BAB III FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO besar dan biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO besar dan biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut"

Transkripsi

1 BAB III FRAME RELAY DAN ROUTER CISCO Wide Area Network (WAN) Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkup areanya sangat besar dan biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut sebagi media transmisinya. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringanjaringan LAN satu dengan yang lain, baik yang berdekatan maupun yang berjauhan. Di dalam konsep WAN ini ada beberapa istilah yang dipakai yaitu: a. Central office (CO) adalah fasilitas switching milik perusahaan (telkom/service provider) yang terdekat dengan pelanggan. b. Customer Premise Equipment (CPE) adalah perlengkapan yang dimiliki pelanggan dan berada pada lokasi pelanggan. c. Titik demarkasi (Demarcation point) adalah titik batas pemisah antara peralatan milik perusahaan dengan CPE. d. Local loop adalah titik yang menghubungkan jalur komunikasi antara titik demarkasi dengan CO. e. Channel Service Unit/Data Service Unit (CSU/DSU) adalah peralatan digital interface yang menghubungkan peralatan pemakai dengan jaringan telepon lokal. 27

2 3.1.1 Jenis Koneksi WAN Terdapat tiga jenis koneksi WAN yaitu : leased line, circuit switching, packet switching. a. Leased Line Leased line biasa juga disebut juga dengan koneksi dari titik ke titik, yang artinya koneksi dan bandwith yang disediakan hanya untuk pengguna itu saja. Kecepatan dari koneksi leased line ini dapat mencapai kecepatan 45 Mbps. Gambar 3.1 Jenis Koneksi Leased Line b. Circuit Switching Circuit switching merupakan koneksi yang mirip dengan koneksi sambungan telepon. Pada koneksi jenis ini data tidak dapat dipindahkan atau dikirimkan sebelum terbentuknya sebuah koneksi lebih dahulu. Circuit switching biasanya menggunakan modem dial-up dan digunakan untuk transfer data dengan bandwith kecil 28

3 Gambar 3.2 Jenis Koneksi Circuit Switching c. Packet Switching Packet switching adalah suatu metoda switching WAN yang memungkinkan kita untuk berbagi bandwith dengan pengguna lain. Packet switching juga dapat dianggap sebagai sebuah jaringan yang dirancang dengan kecepatan seperti leased line dan harga seperti circuit switching. Packet switching bekerja pada kecepatan antara 56 Kbps sampai dengan 45 Mbps. Gambar 3.3 Jenis Koneksi Packet Switching 29

4 3.2 Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice. Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masingmasing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui virtual circuit sampai tujuan Perangkat Frame Relay Sebuah jaringan frame relay terdiri dari endpoint (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/frad) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Gambar 3.4 Jaringan Frame Relay 30

5 Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda : 1. DTE: Data Terminating Equipment DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup endpoint dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi. DTE merupakan piranti yang mempunyai sistem fungsional yaitu pengendali logika, penyimpan data, masukan atau keluaran, pengontrol kesalahan, sinkronisasi serta kemampuan mengidentifikasikan stasiun. DTE merupakan sumber atau tujuan data, dan mungkin sebagai keduanya, yaitu sumber dan tujuan data. Umumnya DTE berupa suatu unit komputer atau terminal,router dan bridge. 2. DCE: Data Communication Equipment DCE adalah perangkat internetworking pengontrol carrier. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE. DCE merupakan piranti yang berfungsi untuk mempersiapkan, melakukan dan mengakhiri suatu hubungan, dan jika perlu dapat berfungsi untuk mengkonversi sinyal, serta mengkodekannya. Konsep dibalik teknologi WAN ini adalah mampu menghubungkan dua buah network DTE melalui sebuah network DCE. 31

6 3.2.2 Rangkaian Virtual Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara endpoint dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan. Terdapat dua tipe virtual circuit (VC) : 1. Switched Virtual Circuit (SVC) Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC: Empat status pada SVC : 1. Call setup : Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (VC) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk 2. Data transfer : Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (VC). 3. Idling : Pada kondisi idling, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti. 4. Call termination : Setelah koneksi idle untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus. 32

7 2. Permanent Virtual Circuit (PVC). PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan call-by-call. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi circuit dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti dedicated point-to-point circuit. PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan leased line. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status call setup dan termination.hanya terdapat 2 status : Data transfer Idling Fasilitas Frame Relay 1. Konsep CIR CIR adalah kecepatan (dalam bit/s) transmisi data yang dapat dijamin oleh jaringan, dimana jaringan melakukan transfer informasi melalui sebuah sirkuit virtual (VC) dalam keadaan tertentu. Sebuah sirkuit virtual bisa berbentuk PVC maupun SVC. CIR berarti kecepatan data memasuki jaringan. Sebuah port Frame Relay bisa memiliki banyak jaringan virtual (VC). Setiap VC ditandai dengan 2 CIR, masuk dan keluar port. CIR tidak ada hubungannya dengan kecepatan bit pada hubungan fisik pelanggan. Waktu interval pada pengukuran CIR berkisar antara beberapa millisecond s/d 10 millisecond. Kecepatan 33

8 informasi yang dijamin melintasi hubungan fisik antara 64 Kbps s/d 2 Mbps. Jika ada pelimpahan data sampai 2 Mbps,maka jaringan akan memotong frame yang diluar CIR. Penerapan CIR berdasarkan teknik Fast Forward berarti frame (data) memasuki jaringan dan ditransmisikan secepat mungkin menuju port tujuan. Pada kecepatan tertentu mungkin bertolak belakang dengan implementasi lain yang tertunda atau frame yang tertinggal pada jaringan saat kecepatan CIR. Trunk 2Mbps EIR CIR = 1Mbps Gambar 3.5 Diagram CIR 2. Excess Information Rate ( EIR ) EIR adalah kecepatan yang memungkinkan dari sebuah informasi untuk melewati sebuah jaringan apabila terjadi kecepatan yang melebihi CIR yang telah ditentukan. Dengan kata lain jaringan akan mengirimkan data dengan kecepatan melebihi CIR yang telah ditentukan apabila tersedia cukup bandwith,. Misalkan pelanggan A melewati trunk 2 Mbps dengan CIR 1 Mbps, data yang dilewatkan 1.5 Mbps, maka apabila EIR kosong maka data tersebut bisa dilewatkan bahkan sampai 2 Mbps sekalipun. Akan tetapi apabila trafik data sedang penuh, dalam hal ini berarti EIR penuh maka data yang melebihi CIR akan dipotong. 34

9 3.2.4 Local Management Interface (LMI) Local Management Interface adalah sebuah standar persinyalan yang digunakan antara router dengan switch frame relay pertama yang terhubung dengan router tersebut. LMI memungkinkan perpindahan informasi tentang operasi dan status dari rangkaian virtual antara service provider dengan router (DTE). Terdapat tiga jenis format pesan LMI yaitu: Cisco, ANSI, dan Q933A. Pada peralatan cisco tipe default LMI adalah cisco, tetapi kita dapat mengubahnya ke dalam format ANSI atau Q933A tergantung tipe dan konfigurasi peralatan telekomunikasi yang dipakai Jenis Enkapsulasi Frame Relay Enkapsulasi adalah teknik yang digunakan oleh protokol ber-layer dimana sebuah layer menambahkan informasi header ke unit data protokol dari layer diatasnya. Pada frame relay terdapat dua macam enkapsulasi yaitu : 1. Cisco, jenis enkapsulasi ini dipakai untuk menghubungkan dua alat cisco dan enkapsulasi cisco ini merupakan default dari router cisco. 2. Internet Engineering Task Force (IETF) adalah jenis enkapsulasi yang digunakan untuk menghubungkan sebuah alat cisco dengan bukan cisco Data Link Connection Identifiers (DLCI) DLCI digunakan untuk mengidentifikasikan PVC dari frame relay dan juga di gunakan untuk membedakan rangkaian-rangkaian virtual yang berbeda di karenakan banyaknya rangkaian virtual yang dapat dihubungkan ke interface 35

10 frame relay, nilai DLCI di tentukan oleh penyedia layanan frame relay dan di mulai dengan angka Struktur Frame Relay Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut: Gambar 3.6 Struktur Frame Relay Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan Congestion control information DLCI Value - menunjukkan nilai dari data link connection identifier. Terdiri dari 10 bit pertama dari Address field /alamat. Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari Address field, yang panjangnya 2 bytes. C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam Address field. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini. 36

11 Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay. Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari upper layer yang panjangnya bervariasi. FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame. 3.3 Cara Kerja Frame Relay Gambar 3.7 Skema Diagram Frame relay Konsep dibalik jaringan Frame Relay adalah mengijinkan pengguna untuk berkomunikasi diantara dua alat DTE (dalam hal ini router) melaului alat-alat DCE. Pengguna tidak akan melihat perbedaaan antara melakukan koneksi dan mengambil data dari sebuah server lokal dengan melakukan koneksi dan mengambil data dari server sisi remote yang terhubung dengan frame relay. 37

12 Dibawah ini akan ditunjukan bagaimana prosesnya bekerja: 1. Host di network pengguna mengirimkan sebuah frame data keluar network local. Alamat dari router (sebagai default gateway) akan masuk kedalm header frame. 2. Router mengambil frame tersebut, melakuka ekstraksi paket dan apa yang tertinggal di frame. Router kemudian melihat alamat IP tujuan di dalam paket dan melakukan cek apakah router mengetahui bagaimana cara untuk mencapai network tujuan tanpa melihat ke dalam routing table. 3. Router kemudian akan meneruskan data tersebut keluar dari interface yang menurutnya dapat mencari network remote yang menjadi tujuan.(jika router tidak mampu menemukan network tujuan di routing table maka router akan membuang paket tersebut ). Karena interface yang akan meneruskan paket adalah sebuah interface serial yang dienkapulasi dengan frame relay, maka router akan meletakan paket tersebut ke layer network frame relay dan dienkapulasi dalam sebuah frame dari frame relay. 4. Channel Service Unit/Data Service Unit (CSU/DSU) menerima sinyal digital dan melakukan encoding terhadap sinyal itu menjadi sebuah tipe sinyal digital yang dapat dimengerti oleh switch. 5. CSU/DSU terhubung ke sebuah demarcation point yang dipasang oleh service provider. Demarcation point (demarc) biasanya berupa port RJ- 45 yang dipasang dekat dengan router dan CSU/DSU. 6. Demarc biasanya adalah sebuah kabel twisted pair yang terhubung ke loop local,dan loop local terhubung ke central office (CO) yang terdekat. 38

13 Loop local dapat melakukan koneksi dengan berbagai media fisik biasanya kabel twisted pair dan serat optik. 7. Central Office menerima frame dan mengirimnya melalui awan frame relay menuju ke tujuannya. Awan ini dapat berupa kumpulan kantor switching, 8. Setelah frame mencapai kantor switching yang terdekat dengan kantor tujuan maka ia akan dikirim melalui local loop. Frame di terima pada demarc, dan lalu dikirimkan ke CSU/DSU selanjutnya router akan melakukan ekstraksi pada paket dari framenya dan meletakan paket tersebut ke dalam sebuah frame LAN untuk dikirimkan ke host yang menjadi tujuan. 3.4 Router Cisco 1700 Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan router cisco tipe 1760 sebagai objek dari penelitian Router cisco 1760 merupakan family dari router cisco seri 1700, kelebihan dari router seri 1700 ini yaitu fleksibel dalam penggunaanya, karena router tipe ini memiliki slot modul yang dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhannya. Router jenis ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: Processor Memory :MPC860P, 50MHz :SDRAM 32 MByte dengan maximum mencapai 64 MByte, Flash memory 16 Mbyte dengan maximum mencapai 32MByte. 39

14 Interface : Keterangan Gambar : Gambar 3.8 Cisco 1760 Back-Panel Ports and LEDs CISCO Internetwork Operating System (IOS) Suatu Komputer tentu memerlukan sistem operasi seperti Disk Operating System (DOS) atau UNIX untuk mengatur kerja dan konfigurasi komputer tersebut. Demikian pula halnya dengan cisco router, peralatan ini dilengkapi pula dengan Cisco IOS. Cisco Internetwork Operating System adalah suatu sistem operasi yang berfungsi untuk mengatur dan mengkonfigurasikan cisco router dan juga merupakan inti dari router cisco. Cisco IOS di buat untuk memberikan layanan network dan memungkinkan aplikasi jaringan. 40

15 IOS router cisco memiliki beberapa fungsi yaitu: Membawa protokol network dan fungsi. Menghubungkan lalulintas kecepatan tinggi antar alat. Menambah keamanan ke akses kontrol dan menghentikan pemakaian jaringan oleh yang tidak berhak. Menyediakan skalabilitas untuk kemudahan berkembangnya jaringan dan redudansi. Menyediakan realibilitas jaringan untuk koneksi ke sumber daya jaringan Cisco IOS dapat diakses melalui port console router, dari modem melalui port auxiliary, atau dengan bantuan program telnet. Dan proses pengaksesan IOS ini disebut dengan EXEC session Koneksi ke Router Cisco Koneksi ke router cisco bertujuan untuk melakukan konfigurasi, mengecek konfigurasi, dan mengecek statistik Terdapat beberapa cara untuk melakukan koneksi ke dalam router yaitu: melalui port console, melalui port auxiliary, dan melalui program telnet. a. Melalui Port Konsol Port konsol biasanya berupa koneksi RJ-45 (8 pin modular) yang terletak dibelakang router. Proses koneksi melalui port ini memerlukan bantuan sebuah kabel rolled over dan program seperti hyper terminal atau secure crt. 41

16 Gambar 3.9 Koneksi Melalui Port Konsol Dibawah ini akan ditunjukan proses koneksi router melalui program hyperterminal. Buka hyperterminal dan masukan nama dari koneksi lalu klik OK. Langkah yang kedua yaitu pilih port komunikasi yang dipakai. Langkah yang ketiga atur seting nilai port. 42

17 Yang harus diperhatikan pada penyetingan nilai port ini yaitu bahwa bit rate harus diset ke nilai 9600 dan flow control diset ke none. Setelah semua kolom terisi dengan benar lalu klik ok maka secara otomatis kita telah terkoneksi dengan router. b. Melalui Port Auxiliary Proses koneksi melalui port Auxiliary pada dasarnya sama seperti kita melakukan proses koneksi melalui console port, tetapi pada auxiliary port kita dapat melakukan konfigurasi perintah modem. Untuk menghubungkan modem dengan port aux diperlukan kabel RJ-45 dan sebuah adapter DB- 25. Gambar 3.10 Koneksi Melalui Port Auxiliary 43

18 c. Melalui Program Telnet Telnet adalah program emulsi terminal yang bertindak sebagai dump terminal. Dengan menggunakan program telnet kita dapat melakukan koneksi ke setiap interface yang aktif pada router seperti port ethernet atau port serial. Berikut ini akan ditunjukan proses koneksi router dengan menggunakan aplikasi telnet : Klik tombol start dan pilih run,pada kolom run ketik cmd untuk windows xp atau command untuk windows 98 lalu klik ok. Langkah yang kedua yaitu pada command dos prompt kita ketikan perintah telnet. 44

19 3.4.3 Menghidupkan Router Ketika pertama kali router di hidupkan maka proses Power On Self Test (POST) akan dijalankan, dan proses POST dapat dilewati maka router akan menjalankan cisco ios dari flash memory dan apabila semua proses diatas telah dijalankan maka selanjutnya router akan mencari dan menjalankan konfigurasi yang tersimpan pada NVRAM. System Bootstrap, version 12.3(13)T, RELEASE SOFTWARE (fc1) Copyright 2003 by cisco system, inc. C1700 platform with kbytes of main memory Pesan diatas adalah tampilan pertama pada saat proses boot atau reload router. Setelah pesan diatas tampil maka selanjutnya router akan melakukan proses dekompresi IOS ke dalam RAM, dan akan muncul tampilan sebagai berikut: program load complete, entry point: 0x800800, size: 0x43b7fc Self decompressing the image : ###################################################### ########################################################### ########################################################### ########################################################### ########################################################### ######################## [ok] Cisco Internetwork Operating System Software IOS (tm) C1700 Software (C1700-ENTSERVICESK9-M), Version 12.3(1a), RELEASE SOFTWARE (fc1) Copyright (c) by cisco Systems, Inc. Compiled Fri 06-Jun-03 19:50 by dchih Image text-base: 0x , data-base: 0x8182C204 45

20 Setelah proses dekompresi IOS kedalam RAM selesai maka selanjutnya IOS akan di load dan dijalankan. Proses tersebut akan terlihat seperti dibawah ini: cisco 1760 (MPC860P) processor (revision 0x500) with 60889K/4647K bytes of memory. Processor board ID FOC07371FXQ ( ), with hardware revision 0000 MPC860P processor: part number 5, mask 2 Bridging software. X.25 software, Version FastEthernet/IEEE interface(s) 2 Serial(sync/async) network interface(s) 32K bytes of non-volatile configuration memory K bytes of processor board System flash (Read/Write) Tahapan-tahapan yang terjadi seperti pada tampilan diatas tidak akan sama untuk semua router, tampilan ini berasal dari router cisco Setup Mode Proses setup mode terjadi apabila jika tidak terdapat data konfigurasi di dalam NVRAM, maka secara otomatis router akan masuk ke dalam mode ini.setup mode yaitu sebuah proses dalam mengkonfigurasi router. Setup mode terdiri dari dua pilihan yaitu : Basic Management dan Extended Setup. Pada Basic Management kita hanya diberikan kemampuan-kemampuan dasar untuk mengkonfigurasi konektifitas ke router. Sedangkan pada extended setup kita 46

21 diberikan akses penuh untuk mengkonfigurasi beberapa parameter global seperti konfigurasi interface. Di bawah ini akan ditunjukan proses masuk kedalam proses setup mode, setelah proses-proses diatas dilalui dan ternyata tidak ada konfigurasi yang tersimpan maka akan tampil pertanyaan sebagai berikut: System Configuration Dialog Would you like to enter the intial configuration dialog? [yes/no]: y At any point you may enter a question mark? for help. Use ctrl-c to abort configuration dialog at any prompt. Default settings are in the square brackets [ ]. Sedangkan untuk masuk ke dalam basic management atau extended setup maka akan tampil pertanyaan sebagi berikut: Would you like to enter basic management setup? [yes/no]: Apabila kita menuliskan Y maka secara otomatis akan masuk kedalam basic management setup dan apabila kita mengetikan N maka kita akan masuk ke dalam extended setup mode. Di dalam kedua mode setup tersebut kita di haruskan mengkonfigurasikan password, dan interface-interface yang terpasang Command Line Interface (CLI) Command line interface (CLI) merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh router untuk memudahkan kita dalam melakukan proses pengkonfigurasian router. Pada mode ini proses pengkonfigurasian router 47

22 menjadi sedikit lebih fleksibel dan mudah dikarenakan kita bisa menggunakan fasilitas-fasilitas editing yang disediakan oleh CLI. Command line interface (CLI) memiliki beberapa fungsi yaitu: Sebagai sistem bantuan dalam penanganan manajemen informasi. Sebagai sistem pengelolaan proses input dan edit perintah. Untuk menggunakan CLI kita hanya perlu mengetikan No pada configuration dialog. Dibawah ini akan ditunjukan contoh proses masuk ke dalam CLI Would you like to Enter the initial configuration dialog? [yes]:n Setelah kita mngetikan n pada configuration dialog maka akan tampil pesan seperti berikut: Would like to terminate autoinstall? [yes]:[enter] Tahap selanjutnya setelah kita menekan tombol enter maka akan muncul pesan atau tapilan sebagai berikut: Press RETURN to get started *Mar 1 00:00:04.558: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed state to up *Mar 1 00:00:05.568: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up *Mar 1 00:00:09.046: %IPM_C54X-3-NODSP: Can't get dsp resources *Mar 1 00:00:14.631: asnl_process_main: Creating subscription table *Mar 1 00:00:14.635: %LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/0, changed state to down 48

23 *Mar 1 00:00:14.635: %LINK-3-UPDOWN: Interface Serial0/1, changed state to down *Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0, changed state to down *Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/1, changed state to down *Mar 1 00:00:15.636: %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to down *Mar 1 00:00:51.038: %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0, changed state to administratively down *Mar 1 00:00:51.047: %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to administratively down *Mar 1 00:00:51.047: %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/1, changed state to adm inistratively down *Mar 1 00:00:55.033: %SYS-5-RESTART: System restarted -- Cisco Internetwork Operating System Software IOS (tm) C1700 Software (C1700-ENTSERVICESK9-M), Version 12.3(1a), RELEASE SOFTWARE (fc1) Copyright (c) by cisco Systems, Inc. Compiled Fri 06-Jun-03 19:50 by dchih *Mar 1 00:00:55.057: %SNMP-5-COLDSTART: SNMP agent on host Router is undergoing a cold start Logging Ke Router Setelah pesan status interface ditampilkan (seperti langkah diatas) kita selanjutnya menekan enter ini bertujuan untuk menampilkan prompt (Router>), prompt router yang tampil ini dinamakan dengan user exec mode (user mode). User mode digunakan hanya untuk melihat statistic dari router jadi dengan kata 49

24 lain pada user mode kita tidak dapat melakukan proses konfigurasi router. selain user mode router cisco juga menyediakan mode lain yaitu privileged exec mode (privileged mode). Mode ini memungkinkan kita untuk mengubah dan melihat konfigurasi dari router. Untuk masuk ke dalam mode ini kita hanya perlu mengetikan enable pada user mode. Dibawah ini akan diberikan contoh untuk masuk ke dalam privileged mode: Router> (user mode) Router>enable Router# (privileged mode) Dan apabila kita ingin keluar dari privileged mode kita hanya perlu mengetikan disable maka secara otomatis kita akan kembali ke dalam user mode. Router#disable Router> Dan pada kondisi ini juga kita dapat mengetikan logout untuk keluar dari console: Router>logout Router con0 is now available Press RETURN to get started. Selain kita dapat keluar dari console melalui user mode kita juga dapat keluar dari console melalui privileged mode dengan cara mengetikan logout atau exit : 50

25 Router#logout Router con0 is now available Press RETURN to get started. 3.5 Konfigurasi Router Pada penulisan skripsi ini penulis tidak akan membahas semua perintah konfigurasi yang ada pada router tetapi hanya membahas konfigurasi standard pada router seperti: seting password, seting interface,seting ip pada interface dan seting hostname. Untuk melakukan proses konfigurasi router, hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah mode privileged menjadi mode global configuration, pada mode ini kita dapat melakukan semua konfigurasi router. Untuk merubah mode privileged menjadi mode konfigurasi global hanya diperlukan sebuah perintah yaitu dengan cara mengetikan Configuration Terminal atau config t dari mode privileged. Dibawah ini akan ditunjukan cara bagaimana merubah mode privileged menjadi mode konfigurasi global. Router#config t Enter configuration commands, one per line End with CTRL+Z Router (config) Proses penyetingan router yang dilakukan pada mode konfigurasi global akan langsung berakibat kepada konfigurasi yang sedang aktif atau berjalan, dengan kata lain akan mengubah isi konfigurasi yang tersimpan didalam DRAM. Perubahan yang terjadi pada DRAM tidak akan tersimpan pada NVRAM apabila kita tidak melakukan proses penyimpanan konfigurasi, hilangnya konfigurasi pada DRAM bisa diakibatkan proses booting atau shutdown pada router karena semua 51

26 konfigurasi yang tersimpan pada DRAM hanya bersifat sementara. Secara manual kita dapat menyimpan file atau konfigurasi dari DRAM ke NVRAM dengan menggunakan perintah copy running-config startup-config atau copy run start. Di bawah ini akan ditunjukan contoh bagaimana melakukan proses penyimpanan dari DRAM ke NVRAM : Router# copy run start Destination filename[startup-config]?[enter] Warning: Atemping to overwrite an NVRAM configuration Previously written by different version of the system image. Overwrite the previous NVRAM configuration?[confirm][enter] Pesan diatas menginformasikan bahwa kita akan melakukan proses menimpa konfigurasi yang sudah tersimpan dengan yang baru, dan pesan yang berada pada tanda [ ],itu berarti apabila kita menekan Enter berarti kita memilih jawaban default. Setelah proses penyimpanan selesai kita dapat melihat file yang tersimpan tadi dengan cara mengetikan perintah show running-config atau show startupconfig dari privileged mode. Perintah show running config dapat kita singkat menjadi sh run dan perintah show startup-config dapat kita singkat menjadi sh start. Sebagai contohnya : Router#sh run Building configuration... Current configuration : 628 bytes version

27 service timestamps debug datetime msec service timestamps log datetime msec no service password-encrypt hostname Router ip subnet-zero ip audit notify log ip audit po max-events 100 no ftp-server write-enable no voice hpi capture buffer no voice hpi capture destination 53

28 interface FastEthernet0/0 no ip address shutdown speed auto interface Serial0/0 no ip address shutdown interface Serial0/1 no ip address shutdown ip classless no ip http server no ip http secure-server line con 0 line aux 0 line vty

29 no scheduler allocate end Setting Password Terdapat lima password yang digunakan untuk mengamankan router cisco: console, auxiliary, telnet, enable password, dan enable secret. Fungsi dari masing-masing password berbeda-beda, tetapi untuk fungsi enable password dan enable secret memiliki keasamaan yaitu password ini digunakan untuk mengamankan privileged mode. Langkah langkah yang harus dilakukan untuk menyeting password yaitu: a. Enable Password Router>ena Router#config t Router(config)#enable password arbie b. Enable Secret Password Router>ena Router#config t Router(config)#enable secret arbie Apabila kita mengkonfigurasi enable password dan enable secret Password maka hanya konfigurasi enable secret lah yang akan dipakai sebagi pengaman privileged mode pada router. 55

30 c. Password Auxiliary Router>ena Router#config t Router(config)#line aux 0 Router(config-line)#login Router(config-line)password arbie d. Password Telnet Router>ena Router#config t Router(config)#line vty 0 4 Router(config-line)#login Router(config-line)password arbie e. Password Console Router>ena Router#config t Router(config)#line con 0 Router(config-line)#login Router(config-line)password arbie Untuk mengecek konfigurasi yang telah kita buat kita hanya perlu mengetikan sh run pada mode privileged. 56

31 3.5.2 Seting Hostname Penyetingan hostname ini hanya bertujuan untuk memberikan identitas atau nama dari router dan hanya bersifat lokal saja. Router>ena Router#config t Router (config)hostname arbie Arbie(config)# Setting Interface dan IP Address Mode konfigurasi interface adalah suatu mode yang digunakan untuk mengkonfigurasikan suatu interface tertentu. Untuk melakukan proses konfigurasi interface pertama-tama kita harus berada dalam mode konfigurasi interface. Dibawah ini akan ditunjukan contoh mengkonfigurasi sebuah interface: a. Interface Fastethernet Router>ena Router#config t Router(config)#int fastethernet 0/0 Router(config-if)#ip address Router(config-if)no shut Router(config-if)ctrl+Z b. Interface Serial Router>ena Router#config t Router(config)#int s 0/0 57

32 Router(config-if)#ip address Router(config-if)no shut Router(config-if)ctrl+Z Pada penyetingan interface, perintah no shut berfungsi untuk mengaktifkan interface karena secara default kondisi interface router adalah shut down. Dan untuk mengecek status konfigurasi dari interface adalah dengan menggunakan perintah show running-config atau show interface fast ethernet untuk Ethernet dan show interface serial untuk interface serial. 58

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik - 1 - Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi

Lebih terperinci

Router Devices & Configuration

Router Devices & Configuration Modul 18: Overview Router pada dasarnya sama halnya dengan PC. Komponen-komponen internal router hampir sama dengan PC dan router juga membutuhkan operating system untuk menjalankan aplikasinya, tetapi

Lebih terperinci

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay MODUL V Praktikkum Frame Relay Tujuan 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay 2. Mengetahui cara kerja Frame relay 3. implementasi pada topologi Real Pendahuluan Frame relay merupakan

Lebih terperinci

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T IOS ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Software IOS adalah Perangkat Lunak yang mengatur fungsi Routing dan Switching pada peralatan dan perangkat jaringan. Sama dengan PC, Router atau Switch tidak

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line)

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line) KONFIGURASI ROUTER Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan dalam file konfigurasi.

Lebih terperinci

Modul 3 Konfigurasi Router

Modul 3 Konfigurasi Router Modul 3 Konfigurasi Router Pendahuluan Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan

Lebih terperinci

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE Tujuan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menjelaskan perangkat menggunakan software. pengaturan Uraian materi 1. CLI Command

Lebih terperinci

Network Tech Support Switch Devices

Network Tech Support Switch Devices Modul 25: Overview Switch merupakan alat jaringan yang ada pada Lapisan 2 yang menjadi pusat koneksi seperti workstation, sever, router dan yang lainnya. Seperti halnya router, switch pun dapat dikonfigurasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay LAMPIRAN LAMPIRAN Konfigurasi X.25 dan Frame-Relay Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay Rancangan sederhana Frame-Relay ini menggunakan aplikasi Packet Tracer v5.2, yang mana aplikasi ini sangat membantu.

Lebih terperinci

BAB III TUGAS PENDAHULUAN

BAB III TUGAS PENDAHULUAN NAMA : M. ANANG SETIAWAN NRP : 11041110060 TUGAS PENDAHULUAN PRAK. JARKOM BAB III TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan bagaimana cara mensetting Startup Config pada Intermediate device! 2. Apakah perbedaan memory

Lebih terperinci

Modul 2 Pengenalan router

Modul 2 Pengenalan router Modul 2 Pengenalan router Pendahuluan Teknologi cisco berdasarkan software Cisco IOS yang mengatur fungsi routing dan switching pada peralatan jaringan. Diharapkan Anda setelah mengikuti modul ini akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Setelah melakukan perancangan topologi dan perangkat sistem yang akan digunakan pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ROUTER CISCO

DASAR-DASAR ROUTER CISCO DASAR-DASAR ROUTER CISCO By Gerald Efamuttam Komponen Dasar Router Cisco Sebelum kita mulai melakukan setup konfigurasi router Cisco, langkah awal yang perlu kita ketahui adalah mengenal komponen dasar

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing MODUL PRAKTIKUM (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST Singkawang, Pebruari 2014 0 P a g e A. Peralatan yang digunakan : 1. 1 Unit PC/Laptop dan system

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Seperti layaknya sebuah PC, ruter memiliki komponen yang sama dengan komputer seperti :

Seperti layaknya sebuah PC, ruter memiliki komponen yang sama dengan komputer seperti : 1 CCNA EXPLORATION 4.0 (protokol routing dan konsep ) MENGENAL ROUTER Saat ini jaringan merupakan kebutuhan yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Banyak keperluan dapat kita temukan dengan adanya jaringan.

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 8 Disusun Oleh : Nama Kelas : Imam Gojali : TI B Nim : 2011081063 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 8 ROUTING 1 ( Cisco

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Pengantar Router

Lebih terperinci

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF Modul 4 Praktikkum Routing Tujuan Praktikkum : 1 ) Memahami konsep Routing dan Router 2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya 3 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Statis

Lebih terperinci

Memiliki peran penting dalam perubahan cara kita hidup, bekerja, bermain, berkomunikasi, berkolaborasi, dan. Kita dapat menggunakan aplikasi web,

Memiliki peran penting dalam perubahan cara kita hidup, bekerja, bermain, berkomunikasi, berkolaborasi, dan. Kita dapat menggunakan aplikasi web, Bab 2 Routing dan Packet Forwading Jarkom 2 Nugroho Agus H., MSi M.Si. Today s networks Memiliki peran penting dalam perubahan cara kita hidup, bekerja, bermain, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berinteraksi

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Seperti telah dijelaskan sebelumnya, koneksi lewat layanan ADSL memerlukan suatu peralatan yang dinamakan ADSL modem dan layanan SHDSL memerlukan peralatan yang dinamakan

Lebih terperinci

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) SEMESTER GENAP 2011/2012 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Konfigurasi Router Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Topologi Jaringan Tanpa Konfigurasi Tabel Routing Gambar 1 Gambar-Gambar berikut ini contoh topologi

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

I. TUJUAN II. PENDAHULUAN

I. TUJUAN II. PENDAHULUAN No exp : 1 Nama: Fitria Afriana Pratiwi TKJ Kelas : 3 TKJ B Dedicated Router Diagnosa WAN Inst : Pa Rudi SMKN 1 CIMAHI Bu Neti I. TUJUAN a. Siswa dapat mengenal dedicated router b. Siswa dapat mengkonfigurasi

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T WAN PADA LAYER OSI WAN bekerja pada layer Physical dan Data Link pada Model OSI. Layer Physical WAN menggambarkan interface antara Data Terminal Equipment (DTE) dan Data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI

Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI fm_iqbal faiqmuhammadiqbal@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK. Gambar Jaringan WAN.

WIDE AREA NETWORK. Gambar Jaringan WAN. WIDE AREA NETWORK 1. Pengertian WAN WAN adalah singkatan dari Wide Area Network adalah suatu jaringan yang digunakan sebagai jaringan yang menghubungkan antar jaringan lokal. Jaringan komputer lokal secara

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI

UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI Nama : NRP : Matakuliah : Basic Router Configuration Topologi Tabel Addressing Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway R1 Fa0/0 192.168.1.254

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1. IOS Bootcamp 2. Konfigurasi Dasar

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550 Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550 Para Admin Fakultas Teknik UGM yang berbahagia:d, Cisco Switch-Catalyst merupakan salah satu produk besutan vendor CISCO yang sering digunakan oleh sebagian orang yang

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Frame Relay. Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses. disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang

Frame Relay. Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses. disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang 06324020 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI NIR-KABEL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2010 Frame relay adalah

Lebih terperinci

Modul 5 Mengatur software IOS

Modul 5 Mengatur software IOS Modul 5 Mengatur software IOS Pendahuluan Device cisco internetworking menggunakan beberapa file untuk beroperasi, seperti Cisco IOS image dan file konfigurasi. Administrator harus mengatur file-file tersebut.

Lebih terperinci

Sejarah cisco router. adiatma. Abstrak. Kata Kunci:sejarah,cisco router,jarkom

Sejarah cisco router. adiatma. Abstrak. Kata Kunci:sejarah,cisco router,jarkom Sejarah cisco router adiatma adiatma@raharja.info Abstrak Jaringan komputer merupakan salah satu cara dari penerapan teknologi informasi. Karena pentingnya jaringan komputer, ini hampir seluruh perusahaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS TUJUAN Setelah praktikum dilaksanakan, peserta praktikum diharapkan memiliki kemampuan 1. Melakukan konfigurasi RIP pada Cisco Router 2. Melakukan konfigurasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK

LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK OLEH: Serco Prayogi Sutarto (201010370311416) Dodik Gaghan Saputra (201010370311430) Stephen Ferry Faridyan (201010370311431) Dicky Fajar Ramadhan (201010370311442)

Lebih terperinci

Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade, June 2006

Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade, June 2006 Praktikum Basic Konfigurasi Router CISCO Definisi Router Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router PENDAHULUAN Di suatu instansi atau perusahaan pastinya banyak sekelompok orang yang menghendaki pengambilan data secara illegal ataupun perusakan jaringan pada perusahaan tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Didha Dewannanta

Didha Dewannanta Konfigurasi Dasar Router dan Switch Cisco Didha Dewannanta didhadewannanta@gmail.com http://jarkomindonesia.tk Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

LAMPIRAN A: MODE ROUTER LAMPIRAN A: MODE ROUTER Mode Router> Router# Router(config)# Router(config-if)# Router(config-line)# Router(config-router)# User mode Privileged mode Global configuration mode Interface mode Line mode

Lebih terperinci

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC WORKSHOP INTERNET PROTOCOL (IP) 1. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1. Switch 1 buah 2. Kabel cross-over (2 meter) 1 buah 3. Kabel straight-through @ 2 meter 3 buah 4. Komputer

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI 3.1 Umum Jaringan komputer bukanlah yang baru pada saat ini, hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet Tujuan Menentukan tugas utama dari sebuah router di dalam sebuah jaringan. Menjelaskan jaringan yang terkoneksi secara langsung, dengan interface router yang berbeda. Static Routing Meneliti secara jaringan

Lebih terperinci

MODUL 9 WIDE AREA NETWORK

MODUL 9 WIDE AREA NETWORK PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 WIDE AREA NETWORK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang WAN interface dengan PPP 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN A. Tujuan 1. Dapat mempraktekkan Perintah dasar Cisco IOS 2. Membuat VLAN menggunakan 1 Switch 3. Konfigurasi akses Wireless LAN B. Dasar

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router RIP

Modul 8 Cisco Router RIP Modul 8 Cisco Router RIP I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol routing RIP.

Lebih terperinci

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER Penulis: Alfin Hikmaturokhman1,2), Adnan Purwanto 2),

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Pendahuluan Testing jaringan dan troubleshooting adalah pekerjaan admin jaringan yang paling banyak memakan waktu. Karena itu harus dilakukan secara efisien, misalnya

Lebih terperinci

Modul 11 Access Control Lists (ACLs)

Modul 11 Access Control Lists (ACLs) Modul 11 Access Control Lists (ACLs) Pendahuluan ACL sederhananya digunakan untuk mengijinkan atau tidak paket dari host menuju ke tujuan tertentu. ACL terdiri atas aturan-aturan dan kondisi yang menentukan

Lebih terperinci

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER LAN untuk kantor kecil. LAN dengan topologi STAR dilengkapi dengan sepasang Server dan sepasang Modem, agar para karyawan dapat mengakses internet. Komputer yang digunakan

Lebih terperinci

Wide Area Network [WAN]

Wide Area Network [WAN] Modul 29: Overview Ada banyak pilihan sekarang ini tersedia untuk menerapkan solusi WAN. WAN sangat berbeda dari teknologi yang digunakan, kecepatan dan biaya yang dikeluarkan. Teknologi ini merupakan

Lebih terperinci

Modul 4 Koneksi ke Router Lain

Modul 4 Koneksi ke Router Lain Modul 4 Koneksi ke Router Lain Pendahuluan Cisco Discovery Protocol (CDP) adalah tool yang berguna untuk mengatasi incomplete atau inaccurate network. CDP adalah media dan protocol independent, CDP hanya

Lebih terperinci

Lab 1. VLAN (virtual LAN)

Lab 1. VLAN (virtual LAN) Lab 1. VLAN (virtual LAN) Digunakan untuk membuat segmentasi network Vlan 1 merupakan vlan default Masing-masing vlan memiliki alamat network sendiri-sendiri 1a. Network Topologi VLAN 10 VLAN 20 A C B

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar Jaringan Komputer Wikipedia.com mendefinisikan jaringan komputer sebagai berikut: A computer network is a system for communication among two or more computers. These

Lebih terperinci

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site :

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : http://laluirfan.web.ugm.ac.id PENDAHULUAN Rancangan network pada masa kini sangat berbeda jauh dengan rancangan network dimasa lalu, rancangan network di masa lalu

Lebih terperinci

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console Lab 0. Pengenalan 1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console 2. Tipe atau seri berapa router/switch yang sedang anda setting [Router# show version] 3. Apa nama file IOS

Lebih terperinci

PENGERTIAN CPE ( Customer-Premise Equipment )

PENGERTIAN CPE ( Customer-Premise Equipment ) PENGERTIAN CPE ( Customer-Premise Equipment ) (CPE) adalah terminal dan terkait peralatan yang terletak pada pelanggan lokasi pelanggan dan terhubung dengan carrier s ' telekomunikasi saluran (s) pada

Lebih terperinci

Protokol WAN. No. Exp : 6 Nilai dan Paraf :

Protokol WAN. No. Exp : 6 Nilai dan Paraf : Nama : Selly Anggraini Kelas : 3 TKJ A Hari/tgl : 22 Oktober 2012 Protokol WAN Pembimbing : - Rudi Haryadi - Antoni Budiman Mapel : Diagnosa WAN No. Exp : 6 Nilai dan Paraf : Protocol WAN adalah aturan

Lebih terperinci

WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) MELAKUKAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN BERBASIS LUAS ( WIDE AREA NETWORK ) Oleh Ariya Kusuma, A.Md. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) merupakan sistem jaringan dengan skala luas yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1. Analisa Masalah Dalam jaringan Wide Area Network (WAN) umumnya dihubungkan lewat jaringan milik perusahaan Telekomunikasi atau Service Provider. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI ( ) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19

NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI ( ) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19 NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI (14110302) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19 GUNADARMA UNIVERSITY 2012/2013 NETWORK LAYER Network

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia Gambar 4.1. Rancangan jaringan lokal PT. Yamatogomu Indonesia Berikut adalah alasan penggunaan topologi tersebut

Lebih terperinci

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Komunikasi serial adalah salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu

Lebih terperinci

Nugroho Agus H., M.Si.

Nugroho Agus H., M.Si. Jarkom 2 - Nugroho Agus H., M.Si. MSi Nugroho Agus H., M.Si. Routing menjadi inti kerja jaringan Router merupakan piranti yang menghubungkan antar network Router belajar tentang network di luar dirinyai

Lebih terperinci

Monitoring The Network

Monitoring The Network Monitoring The Network Introducing to Syslog PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI June 1, 2016 Authored by: Deantari Aji Monitoring The Network Introducing to Syslog Introducing to Syslog 8.1.1.1 Bila ada

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 9 Disusun Oleh : Nama Kelas : Imam Gojali : TI B Nim : 2011081063 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 9 ROUTING 2 ( Cisco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di abad ke 21 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah teknologi pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman informasi atau data, baik data visual

Lebih terperinci

MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN)

MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN) MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami aplikasi VLAN. 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi VLAN dengan switch CISCO 3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi inter-vlan dengan

Lebih terperinci

KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO

KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO 1 KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO Pada saat melakukan konfigurasi ruter setidaknya ada 6 tugas yang harus di perhatikan yaitu 1. nama ruter 2. Setting password 3. Mengkonfigurasi interface ( IP, description,

Lebih terperinci

OSI LAYER. Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng

OSI LAYER. Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng OSI LAYER Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng Pendahuluan Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Router Core. Building configuration... Current configuration : 981 bytes. version service timestamps debug datetime msec

Lampiran 1. Router Core. Building configuration... Current configuration : 981 bytes. version service timestamps debug datetime msec Lampiran 1. Router Core Building configuration... Current configuration : 981 bytes version 12.4 service timestamps debug datetime msec service timestamps log datetime msec no service password-encryption

Lebih terperinci

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) 1. Tujuan - Praktikan dapat memahami konsep routing RIP. - Praktikan mampu membuat konfigurasi dengan menggunakan Packet Tracer dengan protokol routing

Lebih terperinci

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami aplikasi access-list. 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi access-list dengan Cisco Router 3. Mahasiswa mampu menerapkan access-list

Lebih terperinci

Protokol WAN. bit-bit tersebut terpola untuk dapat diterjemahkan.

Protokol WAN. bit-bit tersebut terpola untuk dapat diterjemahkan. Nama : Iin Windarti (9) Kelas : XII TKJ A Tanggal : Senin, 15 Oktober 2012 Protokol WAN Pembimbing : Rudi Haryadi, ST Antoni Budiman, S.Pd Mata Pelajaran : Diagnosa WAN Nilai/Paraf : I. Pengertian Protokol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer,

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Network Network adalah kumpulan dari peralatan (node) yang dihubungkan oleh media penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, printer,

Lebih terperinci