BAB II. Landasan Teori, Rerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. Landasan Teori, Rerangka Pemikiran Dan Hipotesis"

Transkripsi

1 BAB II Landasan Teori, Rerangka Pemikiran Dan Hipotesis A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Suartana (2010:183) dalam buku akuntansi keperilakuan mengatakan teori agensi mendasarkan pemikiran bagaimana adanya perbedaan informasi antara atasan dan bawahan atau antara kantor pusat dan kantor cabang atau adanya informasi asimetri mempengaruhi penggunaan sistem akuntansi. Jensen dan Meckling (1976) dalam Sari (2010) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama mereka yang meliputi pemberian kewenangan dan pengambilan keputusan kepada agen. Dalam konteks pengelolaan perusahaan, yang disebut principal adalah pemegang saham, sedangkan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Teori agensi memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih principal memperkerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Hubungan antara principal dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena berkaitan dengan 10

2 11 tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan yang dipengaruhi penilaian dari manager Rahmawati (2012:166). 2. Signaling Theory Teori signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Prospek dimana manajer perusahaan tau bahwa prospek akan sangat menguntungkan dan situasi dimana manajer tahu bahwa masa depan terlihat tidak sangat menguntungkan Brigham Houston (2013 : 185). Teori ini berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk mengembangkan sahamnya yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan dalam menentukan arah atau prospek perusahaan ke depan (Hanani, 2011). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Sari dan Zuhrotun 2006, dalam Rahayu 2010). Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan informasinya bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman terkandung nilai positif,maka diharapkan pelaku pasar akan eraksi pada waktu pengumuman tersebut dan diterima oleh pelaku pasar. Teori ini menekankan kepada pentingnya informasi dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak

3 12 di luar perusahaan. Informasi merupakan catatan penting suatu perusahaan baik dimasa lalu, saat ini maupun dimasa yang akan datang. Tori sinyal menunjukan adanya asismetris informasi antara manajemen perusahaan dan pihak pihak yang berkaitan dengan informasi tersebut dan mengemukakan tentang bagimana perusahaan memberikan sinyal sinyal kepada pengguna laporan keuangan Rini (2006). 3. Transfer Pricing Harga transfer atau transfer pricing dalam bahasa Inggris berasal dari kata transfer price sering diartikan sebagai nilai yang melekat pada pengalihan barang dan jasa yang terjadi pada suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pengertian harga transfer dibedakan menjadi dua, yaitu Pengertian Bersifat Netral dan Peyoratif. Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni merupakan strategi dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian peyoratif mengasumsikan harga transfer pricing sebagai upaya menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba ke Negara yang tarif pajaknya rendah (Suandy, 2011: 69). Sedangkan menurut Gunadi, pengamat pajak UI, transfer pricing adalah suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah olah perusahaan rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara (Suandy, 2011: 71). Menurut Horngren (2008: 375), yang dimaksud dengan transfer pricing (harga transfer) adalah harga yang dibebankan satu subunit (departemen atau divisi) untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain di organisasi yang sama.

4 13 Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual kepada divisi pembeli. Pasal 1 ayat (8) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 43/PJ./2010 yang diubah terakhir dengan PER-32/PJ./2011, mendefinisikan penentuan harga transfer (transfer pricing) sebagai penentuan harga dalam transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Jadi, dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan transfer pricing adalah harga yang terkandung pada setiap produk atau jasa dari satu divisi yang di transfer ke divisi yang lain dalam perusahaan yang sama atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi transfer pricing dapat terjadi pada divisi-divisi dalam satu perusahaan, antar perusahaan lokal, atau perusahaan lokal dengan perusahaan yang ada di luar negeri (Suandy, 2011: 75). Apabila dilihat dari laporan keuangan maka dapat diketahui dari Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) bagian penjualan terhadap pihak istimewa atau pihak berelasi. Praktik transfer pricing umumnya terjadi dalam transaksi hubungan istimewa (related party transactions). Para pelaku bisnisnya adalah mereka yang memiliki hubungan istimewa dan mempunyai hubungan yang sifatnya berupa induk (parent company) dan perusahaan anak (subsidiary company) ataupun sesama perusahaan afliasi (associate enterprise) yang memiliki atau dikendalikan oleh orang (badan atau orang pribadi) yang sama, dengan demikian bila terjadi transaksi dalam hubungan istimewa maka harga yang disepakati cenderung harga yang tidak wajar.

5 14 Menurut Waluyo (2011:190) bahwa hubungan istimewa dianggap sah apabila: a) Wajib pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada wajib pajak lain, hubungan antara wajib pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua wajib pajak atau lebih, atau hubungan diantara dua wajib pajak atau lebih yang disebut terakhir. 28 b) Wajib pajak menguasai wajib pajak lainnya atau dua atau lebih wajib pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung. c) Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus atau kesamping atau satu derajat. a. Tujuan Harga Transfer Harga transfer multinasional berhubungan dengan transaksi antar divisi dalam satu unit hukum (entitas) atau antarentitas dalam satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai wilayah keadulatan Negara (Suandy, 2011: 72). Tujuan yang ingin dicapai dalam harga transfer sebagai berikut : 1. Memaksimalkan penghasilan global 2. Mengamankan posisi kompetitif anak/ cabang perusahaan dan penetrasi pasar. 3. Mengevaluasi kinerja anak/ cabang perusahaan mancanegara. 4. Menghindarkan pengendalian devisa. 5. Mengontrol kredibilitas asosiasi. 6. Mengurangi resiko moneter 7. Mengatur arus kas anak/cabang perusahaan yang memadai, 8. Membina hubungan baik dengan administrasi setempat

6 15 9. Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk 10. Mengurangi resiko pengambilalihan oleh pemerintah b. Harga wajar dan Laba wajar : Harga dalam transfer pricing harus bisa mencerminkan harga yang dilakukan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa atau yang tidak saling berelasi atau sering disebut arm s length price (Tucha dan Brem, 2007). Dalam mencari arm s length price ini dilakukanlah analisis yang terdiri dari analisis fungsi dan risiko (Tucha dan Brem, 2007). Analisis fungsi dan risiko ini bertujuan untuk menghasilkan informasi apakah pihak yang berelasi dapat dikategorikan sebagai bisnis unit dengan fungsi rutin, fungsi entrepreneurial atau fungsi hybrid dalam transaksi yang mempunyai hubungan istimewa. 4. Pajak a. Pengertian pajak Menurut UU Perpajakan (UU No. 36 Tahun 2008), yang dimaksud dengan pajak adalah: Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat (Primandita, 2010: 4). Sehingga semakin tinggi tarif pajak suatu negara maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan melakukan praktik Transfer Pricing. Hal ini disebabkan karena perusahaan multinasional yang memperoleh keuntungan akan melakukan

7 16 pergeseran pendapatan dari negara negara dengan tarif pajak tinggi ke negara - negara dengan tarif pajak yang rendah. Apabila dilihat berdasarkan laporan keuangan maka dapat diketahui dengan cara menghitung beban pajak dikurangi beban pajak tangguhan (Pajak Kini) dibagi dengan laba sebelum kena pajak. Pengertian pajak sebagaimana dikemukakan para ahli antara lain: a. Adriani membahas definisi pajak sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikut: Pajak adalah iuran kepada negara yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2011: 2). b. Prof. Dr. M. J. H. Smeets dalam bukunya De Economische Betekenis der Belastingen, 1951, mendefinisikan pajak sebagai berikut: Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Suandy, 2011: 9). c. Menurut Soemitro, yang dikutip Resmi (2013:1) : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang

8 17 langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. d. Pajak merupakan Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib (dapat dipaksakan) yang dibayar berdasarkan undang undang, tidak mendapat balas jasa secara langsung, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran Pemerintah. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur yaitu: 1. Iuran dari rakyat kepada Negara Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang) 2. Berdasarkan undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

9 18 b. Pajak Penghasilan Pada pasal 1 UU Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak (Jewel : 2012).. Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Badan seperti yang dimaksud dalam UU KUP. Adapun subjek dari PPh Badan yaitu wajib pajak badan dalam negeri dan wajib pajak badan luar negeri. Yang menjadi objek pajak PPh Badan adalah penghasilan (Jewel : 2012). c. Fungsi Pajak Menurut (Waluyo:2011:6) Fungsi pajak secara sederhana adalah untuk menyelenggarakan kepentingan bersama para masyarakat. Berdasarkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian perpajakan dari berbagai definisi terdapat dua fungsi pajak yaitu: 1. Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan pemerintah dan bermanfaat untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. Contohnya: Penerimaan negara dari sektor perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan dalam negeri pada APBN. 2. Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

10 19 Contohnya adalah pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah dan minuman keras. 3. Fungsi stabilitas Pajak sebagai penerimaan negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah. Contohnya adalah kebijakan stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara mengatur peredaran uang di masyarakat lewat pemungutan dan penggunaan pajak yang lebih efisien dan efektif. 4. Fungsi Redistribusi Pendapatan Penerimaan negara dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional sehingga dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Peraturan pajak berkaitan dengan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa: a. Transfer pricing yang dilakukan oleh wajib pajak sesuai dengan prinsip kewajaran (arm s length principle) b. Metodologi transfer pricing yang digunakan oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan praktik usaha yang lazim yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa; c. Wajib pajak yang bersangkutan dan perusahaan afiliasinya telah membayar pajak sesusai dengan proporsi fungsinya dalam transaksi; serta

11 20 d. Mendokumentasikan penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, dalam penentuan harga transaksinya. Untuk itu wajib pajak yang melakukan transaksi afiliasi wajib menyiapkan dokumentasi yang memadai untuk membuktikan bahwa transfer pricing yang dilakukan telah sesuai dengan arm s length principle. 5. Mekanisme Bonus Menurut Winda Hartati, Desmiyawati, Nur Azlina (2013), bahwa mekanisme bonus berdasarkan pada besarnya laba, yang merupakan cara paling populer dalam memberikan penghargaan kepada direksi / manajer, maka adalah logis bila direksi yang remunerasinya didasarkan pada tingkat laba akan memanipulasi laba tersebut untuk memaksimalkan peneriman bonus dan remunerasinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mekanisme bonus merupakan salah satu strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi yang tujuannya adalah untuk memberikan penghargaan kepada direksi atau manajemen dengan melihat laba perusahaan secara keseluruhan. Bonus plan hypothesis adalah manager perusahaan yang memiliki rogram bonus yang terkait dengan angka-angka akuntansi cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser reported earnings dari future period ke current period (menaikan laba yang dilaporkan sekarang. Rahmawati (2012:167) Irpan (2010), Juga menyatakan bahwa skema bonus direksi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan dengan melihat prestasi kerja direki itu sendiri. Karena sebagai akibat dari adanya praktik transfer pricing maka tidak menutup kemungkinan akan terjaadi kerugian pada salah satu divisi atau subunit. Mengingat bahwa skema bonus

12 21 berdasarkan laba merupakan cara yang paling polular dalam memberikan penghargaan kepada eksekutif perusahaan, maka adalah logis bila manajer akan memanipulasi laba untuk memaksimalkan penerimaan bonusnya. Healy (1995) dalam Tsani (2011) menemukan bukti bahwa manajer perusahaan dengan skema bonus berbasis laba bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan akrual untuk memaksimalkan ekspektasi bonus mereka. Skema bonus direksi adalah komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi yang dianggap mempunyai kinerja baik setipa tahun serta apabila perusahaan memperoleh laba. Skema bonus direksi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan dengan melihat prestasi kerja direki itu sendiri. Prestasi kerja yang dilakukan dapat dinilai dan diukur berdasarkan suatu penilaian yang telah ditentukan perusahaan secara objektif. Apabila dilihat berdasarkan Laporan Keuangan maka dapat diketahui dari Laba Bersih Pada tahun ini dibagi dengan Laba Bersih Tahun lalu. Terdapat kecenderungan manajemen memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima jika bonus tersebut didasarkan pada laba. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih dengan cara melakukan praktik transfer pricing agar dapat memaksimalkan bonus yang mereka terima.

13 22 6. Kepemilikan Asing Dalam Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal asing menyebutkan bahwa Modal Asing adalah Modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, dan Badan Hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Mengacu pada pasal diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagianbagiannya yang berstatus luar negeri (Anggraini, 2011). Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi cenderung menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham pengendali dan manajemen dengan pemegang saham non pengendali. Pemegang saham non pengendali mempercayakan pemegang saham pengendali untuk mengawasi manajemen karena pemegang saham pengendali memiliki posisi yang lebih baik dan memiliki akses informasi yang lebih baik sehingga dimungkinkan pemegang saham pengendali menyalahgunakan hak kendali untuk kesejahteraannya sendiri. Salah satunya dengan melakukan transfer pricing. Pemegang saham pengendali asing menjual produk dari perusahaan yang ia kendalikan ke perusahaan pribadinya dengan harga di bawah pasar. Hal tersebut dilakukan pemegang saham pengendali asing untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham non pengendali. Ekspropriasi yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali asing akan menurunkan nilai perusahaan sehingga merugikan pemegang saham non pengendali (Atmaja, 2011).

14 23 Menurut Suparji (2012:67),Secara teknis ada beberapa jenis dan cara alih teknologi. Korporasi transnasional menjadi aktor kunci dalam proses ini, antara lain: Pertama, Foreign Direct Investment, yaitu investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh perusahaan asing. Investor memegang kendali atas pengelolaan aset dan produksi. Untuk menarik minat investor asing, Negara Dunia Ketiga menjalankan berbagai kebijakan seperti liberalisasi, privatisasi, menjaga stabilitas politik, dan meminimalkan campur tangan pemerintah. Padahal, kepemilikan asing atas modal sama saja dengan membentangkan jalan lebar menuju keuntungan dan pelayanan bagi korporasi transnasional. Kedua, Joint Ventures, yaitu kerjasama (partnership) antara perusahaan yang berasal dari negara yang berbeda dengan tujuan mendapat keuntungan. Dalam model seperti ini, kepemilikan diperhitungkan berdasarkan saham yang dimiliki. Jenis alih teknologi ini menjadi menarik sebab perusahaan-perusahaan asing dapat menghindari terjadinya nasionalisasi atas perusahaan. Perlu diketahui bahwa dalam model FDI (Foreign Direct Investment) resiko terjadinya nasionalisasi secara tiba-tiba adalah cukup tinggi. Selain itu investor asing juga merasa riskan bila harus melakukan joint ventures dengan perusahaan nasional Negara Dunia Ketiga. Ketiga, Licensing Agreements, yaitu izin dari sebuah perusahaan kepada perusahaan-perusahaan lain untuk menggunakan nama dagangnya (brand name), merek, teknologi, paten, hak cipta, atau keahlian-keahlian lainnya. Pemegang lisensi harus beroperasi di bawah kondisi dan ketentuan tertentu, termasuk dalam hal pembayaran upah dan royalti. Biasanya cara ini digunakan oleh perusahaan asing dengan mitra

15 24 Negara Dunia Ketiga. Cara ini adalah yang paling memungkinkan terjadinya alih pembayaran atau larinya modal dari Negara Dunia Ketiga kepada perusahaanperusahaan asing. Keempat, Turnkey Projects, yaitu membangun infrastruktur dan konstruksi yang diperlukan perusahaan asing untuk menyelenggarakan proses produksi di Negara Dunia Ketiga. Bila segala fasilitas telah siap dioperasikan, perusahaan asing menyerahkan kunci kepada perusahaan domestik atau organisasi lainnya. Perusahaan asing juga menyelenggarakan pelatihan pekerja dalam negeri agar suatu saat dapat mengambil alih segenap proses produksi yang dibutuhkan. Kecil kemungkinan terjadi alih teknologi sebab perusahaan domestik hanya bisa mengoperasikan tanpa mengerti kepentingan pengembangan teknologi tersebut. Perusahaan domestik juga tidak bisa membangunnya, sehingga peran mereka sekadar menjadi budak suruhan. Ketika pihak asing telah menanamkan modalnya pada perusahaan publik di Indonesia dengan persentase lebih dari 20% maka pihak asing bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan yang dibuat perusahaan termasuk keputusan Transfer Pricing yang melibatkan pihak asing. Dengan demikian semakin besar kepemilikan asing dalam suatu perusahaan maka semakin tinggi pengaruh pihak asing dalam menentukan banyak sedikitnya Transfer Pricing yang dilakukan. (Anggraini, 2011), Kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing, yang dapat dirumuskan : Kepemilikan asing = Jumlah kepemilikan asing Total Saham Yang Bered

16 25 7. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Transfer Pricing. Penelitian tersebut antara lain : Nancy Kiswanto dan Anna Purwaningsih, Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh pajak, kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan terhadap transfer pricing. Pajak diukur menggunakan proksi cash ETR (cash effective tax rate), kepemilikan asing diukur menggunakan proksi persentase kepemilikan asing sebesar 20% atau lebih, ukuran perusahaan diukur menggunakan proksi log total aset, dan transfer pricing diukur menggunakan proksi rasio nilai transaksi pihak berelasi (related party transaction/rpt) piutang atas total piutang perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pajak berpengaruh positif terhadap transfer pricing, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap transfer pricing, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap transfer pricing. Winda Hartati, Desmiyawati, dan Nur Azlina, Analisis Pengaruh Pajak Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia) : Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Nilai -2LL awal adalah sebesar Setelah dimasukkan kedua variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar Penurunan likelihood (-2LL) ini

17 26 menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 27.7% sedangkan sisanya sebesar 72.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Rizqi Agustin Khoirinnisa, Pengaruh Pajak, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Perencanaan Pajak Dengan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode ), Variabel independen memiliki koefisien positif sebesar 5,876 dengan tingkat signifikansi (p) 0,027, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis kesatu (Ha1) diterima yang artinya pajak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perencanaan pajak dengan transfer pricing. Variabel profitabilitas (ROA) sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif sebesar 0,637 dengan tingkat signifikansi (p) 0,798, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima yang artinya profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perencanaan pajak dengan transfer pricing. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen memiliki koefisien positif sebesar 0,956 dengan tingkat signifikansi (p) 0,020, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5%, maka maka hipotesis ketiga (Ha3) diterima yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

18 27 keputusan perencanaan pajak dengan transfer pricing. Variabel tunneling incentive (TNC) sebagai variabel independen memiliki koefisien positif sebesar 2,702 dengan tingkat signifikansi (p) 0,017, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis keempat (Ha4) diterima yang artinya tunneling incentive. berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perencanaan pajak dengan transfer pricing. Ni Wayan Yuniasih,Ni Ketut Rasmini Dan Made Gede Wirakusuma, Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan transfer pricing. Ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,039 dan 0,030 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Winda Hartanti, Desmiyawati,Julita (2013), Tax Minimazion, Tunneling Incentive, Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing Study Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, Hasil Hipotesis yang di Lakukan menunjukan bahwa Hipotesis Pertama (H1) Tax Minimazion Diterima dan berpengaruh Positif, Hipotesis Kedua (H2) Tunneling Incentive Diterima dan berpengaruh Positif, Hipotesis Ketiga (H3) Mekanisme Bounus Diterima dan berpengaruh Positif. K. Hung Chan, Agnes W.Y Lo Dan Phyllis Lai Lan Mo, Managerial Autonomy and Tax Compliance: An Empiricial Study On Internasional Transfer Pricing, Makalah ini mengkaji dampak otonomi manajerial pada kepatuhan pajak dalam konteks transfer pricing internasional. Spesifik kita mempelajari apakah otonomi anak perusahaan asing

19 28 dalam membuat harga dan keputusan pada transfer perusahaan intra mempengaruhi keuntungan mereka bergeser melalui transfer pricing internasional. Kita mengukur transfer pricing atas Pemenuhan segi penyesuaian-penyesuaian pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh otoritas pajak. dasar pada sampel dari 163 transfer pricing audit atas perusahaan investasi asing di Cina, kami menemukan bahwa penyesuaian pemeriksaan pajak untuk FIEs yang memiliki otonomi dalam menetapkan harga pengalihan atau sourching dari luar lebih kecil daripada mereka yang memiliki transaksi transfer oleh perusahaan induk Chistina Y.M Ng, The New Transfer Pricing Rules and Regulations in China- Impact on Foreign Investors Berikut kebijakan China untuk asing investor, jumlah berkas telah meningkat secara dramatis.sementara arus masuk investasi asing dan teknologi canggih telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi di Cina, adil jumlah FIEs terlibat dalam kegiatan penghindaran pajak. Sebuah contoh umum ini adalah transfer mereka keuntungan dari Cina. Sebagian besar FIEs melaporkan kerugian di Cina daripada untung. Beberapa, jika tidak sebagian besar kasus kerugian yang dihasilkan oleh transfer pricing pengaturan. Manipulasi oleh transfer pricing adalah Metode yang paling populer digunakan oleh investor asing di China. Meskipun kasus kehidupan nyata biasanya rumit, secara umum, pengaturan ini adalah bahwa pihak terkait ditetapkan di luar negeri untuk mengontrol penjualan dan pembelian produk-produk dari FIEs yang beroperasi di Cina. Harga peralatan dan bahan baku impor ke China meningkat sengaja, sedangkan harga dari produk jadi yang diekspor ditekan.

20 29 Agnes W. Lo, Raymond M.K. Wong Dan Michael Firth, Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting:An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies, Pajak, pelaporan keuangan, dan tunneling insentif pada keputusan transfer pricing perusahaan China yang terdaftar. Kami menggunakan gross relatif rasio laba related- dan tidak terkait pihak transaksi untuk mengukur transfer pricing strategi. Kami menemukan bukti yang mendukung pandangan bahwa harga transfer digunakan untuk (1) meningkatkan keuntungan perusahaan yang terdaftar sebagai menurun tarif pajak penghasilan badan, (2) meningkatkan keuntungan perusahaan terdaftar jika kompensasi manajemen ditentukan dengan mengacu pada keuntungan yang dilaporkan, dan (3) mengurangi keuntungan perusahaan yang terdaftar sebagai persentase saham yang dimiliki oleh pemerintah meningkat Anca D. Cristea Dan Daniel X. Nguyen, Transfer Pricing by Multinational Firms: New Evidence from Foreign Firm Ownerships: Menggunakan dataset panel tingkat perusahaan meliputi alam semesta ekspor Denmark antara 1999 dan 2006, kami menemukan bukti kuat untuk keuntungan pergeseran oleh perusahaan multinasional (MNC) melalui transfer pricing. Metode estimasi perbedaan tiga Anda mengoreksi bias ke bawah dalamstudi sebelumnya. Hasil bias dari perusahaan multinasional menyesuaikan harga lengan panjang mereka untuk mengaburkan batas manipulasi harga transfer mereka. Strategi identifikasi kita memanfaatkan pergerakan harga ekspor ke tujuan dalam menanggapi: (1) pembentukan afiliasi asing oleh eksportir ke tujuan itu, dan (2) perubahan dalam tarif pajak perusahaan asing. Setelah memiliki afiliasi di

21 30 negara dengan tingkat pajak perusahaan lebih rendah daripada di negara asal, perusahaan multinasional Denmark mengurangi nilai satuan ekspor mereka ada antara 5,7-9,1 persen, rata-rata. Wolfgang Schön, Transfer Pricing Business Incentives, International Taxation and Corporate Law : Penelitian bisnis berfokus pada penggunaan mentransfer harga untuk memberikan insentif aturan perpajakan berusaha untuk mengendalikan harga transfer antar kantor pusat, anak perusahaan dan bentuk usaha tetap dalam sebuah perusahaan multinasional untuk mengalokasikan keuntungan dan berikutnya penerimaan pajak antara negara-negara di mana perusahaan beroperasi. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama No Peneliti 1 Nancy Kiswanto Anna Purwaningsih (2014) 2 Winda Hartati, Desmiyawati Nur Azlina (2013) 3 Rizqi Agustin Khoirinnisa (2013) Judul Penelitian Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun Analisis Pengaruh Pajak Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia) Pengaruh Pajak, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Perencanaan Pajak Dengan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan Di Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode ) Hasil Penelitian Variabel pajak dan kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap transfer pricing, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Transfer Pricing Pajak dan Mekanisme Bonus berpengaruh terhadap keputusan Transfer Pricing. Pajak, Ukuran Perusahaan Dan Tunneling Incentives berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sedangkan Profitabilitas tidak signifikan terhadap transfer pricing.

22 31 4 Ni Wayan Yuniasih, Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma (2012) 5 Winda Hartanti, Desmiyawati,J ulita (2013) 6 K. Hung Chan, Agnes W.Y Lo Dan Phyllis Lai Lan Mo (2006) 7 Chistina Y.M Ng (2011) 8 Agnes W. Y. Lo, Raymond M. K. Wong, dan Michael Firth (2010) 9 Anca D. Cristea Dan Daniel X. Nguyen (2015) 10 Wolfgang Schön (2011) Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tax Minimazion, Tunneling Incentive, Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing Study Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Managerial Autonomy and Tax Compliance: An Empiricial Study On Internasional Transfer Pricing The New Transfer Pricing Rules and Regulations In China Impact On Foreign Investors Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting:An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior Of Chinese-Listed Companies Transfer Pricing by Multinational Firms: New Evidence from Foreign Firm Ownerships Transfer Pricing Business Incentives, International Taxation and Corporate Law Pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan transfer pricing. Tax Minimazion, Tunneling Incentive, Dan Mekanisme Bonus berpengaruh positif terhadap keputusan Transfer Pricing. Managerial Autonomy dan Tax Compliance berpengaruh terhadap Transfer Pricing Foreign Investors berpengaruh terhadap Transfer Pricing Tax, Financial Reporting, dan Tunneling Incentives berpengaruh terhadap Transfer Pricing Foreign Firm Ownerships berpengaruh terhadap Transfer Pricing Business Incentives, International Taxation dan Corporate Law berpengaruh terhadap Transfer Pricing B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Pajak Terhadap Transfer Pricing Salah satu alasan perusahaan melakukan transfer pricing adalah pajak. Biasanya perusahaan menghindari pembayaran pajak yang sangat tinggi. Perusahaan melaporkan

23 32 laba lebih rendah pada laporan keuangannya,salah satu cara yang dipraktekkan oleh perusahaan untuk menurunkan laba adalah transfer pricing. Perusahaan seharusnya mengunakan prinsip harga wajar untuk mengurangi kewajiban pajak, tetapi perusahaan lebih banyak menggunakan transfer pricing. H 1 : Pajak Berpengaruh pada Transfer Pricing 2. Pengaruh Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing Dalam menjalankan tugasnya, para direksi cenderung ingin menunjukkan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan. Karena apabila pemilik perusahaan atau para pemegang saham sudah menilai kinerja para direksi dengan penilaian yang baik maka pemilik perusahaan akan memberikan penghargaan kepada direksi yang telah mengelola perusahaannya dengan baik. Penghargaan itu dapat berupa bonus yang diberikan kepada direksi perusahaan. Pemilik perusahaan dalam menilai kinerja para direksi biasanya melihat laba perusahaan secara keseluruhan yang dihasilkan dan pajak yang dibayarkan dapat diminimalkan dengan menggunakan metode Transfer Pricing H 2 : Mekanisme Bonus Berpengaruh pada Transfer Pricing 3. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Transfer Pricing. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi cenderung menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham. Pemilik perusahaan akan menuntut direksi dan manajemen untuk mampu menaikan laba dan membayar pajak seminimal mungkin. Salah satunya dengan melakukan transfer pricing. H 3 : Kepemilikan Asing Berpengaruh pada Transfer Pricing

24 33 Variabel Independen Variabel Dependen PAJAK H 1 MEKANISME BONUS KEPEMILIKAN ASING H 2 H 3 TRANSFER PRICING Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran

25 34 C. HIPOTESIS H 1 : Pajak Berpengaruh Pada Transfer Pricing H 2 : Mekanisme Bonus Berpengaruh Pada Transfer Pricing H 3 :Kepemilikan Asing Berpengaruh Pada Transfer Pricing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneletian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut: 1. Dwi Noviastika et al (2016) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976) teori agensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976) teori agensi BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Agensi Teori Agensi menjelaskan latar belakang terjadinya manajemen laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Transfer Pricing 2.1.1 Pengertian Transfer Pricing Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Pemilihan populasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General Agreement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 54 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk.

BAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia telah berkembang pesat karena era globalisasi ini. Perusahaan multinasional saling bersaing ketat untuk menghasilkan produk dengan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin pesat tanpa mengenal batas negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan lancar, dimana

Lebih terperinci

Faktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing

Faktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing Faktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing Jenis Sesi Paper: Full paper Ika Nurjanah Universitas Lambung Mangkurat Hj. Isnawati Universitas Lambung Mangkurat Antonius G. Sondakh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di dunia telah berkembang tanpa mengenal batas negara karena pengaruh globalisasi. Setiap pemilik perusahaan multinasional saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan perekonomian dapat dengan mudah melintasi batas territorial suatu Negara (Gunadi, 2007).

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Pajak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia saat ini mengacu kepada perekonomian global.tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi kian hari kian menyeluruh.arus informasi dan transaksi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tarif pajak, mekanisme bonus, dan kepemilikan asing terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka A.1. Teori Keagenan (Agency Theory) (Jensen dan Meckling, 1976) Menjelaskan hubungan keagenan sebagai agency relationship as a

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pajak Penghasilan tidak berpengaruh terhadap keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan, analisis serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi keuangan bagi pengguna saat ini maupun potensial untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang berkembang dengan cepat membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, transportasi, sistem informasi hingga perekonomian sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Kemudahan interaksi dan komunikasi mendorong kecepatan arus barang, jasa dan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perusahaan multinasional membuat transfer sumber daya (baik berupa barang, jasa, laba, maupun aset) tidak hanya dilakukan antardivisi namun juga antarperusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya pada bidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan komisaris independen terhadap tax membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 1. Teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Kemajuan dunia dalam perdagangan bisnis di era sekarang ini, membuat perekonomian mengalami perkembangan dengan pesat tanpa mengenal batas negara, perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini telah mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border transaction

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010-2013 Nancy Kiswanto Anna Purwaningsih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti melalui jumlah pendapatan negara APBN 2016 yang didominasi oleh penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bagian ini akan disajikan karakteristik-karakteristik perusahaan manufaktur terkait dengan transfer pricing, pajak, kepemilikan asing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pojok Bursa Efek Universitas Mercu Buana, yang berlokasi di gedung A, Ruang A-201 Universitas Mercubuana Jl. Meruya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan transfer barang maupun jasa antara induk perusahaan dengan anak perusahaan atau antar-anak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya era globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang tax avoidance telah banyak dilakukan, begitu pula dengan penelitian tentang karakteristik perusahaan. Namun penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prespektif teori tradisional, bahwa aktivitas perencanaan pajak untuk mentransfer

BAB I PENDAHULUAN. prespektif teori tradisional, bahwa aktivitas perencanaan pajak untuk mentransfer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pajak dapat dilihat dengan dua prespektif yang berbeda. Pertama, prespektif teori tradisional, bahwa aktivitas perencanaan pajak untuk mentransfer kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib oleh orang pribadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang didapat dari penerimaan iuran dari masyarakat dimasukkan ke dalam kas negara. Karena telah diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba Judul : Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) Nama : A.A. Gede Raka Plasa Negara NIM

Lebih terperinci

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN c. Hasil Uji Autokorelasi d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji F (Uji Simultan) b. Hasil Uji Koefisien Determinasi c. Hasil Uji t (Uji Parsial) BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rice Lee dan Sartika Salim (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor apa saja, baik internal maupun eksternal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang. Bagi pemerintah, pajak memiliki dua fungsi utama, yaitu pajak digunakan untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat, perpajakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang gterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing

BAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak yang berlaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008). 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi adalah teori yang berfokus pada interaksi antara perusahaan dan masyarakat. Teori legitimasi merupakan salah satu teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus melaksanakan pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sumber pendanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dari Wajib Pajak untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya. memberikan pengertian tentang pajak antara lain:

BAB II LANDASAN TEORITIS. dari Wajib Pajak untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya. memberikan pengertian tentang pajak antara lain: BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari Wajib Pajak untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, kegiatan bisnis dan investasi semakin mudah untuk dilakukan oleh semua kalangan. Baik investasi yang dilakukan oleh para investor

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi hubungan istimewa yang terdiri dari piutang hubungan istimewa dan hutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Para peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua

BAB I PENDAHULUAN. harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk menyediakan suatu informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Pengguna laporan keuangan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010-2013 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut Pernyataan

Lebih terperinci

Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing

Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing MISPIYANTI* Program Studi Akuntansi, STIE Putra Bangsa, Jl. Ronggowarsito No. 18 Pejagoan Kabupaten Kebumen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktek perataan laba dipengaruhi oleh konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

Lebih terperinci

Tax Minimization, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

Tax Minimization, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tax Minimization, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia WINDA HARTATI DESMIYAWATI JULITA Universitas Riau Abstract:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana yang tidak sedikit,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Oleh :

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Oleh : PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di dunia terjadi dengan pesat. Demikian pula perekonomian di Indonesia. Perkembangan ini memberikan dampak semakin meningkatnya transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi, perdagangan internasional memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia bisnis. Masalah tentang perpajakan tidak hanya sekedar menyerahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2016 lalu meningkatkan tuntutan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2016 lalu meningkatkan tuntutan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan dihadapkan dengan persaingan yang keras untuk dapat tetap eksis di pasar global. Apalagi sudah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan Laba membutuhkan kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin menipisnya sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia, maka pemerintah akan lebih menggantungkan pendapatan negara atau APBN melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam upaya penyelenggaraan pembangunan nasional yang berkesinambungan dan merata di seluruh Indonesia pemerintah memerlukan berbagai

Lebih terperinci

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan sebagai alat dalam mengatur pelaksanaan kebijakan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan sebagai alat dalam mengatur pelaksanaan kebijakan di bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak adalah pendapatan yang diperoleh oleh suatu Negara yang paling besar. Pemerintah melakukan pemungutan pajak yang digunakan sebagai sumber dana bagi pemerintah

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Beban Pajak 2.1.1.1 Pajak Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam mardiasmo (2016:1) yaitu

Lebih terperinci