BAB IV PROGRAMMING. Gambar 4.7. Foto Udara Lokasi Perancangan

Transkripsi

1 BAB IV PROGRAMMING A. DEFINISI PROYEK Perancangan sebuah public dan comercial space, dengan keluasan interior area 800m 2 sampai 1000m 2 (adalah ruang atau bangunan yang bediri sendiri tidak tergabung dalam mall atau square). Bangunan pada perancangan kali ini adalah The Rolling Stones Music Center. Didirikan dan dibangun di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, dimana bangunan tersebut berada di antara daerah pusat bisnis dan hiburan. Sehingga, dengan adanya letak yang sudah dikenal masyarakat dan terletak disalah satu pusat hiburan diharapkan bangunan ini dapat menjadi salah satu alternatif sarana hiburan keluarga serta edukasi untuk para komunitas musik. B. ASUMSI LOKASI Gambar 4.7 Foto Udara Lokasi Perancangan (sumber : Buaya Road) Daerah Lubang Buaya terletak di kecamatan Cipayung Propinsi Jakarta, daerah ini merupakan salah satu pusat bisnis dan hiburan yang ada di Jakarta Timur, sehingga banyak orang yang mengenal serta berwisata di daerah Lubang Buaya, karena tempatnya memiliki T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 86

2 jalur transportasi yang mudah dijangkau serta lalu lintas yang ramai antar daerah perbatasan dua kota besar, yaitu Bekasi dan Jakarta Timur namun relatif lancar, menjadikan alasan untuk didirikannya The Rolling Stones Music Center yang sesuai dengan fungsinya, menciptakan suasana yang rekreatif, menghibur dan edukatif. C. PROGRAMMING 1. Status Kelembagaan Status kelembagaan bangunan perancangan merupakan bangunan milik swasta atau pribadi, dengan manajemen mandiri sebagai suatu badan usaha yang bergerak dibidang pelayanan jasa bagi masyarakat dan bersifat komersial dengan tujuan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. Sehingga kebutuhan akan sarana dan prasarana demi memenuhi kebutuhan bagi pengunjung sangat diperlukan untuk kenyamanan para pengunjung. 2. Struktur Organisasi Pimpinan Manager Sekretaris Bagian Umum Bagian operasional Bagian administrasi Marketing Karyawan Karyawan Koordinator Promosi dan Pemasaran Bagian maintenance Bagian security Skema 4.8 Skema Struktur Organisasi The Rolling Stones Music Center Di Jakarta (Sumber : Analisa Penulis) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 87

3 3. Sistem Operasional The Rollling Stones Music Center menggunakan dua sasaran pengunjung, yakni member dan non-member. Untuk member, akan mendapatkan diskon sebesar 10% setiap pembelian barang di souvenir dan casette store, diskon 10% pembelian tiket di movie theater dan free pass masuk ke Pierching dan Tatto Shop. The Rolling Stones Music Centre ini buka setiap hari, yaitu Senin hingga Minggu dari pukul sampai dengan pukul WIB. Kecuali untuk perayaan malam tahun baru serta perayaan hari jadi band The Rolling Stones, akan dibuka mulai dari pukul sampai dengan pukul WIB. Adapun sistem operasional The Rolling Stones Music Centre adalah sebagai berikut: Untuk pierching dan tatto shop, souvenir store, gallery, hotspot area dan casette store, akan beroperasi setiap hari mulai pukul WIB Untuk retro rock cafe dan movie theater akan beroperasi setiap hari mulai pukul selesai ( tergantung acara ). Namun acara musik di retro rock cafe setiap harinya dimulai pukul WIB. 4. Program Kegiatan a. Program Fasilitas The Rolling Stones Music Center 1) Kegiatan pengelolaan Music Center yang meliputi kegiatan menjalankan dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di dalam Music Center agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. 2) Kegiatan pendidikan (edukatif) dan penyebarluasan informasi tentang The Rolling Stones melalui sarana pameran, film dan live music. 3) Kegiatan pendukung antara lain, yaitu kegiatan komersil seperti penjualan souvenir dan kaset. 4) Kegiatan servis, yaitu semua kegiatan pelayanan baik pada pengunjung maupun pada gedung itu sendiri. Kegiatan tersebut antara lain: menjaga keamanan gedung, menjaga kebersihan gedung, memberi pelayanan dalam bidang logistik dan sebagainya. T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 88

