37 LAB Cisco CCNA aida171 idaaa_171

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "37 LAB Cisco CCNA aida171 idaaa_171"

Transkripsi

1 37 LAB Cisco CCNA aida171 idaaa_171 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate i

2 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata ala, yang maha kuasa dan berkat rahmatnya, saya dapat menyelesaika buku Dapur e Cisco CCNA ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sholallahu alaihiwasallam yang kita nanti-nantikan syafa atnya di hari kiamat kelak. Amin. Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang membantu saya dalam menyusun buku ini, baik yang memberikan bantuan secara langsung ataupun tidak langsung. Terimakasih khususnya kepada : 1. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa. 2. Guru Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi. 3. Seluruh Rekan-rekan JN-NEC. 4. Seluruh Sahabat serta Teman-teman yang selalu mendukung. Buku ini tentunya jauh dari kata sempurna, oleh karna itu saya sangat harapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki buku ini. Bekasi, Maret 2017 Aida Mahmudah Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii 7 Layer OSI... 1 Lab 1 Preparation Cisco (GNS3)... 3 Lab 2 Preparation Cisco (Cisco Packet Tracer)... 6 Lab 3 User, Privileged, dan Global Configuration Mode... 8 Lab 4 Konfigurasi Dasar Lab 5 Vlan (Virtual LAN) LAB 6 Trunking Lab 7 InterVLAN Routing (802.1Q) Lab 8 Konfigurasi Trunk pada MLS (Switch L3) Lab 9 Konfigurasi DHCP Server Lab 10 Konfigurasi DHCP Client pada Switch atau Router Lab 11 Telnet pada Switch atau Router Lab 12 SSH pada Switch atau Router Lab 13 Spanning Tree Portfast Lab 14 Spanning Tree Protocol (PVST) Lab 15 Mengamankan Interface dengan Port-security Lab 16 Ethercannel LaCP Lab 17 Etherchannel PaGP Lab 18 Static Etherchannel L Lab 19 VTP (Vlan Trunking Protocol) Lan 20 DTP (Dynamic Trunking Protocol) Lan 21 Static Routing Lab 22 Basic Config EIGRP Lab 23 Basuc Config OSPF Backbone Area Lab 24 Multi Area OSPF Lab 25 HSRP (Fail-Over) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate iii

4 Lab 26 VRRP (Fail Over) Lab 27 GLBP (Load-Balancing) Lab 28 Standart Access-list (1-99) Lab 29 Extended Access-list Lab 30 Static NAT Lab 31 - Dynamic NAT Lab 32 NAT PAT Lab 33 WAN-HDLC Lab 34 PPP (Point-to-Point) Protocol Lab 35 PPP PAP Lab 36 PPP CHAP Lab 37 DHCP Relay Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate iv

5 7 Layer OSI 7 Layer OSI merupakan model arsitektur jaringan yang di kembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa tahun OSI (Open System Interconnection) adalah kumpulan layer-layer yang tidak saling bergantungan tapi saling berkaitan satu sama lain, itu karena masing-masing dari layer OSI sudah punya tugas dan tanggung jawab masing-masing. Layer osi mempunyai 2 Tingkatan Layer, yaitu : 1. Lower Layer : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer. 2. Upper Layer : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer Gambar. 7 Layer OSI Di sini saya akan menjelaskan tentang fungsi dan tanggung jawab dari Layer OSI (Open System Interconnection),yaitu : Application Layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. Presentation Layer Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)). Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 1

6 Session Layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama. Transport Layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Network Layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paketpaket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage). DataLink Layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC). Physical Layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 2

7 Lab 1 Preparation Cisco (GNS3) Jika kita ingin belajar cisco maka kita bisa gunakan 2 cara yaitu pakai GNS3 atau Cisco Packet Trecer. Sebagai catatan Kalau kita ingin pakai yang GNS3 sebaiknya kita menggunakan IOS asli, walau itu sekedar buat belajar aja. Kalian tau gak GNS3 itu apasih? nah jawabannya GNS3 itu semacam sebuah program graphical network simulator yang dapat mensimulasikan topologi jaringan yang lebih kompleks, jadi kaya semacam kita bisa buat virtual dari sebuah jarigan menggunakan GNS3 Persiapan Yang Harus Dilakukan Kalian harus pastikan dulu kalian sudah menginstall GNS3 nya di leptop/pc kalian masing-masing ya, kalian bisa cek di web resminya ( ) Kalian juga jangan lupa siapin Cisco IOS nya, kalian bisa cari di google ko Setelah GNS3 di install Buka GNS3 nya Gambar 1.1 Tampilan dari GNS3 Tambahkan Cisco IOS untuk Router : Klik edit pilih preferences Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 3

8 Trus pilih Dnamips klik IOS Router klik New Saat di new image klik Browse pilih Cisco IOS yang telah kalian siapkan lalu Next Lalu kita pilih nama dari router, trus Next Selanjutnya masukan ukuran RAM yang kita inginkan, tapi liat kemampuan dari PC/Leptop punya kita ya trus kalo udah klik Next Lalu tambahkan interface, di slot 1 Tambahkan NM-4E trus klik Next Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 4

9 Setelah selesai akan ada tampilan informasi lengkap tentang router cisco yang baru di tambahkan Setelah IOS di tambahkan kita bisa mensimulasikan nya, dengan cara drag and drop ke area kerja Untuk menambahkan Cisco Switch : Klik Edit Preferences Pilih IOS on UNIX IOS Device New Setelah itu akan muncul tab baru beri nama switchnya pilih new image lalu pilih antara layer 2 dan layer 3 klik finish jika ingin menambahkan network pada Router/Switch bisa dengan cara : untuk Router klik Edit Klik slots, sedangkan untuk Switch Klik Network Dan kita pun sudah dapat menggunakan Cisco router atau Cisco switch Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 5

10 Lab 2 Preparation Cisco (Cisco Packet Tracer) Selain menggunakan GNS3untuk belajar Cisco kita juga dapat menggunakan Cisco Packet Tracer, sebagai media untuk beljar Cisco. Dan kalau kita menggunakan Cisco Packet tracer kita tidak perlu memerlukan Cisco IOS karna untuk Device & Kabel Link Cisco itu sendiri sudah tersedia pada Cisco Packet Tracer. Yang saya gunakan adalah Cisco Packet Tracer 6.3 dan di bawah ini adalah tampilannya Gambar 2.1 Tampilan Cisco Packet Tracer Penjelasan : Work Space Work Space atau Area Kerja adalah dimana kita dapat mengerjakan Sebuah Jaringan yang kita ingikan. Menu Bar Menu yang Sering kita jumpai, di dalam nya terdapat : File, Edit, Option, View, Tools, Extensions, Help Main Toll Bar Tidak jauh dari menu bar terdapat Main Bar, yang isi nya : New, Open, Save, Print, Activity Wizard, Copy, Paste, Undo, Redo, Zoom In, Zoom Reset, Zoom Out Common Tools Bar Pada bar ini menyediakan akses ke alat-alat kerja/jaringan yang kita gunakan pada Cisco Packet Tacer, dan di dalam nya ada : Move Layout, Place Note, Delete, Inspect, Resize Shape, Add Simple PDU,dan Add Complex PDU Device-Type Selection Box Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 6

11 Di Device-Type Selection Box ini adalah di mana kita dapat memilih Device (Perangkat) dan juga dapat memilih Kabel Link apa saja yang akan kita butuhkan dalam membuat sebuah jaringan. Device-Spesifik Selection Box kalau dalam Device-Type Selection Box kita dapat memilih Device & Kabel Link maka di dalam Device-Spesifik Selection Box ini kita dapat memilih jenis/versi dari device yang kita inginkan User Created Packet Window Disini kita dapat melihat pengelolaan Packet yang kita kirimkan dari jaringan yang telah kita buat. Cara menggunakannya itu dengan Drag & Drop dari Device-Spesifik Selection Box ke Work Space (Area Kerja). Dan jika kita ingin menggunakan console atau terminal nya kita dapat melakukan nya dengan Klik dua kali pada device nya lalu Klik CLI seperti gambar di bawah ini. Gambar 2.2 Tampilan Terminal di Router Jika pada Continue with configuration dialog? [yes/no] : Maka kita tinggal pilih jika kita ketik Yes enter maka dalam konfigurasinya itu akan secara otomatis, sedangkan kalau kita ketik No enter maka dalam konfigurasinya nya kita akan secara manual. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 7

12 Lab 3 User, Privileged, dan Global Configuration Mode Di Cisco itu terdapat beberapa mode di ataranya : User Mode Tanda yang menandakan kalau kita ada di mode ini adalah > di mode ini jika kita tidak tau perintah apa saja yang bisa kita gunakan pada mode ini maka kita bisa ketikkan? maka nanti akan keluar apa saja ya yang bisa kita lakukan pada mode ini. Tapi dalam mode ini kita tidak dapat mengkonfigurasi Device(Router/Switch) yang kita gunakan. Router> Router>? Exec commands: <1-99> Session number to resume connect Open a terminal connection disable Turn off privileged commands disconnect Disconnect an existing network connection enable Turn on privileged commands exit Exit from the EXEC logout Exit from the EXEC ping Send echo messages resume Resume an active network connection show Show running system information ssh Open a secure shell client connection telnet Open a telnet connection terminal Set terminal line parameters traceroute Trace route to destination Router> Privileged Mode Jika kita berada pada mode ini maka tanda nya adalah # tapi jika kita ingin masuk pada mode kita ini maka pada User Mode kita harus ketikkan enable baru setelah itu kita akan bisa masuk ke Privileged Mode. Dan kalau di mode ini kita juga tidak tau apa saja yang bisa kita lakukan maka kita juga bisa ketik? maka nanti akan muncul perintah apa saja yang kita bisa lakukan. Router>enable Router# Router#? Exec commands: <1-99> Session number to resume auto Exec level Automation Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 8

13 clear clock configure connect copy debug delete dir disable disconnect enable erase exit logout mkdir more no ping reload --More-- Reset functions Manage the system clock Enter configuration mode Open a terminal connection Copy from one file to another Debugging functions (see also 'undebug') Delete a file List files on a filesystem Turn off privileged commands Disconnect an existing network connection Turn on privileged commands Erase a filesystem Exit from the EXEC Exit from the EXEC Create new directory Display the contents of a file Disable debugging informations Send echo messages Halt and perform a cold restart Dan di mode ini kita dapat melihat konfigurasi apa saja yang kita telah konfigurasi pada device nya. Contoh kita ingin melihat konfigurasi yang telah kita konfig maka kita ketikkan show ip interface brief enter Router#show ip interface brief Interface IP-Address OK? Method Status Protocol FastEthernet0/0 Unassigned YES unset administratively down down FastEthernet0/1 Unassigned YES unset administratively down down Vlan1 Unassigned YES unset administratively down down Router# Dan untuk melihat perintah Show apa saja yang dapat kita lakukan maka tambahkan? setelah kata show. Seperti ini Router#show? Aaa Show AAA values acces-lists List access lists Arp Arp table Cdp CDP information --More-- Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 9

14 Global Configuration Mode Tanda kalau kita sudah masuk dalam Global Configuration Mode ini adalah (config)# dan untuk masuk ke mode ini adalah kita harus mengetik configure terminal / conf t Enter pada mode Privileged Mode. Pada mode ini kita bisa mengkonfigurasi device kita baik itu Router ataupun Switch. Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)# Jika kita telah masuk pada mode ini maka ketika kita ingin menyingkat perintah maka kita bisa menggunakan TAB maka perintah itu akan terselesaikan. Contoh : Router(config)#int TAB Router(config)#interface fa TAB Router(config)#interface fastethernet 0/1 Dan jika kita ingin kembali kepada Privileged mode maka kita hanya perlu menekan ctrl+z maka kita akan kembali pada mode Privileged Mode. Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#^Z Router# %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console Router# Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 10

15 Lab 4 Konfigurasi Dasar Di sini saya akan menjelaskan beberapa konfigurasi dasar yang umum di gunakan pada Cisco Packet Tacer. Misalya jika kita ingin melihat versi dari device yang sedang kita gunakan maka kita cukup mengetik show version pada mode privileged. Router#show version Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-ADVIPSERVICESK9-M), Version 12.4(15)T1, RELEASE SOFTWARE (fc2) Technical Support: Copyright (c) by Cisco Systems, Inc. Compiled Wed 18-Jul-07 04:52 by pt_team ROM: System Bootstrap, Version 12.3(8r)T8, RELEASE SOFTWARE (fc1) System returned to ROM by power-on System image file is "flash:c1841-advipservicesk9-mz t1.bin" This product contains cryptographic features and is subject to United States and local country laws governing import, export, transfer and use. Delivery of Cisco cryptographic products does not imply third-party authority to import, export, distribute or use encryption. Importers, exporters, distributors and users are responsible for compliance with U.S. and local country laws. By using this product you agree to comply with applicable laws and regulations. If you are unable to comply with U.S. and local laws, return this product immediately. A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at: If you require further assistance please contact us by sending to export@cisco.com. Cisco 1841 (revision 5.0) with K/16384K bytes of memory. Processor board ID FTX0947Z18E M860 processor: part number 0, mask 49 2 FastEthernet/IEEE interface(s) 191K bytes of NVRAM K bytes of ATA CompactFlash (Read/Write) Configuration register is 0x2102 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 11

16 Dan ada juga jika kita ingin memberikan IP Address pada interface Router(config)#int fa 0/0 Router(config-if)#ip address Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up Router(config-if)# Catatan : Pada saat di bagian int fa 0/0 kita lihat interface nya tersambung dengan fastehernet berapa yang akan di beri IP Rumus untuk memberikan IP Address ip address ( ip address ) ( subnet mask ) Perintah no shutdown yang terdapat di konfig di atas berfungsi untuk menyalakan interface, karna pada dasar nya interface itu belum nyala/ masih mati shutdown Dan jika kita ingin melihat hasil nya maka kita gunakan perintah " show ip interface brief " maka hasil nya akan seperti ini : Router#show ip interface brief Interface IP-Address OK? Method Status Protocol FastEthernet0/ YES manual up up FastEthernet0/1 unassigned YES unset administratively down down Vlan1 unassigned YES unset administratively down down Untuk mengubah hostname(nama device) yang kita gunakan kita dapat menggunakan perintah hosname (nama-device) pada bagian nama- device kita isi dengan nama seterah tapi tidak boleh pakai spasi, seperti di bawah ini : Router(config)#hostname Aida-R1 Aida-R1(config)# nama device sudah berubah Untuk melihat konfigurasi yang kita gunakan pada device maka kita bisa gunakan perintah show run maka akan terlihat seluruh konfigurasinya Aida-R1#show run Building configuration... Current configuration : 564 bytes! version 12.4 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 12

17 no service timestamps log datetime msec no service timestamps debug datetime msec no service password-encryption! hostname Aida-R1!!! ip cef no ipv6 cef!! --More-- Di cisco, semua konfigurasi yang kita buat tersimpan di running-config dan pas kita Reboot/Shutdown device yang udah di konfig, maka konfigurasi nya akan hilang. Tapi agar konfig nya gak hilang kita harus menyimpannya di startup-config dengan menggunakan perintah write. Seperti di bawah ini : Aida-R1#write Building configuration... [OK] Aida-R1#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]? enter Building configuration... [OK] Aida-R1# Dan jika kita menggunakan perintah write pada Global Configuration Mode, maka hasil nya akan seperti ini : Aida-R1(config)#write ^ % Invalid input detected at '^' marker. Aida-R1(config)# Tapi jika kita ingin menggunakan perintah write pada Global Configuration Mode, kita harus menambahkan do di depan nya, Seperti di bawah ini : Aida-R1(config)#do write Building configuration... [OK] Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 13

18 Dan jika kita ingin mengembalikan pada konfigurasi yang awal, maka kita gunakan perintah write erase. dan setelah itu kita harus mereboot device tersebut dengan perintah reload Aida-R1#write erase Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm] enter [OK] Erase of nvram: complete %SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram Aida-R1#reload Proceed with reload? [confirm] enter Jika kita salah dalam mengetik perintah maka kita bisa tekan ctrl+shift+6 untuk mempercepatnya, seperti gambar di bawah ini : Aida-R1#in Translating "in"...domain server ( ) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 14

19 SWITCHING Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 15

20 Lab 5 Vlan (Virtual LAN) Vlan (Virtual LAN) adalah pembagian segmentasi dalam sebuah jaringan yang sifatnya local. Contoh di sebuah perusahaan pasti ada bagian-bagian nya tersendiri, maka dari itu vlan bertujuan untuk mengatur manajement jaringan (mengelompokkan user/grup) dan juga dapat berfungsi sebagai menjaga keamanan jaringan tersebut dari hacker/user yang tidak di inginkan. Pertama yang kita lakukan aldah buat topologi nya terlebih dahulu : Vlan 1 9 termasuk dalam Vlan default. Vlan 10 = Teknik Vlan 20 = Industri Gambar 5.1 Topologi VLAN Sekarang kita konfigurasikan IP Address nya dengan kilk 2x pada PC pilih Dekstop pilih IP Configuration isikan IP Addressnya. Gambar 5.2 Konfigurasi IP Address pada PC Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 16

21 Lalu beri IP Address pada semua PC, Host nya di tentukan dari nama PC. Kalau sudah di beri IP pada semua PC maka coba ping dari PC2 ke PC4, caranya klik 2x pada PC pilih Dekstop Comment Prompt Dan hasil nya harus Reply PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms Sekarang ubah nama pada switch menjadi SW1 Switch >enable Switch #conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SW1 SW1(config)# Lalu kita buat Vlan nya terlebih dahulu pada switch SW1(config)#vlan 10 SW1(config-vlan)#name Teknik SW1(config-vlan)#exit SW1(config)#vlan 20 SW1(config-vlan)#name Industri Setlah kita buat vlan, selanjutnya kita lanjut dengan mengelompokkan PC nya sesuai vlan yang telah kita buat. SW1(config)#int fa 0/1 SW1(config-if)#switchport mode access SW1(config-if)#switchport access vlan 10 SW1(config-if)#exit SW1(config)#int fa 0/2 SW1(config-if)#switchport mode access SW1(config-if)#switchport access vlan 10 SW1(config-if)#exit Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 17

22 Sebagai catatan : Lihatlah dengan teliti nama interface yang mengarah pada PC nya, jangan sampai salah interface nya. Selain itu kita dapat menggunakan perintah range agar kita bisa sekaligus konfigurasi vlan pada interface nya. Seperti di bawah ini : SW1(config)#interface range fa 0/3-4 SW1(config-if)#switchport mode access SW1(config-if)#switchport access vlan 20 Jika sudah selanjutnya kita bisa cek vlan yang sudah kita buat tadi dengan perintah show vlan brief SW1#show vlan brief VLAN Name Status Ports Default active Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8 Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12 Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16 Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20 Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24 10 Teknik active Fa0/1, Fa0/2 20 Industri active Fa0/3, Fa0/ fddi-default active 1003 token-ring-default active 1004 fddinet-default active 1005 trnet-default active Nah di atas sudah terbuat Vlan yang telah kita konfigrasi di atas beserta interface yang termasuk dalam vlan tersebut, selanjutnya kita ping lagi dari PC2 ke PC4 dan hasilnya harus RTO (Request time out) PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Request time out Request time out Request time out Request time out Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 18

23 jika hasilnya Reply coba kalian cek ulang pada konfigurasinya. Lalu kalo udah sekarang coba cek PC yang 1 Vlan. Sekarang kita ping PC1 ke PC2 : PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=21ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 21ms, Average = 6ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 19

24 LAB 6 Trunking Trunking menggunakan proses encapsulation untuk menghubungkan beberapa switch yang menggunakan vlan. Jadi kita harus mengkonfigurasi Trunking untuk menghubungkan switch tersebut, karna jika tidak maka tidak akan dapat saling berhubangan. Dan untuk konfigurasinya pada kita mengarahkan pada interface yang mengarah ke switch. Contoh topolologi yang di gunakan seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 6.1 Topologi Trunking Kita konfigurasinya melanjutkan dari Lab sebelumnya tentang materi Vlan. Karna dari Lab sebelumnya kita sudah memberikan IP Address pada PC1-4, jadi sekarang kita beri IP Address dulu pada PC5&6. Host pada PC5&6 masih sama seperti PC1-4 yaitu mengikuti nama dari PC masing-masing. Lalu selanjutnya kita lakukan ping dari PC 5 ke PC6 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=12ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 20

25 Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 12ms, Average = 3ms Dan hasil nya akan Reply. Lalu setelah itu kita coba test ping dari PC5 ke PC yang sudah di konfigurasi dengan Vlan dan hasil nya akan RTO PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Request time out Request time out Request time out Request time out Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Sekarang kita ubah nama switch dengan nama SW2. Lalu kita konfigurasi Vlan pada SW2, pada PC5 = Vlan10 dan pada PC6 = Vlan 20 Switch>enable Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#hostname SW2 SW2(config)#vlan 10 SW2(config-vlan)#name Teknik SW2(config-vlan)#exit SW2(config)#vlan 20 SW2(config-vlan)#name Industri SW2(config-vlan)#exit SW2(config)#int fa 0/2 SW2(config-if)#switchport mode access SW2(config-if)#switchport access vlan 10 SW2(config-if)#exit SW2(config)#int fa 0/3 SW2(config-if)#switchport mode access SW2(config-if)#switchport access vlan 20 SW2(config-if)#exit Sekarang PC5 kita sudah konfigurasi ke dalam Vlan 10, maka sekarang coba ping dari PC5 ke PC2. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 21

26 Request time out Request time out Request time out Request time out Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Hasil ping ke PC2 adalah RTO, karna kita belum konfigurasi pada seluruh switch. Maka kita konfiguasi terlebih dahulu Trunk pada switchnya bisa salah satu atau kedua switch tersebut. SW2(config)#int fa 0/1 SW2(config-if)#switchport mode trunk SW2(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to down %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up Lalu kita bisa check dengan menggunakan perintah show interface trunk SW2#show interface trunk Port Mode Encapsulation Status Native vlan Fa0/1 On 802.1q trunking 1 Port Fa0/ Vlans allowed on trunk Port Fa0/1 1,10,20 Vlans allowed and active in management domain Port Fa0/1 1,10,20 Vlans in spanning tree forwarding state and not pruned Setelah itu lakukan lagi ping dari PC5 ke PC2 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=96ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=22ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=22ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=23ms TTL=128 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 22

27 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 96ms, Average = 40ms Dan hasilnya adalah Reply PC5 dapat ping ke PC2. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 23

28 Lab 7 InterVLAN Routing (802.1Q) Di sini InterVLAN berfungsi sebagai penghubung antar VLAN yang berbeda Network menggunakan Router. Topologinya seperti di bawah ini : Gambar 7.1 Topologi InterVLAN Routing Di sini kita konfigurasi nya melanjutkan dari Lab sebelumnya. Gambar router di atas berfungsi sebagai sebuah gateway pada PC nya nanti. Dan Link antara SW2 dan R1 merah, dikarenakan interface pada R1 masih dalam keadaan shutdown/mati. Sebelum kita mengkonfigurasi InterVlan kita Ubah dulu IP Address pada PC yang termasuk ke dalam vlan 20 : Gambar 7.2 Merubah IP Address pada VLAN 20 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 24

29 Selanjutnya kita rubah nama hostname nya Lalu kita nyalakan interface yang mengarah dari R1 ke SW2 Router(config)#hostname R1 R1(config)#int fa 0/0 R1(config-if)#no shutdown Selanjutnya kita masukkan sub-interface yang kita gunakan sebagai gateway untuk VLAN 10 dan VLAN 20 R1(config)#int fa 0/0.10 R1(config-subif)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.10, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.10, changed state to up R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10 R1(config-subif)#ip address R1(config-subif)#exit R1(config)#int fa 0/0.20 R1(config-subif)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.20, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.20, changed state to up R1(config-subif)#encapsulation dot1q 20 R1(config-subif)#ip address Catatan : Pada perintah int fa 0/0.10 angka 10 di sana menandakan bahwa pada interface R1 yang mengarah ke SW2 kita sedang mengkonfigurasi VLAN 10 Menambahkan IP Address yang akan menjadi gateway untuk VLAN 10 ip address Kemudian kita check IP Address yang kita baru config dengan perintah show ip interface brief Router#show ip interface brief Interface IP-Address OK? Method Status Protocol FastEthernet0/0 unassigned YES unset Up up FastEthernet0/ YES manual Up up FastEthernet0/ YES manual Up up FastEthernet0/1 unassigned YES unset administratively down down Vlan1 unassigned YES unset administratively down down Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 25

30 Selanjutnya kita konfigurasi Trunk pada SW2 yang interface nya mengarah pada R1 SW2(config)#int fa 0/4 SW2(config-if)#switchport mode trunk SW2(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to down %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up Setelah itu, kita lanjutkan dengan beri IP Gateway pada setiap PC. Disini Gateway berfungsi sebagai jalur masuk ke network yang lain. Gateway yang kita masukkan : VLAN 10 : VLAN 20 : Gambar 7.2 Konfigurasi IP Gateway pada VLAN 10 Gambar 7.3 Konfigurasi IP Gateway pada VLAN 20 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 26

31 Lalu kita akan coba ping dari PC1 ke PC3, dan hasil nya akan Reply. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Request timed out Reply from : bytes=32 time=14ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 14ms, Average = 4ms Jika kalian masih RTO pas ping dari PC1 ke PC3 coba kalian cek dari konfigurasinya lagi. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 27

32 Lab 8 Konfigurasi Trunk pada MLS (Switch L3) MLS (Multi Layer Switch) ini sama saja seperti switch tapi bedanya, kalau di MLS kita dapat memberikan IP Address dan kita juga dapat melakukan routing. Dan untuk pengkonfigurasian nya pun sama seperti switch tapi sedikit berbeda pada konfigurasi Trunk nya. Berikut Topologi Trunking MLS Gambar 8.1 Topologi Trunking MLS Sama seperti Lab sebelumnya kita masukkan terlebih dahulu IP Address pada semua PC sesuai dengan VLAN masing-masing. Gambar 8.2 Konfigurasi IP Address pada PC1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 28

33 Gambar 8.3 Konfigurasi IP Address pada PC 3 Setelah itu kita rubah Hostname lalu Konfigurasikan VLAN pada MLS1&2. Switch>enable Switch#conf t Switch(config)#hostname MLS1 MLS1(config)#vlan 10 MLS1(config-vlan)#name Teknik MLS1(config-vlan)#exit MLS1(config)#vlan 20 MLS1(config-vlan)#name Industri MLS1(config-vlan)#exit Lanjut lagi kita masukkan interface pada VLAN nya masing-masing. MLS1(config)#int fa 0/1 MLS1(config-if)#switchport mode access MLS1(config-if)#switchport access vlan 10 MLS1(config-if)#exit MLS1(config)#int fa 0/2 MLS1(config-if)#switchport mode access MLS1(config-if)#switchport access vlan 20 Selanjutnya kita lanjutkan dengan mengkonfigurasi IP Address yang akan di jadikan sebagai Gateway untuk VLAN pada MLS1 & MLS 2 MLS1(config)#int vlan 10 MLS1(config-if)#ip address MLS1(config-if)#exit MLS1(config)#int vlan 20 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 29

34 MLS1(config-if)#ip address MLS1(config-if)#exit MLS1(config)#ip routing Catatan : Perintah ip routing berfungsi untuk mengaktifkan routing pada MLS. Setelah itu kita buat Trungking pada MLS, bisa salah satu atau dua-duanya. MLS1(config)#int fa 0/3 MLS1(config-if)#switchport trunk encapsulation dot1q MLS1(config-if)#switchport mode trunk Setelah itu kita lakukan ping dari PC1 ke PC2, dan hasilnya adalah Reply PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=61ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=14ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=17ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 61ms, Average = 23ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 30

35 Lab 9 Konfigurasi DHCP Server Fungsi dari DHCP Server itu memberikan IP Address secara otomatis kepada client baik itu menggunakan switch ataupun router. Topologi jaringannya seperti berikut : o Gambar 9.1 Topologi DHCP Server Di sini kita hanya tinggal melanjutkan saja dari Lab yang sebelumnya, dan kita hanya akan menambahkan konfigurasi DHCP Server dan DHCP Client pada PC. MLS1(config)#ip dhcp pool vlan10 MLS1(dhcp-config)#network MLS1(dhcp-config)#default-router MLS1(dhcp-config)#dns-server MLS1(dhcp-config)#exit MLS1(config)#ip dhcp pool vlan20 MLS1(dhcp-config)#network MLS1(dhcp-config)#default-router MLS1(dhcp-config)#dns-server MLS1(dhcp-config)#exit MLS1(config)#ip dhcp excluded-address MLS1(config)#ip dhcp excluded-address Catatan : Pada perintah ip dhcp excluded-address itu berfungsi untuk menentukan IP Address mana saja yang tidak boleh untuk client. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 31

36 Sekarang coba kita test pada PC, KLik 2x di PC Dekstop aktifkan DHCP Client pada PC. Hasil konfigurasi pada MLS Gambar 9.2 DHCP Client di PC1 Hasil konfigurasi pada MLS Gambar 9.3 DHCP Client di PC3 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 32

37 Lab 10 Konfigurasi DHCP Client pada Switch atau Router Di Lab ini kita akan mencoba memberikan DHCP Client pada Switch ataupun Router. Karna kita lagi materinya Switching jadi kita pake nya MLS. Berikut contoh Topologinya. Gambar 10.1 Topologi DHCP Client Kita lanjutkan konfigurasi dari Lab sebelumnya. Dan di sini yang harus di lakukan terlebih dahulu, adalah kita harus memasukkan MLS3 ke dalam VLAN 10, jangan lupa perhatikan Interface mana yang mengarah ke MLS3. MLS2(config)#int fa 0/4 MLS2(config-if)#switchport mode access MLS2(config-if)#switchport access vlan 10 Lalu kita Konfigurasikan DHCP Client pada MLS3 MLS3(config)#int fa 0/1 MLS3(config-if)#no switchport MLS3(config-if)#ip address dhcp MLS3(config-if)# %DHCP-6-ADDRESS_ASSIGN: Interface FastEthernet0/1 assigned DHCP address , mask , hostname MLS3 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 33

38 Catatan : Pada Perintah no switchport kita gunakan agar kita bisa menggunakan IP Address pada MLS3. Jika kita mendapatkan log %DHCP-6-ADDRESS_ASSIGN: Interface FastEthernet0/1 assigned DHCP address , mask , hostname MLS3 berarti menandakan bahwa kita telah mendapatkan IP DHCP pada MLS3 Dan selanjutnya tinggal kita cek IP Address pada MLS3.dengan mengetik perintah show ip int brief MLS3#show ip int brief Interface IP-Address OK? Status Protocol Method FastEthernet0/ YES DHCP Up up FastEthernet0/2 unassigned YES unset down down FastEthernet0/3 unassigned YES unset down down FastEthernet0/4 unassigned YES unset down down --More-- Lalu kita lakukan ping dari MLS3 ke salah satu PC sesama VLAN. Dengan cara ketik ping (IP Address dari PC) MLS3#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:.!!!! Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 0/8/16 ms Kalau hasilnya seperti di atas berarti kita sukses ping ke IP Address dari PC2. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 34

39 Lab 11 Telnet pada Switch atau Router Telnet di gunakan untuk meremote device dengan menggunakan IP Address. Pada materi ini cara pengkonfigurasian Telnet pada Router atau Switch sebenarnya sama saja, yang membedakan nya ada pada tempat konfigurasinya kalau di Router ada di interface physical sedangkan kalau di switch kita konfigurasi di VLAN. Berikut Topologi Telnet : Gambar 11.1 Topologi Telnet Kita melanjutkan dari konfigurasi Lab yang sebelumnya. MLS2(config)#vlan 30 MLS2(config-vlan)#name Informatika MLS2(config-vlan)#exit MLS2(config)#int vlan 30 MLS2(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Vlan30, changed state to up %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Vlan30, changed state to up MLS2(config-if)#ip add Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 35

40 MLS2(config-if)#exit MLS2(config)#enable secret 345 MLS2(config)#line vty 0 4 MLS2(config-line)#password 123 Catatan : Kita membuat VLAN 30 sebagai Remote-Access dan kita beri nama Informatika Pada perintah enable secret itu adalah perintah untuk konfigurasi password pada mode Privileged. Pada perintah line vty 0 4 adalah perintah untuk membuat Telnet dengan jumlah user yang aktif sebanyak 5 User secara sekaligus. Sekarang coba kita tes ping dari PC ke IP VLAN 30 yang telah kita buat. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=20ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=8ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 20ms, Average = 7ms Jika hasilnya Reply maka kita bisa lakukan Telnet ke IP Address dari VLAN 30 PC> telnet Trying Open User Access Verification Password : ( 123 ) MLS>enable Password : ( 345 ) MLS# Jika di atas kita bisa masuk pada mode Privileged, maka kita telah berhasil melakukan Telnet ke IP Address VLAN 30. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 36

41 Lab 12 SSH pada Switch atau Router Jadi sebenarnya Telnet sama SSH itu sama-sama di gunakan untuk meremote device dengan menggunakan Ip Address. Bedanya itu kalau SSH di encrypsi jadi nantinya paket data yang berjalan itu tidak dapat di baca. Topologi SSH seperti di bawah ini.. Gambar 12.1 Topologi SSH Untuk konfigurasinya kita lanjut dari lab yang sebelumnya. Sekarang kita atus SSH nya terlebih dahulu di MLS2. MLS2(config)#username ssh password aida MLS2(config)#ip domain name aida MLS2(config)#crypto key generate rsa The name for the keys will be: MLS2.aida Choose the size of the key modulus in the range of 360 to 2048 for your General Purpose Keys. Choosing a key modulus greater than 512 may take a few minutes. How many bits in the modulus [512]: 512 % Generating 512 bit RSA keys, keys will be non-exportable...[ok] Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 37

42 MLS2(config)#line vty 0 4 *Mar 1 2:6:20.501: RSA key size needs to be at least 768 bits for ssh version 2 *Mar 1 2:6:20.502: %SSH-5-ENABLED: SSH 1.5 has been enabled MLS2(config-line)#transport input ssh MLS2(config-line)#login local Cacatan : Kita harus buat login sama passwordnya dulu menggunakan perintah username ssh password aida. Setelah itu kita buat domainnya dengan perintah ip domain name aida Pada perintah transport input ssh artinya kita mengubah yang awalnya berupa Telnet menjadi SSH. Sekarag coba kita test remote dari salah satu PC Client. PC> ssh I ssh Open Password : % Password: ( aida ) MLS2>enable Password: ( 345 ) MLS# show ip int brief Interface IP-Address OK? Method Status Protocol FastEthernet0/1 unassigned YES unset Up up FastEthernet0/2 unassigned YES unset Up Up FastEthernet0/3 unassigned YES unset Up Up FastEthernet0/4 unassigned YES unset Up Up Dan karna konfigurasi nya telah kita ganti menjadi SSH, maka kita tidak dapat lagi mengakses Telnet. MLS2#telnet Trying Open [Connection to closed by foreying host] Jika kita mengakses Telnet maka hasil nya akan seperti yang di atas. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 38

43 Lab 13 Spanning Tree Portfast Spanning Tree Portfast berfungsi untuk mempercepat proses koneksi, karna proses itu hampir memakan waktu 50 detik. Jadi jika kita menggunakan konfigurasi Spanning Tree Portfast itu akan lebih mengurangi waktu kita menunggu untuk pengkoneksiannya. Gambar 13.1 Spanning Tree Portfast Cara untuk pengkonfigurasian dari Spanning Tree Portfast, kita ketikkan perintah spanningtree portfast pada interface yang kita ingin percepat koneksinya. Seperti di bawah ini : Switch(config)#int fa 0/1 Switch(config-if)#spanning-tree portfast %Warning: portfast should only be enabled on ports connected to a single host. Connecting hubs, concentrators, switches, bridges, etc... to this interface when portfast is enabled, can cause temporary bridging loops. Use with CAUTION %Portfast has been configured on FastEthernet0/1 but will only have effect when the interface is in a non-trunking mode. Atau kita juga dapat menggunakan Range pada pengkonfigurasian interface Switch(config)#int range fa 0/1-7 Switch(config-if-range)#spanning-tree portfast %Warning: portfast should only be enabled on ports connected to a single host. Connecting hubs, concentrators, switches, bridges, etc... to this interface when portfast is enabled, can cause temporary bridging loops. Use with CAUTION %Portfast will be configured in 7 interfaces due to the range command but will only have effect when the interfaces are in a non-trunking mode. Kita juga bisa agar langsung mempercepat koneksi semua interface dengan menggunakan perintah spanning-tree portfast default Switch(config)#spanning-tree portfast default Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 39

44 Lab 14 Spanning Tree Protocol (PVST) Spanning Tree Protocol berfungsi agar kita tidak mengalami Looping pada Switch dan salah satu interface pada Switch akan berwarna orange. Looping itu semacam perputaran paket data yang terus menerus pada Switch. Jadi data akan terus berputar pada Switch dan tidak akan sampai pada tujuannya. Jadi gitu guys fungsi dari si Spanning Tree Protocol itu sendiri. Tapi tanpa kita konfigurasi Switch juga pasti sudah menggunakan Spanning Tree Protocol. Gambar 14.1 Topologi STP Nah kita bisa lihat sendiri kan di atas kalau salah satu interface nya berwarna orange. Interface yang ke blok otomatis oleh Switch dapat di lihat dari : Mana Switch yang memiliki Priority yang terbesar Diliat dari cost nya juga yang paling besar lah yang akan di blok Diliat dari Mac-Address nya juga yang terbesarlah yang akan di blok Kita bisa cek konfigurasi Spanning Tree Protocol pada Switch dengan menggunakan perintah show spanning tree Switch#show spanning-tree VLAN0001 Spanning tree enabled protocol ieee Root ID Priority Address EB.779C Cost 19 Port 1(FastEthernet0/1) Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec Bridge ID Priority (priority sys-id-ext 1) Address 00D0.FF9B.5AAA Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec Aging Time 20 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 40

45 Interface Role Sts Cost Prio.Nb Type r Fa0/1 Root FW P2p D Fa0/2 Altn BLK P2p SW1 di Blok di karnakan dia itu memiliki Mac-address terbesar. Nah sekarang kita coba ganti Prioriti di SW1 nya, agar SW1 nya itu tidak terblok SW1(config)#spanning-tree vlan 1 priority? bridge priority in increments of 4096 SW1(config)#spanning-tree vlan 1 priority 409 % Bridge Priority must be in increments of % Allowed values are: SW1(config)#spanning-tree vlan 1 priority 4096 catatan : Tanda? pada perintah spanning-tree vlan 1 priority? berfungsi untuk mengubah pada jumlah prioroty di SW1. Pada config bridge priority in increments of 4096 itu menandakan berapa banyak jumlah priority. Pada config itu menandakan priority berapa saja yang bisa di gunakan. Pada config spanning-tree vlan 1 priority 4096 di SW1 kita mengubah Prority nya ke yang paling terkecil. Jika sudah maka nantinya SW1 tidak akan terblok lagi dan Switch yang akan di blok akan berubah pada switch yang priority nya paling besar. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 41

46 Lab 15 Mengamankan Interface dengan Port-security Pada materi ini kita akan beajar gimana cara nya untuk membatasi jumlah mac-address, dan kita juga bisa filter mac-address mana saja yang boleh untuk akses, dengan alasan untuk mengamankan suatu jaringan. Berikut Topologi Port-security Gambar 15.1 Topologi Port-security Pertam kita konfigurasikan dulu IP Address pada masing-masing PC. Lalu coba kita ping dari PC1 ke PC3 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=19ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=3ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 19ms, Average = 5ms Nah sekarang misalnya kita hanya ingin hanya PC1 saja yang dapat terkoneksi ke PC3. Jadi terlebih dahulu kita lihat mac-address dari PC1. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 42

47 Gambar 15.2 Mac-Address pada PC1 Dari gambar di atas bahwa mac-address yang di miliki ole PC1 adalah Sekarang kita konfigurasikan port-security pada SW1 menggunakan perintah switchport port-security mac-address (masukkan mac-address) SW1(config)#int fa 0/1 SW1(config-if)#switchport mode access SW1(config-if)#switchport port-security SW1(config-if)#switchport port-security max 2 SW1(config-if)#switchport port-security mac-address A.4651 SW1(config-if)#sw port-security violation? protect Security violation protect mode restrict Security violation restrict mode shutdown Security violation shutdown mode catatan : Sebelum kita konfigurasi Port-security kita harus mengubah interface nya ke dalam mode access, karna itu di atas ada perintah switchport mode access. Perintah switchport port-security berfungsi untuk mengaktifkan Port-security. Pada perintah switchport port-security max 2 berarti kita hanya seting maksimal 2 mac-address yang boleh terhubung ke PC3 yaitu unmanagable switch dan PC1. Pada ini switchport port-security violation? kita dapat memilih mode apa yang kita gunakan ada 3 pilihan : Protect : Hasil saat ping dari PC2 ke PC3 adalah RTO Restrict : Hasil saat ping dari PC2 ke PC3 adalah RTO dan juga diikuti peringatan Shutdown : Interface aka di matikan Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 43

48 Untuk mengaktifkan yang telah kita konfigurasi kita harus ketikkan perintah shutdown no shutdown pada SW1. SW1(config)#int fa 0/1 SW1(config-if)#shutdown SW1(config-if)#no shutdown Nah sekarang kita tes ping dari PC2 ke PC3 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Request time out Request time out Request time out Request time out Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Hasil dari ping ke PC3 melalui PC2 adalah RTO. Itu karna tadi kita telah konfigurasi bahwa yang dapat izin akses hanya PC1 saja. Sekarang kita ping dari PC1 ke PC3, dan hasilnya adalah Reply. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=18ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=20ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=16ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 20ms, Average = 13ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 44

49 Lab 16 Ethercannel LaCP Apa sih arti dari EtherChannel??? Jadi EtherChannel itu sebuah teknologi Trunking / bisa juga. Fungsi EtherChannel nya itu untuk meningkatkan kinerja / mempercepat koneksi antara Router, Switch, atau juga Server.Trus juga karna di EtherChannel STP jadi kita juga dapat mencegah terjadinya Looping. Di EtherChannel itu ada 3 mode : L2 EtherChannel LaCP (Open Standart) L2 EtherChannel PaGP (Cisco Proprietary) L3 EtherChannel Oke kita langsung Praktekin aja EtherChannel LaCP, cekidot Pertama kita buat dulu Topologinya ya.. Gambar 16.1 Topologi LaCP Nah seperti yang kita liat di atas, metode STP nya cuma membolehkan cuma satu interface aja yang boleh aktif, dan yang lain nya itu mati. Dan kita akan menggabungkan semua inerface nya menjadi satu dengan metode EtherChannel Di dalam LaCP itu ada 2 Mode : Active Passive Sebagai catatan ada juga yang harus kalian perhatikan : Kita dapat menggunakan mode Active pada kedua Switchnya. Kita dapat menggunakan satu Switch dengan mode Active dan satu nya lagi dengan mode Passive. Kita tidak bisa menggunakan mode Passive pada kedua Switch nya. karna nanti kita mendapatkan jawaban/ keduanya tidak akan ada jawabannya. Maka dari itu kita tidak akan menggunakan mode yang kedua Switch nya menggunakan mode Passive. Dan kita mulai konfignya, sekarang kita config di SW1 dulu SW1(config-if-range)#channel-group 1 mode active Creating a port-channel interface Port-channel 1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 45

50 SW1(config-if-range)#channel-protocol lacp SW1(config-if-range)#exit SW1(config)#int port-channel 1 SW1(config-if)#sw mode trunk Dan pada SW2 nya kita akan config SW2(config)#int range fa 0/1-3 SW2(config-if-range)#channel-group 1 mode active Creating a port-channel interface Port-channel 1 Switch(config-if-range)#channel-protocol lacp Switch(config-if-range)#exit Switch(config)#int port-channel 1 Switch(config-if)#sw mode trunk Catatan : Dari config perintah channel-group 1 nantinya akan terbuat interface baru portetherchannel Nah.. nanti Topologi nya akan berubah seperti yang di bawah in i Ganbar 16.2 Setelah config LaCP Trus.. iar semua interface nya warna hijau, jadi kita konfigurasi di SW1 nya SW1(config)#int range fa 0/1-3 SW1(config-if-range)#shutdown SW1(config-if-range)#no shutdown Dan tunggu sebentar. setelah beberapa detik interfacenya akan hijau semua seperti di bawah ini.. Gambar 16.3 Setelah config di SW1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 46

51 Terakhir untuk mengeceknya maka kita gunakan perintah show etherchannel summary SW1#show etherchannel summary Flags: D down P in port-channel I stand-alone s suspended H Hot-standby (LACP only) R Layer3 S Layer2 U in use f failed to allocate aggregator u unsuitable for bundling w waiting to be aggregated d default port Number of channel-groups in use: 1 Number of aggregators: 1 Group Port-channel Protocol Ports Po1(SU) LACP Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 47

52 Lab 17 Etherchannel PaGP EtherChannel PaGP (Port Aggregation Protocol). Yang berbeda antara EtherChannel LaCP dan PaGP itu, kalau PaGP hanya bisa di configurasi hanya pada perangkat cisco saja yang lain nya tidak bisa. Pada EtherChannel PaGP terdapat 2 mode : Auto Desirable catatan : Kita dapat menggunakan mode Auto pada kedua Switchnya, atau kita juga bisa menggunakan mode Desirable-Auto. Untuk Topologi nya kita bisa ikutin kaya Lab sebelumya Gambar 17.1 Topologi EtherChannel PaGP Sekarang kita lanjut ke configurasi nya kalian bisa ikutin kaya yang di bawah ini. Pertama kita config di SW1 SW1(config)#int range fa 0/1-3 SW1(config-if-range)#channel-Group 1 mode desirable Creating a port-channel interface Port-channel 1 SW1(config-if-range)#exit SW1(config)#int port-channel 1 SW1(config-if)#sw mode trunk Lanjut lagi sekarang kita config di SW2. SW2(config)#int range fa 0/1-3 SW2(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable Creating a port-channel interface Port-channel 1 SW2(config-if-range)#channel-protocol pagp SW2(config-if-range)#exit SW2(config)#int port-channel 1 SW2(config-if)#sw mode trunk Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 48

53 Kan di atas kita udah konfigurasi PaGP di SW1 dan SW2, sekarang kita cek konfigurasi yang udah kita buat dengan perintah show etherchannel summar SW1#show etherchannel summary Flags: D down P in port-channel I stand-alone s suspended H Hot-standby (LACP only) R Layer3 S Layer2 U in use f failed to allocate aggregator u unsuitable for bundling w waiting to be aggregated d default port Number of channel-groups in use: 1 Number of aggregators: 1 Group Port-channel Protocol Ports Po1(SU) PAgP Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 49

54 Lab 18 Static Etherchannel L3 Static Routing EtherChannel L3. Jadi di sini tuh device yang akan kita gunakan adalah MLS Dan di sini kita akan gunain Static EtherChannel. Catatan : mode yang di gunakan MLS, interface nya itu harus sama guys.. Jadi kita gak bisa bedain mode di interface nya nanti. EtherChannel itu punya beberapa mode, kalau ingin melihat mode apa saja yang ada di EtherChannel kita bisa gunakan perintah channel-group 1 mode? seperti yang di bawah ini. MLS1(config)#int range fa 0/1-3 MLS1(config-if-range)#channel-group 1 mode? active Enable LACP unconditionally auto Enable PAgP only if a PAgP device is detected desirable Enable PAgP unconditionally on Enable Etherchannel only passive Enable LACP only if a LACP device is detected Sekarang kita buat topologi untuk EtherChannel L3 nya. Gambar 18.1 Topologi EtherChannel L3 Lanjut lagi sekarang kita akan konfigurasi di MLS1. MLS1(config)#int range fa 0/1-3 MLS1(config-if-range)#no switchport MLS1(config-if-range)#channel-group 1 mode on MLS1(config-if-range)#exit MLS1(config)#int port-channel 1 MLS1(config-if)#no switchport MLS1(config-if)#ip add Lalu gantian sekarang kita config di MLS2 nya. MLS2(config)#int range fa0/1-3 MLS2(config-if-range)#no switchport Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 50

55 MLS2(config-if-range)#channel-group 1 mode on MLS2(config-if-range)#exit MLS2(config)#int port-channel 1 MLS2(config-if)#no switchport MLS2(config-if)#ip address Selesai sekarang kita bisa cek konfigurasinya dengan perintah show etherchannel summary MLS2#show etherchannel summary Flags: D down P in port-channel I stand-alone s suspended H Hot-standby (LACP only) R Layer3 S Layer2 U in use f failed to allocate aggregator u unsuitable for bundling w waiting to be aggregated d default port Number of channel-groups in use: 1 Number of aggregators: 1 Group Port-channel Protocol Ports Po1(RU) Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 51

56 Lab 19 VTP (Vlan Trunking Protocol) Jadi VTP itu konfigurasi yang kita gunakan misalnya, ketika kita punya Switch banyak tapi dengan VLAN yang sama dari pada cape-cape config satu-satu di setiap Switchnya. Kita bisa konfigurasi satu Switch nya itu sebagai VTP Server, dan nanti nya Switch yang menjadi VTP Client nya akan ngikutin konfigurasi si VTP Server. Di VTP terdapat 3 mode : Server Transparent Client Kita langsung ke konfigurasi nya Awalnya kita buat dulu nih Topologi nya, kalian bisa ikutin kaya yang di bawah ini. Gambar 19.1 Topologi VTP Sekarang kita konfigurasi Trunk terlebih dahulu di setiap Switch nya. VTP-Server(config)#int fa 0/1 VTP-Server(config-if)#sw mode trunk VTP-Server(config-if)#exit Lalu kita konfigurasi di Switch yang sebagai VTP-Server seperti yang di bawah ini. VTP-Server(config)#vtp mode server Device mode already VTP SERVER. VTP-Server(config)#vtp domain Aida.tkj3 Changing VTP domain name from NULL to Aida.tkj3 VTP-Server(config)#vtp password 123 Setting device VLAN database password to 123 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 52

57 Kita juga konfigurasi di Switch yang menjadi VTP-Transparent seperti yang di bawah ini. VTP-Transparent(config)#vtp mode transparent Setting device to VTP TRANSPARENT mode. VTP-Transparent(config)#vtp domain Aida.tkj3 Domain name already set to Aida.tkj3. VTP-Transparent(config)#vtp password 123 Setting device VLAN database password to 123 Dan jangan lupa kita juga konfigurasi Switch yang sebagai VTP-Client seperti di bawah. VTP-Client(config)#vtp mode client Setting device to VTP CLIENT mode. VTP-Client(config)#vtp domain Aida.tkj3 Domain name already set to Aida.tkj3. VTP-Client(config)#vtp password 123 Catatan : Pada perintah vtp mode kita masukkan mode apa yang mau kita berikan kepada si Switch nya. apakah itu mode Server / Transparent / Client. Pada perintah vtp domain kita masukkan nama domain yang sama agar semua mode pada Switch dapat terhubung. Pada perintah vtp password kita memberikan password pada VTP nya. Nah kan di atas kita udah konfigurasi VTP tuh, sekarang coba kita cek VLAN di VTP-Client nya. Kita bisa lihat di atas tidak ada VLN, itu karena kita memang belum mengkonfigurasi VLAN pada VTP-Server. Sekarang kita buat VLAN di VTP-Server nya. VTP-Server(config)#vlan 10 VTP-Server(config-vlan)#name Aida-TKJ3 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 53

58 Dan sekarang coba kita cek lagi di VTP-Client nya. Nah kita bisa liat di atas, karna kita udah config VLAN di VTV-Server jadi secara secara otomatis VTP-Clien nya juga akan terkonfigurasi VLAN. Dan sekarang coba kita cek lagi di VTP-Client nya. Nah kita bisa liat di atas, karna kita udah config VLAN di VTV-Server jadi secara secara otomatis VTP-Clien nya juga akan terkonfigurasi VLAN. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 54

59 Lan 20 DTP (Dynamic Trunking Protocol) Fungsi DTP (Dynamic Trunking Protocol) itu apasih??? Dynamic itu berfungsi untuk menentukan apakh nanti Switch ny menjadi mode Acess /Trunk. Switch itu sebenarnya memiliki 4 mode : Access (Static) Mode ini kita pakai untuk yang mengarah ke Client. Trunk (Static) Mode ini kita pakai untuk yang mengarah ke Router/Switch lain. Auto (Dynamic) Secara default mode ini sudah terkonfigurasi pada Switch. Desirable (Dynamic) Dari pada bingung mendingan kita langsung aja Praktekin. Pertama kita buat topologi nya terlebih dahulu. Gambar 20.1 Topologi DTP Jika kita ingin mengeceknya kita bisa gunakan perintah show interface fa 0/1 switchport pada mode privileged. Pertama coba kita cek di MLS1. MLS1#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: dynamic auto Operational Mode: static access More Sekarang coba kita cek mode yang di gunakan di MLS2 nya. MLS2#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: dynamic auto Operational Mode: static access Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 55

60 Nah dari yang kita lihat di atas bahwa mode Dynamic Auto telah secara otomatis telah terkonfigurasi di MLS1 satu. Jika mode Dynamic Auto Dynamic Auto maka hasilnya adalah Access. Selanjutnya kita akan coba ganti mode di Switch nya dengan mode Dynamic Desirable. Apakah yang akan terjadi??? Kita langsung lihat aja di bawah ini. Kita konfigurasi nya di MLS1. MLS1(config)#int fa 0/1 MLS1(config-if)#sw mode dynamic desirable Kan di atas mode yang ada di MLS1 nya sudah di rubah, sekarang coba kita lihat status dari Switchport kedua MLS nya. Pertama cek di MLS1 MLS1#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: dynamic desirable Operational Mode: trunk Kita cek di MLS2 MLS2#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: dynamic auto Operational Mode: trunk Jika kita lihat di atas MLS1 menggunakan mode Dynamic desirable, Dan di MLS2 kita menggunakan mode Dynamic Auto, maka hasil nya adalah Trunk. Lalu bagai mana jadinya kalau mode Static bertemu dengan mode Dynamic?? Kita config MLS1 dulu MLS1(config)#int fa 0/1 MLS1(config-if)#sw mode trunk Sekarang config di MLS2. MLS2(config)#int fa 0/1 MLS2(config-if)#sw mode dynamic auto Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 56

61 Kita lihat lagi status switchportnya. MLS1 MLS1#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: trunk Operational Mode: trunk MLS2 MLS2#sh int fa 0/1 switchport Name: Fa0/1 Switchport: Enabled Administrative Mode: dynamic auto Operational Mode: trunk Jadi jika mode Static bertemu dengan mode Dynamic maka hasil nya adalah Trunk. Jika ingin lebi lengkap nya kalian bisa lihat tabel di bawah ini. Static Trunk Static Access Dynamic Auto Dynamic Desirable Static Trunk Trunk Limited Trunk Trunk Static Access Limited Access Access Access Dynamic Auto Trunk Access Access Trunk Dynamic Desirable Trunk Access Trunk Trunk Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 57

62 Lan 21 Static Routing Routing itu artinya menghubungkan beberapa jaringan yang berbeda segmen/network nya agar dapat saling terhubung.. Nah trus apa maksud nya Routing Static??? Jadi maksud nya itu nanti kita akan melakukan Routing tapi secara manual. Dan kita sebagai administratornya lah nanti yang akan menentukan rute-rute nya. Inti dari materi ini si menurut ane sebenernya itu, Mau Kemana, Lewat Mana. Pertama-tama kita buat Topologi nya terlebih dahulu. Gambar 21.1 Topologi Static Routing Seperti yang kita lihat di atas interface nya masih mati semua. Jadi kita nyalakan dulu interface nya, trus kita masukkan IP Address nya sesuai sama network yang udah di tentuin R1 R1(config)#int fa 0/1 R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)#ip add R1(config-if)#exit R1(config)#int fa 0/0 R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)#ip add Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 58

63 R2 R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#ip add R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#ip add R3 R3(config)#int fa 0/1 R3(config-if)#no shutdown R3(config-if)#ip add R3(config-if)#exit R3(config)#int fa 0/0 R3(config-if)#no shutdown R3(config-if)#ip add Sekarang kita konfigurasi IP Address di Pc nya. Gambar 21.2 Konfigurasi IP Address di PC1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 59

64 Gambar 21.3 Konfigurasi IP Address di PC2 Lalu setelah konfigurasi IP Address sekarang kita lihat Routing Table di R1 dengan menggunakan perintah show ip route. R1#show ip route Gateway of last resort is not set /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/0 C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 Sekarang coba kita ping dari PC1 ke PC2 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Jadi kesimpulan dari konfigurasi di atas adalah walaupu kita udah konfigurasi IP Address pada setiap device nya, tapi Router hanya memiliki network yang directly connected saja dan si Router juga tidak mengetahui network yang lainnya. itulah sebabnya PC1 masih belum bisa Ping ke PC2, karna kita belum membuat Static Routing nya. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 60

65 Sekarang kita akan membuat Static Routing, perintah yang kita gunakan ip route (Network) (Netmask) (Nexthope) Catatan : Network : Isikan network dari IP address yang kita mau tuju. Netmask : Isikan netmask yang kita tuju. Nexthope : Isikan jalur yang akan kita lewati nantinya. Kita konfigurasi Static Routing di R1. R1(config)#ip route R1(config)#ip route Kita konfigurasi Static Route di R2. R2(config)#ip route R2(config)#ip route Kita konfigurasi Static Route di R3. R3(config)#ip route R3(config)#ip route Static Route harus di konfigurasikan pada semua Router nya. Sehabis itu kita lihat Routing Table lagi. R1#show ip route /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/ /24 is subnetted, 1 subnets S [1/0] via C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 S /24 [1/0] via Kita bisa lihat di atas jika kita telah membuat Static Routing pada Router nya, tanda sudah terbuat adalah S Sekarang coba kita lakukan lagi tes Ping dari PC1 ke PC PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 61

66 Reply from : bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=10ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 10ms, Average = 2ms Sekang Ping dari PC2 ke PC1. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms Nah sekarang terbukti kan karna tadi kita sudah melakukan konfigurasi Static Routing, maka semua device nya dapat terkoneksi. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 62

67 Lab 22 Basic Config EIGRP Basic Config EIGRP(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Di materi ini Dynamic Routing Protocol, akan otomatis Routing nya itu langsung ke Routing Table. Konsep dari dari materi in adalah mengenalkan Network yang kita punya ke network sebelahnya atau yang menjadi network tujuannya. Disini kita pakai topologi seperti yang sebelumnya. Gambar 22.1 Topologi Routing EIGRP Karna kita lanjut dari lab sebelumnya maka kita, hapus dulu ip route yang telah kita buat sebelumnya. R1 R1(config)#no ip route R1(config)#no ip route R2 R2(config)#no ip route R2(config)#no ip route R3 R3(config)#no ip route R3(config)#no ip route Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 63

68 Nah kan di atas kita udah Hapus konfigurasi dari Lab yang sebelumnya. Sekarang kita konfigurasi router eigrp dengan AS 171 Catatan : Agar bisa di adjacency maka AS nya harus sama tidak boleh beda Sekarang kita konfigurasi dulu Routing EIGRP di setiap Router nya R1 R1(config)#router eigrp 171 R1(config-router)#no auto-summary R1(config-router)#network R1(config-router)#network R1(config-router)#passive-interface fa 0/1 R2 R2(config)#router eigrp 171 R2(config-router)#no auto-summary R2(config-router)#network R2(config-router)#network R3 R3(config)#router eigrp 171 R3(config-router)#no auto-summary R3(config-router)#network R3(config-router)#network R3(config-router)#passive-interface fa0/1 Catatan : Router eigrp 171 : Mengaktifkan routing eigrp dengan AS-171 (semua AS harus sama). No auto-summary : Mengaktifkan fitur auto-summary (Agar IP nya tidak mengarah ke kelas A karna kita menggunakan kelas C). Network : Menadvertise network (Merupakan wild-card mask di dapat dari [/24] Jadi hitungan nya seperti ini = ). Passive-Interface : Tidak mengirimkan hello packet ke interface. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 64

69 Sekarang coba kita cek kembali Routing Tabel nya. Kita cek di R1 R1#sh ip route Gateway of last resort is not set /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/ /24 is subnetted, 1 subnets D [90/30720] via , 00:18:49, FastEthernet0/0 C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 D /24 [90/33280] via , 00:18:49, FastEthernet0/0 Catatan : Tanda D menandakan Dual (EIGRP). 90 itu merupakan AD (Administrative Distance) Sedangkan adalah metric pada EIGRP. Selanjutnya coba kita Ping dari PC1 ke PC 2 PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=8ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=8ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=8ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=8ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 8ms, Maximum = 8ms, Average = 8ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 65

70 Lab 23 Basuc Config OSPF Backbone Area OSPF merupakan dari salah satu Dynamic Routing juga, dan termasuk ke dalam Link State Protocol. OSPF menggunakan Cost sebagai metric atau penentuan bestpath nya. Jika kita hanya menggunakan satu area saja dalam OSPF, maka Area yang harus ada adalah area 0. Dan area 0 di kenal dengan Backbone Area. Kita melanjutkan dari Lab sebelumnya. Topologi nya masih sama seperti Lab sebelumnya. Gambar 23.1 Topologi Backbone Area Sekarang kita langsung mulai konfigurasinya. Pertama yang harus kita lakukan itu hapus dulu konfigurasi EIGRP nya yang ada pada Router R1, R2, R3. R1 R1(config)#no router eigrp 171 R2 R2(config)#no router eigrp 171 R3 R3(config)#no router eigrp 171 Sekarang kita lihat Routing Tabel nya dengan menggunakan perintah show ip route R1#sh ip route Gateway of last resort is not set Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 66

71 /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/0 C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 Dari yang kita lihat routing tabel di atas maka hanya ada konfigurasi directly connected saja, itu dikarnakan kita tadi telah menghapus pengkonfigurasian EIGRP. Sekarang kita konfigurasikan OSPF dengan menggunakan Area 0 pada semua Router nya. R1 R1(config)#router ospf 1 R1(config-router)#network area 0 R1(config-router)#network area 0 R2 VR1(config)#router ospf 1 R1(config-router)#network area 0 R1(config-router)#network area 0 R3 R3(config)#router ospf 3 R3(config-router)#network area 0 R3(config-router)#network area 0 Catatan : Pada perintah router ospf 1 Berfungsi untuk mengaktifkan fitur OSPF dengan Proccess-id 1 (Proccess-id boleh berbeda pada tiap-tiap router). Perintah network Berfungsi untuk menadvetise network dengan wildcard mask. Pada perintah area 0 Artinaya router tersebut mengarah ke area 0. Kita bisa lihat neightbor nya dengan menggunakan perintah show ip ospf neigbor R1#show ip ospf neighbor Neighbor ID Pri State Dead Time Address Interface FULL/BDR 00:00: FastEthernet0/0 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 67

72 Sekarang sudah adjacency. Lalu kita lihat lagi routing tablenya. R1#sh ip route Gateway of last resort is not set /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/ /24 is subnetted, 1 subnets O [110/2] via , 01:23:57, FastEthernet0/0 C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 O /24 [110/3] via , 01:21:27, FastEthernet0/0 Catatan : Tanda O yang berarti konfigurasi OSPF yang telah kita konfig 110 merupakan AD dari OSPF tanda [110/2] 2 di situ artinya dia adalah metric atau host yang kita gunakan. Sekarang kita coba ping dari PC1 ke PC2. PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms Dan hasil ping dari PC1 ke PC2 adalah Reply Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 68

73 Lab 24 Multi Area OSPF kalo di materi sebelumnya kita Cuma konfigurasi untuk satu area saja. Tapi di Multi Area OSPF kita akan belajar untuk konfigurasi pada dua area yang berbeda, yaitu area 0 dan area 1. Kenapa beda area??? Karna menurut cisco maximal router yang bisa di gunakan adalah 50 Router. Itu di lakukan agar tidak lemot & gak kepenuhan database nya. Sekarang kita akan melanjutkan dari materi sebelumnya. Topologi yang kita gunakan seperti di bawah ini. Gambar 24.1 Topologi Multi Area OSPF Area 0 itu harus ada karna itu merupakan backbone area. Jadi kita tinggal hapus OPSF area 0 pada R2 dan R3 nya. R2 R2(config)#router ospf 2 R2(config-router)#no network area 0 R3 R3(config)#no router ospf 3 Sekarang kita konfigurasikan OSPF area 1 pada R2 & R3 R2 R2(config)#router ospf 2 R2(config-router)#network area 1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 69

74 R3 R3(config)#router ospf 3 R3(config-router)#network area 1 R3(config-router)#network area 1 Jika sudah kita lihat routing tabel di R1. R1#show ip route Gateway of last resort is not set /24 is subnetted, 1 subnets C is directly connected, FastEthernet0/ /24 is subnetted, 1 subnets O IA [110/2] via , 00:00:50, FastEthernet0/0 C /24 is directly connected, FastEthernet0/1 O IA /24 [110/3] via , 00:00:50, FastEthernet0/0 Catatan : Tanda IA berarti inter area, maksudnya pada route itu terdapat area yang berbeda. Pada R1 menggunakan network sebagai area 0, dan menggunakan area 1 Sekarang kita akan ping lagi dari PC1 ke PC2. Dan hasil nya akan Reply PC> ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=17ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=11ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=14ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=22ms TTL=128 Ping statistics for : Packets : Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss) Approximate round trip times in milli-second : Minimum = 11ms, Maximum = 22ms, Average = 16ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 70

75 Lab 25 HSRP (Fail-Over) Kalau kita ingin ke internet maka kita harus punya backup link, itu di karena jika kabel utamanya putus, akan mengalami High Availability (semua jaringan yang terhubung akan terputus). Ada 3 metode dalam High Availability : HSRP VRRP GLBP HSRP (Hot Standby Router Protocol) merupakan Cisco Proprietary yang artinya dalam konfigurasi ini kita hanya dapat menggunakan pada device Cisco saja tidak bisa pada device selain Cisco. HSRP akan memakai 1 link dan bila itu gagal maka akan di gantikan dengan backup link (fail over). Disini kan fail over jadi kalo lewat jalur yang satu gagal maka kita dapat gunakan jalur yang lain. Pertama buat topologi seperti di bawah ini. Gambar 25.1 Topologi HSRP Kalau kita melihat dari gambar topologi di atas, maka cara kerja dari HSRP adalah kedua router akan membuat IP Virtual-gateway terlebih dahulu yang diperuntukan untuk Client nya. Pemilihan jalur yang akan digunakan di tentukan sama IP Address terkecil. Disini juga kita Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 71

76 konfigurasi IP Address dan routing IGP (bisa OSPF/EIGRP). Kali ini yang kita gunakan adalah EIGRP dengan AS 171. R1 R1(config)#int fa 0/1 R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)#ip address R1(config-if)#exit R1(config)#int fa 0/0 R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)#ip address R1(config-if)#exit R1(config)#router eigrp 171 R1(config-router)#no auto-summary R1(config-router)#network R1(config-router)#network R2 R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#ip add R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#ip address R2(config-if)#exit R2(config)#router eigrp 171 R2(config-router)#no auto-summary R2(config-router)#network R2(config-router)#network R-Internet R-Internet(config)#int fa 0/0 R-Internet(config-if)#no shutdown R-Internet(config-if)#ip address R-Internet(config-if)#exit R-Internet(config)#int fa 0/1 R-Internet(config-if)#no shutdown R-Internet(config-if)#ip add Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 72

77 R-Internet(config-if)#exit R-Internet(config)#int loopback 1 R-Internet(config-if)#ip address R-Internet(config-if)#exit R-Internet(config)#router eigrp 171 R-Internet(config-router)#no auto-summary R-Internet(config-router)#network Setelah kita di atas tadi telah mengkonfigurasikan IP-Address dan HSRP, maka sekarang kita akan mengekonfigurasikan HSRP. R1 R1(config)#int fa 0/1 R1(config-if)#standby 1 ip R1(config-if)# %HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/1 Grp 1 state Speak -> Standby %HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/1 Grp 1 state Standby -> Active R2 R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#standby 1 ip R2(config-if)# %HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/1 Grp 1 state Speak -> Standby Yang status nya active adalah R1 dan yang melalui jalur R2 di jadikan sebagai backup link. Sekarang check konfigurasinya menggunakan perintah show standby brief. R1#show standby brief P indicates configured to preempt. Interface Grp Pri P State Active Standby Virtual IP Fa0/ Active local Sekarang coba kita test tracert pada Clientnya. PC>tracert Tracing route to over a maximum of 30 hops: 1 1 ms 0 ms 0 ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 73

78 2 0 ms 0 ms 1 ms Trace complete. Trus misalkan kita ingin merubah agar jalur yang kita gunakan adalah R2. Maka kita ubah priotitynya terlebih dahulu menjadi besar default nya adalah 100. R1 R1(config)#int fa 0/1 R1(config-if)#standby 1 preempt R2 R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#standby 1 priority 120 R2(config-if)#standby 1 preempt Catatan : Pada perintah preempt di gunakan agar mempercepat proses pemindahan link. Sekarang coba kita test lagi menggunakan trace. PC>tracert Tracing route to over a maximum of 30 hops: 1 1 ms 0 ms 0 ms ms 0 ms 0 ms Trace complete. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 74

79 Lab 26 VRRP (Fail Over) Sebenanya konsep antara HSRP & VRRP itu hampir sama dan yang membedakan keduanya adalah VRRP merupakan Open Standart sedangkan HSRP merupakan Cisco Propertary. Dan karna di Cisco Packet Tracer tidak mendukung dalam melakukan konfigurasi VRRP, maka dalm konfigurasinya kita akan menggunakan GNS3. Topologi yang kita gunakan seperti yang di bawah ini. Gambar 26.1 Topologi VRRP Sebelumnya kita konfigurasikan terlebih dahulu IP Address dan EIGRP seperti pada Lab yang kita konfigurasi sebelumnya. Tapi bedanya pada VPSC(PC1) konfigurasi nya seperti di bawah ini. PC> ip / Checking for duplicate address... PC1 : gateway Sebenarnya dalam pengkonfigurasian VRRP dan HSRP sama, yang membedakan hanya protocolnya saja. Konfigurasi VRRP seperti di bawah ini. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 75

80 R1 R1(config-if)#vrrp 1 ip R1(config-if)# *Dec 3 17:43:31.323: %VRRP-6-STATECHANGE: Fa0/1 Grp 1 state Init -> Backup R1(config-if)# *Dec 3 17:43:34.939: %VRRP-6-STATECHANGE: Fa0/1 Grp 1 state Backup -> Master R1(config-if)# *Dec 3 17:43:58.279: %VRRP-6-STATECHANGE: Fa0/1 Grp 1 state R2 R2(config-if)#vrrp 1 ip R2(config-if)# *Dec 3 17:43:53.479: %VRRP-6-STATECHANGE: Fa0/1 Grp 1 state Init -> Backup R2(config-if)# *Dec 3 17:43:57.095: %VRRP-6-STATECHANGE: Fa0/1 Grp 1 state Backup -> Master Nah dari di atas yang kita liat log nya. R2 yang menjadi Master nya dan R1 yang menjadi Backup nya. Nah untuk membuat keadaan terbalik kita lakukan konfigurasi yang sama seperti di HSRP, yaitu kita mengubah prioritynya. R1 R1(config-if)#vrrp 1 priority 110 R1(config-if)#vrrp 1 preempt R2 R2(config-if)#vrrp 1 preempt Sekarang kita verivikasi dengan menggunakan perintah show vrrp brief R1 R1#show vrrp brief Interface Grp Pri Time Own Pre State Master addr Group addr Fa0/ Y Master R2 R2#show vrrp brief Interface Grp Pri Time Own Pre State Master addr Group addr Fa0/ Y Backup Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 76

81 Sekarang telah berubah R1 menjadi Master dan R2 menjadi Backup. Kita dapat memverifikasi dengan perintah seperti di bawah ini. PC1>trace trace to , 8 hops max, press Ctrl+C to stop ms ms ms ms ms ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 77

82 Lab 27 GLBP (Load-Balancing) Di Lab sebelumnya kita mempelajari tentang HSRP dan VRRP yang merupakan Fail-Over yaitu 1 link menjadi link utama sisanya akan menjadi backup saja. Nah di materi GLBP kita akan melakukan Load Balancing. Karna GLBP tidak di support juga di Cisco Packet Tracer jadi kita juga akan menggunakan GNS3 dalam pengkonfigurasiannya. Topologi yang kita gunakan masih sama seperti Lab sebelumnya.bedanya di sini ada tambahan 1 Client. Gambar 27.1 Topologi GLBP Pertama yang kita lakukan adalah menghapus konfigurasian VRRP pada R1 dan R2. R1 R1(config)#int eth0/1 R1(config-if)#no vrrp 1 R2 R2(config)#int eth0/1 R2(config-if)#no vrrp 1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 78

83 Karna kita telah menghapus konfigurasi VRRP, sekarang kita lanjutkan dengan mengkonfigurasi GLBP di R1 dan R2. R1 R1(config-if)#glbp 1 ip R1(config-if)#glbp 1 priority 110 R1(config-if)#glbp 1 preempt R1(config-if)# *Dec 3 18:06:27.443: %GLBP-6-STATECHANGE: fastethernet0/1 Grp 1 state Speak -> Active R1(config-if)# *Dec 3 18:06:38.015: %GLBP-6-FWDSTATECHANGE: fastethernet0/1 Grp 1 Fwd 1 state Listen -> Active R2 R2(config-if)#glbp 1 ip R2(config-if)#glbp 1 preempt R2(config-if)# *Dec 3 18:06:38.019: %SYS-2-NOBLOCK: may_suspend with blocking disabled. -Process= "IP I nput", ipl= 0, pid= 76, -Traceback= 0x816F13Bz 0xA728AD3z 0x z 0x z R2(config-if)# *Dec 3 18:06:51.667: %GLBP-6-FWDSTATECHANGE: Ethernet0/1 Grp 1 Fwd 2 state Listen -> Act ive Lanjut lagi sekarang kita akan konfigurasi supaya si R1 yang akan menjadi AVG (ARP ke Client). Kita akan verivikasi menggunakan perintah show glbp brief. R1 R1#show glbp brief Interface Grp Fwd Pri State Address Active router Standby router Fa0/ Active local Fa0/ Active 0007.b local - Fa0/ Listen 0007.b R2 R2#show glbp brief Interface Grp Fwd Pri State Address Active router Standby router Fa0/ Standby local Fa0/ Listen 0007.b Fa0/ Active 0007.b local - Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 79

84 Lalu kita lanjut dengan kita trace dari kedua client secara bersamaan. Dan yang akan di hasilnya adalah PC1 melalui R1 dan PC2 melalui R2. R1 PC1> trace trace to , 8 hops max, press Ctrl+C to stop ms ms ms 2 * ms (ICMP type:3, code:3, Destination port unreachable) R2 PC2> trace trace to , 8 hops max, press Ctrl+C to stop ms ms ms 2 * ms (ICMP type:3, code:3, Destination port unreachable) Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 80

85 Lab 28 Standart Access-list (1-99) Fungsi dari Access-list sama seperti firewall yaitu digunakan untuk memfilter paket. Dan bisa juga digunakan untuk menandai paket lalu di lanjutkan dengan mengkonfigurasi fitur yang lain seperti NAT, EIGRP dll. Access-list ada dua yaitu : Standard Access-list (1-99) Semua service akan terblok Extended Access-list ( ) Hanya service tertentu yang di blok Topologi yang akan kita gunakan seperti di bawah ini Gambar 28.1 Topologi Standart Access-list Sekarang kita akan memblok PC2 agar tidak bisa terhubung ke jalur luar, tapi PC2 masih bisa terhubung ke jaringan local yaitu PC1. Pertama kita konfigurasi IP Address dan EIGRP dengan AS 171 pada semua device agar bisa terhubung. R1 R1(config)#int fa 0/0 R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)# ip add R1(config-if)#exit R1(config)#int fa 0/1 R1(config-if)#ip add R1(config-if)#no shutdown Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 81

86 R1(config-if)#exit R1(config)#router eigrp 171 R1(config-router)#no auto-summary R1(config-router)#net R1(config-router)#net R2 R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#ip add R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#ip add R2(config-if)#no shutdown R2(config-if)#exit R2(config)#router eigrp 171 R2(config-router)#no auto-summary R2(config-router)#net R2(config-router)#net Sekarang kita coba test ping dari PC2 ke PC1 dan PC 2ke Server PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : bytes=32 time=3ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=3ms TTL=128 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 3ms, Average = 1ms PC>ping Pinging with 32 bytes of data : Reply from : bytes=32 time=20ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 82

87 Reply from : bytes=32 time=15ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=14ms TTL=126 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 20ms, Average = 12ms Nah sekarang kita akan memblok PC2 agar tidak dapat terhubung dengan jaringan yang lain, tetapi maish bisa terhubung dengan PC1. R2(config)#access-list 1 deny host R2(config)#access-list 1 permit any R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#ip access-group 1 out Catatan : Pada kata host itu artinya yang kita blok adalah PC2 Perintah ip access-group 1 out artinya PC2 dia tidak akan bisa mengakses pada jaringan di luar interface fa 0/0. Sekarang coba kita test ping lagi PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=23ms TTL=128 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=128 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 23ms, Average = 5ms PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 83

88 Reply from : Destination host unreachable. Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), Di atas bisa kita lihat, kiat dapat ping ke PC1. Tapi kita tidak dapat ping ke Server. Kita bisa lihat pada access-list nya dengan perintah show access-list. R2#show access-list Standard IP access list 1 10 deny host (4 match (es)) 20 permit any Kita bisa lihat bahwa ada 4 paket yang terblok yaitu packet icmp. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 84

89 Lab 29 Extended Access-list Kalau menggunakan Standard Access-list kita memblock maka semua service akan terblock. Tapi jika kita menggunakan Extended Access-list, maka kita dapat memblock service tertentu saja, yang lain dapat digunakan. Angka yang digunakan adalah Kita akan melanjutkan topologi sebelumnya. Gambar 29.1 Topologi Extended Access-list Sekarang hapus terlebih dahulu konfigurasi standard access-list pada R2 R2(config)#no access-list 1 Sekarang tujuan kita adalah : PC1 tidak bisa ping namun bisa membuka http Server PC2 bisa ping namun tidak bisa membuka http Server Server0 pada defaultnya sudah mengaktifkan http, check pada web browser di Client. Dengan klik di PC1 > Desktop > Web Browser Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 85

90 Gambar 29.2 Tampilan web server Sekarang konfigurasi extended access-list. Namun sekarang kita menggunakan metode nama. R2(config)#no access-list 1 R2(config)#ip access-list extended BLOK R2(config-ext-nacl)#deny icmp host host R2(config-ext-nacl)#deny tcp host host eq www R2(config-ext-nacl)#permit? ahp Authentication Header Protocol eigrp Cisco's EIGRP routing protocol esp Encapsulation Security Payload gre Cisco's GRE tunneling icmp Internet Control Message Protocol ip Any Internet Protocol ospf OSPF routing protocol tcp Transmission Control Protocol udp User Datagram Protocol R2(config-ext-nacl)#permit ip any any Lalu kita aktifkan pada interface bisa menggunakan out berarti pada interface fa0/1. Jika in berarti pada interface fa0/0. Karna kita aktifkan pada interface fa0/0 berarti in. R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#ip access-group BLOK in Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 86

91 Kita verivikasi ping dulu dari PC1 ke Servernya. PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Reply from : Destination host unreachable. Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), Sekarang buka browsernya Gambar 29.3 Tampilan web server PC1 Selanjutnya kita verivikasi pada PC2. PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : bytes=32 time=15ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=12ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=16ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=14ms TTL=126 Ping statistics for : Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 87

92 Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 12ms, Maximum = 16ms, Average = 14ms Sekarang buka browsernya. Gambar 29.4 Tampilan web server PC2 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 88

93 Lab 30 Static NAT NAT digunakan untuk mengubah alamat yang awalnya IP Private menjadi IP Public. Karena pada Internet tidak dikenal IP Private melainkan yang di kenal adalah IP Publik. Nah dengan Static NAT kita akan mengubah IP Private menjadi IP Public secara manual. Topologi yang akan kita gunakan yaitu melanjutkan dengan Lab yang sebelumnya. Gambar 30.1 Topologi Static NAT Di sini kita anggap saja R1 dan Server0 adalah internet. Maka dari itu kita hapus konfigurasi EIGRP dan Access-list. Lalu tambahkan default-route ke internet. R2 R2(config)#no router eigrp 171 R2(config)#no ip access-list exten BLOCK R2(config)#ip route Test ping dari R2 ke Server R2#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:.!!!! Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 0/23/63 ms Walau pun dari R2 kita sudah bisa ping ke Server, tapi dari Client belum bisa ping ke Server Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 89

94 PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), Dan sekarang kita akan konfigurasi Static NAT yang akan mengubah IP address menjadi dan IP menjadi Aktifkan NAT pada interface. Lokal = inside, Internet = outside R2(config)#ip nat inside source static R2(config)#ip nat inside source static R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#ip nat inside R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#ip nat outside Lalu kita test ping lagi dari Client ke Server PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Request timed out. Reply from : bytes=32 time=27ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=43ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=41ms TTL=126 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 27ms, Maximum = 43ms, Average = 37ms Sekarang kita akan melihat IP address yang telah berubah dengan menggunakan perintah show ip nat translatiom Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 90

95 R2#show ip nat translation Pro Inside global Inside local Outside local Outside global Dari yang kita lihatdi atas bahwa IP Address nya telah berubah. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 91

96 Lab 31 - Dynamic NAT Jika pada Static NAT kita mengubah secara manual IP address nya. Kalau pada Dynamic NAT kita akan membuat pool yang dapat digunakan untuk Client. Topologinya seperti lab sebelumnya Gambar 31.1 Topologi Dynamic NAT Pertama kita hapus dulu konfigurasi static NAT pada pengkonfigurasian Lab sebelumnya. R2(config)#no ip nat inside source static R2(config)#no ip nat inside source static Selanjut nya kita buat pool dan access-list yang digunakan untuk NAT nanti. R2(config)#access-list 1 permit R2(config)#ip nat pool POOL netmask Setelah itu konfigurasi Dynamic NAT dan kita aktifkan pada interfacenya. R2(config)#ip nat inside source list 1 pool POOL1 R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#ip nat inside R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#ip nat outside Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 92

97 Sekarang test ping dari Client ke Server. PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Request timed out. Reply from : bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=1ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms Lalu check di R2 R2#show ip nat translations Pro Inside global Inside local Outside local Outside global Icmp : : : :32 icmp : : : :33 icmp : : : :34 icmp : : : :35 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 93

98 Lab 32 NAT PAT Kalau dengan menggunakan Static NAT atau Dynamic NAT maka 1 private address diubah menjadi 1 IP public. Lalu bagaimana jika kita hanya punya 1 IP public saja??? Maka kita akan menggunakan PAT karena dengan PAT maka bukan IP yang diubah namun protocolnya. Disini kita masih menggunakan topologi sebelumnya dan juga kita akan melanjutkan dari konfigurasi pada Lab sebelumnya. Gambar 32.1 Topologi NAT PAT Karna PAT juga menggunakan pool jadi kita tidak perlu menghapus nya. Jadi yang kita hapus hanya konfigurasi Dynamic NAT nya saja. R2(config)#no ip nat inside source list 1 pool POOL1 Selanjutnya secara otomatis Client tidak akan bisa ping ke server PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Request timed out. Request timed out. Request timed out. Request timed out. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 94

99 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss) Lalu selanjutnya kita tambahkan konfigurasi NAT PAT R2(config)#ip nat inside source list 1 pool POOL1 overload Catatan : Yang membedakan antara Dynamic NAT dengan NAT PAT hanya konfigurasi overload saja. Sekarang kita test ping dari client ke server PC>ping Pinging with 32 bytes of data: Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Reply from : bytes=32 time=0ms TTL=126 Ping statistics for : Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms Sekarang kita lakukan verifikasi pada R2 R2#show ip nat translations Pro Inside global Inside local Outside local Outside global icmp : : : :49 icmp : : : :50 icmp : : : :51 icmp : : : :52 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 95

100 Lab 33 WAN-HDLC WAN technologi adalah sebuah teknologi yang di berfungsi untuk menghubungkan router yang berada dalam jarak yang jauh yang tidak dapat di jangkau oleh kabel fastethernet. WAN menggunakan kabel Serial yang memiliki sifat point-to-point. Sekarang buat topologi sederhana seperti di bawah ini. Gambar 33.1 Topologi WAN-HDLC HDLC itu sendiri merupakan cisco proprietary, yang artinya jika salah satu atau kedua sisi bukan cisco device maka kita tidak dapat menggunakan HDLC. Pengkonfigurasiannya sudah default ketka kita meggunkaan kabel serial. Kita bisa gunakan perintah show int agar dapat mengechek encapsulation HDLC, seperti di bawah ini. R1#show int se 0/0/0 Serial0/0/0 is administratively down, line protocol is down (disabled) Hardware is HD64570 MTU 1500 bytes, BW 1544 Kbit, DLY usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation HDLC, loopback not set, keepalive set (10 sec) Last input never, output never, output hang never Last clearing of "show interface" counters never Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0 Queueing strategy: weighted fair Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops) --More Kabel serial ada dua pengguna yaitu DTE dan DCE. Kabel serial DCE biasa nya di pegang oleh isp dan sebagai penentu clock rate, dan clock rate pun harus di atur jika tidak maka tidak akan berjalan. Di cisco packet sebagai tandanya yaitu ada gambar clock di atas routernya. Jika yang kita gunakan adalah terminal biasa maka bisa di check dengan perintah show controllers seperti di bawah ini. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 96

101 R1 R1#show controllers se 0/0/0 Interface Serial0/0/0 Hardware is PowerQUICC MPC860 DCE V.35, clock rate idb at 0x81081AC4, driver data structure at 0x81084AC0 SCC Registers: --More-- R2 R2#show controllers se 0/0/0 Interface Serial0/0/0 Hardware is PowerQUICC MPC860 DTE V.35 TX and RX clocks detected idb at 0x81081AC4, driver data structure at 0x81084AC0 --More-- Pada kabel DTE clock nya akan menyesuaikan dari si DCE. Sekarang kita akan konfigurasi agar interfacenya hidup dan kita akan ganti clock rate nya. R1 R1(config)#int se 0/0/0 R1(config-if)#ip add R1(config-if)#clock rate R1(config-if)#no shutdown R2 R2(config)#int se 0/0/0 R2(config-if)#ip add R2(config-if)#no shutdown Sekarang kita verivikasi di R1 jika clock rate nya sudah kita rubah. R1#show controllers se 0/0/0 Interface Serial0/0/0 Hardware is PowerQUICC MPC860 DCE V.35, clock rate idb at 0x81081AC4, driver data structure at 0x81084AC0 --More-- Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 97

102 Jika kita lihat di atas bahawa clock rate nya sudah kita rubah. Dan selanjutnya coba kita tes ping antara R1 dan R2. R2#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:!!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/7/35 ms Dan hasil nya R1 dapat ping ke R2. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 98

103 Lab 34 PPP (Point-to-Point) Protocol PPP adalah Open Standart. Dan untuk bisa menggunakan konfigurasi terlebih dahulu. nya kita harus melakukan Gambar 34.1 Topologi PPP Kita akan melanjutkan dari topologi sebelunnya. Dan sekarang kita hanya perlu mengubah encryprion yang di gunakan oleh kedua router tersebut, seperti di bawah ini. R1 R1(config)#int se 0/0/0 R1(config-if)#encapsulation ppp R1(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to down Setelah konfigurasi di atas maka status serial adalah down, itu di karenakan kedua router menggunkaan encapsulation yang berbeda. Agar status serial bisa up maka kita akan konfigurasi di R2. R2 R2(config)#int se 0/0/0 R2(config-if)#encapsulation ppp R2(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up Sekarang coba kita verivikasi encapsulation nya, seperti di bawah ini. R1#show int se 0/0/0 Serial0/0/0 is up, line protocol is up (connected) Hardware is HD64570 Internet address is /24 MTU 1500 bytes, BW 1544 Kbit, DLY usec, reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255 Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set (10 sec) LCP Open Open: IPCP, CDPCP Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 99

104 Last input never, output never, output hang never --More-- Sekarang kita akan lakukan test ping antara routernya. R2#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:!!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/10/43 ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 100

105 Lab 35 PPP PAP Jika kita menggunakan PPP, maka kita dapat menggunakan authentikasi. Ada dua jenis authentikasi : PAP : Plain text CHAP : Encryption Topologinya masih sama seperti pada Lab yang sebelumnya Gambar 35.1 Topologi PPP PAP Pertama untuk pengkonfigurasiannya kita buat terlebih dahulu username sama passwordnya. R1 R1(config)#username Aida password 171 R2 R2(config)#username user password 123 Lalu sekarang kita konfigurasi authentikasi pada router R1 dan R2. Format perintah yang di gunakan adalah ppp pap sent-username User-Lawan password password-lawan R1 R1(config)#username Aida password 171 R1(config)#int se 0/0/0 R1(config-if)#ppp authentication pap R1(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to down R1(config-if)#ppp pap sent-username user password 123 R2 R2(config)#int se 0/0/0 R2(config-if)#ppp authentication pap R2(config-if)#ppp pap sent-username Aida password 171 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 101

106 R2(config-if)# %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up Untuk melihat autentikasinya kita dapat melakukannya dengan menggunakan perintah debug lalu mematikan dan menyalakan interfacenya. R1#debug ppp negotiation PPP protocol negotiation debugging is on R1#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R1#debug ppp negotiation PPP protocol negotiation debugging is on R1(config)#int se 0/0/0 R1(config-if)#shutdown R1(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to administratively down Serial0/0/0 PPP: Phase is TERMINATING Serial0/0/0 LCP: State is Closed Serial0/0/0 PPP: Phase is DOWN %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to down R1(config-if)#no shutdown R1(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to up Serial0/0/0 PPP: Using default call direction Serial0/0/0 PPP: Treating connection as a dedicated line Serial0/0/0 PPP: Phase is ESTABLISHING, Active Open Serial0/0/0 LCP: State is Open Serial0/0/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING Serial0/0/0 Using hostname from interface PAP Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 102

107 Serial0/0/0 Using password from interface PAP Serial0/0/0 PAP: O AUTH-REQ id 17 len 15 Serial0/0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward Serial0/0/0 PAP: I AUTH-REQ id 17 len 15 Serial0/0/0 PAP: Authenticating peer Serial0/0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward Serial0/0/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward Serial0/0/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP Serial0/0/0 Phase is UP %LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up Sekarang coba test ping antar R1 dan R2 R1 R1#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:!!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/2/10 ms R2 R2#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:!!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/3/12 ms Dan hasil nya adalah kedua router success. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 103

108 Lab 36 PPP CHAP Kalau di Lab sebelumnya kita menggunakan PPP PAP, kali ini kita akan menggunakan PPP CHAP. Chap akan mengenkripsi hanya authentikasinya saja tidak mengenkripsi seluruh data. Topologi yang digunakan masih sama seperti di Lab sebelumnya. Gambar 36.1 Topologi PPP CHAP Jika pada konfigurasi PPP PAP kita membuat User dan Password yang bebas. Sekarang di konfigurasian PPP CHAP kita harus buat dengan format seperti di bawah ini. Username hostname-lawan password harus-sama Pertama kita buat dulu username dan passwordnya pada tiap router R1 R1(config)#username R2 password Aida171 R2 R2(config)#username R1 password Aida171 Selanjutnya kita aktifkan interface yang tersambung antara router. R1 R1(config)#int se 0/0/0 R1(config-if)#ppp authentication chap Must set encapsulation to PPP before using PPP subcommands R2 R2(config)#int se 0/0/0 R2(config-if)#ppp authentication chap Must set encapsulation to PPP before using PPP subcommands Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 104

109 Lalu kita sekarang lihat authentikasinya dengan perintah debug ppp negotiation R1 R1#debug ppp negotiation PPP protocol negotiation debugging is on R1(config)#int se0/0/0 R1(config-if)#shutdown R1(config-if)#no shutdown Serial0/0/0 LCP: State is Open Serial0/0/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING Serial0/0/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10 t Serial0/0/0 IPCP: I CONFACK [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: I CONFACK [REQsent] id 1 len 10 er Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. R1(config)#int Serial0/0/0 IPCP: I CONFREQ [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: O CONFACK [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: I CONFREQ [REQsent] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: O CONFACK [REQsent] id 1 len Serial0/0/0 LCP: State is Open Serial0/0/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING Serial0/0/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: I CONFACK [Closed] id 1 len 10 Page 106 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 105

110 Serial0/0/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10 Serial0/0/0 IPCP: I CONFACK [REQsent] id 1 len 10 Serial0/0/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward Serial0/0/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP Serial0/0/0 Phase is UP Coba sekarang kita test ping antara router nya. R1#ping Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to , timeout is 2 seconds:!!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/4/7 ms Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 106

111 Lab 37 DHCP Relay DHCP Relay sudah masuk dalam CCNAv3. DHCP Relay. Cara kerja dari DHCP Relay adalah meneruskan IP Address yang di berikan oleh Server kepada Client yang memintaya. Jika biasanya Client mendapatkan IP Address dengan Gateway oleh si Server itu satu segmen. Maka dengan menggunakan DHCP Relay, Client mendapatkan IP Address dan Gateway yang berbeda segmen. Kita langsung ke konfigurasi. Pertama kita buat dulu untuk Topologinya seperti di bawah ini. Gambar 37.1 Topologi DHCP Relay Sekarang kita akan konfigurasi IP Address dan buat DHCP Server di R1 R1(config)#int fa 0/0 R1(config-if)#no sh R1(config-if)#ip add R1(config-if)#exit R1(config)#ip dhcp pool JN-NEC R1(dhcp-config)#network R1(dhcp-config)#default-router R1(dhcp-config)#dns-server R1(dhcp-config)#exit R1(config)#ip dhcp excluded-address R1(config)#ip route Catatan : JN-NEC : adalah nama poolnya saja, Jadi kita bisa memberikan nama apa saja. default-router : adalah IP Gateway yang akan di berikan ke Client. dns-server : adalah IP DNS Server. ip dhcp excluded-address : adalah untuk mengatur IP Address mana saja yang tidak boleh di berikan ke Client. Dan itu adalah IP kita juga menggunakan ip route agar R1 dapat mengetahui network yang di bagikan. Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 107

112 Setelah kita melakukan konfigurasi R1. Selanjutnya kita akan konfigurasi IP Address dan DHCP Relay di R2. R2(config)#int fa 0/1 R2(config-if)#ip add R2(config-if)#no sh R2(config-if)#exit R2(config)#int fa 0/0 R2(config-if)#ip add R2(config-if)#no sh R2(config-if)#ip helper-address Catatan : Pada perintah ip helper-address berfungsi untuk mengaktifkan fitur DHCP Relay yang merupakan alamat DHCP Server. Sekarang kita lanjutkan dengan melihat Client sudah mendapatkan IP Address atau belum. Gambar 37.2 DHCP Client pada PC1 Aida Mahmudah Cisco Certified Network Assosiate 108

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) SEMESTER GENAP 2011/2012 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Lab 1. VLAN (virtual LAN)

Lab 1. VLAN (virtual LAN) Lab 1. VLAN (virtual LAN) Digunakan untuk membuat segmentasi network Vlan 1 merupakan vlan default Masing-masing vlan memiliki alamat network sendiri-sendiri 1a. Network Topologi VLAN 10 VLAN 20 A C B

Lebih terperinci

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console Lab 0. Pengenalan 1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console 2. Tipe atau seri berapa router/switch yang sedang anda setting [Router# show version] 3. Apa nama file IOS

Lebih terperinci

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN A. Tujuan 1. Dapat mempraktekkan Perintah dasar Cisco IOS 2. Membuat VLAN menggunakan 1 Switch 3. Konfigurasi akses Wireless LAN B. Dasar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika Alamat: Kampus I, Jl. Wates. Km. 10 Yogyakarta. 55753. Telp.(0274) 649212,649211,Fax.(0274)-649213.

Lebih terperinci

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini akan membahas tentang bagaimana proses instalasi dan konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay LAMPIRAN LAMPIRAN Konfigurasi X.25 dan Frame-Relay Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay Rancangan sederhana Frame-Relay ini menggunakan aplikasi Packet Tracer v5.2, yang mana aplikasi ini sangat membantu.

Lebih terperinci

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE Tujuan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menjelaskan perangkat menggunakan software. pengaturan Uraian materi 1. CLI Command

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bedasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo terkait permasalahan yang dihadapi, maka usulan yang diajukan adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Setelah melakukan perancangan topologi dan perangkat sistem yang akan digunakan pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site :

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site : http://laluirfan.web.ugm.ac.id PENDAHULUAN Rancangan network pada masa kini sangat berbeda jauh dengan rancangan network dimasa lalu, rancangan network di masa lalu

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP. 2103137045 PROGRAM STUDI D3 PJJ TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

TIPE TIPE VLAN Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang di gunakan, MAC address, tipe protokol.

TIPE TIPE VLAN Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang di gunakan, MAC address, tipe protokol. Nama : Meggy Mahares Sukran NIM : 15111110 Prodi : Teknik Informatika CARA KERJA VIRTUAL LAN VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan

Lebih terperinci

Mode-mode pada router

Mode-mode pada router Router adalah peralatan yang melakukan fungsi routing, router bisa menjalankan tugasnya dikarenakan konfigurasi yang dibuat, pada saat kita akan melakukan konfigurasi dan masuk melaui console maka pada

Lebih terperinci

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi Packet Tracer Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

Spanning-tree Protocol. Oleh : Akhmad Mukhammad

Spanning-tree Protocol. Oleh : Akhmad Mukhammad Spanning-tree Protocol Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami pentingnya redundancy dalam network. Memahami bagaimana operasi STP dalam menghilangkan loop pada layer 2 dalam network. Memahami langkah-langkah

Lebih terperinci

Spanning Tree Protocol

Spanning Tree Protocol Spanning Tree Protocol Candra Setiawan Program Studi Teknik Komputer, Jurusan Sistem Komputer Universitas Sriwijaya Email :candra@unsri.ac.id ABSTRAK Pada materi ini membahas tentang Spanning Tree Protocol

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

MODUL VI. Praktikkum Switching Layer2 (VLAN, VTP, STP) Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana konsep dan konfigurasi VLAN

MODUL VI. Praktikkum Switching Layer2 (VLAN, VTP, STP) Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana konsep dan konfigurasi VLAN MODUL VI Praktikkum Switching Layer2 (VLAN, VTP, STP) Tujuan 1. Mengetahui bagaimana konsep dan konfigurasi VLAN 2. Mengetahui konfigurasi VLAN Trunking protocol (VTP) 3. Konfigurasi STP (Spanning Tree

Lebih terperinci

SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3

SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3 SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3 Latar Belakang Masalah pembuatan jaringan komputer di kantor kantor yang baru berdiri Dengan VLAN dapat mengkonfigurasikan beberapa

Lebih terperinci

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Konfigurasi Router Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Topologi Jaringan Tanpa Konfigurasi Tabel Routing Gambar 1 Gambar-Gambar berikut ini contoh topologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI 3.1 Umum Jaringan komputer bukanlah yang baru pada saat ini, hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan

Lebih terperinci

VPN Sederhana Dengan Cisco Packet Tracer

VPN Sederhana Dengan Cisco Packet Tracer Praktikum VPN Sederhana Dengan Cisco Packet Tracer Oleh : Ariya Kusuma, A. Md. Cisco Simulator with Cisco Packet Tracer Praktikum VPN Topologi VPN Sederhana 1. Open Cisco Packet Tracer 5.3.3 2. Persiapkan

Lebih terperinci

2. Cost reduction penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.

2. Cost reduction penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal. VLAN merupakan sebuah perangkat device virtual managemen (Software) yang perlu di konfigurasi secara logikal, sehingga bisa saling berkomunikasi sesuai dengan Group VLAN dan pada sub Network yang sama

Lebih terperinci

Tugas Matakuliah Jaringan Komputer Konfigurasi Jaringan pt.indah

Tugas Matakuliah Jaringan Komputer Konfigurasi Jaringan pt.indah Tugas Matakuliah Jaringan Komputer Konfigurasi Jaringan pt.indah VLAN PADA SWITCH Disusun oleh : NIM : 14121041 Nama : IrwandI PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI

UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI UJIAN TENGAH SEMESTER JARKOM SERTIFIKASI STMIK EKTENSI Nama : NRP : Matakuliah : Basic Router Configuration Topologi Tabel Addressing Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway R1 Fa0/0 192.168.1.254

Lebih terperinci

Datarate (bandwidth) Layout jaringan (topologi) Single atau multiple kanal komunikasi.

Datarate (bandwidth) Layout jaringan (topologi) Single atau multiple kanal komunikasi. Lapisan phisik ini mendefinisikan karakteristik dari transmisi bit data melalui media tertentu. Protokol yang mengatur koneksi fisik dan transmisi dari bit antar dua perangkat. Secara spesifik lapisan

Lebih terperinci

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF Modul 4 Praktikkum Routing Tujuan Praktikkum : 1 ) Memahami konsep Routing dan Router 2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya 3 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Statis

Lebih terperinci

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T IOS ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Software IOS adalah Perangkat Lunak yang mengatur fungsi Routing dan Switching pada peralatan dan perangkat jaringan. Sama dengan PC, Router atau Switch tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Ali Naga Saputra selaku IT Head Division di PT. Adicipta

LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Ali Naga Saputra selaku IT Head Division di PT. Adicipta L1 LAMPIRAN Wawancara Wawancara dengan Bapak Ali Naga Saputra selaku IT Head Division di PT. Adicipta Innovations Technology : 1. Apakah perusahaan saat ini membutuhkan sistem jaringan baru? Jawab: Ya,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami cara mengkonfigurasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 41 BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 4.1. Konfigurasi Umum Galeri PT. Indosat Gambar 4.1. Konfigurasi umum galeri PT. Indosat Secara umum

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

Lab 1. Basic Router Configuration

Lab 1. Basic Router Configuration SAMPLE PREVIEW Lab 1. Basic Router Configuration Topologi Tabel Addressing Tujuan Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway R1 Fa0/0 192.168.1.254 255.255.255.0 N/A Fa1/0 12.12.12.1 255.255.255.0

Lebih terperinci

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 1 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 Topology A. Physical Topologi 2 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id 2. Logical Topologi ISP1 ISP2 ISP3 ISP3

Lebih terperinci

PENGENALAN VLAN 1. Pengertian VLAN 2. Access Port 3. VLAN Trunking 4. Default VLAN 5. Keuntungan VLAN

PENGENALAN VLAN 1. Pengertian VLAN 2. Access Port 3. VLAN Trunking 4. Default VLAN 5. Keuntungan VLAN PENGENALAN VLAN 1. Pengertian VLAN Prinsip kerja sebuah jaringan LAN (Local Area Network) adalah, semua device yang berada pada satu LAN berarti berada pada satu broadcast domain. Sebuah broadcast domain

Lebih terperinci

Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI

Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Router Menggunakan CLI fm_iqbal faiqmuhammadiqbal@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750

TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750 TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750 Oleh : Muhammad Fadlan (14111011) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1. Pendahuluan Jaringan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Techonology Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router Spesifikasi : a. Memiliki 3 integrated 10/100/1000 port Ethernet

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 I. Pengantar Cisco Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Cisco Company, bertujuan untuk melakukan simulasi jaringan komputer dan untuk melakukan monitoring

Lebih terperinci

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI 3 InterVlan Routing TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti prinsip Intervlan Routing dan bisa mengkonfigurasi Intervlan Routing PERALATAN Router SWITCH Kabel UTP PC

Lebih terperinci

Membuat Simulasi Jaringan Router OSPF Part 2 (Cisco Packet Tracer)

Membuat Simulasi Jaringan Router OSPF Part 2 (Cisco Packet Tracer) Membuat Simulasi Jaringan Router OSPF Part 2 (Cisco Packet Tracer) Agus Purwo P. purwoprazzetyo@gmail.com :: http://agusprasetyo25.wordpress.com/ Abstrak Jika anda berminat menjadi seorang IT Khususnya

Lebih terperinci

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014 VIRTUAL LAN (VLAN) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014 SEMESTER 3 LAN Design Basic Switch Concepts Wireless VLANs STP VTP Inter-VLAN routing 22-Apr-14 Jaringan Komputer_D3 TT VLAN VLAN VLAN Manfaat VLAN

Lebih terperinci

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A Jaringan Router Wah guys, ini ne yang sedikit sulit tapi asyik sekarang kita akan mencoba menghubungkan sebuah jaringan computer dengan subnet / gang yang berbeda dan studi kasusnya akan kita coba untuk

Lebih terperinci

Router Devices & Configuration

Router Devices & Configuration Modul 18: Overview Router pada dasarnya sama halnya dengan PC. Komponen-komponen internal router hampir sama dengan PC dan router juga membutuhkan operating system untuk menjalankan aplikasinya, tetapi

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line)

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line) KONFIGURASI ROUTER Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan dalam file konfigurasi.

Lebih terperinci

Konfigurasi VLAN pada FreeBSD 6.0 dan Cisco Catalyst 2950

Konfigurasi VLAN pada FreeBSD 6.0 dan Cisco Catalyst 2950 Konfigurasi VLAN pada FreeBSD 6.0 dan Cisco Catalyst 2950 Ricki Zurwindar Universitas YARSI Copyright 2007 VLAN adalah sebuah logical group dari stasiun jaringan, service, dan tidak

Lebih terperinci

Yama Fresdian Dwi Saputro Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Yama Fresdian Dwi Saputro  Pendahuluan. Lisensi Dokumen: OSI LAYER Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com http://from-engineer.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN)

MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN) MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami aplikasi VLAN. 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi VLAN dengan switch CISCO 3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi inter-vlan dengan

Lebih terperinci

Network Tech Support Switch Devices

Network Tech Support Switch Devices Modul 25: Overview Switch merupakan alat jaringan yang ada pada Lapisan 2 yang menjadi pusat koneksi seperti workstation, sever, router dan yang lainnya. Seperti halnya router, switch pun dapat dikonfigurasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan data yang telah didapat dan penelitian yang dilakukan pada PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk perusahaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS TUJUAN Setelah praktikum dilaksanakan, peserta praktikum diharapkan memiliki kemampuan 1. Melakukan konfigurasi RIP pada Cisco Router 2. Melakukan konfigurasi

Lebih terperinci

BAB 4A: MANAGING CISCO IOS

BAB 4A: MANAGING CISCO IOS BAB 4A: MANAGING CISCO IOS Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Cisco Router IOS Tanggung jawab Cisco Router IOS IOS (Internetworking Operating System) Membawa Protokol Routing berserta

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini membahas tentang proses instalasi dan konfigurasi jaringan yang telah dibuat. 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2 1. Buka Installer Packet Tracer 6.2

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing MODUL PRAKTIKUM (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST Singkawang, Pebruari 2014 0 P a g e A. Peralatan yang digunakan : 1. 1 Unit PC/Laptop dan system

Lebih terperinci

Modul 3 Konfigurasi Router

Modul 3 Konfigurasi Router Modul 3 Konfigurasi Router Pendahuluan Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!#

LAMPIRAN. AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!# L1 Konfigurasi LAMPIRAN AS30000 router>enable router#conf t router(config)#hostname AS30000 AS30000(config)#banner motd #Welcome To AS30000# AS30000(config)#banner login #For Authorized Only!!!# AS30000(config)#ena

Lebih terperinci

Dynamic Routing RIP EIGRP OSPF

Dynamic Routing RIP EIGRP OSPF Cisco Packet Tracer : Konfigurasi Dynamic Routing RIP EIGRP OSPF fm_iqbal faiqmuhammadiqbal@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

LAPORAN VPN CISCO PACKET TRACER

LAPORAN VPN CISCO PACKET TRACER LAPORAN VPN CISCO PACKET TRACER Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer Oleh Nama : Muhamad Solihin Ansurulloh NPM : 147006018 Kelas : 2014 A FAKULTAS TEKNIK TEKNIK

Lebih terperinci

PEMASANGAN VLAN PADA 10 KAMAR KOS

PEMASANGAN VLAN PADA 10 KAMAR KOS PEMASANGAN VLAN PADA 10 KAMAR KOS Disini saya akan mencoba membahas pemasangan jaringan VLAN, saya akan membuat mode TRUNK dari VLAN dengan menggunakan ROUTER agar kedua kita gunakan dalam dapat saling

Lebih terperinci

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Overview Konsep Jaringan Komputer Protokol Jaringan Physical Layer Data Link Layer Konsep Lan Network Layer Ip Address Subnetting Ip Version

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN PACKET TRACER Buka Installer Packet Tracer 6.2 kemudian akan muncul gambar seperti

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN PACKET TRACER Buka Installer Packet Tracer 6.2 kemudian akan muncul gambar seperti BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK telah dibuat. Bab ini membahas tentang proses instalasi dan konfigurasi jaringan yang 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN PACKET TRACER 6.2 1. Buka Installer Packet Tracer 6.2 kemudian

Lebih terperinci

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay MODUL V Praktikkum Frame Relay Tujuan 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay 2. Mengetahui cara kerja Frame relay 3. implementasi pada topologi Real Pendahuluan Frame relay merupakan

Lebih terperinci

Modul Superlab CCNA. Oleh: M. Saiful Mukharom. Jika kalian ingin bertanya ada di twitter.

Modul Superlab CCNA. Oleh: M. Saiful Mukharom. Jika kalian ingin bertanya ada di twitter. Modul Superlab CCNA Oleh: M. Saiful Mukharom Pendahuluan Pengantar Modul ini kami dokumentasi ulang dari pelatihan guru networking IDN Angkatan VII, pada pembahasan materi Cisco CCNA. Maksud dari dokumentasi

Lebih terperinci

General Network Troubleshooting

General Network Troubleshooting General Network Troubleshooting Identifikasi sumber masalah pada jaringan komputer. Pengkabelan Hampir 85% kegagalan yang terjadi pada jaringan komputer disebabkan karena adanya kesalahan pada media transmisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

JARINGAN INTERNET DENGAN ROTER CISCO MENGGUNAKAN GNS3. Bismillah hirrohmani rohim

JARINGAN INTERNET DENGAN ROTER CISCO MENGGUNAKAN GNS3. Bismillah hirrohmani rohim JARINGAN INTERNET DENGAN ROTER CISCO MENGGUNAKAN GNS3 Bismillah hirrohmani rohim Outside Inside 10.10.10.3/24 Konfigurasi Jaringan Internet menggunakan Ruter Cisco, pertama pastikan komputer sudah terhubung

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

LAMPIRAN A: MODE ROUTER LAMPIRAN A: MODE ROUTER Mode Router> Router# Router(config)# Router(config-if)# Router(config-line)# Router(config-router)# User mode Privileged mode Global configuration mode Interface mode Line mode

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4. topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodelogi

BAB 4. topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodelogi BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan penelitian dan anilisis jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang sedang dihadapi pada PT Lite Solutions Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III TUGAS PENDAHULUAN

BAB III TUGAS PENDAHULUAN NAMA : M. ANANG SETIAWAN NRP : 11041110060 TUGAS PENDAHULUAN PRAK. JARKOM BAB III TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan bagaimana cara mensetting Startup Config pada Intermediate device! 2. Apakah perbedaan memory

Lebih terperinci

KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560

KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560 KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560 Layer 3 switch atau Multilayer Switch adalah switch yang bekerja pada layer 2 dan juga bekerja pada layer 3 yang mempunyai

Lebih terperinci

Gambar 1 Sebuah jaringan flat menggunakan 4 buah switch 1

Gambar 1 Sebuah jaringan flat menggunakan 4 buah switch 1 INTRODUCTION TO VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DAN HANDS-ON SIMULATION CONFIGURASI SWITCH MULTILAYER CISCO CATALYST 3550 A. Pengantar VLAN Salah satu permasalahan pada komponen jaringan yang hanya bekerja

Lebih terperinci

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST

MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST MODUL 5 ACCESS CONTROL LIST TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa mampu memahami aplikasi access-list. 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi access-list dengan Cisco Router 3. Mahasiswa mampu menerapkan access-list

Lebih terperinci

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan VLAN A. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan B. PERALATAN 1. Switch 2. Kabel UTP 3. PC Client 4. Program Simulasi C. TEORI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan Baru Solusi untuk masalah yang ada pada jaringan yang lama yaitu tidak adanya kemampuan mobilitas pengguna jaringan dan kurang optimal karena belum menggunakan

Lebih terperinci

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP/IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara komputer di Internet. TCP/IP singkatan Transmission Control Protocol / Internet

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

TUTORIAL PEMBUATAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLAN (dengan DHCP)

TUTORIAL PEMBUATAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLAN (dengan DHCP) TUGAS JARKOM 2011 TUTORIAL PEMBUATAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLAN (dengan DHCP) Dosen : Bpk. M.Zen Hadi SH, ST, M.Sc --- KELOMPOK : --- 1. NINA DWI HAPSARI (7208040032) 2. RISKY SHAFIA (7208040047)

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY

ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY Oris Krianto Sulaiman Universitas Islam Sumatera Utara Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Teladan, Medan Kota, Sumatera Utara Fairystrawhat@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY

PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER PADA HANGGAR 4 PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY Dicky Muhammad Rahardianto Tripradipta Muhammad Fachry Rudi Tjiptadi Dipl.Ing Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

Virtual LAN. Isbat Uzzin N Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS, Surabaya

Virtual LAN. Isbat Uzzin N Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS, Surabaya VLAN Virtual LAN Isbat Uzzin N Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS, Surabaya 1 Definisi i i VLAN Pemisahan jaringan secara logis yang dilakukan pada switch Pada tradisional switch, dalam satu switch

Lebih terperinci

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1. IOS Bootcamp 2. Konfigurasi Dasar

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan

Lebih terperinci

BAB 6: VIRTUAL LANS (VLANS)

BAB 6: VIRTUAL LANS (VLANS) BAB 6: VIRTUAL LANS (VLANS) Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Masalah pada Design Jaringan Failure Domain yang tak terbatas Broadcast Domain yang besar Banyaknya trafik MAC unicast

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY

ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY CESS (Journal Of Computer Engineering, System And Science) p-issn :2502-7131 ANALISIS SISTEM KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SWITCH PORT SECURITY Oris Krianto Sulaiman Universitas Islam Sumatera Utara

Lebih terperinci

Modul 2 Pengenalan router

Modul 2 Pengenalan router Modul 2 Pengenalan router Pendahuluan Teknologi cisco berdasarkan software Cisco IOS yang mengatur fungsi routing dan switching pada peralatan jaringan. Diharapkan Anda setelah mengikuti modul ini akan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami

Lebih terperinci

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Berdasarkan penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka usulan yang

Lebih terperinci