BAB IV ANALISIS HASIL
|
|
- Djaja Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS HASIL 4.1 Karakteristik Umum Bangunan Hotel Pullman Gadog ini tepatnya di wilayah Ciawi Bogor. Hotel ini terdiri dari beberapa fungsi bangunan utama yaitu Main Building, Conference area, Guest Wing dan Villa. Gambar tata letak untuk area-area tersebut sebagai berikut : Gambar 4.1 Tata Letak Bangunan dan Gambar Potongan tampak Hotel Pullman Gadog Ciawi 37
2 Tabel 4.1 Luasan Bangunan No Bangunan Luas (m2) 1 Bangunan Utama (Main Building) Bangunan Utama - Restautant - Spa 2 Hotel Kamar (202 Kamar) - Balkon - Area Publik, Sirkulasi, Lift dan Tangga - Boh & ME 3 Conference Area Ballroom dan Meeting Room - Sirkulasi area, Lift dan Tangga - Boh - Ruang ME - Parkir Basemen 4 Villa Villa 1 Kamar (9 Unit) - Villa 2 Kamar (5 Unit) - Villa 3 Kamar (6 Unit) - Presiden Villa (1 Unit) Total Luasan (m2)
3 Gambar 4.2 Site Plan Guest Wing Timur Gambar 4.3 Site Plan Guest Wing Barat 39
4 Guest Wing adalah bangunan untuk Hotel yang terdiri dari 9 (sembilan) wing. Yang masing-masing mempunyai jumlah kamar dan luas area seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Jumlah kamar dan luasan per masing-masing wing Lokasi Tipe Kamar Jumlah Kamar (Unit) Luas Area (m2) WING A WING B Family Room Bed Room 4 19,34 Living Room 4 32,66 Superior 28 32,14 Fresh air (Pre-cooling) 4 276,98 Electric 1 15,96 House Keeping 1 13,35 Family Room Bed Room 4 19,34 Living Room 4 32,66 Superior 16 32,14 Fresh air (Pre-cooling) 4 180,56 Electric 4 15,96 House Keeping 1 21,73 WING C Deluxe Room 20 29,75 Fresh air (Pre-cooling) 4 148,75 WING D Deluxe Room 16 29,75 Family Room Bed Room 4 32,14 Living Room 4 32,14 Fresh air (Pre-cooling) 4 119,00 House Keeping 4 46,37 WING E Family Room Bed Room 4 19,36 Living Room 4 32,66 Deluxe Room 16 29,75 Fresh air (Pre-cooling) 4 171,00 40
5 Lokasi WING G Tipe Kamar Jumlah Kamar (Unit) Luas Area (m²) Executive Bed Room 4 19,03 Living Room 4 27,94 Superior 16 32,14 Fresh air (Pre-cooling) 4 175,53 WING H Superior 24 19,36 Fresh air (Pre-cooling) 4 192,84 House Keeping 4 46,41 WING J Superior 28 32,14 Executive Bed Room 4 19,03 Living Room 4 27,94 Fresh air (Pre-cooling) 4 271,95 Gambar Rencana Interior untuk kamar Hotel Pullman Tipe Deluxe, Family dan Stadard seperti dibawah ini : 41
6 Gambar 4.4 Kamar Hotel Pullman Gadog 42
7 Gambar 4.5 Deluxe Room Gambar 4.6 Family Room 4.2 Parameter Beban pendinginan Temperatur/ suhu sebagai acuan perencanaan masing-masing area mengacu pada parameter beban pendinginan Tata Udara. Hasil ratio (Btuh/m2) adalah dari konversi ton refrigerasi dibandingkan dengan parameter temperatur yang ingin dicapai pada suatu area dengan formula : 43
8 Ratio (Buth/m2) = 1 ton refrigerasi (TR) / suhu yang ingin dicapai ( C) = 1 TR / 20 ( C) = Btuh / 20 ( C) = 600 btuh/ m2 Perhitungan untuk ratio area lain ada pada tabel dibawah ini Tabel 4.3 Parameter ratio beban pendinginan tata udara No. Room AC / MV Temperatur ( C) db Ratio (Btuh/m2) 1 Guest rooms and suite AC 21 C ± 1 C Guest room bathrooms & toilet AC / MV 23 C ± 1 C Corridors AC 23 C ± 1 C Small meeting rooms AC 21 C ± 1 C (< 25 people) 5 Large meeting rooms AC 22 C ± 1 C Public areas such as reception hall, reception, restaurant, bars AC 22 C ± 1 C AC / 7 Linen room MV 24 C ± 1 C Public sanitary facility & public AC / 8 toilet MV 23 C ± 1 C Administration and offices AC 23 C ± 1 C Sport & fitness room AC 21 C ± 1 C Switch, computer room AC 26 C ± 1 C Luggage room AC 25 C ± 1 C Kitchen AC / MV 26 C ± 1 C Dinning room AC 24 C ± 1 C Function hall, ballroom, 15 conference AC 22 C ± 1 C Analisis Perhitungan Beban Pendinginan Berdasarkan data luasan dan parameter-parameter yang diperhitungkan diatas total kapasitas (Btu/h) diperoleh dari luasan area (m 2 ) dikalikan besarnya ratio (Btuh/ m 2 ) kebutuhan pendinginan. Dengan contoh perhitungan untuk Area Wing A Bed Room (4 unit kamar) yaitu : 44
9 Total kapasitas (Btu/h) = Luas area (m 2 ) x Ratio (btuh/ m 2 ) = (4 unit kamar x Luas Area (m 2 )) x Ratio (btuh/ m 2 ) = 4 x 19,34 m 2 x 500 btuh/ m 2 = Btu/h Formula tersebut diatas berlaku untuk area-area yang lain dan masing-masing sebagai berikut seperti dalam Tabel 4.4 Tabel 4.4 Analisis Kapasitas Beban Pendingin Gedung Tipe Kamar Jumlah Kamar (Unit) Luas Area (m 2 ) ratio btuh/m2 Kapasitas (Btu/h) (Total Kapasitas (Btu/h) WING A WING B Family Room Bed Room 4 19,34 500, Living Room 4 32,66 500, Superior 28 32,14 400, Fresh air (Pre-cooling) 4 276,98 50, Electric 1 15,96 300, House Keeping 1 13,35 300, Sub total : Family Room Bed Room 4 19,34 500, Living Room 4 32,66 500, Superior 16 32,14 400, Fresh air (Pre-cooling) 4 180,56 50, Electric 4 15,96 300, House Keeping 1 21,73 300, Sub total : WING C Deluxe Room 20 29,75 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 148,75 50, Sub total : WING D Deluxe Room 16 29,75 500, Family Room Bed Room 4 32,14 500, Living Room 4 32,14 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 119,00 50, House Keeping 4 46,37 300, Sub total :
10 Gedung WING E Tipe Kamar Jumlah Kamar (Unit) Luas Area (m²) ratio btuh/m2 Kapasitas (btu/h) Total Kapasitas (btu/h) Family Room Bed Room 4 19,36 500, Living Room 4 32,66 500, Deluxe Room 16 29,75 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 171,00 50, Sub total : WING F Deluxe Room 12 29,75 500, Superior 8 32,14 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 153,53 50, House Keeping 4 46,41 300, Mens Pool Toilet 1 32,14 300, Womens Pool Toilet 1 32,14 300, Kids Club 2 65,70 300, Sub total : WING G Executive Bed Room 4 19,03 500, Living Room 4 27,94 500, Superior 16 32,14 400, Fresh air (Pre-cooling) 4 175,53 50, Sub total : WING H Superior 24 19,36 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 192,84 50, House Keeping 4 46,41 300, Sub total : WING J Superior 28 32,14 500, Executive Bed Room 4 19,03 500, Living Room 4 27,94 500, Fresh air (Pre-cooling) 4 271,95 50, Sub total :
11 Tabel 4.5 Rekapitulasi Kapasitas Beban Pendingingan Hotel Wing Btu/h TR A ,0 B ,0 C ,3 D ,2 E ,4 F ,7 G ,9 H ,2 J ,9 TOTAL ,4 Dari hasil analisis didapatkan nilai kapasitas pendinginan Hotel Wing A, B, C, D, E, F, G, H, J adalah sebesar Btu/h, dimana 1 TR = Btuh, jadi total kapasitas pendinginan dalam satuan ton refrigerasi (TR) : Total (TR) = / = 313,4 TR 4.4 Analisis Perhitungan Biaya Pembangunan Perhitungan biaya investasi dan biaya konsumsi energi listrik diambil dari data sekunder/ salah satu vendor dan tarif dasar PLN diambil dari tariff yang berlaku tahun Sistem Air Conditioning Split Wall Biaya investasi untuk Air Conditioning tipe Split Wall dengan kapasitas sebesar btuh atau TR adalah dengan komponen-komponen yang diperhitungkan dalam biaya investasi yaitu pengadaan dan pemasangan sistem Air Conditioning Split : Unit AC Split, Pengkabelan daya dan kontrol, pipa refrigerant, pipa drain dan Panel. Biaya investasi Pengadaan dan Pemasangan Sistem AC Split sebagai berikut : Tabel 4.6 Biaya Investasi Sistem AC Split No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) 1. Pengadaan dan pemasangan AC split tipe wall (Indoor/ outdoor unit) : Wing A (44,0 TR) : Rp Rp
12 No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Pengadaan dan pemasangan pipa refrigerant (liquid/ gas) dari bahan tembaga lengkap dengan isolasi termasuk pipa drain : Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Pengadaan dan pemasangan kabel power dan kabel kontrol : Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Pengadaan dan pemasangan Panel Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp
13 No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Sub total Rp PPN 10% Rp TOTAL Rp Harga ratio (rupiah) / TR = Total biaya investasi (Rupiah) / kapasitas (TR) = Rp / 313,4 TR = Rp / TR Sistem Air Conditioning VRV Biaya investasi untuk Air Conditioning tipe VRV dengan kapasitas sebesar btuh atau TR adalah dengan komponen-komponen yang diperhitungkan dalam biaya investasi yaitu pengadaan dan pemasangan sistem Air Conditioning : Unit AC VRV, Pengkabelan daya dan kontrol, pipa refrigerant, pipa drain dan Panel. Biaya investasi Pengadaan dan Pemasangan Sistem AC Variable Refrigerant Volume (VRV) sebagai berikut : Tabel 4.7 Biaya Investasi Sistem AC Variable Refrigerant Volume (VRV) No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) 1. Pengadaan dan pemasangan AC tipe VRV (Indoor/ outdoor unit) : Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp
14 No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) 2. Pengadaan dan pemasangan pipa refrigerant, rifnet dari bahan tembaga lengkap dengan isolasi termasuk kabel kontrol drain : Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Pengadaan dan pemasangan Panel Rp Wing A (44,0 TR) : Rp Wing B (31,0 TR) : Rp Wing C (27,3 TR) : Rp Wing D (37,2 TR) : Rp Wing E (31,4 TR) : Rp Wing F (37,7 TR) : Rp Wing G (27,9 TR) : Rp Wing H (27,2 TR) : Rp Wing J (49,9 TR) : Rp Sub total Rp PPN 10% Rp TOTAL Rp Harga ratio (rupiah) / TR = Total biaya investasi (Rupiah) / kapasitas (TR) = Rp / 313,4 TR = Rp / TR Sistem Water Cooled Chiller Biaya investasi untuk Air Conditioning Water Cooled Chiller dengan kapasitas sebesar btuh atau TR adalah dengan komponenkomponen yang diperhitungkan dalam biaya investasi yaitu pengadaan dan pemasangan sistem Air Conditioning : Water Cooled Chiller, AHU/ FCU, 50
15 Pompa, Cooling Tower, Katup-katup (valve-valve), pemipaan, ducting, Panel dan kabel. Nilai Estimasi biaya investasi Pengadaan dan Pemasangan Sistem Water Cooled Chiller sebagai berikut : Tabel 4.8 Biaya Investasi Sistem Water Cooled Chiller No Item Pekerjaan Jumlah (Rupiah) 1. Pengadaan dan pemasangan Water Cooled Rp Chiller, kapasitas 313,4 TR 2. Pengadaan dan pemasangan Air Handling Rp Unit (AHU)/ Fan Coil Unit (FCU) kapasitas total 313,4 TR 3. Pengadaan dan pemasangan Pompa chiller Rp water 4. Pengadaan dan pemasangan Cooling Tower Rp lengkap dengan pompa condesor 5. Pengadaan dan pemasangan pemipaan Rp chiller bahan pipa BS kelas medium lengkap dengan isolasi pipa dan aksesories 6. Pengadaan dan pemasangan ducting/ Rp cerobong AC bahan BJLS atau PU lengkap dengan diffuser, griller dan damper 7. Pengadaan dan pemasangan katup-katup Rp (valve) (Butterfly valve, strainer, 2 way valve, pressure gauge, thermometer dan aksesories 8. Pengadaan dan pemasangan Panel dan Rp kabel power/ kabel kontrol Sub total Rp PPN 10% Rp TOTAL Rp
16 Harga ratio (rupiah) / TR = Total biaya investasi (Rupiah) / kapasitas (TR) = Rp / 313,4 TR = Rp / TR 4.5 Analisis Perhitungan Biaya Pemakaian Energi Listrik Coefficient of Performance (COP) merupakan nilai efisiensi dari mesin pendingin (Air Conditioning) yang besarnya diperoleh dari perbandingan kapasitas pendinginan (kw cooling) dengan kw listrik. Formula untuk menentukan kw listrik adalah sebagai berikut : COP = Qo (kapasitas pendinginan (kw Cooling) W (kw listrik) Jadi besaran daya listrik W (kw listrik) adalah sebagai berikut : Dimana, Qo = kapasitas pendinginan (kw cooling) W = kapasitas daya listrik (kw listrik) = (hasil perhitungan diatas total kapasitas btuh) 1 TR = btuh = kw = 3513,7 watt Qo = (total kw cooling/ btuh) x 3,513 kw = ( / ) x 3,513 kw = kw Jadi total kapasitas pendinginan (kw cooling) = kw Besaran Coefficient of Performance (COP) bedasarkan SNI untuk AC split, AC VRV dan Chiller adalah sebagai berikut : a. COP untuk Air Conditioning Split minimum = 2,6 (SNI kapasitas < btuh) b. COP untuk Air Conditioning VRV = 4,0 dan c. COP untuk Chiller = 5,2 (SNI kapasitas > 300TR) 52
17 4.6.1 Sistem AC Split Perhitungan total kapasitas daya listrik untuk AC split (W) adalah dengan formula seperti dijelaskan diatas sebagai berikut : W = Qo / COP = kw / 2,6 = 423,46 kw Biaya pemakaian energi listrik dalam 1 (satu) hari diasumsi 100% beban pemakaian dan waktu operasi 20 jam sehari. - Biaya pemakaian 1 hari = 20 jam x W x Rp ,78 = 20 jam x 423,46kW x Rp ,78 = Rp / hari - Biaya pemakaian 1 bulan = Rp x 30 hari = Rp (1 bulan) - Biaya pemakaian 1 tahun = Rp x 12 bulan = Rp (1 tahun) - Biaya pemakaian 5 tahun = Rp x 5 tahun = Rp (5 tahun) - Biaya pemakaian 10 tahun = Rp x 10 tahun = Rp (10 tahun) - Biaya pemakaian 15 tahun = Rp x 15 tahun = Rp (15 tahun) - Biaya pemakaian 20 tahun = Rp x 20 tahun = Rp (20 tahun) Sistem AC VRV Perhitungan total kapasitas daya listrik untuk AC VRV (W) adalah dengan formula seperti dijelaskan diatas sebagai berikut : W = Qo / COP = kw / 4 = 275,25 kw 53
18 Biaya pemakaian energi listrik dalam 1 (satu) hari diasumsi 100% beban pemakaian dan waktu operasi 20 jam sehari. - Biaya pemakaian 1 hari = 20 jam x W x Rp ,78 = 20 jam x 275,25kW x Rp ,78 = Rp / hari - Biaya pemakaian 1 bulan = Rp x 30 hari = Rp (1 bulan) - Biaya pemakaian 1 tahun = Rp x 12 bulan = Rp (1 tahun) - Biaya pemakaian 5 tahun = Rp x 5 tahun = Rp (5 tahun) - Biaya pemakaian 10 tahun = Rp x 10 tahun = Rp (10 tahun) - Biaya pemakaian 15 tahun = Rp x 15 tahun = Rp (15 tahun) - Biaya pemakaian 20 tahun = Rp x 20 tahun = Rp (20 tahun) Sistem AC Water Cooled Chiller Perhitungan total kapasitas daya listrik untuk AC Water Cooled Chiller (W) adalah dengan formula seperti dijelaskan diatas sebagai berikut : W = Qo / COP = kw / 5,2 = 211,73 kw Biaya pemakaian energi listrik dalam 1 (satu) hari diasumsi 100% beban pemakaian dan waktu operasi 20 jam sehari. - Biaya pemakaian 1 hari = 20 jam x W x Rp ,78 = 20 jam x 211,73kW x Rp ,78 = Rp / hari - Biaya pemakaian 1 bulan = Rp x 30 hari = Rp (1 bulan) 54
19 - Biaya pemakaian 1 tahun = Rp x 12 bulan = Rp (1 tahun) - Biaya pemakaian 5 tahun = Rp x 5 tahun = Rp (5 tahun) - Biaya pemakaian 10 tahun = Rp x 10 tahun = Rp (10 tahun) - Biaya pemakaian 15 tahun = Rp x 15 tahun = Rp (15 tahun) - Biaya pemakaian 20 tahun = Rp x 20 tahun = Rp (20 tahun) Tabel 4.9 Perbandingan biaya investasi dan konsumsi energi listrik Item AC Tipe Split Wall AC Tipe VRV AC Tipe Water Cooled Chiller Total daya Listrik (kw) 423,46 275,25 211,73 Biaya Investasi Rp Rp Rp Biaya konsumsi Energi Listrik : periode - 1 tahun Rp Rp Rp periode - 2 tahun Rp Rp Rp periode - 3 tahun Rp Rp Rp periode - 4 tahun Rp Rp Rp periode - 5 tahun Rp Rp Rp periode - 10 tahun Rp Rp Rp periode - 15 tahun Rp Rp Rp periode - 20 tahun Rp Rp Rp Dari tabel 4.9 dapat dibandingkan biaya investasi dan biaya konsumsi energi listrik dari ketiga sistem mesin pendingin. Mesin pendingin sistem Variable Refrigerant Volume membutuhkan biaya investasi paling besar, yaitu sebesar Rp ,00. Sedangkan, mesin pendingin sistem Split Wall 55
20 membutuhkan biaya investasi paling kecil, yaitu Rp ,00. Namun, konsumsi energi listrik dari mesin pendingin sistem Split Wall merupakan yang terbesar dibandingkan sistem VRV dan Water Cooled Chiller, yaitu sebesar 423,46 kw. Sehingga, mesin pendingin sistem Split Wall membutuhkan biaya konsumsi energi listrik sebesar, Rp ,00. Sedangkan, mesin pendingin sistem VRV dan Water Cooled Chiller, masing-masing membutuhkan biaya konsumsi energi listrik sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Tabel 4.10 Perbandingan biaya total (investasi dan konsumsi energi listrik) Item AC Tipe Split Wall AC Tipe VRV AC Tipe Water Cooled Chiller periode - 0 tahun Rp Rp Rp periode - 1 tahun Rp6,273,548,660 Rp9,951,698,315 Rp6,325,500,680 periode - 2 tahun Rp9,431,550,380 Rp12,004,406,795 Rp7,904,501,360 periode - 3 tahun Rp12,589,552,100 Rp14,057,115,275 Rp9,483,502,040 periode - 4 tahun Rp15,747,553,820 Rp16,109,823,755 Rp11,062,502,720 periode - 5 tahun Rp18,905,555,540 Rp18,162,532,235 Rp12,641,503,400 periode - 10 tahun Rp34,695,564,140 Rp28,426,074,635 Rp20,536,506,800 periode - 15 tahun Rp50,485,572,740 Rp38,689,617,035 Rp28,431,510,200 periode - 20 tahun Rp66,275,581,340 Rp48,953,159,435 Rp36,326,513,600 Setelah dibandingkan dalam periode 20 Tahun berdasarkan biaya total atau biaya investasi ditambakan dengan biaya konsumsi energi listrik pada periode tersebut. Dari waktu pengadaan hingga pemakaian periode 1 tahun, mesin pendingin tipe Split Wall membutuhkan biaya paling kecil, yaitu sebesar Rp ,00. Sedangkan, mesin pendingin tipe VRV membutuhkan biaya paling besar, yaitu sebesar Rp ,00. Pada periode 2 tahun, mesin pendingin tipe Water Cooled Chiller menjadi mesin pendingin yang membutuhkan biaya paling kecil, yaitu sebesar Rp ,00. Sedangkan, mesin pendingin tipe VRV masih menjadi mesin pendingin yang membutuhkan biaya paling besar, yaitu sebesar Rp ,00. Mesin pendingin tipe Split Wall merupakan mesin pendingin dengan biaya investasi yang paling kecil, tetapi membutuhkan biaya operasi atau konsumsi 56
21 energi listrik yang paling besar. Sehingga, pada periode 5 tahun, biaya total yang dibutuhkan oleh mesin pendingin tipe Split Wall adalah yang paling besar, yaitu Rp ,00. Pada periode 20 tahun, mesin pendingin tipe Split Wall membutuhkan biaya sebesar Rp ,00. Sedangkan, mesin pendingin tipe VRV dan Water Cooled Chiller memerlukan biaya yang jauh lebih kecil dibandingkan tipe Split Wall, yaitu masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 Perbandingan biaya total investasi dan operasional mesin pendingin Split Wall, tipe VRV, dan tipe Water Cooled Chiller dapat dilihat pada gambar 4.7. Billions Rp70.0 Rp60.0 Rp50.0 Biaya Total Rp Rp Biaya Rp40.0 Rp Rp30.0 Rp Rp20.0 Rp7.899 Rp Rp9.432 Rp Rp10.0 Rp4.747 Rp Rp7.905 Rp.0 Rp tahun AC Tipe Split Wall AC Tipe VRV AC Tipe Water Cooled Chiller Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Biaya Total (Investasi dan Konsumsi Energi Listrik) 57
TUGAS AKHIR PERTIMBANGAN PEMILIHAN TIPE AIR CONDITIONING BERDASARKAN INVESTASI JANGKA PANJANG PADA PROYEK HOTEL PULLMAN GADOG CIAWI
TUGAS AKHIR PERTIMBANGAN PEMILIHAN TIPE AIR CONDITIONING BERDASARKAN INVESTASI JANGKA PANJANG PADA PROYEK HOTEL PULLMAN GADOG CIAWI Disusun oleh : Nama : Moch. Sutik Supriyadi NIM : 41415110122 Jurusan
Lebih terperinciANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA
ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA Budi Yanto Husodo 1,Nurul Atiqoh Br. Siagian 2 1,2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PROSEDUR PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA. Penentuan Kondisi Ruang. Termal Dalam Gedung