4 b. Kegiatan Manusia lavatory Datang Ruang kantor Kegiatan pulang R.karyawan Skema 4.9 Pola Kegiatan Pengelola (Analisa Penulis, 2013) Skema 4.10 Pola Kegiatan Pengunjung (Analisa Penulis, 2013) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 89

5 5. Fasilitas Ruang Fasilitas dan Program Ruang adalah sebagai berikut: ZONA KEGIATAN RUANG SIFAT RUANG Penerimaan Menerima Pengunjung Memberi Informasi Foyer 1 Publik Area Edukasi, Rekreatif, Informatif - Pameran Tetap - Menikmati perjalanan The Rolling Stones - Mencari Informasi Tentang The Rolling Stones - Mendengarkan Lagu-lagu The Rolling Stones Foyer 2, 3 Galeri Diorama Retro Rock Cafe Souvenir Store Casette Store Movie Theater Pierching & Tatto Shop Hotspot Area Publik - Melihat Film The Rolling Stones Pengelola Pengelolaan Ruang Kayawan Ruang Kantor Ruang Kontrol Wardrobe Kitchen Service Kebersihan Toilet Toilet Privat Servis Tabel 5.1 Fasilitas Ruang (Analisa Penulis, 2013) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 90

6 Hubungan antara manusia dan ruang dengan keberadaan fasilitas atau perabot. a) Retro Rock Café Fasilitas yang terdapat dalam : Meja Counter Makanan Gambar 5.2 Standart meja counter makanan (Sumber : Data Arsitek) Kursi dan Meja Makan Gambar 5.3 Standart meja makan dua orang (Sumber : Data commit Arsitek) to user T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 91

7 Gambar 5.4 Jarak dan standart meja makan (Sumber : Data Arsitek) b) Kebutuhan Khusus (Stage Area) Penonton harus berada di daerah yang menguntungkan, baik saat menonton maupun melihat pertunjukan, yakni berada pada area sumbu longitudinal. stage 45 Area tempat duduk terbaik Sumber bunyi Gambar 5.5 Area Sumbu Longitudinal Sumber : Doelle (1990) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 92

8 Area sumbu longitudinal merupakan area untuk pendengaran dan penglihatan terbaik, sehingga harus diefektifkan untuk tempat duduk. Harus dihindari perletakan lorong sirkulasi di area ini. Selain ditinjau dari kualitas mendengar dan melihat dari segi penontonnya, juga harus dilihat dari segi kenyamanan pemainnya. Agar pemain masih bisa leluasa dalam melakukan aksi panggungnya, maka rentang sudut yang masih bisa ditolerir 135 dari sumber bunyi seperti yang dijelaskan oleh Mills (1976:37) : Greater encirclement has the obvious advantage of bringing more members of the audience within good acoustics and visual distance of the stage, but it also means that they will tend to be distracted in some instances by the audience on the other side of the acting area. Furthermore, it is not possible for an actor to convey focial expressions and gestures in two opposite directions at the same time, an angle 135 is generally considered to be the limit, and greater encirclement can therefore impose constraints on the type of performance undertaken. Lingkar area tempat duduk penonton yang lebih besar merupakan hal yang menguntungkan karena lebih banyak penonton yang mendapatkan jarak mendengar dan melihat yang baik secara akustik maupun visual, tapi dalam beberapa hal cenderung tidak menguntungkan bagi penonton yang berada di sisi panggung yang lain. Lagipula, tidak mungkin bagi pemain untuk menghadap ke arah penonton yang berada di dua arah yang berlawanan dalam waktu yang bersamaan. aktor 135 Batas area akting (act of commands) audience Gambar 5.6 Limit lingkar area penonton yang dapat dijangkau pemain (act of command) Sumber : Doelle (1990) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 93

9 Lingkar dengan sudut 135 merupakan batas maksimal, karena lebih dari itu akan menambah ketidakleluasaan penampilan pemain saat melakukan pertunjukan. ( Akustik Interior Gedung pertunjukan/) 6. Sistem Organisasi Ruang Organisasi ruang adalah dasar dasar cara menghubungkan ruang-ruang suatu bangunan sehingga terorganisir menjadi pola-pola bentuk ruang yang koheren. (Francis DK Ching,1996,hal. 194) Analisa Alternatif Organisasi Ruang Bentuk Organisasi Ruang Organisasi Ruang Tertutup Keterangan Analisa pertama, penataan ruang dengan memilih sebuah ruang besar dan dominan sebagai pusat ruang-ruang di sekitarnya. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi berbeda dengan ruang lainnya. Kelebihan pada tingkat efisiensi ruang dan aksibilitas ruang sedangkan kekurangan pada pengelompokan fungsi ruang dan arah pandang. Organisasi Ruang Linier Analisa kedua, penataaan ruang dibentuk dengan deretan ruang, Masing-masing dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang, ruang dihubungkan secara langsung. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda, tapi yang berfungsi penting seperti ruang pamer diletakkan pada urutan pertama. Kelebihan pada pengelompokan fungsi ruang dan sirkulasi lebih sederhana. Kekurangan pada tingkat efisiensi ruang dan arah pandangnya, memungkinkan terjadi persilangan sirkulasi jika penataan tidak runtut. Pemisahan atau batasan ruang terlalu vulgar, mungkin terkesan kaku T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 94

10 Organisasi Ruang Secara Radial Analisa ketiga, penataaan ruang menggunakan kombinasi dari organisasi yang terpusat dan organisasi linier. Beberapa fungsi ruang terpusat mengarah ke dalam sedangkan yang linier mengarah keluar atau sebaliknya, lengan radial dapat berbeda satu sama lainnya, tegantung pada kebutuhan dan fungsi ruang. Kelebihan ruang dapat diatur sesuai kebutuhan dan fungsi, pemisahan zoning grouping lebih mudah, penentuan arah sirkulasi lebih efektif Kekurangan kemungkinan jalur sirkulasi berjarak lebih jauh Tabel 5.7 Alternatif Organisasi Ruang The Rolling Stones Music Center di Jakarta 7. Sistem Sirkulasi Analisa konfigurasi sirkulasi yang dipakai secara global, yaitu : Sirkulasi horizontal Gambar Squential Circulation (linier) Linier (linear), sirkulasi diarahkan oleh rancangan bangunan yang permanen, pengunjung membentuk satu jalur memakai pintu masuk dan keluar yang sama. Selain itu pengunjung berjalan melalui jalur yang menerus, tidak peduli pada area yang sama. Random Circulation Pengunjung pada umumnya merasa lebih nyaman dengan memilih sendiri jalur yang ingin dikunjungi T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 95

11 dan menikmati karya seni dari ruang tersebut, ruang yang dibentuk tanpa adanya batasan batasan dinding pemisah Linier bercabang Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, pembagian koleksi jelas dan pengunjung bebas memilih Keterkaitan sirkulasi dan ruang yang dipakai Sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room), pengunjung mengunjungi ruang pamer secara berurutan dari ruang yang satu ke ruang pamer berikutnya. Gambar Sirkulasi dari koridor ke ruang pamer (corridor to room). Memungkinkan pengunjung untuk mengitari jalan sirkulasi dan memilih untuk memasuki ruang pamer melalui ruang koridor. Bila pengunjung tidak menghendaki suatu ruang pamer, maka pengunjung dapat langsung menuju ke ruang pamer berikutnya. Tabel 5.8 Analisa sistem sirkulasi T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 96

12 8. Hubungan Antar Ruang Gambar 5.9 Hubungan antar ruang sesuai batasan perancangan (Analisa Penulis, 2013) 9. Zoning dan Grouping Grouping Gambar 5.10 Grouping The Rolling Stones Music Center (Analisa Penulis, 2013) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 97

13 Zoning Gambar 6.1 Zoning The Rolling Stones Music Center (Analisa Penulis, 2013) T h e R o l l i n g S t o n e s M u s i c C e n t e r 98