PENANGANAN SPESIMEN LABORATORIUM NO NO Revisi Halaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENANGANAN SPESIMEN LABORATORIUM NO NO Revisi Halaman"

Transkripsi

1 UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng PENANGANAN SPESIMEN LABORATORIUM NO NO Revisi Halaman Prosedur Tetap Terbitan Tgl Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng A. Makkulasse,S.Sos Nip Prosedur tetap penanganan adalah prosedur baku yang di buat oleh petugas atau Pemimpin laboratorium yang memuat aspek tata cara melakukan penerimaan, pemberian identitas, penyimpanan specimen rujukan yang telah di bakukan dan dilaksanakan di Instalasi Patologi Klinik RSUD Tenriawaru Watampone. 2. Pemberian identitas specimen adalah tata cara menulis identitas yang lenkap di buku registrsi dan blangko pemeriksaan dan memberikan label yang di tempelkan pada wadah specimen. 3. Pengambilan specimen adalah tatacara untuk memperoleh specimen secara benar dari pasient rawat jalan dan inap. 4. Penerimaan sesimen adalah tata cara penerimaan jenis specimen pemeriksaan menentukan apakah specimen tersebut memenuhi syarat untuk di periksa. 5. Penempungan specimen adalah tata cara mengumpulkan dan menampung specimen pada wadah secara benar. 6. Penyimpanan specimen adalah tata cara penyimpanan specimen untuk beberapa waktu sampai waktu yang di tentukan. 7. Pengiriman specimen adalah tata cara penyiapan dan pen gemasan specimen untuk di kirim ke Laboratorium lain. 1. Untuk menghindari kesalahan specimen satu dengan yang lainnya 2. Untuk mendapatkan dan menyiapkan specimen yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan,untuk menunjang hasil tes laboratorium yang bermutu dan dipercaya. 3. Sebagai panduan untuk menyimpan spesimen secara benar agar tidak terjadi perubahan yang signifikan. UPTD CARA PENGAMBILAN SPESIMEN

2 Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng NO. NO REVISI: HALAMAN : TETAP Terbitan Tgl Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng A. Makkulasse,S.Sos Nip PENGERTIAN TUJUAN Cara pengambilan spesimen adalah tata cara untuk memperoleh spesimen secara benar dari pasien rawat jalan dan rawat inap Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk pengambilan spesimen Tempat pengambilan spesimen 1. Untuk pasien rawat jalan : ruang sampling unit pelayanan laboratrium 2. Untuk pasien rawat inap: ruang perawatan 3. Pengambilan specimen tidak dilaksanakan /ditunda bila: - identitas pasien tidak cocok dengan data dalam pormulir permintaan teks. - Jumlah spesimen tidak cukup. - Bila sesatu hal, pasien menolak untuk mengambil specimen, maka harus dibuat pernyataan tertulis dan ditanda tangani oleh pasien keluarganya dan petugas yang bersangkutan. A. Ruang untuk tempat pengambilan spesimen 1. Pengambilan di ruang sampling laboratrium (pasien rawat-jalan) 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratrium yang memakai jas praktikum. 2. Memanggil pasien sesuai nomor urut

3 3. Memeriksa format permintaan dan menanyakan identitas pasien sesuai format 4. Konfirmasi persiapan pasien sebelumnya sesuai permintaan klinisi ( misalnya puasa ) 5. Mempersiapan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tes 6. Menyiapkan label rekat dan menulis No. Lab, Nama, Tgl, jam pengambilan, dan jenis spesimen, yang akan ditempelkan pada wadah-wadah yang sudah disiapkan 7. Mengatur posisi pasien ( duduk atau baring ) 8. Minta pasien duduk santai ditempat yang sudah disediakan ( pasien mungkin perlu dibaringkan sesuai kondisinya ) 9. Memberikan penjelasan seperlunya kepada pasien misal: - Maksud dilakukan pengambilan spesimen - Tindakan yang dilaksanakan - Rasa sedikit nyeri pada waktu jarum ditusukkan 10. Melakukan pengambilan spesimen secara benar ( lihat cara pengambilan masing-masing spesimen ) 11. Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang sesuai dan memenuhin syarat 12. Wadah yang telah berisi spesimen harus segera dikirim / dibawah keruang tes yang diminta. Bila tes tidak dapat dilakukan dengan cepat / tidak dapat dikirim segera untuk diperiksa, maka spesimen dapat disimpan dalam tengang waktu tertentu ( lihat pada SOP cara penyimpanan spesimen ) 2. Pengambilan di Ruang Perawatan (untuk pasien Rawat Inap) 1. Dilaksanakan oleh petugas Laboratorium yang memakai jas praktikum 2. Petugas laboratorium yang bertugas mencek formulir

