Keywords: Auricularia auricula, farming, marketing, efficiency
|
|
- Handoko Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Usahatani dan Pemasaran Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Agung Dwi Kurniawan 1), Agustono 2), Setyowati 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Prertania, Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract : This research aimed at knowing cost, revenue and the income of Black Jelly farming, knowing the efficiency of Black Jelly farming, analyzing margin and Gross Marketing Coefficient of marketing agency as well as the efficiency of Black Jelly economically in Kerjo Sub District, Karanganyar Regency. The basic method used in this research was analytical descriptive with survey technique. Data analysis method in this research was farming analysis with seeking cost concept, the calculation of R/C ratio, Gross Marketing Coefficient analysis, and Farmer s share analysis. The result of this research showed that based on total average of seeking cost of Black Jelly farming at Kerjo Sub District was IDR /farming/season or IDR /m²/season and the average the revenue of this farming method was IDR /farming/season or IDR /m²/season. The income average of Black Jelly farming was IDR /farming/season or IDR /m²/season. The value of R/C ratio was obtained based on the comparison of the revenue value with seeking cost value which was about 2,03 and it showed as profitable business. Marketing agency that received the highest GMC was big merchant. The best farmer s share value was in marketing pattern I with 66,18% for wet Black Jelly and marketing pattern II was 88,81% for dry Black Jelly. Keywords: Auricularia auricula, farming, marketing, efficiency Abstract : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jamur kuping, mengetahui efisiensi usahatani jamur kuping, menganalisis marjin dan Gross Marketing Coeficient lembaga pemasaran jamur kuping serta efisiensi secara ekonomis jamur kuping di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan teknik survey. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis usahtani dengan konsep biaya mengusahakan, perhitungan R/C rasio, analisis Gross Marketing Coeficient, dan analisis farmer s share. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan rata-rata Total Biaya Mengusahakan usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo adalah Rp /UT/MT atau Rp /m²/MT dan rata-rata Penerimaan usahatani Rp /UT/MT atau Rp /m²/MT. Pendapatan rata-rata usahatani jamur kuping Rp /UT/MT atau Rp /m²/MT. Nilai R/C rasio diperoleh berdasarkan perbandingan nilai penerimaan dengan nilai biaya mengusahakan diperoleh nilai sebesar 2,03 yang menunjukan sebagai usaha yang layak diusahakan. Lembaga pemasaran yang memperoleh nilai Gross Market Coefficient tertinggi adalah pedagang besar. Nilai Farmer s share paling baik terdapat pada saluran pemasaran I dengan nilai sebesar 66,18% untuk jamur kuping basah dan pada saluran pemasaran II dengan nilai sebesar 88,81% untuk jamur kuping kering. Kata Kunci : Jamur Kuping, Usahatani, Pemasaran, Efisiensi 1
2 PENDAHULUAN Jamur terutama jamur kuping merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai tinggi. Mengacu pada SK Pertanian No 511/Kpts/PD 310/9/2006, menetapkan sebagai komoditas binaan Direktorat Jenderal Hortikultura mencakup 323 jenis komoditas termasuk jamur kuping diantaranya. Peningkatan produksi jamur kuping memerlukan kebijakan perbaikan dalam pasar jamur kuping agar tidak jatuh nilai ekonominya. Pasar ekspor juga merupakan fokus dari pemerintah untuk menyerap hasil panen jamur kuping. Menurut data BPS Jawa Tengah dalam Angka 2014, Karanganyar merupakan daerah dengan produksi jamur kuping yang memiliki produktifitas 20,47 kg/m² atau lebih tinggi dari produktifitas rata-rata Jawa Tengah yaitu 15,59 kg/m². Kecamatan Kerjo merupakan daerah yang memiliki produksi tertinggi kedua setelah Kecamatan Karangpandan di Kabupaten Karanganyar sebesar 20,59 kg/m² dengan luasan panen sebesar m². Produksi jamur kuping yang tinggi dapat mempengaruhi penerimaan kepada petani. Jamur kuping yang dibudidayakan merupakan komoditas yang bernilai ekonomi.. Untuk pengambilan keputusan budidaya jamur kuping maka perlu adanya analisis usahatani dan pemasaran jamur kuping mengenai kelayakan usaha jamur kuping.. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar, (2) Mengetahui efisiensi usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar, (3) Menganalisis marjin dan Gross Marketing Coefficient pada lembaga pemasaran jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar, (4) Menganalisis efisiensi pemasaran secra ekonomis jamur kuping di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif analitis. Penentuan lokasi penelitian di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar karena memiliki produktifitas jamur kuping terbaik ke dua setelah Kecamatan Karangpandan, kemudian dengan teknik sensus dipilih seluruh petani dan lembaga pemasaran jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. Jumlah responden ditentukan dengan metode sensus sebesar 37 responden yang terdiri dari 33 petani jamur kuping dan 4 lembaga pemasaran jamur kuping. Besarnya Pendapatan merupakan total penerimaan dikurangi biaya total mengusahakan. Biaya mengusahakan yaitu biaya yang dihitung dari biaya alat-alat dari luar yang dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan usahataninya yang meliputi ( biaya benih, pajak, upah tenaga kerja, irigasi, selamatan, pengangkutan dan lain-lain) ditambah dengan biaya tenaga kerja keluarga sendiri. Efisiensi usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar yang telah dijalankan selama ini diketahui dengan menggunakan perhitungan R/C rasio. R/C rasio adalah singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal dengan nisbah antara penerimaan dan biaya. Gross Merket Coeficient merupakan Gross Marketing Marjin (Marjin Pemasaran Kotor) dibandingkan dengan penerimaan penjual. Penerimaan penjualan merupakan nilai total jumlah barang yang dijual dikali harga jual (Selling Price) (Padberg et al, 2002). Efisiensi ekonomi dari saluran pemasaran dapat dihitung dengan nilai persentase dari marjin pemasaran dan persentase bagian yang diterima petani. Nilai presentase marjin pemasaran dari tiaptiap saluran pemasaran dihitung dengan 2
3 menggunakan perhitungan besarnya Farmer Share. Tabel 1. Karakteristik Responden Petani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 No. Uraian Keterangan 1. Jumlah petani responden (orang) 33,00 2. Jumlah pedagang responden (orang) 4,00 3. Pekerjaan utama responden sebagai petani atau pedagang jamur kuping (orang) 3,00 4. Pekerjaan sampingan sebagai petani atau pedagang jamur kuping (orang) 34,00 5. Rata-rata umur petani (th) 49,00 6. Rata-rata umur pedagang (th) 53,00 7. Rata-rata pendidikan petani (th) 12,00 8. Rata-rata pendidikan pedagang (th) 15,00 9. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang) 1. Jumlah anggota keluarga 4,00 2. Aktif dalam usahatani 33,00 3. Persentase yang aktif dalam usahatani (%) 22,60 10 Rata-rata Jumlah anggota keluarga pedagang (orang) 1. Jumlah anggota keluarga 3,00 2. Aktif pemasaran 4,00 3. Persentase yang aktif dalam pemasaran 33,33 11 Modal sendiri (%) 100,00 12 Rata-rata pengalaman dalam usahatani jamur kuping (th) 4,00 13 Rata-rata pengalaman dalam pemasaran jamur kuping (th) 4,50 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukan petani jamur kuping yang digunakan sebagai responden berjumlah 37 orang terdiri dari 33 orang petani jamur kuping dan 4 orang pedagang jamur kuping. Pekerjaan utama responden mayoritas sebagai buruh bangunan dan petani padi sawah, sedangkan usahatani jamur kuping mayoritas adalah perkerjaan sebagai sampingan. Rata-rata umur petani dan pedagang responden adalah 49 tahun dan rata-rata umur pedagang jamur kuping adalah 53 tahun. Responden pada usia produktif masih dimungkinkan adanya peningkatan keterampilan, penerapan teknologi baru dan pengetahuan dalam mengelola usahatani dan pemasran jamur kuping. Rata-rata petani memiliki pengalaman dalam usahatani dan pemasaran jamur kuping 4-4,5 tahun, tetapi petani dan pedagang terus berusaha untuk 3 meningkatkan pengasilan yang diperoleh dan berani menangung resiko karena produk jamur kuping memiliki prospek yang baik. Rata-rata pendidikan petani jamur kuping adalah 12 tahun atau setara dengan pendidikan SMA dan rata-rata pendidikan pedagang jamur kuping adalah 15 tahun atau pernah mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Hal tersebut menggambarkan para petani memiliki tingkat pendidikan yang tinggi karena bisa dikatakan petani rata-rata lulusan sekolah menengah atas. Pendidikan yang tinggi memudahkan petani dalam mengadopsi teknologi baru dalam usahatani jamur kuping. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani yang aktif dalam usahatani jamur kuping dan pemasarann jamur kuping adalah 1 orang karena dalam usahatani jamur kuping tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga dan sebagaian besar petani berusahatani jamur kuping adalah merupakan kegiatan sampingan dan sebagai
4 kesibukan ibu rumah tangga. Modal usahatani jamur kuping 100% berasal dari modal sendiri yang diperoleh dari penghasilan pekerjaan utama. Tabel 2. Karakteristik Responden Lembaga Pemasaran Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 No. Uraian Status Lembaga Pemasaran Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer Jumlah (%) 1 Umur (tahun) 1. < , Jumlah ,00 2 Tingkat Pendidikan 1. Tamat SD 2. Tamat SLTP 3. Tamat SLTA ,00 4. Tamat S ,00 Jumlah ,00 3 Jumlah Tanggungan , ,00 Jumlah ,00 4 Lamanya Usaha (tahun) , ,00 Jumlah ,00 Tabel 2 menunjukan responden lembaga pemasaran berjumlah 4 orang, yang terdiri dari pedagang besar 1 orang, pedagang pengumpul 2 orang, dan 1 orang 4
5 pedagang pengecer. Keempat responden lembaga pemasaran berada pada usia produktif. Usia responden lembaga pemasaran masih termasuk dalam usia produktif sehingga mampu bekerja dengan baik karena didukung dengan fisik serta mental yang kuat dalam melaksanakan peran sebagai penyalur pemasaran jamur kuping. Tingkat pendidikan responden lembaga pemasaran sebanyak 2 orang atau 50% lulusan S1 yaitu 1orang pedagang besar dan 1 orang pedagang pengecer dan 2 orang atau 50% merupakan lulusan SLTA terdiri dari 2 orang pedagang pengumpul. Tingkat pendidikan rata-rata pada lembaga pemasaran adalah tamat SLTA dan S1. Biaya Mengusahakan Biaya mengusahakan merupakan biaya alatalat dari luar yang dikeluarkan petani yang meliputi (biaya benih, pajak, upah tenaga kerja, irigasi, selamatan, pengangkutan, dan lain-lain) ditambah dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga sendiri. Biaya mengusahakan yang dikeluarkan selama satu musim tanam, dinyatakan dalam satuan rupiah per usahatani dan per m² per musim tanam. Perhitungan komponen biaya mengusahakan terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya lainlain dapat dilihat sebagai berikut : 1. Biaya Tenaga Kerja Perhitungan penggunaan tenaga kerja dalam suatu usahatani dilakukan dengan menggunakan satuan Hari Kerja Pria (HKP). Satu hari kerja selama kurang lebih 8 jam kerja dari pukul WIB sampai WIB. Tenaga kerja yang digunakan baik dari keluarga maupun luar keluarga terdiri dari pria dan wanita, sehingga jika hari kerja wanita (HKW) 1 hari dikonversikan menjadi hari kerja rata-rata 0,67 HKP. Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Jamur Kuping dengan Satuan HKP /Ha tahun 2015 No. Uraian Per UT Per m² TK (HKP) TL (HKP) TK (HKP) TL (HKP) 1. Penyusunan Log 2,58 0,06 2. Sanitasi 9,35 0,20 3. Pemeliharaan 25,84 0,57 4. Pemanenan 5,68 0,13 5. Pasca Panen 3,42 0,07 Total HKP 44,29 2,58 0,97 0,06 Keterangan : TK : Tenaga Kerja Keluarga TL : Tenaga Kerja Luar Tabel 3 menunjukan bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja keluarga pada usahatani jamur kuping adalah 44,29 HKP per usahatani dalam satu masa tanam selama 6 bulan, sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja luar adalah 2,58 HKP per usahatani. Rata-rata kebutuhan penggunaan tenaga kerja luar adalah 2,58 HKP per usahatani. Rata-rata penggunaan tenaga 5 kerja keluarga adalah 0,97 HKP/m² sedangkan tenaga kerja luar adalah 0,06 HKP per m². Perbedaan penggunaan tenaga kerja tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan perawatan memerlukan tenaga cukup banyak dikarenakan terdapat kegiatan penyiraman selama 91 kali penyiraman selama satu masa tanam dari masa setelah
6 penyusunan baglog. Penyusunan dilakukan dengan menggunakan tenaga luar dikarenakan apabila dilakukan sendiri oleh pemilik tidak mampu maka digunakan tenaga kerja dari luar dengan prestasi 5-6 jam/1000 log/1hkp. Besar biaya penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4. Pada penerapan dilapangan penggunaan tenaga kerja pria lebih banyak digunakan daripada wanita. Biaya pemeliharaan merupakan komponen biaya terbesar karena kegiatan pemeliharaan berlangsung selama 6 bulan masa tanam. Biaya terkecil adalah biaya panen karena panen berlangsung tidak lebih dari 2 jam dan harus selesai dalam satu hari maka digunakan tenaga dalam jumlah banyak tetapi hanya satu hari. Biaya diperhitungkan berdasarkan upah harian untuk tenaga kerja pria sebesar Rp dan untuk wanita Rp Tabel 4. Total Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten KaranganyarTahun 2015 No. Uraian Per UT Per m² 1. Penyusunan Log Rp Rp Sanitasi Rp Rp Pemeliharaan Rp Rp Pemanenan Rp Rp Pasca Panen Rp Rp Total Rp Rp Tabel 5. Rata-Rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 No. Uraian Per Usahatani (Rp) Per m²(rp) 1. Log Rp Rp Listrik Rp Rp Air Rp Rp Pestisida a.kanon Rp Rp 826 b.talstar Rp Rp Gamping Rp Rp 285 Total Rp Rp Biaya Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana produksi usahatani. Tabel 5 menunjukan rata-rata biaya usahatani jamur kuping untuk pembelian per masa tanam adalah sebesar Rp per usahatani atau Rp per m² hal tersebut dikarenakan harga satu biji log adalah Rp Hal tersebut dikarenakan petani jamur kuping belum bisa membuat log sendiri sehingga masih 6 bergantung pada produsen baglog. Pembelian log dilakukan melalui pedagang besar yang dijual dengan sistem paket. Satu paket pembelian log berjumlah 4000 log membayar biaya pengiriman sebesar Rp /trip diluar harga log. Petani seluruhnya membeli dari pedagang besar dikarenakan terdapat jaminan jika baglog gagal tumbuh maka akan diganti pada pembelian masa berikutnya.
7 3. Biaya Lain-lain Tabel 6 menunjukan biaya penyusutan terbesar adalah biaya penyusutan kubung, karena kubung termasuk rak didalamnya merupakan ruangan tempat tumbuh jamur kuping yang terbuat dari bambu-bambu. Bambu dalam penggunaannya sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga memiliki nilai yang mahal. Biaya pembuatan kubung yang besar menjadikan kubung sebagai aset dengan nilai yang besar. Tabel 6. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 No. Uraian Per Usahatani (Rp) Per m² (Rp) 1. Kubung Rp Rp Pompa air Rp Rp Knapsack Rp Rp Selang Rp Rp Sapu Rp 525 Rp Alat Panen Rp Rp Termometer Rp Rp Mulsa Rp Rp.425 Terpal 2x3 Rp Rp 497 Sprayer Nozel Rp Rp Jumlah Rp Rp Tabel 7. Rata-Rata Biaya Lain-Lain pada Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 No. Uraian Per Usahatani (Rp) Per m² (Rp) 1. Pengiriman baglog Rp Rp PBB Rp Rp Transport Hasil Panen Rp Rp Biaya Penyusutan Rp Rp Total Rp Rp Biaya lain-lain meliputi biaya diluar usahatani tetapi mendukung kegiatan usahatani meliputi biaya pengiriman log, PBB, transport hasil panen dan biaya penyusutan. Tabel 7 menunjukan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan komponen biaya lain-lain pada usahatani jamur kuping. Hal tersebut dikarenakan PBB dibebankan setiap tahun sedangkan masa tanam jamur kuping hanya 6 bulan. Biaya penyusutan merupakan kompenen terbesar biaya lain-lain dikarenakan sebagian besar 7 alat dibeli dari luar dan petani tidak bisa membuat sendiri sehingga harganya mahal. Biaya tranport hasil panen muncul bagi petani yang mengantar hasil panen kepada pedagang. Hal tersebut dilakukan pada petani yang memiliki akses langsung ke pedagang besar dan tidak melalui pedagang pengumpul. Penjualan langsung bertujuan untuk mendapatkan nilai harga jual terbaik. Biaya pegiriman baglog timbul dikarenakan petani tidak dapat membuat baglog sendiri sehingga harus membeli dari luar. Biaya pengiriman ditanggung oleh
8 petani jamur kuping. Pembelian baglog dilakukan melalui pedagang pengumpul. Tabel 8 menunjukan bahwa rata-rata biaya mengusahakan usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp per usahatani per masa tanam atau Rp /m²/ MT. Biaya usahatani jamur kuping diperhitungkan selama satu masa tanam yaitu 6 bulan. Biaya terbesar adalah biaya sarana produksi dikarenakan komponen pembelian log dan penggunaan saprodi pertanian yang dibeli dari luar yang tidak bisa dihasilkan oleh petani sendiri. Biaya terkecil adalah biaya lain-lain yang tersusun oleh biaya transportasi, biaya penyusutan dan PBB yang memiliki nilai tidak besar. Tabel 8. Rata-rata Biaya Mengusahakan Usahatani Jamur Kuping per Masa Tanam di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun No. Uraian Per Usahatani (Rp) Per m² (Rp) 1. Biaya Sarana Produksi Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Biaya Lain-lain Rp Rp Total Rp Rp Tabel 9.Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2015 Panen Produksi Jamur Kuping Basah Produksi Jamur Kuping Kering ke- kg Harga (Rp) Jumlah (Rp) kg Harga (Rp) Jumlah (Rp) Penerimaan Rp/MT 1 273, , , , , , , , Total Penerimaan Usahatani Penerimaan adalah jumlah produksi/panen jamur kuping dikali harga per unit. Tabel 9 menunjukan besarnya nilai penerimaan usahatani jamur kuping. Pada panen I belum semua sobekan tumbuh jamur kuping dikarenakan ada sobekan yang tertutup lagi oleh miselium. Hal lain yang mempengaruhi belum tumbuhnya jamur kuping disemua sobekan yaitu kondisi misellium belum 8 100%. Produksi jamur kuping tertinggi adalah pada penen ke 2 yaitu sebanyak 452,39 kg/ut/mt dan panen ke-5 sebesar 83,03 kg/ut/mt untuk jamur kuping kering. Petani jamur kuping di Kecamatan Kerjo menjual jamur kuping basah untuk panen 1-4. Hal tersebut dikarenakan massa pada panen 1-4 lebih berat dibandingkan massa di panen pada panen ke 5-8. Panen 1-4 apabila dikeringkan maka petani yang
9 mengalami kerugian karena berat basah panen 1-4 bila sebesar 8-10 kg akan menjadi 1 kg berat kering sedangkan pada panen ke 5-8 berat 5-6 kg berat basah jamur kuping bila dikeringkan menjadi 1kg berat kering. Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dikurangi besar biaya mengusahakan. Tabel 10 menunjukan bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani jamur kuping per masa tanam adalah sebesar Rp /UT/MT atau Rp / m²/ MT. Tingkat pendapatan tersebut lebih tinggi dari petani Karangpandan Rp / m²/ MT (Christiana, 2012). Hal tersebut dikarenakan dalam penelitian Christiana (2012) jamur kuping basah Rp 7.994/kg dan kering Rp /kg sedangkan pada penelitian ini jamur kuping basah Rp 7.220/kg dan kering Rp /kg. Jamur kuping dapat diusahakan dengan lahan relatif sempit, sehingga tidak memerlukan lahan yang luas, pemeliharaannya tidak rumit dan bahan baku mudah didapat sehingga semakin menarik minat petani untuk mengembangkan usahanya dengan menambah jumlah log yang dibudidayakan. Tabel 10.Rata-rata Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun No. Uraian Per Usahatani (Rp/MT) Per m² (Rp/MT) 1. Penerimaan Usahatani Biaya Mengusahakan Pendapatan Usahatani Tabel 11. Penerimaan, Biaya Mengusahakan dan Efisiensi Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun No. Uraian Jumlah (Rp/m²/MT) 1. Penerimaan Rp Biaya Mengusahakan Rp Efisiensi Usahatani 2,03 Efisiensi Usahatani Penelitian tentang usahatani jamur kuping digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan dan efisiensi usaha. Perhitungan efisiensi usaha menggunakan R/C Rasio yang diperoleh dari total penerimaan usahatani jamur kuping dibagi dengan total biaya mengusahakan. Jika nilai R/C Rasio lebih dari satu maka usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo sudah efisien. Nilai R/C rasio usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo adalah pada Tabel 11. Penerimaan dan biaya usahatani jamur kuping yang digunakan untuk mencari efisiensi adalah besarnya penerimaan dan 9 biaya usahatani jamur kuping per masa tanam. Nilai RC Rasio usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo adalah 2,03 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan usahatani jamur kuping, petani adakan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2,03. Nilai R/C Rasio lebih besar daripada 1, sehingga usahatani jamur kuping di Kecamatan Kerjo sudah efisien dan layak diusahakan. Efisiensi Pemasaran Secara Ekonomis Tabel 12 menunjukan saluran pemasaran I memiliki marjin pemasaran sebesar Rp 4.780/kg untuk jamur kuping basah dan Rp 6.074/kg untuk jamur kuping kering. Marjin
10 pada saluran II yaitu sebesar Rp 4.784/kg untuk jamur kuping basah dan Rp 6.045/kg untuk jamur kuping kering. Saluran III memiliki marjin pemasaran sebesar Rp 4.780/kg untuk jamur kuping basah dan Rp 6.064/kg untuk jamur kuping kering. Efisiensi pemasaran secara ekonomis digambarkan dengan nilai farmer s share pada saluran I adalah 60,18% untuk jamur kuping basah dan 88,75% untuk jamur kuping kering. Farmer s share saluran pemasaran II sebesar 60,13% untuk jamur kuping basah dan 88,81% untuk jamur kuping kering. Farmer s share saluran pemasaran III sebesar 60,16% dan 88,77%. Petani memiliki farmer s share terbaik pada saluran I untuk jamur kuping basah dan saluran II untuk jamur kuping kering. Tabel 12. Perbandingan Total Biaya, Total Pendapatan dan Total Marjin Pemasaran serta Farmer s Share dari Ketiga Saluran Pemasaran Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun No. Uraian Saluran I Saluran II Saluran III Basah Kering Basah Kering Basah Kering 1. Total Biaya Pemasaran (Rp/kg) Total Pendapatan (Rp/kg) Marjin Pemasaran (Rp/kg, %) , , , , , ,23 4. Farmer s Share (%) 60,18 88,75 60,13 88,81 60,16 88,77 Tabel 13. Perbandingan Marjin Pemasaran Kotor (Gross Marketing Marjin), Jumlah Barang yang dijual (Quantity Marketed) dan Besarnya Selling Price (Harga Jual) dari Tahapan Pemasaran Jamur Kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer Basah Kering Basah Kering Basah Kering Selling Price (Rp) Buying price (Rp) Quatity marketed (kg) 3.079, Absolute Marketing Marjin (Rp/kg) Relative Marketing Marjin In relation to buying price (%) 10,82 2, , ,85 In relation to selling price (%) 9,76 2, ,77 16,67 3,70 Gross Marketing Marjin (Rp) Taxes 10
11 Subsidies Marketing charge (Rp) Fixed cost (Rp) Net Marketing Marjin (Rp) Gross Merket Coefficient 0,0976 0,0217 0,2000 0,0577 0,1667 0,0376 Marjin dan Gross Market Coefficient Tabel 13 menggambarkan rasio Gross Marketing Marjin dibandingkan dengan nilai penerimaan pemasaran, semakin besar nilai Gross Market Coefficient semakin besar pendapatan pedagang. Nilai Gross Market Coefficient pada pedagang pengumpul adalah 0,0976 untuk jamur kuping basah dan 0,0217 untuk jamur kuping kering. Nilai Gross Market Coefficient pada pedagang besar adalah 0,2000 untuk jamur kuping basah dan 0,0577 untuk jamur kuping kering. Nilai Gross Market Coefficient pada pedagang pengecer adalah 0,1667 untuk jamur kuping basah dan 0,0376 untuk jamur kuping kering. Pola saluran pemasaran jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 1. 1 Gambar 1 menunjukan pola saluran pemasaran jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. Saluran Pemasaran I petani menjual jamur kuping melalui pedagang pengumpul. Hasil panen jamur kuping akan dilakukan pengambilan oleh pedagang pengumpul yang merupakan perpanjangan tangan dari pedagang besar. Harga diterapkan merupakan harga ditentukan oleh pedagang besar. Penjualan jamur kuping yang dilakukan petani berdasarkan informasi pasar dari sesama petani di luar daerah seperti petani jamur kuping di Kecamatan Karangpandan. Hal tersebut dikarenakan lokasi petani jamur kuping yang tidak jauh dan sering 11
12 berkunjung ke pasar Karangpandan dan memiliki hubungan keluarga dengan petani jamur kuping di Kecamatan Karangpandan. Hasil penjualan jamur kuping dari pedagang pengumpul dijual ke pedagang besar. Pedagang besar melakukan pengemasan jamur kuping kering dan dijual ke pedangan pengecer dan sebagian besar dikirim melalui ekspedisi menuju Jakarta, Bandung dan Wonosobo. Pasar terbesar jamur kuping Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar adalah Jakarta dan Bandung. Saluran II petani jamur kuping menjual hasil panen langsung ke pedagang besar. Penjualan langsung ke pedagang besar dilakukan karena akses ke pedagang besar lebih dekat jarak tempuhnya. Jamur kuping memiliki sifat yang cepat rusak dan tidak tahan lama apabila tidak dikeringkan. Petani mengalami kerugian apabila menunggu kedatangan pedagang pengumpul karena jamur kuping telah mengalami penurunan kualitas dan harganya jatuh sehingga lebih baik langsung dijual. Struktur pasar yang ada dalam pemasaran jamur kuping di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar adalah pasar oligopoli. Keadaan pasar oligopoli memiliki ciri banyak penjual dengan sedikit pembeli. Keadaan pasar yang demikian mengakibatkan nilai tawar dari petani menjadi lebih rendah dari pedagang sehingga setiap perilaku petani jamur kuping dalam menjual hasil panen akan mendorong petani lain untuk bereaksi. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian yaitu (1) Total Biaya Mengusahakan Usahatani jamur kuping ratarata adalah Rp /UT/MT atau Rp /m²/MT. Rata-rata Penerimaan Usahatani jamur kuping adalah Rp /UT/MT atau Rp /m²/MT. Pendapatan rata-rata usahatani jamur kuping adalah Rp /UT/MT atau Rp /m²/mt. (2) Perhitungan R/C rasio menunjukan usahatani jamur kuping merupakan usaha dengan nilai 2,03 yang berarti usahatani jamur kuping layak diusahakan. (3) Dari perhitungan besar nilai Gross Market Coefficient diperoleh bahwa nilai Market s Share dari pedagang besar merupakan nilai yang tertinggi daripada pedagang pengecer dan pedangan pengepul. Hal tersebut menunjukan bahwa pedagang besar menikmati proposi pendapatan terbesar dari kegiatan pemasaran jamur kuping baik jamur kuping basah maupun kering. Pedagang pengumpul memiliki nilai Gross Market Coefficient terkecil sehingga memiliki proposi terkecil pendapatan dari kegiatan pemasaran jamur kuping. Hal tersebut sesuai hipotesis dimana pedagang besar memiliki nilai Gross Market Coefficient tertinggi. (4) Efisiensi pemasaran secara ekonomis digambarkan dengan nilai farmer s share pada saluran I adalah 60,18% untuk jamur kuping basah dan 88,75% untuk jamur kuping kering. Farmer s share saluran pemasaran II sebesar 60,13% untuk jamur kuping basah dan 88,81% untuk jamur kuping kering. Farmer s share saluran pemasaran III sebesar 60,16% dan 88,77%. Petani memiliki farmer s share terbaik pada saluran I untuk jamur kuping basah dan saluran II untuk jamur kuping kering. Saran yang diberikan adalah (1) Petani jamur kuping di Kecamatan Kerjo sebaiknya mencari alternatif pemasaran jamur kuping sehingga petani tidak bergantung pada pedagang besar. (2) Petani jamur kuping Kecamatan Kerjo sebaiknya dalam menjual jamur kuping basah melalui saluran I dan menjual jamur kuping kering pada saluran II untuk mendapatkan nilai farmer s share yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA BPS Nilai Ekspor dan Impor Indonesia. 12
13 Jakarta. diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul WIB.. Christiana Analisis Usahatani Jamur Kuping di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar[skripsi]. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Direktorat Jenderal Hortikultura Rencana Strategi Derektorat Jenderal Hortikultura Tahun Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementrian Pertanian Ekspor Komoditi Pertanian Subsektor Hortikultura. aplikasi.deptan.go.id diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul WIB.. Okwulehei and Ogoke Bioactive, Nutritional and Heavy Metal Constituents of Some Edible Mushrooms Found in Abia State of Nigeria. Abia State: Departement of Plant Science and Biotechnology, Michel Okpara University of Agriculture. Padberg DI et all Agro-Food Marketing. USA: CABI Internasional.. Rahayu Analisis Kelayakan Finansial Rencana Usaha Budidaya Jamur Kuping Pada Usaha Agribisnis Jamur Lestari, Bandung[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor.. Rosita Analisis Pemasaran Jahe (Zingiber Officinale) di Kabupaten Karanganyar. [skripsi]. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Wira Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Pada The Pinewood Farm di Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institute Pertanian Bogor. 13
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAMUR KUPING DI KECAMATAN KERJO KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN JAMUR KUPING DI KECAMATAN KERJO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : Agung Dwi Kurniawan H1813001 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 ANALISIS USAHATANI
Lebih terperinciHasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04
Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Jamur Kuping per Periode Tanam di Kabupaten Sukoharjo No. 1. 2. 3. Uraian Penerimaan usahatani Biaya usahatani Pendapatan usahatani Hasil
Lebih terperinciEFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR
SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG
131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract
Lebih terperinciANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME
Lebih terperinciSEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO
SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Lebih terperinciNo. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56
No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHATANI DAN PEMASARAN MELON DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI
9 Buana Sains Vol No : 9-6, 0 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI DAN PEMASARAN MELON DI KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI A. Zubaidi dan A. A. Sa`diyah PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciRANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP
AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 121-129 ISSN : 1411-1063 RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP Mahfud Hidayat, Pujiharto, Sulistyani Budiningsih Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY
AGRIC Vol.26, No. 1 & No.2, Juli - Desember 2014: 12-19 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY Umi Barokah,
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)
ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN
72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun
Lebih terperinciLampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster
43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (pusposive). Alasan
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN Fitri Dian Purnamasari, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI DAN TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM DI KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS EFISIENSI DAN TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Fatahu Rohmat, Erlyna Wida Riptanti, Suprapto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl.
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
33 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 282-287, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of watermelon farming
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA MUARA PERIKAN KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTAMADYA PAGARALAM
ISSN: 14128837 ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA MUARA PERIKAN KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTAMADYA PAGARALAM INCOME AND MARKETING ANALYSIS OF BROCCOLI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
III. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menggali fakta- fakta di lapangan kemudian dianalisis dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK
ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun Bill Clinton Siregar*), Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si**), Ir. M. Jufri, M.Si**)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.
37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI
AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciII. HASIL DAN PEMBAHASAN
II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Mubyarto (1989) usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciUSAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR
USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR Joseph Nugroho, Agustono, Umi Barokah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan
Lebih terperinciElvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran
ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciDAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT
EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM KPJI
V. GAMBARAN UMUM KPJI 5.1 Sejarah KPJI Usaha Komunitas Petani Jamur Ikhlas (KPJI) merupakan sebuah usaha kelompok yang terdiri dari beberapa petani, yang dipimpin oleh Pak Jainal. KPJI berdiri di Desa
Lebih terperinciNurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District
Lebih terperinciDelianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN BIBIT KARET RAKYAT (Hevea brasilliensis Muell Arg.) ( Studi Kasus : Desa Naga Jaya I, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun) Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 4 (1) :75 83, Februari 2016 ISSN : 23383011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Marketing Analysis of Shallot In Oloboju Village Sigi Biromaru
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO
BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN
AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.63-70 ISSN 2302-1713 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN Cindy Dwi Hartitianingtias, Joko Sutrisno, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 30-34 30 STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Marketing Carrot Study (Daucus carota L.) in Citeko Village Cisarua
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017
ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN SISTEM TEGEL DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Comperative Analysis of Jajar Legowo Rice Farming Planting System
Lebih terperinciMaqfirah Van Tawarniate 1, Elly susanti 1, Sofyan 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISISS PEMASARAN KENTANG DI KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH (Analysis Of Potato Marketing In Bukit District Of Bener Meriah Regency) Maqfirah Van Tawarniate, Elly susanti, Sofyan Program Studi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu
II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Lebih terperinciEfisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka
Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka Suhaeni 1, Karno 2, Wulan Sumekar 2 1 Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNMA 2 Program Magister Agribisnis
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN SISTEM TANAM TUGAL DAN SISTEM TANAM SEBAR DI DESA BOGOTANJUNG KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI
STUDI KOMPARATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN SISTEM TANAM TUGAL DAN SISTEM TANAM SEBAR DI DESA BOGOTANJUNG KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI Candra Ayu Budi Saputri, Sugiharti Mulya Handayani, Susi Wuri Ani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciOleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptana poir.) (Suatu Kasus di Desa Budiasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis) Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep
Lebih terperinciFaidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG( Zea Mays) DI DESA DOSROHA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS USAHATANI JAGUNG( Zea Mays) DI DESA DOSROHA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA ANALYSIS OF CORN FARMING IN DESA DOSROHA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 343-349, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis of Income and The Feasibility
Lebih terperinciKontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)
Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.
Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency
Lebih terperinciOleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 2 (Zea mays Linn.) (Suatu Kasus di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro,
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PALA DI KAMPUNG TALAWID KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE ABSTRACT
ANALISIS USAHATANI PALA DI KAMPUNG TALAWID KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE (Analysis Nutmeg Farming in Talawid Village, Kendahe Sub District, Sangihe Islands Regency) ABSTRACT Nolvi Sanggel.
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI
ANALISIS PEMASARAN STROBERI DI KABUPATEN KARANGANYAR (STUDI KASUS DI KECAMATAN TAWANGMANGU) SKRIPSI Oleh: RISA TRI YUNIARSIH H0809097 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2013
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG
DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam
Lebih terperinciANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.
ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR Trihasanah 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI
Lebih terperinciANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE
ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN
KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Tri Santoso, Uswatun Hasanah, dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 310-315, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI Analysis of The Farmer Income
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN
ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN THE ANALYSE OF INCOME SWADAYA FARMERS PATTERN IN PANGKALAN KURAS SUB-DISTRICT PELALAWAN REGENCY Masrayani
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L) DAN PEMASARANNYA DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
ANALISIS USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L) DAN PEMASARANNYA DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG On-Farm and Marketing Analysis of Broccoli in Sumber Urip Selupu Rejang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dari petani
Lebih terperinciBESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG
44 BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG (Its Outgrows Chili Contribution Outgrow( Capsicum annum L ) To Rice Farmer Income
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) WANDA ARUAN, ISKANDARINI, MOZART Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 350-355, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI The Analysis of Income and
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2
KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT Yusuf 1 dan Rachmat Hendayana 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak
DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Armenia Ridhawardani 1, Pandi Pardian 2 *, Gema Wibawa Mukti 2 1 Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran 2 Dosen Dept. Sosial Ekonomi
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO
KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, sejak bulan Februari sampai bulan April 2013 dengan lokasi penelitian di Kecamatan Tilongkabila,
Lebih terperinci