar 159,5 kj/kg. e. Coefficient of Performance (COP aktual ) pada saat stabil sebesar 3,9. f. Coefficient of Performance (COP ideal ) pada saat stabil sebesar 5,0. g. Nilai efisiensi (η) pada saat stabil sebesar 77,5%. h. Nilai laju aliran massa refrigerant (m) pada saat stabil sebesar 0,00318 kg/s. 6.2 Saran Setelah dilakukan pengambilan data dari mesin kulkas dua pintu dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut ada kekurangan dan kelebihan yang perlu di perhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk pengembangan mesin ini, antara lain: a. Penelitian dapat di kembangkan dengan mempergunakan kompresor yang berdaya lebih besar. b. Pengambilan data sebaiknya dilakukan di ruangan tertutup, karena jika dilakukan di ruangan terbuka suhu udara luar berubah ubah dan bisa mempengaruhi kinerja mesin kulkas dua pintu tersebut serta data yang didapat pun kurang baik. 80

99 DAFTAR PUSTAKA Dirja Dasar Mesin Pendingin. Departemen Pendidikan Nasional. Diakses: Tanggal 06 April Wedha, L Mesin Pendingin Dengan Pemanasan Lanjut dan Pendinginan Lanjut. Skripsi (tidak diterbitkan).yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Putra,2009. Mesin Pendingin Dengan Pemanasan Lanjutdan Pendinginan Lanjut pada Siklus Kompresi Uap dan Menggunakan Kompresor Berdaya 1/8 PK. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Sumanto Dasar dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta: Andi Offset. 81

100 82 LAMPIRAN Grafik R134a

101 83

102 84

103 85

104 86

105 87

106 88

107 89

108 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN FREEZER BERPENUKAR KALOR DENGAN PIPA KAPILER MELILIT PIPA KELUARAN EVAPORATOR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI COP DAN EFISIENSI SHOWCASE DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 250 CM DAN DAYA KOMPRESOR 0,5 HP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN REFRIGERAN R134a DAN R502 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar sarjana teknik program studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: FETERNUS ANDI 105214048

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN 4.1. Analisis data Analisis data yang di gunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek kerja nyata ini adalah analisa kualitatif sebuah analisa data yang berdasarkan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KULKAS 2 PINTU DENGAN KONDENSOR 14U DAN 12U SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan oleh: JULIUS SUTAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 190 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: STEFANUS TRI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN BUAH DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 200 CM DAN DAYA KOMPRESOR 1/5 HP SKRIPSI

MESIN PENDINGIN BUAH DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 200 CM DAN DAYA KOMPRESOR 1/5 HP SKRIPSI MESIN PENDINGIN BUAH DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 200 CM DAN DAYA KOMPRESOR 1/5 HP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Oleh: ALEX PUTRA NIM : 115214052

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN KULKAS DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 175 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin Diajukan Oleh: ALBERTUS WINDYA INDRIYANTO NIM :

Lebih terperinci

FREEZER DENGAN DAYA 1/6 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 170 CM

FREEZER DENGAN DAYA 1/6 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 170 CM FREEZER DENGAN DAYA 1/6 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 170 CM SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin Diajukan Oleh CANDRA RISTIADI NIM : 105214054 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN R-12 DAN R134a SKRIPSI

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN R-12 DAN R134a SKRIPSI KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN R-12 DAN R134a SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin Diajukan oleh HERU SETIAWAN NIM : 105214082 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN MINUMAN DENGAN DUA EVAPORATOR RANGKAIAN SERI SKRIPSI

MESIN PENDINGIN MINUMAN DENGAN DUA EVAPORATOR RANGKAIAN SERI SKRIPSI MESIN PENDINGIN MINUMAN DENGAN DUA EVAPORATOR RANGKAIAN SERI SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Mesin Oleh : MATHEIS EVERDIN MAKATITA 115214015 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KONDENSOR 13U DAN 12U PADA MESIN PENDINGIN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan oleh: ANDRIAN NIM:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KIPAS KONDENSOR TERHADAP KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/3 HP SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH KIPAS KONDENSOR TERHADAP KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/3 HP SKRIPSI PENGARUH JUMLAH KIPAS KONDENSOR TERHADAP KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/3 HP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh MARSELINUS DWI SANTOSO

Lebih terperinci

CHEST FREEZER DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/5 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 150 CM SKRIPSI

CHEST FREEZER DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/5 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 150 CM SKRIPSI CHEST FREEZER DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/5 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 150 CM SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh : RATBAYU BANGKIT MARDIKA NIM : 125214076

Lebih terperinci

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH MENGGUNAKAN TIGA DAN EMPAT KIPAS PENDINGIN KONDENSOR

KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH MENGGUNAKAN TIGA DAN EMPAT KIPAS PENDINGIN KONDENSOR KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH MENGGUNAKAN TIGA DAN EMPAT KIPAS PENDINGIN KONDENSOR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh: KAREL GIOVANNI 125214079

Lebih terperinci

Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan Udara Melintasi Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin Pendingin Showcase

Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan Udara Melintasi Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin Pendingin Showcase Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan Udara Melintasi Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin Pendingin Showcase Wibowo Kusbandono, PK Purwadi T. Mesin Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

Lebih terperinci

PENERAPAN TERMODINAMIKA PADA REFRIGERATOR (KULKAS)

PENERAPAN TERMODINAMIKA PADA REFRIGERATOR (KULKAS) PENERAPAN TERMODINAMIKA PADA REFRIGERATOR (KULKAS) Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika Dosen Pengampu : Drs.Harto Nuroso,M.Pd. Disusun oleh : Kelompok 2 1. Feny Febriana

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 160 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: KRISNA AJI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN MESIN PENGERING KAPASITAS LIMAPULUH BAJU SISTEM TERTUTUP Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 PK Purwadi 1* 1 Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 175 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: BONAVENTURA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1Tentang Teori penggunaan Thermostat Teori dasar penggunaan thermostat pendingin eliwell id 974 electronic controllers for units thermostat pendingin. Sistem kerja mesin pendingin

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KULKAS 2 PINTU PANJANG PIPA KAPILER 170 CM DENGAN REFRIGERAN R134a DAN DENGAN DAYA 1/8 PK Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Teknik di Prodi Teknik Mesin Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Azridjal Aziz 1,a* dan Boby Hary Hartanto 2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik PK Purwadi 1, Wibowo Kusbandono 2 T. Mesin Fakultas Sains dan Teknologi, Univ. Sanata Dharma 1, pur@mailcity.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBANDINGAN COP DAN EFISIENSI MESIN PENDINGIN REFRIGERAN SEKUNDER ANTARA REFRIGERAN PRIMER R-134a DENGAN R-404a SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39 BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK Volume Nomor September MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK Kurniandy Wijaya PK Purwadi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Indonesia Email : kurniandywijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : 1. Data dari hasil pengujian Data diperoleh dari hasil pengujian alat praktikum mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015. Yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA 1/3 HP DAN PANJANG PIPA KAPILER 1 M DENGAN VARIASI JUMLAH KIPAS DI KONDENSOR SKRIPSI

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA 1/3 HP DAN PANJANG PIPA KAPILER 1 M DENGAN VARIASI JUMLAH KIPAS DI KONDENSOR SKRIPSI KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA 1/3 HP DAN PANJANG PIPA KAPILER 1 M DENGAN VARIASI JUMLAH KIPAS DI KONDENSOR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Teknik bidang Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH DENGAN MENGGUNAKAN SATU DAN DUA KIPAS PENDINGIN KONDENSOR SKRIPSI

KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH DENGAN MENGGUNAKAN SATU DAN DUA KIPAS PENDINGIN KONDENSOR SKRIPSI KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN JENASAH DENGAN MENGGUNAKAN SATU DAN DUA KIPAS PENDINGIN KONDENSOR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh : SIGIT JALU PRAKOSA

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MESIN PENDINGIN (AC SPLIT) 1PK DENGAN PENAMBAHAN ALAT AKUMULATOR MENGGUNAKAN REFRIGERAN MC-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK KULKAS DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/8 PK, PANJANG PIPA KAPILER 170 CM DAN REFRIGERAN R600a SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Teknik di Prodi Teknik Mesin Diajukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA Dalam pengambilan data perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengambilan data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN LEMARI ES HOT AND COOL

ANALISIS PERANCANGAN LEMARI ES HOT AND COOL ANALISIS PERANCANGAN LEMARI ES HOT AND COOL Noveri Lysbetti M. Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau. Kampus: Binawidya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293, Riau. e-mail

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN KOMPRESOR 888 RPM SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Oleh : ADIMAS NUKI PRADANA NIM : 115214029 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN BAB IV LANGKAH PENGERJAAN 4.1 Peralatan yang Digunakan Sebelum melakukan instalasi hal utama yang pertama dilakukan adalah menyiapkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada instalasi sistem refrigerasi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR

ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR Disusun oleh : Nama : Angga Govinda NPM : 20412874 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sunyoto.,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN KOMPRESOR 1200 RPM SKRIPSI

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN KOMPRESOR 1200 RPM SKRIPSI KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN KOMPRESOR 1200 RPM SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 TeknikMesin Diajukan ; SLAMET PUTRO CAHYONO NIM : 115214021 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk memperbaiki kualitas ikan, dibutuhkan suatu alat yaitu untuk menjaga kondisi ikan pada kondisi seharusnya dengan cara menyimpannya didalam sebuah freezer yang

Lebih terperinci