BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan
|
|
- Hadi Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan mampu menjadikan manusia sebagai manusia yang lebih mulia. Demikian pula dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Sesuai dengan UU No.20 Tahun Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini, banyak ditemukan anak-anak yang berperilaku menyimpang, sehingga aspek spiritualnya tidak berkembang (Ki Hajar Dewantara, 1999:27). Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu anak. Segala aspek diri anak didik harus dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitif, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah uapaya untuk membantu perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis dan wajar (Nurihsan, 1989:56). Manusia merupakan individu, keluarga atau masyarakat yang memiliki masalah spiritual dan membutuhkan bantuan untuk dapat memelihara, mempertahankan dan meningkatkan spiritualnya dalam kondisi optimal. Sebagai seorang manusia, manusia memiliki beberapa peran dan fungsi seperti sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Berdasarkan hakikat 1
2 tersebut, maka psikologi perkembangan memandang manusia sebagai makhluk yang holistik yang terdiri atas aspek fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural dan spiritual. Tidak terpenuhinya kebutuhan manusia pada salah satu di antara dimensi di atas akan menyebabkan ketidaksejahteraan atau keadaan tidak sehat. Kondisi tersebut dapat dipahami mengingat kondisi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. (Hurlock, Edisi Kelima, 1980:78) Bimbingan konseling merupakan sebuah metode yang diterapkan disebuah instansi sekolah untuk meningkatkan perkembangan anak didiknya. Masa anakanak adalah masa dimana masa penguasaan tugas-tugas perkembangannya tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti pada tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman (Hurlock, Edisi Kelima, 1980:145). Masa sekolah dasar membutuhkan sebuah bimbingan untuk meningkatkan segala aspek perkembangan anak terutama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual karena sekolah dasar merupakan tahap pendidikan yang paling lama selama 6 tahun. Kecerdasan spiritual yang baik sangat diharapkan oleh semua anak dan orang tuanya, oleh karena itu bimbingan konseling sangat berperan dalam membantu kecerdasan spiritual anak. Bimbingan dan konseling merupakan usaha membantu murid-murid agar dapat memahami dirinya, yaitu potensi dan kelemahan-kelemahan diri. Jika halhal itu diketahuinya dan dipahaminya dengan baik, maka murid itu tentu mempunyai rencana untuk mengarahkan dirinya ke arah realisasi diri yang 2
3 mempertimbangkan kenyataan sosial dan lingkungan lainnya. Tentu atas bantuan konselor. Usaha membantu itu merupakan usaha profesional yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis yang khusus, dan kepribadian yang sesuai untuk profesi tersebut. Karena itu untuk memperoleh derajat profesional yang baik, maka diperlukan pendidikan khusus (Willis, 2011:9). Pada dasarnya manusia adalah makhluk spiritual, karena selalu terdorong oleh kebutuhan untuk mengajukan pertanyaan mendasar atau pokok. Mengapa saya dilahirkan? Kenapa saya bisa hidup seperti ini? Apa yang membuat diri saya bahagia dan berharga? Manusia diarahkan, bahkan ditentukan oleh suatu kerinduan yang sangat manusiawi untuk menemukan makna dan nilai apa yang diperbuat dan alami. (Johar dan Ian Marshall, 1998:9) Seorang yang cerdas secara spiritual menyadari bahwa dirinya lemah dan kecil dibandingkan dengan alam semesta. Dirinya merasa sangat lemah dihadapan Sang Maha Kuasa. Adalah sebuah keniscayaan bagi seorang yang cerdas spiritual untuk tunduk dan menyelaraskan dirinya pada kehendak Sang Kuasa (Supriono, 2007:78). Menurut Muhammad Quthub, kekuatan spiritual pada diri manusia merupakan kekuatannya yang paling besar, paling agung dan paling mampu untuk berhubungan dengan hakikat wujud. Sedangkan kekuatan fisiknya hanya terbatas pada sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra. Kemampuan akal, meskipun yang paling bebas, namun masih terbatas ruang dan waktu. Kekuatan spiritual tidak diketahui batas ataupun ikatannya. Dan hanya kekuatan spiritual yang mampu berkomunikasi dengan Allah (Supriono, 2007:80). 3
4 Dalam dunia pendidikan, adanya bimbingan dan konseling memilki arti cukup penting untuk mengembangkan kepribadian anak, termasuk pula spiritualnya. Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang terarah kepada seseorang/sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu/kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri yaitu mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, dapat mengambil keputusan dan mengarahkan diri sendiri. Adapun dalam kaitannya dengan spiritualnya, individu mampu melakukan hubungan/interaksi vertikal dengan Allah atau dengan kata lain untuk mewujudkan kaitan yang terus menerus antara jiwa dengan Allah dalam setiap kesempatan, perbuatan, pemikiran ataupun perasaan. Oleh karena itu, islam memberikan perhatian khusus terhadap spiritual yang merupakan sentral bagi manusia, karena spiritual merupakan penghubung manusia dengan Allah. Menurut Quraisy (2003:16) Salah satu sarana yang efektif untuk meningkatkan spiritual seseorang yaitu melalui ibadah. Karena dengan ibadah dapat melahirkan hubungan yang terus menerus serta perasaan mengabdi kepada Allah. Hikmah yang paling mendasar dari perasaan tersebut adalah mengaitkan hamba kepada Tuhannya, memperkokoh hubungan dengan-nya. Melalui ibadah manusia akan lebih meningkat kecerdasan spiritualnya, karena orang islam memahami bahwa hidup di dunia ini mempunyai tugas yang jelas, yaitu beribadah kepada Allah. Tugas ibadah ini sebagaimana tercantum dalam surat Al-Dzariyat:56, yaitu yang artinya: 4
5 Tidaklah Aku ciptkan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku Pada prinsipnya, semua manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang fitri, suci, bersih, sehat serta atribut-atribut positif lainnya. Oleh karena itu, sebagai makhluk ciptaan Allah, maka seharusnya manusia selalu berpegang teguh pada agama Allah (Islam), oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengembangan potensi yang searah dengan tujuan Islam yaitu dengan Bimbingan dan Konseling Islam. Keahlian dalam bidang konseling, psikodiagnostik dan psikoterapi merupakan profesi kenabian, dimana para Nabi, Rasul mempunyai tugas yang paling hakiki yaitu mengajak, membantu dan membimbing manusia menuju kepada kehidupan yang bahagia lahir dan batin di dunia dan di langit, di dunia hingga akhirat (Adz-Dzaky, 2008:299). Bimbingan konseling dalam pendidikan Islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran dan pedoman kepada anak didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, seolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan al Qur'an dan al Hadist. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan oleh guru BK/BP dalam lingkungan sekolah/madrasah. (Adz-Dzaky, 2008:187). 5
6 Gerakan spiritual, aliran kebatinan, aliran kepercayaan, dan berbagai jenis yang memakai istilah hampir mirip tanpa pelaksanaan syari at Islam hanya khayalan, persangkaan atau mengeda-ngada yang semuanya sia-sia belaka. Kecerdasan spiritual sebuah paradigma berfikir yang menjadikan diri seseorang merasa kecil dibanding keluasan alam semesta. Dalam hal ini manusia menjadi bagian alam semesta sangat kecil yang dikendalikan oleh Sang Pencipta (Supriono, 2006:77). Buzan dalam (Johan dan Ian Marshall, 1998:4) mengawali konsep Spiritual Quotient (SQ) dengan pemahaman bahwa setiap individu manusia adalah sebuah keajaiban. Untuk menjadi cerdas secara spiritual, seseorang tidak harus mengembara ke sana kemari. Pemahaman akan apa dan bagaimana dirinya sendiri sebagai individu manusia sudah cukup untuk mengantarkan seseorang akan kesadaran Spiritual Quotient (SQ) yang mendasar. Kecerdasan spiritual yang dimiliki setiap individu adalah merupakan perilaku mulia yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari dan akan dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya, apabila kebanyakan dari anggota masyarakat berperilaku mulia kehidupan pada masyarakat tersebut merupakan mata air yang jernih yang akan mengairi dan memberikan kehidupan yang bersih, sejuk, dan dari setiap jiwa akan memancar cahaya yang merupakan pandangan yang indah bagi siapa saja yang memandangnya. (Supriono, 2007:166). Dari uraian diatas, telah dilakukan penelitian terlebih dahulu di sebuah Yayasan MI Ar-Rohmah (Jln. Pangalengan KM 25, Cikalong kecamatan Cimaung kabupaten Bandung). Keadaan kecerdasan spiritual siswa MI Ar- 6
7 Rohmah ada yang positif dan negatif, daripada itu pengaruh Guru Bimbingan Konseling sangat berperan penting dalam segala aspek perkembangan siswa terutama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Berdasarkan dari hasil interview dengan Guru Bimbingan konseling, bahwa perilaku yang sesuai ajaran ajaran Islam, merupakan suatu visi dan misi dari sekolah dan yayasan tersebut. Disadari bahwa masih sangat diperlukan suatu pengoptimalan usaha dalam pembentukan perkembangan spiritual. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melihat gambaran kecerdasan spiritual siswa, sehingga dirumuskan dalam judul. GAMBARAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MELALUI METODE BIMBINGAN KONSELING ISLAM. (Studi Deskriptip di MI Ar-Rohmah Jln Pangalengan km 25, Cikalong Kabupaten Bandung) B. Rumusan Masalah Dari pemaparan di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kecerdasan spiritual siswa melalui metode bimbingan konseling islam di MI Ar-Rohmah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran kecerdasan spiritual siswa melalui metode bimbingan konseling islam di MI Ar-Rohmah 7
8 D. Kegunaan Penelitian Ada beberapa kegunaan dalam melakukan penelitian,diantaranya: 1. Kegunaan Akademis (Teorotis) Secara akademis peneliti ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang bimbingan konseling islam dan menambah keilmuan bagi mahasiswa Tasawuf Psikoterapi tentang perkembangan spiritual, dan konsepkonsep dalam bidang ilmu khususnya ilmu Tasawuf dan Psikoterapi mengenai gambaran kecerdasan spiritual siswa dengan metode bimbingan konseling islam 2. Kegunaan Praktis (sosial) Memberikan gambaran kepada Guru Bimbingan Konseling dalam membimbing anak didiknya agar kecerdasan spiritualnya berkembang dan memberikan masukan kepada Guru Bimbingan Konseling dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling. E. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang penulis lakukan perlu disusun kerangka teoritik. Kerangka teoritik merupakan tuntunan memecahkan masalah dan menentukan prinsip-prinsip hipotesis dan teori. 1. Kecerdasan Spiritual Kecerdasan dapat sebagai kesempurnaan perkembangan akal budi seperti kepandaian dan ketajaman pikiran. Manusia adalah makhluk yang paling cerdas, 8
9 dan Tuhan melengkapi manusia dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Manusia adalah makhluk yang diciptakan yang paling unggul dan akan menjadi unggul asalkan bisa menggunakan keunggulannya. Kemampuan menggunakan keunggulan ini sebagai faktor yang membedakan antara orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya (W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1985:201). Dalam psikologi, kecerdasan seringkali disebut istilah inteligensi. Kecerdasan atau inteligensi merupakan sesuatu yang komplek, sehingga membuat para psikolog kesulitan untuk mendefinisikan istilah kecerdasan yang tepat. Namun, setidaknya terdapat tiga difinisi yang dapat mewakili pengertian tersebut. Yaitu, pertama, kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Kedua, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, dan ketiga, kemampuan memahami pertalianpertalian dan belajar dengan cepat sekali (JP.Chaplin, 2004:253). Pada mulanya kecerdasan spiritual hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek kognitif. Namun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk memenuhi aspek-aspek efektif, seperti kehidupan emosional, moral, spiritual, dan agama (Mujib dan Mudzakir, 2001: ). Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus yang berarti nafas atau udara, spirit memberikan hidup, menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke 9
10 hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang. Spiritual adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Menurut Emblen (dalam Hanafi, 2005:35) spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan eksistensi. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib). Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan di atasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. Kecerdasan spiritual atau yang biasa disebut Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau 10
