BAB I PENDAHULUAN. agar keuangan negara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Karena sektor pajak

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan strategis yang dapat digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pajak harus dikelola dengan baik agar keuangan negara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Karena sektor pajak merupakan penerimaan negara yang sangat penting, maka perlu diadakan peningkatan pada sektor tersebut. Pajak merupakan sumber penghasilan negara yang digunakan untuk membiayai kebutuhan negara. Pajak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber diantaranya melalui pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, selain itu penerimaan negara dapat juga diperoleh dari sektor nonmigas. Sistem perpajakan di Negara kita menganut paham self assessment, dimana wajib pajak diharapkan dapat menghitung, menyetor serta melaporkan pajak penghasilannya sendiri, hal ini dapat wajib pajak peroleh dengan mengacu kepada undang-undang perpajakan. Penerimaan pajak dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Dari faktor eksternal seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, harga minyak internasional, dan tingkat suku bunga. Sedangkan dari faktor internal yaitu dasar pengenaan pajak (tax base) dan tarif pajak. Dengan semakin meningkatnya ketergantungan terhadap penerimaan pajak tersebut, mengharuskan pemerintah membuat strategi pengamanan target penerimaan pajak tanpa 1

2 2 mengganggu sektor usaha dengan memberikan beban tambahan seperti obyek pajak baru atau kenaikan tarif pajak. Untuk kembali meningkatkan Pajak Penghasilan, pemerintah melakukan berbagai perubahan khususnya dalam peraturan perpajakan. Salah satu perubahan yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah mengenai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan diberlakukannya peraturan menteri keuangan (PMK) No. 162 tahun Selain merubah peraturan perpajakan, kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak yang patuh sangat erat terkait dengan persepsi masyarakat tentang pajak. Persepsi sangat berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Perilaku patuh wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel perilaku individu dan lingkungan (James L. Gibson, 1991) dalam Triyani (2009). Walaupun penerimaan pajak dari tahun ke tahun meningkat, namun disisi lain terdapat petunjuk bahwa potensi perpajakan nasional belum tergali secara maksimal (Marii Muhamad, 1992) dalam Triyani (2009), hal ini antara lain persepsi masyarakat sejak dulu bahwa pajak dipandang pengabdian masyarakat dan pembangunan pajak dipersepsikan sebagai alat penjajah dan sumber korupsi (Radius Prawiro, 1990) dalam Triyani (2009). Persepsi masyarakat terhadap pajak masih rendah, dikarenakan pajak dianggap sebagai beban yang memberatkan wajib pajak. Persepsi wajib pajak orang pribadi positif bila didukung oleh faktor-faktor pembentuk persepsi yang memadai terhadap

3 3 kedua Undang-undang dan persepsinya akan negatif jika tidak didukung oleh faktor-faktor pembentuk persepsi tersebut. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya wajib pajak yang berada di wilayah KPP Tangerang Timur, dimana dari jumlah wajib pajak yang terdaftar sampai dengan 2013 adalah sebesar dan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan tahun 2008 tepat waktu sebanyak orang, pada tahun 2009 wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan meningkat sebanyak , kemudian wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan meningkat kembali pada tahun 2010 sebesar , namun ditahun 2011 terjadi penurunan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan sebesar , dan pada tahun 2012 wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan sebesar , hal ini disebabkan masih adanya proses pelaporan SPT tahunan yang sedang berjalan. Dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Tahun Sumber: Direktorat Jendral Pajak 2013 Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan Perubahan undang-undang yang akan penulis teliti lebih lanjut di dalamnya adalah mengenai perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pada dasarnya kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang di tetapkan oleh pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak khususnya

4 4 wajib pajak orang pribadi dalam membayar serta melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) baik itu SPT Tahunan maupun SPT Masa. Dalam hal ini, penulis menemukan penelitian mengenai pengaruh perubahan PTKP dan tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Adapun judul penelitiannya mengenai Studi Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sebelum dan sesudah perubahan undang-undang pajak penghasilan tahun 2000 oleh Mas ut (2004). Menurut hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak orang pribadi atas perubahan PTKP tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Apabila peningkatan PTKP disertai dengan meningkatnya penghasilan, maka PTKP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penghasilan kena pajak yang harus dibayarkan wajib pajak orang pribadi (Triyani,2009) dan (Ariestiani,2012). Sedangkan menurut (Utami dkk, 2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak diantaranya pengaruh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak, serta pengaruh kualitas pelayanan. Dan hanya satu faktor yang tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu faktor persepsi atas efektifitas sistem perpajakan. Sedangkan menurut Ardani (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak sebelum diberlakukannya sunset policy masih relatif rendah dibandingkan dengan masa setelah berlakunya sunset policy yang ternyata cenderung meningkat hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah wajib

5 5 pajak, jumlah setoran pajak, berkurangnya surat ketetapan pajak dan meningkatnya tax ratio. Sedangkan menurut Supriatiningsih (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan persepsi motivasi wajib pajak orang pribadi terhadap pelaksanaan system self assesment. Hal ini dapat dilihat dari indicator variable mengenai motivasi tentang kebenaran, kejujuran, lingkungan tanggung jawab wajib pajak orang pribadi sehingga tidak konsisten terhadap pelaksanaan system self assesment dan juga belum adanya denda atau sanksi yang tegas dari pemerintah sehingga wajib pajak orang pribadi merasa apa yang telah dilakukannya tidak bermasalah dan tidak termotivasi untuk melakukan pembayaran dan pelaporan SPT tahunannya. Berdasarkan penelitian tersebut penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimana persepsi dan motivasi wajib pajak orang pribadi atas perubahan PTKP serta bagaimana pengaruh persepsi dan motivasi tersebut terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan judul : Persepsi dan Motivasi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Perubahan PTKP serta Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Wilayah Kpp Tangerang Timur)

6 6 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah persepsi WPOP atas perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk membayar pajak? 2. Apakah motivasi WPOP atas perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk membayar pajak? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi atas perubahan PTKP terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi wajib pajak orang pribadi atas perubahan PTKP terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Persepsi dan motivasi wajib pajak orang pribadi atas perubahan PTKP dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak. 2. Manfaat Praktik Hasil penelitian yang memberikan bukti empiris bahwa perubahan PTKP dapat memberikan kontribusi praktik yang berguna untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

7 7 3. Manfaat Kebijakan a) Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa perubahan PTKP dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang diterapkan Direktorat Jenderal Pajak memberikan kontribusi kebijakan bahwa perubahan PTKP mempunyai keterkaitan erat dengan minat wajib pajak untuk membayar pajak. b) Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta untuk mengevaluasi sejauh mana perubahan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) telah dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.