32 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PROSEDUR PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA MULAI Fungsi Penentuan Kondisi Ruang Termal Dalam Gedung Data Gedung Perhitungan Beban Pendingin Data Cuaca & ` Iklim
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG INSTALASI TATA UDARA VRV SYSTEM KANTOR MANAJEMEN KSO FORTUNA INDONESIA JAKARTA PUSAT
PERANCANGAN ULANG INSTALASI TATA UDARA VRV SYSTEM KANTOR MANAJEMEN KSO FORTUNA INDONESIA JAKARTA PUSAT LASITO NIM: 41313110031 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Lebih terperinciTUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL
TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT
Lebih terperinciPertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN
AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:
Lebih terperinciBAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED)
BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED) 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Menggunakan program monitor dari Air Cooled 640 TR 3.2 Prosedur Standar acuan untuk Uji Air Cooled dengan menggunakan
Lebih terperinciSISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)
Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan
Lebih terperinciDisusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI
Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Kelas : XI TP A Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI Teknik Pendingin & Tata Udara 2010/2011 KATA PENGANTAR Allhamdulillahi rabbil alamiin, pertama-tama marilah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBab IV Analisis Kelayakan Investasi
Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas
Lebih terperinciV12 V10 V11 BAB IV BAHASAN UTAMA. 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin. Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran Analisa Penggunaan Chiller
4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin BAB IV BAHASAN UTAMA G3 V1 V2 V3 V4 G2 V5 V6 V7 V8 G1 V9 V10 V11 V12 Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran 4.1.1 Analisa Penggunaan Chiller [Oventrop Technical Training]
Lebih terperinciGambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013
1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan
Lebih terperinciBAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG
BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG 3.1 Ketentuan Rancangan Instalasi Tata Udara Gedung Rancangan instalasi tata udara gedung adalah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan
Lebih terperinciBAB III BAHASAN UTAMA
BAB III BAHASAN UTAMA 3.1. Diagram Alir Perancangan Tata Udara Gambar 3. 1. Diagram alir prancangan [3] 3.2. Perancangan Tata Udara Dalam merancang suatu sistem tata udara, seorang perancang harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan atau gedung bertingkat banyak dijumpai di kota besar, seperti DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran, bahkan sekolah / kampus
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM
LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )
BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) 4.1 SYSTEM AIR CONDITIONING Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM TATA UDARA PT. INDORAMA SYNTHETICS,TBK JATILUHUR TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM TATA UDARA PT. INDORAMA SYNTHETICS,TBK JATILUHUR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Sarjana Strata 1 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciJenis-jenis AC di Pasaran. 1. AC Window, Merupakan Jenis AC dimana semua komponen AC terdapat didalam kotak plat sehingga menjadi satu unit.
AIR CONDITIONING Jenis-jenis AC di Pasaran 1. AC Window, Merupakan Jenis AC dimana semua komponen AC terdapat didalam kotak plat sehingga menjadi satu unit. 2. AC SPLIT komponen AC dibagi menjadi dua unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,
Lebih terperinciBAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara
24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.
Lebih terperinciCommissioning & Maintenance of Air Conditioning System
Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 29 July 2009 Commissioning of Air Conditioning System Commissioning
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MESIN PENDINGIN (AC SPLIT) 1PK DENGAN PENAMBAHAN ALAT AKUMULATOR MENGGUNAKAN REFRIGERAN MC-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Rancangan Evaporative Cooling pada Kondensor Penambahan evaporative cooling (EC) pada kondensor akan menurunkan temperatur masukan ke kondensor, sehingga tekanan kondensor
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22
ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RIKARDO GOODLAS MANURUNG
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA State of the art penelitian Residential Air Conditioning (RAC) didisain untuk memindahkan kalor dari dalam ruangan (indoor) dan membuangnya ke bagian luar ruangan atau ke lingkungan
Lebih terperinciKONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DAN SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG. Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung
KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DAN SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung 1. SISTEM SISTEM AC 2. PRINSIP KONSERVASI PADA AC 3 KASUS Indonesia iklim tropis Indonesia berada
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4
BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan
Lebih terperinciSISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG
SISTEM TATA UDARA (AC) PADA BANGUNAN GEDUNG Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2015 Sistem Pengkondisian Udara (AC) TATA UDARA Daerah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DIAGRAM PERENCANAAN DAN TEST UJI TERHADAP UNIT SISTEM AC 4.1. WaktudanTempatPenelitian Penelitianinidilakukanmulaitanggal 15 Januari 2014 sampai 8 Maret 2014 denganmengambiltempat di The
Lebih terperinciKonservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung
Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung 1. Ruang lingkup 1.1. Standar ini memuat; perhitungan teknis, pemilihan, pengukuran dan pengujian, konservasi energi dan rekomendasi sistem tata
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA KINERJA CHILLER WATER COOLED PADA PROYEK SCIENTIA OFFICE PARK SERPONG
TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA CHILLER WATER COOLED PADA PROYEK SCIENTIA OFFICE PARK SERPONG Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Farid
Lebih terperinciAhmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *
ANALISA EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA AIR KONDENSAT PADA AC SPLIT 1,5 PK TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI (EER) Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal
Lebih terperinciAUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG
AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG Abstrak M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H.
Lebih terperinciBagian V: PENGKONDISIAN UDARA
Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA PRINSIP KERJA SISTEM AC (AIR CONDITIONING SYSTEM) Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Dasar tentang Beban Pendinginan Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN BEBAN PENDINGIN 4.1 PERHITUNGAN SECARA MANUAL DAN TEORISTIS
56 BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN BEBAN PENDINGIN 4.1 PERHITUNGAN SECARA MANUAL DAN TEORISTIS Perhitungan beban thermal secara manual dan teoristis merupakan prinsip dasar. Beban termal pada sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi
Lebih terperinciBAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)
BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara
Lebih terperinciCHILLER. Gambar 1. Pipa Exchanger Chiller
CHILLER A. Pengertian Chiller Chiller adalah mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni
Lebih terperinciPENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER
No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik
Lebih terperinciAIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015
AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan oleh mesin pendingin ( mesin Chiller ) untuk didistribusikan ke unit unit mesin pendingin
Lebih terperinciBAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan
BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan 6.1 Konsep Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang No. Jenis Ruang Luas (M 2 ) KELOMPOK RUANG KEGIATAN UMUM 1. Lobby 104,00 2. Sky Lounge 70,20 3.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA
BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan
Lebih terperinciMAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA
MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA AC SENTRAL ( CENTRAL ) Disusun Oleh: Asto Nur Wimantoro 11501244013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 BAB
Lebih terperinciOPTIMASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KERETA REL LISTRIK
277 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 4, Oktober 2017 OPTIMASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KERETA REL LISTRIK Wendy Satia Novtian, Budhi Muliawan Suyitno, Rudi Hermawan Program Studi Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan Dan Perancangan Tanjung Kelayang Beach Resort merupakan resort hotel berbintang empat di Kabupaten Belitung yang direncanakan
Lebih terperinciRoom Type Publish Rate Facilities Standard Rp ,-/nett Public Facilities o WiFi in public area
Information Hotel for Students Filips Homestay Information and Reservation: Jl. Gatot Subroto Timur I No. 135 Rt 35 Banjarmasi Kalimantan Selatan Telp. (0511)3254057, 3251298 Fax. (0511)3263385 Room Type
Lebih terperinciSTUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE Tonny Siahaan ABSTRAK STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE. Telah dilakukan studi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang. Seiring berkembangnya teknologi industri di bidang refrigerasi dan pengkondisian udara (AC), telah memberikan banyak keuntungan bagi kebutuhan manusi. Dalam aplikasinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan
Lebih terperinciOptimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow
1 Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Dendy Yumnun Wafi, Ir. Sjamsjul Anam, MT, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM
PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM Krisanto Elim 1, Anthony Carissa Surja 2, Prasetio Sudjarwo 3, dan Nugroho Susilo 4 ABSTRAK : Tujuan penelitian sistem tata udara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga
Lebih terperinciPENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT
Lebih terperinciBAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING
BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,
Lebih terperinciPERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22
PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI Azridjal Aziz (1), Yazmendra Rosa (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROFIL PERUSAHAAN Sinar Mas Andhika merupakan pusat produk Valves, Fitting, Flange, Pipe dan accesories dari merek-merek terkemuka seperti : Kitz, Danfoss Socla, Siam Cast Iron,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39
BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system
Lebih terperinciPEMANFAATAN PANAS DI PIPA TEKANAN TINGGI PADA MESIN PENDINGIN (AC)
PEMANFAATAN PANAS DI PIPA TEKANAN TINGGI PADA MESIN PENDINGIN (AC) Candra Yusfi Amri Aziz 1, Rahmat Firdaus 2 1,2 Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl.Raya Gelam 250
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciAIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009
AIR CONDITIONING SYSTEM Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009 Fungsi dan Klasifikasi Air Conditioning System Fungsi : sistim yang dibuat untuk
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam tapak akan ditambahkan fungsinya sebagai sarana
Lebih terperinciKINERJA AIR CONDITONING HIBRIDA PADA LAJU ALIRAN AIR BERBEDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE HELICAL COIL (1/4", 6,7 m) SEBAGAI WATER HEATER
Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 216: 43-5 KINERJA AIR CONDITONING HIBRIDA PADA LAJU ALIRAN AIR BERBEDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE HELICAL COIL (1/4", 6,7 m) SEBAGAI WATER HEATER Faisal Tanjung
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER
PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER Senoadi 1,a, A. C. Arya 2,b, Zainulsjah 3,c, Erens 4,d 1, 3, 4) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian berlangsung ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk mencari data untuk penelitian ini. dimulai dari kajian studi pustaka, dimana penulis mencari
Lebih terperinciTUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4 SEMESTER B 2014-2015 TUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota PENGERTIAN FUNGSI KOMERSIAL BERCAMPUR : Fungsi
Lebih terperinciBAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk
BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN PENGKONDISI UDARA Pada bab ini akan dilakukan perhitungan rancangan pengkondisian udara yang meliputi perhitungan beban pendinginan, analisa psikometri, dan perhitungan rancangan
Lebih terperinciPemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara
Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara (Soejono Tjitro) Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara Soejono Tjitro Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Sistem instalasi tata udara atau HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning) merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Banyak terdapat definisi penelitian tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa "penelitian adalah kegiatan / alat untuk memperoleh jawaban / kebenaran mengenai suatu fenomena yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMULAN DAN SARAN VI.. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Gedung erpustakaan usat UGM Sayap Selatan (L) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:. enelitian ini menghasilkan daftar
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciSTUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2
STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA
AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA Joko Prihartono 1, Mulyadi 2, Purwo Subekti 3 1,2 Teknik Mesin Universitas Tama Jagakarsa Jakarta, 3 Teknik
Lebih terperinciJumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)
2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari
Lebih terperinciSistem AC ( Air Conditioner) Sentral
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner
Lebih terperinciANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)
ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH) Azridjal Aziz, Herisiswanto, Hardianto Ginting, Noverianto Hatorangan, Wahyudi Rahman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinci