BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Sukasari merupakan salah satu bagain eks wilayah Bojonegara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Sukasari merupakan salah satu bagain eks wilayah Bojonegara"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Subjek Penelitian Kecamatan Sukasari merupakan salah satu bagain eks wilayah Bojonegara Kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 627,518 Ha. Secara geografis Kecamatan Sukasari memiliki bentuk wilayah datar / berombak sebesar 85% dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kecamatan Sukasari berada pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Suhu maksimum dan minimum Kecamatan Sukasari berkisar 22 o C, sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar mm/th. Kecamatan Sukasari memiliki jumlah penduduk sebanyak jiwa, yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Sukasari saat ini mencapai KK. Berdasarkan data kependudukan dari kecamatan pada tahun 2009 yang dilihat dari segi kepadatan penduduk sebesar 108 jiwa per hektar dan dilihat dari pertumbuhan penduduk, intensitas populasinya akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Wilayah Administrasi, batas-batas Kecamatan Sukasari : a) Utara : Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat b) Timur : Jl.Setiabudi Kecamatan Cidadap Kota Bandung c) Selatan : Jalur Tegangan Tinggi Kecamatan Sukajadi Kota Bandung d) Barat : Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat 116

2 117 Terdiri Dari 4 Kelurahan yaitu : a) Kelurahan Isola ( 6 RW ; 29 RT ) b) Kelurahan Gegerkalong ( 8 RW ; 56 RT ) c) Kelurahan Sarijadi ( 11 RW ; 100 RT ) d) Kelurahan Sukarasa ( 7 RW ; 38 RT ) Serta terdiri dari 14 Lingkungan yaitu 1.Cijerokaso 2.Ranca Herang 3.Awingahgar 4.Cibarunai 5.Setrasirna 6.Setrasari 7.Setramurni 8.Darmaga 9.Karang Setra 10.Cigolendang 11.Bumi Siliwangi 12.Geger Arum 13.Neglasari 14.Cirateun ; a) Potensi Wilayah 1) Pesantren (a) Daarut Tauhid (b) Al Inayah 2) Lembaga Pendidikan (a) Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum (b) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (c) Universitas Pasundan (UNPAS) (d) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (STIEPAR) (e) Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) (f) Sekolah Tinggi Agama Islam At Taqwa

3 118 3) Sarana/Prasarana Wisata (a) Karang setra (b) Factory Outlet (c) Art Galery (Nyoman Nuarta, Barli) (d) Wisata Rohani (Pontren Daarut Tauhid) (e) Hotel Berbintang (f) Restoran dan Supermarket 4) Potensi Unggulan (a) Budidaya Ulat Hongkong (b) Budidaya Tanaman Hias (c) Pembuatan Jamu Tradisional (d) Pembuatan Telur Asin (e) Pembuatan Makanan Ringan dan Tradisional (f) Pengrajin Lampu Lampion (g) Pengrajin Pernak-Pernik (h) Pengrajin Kaligrafi (i) Pengrajin Wayang Golek (j) Pengrajin Alat-lat seni tradisional (Kendang, dogdog) (k) Pengrajin / Produksi Tas (soulmate) (l) Konveksi (Skaters, Vilour) (m) Pengrajin Boneka

4 119 b) Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah Fungsi : (a) Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat; (b) Mengkoordinasikan ketenteraman dan ketertiban umum; (c) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan (d) Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; (e) Membina pemrintahan kelurahan di wilayah kerjanya. c) Visi Misi Visi: Memantapkan Kecamatan Sukasari ASRI Menuju Masyarakat Yang Bermartabat MISI : (a) Meningkatkan kinerja Pemerintah Kecamatan Sukasari secara profesional, efektif, transparan dan akuntabel ; (b) Meningkatkan pemberdayaaan masyarakat untuk peningkatan kualitas kehidupan; (c) Meningkatkan kondisi infrastruktur dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

5 120 d) Tujuan Sasaran Tujuan : (a) Terwujudnya pelayanan publik; (b) Terwujudnya kerja sama dan koordinasi di antara semua pemangku kepentingan; (c) Terwujudnya Ketentraman dan ketertiban serta terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan; (d) Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Sasaran : (a) Perubahan motivasi dan pola pikir aparatur dalam memahami pelayan publik. (b) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur pemerintahan. (c) Peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat. (d) Peningkatan Kehidupan sosial masyarakat. (e) Sinergitas kegiatan perekonomian. (f) Peniingkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap produk hukum. (g) Peningkatan kualitas infrastruktur lingkungan. (h) Peningkatan kualitas perencanaan lingkungan. e) Program Kerja Program Kerja Kecamatan Sukasari adalah Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) Fasilitasi Peningkatan Perekonomian Masyarakat (b) Fasilitasi Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat

6 121 (c) Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup (d) Peningkatan Penanganan Ketenteraman dan Ketertiban (e) Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Kecamatan dan Kelurahan (f) Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah Kota dalam Pembangunan Kelurahan (g) Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat f) Struktur Organisasi Yang menjadi objek penelitian adalah kelurahan Isola, kelurahan isola msauk ke kecamatan Sukasari, data monografi kelurahan dan struktur organisasinya : Kelurahan Isola merupakan salah satu bagain eks wilayah Kecamatan Sukasari dengan memiliki luas kelurahan sebesar 179,677 Ha. Secara geografis

7 122 ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kecamatan Sukasari berada pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Suhu maksimum dan minimum Kecamatan Sukasari berkisar o C, sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar 2.273,84 mm/th. Ditinjau dari segi Orbitrasi (jarak dari Pusat Pemerintahan Kelurahan) jarak dari pusat pemerintahan ke Kecamatan adlah 1 KM, sedangkan jarak jarak dari pusat pemerintahan ke Kota Administratif adalah 8 KM, jrak dari Ibu Kota Kabupaten/Kota 8,5 KM, jarak dari Ibu kota Propinsi 9 KM dan jarak dari Ibu Kota Negara 87 KM. Kelurahan Isola memiliki jumlah penduduk sebanyak jiwa yang terdiri dari 6 RW dan 29 RT, yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Isola saat ini mencapai KK. Jumlah penduduk menurut agama, Islam terdiri dari orang, Kristen 233 orang, dan Katholik 178 orang. Dari segi keamanan kelurahan, kelurahan Isola memiliki jumlah Hansip sebanyak 164 orang, Satpam 151 orang, pos kamling 6 buah, dan peronda kampung sebanyak 45 orang. Bagan RW dan RT yang ada di kelurahan Isola RW 01 H. M.soleha Subaray RT 01 Ikah Julaeha RT 02 Agus Sinjaya RT 03 Rahmat R Bagan 4.1

8 123 RW 02 H. M. Sidarachmat RT 01 Titi Hayati RT 02 Rachmat R RT 03 Yaya Suhaya Bagan 4.2 RW 03 A. Haris K.S. AP RT 01 Asep Priatna RT 02 Drs. Ayi I RT 03 Bernard Bagan 4.3 RW 04 H. DEdi Suwandi RT 01 Kosasih RT 02 Tata Andi RT 03 Dini Z RT 04 Usep Rosim RT 05 Aca Suryana RT 06 Eman S RT 07 Jamingan RT 08 Rukmana Bagan 4.4

9 124 RW 05 H. Ade RT 01 Riki N RT 02 H. Dik-dik RT 03 Askolani RT 04 Drs. Endis RT 05 Ujang K Bagan 4.5 RW 06 Drs. Komara RT 01 Adep Suardi RT 02 Agus Setiadi RT 03 Endang S RT 04 Asarotul M RT 05 Mamah H RT 06 Jajang R RT 07 Ajat S Bagan Gambaran Responden Usia remaja merupakan usia diamana masih mencari identitas diri dan rasa ingin tahu tehadap hal hal yang baru yang begitu besar. a) Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin TABEL 4.1 RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN No Jenis kelamin Frekuensi 1 Perempuan 50 2 Laki-laki 50 Jumlah 100

10 125 B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Moralitas pergaulan mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungan kampus Moralitas pergaulan mahasiswa pendatang berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa urban yang bernama IS moralitas mahasiswa uraban biasabiasa saja tidak terjadi perubahan dan masih dalam norma sosial, hukum dan agama, akan tetapi menurut pendapat ahli pendidikan moral Endang Sumantri mahasiswa urban sekarang banyak mangalami perubahan, karena adanya suatu sosio shock atau keterkejutan budaya dimana adanya perubahan dari daerah ke kota, dan rasa ingin mencoba hal-hal baru dan adanya suatu kebebasan karena jauh dari pengawasan orang tua. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh ahli pendidikan agama AS dan masyarakat sekitar bernama DA mereka juga beranggapan bahwa moralitas mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungan kampus terjadi banyak perubahan dari tahun ke tahun perubahan tersebut diantaranya dalam hal bergaul dengan teman sebayanya, dalam bertutur kata maupun dalam hal berpakaian. Menurut DA para mahasiswa pendatang yang ada di lingkungannya cenderung bersikap seenaknya tidak peduli dengan lingkungan dan kurangnya rasa hormat kepada masyarakat sekitar. Di dukung dengan hasil observasi mengenai moralitas mahasiswa pendatang yang banyak mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut diantaranya dalam hal menaati aturan kesopanan, norma sosial hukum dan agama. Menurut hasil wawancara dengan mahasiswa urban IS dalam hal memilih teman bergaul rata-rata mereka lebih memilih teman yang sesuai dengan karakternya

11 126 yang sepemikiran dan membawa kebaikan. Akan tetapi ada sebagian dari mahasiswa uraban diantaranya IB, yang memilih teman yang hanya mementingkan kualitas permainan dan orang mengajak bermain meskipun orang itu kurang membawa pada hal-hal yang kurang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian berdasarkan keusioner dalam hal memilih teman bergaul pada laki-laki dan perempuan. Dalam memilih teman bergaul mengutamakan teman yang menurut Anda seru tapi tidak membawa kebaikan. TABEL 4.2 MEMILIH TEMAN BERGAUL MENGUTAMAKAN SERU TAPI TIDAK MEMBAWA KEBAIKAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu 7 14 % 9 18 % 16 % 2. Sering 8 16 % % 26% 3. Kadang-kadang % % 20% 4. Pernah % % 20% 5. Tidak Pernah % 3 9% 18% Tabel di atas menjelaskan tentang cara memilih teman bergaul yang menurut mereka seru tapi tidak membawa kebaikan, pada perempuan sebanyak 30% tidak pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 30% menyatakan sering. Jadi dalam hal ini laki-laki lebih dominan dalam memilih teman bergaul yang seru tapi tidak membawa kebaikan. Dengan demikian mahasiswa pendatang sering memilih teman dilihat dari serunya teman bermain tersebut, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 26%.

12 127 Menurut hasil wawancara dengan IS, dia cendrung memilih teman yang membawa kepada hal-hal positif, sedangkan IB, lebih memilih teman bergaul yang menurut dirinya menyenangkan, sepamikiran dengan dia meskipun orang tersebut kurang membawa kebaikan. TABEL 4.3 MEMILIH TEMAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu % % 42% 2. Sering % % 27% 3. Kadang-kadang % 15% 4. Pernah 3 6% % 16% 5. Tidak Pernah Tabel di atas menjelaskan tentang memilih teman bergaul yang biasa saja tapi membawa kebaikan, dapat diambil kesimpulan bahwa responden perempuan sebanyak 64% menyatakan selalu. pilihan. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 30% menyatakan kadang-kadang. Jadi dalam hal ini perempuan lebih matang dalam hal memikirkan untuk memilih teman bergaul terbukti bahwa dalam memilih teman bergaul perempuan lebih selektif dan selalu memikirkan apakah orang tersebut bisa membawa kebaikan atau tidak. Lain halnya dengan laki-laki yang lebih mementingkan kualitas dalam bermain, apakah seru untuk diajak bermain, apakah sepemikiran dengannya, dan terbukti bahwa dalam memilih teman yang membawa kebaikan pilihan laki-laki terbanyak yaitu pada pilihan kadang-kadang. Dengan demikian mahasiswa urban selalu memilih teman

13 128 dilihat dari membawa kebaikan tersebut, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 42%. Dalam hal berpakaian, menurut IS mahasiswa pendatang yang berjenis kelamin laki-laki pada umumnya sudah berpakaian sopan akan tetapi pada mahasiswa perempuan terjadinya suatu peruban dari tahun ke tahun karena terpengaruh oleh globalisasi, dan modernisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat AS dari (ahli pendidikan agama) menyebutkan bahwa perempuan lebih suka berpakaian menurut trend daripada menutupi auratnya, banyak perempuan yang lebih sering berpakaian minim dan memperlihatkan auratnya. Menurut pendapat DA, mahasiswa urban sekarang cenderung mengikuti trend masa kini dan lebih suka mengikuti gaya barat yang menurut aturan kurang sopan jika dilakukan. Dalam hal ini N juga berpendapat sama dengan AS dan DA (masyarakat sekitar), di jaman serba modern seperti sekarang mahasiswa pendatang lebih mengutamakan trend dibanding dengan kesopanan, mereka takut dikatakan kuno dan ketinggalan jaman terutama mahasiswa pendatang yang mayoritas berasal dari daerah. Mereka ingin beradaptasi dengan budaya baru yang belum tentu budaya baru tersebut bersifat positif bagi para mahasiswa pendatang itu sendiri. Menurut AS, dalam hal berpakaian pula islam menganjurkan menutup rapat-rapat aurat bagi laki-laki maupun perempuan yang fungsinya untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga pandangan seseorang terhadap perbuatan jahat. Dengan memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat maka akan terjaga perbuatan jahat seperti perkosaan, karena yang sering terjadi saat ini seseorang tidak bisa menahan hawa nafsunya ketika melihat seorang perempuan

14 129 memakai pakaian yang sangat minim atau kurang sopan dan tidak menutup auratnya. Menurut pendapat DA (masyarakat sekitar), sebagian dari mahasiswa pendatang ada yang suka memakai pakaian yang kurang sopan. Juga didukung dengan hasil angket mahasiswa lebih banyak mementingkan trend masa kini dari pada kesopanan menurut mereka semuanya harus serba aktual. Menurut IS sebagai seorang mahasiswa terutama mahasiswa pendatang yang jauh dari orang tua dan tinggal di lingkungan orang lain harus selalu mencerminkan sikap baik dan sopan. Pendapat ini berbeda dengan IB, yang lebih suka berpenampilan apa adanya dan menampilkan sikap apa adanya tidak mau bersikap menutupi kekurangannya dalam masyarakat. Menurut hasil kuesioner pada mahasiswa pendatang dalam hal berpakaian. TABEL 4.4 BERPAKAIAN MENGIKUTI TREND YANG KURANG BEGITU SOPAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu 8 16 % % 18% 2. Sering % 8 16 % 18% 3. Kadang-kadang 13 26% % 30% 4. Pernah % % 24% 5. Tidak Pernah 7 14 % 3 6% 10% Tabel di atas menjelaskan tentang berpakaian lebih mengutamakan berpakaian menurut trend yang kurang begitu sopan, dapat diambil kesimpulan bahwa pada perempuan sebanyak 26% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada

15 130 laki-laki sebanyak 34 % memilih kadang-kadang. Zaman sekarang perempuan lebih memilih pakaian yang modis dan menurut trend masa kini, meskipun pakaian tersebut dianggap kurang begitu sopan apalagi lebih memperlihatkan aurat. Pada laki-laki pun terjadi seperti demikian, laki-laki lebih memilih baju trend masa kini yang menurut aturan dianggap kurang sopan. Dengan demikian mahasiswa pendatang kadang-kadang berpakaian labih mengutamakan berpakaian mengikuti trend yang kurang begitu sopan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 30%. Menurut DA sikap mahasiswa pendatang sekarang kurang begitu terbuka dengan masyarakat, bahkan datang ke lingkungannya pun tidak ada izin terlebih dahulu baik terutama izin kepada RT, pada umumnya mahasiswa pendatang kurang begitu sopan ketika masuk ke wilayah orang lain seharusnya para pemilik kosan memberikan saran untuk izin tinggal terlebih dahulu kepada RT setempat agar para mahasiswa pendatang tersebut mempunyai suatu kedekatan dengan para masyarakat yang ada di lingkungannya. Menurut salah seorang pemilik kosan N dalam hal berbicara pada umumnya mahasiswa pendatang sudah cukup baik dan sopan akan tetapi ada sebagian mahasiswa pendatang laki-laki yang kurang begitu sopan dalam berbicara, mereka sering sekali mengucapkan kata-kata kasar dan tidak sesuai dengan aturan agama. IB juga mengakui bahwa dirinya sering berbicara dengan bahasa yang kasar dan kurang sopan baik itu kepada teman maupun kepada orang yang umurnya lebih tua. Akan tetapi IS sendiri berpendapat lain, bahwa Dia sering dan nyaman menggunakan bahasa yang biasa, sopan meskipun itu tidak gaul dan IS sendiri

16 131 mempunyai batasan dan tata cara berbasa baik itu untuk orang yang seumuran, untuk yang lebih muda dan untuk yang lebih tua darinya. Sedangkan menurut ahli pendidikan agama zaman sekarang sudah terjadinya banyak perubahan apalagi dari segi bahasa banyak sekali para remaja yang terutama laki-laki tidak sungkan lagi untuk mengeluarkan kata-kata kasar padahal sudah jelas kata-kata tersebut tidak baik untuk dikatakan karena melanggar aturan agama. Menurut hasil kuesioner dalam bertutur kata pada mahasiswa pendatang : TABEL 4.5 MENGGUNAKAN BAHASA KASAR YANG TIDAK SOPAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu 2 4 % 2 4% 4% 2. Sering 6 12 % 6 12 % 12% 3. Kadang-kadang % % 38% 4. Pernah 10 20% 9 18 % 19% 5. Tidak Pernah 17 34% % 27% Tabel di atas menjelaskan tentang bertutur kata, menggunakan bahasa yang kasar dan tidak sopan, pada perempuan sebanyak 34% memilih tidak pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 46% menilih kadang-kadang Dalam moralitas bertutur kata, laki-laki lebih dominan dalam penggunaan bahasa gaul daripada perempuan dan terbukti dalam hal ini yang memilih kadang-kadang pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Dengan demikian mahasiswa pendatang kadang-kadang menggunakan bahasa yang kasar dan tidak sopan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 38%.

17 132 TABEL 4.6 MENGGUNAKAN BAHASA SEDERHANA DAN SOPAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu 17 34% 5 10 % 22% 2. Sering 20 40% % 32% 3. Kadang-kadang 8 6 % % 26% 4. Pernah 3 6 % % 16% 5. Tidak Pernah 2 4 % 2 4 % 4% Tabel di atas menjelaskan tentang menggunakan bahasa yang biasa, sederhana, tapi sopan pada perempuan sebanyak 40% memilih sering. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 36% memilih kadang- kadang. Dalam hal ini laki-laki lebih dominan dalam memilih kadang-kadang karena pada umumnya laki-laki kurang begitu nyaman dengan menggunakan bahasa sederhana dan sopan. Lakilaki lebih nyaman apa adanya, memakai bahasa gaul dan bahasa yang dianggap kurang sopan tapi membuat mereka nyaman. Dengan demikian mahasiswa urban sering menggunakan bahasa yang biasa, sederhana, tapi sopan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 32%. Menurut IS dalam hal beribadah tidak pernah terlewatkan karena itu merupakan suatu kebiasaan dan kewajiban yang harus dilaksanakan karena orang tua sudah memberi amanat jangan pernah meninggalkan kewajiban untuk beribadah terutama shalat 5 waktu tepat waktu dan mengaji. Adapun IB, dulu waktu di daerahnya adalah seorang anak yang rajin, patuh pada orang tua dan taat pada aturan agama, akan tetapi setelah datang ke kota IB ini menjadi terpengaruh oleh hal-hal negatif yang kurang baik. Pengaruh negatif tersebut di dapat dari

18 133 teman sepergaulannya dan lingkungan dimana IB tinggal ini, IB menjadi orang yang pemalas terutama dalam hal beribadah yang hanya melaksanakan ibadah apabila setelah disuruh oleh orang tuanya sedangkan IB sekarang jauh dari pengawasan orang tua dan orang tua hanya menghubunginya kadang-kadang karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya. TABEL 4.7 MELAKSANAKAN SHALAT WAJIB TEPAT WAKTU Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Selalu 10 20% 7 14% 17% 2. Sering 15 30% 10 20% 25% 3. Kadang-kadang 13 26% 13 26% 26% 4. Pernah 12 18% 10 20% 22% 5. Tidak Pernah % 10% Tabel di atas menjelaskan, melaksanakan shalat wajib waktu tepat waktu, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 30% memilih sering. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 26% memilih kadang-kadang. Dalam hal melakasanakan shalat 5 waktu tepat waktu perempuan lebih baik daripada lakilaki terbukti bahwa ada 10 orang pada laki-laki yang memilih tidak pernah berarti dalam hal ini moralitas dalam hal beribadah perlu ditingkatkan lagi. Dengan demikian mahasiswa pendatang kadang-kadang melaksanakan shalat wajib tepat waktu, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 26%.

19 134 Menurut DA dalam hal beribadah mahasiswa pendatang hanya sebagian kecil mahasiswa pedatang yang mau berjamaah di mesjid atau menghadiri pengajian. Menurut hasil wawancara dengan AS ahli pendidikan agama kebanyakan mahasiswa pendatang mengkin lebih memilih beribadah di kosannya masing-masing jarang atau hanya sedikit mahasiswa pendatang yang datang ke mesjid untuk shalat berjamaah maupun untuk menghadiri pengajian. TABEL 4.8 MEROKOK Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 5 10% 4 8% 9% 2. Sering 2 4% 12 24% 14% 3. Selalu 2 4% 23 46% 25% 4. Kadang-kadang 5 10% 7 14% 12% 5. Tidak pernah 36 73% 4 8% 40% Tabel di atas menjelaskan tentang merokok, dapat diambil kesimpulan dari pertanyaan apa Anda merokok, pada perempuan sebanyak 73% memilih tidak pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 46% memilih selalu. Merokok tidak dilarang, tetapi etika untuk seorang perempuan merokok kurang begitu baik, karena merokok tersebut tidak ada manfaatnya bagi kesehatan. Dengan demikian mahasiswa pendatang tidak pernah merokok, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 40% kebanyakan mahasiswa urban perempuan tidak merokok.

20 135 Menurut IB dan WI merokok merupakan hal yang biasa saja dan sering dilakukan oleh para mahasiswa pendatang baik laki-laki maupun perempuan. Menurut WI tidak ada salahnya wanita merokok, karena dalam aturan hukum pun tidak ada pasal yang mengatur aturan merokok pada perempuan, agama pun hanya menyatakan haram untuk merokok di depan umum dan menurut agama hanya makruh saja. Menurut IB sebagai seorang perokok aktif bahwa merokok termasuk hal yang biasa saja tetapi merokok dapat merusak kesehatan diantaranya penyakit jantung, hipertensi dan lain-lain. TABEL 4.9 MEMINUM MINUMAN KERAS Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 3 6% 12 24% 15% 2. Sering Selalu Kadang-kadang 2 4% 8 16% 10% 5. Tidak pernah 45 90% 30 60% 75% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan Anda suka minum minuman keras pada perempuan sebanyak 6% memilih pernah dan 4%memilih kadangkadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 24% memilih pernah dan 16% memilih kadang-kadang. Minum minuman keras/ mabuk-mabukan termasuk perbuatan yang melanggar aturan, baik itu agama, hukum dan sosial. Dengan demikian mahasiswa pendatang pernah minum minuman keras, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 15%.

21 136 Menurut hasil wawancara dengan IB, bahwa Ia sering sekali meminum minuman keras. Menurut IB dengan meminum minuman keras maka akan mendapatkan kesenangan dan ketenangan ketika dihadapkan pada suatu masalah. IB biasanya minum minuman keras di kamar kosannya sendirian, dan tidak pernah mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan dirinya. Hal tersebut juga sama dengan yang dilakukan oleh AN, FH, AJ, mereka sering meminum minuman keras, awalnya mereka hanya ditawari oleh teman-teman lainnya, mereka takut untuk menolak ajakan teman-temannya tersebut, takut mereka marah dan tersinggung. Tetapi lama kelamaan minum minuman keras sudah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh AN, FH dan AJ. Biasanya mereka selalu melakukan al tersebut di tempat yang aman dan jauh dari pengawasan warga masyarakat. Menurut AN, FH dan AJ meminum minuman keras dapat melupakan berbagai masalah. TABEL 4.10 PERGI KE TEMPAT DUGEM Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki F % F % 1. Pernah 6 12% 7 14% 2. Sering Selalu Kadang-kadang 2 4% 3 6% 5. Tidak pernah 42 84% 43 86% Total Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan apakah Anda sering pergi ke tempat dugem, dapat disimpulkan bahwa perempuan sebanyak 12% memilih pernah dan 4% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 14%

22 137 memilih pernah dan sebanyak 6% memilih kadang-kadang. Dalam hal ini beberapa orang diantara mahasiswa urban pernah pergi ke tempat dugem, dalam hal ini sudah terjadinya pergeseran moral, karena tidak ada manfaatnya pergi ke tempat dugem itu sendiri. Meurut hasil wawancara dengan AN, FH, dan AJ mereka pernah pergi ke tempat dugem, akan tetapi hanya baru beberapakali saja karena menurutnya pergi ke tempat dugem memerlukan banyak uang sedangkan uang mereka masih dibatasi oleh orang tua. Mereka mengenal dugem dari temannya yang berasal dari kota Bandung, karena mereka berasal dari daerah mereka cenderung ingin mencoba hal-hal baru yang belum mereka temukan ketika tinggal di daerahnya. TABEL 4.11 BERCIUMAN DALAM PACARAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 18 36% 10 20% 28% 2. Sering 12 24% 18 36% 30% 3. Selalu 8 16% 10 20% 18% 4. Kadang-kadang 7 14% 7 14% 14% 5. Tidak pernah 5 10% 5 10% 10% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan berciuman dalam pacaran, dapat diambil kesimpulan pada perempuan sebanyak 36% memilih pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 18% memilih sering. Dalam hal ini banyak mahasiswa pendatang yang sering berciuman terutama pada laki-laki. Dengan demikian mahasiswa urban sering melakukan ciuman dalam pacaran, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 30%.

23 138 Dalam hal berpacaran, menurut WI, AN, FH dan AJ mereka pernah berciuman ketika berpacaran, mereka melakukannya karena menurut mereka berciuman merupakan hal biasa saja dan tidak melanggar norma sosial dan norma hukum. Mereka sadar bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang kurang baik dan melanggar aturan agama, tetapi mereka sulit sekali untuk tidak melakukan hal tersebut ketika sedang berada dengan pasangannya masingmasing. Mereka mengenal hal-hal tersebut ketika berada di Bandung karena sebelumnya mereka selalu dalam pengawasan dan kontrol orang tua. TABEL 4.12 LEBIH DARI BERCIUMAN (SEX ORAL) Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 4 8% 5 10% 9% 2. Sering Selalu Kadang-kadang 3 6% 4 8% 7% 5. Tidak pernah 43 86% 41 82% 84% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan lebih dari berciuman (sex oral), dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 8% memilih pernah dan 6% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 10% memilih pernah dan 8% memilih kadang-kadang. Dalam hal ini ada mahasiswa yang suka melakukan seks oral yang jelas-jelas menurut aturan hukum dan agama tidak diperbolehkan apabila belum muhrimnya atau belum menjadi suami istri. Dengan demikian mahasiswa urban pernah melakukan sex oral, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 9%.

24 139 Agama melarang janganlah kamu mendekati zina, berpegangan tangan ketika pergi dengan pasangan, berciuman, apalagi melakukan hal yang lebih dari berciuman yang jelas-jelas melanggar norma sosial dan agama karena hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang mendekati zina. Tabel 4.13 NONTON KONTEN-KONTEN PORNO Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 7 14% 23 46% 30% 2. Sering % 8% 3. Selalu % 4% 4. Kadang-kadang 4 8% 8 26% 12% 5. Tidak pernah 39 78% 7 4% 46% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan menonton/melihat kontenkonten porno, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 14% memilih pernah dan 8% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 46% memilih pernah. Dengan demikian mahasiswa pendatang pernah menonton konten-konten porno, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 30%. Dalam hal ini banyak mahasiswa pendatang yang sering melihat kontenkonten porno bahkan ada khusus penyimpanan data untuk konten-konten porno tersebut, dan konten porno tersebut akan mempengaruhi dampak psikologis pada seseorang. Dan dengan menonton konten-konten porno seseorang akan tidak bisa menjaga pandangannya dan mungkin tidak bisa menahan nafsunya sendiri.

25 Moralitas pergaulan mahasiswa pendatang dalam mentaati normanorma sosial, agama dan hukum yang ada di lingkungan kampus Dalam menaati norma sosial, diantaranya tidak pulang melebihi batas waktu jam pulang WI, IB, AN, FH dan AJ sering pulang larut malam dengan berbagai alasan diantaranya mengerjakan tugas di tempat orang lain, bermain game atau main dengan teman-temannya. Berdasarkan hasil observasi ternyata IB sering berada di tempat pacarnya bahkan IB sering menginap di tempat pacarnya karena kosan pacarnya tersebut tidak tinggal dengan pemiliknya. Jadi anak-anak kosannya tersebut cenderung bersikap bebas. Menurut hasil wawancara dengan IS, AN, LZ, FE, SF, tinggal dengan pemilik kosannya IS tidak boleh membawa tamu lawan jenis ke dalam kosan meskipun di dalam kosannya tersebut terdapat ruang tamu, dan ruang tamu tersebut hanya disediakan untuk keluarga yang datang ke kosan tersebut. Menurut DA pada umumnya kosan yang yang ada di kelurahan Isola ini baik kosan yang di tempati oleh laki-laki maupun perempuan tidak disediakan fasilitas ruang tamu, jadi otomatis para mahasiswa pendatang tersebut membawa tamunya langsung ke dalam kamar meskipun ada larangan untuk tidak membawa tamu ke kosan dan ke dalam kamar. Menurut DA banyak sekali warga yang menemukan berbagai pelanggaran yang dilakukan mahasiswa pendatang, mereka sering menemukan botol bekas minuman keras maupun alat kontrasepsi yang bekas dipakai. Akan tetapi DA tidak bisa mmenindaklanjuti bebepapa temuan tersebut karena beliau tidak mempunyai wewenang dan hak untuk melarang para mahasiswa pendatang tersebut untuk berbuat apapun, menurutnya beliau baru

26 141 akan bertindak jika ada permasalahan besar dan berkaitan dengan warga masyarakat sekitarnya. TABEL 4.14 MENAATI JAM PULANG Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 13 26% 12 24% 15% 2. Sering 8 16% 18 36% 26% 3. Selalu 10 20% 5 10% 15% 4. Kadang-kadang 14 28% 8 16% 22% 5. Tidak pernah 5 10% 7 14% 12% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan jika di kosan tempat tinggal Anda ada batas jam pulang apa Anda menaatinya, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 28% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 36% memilih tidak pernah. Pada umumnya kosan yang tidak ada yang mengawasinya/ tidak ada ibu kosnya labih memberi peluang untuk pulang bebas tanpa batasan jam pulang. Dengan demikian mahasiswa pendatang sering manaati jam pulang, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 26%. TABEL 4.15 MEMBAWA TAMU LAWAN JENIS MESKIPUN ADA LARANGAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 15 30% 8 16% 23% 2. Sering 18 36% 22 44% 40% 3. Selalu 10 20% 10 20% 20% 4. Kadang-kadang 5 10% 8 16% 13% 5. Tidak pernah 2 4% 2 4% 4%

27 142 Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan membawa tamu lawan jenis meskipun ada larangan untuk tidak membawanya ke dalam yang dipilih oleh perempuan adalah larangan tidak membawanya ke ruang tamu kosan, pada perempuan sebanyak 36% memilih sering. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 44% memilih sering. Dengan demikian mahasiswa pendatang sering membawa tamu lawan jenis ke dalam kosan meskipun ada larangan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 40%. Pada umumnya kosan yang ada di sekitar kelurahan isola kebanyakan tidak difasilitasi dengan ruang tamu jadi kalaupun ada tamu lawan jenis yang datang pasti langsung dibawa ke kamar. TABEL 4.16 MEMBAWA TAMU LAWAN JENIS MESKIPUN ADA LARANGAN UNTUK TIDAK MEMBAWA LANGSUNG KE KAMAR Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 15 30% 8 16% 23% 2. Sering 18 36% 22 44% 40% 3. Selalu 10 20% 10 20% 30% 4. Kadang-kadang 5 10% 8 16% 13% 5. Tidak pernah 2 4% 2 4% 4% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan mambawa tamu lawan jenis messkipun ada larangan tidak membawanya langsung ke kamar dapat disimpulkan, pada perempuan sebanyak 18% memilih sering. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 44% memilih sering. Dengan demikian mahasiswa urban sering membawa tamu lawan jenis meskipun ada larangan untuk tidak

28 143 membawanya ke kamar kosan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 40%. Pada umumnya kosan/ hunian tempat tinggal lakilaki bebas dan tidak diawasi oleh pemilik rumah jadi laki-laki lebih banyak peluang dan lebih bebas untuk membawa teman lawan jenisnya masuk ke kamar kosan. Menurut pemilik kosan N, sengaja menyedikan ruang tamu dan tidak memperbolehkan masuk tamu lawan jenis selain keluarga karena N menjaga mahasiswa urban yang tinggal di tempat tinggalnya dari hal-hal negatif dan fitnah. Disediakannya ruang tamu hanya untuk keluarga yang datang untuk menjenguk mahasiswa urban tersebut. Tetapi menurut HI pemilik kosan yang tidak tinggal terpisah bersama anak kosannya alasan tidak disediakan ruang tamu menurutnya seorang mahasiswa sudah dewasa sudah bisa menjaga diri masingmasing dan menmpunyai tanggung jawab masing-masing. Menurut AS ahli pendidikan agama fasilitas ruang tamu sangatlah penting bagi para mahasiswa pendatang, karena dengan adanya ruang tamu mereka diberikan fasilitas untuk menerima tamu baik tamu laki-laki maupun perempuan seandainya ada keperluan seperti diskusi kelompok ataupun mengerjakan tugas kelompok bersama agar para mahasiswa pendatang tersebut tidak langsung mengerjakan dan membawa tamu langsung ke kamar. Selain itu mereka juga akan terjaga dari hal-hal yang berfat negatif dan terhindar dari fitnah. Menurut AS membawa tamu lawan jenis ke kamar merupakan perbuatan kurang baik kecuali dengan muhrimnya sendiri. Agama melarang berdekatan dengan seseorang yang bukan muhrimnya karena itu semua akan mendekatkan kepada zina.

29 Cara mahasiswa pendatang dalam mengembangkan jiwa kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kematangan dalam pengambilan keputusan Dalam mengembangkan jiwa kejujuran IS selalu berusaha berbuat jujur terhadap teman, orang tua maupun terhadap dirinya sendiri. Kejujuran tersebut sudah ditanamkan oleh orang tuanya dari sejak kecil dan dibiasakan untuk selalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam perkataan dan perbuatan. Selain itu, IS selalu bertanggung jawab dari hal terkecil dari mulai lingkungan kampus, kosan maupun lingkungan setempat dimana IS tinggal sehingga dengan kehidupan yang bertanggung jawab maka IS belajar untuk berdisiplin dalam segala hal misalnya dalam belajar IS selalu menyempatkan diri untuk belajar mengulang kembali apa yang telah disampaikan di dalam perkuliahan, mengerjakan tugas baik itu tugas individu maupun tugas kelompok TABEL 4.17 BERBUAT JUJUR DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 17 34% 10 20% 27% 2. Sering 13 26% 12 24% 25% 3. Selalu 10 20% 8 16% 18% 4. Kadang-kadang 10 20% 20 40% 30% 5. Tidak pernah Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan berbuat jujur baik dalam perkataan dan perbuatan, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 34% memilih pernah. Sedangkan pada laki-laki 20% memilih kadang-kadang.

30 145 Dengan demikian mahasiswa pendatang kadang-kadang berbuat jujur dalam perkataan dan perbuatan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 30%. Dalam hal perbuatan dan perkataan para mahasiswa ini sering berbohong, misalnya berbohong kepada orang tua dalam hal meminta uang. Tugas yang diberikan selalu dikerjakannya sendiri dengan sungguhsungguh dan mencari sumbernya yang aktual, tetapi kalau tugas tersebut dirasa susah dan tidak mampu lagi untuk mengerjakannya IS meminta saran kepada temannya, tetapi IS tidak melihat tugas temannya IS hanya meminta kisi-kisi ataupun saran saja IS hanya akan mengerjakannya sendri menurut kemampuannya sendiri. Adapun dalam pengambilan keputusan IS lebih sering mengambil keputusan berdasarkan hati nuraninya sendiri, ketika IS bimbang ataupun gundah IS selalu mengadu kepada Yang Maha Kuasa dengan cara shalat Istikharoh, berdoa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Ketika dihadapkan kepada suatu keputusan yang sangat pelik IS berani mengambil resiko apapun setelah semuanya dilakukan dan menurutnya baik, terutama dalam meraih prestasi. Dalam meraih prestasi IS selalu berupaya keras, karena menurut IS Ia diberikan tanggung jawab penuh oleh orang tuanya, baik tanggung jawab untuk menjaga dirinya, tanggung jawab dalam menjalankan ibadah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya di kampus meskipun tanpa adanya pengawasan dari orang tua, IS memandang tantangan dalam meraih prestasi adalah sebuah kesempatan untuk meraih yang lebih baik dan membuat orang tuanya bangga terhadap IS.

31 146 TABEL 4.18 PERCAYA DIRI DALAM SEGALA HAL MESKIPUN DIKRITIK ORANG LAIN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 12 24% 11 22% 23% 2. Sering 7 14% 10 20% 17% 3. Selalu 9 18% 7 14% 16% 4. Kadang-kadang 17 34% 19 38% 36% 5. Tidak pernah 5 10% 3 6% 8% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan percaya diri dalam segala hal meskipun dikritik oleh orang lain, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 34% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 38% memilih kadang-kadang. Dengan demikian mahasiswa pendatang kadangkadang percaya diri dalam segala hal meskipun dikritik oleh orang lain, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 36%. Dalam hal ini semakin menipisnya rasa percaya diri pada mahasiswa pendatang dan hal ini pula yang mengakibatkan perubahan/pergeseran moralitas pada mahasiswa pendatang itu sendiri. Dalam mengembangkan rasa percaya diri IS selalu menerapkannya dalam berbagai hal, IS selalu menekannkan bahwa setiap orang harus mempunyai rasa percaya diri masing-masing, karena dengan adanya rasa percaya diri tersebut maka peluang untuk terpengaruh dari hal-hal negatif menjadi kecil, karena teman yang ada di sekitar kita tidak menutup kemungkinan untuk mempengaruhi kita kepada hal-hal yang bersifat negatif. IS selalu meyakini bahwa orang lain belum

32 147 tentu benar tetapi jangan terlalu over convidence saran yang baik dari orang lain tidak salahnya untuk diterima sebagai koreksi agar lebih baik lagi. Akan tetapi menurut IS ketika IS dikritik oleh temannya mengenai hal berpakaian IS akan tetap teguh pada pendiriannya karena menurutnya cara IS berpakaian sudah menutu auratnya dan menurut aturan agama. Menurut IS kalau IS melakukan kealahan IS tidak sungkan untuk meminta maaf karena kembali pada sifat manusia yaitu tempat salah dan dosa, jadilah orang yang berjiwa besar berani mengakui kesalahan sendiri dan mudah untuk memafkan kesalahan orang lain. TABEL 4.19 MENYEMPATKAN DAN MELUANGKAN WAKTU UNTUK BELAJAR Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 18 36% 13 26% 31% 2. Sering 12 24% 10 20% 24% 3. Selalu 8 16% 10 20% 18% 4. Kadang-kadang 10 20% 15 30% 25% 5. Tidak pernah 2 4% 2 4% 4% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan menyempatkan dan meluangkan waktu untuk belajar, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 36% memilih pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 30% memilih kadang-kadang. Dengan demikian mahasiswa urban pernah meluangkan waktu untuk belajar, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 31%. Dalam hal ini perempuan lebih mempunyai tanggung jawab, terutama dalam hal menyempatkan diri dalam belajar.

33 148 Sedangkan hasil wawancara dengan IB, dalam mengembangkan jiwa kejujuran IB tidak terlalu berusaha berbuat jujur terhadap teman, orang tua maupun terhadap dirinya sendiri menurutnya IB akan berbuat jujur pada hal-hal tertentu dan IB juga akan berbohong jika terpaksa untuk melakukan kebohongan tersebut. Menurutnya orang tuanya cenderung bersikap acuh, tidak begitu peduli untuk menanamkan sikap jujur dalam segala hal. Kejujuran tersebut merupakan hal yang paling mendasar dan harus dibiasakan dari sejak kecil untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam perkataan dan perbuatan akan tetapi karena tidak dibiasakan dari dulu jadi IB sudah terbiasa jika IB berbohong dan tidak sedikitpun ada rasa penyesalan dan ingin merubah sifatnya tersebut. Dalam hal bertanggung jawab IB tidak selalu berusa untuk bertanggung jawab dari hal terkecil dari mulai lingkungan kampus, kosan maupun lingkungan setempat dimana Ia tinggal sehingga kurang dipercaya oleh orang lain padahal dengan kehidupan yang bertanggung jawab maka IB akan belajar untuk berdisiplin dalam segala hal. Dalam belajar IB tidak selalu menyempatkan diri untuk belajar mengulang kembali apa yang telah disampaikan di dalam perkuliahan menurutnya IB kan belajar jika diperlukan saja misalnya ketika ada tes lisan kaena tes tulisan masih bisa melihat kepada teman, dan dalam mengerjakan tugas baik itu tugas individu maupun tugas kelompok IB jarang sekali mengerjakannya sendiri, IB selalu mengandalkan orang lain IB lebih percaya kepada orang lain dan tidak percaya terhadap kemampuannya sendiri.

34 149 Tugas yang diberikan selalu meminta bantuan kepada temannya IB tidak yakin akan kemampuannya sendiri padahal jika dikerjakan dengan sungguhsungguh dan mencari sumbernya yang aktual IB pasti bisa mengerjakannya dengan baik dan mendapat hasil yang memuaskan. Adapun dalam pengambilan keputusan IB lebih sering mengambil keputusan tidak berdasarkan pemikiran yang matang selalu mengagpnya remeh dan kecil, ketika Ia bimbang ataupun gundah selalu melampiaskannya kepada hal-hal negatif seperti dugem dan mabukmabukan. IS ini merupakan anak korban broken home IB lebih sering menyendiri dan tidak mudah bergaul dengan orang lain, IB hanya bergaul dengan orangorang tertentu yang menurunya mengerti dan memahaminya meskipun orang tersebut tidak selalu membawa kebaikan untuk dirinya. TABEL 4.20 BERUPAYA KERAS DALAM MERAIH PRESTASI DI KAMPUS Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 17 34% 13 26% 30% 2. Sering 13 26% 10 20% 23% 3. Selalu 10 20% 10 20% 20% 4. Kadang-kadang 8 16% 15 30% 23% 5. Tidak pernah 2 4% 2 4% 4% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan berupaya keras dalam meraih prestasi di kampus dapat diambil kesimpulan, pada perempuan sebanyak 34% memilih pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 30% memilih kadangkadang. Dengan demikian mahasiswa urban pernah berupaya keras dalam meraih prestasi di kampus, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan

35 150 angka pemilih sebanyak 30%.Dalam hal ini perempuan yang lebih dominan dan berupaya keras dalam meraih prestasi di kampus. Dalam meraih prestasi IB tidak terlalu berupaya keras IB hanya menjalankan kuliahnya IB tidak ada motivasi dan kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua maupun keluarganyaa. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dan kurang memberi perhatian pada IB jadi tidak adanya motivasi dan semangat hidup untuk menjalani semuanya terutama semangat dalam menjalankan kuliahnya. IB sering sekali berbohong dalam meminta uang alasannya untuk keperluan kuliah akan tetapi uang tresebut digunakan untuk bermain, berpoya-poya ataupun untuk pergi ke dugem. TABEL 4.21 MENDAPAT PERHATIAN DAN PENGAWASAN DARI PEMILIK KOSAN Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 8 16% 8 16% 16% 2. Sering 7 14% 4 8% 11% 3. Selalu 4 8% 3 6% 7% 4. Kadang-kadang 18 36% 8 16% 26% 5. Tidak pernah 15 30% 27 54% 42% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan mendapat perhatian dan penggawasan dari pemilik kosan, dapat disimpulkan pada perempuan sebanyak 36% memilih kadang-kadang. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 27% memilih tidak pernah. Dengan demikian mahasiswa pendatang tidak pernah mendapat perhatian dari pemilik kosan, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 42%.

36 151 Dalam hal ini ketidakpedulian/kurangya perhatian dari pemilik kosan yang membuat para mahasiswa pendatang menjadi tidak terkontrol dalam hal prilaku moralitasnya. Karena ibu kosan itu sendiri sangat berati yaitu sebagai pengganti orang tua yang jauh dari para mahasiswa urban tersebut dan para pemilik kosan lah yang harus bisa mengawasi, menasihati dan memberi saran bagi para maasiswa yang menjadi mendiami rumahnya. TABEL 4.22 MENDAPAT PENGAWASAN DAN PERHATIAN DARI ORANG TUA Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 10 20% 12 24% 22% 2. Sering 18 36% % 3. Selalu 12 24% % 4. Kadang-kadang 7 14% 33 66% 40% 5. Tidak pernah 3 6% 5 10% 8% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan mendapat pengawasan dan perhatian dari orang tua, dapat disimpulkan pada perempuan sebanyak 36% memilih sering. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 66% memilih kadang-kadang. Dengan demikian mahasiswa pendatang kadang-kadang mendapat pengawasan dan perhatian orang tua memilih, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 40%. Selain pengawasan dari pemilik kosan, perhatian dan pengawasan dari orang tua juga sangat penting. Meskipun jauh tapi teknologi sekarang sudah bisa menjadi penujang komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Dengan tidak adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya IB tidak terlalu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang

37 152 tuanya, padahal tanggung jawab dalam menjalankan ibadah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya di kampus sangat penting karena itu semua menyangkut kehidupan dan masa depannya sendiri. IB beranggapan bahwa hidup tidak jangan terlalu dipusingkan dan dipaksakan biarkan saja mengalir apa adanya. IB tidak terlalu percaya akan kemampuannya sendiri, Ia lebih percaya pada kemampuan orang lain padahal orang lain belum tentu benar, dengan kurangnya rasa percaya diri tersebut lebih sering terpengaruh kapada hal-hal yang kurang baik yang datang dari temannya dan lingkungannya sendiri. IB termasuk orang yang egois dan susah sekali untuk berjiwa besar, memafkan orang lain dan meminta maaf pada orang lain, Ia selalu merasa benar dengan apa yang dilakukannya saran yang baik dari teman terdekat terkadang selalu diabaikannya. 4. Cara mahasiswa pendatang memperbaiki dan menjaga moral mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungan kampus Menurut ahli pendidikan moral Endang Sumantri pendidikan moral sangatlah penting, pendidikan moral sebagai pondasi dan filtrasi budaya-budaya asing yang menimbulkan hal-hal negatif bagi para mahasiswa terutama mahasiswa pendatang yang sangat rentan terpengaruhnya dengan budaya-budaya baru karena ingin mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah di dapat dan di coba di daerah asalnya. Menurut AS ahli pendidian agama, dengan pondasi agama yang kuat maka para mahasiswa terutama mahasiswa pendatang akan terhindar dari hal-hal negatif kemungkinan timbulnya sangat besar.

38 153 Selain itu menurut IS cara yang tepat untuk menjaga dan memperbaiki moral terutama mahasiswa pendatang adalah dengan memperkuat keimanan dan ketawaan terhadap Yang Maha Kuasa, karen dengan selalu taat dan mengingatnya, mengingat dosa-dosa yang telah diperbuat maka seseorang akan mempertimbangkan kembali apa yang akan Ia lakukan dan apakah yang akan dilakukannya tersebut tidak melanggar norma-norma sosial, hukum dan agama, selain itu menurut IS harus selektif lagi dalam memilih teman baik teman di kampus, teman di kosan maupun teman yang ada di lingkungan tempat tinggal di kota. Selain selektif dalam memilih teman IS juga berpendapat bahwa rasa percaya diri yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain merupakan faktor yang penting agar moralitas para mahasiswa pendatang selalu terjaga dengan baik. Selain itu, pendidikan moral dan pendidikan karekter harus dipelajari dan mengkaitkannya ke dalam setiap mata kuliah yang dipelajari oleh masing-masing jurusan. Selain itu menurut IS bimbingan dari masyarakat sekitar sanagtlah berpengaruh, masyarakat harus lebih peka terhadap mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungannya, setidaknya harus bisa merangkul, memberi saran, nasihat dan pengarahan agar terciptanya suatu kedekata dan rasa kekeluargaan antara mahasiswa pendatang dengan masyarakat sekitar.

39 154 TABEL 4.23 BERINTERAKSI DENGAN MASYARAKAT SEKITAR Jenis Kelamin No. Keterangan Perempuan Laki-laki Total F % F % 1. Pernah 13 26% 13 36% 26% 2. Sering 8 16% 7 14% 13% 3. Selalu 7 14% 3 6% 13% 4. Kadang-kadang 10 20% 10 20% 20% 5. Tidak pernah 12 24% 17 34% 29% Tabel di atas menjelaskan tentang pertanyaan berinteraksi dengan masyarakat, dapat disimpulkan bahwa pada perempuan sebanyak 26% memilih pernah. Sedangkan pada laki-laki sebanyak 34% memilih tidak pernah. Dengan demikian mahasiswa urban tidak pernah berinteraksi dengan masyarakat sekitar, hal ini ditunjukan dengan hasil kuesioner dengan angka pemilih sebanyak 29%. Para mahasiswa pendatang ini pada umumnya pernah berinteraksi dengan para masyarakat yang ada di sekitar, tetapi interaksi tersebut tidak dilakukan secara intens karena mempunyai kesibukan masing-masing. Akan tetapi ada baiknya jika diadakan musyawarah, silaturahmi agar terjalinnya suatu keakraban antara masyarakat sekitar dengan mahasiswa pendatang. Menurut ahli pendidikan moral Endang Soemantri dan ahli pendidikan agama AS, bimbingan dari masyarakat dan pemilik kosan sangatlah penting bagi para mahasiswa pendatang yang jauh dari pengawasan orang tua, antara masyarakat, pemilik kosan dan mahasiswa pendatang harus terjalinnya suatu kedekatan agar moralitas para mahasiswa pendatang tidak keluar dari aturan dan norma sosial, hukum dan agama.

40 155 C. Analisis Hasil Penelitian Sebelumnya peneliti telah memaparkan gambaran dari hasil wawancara dan oservasi terhadap mahasiswa urban, ahli pendidikan moral, ahli pendidikan agama, pemilik kosan, dan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar kelurahan Isola Bandung. Pada bagian ini akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian tersebut yang akan dihubungkan dengan masalah-maslah yang diangkat dalam penelitian ini, serta menggabungkan antara hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari lapangan dengan teori dari para ahli dan juga pendapat peneliti sendiri sebagai hasil analisis penelitian. Upaya pembahasasn lebih lanjut, peneliti mencoba memaparkan berdasarkan urutan pokok maslah yang diteliti 1. Moralitas pergaulan mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungan kampus Dilihat dari sisi kehidupan manusia dari waktu ke waktu tidak terlepas dari aturan aturan yang tentunya mengikat, untuk hidup sesuai dengan aturan tersebut manusia memerlukan kesadaran hakiki yang melandasi setiap sikap dan gerak dalam kehidupanny. Seperti halnya dalam kehidupan di masyarakat, dimana norma-norma atau aturan moral harus dijalankan maka manusia dapat dikatakan bermoral jika manusia tersebut memiliki kesadaran moral. Kesadaran merupakan suatu hal yang bersifat fundamental, menyangkut hati nurani manusia. Pada prinsipnya manusia memiliki kesadaran yang berbedabeda, karena kesadaran yang dimilikinya berdasarkan pada tingkat kematangan manusia itu sendiri. Dalam bergaul, para mahasiswa pendatang ini cenderung ingin mencoba hal-hal yang baru dengan teman baru dan lingkungan yang baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab terakhir ini, peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan hasil dari penelitian tentang moralitas pergaulan mahasiswa pendatang yang tinggal di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung 2.1.1 Struktur Organisasi Kecamatan Sukasari Kota Bandung Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :... 3. Status :... 4. Alamat : RT /RW..Desa Truko Kangkung. B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kebun Bunga termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 94 Ha yang terdiri dari 34 RT, orbitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja Kota Surakarta Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang telah peneliti analisis terhadap 12 informan melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A. 1 Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak

Lebih terperinci

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan

Lebih terperinci

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi. TUJUAN 1) Memberikan penegasan tentang tata-cara pengaduan atas pelanggaran kode etik di PPs Unsyiah; dan 2) Memberikan pedoman bahwa proses pengaduan pelanggaran kode etik dan mekanisme penegakan etika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja tidak dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan tidak dapat pula dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks dimana individu baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah seperti perubahan fisik, perubahan emosi,

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Saya memohon bantuan anda untuk membantu saya dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami

Lebih terperinci

1 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

1 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 1 2 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 3 LAMPIRAN ( A-1 ) SKALA DISIPLIN KERJA 4 Kepada Yth Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Surakarta Dengan hormat, Di tengah kesibukan Bapak / Ibu, perkenankanlah saya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI

BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI A. Perilaku Negatif Santri 1. Merokok Masa remaja adalah masa perubahan, masa dimana anak muda mencoba hal-hal yang baru dan menghadapi berbagai pengalaman baru.

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA A-2 SKALA KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Skala SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA LAMPIRAN A-2 Skala KESADARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa keberadaan Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Sebagaimana diuraikan pada pasal 3 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana pada masa ini akan terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang konsep Pendidikan Seks Bagi Anak dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan rumah kos sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya, yang berjalan antara umur 12

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS S k r i p s i Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik?

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? PEDOMAN WAWANCARA 1. Peran Orang Tua a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? c. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang sering

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua :

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua : LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Angket Pola Asuh Orangtua I. IDENTITAS Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik berdasarkan hasil observasi maupun wawancara secara langsung kepada narasumber, maka dapat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS 2015 DRAFT RAPERDA WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) Kehidupan Menjalankan nilai-nilai dan 1,2,3 4 4 beragama dalam ajaran agama Saling menghargai 1)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Konsep Diri dengan Dukungan Orang Tua pada Siswa Kelas II SMU X Lampung yang sedang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 4/E, 2006 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA PALANGKA RAYA 1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN RUMAH KOS DAN BARAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur a. Hasil Wawancara pada Pengadilan Agama Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. secara geografis mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: A. Kondisi Geografis BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Kelurahan Batu Bersurat mempunyai luas wilayah yang terdiri dari 6 RT, secara geografis mempunyai batasbatas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan kemudian dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa Kota Tarakan sebagai

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 99 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA I. KEY INFORMAN 1. Faktor Internal Hubungan Dalam Keluarga a) Status dalam keluarga b) Pekerjaan orangtua c) Hubungan kedekatan dengan orangtua d) Peran orangtua dirumah

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU PACARAN PADA REMAJA DI SMA PATRIOT BEKASI TAHUN 2008 (SANGAT RAHASIA)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. kasus seperti keluarga yang telah bercerai. Latar belakang keluarga yang bercerai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. kasus seperti keluarga yang telah bercerai. Latar belakang keluarga yang bercerai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Narapidana hukuman mati dapat terlibat dalam kasus karena telah memiliki pengalaman hidup yang negatif. Pengalaman hidup yang negatif sebelum terlibat dalam kasus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masalah kenakalan remaja merupakan salah satu bagian dari masalahmasalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai perilaku

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG A. Analisis tolong menolong santri dalam aspek kebersihan. Setelah dipaparkan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citra merupakan image yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.64/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG KODE ETIK REVOLUSI MENTAL APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kampung adat Benda Kerep terletak di Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Masyarakat kampung ini masih memelihara tradisi yang hingga kini masih dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. transisi, dimana terjadi perubahan-perubahan yang sangat menonjol dialami. fisik dan psikis. Sofyan S.

I. PENDAHULUAN. transisi, dimana terjadi perubahan-perubahan yang sangat menonjol dialami. fisik dan psikis. Sofyan S. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa dimana terjadinya gejolak yang sangat meningkat yang biasa dialami oleh setiap orang. Masa ini dikenal pula sebagai masa transisi, dimana

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP DAN SARAN

BAB VI PENUTUP DAN SARAN BAB VI PENUTUP DAN SARAN A. Kesimpulan Berdsarkan hasil analisis pengumpulan data yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi pada ketiga subjek, maka ketiga subjek mahasiswa yang melakukan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui

Lebih terperinci

anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan.

anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sehingga manusiatidak bisa lepas dari individu yang lain. Secara kodrati, manusia akan selalu hidup bersama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa Kota Balikpapan sebagai kota yang terbuka

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BANYUWANGI, a. bahwa guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern berpengaruh terhadap penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru,

Lebih terperinci

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN UMUM Kode Etik [Standar Prilaku] Peserta didik SMP Negeri 12 Kota Serang adalah pedoman tertulis yang merupakan standar

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel 45 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Sebelum hasil penelitian ini dijelaskan lebih lanjut terlebih dahulu peneliti akan menjabarkan identitas dari responden. Adapun yang menjadi

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

ANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS ANGKET 1. Bila orangtua mendahulukan kepentingan kakak/ adik saya, saya akan marah. 2. Jika saya tidak setuju dengan pendapat orangtua, saya akan mengatakan tidak setuju. 3. Menceritakan kebodohan kakak/adik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci