PENGGUNAAN GADGET DAN INTERAKSI SOSIAL PEMUSTAKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN GADGET DAN INTERAKSI SOSIAL PEMUSTAKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNY"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN GADGET DAN INTERAKSI SOSIAL PEMUSTAKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNY ABSTRAK Fitriana Tjiptasari Universitas Negeri Yogyakarta Perkembangan teknologi informasi dan internet meningkatkan penggunaan gadget, yang pada akhirnya penggunaan gadget ini mempengaruhi interaksi sosial pemustaka. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gadget untuk kegiatan rekreasional, pencarian informasi, dan keperluan komunikasi terhadap 360 pemustaka. Perhitungan hipotesis pertama didapatkan taraf signifikansi 0,002, sehingga terdapat hubungan signifikan dan negatif antara penggunaan gadget dan interaksi sosial pemustaka. Sedangkan hipotesis kedua dengan taraf signifikansi 0,003 dan koefisien regresi negatif sebesar 0,435. Terdapat hubungan signifikan dan negatif penggunaan gadget dalam pencarian informasi terhadap interaksi sosial pemustaka. Pada perhitungan hipotesis ketiga, didapatkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,323, dengan demikian aktivitas komunikasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan dan penurunan interaksi sosial pemustaka. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional dan pencarian informasi memberikan pengaruh signifikan yang negatif terhadap interaksi sosial pemustaka. Sedangkan untuk keperluan berkomunikasi, penggunaan gadget tidak berpengaruh dalam peningkatan ataupun penurunan interaksi sosial pemustaka FIP UNY. Dengan hasil kajian tersebut, Perpustakaan FIP dapat merancang layanan perpustakaan online berbasis pemanfaatan gadget ini, dengan tetap memperhatikan layanan offline supaya interaksi sosial antar pemustaka masih tetap terjalin baik. Kata kunci: gadget, interaksi sosial, pemustaka FIP UNY ABSTRACT The development of information technology and the internet increases the use of gadgets, which ultimately the use of these gadgets affect the social interaction of users. This study aims to determine the effect of the use of gadgets for recreational activities, information search, and communication needs of 360 users. The calculation of the first hypothesis obtained significance level 0.002, so there is a significant and negative relationship between the use of gadgets and social interaction pemustaka. While the second hypothesis with a significance level of and negative regression coefficient of There is a significant and negative correlation between the use of gadgets in information retrieval of the social interaction of the user. In the calculation of the third hypothesis, obtained a significance level of 0.323, thus the communication activity does not affect the increase and decrease social interaction pemustaka. It can be concluded that the use of gadgets for recreational activities and information retrieval has a significant negative effect on the social interaction of the user. As for the purposes of communicating, the use of gadgets has no effect in increasing or decreasing the social interaction of FIP UNY visitors. With the results of this study, the FIP Library can design an online library service based on the utilization of this gadget, while still paying attention to offline services so that social interaction between users is still good

2 Keywords: gadget, social interaction, user PENDAHULUAN Penggunaan gadget tentu saja merupakan rangkaian yang harus dilalui ketika teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang dengan sangat cepat. Dengan dukungan internet penggunaan gadget semakin marak. Terdapat berbagai jenis gadget yang beredar bebas dan dimiliki oleh masyarakat, laptop, netbook, handphone, smartphone, tablet dan lain sebagainya, dan yang paling banyak digunakan adalah smartphone. Teknologi smartphone biasa digunakan tidak hanya oleh orang dewasa, bahkan anak-anak pun telah terbiasa menggunakan smartphone. Penggunaan gadget menimbulkan dampak positif, juga dampak negatif yang tidak sedikit. Banyak penelitian dan kajian yang telah menyajikan data-data dan fakta dampak positif dan negatif penggunaan gadget. Apalagi pendidikan di Indonesia tidak menyiapkan peserta didik untuk melek teknologi, melek informasi. Indonesia, menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, merupakan negara dengan penggunaan teknologi informasi dan internet yang hampir merata di seluruh Nusantara. Mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, sampai Papua dan Maluku. Dan rentang usia pengguna internet paling besar pada usia produktif yaitu antara tahun (APJII, 2017). Kemudahan melakukan pencarian informasi di internet melalui gadget menimbulkan keasyikan tersendiri, apalagi gadget telah dilengkapi dengan aplikasi penunjang yang semakin memanjakan penggunaanya. Mulai dari permainan online maupun offline, pembelian online, sampai pada kemudahan berinteraksi dengan orang lain melalui sosial media. Berdasarkan data aktivitas online pengguna internet dari APJII dan Puskakom UI pada tahun 2016, bersosial media

3 menempati urutan teratas dengan prosentase 97,4%, menggunakan internet untuk mengakses hiburan sebanyak 96,8%, melihat berita online sebanyak 96,4%, untuk melakukan layanan pendidikan sebanyak 93,8%, layanan komersial 93,1% dan melakukan layanan publik sebanyak 91,6% (APJII, 2017). Namun sayangnya, keasyikan tersebut, lambat laun mengurangi interaksi pemustaka kepada lingkungan sekitar. Interaksi sosial dengan dunia nyata. Soekanto berpendapat dalam interaksi sosial terdapat hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang, antar kelompok manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia (Bungin, 2015, p. 108). Sehingga dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pada akhirnya meningkatkan kecenderungan penggunaan gadget akan mempengaruhi sikap sosial remaja. Penggunaan yang berlebihan akan membuat seseorang tidak lagi peka dengan lingkungan sekitarnya, apakah itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Sehingga mendapati kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era ini, terlebih penggunaan gadget untuk berbagai aktivitas kehidupan manusia. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pemustaka. Adakah pengaruh penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional terhadap interaksi sosial pemustaka. Kemudian adakah pengaruh penggunaan gadget untuk pencarian informasi dengan interaksi sosial pemustaka, dan terakhir adakah pengaruh penggunaan gadget untuk aktivitas komunikasi terhadap interaksi sosial pemustaka. METODE

4 Metode kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian explanatory. Populasi adalah pemustaka Fakultas Ilmu Pendidikan UNY angkatan tahun 2014 yang berjumlah 703 pemustaka. Sumber daya sangat luas dan tidak mungin mengumpulkan data dari semua elemen yang membentuk populasi, sehingga ditetapkan pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling (Sugiyono, 2014; Creswell, 2010). Untuk penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Isaac dan Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10% (Sugiyono, 2014, p. 86)..persamaan (1) s= jumlah sampel; N= jumlah populasi; d= 0,05; P= Q= 0,5; λ2= Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%. Menggunakan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel untuk kajian ini adalah 360 orang yang terdiri dari 8 jurusan. Tabel 1. Sebaran Sampel No. Jurusan Jumlah 1 Manajemen Pendidikan 33 2 Pendidikan Luar Sekolah 26 3 Pendidikan Luar Biasa 46 4 Bimbingan dan Konseling 37 5 Teknologi Pendidikan 37 6 Pendidikan Sekolah Dasar Kebijakan Pendidikan 14 8 Pendidikan Anak Usia Dini 43 Total 360 Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan observasi. Angket yang digunakan merupakan angket terbuka tentang intensitas penggunaan gadget dan interaksi sosial pemustaka. Pilihan jawaban yang disediakan menggunakan skala Likert 1-4. Uji validitas

5 menggunakan formula korelasi product moment dengan bantuan SPSS 22. Sedangkan uji Reliabilitas menggunakan Alfa Cronbach yaitu Teknik analisa datanya menggunakan pengujian hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Gadget dimaknai sebagai perangkat mekanik atau sebuah instumen elektronik dengan penggunaan praktis dan selalunya memiliki sifat kebaruan. Dengan demikian, unsur kebaruanlah yang merupakan kekuatan gadget dan yang membedakan barang ini dengan barang elektronik lainnya. Kebaruan (upgrade) tersebut, selain untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia, juga merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat posmodernisme. Kebaruan atau upgrade system gadget terjadi secara berkala. Sebagai contoh produk gadget adalah smartphone dan handphone, dan produk ini sangat familiar digunakan, selain harganya terjangkau, juga fitur-fitur yang disediakan sangat memanjakan penggunanya. Gadget banyak digunakan karena barang ini memiliki berbagai macam manfaat. Manfaat yang tidak dapat dijauhkan dari peran gadget sebagai media komunikasi. Di mana menurut Sayling Wen, media komunikasi itu dibagi tiga, yakni Media komunikasi antarpribadi, Media penyimpanan, dan Media transmisi. Gadget menurut sistematika perkembangan telematika masuk dalam Media Transmisi. Transmisi bukan sekedar perihal penyimpannya maupun penyebarannya, namun juga transmisi informasi yang berjalan seketika (real time) sebelum informasi tersebut berlalu. Transmisi sendiri dibagi dalam tiga kategori; 1) Komunikasi, transmisi dari orang ke orang, di mana baik pengirim maupun penerima sangat spesifik. Sebagai contohnya adalah telegraf atau telepon, faxsimile, dan ; 2) Penyiaran, transmisi dari satu orang ke banyak orang. Dalam bagian ini terdapat radio, televisi, surat kabar dan telepon seluler; 3) Jaringan, transmisi dari

6 banyak orang ke banyak orang, yang diwakili dengan perkembangan internet, sehingga terjadi komunikasi antar sesama masyarakat dunia maya Dicontohkan dengan adanya e-commerce, e- intermediary dan teknologi web (Bungin, 2015, p ). Namun sayangnya, penggunaan gadget juga menimbulkan beberapa kekhawatiran, Irawan dan Armayati dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penggunaan gadget mempengaruhi kemampuan bersosialisasi pada remaja. Semakin tinggi penggunaan gadget pada remaja, maka menurutnya akan semakin rendah kemampuan bersosialisasinya. Dan begitu juga sebaliknya (Irawan & Armayati, 2013, p. 36). Berdasarkan penyekoran dokumen diperoleh data penggunaan gadget pemustaka FIP UNY sebagai berikut: Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 34 butir pertanyaan yang valid dan reliable. Dengan menggunakan SPSS 22, diperoleh mean atau rerata sebesar 87,84, median sebesar 89,00 dan standar deviasi sebesar 13,502. Penggunaan gadget oleh pemustaka FIP UNY tersaji dalam tabel 1. Tabel 1. Penggunaan Gadget No. Intensitas Penggunaan Gadget Frekuensi Persentase (%) 1 Rendah 39 10,8 2 Sedang ,6 3 Tinggi 56 15,6 Total Berdasarkan data pada tabel 1, dapat dilihat bahwa pemustaka yang menggunakan gadget dengan intensitas rendah berjumlah 39 orang (10,8%), sedangkan 265 (73,6%) pemustaka dengan kategori sedang, dan yang berkategori tinggi dalam menggunakan gadget sebanyak 56 (15,6%) pemustaka.

7 Pertanyaan angket yang disampaikan kepada pemustaka FIP UNY terkait penggunaan gadget, yakni seputar penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional, untuk keperluan pencarian informasi dan juga untuk aktivitas komunikasi. Penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional juga terdapat pembagian rendah, sedang dan tinggi. Di mana 47 (13,1%) pemustaka berintensitas rendah dalam penggunaan gadget, 254 (70,6%) pemustaka berintensitas sedang dan sisanya yakni 59 (16,3%) berintensitas tinggi dalam penggunaan gadget. Tertera pada tabel 2. Tabel 2. Gadget untuk Aktivitas Rekreasional No. Intensitas Penggunaan Gadget Frekuensi Persentase (%) 1 Rendah 47 13,1 2 Sedang ,6 3 Tinggi 59 16,3 Total Sedangkan untuk keperluan pencarian informasi juga dibedakan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Empat puluh sembilan (13,6%) pemustaka berintensitas rendah dalam pencarian informasi, sedangkan 156 (75,6%) pemustaka berintensitas sedang dalam pencarian informasi, dan sisanya 35 (16,3%) pemustaka berintensitas tinggi dalam pencarian informasi. Tabel 3. Gadget untuk Pencarian Informasi No. Intensitas Penggunaan Gadget Frekuensi Persentase (%) 1 Rendah 49 13,6 2 Sedang ,6 3 Tinggi 57 15,8 Total Selain digunakan untuk keperluan rekreasional, dan pencarian informasi, gadget juga memiliki fungsi yang lain, yakni untuk keperluan komunikasi. Dari instrumen untuk kepentingan komunikasi, teridentifikasi bahwa 20 (9,1%) orang pemustaka berintensitas rendah dalam

8 berkomunikasi, 153 (69,2%) pemustaka berintensitas sedang, dan sisanya 48 (21,7%) pemustaka berintensitas tinggi. Tabel 4. Gadget untuk Keperluan Komunikasi No. Intensitas Penggunaan Gadget Frekuensi Persentase (%) 1 Rendah 20 9,1 2 Sedang ,2 3 Tinggi 48 21,7 Total Pengaruh Penggunaan Gagdet untuk Aktivitas Rekreasional terhadap Interaksi Sosial R square (koefisien determinan) untuk hipotesis pertama yakni penggunaan gadget untuk keperluan rekreasional berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial pemustaka (Ha1) sebesar 0,041, dengan nilai Fhitung 9,44 dan taraf signifikansi 0,002. Dengan taraf signifikansi 0,002, di mana lebih kecil dari 0,05, maka penggunaan gadget untuk keperluan rekreasional berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial pemustaka. Hasil regresi linier sederhana dari tabel perhitungan didapatkan harga beta nol 82,532 (a) dan harga beta satu (b) , dengan demikian terdapat persamaan garis regresi antara penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional terhadap interaksi sosial disusun seperti alur di bawah ini: Y = 82,532 0,210X Persamaan garis yang memiliki koefisien regresi negatif, 0,210, menyatakan bahwa intensitas penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional terhadap interaksi sosial pemustaka menandakan adanya hubungan yang negatif. Sehingga dari perhitungan pada hipotesis yang pertama terdapat pengaruh signifikan yang negatif penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional terhadap interaksi sosial pemustaka FIP UNY.

9 Pengaruh Penggunaan Gagdet dalam Pencarian Informasi terhadap Interaksi Sosial R square (koefisien determinan) untuk hipotesis kedua yakni penggunaan gadget pencarian informasi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial pemustaka (Ha2) sebesar 0,042, dengan nilai Fhitung 9,212 dan taraf signifikansi 0,003. Dengan taraf signifikansi 0,003, di mana lebih kecil dari 0,05, maka penggunaan gadget dalam pencarian informasi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial pemustaka. Hasil regresi linier sederhana dari tabel perhitungan didapatkan harga beta nol 81,630 (a) dan harga beta satu (b) , dengan demikian terdapat persamaan garis regresi antara penggunaan gadget dalam pencarian informasi terhadap interaksi sosial disusun seperti alur di bawah ini: Y = 81,630 0,435X Persamaan garis yang memiliki koefisien regresi negatif, sebesar 0,435, menyatakan bahwa intensitas penggunaan gadget dalam pencarian informasi terhadap interaksi sosial pemustaka menandakan adanya hubungan yang negatif. Sehingga dari perhitungan pada hipotesis yang kedua terdapat pengaruh signifikan yang negatif penggunaan gadget dalam pencarian informasi terhadap interaksi sosial pemustaka FIP UNY. Pengaruh Penggunaan Gagdet dalam Aktivitas Komunikasi terhadap Interaksi Sosial R square (koefisien determinan) untuk hipotesis ketiga yakni penggunaan gadget dalam aktivitas komunikasi berpengaruh signifikan terhadap interaksi sosial pemustaka (Ha3) sebesar 0,005, dengan nilai Fhitung 1,025 dan taraf signifikansi 0,323. Dengan taraf signifikansi 0,323, di

10 mana lebih besar dari 0,05, maka penggunaan gadget dalam aktivitas komunikasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan maupun penurunan interaksi sosial pemustaka. Pembahasan Berdasarkan data yang disajikan di atas didapatkan data sebaran frekuensi penggunaan gadget untuk keperluan aktivitas rekreasional, pencarian informasi dan keperluan komunikasi pada pemustaka FIP UNY dalam kategori rendah, sedang dan tinggi. Dari ketiga variabel tersebut, intensitas sedang banyak dilakukan oleh pemustaka, namun bisa jadi, intensitas sedang tersebut karena mereka berganti-ganti gadget. Dalam satu waktu menggunakan laptop, smartphone, handphone bahkan video game. Sebanyak 47 (13,1%) pemustaka mengaku berintensitas rendah dalam penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional, 254 (70,6%) pemustaka mengaku berintensitas sedang, sedangkan 59 (16,3%) pemustaka mengaku berintensitas tinggi. Pemustaka yang berintensitas tinggi mengaku sering bermain game melalui gadget mereka, 3-4 jam per hari. Sedangkan dalam pencarian informasi, gadget digunakan dalam intensitas sedang oleh 49 (13,6%) pemustaka, 156 (75,6%) pemustaka berintensitas sedang dalam pencarian informasi, dan sisanya 35 (16,3%) pemustaka berintensitas tinggi dalam pencarian informasi. Informasi yang dicari mengerucut pada informasi tempat wisata, tempat makan, informasi yang mendukung tugas perkuliahan, serta akses jurnal online. Dalam keperluan komunikasi juga terbagi dalam tiga intensitas, 20 (9,1%) pemustaka berintensitas rendah dalam berkomunikasi, 153 (69,2%) pemustaka berintensitas sedang, dan sisanya 48 (21,7%) pemustaka berintensitas tinggi. Pemustaka yang berintensitas rendah dalam berkomunikasi merupakan pemustaka yang beraktivitas tinggi dalam bermain video game.

11 Sedangkan pemustaka yang berintensitas tinggi dalam menggunakan gadget untuk keperluan komunikasi mengaku memiliki akun media sosial lebih dari tiga. Keaktifan mereka dalam menggunakan media sosial lebih dari 10 jam per hari. Jika dihubungkan dengan interaksi sosial pemustaka FIP UNY maka penggunaan gadget akan menampilkan signifikansi yang negatif. Karena interaksi sosial merupakan proses yang dilakukan oleh setiap orang ketika dia bertindak dalam suatu relasi dengan orang lain. Interaksi sosial menurut Allan merupakan proses yang kompleks, yang akan dilakukan ketika orang tersebut akan mengorganisir ataupun menginterpretasikan persepsi dia tentang orang lain dalam situasi bersama, sehingga menimbulkan kesan mengenai siapakah orang lain itu, apa yang sedang dia buat, dan apa sebab dia berbuat seperti itu (Liliweri, 2014, p. 22). Maka dengan adanya gadget, interaksi sosial tidak terjalin di antara sesama pemustaka di Perpustakaan FIP UNY. Padahal Perpustakaan FIP UNY menyediakan tempat yang bisa digunakan untuk berdiskusi bersama, selain tempat-tempat yang memang digunakan untuk belajar secara individual. Sedangkan penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional dan pencarian informasi memberikan juga pengaruh signifikan dan negatif dalam kegiatan berinteraksi sosial antar pemustaka FIP UNY. Hal ini dimungkinkan karena pemustaka asyik bermain gadget tanpa memperdulikan keadaan sekelilingnya, ataupun tanpa memperdulikan orang di sekitarnya. Dengan demikian, perpustakaan FIP UNY dapat mengambil sisi besarnya penggunaan gadget para pemustaka ini untuk mendekati mereka dari segi layanan perpustakaan dengan memberikan layanan yang bersifat rekreasional, informatif dan bila mungkin telah menerapkan library 2.0., 3.0 bahkan 4.0.

12 KESIMPULAN Penggunaan gadget untuk aktivitas rekreasional dan pencarian informasi memberikan pengaruh signifikan yang negatif terhadap interaksi sosial pemustaka. Sedangkan untuk keperluan berkomunikasi, penggunaan gadget dapat berpengaruh dalam meningkatkan ataupun menurunkan interaksi sosial pemustaka FIP UNY. Dengan perhitungan tersebut, perpustakaan FIP UNY dapat melakukan evaluasi layanan kepada pemustaka FIP UNY, dengan memberikan layanan perpustakaan yang bersifat rekreasional, informatif dan bila mungkin telah menerapkan library 2.0., 3.0 bahkan 4.0. Juga yang tak kalah penting, penggunaan media sosial di kalangan pemustaka cukup tinggi, dan media sosial sudah menjadi tren penyebaran informasi. Dengan demikian perpustakaan dapat turut andil menyebarkan informasi yang benar, tepat dan akurat melalui media sosial yang dimiliki oleh perpustakaan. DAFTAR PUSTAKA APJII. (2017). Survei Internet APJII Diakses dari pada tanggal 31 Agustus Bungin, B. (2015). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Creswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Irawan, J., & Armayati, L. (2013). Pengaruh Kegunaan Gadget Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Pada Remaja. An-Nafs, 8(2), Retrieved from Liliweri, A. (2014). Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anggraeni Puspa Jati Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

Anggraeni Puspa Jati Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak PENGARUH INTENSITAS MENONTON TELEVISI DAN PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 5 SD SE-GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN NGLUWAR MAGELANG Anggraeni Puspa Jati Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PERCEPTION MEMBER OF VIRENKA GYM FITNESS CENTER ON MARKETING STRATEGIES Oleh: Achmad Jatmiko, fakultas ilmu keolahragaan (achmad18jr@yahoo.com)

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER Chindy Avilla Romadhina, M. Sulthon Masyhud, Muhtadi Irvan 1) Program Studi PGSD, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, jenis deskriptif dengan model korelasional. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR A. Rezki Ayu Lestary MD Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Minat Belajar... (Anas Fatoni) 27 HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR RELATIONSHIP BETWEEN INTERESTS IN LEARNING, TEACHER-STUDENT COMMUNICATION

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan empiris di mana data adalah bentuk atau sesuatu yang dapat dihitung atau di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola

Lebih terperinci

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of HUBUNGAN TERPAAN IKLAN BUKALAPAK DI SCTV DENGAN MINAT BELI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANGKATAN 2014 Oleh: Aji Setya Purnama, Bedjo Sukarno, Siswanta ABSTRACT Bukalapak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian survey. Survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata variabael berasal dari bahasa Inggris menurut anas (1987), variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. 1 Secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH Siswati Guru SMK Adhi Yudya Karya Patean Kendal Jateng

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN Perbedaan Keterampilan Sosial (Afrian Budiarto) 512 PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN DIFFERENCE SOCIAL SKILLS STUDENTS ACTIVE AND PASSSIVE

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas penggunaan media sosial dan interaksi sosial dengan prestasi akademik mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Sifat dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah field research (penelitian lapangan) 1 yaitu suatu penelitan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK

Lebih terperinci

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL Sumarno dan Mulyanto Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan deskritif analisis pada tempat yang diteliti yaitu Bank BNI Syariah Kantor Kas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA Pengaruh Nilai Uji (Wahyudi) 1 PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA THE INFLUENCE OF VOCATIONAL COMPETENCE SCORE AND WORKPLACE INFORMATION TO STUDENTS

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PRIMA KERAKYATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PUBLIC WELFARE

PENGARUH PELAYANAN PRIMA KERAKYATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PUBLIC WELFARE PENGARUH PELAYANAN PRIMA KERAKYATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PUBLIC WELFARE Kenanias Maichelson Wenda, Sugeng Rusmiwari, Dody Setyawan Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA PGRI GALESONG Asriati Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Suatu penelitian akan dapat disebut ilmiah apabila hasil penelitian tersebut tersusun secara sistematis,

Lebih terperinci

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja Hubungan Penguasaan Kompetensi...(Dimas Wicaksono) 1 HUBUNGAN PENGUASAAN KOMPETENSI KERJA ASPEK KETERAMPILAN DAN SIKAP DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Sukoharjo yang beralamatkan di Jl. Jendral Sudirman No. 151 Sukoharjo, dengan subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA Analisis Hambatan Belajar (Rian Prasetyo) 115 ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA THE ANALYSIS OF LEARNING BARRIERS ON MECHANICS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN 2301-5314 Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M. 1 HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 2005: 271). Menurut Sugiyono (2007:

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015 PENGARUH MINAT BACA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI PRINGSURAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 86 Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden berjumlah 137 orang yang terdiri dari 61 orang laki-laki (44,5%) dan 76

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden berjumlah 137 orang yang terdiri dari 61 orang laki-laki (44,5%) dan 76 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden berjumlah 137 orang yang terdiri dari 61 orang laki-laki (44,5%) dan 76 orang perempuan (55,5%) merupakan mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi menurut Suharsimi (2010) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membagikannya ke pihak lain. Hal ini dikarenakan menurut web Kementrian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membagikannya ke pihak lain. Hal ini dikarenakan menurut web Kementrian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah orang yang menggunakan internet untuk mencari informasi dan membagikannya ke pihak lain. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: marketing costs, premium income. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: marketing costs, premium income. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aimed to determine the extent of marketing costs affect the level of premium income on ILUFA EDU agency PT Commonwealth Life as one company that specializes in insurance services. The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. UIN Imam Bonjol terletak di Jln. Prof. M. Yunus Lubuk Lintah Padang. Sedangkan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU Yuli Fitriana 1, Sumarno 2, Gimin 3 An student of Riau University study program

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan terhitung dari bulan Juli 2016 sampai dengan Agustus 2016. b. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH RASA PERCAYA DIRI DAN INTENSITAS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ANAK JALANAN DI KOTA MADIUN

PENGARUH RASA PERCAYA DIRI DAN INTENSITAS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ANAK JALANAN DI KOTA MADIUN PENGARUH RASA PERCAYA DIRI DAN INTENSITAS INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI ANAK JALANAN DI KOTA MADIUN Desti Lestari * Muh. Chotim ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis survei eksplanatif asosiatif. Survei eksplanatif dengan jenis asosiatif digunakan untuk

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN PRIBADI DENGAN KEDISIPLINAN DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGRI 1 PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HALAMAN JUDUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang kebiasaan membaca Al- Qur an dan minat belajar pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sukmadinata (2011:52) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA 1.224 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 13 Tahun ke-5 2016 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA LEARNING HABITS AND PARENTS CONCERN EFFECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia yang terletak di jalan Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 6. No. 2 (2017)

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 6. No. 2 (2017) PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT: STUDI KASUS IZIN PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KANTOR BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU Delly Indriani, Sugeng Rusmiwari, Agung Suprojo

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN TINGKAT KEPEKAAN SOSIAL DI USIA REMAJA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN TINGKAT KEPEKAAN SOSIAL DI USIA REMAJA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN TINGKAT KEPEKAAN SOSIAL DI USIA REMAJA CORRELATION OF SOCIAL MEDIA USES AND SOCIAL CONSCIOUSNESS LEVEL IN TEENAGERS Gita Aprinta E.B, Errika Dwi S.W (gita@usm.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan kategori eksperimental. 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 52 Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A

Oleh: MUHAMMAD DZIKRI ZUFRIANSYAH A KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA INTERNET DAN BUKU AJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP-UMS ANGKATAN TAHUN 2015/2016 Disusun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANGTUA DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANGTUA DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANGTUA DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh: A.Y Soegeng, Zuhrotun Nisa UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2012:7) menjelaskan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2012:7) menjelaskan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sugiyono (2012:7) menjelaskan bahwa metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014. Adapun lokasi penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Babussalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan BAB III METODE PENELIITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang berwujud data kuantitatif dianalisis dengan

Lebih terperinci