11 jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Dan bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. (Johar dan Marshall, 1998: 4) Prinsip pertama kecerdasan spiritual adalah bahwa diri kita adalah sebuah mukjizat, sebuah keajaiban. Karena itu seyogyanya kita bangga dan kagum pada diri sendiri, juga pada orang lain, sebab kita semua berharga. Berharga karena diciptakan Allah swt. Selain itu, prinsip kecerdasan spiritual adalah sadar bahwa kita tinggal di jagad raya yang luas dan berdampingan dengan makhluk hidup yang lain. Cinta kepada alam adalah ciri khas orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Beberapa prinsip kecerdasan spiritual dalam kehidupan sehari-hari antara lain: ( Ingatkan anak betapa ajaib dan berharga dirinya, begitu juga orang lain. Ajarkan anak untuk menarik pelajaran dari peristiwa-peristiwa di dalam hidup. Belajar dari kegagalan, kesakitan, kemenangan, dan lain-lain. Carilah selalu aspek positif dan hikmahnya. Ajarkan anak menghargai alam dengan menghayati keindahannya, menikmati bunyian alam, menghirup udara segar, memgamati bintang di langit, menyayangi bintang, dll. 11
12 Pancing anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik tentang gejala alam, seperti mengapa terjadi pelangi, hujan, banjir, gravitasi, dll. Luangkan waktu untuk istirahat. Bersama anak gunakan hal tersebut sebagai alat spiritual untuk menghayati konteks dan makna hidup Bimbingan Konseling Islam Secara harfiah istilah bimbingan merupakan terjemahan dari guindance dari akar kata guide berarti 1) mengarahkan (to direct), 2) memendu (to pilot), 3) mengelola (to manage), 4) menyetir (to steer). Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut: bimbingan merupakan suatau proses yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis yang berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan (Yusuf dan Nasution,2005:6) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi di antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik terhadap kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. Yang dimaksud dengan konseling dalam islam adalah landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat berlangsung baik dan 12
13 menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu (Al-Qur an) dan paradigma kenabian (As-Sunnah) (Adz-Dzaky,2008:190). Berdasarkan analisis kerangka berpikir diatas, maka dapatlah ditarik kesimpulan gambaran kecerdasan spiritual siswa dapat dilihat melalui metode bimbingan konseling islam. F. Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian yang dikehendaki, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang akan penulis teliti adalah Yayasan MI Ar-Rohmah yang berada di jalan Pangalengan KM 25, Cikalong kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung Jawa Barat. Objek yang diteliti adalah 20 orang siswa kelas V MI Ar-Rohmah, karena usia siswa kelas V merupakan fase/tahap dimana fase perkembangannya berubah-ubah sehingga sangat menarik untuk diteliti. Dan tertarik meneliti di MI Ar-Rohmah, karena di daerah kecamatan cimaung sangat jarang sekolah yang ada guru Bimbingan Konselingnya. Dan tidak ada yang menggunkan metode bimbingan konseling islam selain di MI Ar-Rohmah. 2. Menentukan Jenis Data Data adalah hasil penelitian baik yang berupa fakta ataupun angka(arikunto, 2006:118). Data dalam penelitian ini data kualitatif. penelitian 13
14 kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:60) 3. Menentukan Sumber Data Sumber data yang digunakan, meliputi: Data primer, yaitu sumber data utama yang dapat dijadikan jawaban terhadap masalah penelitian. Sumber data primer: siswa kelas V (20 orang) MI Ar-Rohmah, guru Bimbingan Konseling(1 orang), wali kelas V MI Ar-Rohmah (1 orang). Data sekunder, yaitu: 1. Buku-buku tentang Bimbingan konseling, Bimbingan Konseling Islam, Spiritual Quotient 2. Dokumen resmi MI Ar-Rohmah, data-data perkembangan siswa kelas V MI Ar-Rohmah. 4. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif di mana tujuannya adalah untuk menggambarkan menggunakan aktual bahasa untuk komunikasi. Berdasarkan pandangan Moleong (1983: 3) menegaskan bahwa penelitian kualitatif adalah pencarian data dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan deskriptif dianalisis. 14
15 Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah aplikasi sistematis dari masalah dan data dalam bentuk lisan dan tulisan. Dengan alasan di atas, penulis ingin mencoba mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana ganmbaran kecerdasan spiritual siswa dengan metode bimbingan konseling islam di MI Ar-Rohmah. 5. Tehnik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument dalam bentuk observasi, wawancara, teknik angket, dan studi kepustakaan. 1) Observasi Menurut Muhammad Ali yang dikutip oleh Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2007:188) Observasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik ini dimaksudkan untuk menggali data tentang realitas objektif yang berlangsung di lokasi penelitian, juga berbagai masalah lain yang berhubungan dengan penelitian ini dan digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh program bimbingan konseling islam terhadap perkembangan spiritual anak di yayasan MI Ar-Rohmah. 2. Wawancara Wawancara menurut Yaya Suryana dan Tedi Priatna (2007: 195) adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara ini dilakukan 15
16 dengan para guru Bimbingan Konseling MI Ar-Rohmah. Dengan wawancara ini diharapkan mendapatkan data sebagai pelengkap dari data-data lain yang telah di dapatkan dengan teknik lain atau yang belum didapat. Dan juga untuk mengetahui kondisi siswa dalam menjalankan perilaku Islami, teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang akurat dalam masalah ini. 3. Studi Kepustakaan Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi teoritik tentang variabel-variabel yang akan diteliti. Teknik ini dipilih karena dapat menunjang dan memperkuat hasil penelitian, dipergunakan rujukan dan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan hasil yang diteliti. Studi kepustakaan yang dimaksud disini adalah mendayagunakan informasi yang terdapat dalam berbagai literatur untuk menggali konsep dasar yang ditemukan para ahli untuk membantu memecahkan dalam masalah penelitian ini. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Analisis data yang digunakan dalam pendekatan ini adalah data kualitatif, diantaranya: 1. Mengumpulkan redaksi data dan menyusun seluruh data yang diperoleh. 2. Mengklasifikasikan data sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Menafsirkan data yang sudah diklasifikasikan berdasarkan penalaran logis didasarkan pada fakta hasil observasi dan wawancara dengan tafsiran. 16
17 4. Menarik kesimpulan dengan bertitik tolak pada hal-hal yang telah dipertanyakan dan tujuan penelitian dan dihubungkan dengan tafsiran hasil penelitian. 17
BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi, dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah sebuah agama yang komprehensif, menguraikan tentang kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara integral dan holistik. itulah Islam, agama yang mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan seluruh umat manusia. Betapa pentingnya pendidikan sehingga siapapun tidak dapat lepas dari proses pendidikan,
Lebih terperinciPENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR SKRIPSI
PENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia senantiasa berproses, salah satunya dengan pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membawa kehidupan manusia menjadi semakin universal pada setiap asepek, baik budaya, adat istiadat maupun kehidupan beragama.sehingga masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. pelayanan bimbingan dan konseling adalah: (1) masalah-masalah pribadi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini keberadaannya dirasakan sangat penting. Oleh karena itu tugas utama dari keluarga dalam pendidikan adalah mendidik anak sebaik-baiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI
Lebih terperinciPENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Dr. Sukring, M.Pd.I. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciTEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin
A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hal yang mendasar dan sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Tanpa pendidikan,manusia tidak akan berkembang disegala aspek kehidupannya.
Lebih terperinci: Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya
GLOSARIUM Akal : Sifat pengetahuan yang tempatnya dalam khasanah qalbu. Jadi, akal di dalam al- Qur'an dan sunnah yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dipakai manusia untuk memahami dan mengenal hakikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. pencarian pengetahuan yang relevan dan reliable tentang dunia
32 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliable tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola pembangunan SDM di Indonesia selama ini terlalu mengedepankan IQ (kecerdasan intelektual) tetapi mengabaikan EQ (kecerdasan emosi) terlebih SQ (kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah komunikasi, baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Komunikasi itu sendiri berlangsung dalam berbagai konteks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah subhanahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan alat ukur kemajuan suatu bangsa. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ia berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan
Lebih terperinciModul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA
Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dikerjakan secara sadar serta terencana untuk mewujudkan keadaan serta sistem evaluasi supaya peserta didik secara aktif dapat
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan dan Kompetensi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Islam yang terdiri dari berbagai dimensi ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati anak-anak dalam setiap harinya akan menemukan bahwa masing-masing anak memiliki keunikan dan keistimewaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.
BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyahnya. Karena kesempurnaannya dapat memahami, mengenal secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat di artikan sebagai usaha membina kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal ini sesuai peranan pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi, cerdas, kreatif dan produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyak orang meyakini bahwa orang yang cerdas adalah orang yang memiliki kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada kenyataannya, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Nabi Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) merupakan usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciSiti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09
Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09 landasan filosofis landasan psikologis landasan sosial-budaya landasan ilmu pengetahuan dan teknologi Landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada saat sekarang ini tergolong sangat buruk yang mengakibatkan rendahnya kinerja institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciBAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari pelayanan pendidikan dan pengajaran di sekolah agar setiap peserta didik dapat berkembang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) Naskah Publikasi Oleh : RAHMAD SETYAWAN F 100 070 035 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa manusia dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dalam mencapai maksud tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu cabang ilmu manajemen, manajemen sumber daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada dasarnya pendekatan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di dunia ini, makin bertambah kompleks masalah-masalah kehidupan manusia dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pernah memiliki masalah konflik dan situasi atau kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain atau lingkungan siswa.
Lebih terperinciDelapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa
Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Disusun oleh Saifulloh el Faruq dan Rouhdy Rangga, untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kependudukan. Di era globalisasi saat ini, realita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya mempunyai tujuan untuk membangun manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa tujuan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa pusat kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting, sebab kemungkinan terjadi ketidak-jelasan bagi siswa atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak pada kualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki pengertian yang sangat luas. Kecerdasan menurut para ahli adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Kecerdasan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000), mengartikan bahwa kecerdasan sebagai perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorentasi pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang hendak peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan turun langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Allah, sehingga mampu melahirkan ide-ide yang kreatif. Salah satu kelebihan manusia di antaranya, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tangung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek kehidupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan memiliki kedudukan strategis untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam membangun kecerdasan dan keperibadian manusia menjadi lebih baik. Pendidikan secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas vital dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya arus globalisasi menuntut semua aspek kehidupan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangannya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mencuatnya prestasi gemilang Gita Gutawa, meski masih berusia belia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencuatnya prestasi gemilang Gita Gutawa, meski masih berusia belia, namun ia mampu menorehkan prestasi di berbagai ajang festival menyanyi internasional. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa cinta dan kasih sayang, dan masing-masing suami-istri memainkan peran pentingnya untuk
Lebih terperinciPENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)
PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem pendidikan selama ini lebih menekankan pentingnya nilai akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku sekolah dasar sampai bangku
Lebih terperinci