SILABI. Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SILABI. Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian"

Transkripsi

1 SILABI FAKULTAS : SYARIAH/ AL AHWAL AL SYAKHSHIYYAH MATA KULIAH : HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA KODE MATA KULIAH : SKS/JS : 3 SKS/1 JS STANDAR KOMPETENSI: Menjadikan Ung-Ung No. 1/1974 tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah No. 5/1975 tentang Pelaksanaan Perkawinan Instruksi Presiden No. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Buku I tentang Perkawinan Buku II tentang Kewarisan sebagai pedoman dalam menerapkan memecahkan masalah-masalah perkawinan kewarisan yang terjadi di Indonesia serta dapat menelusuri keberanjakan hukum dari al Qur an-al Hadits fiqh al madzahib serta hukum lain menjadi peraturan perungan-ungan yang berlaku di Indonesia. No Kompetensi Dasar Hasil Belajar Materi Pokok Uraian Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Waktu (Menit) Sumber / Bahan / Alat menerapkan moralitas akademik, sikap ilmiah dalam mempelajari Hukum Perdata Islam di Indonesia sehingga terbiasa patuh terhadap hukum Mengerjakan tugas terstruktur (tugas ), kegiatan, stimulasi ulangan Penilaian sikap Seluruh Menunjukkan sikapsikap : Bicara berdasarkan fakta Komitmen terhadap tugas Menghargai pendapat orang lain tidak truth claim Melaksanakan tugas dengan selalu mendasarkan pada peraturan perungan yang berlaku Berusaha memperluas menambah pengetahuan yang terkait dengan sumbersumber hukum, al

2 1 Tatap Muka 1 Qur an, al hadits, fiqh al madzahib, hukum yang lain wacana tentang hukum Islam yang seg berkembang Menghargai karya ulama-ulama madzahib tentang hukum keperdataan Islam menerapkan pengertian menganalisis sejarah pelembagaan hukum Islam sebagai hukum positif serta kekuatan hukumnya dalam tata hukum nasional di Indonesia Pengertian, Latar Belakang, Ruang Lingkup Kekuatan Hukum Perdata Islam di Indonesia Menggali informasi tentang pengertian hukum perdata Islam di Indonesia Menkan proses masuknya hokum Islam di Indonesia proses positifikasi hokum Islam menjadi bagian dari tata hokum nasional Menjelaskan pengertian hukum perdata Islam Mendeskripsikan proses masuknya hukunm Islam di Indonesia positifikasinya, faktorfaktor pendukung penghambat Mengidentifikasi ranah hokum Islam yang menjadi bagian hokum nasional Power of Two Ismail Suny, "Hukum Islam Politik Hukum Nasional" dalam Panji Masyarakat, 21 Oktober Ismail Suny, "Kompilasi Hukum Islam ditinjau dari Perubahan Teori Hukum Indonesia" dalam Suara Muhammadiyyah No. 16 Th. 76 Agustus 1991 Ismail Suny, Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, dalam Drs. Amrullah Ahmad, SF. Dkk. (ed.), Dimensi Hukum Islam Sistem Hukum Nasional Eddi Rudiana Arief dkk,

3 2 Tatap Muka 2 memahami dasar prinsip perkawinan agar kelak mampu menerapkannya Dasar Prinsip Perkawinan Menelusuri ayat-ayat al Qur an hadits Nabi yang menjadi dasar prinsip perkawinan serta menghubungkannya dengan maqasid al syariah pelembagaannya sebagai prinsip perkawinan dalam peraturan perungungan Mendeskripsikan normatiofitas lembaga perkawinan realisasi tujuan perkawinan sebagaimana yang disyariatkan senantiasa meniscayakan didasarkan pada prinsip-prinsipnya search Hokum Islam di Indonesia, Perkembangan Pembentukan Eddi Rudiana Arief dkk, Hokum Islam di Indonesia,Pemikiran Praktik. Rifyal Ka bah, Hukum Islam di Indonesia, Perspektif Muhammadiyah NU. Busthanul Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Abdul Gani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia Cik Hasan Basri dkk, Kompilasi Hukum Islam Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional. Moh. Mahfud MD, dkk. Peradilan Agama Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia Amir Syarifuddin, Pembaharuan Pemikiran dalam Hukum Islam. Muhammad Daud Ali,

4 3 Tatap Muka 3 memahami pengertian peminangan, menentukan syarat-syaratnya implikasi hukumnya untuk menjaga keabsahan penyelenggaraan paminangan 4 Tatap Muka 4 menentukan hal-hal yang menyebabkan keabsahan perkawinan hal-hal yang menyebabkan perkawinan dilarang sehingga bisa Peminangan, Syarat Akibat Hukumnya Syarat, Rukun, Mahar Larangan Perkawinan Pencatatan, Akta Nikah, Perjanjian Menggali data normatif yang mendasari penyelenggaraan peminangan, syaratsyaratnya implikasi hukumnya dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974 KHI Menelaah data tentang hal-hal yang harus dipenuhi dalam suatu perkawinan, baik syarat, rukun maupun wajibnya dalam al Qur an, Menjelaskan pengertian, syarat-syarat peminangan batas-batas kewenangan bagi pelaku peminangan Menjelaskan tata cara, syarat, rukun yang wajib dipenuhi dalam suatu perkawinan serta mampu mendeskripsikan perkawinan yang dilarang search search Pengantar Hukum Islam Tata Hukum Islam di Indonesia. Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. UU No1 / 1974 KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al

5 memperhatikan perkawinan yang seharusnya dilakukan memahami admistrasi batas-batas kewenangan perkawinan sehingga mampu menyimpulkan urgensi admistrasi implikasinya dalam perkawinan Perkawinan Ta lik Talak hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974, KHI Peraturan Pemerintah No. 5/1975 Menkan bentuk-bentuk perjanjian yang bisa dilakukan dalam perkawinan melakukan simulasi pencatatan pembuatan akta nikah serta memberikan referensinya dari al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974, KHI Peraturan Pemerintah No. 5/1975 Mendeskripsikan administrasi perkawinan membuat bentukbentuk perjanjian yang bisa dilakukan Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. UU No1 / 1974, Peraturan Pemerintah No. 5/1975 KHI 5 Tatap Muka 5 menganalisis keabsahan suatu perkawinan sehingga bisa menentukan perkawinan yang harus dicegah atau yang dibatalkan menerapkan alasanalasan yang membolehkan poligami Pencegahan Pembatalan Perkawinan Poligami Perkawinan Wanita Hamil Menkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan suatu perkawinan dicegah atau dibatalkan serta menyertakan referensinya dari al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974, KHI Mendeskripsikan perkawinan yang harus dicegah atau dibatalkan menunjukkan contoh-contoh kasus perkawinan yang dicegah atau dibatalkan Mendeskripsikan perkawinan poligami, hokum, alasan prosedurnya serta search 1X Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al

6 prosedur yang harus dilalui serta mensikapi perkawinan yang dilakukan dengan wanita hamil Peraturan Pemerintah No. 5/1975 Menkan alasan-alasan yang memperkenankan poligami dilakukan menurut hukum Alasan perkawinan terhadap wanita hamil dilakukan, hukum implikasinya serta menyertakan referensinya dari al- Qur an Hadits Nabi, Fiqh, UU No. 1/1974, KHI Peraturan Pemerintah No 5/1975 menunjukkan contohcontoh kasus poligami. Dan menjelaskan hokum perkawinan yang dilakukan oleh wanita hamil serta implikasinya. Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia.. UU No1 / 1974, Peraturan Pemerintah No. 5/1975 KHI 6 Tatap Muka 6 menentukan hak kewajiban masingmasing suami istri serta status hokum harta kekayaan mereka sehingga dapat memposisikan mereka secara proporsional dalam struktur keluarga Hak Kewajiban Suami Istri serta Harta Kekayaan dalam Perkawinan Menkan halhal yang menjadi hak kewajiban suami istri serta, harta kekayaan mereka dalam keluarga dengan mengkonfirmasikan pada al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974, KHI Mendeskripsikan keluarga yang harmonis yang meletakkan hak kewajiban suami istri secara proporsional serta menjelaskan harta kekayaan mereka, status hokum pembagiannya Ceramah Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al

7 Peraturan Pemerintah No. 5/1975Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974 KHI Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. UU No1 / 1974, Peraturan Pemerintah No. 5/1975 KHI 7 Tatap Muka 7 menerapkan pengertian perceraian, iddah rujuk serta memahami prosedur implikasi hukumnya sehingga dapat menentukan hal-hal yang dapat memutuskan tali perkawinan, waktu tunggu yang harus dilalui mantan istri, kemungkinan rujuk prosedurnya Perceraian (Prosedur Akibat Hukumnya), Iddah, Rujuk Prosedurnya Menkan halhal yang dapat menyebabkan terjadinya perceraian, prosedur implikasi hukumnya serta kemungkinan rujuk prosedurnya dengan mengkonfirmasikan pada al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974, KHI Peraturan Pemerintah No. 5/1975. Menjelaskan pengertian perceraian, iddah, rujuk mendiskripsikan prosedurnya serta menunjukkan contohcontoh perceraian beserta iddahnya perceraian yang masih bisa dirujuk berikut prosedurnya Ceramah Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di

8 8 Tatap Muka 8 menerapkan pengertian wali, yang mendapat akses sebagai wali, memahami fungsi, peran tanggung jawabnya terhadap anak Perwalian Pemeliharaan Anak Mengkaji struktur keluarga yang menentukan hak perwalian, peran tanggung jawabnya terhadap anak dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh, UU No. 1/1974 KHI 9 Tatap Muka 9 Middle Test 10 Tatap Muka 10 memahami dasar hokum yang mengasasi sebab terjadinya kewarisan Dasar Hukum Kewarisan Menggali normatifitas terjadinya kewarisan interpretasinya Menjelaskan klasifikasi wali perspektif kewenangan pihak yang paling berhak menjadi wali, peran tanggung jawab yang dituntut dalam hubungannya dengan pemeliharaan anak serta dapat memberi kepastian jawaban atas problem terkait yang muncul Menjelaskan ayat-ayat al Qur an hadits Nabi yang dirujuk sebagai dasar hokum kewarisan search search Indonesia. UU No1 / 1974, Peraturan Pemerintah No. 5/1975 KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. UU No1 / 1974 KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al

9 sehingga dapat menerapkannya dengan benar 11 Tatap Muka 11 menerapkan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kewarisan Sebab-Sebab Kewarisan dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI Menkan halhal yang dapat menyebabkan terjadinya kewarisan merujukkannya pada al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI serta interpretasinya Menjelaskan klasifikasi sebab kewarisan mengidentifikasi - yang menjadi bagian klasifikasi tersebut Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir, Hukum Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum

10 12 Tatap Muka 12 menentukan kewajiban masing-masing ahli waris atas harta pusaka sehingga dapat menerapkannya dengan benar 13 Tatap Muka 13 menentukan besarnya bagian masing-masing ahli waris atas harta pusaka sehingga dapat menerapkannya dengan benar Kewajiban Ahli Waris atas Harta Peninggalan Besarnya Bagian Masing- Masing Ahli Waris Menkan halhal yang harus dilakukan oleh ahli waris dalam upaya menyelamatkan agar harta pusaka dapat didistribusikan sesuai dengan al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI Menkan siapa dalam struktur keluarga yang berhak mendapat hak waris besarnya bagian yang diterima sebagaimana yang termaktub dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI Mendeskripsikan kewajiban yang harus dilakukan oleh ahli waris secara detail atas harta peninggalan Menjelaskan pihak-pihak dalam keluarga yang berhak atas harta peninggalan besarnya bagian yang diterima serta dapat memberikan contohcontoh kasus penerimaan harta waris, siapa yang menerima besarnya Ceramah Ceramah Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita

11 14 Tatap Muka 14 memahami konsep aul radd sehingga dapat menerapkan dengan benar 15 Tatap Muka 15 memahami pengertian konsep sistem Penyelesaian Aul Radd Sistem Penggantian Tempat Menggali pengertian aul radd konsepnya dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI, menkan latar belakang kemunculannya, rumus yang ditawarkan. Melakukan simulasi beberapa kasus yang mengharuskan penghitungan waris menggunankan konsep aul radd Menelusuri data tentang pengertian konsep sistem bagian yang diterima Menjelaskan spesifikasi contoh-contoh kasus yang mengharuskan mengunakan konsep aul radd, menyebutkan pihak yang terlibat besar bagian yang diterima Menjelaskan pengertian konsep sistem penggantian tempat, search search al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al

12 penggantian tempat sehingga dapat menentukan bilamana bagaimana sistem ini diberlakukan 16 Tatap Muka 16 memahami pengertian hibah hubungannya dengan waris serta kemunginan penarikan hibah kembali sehingga dapat menentukan penerapannya secara benar Hibah, Pengertian Hubungannya dengan Waris, Penarikan Hibah penggantian tempat dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI. Melakukan simulasi bagaimana praktik sistem ini dilakukan Menelusuri data tentang pengertian hibah mengkaitkan dengan pembagian waris serta menkan kemungkinan hibah dilakukan penarikan merujukannya dalam al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI. Melakukan simulasi bagaimana praktik sistem ini dilakukan menyebutkan contoh pihak-pihak yang terlibat serta bagian yang harus diterimakan Menjelaskan pengertian hibah hubungan dengan pembagian waris, menyebutkan contohcontoh yang relevan pihak-pihak yang terlibat Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI search Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid.

13 17 Tatap muka 17 memahami pengertian, menganalisa pelarangan wasiat kepada pihak terntu, pembatalan pencabutannya sehingga dapat menentukan penerapannya dengan benar memahami pengertian konsep wasiat wajibah sehingga dapat menentukan penerapannya dengan benar. Wasiat, Pengertian, Syarat- Syaratnya, Pihak Yang Tidak Boleh Menerima Waris, Batalnya Wasiat Pencabutannya Wasiat wajibah (kedudukan anak ayah angkat) Menggali data tentang pengertian wasiat, persyaratan penyelenggaraannya, batas-batas yang menyebabkan wasiat dapat dinyatakan batal dicabut, norma yang melatari kelembagaannya menurut al Qur an, hadits Nabi, literatur fiqh KHI. Melacak data tentang pengertian konsep wasiat wajibah digulirkan, latar belakang, data normatif yang dijadikan sandaran dalam al Qur an hadits Nabi, literatur fiqh KHI serta operasionalnya Menjelaskan hibah sebagai bagian yang disyariatkan, definisi operisional, menyebut contoh wasiat yang diperbolehkan, kasus yang tidak diberbolehkan, yang dibatalkan, yang dicabut besar bagian maksimal yang diterimakan Menjelaskan definisi, normatifitas historisitas pelembagaanya, menyebutkan contoh pihakn yang terlibat serta besar bagian search Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam. Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Ahmad Azhar Basyir,Hukum Waris Islam. KHI 18 Tatap muka 18 Final Test

14 SILABI DAN SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH JURUSAN SEMESTER SKS/JS PEMBINA : PERWAKAFAN DI INDONESIA : AL AHWAL AL SYAHSHIYAH : V : 3 SKS/1 JS : H. ISROQUNNAJAH, M. Ag.

15 SEMESTER : VI STANDAR KOMPETENSI : Menjadikan Peraturan Pemerintah No. 28/1977 tentang Pelaksanaan Perwakafan Instruksi Presiden No. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Buku III tentang Perwakafan, Ung-Ung No. 41 / 2004 tentang Perwakafan di Indonesia sebagai pedoman dalam menerapkan memecahkan masalah-masalah perwakafan yang terjadi di Indonesia. No Kompetensi Dasar Hasil Belajar Materi Pokok Uraian Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Waktu (Menit) Sumber / Bahan / Alat menerapkan moralitas akademik, sikap ilmiah dalam mempelajari Perwakafan di Indonesia Penilaian sikap Seluruh Mengerjakan tugas terstruktur (tugas ), kegiatan, stimulasi ulangan Menunjukkan sikap-sikap : Bicara berdasarkan fakta Komitmen terhadap tugas Menghargai pendapat orang lain tidak truth claim Melaksanakan tugas dengan selalu mendasarkan pada peraturan perungan yang berlaku Berusaha memperluas menambah pengetahuan yang terkait dengan sumber-sumber hukum, al Qur an, al hadits, fiqh al madzahib, hukum yang lain pendapat pakar hukum Islam yang diwacanakan Menghargai karya ulamaulama madzahib tentang hukum perwakafan

16 2 menerapkan pengertian wakaf menganalisis normatifitas pelembagaannya dalam al Qur an sebagai bagian dari hukum Islam serta menganalisa pendapatpendapat ulama tentang interpretasi ayat-ayat yang memotivasi penyelenggaraannya. 3 menerapkan pengertian wakaf menganalisis Ayat-Ayat Yang Menjelaskan Terminologi Wakaf Interpretasinya Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Legislasi Menelusuri ayat-ayat al Qur an yang menjadi dasarprinsip penyelenggaraa n pelembagaan institusi perwakafan serta mengkaji interpretasi para ulama terhadap ayat-ayat tersebut Menelusuri hadits-hadits Nabi yang menjadi dasar- Menjelaskan pengertian wakaf, ayat-ayat interpretasinya menurut para ulama yang mendasari pensyariatannya Menjelaskan pengertian wakaf, hadits-hadits Nabi interpretasinya menurut para ulama yang search search Al Qurtubi, Jami al Qur an, Ali Al Shabuni, Tafsir Ayat Al Ali Al Sais, Tafsir Ayat Al Ibn al Arabi, Ahkam al Qur an Al Razi, Ahkam al Qur an. Alî, Abd Allah Yûsuf, The Holy Qur an : Text, Translation and Commentary Al Bukhari, Shahih al Bukhari, Muslim, Shahih Muslim, Muhammad b. Isma il al Kuhlani al Shan ani, Subul al Salam.

17 normatifitas pelembagaannya dalam hadits-hadits Nabi sebagai bagian dari hukum Islam serta menganalisa pendapatpendapat ulama tentang interpretasinya yang memotivasi penyelenggaraannya. 4. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut ulama Hanafiyah 5. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut ulama Malikiyah 6. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis Institusi Wakaf Interpretasinya Wakaf Perspektif Madzhab Hanafi Wakaf Perspektif Madzhab Maliki Wakaf Perspektif Madzhab prinsip penyelenggaraa n pelembagaan institusi perwakafan serta mengkaji pendapat para ulama tentang interpretasi Mengkaji datadata yang menyebutkan pendapat ulama Hanafiyah tentang dasar, definisi tata cara penyelenggaraa nnya Mengkaji datadata yang menyebutkan pendapat ulama Malikiyah tentang dasar, definisi tata cara penyelenggaraa nnya Mengkaji datadata yang menyebutkan mendasari pensyariatannya Menjelaskan dasar, definisi hal-hal yang berhubungan dengan praktik perwakafan menurut ulama Hanafiyah Menjelaskan dasar, definisi hal-hal yang berhubungan dengan praktik perwakafan menurut ulama Malikiyah Menjelaskan dasar, definisi hal-hal yang berhubungan dengan search search search Muhammad al Mad u bi Abd. Al Rauf al Manawi, Faidh al Qadier Kamal al-dîn Muhammad b. Abd. Wâhid al-ma rûf bi ibn al-hammâm, Fath al-qadîr Ibn Ābidîn, al-durr al-mukhtâr wa Radd al-muhtâr Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. al-qarâfî, al-farûq al-dardîrî, Al-Sharh al-kabîr bi Hâshiyah al-dasûqî Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Abî Ishâq al-shairâzî, al- Muhadhdhab Abd al-wahhâb al- Sha rânî, al-mizân al-kubrâ

18 dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut ulama Syafi iyah 7 menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut ulama Hanabilah 8. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Syafi i Wakaf Perspektif Madzhab Hanbali Wakaf Perspektif PP 28/1977 pendapat ulama Syafi iyah tentang dasar, definisi tata cara penyelenggaraa nnya Mengkaji datadata yang menyebutkan pendapat ulama Hanabilah tentang dasar, definisi tata cara penyelenggaraa nnya Menelusuri normativitas penyelenggaraa n wakaf, prosedur, penyelesaian sengketa ketentuan pianya menurut PP 28/1977 serta menganalisanya dalam perspektif fiqh praktik perwakafan menurut ulama Syafi iyah Menjelaskan dasar, definisi hal-hal yang berhubungan dengan praktik perwakafan menurut ulama Hanabilah Menjelaskan perwakafan tanah milik menurut PP 28/1977, pengertian yang dimaksud, prosedur administrasinya, upaya yang ditempuh jika terjadi perselisihan mengetahui rumusan fiqhnya Abû Zakariyâ Muhyî al-dîn, Sharh al-muhadhdhab al-syarbînî al- Khatîb, Mughnî al-muhtâj al-ansârî, Abî Yahya Zakariyâ, Fath al-wahhab Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. search search al-sheikh Mar î b. Yûsuf, Ghâyat al- Muntahâ Ibn Qudâmah al-hanbalî, al- Mughnî al-buhûtî, Kasysyâf al-qinâ Ibn Taymiyah, al-fatâwâ Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. BPIH, Himpunan Peraturan Perung-ungan Perwakafan Tanah Milik. Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid.

19 9. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penyelenggaraannya menurut Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 10. menerapkan pengertian wakaf, menganalisis dasar pelembagaannya hal-hal yang berkaitan dengan tata Wakaf Perspektif Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Wakaf Perspektif UU No. 41/2004 al madhahib Menelusuri normativitas penyelenggaraa n wakaf, prosedur, administrasinya, penyelesaian sengketa ketentuan pianya menurut Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia serta menganalisanya dalam perspektif fiqh al madhahib korelasinya dengan PP 28/1977 Menelusuri normativitas penyelenggaraa n wakaf, prosedur, administrasinya, Menjelaskan perwakafan tanah milik menurut Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, pengertian yang dimaksud, prosedur, administrasinya, upaya yang ditempuh jika terjadi perselisihan mengetahui spesifikasinya dengan rumusan fiqh serta PP 28/1977 Menjelaskan pengertian wakaf menurut Ung- Ung No. 41 tahun 2004, pengertian yang dimaksud, prosedur, administrasinya, ba search search Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Abdul Gani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia Cik Hasan Basri dkk, Kompilasi Hukum Islam Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional. Moh. Mahfud MD, dkk. Peradilan Agama Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia Amir Syarifuddin, Pembaharuan Pemikiran dalam Hukum Islam. Muhammad Daud Ali, Pengantar Hukum Islam Tata Hukum Islam di Indonesia Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. BPIH, Himpunan Peraturan Perung-ungan Perwakafan Tanah Milik. Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran,

20 cara penyelenggaraannya serta spesifikasi materi yang diwakafkan menurut Ung- Ung No. 41 tahun menerapkan pengertian wakaf, filosofi legislasinya kontribusi yang diharapkan dari praktik perwakafan dalam transformasi sosial khususnya dalam ranah ekonomi serta mampu mengkontektualkan komoditas yang Wakaf Transformasi Sosial penyelesaian sengketa ketentuan pianya menurut Ung- Ung No. 41 tahun 2004 serta menganalisanya dalam perspektif fiqh al madhahib korelasinya dengan PP 28/1977 serta Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Mengkaji aspek aksiologi dari legislasi penyelenggaraa n wakaf menganalisa orientasi yang dikehendakinya dalam ayat-ayat al Qur an hadits Nabi yang atau lembaga yang ditunjuk untuk diberikan otoritas sebagai pengawas pengelola upaya yang ditempuh jika terjadi perselisihan mengetahui spesifikasinya dengan rumusan fiqh serta PP 28/1977 Inpres No. 1/1991tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Menjelaskan filosofi legislasi praktik perwakafan dari aspek aksiologinya orientasi yang dikehendakinya dalam ayat-ayat al Qur an hadits Nabi search Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai. MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai.

21 diwakafkan dalam konteks kekinian 12. memahami antara aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lembaga pemerintah yang diberi kewenangan untuk menanganinya, mengidentifikasi jenis komoditas kuantitas yang diwakafkan serta orientasi yang dikehendakinya sehingga dapat menyimpulkan bahwa antara keduanya ada korelasi positif atau sebaliknya 13. memahami antara aspek aksiologi legislasi praktik Wakaf Implementasiny a di KUA Wakaf Implementasiny a di Lembaga wakaf mengasasinya Mengkaji menganalisa aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lembaga pemerintah mengidentifikas i jenis kuatitas komoditas yang diwakafkan serta orientasinya Mengkaji menganalisa aspek aksiologi legislasi praktik Menjelaskan korelasi positif atau negatif antara filosofi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lapangan dalam hal ini KUA, menyebutkan kecenderungan komoditas yang diwakafkan beserta kuantitasnya orientasinya Menjelaskan korelasi positif atau negatif antara filosofi praktik perwakafan dengan aplikasinya di search search MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai. MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. KUA, Dokumen Wakaf Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya.

22 perwakafan dengan aplikasinya di lembaga wakaf Nahdlatul Ulama yang diberi kewenangan untuk menanganinya, mengidentifikasi jenis komoditas kuantitas yang diwakafkan serta orientasi yang dikehendakinya sehingga dapat menyimpulkan bahwa antara keduanya ada korelasi positif atau sebaliknya 14. memahami antara aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lembaga wakaf Muhammadiyah yang diberi kewenangan untuk menanganinya, mengidentifikasi jenis komoditas kuantitas yang diwakafkan serta orientasi yang Nahdlatul Ulama Wakaf Implementasiny a di Lembaga Wakaf Muhammadiyah perwakafan dengan aplikasinya di lembaga non pemerintah mengidentifikas i jenis kuatitas komoditas yang diwakafkan serta orientasinya Mengkaji menganalisa aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lembaga non pemerintah mengidentifikas i jenis kuatitas komoditas yang diwakafkan serta lapangan dalam hal ini lembaga wakaf Nahdlatul Ulama, menyebutkan kecenderungan komoditas yang diwakafkan beserta kuantitasnya orientasinya Menjelaskan korelasi positif atau negatif antara filosofi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lapangan dalam hal ini lembaga wakaf Muhammadiyah menyebutkan kecenderungan komoditas yang diwakafkan beserta kuantitasnya orientasinya search Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai. MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Lembaga Wakaf NU, Dokumen Wakaf Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai. MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam

23 dikehendakinya sehingga dapat menyimpulkan bahwa antara keduanya ada korelasi positif atau sebaliknya 15. memahami antara aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di di Institusi Sosial Keagamaan seperti Pondok Pesantren, Madraasah lainnya yang diberi kewenangan untuk menanganinya, mengidentifikasi jenis komoditas kuantitas yang diwakafkan serta orientasi yang dikehendakinya sehingga dapat menyimpulkan bahwa antara keduanya ada korelasi positif atau sebaliknya Wakaf Implementasiny a di Institusi Sosial Keagamaan orientasinya Mengkaji menganalisa aspek aksiologi legislasi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lembaga non pemerintah mengidentifikas i jenis kuatitas komoditas yang diwakafkan serta orientasinya Menjelaskan korelasi positif atau negatif antara filosofi praktik perwakafan dengan aplikasinya di lapangan dalam hal ini di Institusi Sosial Keagamaan seperti Pondok Pesantren, Madraasah lainnya, menyebutkan kecenderungan komoditas yang diwakafkan beserta kuantitasnya orientasinya search Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Lembaga Wakaf Muhammadiyah, Dokumen Wakaf Rachmat Djatnika, Tanah Wakaf. Juhaya S. Praja, Perwakafan di Indonesia: Sejarah Pemikiran, Hukum Perkembangannya. Tim Depag, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Wakaf. Tim Depag, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai. MA. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, Sebuah inovasi Instrumen Keuangan Islam Abd al Rahman al Jazairi, Kita al Fiqh ala Mazahib al Arba ah. Ibn al Rusyd, Bidayat al Mujtahid. Dokumen-Dokumen Wakaf

24 SILABI DAN SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH JURUSAN SEMESTER SKS/JS PEMBINA : ORIENTALISME DALAM HUKUM ISLAM : AL AHWAL AL SYAHSHIYAH : V : 2 SKS/1 JS : H. ISROQUNNAJAH, M. Ag.

25 SEMESTER : VII STANDAR KOMPETENSI : Mengetahui pangan-pangan para sarjana Barat tentang historisitas normativitas hukum Islam serta implementasinya, teori pendekatan yang mereka gunakan dalam memang hukum Islam, sehingga mahasiswa dapat membedakan variasi pangan tentang hukum Islam karena perbedaan perspektif sehingga memunculkan kearifan dalam melihat perbedaan yang ada di masyarakat. No Kompetensi Dasar Hasil Belajar Materi Pokok Uraian Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Waktu (Menit) Sumber / Bahan / Alat menerapkan moralitas akademik, sikap ilmiah dalam mempelajari Orientalisme dalam Hukum Islam Mengerjakan tugas terstruktur (tugas ), kegiatan, stimulasi ulangan Penilaian sikap Seluruh Menunjukkan sikap-sikap : Bicara berdasarkan fakta Komitmen terhadap tugas Menghargai pendapat orang lain tidak truth claim Berusaha memperluas menambah pengetahuan yang terkait dengan pendapat-pendapat orientalis tentang hukum Islam yang diwacanakan 1. memahami sejarah munculnya orientalisme para tokohnya sehingga pangannya yang komprehensip valid mampu mengantarkannya pada sikap yang arif Sejarah Munculnya Orientalisme Tokohnya Menelusuri latar belakang kemunculan orientalisme tokoh yang berperan di dalamnya Menjelaskan peristiwa yang melatari munculnya orientalisme menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya Information Search, Power of Two Edward Said, Orientalism. Muhammad Muslehuddin, Philosophy Islamic Law and the Orientalists Karen Armstrong, Islam, a Short History Joesoef Sou yb, Orientalisme Islam

26 2. memahami tokoh-tokoh Barat yang memiliki concern pada Timur khususnya pada kajian hukum Islam Tokoh-Tokoh Orientalis Dalam Kajian Hukum Islam Mengkaji tokoh-tokoh Barat yang memiliki concern pada kajian hukum Islam menganalisa pendapat-pendapatnya Menyebutkan tokoh-tokoh Barat yang memiliki concern pada kajian hukum Islam analisa pendapat-pendapatnya Information Search, Diskusi Edward Said, Orientalism. Noel J.A. Coulson, History of Islamic Law. Wael B.A.Hallaq, History of Islamic legal Theoris; An Intorduction to Sunni Usul al-fiqh. Joesoef Sou yb, Orientalisme Islam 3. memahami menerapkan pendekatan-pendekatan yang dipakai oleh para orientalis dalam kajian hukum Islam sehingga mampu mensikapi perbedaan yang muncul 4. memahami menerapkan Pendekatan Para Orinetalis Dalam Kajian Hukum Islam Perbedaan Karakteristik Hukum Islam Menganalisa keragaman pendekatan yang dipakai para orientalis dalam memang hukum Islam Mengkaji menganalisa perbedaan pangan para orientalis tentang Menyebutkan menjelaskan pendekatan yang dipakai para orientalis dalam mengkaji hukum Islam Menjelaskan menyebutkan perbedaan karakteristik yang dimiliki Information Search, Diskusi Information Search, Edward Said, Orientalism. Noel J.A. Coulson, History of Islamic Law. Wael B.A.Hallaq, History of Islamic legal Theoris; An Intorduction to Sunni Usul al-fiqh. Wael B.A.Hallaq, History of Islamic legal Theoris; An Intorduction to Sunni Usul al-fiqh. Koren J. Y.D. Nevo, Methodological Approaches to Islamic Studies Richard C. Martin, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agana JND Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern Coulson, History of

27 pendekatan-pendekatan yang dipakai oleh para orientalis dalam kajian hukum Islam sehingga mampu mensikapi perbedaan yang muncul 5. memahami pangan para orintalis tentang asal usul hokum Islam sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat serta dapat merunut data yang dipakai mereka 6. memahami pangan umum para orientalis tentang sumber hokum Islam, baik al Qur an maupun hadits Nabi sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat Dengan Hukum Barat Asal-Usul Hukum Islam Pangan umum tentang sumber hukum Islam; al Qur an hadits nabi karekteristik yang miliki oleh hokum Islam hokum Barat Menelusuri keragaman pangan para orientalis, mengkaji menganalisa data yang dipakai untuk memberi kesimpulan tentang asal usul hokum Islam Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang sumber hokum Islam, baik al Qur an maupun hadits Nabi oleh hokum Islan hukum Barat menurut para orientalis Menjelaskan asal usul hokum Islam dalam perspektif para orientalis data yang dipakai Menjelaskan menyebutkan pangan umum para orientalis tentang sumber hokum Islam, baik al Qur an maupun hadits Nabi Diskusi Islamic Law. Wael B.A.Hallaq, History of Islamic legal Theoris; An Intorduction to Sunni Usul al-fiqh. Information Search, Diskusi Information Search, Diskusi Yasin Dutton, Asal Mula Hukum Islam Noel J.A. Coulson, History of Islamic Law Noel J.A. Coulson, Conflict and Tention in Islamic Jurisprudence Coulson, History of Islamic Law. Wael B.A.Hallaq, History of Islamic legal Theoris; An Intorduction to Sunni Usul al-fiqh. Frithjof Schuon, Understanding Islam Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam M.M. Azami, Studies in Early Hadith David Power S, Studies in Qur an an Hadith Daniel W Brown, Rethinking Tradition in Modern Thought Frithjof Schuon, Understanding Islam Joseph Schacht,

28 7. memahami pangan para orientalis tentang institusi ijtihad taqlid dalam Islam sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat 8. memahami pangan para orientalis tentang sesuatu teori dalam hokum Islam implementasinya di lapangan, yang terkag dilihat tidak sinkron sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat 9. memahami pangan para orientalis tentang karakter hokum Islam yang bersifat kontinu adaptif terhadap perubahan sehingga mampu mengkritisi menganalisanya Ijtihad Taqlid Teori Praktik Dalam Hukum Islam Kontinuitas Perubahan Hukum Islam Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang institusi ijtihad taqlid yang berlaku dalam sejarah Islam Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang teori praktiknya di lapangan yang tidak memiliki sinergitas serta mengetahui argumentasi yang dipakai Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang karakteristik hukum Islam yang bersifat kontinuitas mampu mengalami perubahan serta mengetahui argumentasi yang dipakai Menjelaskan menyebutkan pangan umum para orientalis tentang institusi ijtihad taqlid yang berlaku dalam sejarah Islam Menjelaskan kesimpulan para orientalis tentang teori praktiknya di lapangan yang tidak memiliki sinergitas serta argumentasi yang dijadikan dasar Menjelaskan kesimpulan para orientalis tentang karakteristik hukum Islam yang bersifat kontinuitas mampu survival ketika mengharuskan terjadinya perubahan serta argumentasi yang dijadikan dasar Information Search, Diskusi Information Search, Diskusi Information Search, Diskusi Pengantar Hukum Islam Noel J.A. Coulson, Conflict and Tention in Islamic Jurisprudence Noel J.A. Coulson, History of Islamic Law Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam Akhmad Minhaji, Kontriversi Pembentukan Hukum Islam Kontribusi Joseph Schacht Noel J.A. Coulson, Conflict and Tention in Islamic Jurisprudence Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam Akhmad Minhaji, Kontriversi Pembentukan Hukum Islam Kontribusi Joseph Schacht Noel J.A. Coulson, Conflict and Tention in Islamic Jurisprudence JND Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam Akhmad Minhaji, Kontriversi Pembentukan

29 dengan tepat 10. memahami pangan para orientalis tentang memiliki propabilitas untuk terpengaruh dengan system hokum yang lainnya di luar Islam sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat 11. memahami pangan para orientalis tentang pembaharuan hokum Islam yang terjadi di kawasan Asia Tenggara sehingga mampu mengkritisi menganalisanya dengan tepat Pengaruh Sistem Hukum Lain Terhadap Hukum Islam Pembaharuan hukum islam dalam Perspektif Kawasan Hukum Islam di Asia Tenggara Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang kemungkinan hokum Islam menerima pengaruh dari system hokum lain serta mengetahui argumentasi yang dipakai Mengkaji menganalisa pangan umum para orientais tentang pembaharuan hokum Islam yang terjadi di kawasan Asia Tenggara, kecenderungannya ranah materinya serta mengetahui argumentasi yang dipakai Menjelaskan kesimpulan para orientalis tentang pengaruh hokum lain terhadap hokum Islam bentuk pengaruh yang dimaksud serta alasan yang menyebabkan sikap reseptif tersebut dalam era modern Menjelaskan kesimpulan para orientalis tentang pembaharuan yang terjadi di kawasan hukum Islam di Asia Tenggara, kecenderungan metode materinya serta alasan yang menyebabkan pembaharuan tersebut terjadi Information Search, Diskusi Information Search, Diskusi Hukum Islam Kontribusi Joseph Schacht JND Anderson, Hukum Islam di Dunia Modern Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam Akhmad Minhaji, Kontriversi Pembentukan Hukum Islam Kontribusi Joseph Schacht MB. Hooker, Islamic Law in South-East Asia Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara M. Atho Mudzhar, Hukum Keluarga di Dunia Modern Islam

30 SILABI DAN SISTEM PENILAIAN Mata Kuliah : Haji Zakat di Indonesia Semester : VI Standar Kompetensi : Memedomani menerapkan tata laksana haji zakat hukum perdata Islam (perkawinan kewarisan) yang berlaku di Indonesia (UU No. 1/1974 tentang Perkawinan, PP No. 5/1975 tentang Pelaksanaan Perkawinan Instruksi Presiden No. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia) dalam memecahkan masalah-masalah keperdataan yang terjadi. No Kompetensi Dasar Hasil Belajar Materi Pokok Uraian Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Waktu (Menit) Mahasiswa mampu Mengerjakan tugas terstruktur Menunjukkan sikap-sikap : Penilaian sikap Seluruh menerapkan (tugas Bicara moralitas akademik, sikap ), kegiatan berdasarka n fakta ilmiah dalam, Komitmen mempelajari Hukum Perdata stimulasi ulangan terhadap tugas Islam di Mengharga Indonesia i pendapat orang lain Sumber / Bahan / Alat

31 tidak truth claim Melaksana kan tugas dengan selalu mendasarka n pada peraturan perunga n yang berlaku Berusaha memperlua s menambah pengetahua n yang terkait dengan sumbersumber hukum, al Qur an, al hadits, fiqh al madzahib, hukum yang lain pendapat pakar hukum

32 Islam yang diwacanaka n Mengharga i karya ulamaulama madzahib tentang hukum keperdataa n Islam

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA II Fakultas : Syariah Jurusan : al Ahwal al Syakhshiyah SKS : 2 SKS Kode : 0721223 Prasyarat : PKPBA, Fiqh Munakahat A. DESKRIPSI

Lebih terperinci

Silabi Matakuliah. Alokasi Kompetensi Dasar dan Uraian. Waktu dan Hasil Belajar. Penilaian Materi Pokok

Silabi Matakuliah. Alokasi Kompetensi Dasar dan Uraian. Waktu dan Hasil Belajar. Penilaian Materi Pokok Silabi Matakuliah Kelompok Matakuliah : Jurusan Fakultas/Jurusan : Syari ah/al-akhwal Al- Syakhshiyyah Kode Matakuliah : 21301 Mata Kuliah : Fiqh Munakahah SKS : 3 Standart Kompetensi : Mahasiswa secara

Lebih terperinci

SILABI MATAKULIAH. Mampu memahami strategi perkuliahan dan problematika fatwa dan yurisprudensi di Indonesia

SILABI MATAKULIAH. Mampu memahami strategi perkuliahan dan problematika fatwa dan yurisprudensi di Indonesia SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Jurusan Matakuliah : Fatwa dan Yurisprudensi Kode Matakuliah : 21308 SKS : 2 Standar Kompetensi : Mahasiswa memahami perbedaan mendasar antara Fatwa dan Yurisprudensi

Lebih terperinci

SILABI MATAKULIAH. Strategi Belajar. Indikator

SILABI MATAKULIAH. Strategi Belajar. Indikator SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Jurusan Mata Kuliah : Fiqh al-mawarits Fakultas : Syari ah Jurusan : Al-Ahwal al-syakhshiyyah SKS : 3 SKS Kode : 21313 Standar Kompetensi : mengetahui sistem ke

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PRINSIP DASAR HUKUM ISLAM... 1.1 Kerangka Dasar Ajaran Islam... 1.4 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.18 Tes Formatif 1..... 1.19 Syariah dan Fikih... 1.22

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Fiqh Ibadah Fakultas : Syari'ah Jurusan : Ahwal Syakhshiyyah SKS : 2 SKS Kode : 21210 Prasyarat :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Fiqh Ibadah Fakultas : Syari'ah Jurusan : Ahwal Syakhshiyyah SKS : 2 SKS Kode : 21210 Prasyarat : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Fiqh Ibadah Fakultas : Syari'ah Jurusan : Ahwal Syakhshiyyah SKS : 2 SKS Kode : 21210 Prasyarat : A. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata Kuliah Fiqh ibadah adalah suatu mata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN WALI BAGI MEMPELAI PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN DI KUA GAJAH MUNGKUR A. Analisis terhadap Dasar Penetapan Wali Nikah bagi Mempelai Perempuan yang Lahir Kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan cara yang paling tepat untuk menyalurkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan cara yang paling tepat untuk menyalurkan kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengajak dan menganjurkan umatnya untuk menikah karena itu merupakan cara yang paling tepat untuk menyalurkan kebutuhan biologis seseorang. Selain itu,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MUNAKAHAT JINAYAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MUNAKAHAT JINAYAH A. PENGANTAR IDENTITAS SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MUNAKAHAT JINAYAH 1. Data Pribadi a. Nama Dosen : Muttaqin Choiri, M.HI. b. Alamat Kantor : Fakultas Tarbiyah & Keguruan ex Gedung Eltis Lt. II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan

Lebih terperinci

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung)

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) Hibah sebagai Fungsi Sosial Hibah yang berarti pemberian atau hadiah memiliki fungsi sosial dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang dikemukakan dalam bab penutup ini, bukan merupakan ikhtisar dari keseluruhan tulisan, tetapi merupakan penegasan

Lebih terperinci

SILABI MATAKULIAH. Alokasi Waktu (Menit) Sumber/bahan/ Alat

SILABI MATAKULIAH. Alokasi Waktu (Menit) Sumber/bahan/ Alat SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Konsentrasi Matakuliah : Manajemen Keluarga Sakinah Kode Matakuliah : 21422 SKS/JS SKS/JS : 2/2 Standar Kompetensi : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL Penulis telah memaparkan pada bab sebelumnya tentang pusaka (waris), baik mengenai rukun, syarat, penghalang dalam

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI

RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI 2012 NO MASALAH JAWABAN 1. Putusan Pengadilan Agama tidak menerima gugatan Penggugat karena bukan termasuk

Lebih terperinci

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 1 S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini mempelajari hukum waris

Lebih terperinci

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan: PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari: EJ, di Cirebon (nama dan alamat diketahui redaksi) (Disidangkan pada Jum at, 13 Zulqa'dah 1428 H / 23 November 2007 M) Pertanyaan: Sehubungan kami sangat awam masalah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta, Indonesia, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta, Indonesia, Kencana, Jakarta, 2010. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Utama Al-Qur an Al-Hadist B. Buku Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta, 1968. Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia, Kencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum kewarisan sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia. Bahwa setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya,

Lebih terperinci

BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA

BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA A. Deskripsi Singkat Bab ini membahas tentang kewenangan peradilan agama. Pembahasan ini mempunyai arti penting karena sebelum diundangkannya UU Nomor 7 Tahun 1989 sering

Lebih terperinci

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada hamba- Nya melalui hasil pernikahan guna meneruskan kehidupan selanjutnya. Secara umum anak adalah seorang

Lebih terperinci

SKRIPSI STUDI ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ISLAM MENGENAI HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON

SKRIPSI STUDI ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ISLAM MENGENAI HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON SKRIPSI STUDI ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ISLAM MENGENAI HUKUM AKAD NIKAH MELALUI TELEPON Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Hukum Oleh: DELLA PUTRI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Ada laki-laki, ada pula

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Ada laki-laki, ada pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan. Ada laki-laki, ada pula perempuan. Salah satu hikmah terciptanya manusia menjadi dua jenis tersebut adalah berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK

ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK ANAK SAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH DAN KHI Oleh : Chaidir Nasution ABSTRAK Keluarga kecil (Small Family) adalah kumpulan individu yang terdiri dari orang tua (Bapak Ibu) dan anak-anak. Dalam Islam, hubungan

Lebih terperinci

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis implementasi Hukum Islam terhadap ahli waris non-muslim dalam putusan hakim di Pengadilan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Mereka saling tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan KUA Melaksanakan Pernikahan dengan Menggunakan Taukil Wali Nikah via Telepon Setelah mengetahui

Lebih terperinci

PERGESERAN PEMIKIRAN HUKUM KEWARISAN ISLAM MAHKAMAH AGUNG

PERGESERAN PEMIKIRAN HUKUM KEWARISAN ISLAM MAHKAMAH AGUNG PERGESERAN PEMIKIRAN HUKUM KEWARISAN ISLAM MAHKAMAH AGUNG Oleh : Drs. Samsul Bahri, M.Hum*) Salah satu indikasi terjadinya pergeseran pemikiran hukum kewarisan dari Mahkamah Agung adalah Putusasn Nomor

Lebih terperinci

PEMBARUAN HUKUM WARIS ISLAM DI INDONESIA

PEMBARUAN HUKUM WARIS ISLAM DI INDONESIA PEMBARUAN HUKUM WARIS ISLAM DI INDONESIA Muhammad Muhibbuddin Hakim Pengadilan Agama Karangasem Bali Email: mboyblit@yahoo.co.id ABSTRACT This article discusses one of the agenda reforming Islamic law

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MU AMALAH Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Mata Kuliah : Fiqh Mu amalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MU AMALAH Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Mata Kuliah : Fiqh Mu amalah SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MU AMALAH Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Mata Kuliah : Fiqh Mu amalah Bobot : 3 SKS Fakultas : Syari ah UIN Malang Jurusan : Al-Ahwal al-syakhsyiyyah/

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM A. Pengertian Harta Dalam Perkawinan Islam Menurut bahasa pengertian harta yaitu barang-barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan. 1

Lebih terperinci

FENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama )

FENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama ) FENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama ) Oleh : Mhd. Habiburrahman. SHI 1 A. Pendahuluan Kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam Kode Mata Kuliah : UM-10-020 SKS : 2 (2-0) Waktu Pertemuan 2 x 50 Pertemuan ke : I (Pertama) A. Tujuan 1. Instruksional Umum Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH 75 BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Pendapat Hakim Tentang Status Istri Setelah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak

BAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasannya dalam beberapa bab di atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Putusan Nomor: 408/Pdt.G/ 2006/PA.Smn maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

Lebih terperinci

Kepastian Hukum Itsbat Nikah Terhadap Status Perkawinan, Status Anak dan Status Harta Perkawinan Oleh: Prof. Dr. H. Suparman Usman, S.H.

Kepastian Hukum Itsbat Nikah Terhadap Status Perkawinan, Status Anak dan Status Harta Perkawinan Oleh: Prof. Dr. H. Suparman Usman, S.H. Kepastian Hukum Itsbat Nikah Terhadap Status Perkawinan, Status Anak dan Status Harta Perkawinan Oleh: Prof. Dr. H. Suparman Usman, S.H. I. Pendahuluan. Dalam pandangan Islam perkawinan (nikah) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama

Lebih terperinci

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik 2 Perkawinan merupakan salah satu perintah agama kepada yang mampu untuk segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik dalam bentuk penglihatan maupun dalam bentuk perzinaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini dikarenakan pada hakikatnya kehidupan setiap manusia diawali dengan perjanjian dengan-nya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak

Lebih terperinci

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab RASCAL321RASCAL321 BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM A. Pengertian Jual Beli Seperti yang kita ketahui jual beli terdiri dari dua kata yaitu jual dan beli. Jual berasal dari terjemahan

Lebih terperinci

Prosiding Peradilan Agama ISSN:

Prosiding Peradilan Agama ISSN: Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391 Pendapat Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi iyah Tentang Penarikan Analisis Pendapat Imam Syafi i terhadap Pasal 116 (Huruf E) KHI Tentang Kriteria Cacat Badan atau

Lebih terperinci

RPKPS HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM. OIeh: HARTINI YULKARNAIN HARAHAB FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

RPKPS HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM. OIeh: HARTINI YULKARNAIN HARAHAB FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA RPKPS HUKUM PERKAWINAN DAN KEWARISAN ISLAM OIeh: HARTINI YULKARNAIN HARAHAB FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai firman Allah dan al-hadits merupkan sumber dan ajaran jiwa yang bersifat universal. 1 Syari at Islam yang terkandung dalam al- Qur an telah mengajarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam Dan Alasan Munculnya Bagian Sepertiga Bagi Ayah Dalam KHI Pasal 177 Hukum waris Islam merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mîtsâqan ghalîdhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN A. Pembatalan Perkawinan 1. Pengertian pembatalan perkawinan Yaitu perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Dan Dasar Hukum Hakim. Berdasarkan keterangan pemohon dan termohon serta saksi-saksi dari

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Dan Dasar Hukum Hakim. Berdasarkan keterangan pemohon dan termohon serta saksi-saksi dari BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM HAKIM TENTANG STATUS QABL AL-DUKHU

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam Kode MK : KPIU 14101 Bobot / Semester : 2 sks Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat dengan mayoritas penduduk

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat dengan mayoritas penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Indonesia sebagai suatu negara yang berdaulat dengan mayoritas penduduk beragama Islam telah menganut adanya sistem hukum nasional. Dalam upaya menjamin adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian rujuk kembali pada saat iddah istrinya hampir habis, kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sebelum islam datang ke tanah arab, apabila masyarakat jahiliyah ingin melakukan talak dengan istri mereka, mereka melakukan dengan cara yang merugikan pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Harta Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi, dan al-mal diartikan sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Salah satu dampak menurunnya moral masyarakat, membawa dampak meluasnya pergaulan bebas yang mengakibatkan banyaknya

Lebih terperinci

PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA

PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk

Lebih terperinci

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam)

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam) WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam) Oleh : Drs. Arpani, S.H. (Hakim Pengadilan Agama Bontang) A. PENDAHULUAN Salah satu hikmah perkawinan adalah untuk menciptakan

Lebih terperinci

MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS

MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS Oleh: Achmad Cholil, S.Ag (Hakim Pengadilan Agama Maninjau) PENDAHULUAN Perkara Wali Adhol menempati peringkat ke-8 dalam urutan perkara yang diterima

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN. (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI

ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN. (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI ANALISIS MADZHAB HANAFI TENTANG HAK NAFKAH ISTRI DALAM IDDAH TALAK BA IN (Studi dalam Kitab Badai ash-shanai ) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU- VIII/2010 TENTANG KEDUDUKAN ANAK DI LUAR PERKAWINAN

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU- VIII/2010 TENTANG KEDUDUKAN ANAK DI LUAR PERKAWINAN BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU- VIII/2010 TENTANG KEDUDUKAN ANAK DI LUAR PERKAWINAN A. Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Kedudukan Anak Di Luar

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12

Ditulis oleh Administrator Kamis, 07 Oktober :57 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 28 Oktober :12 KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Lebih terperinci

RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009

RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009 RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM : 06210009 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk BAB I PENDAHULUAN Perkawinan memiliki arti penting bagi setiap orang, didalam kehidupan setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk membentuk sebuah keluarga itu maka setiap

Lebih terperinci

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan 58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan

Lebih terperinci

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974 Samuji Sekolah Tinggi Agama Islam Ma arif Magetan E-mail: hajaromo@yahoo.co.id Abstrak Perkawinan di bawah tangan

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI IJBAR, DASAR HUKUM DAN SYARAT IJBAR. Kata ijbar juga bisa mewajibkan untuk mengerjakan. 2 Sedangkan Ijbar

BAB III DEFINISI IJBAR, DASAR HUKUM DAN SYARAT IJBAR. Kata ijbar juga bisa mewajibkan untuk mengerjakan. 2 Sedangkan Ijbar 29 BAB III DEFINISI IJBAR, DASAR HUKUM DAN SYARAT IJBAR A. Pengertian Ijbar Ijbar berarti paksaan, 1 yaitu memaksakan sesuatu dan mewajibkan melakukan sesuatu. Kata ijbar juga bisa mewajibkan untuk mengerjakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah S.W.T yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, namun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk diciptakan saling berpasangan, begitu juga manusia. Jika pada makhluk lain untuk berpasangan tidak memerlukan tata cara dan peraturan tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena dalam suatu pernikahan mengandung nilai-nilai vertical ( hamba dengan Allah swt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan menimbulkan kewajiban nafkah atas suami untuk istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Ahmad Yasa UNINUS, Bandung Indonesia

Ahmad Yasa UNINUS, Bandung Indonesia DOI: 0.5642/JIIS.205...0-22 Islamic Law in Indonesia Ahmad Yasa UNINUS, Bandung Indonesia ahmadyasa@gmail.com Abstract: Islamic Law is a set of promoted regulations adjusting human relationship to the

Lebih terperinci

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 11 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG UNDANG UNDANG NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Hadirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki

Lebih terperinci

BAB III NUSYUZ DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM. A. Sejarah Penyusunan dan Pemberlakuan Kompilasi Hukum Islam

BAB III NUSYUZ DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM. A. Sejarah Penyusunan dan Pemberlakuan Kompilasi Hukum Islam BAB III NUSYUZ DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM A. Sejarah Penyusunan dan Pemberlakuan Kompilasi Hukum Islam Ada beberapa versi terkait awal munculnya gagasan penyusunan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Abdurrahman

Lebih terperinci

BAB II. PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL. Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah.

BAB II. PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL. Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah. BAB II PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL A. Perceraian 1. Pengertian perceraian Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah. T}ala>q berarti membuka ikatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). Karena wakaf adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan BAB I PENDAHULUAN Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Aturan

Lebih terperinci

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Perkawinan merupakan institusi kecil yang sangat penting dalam masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah

Lebih terperinci

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian. BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN PERCERAIAN ATAS NAFKAH ISTRI DAN ANAK DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA DAN PENYELESAIANYA JIKA PUTUSAN TERSEBUT TIDAK DILAKSANAKAN A. Pelaksanaan Putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status anak dalam hukum keluarga dapat dikategorisasikan menjadi dua macam yaitu: anak yang sah dan anak yang tidak sah. Pertama, Definisi mengenai anak sah diatur

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM Oleh : Abdul Hariss ABSTRAK Keturunan atau Seorang anak yang masih di bawah umur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Status Perwalian Anak Akibat Pembatalan Nikah dalam Putusan Pengadilan Agama Probolinggo No. 154/Pdt.G/2015 PA.Prob Menurut

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51

Oleh Administrator Kamis, 15 Januari :42 - Terakhir Diupdate Rabu, 22 Desember :51 KOMPETENSI ABSOLUT PERADILAN AGAMA Kewenangan PA dari masa ke masa: Sebelum Kemerdekaan: Staatsblaad 1882 No. 152 tidak disebutkan secara tegas kewenangan PA, hanya disebutkan bahwa wewenang PA itu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam ini mendapat perhatian besar karena pembagian warisan sering

BAB I PENDAHULUAN. Islam ini mendapat perhatian besar karena pembagian warisan sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan, mengetahui bagian-bagian yang diterima dari harta peninggalan itu untuk setiap yang berhak. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan,

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan, mengetahui bagian-bagian yang diterima dari harta peninggalan itu untuk setiap yang berhak. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum Islam merupakan hukum Allah. Dan sebagai hukum Allah, ia menuntut kepatuhan dari umat Islam untuk melaksanakannya sebagai kelanjutan dari keimanannya kepada Allah

Lebih terperinci

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ Manhaj yang digunakan tiap organisasi keagamaan pada dasarnya adalah sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang cenderung menggunkan metode

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI Anggyka Nurhidayana 1, Amnawati 2, Kasmawati 3. ABSTRAK Upaya perlindungan hukum dalam perkawinan sirri atau disebut perkawinan tidak dicatatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH A. Analisis terhadap Peran USG terhadap Iddah Tidak sedikit ulama yang mencoba mendefinisikan atau mencari alasan pemberlakuan

Lebih terperinci