4 permintaan pemeriksaaan, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan keperluan tes 3. Petugas laboratorium menemui pasien yang akan diambil spesimennya sesuai nama dan identitas dalam formulir permintaan 4. Memberikan penjelasan sepenuhnya kepada pasien 5. Melakukan pengambilan spesimen secara benar ( lihat cara pengambian masing-masing spesimen ) 6. Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang sesuai dan memenuhi syarat 7.Wadah yang telah berisi spesimen harus segera dikirim / dibawah ke ruang tes sesuai dengan tes yang telah diminta Cara Pengambilan spesimen 1. Pengambilan spesimen darah vena Cara pengambilan punksi vena dapat digunakan dengan cara tabung vakum, semprit atau wing needle Alat dan Bahan: - sarung tangan - kapas alcohol 70% - torniket dari karet ( 2,5x 45 cm) manset sentimeter - evacuatesampe tube (tabung hampa udara) dengan atau tanpa zat aditif (ditandai dengan warna yang ada pada tutup tabung vakum) - plaster Cara kerja a. Dilakukan oleh petugas laboratrium b. Memilih daerah yang akan difungksi (antecubital, dorsum manus, dll) dan palpasi pada daerah tersebut (pasien disuruh menggenggam tangannya agar vena lebih muda teraba) c. Bersihkan dengan alcohol 70% secara sirkuler dari sentral

5 keluar, biarkan mengering d. Pasang torniket (lebar cm)/ manset 7,5 10 cm diatas daerah fungsi sehingga terjadi bendungan vena. Pemasangan tidak boleh lebih dari 1 menit e. Pasien tidak boleh memompa tangannya (mengempal dan relaksasi berganti-ganti) f. Sebelum jarum ditusukkan flebotomis harus memberi tahu pasien, misalnya maaf ya, sakit sedikit g. Setelah alkohol mengering, tusuk vena yang akan diambil darahnya, ambil sesuai kebutuhan sambil lepas torniquet, dan lepaskan jarum dan tekan dengan kapas kering dan diplaster h. Lepaskan jarum dari tabung spoit dan masukkan darah kedalam tabung dan beri lebel. Bila tabung vakum berisi zat adiktif maka tabung dibolak-balik sebanyak 5-10 kali agar tercampur dengan zat adiktifnya. 2. Pengambilan spesimen darah kapiler: Alat dan bahan: - kapas alkohol 70% - lanset steril Cara kerja: a. Bersihkan jari tangan dengan kapas alkohol 70%, biarkan mengering b. Tusuk dengan lanset steril tegaak lurus terhadap permukaan kulit jari tangan c. Buang tetesan pertama dengan menggunakan kapas steril, kemudian ambil tetesan berikutnya sesuai kebutuhan d. Bersihkan bekas tusukkan dengan kapas steril dan tutup dengan plaster e. Beri lebel yang sesuai dengan wadah specimen 3. Cara pengambilan specimen urine

6 a. Petugas memberikan penjelasan tentang cara menampung urine dalam botol yang telah disediakan sesuai dengan jenis pemeriksaan : - Urine sewaktu (urin yang dikemihkan kan pada suatu waktu yang tidak ditentukan secara khusus) - Urin pagi (urin yang pertama kali dikemihkan pada pagi hari setelah bangun tidur) - Urin post-prandial (urin yang pertama kali dikemihkan pada 1,5-3 jam setelah makan) - Urin 24 jam misanya: urin yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang. Semua urin yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk urin jam 7 pagi esok harinya. Urin 24 jam sering memerlukan pengaet (tergantung jenis tes urin) untuk melindungi spesimen dari dekomposisi dan komtaminasi - Urinn siang 12 jam (urin yang dikeluarkan jam 7 pagi sampai jam 7 malam - Urin malam 12 jam ( jam 7 malam sampai jam 7 pagi) - Urin 3 gelas dan urin 2 gelas (berguna untuk memberikan gambaran radang atau lesi yang terdapat pada saluran kemih pria b. Tampung urin kedalam wadah/botol yang bersih kira-kira 10 cc, dengan cara pasien diseluruh kemih dimana urin pertama kali dibuang, yang diambil baru kemih bagian tegah dan urin terakhir dibuang 4. Cara pengambilan spesimen tinja (feses) Ambil specimen feses dengan menggunakan ujung lidi yang bersih dan masukkan pada botol / wadah yang bersih dan tertutup. Ambil bagian-bagian fases yang terlihat mencurigakan misalnya darah, lender, dll 5. Cara pengambilan spesimen sputum (dahak)

7 Cara pelaksanaan pengumpulan dahak SPS S (sewaktu): sputum dikumpulkan pada saat dating pertama kali dan saat pulang pasien diberi pot untuk pemeriksaan hari kedua P (pagi) : sputum dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawah dan diserahkan sendiri pada petugas laboratrium S (sewaktu) : sputum diserahkan pada hari kedua, pada saat menyerahkan dahak pagi. 1. petugas laboratrium memberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan cara mengeluarkan sputum, dan menjelaskan perbedaan sputum dengan ludah 2. pasien berdiri tegak atau duduk tegak 3. pasien diminta untuk menarik napas dalam 2-3 kali kemudian keluarkan napas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali samapi sputum keluar 4. sputum yang dikeluarkan ditampung langsung dalam wadah dengan cara melekatkan wadah kemulut. Amati keadaan sputum, sputum yang berkualitas baik tampak kental purulen dangan volume cukup 3-5 ml 5. tutup wadah dengan erat 6. spesimen dikirim ke ruang pemeriksaan / laboratrium UPTD CARA PEMBERIAN IDENTITAS

8 Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng NO. NO REVISI: HALAMAN : TETAP Terbitan Tgl Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng PENGERTIAN TUJUAN A. Makkulasse,S.Sos Nip Cara pemberian identitas spesimen adalah tata cara menulis identitas yang lengkap dibuku registrasi dan blanko pemeriksaan dan memberikan lebel yang ditempelkan pada wadah spesimen Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk pemberian identitas spesimen Untuk menghindari kesalahan spesimen satu dengan yang lain - Pemberian identitas harus ditulis dengan lengkap pada blanko pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan - Spesimen yang tidak lengkap identitasnya, pemeriksaannya ditunda / tidak dilaksanakan A. Alat: - pulpen - kertas lebel - spidol permanen (bila tidak menggunakan kertas lebel) B. Cara pemberian identitas spesimen 1. Pemberian identitas dilaksanakan oleh analis laboratrium yang bertugas 2. Identitas yang lengkap ditulis pada buku regestrasi dan blanko pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan berupa: a. Tanggal permintaan

9 b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen c. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekan medik) d. Identitas penirim (nama, alamat/ruangan, nomor, telefon) e. Identitas spesimen (jenis, volume, lokasi pengambilan) f. Pemeriksaan laboratrium yang diminta g. Nama pengambilan spesimen h. Trnspor media/ pengawet yang digunakan i. Keteranagan klinis: diagnosa atau riwayat singkat penyakit, riwayat pengobatan 3. Identitas pada kertas lebel berupa nomor urut lab, nama, umur, jenis kelamin pasien, jenis spesimen, tanggal dan jam pengambilan, kemudian ditempel pada wadah yang sudah berisi spesimen (tabung reaksi, botol, atau slide). Bila tidak menggunakan kertas lebel, bisa menggunakan spidol permanen dan menulis pada wadah yangg berisi spesimen 4. Spesimen yang sudah lengkap identitasnya kemudian dikerjakan sesuai permintaan UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng CARA PENERIMAAN SPESIMEN NO: NO Revisi : HALAMAN:

10 TETAP Terbitan Tgl Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng PENGERTIAN TUJUAN A. Makkulasse,S.Sos Nip Cara penerimaan spesimen adalah tata cara penerimaan jenis spesimen pemeriksaan, menentukan apakah spesimen tersebut masih memenuhi syarat untuk diperiksa. Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk penerimaan spesimen 1. Spesimen yang diterima harus dengan identitas yang lengkap 2. Spesimen harus cukup sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, dan memenuhi syarat pemeriksaan (tidak boleh rusak) a. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket peneriman untuk pencatatan oleh petugas administrasi laboratrium b. Spesimen yang diterima harus dilengkapi dengan identitas yang lengkap c. Spesimen dibawah / ditempatkan pada loket khusus penerimaan specimen d. Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah tumpah dan bocornya spesimen e. Wadah harus dapat didisenfeksi disterilkan f. Wadah harus terbuat dari bahan tidak mudah pecah atau bocor g. Loket peneriman wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah atau bocor

11 h. Wadah diberi lebel tentang identitas spesimen i. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastic yang dapat di desinfeksi atau disterilkan ulang j. Baki harus di desinfeksi / disterilkan setiap hari k. Wadah terletak diatas baki dalam posisi berdiri l. Spesimen dianalisa sesuai permintaan pemeriksaan (hematologi, kimia, klinik, imunologi, cairan tubuh, dll) UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng CARA PENAMPUNGAN SPESIMEN NO: NO REVISI: HALAMAN : Terbitan Ditetapkan

12 TETAP Tgl Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng PENGERTIAN TUJUAN UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 A. Makkulasse,S.Sos Nip Cara penampungan spesimen adalah tata cara mengumpulkan dan menampung spesimen pada wadah secara benar. Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk penampungan spesimen 1. Wadah harus cukup memadai untuk spesimen sesuai dengan jenis tes. 2. Spesimen tidak boleh tumpah atau keluar dari wadah. 3. Wadah harus disertai identitas yang jelas. Darah: Urin: Fases Wadah berupa tabung reaksi yang steril, kering dan tertutup rapat. Petugas laboratrium yang bertugas menampung pada wadah tersebut yang volumenya sesuai dengan jumlah spesimen yang dibutuhakn (untuk tes tertentu diperlukan antikoagulan atau medium transport tertentu untuk mikrobiologi yang sesuai dengan jenis tes yang diminta) Wadah berupa plastic atau kaca bermutu lebar, tertutup esktip, kering dan steril. Pasien disuruh menampung urinnya pada waktu tersebut. Wadah berupa plastic atau kaca bermulut lebar, tertutup, kering dan steril CARA PENYIMPANAN SPESIMEN NO: NO.REVISI: HALAMAN: Tacipi, Kec Ulaweng Terbitan Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

13 TETAP Tgl PENGERTIAN TUJUAN A. Makkulasse,S.Sos Nip Penyimpanan spesimen adalah tata cara peyimpanan spesimen untuk beberapa waktu samapi batas waktu yang ditentukan. Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk penyimpanan spesimen Penyimpanan spesimen dilakukan jika situasi/ keadaan tertentu mengharuskan pelaksaan tess ditunda (gangguang PLN, alat tergangu, beban kerja terlampaui besar, tes tertentu yang sudah ditentukan jadwalnya misalnya tes imunologi). 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratrium. 2. Spesimen disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor. 3. Wadah diberi lebel berisi tentang tulisan identitas pasien, tanggal, jam pengambilan, jenis spesimen, dan jenis tes yang diminta. 4. Wadah yang sudah mengandung spesimen ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dengan tenggang waktu penyimpanan sesuai dengan jenis tes yang diminta Darah lengkap untuk tes: Darah rutin (darah EDTA): spesimen stabil disimpan sampai 2 jam pada suhu kamar atau disimpan pada suhu 4 0 C sampai 24 jam. Serum / Plasma Cara mendapatkan serum / plasma: 1. Serum harus dipisahkan paling lama 1 jam setelah pengambilan darah. 2. Darah diambil kira-kira 5-7 ml kemudian disentrifus1000rpm. 3. Serum dipisahkan dari bekuan darah dengan pipet yang

14 bersih dan steril. 4. Bila tes tidak segera dilakukan maka serum disimpan pada suhu C atau pada C bila disimpan bertahun-tahun. Beberapa contoh tes rujukan dengan waktu penyimpanan dibawah ini: Fe dan TBC (serum): spesimen stabil disimpan pada suhu kamar selama 4 hari, dan dapat bertahan selama 7 hari pada suhu 4 0 C. Glukosa:serum stabil disimpan sampai 2 jam pada suhu kamar, plasma stabil disimpan sampai 1 jam pada suhu kamar. Fraksi lipid (serum/ plasma EDTa, heparin): stabil disimpan pada suhu 4 0 C selama 5-7 hari, pada suhu 20 0 C selama 3 bulan. Pada sampel lipemik dilarutkan dengan NaCl 0,9 % 1:4, dan sampel ini padat disimpan selama selama 3 hari pada sushu 4 0 C. CK (creatin kinase), CK MB (serum/ plasma, EDTA, heparin): stabil disimpan 24 jam pada suhu kamar, dan 1 minggu pada suhu 4 0 C. LDH (serum/ plasma, EDTA, heparin): stabil disimpan selama 2 hari pada suhu 4 0 C Tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin): digunakan specimen serum/plasma heparin, sebaiknya diperiksa beberapa jam setelah pengambilan, atau disimpan dalam lemari pendingin Tes serologi hepatitis (HbsAg, Anti HBs, Anti HBc IgM, Anti HVC): Digunakan spesimen serum / plasma EDTA, heparin, sitrat. Spesimen ini stabil selama 3 hari pada suhu C, stabil selam 3 bulan pada suhu-20 0 C Tes anti HIV-1, HIV-2: digunakan spesimen serum/plasma EDTA, heparin, sitrat. Spesimen ini stabil selama 3-7 hari

15 pada suhu C, stabil selama 3 bulan pada suhu c Tes eletrolit (natrium, kalsium, clorida): serum/plasma heparin (lithium /Na-heparin), spesimen ini stabil disimpan selama 10 hari pada suhu C Urin: stabil sampai 2 jam pada suhu kamar, jika terpaksa ditunda >2 jam maka urin disimpan pada suhu 4 0 C, bila perlu gunakan pengawet urin (lihat SOP cara pengambilan sampel). Pemilihan jenis pengawet harus diperhatikan agar tidak menimbulkan kesalahan dalam interprestasi hasil). Tes bakteri/ Mikrobiologi (Pemeriksaan Rujukan) : 1. Penyimpanan untuk bakteri tertentu ( darah ) dilakukan pada suhu kamar, tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. Tidak boleh disimpan dalam lemari es. 2. Spesimen untuk isolasibakteri seperti sterptococcus pyogenes harus disimpan dalam transpor medium. 3. Darah yang mengandung sedikit bakteri disimpan pada medium enrichemen, misanya salmonella spp dalam medium empedu. 4. Spesimen untuk isolasi Neisseria gonorhoae (sekret) tidak boleh disimpan dalam suhu dingin, atau disimpan dalam medium transport (medium stuart) 5. Urin disimpan pada suhu C, tidak lebih dari 18 jam. 6. Tinja : dapat disimpan selama 2 jam pada suhu kamar. Bila >2 jam tinja dimasukkan dalam media carry & Blair pada suhu kamar, atau pada suhu2-8 0 C. UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng TETAP CARA PENGIRIMAN SPESIMEN NO: NO REVISI: HALAMAN: Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

16 PENGERTIAN TUJUAN A. Makkulasse,S.Sos Nip Pengiriman spesimen adalah tata cara penyiapan dan pengemasan spesimen untuk dikirim ke laboratrium rujukan Sebagai acuan dalam penerapan langka-langka untuk pengiriman spesimen Pengiriman spesimen ke laboratrium rujukan dilakukan pada tes tertentu yang fasilitas pemeriksaannya belum tersedia. 1. Spesimen dikemas dalam kotak khusus untuk pengiriman dalam 3 lapisan dari dalam keluar; Wadah kedap air berisi spesimen Wadah kedap air dengan bantalan absorben untuk mengisi spesimen bila bocor karena guncangan Wadah yang melindungi dari pengaruh luar 2. Spesimen dibuatkan berita acara dengan mencantumkan identitas spesimen berupa nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, tanggal, jam pengiriman, nomor pengiriman, laboratrium rujukan yang dituju, tanda tangan kepala analis/ atau yang mewakili. 3. Pada bagian luar paket kotak harus diberi peringatan agar bahan bisa ditangani secara khusus dan hati-hati, sehingga harus ditulis dengan huruf yang jelas Berisi bahan yang mengandung bakteri/virus penyebab penyakit 4. Pengiriman spesimen dengan paket: Spesimen dikirim dalam suhu tertentu (sesuai dengan penyimpanan tiap spesimen untuk tes tertentu) dalam wadah yang sesuai. Lindungi specimen dari panas, sinar matahari dan dingin yang terlalu kuat. Spesimen diantar lansung atau dikirim melalui jasa tranportasi yang menjamin segera mengantar kelaboratrium penerima

17

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Jalan Raya Sungai Kakap Telp. (0561) 743574 Kecamatan Sungai Kakap Kode Pos 78381 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Nomor : 445/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitan 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )

PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) No. Dokumen : 23/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-5 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr.

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN

PENUNTUN PEMBELAJARAN PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGAMBILAN, PEMBUATAN PRAPARAT LANGSUNG DAN PENGIRIMAN SEKRET URETHRA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakulytas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy 1. Pelaksanaan phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya. 4. Keadaan pasien.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM UPT. PUSKESMAS PENANAE PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM No. Dokumen : No Revisi : SOP Tanggal terbit: Halaman: Ttd.Ka.Puskesmas : N u r a h d i a h Nip.: 196612311986032087 1. PENGERTIAN Limbah

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H D 4 A N A L I S K E S E H ATA N PENGAMBILAN SAMPLE DARAH A S S Y FA U LT I I S K A N D A R G 1 C 0 1 5 0 3 7 M A R C H 2 0 1 6 CLICK HERE FROM FIRST PENGUMPULAN SAMPEL DARAH PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN KADAR TIMAH HITAM PADA SPESIMEN BIOMARKER MANUSIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang PHLEBOTOMY Oleh Novian Andriyanti (125070200111036) PSIK Reguler 2 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013 Komplikasi Phlebotomy Phlebotomy ternyata juga dapat mengakibatkan komplikasi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat penusukan bisa dipilih dari ujung jari tangan, cuping telinga, dan untuk bayi biasanya dari ujung jari kaki atau sisi lateral tumit. Jangan menusuk pada bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 05/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-4 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr. I Ketut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di laboratorium Patologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.

Lebih terperinci

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM II.1 PENGENDALIAN PRA ANALITIK II.1.1 Pengertian Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien berupa penerimaan pasien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif tentang kadar bilirubin total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo. B. Tempat

Lebih terperinci

No. Dokumen. 02/Lab/Keperawatan/05/2014. Kebijakan : Harap diperhatikan kategori pasien. Ditetapkan STANDAR Tanggal Terbit

No. Dokumen. 02/Lab/Keperawatan/05/2014. Kebijakan : Harap diperhatikan kategori pasien. Ditetapkan STANDAR Tanggal Terbit Pengertian : Pelayanan pemeriksaan PELAYANAN yang PASIEN berasal dari RAWAT poli JALAN umum, poli spesialis, rujukan dari rumah sakit atau laboratorium swasta lain, puskesmas. Tujuan : Memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian adalah dilaboratorium Klinik Analis Kesehatan UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang

Lebih terperinci

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti Dharmayanti, SpPK(K)

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti Dharmayanti, SpPK(K) PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA dr.anti Dharmayanti, SpPK(K) PRA ANALITIK PENANGANAN SPESIMEN MIKROBIOLOGI AMAT PENTING UTK AKURASI HASIL & INTERPRETASI SPESIMEN KULTUR

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Analisis Sampel

Manual Prosedur. Analisis Sampel Manual Prosedur Analisis Sampel Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Analisis Sampel Laboratorium Mikrobiologi dan Imunologi Program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya parasitologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS No. Dokumen : No. Revisi : 00. Tanggal Terbit : Halaman : 1/2

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS No. Dokumen : No. Revisi : 00. Tanggal Terbit : Halaman : 1/2 No Dokumen : No Revisi : 00 drhjnilawati NIP 19621030 200210 2 001 1 2 3 Pengertian Tujuan Kebijakan Berbagai alat dan pemrosesan spesimen di laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi petugas Untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik, Ilmu Obstetri, dan Ilmu Penyakit Infeksi.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 21/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-4 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr. I Ketut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis

Lebih terperinci

Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi

Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi ( Dibacakan pada Simposium Prosedur dan Analisis FNAB yang Tepat dalam Meningkatkan Akurasi Diagnosis ) Oleh : Bethy S. Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D Sitologi adalah

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAHAK SPS DI RAWAT INAP No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1 RSKB RAWAMANGUN STANDAR PROSEDUR OPERASION AL. dr, Elviera Darmayanti, MM

PENGUMPULAN DAHAK SPS DI RAWAT INAP No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1 RSKB RAWAMANGUN STANDAR PROSEDUR OPERASION AL. dr, Elviera Darmayanti, MM PENGUMPULAN DAHAK SPS DI RAWAT INAP OPERASION AL dr, Elviera Darmayanti, MM PENGERTIAN Pengambilan dahak sebagai penunjang penegakan diagnosa TB dengan pemeriksaan 3 spesimen Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan di laboratoruium Klinik Katub Demak. Penelitian di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Loboratorium Klinik Fikkes Unimus Jalan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN PUSKESMAS PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Laboratorium untuk menentukan penyakit. 3.kebijakan Pemeriksaan Lab. Dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasien Laboran

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH Bagian Patologi Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 KETERAMPILAN KLINIK

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan dilaboraturium

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS KEGIATAN BELAJAR-6 Tujuan Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada penyakit infeksi dan tropis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode diskriptif yang di dukung oleh studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN

Lebih terperinci

PENUNTUN CSL Keterampilan Pengambilan Sampel Usap Tenggorok

PENUNTUN CSL Keterampilan Pengambilan Sampel Usap Tenggorok PENUNTUN CSL Keterampilan Pengambilan Sampel Usap Tenggorok Penyusun Prof. Dr. Muh. Nasrum Massi, Ph D CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB FAKULTAS

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294 Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727 i SURAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba dilakukan dengan membuat proporsi antara ekstrak kulit nanas muda dan masak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba dilakukan dengan membuat proporsi antara ekstrak buah nanas masak, muda dan volume darah.

Lebih terperinci

Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Speciment Collecting and Handling. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Tahap tahap pemeriksaan spesimen : Pra analitik Analitik Pasca Analitik. Bila tahap tahap ini terlaksana dengan baik akan diperoleh hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1234567Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Banyumas II,tempat

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SPESIMEN

PENGAMBILAN SPESIMEN PENGAMBILAN SPESIMEN PENDAHULUAN Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling sering

Lebih terperinci

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471 PONOROGO STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB Pengertian Tujuan

Lebih terperinci

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN, PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN MERS-CoV dan EBOLA

PENGAMBILAN, PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN MERS-CoV dan EBOLA PENGAMBILAN, PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN MERS-CoV dan EBOLA Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI Hotel Ameroosa-Bogor, 28 Agustus 2014 Overview Struktur virus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011). Cara pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011). Cara pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu metode atau prosedur untuk mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian ini merupakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dalam bidang Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin dan Mikrobiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman : STANDAR SENAM USILA Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk menjaga tubuh dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam penelitian ini adalah kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. 3.2 Desain

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM Halaman CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Dokumen nomor : -02-001-00 Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : - URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat...

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal Menyimpan dalam kedaan off merupakan salah satu cara memperlakukan alat... 1. Alat dari bahan gelas aman apabila dibawa dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.1 Satu Tangan Dua Tangan Dua Jari Lima Jari Alat-alat laboratorium dari bahan gelas,

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS )

PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS ) PEMERIKSAAN HEMATOLOGY ( SECARA OTOMATIS ) SOP No. Dokumen :SOP/UKP-LAB/054-03O/VII/2016 No. Revisi :0/0 TanggalTerbit :18 Juli 2016 Halaman :1/1 UPTD PUSKESMAS DTP PONED KLARI dr. DINI NURDIANTI P. M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak, PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PEMERIKSAAN FISIK PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR Tindakan pengujian kesehatan yang dilakukan oleh dokter terhadap personel penerbangan yang meliputi: anamnesis,

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium Patologi Klinik yang didirikan tahun 1957, merupakan Unit Pelayanan Fungsional (UPF) dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak dan parasitologi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup bidang ilmu yang diteliti adalah bidang ilmu Patologi Klinik sub bidang hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum B Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini membahas ketentuan persiapan dan tata cara pengujian kadar air

Lebih terperinci

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. Contoh Prosedur Peminjaman Alat/Laboratorium 1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. 2. Setiap mahasiswa yang melakukan

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TEHNIK ASPIRASI SUPRAPUBIK TUJUAN

Lebih terperinci

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Winiati P. Rahayu, Roy A. Sparringa dan C.C. Nurwitri

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Infeksi Tropik. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha

Lebih terperinci

Pengambilan dan Pengiriman Sampel

Pengambilan dan Pengiriman Sampel Pengambilan dan Pengiriman Sampel Kenali Laboratorium Anda Ketahui jenis-jenis uji yang dapat dilakukan dan pilihlah yang terbaik Sediakan semua informasi yang dibutuhkan Hubungi lab bila Anda perlu informasi

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci