BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. (Nederland Indie) pada mulanya terdapat 3 (tiga) buah bank, yaitu :
|
|
- Yuliana Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 14 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia yang pada saat itu bernama Hindia Belanda (Nederland Indie) pada mulanya terdapat 3 (tiga) buah bank, yaitu : 1. De Javasche Bank N.V. yang didirikan tanggal 11 Oktober 1827, kemudian dinasionalisir oleh pemerintah RI pada tanggal 6 Desember 1951 dan akhirnya menjadi Bank Sentral di Indonesia berdasarkan UU No. 13 Tahun De Algemene Volks Crediet Bank, didirikan tahun 1934 di Batavia (Jakarta). Kemudian kegiatan bank ini dilanjutkan oleh lembaga kredit Jepang (pada masa pendudukan Jepang) dengan nama Syomin Ginko dan sekarang menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). 3. De Postpaartbank, didirikan tahun 1898, selanjutnya dengan UU No. 9 Drt. Tahun 1950 diganti dengan Bank Tabungan Negara. Disamping ketiga bank di atas, terdapat pula bank-bank lainnya yang tidak mendapat campur tangan pemerintah yaitu : 1. Bank-bank pribumi : Bank Nasional Abuan Saudagar dan N.V. Bank Boemi. 2. Bank-bank milik China : The Overseas Chinese Banking Corporation, The Bank of China dan N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham. 3. Bank-bank milik Jepang : The Bank of Taiwan, The Yokohama Species Bank dan The Mitsui Bank. 14
2 15 4. Bank-bank milik Belanda : Nederland Handels Maatschappij (NHM), Nationals Handelsbank (NHB) dan De Esxomptobank N.V. 5. Bank-bank milik Inggris : The Chartered Bank of India, The Hongkong dan Shanghai Banking Corporation. Dizaman kemerdekaan perkembangan perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang. Beberapa bank milik Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia sehingga menambah jumlah bank yang sudah ada sebelumnya. Beberapa bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan yaitu : 1. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur). 2. Bank Rakyat Indonesia. 3. Bank Negara Indonesia. 4. Bank Indonesia. 5. Bank Dagang Nasional Indonesia. 6. N.V. Bank Sulawesi. 7. Indonesian Banking Corporation. 8. Bank Dagang Indonesia N.V. 9. Bank Timur N.V. 10. Kalimantan Corporation Trading. Secara kronologis, perkembangan industri perbankan Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Era Sebelum Juni 1983 Pada era sebelum deregulasi Pakjun 1983, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan
3 16 pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank-bank nasional serta penyediaan kredit likuiditas dalam jumlah yang melimpah sehingga bank-bank komersial hanya berfungsi sebagai penyalur kredit-kredit Bank Indonesia. Akibatnya, pola pengelolaan bank-bank komersial cenderung konvensional, kurang profesional, kurang memiliki kreativitas dan tidak inovatif. 2. Paket 1 Juni 1983 (Pakjun 1983) Deregulasi Pakjun 1983 berisikan 3 (tiga) hal utama sebagai berikut : a. Menghapus pagu kredit sehingga bank-bank nasional dapat memberikan kredit secara lebih leluasa sesuai dengan kemampuannya dengan harapan bank dapat berkembang secara wajar. b. Bank diberi kebebasan menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan maupun suku bunga kredit dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat. c. Mengurangi sebanyak mungkin atau meniadakan ketergantungan bankbank kepada bank sentral (Bank Indonesia) dengan cara mengurangi/meniadakan kredit likuiditas. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan represi sektor keuangan dan sistem keuangan Indonesia. 3. Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 1988) Deregulasi ini berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market sambil mendorong perbankan ke arah kompetisi yang efisien dan sehat dengan kemudahan dalam mendirikan bank. Oleh karena itu, jumlah
4 17 bank semakin mengalami kenaikan dengan pesat serta menumbuhkan berbagai inovasi dalam keragaman produk perbankan Mei 1993 : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Persaingan antarbank dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank komersil dalam praktiknya banyak yang salah langkah, kurang berhati-hati ataupun menyimpang dari aturan-aturan serta ketentuan yang berlaku bagi bisnis perbankan. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih melaksanakan fungsi prudential banking (prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnis perbankan), Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan surat edaran BI No. 26/BPPP/1993 tanggal 29 Mei 1993, yang dikenal dengan nama metode CAMEL (Capital, Adequacy, Quality of Productive Asset, Management Risks, Earning, Liquidity). Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut kemudian disempurnakan lagi melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR/1997, tanggal 30 April Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1996 Peraturan Pemerintah ini terutama menekan tentang kewajiban bank dalam memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia serta melaksanakan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking). PP No. 68/1996 antara lain berisikan 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi oleh industri perbankan nasional, yakni :
5 18 a. Peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) minimal 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) menjadi 10% pada akhir tahun 1997 dan 12% pada tahun b. Peningkatan modal disetor menjadi Rp 50 miliar bagi bank umum nondevisa dan Rp 150 miliar bagi bank devisa. c. Peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 3% menjadi 5% per April November 1998 : UU No. 10 Tahun 1998 Pemerintah melakukan penyempurnaan dan mengadakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dengan mengesahkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-undang yang baru tersebut mencakup perubahan atas hal-hal sebagai berikut : a. Penegasan kemandirian Bank Indonesia dalam pembinaan dan pengawasan perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perizinan di bidang perbankan dari yang semula berada pada Menteri Keuangan. b. Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana program penyehatan perbankan. c. Perubahan cakupan rahasia bank. d. Penyesuaian ketentuan pendirian dan kepemilikan bank dengan menghapus diskriminasi pengaturan antara bank campuran dan bank umum.
6 19 e. Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank Maret 1999 : Program Rekapitalisasi Perbankan Pada tanggal 13 Maret 1999, pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan Bank Indonesia mengumumkan berbagai keputusan dalam rangka penyehatan perbankan nasional, yakni : a. 38 bank nasional ditutup/bank Beku Operasi (BBO). b. 7 bank nasional diambil alih/bank Take Over (BTO). c. 9 bank nasional dan lain-lain diikutsertakan dalam program rekapitalisasi. d. 73 bank nasional tidak ikut dalam program rekapitalisasi Bank Devisa dan Non Devisa Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dinyatakan bahwa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia. Sedangkan bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank devisa menurut Kasmir (2014 ; 36) merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, transfer cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
7 20 Sedangkan bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara Produk-Produk Perbankan Produk-produk perbankan di Indonesia : 1. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 2. Tabungan merupakan simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 4. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga. 5. Jasa-jasa bank merupakan jasa pendukung kegiatan bank. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan
8 21 menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan penyimpanan dana dan penyaluran dana Sumber Daya dalam Perbankan Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan dan kesehatan suatu bank sehingga perlu dipersiapkan dengan baik dan cermat. Selain itu, tenaga perbankan yang profesional perlu diciptakan dalam waktu panjang dari dan dengan biaya yang besar. Setiap bank wajib mengupayakan peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawainya guna memenuhi kebutuhan tenaga profesional. Dengan demikian, perbankan diharapkan dapat memperoleh intelectual capital yang kuat dalam mengantisipasi persaingan masa depan melalui sumber daya manusia yang unggul, kreatif dan memiliki visi jauh ke depan. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam industri perbankan meliputi : 1. Perencanaan kebutuhan karyawan. Perencanaan kebutuhan karyawan merupakan dasar bagi penerimaan, mutasi, promosi, latihan dan pengembangan karyawan. Dalam proses perencanaan kebutuhan karyawan harus selalu mempertimbangkan rencana usaha baru, produk baru, fasilitas baru, teknologi baru dan penambahan keterampilan yang dibutuhkan.
9 22 2. Proses membentuk/membangun melalui tahapan training and development. Bank yang menggunakan sistem SDM yang memadai akan memberlakukan terhadap setiap karyawannya : a. Pelatihan orientasi untuk calon pegawai berpangkat officer. b. Pelatihan sesuai dengan pembidangan pekerjaan dan orientasi untuk calon pegawai tingkat nonofficer dan special hire. 3. Proses pengembangan melalui career path and performance management. Sejak mulai masuk bekerja sebagai karyawan bank, masing-masing karyawan baru sudah diamati potensinya. Kemudian, karyawan tersebut diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya, dalam arti ditingkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya melalui program-program pelatihan lebih lanjut, serta pembentukan team work yang kuat yang dilakukan secara terintegrasi sesuai dengan arah perkembangan usaha. 4. Reward and incentives. Selain kesempatan untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi kepada bank, karyawan diberikan imbalan gaji, tunjangan dan benefits lainnya yang disesuaikan dengan tingkat (grade) dan jabatan masing-masing dengan memperhatikan prinsip : a. Equal pay for equal work. b. Harus dapat menutup kebutuhan hidup. c. Harus kompetitif dan atraktif. d. Imbalan yang mencerminkan prestasi. e. Terbayar secara berkelanjutan (continue).
10 23 Bank yang memiliki tenaga kerja asing wajib mengikuti persyaratan dan tata cara pemanfaatan tenaga kerja asing sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang pemanfaatan tenaga kerja asing dan program alih pengetahuan di sektor perbankan. Dalam Rancangan Undang-Undang Perbankan Tahun 2012 tentang Perbankan Pasal 55 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa dalam menjalankan kegiatan perbankan, bank umum yang mayoritas sahamnya dimiliki asing dapat menggunakan tenaga kerja asing sesuai dengan kebutuhan bank umum. Namun penggunaan tenaga kerja asing tersebut bersifat sementara dan terbatas pada jabatan tertentu. Lebih lanjut lagi pada Pasal 57 menjelaskan bahwa calon tenaga kerja asing harus membuat pernyataan kesanggupan (letter of commitment) untuk melaksanakan pekerjaannya, melaksanakan alih teknologi dan keahlian yang dimilikinya kepada tenaga Indonesia yang mendampinginnya. Selanjutnya pada Pasal 58 dan 59 menjelaskan bahwa Direksi wajib melaporkan penggunaan tenaga kerja yakni menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing. Tenaga kerja asing wajib memberikan alih teknologi dan alih keahlian yang dimilikinya kepada tenaga kerja Indonesia yang mendampinginya serta pelaksanaan kewajiban tenaga kerja asing wajib dilaporkan Direksi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
11 Sumber Daya Keuangan Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri dari neraca yang menggambarkan informasi posisi keuangan dan laporan laba rugi yang menggambarkan informasi kinerja perusahaan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan berupa suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun yang bersangkutan. Laporan keuangan bank dapat dijelaskan yaitu : 1. Neraca Bank Neraca bank adalah laporan dalam bentuk daftar yang disusun secara sistematik yang menyajikan informasi perbandingan apa yang dimiliki bank (aktiva) yang sekaligus menunjukkan penggunaan dana atau investasi dana pada periode yang dilaporkan, apa yang sekaligus menunjukkan sumber dana yang ada pada aktiva. Persamaan neraca dapat dituliskan sebagai berikut : Aset = Utang + Modal atau Aktiva = Kewajiban + Modal...(2.1) a. Aset Bank Secara garis besar aset bank dapat diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok besar yaitu : - Kredit Merupakan realisasi kredit yang diberikan kepada pihak ketiga bukanbank, baik di dalam maupun luar negeri. Kredit biasanya merupakan bagian terbesar dari aset bank yang selain merupakan sumber pendapatan utama bank sekaligus juga berpotensi sebagai sumber kerugian karena kredit macet. Secara umum kredit bisa dibedakan menjadi : kredit perumahan, kredit komersial yang
12 25 diberikan kepada perusahaan misalnya keperluan modal kerja, pembelian peralatan, dan ekspansi usaha, kredit konsumsi untuk perseorangan seperti credit card, dan kredit pertanian. - Surat-Surat Berharga yang Diperdagangkan Pihak bank memegang bentuk aktiva ini untuk mendapatkan keuntungan bunga, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, dan berspekulasi pada perubahan tingkat suku bunga. Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah surat-surat berharga yang dimiliki bank seperti surat berharga pasar uang, dan surat berharga pasar modal. - Kas dan Simpanan pada Bank Lain Yang tercakup dalam pos ini meliputi kas, tagihan pada bank lain, simpanan pada bank sentral dan simpanan pada bank lain. Kas pada pokoknya meliputi mata uang dalam negeri maupun valuta asing yang mempunyai catatan di bank sentral. Mata uang tersebut dapat berupa uang kertas dan uang logam yang dipegang bank untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu nasabah menarik simpanannya. Tagihan kepada bank lain adalah semua tagihan kepada bank yang bisa tertagih dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Bentuk surat tagihan ini dapat berupa cek, wesel, bilyet, giro dan sebagainya. Simpanan pada bank sentral adalah giro milik bank pada bank sentral atau simpanan untuk memenuhi kewajiban giro wajib minimum atau reserve requirement. Sedangkan simpanan pada bank merupakan simpanan bank yang ada pada bank lain.
13 26 - Aset-Aset Lain Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah rekening-rekening aktiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu dari ketiga pos di atas. Biasanya jumlah pos ini relatif kecil. b. Utang dan Modal Bank Bagian kewajiban dan modal bank ini sekaligus menggambarkan sumber pendanaan bank yang terbagi menjadi dua jenis yaitu : (1) Instrumen utang (debt instrument) yaitu kewajiban-kewajiban bank kepada pihak ketiga dan (2) komponen modal (equity component). Instrumen ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda menurut bunga yang dibayarkan, jangka waktu pembayaran, apakah mendapatkan jaminan dari bank sentral atau tidak, dan apakah dapat diperdagangkan dalam pasar sekunder. Sedangkan karakteristik komponen modal berbeda antara lain menurut harga saham, pendapatan bersih yang dibayarkan sebagai dividen dan lain-lain. Pos-pos yang termasuk di dalam utang dan modal bank umumnya adalah: - Giro - Tabungan - Deposito - Pinjaman Yang Diterima - Modal (modal disetor, agio saham, cadangan umum, laba ditahan sisa laba tahun lalu yang ditanamkan kembali sebagai modal oleh para pemegang saham). 2. Laporan Laba Rugi Bank
14 27 Laporan laba-rugi pada dasarnya merefleksikan the financial nature of banking atau kegiatan-kegiatan pokok bank, yaitu menerima penyimpanan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk; kemudian menyalurkan dana tersebut dalam kredit kepada masyarakat yang memerlukan dan memberikan berbagai macam jasa keuangan yang diperlukan masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri. Antara lain safety box facilities, travellers cheque, credit card, jual beli surat berharga dan lain-lain. Laporan laba rugi yang umum dipergunakan oleh bank terdiri dari penerimaan yang terutama berasal dari pendapatan bunga (interest income) dari kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah, bank pada umumnya memperoleh penerimaan non bunga (non interest income) yang berasal dari transaksi investasi berbentuk surat berharga, dari pemberian jasa perbankan, seperti misalnya jasa transfer uang, jual beli valuta asing, jasa titipan surat-surat berharga dan jasa-jasa perbankan lainnya. Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari biaya bunga atas beberapa pos pasiva neraca bank (interest expense), biaya-biaya operasional seperti gaji, upah dan berbagai unsur pendapatan karyawan lainnya, biaya sewa gedung, biaya perawatan gedung dan peralatan, pajak, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya iklan dan promosi, dan lain-lain yang termasuk dalam biaya non bunga (noninterest expense). Secara lebih singkat, laba rugi bank konvensional dapat dituliskan yaitu : Laba/Rugi = Pendapatan Beban... (2.2) Sumber Daya Alat (Teknologi)
15 28 Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan bank kepada nasabahnya, bank dituntut untuk mengembangkan strategi bisnis bank dengan lebih banyak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan daya saing bank. Penerapan teknologi informasi telah membawa perubahan dalam kegiatan operasional serta pengelolaan data bank sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif serta memberikan informasi secara lebih akurat dan cepat. Perkembangan produk perbankan berbasis teknologi diantaranya berupa electronic banking memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan secara non cash setiap saat melalui jaringan elektronik. Selain itu penggunaan jasa pihak ketiga dalam penyediaan jasa sistem dan pelayanan bank semakin meningkat pula. Disamping berbagai manfaat dan keunggulan yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bank, terdapat pula risiko yang dapat merugikan bank serta nasabah seperti risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi selain risiko perbankan lainnya. Mengingat bahwa teknologi informasi merupakan aset penting dalam operasional yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing bank sementara dalam penyelenggaraannya mengandung berbagai risiko, maka bank perlu menerapkan IT Governance. Keberhasilan penerapan IT Governance tersebut sangat tergantung pada komitmen seluruh unit kerja di bank, baik penyelenggara maupun pengguna teknologi informasi. Penerapan IT Governance dilakukan melalui penyelarasan rencana strategis teknologi informasi dengan strategi bisis bank, optimalisasi
16 29 pengelolaan sumber daya, pemanfaatan teknologi informasi (IT value delivery), pengukuran kinerja dan penerapan manajemen risiko yang efektif Sumber Daya Networking Sepanjang tahun 2014 bank sulit sekali mengambil keputusan yang sangat besar untuk berinvestasi sehingga perkembangan sistem teknologi informasi dalam perbankan cenderung stagnan. Namun demikian ada beberapa hal yang dilakukan perbankan Indonesia dalam kaitannya dengan network yaitu : 1. Penguatan Infrastruktur Sepertinya dalam situasi apapun infrastrukture merupakan hal yang perlu untuk dilakukan karena ini merupakan dasar dari segala sistem dan aplikasi informasi perbankan yang berjalan di atasnya. a. Network. Bank tetap memandang perlu melakukan investasi disisi networking untuk ekspansi bisnis. Solusi Network yang umumnya digunakan di Indonesia antara lain adalah Cisco dan Huawei. b. Virtualisasi. Trend yang juga trelihat dalah kebutuhan untuk melakukan vistualisasi bagi server fisik milik bank. Solusi yang banyak digunakan untuk kebutuhan ini adalah VMWare dan Red Hat Enterprise Virtualisation. c. Licensing. Isu licensing bagi bank merupakan isu yang kritikal karena merupakan kebutuhan untuk comply dengan regulasi yang ada. Licensing yang dilakukan oleh bank adalah licensing Operating System (Microsoft Windows Server dan familinya serta Red Hat Linux Enterprise) dan Database (Microsoft SQL Server dan Oracle).
17 30 d. Security dan monitoring. Bagian dari penguatan infrastruktur adalah memperkuat security di level infrastruktur. Bank juga melakukan monitoring terhadap infrastruktur mereka. Solusi-solusi yang bermain di area ini adalah seperti F5, Riverbed, Safenet. 2. MIS, Dashboard dan Reporting a. Enterprise Data Warehouse (EDW). Tahun 2014 juga mencatat peningkatan minat bank terhadap enterprise data warehouse. Solusi data warehouse yang diminati oleh bank di Indonesia adalah : Teradata (Teradata), Oracle (Exadata), IBM (Netezza atau DB2Blue) dan EMC (Greenplum), untuk BPD cenderung melirik Microsoft sebagai solusi (MS SQL Server 2012). b. Business Intelligence. EDW tidak dapat dilepaskan dari BI. Beberapa solusi Business Intelligence yang diadopsi oleh pasar di Indonesia adalah SAP (Business Object), Microstrategy (Microstrategy), IBM (Cognos), dan SAS (SAS). c. ETL. Proses EDW juga tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan ETL Tools untuk melakukan ekstrakting, transformasi dan loading data. Solusi yang diadopsi Bank di Indonesia antara lain: Microsoft (SSIS), Informatica (Power Center), dan IBM (Data Stage), serta Attunity (Attunity) Degree Customer Centric a. Big Data. Kebutuhan untuk melihat reaksi nasabah terhadap program perbankan membuat bank perlu mengakses web atau media sosial sehingga
18 31 bisa mendapatkan gambaran yang menyeluruh. Solusi yang terkait dengan big data antara lain : Cisco (MAPR), Hadoop, Teradata (Aster Data). b. Marketing Campaign. Bank melihat product campaign yang tidak dijalankan dengan strategi yang tepat tidak akan mengenai sasaran yang tepat. Bank perlu mentargetkan customer yang tepat dengan campaign yang tepat sehingga bank dapat mencapai return yang baik. Solusi marketing campaign tahun 2014 ini adalah Teradata (Teradata Marketing Application), dan Adobe (Digital Marketing Cloud) 4. Mobile Channel Development Bank juga melihat bahwa perkembangan channel digital dan mobile merupakan unsur yang sangat penting dalam strategi mereka di masa depan. Maka bank tahun 2014 berusaha membangun digital center dengan memanfaatkan solusi seperti internet banking dan mobile banking. a. Internet banking yang mendapat perhatian bank di Indonesia : EBWorx, Aprisma, dan FIS. b. Mobile banking yang diadopsi adalah solusi mobile banking native apps yang dapat berjalan di atas semua platform dan semua jenis mobile device. Solusi ini antara lain: Fiserv (Mcom), FIS. Teknologi-teknologi ini juga memungkinkan bank untuk mulai menerapkan bank nirkantor (branchless banking) dan program ini sepertinya akan terus bergulir sampai tahun 2015.
19 32 5. Regulasi Compliance Bank juga memperhatikan compliance terhadap regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Regulasi-regulasi yang menjadi perhatian bank adalah seperti Transaksi Kartu Kredit dengan PIN, NSICCS (National Standard Indonesia Chip Card Spesification), RTGS Generasi 2, ISO dan Laporan Bank Umum (Regulatory Reporting) dengan format XBRL Tantangan Bisnis Perbankan Perbankan sebagai perantara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana, nampaknya menghadapi tantangan nyata. Minimal ada (enam) 6 tantangan yang harus diselesaikan perbankan Indonesia : 1. Selisih antara bunga kredit dan bunga tabungan terlalu tinggi. Dalam perbankan Indonesia dewasa ini (Januari 2014), bunga tabungan hanya berkisar 7% pa sedangkan bunga kredit berkisar 10%, bahkan 30% untuk pinjaman tanpa agunan. Selisih antara funding dan lending lebih dari 10%pa. Wajar saja sektor perbankan merupakan incaran Investor Saham dan lulusan sarjana yang baru lulus. 2. Biaya perbankan yang berlebihan. Meski memiliki spread besar, bank mengaku memiliki untung kecil dengan rasionalitas biaya operasional dan investasi yang besar (ditunjukkan oleh BOPO, yaitu rasio antara Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional). Biaya operasional jelas meningkat sebab bank di Indonesia telah mengarah menjadi padat karya. Skala pembiayaan umum didasarkan kepada jumlah cabang (investasi) dan jumlah karyawan (operational
20 33 expenses). Bahkan beberapa bank menciptakan cabang bank yang hanya beda nama jalan. 3. Penetrasi perbankan ke usaha kecil dan informal lemah. Terlepas dari BRI yang porsi kredit usaha kecil dan kredit pedesaannya cukup dominan, hampir tidak ada bank lain yang masuk ke segmen ini. Bila bank memiliki mandat untuk membesarkan usaha kecil dan pedesaan, maka nampaknya kebijakan perbankan kita kurang efektif. 4. Kebijakan kredit yang kapitalistik, yang mendorong pembiayaan lebih pro kepada borrower besar. Memang benar bahwa praktek lending kita sangat dipengaruhi oleh kebijakan perbankan dunia barat, namun sudah saatnya kita harus menerima kondisi negara ini dengan belum adanya identifikasi tunggal, dan manajemen usaha yang lemah yang membuat analisa kredit berdasarkan hard data sangat tidak mungkin dilakukan. Bank titil, yaitu bank di pedesaan yang memberikan kredit mikro dan menagih harian terbukti membesarkan usaha pedesaan, demikian juga BRI misalnya yang mampu menghadapi kendala data ini dan melakukan pendekatan analisa non kapital yang berdasarkan kepemilikan asset. 5. Bunga tabungan yang terlalu rendah. Pemerintah seharusnya paham bahwa di satu pihak dengan bunga simpanan hanya berkisar 7% pa dan inflasi 8% maka telah terjadi negative rate, dan di pihak lain bahwa regulator keuangan tidak menyiapkan investment vehicle lainnya. Tanpa investment vehicle lainnya, pegawai dan pensiunan hanya memiliki pilihan aman pada perbankan nasional yang semuanya adalah Transactional Banking. Reksadana dan pasar saham
21 34 belum menjadi pilihan aman, entah karena kurang sosialisasi/edukasi masyarakat atau karena kurangnya jaminan pemerintah. Tanpa jaminan dari pemerintah di awal keberadaannya, akan sangat sedikit yang berpindah dari perbankan konvensional untuk berinvestasi 6. Perbankan rentan skandal. Hampir setiap kali Pemilu, perbankan Indonesia yang formalnya para deposannya dijamin selalu menghadapi skandal sistematik Perbandingan Bank Asing dan Bank Lokal Perizinan operasionalisiasi bank asing di Indonesia telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 22 ayat 1 (b) menyebutkan bahwa Bank Umum hanya dapat didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan badan hukum asing secara kemitraan. Selanjutnya pada Pasal 26 ayat 2 menyatakan bahwa warga negara Indonesia, warga negara asing, badan hukum Indonesia dan atau badan hukum asing dapat membeli saham Bank Umum, baik secara langsung dan atau melalui bursa efek. Dengan adanya Undang-Undang tersebut maka investor asing boleh memiliki hingga 99% aset bank yang mengakibatkan semakin banyaknya bank asing yang beroperasi di Indonesia Bank-bank dalam negeri berusaha untuk terus bersaing dengan bank asing yang masuk ke Indonesia. Saat ini perbankan nasional sudah didominasi oleh bank asing dan bank lokal yang dimiliki orang asing. Beberapa faktor yang membuat bank-bank asing berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu alasannya yaitu karena tingginya Net Interest Margin
22 35 (NIM) di perbankan Indonesia. Jika kita bandingkan, untuk bank asing di negara mereka masing-masing NIM yang di dapat hanya sekitar 2-3%. Sedangkan di Indonesia NIM yang di dapat rata-rata sebesar 6%. Dengan begitu banyaknya bank asing yang masuk ke Indonesia, pihak-pihak yang berwenang seperti Bank Indonesia dan industri perbankan nasional harus merespon hal ini dengan serius. Semua itu karena pastinya bank-bank asing yang masuk ke Indonesia akan datang dengan membawa sistem dan strategi bisnis terbaik mereka yang telah mereka implementasikan di negara mereka. Oleh sebab itu bank-bank nasional harus bisa bersaing dengan baik untuk bisa menyaingi bank-bank asing tersebut minimal setara dengan mereka. Bahkan lebih bagus jika sistem strategi yang diterapkan di bank-bank nasional harus lebih baik dari pada bank asing. Persaingan perbankan dianggap menjadi salah satu indikator penurunan tingkat margin perbankan. Hal ini dianggap dapat menguntungkan konsumen dan dianggap dapat membuat persaingan perbankan lebih kompetitif. Pembatasan aktivitas bank asing masuk ke daerah-daerah oleh Bank Indonesia (BI) ternyata dinilai tidak menguntungkan konsumen perbankan. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat kompetisi perbankan yang berakibat pada sulitnya menurunkan tingkat margin yang dinilai sangat tinggi.
BABt PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BABl PENDAHULUAN BABt PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut. Dimulai pada tahun 1983 ketika berbagai macam deregulasi mulai dilakukan pemerintah,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 III. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERBANKAN A. Sejarah Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pesat sejak dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober 1988 atau yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sejak dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pakto 1988.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi. Menurut Ismail (2010: 10) menyebutkan
Lebih terperinciekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF : : :
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti
Lebih terperinciKegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:
BAB I PENGENALAN BANK A. Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia Banco yang berarti Bangku Menurut UU No. 10 Tahun 1998, definisi Bank adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
Lebih terperinciMANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM
MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB I PENGERTIAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINYA 1. PENGERTIAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha
Lebih terperinciMANAJEMEN PERBANKAN 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5.
MANAJEMEN PERBANKAN BAB I PENGERTIAN BANK 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5. PERANAN BANK 1. PENGERTIAN BANK Bank secara sederhana dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi dan Aktivitas Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciSistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku
PENGENALAN BANK DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku Menurut UU no. 10 th 1998 Bank : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Nurmala (2006) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciEKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas
EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBab 10 Pasar Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini ada 3 (tiga) rujukan yaitu penelitian dari Maria Kristina Isabella R. Da Gama (2009), Novita
Lebih terperinciSejarah Dan Kegiatan Bank
Sejarah Dan Kegiatan Bank A.Sejarah Bank Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita Yuliani (2012) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR,LAR,APB,NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR
Lebih terperinciPENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS
KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang
Lebih terperinciPERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT
PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat memprihatinkan karena telah mengakibatkan sendi-sendi dan potensi ekonomi mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERBANKAN. /
ANALISIS KINERJA PERBANKAN Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga keuangan dan merupakan media penghubung antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran strategis dalam
Lebih terperinciBAB II INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal
BAB II INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2.1 Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Secara Umum Pada subab ini menjelaskan pengertian bank secara umum, jenis-jenis bank. Teori-teori yang ada di landasan teori ini mendukung dengan judul penelitian
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Lebih terperinciBAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank
BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Bank Definisi Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dewasa ini manajer keuangan memegang peran penting. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan
Lebih terperinciMenurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari hasil penelitian terdahulu. Dimana peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki keterkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Negara menetapkan rencana pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kemakmuran bagi seluruh anggota masyarakatnya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun
Lebih terperinciAKTIVITAS DAN PRODUK BANK
AKTIVITAS DAN PRODUK BANK Penghimpunan Dana Penghimpunan dana bertujuan untuk memperoleh penerimaan yang dilakukan melalui penyaluran dana Sumber: Dana sendiri Dana dari deposan Dana pinjaman Sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk kegiatan pendanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan tonggak sejarah dimana secara resmi PT Sampoerna Investama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penyimpanan benda berharga, membiayai perusahaan, dll
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Dalam penelitian ini akan dijelaskan teori-teori yang berkaitan dengan pokok bahasan skripsi, berikut ini penjelasannya : 2.1.1 Bank 1. Pengertian bank Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan
KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.
Lebih terperinciCAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :
1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR CAKUPAN DATA
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Neraca Analitis Bank Umum dan BPR 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Peranan bank dalam membangun perekonomian Indonesia diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai mediator
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan
Lebih terperinci