FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI DITINJAU DARI FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI DITINJAU DARI FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI DITINJAU DARI FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI M. AuliaZaky 1, Herawati 1, YeasyDarmayanti 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta zacky_gates23@yahoo.com Abstrack Avoidingthe risk for big investment, one of the security that can be been an alternative of investment is bond. The higher the bond rating indicates the bond market is in high demand. Basically, the increasing or decreasing of bond is influenced by financial information factor in each company. This research aims to know some factors that influence the bond rating prediction in listed financial companies at Indonesian Stock Exchange. The variable that was used in this research was size, liquidity, profitability, leverage, productivity, secure, maturity, auditor reputation and bond rating. To undertake the test data used 12 companies in addition to financial institutions in listed at Indonesian Stock Exchange and issue bonds. The data that was used was from To do the hypothesis testing, it was used quantitative analysis method by using logistic regression model. Based on the result of hypothesis testing that has been done found that profitability significant effect in predicting bond rating on companies other than financial institution at Indonesian Stock Exchange, while the size, liquidity, leverage, productivity, secure, maturity, and the reputation of the auditor found no significant effect in predicting bond ratings on the company in addition to financial. Keywords : Bond Rating, Size, Liquidity, Profitability, Leverage, Productivity, Secure, Maturity, and Auditor Reputation. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat menunjang perkembangan ekonomi dan keuangan dalam suatu Negara.Oleh karena itu, pasar modal juga merupakan indikator kemajuan 1 perekonomian negara tersebut. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi pemindahan dana. Menurut Tandelilin (2010) bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternatif investasi yang lebih variatif, sehingga memberikan peluang untuk

2 meraih keuntungan yang lebih besar. Bagi emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain untuk melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian mengenai obligasi dirasakan masih terbatas apabila dibandingkan dengan penelitian mengenai saham di Indonesia karena terbatasnya data dan instrument ini lebih sedikit jumlahnya apabila dibandingkan dengan saham. Padahal instrument obligasi mulai marak dijual dan diperdagangkan di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang secara khusus mengkaji obligasi. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian ini bemaksud menguji kembali kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaanberpengaruh terhadap peringkat obligasi? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 2 5. Apakah produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 6. Apakah secure obligasiberpengaruh terhadap peringkat obligasi? 7. Apakah maturity berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 8. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi? Landasan Teori 2.1 Faktor Akuntansi Menurut Sartono (2005) faktor akuntansi berhubungan dengan pencatatan hingga pelaporan informasi keuangan yang telah dibuat berdasarkan prinsip keuangan dan dipublikasikan kepada pihak yang berkepentingan. Pada penelitian ini digunakan beberapa faktor akuntansi yang tentunya diprediksi akan mempengaruhi pergerakan rating obligasi terlihat pada sub bab dibawah ini: Ukuran Perusahan (Size) Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan.ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005) Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi

3 kewajiban jangka pendek.tingkat likuiditas biasa dilakukan dengan pengukuran current ratio dan quick ratio(arifin, 2005 dalam Susilowati dan Sumarto, 2010) Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan tingkat penjualan, aset, maupun modal saham sendiri (Sugiarso & Winarni, 2007 dalam Susilowati & Sumarto, 2010).Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA) Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi penggunaan utang dalam membiayai investasi (Raharja & Sari, 2008). Pecking Order Theory menjelaskan sumber dana yang disukai perusahaan adalah internal financing (pendanaan hasil operasi). Jika dana internal masih belum mencukupi, maka dibutuhkan pendanaan dari hasil utang (obligasi) serta penerbitan saham baru (Husnan, 2000). Perusahaan yang hanya menggunakan pendanaan hasil operasi kurang maksimal karena menambah persentase pajak. Akan tetapi jika perusahaan utang, maka akan mendapatkan manfaat untuk perkembangan usaha. Utang diperbolehkan sejauh masih memberikan manfaat, karena utang dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan (Husnan, 2000) Produktivitas Horrigan (1966, dalam Raharja dan Sari, 2008) menyatakan bahwa rasio produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap credit rating.apabila produktivitas tinggi kemungkian besar perusahaan obligasinya masuk investment grade, karena dengan penjualan yang tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang tinggi sehingga perusahaan lebih mampu untuk memenuhi segala kewajibannya kepada para investor secara lebih baik.dengan pembayaran deviden (yang tinggi) dan bunga tepat pada waktunya, memberikan daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasi pada perusahaannya. 2.2 Faktor non Akuntansi Menurut Ross (2005) faktor non akuntansi adalah instrumen atau variabel yang berada di luar indikator keuangan yang utama.menurut Sartono (2010) Faktor non akuntansi adalah variabel yang tidak berasal dari bagian kinerja keuangan yang fundamental dan lebih bersifat 3

4 eksternal atau berasal dari luar perusahaan.faktor non akuntansi dapat dilihat dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan di luar kegiatan utama hingga pergerakan ekonomi makro. Secara umum di dalam penelitian ini variabel non akuntansi yang digunakan meliputi: Reputasi Auditor Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan Jaminan Obligasi (Secure) Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin (debenture) Umur Obligasi (Maturity) Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya( Bursa Efek Surabaya, 2006 ). 2.3 Pengembangan Hipotesis Secara umum dimasa lalu telah terdapat sejumlah penelitian yang bertujuan membuktikan pengaruh faktor akuntansi terhadap peringkat obligasi, beberapa hasil penelitian yang peneliti berhasil peroleh terlihat pada sub bab di bawah ini: H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H2: Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H4: Leverge berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H5: Produktivitas berpengaruh teradap peringkat oblgasi perusahaan. 4

5 H6: Jaminan obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H7: Umur obligasi (maurity) berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H8: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Menurut Indriantoro dan Supomo (1998), populasi adalah sekolompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Secara umum populasi didefinisikan sebagai kesatuan atribut yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang diperingkat oleh PT PEFINDO periode 2009 sampai dengan Adapun kriteria yang dijadikan dasar pemilihan anggota sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankkan dan lembaga keuangan tahun Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO). 3. Obligasi perusahaan tersebut memiliki data laporan keuangan yang lengkap berhubungan dengan variabel penelitian. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs serta database peringkat obligasi perusahaan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat PT PEFINDO periode 2009 sampai dengan 2011pada situs Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi delapan (8) variabel independen dan satu (1) variabel dependen Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya (variabel bebas). Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Ukuran Perusahaan (Size) (X1) Ukuran perusahaan menunjukkan tingkat besar atau kecilnya suatu

6 perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan, atau ekuitas.hasil logaritma dari aktiva, penjualan, atau ekuitas tersebut mencerminkan ukuran suatu perusahaan (Miswanto & Husnan, 1999 dalam Widya, 2005). Proksi size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan secara menyeluruh. Secara sistematis ukuran perusahaan (firm size) dirumuskan sebagai berikut: Size=log TA 2. Likuiditas (X2) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan.variabel likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio (CR).Menurut Almilia & Devi (2007) perusahaan yang mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan yang likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar.current ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai berikut: CR = 3. Profitabilitas (X3) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Kamstra (2001 dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran ROA berdasarkan pada tingkat aset tertentu. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = 4. Leverage (X4) Leverage menunjukkan proporsi utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Proksi leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Long Term to Total Aset (LTTA). Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dengan total aset.tingkat LTTA yang rendah menunjukkan hanya sebagian kecil aktiva yang didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan (Raharja & Sari, 2008). Secara sistematis leverage dapat dirumuskan sebagai berikut: LTTA = 5. Produktivitas (X5) 6

7 Rasio Produktivitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut.menurut Horrigan (1966 dalam Purwaningsih, 2008), rasio produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Aspek produktuivitas dari rasio keuangan dapat diukur dengan formulasi berikut: Sales / Total asset 6. Jaminan (Secure) (X6) Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan.variabel jaminan dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy.kode 0 menunjukkan obligasi tanpa jaminan, sedangkan kode 1 menunjukkan obligasi dengan jaminan. 7. Umur Obligasi (Maturity) (X7) Mark and David (1996) dalam Wydia Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek. Sedangkan menurut Diamonds (1991) berpendapat bahwa terdapat hubungan nonmonotonik antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk perusahaan yang tercantum dalam peringkat obligasi. Selain itu, umur 7 obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi investment grade.skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena juga merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. 8. Reputasi Auditor (X8) Allen (1994) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8 menyediakan kualitas kredit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan reputasi auditor yang baik maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya. Sementara emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai obligasi yang investment grade karena semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy.pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi diaudit oleh the big 4 dan 0 jika obligasi diaudit oleh selain the big Variabel Dependen (Y): Peringkat Obligasi

8 Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi oleh variabel independen.variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi.variabel ini dilihat sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO yang secara umum terbagi dua yaitu investment grade(aaa, AA, A, BBB) dan non investment grade(bb, B, CCC, D).pengukuran ini dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk obligasi yang investment gradedan 0 untuk obligasi yang non investment grade. 3.4 Metode Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Analisis dan Pembahasan Untuk mengetahui arah pengaruh yang terbentuk antara variabel independen terhadap variabel dependen maka sebelum dilakukan analisis terhadap pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pembentukan model regresi logistic. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil di bawah ini: Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pembentukan model regresi logistic yang telah dilakukan 8 diperoleh nilai koefisien regresi untuk ukuran perusahaan (size) sebesar 0,249, hasil yang diperoleh dibuktikan secara statistik dengan nilai signifikan sebesar 0,289. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,289> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan peringkat obligasi pada perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian pertama menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan peringkat obligasi yang diterbitkan perusahaan, dalam hal ini bagi investor peningkatan peringkat obligasi mungkin lebih dipengaruhi oleh variabel lain seperti situasi dan kondisi pasar, kebijakan hutang perusahaan dan berbagai variabel lainnya yang tidak menjadi variabel atau bagian dari penelitian ini. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis pertama konsisten dengan hasil penelitian Oktapiza (2009) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset dinilai tidak berpengaruh terhadap

9 peringkat obligasi. Namun hasil temuan di dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian hasil penelitian Ogden (1987) dalam Andry (2005) berpendapat bahwa total hutang dan ukuran perusahaan mempunyai korelasi yang kuat dan positif, ukuran perusahaan juga bisa digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditasi. Penelitian Yuliana dkk (2011) menunjukkan bahwa size berpengaruh terhadap peringkat obligasi.hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Andry (2005), dan Oktari (2011) Pengaruh Likuiditas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel likuiditas sebesar hasil yang diperoleh dibuktikan secara statistik dengan nilai signifikan sebesar 0,409.Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,409> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan peringkat obligasi pada perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa posisi likuiditas yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat dijadikan indikator yang akan mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi. Temuan yang diperoleh tidak konsiten dengan hipotesis yang diajukan, kondisi tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh variabel lain, variabel tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua konsisten dengan hasil penelitian Menurut Andry, Widya (2005) yang menyatakan likuiditastidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.namun dalam penelitian Oktari (2011) dan penelitian Almilia & Devi (2007), hal ini malah bertolak belakang, mereka mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan Pengaruh Profitabilitas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Pada persamaan regresi logistic yang terbentuk terlihat variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 2.433, hasil tersebut dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,012. Tahapan pengujian 9

10 dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh dalam tahapan pengujian menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,012 berada jauh di bawah tingkat kesalahan yang diperbolehkan yaitu 0,05. Maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha dierima sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi (bond) dipasar sekunder. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari return on assets berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia, hasil pengujian konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Temuan tersebut terjadi karena perusahaan memiliki pengelolaan dan kebijakan strategi penempatan aset yang jitu sehingga mampu memberikan nilai penjualan dan laba bersih yang relatif stabil, kondisi tersebut dapat terus bertahan hingga proses penelitian ini dilakukan, akibatnya investor menilai bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan pengelolaan aset secara optimal merupakan variabel yang akan mendorong penurunan atau peningkatan peringkat obligasi. 10 Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga tidak konsisten dengan hasil penelitian Oktari (2011) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi.temuan tersebut menunjukan bahwa profitabilitas bukanlah satu satunya variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi.rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu (Mark, Peter, dan Teck-kin, 2001) dalam Almilia dan Devi, 2007) Pengaruh Leverage Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel leverage sebesar - 2,118 nilai koefisien regresi yang dihasilkan bertanda negatif, hasil yang diperoleh diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,085. Tahapan pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,085> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan

11 terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan sekuritas dalam bentuk obligasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa posisi leverage yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat dijadikan indikator yang akan mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi, kondisi tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang telah diajukan, hal ini bisa terjadi karena variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini, seperti resiko sistematis atau variabel lainnya yang berada di luar model. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat konsisten dengan hasil penelitian Andry (2005), dan Yuliana dkk (2011) yang menyatakan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.namun berbeda dengan hasil penelitian Oktari (2011) yang menyatakan leverage berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi Pengaruh Produktivitas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Pada tahapan pembentukan model regresi logistic juga terlihat bahwa variabel produktivitas yang diukur dengan Sales / 11 Total Assets memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,706, di dalam tahapan pengujian diperoleh nilai signifikan sebesar 0,583. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,583> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha diolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Produktivitas yang diukur dengan sales / total assetstidakberpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi dipasar sekunder. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa produktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.hasil pengujian tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang diangkat. Hal ini dapat terjadi karena faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti faktor makro ekonomi yang salah satunya adalah tingkat impor Negara yang relative tinggi, kebijakan sosial dan politik yang diambil pemerintah dan berbagai faktor lainnya. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kelima tidak konsisten dengan hasil penelitian Raharja & Sari (2008)produktivitasberpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, hasil tersebut menunjukan bahwa produktivitasmerupakan variabel yang

12 dianggap penting oleh pelaku pasar dalam mendorong meningkatnya peringkat obligasi, hasil penelitian ini juga sama dengan Horigon (1996) dalam Purwaningsih (2008) produktivitascenderung secara signifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Pada pengujian hipotesis keenam dengan menggunakan variabel umur obligasi diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 3,281 hasil tersebut dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,129. Proses pengolahan data konsisten menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05, dengan demikian nilai signifikan sebesar 0,129> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi, hasil tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan, menyimpangnya hasil yang diperoleh dapat terjadi karena investor lebih dominan mengamati pergerakan peringkat obligasi yang disebabkan oleh faktor lain seperti yield obligasi, faktor risiko dan berbagai variabel lainnya yang tidak berasal dari model penelitian. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keenam konsisten dengan hasil penelitian Almilia dan Devi (2007), dan Yuliana dkk (2011) yang juga menyatakan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil yang berbeda diperoleh oleh Widya (2005), obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama.hasil yang diperoleh juga konsisten dengan Mark dan David (1996) dalam Widya (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Pada tahapan pengujian hipotesis ketujuh dengan menggunakan variabel jaminan (secure) dalam penerbitan obligasi diperoleh nilai koefisien regresi yang 12

13 diperoleh dalam pengujian adalah sebesar 0,699 yang diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,637 Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,637> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa jaminan (secure) dalam menerbitkan obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketujuh menunjukan bahwa jaminan tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi. Temuan tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang diangkat, menyimpangnya hasil yang diperoleh dapat terjadi karena variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti yield obligasi dan faktor risiko yang bisa saja menjadi sorotan utama bagi investor pada saat mengambil keputusan berinvestasi pada salah satu obligasi, dan tentunya ketika mekanisme permintaan dan penawaran terhadap obligasi meningkat tentu akan mendorong meningkatnya peringkat obligasi. Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketujuh tidak konsisten dengan hasil penelitian Joseph 13 (2002) dalam Andry (2005) menyatakan bahwa asset yang dijamin untuk obligasi maka ratingpun akan membaik sehingga obligasi tersebut aman untuk diinvestasikan. Jadi jaminan diprediksikan dapat meningkatkan peringkat obligasi. Hasil yang sama sejalan dengan Yuliana dkk (2011) yang menyatakan bahwa jaminan berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Jika asset perusahaan dijamin untuk obligasi, maka rating obligasi dapat dikategorikan aman Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan dengan meenggunakan variabel kualitas auditor diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -3,817.Hasil yang diperoleh tersebut dibuktikan secara empiris dengan nilai signifikan sebesar 0,060. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,060> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan sekuritas dalam bentuk obligasi di pasar sekunder.

14 Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedelapan menunjukan bahwa kualitas auditor yang ditentukan dari reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi, hasil pengujian tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang diangkat. Kondisi ini dapat terjadi karena faktor lain, seperti rasa percaya, cost yang dikeluarkan perusahaan, dan faktor lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian ini. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedelapan didukung oleh penelitian Oktari (2011) yang menyatakan reputasi auditor tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh big 4 ternyata mempunyai pengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi, yaitu emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai obligasi yang investment grade. Penutup 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari 14 sejumlah masalah yang diajukan di dalam penelitian ini yaitu: 1. Size tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 2. Likuiditastidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 3. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 4. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 5. Produktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 6. Jaminan (secure) obligasitidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 7. Umur (maturity) tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi

15 peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 8. Reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. Daftar Pustaka Andry, Widya, Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi.Jurnal Buletin Ekonomi,Moneterdan Perbankan. Darmayanti, Yeasy, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Padang: Bung Hatta University Press. Dwi Maharati, Enny Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro Linandarini, Ermi Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia.Skripsi S- 1. Universitas Diponegoro Pandutama, Arvian. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1, No. 4, Juli Prasetiyo, Adhi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro. Putri Sejati, Grace. Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, Jan -Apr 2010 hlm ISSN Rahardjo, Sapto, Panduan Investasi Obligasi. Gramedia, Jakarta. Ross, Westerfield, Jaffe, Corporate Finance Six Editions.McGraw- Hill, Irwin. Sartono, Agus, Dasar-dasar Manajemen Perusahaan.Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE, Yogyakarta. Yuliana, Rika, dkk, Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Journal SNA XIV. 15

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor akuntansi dan non-akuntansi yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan

Lebih terperinci

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

OLEH: YULIANA WIJAYA

OLEH: YULIANA WIJAYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR AKUNTANSI DAN NON-AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: YULIANA WIJAYA 3203009270 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo. Data peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi

Lebih terperinci

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. TELAAH HIPOTESIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DENGAN KUALITAS AUDITOR SEBAGA VARIABEL PEMODERASI Muhammad Nur Fahmi Binus University, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Obligasi sering dipandang sebagai investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR OBLIGASI DAN REPUTASI KAP TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2012 OLEH: YOCELIN KURNIASARI 3203010308 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. modal dapat memberikan imbal hasil berupa dividen atau dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. modal dapat memberikan imbal hasil berupa dividen atau dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal di dunia usaha yang semakin maju pada zaman sekarang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kegiatan produksi dan menghadapi persaingan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal (capital market)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN PRODUKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN Sofia Prima Dewi Email: sofia_primadewi@yahoo.com Abstract: This study aims to obtain empirical

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA LEMBAGA KEUANGAN BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Irma Febriani 1, Hari Susanta Nugraha 2 & Saryadi 3 Abstract This research aims

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka teori dan penurunan hipotesis 1). Rerangka teori a. Teori Sinyal Peringkat obligasi dapat dijelaskan dari perspektif teori sinyal. Menurut jama an (2008) signaling theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini investasi tidak hanya real assets atau bentuk fisik, investasi financial assets atau surat berharga mulai disukai oleh para pemilik modal, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, UMUR OBLIGASI, DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH LIKUIDITAS, UMUR OBLIGASI, DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH LIKUIDITAS, UMUR OBLIGASI, DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI Retno Oktari, Herawati, Yeasy Darmayanti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. para peneliti dapat mentindaklanjuti pada penelitian berikutnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. para peneliti dapat mentindaklanjuti pada penelitian berikutnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan simpulan, keterbatasan dan saran-saran untuk penelitian berikutnya. Simpulan diambil berdasarkan hasil bukti empiris yang diperoleh pada penelitian ini. Keterbatasan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari website resmi PT. PEFINDO (www.pefindo.com), Fitch Ratings Indonesia (www.fitchratings.co.id)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

BAB III METODE PENELITIAN. langsung atau melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber dan Jenis Data Menurut Indrianto (2002) dilihat dari sumber perolehannya datanya yaitu data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012 Arif Rahman Kuswara Erny Rachmawati Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh: Luciana Spica Almilia dan Vieka Devi STIE Perbanas Surabaya Abstract This

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor keuangan (Profitabilitas, Total Asset, Aliran Kas Operasi, Likuiditas Dan Leverage).

ABSTRAK. Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor keuangan (Profitabilitas, Total Asset, Aliran Kas Operasi, Likuiditas Dan Leverage). ABSTRAK Peringkat obligasi dikeluarkan oleh agen pemeringkat yang dapat membantu investor dalam memilih obligasi. Peringkat yang dikeluarkan memberikan informasi tentang kualitas dan risiko yang akan dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu perusahaan dibutuhkan banyak dana. Melalui pembenahan struktur modal inilah yang pada akhirnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Aries Veronica 1 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR. Aries Veronica 1 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Aries Veronica 1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji probabilitas pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Naskah Publikasi Disusun Oleh : NISA AULIA B 200 100 227 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Sari, 2008:214). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan

Lebih terperinci

lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.

lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus menerus melakukan pengembangan, salah satunya yaitu melakukan perluasan atau ekspansi dalam usahanya.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen

II. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen 12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual-belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 telah memberikan dampak yang buruk pada hampir semua sektor, terutama sektor ekonomi. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diukur dengan Debt Aktiva Ratio (DAR), likuiditas yang diukur dengan Current

BAB V PENUTUP. diukur dengan Debt Aktiva Ratio (DAR), likuiditas yang diukur dengan Current BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh solvabilitas yang diukur dengan Debt Aktiva Ratio (DAR), likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR), produktivitas

Lebih terperinci